GANGGUAN OPERASI RSG-GAS PADA SIKLUS OPERASI 61-75
|
|
- Sucianty Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SEMIAR ASIOAL YOGYAKARTA, 16 OVEMER 211 GAGGUA OPERASI RSG-GAS PAA SIKLUS OPERASI Slamet Wiranto Supervisor RSG-GAS, PRSG-ATA Serpong ASTRAK GAGGUA OPERASI RSG-GAS PAA SIKLUS OPERASI elakangan ini sering terjadi gangguan operasi Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy (RSG-GAS) yang mengakibatkan pemadaman atau penurunan daya reaktor yang berpengaruh terhadap proses dan jadual operasi reaktor. Kondisi ini tentu sangat mengganggu program kerja RSG-GAS dan pengguna reaktor. Untuk mengurangi dan atau menghilangkan gangguan tersebut maka perlu dilakukan kajian dengan cara mengamati, mempelajari asal dan jenis gangguan, kemudian mengevaluasi untuk mendapatkan solusi yang terbaik. ari kajian ini diperoleh data bahwa gangguan penyebab pemadaman/penurunan daya reaktor sebanyak 57 kali oleh terjadinya trip listrik dari PL, sebanyak 39 kali oleh kegagalan komponen/sistem, dan 7 kali oleh kesalahan operator. Kerusakan pada komponen & sistem tetapi tidak mengganggu jalannya operasi reaktor berjumlah 163 kasus, hampir 99 % dari gangguan tersebut dapat diperbaiki kembali. Antisipasi untuk mengatasi gangguan ini dilakukan dengan mengkomplain PT PL agar memperbaiki pelayanannya, meningkatkan kinerja sistem perawatan dan perbaikan, serta memberikan pelatihan yang cukup kepada operator reaktor. ari pengamatan data gangguan secara rinci diperoleh kesimpulan bahwa sistem perawatan/perbaikan RSG-GAS telah berlangsung relatif baik. Kata kunci : reaktor, operasi, gangguan. ASTRACT ISTURACES OF RSG-GAS OPERATIO AT OPERATIG CYCLE Lately frequent disruption reactor operation of RSG-GAS, which resulted in power outages or reduction reactor power, that influence the process and reactor operation schedule. This condition is certainly very disturbing work programs and users of RSG-GAS reactor. To reduce or eliminate the disorder and it is necessary to study by observing, studying the initiate and type of disturbance, and then evaluate to find the best solution. From this study the data that the disorder causes of outages / decrease in reactor power as much as 57 times by the trip of electricity, as much as 39 times by the failure of the component / system, and 7 times by operator error. amage to the components & systems but do not disrupt the operation of the reactor amounted to 163 cases, nearly 99% of the disorder can be repaired again. Anticipation to overcome this interference complained done with PT PL to improve its services, improve system performance maintenance and repairs as well as provide adequate training for reactor operators. From data disturbances in detail, giving the conclusion that system maintenance and repair of RSG-GAS has been going relatively well. Key word : Reactor, operation, disturbance Slamet Wiranto 179 Sekolah Tinggi Teknologi uklir-ata
2 1. PEAULUA Setiap awal tahun jadual operasi RSG-GAS telah di keluarkan dan diumumkan ke seluruh dunia melalui media internet. Sudah menjadi kewajiban bagi operator RSG-GAS untuk menepati jadwal operasi yang telah diumumkan tersebut. amun pada kenyatannya berdasarkan pengalaman yang lalu sering terjadi gangguan operasi yang sangat mengganggu ketepatan jadual operasi yang sudah ditetapkan. Pada periode Mei 27 hingga Agustus 211 sering terjadi gangguan baik yang berasal dari dalam maupun dari luar fasilitas yang mengganggu berlangsungnya operasi reaktor yang dapat memaksa daya reaktor harus diturunkan dan atau bahkan reaktor harus dipadamkan. Lebih parah lagi jika gangguan terjadi pada bagian akhir siklus di mana reaktivitas lebih teras telah mengecil akan memberikan akibat operasi reaktor tertunda hingga lebih 24 jam, karena pada saat ini konsentrasi racun Xenon 1] yang timbul tidak mampu lagi dikompensasi oleh reaktivitas lebih teras reaktor yang tersisa. Kondisi ini tentu akan sangat mengganggu ketepatan jadual operasi reaktor yang telah ditetapkan, di samping akan sangat merepotkan RSG-GAS, khususnya bagi para pelaksana operasi reaktor. i tinjau dari segi asal gangguan, gangguan yang mungkin terjadi pada RSG-GAS dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu gangguan yang berasal dari luar fasilitas berupa pemadaman atau trip sesaat pasokan listrik PL dan gangguan yang berasal dari dalam fasilitas berupa gangguan pada komponen dan atau sistem pendukung reaktor. itinjau dari jenis gangguan dapat pula dibedakan menjadi dua bagian yaitu gangguan yang dapat mengganggu jalannya operasi reaktor seperti penurunan daya atau pemadaman reaktor, dan gangguan yang terjadi pada komponen dan atau sistem pendukung reaktor tetapi tidak mengganggu jalannya operasi reaktor. alam makalah ini akan disajikan deskripsi singkat tentang RSG-GAS beserta sistem pendukungnya dan dilengkapi dengan data ganguan yang telah terjadi di RSG-GAS berdasarkan asal dan jenis gangguan, kemudian dilakukan pembahasan SEMIAR ASIOAL YOGYAKARTA, 16 OVEMER 211 untuk mendapatkan solusi penanganannya agar di masa yang akan datang gangguan-gangguan tersebut dapat dikurangi atau bahkan dapat dihilangkan. 2. ESKRSI SIGKAT RSG-GAS 2] Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy (RSG- GAS) adalah reaktor yang digunakan untuk beberapa tujuan seperti untuk penelitian, produksi isotop dan pendidikan & pelatihan. Fasilitas RSG- GAS dibangun berdasarkan konsep reaktor kolam terbuka dengan menggunakan air sebagai pendingin dan moderator serta menggunakan eryllium sebagai reflektor. Fasilitas RSG-GAS didesain dengan daya termal nominal 3 MW dan fluks neutron maksimum di Central Irradiation Position (C) sebesar 5,38 x 1 14 n/cm 2.s, dengan prinsip paparan minimum terhadap masyarakat dan operator RSG-GAS selama operasi normal maupun kondisi kecelakaan. Komponen-komponen teras reaktor disusun pada kisi-kisi yang terdiri atas 1 x 1 posisi. Kisikisi dikelilingi oleh selubung teras untuk mengarahkan aliran pendingan agar melewati komponen-komponen teras. i luar selubung teras, blok reflektor berbentuk-l terbuat dari eryllium diletakkan berdampingan dengan teras reaktor. Kisikisi terdiri atas 1 lubang untuk menahan elemen bakar (U 3 Si 2 Al), elemen kendali (AgInCd), elemen reflektor eryllium, dan fasilitas iradiasi. (Lihat Gambar 1.) Susunan teras reaktor terdiri atas 4 elemen bakar standar, 8 elemen bakar kendali dan fasilitasi iradiasi yang terdiri atas 12 posisi. Keseluruhan posisi ini membentuk kisi 8 x 8. Ruang kosong yang masih tersisa pada kisi-kisi diisi dengan elemen reflektor beryllium dan fasilitas iradiasi. Elemen bakar kendali dirancang untuk dapat disisipi penyerap jenis-garpu (fork type). Perangkat penyerap terdiri atas dua bilah AgInCd yang diberi lapisan baja tahan karat (SS 321). Sistem kendali berfungsi untuk mengendalikan fluks neutron di reaktor dengan gerakan perangkat penyerap pada arah vertikal ke dalam dan ke luar elemen kendali untuk mengatur reaktivitas teras reaktor. Sekolah Tinggi Teknologi uklir-ata 18 Slamet Wiranto
3 SEMIAR ASIOAL YOGYAKARTA, 16 OVEMER 211 JKT3 S 6 R T JKT3 S 5 JKT2 K J G F E C A P R T F P C JKT4 S 4 ERYLLI UM LOCK REFLECTOR JKT3 S 3 JKT2 S 1 JKT3 S 2 = FUEL ELEMET = COTROL ELEMET = ERYLLIUM ELEMET C = CETRAL IRRAIATIO POSITIO = IRRAIATIO POSITIO R = EUTRO RAIOGRAPY S P T= EUTRO TRASMUTATIO TIO OPIG FACILITY PRTF = POWER RAMP TEST FACILITY = IRRAIATIO POSITIO = EAM TUE = FAST RAIT SYSTEM = ORMAL RAIT SYSTEM FIG. 2. COFIGURATIO OF RSG-GAS CORE Selain sistem utama reaktor seperti tersebut di atas, RSG-GAS dilengkapi dengan beberapa sistem bantu reaktor yang diperlukan agar operasi reaktor dapat berlangsung dengan aman sesuai target, dengan resiko sekecil mungkin baik terhadap pesonil, instalasi maupun lingkungan. (Lihat Gambar 2.). Sistem Pendingin arurat Kolam Reaktor ( Emergency Pool Cooling System : JA 1 / 2 / 3 ) Gambar 1. Teras RSG-GAS RSG-GAS memerlukan banyak sub-sistem bantu yang dapat dibedakan menurut moda operasinya yaitu sistem yang harus dioperasikan secara terus menerus, sistem yang bekerja secara otomatis, dan sistem yang hanya dioperasikan jika reaktor dioperasikan. Air Cooler, C 1 ( Closed Circuit Type ) PA 1 A 1 / 2 / 3 P 1 A 1 8 Kolam Reaktor ( Reactor Pool, JAA 1 ) 8 Expantio Expansion n Tank ( Typ.), 1 Core 8 Kolam Penyimpan ahan akar ekas ( Spent Fuel Storage, JAC 1 ) Tanki Tunda ( elay Chamber, 16 Tank ) 4 Pompa Primer ( JE 1 - AP 1 / 2 / 3 ) PA 2 A 1 / 2 / 3 Secondary Cooling Pumps ( PA 1 / 2 / 3 - AP 1 ) Isolation Valve 4 4 eat Exchanger ( JE 1 C 1 / 2 ) Pond Ring istributor Water Cooler ( QKJ 4 ) Reactor Pool Purification System, KE 1 8 Reactor uilding ( UJA ) Auxiliary uilding ( UKA ) Cooling Tower Installation Warm Water Layer System ( KE 2 ) Spent Fuel Storage Purification System, FAK 1 Mixed ed, T 1 eater Resin Filter, T 2 Mixed ed Resin Filter Mixed ed Resin Filter From rain, Venting and other Ventilation System Ventilation System, KLA 7 From rain, Venting and other Low Activity Transportation From Other System Ventilation System, KLA 7 15 Waste Water Processing P 2 PLR KPK 1 1 KPK 1 2 K 1 KTA 1 KPK 1 Waste Water Storage G Gambar 2. iagram segaris Fasilitas RSG-GAS Slamet Wiranto 181 Sekolah Tinggi Teknologi uklir-ata
4 SEMIAR ASIOAL YOGYAKARTA, 16 OVEMER 211 Sedang menurut fungsinya sistem bantu reaktor dibedakan menjadi; sistem proses, sistem ventilasi, sistem elektrik, sistem monitor radiasi dan sistem instrumentasi & kendali. Sistem Proses adalah sistem yang mendukung proses pembuangan panas reaktor yaitu sistem pendingin utama reaktor beserta sistem lain terkait, mulai dari sistem produksi dan distribusi air bebas mineral, sistem purifikasi air pendingin primer dan air kolam penyimpan bahan bakar bekas, sistem lapisan air hangat kolam, sistem perawatan secara kimia air pendingin sekunder, hingga sistem-sistem penampungan limbah cair baik limbah aktif maupun non aktif. Sistem Ventilasi selain digunakan untuk menjaga kenyamanan dan mencegah penuaan komponen sistem, sistem ventilasi digunakan pula untuk mencegah penyebaran kontaminasi udara yang mungkin timbul dalam pengoperasian reaktor nuklir. erdasarkan tingkat radiasi daerah yang dilayani sistem ventilasi dapat dibedakan dalam 3 kelompok yaitu daerah tingkat radiasi menengah (IRZ = Intermediate radiation Zone), daerah tingkat radiasi rendah (LRZ = Low Radiation Zone), dan daerah on radiasi. Pasokan daya listrik RSG-GAS berasal dari PT PL melalui 2 (dua) sirkuit tegangan tinggi 2 kv, 385 kva untuk memenuhi kebutuhan daya listrik gedung reaktor dan gedung perkantoran sebesar ±25 kva. Tegangan rendah disediakan oleh 3 (tiga) transformator penurun tegangan (T1, T2, dan T3) menjadi 38 V AC secara redundan. Secara prinsip, beban elektrik yang dimiliki tiap-tiap grup redundan dihubungkan ke masing-masing redundan panel distribusi utama. Satu dari tiga buah sistem catu daya redundan terdiri dari: a. aya normal 38 V AC; b. aya darurat 38 V AC; c. aya tak putus ±24 V C, 22 VC, 22 VAC dan 38 VAC. alam hal kegagalan catu daya normal, tiap-tiap panel distribusi darurat dipasok oleh 3 buah ieselgenerator yang independen (RV1, RV2, dan RV3). khusus melayani pasokan listrik untuk komponen dan sistem yang berhubungan dengan keselamatan reaktor. erikut ini dalam Tabel 1 diberikan daftar sistem bantu reaktor berikut kode (KKS) dan moda operasinya Tabel 1. aftar sistem bantu RSG-GAS dan Moda operasinya 3] o. ama sistem KKS Moda operasi Sistem Proses 1. Sistem pendingin primer JE 1 C 2 Sistem purifikasi air tangki reaktor KE 1 A 3 Sistem purifikasi dan pendingiin air kolam penyimpan FAK 1 A bahan bakar bekas 4 Sistem purifikasi dan lapisan air hangat kolam reaktor KE 2 A 5 Sistem penampung air kolam reaktor K 1 A 6 Sistem penampung limbah cair aktivitas rendah KPK 1 A 7 Sistem penampung limbah cair aktivitas menengah KPK 2 A 8 Sistem penampung limbah cair komponen primer KTA 1 A 9 Sistem penampung dan pemindah resin KK 1 A 1 Sistem penyedia dan distribusi udara bertekanan SCA 1/2 11 Sistem produksi air bebas mineral GCA 1 12 Sistem penapung dan distribusi air bebas mineral GC 2/1 13 Sistem floading beam tube KWA 1 A 14 Sistem pendingin fasilitas iradiasi Iodine Loop T S1 C 15 Sistem bola-bola pembersih E PA 1/2 C 16 Sistem drainase lantai daerah aktiv KTF 1 17 Sistem pendingin sekunder PA 1/2/3 C 18 Sistem pengisi air kolam menara pendingin PA 4 19 Sistem blow down dan drainase air menara pendingin PA 5 2 Sistem penjaga kualitas air pendingin sekunder PAQ 1/2/3 21 Sistem pengisi kolam raw water GA 1 22 Sistem drainase lantai daerah non aktiv GMA 1 23 Fasilitas hot Cell A 24 Fasilitas rabbit system J 1 C 25 Fasilitas daya ramp PRTF C Sekolah Tinggi Teknologi uklir-ata 182 Slamet Wiranto
5 SEMIAR ASIOAL YOGYAKARTA, 16 OVEMER 211 Sistem Ventilasi Sistem ventilasi daerah radiasi menengah, terdiri dari ; KLA 1 Sistem pemasok udara segar KLA 1 A 2 Sistem udara buang KLA 2 A 3 Sistem resirkulasi balai operasi KLA 31 A 4 Sistem resirkulasi balai percobaan KLA 32 A 5 Sistem resirkulasi ruang bantu KLA 33 A 6 Sistem resirkulasi ruang pendingin primer KLA 34 A 7 Sistem ventilasi pengatur tekanan rendah KLA 4 8 Sistem ventilasi kolam reaktor KLA 6 A, 9 Sistem ventilasi daerah radiasi tinggi KLA 7 A 1 Sistem air pendingin non safety related QKJ1/2/3 Sistem ventilasi daerah radiasi rendah KLE 1 Sistem pemasok udara segar KLE 1 A 2 Sistem udara buang KLE 2 A 3 Sistem resirkulasi ruang proteksi reaktor redundan 1 KLE 31 A 4 Sistem resirkulasi ruang proteksi reaktor redundan 2 KLE 32 A 5 Sistem resirkulasi ruang proteksi reaktor redundan 3 KLE 33 A 6 Sistem resirkulasi ruang kendali utama & komputer KLE 34 A 7 Sistem resirkulasi ruang pengukuran dan panel listrik KLE 35 A 8 Sistem ventilasi ruang tangga (stair case) KLE 5 A 9 Sistem air pendingin safety related QKJ1/2/3 Sistem ventilasi non radiasi 1 Sistem ventilasi ruang kendali darurat KL1/2/3 A 2 Sistem ventilasi gedung bantu KLC 1-4 A Sistem Elektrik 1 Sistem Trafo T1/2/3 A 2 Sistem catu daya dan penerangan busbar utama di gedung A//C A bantu 3 Sistem catu daya dan penerangan busbar utama di gedung /E/F A reaktor 4 Sistem catu daya dan penerangan busbar darurat A//C A 5 Sistem catu daya tak putus ± 24 VC WE/WF/WG A 6 Sistem catu daya tak putus 22 dan 38 VAC RA/VA/R A 7 Sistem catu daya tak putus 22 VC TP/TU/TJ A 8 Sistem diesel darurat RV1/2/3 Sistem monitor radiasi 1 Sistem monitor radiasi gamma UJA 1-9 A 2 Monitor radiasi udara (alfabeta aerosol & gas mulia) KLK 1-6 A 3 Monitor radiasi air proses A Sistem Instrumentasi & Kendali 1 Sistem batang kendali JA 1-9 C, 2 Sistem proteksi reaktor 3 Sistem proses, ventilasi, elektrik, monotor radiasi dll A 4 Sistem Acces kontrol A A = dioperasikan secara terus menerus, = beroperasi secara otomatis, C = hanya dioperasikan jika reaktor beroperasi. 3. TATAKERJA Kegiatan ini dimulai dari studi literatur tentang deskripsi RSG-GAS mulai komponen utama reaktor hingga sistem bantunya, kemudian melakukan inventarisasi komponen sistem bantu reaktor, dilanjutkan dengan pengumpulan data gangguan, meliputi gangguan yang menyebabkan reaktor scram/turun daya maupun gangguan pada komponen/sistem bantu reaktor meskipun tidak secara langsung mengganggu jalannya operasi reaktor. Setelah diperoleh data dilakukan analisis dan pembahasan agar dapat diperoleh kesimpulan apa penyebab ganguan tersebut dan usaha-usaha apa yang harus dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan gangguan tersebut pada operasi reaktor yang akan datang. Pada makalah ini data diperoleh dari pengamatan buku induk operasi, lembar pencatatan Slamet Wiranto 183 Sekolah Tinggi Teknologi uklir-ata
6 operasi reaktor dan lembar laporan gangguan, perbaikan dan izin kerja (PPIK), pada periode siklus operasi o. 61 hingga 75, mulai bulan Mei 27 hingga bulan Agustus ASIL A PEMAASA ari Gambar 3 dapat dibaca bahwa gangguan operasi reaktor yang menyebabkan pemadaman/penurunan daya reaktor selama siklus operasi o, 61 s/d 75 periode Mei 27 hingga Agustus 211 berjumlah 13 kali terdiri dari 72 kali reaktor scram/dipadamkan dan 31 kali penurunan daya. ari 13 kali gangguan 57 kali disebabkan oleh gangguan dari luar terutama akibat terganggunya pasokan listrik dari PT PL baik berupa pemadaman maupun terjadinya trip sesaat. 4] Gambar 3. Gang g uan Operas i R S G-GAS S iklus Operas i Kegagalan L is trik P L / s cram (33) Kegagalan L is trik P L / turun daya (24) Kes alahan Operator/ s cram (7) Kegagalan Komponen S is tem / turun daya (7) Kegagalan Komponen S is tem / s cram (32) Apabila pasokan listrik PT PL terputus dalam waktu yang lama operasi reaktor pasti terhenti karena sistem pendingin reaktor di pasok langsung dari busbar PL, dan tidak ada upaya lain kecuali mengamankan reaktor dengan mengoperasikan sistem pendingin darurat yang pasokan listriknya berasal dari Generator darurat yang berkapasitas kecil. ari data pada buku induk operasi 4], 46 kali reaktor terganggu karena adanya trip sesaat listrik PL. Secara langsung trip sesaat ini tidak mematikan reaktor, tetapi akan mematikan pompa pendingin terutama pompa pendingin sekunder yang menyebabkan pembuangan panas berkurang kemudian reaktor akan padam otomatis (scram) oleh sistem proteksi reaktor (RPS), karena temperatur pada air pendingin primer melampaui batas yang diizinkan. Kejadian ini sebenarnya dapat dikurangi apabila pompa pendingin sekunder tidak mudah mati oleh adanya trip sesaat listik PL, atau jika terpaksa pompa mati, pompa bersangkutan atau pompa cadangan harus dengan cepat bisa segera dioperasikan. Untuk mencapai kondisi ini dapat dilakukan tindakan sebagai berikut : 1. Menaikkan kualitas motor pompa dari klas industri ke kelas yang lebih tinggi, sehingga delay time untuk mengantisipasi kedipan listrik SEMIAR ASIOAL YOGYAKARTA, 16 OVEMER 211 bisa di seting lebih lama (seperti pada pompa pendingin primer) 2. Merubah desain pemipaan sistem pendingin sekunder sehingga bila terjadi satu pompa mati, pompa yang terganggu/pompa cadangan dapat segera dioperasikan dengan cepat, tanpa mematikan pompa yang masih beroperasi 5] 3. Mengatur pola pengoperasian pompa, yaitu digunakan pompa 1 dan 2 untuk operasi reaktor pada bagian akhir siklus sehingga jika terjadi satu pompa mati, dapat dengan cepat pompa cadangan dapat dioperasikan. Gangguan kegagalan komponen yang menyebabkan pemadaman/ penurunan daya reaktor terjadi sebanyak 39 kali terdiri dari 32 kali menyebabkan reaktor scram dan 7 kali penurunan daya. Pada kasus ini sebagian besar gangguan penyebab reaktor scram berasal dari terganggunya unit penggerak batang kedali (U = rive Unit), dan terjadinya osilasi pada kanal pengukur daya baik pada kanal daya rendah, menengah maupun daya tinggi. Scram yang berasal dari terganggunya U dicurigai karena terjadinya bad contact yang menyebabkan magnit pemegang batang penyerap kehilangan pasokan listrik sehingga batang penyerap jatuh ke dasar teras reaktor secara gravitasi. Kejadian ini diantisipasi dengan melakukan perawatan U secara lebih baik yaitu memperpendek interval perawatan dengan melakukan pembersihan konektor-konektor, mikroswith, potensio meter, remanen magnit hingga ke unit penggulung kabel. Sedang scram yang disebabkan oleh terjadinya osilasi pada kanal ukur daya terjadi karena terganggunya konektor detektor yang ditempatkan pada tabung pengarah yang berada di seputar teras reaktor. al ini terjadi karena tabung pengarah detektor berada pada media air kolam reaktor sehingga memberikan kelembaban yang tinggi pada konektor detektor tersebut. Untuk mengatasi hal ini telah dipasang sistem peniup udara kering ke arah detektor yang dioperasikan secara kontinyu. Gangguan yang menyebabkan penurunan daya reaktor pada kasus ini sebagian besar disebabkan oleh terjadinya penumpukan kotoran pada filterfilter sisi hisap pompa pendingin sekunder. al ini terjadi karena pada sisi hisap pompa telah dipasang sistem pengaman kavitasi pompa yang akan bekerja mematikan pompa jika tekanan pada sisi hisap pompa turun melampaui batas seting. Untuk mengatasi hal ini pemebersihan air kolam menara pendingin harus dilakukan lebih sering, juga perawatan kualitas air sekunder harus dilakukan secara lebih baik agar produk kerak/ pengotor yang mungkin terbentuk bisa di dibuat serendah mungkin. Sekolah Tinggi Teknologi uklir-ata 184 Slamet Wiranto
7 SEMIAR ASIOAL YOGYAKARTA, 16 OVEMER 211 Gangguan yang disebabkan oleh kesalahan operator terjadi sebanyak 7 kali, sebagian besar terjadi saat penarikan/pemasukan target iradiasi dari/ke teras reaktor yang terlalu cepat yang dilakukan secara manual. al ini terjadi karena sistem proteksi reaktor dilengkapi dengan sistem egative/positive floating Limit Value yang secara otomatis akan mematikan reaktor bila terjadi perubahan daya reaktor yang terlalu cepat. Kejadian ini biasanya terjadi pada saat akhir siklus di mana reaktivitas lebih teras yang tersisa sudah kecil dan memberikan respon lambat bila terjadi perubahan reaktivitas pada teras reaktor. Untuk mengatasi hal ini perlu diberikan tambahan pembelajaran khususnya pada para operator muda untuk lebih menguasai fisika reaktor khususnya yang berhubungan dengan teras reaktor, di samping harus selalu menambah pengalaman untuk terjun langsung ke lapangan dalam hal penanganan target iradiasi dan atau elemen teras reaktor. Gangguan pada komponen tetapi secara langsung tidak mengganggu operasi reaktor seperti terlihat pada Tabel 2 6]. Tabel 2 : ata gangguan komponen reaktor yang tidak menyebabkan reaktor scram, siklus operasi o Sistem yang terganggu Jumlah Keterangan 1 Sistem Proses dapat dinormalkan, sistem SCA2 refungsialisasi 2 Sistem Ventilasi dapat dinormalkan 3 Sistem elektrik 121 apat dinormalkan 4 Sistem instrumentasi & kendali dapat dinormalkan 5 Sistem proteksi radiasi dapat dinormalkan Jumlah gangguan % dapat dinormalkan Proses (318) E lektrik (121) Monitor R adias i (154) Ventilas i (32) I&K (15) Gambar 5. Gang g uan komponen R S G-GAS yang tidak menyebabkan reaktor scram S iklus Operasi menunjukkan bahwa 99% gangguan-gangguan tersebut dapat diperbaiki kembali, selain sistem SCA2 yang harus dilakukan penggantian sistem secara keseluruhan. Pada Gambar 5 dan Gambar 6 disajikan secara rinci dari siklus operasi 61 hingga siklus operasi 75, gangguan yang menyebabkan penurunan/pemadaman daya reaktor dan gangguan komponen reaktor yang tidak mengganggu jalannya operasi reaktor, untuk mengetahui kinerja sistem perawatan dan perbaikan RSG-GAS. Gangguan komponen terbesar terjadi pada komponen sistem ventilasi dan sistem proses yaitu 32 dan 318 kasus per 15 siklus operasi atau ± 6 kasus per bulan. al ini disebabkan pada kedua sistem tersebut mempunyai jumlah komponen yang banyak. Untuk sistem ventilasi gangguan terbesar terjadi pada sistem pendingin air (water chiller), karena pada sistem ini selain jumlah komponen relatif banyak juga sistem ini bekerja pada media air, sehingga rawan korosi dan mudah mengganggu kinerja komponen. Gangguan terbesar pada sistem proses terjadi pada katup-katup, di samping terjadi pada sistem pemasok udara tekan (SCA 2) sebelum dilakukan refungsialisasi. ari 121 kasus gangguan sistem elektrik sebagian besar terjadi pada lampu penerangan, sedang untuk sistem monitor radiasi sebagian besar gangguan terjadi pada membran pompa udara. Untuk sistem instrumentasi dan kendali sebagian besar gangguan terjadi pada unit penggerak batang kendali dan pada kanal ukur daya reaktor. ata yang diperoleh dari lembar evaluasi permintaan perbaikan dan izin kerja (PPIK) ari Gambar 4 di atas terlihat bahwa gangguan operasi terbesar terjadi pada siklus operasi 69, 7 dan 71 berupa gangguan listrik dari PL, di mana pada saat itu sedang terjadi kerusakan pada salah satu pembangkit listrik di PLTU Suralaya dan dilakukan sistem giliran untuk daerah Jabotabek sehingga mengganggu kestabilan pasokan listrik PT PL. Untuk gangguan yang berasal dari kegagalan komponen terlihat jelas bahwa mulai siklus operasi 68 terjadi penurunan gangguan yang cukup tajam, Slamet Wiranto 185 Sekolah Tinggi Teknologi uklir-ata
8 hal ini menunjukkan bahwa perbaikan dan perawatan komponen berlangsung cukup baik. SEMIAR ASIOAL YOGYAKARTA, 16 OVEMER AOIM, Operating Manual of MPR-3 Part IV Jakarta Th AOIM, uku Induk Operasi RSG-GAS o , Serpong Th SLAMET WIRATO. Pengaruh kegagalan satu pompa pendingin sekunder terhadap operasi reaktor RSG-GAS Prosiding seminar nasional teknologi dan aplikasi reaktor nuklir di PRSG-ATA, Serpong, Th AOIM, uku Induk Permintaan Perbaikan dan Izin Kerja RSG-GAS Serpong, Th Pada Gambar 6 untuk sistem ventilasi dan sistem elektrik jumlah gangguan dari siklus ke siklus relatif stabil, sedang untuk sistem proses dan sistem Instrumentasi & kendali ada sedikit penurunan, namun untuk sistem monitor radiasi memberikan indikasi kenaikan. ata tersebut di atas memberikan indikator bahwa sistem perbaikan dan perawatan di RSG-GAS berlangsung dengan baik, gejala kenaikan jumlah gangguan pada sistem monitor radiasi masih termasuk katagori wajar karena RSG- GAS telah beroperasi hampir 24 tahun sehingga beberapa komponen telah mengalami proses penuaan. 5. KESIMPULA A SARA 1. Gangguan yang menyebabkan pemadaman/penurunan daya reaktor berjumlah 13 kali terdiri dari 57 kali oleh terjadinya trip listrik dari PL, 39 kali oleh kegagalan komponen/sistem, dan 7 kali oleh kesalahan operator. 2. Kerusakan pada komponen & sistem tetapi tidak mengganggu jalannya operasi reaktor berjumlah 163 kasus, hampir 99 % dari gangguan tersebut dapat diperbaiki kembali. 3. Antisipasi untuk mengatasi gangguan ini dilakukan dengan mengkomplain PT PL agar memperbaiki pelayanannya, meningkatkan kinerja sistem perawatan dan perbaikan serta memberikan pelatihan yang cukup kepada operator reaktor. 4. ari pengamatan data gangguan secara rinci memberikan kesimpulan bahwa sistem perawatan/perbaikan RSG-GAS telah berlangsung dengan baik. 6. AFTAR PUSTAKA 1. IMA KUTORO, iktat iklat Penyegaran Operator dan Supervisor Reaktor MPR-3. Jakarta Th AOIM, Laporan Analisa Keselamatan RSG-GAS, revisi 1. Jakarta Th. 21. Sekolah Tinggi Teknologi uklir-ata 186 Slamet Wiranto
GANGGUAN OPERASI RSG-GAS PADA SIKLUS OPERASI 61-75
GANGGUAN OPERASI RSG-GAS PADA SIKLUS OPERASI 61-75 Slamet Wiranto Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Kawasan Puspiptek Serpong Gedung No. 30, Kota Tangerang Selatan Banten E-mail: prsg@batan.go.id ABSTRAK
Lebih terperinciEVALUASI GANGGUAN SCRAM PADA PENGOPERASIAN REAKTOR SERBA GUNA GA SIWABESSY KURUN WAKTU Sriawan
EVALUASI GANGGUAN SCRAM PADA PENGOPERASIAN REAKTOR SERBA GUNA GA SIWABESSY KURUN WAKTU 2009-2014 Sriawan ABSTRAK EVALUASI GANGGUAN SCRAM PADA PENGOPERASIAN REAKTOR SERBA GUNA GA SIWABESSY KURUN WAKTU 2009
Lebih terperinciPENGARUH KEDIP LISTRIK PADA OPERASI RSG-GAS TERAS 66
SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 PENGARUH KEDIP LISTRIK PADA OPERASI RSG-GAS TERAS 66 KISWANTO, TEGUH SULISTYO Sub Bidang Elektrik Bidang Sistem Reaktor Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Kawasan
Lebih terperinciKAJIAN OPERASI RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN DUA TRANSFORMATOR
286 ISSN 0216-3128 Yan Bony Marsahala KAJIAN OPERASI RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN DUA TRANSFORMATOR Yan Bony Marsahala Pusat Reaktor Serba Guna, BATAN ABSTRAK KAJIAN OPERASI RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN DUA
Lebih terperinciPARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL
LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL
Lebih terperinciLAMPIRAN FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN UNTUK MENETAPKAN KONDISI-KONDISI BATAS UNTUK OPERASI YANG AMAN
LAMPIRAN FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN UNTUK MENETAPKAN KONDISI-KONDISI BATAS UNTUK OPERASI YANG AMAN A.1. Daftar parameter operasi dan peralatan berikut hendaknya dipertimbangkan dalam menetapkan
Lebih terperinciEVALUASI PENGOPERASIAN POMPA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER UNTUK MENUNJANG OPERASI REAKTOR RSG-GAS
EVALUASI PENGOPERASIAN POMPA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER UNTUK MENUNJANG OPERASI REAKTOR RSG-GAS ABSTRAK 40 Pardi 1, Banyu Rizki Fauzan 2 1,2 PRSG-BATAN Kawasan Puspiptek Gd. 30 Serpong, 15310 E-mail: adem@batan.go.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya teknologi dan peradabaan manusia, kebutuhan terhadap energi mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan
Lebih terperinciPENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam. Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo
PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo ABSTRAK PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR
Lebih terperinciEVALUASI OPERASI REAKTOR RSG-GAS SIKLUS OPERASI 90
EVALUASI OPERASI REAKTOR RSG-GAS SIKLUS OPERASI 90 Purwadi 1, Sutrisno 2 PRSG-BATAN Kawasan Puspiptek Gd. 30 Serpong, 15310 E-mail: purwadi14@batan.go.id Diterima Editor : 10 Maret 2017 Diperbaiki : 6
Lebih terperinciKAJIAN KEGAGALAN PENGUKURAN KETINGGIAN AIR SISTEM PENAMPUNGAN LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH (KPK01 CL001) DI RSG-GAS
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 9 No. 2, Oktober 2012: 17-26 KAJIAN KEGAGALAN PENGUKURAN KETINGGIAN AIR SISTEM PENAMPUNGAN LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH (KPK01 CL001) DI RSG-GAS ABSTRAK Sukino
Lebih terperinciMITIGASI DAMPAK KEBAKARAN
LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN III.1.
Lebih terperinciCONTOH BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA CONTOH BATASAN DAN
Lebih terperinciEV ALUASI KONSUMSI DAY A LISTRIK RSG-GAS PADA SIKLUS OPERAS I TERAS KE 58. Teguh Sulistyo Pusat Reaktor Serba Guna Kawasan Puspiptek Serpong 5310
Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir EV ALUASI KONSUMSI DAY A LISTRIK RSG-GAS PADA SIKLUS OPERAS I TERAS KE 58 Teguh Sulistyo Pusat Reaktor Serba Guna Kawasan Puspiptek Serpong
Lebih terperinciPENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran
Lebih terperinciPENGARUH GARPU PENYERAP UJI TERHADAP REAKTIVITAS TERAS DAN KALIBRASI DAYA RSG-GAS
PENGARUH GARPU PENYERAP UJI TERHADAP REAKTIVITAS TERAS DAN KALIBRASI DAYA RSG-GAS Pusat Reaktor Serba Guna BATAN, PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan, 15310 E-mail: prsg@batan.go.id ABSTRAK PENGARUH GARPU
Lebih terperinciCONTOH KEJADIAN AWAL TERPOSTULASI. Kejadian Awal Terpostulasi. No. Kelompok Kejadian Kejadian Awal
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR NONDAYA CONTOH KEJADIAN AWAL TERPOSTULASI Kejadian Awal Terpostulasi No. Kelompok
Lebih terperinciLAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR PARAMETER
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR NONDAYA
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR NONDAYA - 2 - CONTOH KEJADIAN AWAL TERPOSTULASI Kejadian Awal Terpostulasi No. Kelompok
Lebih terperinciEVALUASI OPERASI REAKTOR G.A SIWABESSYSIKLUS OPERASI 78
EVALUASI OPERASI REAKTOR G.A SIWABESSYSIKLUS OPERASI 78 Bidang Operasi Reaktor PRSG-BATAN slamet.wiranto@gmail.com ABSTRAK EVALUASI OPERASI REAKTOR GA. SIWABESSY SIKLUS OPERASI 78. Telah dilaksanakan operasi
Lebih terperinciREFUNGSIONALISASI SISTEM PEMANTAU RADIASI BETA AEROSOL DAN ALPHA-BETA AEROSOL RSG-GA
SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 REFUNGSIONALISASI SISTEM PEMANTAU RADIASI BETA AEROSOL DAN ALPHA-BETA AEROSOL RSG-GA NUGRAHA LUHUR, UNGGUL HARTOYO, YULIUS SUMARNO, SUKINO Pusat Reaktor Serba
Lebih terperinciCONTOH BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR (INNR)
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR CONTOH
Lebih terperinciID0200243 ANALISIS KEANDALAN KOMPONEN DAN SISTEM RSG GAS DENGAN MENGGUNAKAN DATA BASE
VrusiUinx Presentasi Ilmiah Tehmlogi Keselamatan Nukllr-V ISSN No. : 1410-0533 Serpong 2H Juni 2000 ' ID0200243 ANALISIS KEANDALAN KOMPONEN DAN SISTEM RSG GAS DENGAN MENGGUNAKAN DATA BASE Oleh : Demon
Lebih terperinciANALISIS LEPASAN RADIOAKTIF DI RSG GAS
YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 9 ISSN 98-6 ANALISIS LEPASAN RADIOAKTIF DI RSG GAS SUBIHARTO, NAEK NABABAN, UNGGUL HARTOYO PRSG-BATAN Kawasan Puspiptek Gedung 5 Tangerang Abstrak ANALISIS LEPASAN RADIOAKTIF DI
Lebih terperinciMODIFIKASI SUPLAI DAYA LISTRIK KATUP GBA01 AA001 SISTEM DISTRIBUSI AIR BAKU RSG-GAS
MODIFIKASI SUPLAI DAYA LISTRIK KATUP GBA01 AA001 SISTEM DISTRIBUSI AIR BAKU RSG-GAS Kiswanto, M. Taufiq, Yayan Andriyanto, Nugraha Luhur Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang
Lebih terperinciEVALUASI KEJADIAN ABNORMAL/GANGGUAN OPERASI REAKTOR RSG-GAS KURUN WAKTU TAHUN Diterima Editor : Diperbaiki :
Evaluasi Kejadian Abnormal (Pardi, dkk) EVALUASI KEJADIAN ABNORMAL/GANGGUAN OPERASI REAKTOR RSG-GAS KURUN WAKTU TAHUN 2015-2017 PARDI 1, PURWADI 2 1,2 PRSG-BATAN Kawasan Puspiptek Gd. 30 Serpong, 15310
Lebih terperinciPEMELIHARAAN SISTEM PENDINGIN PRIMER JE 01 DI REAKTOR GA. SIWABESSY
PEMELIHARAAN SISTEM PENDINGIN PRIMER JE 01 DI REAKTOR GA. SIWABESSY SANTOSA PUJIARTA, BAMBANG CONY IRAWAN Pusat Reaktor Serba Guna Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 15310, Banten Telp. 021.7560908, Faks.
Lebih terperinciSISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN
LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA SISTEM PEMANTAU AKTIVITAS GAMMA PENDINGIN PRIMER RSG-GAS
EVALUASI KINERJA SISTEM PEMANTAU AKTIVITAS GAMMA PENDINGIN PRIMER RSG-GAS Tri Anggono, Nugraha Luhur, Unggul H., Y. Sumarno Pusat Reaktor Serba Guna Batan Serpong Kawasan Puspiptek Gd. 31 Setu 15310 Tangerang
Lebih terperinciPERHITUNGAN BURN UP BAHAN BAKAR REAKTOR RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM BATAN-FUEL. Mochamad Imron, Ariyawan Sunardi
Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Aplikasi Reaktor Nuklir PRSG Tahun 2012 ISBN 978-979-17109-7-8 PERHITUNGAN BURN UP BAHAN BAKAR REAKTOR RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM BATAN-FUEL Mochamad Imron,
Lebih terperinciSIMULASI KEGAGALAN SISTEM VENTILASI RSG-GAS DAN PENANGANANNYA
SIMULASI KEGAGALAN SISTEM VENTILASI RSG-GAS DAN PENANGANANNYA M.YAHYA, DJUNAIDI, ANTO SETIAWANTO Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 15310, Banten Telp. 021.7560908, Faks.
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA SISTEM KESELAMATAN REAKTOR RSG-GAS SELAMA BEROPERASI 25 TAHUN
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XI, No. 1, April 14: 1- EVALUASI KINERJA SISTEM KESELAMATAN REAKTOR RSG-GAS SELAMA BEROPERASI 25 TAHUN Iman Kuntoro Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir,
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang
Lebih terperinciPENGENDALIAN DAERAH KERJA PAPARAN RADIASI GAMMA DI RSG GAS
PENGENDALIAN DAERAH KERJA PAPARAN RADIASI GAMMA DI RSG GAS Nugraha Luhur, Yulis Sumarno, Tri Anggono, Sunarningsih ABSTRAK PENGEDALIAN DAERAH KERJA PAPARAN RADIASI GAMMA DI RSG GAS. Pemanfaatan RSG GAS
Lebih terperinciMANAJEMEN OPERASI REAKTOR
MANAJEMEN OPERASI REAKTOR Keselamatan reaktor mensyaratkan pemilihan tapak, desain, konstruksi, komisioning, operasi dan dekomisioning yang memadai. Ketentuan keselamatan ini terutama ditekankan pada operasi
Lebih terperinciEVALUASI KEGAGALAN KINERJA SISTEM PENANGKAP BOLA SPONGE SISTEM PEMBERSIH MEKANIK PENUKAR PANAS RSG-GAS
EVALUASI KEGAGALAN KINERJA SISTEM PENANGKAP BOLA SPONGE SISTEM PEMBERSIH MEKANIK PENUKAR PANAS RSG-GAS DJARUDDIN HASIBUAN, PUTUT HERY SETIAWAN, SYAFRUL, ROYADI Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN PERAWATAN REAKTOR NONDAYA.
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN PERAWATAN REAKTOR NONDAYA - 2 - FORMAT DAN ISI PROGRAM PERAWATAN A. Format program perawatan terdiri atas:
Lebih terperinciPENGARUH POSISI DAN LINEARITAS DETEKTOR START-UP DALAM PENGUKURAN FRAKSI BAKAR RSG-GAS PADA KONDISI SUBKRITIS. Purwadi
Sigma Epsilon, ISSN 3-913 PENGARU POSISI DAN LINEARITAS DETEKTOR START-UP DALAM PENGUKURAN FRAKSI BAKAR RSG-GAS PADA KONDISI SUBKRITIS Purwadi Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) BATAN ABSTRAK PENGARU POSISI
Lebih terperinciREAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)
REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) RINGKASAN Reaktor Grafit Berpendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR) adalah reaktor berbahan bakar uranium alam dengan moderator grafit dan berpendingin
Lebih terperinciDEGRADASI KEMAMPUAN SISTEM PENDINGIN DARURAT KOLAM REAKTOR JNA 10/20/30
DEGRADASI KEMAMPUAN SISTEM PENDINGIN DARURAT KOLAM REAKTOR JNA 10/20/30 AEP SAEPUDIN CATUR, DJUNAIDI Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong Tangerang 15310 Banten Telp. (021) 7560908 Abstrak
Lebih terperinciFORMAT DAN ISI BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA. I. Kerangka Format Batasan dan Kondisi Operasi Reaktor Nondaya
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA FORMAT DAN ISI BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA I. Kerangka Format
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) didesain berdasarkan 3 (tiga) prinsip yaitu mampu dipadamkan dengan aman (safe shutdown), didinginkan serta mengungkung produk
Lebih terperinciPENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI
PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI Unggul Hartoyo 1), Nazly Kurniawan, Suhadi, Subiharto 1) PRSG Batan Serpong Indonesia unggul@batan.go.id
Lebih terperinciKiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S
KEHANDALAN SISTEM HIDRAN GEDUNG RSG-GAS DENGAN CARA PENAMBAHAN CATU DAYA LISTRIK DARI DISEL BRV 30 Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S Sub Bidang Sistem Elektrik Bidang Sistem Reaktor Pusat
Lebih terperinciKEGIATAN PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DAN MATERIAL TERIRRADIASI DI KH-IPSB3 TH
KEGIATAN PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DAN MATERIAL TERIRRADIASI DI KH-IPSB3 TH - 2012 Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK KEGIATAN PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DAN MATERIAL
Lebih terperinciPembuatan Alat Pengukur Kecepatan Pompa Sistem Pendingin Sekunder Berbasis AVR 8535
Pembuatan Alat Pengukur Kecepatan Pompa Sistem Pendingin Sekunder Berbasis AVR 8535 Oleh: Hilda Chaerani Azis (1A111271) Pembimbing: Dr. Setia Wirawan, SKom., MMSI Agenda Pendahuluan Tinjauan Pustaka Gambaran
Lebih terperinciEVALUASI PENYEBAB GANGGUAN MESIN DIESEL BRV10 DI RSG-GAS. Asep Saepuloh, Kiswanto, Muh. Taufiq, Yuyut S
EVALUASI PENYEBAB GANGGUAN MESIN DIESEL BRV10 DI RSG-GAS Asep Saepuloh, Kiswanto, Muh. Taufiq, Yuyut S ABSTRAK EVALUASI PENYEBAB GANGGUAN MESIN DIESEL BRV10 DI REAKTOR SERBA GUNA G.A.SIWABESSY. Diesel
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA 2 PERSYARATAN KHUSUS DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT Lampiran ini menguraikan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciOPTIMASI DAN REVISI KANAL HUBUNG - INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR BEKAS
ABSTRAK OPTIMASI DAN REVISI KANAL HUBUNG - INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR BEKAS Dyah Sulistyani Rahayu Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN OPTIMASI DAN REVISI KANAL HUBUNG- INSTALASI PENYIMPANAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hampir 50 persen dari kebutuhan, terutama energi minyak dan gas bumi.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah energi merupakan salah satu hal yang sedang hangat dibicarakan saat ini. Di Indonesia, ketergantungan kepada energi fosil masih cukup tinggi hampir 50 persen
Lebih terperinciKETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1
KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1 Dewi Prima Meiliasari, Zulfiandri, dan Taruniyati Handayani Direktorat Pengaturan Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir ABSTRAK.
Lebih terperinciREAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)
REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK) RINGKASAN RBMK berasal dari bahasa Rusia "Reaktory Bolshoi Moshchnosti Kanalynye" (hi-power pressure-tube reactors: Reaktor pipa tekan berdaya
Lebih terperinci2 instalasi nuklir adalah instalasi radiometalurgi. Instalasi nuklir didesain, dibangun, dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pemanfaatan tenaga
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 107) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI DAN PROSEDUR OPERASI REAKTOR DAYA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI DAN PROSEDUR OPERASI REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR NONDAYA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR NONDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang :
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang :
Lebih terperinciDAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA NUKLIR
DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA NUKLIR BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2010 DAFTAR ISI SUB BIDANG OPERASI LEVEL 1 Kode Unit : KTL.PO.28.101.01 Judul Unit
Lebih terperinciREAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR)
REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR) RINGKASAN Reaktor Air Didih adalah salah satu tipe reaktor nuklir yang digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Reaktor tipe ini menggunakan
Lebih terperinciPrinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG
1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi
Lebih terperinciREAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)
REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK) RINGKASAN RBMK berasal dari bahasa Rusia "Reaktory Bolshoi Moshchnosti Kanalynye" (hi-power pressure-tube reactors: Reaktor pipa tekan berdaya
Lebih terperinciANALISIS DAN KRITERIA PENERIMAAN
SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG DESAIN PROTEKSI BAHAYA INTERNAL SELAIN KEBAKARAN DAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN PERAWATAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN PERAWATAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS
PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS YAN BONY MARSAHALA PRSG - BATAN KAWASAN PUSPIPTEK- SERPONG, TANGERANG 15310 Abstrak PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG KETENTUAN PERAWATAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR
RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG KETENTUAN PERAWATAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR DIREKTORAT PENGATURAN PENGAWASAN INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TAHUN 201... - 1 - PERATURAN
Lebih terperinciPratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS
Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900
Lebih terperinci2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r
No.533, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Reaktor Nondaya. Keselamatan Desain. Persyaratan PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN
Lebih terperinciKAJIAN MODA OPERASI TWO OF THREE PADA ARUS BEBAN SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS
KAJIAN MODA OPERASI TWO OF THREE PADA ARUS BEBAN SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS YAN BONY MARSAHALA Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong Tangerang 15310 Banten Telp. 021-7560908 Abstrak
Lebih terperinciPENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE
PENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE EDY SULISTYONO PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR ( PTBN ), BATAN e-mail: edysulis@batan.go.id ABSTRAK PENGARUH
Lebih terperinci2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.534, 2011 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Keselamatan Operasi Reaktor Nondaya. Prosedur. Pelaporan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciSYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA
SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA PENDAHULUAN Disamping sebagai senjata nuklir, manusia juga memanfaatkan energi nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu pemanfaatan energi nuklir secara
Lebih terperinciREAKTOR BEROPERASI DENGAN BEBAN LISTRIK PADA JALUR 1 DAN JALUR 2. Koes Indrakoesoema KONSUMSI ENERGI LISTRIK PUSAT REAKTOR SERBA GUNA (PRSG) SAAT
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. X No. 1, April 2013: 45-58 KONSUMSI ENERGI LISTRIK PUSAT REAKTOR SERBA GUNA (PRSG) SAAT REAKTOR BEROPERASI DENGAN BEBAN LISTRIK PADA JALUR 1 DAN JALUR 2 Koes Indrakoesoema
Lebih terperinciREACTOR SAFETY SYSTEMS AND SAFETY CLASSIFICATION
REACTOR SAFETY SYSTEMS AND SAFETY CLASSIFICATION Puradwi I.W. Bidang Analisis Risiko dan Mitigasi Sistem P2TKN-BATAN NATIONAL BASIC PROFESSIONAL TRAINING COURSE ON NUCLEAR SAFETY PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG IZIN BEKERJA PETUGAS INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG IZIN BEKERJA PETUGAS INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang
Lebih terperinciREAKTOR PENDINGIN GAS MAJU
REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU RINGKASAN Reaktor Pendingin Gas Maju (Advanced Gas-cooled Reactor, AGR) adalah reaktor berbahan bakar uranium dengan pengkayaan rendah, moderator grafit dan pendingin gas yang
Lebih terperinciPEMASANGAN SISTEM MONITOR PADA SISTEM BANTU REAKTOR KARTINI
PEMASANGAN SISTEM MONITOR PADA SISTEM BANTU REAKTOR KARTINI Marsudi, Rochim Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb, Yogyakarta 55281 ABSTRAK PEMASANGAN SISTEM
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG FORMAT DAN ISI
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR FORMAT
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN PENUAAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR
SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN PENUAAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciEVALUSI KINERJA SISTEM PENYEDIA AIR DINGIN (QKJ 01/02/03)
EVALUSI KINERJA SISTEM PENYEDIA AIR DINGIN (QKJ 01/02/03) Mohamad Yahya, Dede Solehudin Fauzi Pusat Reaktor Serba Guna Batan Serpong Kawasan Puspiptek Gd. 31 Setu 15310 Tangerang Selatan Abstrak ANALISIS
Lebih terperinciBAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK
BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK 3.1. SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT. ASTRA GRAPHIA TBK Sistem distribusi tenaga listrik dimulai dari suplai tegangan menengah 20 kv, dari jaringan
Lebih terperinciFORMAT DAN ISI LAPORAN ANALISIS KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA. I. Kerangka Format Laporan Analisis Keselamatan Reaktor Nondaya
SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN ANALISIS KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA
Lebih terperinciPENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN
PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR ABSTRAK Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENGOPERASIAN COOLING WATER SYTEM UNTUK PENURUNAN
Lebih terperinciPENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN Maryudi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN 2005 Maryudi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN 2005. Telah dilakukan pengoperasian Sistem Sarana Penunjang
Lebih terperinciFORMAT DAN ISI PROGRAM MANAJEMEN PENUAAN
13 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN PENUAAN INNR FORMAT DAN ISI PROGRAM MANAJEMEN PENUAAN A. Kerangka Format Program Manajemen Penuaan BAB I
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN PERAWATAN REAKTOR NONDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN PERAWATAN REAKTOR NONDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN MANAJEMEN PENUAAN REAKTOR NONDAYA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN MANAJEMEN PENUAAN REAKTOR NONDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang
Lebih terperinciSTUDI PENGEMBANGAN DESAIN TERAS REAKTOR NUKLIR RISET 2 MWTH DENGAN ELEMEN BAKAR PLAT DI INDONESIA
STUDI PENGEMBANGAN DESAIN TERAS REAKTOR NUKLIR RISET 2 MWTH DENGAN ELEMEN BAKAR PLAT DI INDONESIA Anwar Ilmar Ramadhan 1*, Aryadi Suwono 1, Nathanael P. Tandian 1, Efrizon Umar 2 1 Kelompok Keahlian Konversi
Lebih terperinciLAMPIRAN PENJELASAN BENTUK-BENTUK YANG DIGUNAKAN DALAM DOKUMEN
LAMPIRAN PENJELASAN BENTUK-BENTUK YANG DIGUNAKAN DALAM DOKUMEN A.1. Hubungan antara perawatan pencegahan, perawatan perbaikan, pengujian berkala dan inspeksi tidak-rutin dijelaskan sebagai berikut. PERAWATAN,
Lebih terperinciEVALUASI PEMANFAATAN FASILITAS IRADIASI RSG-GAS PADA TAHUN 2006
EVALUASI PEMANFAATAN FASILITAS IRADIASI RSG-GAS PADA TAHUN 2006 SUTRISNO, SUWOTO, ROYADI Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong Tangerang 15310 Banten Telp. (021) 7560908 Abstrak EVALUASI
Lebih terperinciFORMAT DAN ISI LAPORAN ANALISIS KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA
2012, No.758 6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN ANALISIS KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA FORMAT DAN ISI LAPORAN ANALISIS
Lebih terperinciNUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Lecture Presentation NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY By : NANIK DWI NURHAYATI, S,Si, M.Si Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XIII No. 2, Oktober 2016 : 13-18 PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS ABSTRAK Yulius Sumarno, Rohidi, Fahmi
Lebih terperinciKAJIAN PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK DENGAN PEMASANGAN INVERTER PADA MOTOR FAN MENARA PENDINGIN RSG - GAS
KAJIAN PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK DENGAN PEMASANGAN INVERTER PADA MOTOR FAN MENARA PENDINGIN RSG - GAS Koes Indrakoesoema, Kiswanto, Muhammad Taufiq Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Kawasan Puspiptek, Ged.
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG DESAIN PROTEKSI BAHAYA INTERNAL SELAIN KEBAKARAN DAN
Lebih terperinciBAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR
38 BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 3.1 Unit Station Transformator (UST) Sistem PLTU memerlukan sejumlah peralatan bantu seperti pompa, fan dan sebagainya untuk dapat membangkitkan tenaga
Lebih terperinciREAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)
REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU) RINGKASAN Setelah perang dunia kedua berakhir, Kanada mulai mengembangkan PLTN tipe reaktor air berat (air berat: D 2 O, D: deuterium) berbahan bakar uranium alam. Reaktor
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN TERAS SERTA PENANGANAN DAN PENYIMPANAN BAHAN BAKAR NUKLIR PADA
Lebih terperinciREAKTOR PEMBIAK CEPAT
REAKTOR PEMBIAK CEPAT RINGKASAN Elemen bakar yang telah digunakan pada reaktor termal masih dapat digunakan lagi di reaktor pembiak cepat, dan oleh karenanya reaktor ini dikembangkan untuk menaikkan rasio
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 106, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4668) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinci