BAB I PASAR MODAL INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PASAR MODAL INDONESIA"

Transkripsi

1 BAB I PASAR MODAL INDONESIA I.1 Sejarah dan Perkembangan Pasar Modal Pasar Modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal, dimana ada pedagang, pembeli, dan juga tawar menawar harga. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai sebuah wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah menggariskan bahwa Pasar Modal mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Pertumbuhan suatu Pasar Modal sangat tergantung pada dari kinerja perusahaan efek. Untuk mengkoordinasikan modal, dukungan teknis, dan sumber daya manusia dalam pengembangan Pasar Modal diperlukan suatu kepemimpinan yang efektif. Perusahaan-perusahaan harus menjalin kerjasama yang erat untuk menciptakan pasar yang mampu menyediakan berbagai jenis produk dan alternatif investasi bagi masyarakat. Untuk mengenmbangkan prasarana industri Efek diperlukan investasi yang besar. Investasi tersebut tergantung pada keuntungan ekonomis yang dapat diperoleh para usahawan. Faktor-faktor yang dapat mengurangi jumlah investasi yang dapat diperlukan untuk membangun prasarana dan mengurangi biaya operasi perusahaan efek, akan mendorong perkembangan Pasar Modal melalui peningkatan kelangsungan hidup Perusahaan Efek. Perkembangan dimaksud dapat dicapai apabila faktor-faktor tersebut juga mampu menghasilkan layanan dan alternatif investasi yang aman dan berkualitas tinggi terutama dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada para investor sehingga perkembangannya nanti akan sangat mempengaruhi minat dari para calon investor baru yang ingin coba-coba berinvestasi di Pasar Modal. 1

2 Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad 19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreniging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah berlangsung sejak Pada tanggal 14 Oktober 1912, Amaserdamse Effectenbueurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua keempat setelah Bombay, Hongkong dan Tokyo. a. Zaman Penjajahan Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salahsatu sumber dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar itulah, maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan Pasar Modal. Setelah mengadakan persiapan, maka akhirnya berdiri secara resmi Pasar Modal di Indonesia yang terletak di batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan bernama Verreniging voor den Effectenhandel (Bursa Efek), dan langsung memulai perdagangan. Pada saat awal terdapat terdapat 13 anggota bursa yang aktif (makelar) yaitu: Fa. Duniop & Kolf; Fa Gijselman & Steup; Fa. Monod & Co.; Fa. Adree Witansi & Co; Fa. A.W. Deeleman; Fa. H. Jul Joostensz; Fa. Jeannette Walen; Fa.Wiekert & V.D Linden; Fa. Walbrink & Co; Fa. Vermeys & Co; Fa. Cruyff dan Fa. Gebroeders. Sedangkan Efek yang diperjualbelikan adalah saham dan obligasi perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan pemerintah (propinsi dan kotapraja), sertifikat saham perusahaanperusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda serta efek perusahaan Belanda lainnya. Perkembangan Pasar Modal di Batavia tersebut begitu pesat sehingga menarij masyarakat kota lainnya. Untuk 2

3 menampung minat tersebut, pada tanggal 11 Januari 1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus 1925 di Semarang resmi didirikan bursa. Anggota bursa di Surabaya waktu itu adalah: Fa. Duniop & Kolf; Fa Gijselman & Steup; Fa. Van Velsen; Fa. Beaukkerk & Co. Dan N. Koster. Sedangkan anggota bursa di Semarang waktu itu adalah: Fa. Dunlop & Koff; Fa Gijselman & Steup; Fa. Monod & Co; Fa. Companien & Co; serta Fa. P.H. Soeters & Co. Perkembangan Pasar Modal waktu itu cukup menggembirakan yang terlihat dari nilai efek yang tercatat mencapai NIF 1,4 milyar (jika di Indeks dengan harga beras yang disubsidi pada tahun 1982, nilainya adalah ± Rp. 7 Trilyun) yang berasal dari 250 macam efek. b. Perang Dunia II Pada permulaan tahun 1939 keadaan suhu politik di Eropa menghangat. Melihat keadaan ini, pemerintah Hindia Belanda mengambil kebijaksanaan untuk memusatkan perdagangan Efek-nya di Batavia serta menutup Bursa Efek di Surabaya dan di Semarang. Namun pada tanggal 17 Mei 1940 secara keseluruhan kegiatan perdagangan efek ditutup dan dikeluarkan peraturan yang menyatakan bahwa semua efekefek harus disimpan dalam bank yang ditunjuk oleh Pemerintah Hindia Belanda. Penutupan ketiga bursa efek tersebut sangat mengganggu likuiditas efek, menyulitkan para pemilik efek, dan berakibat pula pada penutupan kantor-kantor pialang serta pemutusan hubungan kerja. Selain itu juga mengakibatkan banyak perusahaan dan perseorangan enggan menanam modal di Indonesia. Dengan demikian, dapat dikatakan, pecahnya Perang Dunia II menandai berakhirnya aktivitas Pasar Modal pada zaman penjajahan Belanda. c. Masa Tahun Setahun setelah pemerintahan Belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya pada tahun 1950, obligasi Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah. 3

4 Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali Pasar Modal Indonesia. Didahului dengan diterbitkannya Undang-undang Darurat No.13 tanggal 1 September 1951, yang kelak ditetapkan sebagai Undang-undang No.15 tahun 1952 tentang Bursa, pemerintah RI membuka kembali Bursa Efekdi Jakarta pada tanggal 31 Juni 1952, setelah terhenti selama 12 tahun. Adapun penyelenggaraannya diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang terdiri dari 3 bank negara dan beberapa makelar efek lainnya dengan Bank Indonesia sebagai penasihat. Sejak itu Bursa Efek berkembang dengan pesat, meskipun efek yang diperdagangkan adalah efek yang dikeluarkan sebelum Perang Dunia II. Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank Industri Negara mengeluarkan pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954,1955, dan Para pembeli obligasi banyak warga negara belanda, baik perseorangan maupun Badan Hukum. Semua anggota diperbolehkan melakukan transaksi abitrase dengan luar negeri terutama dengan Amsterdam. d. Masa Konfrontasi Namun keadaan ini hanya berlangsung sampai pada tahun 1958, karena mulai saat itu terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di Bursa. Hal ini diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI terhadap Belanda, sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua negara dan mengakibatkan banyak warga negara Belanda meninggalkan Indonesia. Perkembangan tersebut makin parah sejalan dengan memburuknya hubungan RI dengan Belanda mengenai sengketa Irian Jaya dan memuncaknya aksi pengambil-alihan semua perusahaan Belanda di Indonesia, sesuai dengan Undang-undang Nasionalisasi No. 86 Tahun Kemudian disusul dengan instruksi dari Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda (BANAS) pada tahun 1960, yaitu larangan bagi Bursa Efek Indonesia untuk memperdagangakan semua efek dari perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, termasuk semua Efek yang bernominasi mata uang Belanda, makin memperparah perdagangan efek di Indonesia. 4

5 Tingakat inflasi yang cukup tinggi pada waktu itu semakin menggoncang dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap Pasar Uang dan Pasar Modal, juga terhadap mata uang rupiah yang mencapai puncaknya pada tahun Penurunan ini mengakibatkan nilai nominal saham dan obligasi menjadi rendah sehingga tidak menarik lagi bagi investor. Hal ini merupakan pasang surut Pasar Modal Indonesia pada zaman Orde Lama. e. Babak Baru Pasar Modal Tahun 1977 Langkah demi langkah diambil oleh pemerintah Orde Baru untuk mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap nilai mata uang Rupiah. Disamping pengerahan dana dari masyarakat melalui tabungan dan deposito, pemerintah terus mengadakan persiapan khusus untuk membentuk Pasar Modal. Dengan Surat Keputusan Direksi BI No. 4/16 Keputusan Direktur tanggal 26 Juli 1968 di BI dibentuk Tim Persiapan Pasar Uang (PU) Dan Pasar Modal (PM). Hasil penelitian tim menyatakan bahwa benih dari Pasar Modal di Indonesia sebenarnya sudah ditanam pemerintah sejak tahun 1952, tetapi karena situasi politik dan masyarakat masih awam tentang Pasar Modal, maka pertumbuhan efek di Indonesia sejak tahun 1958 s/d 1976 mengalami kemunduran. Setelah tim menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka dengan surat keputusan Keu-Menkeu No. Kep-25/MK/IV/1/72 tanggal 13 Januari 1972 tim dibubarkan, dan pada tahun 1976 dibentuk Bapepam (Badan Pembina Pasar Modal) dan PT. Danareksa. Bapepam bertugas membantu Menteri Keuangan yang diketuai oleh Gubernur Bank Sentral. Dengan dibentuknya Bapepam, maka terlihat kesungguhan dan intensitas untuk membentuk kembali PU dan PM. Selain sebagai pembantu menteri keuangan, Bapepam juga menjalankan fungsi ganda yaitu sebagai pengawas dan pengelola Bursa Efek. Pada tanggal 10 Agustus 1977 berdasarkan kepres RI No. 52 tahun 1976 psar modal diaktifkan kembali dan go publiknya beberapa perusahaan. Pada zaman Orde Baru inilah perkembangan Pasar Modal dapat dibagi menjadi dua, 5

6 yaitu tahun 1977 s/d 1987 dan tahun 1987 s/d sekarang. Perkembangan Pasar Modal selama tahun 1977 s/d tahun 1987 mengalami kelesuan meskipun pemerintah telah memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan dana dari Bursa Efek. Fasilitas-fasilitas yang diberikan antara lain fasilitas perpajakan untuk merangsang masyarakat agar mau terjun dan aktif di Pasar Modal. Tersendatnya perkembangan Pasar Modal selama periode itu disebabkan oleh beberapa masalah antara lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat, adanya batasan fluktuasi saham dan lain sebagainya. Untuk mengatasi masalah itu pemerintah mengeluarkan berbagai deregulasi yang berkaitan dengan perkembangan pasar modal, yaitu Paket Kebijaksanaan Desember 1987, Paket Kebijaksanaan Oktober 1988, Paket Kebijaksanaan Desember Pakdes 1987 Pakdes 1987 merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan obligasi, dihapuskannya biaya yang sebelumnya dipungut oleh Bapepam, seperti biaya pendaftaran emisi efek. Selain itu dibuka pula kesempatan bagi pemodal asing untuk membeli efek maksimal 49% dari total emisi. Pakdes 87 juga menghapus batasan fluktuasi harga sajam di bursa efek dan memperkenalkan bursa paralel. Sebagai pilihan bagi emiten yang belum memenuhi syarat untuk memasuki bursa efek. - Pakto 88 Pakto 88 ditujukan pada sektor perbankan, nbamun mempunyai dampak terhadap perkembangan pasar modal. Pakto 88 berisikan tentang ketentuan 3 L (Legal, Lending, Limit), dan pengenaan pajak atas bunga deposito.pengenaan pajak ini berdampak positif terhadap perkembangan pasar modal di Indonesia. 6

7 - Pakdes 88 Pakdes 88 pada dasarnya memberikan dorongan yang lebih jauh pada pasar modal dengan membuka peluang bagi swasta untuk menyelenggarakan bursa. Karena ketiga kebijaksanaan inilah pasar modal menjadi aktif untuk periode 1988 hingga sekarang. Adapun ringkasan dari sejarah diatas adalah sebagai berikut: Masa Penjajahan 1912 Pendirian Bursa Efek di Jakarta oleh 13 Perusahaan Pialang Efek Belanda 1925 Pendirian Bursa diperluas ke Surabaya dan Semarang 1940 Bursa ditutup akibat PD II Masa Orde Lama 1952 Bursa Efek dibuka kembali oleh PPUE Tujuannnya untuk mencegah mengalirnya efek-efek ke luar negeri dan menampung emisi obligasi RI Kegiatan Bursa terhenti akibat inflasi dan perekonomian yang tidak menentu Masa Orde Baru 1970 Pembentukan tim Pasar Uang dan Pasar Modal 1976 Lahirnya BAPEPAM dan PT. Dana Reksa 1977 Pasar Modal diaktifkan kembali 1987 Deregulasi di bidang Pasar Modal 1989 Pembentukan Bursa Paralel dan Bursa Efek Surabaya 1990 Lahirnya Keputusan Presiden Presiden No. 53/1990 dan Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/ Swastanisasi Bursa Efek Jakarta Electronic Long Distance Trading (Eldistra) Market On Line Information System (Motions) 1993 Pembentukan: PT. Kliring Deposit Efek Indonesia (KDEI) PT. Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) 1995 Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) dengan Bursa Paralel Indonesia (BPI) menjadi Bursa Efek Surabaya Pengoperasian sistem otomatisasi perdagangan di Bursa Efek Jakarta (Jakarta Automated Trading System-JATS) 1996 Undang-undang Pasar Modal berlaku efektif Dikeluarkannya Cetak Biru Pasar Modal 7

8 I.2 Perkembangan Bursa Efek Bursa Efek terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia, dan keadaanpun semakin menunjukkan bahwa efek semain banyak peminatnya. Ramainya tanggapan publik dan selalu bertambahnya perusahaan yang Go Public adalah wujud dari kemajuan Bursa Efek. Perkembangan Bursa Efek yang terjadi kini adalah berkat perjuangan dari BAPEPAM, perusahaan yang memasyarakatkan sahamnya, Pemerintah, Lembaga Penunjang, dan masyarakat yang turut meramaikan perdagangan saham dan turut berpartisipasi menginvestasikan kelebihan dananya. Dibandingkan dengan situasi bursa efek pada sekitar 10 tahun yang lalu, keadaan saat ini memang telah jauh berbeda. Perkembangan yang terjadi cukup pesat dan diluar dugaan. Tetapi bukan berarti bursa efek berjalan terus dengan mulus tanpa rintangan. Banyak hal yang terjadi yang mewarnai pasang-surut kehidupan bursa efek di Indonesia. Jika keadaan sosial, politik atau ekonomi bangsa kita sedang terganggu dan tidak stabil, tentu saja kondisi bursa efek amat terpengaruh. Bangsa Indonesia sedang membangun, jelas bahwa berbagai tantangan untuk membenahi kondisi masyarakat akan turut membawa dampak terhadap pasar uang. Dahulu situasi intern di bursa-bursa di Indonesia dinilai masih sangat lemah, kapitalisasi bursa-bursa di negara kita termasuk kecil karena terbatasnya mobilisasi dana domestik yang dilakukan Manajer investasi. Ini jika diukur dari perbandingannya dengan bursa-bursa lain di kawasan Asia Pasifik. Kondisi demikian terjadi akibat sistem kerja yang kurang mendukung, juga tujuan belum jelas terlebih dukungan publik sendiri yang kelihatan masih setengahsetengah akibat informasi yang tidak akurat dan pengetahuan tentang bursa efek belum memasyarakat. Semua itu akhirnya terus dibenahi sehingga terciptalah bursa efek dengan perkembangan yang pesat. Di masa perjalanan pesatnya pasar saham, terkadang diwarnai oleh keadaan Bullish dan Bearish. Kondisi Bursa disebut Bullish yaitu indeks harga saham naik terus dalam jangka waktu tertentu, dan ini dapat timbul seiring dengan situasi perekonomian 8

9 yang sehat, pendapatan meningkat, industri dan perdagangan tumbuh dengan baik. Sedangkan kondisi bursa disebut Bearish jika indeks harga saham terus menerus mengalami penurunan. Semua ini juga akibat dari situasi perekonomian yang lesu dan kebijakan moneter yang mengakibatkan adanya krisis moneter, peredaran uang menjadi tersendat-sendat. a. Bursa Efek Indonesia Didirikan pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Efek Jakarta merupakan hasil swastanisasi Bursa efek yang sebelumnya dikelola oleh BAPEPAM. Sekarang namanya dikenal dengan Bursa Efek Indonesia. Tugas dan Fungsi : Menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek diantara mereka. Keanggotaan Anggota Bursa Efek Indonesia adalah Perantara Pedagang Efek yang telah mendapat izin usaha dari BAPEPAM dan telah menjadi pemegang saham PT Bursa Efek Indonesia. Sistem Perdagangan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia saat ini menggunakan sistem perdagangan dengan menggunakan komputer yang dikenal dengan Jakarta Automated Trading System (JATS). 9

10 Kinerja Bursa Efek Jakarta Adapun aktivitas perdagangan Bursa Efek Indonesia sampai tahun 1999 dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini: Periode Tahun/Bulan Rata-rata 1,125 1,641 1,650 1,729 *US$ Total volume transaksi Total Nilai Transaksi Rata-rata Vol Transaksi Harian Rata-rata Nilai Transaksi Harian Hari Perdagangan IHSG Kapitalisasi Pasar Jumlah emiten Saham Tercatat Keterangan : *)Rata-rata kurs tengah BI, Sumber: Bursa Efek Indonesia 10

11 Periode Tahun/Bul an Rata-rata 1,800 1,901 1,994 2,062 *US$ Total volume transaksi Total Nilai Transaksi Rata-rata Vol. Transaksi Harian Rata-rata Nilai Transaksi Harian Hari Perdaganga n IHSG Kapitalisasi Pasar Jumlah emiten Saham Tercatat Keterangan : *)Rata-rata kurs tengah BI, Sumber: Bursa Efek Indonesia 11

12 Periode Tahun/Bulan Perubahan Rata-rata 2,110 2,200 2,307 *US$ Total volume transaksi ,16% Total Nilai ,98% Transaksi Total Frek ,02% Transaksi Rata-rata Vol ,34% Transaksi Harian Rata-rata ,46% Nilai Transaksi Harian Rata-rata ,35% Frek. Transaksi Harian Hari Perdagangan IHSG ,41% Kapitalisasi ,62% Pasar Jumlah ,62% emiten Saham Tercatat ,98% Keterangan : *)Rata-rata kurs tengah BI, Sumber: Bursa Efek Indonesia 12

13 Periode Tahun/Bulan 1996 Perubahan Perubahan Rata-rata 2,382 2,392 *US$ Total Vol ,3% ,41% transaksi Total Nilai ,04% ,97% Transaksi Total Frek ,55% ,02% Transaksi Rata-rata Vol ,01% ,58% Transaksi Harian Rata-rata ,22% ,91% Nilai Transaksi Harian Rata-rata ,07% ,09% Frek. Transaksi Harian Hari Perdagangan IHSG ,05% (36,98) % Kapitalisasi ,24% (25,62) % Pasar Jumlah ,24% ,46% emiten Saham Tercatat ,67% ,64% Keterangan : *)Rata-rata kurs tengah BI, Sumber: Bursa Efek Indonesia 13

14 Periode Tahun/Bulan 1998 Perubahan Perubahan Rata-rata 10,175 7,455 *US$ Total Vol ,30% ,55% transaksi Total Nilai (17,20) % ,35% Transaksi Total Frek ,95% ,75% Transaksi Rata-rata Vol ,83% ,96% Transaksi Harian Rata-rata (17,53) % ,35% Nilai Transaksi Harian Rata-rata ,47% ,75% Frek. Transaksi Harian Hari Perdagangan IHSG (0,91) % ,06% Kapitalisasi ,88% ,17% Jumlah 288 2,13% 277 (3,82%) emiten Saham Tercatat ,71% ,12% Keterangan : *)Rata-rata kurs tengah BI, Sumber: Bursa Efek Indonesia Tabel-tabel tersebut mencerminkan bahwa pasar modal memiliki daya tahan yang cukup tinggi terhadap risiko krisis yang terjadi. b. Bursa Efek Surabaya Didirikan 16 Juni 1989, Bursa Efek Surabaya merupakan Bursa Efek swasta pertama di Indonesia yang berkedudukan di Surabaya dan sejak tahun

15 Bursa Paralel Indonesia menggabungkan diri dengan Bursa Efek Surabaya dengan nama PT. Bursa Efek Surabaya. Tugas dan fungsi: Menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek diantara mereka. Keanggotaan Anggota Bursa Efek Surabaya adalah Perantara Pedagang Efek yang telah mendapat izin usaha dari BAPEPAM dan telah menjadi pemegang saham PT Bursa Efek Surabaya. Sistem Perdagangan Perdagangan di Bursa Efek Surabaya menggunakan New Eldistra (New Electronic Long Distance Trading). Kinerja Bursa Efek Surabaya *1996 Pertumbuhan 15,2 16,8 6,6 IHSG(%) Jumlah emiten yang terdaftar Emiten baru Kapitalisasi pasar 103,8 158,69 178,96 (trilyun rupiah) Nilai perdagangan 0,495 1,715 1,271 (milyar rupiah) Jumlah transaksi 1,78 5,25 3,59 (trilyun rupiah) Volume rata-rata 2,76 6,30 5,53 perdagangan harian (juta saham) Nilai rata-rata 7,23 21,36 15,62 perdagangan harian (milyar rupiah) Jumlah saham tercatat (milyar saham) 23,9 45,8 63,5 * Sampai dengan 30 November

16 I.3 Struktur Pasar Modal Indonesia Struktur Pasar Modal Indonesia telah diatur oleh Undang-undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Berdasarkan Undang-undang ini, kebijakan dibidang pasar modal ditetapkan oleh menteri keuangan. Secara umum, struktur pasar modal Indonesia adalah sebagai berikut: Menteri Keuangan Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM Bursa Efek LKP LPP Perusahaan Efek - Penjamin Emisi - Perantara Pedagang Efek - Manajer Investasi Lembaga Penunjang - Biro Administrasi Efek - Bank Kustodian - Wali Amanat - Penasihat Investasi - Pemeringkat Efek Profesi Penunjang - Akuntan - Konsultan Hukum - Penilai - Notaris Pemodal - Domestik - Asing Emiten, Perusahaan Publik, dan Reksa Dana 16

17 a. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari dalam rangka mewujudkan terciptanya kegiatan Pasar Modal yang teratur, wajar, dan efesien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Dalam melaksanakan funngsi tersebut, BAPEPAM mempunyai kewenangan untuk memberikan izin, persetujuan dan pendaftaran kepada para pelaku Pasar Modal, memproses pendaftaran dalam rangka penawaran umum, menerbitkan peraturan pelaksanaan dari perundang-undangan di bidang pasar modal, dan melakukan penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. - Dalam bidang pembinaan, BAPEPAM mempunyai wewenang untuk memberikan, mencabut, menunda sementara,membekukan izin bagi seluruh lembaga yang terkait di Pasar Modal termasuk Bursa Efek, LKP dan LPP. - Dalam bidang pengaturan, BAPEPAM mempunyai wewenang membuat peraturan di bidang pasar modal untuk memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. - Dalam bidang penegakan hukum, BAPEPAM mempunyai wewenang untuk melakukan penyidikan kepada para pelaku pasar modal dan pihak yang terlibat dalam pelanggaran ketentuan Pasar Modal. b. Bursa Efek Menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek diantara mereka. Dan harus mampu menciptakan kondisi yang dapat mendorong perusahaan efek yang menjadi anggotanya untuk melayani dan mendahulukan pemodal sehingga pada akhirnya dapat 17

18 merangsang minat pemodal untuk investasi dengan aman, efisien, dan terjangkau. Bursa efek diwajibkan untuk mengembangkan sistem pengendalian intern, terutama dalam pengawasan perdagangan yang efektif, dengan tujuan menghindari tujuan manipulasi harga dan mendeteksi informasi orang dalam. Disamping itu bursa efek diwajibkan untuk mengikuti praktek perdagangan yang wajar, khususnya dengan mempertimbangkan aturan tentang prioritas harga dan waktu dalam pelaksanaan perdagangan. Praktek perdagangan silang (crossing) perlu ditelaah, dengan maksud untuk membuka pasar kepada pemodal domestik perorangan. Direksi dan manajer bursa efek wajib mengkoordinasikan usahausaha yang dilakukan oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). Manajemen bursa harus membentuk komite untuk bekerjasama dengan anggota yang aktif, bank kustodian dan pelaku pasar modal dengan tujuan untuk mengembangkan pasar modal. Selama proses penciptaan sistem baru, anggota dan pelaku pasar modal lainnya hendaknya diberi informasi detail tentang usaha-usaha tersebut dan dampaknya pada kegiatan usaha mereka. Disamping itu manajemen bursa efek wajib memperhatikan keahlian perusahaan efek dan bank kustodian dalam rangka perkembangan pasar modal dan menjalin hubungan yang erat dengan anggota bursa serta dengan bank kustodian. Dalam bidang pengembangan sistem, manajemen bursa wajib memperoleh dukungan teknis yang terbaik dan perhatian khusus harus diberikan terhadap pemilihan kontraktor yang memiliki kemampuan dalam menerapkan sistem yang memenuhi standar internasional. c. Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) Pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar, dan efisen serta dapat memberikan jasa lain yang sesuai dengan ketentuan Bapepam. Contoh LKP adalah PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). 18

19 Transaksi yang terjadi di bursa efek dikliringkan oleh LKP secara terus menerus sehingga dapat ditentukan hak dan kewajiban anggota bursa yang melaksanakan transaksi. Disamping melaksanakan fungsi kliring, LKP juga menjamin penyelesaian transaksi di bursa yang pelaksanaannya dilakukan dengan menempatkan LKP sebagai counterpart dari anggota bursa yang melaksanakan transaksi. Jaminan tersebut dapat berupa dana, efek, dan jaminan bank kustodian untuk menyelesaikan transaksi tertentu. Dengan sistem penjaminan tersebut, pemesanan hanya dapat memasuki sistem perdagangan jika LKP menyetujui bahwa terdapat cukup jaminan untuk menyelesaikan transaksi. LKP harus secara terus menerus menyesuaikan nilai jaminan menurut nilai pasar, dan meminta jaminan tambahan apabila diperlukan. Anggota bursa wajib menyelesaikan transaksi dengan menyerahkan dana dan efek pada rekening efek di LPP. Dalam hal anggota bursa gagal menyelesaikan transaksi, LKP akan membeli atau menjual efek di pasar tunai. LKP sebagai kepanjangan tangan dari bursa efek perlu menyesuaikan diri dengan sistem yang dilaksanakan pada bursa efek. Fungsi penjaminan yang dilakukan oleh LKP berlaku setelah diterapkan penyelesaian transaksi melalui pemindahbukuan. d. Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan (LPP) Memberikan jasa penitipan kolektif yang aman dan efisien kepada Bank Kustodian, LKP, LPP, Perusahaan Efek, LKP dan LPP asing, serta pemodal institusional dalam rangka mengurangi biaya transaksi, menekan resiko, dan menurunkan biaya kustodian. Contoh LPP adalah PT. Kustodian Depositori Efek Indonesia (KDEI). LPP pada dasarnya adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi bank kustodian, perusahaan efek, dan pihak lain. Jasa tersebut harus memenuhi standar bagi suatu penggunaan jasa. Jasa kustodian yang diberikan oleh LPP harus mampu memberikan pelayanan secara menyeluruh termasuk pembagian hak atas efek seperti dividen dan saham bonus, pemrosesan administrasi atas segala kegiatan yang dilakukan oleh emiten yang 19

20 terkait dengan kepentingan pemegang rekening seperti RUPS, penyerahan dana dan efek atas instruksi pengguna jasa, administrasi pinjam meminjam efek, dan pemindahan efek dari dan ke penitipan kolektif. LPP perlu memadukan keahlian teknis dan kemampuan keuangan dalam membangun sistem perdagangan tanpa warkat, penyelesaian transaksi melalui pemindahbukuan dan peminjaman atas penyelesaian transaksi. Disamping hal tersebut, LPP juga perlu menyusun suatu sistem yang merupakan satu kesatuan yang terpadu dan saling mendukung dengan tetap memperhatikan aspek keamanan atas efek. Sistem yang diimplementasikan oleh LPP harus ditelaah secara cermat dan hati-hati mengingat LPP merupakan kustodian sentral yang mencatat seluruh aset pemegang rekening yang terdapat pada LPP. Mengingat LPP merupakan kustodian sentral, maka jasa kustodian yang tersedia di LPP harus lengkap, antara lain dalam bidang penatausahaan rekening efek untuk menyimpan dana dan efek, penerimaan dan distribusi dividen, bunga, pokok pinjaman, saham bonus dan hak-hak lainnya, pemindahan efek keluar dan masuk, pemindahan efek dari satu rekening ke rekening yang lain berdasarkan instruksi LKP. Oleh karena itu komputer LPP harus mempunyai jaringan langsung dengan sistem perdagangan bursa dan LKP, sehingga komputer-komputer tersebut dapat memverifikasikan jaminan sebelum sesuatu pesanan memasuki sistem perdagangan. e. Perusahaan Efek Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin emisi, Perantara Pedagang Efek dan/atau manajer investasi. Perusahaan efek harus dapat memastikan bahwa manajemennya harus memiliki kompetensi dan mampu memberikan fasilitas perdagangan dan penyelesaian sebagaimana yang dibutuhkan. Dalam hal ini, perusahaan efek bebas untuk mengembangkan sistem pendukung sendiri dan bebas memilih bursa yang sesuai dengan tujuannya dan memberikan pelayanan pada nasabahnya. Untuk melaksanakan 20

21 kegiatan tersebut, perusahaan efek harus memiliki orang perorangan yang telah memperoleh izin dari Bapepam sebagai berikut: - Penjamin Emisi Efek Pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual. - Perantara Pedagang Efek (PPE) Pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain. PPE ini melaksanakan amanat (order) jual dan beli dari nasabah dengan memperoleh imbalan tertentu, namun dapat juga melakukan transaksi atas nama sendiri. Untuk dapat melakukan transaksi di Bursa Efek, PPE wajib menjadi anggota dan sekaligus pemegang saham dari bursa efek yang bersangkutan. - Manajer Investasi Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, Dana Pensiun, dan Bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. f. Lembaga Penunjang Mendukung keberhasilan pengembangan Pasar Modal. - Biro Administrasi Efek (BAE) Berperan dalam memberikan jasa berkaitan dengan kepemilikan efek yang disimpan dalam penitipan kolektif di LPP, sehingga dapat memberikan informasi kepada emiten mengenai perubahan kepemilikan. BAE merupakan salahsatu lembaga penunjang pasar modal yang 21

22 memegang peranan penting di dalam menyelenggarakan administrasi perdagangan efek, baik pada saat pasar perdana maupun pada pasar sekunder. Sebagai lembaga penunjang, BAE menyediakan jasa kepada emiten dalam bentuk pencatatan dan pemindahkepemilikan efek-efek. Penyerahan efek kepada yang berhak menerima efek untuk disimpan oleh BAE adalah merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh BAE, disamping penyampaian laporan tahunan kepada emiten tentang posisi efek yang ditangani. Khusus pada persiapan penawaran umum di pasar perdana, BAE juga membantu emiten dalam pencatatan efek. BAE membantu emiten untuk mengadministrasikan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan efek yang dikeluarkan oleh emiten kepada masyarakat dengan biaya yang lebih rendah dan ekonomis daripada administrasi tersebut dilakukan sendiri oleh emiten. - Bank Kustodian Berperan dalam mengurangi resiko kegagalan dalam penyelesaian transaksi pada sistem yang sekarang, sehingga Bank Kustodian perlu bekerjasama dengan Bursa dan LKP dalam penyusunan sistem yang memberikan jaminan atas penyelesaian transaksi. Bank Kustodian hanya dapat diselenggarakan oleh LPP, perusahaan efek, atau bank umum yang telah mendapat persetujuan dari Bapepam. Kustodian adalah perusahaan yang memberikan jasa penitipan efek dan harta yang berkaitan dengan efek serta jasa lain termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek dan mewakili pemilik efek yang termasuk dalam penitipan kolektif. - Wali Amanat Dalam hal emiten menawarkan obligasi, maka emiten yang bersangkutan wajib menunjuk wali amanat. Wali amanat merupakan pihak yang dipercaya untuk mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi atau sekuritas kredit. 22

23 Pengembangan usaha Wali Amanat berkaitan erat dengan pertumbuhan pasar obligasi. Berdasarkan hal tersebut, BAPEPAM akan terus mendorong perkembangan pasar obligasi. Wali Amanat yang memiliki reputasi sebagai lembaga independen dalam melaksanakan tanggung jawabnya dan aktif dalam melakukan kegiatan perwaliamanatannya, dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan pasar atau efek yang memberikan penghasilan tetap. Peranan wali amanat diperlukan dalam setiap emisi obligasi, karena para pemegang obligasi yang jumlahnya begitu banyak tidak mungkin dapat membuat kontrak dengan emiten secara terpisah. - Penasihat Investasi Pihak yang memberikan nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek dengan memperoleh imbalan jasa. - Pemeringkat efek Di dalam hal suatu emiten melakukan penawaran umum obligasi atau surat hutang lainnya, maka ketentuan pasar modal menetapkan bahwa obligasi yang dikeluarkan tersebut harus terlebih dahulu diperingkat oleh suatu lembaga yang independen yang bergerak sebagai pemeringkat efek. Pemeringkatan ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada investor untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pokok pinjaman dan bunganya. Contoh perusahaan pemeringkat efek adalah PT. Pemeringkat Efek Indonesia ( PT. PEFINDO). Di dalam perkembangannya, peran pemeringkat efek tersebut tidak hanya terbatas atas efek-efek yang berada di pasar modal tetapi juga atas efek-efek yang berada di pasar uang. 23

24 g. Profesi Penunjang Profesi Penunjang Pasar Modal telah diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya. Sebagai salah satu pelaku pasar modal, Profesi Penunjang Pasar Modal harus ikut membantu mengembangkan pasar modal. Tanggung jawab utama dari profesi penunjang pasar modal adalah membantu emiten dalam proses go public dan memenuhi persyaratan mengenai keterbukaan yang sifatmya terus menerus. - Akuntan Membantu perkembangan Standar Akuntansi Keuangan dan Standar Pemeriksaan Akuntan Publik yang ada, serta mendorong kepatuhan akuntan menerapkan standar tersebut. Hal itu dapat berupa pengembangan Standar Akuntansi Keuangan yang berkaitan dengan instrumen-instrumen pasar modal, seperti efek derivatif, Standar Pemeriksaan industri efek, dan lain sebagainya. Akuntan yang terdaftar di Bapepam dianjurkan untuk selalu meningkatkan pengetahuan mereka tentang akuntansi, pengendalian intern, dan pemeriksaan Perusahaan Efek. - Konsultan Hukum Konsultan Hukum merupakan ahli dalam bidang hukum yang memberikan pendapat hukum mengenai emisi dan emiten atau pihak lain yang terkait dengan kegiatan pasar modal. Peran konsultan hukum diperlukan dalam setiap emisi efek karena jasanya diperlukan dalam memberikan perlindungan hukum bagi pemodal. Untuk itu profesi ini mempunyai fungsi untuk memberikan pendapat dari segi hukum mengenai keadaan emiten. Konsultasi hukum yang terdaftar di Bapepam harus memiliki keahlian dan memahami peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal. Di samping itu konsultan hukum tersebut juga dituntut untuk mempelajari praktik yang terjadi di pasar modal negara lain, sehingga dapat digunakan 24

25 sebagai bahan dalam memberikan nasihat hukum kepada Perusahaan Efek dalam pengembangan produk-produk baru. Aspek hukum yang perlu dikembangkan antara lain mengenai standar kontrak antara Perantara Pedagang Efek dan nasabahnya, kontrak margin, dan kontrak pelayanan jasa kustodian. - Penilai Jasa penilai mempunyai peranan penting dalam penentuan nilai wajar atas suatu aktiva. Nilai ini diperlukan sebagai bahan informasi bagi investor di dalam mengambil keputusan investasi. Dalam proses go public maupun proses akuisisi, emiten memerlukan jasa penilai tersebut. Keseragaman dalam metode penilaian merupakan salah satu hal yang terpenting pada penilaian atas mutu dari jasa profesi penilai. Oleh karena itu profesi penilai perlu menyusun standar kerja profesinya. - Notaris Peranan notaris di pasar modal diperlukan terutama dalam hubungan dengan penyusunan anggaran dasar para pelaku pasar modal, seperti emiten, perusahaan publik, Perusahaan Efek dan Reksa Dana, serta penyusunan kontrak-kontrak penting seperti kontrak Reksa Dana, kontrak penjaminan emisi dan perwaliamanatan. Untuk itu notaris perlu memahami peraturan Pasar Modal dan melaksanakan kegiatannya secara independen. 25

26 BAB II INSTRUMEN PASAR MODAL DAN GO PUBLIC II.1 Instrumen Pasar Modal Instrumen atau surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek. Pengertian efek adalah setiap surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan seperti surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti utang, bukti right (right issue), waran (warran), unit penyertaan kontrak, kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap turunan (derivatif) dari efek. Berikut ini adalah penjelasan dari instrumen-instrumen Pasar Modal. a. Saham Biasa Diantara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa (common stock) adalah yang paling dikenal masyarakat. Diantara emiten (perusahaan yang menerbitkan surat berharga), saham biasa juga merupakan yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Jadi saham biasa paling menarik bagi pemodal maupun bagi emiten. Secara sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi sama dengan menabung di bank. Setiap kali menabung, maka kita akan mendapat slip yang menjelaskan bahwa kita telah menyetor sejumlah uang. Bila kita membeli saham, maka kita akan menerima kertas yang menjelaskan bahwa kita memiliki bagian kepemilikan dari perusahaan penerbit saham tersebut. Adapun hasil yang dapat diperoleh dari investasi saham biasa berasal dari dua sumber, yaitu: 26

27 - Dividen, yaitu bagian laba yang diberikan emiten kepada para pemegang sahamnya. - Capital gain, yaitu pendapatan yang timbul dari penjualan saham dengan harga jual diatas harga beli. Klasifikasi saham biasa (common stock) terdiri dari: 1. Blue-chip stocks Suatu saham dapat diklasifikasikan sebagai Blue-chip stocks bila perusahaan penerbitnya memiliki reputasi yang baik serta dari pengalaman jangka panjang emitennya mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi dan konsisten membayar dividen tunai. Biasanya emitennya merupakan pemimpin dalam industrinya dan sudah dalam keadaan stabil. 2. Income Stocks Jenis ini digunakan untuk saham yang emitennya mampu membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan tahun-tahun sebelumnya. 3. Growth Stocks (well-known) Pengklasifikasian saham sebagai Growth Stocks adalah jika emitennya merupakan pemimpin dalam industrinya, dan dalam beberapa tahun terakhir berturut-turut mampu menghasilkan pendapatan di atas rata-rata. Disamping itu emiten saham ini biasanya mempunyai reputasi yang tinggi dan gaya publisitas yang nampak glamour dalam memperbaiki peningkatan atau penurunan harga sahamnya. Saham-saham jenis ini akan dipilih investor karena menawarkan dividen yang tinggi dan memberikan kesempatan untuk memperoleh capital gain. 4. Growth Stocks (lesser-known) Emiten saham jenis ini umumnya tidak menjadi pemimpin dalam industrinya, namun demikian saham ini tetap memiliki seperti Growth Stocks, yaitu mampu mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari penghasilan rata-rata tahun-tahun 27

28 terakhir. Emiten untuk saham jenis ini biasanya berasal dari daerah, yaitu perusahaan yang tidak menjadi pemimpin dalam skala nasional, tetapi memiliki kedudukan cukup kuat didaerahnya. Saham jenis ini kurang begitu populer di kalangan investor. 5. Saham spekulasi Jenis saham ini digunakan untuk saham yang emitennya tidak bisa secara konsisten mendapatkan penghasilan dari tahun ke tahun, tapi emiten ini mempunyai potensi untuk mendapatkan penghasilan yang baik di masamasa mendatang, meski pendapatan itu belum dapat direalisasi. Investor yang ingin mencoba memiliki saham ini dapat disamakan dengan berjudi, sebab dalam jangka pendek saham ini mungkin hanya bisa membagikan dividen yang kecil, atau bahkan tidak membayar dividen sama sekali. Namun dalam jangka panjang investor tetap memiliki harapan akan mendapatkan penghasilan yang besar. Penerbit saham ini biasanya perusahaan yang baru beroperasi atau juga perusahaan yang sedang melakukan penelitian dan penemuan produk-produk baru yang akan dipasarkan. Bisa juga perusahaan yang memiliki informasi penting, yang sewaktu-waktu jika dipublikasikan dapat meningkatkan harga saham. 6. Saham bersiklus (cyclical stocks) Perkembangan saham-saham jenis ini mengikuti pergerakan situasi ekonomi makro atau kondisi bisnis secara umum. Selama kondisi ekonomi makro sedang mengalami ekspansi, emiten saham akan mendapatkan penghasilan yang tinggi, sehingga memungkinkannya untuk membayar dividen yang tinggi pula. Sebaliknya, dalam periode resesi emiten biasanya kurang memiliki kemampuan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Penerbit saham jenis ini biasanya bergerak di bidang industri dasar, perumahan, otomotif, baja ataupun industri permesinan. 28

29 7. Saham bertahan (defensive/countercyclical stocks) Saham jenis ini tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro atau situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi, harga saham ini tetap tinggi, sebab mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat kemampuan emitennya mendapatkan penghasilan yang tinggi pada kondisi resesi. Penerbit saham jenis ini biasanya bergerak dalam industri yang produknya benar-benar dibutuhkan konsumen. b. Right issue Right issue diterjemahkan sebagai bukti right. Alat investasi ini merupakan produk turunan dari saham. Kebijakasanaan Right issue merupakan upaya emiten untuk menambah saham yang beredar, guna menambah modal perusahaan. Sebab dengan pengeluaran saham baru itu, berarti pemodal harus mengeluarkan uang untuk membeli right issue. Kemudian modal ini akan masuk ke modal perusahaan. Bagi pemodal, right issue berdampak positif kalau tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sebaliknya, berdampak negatif kalau menyebabkan menurunnya harga. Secara umum dampak right issue bisa dirasakan oleh semua pemodal. Right issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang dikeluarkan emiten. Karena merupakan hak maka investor tidak terikat harus membelinya. Ini berbeda dengan saham bonus atau dividen saham, yang otomatis diterima oleh pemegang saham. c. Obligasi Obligasi sudah lama dikenal di pasar modal Indonesia. Hanya saja kalah populer dengan saham. Ini disebabkan emiten obligasi kebanyakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Beberapa BUMN emiten obligasi adalah: Bapindo, Jasa Marga, Bank Tabungan Negara, dan masih banyak lagi. Kini perusahaanperusahaan swasta mulai menggunakan obligasi untuk menghimpun modal. Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi 29

30 pinjaman (dalam hal ini adalah pemodal) dengan yang diberi pinjaman (emiten). Jadi surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemili kertas tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan surat obligasi. Obligasi digolongkan sebagai efek yang memberikan penghasilan tetap karena penerbit (issuer) menjanjikan kepada pemegang obligasi untuk: - Membayar bunga periodik tetap - Membayar jumlah prinsipal tetap pada atau sebelum jatuh waktu Bunga obligasi umumnya dibayarkan setiap jumlah waktu yang tetap, misalnya setiap 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun. Besarnya bunga tergantung dari kupon. Selain itu seperti halnya saham biasa, obligasi juga mengenal penghasilan dari capital gain yang bisa terjadi apabila saat pemegang obligasi melakukan penjualan obligasinya, mendapatkan harga yang lebih tinggi dari harga ketika saat membelinya. d. Obligasi Konversi Obligasi Konversi (convertible bond), sudah dikenal di pasar modal Indonesia. Untuk kalangan emiten swasta, sebenarnya obligasi konversi lebih dulu populer daripada obligasi. Kecenderungan melakukan emisi obligasi baru menunjukkan aktivitas yang meningkat sejak tahun Sedang obligasi konversi susah memasuki pasar menjelang berakhirnya tahun Obligasi konversi sekilas tidak ada bedanya dengan obligasi biasa, misalnya memberikan kupon tetap, memiliki jatuh tempo, dan memiliki nilai pari. Hanya saja obligasi konversi memiliki keunikan, yaitu bisa ditukar dengan saham biasa. Pada obligasi konversi selalu tercantum persyaratan untuk melakukan konversi. Misalnya, setiap obligasi konversi bisa dikonversi menjadi 3 lembar saham biasa setelah 1 Januari Persyaratan ini tidak sama diantara obligasi konversi yang satu dengan yang lainnya. 30

31 e. waran Waran diterbitkan dengan tujuan agar pemodal tertarik membeli obligasi atau saham yang diterbitkan emiten. Pada keadaan tertentu, misalnya pada saat suku bunga bank tinggi, tentu pemodal lebih suka menginvestasikan dananya ke bank. Kalau emiten menerbitkan obligasi yang memberikan bunga lebih tinggi dari suku bunga bank, tentu memberatkan keuangan emiten. Sebaliknya, kalau menerbitkan obligasi dengan bunga rendah, mungkin tidak laku. Supaya obligasi berbunga rendah itu menarik pemodal, maka obligasi disertai waran. Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lain, misalnya obligasi atau saham. Penerbit saham harus memiliki saham yang nantinya dikonversi oleh pemegang waran. Namun setelah obligasi atau saham yang disertai waran memasuki pasar, baik obligasi, saham maupun waran dapat diperdagangkan secara terpisah. Manfaat investasi dari waran antara lain: - Memberikan alternatif cara untuk memperoleh capital gain melalui perilaku harga dari saham yang dapat dibeli dengan waran. - Rendahnya biaya perunit waran dan potensi leverage yang ditimbulkannya menyebabkan rendahnya modal/dana yang diperlukan tanpa mempengaruhi hasil berupa capital gain dari investasi tersebut. Adapun kerugian investasi dalam waran antara lain: - Perlunya pengetahuan investasi khusus, karena waran merupakan jenis investasi yang tidak biasa. - Waran tidak memberikan dividen, sehingga investor tidak menerima penghasilan berjalan. - Waran memiliki masa berlaku, terutama untuk waran yang berjangka pendek (1 atau 2 tahun) sehingga membatasi peluang investor untuk memanfaatkan perilaku harga. 31

32 II.2 Penawaran Umum (Go Public) Penawaran umum adalah kegiatan yang dilakukan emiten untuk menjual efek kepada masyarakat, berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Kegiatan ini lebih populer disebut go public. Emiten adalah pihak (perusahaan) yang melakukan penawaran umum dengan tujuan untuk memperoleh dana melalui pasar modal. Sedangkan masyarakat yang memberikan dana kepada perusahaan dengan membeli saham atau obligasi yang diterbitkan dan dijual oleh perusahaan disebut sebagai pemodal (investor). Adapun tujuan penggunaan dana dari hasil go public pada umumnya digunakan untuk: 1. Ekspansi Dalam kehidupan suatu perusahaan akan diusahakan untuk melakukan perluasan dalam kegiatan operasinya. Perluasan ini dapat berupa peningkatan kapasitas produksi maupun diversifikasi jenis produk. Tentu saja hal-hal tersebut harus ditunjang oleh manajemen yang profesional, selain itu juga dibutuhkan modal yang akan digunakan bagi investasi dan juga modal kerja. Terkadang perusahaan tidak memungkinkan untuk memperoleh modal dari para pemegang saham yang berupa modal disetor, sehingga diputuskan untuk memperoleh modal dari luar perusahaan, yang dapat berupa pinjaman dari pihak lain atau dapat berupa penjualan saham baru kepada pihak lain diluar para pemegang saham yang sudah ada. 2. Memperbaiki struktur pemodalan Modal suatu perusahaan terdiri dari modal sendiri (equity) dan modal pinjaman. Setiap pinjaman tentu saja harus membayar bunga. Terkadang perusahaan mengalami kerugian hanya karena beban pinjaman terutama pinjaman dari mata uang asing di masa-masa nilai rupiah terdepresiasi tajam. Dengan demikian perusahaan akan dibebani pembayaran bunga yang meningkat. Bila hal ini berlangsung dalam jangka waktu lama, perusahaan 32

33 dapat mengalami kebangkrutan. Salah satu tindakan penyelamatan adalah dengan mengurangi jumlah hutang, yaitu dengan menggantikannya menjadi modal saham, yang berarti perusahaan akan menjual saham baru untuk membayar hutang yang sangat membebani tadi. Tindakan ini dikenal sebagai restrukturisasi modal. 3. Untuk melakukan pengalihan pemegang saham (divestasi). Perusahaan yang melakukan go public adalah perusahaan yang secara hukum dan nyata sudah beroperasi/menjalankan usahanya, yang sudah tentu telah ada pemilik dan pemegang sahamnya. Dengan pertimbangan tertentu terkadang pemegang saham tadi ingin melepaskan/mengalihkan saham yang dimiliki ke pihak lain. Hal ini mudah dilakukan jika memang telah ada pula pihak yang bersedia membelinya, akan tetapi jika tidak maka pemilik saham dapat memilih pasar modal sebagai tempat untuk menawarkan sahamnya secara umum (public offering). Pengalihan saham dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru disebut sebagai divestasi (divesment). Berikut ini adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan oleh para perusahaan yang melakukan go public (emiten): a. Manfaat Penawaran Umum Saham Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus (tanpa termin) Biaya Go public relatif murah dengan proses yang relatif mudah Pembagian deviden berdasarkan keuntungan Penyertaan masyarakat biasanya tidak berminat masuk dalam manajemen Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu perusahaan untuk membangkitkan profesionalisme Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta memiliki saham perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial 33

PASAR MODAL INDONESIA

PASAR MODAL INDONESIA PASAR MODAL INDONESIA 1.1. PERKEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA Pasar Modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal, di mana ada pedagang,

Lebih terperinci

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA 2.1. Latar Belakang Go Public Pesatnya perkembangan dunia usaha menimbulkan persaingan yang ketat di antara para pelaku usaha. Setiap perusahaan berlomba-lomba

Lebih terperinci

Industri Pasar Modal di Indonesia

Industri Pasar Modal di Indonesia Industri Pasar Modal di Indonesia...... Struktur Pasar Modal Indonesia Kerangka Peraturan Pasar Modal Sejarah Perkembangan Pasar Modal Indonesia Era sebelum Tahun 1976 Kegiatan jual-beli saham dan Obligasi

Lebih terperinci

Materi 2 Pengertian dan Instrumen Pasar Modal. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE. M.Si.

Materi 2 Pengertian dan Instrumen Pasar Modal. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE. M.Si. Materi 2 Pengertian dan Instrumen Pasar Modal Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE. M.Si. 2-1 PENGERTIAN & INSTRUMEN PASAR MODAL PENGERTIAN PASAR MODAL - Pasar Perdana - Pasar Sekunder INSTRUMEN PASAR MODAL - Saham

Lebih terperinci

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PASAR MODAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami karakteristik pasar modal. 2. Memahami

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad-19. Menurut

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad-19. Menurut BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreniging voor den Effectenhandel pada

Lebih terperinci

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr Pasar Modal A. PENDAHULUAN Pasar modal (capital market) atau bursa efek adalah pasar tempat bertemunya permintaan dan penawaran dana-dana jangka panjang dalam bentuk jual-beli surat berharga. B. PRODUK

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

MATERI 4 PERKEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

MATERI 4 PERKEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA MATERI 4 PERKEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA ORGANISASI PASAR MODAL INDONESIA PROSES GO PUBLIC SEKURITAS YANG DIPERDAGANGKAN DI BEJ & MEKANISME PERDAGANGANNYA

Lebih terperinci

P A S A R M O D A L (Capital Market)

P A S A R M O D A L (Capital Market) P A S A R M O D A L (Capital Market) INVESTASI merupakan suatu bentuk penundaan konsumsi dari masa sekarang untuk masa yang akan datang, yang didalamnya terkandung resiko ketidak pastian, untuk itu dibutuhkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10

SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10 SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10 PASAR UANG Pasar yang memperjualbelikan surat berharga jangka pendek yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun SURAT BERHARGA PASAR UANG yaitu surat utang

Lebih terperinci

Investasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

Investasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Investasi Filosofi Investasi Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Macam Investasi Investasi Aktiva Berwujud Aktiva Finansial Investasi di Aktiva Berwujud Tanah

Lebih terperinci

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Investasi Filosofi Investasi Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Macam Investasi Investasi Aktiva Berwujud Aktiva Finansial Investasi di Aktiva Berwujud Tanah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO Pasar Modal di Indonesia Pasar modal Indonesia dibentuk untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor

Lebih terperinci

PASAR MODAL INDONESIA

PASAR MODAL INDONESIA PASAR MODAL INDONESIA Struktur Pasar Modal Indonesia Menteri Keuangan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM-LK) Bursa Efek (BEI) Lembaga Kliring dan Penjamin (KPEI) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (KSEI)

Lebih terperinci

PASAR MODAL DAN TRANSAKSI EFEK SAHAM ERDIKHA ELIT

PASAR MODAL DAN TRANSAKSI EFEK SAHAM ERDIKHA ELIT PASAR MODAL DAN TRANSAKSI EFEK SAHAM Keterangan Penting Informasi berikut ini dipersiapkan untuk keperluan penyajian secara umum. Informasi ini tidak ditujukan bagi keperluan investasi, keadaan keuangan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UU R.I No.8/1995 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pasar Modal

STIE DEWANTARA Pasar Modal Pasar Modal Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 3 Pengertian Dalam arti sempit Pasar Modal = Bursa efek, yaitu tempat terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan secara langsung

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UU R.I No.8/1995 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Anotasi. Naskah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

Kamus Istilah Pasar Modal

Kamus Istilah Pasar Modal Sumber : www.bapepam.go.id Kamus Istilah Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan

Lebih terperinci

Pasar Uang dan Pasar Modal

Pasar Uang dan Pasar Modal Pasar Uang dan Pasar Modal Pasar Uang Pasar Uang adalah suatu kelompok pasar dimana instrumen kredit jangka pendek, yang umumnya berkualitas tinggi diperjualbelikan. Fungsi Pasar uang sebagai sarana alternatif

Lebih terperinci

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2

Lebih terperinci

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

Lebih terperinci

PASAR MODAL DI INDONESIA

PASAR MODAL DI INDONESIA MATERI 3 PASAR MODAL DI INDONESIA DAN MEKANISME PERDAGANGAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. PASAR MODAL DI INDONESIA Pasar modal Indonesia dibentuk untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan

Lebih terperinci

PASAR MODAL DI INDONESIA

PASAR MODAL DI INDONESIA PASAR MODAL DI INDONESIA Pasar modal Indonesia dibentuk untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor merupakan pihak yang mempunyai kelebihan dana, sedangkan

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

PASAR MODAL BURSA EFEK MEKANISME PERDAGANGAN

PASAR MODAL BURSA EFEK MEKANISME PERDAGANGAN Pengertian Pasar Modal adalah wahana untuk mempertemukan pihak-pihak yang memerlukan dana jangka panjang dengan pihak yang memiliki dana tersebut FUNGSI JENIS BAPEPAM LEMBAGA dan PROFESI Fungsi Sumber

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.36, 2017 KEUANGAN OJK. Investasi Kolektif. Multi Aset. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6024) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608]

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608] UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608] BAB XV KETENTUAN PIDANA Pasal 103 (1) Setiap Pihak yang melakukan kegiatan di Pasar Modal tanpa izin, persetujuan, atau pendaftaran

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI BURSA EFEK INDONEASIA

BAB II DESKRIPSI BURSA EFEK INDONEASIA BAB II DESKRIPSI BURSA EFEK INDONEASIA 2.1. Pengertian dan Peranan Pasar Modal Indonesia 10 Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasar Modal diartikan sebagai kegiatan yang bersangkutan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan No.133, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Reksa Dana. Perseroan. Pengelolaan. Pedoman. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6080) PERATURAN

Lebih terperinci

ATA 2014/2015 M1/IT /NICKY/ Pasar modal

ATA 2014/2015 M1/IT /NICKY/ Pasar modal Pasar modal 1. Pengertian pasar modal Pasar modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara pencari dana dengan para penanam modal, dengan instrument utama saham dan obligasi. Dalam

Lebih terperinci

Pembahasan : Di Indonesia terdapat Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dulu bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES)

Pembahasan : Di Indonesia terdapat Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dulu bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) 1. Pasar uang merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran kredit a. Jangka pendek d. jangka sedang b. Jangka menengah e. jangka tidak pasti c. Jangka panjang Pasar uang adalah suatu tempat pertemuan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Bab 1 MENGENAL PASAR MODAL

Bab 1 MENGENAL PASAR MODAL Bab 1 MENGENAL PASAR MODAL 1.1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal (capital market) merupakan pasar yang memfasilitasi penerbitan dan perdagangan surat berharga keuangan seperti saham dan obligasi. Penerbitan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-552/BL/2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BAGAIMANA MENJADI INVESTOR SAHAM

BAGAIMANA MENJADI INVESTOR SAHAM BAGAIMANA MENJADI INVESTOR SAHAM Saham Sebagai Pilihan Investasi Saham merupakan salah satu surat berharga yang diperjualbelikan di dalam pasar modal. Saham merupakan bukti kepemilikan atau penyertaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Bagaimana Menjadi Investor Saham

Bagaimana Menjadi Investor Saham Bagaimana Menjadi Investor Saham Saham Sebagai pilihan Investasi Saham merupakan salah satu surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal Saham merupakan bukti kepemilikan atau penyertaan modal dalam

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 176/BL/2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN I. UMUM Otoritas Jasa Keuangan yang merupakan otoritas tunggal (unified supervisory model)

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/9/PBI/2017 TENTANG PENERBITAN DAN TRANSAKSI SURAT BERHARGA KOMERSIAL DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/9/PBI/2017 TENTANG PENERBITAN DAN TRANSAKSI SURAT BERHARGA KOMERSIAL DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/9/PBI/2017 TENTANG PENERBITAN DAN TRANSAKSI SURAT BERHARGA KOMERSIAL DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN Pasar modal (capital market) adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka peningkatan

Lebih terperinci

PASAR MODAL PERTEMUAN

PASAR MODAL PERTEMUAN PASAR MODAL PERTEMUAN 11 MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M. LOGO FINANCIAL MARKET FINANCIAL MARKET MONEY MARKET CAPITAL MARKET Mengenal Pasar Modal Mempertemukan pihak yang membutuhkan

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta III. Pasar Modal 1. Pendahuluan Pasar Modal (dalam Pasal 1 Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 60 tahun 1988 tertanggal 20 Desember 1988) adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian investasi secara umum adalah penanaman dana dalam jumlah tertentu pada saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PP. No. : 45 Tahun 1995 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PERILAKU MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

PRODUK PASAR MODAL. 1. SAHAM Surat bukti pemilikan modal pada suatu perusahaan

PRODUK PASAR MODAL. 1. SAHAM Surat bukti pemilikan modal pada suatu perusahaan PASAR MODAL PASAR MODAL Pasar Modal (Capital Market) adalah pasar yang mempertemukan penjual dana dan pembeli dana jangka panjang baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri PRODUK PASAR MODAL 1. SAHAM

Lebih terperinci

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015 Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015 Pasar Modal Pasar Modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. 2 Fungsi Pasar

Lebih terperinci

2. Pasar Perdana. A. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana

2. Pasar Perdana. A. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana B. Pasar Sekunder adalah pasar di mana efek-efek yang telah dicatatkan di Bursa diperjual-belikan. Pasar Sekunder memberikan kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula

Lebih terperinci

Bagaimana Menjadi Investor Saham

Bagaimana Menjadi Investor Saham Bagaimana Menjadi Investor Saham Saham Sebagai pilihan Investasi Saham merupakan salah satu surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal Saham merupakan bukti kepemilikan atau penyertaan modal dalam

Lebih terperinci

M E M U T U S K A N :

M E M U T U S K A N : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 03 /PM/2004 TENTANG Peraturan Nomor IV.B.1 PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PP. No. : 45 Tahun 1995 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan kegiatan Pasar

Lebih terperinci

JENIS DAN BESARAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN JENIS PUNGUTAN SATUAN BESARAN

JENIS DAN BESARAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN JENIS PUNGUTAN SATUAN BESARAN LAMPIRAN: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN JENIS DAN BESARAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN I. Pungutan yang Terkait Dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pengertian umum pasar modal (capital market) yaitu pihak-pihak yang memerlukan dana jangka panjang dengan pihak yang memiliki dana tersebut

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 177/BL/2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN

Lebih terperinci

HUKUM PASAR MODAL. Sejarah Perkembangan Pasar Modal di Indonesia

HUKUM PASAR MODAL. Sejarah Perkembangan Pasar Modal di Indonesia HUKUM PASAR MODAL Sejarah Perkembangan Pasar Modal di Indonesia Pasar modal telah lama ada di bumi nusantara tercinta ini. Hal tersebut ditandai dengan berdirinya Bursa Efek pertama yang dibentuk pemerintah

Lebih terperinci

MODUL EKONOMI KELAS XI PASAR MODAL N OVITA INDRAWATI

MODUL EKONOMI KELAS XI PASAR MODAL N OVITA INDRAWATI MODUL EKONOMI KELAS XI PASAR MODAL N OVITA INDRAWATI 1 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga buku Modul

Lebih terperinci

Bab 3 PENAWARAN UMUM DI PASAR PERDANA

Bab 3 PENAWARAN UMUM DI PASAR PERDANA Bab 3 PENAWARAN UMUM DI PASAR PERDANA 3.1. Pengertian Penawaran Umum Penawaran Umum (public offering) merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal dengan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR : KEP- 22 /PM/2004 TENTANG PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR : KEP- 22 /PM/2004 TENTANG PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR : KEP- 22 /PM/2004 Peraturan Nomor IX.C.6 TENTANG PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

Lebih terperinci

Elin Dwi Jayanti A PASAR MODAL

Elin Dwi Jayanti A PASAR MODAL Elin Dwi Jayanti A 210 120 003 PASAR MODAL DAFTAR ISI PASAR MODAL PRODUK PASAR MODAL MEKANISME PASARS MODAL TUGAS DISKUSISlide 17 EVALUASISSlide 18 MATERI PASAR MODAL PENGERTIAN PASAR MODAL Pasar modal

Lebih terperinci

Investasi Saham di Pasar Modal

Investasi Saham di Pasar Modal Investasi Saham di Pasar Modal Andre adalah salah satu individu yang ikut memeriahkan perdagangan saham di bursa efek Jakarta. Sudah kurang lebih 3 tahun Andre selalu mengikuti dan bertransaksi saham.

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH SESI 11: Pasar Modal Syariah (PMS) Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Definisi PMS Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan

Lebih terperinci

MENGENAL PASAR MODAL SYARIAH TRAINING OF TRAINER MODUL

MENGENAL PASAR MODAL SYARIAH TRAINING OF TRAINER MODUL MENGENAL PASAR MODAL SYARIAH TRAINING OF TRAINER MODUL Outline 1 3 Hasil Survey Nasional Keuangan Indonesia 2 Pengantar Investasi Konsep Umum dan Ruang Lingkup Pasar Modal 4 Pasar Modal Syariah 5 Layanan

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia investasi semakin marak. Banyaknya masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi menambah semakin berkembangnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa saat setelah disahkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama Reksa Dana, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit. Sumber dari luar tidak mungkin selamanya diandalkan untuk pembangunan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa saat setelah disahkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama Reksa Dana, yang merupakan

Lebih terperinci

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham. Untuk mengetahui laba yang diperoleh perusahaan dengan menghitung Laba Per Lembar saham (Earning Per Share)/EPS. EPS merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau pasar perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market). 1

BAB I PENDAHULUAN. atau pasar perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu pasar primer atau pasar perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market). 1 Pasar primer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat terutama setelah pemerintahan melakukan berbagai regulasi di bidang keuangan dan

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar

Lebih terperinci

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007 REKSA DANA PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007 Reksa Dana UNDANG-UNDANG PASAR MODAL No. 8 tahun1995, BAB I, Pasal 1 Ayat 27 : Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang,

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang, BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang, setidaknya sejak tahun 1983 saat pemerintah mengeluarkan deregulasi perbankan (Pakjun 1983).

Lebih terperinci

Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam.

Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam. PP No. 45/1995 BAB 1 BURSA EFEK Pasal 1 Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam. Pasal 2 Modal disetor Bursa Efek sekurang-kurangnya berjumlah Rp7.500.000.000,00 (tujuh

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

2017, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo No.132, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Reksa Dana. Perseroan. Pengelolaan. Kontrak. Pedoman. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6079)

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN -1- RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari kinerja perusahaan efek. Pasar modal merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari kinerja perusahaan efek. Pasar modal merupakan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital modal) mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Pertumbuhan suatu pasar modal sangat tergantung dari kinerja

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan kegiatan Pasar

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

Pasar Modal. Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga macam, yaitu pasar perdana, pasar sekunder, dan bursa paralel.

Pasar Modal. Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga macam, yaitu pasar perdana, pasar sekunder, dan bursa paralel. Pasar Modal Pengertian dan Definisi Pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Di pasar modal, yang diperjualbelikan adalah modal berupa hak pemilikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci