mikroskop dengan alat foto leitz dan leiva papan tetes Melting point apparatus electrical thermal
|
|
- Hartono Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB XIX HKTODE PENELITIAN 1. Alat-alat yang digunakan gelas obyek tabung reaksi gelas ukur gelas piala mortir dan stamper batang pengaduk corong gelas mikroskop dengan alat foto leitz dan leiva papan tetes Melting point apparatus electrical thermal 2. Bahan-bahan yang digunakan Ampisilin trihidrat p.g. (Berno) Tablet Ampisilin trihidrat (Kimia Farma) Sirup kering Ampisilin trihidrat (Kimia Farma) Amoksisilin trihidrat p.g.(berno) Tablet Amoksisilin trihidrat (Kimia Farma) Sirup kering Amoksisilin trihidrat (Kimia Farma) 3. Pereaksi y a n g digunakan Hg(N03 >2 2,1 % 26
2 27 HgCl2 2,7 % Garam Reinechkat 5% dalam HC1 0,1 N HC1 0,1 N p.a. Asam oksalat 8% Asam tartrat 10% K 3 [Fe(CH)6 ] K 4 [Fe(CN)6 ] KMnO^ p.a. A sam asetat glasial p.a. Natrium kobalt nitrit p.a. H idroksilamin p.a. FeCl3 4,7% Fehling A Fehling B Aqua brom p.a. NaOH 1 N p.a Cu(CH3C00)2 Pb(GH3C00)2 4. Metode Penelitian 4.1. Identifikasi Ampisilin dan Amoksisilin Ampisilin trihidrat 1. Organoleptis Diamati bentuk, w a r n a dan bau ampisilin
3 26 2. Reaksi warna a. Disuspensikan 10 mg ampisilin dalam 1 ml air ditambah 2 ml campuran Fehling A dan Fehling B ditambah 6 ml air. Akan ter- bentuk warna fuchsin ungu. b. Larutan 5 mg ampisilin dalam 3 ml air ditambah 1,0 ml NaOH (80 g/1) dan dibiar- kan 5 menit, kemudian ditambah 1,3 ml asam hidroklorida (70 g/1) dan 10 totes FeCl3 (25 g/1) akan terbentuk warna merah ungu. c. Larutan 5 mg ampisilin dalam 1,0 ml air ditambah 1-2 tetes FeCl3 (25 g/ 1) akan terbentuk larutan'kuning. 3. Penentuan suhu lebur Ampisilin trihidrat dimasukkan ke dalam pipa kapiler kemudian dimasukkan ke dalam alat penentu suhu lebur. Dicatat suhu pada saat zat mulai melebur Amoksisilin trihidrat 1. Organoleptis Diamati bentuk, warna dan bau amoksisilin trihidrat. 2. Reaksi warna a. Disuspensikan 10 mg amoksisilin trihidrat dalam 1 ml air ditambah 2 ml campuran 2 ml
4 29 larutan Fehling A dan Fehling B dan 6 ml air akan terbentuk warna fuchsin ungu. b. Larutan 5 mg amoksisilin trihidrat dalam 3 ml air ditambah 1,0 ml NaOH (80 g/1) dan biarkan 5 menit kemudian ditambah 1,3 ml asam hidroklorida (70 g/ 1) dan 10 tfetes FeClg (25 g/1) akan terbentuk warna merah u n g u. c. Larutan 5 mg amoksisilin dalam air ditambah 1-2 tetes FeClg (25 g/1) akan terbentuk larutan jernih Pembentukan kristal dengan cara sublimasi Lebih kurang 50 mg sampel dimasukkan ke dalam alat sublimasi dengan diameter 1,5 cm dan tinggi 4 cm. Kemudian dipanaskan di atas nyala lampu spiritus dari jarak 5 cm sampai serbuk mulai berwarna coklat. Sublimat yang terjadi diamati dibawah m i k r o s k o p Pembentukan kristal dari larutan zat yang didnalisis dengan pereaksi tertentu Penyiapan larutan uji a. Larutan ampisilin trihidrat 0,66% dalam air Ditimbang 100 mg ampisilin trihidrat dilarutkan d a l a m 15 ml air. Larutan ini sebagian
5 30 diguanakan sebagai larutan uji dan sebagian untuk membuat larutan yang lebih encer. b. Larutan ampisilin trihidrat 0,33% dalam air dipipet 5 ml larutan ampisilin trihidrat 0,6 6 % ditambah air sampai 1 0 ml. c. Larutan ampisilin trihidrat 0,066% dalam air dipipet 1 ml larutan ampisilin trihidrat 0,6 6 % ditambah air sampai 1 0 ml. d. Larutan tablet Ampisilin trihidrat 0,66% Tablet digerus sampai halus ditimbang sejumlah tertentu yang setara atau yang mengandung 300 mg ampisilin trihidrat, dilarutkan dalam 45 ml air dan disaring. Filtratnya sebagian untuk uji dan sebagian digunakan sebagai larutan uji dan sebagian untuk membuat larutan yang lebih encer,. e. Larutan tablet Ampisilin trihidrat 0,33% Dipipet 5 ml larutan tablet Ampisilin trihidrat 0,6 6 % ditambah air sampai 1 0 ml. f. Larutan tablet Ampisilin trihidrat 0,066% Dipipet 1 ml larutan tablet Ampisilin trihidrat 0,6 6 % ditambah air sampai 1 0 ml. g. Larutan sirup kering Ampisilin trihidrat 0,66% Ditimbang sejumlah tertentu granul sirup
6 kering Ampisilin trihidrat yang mengandung 300 mg ampisilin trihidrat, digerus, dilarutkan dalam 45 ml air dan disaring. Filtratnya sebagian digunakan sebagai larutan uji dan sebagian digunakan untuk membuat larutan yang lebih encer. Larutan sirup kering Ampisilin trihidrat 0,33% Dipipet 5 ml larutan sirup kering Ampisilin trihidrat 0,6 6 % ditambah air sampai 1 0 ml. Larutan sirup kering ampisilin trihidrat % 0,066% Dipipet 1 ml larutan sirup kering Ampisilin trihidrat 0,6 6 % ditambah air sampai 1 0 ml. Larutan amoksisilin trihidrat 0,25% Ditimbang amoksisilin trihidrat 50 mg dilarutkan dalam 20 ml air. S e b a g i a n larutan digunakan sebagai larutan uji dan sebagian untuk membuat larutan yang lebih encer. Larutan amoksisilin trihidrat 0,125% Dipipe_t 5 ml larutan amoksisilin trihidrat 0,25% ditambah air 10 ml. larutan amoksisilin trihidrat 0,025% Dipipet 1 ml larutan amoksisilin trihidrat 0,25% ditambah air sampai 10 ml.
7 32 n. Larutan tablet Amoksisilin trihidrat 0.25% Digerus tablet amoksisilin trihidrat, ditimbang sejumlah tertentu yang mengandung 100 mg Amoksisilin trihidrat kemudian dilarutkan dalam 40 ml air dan disaring Filtratnya sebagian digunakan sebagai larutan uji dan sebagian untuk membuat larutan yang lebih encer. o. Larutan tablet Amoksisilin trihidrat 0,125% Dipipet 5 ml larutan tablet Amoksisilin trihidrat 0,25% ditambah air sampai 10 ml. p. Larutan tablet Amoksisilin trihidrat 0,025% Dipipet 1 ml larutan tablet Amoksisilin trihidrat 0,25% ditambah air sampai 10 ml. q. Larutan sirup kering Amoksisilin trihidrat 0,25% Ditimbang sejumlah tertentu granul sirup kering amoksisilin trihidrat yang mengandung mg amoksisilin trihidrat kemudian digerus, dilarutkan dalam 40 ml air dan disaring. Filtratnya sebagian digunakan sebagai larutan uji dan sebagian untuk membuat larutan yang lebih encer.
8 i 33 r. Larutan sirup kering Amoksisilin trihidrat 0,125% Dipipet 5 ml larutan sirup kering 0,25% ditambah air 10 ml. s.. Larutan sirup kering A moksisilin trihidrat 0,025% Dipipet 1 ml larutan sirup kering amoksisilin trihidrat 0,25% ditambah air sampai 10 ml Pembuatan kristal A. Dengan pereaksi aqua brom a. Dua tetes larutan uji yang mengandung 0,66% ampisilin 'trihidrat ditambah dua tetes aqua brom kemudian didiamkan selama 10 menit, kristal yang terbentuk diamati di bawah mikroskop. b. Dua tetes larutan uji yang mengandung 0,25% amoksisilin trihidrat ditambah dua tetes aqua brom kemudian didiamkan selama 10 menit, kristal yang terbentuk diamati di bawah mikroskop. B. Dengan pereaksi Hg(N0g)2 2,7% dalam air a. Dua tetes larutan uji yang mengandung ampisilin trihidrat 0,066% dalam air ditambah dua tetes pereaksi H g C N O g ^ 2,7%. Didiamkan pada suhu kamar selama 10 menit kemudian diamati kristal yang terbentuk di bawah mikroskop. b. Dua tetes larutan uji dalam air yang mengandung
9 34 amoksisilin trihidrat 0,025% ditambah dua tetes pereaksi Hg(N0g>2 2,7% dalam air. Didiamkan pada suhu kamar selama 10 menit kemudian diamati kristal yang terbentuk di bawah mikroskop. C. Dengan pereaksi HgCl2 2,7% a. Dua tetes larutan uji dalam air yang mengandung ampisilin trihidrat 0,33% ditambah dua tetes pereaksi H g C l 2 2,7%. Didiamkan pada suhu kamar selama 15 menit kemudian amati kristal yang terbentuk di bawah mikroskop. b. Dua tetes larutan uji dalam air yang mengandung amoksisilin trihidrat 0,125% ditambah 2 tetes pereaksi H g C l 2 2,7%. Didiamkan selama 15 menit kemudian amati kristal yang terbentuk di bawah mikroskop. D. Dengan pereaksi Garao Reinechkat 5% dalam HC1 0,1 N a. Tiga tetes larutan uji dalam air yang mengandung ampisilin trihidrat 0,66% ditambah 3 tetes pereaksi garam Reinechkat 5% dalam HC1 0,1 N. Dipanaskan di atas nyala lampu spiritus selama 1 menit kemudian amati kristal yang terbentuk di bawah mikroskop. b. Tiga tetes larutan uji dalam air yang mengandung amoksisilin trihidrat 0,25% ditambah 3 tetes pereaksi garam Reinechkat 5% dalam HC1 0,1 N. Dipanaskan di atas nyala lampu spiritus selama 1
10 35 menit kemudian amati kristal yang terbentuk di b awah mikroskop. E. Dengan pereaksi asam oksalat 8% dalam air a. Dua tetes larutan uji dalam air yang mengandung ampisilin trihidrat 0,66% ditambah 2 tetes pereaksi asam oksalat 8% dalam air. Didiamkan pada suhu kamar selama 10 menit, kemudian amati kristal yang terbentuk di bawah mikroskop. b. Dua tetes larutan uji dalam air yang mengandung amoksisilin trihidrat 0,25% ditambah 2 tetes pereaksi asam oksalat 8% dalam air. Didiamkan pada suhu kamar selama 10 menit kemudian amati kristal yang terbentuk di bawah mikroskop. F. Dengan pereaksi asam tartrat 10% dalam air a. Dua tetes larutan uji dalam air yang mengandung ampisilin trihidrat 0,66% ditambah 2 tetes pereaksi asam tartrat 10% dalam air. Didiamkan pada suhu kamar selama 10 menit kemudian amati kristal yang terbentuk di bawah mikroskop. b. Dua tetes larutan uji dalam air yang mengandung amoksisilin trihidrat 0,25% ditambah 2 tetes pereaksi asam tartrat 10% dalam air. Didiamkan pada suhu kamar selama 10 menit kemudian amati I kristal yang terbentuk di bawah mikroskop.
11 36 G. Dengan pereaksi K3 [Fe(CN)g] 11 % a. Tiga tetes larutan uji dalam air yang mengandung ampisilin trihidrat 0,6 6 % ditambah 1 tetes pereaksi K3 [Fe(CN)6 ]. Dipanaskan di atas nyala lampu spiritus selama 1 menit kemudian amati kristal yang terbentuk dibawah mikroskop. b. Tiga tetes larutan uji dalam air yang mengandung amoksisilin trihidrat 0,25% ditambah pereaksi K 3 [Fe(CN)g]. Dipanaskan di atas nyala lampu spiritus selama 1 menit kemudian amati kristal yang terbentuk di bawah mikroskop. H. Dengan pereaksi K 4 [Fe(CN)g] 11% a. Empat tetes larutan uji dalam air yang mengandung ampisilin trihidrat 0,6 6 % ditambah 1 tetes pereaksi K 4 [Fe(CN)g]. Dipanaskan di atas nyala lampu spiritus selama 1 menit kemudian diamati kristal yang terbentuk di bawah mikroskop. b. Empat tetes larutan uji dalam air yang mengandung amoksisilin trihidrat 0,25% ditambah 1 tetes pereaksi K 4 [Fe(CN)g]. Dipanaskan di atas nyala lampu spiritus selama 1 menit kemudian amati kristal yang terbentuk di bawah mikroskop. I. Dengan pereaksi KHnO^ a. Dua tetes larutan uji dalam air yang mengandung ampisilin trihidrat 0,6 6 % ditambah 2 tetes pereaksi K M n 0 4. Didiamkan pada suhu kamar selama
12 37 2 menit kemudian amati kristal yang terbentuk di bawah mikroskop. b. Dua tetes larutan uji dalam air yang mengandung amoksisilin trihidrat 0,25% ditambah 2 tetes pereaksi RMnO^. Didiamkan selama 2 menit kemudian amati kristal yang terbentuk di bawah mikroskop. J. Dengan pereaksi natrium kobalt nitrit 5% dalam air. a. Satu ml larutan jenuh zat yang di uji atau 1 mg bahan ditambah 1 ml natrium kobalt nitrit 5% dalam air ditambah 1 tetes asam asetat glasial. Dipanaskan selama 3 menit di atas nyala lampu s p iritus. K. Dengan pereaksi Cu(CH3C0G)2 a. Dua tetes larutan uji yang mengandung 0,66% ampisilin trihidrat ditambah dua tetes pereaksi C u (CH3C00>2,didiamkan selama 5 menit kemudian kristal yang terbentuk diamati di bawah mikroskop. b. Dua tetes larutan uji yang mengandung 0,25% amoksisilin trihidrat ditambah dua tetes pereaksi Cu (CH3C00>2> didiamkan selama 5 menit kemudian kristal yang terbentuk diamati di bawah m i k roskop.
13 38 L. Dengan pereaksi P b C C H g C O O ^ a. Dua tetes larutan uji yang mengandung' 0,66% ampisilin trihidrat ditambah dua tetes pereaksi P b C C H g C O O ^, didiamkan selama 5 menit kemudian kristal yang terbentuk diamati di bawah mikroskop. b. Dua tetes larutan uji yang mengandung 0,25% amoksisilin trihidrat ditambah dua tetes pereaksi PbCCHgCOO)^,didiamkan selama 5 menit kemudian kristal yang terbentuk diamati di bawah mikroskop Pembentukan kristal dengan penguapan pelarut a. Dua sampai tiga tetes larutan uji dalam air yang mengandung ampisilin trihidrat 0,66% di atas gelas obyek dibiarkan pada suhu kamar sampai pelarutnya menguap kemudian kristal yang terbentuk diamati di bawah mikroskop. b. Dua sampai tiga tetes larutan uji dalam air yang mengandung amoksisilin trihidrat 0,25% di atas gelas obyek dibiarkan pada suhu kamar sampai pelarutnya menguap kemudian kristal yang terbentuk diamati di bawah mikroskop.
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimental yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.
23 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental. 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran Fakultas
Lebih terperinciPEMBUATAN REAGEN KIMIA
PEMBUATAN REAGEN KIMIA 1. Larutan indikator Phenol Pthalein (PP) 0,05 % 0,05 % = 0,100 gram Ditimbang phenol pthalein sebanyak 100 mg dengan neraca kasar, kemudian dilarutkan dengan etanol 96 % 100 ml,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang
32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT 1. Kertas saring a. Kertas saring biasa b. Kertas saring halus c. Kertas saring Whatman lembar d. Kertas saring Whatman no. 40 e. Kertas saring Whatman no. 42 2. Timbangan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan lima kelompok perlakuan. Hasil penghitungan bilangan peroksida dari tiap-tiap kelompok perlakuan
Lebih terperinciBab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat
Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan lima kelompok perlakuan. Hasil penghitungan bilangan peroksida dari tiap-tiap kelompok perlakuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar
Lebih terperinciIndonesia) (Pharmachim)
BAB III METODE PENELITIAN 1. Bahan Amoksisilin trihidrat (P.T. Sandoz Indonesia) Biochemie Farma Ampisilin trihidrat (P.T. Medifarma I n c.) Laboratories Kloksasilin Natrium (P.T. Meiji Indonesian Pharmaceutical
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian
Lebih terperinciPENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A
PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama lima bulan dari bulan Mei hingga September 2011, bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Bengkel Teknologi Peningkatan
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni tahun 2012 Januari 2013 di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciDAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN
DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN Terkadang ketika di laboratorium, ada rasa ingin tahu bagaimana cara membuat pereaksi molisch, barfoed, seliwanoff dan sebagainya. Nah, disini saya mencoba menyajikan bagaimana
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimental. Sepuluh sampel mie basah diuji secara kualitatif untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH
PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan sampel yaitu, di sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK Disusun oleh : 1. Filania S. Kanja (2443013133) 2. Ni Made Uthari (2443013195) 3. Angelina Ajeng (2443013268) 4. Desi Setyowati (2443013288)
Lebih terperinci5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein
57 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein CH H H + 2 + 2 H 2 H C 8 H 4 3 C 6 H 6 2 C 2 H 12 5 (148.1) (11.1) (332.3) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Reaksi pada gugus
Lebih terperinci10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;
BAB HI CARA PENELITIAN A. Bahan Dan Alat Yang Digunakan 1. Bahan-bahan yang digunakan Metampiron (kualitas farmasi); Amilum manihot (kualitas fannasi); Amilum ganyong (dibuat dari umbi Canna edulis, Ker);
Lebih terperinci5009 Sintesis tembaga ftalosianin
P 59 Sintesis tembaga ftalosianin (H H ) 6 Mo 7 2 2. H2 + 8 + CuCl H 2-8 H 3-8 C 2 - H 2 - HCl Cu C 8 H 3 CH 2 CuCl H 2 Mo 7 6 2. H 2 C 32 H 16 8 Cu (18.1) (6.1) (99.) (1235.9) (576.1) Literatur Classic
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini melibatkan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan sampel, tahap
Lebih terperinciA. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Kerja Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.), Pengambilan Sampel Darah, Penetapan Profil Urea Darah (DAM) dan Penentuan Profil Asam Urat Darah (Follin-Wu)
Lebih terperinciBAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )
41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas
Lebih terperinciGambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).
Lampiran 1. Gambar Sampel dan Lokasi Pengambilan Sampel Gambar 1. Sampel Brokoli Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). 45 Lampiran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material, dan Laboratorium
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.
LAMPIRAN Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) 47 Lampiran. Oven Lampiran 4. Autoklaf 48 Lampiran 5. Tanur Lampiran
Lebih terperinciPreparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.
Preparasi Sampel Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Penarikan Sampel (Sampling) Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk penyelidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah: Variabel bebas Variabel terikat Waktu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya
Lebih terperinci3. Metodologi Penelitian
3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian. Sintesis CaCu(CH 3 COO) 4.xH 2 O. Karakterisasi. Penentuan Rumus kimia
Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu sintesis dan karakterisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O. Pada sintesis garam rangkap tersebut dilakukan variasi perbandingan
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di
30 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 - Januari 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum, penelitian yang dilakukan adalah pengujian laju korosi dari
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Secara umum, penelitian yang dilakukan adalah pengujian laju korosi dari senyawa tanin sebagai produk dari ekstraksi kulit kayu akasia (Acacia mangium)
Lebih terperinciPENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM
PENGUJIAN AMDK Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM PARAMETER UJI Warna Kekeruhan Kadar kotoran ph Zat terlarut Zat organik(angka KMnO40 Nitrat Nitrit Amonium Sulfat Klorida Flourida Sianida Klor bebas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi sampel
Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel 36 Lampiran 2. Gambar tumbuhan jerami padi ( a ) ( b ) Keterangan : a. Pohon padi b. Jerami padi 37 Lampiran 3. Gambar serbuk, α-selulosa, dan karboksimetil selulosa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU
PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Drs. Syamsu herman,mt Nip : 19601003 198803 1 003 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK Golongan / Kelompok : U / D Maria Yosevine K / 2443013033 Chia EstiPhany / 2443013139 SitiHafidatul M / 2443013182 Nori Diva Tanisa
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan lokasi penelitian di analisis di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Untuk keperluan Analisis digunakan Laboratorium
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 lat dan Bahan lat yang digunakan pada pembuatan karbon aktif pada penilitian ini adalah peralatan sederhana yang dibuat dari kaleng bekas dengan diameter 15,0 cm dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen
Lebih terperinciBeberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya
Chemistry is amazing Beberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya Alat Fungsi Tempat membuat larutan. Dalam membuat larutan erlenmeyer yang selalu digunakan. Erlenmeyer Untuk destilasi larutan. Pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2012 dengan tempat penelitian sebagai berikut : 1. Laboratorium Mutu Giling Balai Besar
Lebih terperinciKETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM
KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM Oleh : Dewi Agustin ACC 113 028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap uji pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung untuk pengambilan biomassa alga porphyridium
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Pembakuan HCl dan Perhitungan Kadar Kandungan Boraks
61 LAMPIRAN Lampiran 1. Pembakuan HCl dan Perhitungan Kadar Kandungan Boraks A. Pembakuan HCl dengan NaOH Molaritas HCl Pekat 37% yaitu: M = gram x 1000 Mr ml M = 37 gram 36,5 M = 10,1 M x 1000 100 Diperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,
22 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilakukan pada 7 Sekolah Menengah Pertama Kota Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu, dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cibarunai, Kelurahan Sarijadi, Bandung. Sampel yang diambil berupa tanaman
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Agustus 2015. Ekstraksi hemin dan konversinya menjadi protoporfirin dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif laboratorik dimana penelitian dilakukan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif laboratorik dimana penelitian dilakukan di Laboratorium untuk mendeteksi kandungan boraks pada bakso tusuk yang dijual
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak
LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak 40 Lampiran 2. Hasil uji kalium diklofenak dengan FT-IR 41 Lampiran 3. Hasil uji asam dikofenak dengan FT-IR 42 Lampiran 4. Hasil uji butil diklofenak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia FMIPA Unila. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciTujuan : untuk mengetahui atau melihat ph, warna, kekeruhan, Bj, bau dan buih
1.PEMERIKSAAN URIN RUTIN A.PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS URIN Tujuan : untuk mengetahui atau melihat ph, warna, kekeruhan, Bj, bau dan buih Alat/ bahan: Pipet tetes Tabung reaksi Refraktometer Kertas lakmus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemanas listrik, panci alumunium, saringan, peralatan gelas (labu Erlenmayer, botol vial, gelas ukur,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Keadaan Lokasi Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan adalah sampel bermerek dan tidak bermerek yang diambil dibeberapa tempat pasar
Lebih terperinciPembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami
Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami I. Tujuan Pada percobaan ini akan dipelajari beberapa hal mengenai koloid,protein dan senyawa karbon. II. Pendahuluan Bila garam dapur dilarutkan dalam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Januari 2010. Daun gamal diperoleh dari Kebun Percobaan Natar, Lampung Selatan
Lebih terperinciRevisi BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Penyaringan B. Tujuan Percobaan 1. Melatih kemampuan agar dapat menggunakan kertas saring untuk menyaring endapan hasil reaksi kimia. 2. Mengenal metode pemisahan secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel PBAG di lingkungan sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan daerah Cipaku.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Tahapan penelitian pengolahan kualitas air dimulai dengan studi pustaka/study literatur mencari data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian, dilanjutkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh :
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Disusun Oleh : Nama : Veryna Septiany NPM : E1G014054 Kelompok : 3 Hari, Jam : Kamis, 14.00 15.40 WIB Ko-Ass : Jhon Fernanta Sipayung Lestari Nike Situngkir Tanggal Praktikum
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan Maret 2015 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengolahan kualitas air dimulai dengan studi pustaka/study literature mencari data dan informasi yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciPenetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O Dody H. Dwi Tiara Tanjung Laode F. Nidya Denaya Tembaga dalam bahasa latin yaitu Cuprum, dalam bahasa Inggris yaitu Copper adalah unsur kimia yang mempunyai simbol
Lebih terperinciLAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat
47 LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat Biji Alpukat - Dicuci dibersihkan dari kotoran - Di potong menjadi
Lebih terperinciIII. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.
III. REAKSI KIMIA Tujuan 1. Mengamati bukti terjadinya suatu reaksi kimia. 2. Menuliskan persamaan reaksi kimia. 3. Mempelajari secara sistematis lima jenis reaksi utama. 4. Membuat logam tembaga dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah
30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)
Lebih terperinciPulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma
Standar Nasional Indonesia Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma ICS 85.040 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
13 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah tanaman dengan kode AGF yang diperoleh dari daerah Cihideng-Bandung. Penelitian berlangsung
Lebih terperinci