II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kewirausahaan berasal dari kata entrepreneurship, yang berarti suatu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kewirausahaan berasal dari kata entrepreneurship, yang berarti suatu"

Transkripsi

1 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kewirausahaan 1. Definisi Kewirausahaan Istilah kewirausahaan berasal dari kata entrepreneurship, yang berarti suatu kemampuan kreatif, dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dan dijadikan dasar, kiat dalam usaha atau perbaikan hidup (Suryana, 2001: 30). Kewirausahaan menurut Drucker, 1959 (dalam Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010) adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda ( ability to create the new and different ). Kewirausahaan menurut Zimmerer, 1996 (dalam Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010) adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha). Berdasarkan beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kewirausahaan adalah suatu keahlian yang dimiliki oleh individu untuk meciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain sebagai usaha untuk mencapai kehidupan yang baik.

2 12 2. Karakteristik Kewirausahaan Menurut M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer 1996: 6-8 (dalam Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010) karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan meliputi : 1. Commmitment and determination, yaitu wirausahawan harus mempunyai komitmen dan tekad untuk memberikan perhatian penuh terhadap usaha yang ia jalani, sikap setengah hati akan membuat mereka mudah goyah dan kemungkinan gagal lebih besar. 2. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Wirausahan harus mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi atas usaha apa yang sudah dijalankan. 3. Opportunity obsesession, yaitu selalu berambisi untuk mencari peluang. Wirausahawan harus mempunyai tekad untuk yakin, mampu mancari peluang dan berhasil dimasa depan. 4. Tolerance for risk, ambiquity, and uncertainty, yaitu tahan terhadap resiko dan ketidakpastian. Wirausahawan harus belajar mampu mengelola resiko dan cara mentransfer resiko ke pihak lain seperti investor, konsumen, pemasok dan lain-lain. 5. Self confidence, yaitu percaya diri. Wirausahawan cenderung optimis terhadap apa yang dikerjakan untuk pencapaian tujuan. 6. Creativity and flexibility, yaitu berdaya cipta dan luwes. Seorang wirausahawan harus cepat dan fleksibel menghadapi perubahan

3 13 permintaan. Untuk mencapai itu semua dibutuhkan kreativtas yang tinggi. 7. Desire for immadiate feedback, yaitu wirausahawan selalu menghendaki umpan balik dan ingin selalu mengetahui hasil dari apa yang dikerjakannya. Untuk memperbaiki hasil kerjanya, ia selalu mmenggunakan pengetahuan yang dimiliki dan belajar dari kegagalan. 8. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras yang tinggi untuk mewujudkan tujuannya. 9. Motivation to excel, yaitu memiliki dorongan untuk selalu unggul. Ia memiliki keinginan untuk lebih berhasil dalam mengerjakan apa yang dilakukannya. Motivasi ini muncul karena dari dalam diri (internal) dan jarang dari eksternal. 10. Orientation to the future, yaitu seorang wirausahawan harus berorientasi ke masa depan, dan tidak melihat ke belakang tanpa evaluasi yang jelas. 11. Willingness to learn from failure, yaitu selalu belajar dari kegagalan. Seorang wirausahawan harus yakin pada kemampuannya untuk berhasil, dan pantang menyerah jika terjadi kegalalan. 12. Leadership ability, yaitu kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang ingin berhasil harus mampu memimpin dan memberikan pengaruh sebagai arahan untuk mecapaitujuan, ia harus mampu menjadi seorang mediator dan negotiator daripada menjadi seorang diktator. Berdasarkan pendapat di atas maka karakteristik wirausaha ialah seseorang yang percaya diri, bertanggung jawab, memiliki dorongan untuk selalu

4 14 unggul, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil resiko, berjiwa kepemimpinan, berorientasi ke masa depan, selalu belajar dari kegagalan, inovatif, kreatif, dan fleksibel serta menghendaki umpan balik dengan segera (Suryana, 2001:9). 3. Faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan Wirausaha Zimmerer (1996:14-15) dikutip oleh Suryana (2003:44) mengemukakan beberapa faktor-faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya: 1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil. 2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan. 3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.

5 15 4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan. 5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha menjadi wirausaha menjadi mundur. Ia kurang yang strategis merupakan faktor yang menetukan terbiasa dalam menghadapi tantangan. Wirausaha keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis yang berhasil pada umumnya menjadikan dapat mengakibatkan perusahaan sukar bertantangan sebagai peluang yang harus dihadapi operasi karena kurang efisien. 6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisien dan efektivitas dan ditekuni. Kualitas kehidupan yang tepat rendah meskipun usahanya mantap. Kualitas kehidupan yang tidak Kurang pengawasan dapat mengakibatkan segera meningkat dalam usaha, akan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif. 7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar. 8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan manjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

6 16 B. Tinjauan Minat Wirausaha 1. Definisi Minat Wirausaha Minat wirausaha menurut Yanto, 1996 (dalam Arum, 2014) adalah kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup serta memecahkan permasalahan hidup, memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Menurut Fuadi (2009), minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar dari kegagalan. Menurut Santoso (1993), minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami. Krueger, 1993 (dalam Lieli Suharti dan Hani Sirine) menyatakan bahwa niat kewirausahaan mencerminkan komitmen seseorang untuk memulai usaha baru dan merupakan isu sentral yang perlu diperhatikan dalam memahami proses kewirausahaan pendirian usaha baru. Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa minat wirausaha adalah ketersediaan seseorang melakukan usaha untuk memperbaiki kualitas hidup.

7 17 2. Indikator Minat Wirausaha Menurut Bhandari, 2006 (dalam Praswati: ) variabel dan indikator untuk mengukur minat wirausaha adalah sebagai berikut : 1. Harga Diri, memiliki beberapa indikator yaitu : a. Lebih dihargai jika memiliki usaha sendiri b. Lebih percaya diri jika punya usaha sendiri c. Lebih nyaman berbicara dengan orang lain jika memiliki usaha yang bisa dibanggakan 2. Tantangan Pribadi, diukur dengan indikator sebagai berikut : a. Ingin mencoba hal-hal baru b. Menyukai sesuatu hal yang membuat lebih maju c. Melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan orang lain 3. Keinginan menjadi Bos, indikator-indikatornya adalah sebagai berikut : a. Keinginan mempunyai usaha sendiri b. Keinginan bebas mengelola usaha sendiri c. Ingin bisa mengembangkan usaha sendiri 4. Inovasi, memiliki indikator-indikator yaitu : a. Senang hal-hal yang bersifat kreatif b. Keinginan membuat sesuatu yang berbeda dari yang lain c. Senang melakukan percobaan 5. Kepemimpinan, indikatornya adalah : a. Senang berbicara dengan orang banyak b. Ingin menjadi ketua dalam suatu tim c. Keinginan lebih menonjol dari orang lain

8 18 6. Fleksibilitas, beberapa indikator yaitu : a. Senang dengan pekerjaan yang waktunya tidak mengikat b. Tidak menyukai hal-hal yang bersifat teratur c. Tidak suka terikat akan sesuatu 7. Keuntungan, indikatornya : a. Keinginan bebas menjalankan keuangan usaha sendiri b. Keinginan merasakan kekayaan atas usaha sendiri c. Keinginan mengembangkan usaha sendiri Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa variabel untuk mengukur minat wirausaha adalah harga diri, tantangan pribadi, keinginan menjadi bos, inovasi, kepemimpinan, fleksibilitas, dan keuntungan. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wirausaha Minat berwirausaha tidak dibawa sejak lahir tetapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor yang mempengaruhi tumbuhnya kuputusan untuk berwirausaha merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor yaitu karakter kepribadian seseorang dan lingkungannya (Bygrave, 2003). Menurut Priyanto, 2008 (dalam Mopangga, 2014) pembentukan jiwa kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal, faktor eksternal, dan faktor kontekstual. Faktor-faktor internal sebagai pendorong minat berwirausaha adalah sebagai berikut :

9 19 a. Sifat David Mc Clelland (dalam Alma, 2007:13) dalam bukunya The Achieving Society menyatakan bahwa seorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki keinginan berprestasi yang sangat tinggi dibandingkan orang yang tidak berwirausaha. Sifat ingin menjadi seseorang yang lebih unggul dari yang lain dan ingin mendapatkan kehidupan yang baik merupakan salah satu sifat faktor pendorong yang mempengaruhi minat berwirausaha. b. Umur Sinha (1996) membuktikan bahwa para calon wirausahawan yang berusia muda, cenderung lebih sukses dibanding mereka yang berusia tua. Staw dalam Riyanti (2003) menunjukan bahwa keberhasilan seseorang dapat dilihat dari usia si calon wirausahawan di saat awal mereka melakukan usahanya. Umumnya usia yang produktif untuk berusaha adalah di sekitar 25 hingga 44 tahun (Reynolds et.al., 2000). Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa faktor umur mempunyai peran dalam keberhasilan berwirausaha. c. Jenis kelamin Jenis kelamin dapat mempengaruhi kemandirian seseorang. Sesuai dengan pendapat Masrun dkk (1986) yang mengungkapkan bahwa saat anak menginjak usia 4-5 tahun dan terus berlangsung hingga masa remaja, terdapat suatu pola yang menuntut anak wanita lebih berlaku merawat dan patuh sedangkan laki-laki dituntut untuk mampu secara mandiri dan berprestasi. Pernyataan ini menunjukan bahwa anak laki-laki

10 20 dianggap lebih mempunyai rasa tanggung jawab untuk memimpin suatu usaha, dan seorang wanita memberikan dorongan sekaligus merawat agar bentuk usaha yang telah dijalani itu tetap berjalan dengan baik. d. Pengalaman kerja Pengalaman diartikan pengalaman kerja seseorang sebelum memutuskan menjadi seorang wirausahawa. Hisrich dan Peters, 2000:74 dalam (Mopangga, 2104) menyatakan bahwa pengalaman kerja mempengaruhi individu dalam menyusun rencana dan melakukan langkah-langkah selanjutnya. Penelitian Kim Riyanti (2003:39) menunjukkan bahwa pengalaman memberikan pengaruh terhadap keberhasilan usaha. Pengalaman yang dimaksud dalam penelitian Kim adalah keterlibatan langsung dalam suatu kegiatan usaha. e. Latar belakang keluarga Keluarga merupakan media sosialisasi pertama yang diterima seseorang. Apabila latar belakang keluarga merupakan seorang wirausahawan, maka terdapat kemungkinan yang besar seseorang tersebut mendapat dukungan untuk berwirausaha dan minat wirausaha tersebut diterima sejak usia dini dan apabila keluarga tersebut bukan dari latar belakang wirausahan tetapi karena melihat peluang usaha yang menjanjikan dan mendapat dukungan untuk memulai karir di bidang wirausaha maka seseorang tersebut lebih memilih untuk menjadi seorang wirausahawan. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah sebagai berikut : 1. Lingkungan keluarga

11 21 Alma (2007) menyebutkan bahwa lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting dalam pembentukan minat untuk menjadi wirausaha. Lingkungan keluarga merupakan satu kesatuan yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga merupakan sosialisasi primer yang menjadi pembentuk kepribadian seseorang termasuk di dalamnya minat berwirausaha sehingga keberadaan lingkungan keluarga dalam pembentukan minat wirausaha seseorang menjadi sangat penting. 2. Lingkungan sosial ekonomi Lingkungan sosial ekonomi mempengaruhi minat seseorang berwirausaha, dimana lingkungan yang mayoritas berwirausaha maka kemungkinan besar individu yang ada di lingkungan tersebut juga akan berminat untuk berwirausaha. Selanjutnya, faktor kontekstual yang mempengaruhi minat wirausaha adalah dukungan pihak akademik. Kewirausahaan bisa diajarkan melalui pendidikan dan pelatihan.... entrepreneurship has models, processes, and case studies that allow the topic to be studied and the knowledge to be acquired (Kuratko & Hodgetts, 2007: 34). Hal ini didukung oleh hasil dari penelitian Wibowo (2011), bahwa faktor pembelajaran di lingkungan sekolah memiliki pengaruh paling tinggi terhadap minat mahasiswa. Pendidikan atau pelatihan kewirausahaan adalah proses pembelajaran konsep dan skill untuk mengenali peluang-peluang usaha. Termasuk di dalamnya mengenali peluang dikaitkan dengan pemanfaatan sumber daya untuk menghadapi resiko dan menciptakan bisnis baru. Pendidikan kewirausahaan

12 22 yang diperoleh saat di bangku kuliah dapat mempengaruhi minat dan motivasi seseorang untuk menjadi seorang wirausaha. Peranan Universitas dalam memotivasi para mahasiswanya untuk menjadi wirausaha merupakan bagian dari salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan. Bentuk dukungan Unila dalam meningkatkan wirausaha mahasiswa adalah mengenalkan mahasiswa dengan program-program kewirausahaan, seperti Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK), Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), dan Gerakan Seribu Wirausaha (GABUWIRA). Melalui program-program yang telah ditawarkan Unila kepada mahasiswa diharapkan dapat menumbuhkan sekaligus meningkatkan motivasi mahasiswa berwirausaha sehingga kedepannya mahasiswa tidak berpangku tangan mengandalkan lapangan pekerjaan yang diberikan Pemerintah karena mereka telah memiliki bekal berwirausaha. C. Program-program yang Dilaksanakan Universitas Lampung (Unila) Untuk Meningkatkan Wirausaha Mahasiswa 1. Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) merupakan program pengembangan ketrampilan mahasiswa dalam berwirausaha dan berorientasi pada laba (profit). Komoditas usaha yang dihasilkan oleh mahasiswa dapat berupa barang atau jasa yang selanjutnya merupakan salah satu modal dasar mahasiswa dalam berwirausaha dan memasuki pasar. Jadi, pemeran utama berwirausaha dalam hal ini adalah mahasiswa, bukan masyarakat, ataupun mitra lainnya. Tujuan PKMK adalah menghasilkan karya kreatif, inovatif dalam membuka peluang usaha yang berguna bagi

13 23 mahasiswa setelah menyelesaikan studi. PKM ini memiliki 6 kegiatan yaitu PKM Penelitian (PKMP), PKM Penerapan Teknologi (PKMT), PKM Kewirausahaan (PKMK), PKM Pengabdian Kepada Masyarakat (PKMM), PKM Artikel Ilmiah (PKMAI), PKM Gagasan Tertulis (PKMGT) yang diharapkan mahasiswa ikut berpartisipasi dan memilih PKM mana yang sesuai dengan bakat yang dimilikinya (Panduan PKM Tahun 2013). Berdasarkan hasil wawancara yang berhasil dilakukan oleh UKM teknokra Unila, diketahui faktor penyebab rendahnya partisipasi mahasiswa Universitas Lampung dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) adalah kurangnya minat mengikuti PKM, kurangnya sosialisasi yang diberikan pada mahasiswa, minimnya informasi PKM sehingga mahasiswa kurang mengetahui bagaimana menentukan ide, membuat, menyusun sekaligus mengupload proposal (Majalah Teknokra, hlm 3). 2. Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Pencapaian program PMW yakni melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) yang diadakan tiap tahun agar para mahasiswa berani berwirausaha pada masa kuliah. Mereka berasal dari berbagai Fakultas di Unila dengan berbagai pengembangan usaha. Mulai dari mikrobisnis di bidang kuliner hingga makrobisnis seperti pengembangan potensi sumber daya alam di daerah. Langkah yang dilakukan Dikti ini ditujukan agar para mahasiswa mampu membentuk soft skill yang terfokus pada pembentukan mental dalam menghadapi tekanan dan berani menangkap peluang bisnis di tengah masyarakat. PMW pada mahasiswa sendiri ditekankan pada aspek umum rencana usaha. Meliputi aspek ekonomi dan pemasaran, produksi,

14 24 manajemen, organisasi, dan keuangan. Dikti telah menganggarkan Rp 400 juta sebagai alokasi dana PMW tahun Melalui program ini para mahasiswa akan memperoleh dana pengembangan wirausaha Rp 5-7 juta per orang. Pada tahun 2013 jumlah mahasiswa yang berhasil lolos seleksi Program Wirausaha Mahasiswa ini sebanyak 63 mahasiswa dan pada tahun 2014 sebanyak 55 mahasiswa (data dari bagian kemahasiswaan universitas lampung). Dari data tersebut terlihat bahwa minat wirausaha mahasiswa menurun, yaitu dari mahasiswa yang lolos seleksi. Perbedaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). PKM bisa diikuti oleh mahasiswa yang tidak dibatasi tingkat semesternya, akan tetapi aspek kerja sama pun pendek. Sedangkan PMW hanya bisa diikuti mahasiwa semester akhir dengan syarat mahasiswa telah menempuh 80 SKS untuk program S-1, dan 60 SKS untuk diploma. 3. Gerakan Seribu Wirausahawan Universitas Lampung (Gabuwira Unila) Unit Pelaksana Teknis (U PT) Pengembangan Karir dan Kewirausahaan Universitas Lampung menyelenggarakan kegiatan Gerakan Seribu Wirausahawan Universitas Lampung (Gabuwira Unila) tahun 2015 dengan tema Entrepreneuring Indonesia!. Gabuwira Unila 2015 bertujuan untuk : a. Memberikan pengetahuan dan wawasan berwirausaha b. Menumbuhkan dan memotivasi untuk berwirausaha

15 25 c. Membekali berbagai ketrampilan dan softskill wirausahawan dalam mengelola usaha d. Memfasilitasi wirausahawan dalam mempromosikan usaha yang dijalankan e. Membantu menciptakan jaringan usaha bagi wirausahawan pemula f. Mensinergikan berbagai program kewirausahaan guna tercapainya 1000 (seribu) wirausaha dalam setiap tahunnya. Target Peserta Gabuwira adalah sebagai berikut : a. Junior : Mahasiswa yang belum memiliki usaha berjalan b. Senior : Mahasiswa yang sedang memiliki usaha berjalan c. Partner : Alumni Universitas Lampung yang sedang menjalankan usaha minimal 5 tahun. Adapun rangkaian kegiatan Gabuwira Unila, yaitu : 1. Rekrutmen Tenan dan Partener Inkubator Bisnis 2. Focus Grup Discussion (FGD) 3. Workshop Dosen dan Praktisi Wirausahawan 4. Launching Gabuwira Unila a. Talk Show Entrepreneurship b. Success Story Wirausahawan Hebat 5. Pengembangan Talenta Tenan Inkubator Bisnis a. Pelatihan dan Workshop b. Konsultasi, Mentoring dan Pendampingan Wirausaha c. Pelatihan Mentoring dan Pendampingan Usaha (TOT)

16 26 6. Pendirian Unit Usaha a. Pusat Merchandise & Souvenir b. Pusat Kuliner Mahasiswa c. Unila Bussiness Gallery d. Outbound Traning, Tour & Travel Event Organizer Unila 7. Entrepeneurship Day a. Pemilihan Gabuwira Unila Award b. Pameran Kewirausahaan c. Entrepeneur Gathering ( ) Melalui beberapa program bidang kewirausahaan yang diberikan Unila, mahasiswa diharapkan mempunyai minat untuk menjalankan program tersebut dan melatih jiwa wirausaha yang mereka miliki. D. Kerangka Teori Penelitian ini menggunakan Theory of Planned Behavior (TPB). Menurut Evans 2006: 74 (dalam Frans Warmanto MB & Handhika Noviant Thenu) sikap dan perilaku tiap orang dipengaruhi oleh segala sesuatu yang berada di sekililingnya, seperti orang tua, teman, pengalaman, serta pengetahuan yang dimiliki dalam proses pengambilan keputusan. Tidak adanya keinginan, keuangan yang tidak mencukupi, perubahan lingkungan, maupun tidak adanya motivasi merupakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan.

17 27 Model TPB merupakan pengembangan dari Model Theory of Reasoned Action (TRA) dengan adanya penambahan satu variabel, yaitu kontrol keperilakuan yang dirasakan. Kontrol keperilakuan secara langsung mempengaruhi niat untuk melaksanakan suatu perilaku dan juga mempengaruhi perilaku dimana dalam situasi pengguna berniat untuk melaksanakan suatu perilaku namun dihalangi dalam melakukan tindakan tersebut. Kontrol keperilakuan yang dirasakan ditunjukan dengan tanggapan seseorang terhadap halangan dari dalam atau halangan dari luar sewaktu melakukan perilaku atau tingkah laku. Kontrol keprilakuan dapat mengukur kemampuan seseorang dalam mendapatkan sesuatu dalam mengambil suatu kegiatan. Menurut Ajzen (1991: 3), keinginan dari individu dalam menunjukkan suatu perilaku merupakan faktor utama dari TPB. Keinginan dapat diasumsikan untuk mendapatkan faktor motivasi yang akan mempengaruhi perilaku. Konsumen memberikan petunjuk bagaimana seseorang mencoba, bagaimana dampak yang akan berpengaruh akan rencana mendesak jika semuanya menunjukan perilaku. Keinginan yang kuat dapat melawan perilaku, sehingga akan menunjukan kinerja. Menurut Evans, 2006: 75 (dalam Frans Warmanto MB & Handhika Noviant Thenu) niat dapat menjelaskan tingkah laku seseorang yang juga dipengaruhi oleh sikap, norma subyektif, dan kontrol keprilakuan yang dirasakan. Sikap lebih melihat kepada penilaian dari seseorang bahwa pelaksanaan pada suatu tingkah laku adalah positif dan itu berlaku pula sebaliknya, sedangkan norma subyektif lebih melihat kepada persepsi seseorang bahwa orang yang

18 28 memikirkan orang lain yang dekat dengannya harus atau tidak harus melakukan suatu tingkah laku dalam konteks tertentu. Norma subyektif juga ditujukan kepada persepsi seseorang terhadap orang lain dimana orang tersebut perlu memberikan atau menunjukkan tingkah laku tersebut. E. Kerangka Fikir Menurut Santoso (19 93) minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami. Minat wirausaha dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor kontekstual. Faktor internal yang berasal dari dalam diri wirausahawan dapat berupa sifat-sifat personal, umur, jenis kelamin, pengalaman kerja, latar belakang keluarga. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri pelaku entrepreneur yang dapat berupa unsur dari lingkungan sekitar seperti lingkungan keluarga, lingkungan fisik, lingkungan sosial ekonomi. Menurut Gurbuz & Aykol, 2008 (dalam Mopangga, 2014), menyatakan bahwa selain faktor internal dan eksternal terdapat faktor kontekstual yang mempengaruhi minat wirausaha, yaitu dukungan pihak akademik ( academic support). Pendidikan kewirausahaan yang diperoleh di bangku kuliah dapat mempengaruhi minat dan motivasi seseorang untuk menjadi seorang wirausaha. Peranan Universitas dalam memotivasi para mahasiswanya untuk menjadi wirausaha merupakan bagian dari salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan. Dukungan Universitas Lampung dilakukan

19 29 dengan mengadakan program pelatihan kewirausahaan, praktek kewirausahaan, memberikan dana hibah untuk mahasiswa yang berwirausaha, menyediakan fasilitas yang menunjang praktek kewirausahaan. Variabel yang akan gunakan untuk mengukur seberapa besar dukungan universitas dalam menumbuhkan minat wirausaha mahasiswa adalah : a. Pengetahuan mahasiswa tentang wirausaha b. Program wirausaha c. Organisasi wirausaha d. Pelatihan membuat proposal e. Sosialisasi wirausaha Menurut Bhandari, 2006 (dalam Praswati: ), variabel dan indikator untuk mengukur minat wirausaha adalah : 1. Harga Diri, memiliki beberapa indikator yaitu : a. Lebih dihargai jika memiliki usaha sendiri b. Lebih percaya diri jika punya usaha sendiri c. Lebih nyaman berbicara dengan orang lain jika memiliki usaha yang bisa dibanggakan 2. Tantangan Pribadi, diukur dengan indikator sebagai berikut : a. Ingin mencoba hal-hal baru b. Menyukai sesuatu hal yang membuat lebih maju c. Melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan orang lain 3. Keinginan menjadi Bos, indikator adalah sebagai berikut : a. Keinginan mempunyai usaha sendiri b. Keinginan bebas mengelola usaha sendiri

20 30 c. Ingin bisa mengembangkan usaha sendiri 4. Inovasi, memiliki indikator-indikator yaitu : a. Senang hal-hal yang bersifat kreatif b. Keinginan membuat sesuatu yang berbeda dari yang lain c. Senang melakukan percobaan 5. Kepemimpinan, indikatornya adalah : a. Senang berbicara dengan orang banyak b. Ingin menjadi ketua dalam suatu tim c. Keinginan lebih menonjol dari orang lain 6. Fleksibilitas, beberapa indikator yaitu : a. Senang dengan pekerjaan yang waktunya tidak mengikat b. Tidak menyukai hal-hal yang bersifat teratur c. Tidak suka terikat akan sesuatu 7. Keuntungan, indikatornya : a. Keinginan bebas menjalankan keuangan usaha sendiri b. Keinginan merasakan kekayaan atas usaha sendiri c. Keinginan mengembangkan usaha sendiri

21 31 Gambar 3. Bagan Kerangka Fikir Kewirausahaan Dukungan Universitas : a. Program wirausaha b. Organisasi wirausaha c. Pelatihan membuat proposal d. Sosialisasi wirausaha Minat Mahasiswa : a. Harga diri b. Tantangan pribadi c. Keinginan menjadi bos d. Inovasi e. Kepemimpinan f. Fleksibilitas g. Keuntungan

(Skripsi) Oleh FITRIANA LESTARI

(Skripsi) Oleh FITRIANA LESTARI MINAT MAHASISWA DAN DUKUNGAN UNIVERSITAS DALAM MENUMBUHKAN KEWIRAUSAHAAN (Studi pada Mahasiswa Program Strata 1 FISIP Universitas Lampung Angkatan 2012 ) (Skripsi) Oleh FITRIANA LESTARI FAKULTAS ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi dengan semakin meningkatnya jumlah pengangguran intelektual belakangan ini.

Lebih terperinci

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan. EKO HANDOYO MEMBANGUN KADER PEMIMPIN BERJIWA ENTREPRENEURSHIP DAN BERWAWASAN KEBANGSAAN 12-12 2012 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. KARAKTERISTIK PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. SUB POKOK BAHASAN MEMAHAMI KARAKTERISTIK CIRI-CIRI UMUM NILAI-NILAI HAKIKI CARA BERPIKIR KREATIF DALAM SIKAP DAN KEPRIBADIAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA

PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA Direktorat Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada Periode 2017-2022 I. Pengantar Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) merupakan salah satu program Direktorat Jenderal Pendidikan

Lebih terperinci

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta Sumber : Kementerian Pendidikan Nasional/Dirjen Dikti/Direktorat Kelembagaan 15 November 2008 Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta LATAR BELAKANG Hasil Survei Sosial Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang ini, kebutuhan hidup setiap orang semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang ini, kebutuhan hidup setiap orang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, kebutuhan hidup setiap orang semakin hari semakin meningkat, hal ini salah satu permasalahan yang membuktikan bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 240,559 juta penduduk Indonesia jumlah daftar angkatan kerja mencapai 116

BAB 1 PENDAHULUAN. 240,559 juta penduduk Indonesia jumlah daftar angkatan kerja mencapai 116 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data tenaga kerja tahun 2010 menurut Bappenas menyebutkan, dari 240,559 juta penduduk Indonesia jumlah daftar angkatan kerja mencapai 116 juta, dan sebanyak 8,59 juta

Lebih terperinci

Ketika.. aku harus merenung kembali

Ketika.. aku harus merenung kembali MEMBANGUN MINDSHET GENERASI WIRAUSAHA MUDA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNESA 2016 Sri Setyo Iriani Ketika.. aku harus merenung kembali Mengapa saya harus kuliah disini Sebenarnya apa MIMPI saya untuk hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti

Lebih terperinci

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA Esti Dwi Rinawiyanti Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut 1, Surabaya, Indonesia E-mail: estidwi@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi solusi yang dilematis namun terus saja terjadi setiap tahun. Saat ini pengangguran tak hanya berstatus lulusan SD sampai

Lebih terperinci

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA B. ANALISIS SITUASI Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2009), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi Terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Definisi Kewirausahaan Wirausaha berasal dari kata wira yang berarti pahlawan (berani) dan usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini isu mengenai pengembangan kewirausahaan menjadi kajian yang hangat karena kewirausahaan perannya sangat penting dalam pembangunan suatu negara. Keinginan

Lebih terperinci

MERINTIS USAHA DAN MODEL PENGEMBANGANNYA. Tatap muka ke /03/2015 KwuAgroind/MerintisUsaha.2013

MERINTIS USAHA DAN MODEL PENGEMBANGANNYA. Tatap muka ke /03/2015 KwuAgroind/MerintisUsaha.2013 MERINTIS USAHA DAN MODEL PENGEMBANGANNYA Tatap muka ke 11 1 KOMPETENSI WIRAUSAHA Kebutuhkan kompetensi Wirausahawan : Kemampuan Teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan jasa serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan

Lebih terperinci

MERINTIS USAHA DAN MODEL PENGEMBANGANNYA

MERINTIS USAHA DAN MODEL PENGEMBANGANNYA MERINTIS USAHA DAN MODEL PENGEMBANGANNYA 1 CARA MEMASUKI DUNIA USAHA Ada empat cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha, yaitu : 1. Merintis usaha baru (starting),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gugun Ruslandi, 2016 Pengaruh Program Mahasiswa Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gugun Ruslandi, 2016 Pengaruh Program Mahasiswa Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Profesi wirausaha di Indonesia, berdasarkan informasi dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, ternyata masih kurang diminati oleh sebagian besar

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: Entrepreneurship and Inovation Management KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTER WIRAUSAHA (ENTREPRENEUR) Fakultas Ekonomi Dr Dendi Anggi Gumilang,SE,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu program pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan Nasional yang bertujuan untuk membangun dan mengembangkan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar 730 ribu sarjana menganggur, yang terdiri dari 409 ribu lulusan S1

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar 730 ribu sarjana menganggur, yang terdiri dari 409 ribu lulusan S1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah Angka pengangguran sarjana di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Data tahun 2004, tercatat 500 ribu lebih sarjana menganggur, terdiri dari 300

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D 1. Dwi Putri Esthirahayu ( 105030201111006 ) 2. Shella Ekawati L ( 105030200111015 ) 3. Rizkya Haerani ( 105030201111001 ) 4. Nela

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Budaya merupakan nilai-nilai yang dimiliki manusia, bahkan mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Budaya merupakan nilai-nilai yang dimiliki manusia, bahkan mempengaruhi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebudayaan 2.1.1 Definisi Kebudayaan Budaya merupakan nilai-nilai yang dimiliki manusia, bahkan mempengaruhi sikap dan perilaku manusia. Dengan kata lain, semua manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesepakatan untuk menjadi bagian dari MEA atau masyarakat ekonomi ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus perdagangan barang

Lebih terperinci

Kata kunci: menumbuhkembangkan, kewirausahaan, mahasiswa.

Kata kunci: menumbuhkembangkan, kewirausahaan, mahasiswa. UPAYA MENUMBUHKEMBANGKAN KEWIRAUSAHAAN DI KALANGAN MAHASISWA Endang Tri Wahyuni Abstrak Fakta empiris menunjukkan bahwa jumlah lulusan perguruan tinggi dari waktu ke waktu mengalami kenaikan yang signifikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan mencari kerja semakin kompetitif sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa dan kaum muda harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan mencari kerja semakin kompetitif sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan terbatas, kondisi tesebut menuntut mahasiswa dan

Lebih terperinci

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI Modul ke: 01Fakultas FASILKOM KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM Matsani, S.E, M.M Program Studi SISTEM INFORMASI DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN Menurut Thomas W. Zimmerer, Kewirausahaan adalah hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia,

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Jumlah penduduk di Indonesia setiap harinya semakin bertambah. Pertambahan penduduk tersebut menyebabkan Indonesia mengalami beberapa masalah, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sepihak, dan berdampak pada meningkatknya pengangguran terdidik,

BAB I PENDAHULUAN. secara sepihak, dan berdampak pada meningkatknya pengangguran terdidik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis global telah menciptakan banyak perusahaan di Indonesia dengan sangat terpaksa telah membuat kebijakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak,

Lebih terperinci

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M Nama : Mizha zhulqurnain NIM : 10.12.5327 Jurusan : S1.SI.M 1.Pendahuluan Harapan untuk diterima di dunia kerja tentunya tidaklah keliru, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja pun sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang semakin penting dalam pembangunan nasional. Sumber daya manusia berkualitas tinggi merupakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah penting di suatu negara, termasuk di Indonesia. Masalah pengangguran ini terjadi karena peningkatan jumlah penduduk yang diiringi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengangguran di Indonesia semakin hari semakin meningkat jumlahnya seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pembicaraan mengenai pentingnya wirausaha telah didengar dan diketahui diberbagai tempat di dunia. Ini menunjukkan masyarakat semakin sadar akan adanya dunia

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN:

KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN: Wirausaha adalah seseorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya system ekonomi perusahaaan yang bebas. Karir kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat, menghasilkan

Lebih terperinci

Program Kewirausahaan Mahasiswa. Indonesia (PKMI) 2017

Program Kewirausahaan Mahasiswa. Indonesia (PKMI) 2017 Program Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (PKMI) 2017 TUJUAN PKMI Pertama membentuk karakter wirausaha mahasiswa berupa proses pengintegrasian antara hardskill dan softskill (knowledge, skill, personal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Menurut Zimmerer Wirausaha adalah orang yang mampu menciptakan bisnis baru, dan orang yang biasanya langsung berhadapan dengan resiko

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan Suryana (2003) menyatakan bahwa istilah kewirausahaan dari terjemahan entrepreneurship, yang dapat diartikan sebagai the backbone

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterbatasan lapangan kerja pada saat ini telah yang di akibatkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterbatasan lapangan kerja pada saat ini telah yang di akibatkan oleh BAB 1 PENDAHULUAN Keterbatasan lapangan kerja pada saat ini telah yang di akibatkan oleh tingginya persaingan diantara para pencari kerja, terutama persaingan pada lulusan universitas. Data Biro Pusat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan berwirausaha. Indonesia harus melakukan reformasi dalam proses pendidikan, yaitu dengan tekanan

Lebih terperinci

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Bab 4 Hakekat, Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan 1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Mahasiswa dapat menjelaskan hakekat, karakteristik dan nilai-nilai hakiki kewirausahaan 2. Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

PANDUAN USULAN RENCANA USAHA PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

PANDUAN USULAN RENCANA USAHA PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA PANDUAN USULAN RENCANA USAHA PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA BIDANG KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 URAIAN TEORITIS 2.1.1 Wirausaha Kata wirausaha dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa Perancis entrepreneur, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt (dalam

Lebih terperinci

Karya kreatif, inovatif dalam membuka peluang usaha 2 Materi kegiatan Semua bidang ilmu atau yang relevan

Karya kreatif, inovatif dalam membuka peluang usaha 2 Materi kegiatan Semua bidang ilmu atau yang relevan PANDUAN KOMPETISI LOMBA BUSSINESS PLAN PROGRAM DIII ANALIS KIMIA F-MIPA UII 2014 I. PENDAHULUAN 1.1 Penjelasan Umum Lulusan sebuah perguruan tinggi dituntut untuk memiliki academic knowledge, skill of

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Theory of Reasoned Action dan Theory of Planned Behaviour

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Theory of Reasoned Action dan Theory of Planned Behaviour BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Theory of Reasoned Action dan Theory of Planned Behaviour Theory of Reasoned Action (TRA). Menurut Arnould, Price, dan Zinkhan (dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi tidak disertai dengan peningkatan jumlah lapangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Konsep Diri 2.1.1 Pengertian Konsep Diri Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang

Lebih terperinci

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer Modul ke: Kewirausahaan I Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Fakultas Fakultas Ilmu Komputer Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Hakikat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya masyarakat yang sulit menemukan lapangan pekerjaan menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah pencari kerja yang lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perancis entrepreneur, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perancis entrepreneur, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wirausaha Kata wirausaha dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa Perancis entrepreneur, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt dalam Riyanti (2003:21),

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: Entrepreneurship and Inovation Management Memulai bisnis dengan membeli bisnis yang sudah ada, bisnis keluarga, atau Franchise Fakultas Ekonomi Dr Dendi Anggi Gumilang,SE,MM Program Studi Pasca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena berwirausaha saat ini semakin marak, dilihat dari banyaknya unitunit bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya di segala

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. faktor demografi (Ahmad et al 2013). Risiko berperan penting dalam pengambilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. faktor demografi (Ahmad et al 2013). Risiko berperan penting dalam pengambilan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Wirausahawan adalah hasil dari sifat asli manusia itu sendiri serta beberapa faktor demografi (Ahmad et al 2013). Risiko berperan penting

Lebih terperinci

PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN

PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN Dwi Wahyu Pril Ranto Akademi Manajemen Administrasi (AMA) YPK Yogyakarta ABSTRAK Peran kampus sangat dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wirausaha menurut bahasa adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kewirausahaan merupakan bagian penting dalam pembangunan. Kewirausahaan dapat diartikan sebagai the backbone of economy yaitu syaraf pusat perekonomian atau sebagai

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA TAHUN Tim Penyusun: Divisi PMW IWJC Tim PMW Unesa

PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA TAHUN Tim Penyusun: Divisi PMW IWJC Tim PMW Unesa PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA TAHUN 2017 Tim Penyusun: Divisi PMW IWJC Tim PMW Unesa DIVISI PMW BIDANG KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan BAB II PARADIGMA WIRAUSAHA PELAJAR SMK Pengetahuan tentang wirausaha di kalangan pelajar SMK saat ini sangat minim, hal ini disebabkan karena SMK dibuat untuk mencetak lulusan-lulusan yang siap bekerja.

Lebih terperinci

banyak Rp 1 miliar per tahun.

banyak Rp 1 miliar per tahun. 10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Industri Kecil Menurut BPS (2013) b,klasifikasi usaha dapat didasarkan pada jumlah tenaga kerja, jika tenaga kerjanya 5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan dalam pembangunan suatu negara adalah menangani masalah pengangguran. Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) menunjukkan bahwa angka pengangguran di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai dengan saat ini jumlah angkatan kerja berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan pendidikan. Salah satu orientasi pembangunan pendidikan dewasa ini adalah peningkatan kualitas

Lebih terperinci

KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T

KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T PANDUAN LOMBA sains dan TERAPAN (LST) KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T. POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DEPOK 2017 1 I. PENDAHULUAN Era globalisasi memberi memberi dampak ganda yaitu di samping membuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan. mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15).

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan. mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah. Oleh karena itu, usaha kecil harus diupayakan untuk terus berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan merupakan kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan merupakan kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor kewirausahaan sedang gencar digalakan oleh pemerintah Indonesia karena mampu menstimulasi pertumbuhan ekonomi nasional, mengurangi tingkat pengangguran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu cara untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia perlu untuk bekerja. Setiap manusia

Lebih terperinci

NURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

NURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG NURUL ILMI FAJRIN_11410126 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

Menumbuhkan dan Mengembangkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa

Menumbuhkan dan Mengembangkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa Menumbuhkan dan Mengembangkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa Oleh : Nama : Angga Dwi Saputra NIM : 10.12.4714 Kelas : S1 SI 2E STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata kewirausahaan diambil dari kata wirausaha. Sebagian orang ada

BAB II LANDASAN TEORI. Kata kewirausahaan diambil dari kata wirausaha. Sebagian orang ada 2.1.Kewirausahaan (Entrepreneurship) BAB II LANDASAN TEORI Kata kewirausahaan diambil dari kata wirausaha. Sebagian orang ada yang menyebut wirausaha sebagai wiraswasta. Wirausaha diterjemahkan dari sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi kedalam kehidupan. Visi ini

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi kedalam kehidupan. Visi ini BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kewirausahaan merupakan kekuatan atau kemampuan seseorang untuk mendirikan, mengelola, mengembangkan usaha dan melembagakan perusahannya sendiri. Selain itu kewirausahaan

Lebih terperinci

BAB II PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) lulusan yang memiliki jiwa entrepreneur untuk mencoba berwirausaha. Program Mahasiswa

BAB II PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) lulusan yang memiliki jiwa entrepreneur untuk mencoba berwirausaha. Program Mahasiswa 36 BAB II PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) Program Mahasiswa Wirausaha merupakan program dari Dikti untuk mempersiapkan calon lulusan yang memiliki jiwa entrepreneur untuk mencoba berwirausaha. Program

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN 1 PENDAHULUAN Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui pengalaman langsung di lapangan, maka sekarang ini paradigma tersebut telah

Lebih terperinci

JUJUR, TOLERANSI, GOTONG ROYONG, PEKERJA KERAS (TIDAK MALAS), BUDAYA MALU, SETIA, BERANI, dan lain-lainya

JUJUR, TOLERANSI, GOTONG ROYONG, PEKERJA KERAS (TIDAK MALAS), BUDAYA MALU, SETIA, BERANI, dan lain-lainya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) PERSADA BUNDA MENUJU MANUSIA BERKUALITAS Pekanbaru, 27 April 2013 PENDIDIKAN BERKARAKTER MEMBANGUN JIWA ENTREPRENEUR DALAM MENGHADAPI TANTANGAN EKONOMI DI MASA DEPAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengertian Kewirausahaan Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang niilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

Lulusan sebuah Perguruan Tinggi dituntut untuk memiliki: 1. Academic knowledge 2. Skill of thinking 3. Management Skill & 4. Communication Skill

Lulusan sebuah Perguruan Tinggi dituntut untuk memiliki: 1. Academic knowledge 2. Skill of thinking 3. Management Skill & 4. Communication Skill PERTEMUAN 6 Pendahuluan Lulusan sebuah Perguruan Tinggi dituntut untuk memiliki: 1. Academic knowledge 2. Skill of thinking 3. Management Skill & 4. Communication Skill Sinergisme antara keempat keterampilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berada di muka bumi ini. Kneller dalam Prasetyo (2009:3) menyebutkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berada di muka bumi ini. Kneller dalam Prasetyo (2009:3) menyebutkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pendidikan Secara historis, pendidikan dalam arti luas telah mulai dilaksaanakan sejak manusia berada di muka bumi ini. Kneller dalam Prasetyo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi pemerintah untuk meningkatkan perekonomian negara dan juga untuk menambahkan lapangan pekerjaan

Lebih terperinci

Program Kreativitas Mahasiswa

Program Kreativitas Mahasiswa 2011 pedoman 1. PENJELASAN UMUM Program Kreativitas Mahasiswa Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta 2011 1 Lulusan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode ini digunakan untuk menjelaskan beberapa

METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode ini digunakan untuk menjelaskan beberapa 32 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode ini digunakan untuk menjelaskan beberapa variabel

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori Kerangka teori merupakan kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori teori yang mendukung permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum memahami perilaku kewirausahaan, terlebih dahulu harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum memahami perilaku kewirausahaan, terlebih dahulu harus BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perilaku Kewirausahaan Sebelum memahami perilaku kewirausahaan, terlebih dahulu harus dipahami konsep perilaku dan konsep kewirausahaan, untuk itu pada sub pokok bahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk (www.republika.co.id: 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. penduduk (www.republika.co.id: 2015). Sementara itu, McClelland dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki jumlah wirausaha berkisar 1,65% dari jumlah penduduk (www.republika.co.id: 2015). Sementara itu, McClelland dalam Purnomo (2013:1) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN TECHNOPRENEURSHIP MELALUI WORKSHOP SATU HARI

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN TECHNOPRENEURSHIP MELALUI WORKSHOP SATU HARI PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN TECHNOPRENEURSHIP MELALUI WORKSHOP SATU HARI Ono Suparno *,**1, Aji Hermawan *,**, M. Faiz Syuaib **, Eko Nugroho **, dan Elisa Anggraeni * * Departemen Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini, pemerintah sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya bertujuan

Lebih terperinci

PENGUATAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHA BERBASIS INKUBASI INOVASI UNTUK KEBERHASILAN USAHA MAHASISWA PMW DI POLITEKNIK NEGERI MALANG

PENGUATAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHA BERBASIS INKUBASI INOVASI UNTUK KEBERHASILAN USAHA MAHASISWA PMW DI POLITEKNIK NEGERI MALANG PENGUATAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHA BERBASIS INKUBASI INOVASI UNTUK KEBERHASILAN USAHA MAHASISWA PMW DI POLITEKNIK NEGERI MALANG Ita Rifiani Permatasari Ita_djatmika@yahoo.com Suselo Utoyo, ST, MMT sslutoyo@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Sikap Suprapti (2010:135) mendefinisikan sikap sebagai suatu ekspresi perasaan seseorang yang merefleksikan kesukaan atau ketidaksukaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini lapangan pekerjaan semakin terbatas, sementara masyarakat yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015 menunjukkan angka

Lebih terperinci

Program Kreativitas Mahasiswa

Program Kreativitas Mahasiswa Program Kreativitas Mahasiswa Sosialisasi dan Pengarahan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Maranatha Sumber : http://simlitabmas.dikti.go.id/ Program Kreativitas Mahasiswa Program Kreativitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia wirausaha menimbulkan ketertarikan tersendiri bagi orang-orang yang memiliki keinginan untuk memulai dan mengembangkan usahanya. Tidak semua orang terlahir dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia telah menyentuh semua sisi kehidupan masyarakat dari lapisan atas hingga ke lapisan bawah. Banyak masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pengetahuan dan globalisasi adalah kekuatan yang mendorong perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan ini, kreativitas,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN KETERAMPILAN HIDUP MENJADI WIRAUSAHA PADA MAHASISWA UPN VETERAN JAWA TIMUR ABSTRAK

KARAKTERISTIK DAN KETERAMPILAN HIDUP MENJADI WIRAUSAHA PADA MAHASISWA UPN VETERAN JAWA TIMUR ABSTRAK KARAKTERISTIK DAN KETERAMPILAN HIDUP MENJADI WIRAUSAHA PADA MAHASISWA UPN VETERAN JAWA TIMUR Supamrih ; Maroeto ; Yuliatin Moch Arifin ; Abdullah Fadil ABSTRAK Generasi muda terutama mahasiswa menghadapi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Karakteristik Kewirausahaan 2.1.1.1 Pengertian Kewirausahaan Secara harfiah wira artinya utama, gagah, luhur, berani, teladan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan judul penelitian Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan, Gaya Kepemimpinan

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Nama : Novika Ginanto (23) Kelas : II TEL 6 SMK TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA

Disusun Oleh : Nama : Novika Ginanto (23) Kelas : II TEL 6 SMK TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA Disusun Oleh : Nama : Novika Ginanto (23) Kelas : II TEL 6 SMK TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA KEWIRAUSAHAAN Latar belakang mengapa perlu berwirausaha adalah agar mampu menatap masa depan yang lebih baik.

Lebih terperinci

URAIAN MATERI A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN

URAIAN MATERI A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN URAIAN MATERI A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN Menurut Geoffrey G.Meredith (dalam sukardi,2009) wirausaha adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan usaha (bisnis), mengumpulkan

Lebih terperinci