Di dalam perancangan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang menunjang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Di dalam perancangan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang menunjang"

Transkripsi

1 3.1 Rancangan Penelitian Di dalam perancangan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang menunjang perencanaan sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC ini. Adapun tahapan tahapannya dapat digambarkan pada flowchart di bawah ini. Sengaja dikosongkan Gambar 3.1 Flowchart Pembuatan Rangkaian Sistem pendeteksi Suhu Ruangan Berbasis PC Flowchart tersebut merupakan tahap tahap pembuatan rangkaian sistem pendeteksi Suhu ruangan Berbasis PC. Dari Flowchart tersebut dapat diketahui bahwa, pertama tama dilakukan suatu proses pengumpulan teori penunjang dan mempelajarinya, kemudian melakukan perakitan dan uji coba pada setiap blok rangkaian. Pada proses perakitan dan uji

2 coba rangkaian, apabila rangkaian tidak bekerja atau terjadi masalah, maka akan dilakukan suatu proses analisa permasalahan dan perbaikan rangkaian tersebut. Apabila setiap blok rangkaian sudah bekerja sebagaimana mestinya, maka dilakukan suatu proses pendesainan rangkaian secara keseluruhan pada PCB dan kemudian mengujicobanya dan menganalisanya. 3.2 Deskripsi Sistem Pendeteksi Suhu Ruangan Secara garis besar rancangan sistem pendeteksi suhu berbasis PC ini dapat digambarkan pada diagram blok sebagai berikut. MONITOR Rangkaian Power Supply PC RANGKAIAN KONTROL Rangkaian Sample and Hold LF 398 ke 2 Rangkaian AD 574 dan Rangkaian Buffer Rangkaian Multiplexer HCF4051 Rangkaian Sample and Hold LF 398 ke 1 Sensor Suhu 1 Rangkaian Op- Amp LM 2904 ke 1 Sensor Suhu 2 Rangkaian Op- Amp LM 2904 ke 2 Gambar 3.2 Diagram Blok Sistem Pendeteksi Suhu Ruangan Dari diagram blok diatas dapat dijelaskan cara kerja sistem pendeteksi suhu ruangan secara keseluruhan, yaitu: 1. Sensor LM 35DZ Pada saat sensor LM 35DZ mendeteksi suhu udara disekitarnya, maka LM 35DZ akan menghasilkan suatu tegangan sesuai dengan besarnya suhu yang dideteksi. LM 35DZ akan menghasilkan kenaikan tegangan secara linier sebesar 10 mv/ ºC. Jadi apabila suhu yang dideteksi oleh LM 35DZ sebesar 30 ºC, maka LM 35DZ akan menghasilkan tegangan sebesar 0,3 V.

3 2. Rangkaian Op-amp LM 2904 Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh LM 35DZ sangatlah kecil, sehingga mudah terpengaruh oleh gangguan yang berasal dari luar. Oleh karena itu tegangan keluaran dari LM 35DZ perlu dikuatkan dengan menggunakan rangkaian Op-amp. Adapun penguatan yang digunakan pada rangkaian ini adalah sebesar 10 kali penguatan dan penguatan sebesar 3,6 kali. Penguatan 10 kali dilakukan agar tegangan keluaran sensor sesuai dengan inputan pada AD574, sedangkan penguatan 3,6 kali berfungsi untuk memberikan masukan logika sebesar 12 Volt kepada pin A pada rangkaian multiplexer HCF 4051 ketika berlogika high (1). Hal ini disebabkan karena tegangan output PC ketika bernilai high hanya 3,38 Volt, sehingga tidak dapat mencatu logika high pada multiplexer HCF Rangkaian Sample and Hold LF 398 Rangkaian sample and hold berfungsi untuk mencuplik tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian Op-amp, sehingga tegangan yang dihasilkan pada rangkaian Op-amp 1 dengan Op-amp 2 tidak saling mempengaruhi. Ketika rangkaian Op-amp menghasilkan tegangan tertentu, maka rangkaian sample and hold akan mencuplik tegangan tersebut dan menyalurkannya ke rangkaian Multiplexer HCF Proses pencuplikan data pada rangkaian sample and hold diatur melalui pin input logic (pin 8) pada LF 398. Ketika pin input logic mendapat logika 0, maka data yang diterima akan dipegang/simpan, sedangkan apabila pin input logic mendapat logika 1, maka rangkaian sample and hold akan melakukan proses pengambilan data. 4. Rangkaian Multiplexer HCF 4051 Rangkaian multiplexer HCF 4051 ini berfungsi untuk memilih chanell dari rangkaian sample and hold yang akan diolah oleh rangkaian ADC AD574. Ketika rangkaian sample and hold telah mengeluarkan tegangan yang dicuplik, maka rangkaian

4 multiplexer HCF 4051 akan memilih chanell yang akan diolah oleh ADC AD574 secara bergantian. Proses pemilihan chanell pada rangkaian multiplexer HCF 4051 ini sesuai dengan logika yang diberikan pada kaki pin A dan pin B pada IC HCF Ketika kaki pin A dan pin B pada IC HCF 4051 semuanya mendapat logika 0, maka chanell yang aktif adalah chanell pertama. Sedangkan apabila kaki pin A mendapat logika 1 dan pin B mendapat logika 0, maka chanell yang aktif adalah chanell yang kedua. 5. Rangkaian ADC AD574 Rangkaian ADC AD574 merupakan komponen utama dari sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC ini. Rangkaian ini berfungsi untu mengkonversi tegangan yang dihasilkan melalui rangkaian multiplexer HCF 4051 menjadi data niner sehingga dapa diperoses oleh PC. Tegangan keluaran dari multiplexer HCF 4051 akan diproses menjadi data biner dengan menggunakan metode pendekatan berturut turut. Proses konversi data dari ADC ini sangat cepat, yaitu sekitar 25 µs. Pada sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC ini, proses konversi ADC AD574 dilakukan dengan cara mengatur nilai logika dari pin R/-C pada ADC tersebut. Awal konversi dari AD574 berlangsung ketika pin R/-C diberikan logika 0, setelah proses konversi selesai maka Pin STS pada AD574 akan berlogika 1, kemudian untuk mengambil data hasil dari konversi dapat dilakukan dengan cara memberikan pin R/-C logika Rangkaian Buffer 74LS125 Rangkaian buffer 74LS125 ini berfungsi untuk menyalurkan data digital yang telah dihasilkan oleh rangkaian ADC ke PC. Proses penyaluran data digital pada rangkaian ini dilakukan dengan mode nibble, yaitu mode penyaluran data secara 4 bit bergantian. Ketika data digital 12 bit telah dihasilkan, maka data digital 12 bit itu akan disalurkan ke PC sebesar 4 bit secara bergantian oleh rangkaian buffer 1,buffer 2, dan buffer 3. Ketika IC buffer pertama aktif, maka bit nibble yang masuk adalah bit nibble

5 low, ketika IC buffer 2 aktif, maka data bit nibble yang masuk adalah data bit nibble middle, sedangkan ketika IC buffer 3 aktif, maka data bit nibble yang masuk adalah data bit nibble high. 3.3 Perancangan Rangkaian Sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC merupakan suatu satu kesatuan rangkaian elektronik dan software yang dibuat untuk dapat mendeteksi dan mengukur besarnya suhu udara khususnya suhu ruangan. Sistem ini dirancang untuk mengatasi kelemahan dari sistem pengukuran suhu ruangan secara konvensional. Disamping itu perancangan sistem pendeteksi suhu ruangan ini sangat berguna untuk mendeteksi suhu udara dari beberapa ruangan (dalam hal ini 2 ruangan) secara cepat dan akurat Rangkaian Power Supply Rangkaian power supply merupakan rangkaian elektronika yang berguna untuk mencatu tegangan dan arus listrik pada setiap rangkaian. Pada perancangan sistem pendeteksian suhu udara berbasis PC ini, digunakan power supply dengan keluaran tegangan jamak yaitu tegangan +15 V yang berfungsi untuk mencatu tegangan pada rangkaian Op-amp penguat clock, tegangan +12 V untuk mencatu tegangan Op-amp pada rangkaian sensor suhu, rangkaian sample and hold (LF 398), multiplexer analog, dan rangkaian ADC AD574, tegangan +5 V untuk mencatu rangkaian buffer dan sebagai tegangan referensi pada ADC AD574, tegangan -12 V untuk mencatu rangkaian sample and hold dan ADC AD574. Pada perancangan power supply ini digunakan Trafo CT 1 Ampere, IC regulator tipe 7815, 7812, 7805, dan IC regulator 7912, serta beberapa kapasitor elektrolit dan LED sebagai lampu indikator. Berikut ini rangkaian power supply yang digunakan pada sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC.

6 Gambar 3.3 Rangkaian Power Supply Rangkaian Sensor Suhu Rangkaian sensor suhu merupakan suatu rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mendeteksi besarnya suhu udara. Secara sederhana rangkaian sensor suhu bekerja dengan cara mendeteksi suhu ruangan dan mengubahnya menjadi suatu tegangan tertentu. Ada beberapa macam sensor suhu seperti thermochopel, PTC, NTC, dan sensor suhu yang berupa kemasan IC. Di dalam perancangan Sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC ini digunakan sensor suhu LM 35DZ yang mempunyai rentang pendeteksian suhu udara sebesar 0º - 100º C dan menghasilkan tegangan sebesar 10 mv / ºC. Sensor LM 35 ini kenaikan suhu dan tegangannya bersifat linear. Untuk mengurangi gangguan luar terhadap sensor LM 35DZ, maka di dalam datasheet-nya disarankan menambahkan resistor R3 dan R4, serta elco C7 dan C8 pada jalur output sensor LM 35DZ. Berikut ini gambar rangkaian sensor suhu dengan LM 35DZ.

7 Gambar 3.4 Rangkaian Sensor Suhu Rangkaian Op-amp Non Inverter Penguatan tegangan yang digunakan pada sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC ini sebesar 10 kali penguatan pada rangkaian sensor suhu dan sebesar 3,6 kali penguatan pada rangkaian penguat clock. Dari Persamaan (2-10) dapat dihitung besarnya komponen resistor yang digunakan. Untuk penguatan 10 kali G = 1 +( R f / R i ) 10 = 1+( R f /10k) 9 = R f /10k R f = 90k Untuk penguatan 3,6 kali

8 G = 1 +( R f / R i ) 3,6 = 1+( R f /10k) 2,6 = R f /10k R f = 26k Di dalam aplikasinya R f untuk 90k digunakan multiturn 200k (POT1 dan POT2), dan untuk R f = 26k digunakan multiturn 100k (POT3). Hal ini dilakukan agar besarnya penguatan lebih akurat. Berikut ini gambar rangkaian Op-amp yang digunakan pada Sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC. Gambar 3.5 Rangkaian Penguat 10 kali

9 Gambar 3.6 Rangkaian Penguat 3,6 kali Rangkaian Sample and Hold Rangkaian sample and hold merupakan rangkaian yang berfungsi sebagai pencuplik tegangan dari sensor suhu, sehingga tegangan dari sensor yang satu dengan yang lainnya tidak saling mempengaruhi. Rangkaian ini akan melakukan proses pencuplikan (sample) ketika inputan clock-nya bernilai 1 (high) dan akan memegang data (hold) ketika inputannya bernilai 0 (low). Adapun di dalam perancangan sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC ini digunakan IC sample and hold tipe LF398. Berikut ini gambar rangkaian sample and hold yang digunakan pada sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC.

10 Gambar 3.7 Rangkaian Sample and Hold Rangkaian Multiplexer Analog Rangkaian multiplexer analog merupakan rangkaian yang berfungsi untuk memilih chanel masukan tegangan dari sensor yang satu dengan yang lainnya, sehingga dapat diolah oleh ADC secara bergantian. Berikut ini gambar rangkaian multiplexer analog yang digunakan dalam sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC.

11 Gambar 3.8 Rangkaian Multiplexer Analog Pada gambar rangkaian tersebut pin A dihubungkan pada Port Data no. 5 dan pin B dihubungkan pada Port Data no. 4. Chanel IO_0 akan aktif apabila pin A dan B mendapat logika low (0), sedangkan chanel IO_1 akan aktif apabila pin A mendapat logika high (1) dan B mendapat logika low (0). Untuk chanel masukan yang lain dihubungkan ke ground agar tidak menyebabkan adanya noise pada chanel IO_0 dan chanel IO_1, sedangkan pin kontrol INH dihubungkan ke ground karena IC ini bersifat aktif low Rangkaian AD574 AD574 merupakan ADC 12 bit yang mempunyai proses konversi tegangan ke digital sangat cepat sekitar 25 µs. Rangkaian AD574 yang digunakan pada sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC adalah rangkaian yang mempunyai tegangan maksimal sebesar +10 V. Oleh karena masukan ADC maksimal sebesar +10 V dan

12 Minimal 0 V maka sesuai dengan persamaan (2-3) dapat dihitung besarnya tegangan perbit dari ADC 12 bit tersebut. Resolusi = Tegangan Maksimal/(2 jumlah bit ) - 1 = mv/(2 12 ) - 1 = 10000/4095 = 2,44 mv Dari data tersebut dapat diketahui bahwa nilai tegangan dari ADC 12 bit tersebut sebesar 2,44 mv /bit. Oleh karena AD574 bekerja dalam kecepatan yang tinggi maka sesuai dengan datasheetnya dikatakan bahwa power supply dari ADC harus difilter, ter-regulasi dan bebas dari frekuensi tinggi yaitu dengan memberi kapasitor keramik 100 nf dan kapasitor Elco 4.7 uf yang dipasang pararel. Gambar 3.9 Rangkaian AD Rangkaian Buffer Rangkaian buffer merupakan rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengatur masuknya data bit dari hasil konnersi ADC ke PC melalui port paralel. Rangkaian buffer

13 ini akan mengatur masuknya data bit dari ADC ke PC secara nibble bit dari nibble low, nibble middle, dan nibble high secara bergantian melalui Port Status (P.S3 P.S4) pada port paralel PC. Selain itu rangkaian ini juga berfungsi sebagai pelindung PC dari imbas kerusakan pada rangkaian sistem. Pada perancangan sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC ini digunakan 3 buah IC 74LS125 sebagai rangkaian buffer. Berikut ini gambar rangkaian buffer pada sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC. Gambar 3.10 Rangkaian Buffer Pada rangkaian di atas masuknya nibble bit diatur melalui P.D0 P.D2 pada port paralel PC, sehingga hasil konversi ADC 12 bit dapat masuk ke PC secara bergantian. IC 74LS125 bersifat aktif low. Ketika pin P.D0 berlogika 0 maka buffer 1 yang akan aktif dan bit nibble low dari ADC (D0 D3) masuk ke PC. Ketika pin P.D1 berlogika 0 maka buffer 2 yang akan aktif dan bit nibble middle dari ADC (D4 D7) masuk ke PC. Ketika pin P.D2 berlogika 0 maka buffer 3 yang akan aktif dan bit nibble high dari ADC (D8 D11) masuk ke PC. 3.4 Perancangan Plant Penguji

14 Pada perancangan sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC ini, digunakan suatu plant penguji yang berfungsi sebagai pengganti ruangan. Plant ini dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk ruangan yang sesungguhnya. Adapun plant penguji yang dibuat berupa bangun ruang yang berbentuk balok dengan ketentuan lebar = 30 cm, panjang = 45 cm, dan tinggi = 30 cm. Di dalam plant penguji tersebut, dipasang 6 buah lampu dan satu buah kipas DC 12 V yang berfungsi sebagai pengatur perubahan suhu di dalam plant penguji tersebut. Adapun susunan lampu dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Susunan Lampu pada Plant Penguji No. Daya Lampu Lampu (Watt) Perancangan Software Pada perancangan sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC ini digunakan bahasa pemrograman Delphi 7 sebagai sarana kontrol dari rangkaian secara keseluruhan Desain Tampilan Pada perancangan sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC ini dibuat dua buah desain tampilan, yaitu: 1. Desain Tampilan Form Login Form Login ini merupakan Form awal di dalam sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC ini. Form ini berfungsi untuk membatasi orang yang dapat mengakses penggunaan sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC ini. Di dalam Form ini terdapat database para user dan password yang boleh mengakses sistem pendeteksi suhu ruangan

15 berbasis PC ini. Berikut ini desain tampilan Form Login pada sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC. Gambar 3.11 Tampilan Form Login 2. Desain Tampilan Form Pendeteksi Suhu Form Pendeteksi Suhu merupakan tampilan utama dari sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC ini. Form ini berisikan tentang cara kontrol sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC secara keseluruhan. Berikut ini desain dari Form Pendeteksi Suhu. Gambar 3.12 Tampilan Form Pendeteksi Suhu

16 3.5.2 Flowchart Program Adapun flowchart program dari sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC ini adalah sebagai berikut. 1. Flowchart Program Form Login

17 START Inisialisasi Pembuatan Array Pengisian Array Isi USERNAME dan PASSWORD Tidak Tombol MULAI ditekan? Ya Tombol KELUAR ditekan? Ya Tidak Penyaringan USERNAME dan PASSWORD Tutup Semua Form Tidak USERNAME dan PASSWORD benar? Ya Tampilkan Form Pendeteksi Suhu dan sembunyikan Form Login END Gambar 3.13 Flowchart Program Form Login Flowchart di atas merupakan gambaran tentang cara kerja program dari Form Login pada sistem pendeteksi suhu berbasis PC. Berikut adalah penjelasannya. 1. Tahapan pertama adalah suatu proses inisialisasi pada setiap komponen dan variabel variabel yang digunakan pada Form Login. Dalam proses ini komponen dan variabel variabel yang digunakan akan diperkenalkan berupa lambang lambang tertentu.

18 2. Tahapan kedua adalah suatu proses pembuatan array. Pada proses ini dibuat suatu tempat untuk menyimpan beberapa data yang berfungsi sebagai data base dari Form Login. Adapun program yang digunakan dalam proses ini adalah sebagai berikut. procedure TForm1.BitBtn1Click(Sender: TObject); Var x:array[1..5,1..5] of string; // Array Username y:array[1..5,1..5] of string; // Array Password a,b,i,j:integer; begin For i:=1 to 5 do begin For j:=1 to 5 do begin x[i,j]:=edit1.text; end; end; For a:=1 to 5 do begin For b:=1 to 5 do begin y[a,b]:=edit2.text; end; end; Pada program tersebut dapat diketahui bahwa dibuat dua buah matrik array yaitu array x untuk menyimpan data USERNAME, dan array y untuk menyimpan data PASSWORD. Array x dan array y dapat menyimpan data USERNAME dan PASSWORD masing masing sebanyak 25 data 3. Tahapan ketiga yaitu proses pengisian array. Pada proses ini kotak kotak array yang telah dibuat diisi dengan data berupa USERNAME dan PASSWORD pada Form Login. Adapun program yang digunakan untuk pengisian arrya adalah sebagai berikut. if (x[1,1]='komang')and (y[1,1]='190987')

19 if (x[1,2]='elektro')and (y[1,2]='undiksha') if (x[1,3]='nyoman')and (y[1,3]='12345') if (x[1,4]='saputra')and (y[1,4]='123456') if (x[1,5]='candra')and (y[1,5]=' ') Pada potongan program diatas, dapat diketahui bahwa dibuat 5 buah USERNAME dan PASSWORD yang menggunakan 1 baris dan 5 kolom dari masing masing matrik array. 4. Tahap keempat yaitu pada program akan ada pilihan apakah user menekan tombol KELUAR atau mengisi USERNAME dan PASSWORD pada edit1 dan edit2, kemudian menekan tombol MULAI. Apabila yang ditekan user adalah tombol KELUAR maka program yang akan bekerja adalah sebagai berikut. procedure TForm1.BitBtn2Click(Sender: TObject); begin Application.Terminate; end; Potongan program tersebut berfungsi untuk menutup semua aplikasi Delphi pada program sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC. Sedangkan apabila user mengisi USERNAME dan PASSWORD pada edit1 dan edit2, kemudian menekan tombol MULAI, maka program bekerja adalah sebagai berikut. if (x[1,1]='komang')and (y[1,1]='190987') then begin TampilanBenar; end else if (x[1,2]='elektro')and (y[1,2]='undiksha') then begin TampilanBenar; end else

20 if (x[1,1]='nyoman')and (y[1,1]='12345') then begin TampilanBenar; end else if (x[1,1]='saputra')and (y[1,1]='123456') then begin TampilanBenar; end else if (x[1,1]='candra')and (y[1,1]=' ') then begin TampilanBenar; end else begin TampilanSalah; end; Pada potongan program tersebut dapat diketahui bahwa terjadi suatu proses penyaringan data USERNAME dan PASSWORD yang telah dimasukkan, apakah sesuai dengan data USERNAME dan PASSWORD yang telah tersimpan pada array x dan array y. Proses penyaringan tersebut dilakukan dengan menggunakan fungsi if then else. Apabila data tersebut sesuai dengan data yang telah tersimpan pada array x dan array y maka program akan memanggil procedure TampilanBenar yang berisikan peogram sebagai berikut. Procedure TampilanBenar; begin Form1.Hide; Form2.Show; end; pada program procedure TampilanBenar tersebut terdapat suatu program yang berfungsi untuk menyembunyikan Form1 atau Form Login (Form1.Hide) dan menampilkan Form2 atau Form Pendeteksi suhu (Form2.Show) yang merupakan Form utama dari sistem pendeteksi suhu berbasis PC ini.

21 Sedangkan apabila data tersebut tidak sesuai dengan data yang telah tersimpan pada array x dan array y maka program akan memanggil procedure TampilanSalah yang berisikan peogram sebagai berikut. Procedure TampilanSalah; begin Application.MessageBox('Maaf Anda Tidak Terdaftar Sebagai User', 'PERINGATAN',MB_OK or MB_ICONERROR); end; Potongan program tersebut akan menampilkan pesan peringatan yang berisikan himbauan 'Maaf Anda Tidak Terdaftar Sebagai User. 2. Flowchart Program Form Pendeteksi Suhu

22

23 A B Ambil dan simpan data biner Nibble High Sensor 1 Ambil dan simpan data biner Nibble High Sensor 1 Tidak Data Nibble High Sensor 1 telah disimpan Tidak Data Nibble High Sensor 1 telah disimpan Ya Ya Data biner= Nibble High + Nibble Middle + Nibble Low Data biner= Nibble High + Nibble Middle + Nibble Low Data biner = Data desimal Data biner = Data desimal Proses Data Desimal menjadi Data Suhu 1 Proses Data Desimal menjadi Data Suhu 2 Tampilkan data suhu 1 Tampilkan data suhu 2 END Gambar 3.14 Flowchart Program Form Pendeteksi Suhu Flowchart di atas merupakan gambaran tentang cara kerja program dari Form Pendeteksi Suhu pada sistem pendeteksi suhu berbasis PC. Berikut adalah penjelasannya. 1. Tahapan pertama adalah suatu proses inisialisasi pada setiap komponen dan variabel variabel yang digunakan pada Form Pendeteksi Suhu ini. Dalam proses ini komponen dan variabel variabel yang digunakan akan diperkenalkan dengan menggunakan lambang lambang tertentu. 2. Tahapan kedua merupakan suatu proses pengaktifan dan pemilihan kanal dari rangkaian sample and hold serta rangkaian multiplexer analog. Disamping itu pada tahap ini berlangsung juga suatu proses konversi yang dilakukan oleh ADC

24 AD574. Jadi dapat dipastikan bahwa proses pengaktifan, pemilihan kanal rangkaian sample and hold dan rangkaian multiplexer analog, serta proses konversi tegangan dari rangkaian AD574 berlangsung secara bersamaan. Berikut ini program dari proses tahapan kedua. Untuk kanal 1 out32($378,$0f); tunda(1); out32($378,$47); // R/-C=0 out32($378,$0f); Program diatas merupakan prograrm yang berfungsi untuk mengaktifkan rangkaian sample and hold dan multiplexer analog pada kanal 1, dan melakuakan awal konversi dari AD574 (ditandai dengan berubahnya logika R/-C menjadi 0). Setelah itu, proses selesainya konversi ADC AD574 akan dipantau dengan menggunakan program sebagai berikut. Repeat Int:=Inp32($379); asm mov al,int and al, b mov int,al end ; tunda(100); Until int=$80; Program tersebut berfungsi untuk memantau keluaran logika dari pin STS pada AD574 yang telah dihubungkan pada Port Status 7 yang bersifat inferted. Ketika logika pada pin STS AD574 bernilai 0, maka dapat dipastikan ADC AD574 telah selesai melakukan proses konversi dan data valid hasil konversi telah tersedia pada output data bit dari AD574. Untuk Kanal 2

25 out32($378,$2f); tunda(1); out32($378,$0a7); // R/-C=0 out32($378,$2f); Program diatas merupakan prograrm yang berfungsi untuk mengaktifkan rangkaian sample and hold dan multiplexer analog pada kanal 2, dan melakuakan awal konversi dari AD574 (ditandai dengan berubahnya logika R/-C menjadi 0). Setelah itu, proses selesainya konversi ADC AD574 akan dipantau dengan menggunakan program sebagai berikut. Repeat Int:=Inp32($379); asm mov al,int and al, b mov int,al end ; tunda(100); Until int=$80; Program tersebut berfungsi untuk memantau keluaran logika dari pin STS pada AD574 yang telah dihubungkan pada Port Status 7 yang bersifat inferted. Ketika logika pada pin STS AD574 bernilai 0, maka dapat dipastikan ADC AD574 telah selesai melakukan proses konversi dan data valid hasil konversi telah tersedia pada output data bit dari AD Tahap ketiga adalah tahap pengambilan data dari hasil konversi yang telah dilakuakn ADC 12 bit AD574. Pada proses ini proses pengambilan data dilakukan secara tiga tahap yaitu. 1. Tahap pertama yaitu proses pengambilan 4 bit terbawah (nibble Low). Adapun potongan programnya adalah sebagai berikut.

26 Untuk Kanal 1 out32($378,$0f); out32($378,$0e); datal:=inp32($379); out32($378,$0f); Untuk Kanal 2 out32($378,$2f); out32($378,$2e); datal:=inp32($379); out32($378,$2f); Kedua program di atas berfungsi untuk mengaktifkan rangkaian buffer 1. Setelah buffer 1 aktif, maka dilakukan suatu proses pengambilan dan penyaringan data bit yang akan masuk ke PC. Proses tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan program di bawah ini. asm mov al,datal and al, b mov DL0,al mov al,datal and al, b mov DL1,al mov al,datal and al, b mov DL2,al mov al,datal and al, b mov DL3,al end; Setelah proses pengambilan dan penyaringan data selesai dilakukan maka hasil masukan data nibble low tersebut diubah dalam bilangan desimal dan disimpan dalam suatu variabel yang bernama DL. Adapun potongan programnya adalah sebagai berikut. DL:=8*(DL3/64) + 4*(DL2/32) + 2*(DL1/16) + (DL0/8);

27 2. Tahap kedua yaitu proses pengambilan 4 bit di tengah - tengah (nibble middle). Adapun potongan programnya adalah sebagai berikut. Untuk Kanal 1 out32($378,$0f); out32($378,$0d); datam:=inp32($379); out32($378,$0f); Untuk Kanal 2 out32($378,$2f); out32($378,$2d); datam:=inp32($379); out32($378,$2f); Kedua program di atas berfungsi untuk mengaktifkan rangkaian buffer 2. Sama halnya pada tahap pertama, setelah buffer 2 aktif, maka dilakukan suatu proses pengambilan dan penyaringan data bit yang akan masuk ke PC. Proses tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan program di bawah ini. asm mov al,datam and al, b mov DM0,al mov al,datam and al, b mov DM1,al mov al,datam and al, b mov DM2,al mov al,datam and al, b mov DM3,al end; Setelah proses pengambilan dan penyaringan data selesai dilakukan maka hasil masukan data nibble middle tersebut diubah dalam bilangan desimal

28 dan disimpan dalam suatu variabel yang bernama DM. Adapun potongan programnya adalah sebagai berikut. DM :=128*(DM3/64) + 64*(DM2/32) + 32*(DM1/16) +16*(DM0/8); 3. Tahap ketiga yaitu proses pengambilan 4 bit teratas (nibble high). Adapun potongan programnya adalah sebagai berikut. Untuk Kanal 1 out32($378,$0f); out32($378,$0b); datah:=inp32($379); out32($378,$0f); Untuk Kanal 2 out32($378,$2f); out32($378,$2b); datah:=inp32($379); out32($378,$2f); Kedua program di atas berfungsi untuk mengaktifkan rangkaian buffer 3. Sama halnya dengan tahap sebelumnya, setelah buffer 3 aktif, maka dilakukan suatu proses pengambilan dan penyaringan data bit yang akan masuk ke PC. Proses tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan program di bawah ini. asm mov al,datah and al, b mov DH0,al mov al,datah and al, b mov DH1,al mov al,datah and al, b mov DH2,al

29 mov al,datah and al, b mov DH3,al end; Setelah proses pengambilan dan penyaringan data selesai dilakukan maka hasil masukan data nibble high tersebut diubah dalam bilangan desimal dan disimpan dalam suatu variabel yang bernama DH. Adapun potongan programnya adalah sebagai berikut. DH :=2048*(DH3/64)+1024*(DH2/32) +512*(DH1/16) +256*(DH0/8); Setelah data low (DL), middle (DM), dan high (DH) terkumpul maka data tersebut akan jumlahkan dan disimpan pada variabel DK dengan menggunakan program sebagai berikut. DK:= DH+DM+DL; 4. Tahap keempat adalah tahap pemrosesan data yang telah diperoleh menjadi suatu data yang berupa data suhu ruangan. Adapun program yang digunakan adalah sebagai berikut. Untuk Kanal 1 SuhuC1:=(DK/4095)*100; Program tersebut adalah untuk memproses data hasil konversi menjadi data suhu dengan satuan Celcius (ºC). SuhuK1:=(SuhuC ); Program tersebut adalah untuk memproses data hasil konversi menjadi data suhu dengan satuan Kelvin (ºK). SuhuF1:=(9*SuhuC1/5)+32; Program tersebut adalah untuk memproses data hasil konversi menjadi data suhu dengan satuan Fahrenheit (ºF). Untuk Kanal 2

30 SuhuC2:=(DK/4095)*100; Program tersebut adalah untuk memproses data hasil konversi menjadi data suhu dengan satuan Celcius (ºC). SuhuK2:=(SuhuC ); Program tersebut adalah untuk memproses data hasil konversi menjadi data suhu dengan satuan Kelvin (ºK). SuhuF2:=(9*SuhuC2/5)+32; Program tersebut adalah untuk memproses data hasil konversi menjadi data suhu dengan satuan Fahrenheit (ºF). 5. Tahap kelima adalah tahap menampilkan hasil pemrosesan data pada monitor dalam bentuk label dengan menggunakan program sebagai berikut. Untuk Kanal 1 label8.caption:=formatfloat('0.0',suhuc1); label14.caption:=formatfloat('0.0',suhuk1); label15.caption:=formatfloat('0.0',suhuf1); Selain itu, hasil pemrosesan data suhu juga ditampilkan dalam bentuk grafik batangan pada monitor dengan menggunakan program sebagai berikut. Series1.clear; Series3.clear; Series5.clear; Series1.Add(suhuC1,''); Series3.Add(suhuK1,''); Series5.Add(suhuF1,''); Untuk Kanal 2 label9.caption:=formatfloat('0.0',suhuc2); label20.caption:=formatfloat('0.0',suhuk2); label21.caption:=formatfloat('0.0',suhuf2); Selain itu, hasil pemrosesan data suhu juga ditampilkan dalam bentuk grafik batangan pada monitor dengan menggunakan program sebagai berikut. Series2.clear; Series4.clear; Series6.clear;

31 Series2.Add(suhuC1,''); Series4.Add(suhuK1,''); Series6.Add(suhuF1,''); 3.6 Lokasi Penelitian Dalam pembuatan Tugas Akhir ini, lokasi penelitian bertempat di LAB Komputer, Jurusan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Jln. Udayana. 3.7 Subyek Penelitian Subjek penelitian pada Tugas Akhir ini adalah sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC yang telah dibuat berdasarkan hasil perancangan yang telah dibuat. 3.8 Obyek Penelitian Objek penelitian pada tugas akhir ini adalah suhu ruangan pada plant yang telah dibuat. 3.9 Instrument Penelitian Di dalam perancangan TA ini digunakan instrument instrument penelitian sebagai berikut: 1. Multimeter Digital Di dalam perancangan TA ini mutimeter digital berfungsi untuk mengukur besarnya tegangan yang dihasilkan pada rangkaian yang diuji. Gambar 3.15 Multimeter Digital

32 2. Thermometer Digital dan Thermometer Analog Di dalam perancangan TA ini thermometer digital dan thermometer analog berfungsi sebagai alat penguji dan pembanding dari hasil pendeteksian suhu pada sistem pendeteksi suhu berbasis PC. Di dalam proses pengujian ini digunakan thermometer digital buatan China dengan merk KI & BN yang mempunyai rentang suhu -50 ºC 70 ºC, sedangkan thermometer analog yang digunakan adalah thermometer alkohol yang mempunyai rentang suhu -10 ºC 110 ºC. Gambar 3.16 Thermometer Digital 3. Program Delphi 7 Gambar 3.17 Thermometer Analog

33 Di dalam perancangan TA ini, program Delphi berfungsi sebagai sistem kontrol dalam sistem pendeteksian suhu berbasis PC ini. 4. Lampu Pijar Di dalam perancangan TA ini, lampu pijar berfungsi sebagai sumber panas untuk menguji sensor suhu dan sistem secara keseluruhan. Di dalam proses pengujiannya digunakan lampu pijar merk Philips sebesar 5 Watt, 15 Watt, 25 Watt, 40 Watt, dan 60 Watt. Gambar 3.18 Lampu Pijar 5. Kipas 12 Volt DC Di dalam perancangan TA ini, kipas 12 Volt DC berfungsi sebagai sumber udara dingin pada proses pengujian sistem Pengumpulan Data Gambar 3.19 Kipas 12 Volt DC

34 Metode metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Studi Literatur Metode ini merupakan metode untuk mengumpulkan kajian kajian teori yang dapat menunjang dalam pembuatan tugas akhir sehingga dapat menjadi dasar dalam pembuatan tugas akhir ini. 2. Metode Observasi Metode ini adalah melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian. Adapun tujuan penggunaan metode ini adalah untuk membuktikan studi literatur dengan melihat kenyataan yang muncul pada suatu penelitian. Di dalam metode observasi ini data data yang diamati adalah sebagai berikut. 1. Data Tegangan Di dalam penelitian Tugas Akhir ini diamati beberapa data tegangan yang dihasilkan oleh sensor suhu LM 35DZ, rangkaian Op-amp, rangkaian sample and hold, dan rangkaian multiplexer analog. 2. Data Bilangan Desimal Di dalam penelitian Tugas Akhir ini diamati beberapa data bilangan desimal yang dihasilkan oleh rangkaian ADC AD574, dan rangkaian buffer. 3. Data Suhu Di dalam penelitian Tugas Akhir ini diamati beberapa data suhu pada sistem pendeteksi suhu ruangan berbasis PC, thermometer digital, dan thermometer analog.

35 3. Metode Diskusi Metode ini digunakan untuk memecahkan masalah, mencari solusi terhadap obyek yang diteliti, dengan cara mencari alternatif jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi kepada pakar yang lebih mengerti Analisa Data Di dalam penelitian Tugas Akhir ini data yang telah diperoleh dianalisa dengan cara membandingkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan kajian pustaka dan perancangan yang telah dibuat, sehingga akan menghasilkan suatu nilai persentase error rata rata dari data tersebut. Di dalam penelitian Tugas Akhir ini digunakan batas persentase error rata rata sebesar 10%. Hal ini berarti apabila nilai persentase error rata rata yang dihasilkan dari proses penelitian ini kurang atau sama dengan 10%, maka dapat dikatakan bahwa penelitian Tugas Akhir ini telah berhasil dilakukan. Demikian sebaliknya, apabila nilai persentase error rata rata yang dihasilkan dari proses penelitian ini lebih besar dari 10%, maka dapat dikatakan bahwa penelitian Tugas Akhir ini belum berhasil dilakukan, sehingga perlu dilakukan suatu perancangan ulang dari sistem yang telah dibuat.

TUGAS AKHIR PENDINGIN CPU OTOMATIS BERBASIS PC (PERSONAL COMPUTER)

TUGAS AKHIR PENDINGIN CPU OTOMATIS BERBASIS PC (PERSONAL COMPUTER) 1 TUGAS AKHIR PENDINGIN CPU OTOMATIS BERBASIS PC (PERSONAL COMPUTER) Oleh GEDE EKA ARYANTARA NIM 0605031035 JURUSAN DIII TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

Lebih terperinci

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN THERMOMETER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 OLEH : PUTU SEPTIANI UTAMI DEWI

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN THERMOMETER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 OLEH : PUTU SEPTIANI UTAMI DEWI Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN THERMOMETER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNDIKSHA OLEH : PUTU SEPTIANI UTAMI DEWI 0605031063

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan BAB III PERANCANGAN 3.1 Pendahuluan Perancangan merupakan tahapan terpenting dari pelaksanaan penelitian ini. Pada tahap perancangan harus memahami sifat-sifat, karakteristik, spesifikasi dari komponen-komponen

Lebih terperinci

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, , 56 Tabel 4.1 Hasil Perbandingan Antara Output LM 35 dengan Termometer No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0,25 25 0 2 0,26 26 0 3 0,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0,29 28 1 6

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENGATURAN SUHU INKUBATOR BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENGATURAN SUHU INKUBATOR BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENGATURAN SUHU INKUBATOR BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 OLEH : GEDE PANCA SETIAWAN 0605031054 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 36 BAB IV PERANCANGAN SISTEM. 4.1 Pembangunan Basis Pengetahuan dan Aturan

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 36 BAB IV PERANCANGAN SISTEM. 4.1 Pembangunan Basis Pengetahuan dan Aturan BAB IV PERANCANGAN SISTEM 36 BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Pembangunan Basis Pengetahuan dan Aturan 4.1.1 Basis Pengetahuan Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengetahuan adalah hal yang paling

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN 34 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran sistem Gambaran cara kerja sistem dari penelitian ini adalah, terdapat sebuah sistem. Yang didalamnya terdapat suatu sistem yang mengatur suhu dan kelembaban pada

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Masalah yang dihadapi adalah bagaimana untuk menetaskan telur ayam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang bersamaan. Karena kemampuan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Dalam perancangan alat pengendali kipas angin menggunnakan mikrokontroler ATMEGA8535 berbasis sensor suhu LM35 terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER) LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER) A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan karakteristik rangkaian ADC 8 Bit. 2. Mahasiswa dapat merancang rangkaian ADC

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM III PERNCNGN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang diagram blok sistem yang menjelaskan tentang prinsip kerja alat dan program serta membahas perancangan sistem alat yang meliputi perangkat keras dan

Lebih terperinci

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Tanu Dwitama, Daniel Sutopo P. Politeknik Batam Parkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia E-mail: tanudwitama@yahoo.co.id, daniel@polibatam.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Pengujian Perangkat Keras (Hardware) Pengujian perangkat keras sangat penting dilakukan karena melalui pengujian ini rangkaian-rangkaian elektronika dapat diuji

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK 4.1 Rangkaian Pengontrol Bagian pengontrol sistem kontrol daya listrik, menggunakan mikrokontroler PIC18F4520 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 30. Dengan osilator

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengukuran resistivitas dikhususkan pada bahan yang bebentuk silinder. Rancangan alat ukur ini dibuat untuk mengukur tegangan dan arus

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN ALAT BAB IV PEMBAHASAN ALAT Pada bab pembahasan alat ini penulis akan menguraikan mengenai pengujian dan analisa prototipe. Untuk mendukung pengujian dan analisa modul terlebih dahulu penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Perancangan alat penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok dari sistem yang dirancang terdiri dari bagian sensor, ADC, komputer client dan komputer server beserta perangkat lunaknya, seperti yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI WATER LEVEL CONTROL SYSTEM BERBASIS PC OLEH: I MADE BUDHI DWIPAYANA NIM

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI WATER LEVEL CONTROL SYSTEM BERBASIS PC OLEH: I MADE BUDHI DWIPAYANA NIM TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI WATER LEVEL CONTROL SYSTEM BERBASIS PC UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNDIKSHA OLEH: I MADE BUDHI DWIPAYANA NIM. 0605031010

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 21 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rangkaian Keseluruhan Sistem kendali yang dibuat ini terdiri dari beberapa blok bagian yaitu blok bagian plant (objek yang dikendalikan), blok bagian sensor, blok interface

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut :

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut : BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan menggunakan PC, memiliki 6 blok utama, yaitu personal komputer (PC), Mikrokontroler AT89S51,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 13 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ini membahas tentang penggunaan IC AT89S51 untuk kontrol suhu pada peralatan bantal terapi listrik. Untuk mendeteksi suhu bantal terapi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

ADC-DAC 28 IN-3 IN IN-4 IN IN-5 IN IN-6 ADD-A 5 24 IN-7 ADD-B 6 22 EOC ALE msb ENABLE CLOCK

ADC-DAC 28 IN-3 IN IN-4 IN IN-5 IN IN-6 ADD-A 5 24 IN-7 ADD-B 6 22 EOC ALE msb ENABLE CLOCK ADC-DAC A. Tujuan Kegiatan Praktikum - : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat :. Mengetahui prinsip kerja ADC dan DAC.. Mengetahui toleransi kesalahan ADC dan ketelitian DAC.. Memahami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan oleh penulis dalam merancang alat ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan 19 BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Berikut merupakan diagram alur kerja yang menggambarkan tahapantahapan dalam proses rancang bangun alat pemutus daya siaga otomatis pada Peralatan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem pada timbangan digital sebagai penentuan pengangkatan beban oleh lengan robot berbasiskan sensor tekanan (Strain Gauge) dibagi menjadi dua bagian yaitu perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Perancangan Alat Ukur Kadar Alkohol Pada Minuman Tradisional Dalam melakukan pengujian kadar alkohol pada minuman BPOM tidak bisa mengetahui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2014 sampai bulan Januari 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2014 sampai bulan Januari 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2014 sampai bulan Januari 2015, bertempat di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis F., dkk : Rancang Bangun Data.. RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis Fitriani, Didik Tristianto, Slamet Winardi Program Studi Sistem Komputer,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penjelasan mengenai sistem instrumen alat ukur kelembaban, dapat dilihat dalam bentuk Blok diagram berikut: Power Supply 5Vdc Sensor Kelembaban HCZ-H6 Non Inverting Amplifier

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen-komponen dan peralatan yang dipergunakan serta langkahlangkah praktek, kemudian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas: III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai dengan

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 13 (ADC 2 Bit) I. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan karakteristik rangkaian ADC 2 Bit. 2. Mahasiswa dapat merancang rangkaian ADC 2 Bit dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok Diagram Alat Blok Diagram alat merupakan salah satu hal terpenting dalam perencanaan alat, karena dari blok diagram inilah dapat diketahui cara kerja rangkaian secara

Lebih terperinci

ANALOG TO DIGITAL CONVERTER

ANALOG TO DIGITAL CONVERTER PERCOBAAN 10 ANALOG TO DIGITAL CONVERTER 10.1. TUJUAN : Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu Menjelaskan proses perubahan dari sistim analog ke digital Membuat rangkaian ADC dari

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Pendahuluan Pada tugas akhir ini akan membahas tentang pengisian batere dengan metode constant current constant voltage. Pada implementasinya mengunakan rangkaian konverter

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, 41 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, bertempat di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA Serangkaian uji dan analisa dilakukan pada alat, setelah semua perangkat keras (hardware) dan program dikerjakan. Pengujian alat dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat dapat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Blok Diagram Blok diagram ini dimaksudkan untuk dapat memudahkan penulis dalam melakukan perancangan dari karya ilmiah yang dibuat. Secara umum blok diagram dari

Lebih terperinci

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS 3.1. Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk menghidupkan HPL (High Power LED) dengan watt

Lebih terperinci

THERMOMETER DIGITAL DENGAN MODUL DST-51, ADC-0809 DAN LCD 2X16

THERMOMETER DIGITAL DENGAN MODUL DST-51, ADC-0809 DAN LCD 2X16 THERMOMETER DIGITAL DENGAN MODUL DST-51, ADC-0809 DAN LCD 2X16 LCD 2x16 Modul DST-51 Modul ADC-0809 Amplifier LM35 Gambar 1 Blok Diagram Sistem Aplikasi thermometer digital dilakukan dengan melakukan konversi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menjalankan perintah inputan dan gambaran sistem monitoring Angiography yang bekerja untunk pengambilan data dari

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Juli 2012 yang dilaksanakan di laboratorium Elektronika dan Robotika

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III. Perencanaan Alat BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DIAGRAM ALUR PENELITIAN Metode penelitian merupakan sebuah langkah yang tersusun secara sistematis dan menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah. Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY 3.1 Perancangan Alat Dalam merealisasikan sebuah sistem elektronik diperlukan tahapan perencanaan yang baik dan matang. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perencanaan pembuatan alat telemetri suhu tubuh.perencanaan dilakukan dengan menentukan spesfikasi system secara umum,membuat system blok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Daftar alat Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang digunakan agar proses pembuatan bisa berjalan dengan maksimal. Daftar alat-alat

Lebih terperinci

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNDIKSHA OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM KENDALI EXHAUST FAN MENGGUNAKAN BLUETOOTH

BAB III PERANCANGAN SISTEM KENDALI EXHAUST FAN MENGGUNAKAN BLUETOOTH BAB III PERANCANGAN SISTEM KENDALI EXHAUST FAN MENGGUNAKAN BLUETOOTH 3.1 Flowchart Kendali Exhaust Fan dengan Bluetooth Pada perancangan ini, dibutuhkan kerangka awal sistem yang dibutuhkan sebagai landasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

TERMOMETER 8 KANAL. Kata-kata kunci: LM35, ADC0808, mikrokontroler AT89S51.

TERMOMETER 8 KANAL. Kata-kata kunci: LM35, ADC0808, mikrokontroler AT89S51. TERMOMETER 8 KANAL Muhammad Andang Novianta Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Kampus ISTA Jl. Kalisahak No. 28 Kompleks Balapan Yogyakarta Telp 02-563029, Fax 02-5638,

Lebih terperinci

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan

Lebih terperinci

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 51 Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Dalam perancangan perangkat keras dan perangkat lunak suatu sistem yang telah dibuat ini dimungkinkan terjadi kesalahan karena faktor-faktor seperti human error, proses

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram blok sistem secara umum Pada sub bab ini dibahas tentang uraian keseluruhan dari diagram blok sistem. Diagram blok sistem ini diperlihatkan pada gambar 3.1. Sensor

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Pada saat kita mencuci pakaian baik secara manual maupun menggunakan alat bantu yaitu mesin cuci, dalam proses pengeringan pakaian tersebut belum

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 29 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Skema Alur Perancangan Sistem Diagram alur perancangan sistem dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut. Mulai Menyiapkan bahan Perancangan tata letak perangkat keras Perancangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi : 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berikut rancangan penulis terkait pembuatan dari alat pengukur tekanan darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi : 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan yang sudah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3 selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).

Lebih terperinci

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Jurnal Teknik Komputer Unikom Komputika Volume 2, No.1-2013 PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Syahrul 1), Sri Nurhayati 2), Giri Rakasiwi 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan alat Kompor Listrik Digital IoT dengan menggunakan Microcontroller Open Source Wemos. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah

Lebih terperinci

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH Sensor adalah merupakan salah satu komponen penting sebagai pengindera dari sistem. Bagian ini akan mengubah hal-hal yang dideteksi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu : III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan

Lebih terperinci

SIMULASI PENYIRAMAN TANAMAN PADA RUMAH KACA MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM35 MELALUI PARALEL PORT DENGAN APLIKASI BAHASA PEMROGRAMAN DELPHI 7.

SIMULASI PENYIRAMAN TANAMAN PADA RUMAH KACA MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM35 MELALUI PARALEL PORT DENGAN APLIKASI BAHASA PEMROGRAMAN DELPHI 7. SIMULASI PENYIRAMAN TANAMAN PADA RUMAH KACA MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM35 MELALUI PARALEL PORT DENGAN APLIKASI BAHASA PEMROGRAMAN DELPHI 7.0 Budi Santoso, B.Eng Desy Aquarius Sustya Windy ABSTRAKSI Simulasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Perancangan Pendeteksi Gabah Kering Dan Gabah Basah Perkembangan zaman yang semakin maju, membuat meningkatnya produk elektronika yang beredar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGUJIAN ADC Program BASCOM AVR pada mikrokontroler: W=get ADC V=W/1023 V=V*4.25 V=V*10 Lcd V Tujuan dari program ini adalah untuk menguji tampilan hasil konversi dari tegangan

Lebih terperinci

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535 TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535 Denny Wijanarko 1, Harik Eko Prasetyo 2 1); 2) Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember, Jember. 1email: dennywijanarko@yahoo.com

Lebih terperinci