Sebagai Tindak Lanjut Evaluasi dan Revisi RTRW DKI Jakarta 2010 (Perda No. 6 tahun 1999)
|
|
- Inge Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RTRW KOTA/KAB. ADMINISTRASI PROVINSI DKI JAKARTA 2030
2 LATAR BELAKANG PENYUSUNAN RTRW Sebagai Tindak Lanjut Evaluasi dan Revisi RTRW DKI Jakarta 2010 (Perda No. 6 tahun 1999) Amanat /Perintah UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbitnya Peraturan Perundang-undangan Baru Terkait Lainnya, a.l: UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJPN Tahun UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan g Bencana UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil UU No. 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah Prov. DKI Jakarta sebagai Ibukota NKRI UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur
3 MENGAPA RTRW DKI JAKARTA HARUS BERBEDA DENGAN KOTA LAIN DI INDONESIA? Terkait ke-khusus khusus-an DKI Jakarta: 1. Status Administrasi Ibukota Negara 2. Skala Sistem Wilayah Pusat Kegiatan Nasional (PKN) 3 Sk l F i l K 3. Skala Fungsional Kawasan: Megalopolitan
4 ASUMSI DALAM PENYUSUNAN RTRW DKI JAKARTA Penduduk d DKI Jakarta pada Tahun 2030: Berkisar ±10 juta jiwa; Kepadatan rata-rata 150 Jiwa/Ha; (Sumber: Hasil Perhitungan BPS Prov. DKI Jakarta,Tahun 2009) 2. Pertumbuhan Ekonomi Rata-rata : Target: 7-8 % per tahun; Basis Ekonomi:pariwisata, i i perdagangan, industri i kreatif, jasa dan keuangan, industri teknologi tinggi dan non polutif. (Sumber: Bambang S. Brodjo pada Round Table Discussion RTRW DKI Jakarta 2030 pada Desember 2008)
5 ISU ISU STRATEGIS DALAM PENYUSUNAN RTRW DKI JAKARTA Isu-isu Strategis 20 Tahun Mendatang: a) Sistem dan prasarana transportasi b) Tata air dan pengendalian banjir c) Ruang terbuka hijau d) Global warming dan keterbatasan energi e) Krisis & pasang-surutsurut ekonomi dan keuangan dunia f) Tekanan sosial-kependudukan dan urbanisasi (urban sprawl) g) Tuntutan penyediaan prasarana dan sarana: air bersih, limbah cair dan padat, telekomunikasi, energi h) Perlunya mitigasi bencana i) Keterbatasan pendanaan publik 2. Pendalaman Isu-isu Strategis: a) Sistem dan Prasarana Transportasi b) Sistem Penanggulangan Banjir dan Drainase Kota c) Penyediaan Utilitas Kota: air bersih, limbah cair dan padat, telekomunikasi, energi d) Ruang Terbuka Hijau
6 PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RTRW DKI JAKARTA Pengelolaan Pertumbuhan (Growth Management), bukan Pembangunan biasa. 2. Basis Perencanaan Fungsional adalah Megalopolitan Jabodetabekpunjur 3. Pergeseran Dari Stakeholders Ke Shareholders
7 IIMPLIKASI UU 26/2007, PP 26/2008 DAN PERPRES 54/2008 TERHADAP RTRW DKI JAKARTA 2030 Sistem baru dari Discretionary System (sistem kebebasan kebijaksanaan untuk menentukan dan memilih sesuatu) menjadi Regulatory System (sistem taat peraturan dan perundangan di dalam menentukan dan memilih sesuatu) Penetapan secara khusus tentang struktur ruang dan pola ruang di dalam pengembangan penataan ruang Penyesuaian pola penyebaran pusat kegiatan, berdasarkan nomenklatur pola ruang Perumusan muatan khusus untuk Kawasan Strategist Muatan Pemanfaatan Ruang dengan Indikasi Program & Pembiayaan 5 tahunan Sanksi yang berdasarkan UU Penataan Ruang Pentingnya Keterpaduan dengan Bodetabekpunjur Sistem Transportasi Umum, Pedestrian, Ruang Evakuasi Bencana, Ruang untuk Sektor Informal, dan RTH
8 BERDASARKAN ESENSINYA RTRW DKI JAKARTA 2030 DISUSUN DENGAN Adanya Hirarki Rencana Tata Ruang di DKI Jakarta: RTRW Provinsi, RTRW Kota/Kab. Administrasi, dan RDTR Kecamatan Penjelasan secara khusus tentang Rencana Tata Ruang Provinsi dan Rencana Tata Ruang Kota/ Kabupaten Penjelasan Khusus untuk Rencana Tata Ruang Kepulauan Seribu
9 SUBSTANSI RTRW DKI JAKARTA 2010 DAN 2030 Rencana Struktur Ruang: 1. Sistem Pusat Kegiatan A. Pusat Kegiatan Primer B. Pusat Kegiatan Sekunder 2. Sistem Prasarana A. Prasarana Transportasi B. Prasarana Tata Air C. Prasarana Lainnya Rencana Pola Ruang: 1. Kawasan Lindung A.Kawasan Perlindungan Daerah Bawah B.Kawasan Perlindungan Setempat C.Kawasan Suaka Alam D.Kawasan Pelestarian Alam E.Kawasan Cagar Budaya F.Kawasan Rawan Bencana 2. Kawasan Budidaya A.Kawasan Permukiman B.Kawasan Pusat Perdagangan dan Jasa C.Kawasan Pertanian dan Perikanan D.Kawasan Pertambangan E.Kawasan Industri F.Kawasan Pariwisata G.Kawasan Terbuka Hijau Non Lindung H. Kawasan Terbuka Non Hijau I. Kawasan Evakuasi Bencana 3. Kawasan Strategis A. Kawasan Strategis Nasional B. Kawasan Strategis Provinsi 4. Kawasan Khusus A. Kawasan Militer dan Hankam B. Kawasan Khusus Bandara C. Kawasan Khusus Pelabuhan D. Kawasan Khusus Depo Bahan Bakar E. Kawasan Khusus Pemerintahan 5. Prasarana dan Sarana Perkotaan A. Transportasi B. Drainase dan Tata Air C. Prasarana dan Sarana Perkotaan Lainnya
10 VISI & MISI PEMBANGUNAN DKI JAKARTA 2030 VISI Jakarta sebagai Kota Jasa yang Sejahtera dan Berkelanjutan MISI Membangun Jakarta yang berbasis pada masyarakat Mengarusutamakan pembangunan berbasis mitigasi bencana Mengembangkan pelayanan kota yang berbasis tata kelola kepemerintahan yang baik Membangun prasarana dan sarana kota yang manusiawi Mengembangkan perumahan yang mendukung produktivitas kota Menciptakan kehidupan kota yang sejahtera dan dinamis Mengoptimasikan produktivitas kota Mengembangkan budaya perkotaan dalam masyarakat yang pluralistik Mempertahankan unsur-unsur kota dan lingkungan bersejarah Mengembangkan dan menyeimbangkan lingkungan kehidupan perkotaan
11 TUJUAN PENATAAN RUANG DKI JAKARTA Peningkatan kualitas kehidupan kota dan masyarakat perkotaan 2. Peningkatan kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan prasarana dan sarana kota 3. Peningkatan aksesibilitas prasarana dan sarana untuk semua golongan masyarakat 4. Pengembangan perumahan vertikal yang berkelanjutan 5. Penyeimbangan pembangunan ekonomi, sosial, budaya dan fisik lingkungan 6. Peningkatan luas ruang terbuka hijau sebagai upaya peningkatan kualitas kehidupan kota 7. Peremajaan kota pada kawasan-kawasan tertentu, serta pelestarian kawasan dan bangunan bersejarah 8. Pengurangan resiko bencana baik dari bencana alamiah maupun akibat ulah manusia 9. Peningkatan peran aktif dan prakarsa masyarakat dalam pembangunan 10. Peningkatan sumber daya manusia berbudayab perkotaan 11. Peningkatan antisipasi terhadap berbagai perubahan global
12 STRATEGI PENATAAN RUANG DKI JAKARTA 2030 (1) 1. Mengembangkan Jakarta ke arah Barat, Timur dan Utara serta mengendalikan pengembangan ke arah Selatan 2. Mengembangkan g pembangunan ke arah Utara sekaligus optimalisasi pengelolaan Teluk Jakarta melalui reklamasi, pembangunan pelabuhan bertaraf internasional 3. Mengoptimalkan dan mengembangkan sistem pusat-pusat kegiatan jasa, perdagangan, distribusi barang, pariwisata dan ekonomi kreatif skala nasional dan internasional yang didukung prasarana dan sarana yang memadai 4. Mengembangkan sistem angkutan umum massal sebagai back bone transportasi dan sistem TOD dengan pola pembangunan kepadatan tinggi. 5. Mengembangkan peremajaan kota di kawasan strategis berpotensi tinggi melalui revitalisasi, redevelopment dan pembaruan. 6. Mengembangkan prasarana dan sarana untuk pengendalian banjir dengan pengembangan sistem polder, pemulihan dan pengembangan situ dan waduk, normalisasi sungai serta pembangunan tanggul pengaman sungai dan laut.
13 STRATEGI PENATAAN RUANG DKI JAKARTA 2030 (2) 7. Mengintegrasikan sistem prasarana DKI Jakarta dengan Bodetabek 8. Mengoptimalkan pemanfaatan lahan perkotaan dengan pembangunan perumahan vertikal lengkap dengan sarana prasarana sosial, budaya, ekonomi dan secara selektif melaksanakan peremajaan dan perbaikan kampung 9. Mengendalikan pembangunan yang bersifat pita dengan mengembangkan pembangunan kawasan komersial secara terpusat 10. Mempertahankan dan mengembangkan lingkungan dan bangunan cagar budaya untuk kepentingan sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan dan kepariwisataan 11. Melaksanakan konservasi kawasan lindung dan sumber daya air, ruang terbuka hijau untuk keseimbangan ekologi kota 12. Mengantisipasi dampak pemanasan global dengan menerapkan 12. Mengantisipasi dampak pemanasan global dengan menerapkan konsep bangunan ramah lingkungan (green building)
14 PUSAT KEGIATAN NASIONAL 1. Provinsi DKI Jakarta 2. Tangerang 3. Serpong 4. Cinere 5. Kota Bogor 6. Kota Depok 7. Cimanggis 8. Cileungsi 9. Setu 10. Kota Bekasi 11. Tambun Garis Pantai Jaringan Pelayaran Pariwisata Jaringan Pelayaran Penumpang Jaringan Pelayaran Antar Pulau Jaringan Pelayaran Internasional Garis Pantai Minus 8 Batas Propinsi Jaringan Jalan Arteri Jaringan Jalan Tol Jaringan Angkutan Umum Massal PETA RENCANA STRUKTUR RUANG JABODETABEKPUNJUR (BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN NO.54 TAHUN 2008)
15 PUSAT KEGIATAN PRIMER 1. Pusat Niaga Terpadu Mangga Dua 2. Pusat Niaga Terpadu Bandar Baru Kemayoran 3. Kawasan Monas 4. Sentra Primer Tanah Abang 5. Dukuh Atas 6. Pusat Niaga Terpadu Kuningan, Sudirman dan Casablanca 7. Manggarai 8. Sentra Primer Baru Barat 9. Sentra Primer Baru Timur 10. Kawasan Ekonomi Khusus Marunda 11. Kawasan Pantura PUSAT KEGIATAN SEKUNDER 1. Glodok 2. Harmoni 3. Senen 4. Kelapa Gading 5. Blok M 6. Kawasan Grogol 7. Pusat Kegiatan P.Pramuka Garis Pantai Minus 8 Batas Propinsi Koridor BKT dan BKB Jaringan Jalan Arteri Jaringan Jalan Tol Jaringan Angkutan Umum Massal Bandar Udara Halim Perdanakusuma Bandar Udara Soekarno Hatta Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Marunda Pelabuhan Sunda Kelapa Pelabuhan Muara Angke dan Pelabuhan Perikanan Nusantara PETA RENCANA STRUKTUR RUANG DKI JAKARTA
16 Kawasan Perlindungan Daerah Bawah Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan Suaka Alam Kawasan Permukiman Kawasan Pusat Perdagangan dan Jasa Kawasan Pertanian dan Perikanan Kawasan Industri Kawasan Terbuka Hijau Non Lindung Kawasan Terbuka Non Hijau Garis Pantai Minus 8 Bandara Udara Halim Perdanakusuma Bandara Udara Soekarno - Hatta PETA RENCANA POLA RUANG
17 Kawasan Perlindungan Daerah Bawah Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan Suaka Alam Kawasan Permukiman Kawasan Pusat Perdagangan dan Jasa Kawasan Pertanian dan Perikanan Kawasan Industri Kawasan Terbuka Hijau Non Lindung Kawasan Terbuka Non Hijau Garis Pantai Minus 8 Batas Propinsi Jaringan Jalan Tol Rencana Jaringan Jalan Tol Jaringan Jalan Tol Rencana Jaringan Jalan Tol Bandar Udara Halim Perdanakusuma Bandar Udara Soekarno Hatta PETA RENCANA POLA RUANG DENGAN JALAN ARTERI
18 A B KAWASAN STRATEGIS NASIONAL Kawasan Instalasi Lingkungan dan Cuaca (BMG di Kemayoran Jakarta Pusat) Kawasan Fasilitas Pengelolaan Data Satelit (Instalasi LAPAN di Pasar Rebo, Jakarta Timur) KAWASAN STRATEGIS PROPINSI 1. Kawasan Sentra Primer Baru Barat 2. Kawasan Kota Tua Jakarta Barat-Jakarta Utara 3. Kawasan Koridor Banjir Kanal Barat 4. Pusat Niaga Terpadu Kuningan, Sudirman dan Casablanca 5. Kawasan Manggarai 6. Kawasan Sentra Primer Baru Timur 7. Kawasan Jatinegara 8. Kawasan Pusat Niaga Terpadu Bandar Baru Kemayoran 9. Kawasan Niaga Terpadu Tanah Abang 10. Kawasan Dukuh Atas interchange angkutan-angkutan umum massal (TOD) 11. Kawasan Pantura 12. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Marunda 13. Kawasan Pusat Niaga Terpadu Mangga Dua 14. Kawasan Koridor Banjir Kanal Timur Garis Pantai Minus 8 Bandara Udara Halim Perdanakusuma Bandara Udara Soekarno - Hatta PETA ARAHAN KAWASAN STRATEGIS
19 Kawasan Khusus Militer dan Hankam Kawasan Khusus Pelabuhan Kawasan Khusus Bandara Kawasan Khusus Depo Bahan Bakar Kawasan Khusus Pemerintahan Garis Pantai Minus 8 Bandara Udara Halim Perdanakusuma Bandara Udara Soekarno - Hatta PETA ARAHAN KAWASAN KHUSUS
20 J P JAKARTA PUSAT Laporan Penyusunan RTRW DKI Jakarta 2030
21 VISI & MISI JAKARTA PUSAT Visi Jakarta Pusat sebagai Kota Jasa yang Sejahtera dan Berkelanjutan Misi 1. Mewujudkan pusat kota jasa terpadu dengan mendorong pembangunan fisik secara vertikal dan terkendali. 2. Meningkatkan Jakarta Pusat sebagai pusat pemerintahan, perkantoran, perdagangan dan jasa.
22 STRATEGI PENGEMBANGAN JAKARTA PUSAT 1. Mempertahankan Kawasan Medan Merdeka sebagai pusat pemerintahan provinsi i dan nasional; 2. Mengembangkan sarana/fasilitas transportasi yang mendukung perubahan terhadap sistem angkutan umum massal; 3. Mendorong kawasan ekonomi prospektif skala nasional dan internasional terutama sekitar Thamrin-Sudirman, Senayan, Kemayoran, Karet Tengsin, dan Waduk Melati; 4. Mengendalikan pemanfaatan ruang pada daerah aliran sungai dan kanal untuk kawasan terbangun serta mempertahankan dan mengembangkan kawasan terbuka hijau pada sempadan aliran sungai dan kanal; 5. Mengembangkan program peremajaan lingkungan kawasan permukiman kumuh berat dengan peremajaan terbatas untuk pembangunan rumah susun sederhana dan penyediaan ruang terbuka hijau; dan 6. Memanfaatkan badan air permukaan untuk kegiatan pariwisata.
23 KAWASAN STRATEGIS JAKARTA PUSAT
24 KAWASAN STRATEGIS JAKARTA PUSAT
25 KAWASAN STRATEGIS NASIONAL Kawasan Instalasi Lingkungan dan Cuaca KAWASAN STRATEGIS PROPINSI a. Kawasan Niaga Terpadu Mangga Dua b. Kawasan niaga Terpadu Bandar Kemayoran c. Kawasan Terpadu Tanah Abang d. Kawasan Dukuh Atas (TOD) e. Koridor Banjir Kanal Barat KAWASAN STRATEGIS KOTA/ KABUPATEN a. Kawasan Harmoni TOD b. Kawasan Senen TOD c. Kawasan pasar Baru & Lapangan Banteng Historis i d. Kawasan Cikini e. Kawasan Bendungan Hilir f. Kawasan Pasar Roxy g. Kawasan Sabang h. Kawasan Pasar Cempaka Putih PETA ARAHAN KAWASAN STRATEGIS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT
26 J U JAKARTA UTARA Laporan Penyusunan RTRW DKI Jakarta 2030
27 VISI & MISI JAKARTA UTARA Visii Jakarta Utara sebagai Kota Jasa yang Sejahtera dan Berkelanjutan Misi 1.Mengembangkan Jakarta Utara sebagai kota pantai dan kawasan wisata bahari dengan meningkatkan kualitas dan kelestarian lingkungan; 2.Mengembangkan kawasan pelabuhan, industri selektif dan Kawasan Ekonomi Khusus di bagian timur dan pusat niaga terpadu berskala internasional i ldib bagian tengah hpantura; 3.Mewujudkan pusat wisata budaya-sejarah dan kota tua dengan meningkatkan dan mengembangkan sistem pencapaian pejalan kaki, moda transportasi dan meningkatkan nilai ekonomis bangunan serta dapat mengakomodir kepentingan pendidikan, penelitian, dokumentasi.
28 STRATEGI PENGEMBANGAN JAKARTA UTARA 1. Menata kembali kawasan pantai lama secara terpadu dengan pengembangan reklamasi untuk memperbaiki kualitas lingkungannya; 2. Mendorong revitalisasi kawasan kota tua dan bangunan bersejarah sebagai obyek wisata dengan meningkatkan prasarana dan sarana pendukungnya; 3. Mengembangkan kawasan reklamasi untuk pembangunan pusat niaga bertaraf internasional, perumahan, dan pariwisata; 4. Mempertahankan dan memulihkan kelestarian hutan lindung Angke Kapuk, cagar alam Muara Angke, dan hutan wisata Kamal; 5. Mengembangkan sistem jaringan transportasi darat dan laut untuk angkutan penumpang dan angkutan barang secara terpadu dengan sistem transportasi makro; 6. Mengendalikan pemanfaatan ruang pada daerah hilir aliran sungai dan kanal untuk kawasan terbangun serta mempertahankan dan mengembangkan kawasan terbuka hijau pada sempadannya; 7. Membangun Banjir Kanal Timur dan mengembangkan pembangunan situ atau waduk baru di wilayah rawan banjir; 8. Memanfaatkan badan air permukaan untuk kegiatan pariwisata.
29 STRUKTUR RUANG JAKARTA UTARA
30 POLA RUANG JAKARTA UTARA
31 KAWASAN STRATEGIS NASIONAL Kawasan Instalasi Lingkungan dan Cuaca KAWASAN STRATEGIS PROPINSI a. Kawasan Pantura b. Kawasan Kota Tua c. Kawasan Ekonomi Khusus Marunda d. Kawasan Pusat Niaga Terpadu Mangga Dua e. Koridor Banjir Kanal Timur f. Koridor Banjir Kanal Barat KAWASAN STRATEGIS KOTA/ KABUPATEN a. Kawasan Kelapa Gading b. Kawasan Wisata Sunda Kelapa c. Kawasan Terpadu Muara Angke d. Kawasan Kota sekitar Pasar Koja e. Kawasan Pluit f. Kawasan Pasar Ikan Muara Baru TPI Samudera Internasional KAWASAN KHUSUS PELABUHAN a. Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok b. Kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa c. Kawasan Pelabuhan Muara Angke d. Kawasan Pelabuhan KBN e. Kawasan Pelabuhan Kamal Muara KAWASAN KHUSUS DEPO BAHAN BAKAR PLUMPANG KAWASAN KHUSUS (MILITER&HANKAM) PETA ARAHAN KAWASAN STRATEGIS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA
32 J B JAKARTA BARAT Laporan Penyusunan RTRW DKI Jakarta 2030
33 VISI & MISI JAKARTA BARAT Visi Jakarta Barat sebagai Kota Jasa yang Sejahtera dan Berkelanjutan Misi 1. Mengembangkan kawasan permukiman kepadatan sedang dan tinggi di wilayah bagian barat; 2. Mewujudkan pusat wisata budaya-sejarah dan kota tua dengan meningkatkan dan mengembangkan sistem pencapaian pejalan kaki, moda transportasi dan meningkatkan nilai ekonomis bangunan serta dapat mengakomodir kepentingan pendidikan, penelitian, dokumentasi. 3. Mengembangkan Sentra Primer Baru Barat di Kembangan sebagai pusat kegiatan wilayah.
34 STRATEGI PENGEMBANGAN JAKARTA BARAT 1. Mendorong revitalisasi kawasan kota tua sebagai obyek wisata dengan meningkatkan prasarana dan sarana pendukungnya; 2. Memberikan kemudahan untuk terwujudnya Sentra Primer Baru Barat sebagai pusat perkantoran, perdagangan dan jasa dengan menyediakan sarana dan prasarana; 3. Mengendalikan perkembangan di sepanjang jalan koridor jalan S. Parman-Grogol,Kebon Jeruk, jalan Panjang dan kawasan jalan Tanjung Duren; 4. Mendukung pembangunan jalan lingkar luar dan sistem jaringan jalan Barat Timur, serta pembangunan terminal angkutan penumpang dan angkutan barang di Rawa Buaya yang terintegrasi dengan pengembangan g sistem angkutan kereta api; p; 5. Mengendalikan pemanfaatan ruang pada daerah hilir aliran sungai dan kanal untuk kawasan terbangun serta mempertahankan dan mengembangkan kawasan terbuka hijau pada sempadannya; 6. Mengembangkan pembangunan waduk/situ dan parkir air untuk pengendalian banjir.
35
36
37 KAWASAN STRATEGIS NASIONAL Kawasan Instalasi Lingkungan dan Cuaca KAWASAN STRATEGIS PROPINSI a.sentra Primer Baru Barat b.kawasan asa Kota Tua c.koridor Banjir Kanal Barat KAWASAN STRATEGIS KOTA/ KABUPATEN a.kawasan Glodok b.kawasan Bunga Potong Rawa Belong c.pasar Induk Rawa Buaya d.hutan Kota Srengseng e.kawasan Pergudangan dan Industri Kalideres PETA ARAHAN KAWASAN STRATEGIS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
38 J S JAKARTA SELATAN Laporan Penyusunan RTRW DKI Jakarta 2030
39 VISI & MISI JAKARTA SELATAN Visi Jakarta Selatan sebagai Kota Jasa yang Sejahtera dan Berkelanjutan Misi 1.Mempertahankan wilayah bagian selatan sebagai kawasan resapan air melalui pengendalian kawasan terbangun dan mempertahankan cagar budaya Betawi; dan 2. Mewujudkan wilayah bagian utara sebagai pusat niaga terpadu.
40 STRATEGI PENGEMBANGAN JAKARTA SELATAN 1.Mendorong pengembangan g kawasan ekonomi prospektif p di kawasan Segitiga g Kuningan, Casablanca, Manggarai dan penataan kawasan Blok M sebagai pusat kegiatan; 2.Mendorong pengembangan kawasan perwakilan negara asing khususnya di Segitiga Kuningan; 3.Mengakomodasikan permukiman dengan kepadatan sedang pada wilayah bagian utara Jakarta Selatan dan mempertahankan pengembangan permukiman dengan kepadatan rendah pada wilayah bagian selatan Jakarta Selatan; 4.Mendukung pembangunan jalan lingkar luar ke arah barat dan mengembangkan sarana/fasilitas transportasi yang mendorong sistem angkutan umum massal, penataan terminal Blok M, serta sistem jaringan jalan Selatan Utara; 5.Mengendalikan pemanfaatan ruang pada daerah aliran sungai, kanal, situ dan waduk, memanfaatkan badan air permukaan untuk kegiatan pariwisata serta membangun dan mempertahankan situ dan waduk untuk pengendalian aliran permukaan, banjir dan konservasi air; 6.Mengembangkan pusat pembibitan dan penelitian tanaman dan perikanan; 7.Memanfaatkan badan air permukaan untuk kegiatan pariwisata; 8.Mempertahankan dan mengembangkan kawasan perkampungan budaya Betawi Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa sebagai Lingkungan Cagar Budaya.
41 STRUKTUR RUANG JAKARTA SELATAN
42 POLA RUANG JAKARTA SELATAN
43 KAWASAN STRATEGIS NASIONAL Kawasan Instalasi Lingkungan dan Cuaca KAWASAN STRATEGIS PROPINSI a.kawasan Niaga Terpadu Sudirman, Kuningan, dan Casablanca b.kawasan Manggarai (TOD) KAWASAN STRATEGIS KOTA/ KABUPATEN a.kawasan Blok M b.kawasan Lebak Bulus TOD c.kawasan Pasar MInggu TOD d.kawasan Kebayoran Lama TOD e.kawasan Cipulir f. Kawasan Mayestik PETA ARAHAN KAWASAN STRATEGIS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN
44 J T JAKARTA TIMUR Laporan Penyusunan RTRW DKI Jakarta 2030
45 VISI & MISI JAKARTA TIMUR Visi Jakarta Timur sebagai Kota Jasa yang Sejahtera dan Berkelanjutan Misi 1. Mengembangkan kawasan permukiman dan mempertahankan kawasan hijau sebagai resapan air; 2. Mengembangkan kawasan industri ringan dan melanjutkan pengembangan Sentra Primer Baru Timur di Pulo Gebang sebagai pusat kegiatan wilayah.
46 STRATEGI PENGEMBANGAN JAKARTA TIMUR 1. Mendorong pembangunan Sentra Primer Baru Timur dengan menyelesaikan pembangunan jalan arteri dan pendukungnya; 2. Mengoptimalkan pengembangan kawasan industri ringan dan membatasi perkembangan baru kegiatan industri pada jalan-jalan arteri; 3. Mendukung gpembangunan jalan lingkar luar dan sistem jaringan jalan Timur-Barat serta pembangunan terminal penumpang dan barang sebagai titik simpul bagian timur yang menunjang pengembangan pelabuhan dan industri; 4. Mengendalikan pemanfaatan ruang pada daerah aliran sungai, kanal, situ dan waduk, memanfaatkan badan air permukaan untuk kegiatan pariwisata serta membangun dan mempertahankan situ dan waduk untuk pengendalian aliran permukaan, banjir dan konservasi air; 5. Mengendalikan pemanfaatan ruang pada daerah aliran sungai dan kanal untuk kawasan terbangun serta mempertahankan dan mengembangkan kawasan terbuka hijau pada sempadan sungai dan kanal; 6. Membangun Banjir Kanal Timur.
47 STRUKTUR RUANG JAKARTA TIMUR
48 POLA RUANG JAKARTA TIMUR
49 KAWASAN STRATEGIS NASIONAL Kawasan Instalasi Lingkungan dan Cuaca Kompleks Lapan (Dep. Penginderaan Jarak Jauh) KAWASAN STRATEGIS PROPINSI a. Kawasan Sentra Primer Baru Timur b. Kawasan Jatinegara c. Koridor Banjir Kanal Timur KAWASAN STRATEGIS KOTA/ KABUPATEN a. Kawasan Cibubur b. Kawasan Eks Terminal Pulo Gadung c. Perkampungan Industri Kecil (PIK) d. Kawasan Industri Pulo Gadung (JIEP) e. Kawasan Pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Rebo f. Kawasan Sentra Mebel Klender KAWASAN KHUSUS BANDARA HALIM PERDANAKUSUMA KAWASAN KHUSUS (MILITER&HANKAM) PETA ARAHAN KAWASAN STRATEGIS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR
50 K S KEPULAUAN SERIBU Laporan Penyusunan RTRW DKI Jakarta 2030
51 VISI & MISI KEPULAUAN SERIBU Visi Kepulauan Seribu sebagai Kota Jasa yang Sejahtera dan Berkelanjutan Misi 1.Mewujudkan wilayah Kepulauan Seribu sebagai kawasan wisata bahari yang lestari; dan 2.Mengembangkan kegiatan perekonomian berbasis sumberdaya alam kelautan.
52 STRATEGI PENGEMBANGAN KEPULAUAN SERIBU 1. Mengelola sumber daya laut dan Mempertahankan kelestarian lingkungan hidup, kawasan perairan, kawasan pesisir pantai dan pulau-pulau pada Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu; 2. Mengembangkan g kegiatan ekowisata bahari; 3. Mengembangkan kegiatan perikanan laut; dan 4. Menunjang pengembangan potensi Minyak dan Gas Bumi.
53 STRUKTUR RUANG KEP. SERIBU
54 POLA RUANG KEP.SERIBU
55
izingedung.com PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2030 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciBAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN
BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,
Lebih terperinciSistematika Rancangan Peraturan Presiden tentang RencanaTata Ruang Pulau/Kepulauan dan RencanaTata Ruang Kawasan Strategis Nasional
Sistematika Rancangan Peraturan Presiden tentang RencanaTata Ruang Pulau/Kepulauan dan RencanaTata Ruang Kawasan Strategis Nasional Coffee Morning Jakarta, 1 November 2011 DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2030 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciBAB III KONDISI PERTANIAN KOTA JAKARTA
BAB III KONDISI PERTANIAN KOTA JAKARTA A. Gambaran Umum Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah ibu kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI
Lebih terperinciKETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP
LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2030 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2030 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENYEMPURNAAN RANCANGAN RTR KAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENYEMPURNAAN RANCANGAN RTR KAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA 5.1. KESIMPULAN Kawasan Strategis Pantai Utara yang merupakan Kawasan Strategis Provinsi DKI Jakarta sesuai
Lebih terperinciTUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2.1. Tujuan Penataan Ruang Kota Bengkulu Tujuan penataan ruang wilayah kota dirumuskan berdasarkan: 1) visi dan misi pembangunan wilayah kota; 2) karakteristik wilayah kota;
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH DKI JAKARTA 2030
RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH DKI JAKARTA 2030 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS
Lebih terperinciRENCANA TATA RUANG DKI JAKARTA
RENCANA TATA RUANG DKI JAKARTA Bahan Penjelasan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Pada Acara : Penerimaan Kunjungan Lapangan Panja RUU tentang Penataan Ruang DPR-RI ke Provinsi DKI Jakarta Pemerintah Provinsi
Lebih terperinciDRAFT RAPERDA RTRW PROVINSI DKI JAKARTA Revisi
Menimbang : RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH DKI JAKARTA 2030 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI
Lebih terperinciPengembangan Pantura Jakar ta
Pengembangan Pantura Jakar ta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Pada FGD Reklamasi Wilayah Perairan sebagai Alternatif Kebutuhan Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Sinkronisasi dengan Rencana Tata Ruang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso
KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah
Lebih terperinciRencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA BANJARMASIN 2013-2032 APA ITU RTRW...? Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan Pola Ruang Wilayah Kota DEFINISI : Ruang : wadah yg meliputi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
KATA PENGANTAR Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengamanatkan bahwa RTRW Kabupaten harus menyesuaikan dengan Undang-undang tersebut paling lambat 3 tahun setelah diberlakukan.
Lebih terperinciTABEL 44 INDIKASI PROGRAM PENATAAN ATAU PENGEMBANGAN KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN
LAMPIRAN V : PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI TABEL 44 INDIKASI PROGRAM PENATAAN ATAU PENGEMBANGAN KECAMATAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Saefullah NIP
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta dengan baik. Kegiatan ini adalah kelanjutan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN 2011-2030 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Posisi Makro terhadap DKI Jakarta. Jakarta, Ibukota Indonesia, berada di daerah dataran rendah, bahkan di bawah permukaan laut yang terletak antara 6 12 LS and 106 48 BT.
Lebih terperinciRANCANGAN. Negara Republik Indonesia Tahun Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152);
PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR.. TAHUN. TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kajian Potensi..., Agus Rustanto, Program Pascasarjana, 2008
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyediaan fasilitas infrastruktur merupakan tanggungjawab pemerintah dan dananya diambil dari anggaran tahunan pemerintah. Pada satu pihak anggaran pemerintah tidak
Lebih terperinciDAYA DUKUNG LINGKUNGAN UNTUK PENATAAN RUANG
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UNTUK PENATAAN RUANG Setyo S. Moersidik Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Indonesia (smoersidik@yahoo.com) DDL Adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
Lebih terperinciBab VI TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA TIDORE KEPULAUAN. 6.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan
Bab VI TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA TIDORE KEPULAUAN 6.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan Tujuan penataan ruang wilayah Kota adalah Terwujudnya Kota Tidore
Lebih terperinciIV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN
92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi
Lebih terperinciBAB 5 RTRW KABUPATEN
BAB 5 RTRW KABUPATEN Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten terdiri dari: 1. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang; 2. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya; 3. Rencana Pengelolaan
Lebih terperinciClick to edit Master title style
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ Click to edit Master title style BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Kebijakan Penataan Ruang Jabodetabekpunjur Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bogor,
Lebih terperinciINDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN
LAMPIRAN IV INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN 2010-2030 NO. PROGRAM KEGIATAN LOKASI BESARAN (Rp) A. Perwujudan Struktur Ruang 1 Rencana Pusat - Pembangunan dan
Lebih terperinciRENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Naskah Akademis untuk kegiatan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan dapat terselesaikan dengan baik
Lebih terperinciBab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional
Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG 2.1.1 Tinjauan Penataan Ruang Nasional Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan
Lebih terperinciGambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai...
Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai... 114 Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai... 115 Gambar 5.32 Kondisi Jalur Pedestrian Penghubung Stasiun dan
Lebih terperinciDATA SURAT KETERANGAN DOMISILI SEMENTARA TAHUN 2014
DATA SURAT KETERANGAN DOMISILI SEMENTARA TAHUN 2014 TAHUN NAMA PROVINSI NAMA KABUPATEN KOTA NAMA KECAMATAN NAMA KELURAHAN LAKI-LAKI PEREMPUAN 2014 PROVINSI DKI JAKARTA KAB.ADM.KEP.SERIBU KEP. SERIBU UTR
Lebih terperinciDATA JUMLAH KEPALA KELUARGA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2014
DATA JUMLAH KEPALA KELUARGA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2014 TAHUN NAMA PROVINSI NAMA KABUPATEN/KOTA NAMA KECAMATAN NAMA KELURAHAN JUMLAH KK JUMLAH KK LAKI-LAKI PEREMPUAN 2014 PROVINSI DKI JAKARTA KAB.ADM.KEP.SERIBU
Lebih terperinciDATA KEPADATAN PENDUDUK PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2014
DATA KEPADATAN PENDUDUK PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2014 TAHUN NAMA PROVINSI NAMA KABUPATEN/KOTA NAMA KECAMATAN NAMA KELURAHAN LUAS WILAYAH (KM2) KEPADATAN (JIWA/KM2) 2014 PROVINSI DKI JAKARTA KAB.ADM.KEP.SERIBU
Lebih terperinciNAMA WAJIB KTP WAJIB KTP TAHUN NAMA PROVINSI NAMA KECAMATAN NAMA KELURAHAN KABUPATEN/KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN
TAHUN NAMA PROVINSI NAMA WAJIB KTP WAJIB KTP NAMA KECAMATAN NAMA KELURAHAN KABUPATEN/KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN 2013 PROVINSI DKI JAKARTA KAB.ADM.KEP.SERIBU KEP. SERIBU UTR P. PANGGANG 2094 2002 2013 PROVINSI
Lebih terperinciDATA PENDUDUK PROVINSI DKI JAKARTA BERDASARKAN WAJIB KTP TAHUN 2014
DATA PENDUDUK PROVINSI DKI JAKARTA BERDASARKAN WAJIB KTP TAHUN 2014 TAHUN NAMA PROVINSI NAMA KABUPATEN/KOTA NAMA KECAMATAN NAMA KELURAHAN WAJIB KTP LAKI-LAKI WAJIB KTP PEREMPUAN 2014 PROVINSI DKI JAKARTA
Lebih terperinciDasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG
Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kawasan Pantai Utara Jakarta ditetapkan sebagai kawasan strategis Provinsi DKI Jakarta. Areal sepanjang pantai sekitar 32 km tersebut merupakan pintu gerbang dari
Lebih terperinciREKAPITULASI KINERJA HARIAN 22-Sep-16 NO Lokasi Nilai Freq. Kepuasan (%) Koefisien Nilai Akhir 1 Kelurahan Palmerah ,0 1.
REKAPITULASI KINERJA HARIAN 22-Sep-16 NO Lokasi Nilai Freq. Kepuasan (%) Koefisien Nilai Akhir 1 Kelurahan Palmerah 1837 397 92.54 2,0 1.581 2 Kota Administrasi Jakarta Timur 1521 309 98.44 2,0 1.335 3
Lebih terperinciREKAPITULASI KINERJA HARIAN 21-Sep-16 NO Lokasi Nilai Freq. Kepuasan (%) Koefisien Nilai Akhir 1 Kelurahan Palmerah ,0 1.
REKAPITULASI KINERJA HARIAN 21-Sep-16 NO Lokasi Nilai Freq. Kepuasan (%) Koefisien Nilai Akhir 1 Kelurahan Palmerah 2226 460 96.78 2,0 1.897 2 Kota Administrasi Jakarta Selatan 1474 300 98.26 2,0 1.298
Lebih terperinciRangkuman tentang Muatan. Rencana Rinci
Rangkuman tentang Muatan Rencana Rinci Di Susun Oleh : Nama : Nadia Nur N. Nim : 60800114049 Kelas : C1 TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
Lebih terperinciPENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1 2 3 4 1 A Pembangunan Perumahan TIDAK SESUAI dengan peruntukkan lahan (pola ruang) Permasalahan PENATAAN RUANG dan PERUMAHAN di Lapangan B Pembangunan Perumahan yang SESUAI dengan peruntukkan lahan,
Lebih terperinciV BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1
Lebih terperinciBUKU XI KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DKI JAKARTA
BUKU XI KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DKI JAKARTA K O D E (Km) DKI JAKARTA.0. ADM. KEP. SERIBU - 0,.09 UU No. 9/00.0.0 Kepulauan Seribu Utara -.0.0.00 Pulau Panggang.0.0.00 Pulau Kelapa.0.0.00
Lebih terperinciINTEGRASI REKOMENDASI KLHS DALAM RAPERDA RTR KAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA
INTEGRASI REKOMENDASI KLHS DALAM RAPERDA RTR KAWASAN STRATEGIS 1 Integrasi Isu Strategis Lingkungan Hidup Terkait Pembentukan Pulau-pulau Hasil Kegiatan Reklamasi No. MUATAN KLHS REKOMENDASI KLHS TERHADAP
Lebih terperinciHASIL PEROLEHAN SUARA PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DI TINGKAT KELURAHAN SE PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2012
HASIL PEROLEHAN AN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DI TINGKAT SE PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 20 1 2 3 4 5 6 1 P. PANGGANG 10 4.029 3.049 980 48 3 3.100 76,94 1.668 54,85 20 0,66 210 6,91 587 19,30 33 1,09
Lebih terperinciRENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA PADANG TAHUN
WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA PADANG TAHUN 2010-2030 WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 4 TAHUN 2012 T E N T A
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN
GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN Letak Geografis dan Luas Wilayah Kota Tangerang Selatan terletak di timur propinsi Banten dengan titik kordinat 106 38-106 47 Bujur Timur dan 06 13 30 06 22 30 Lintang
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciDATA JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA TAHUN 2014
DATA JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA TAHUN 2014 TAHUN NAMA PROVINSI NAMA KABUPATEN/KOTA NAMA KECAMATAN NAMA KELURAHAN Islam Kristen Katholik Hindu Budha Khonghuchu Aliran Kepercayaan 2014 PROVINSI DKI
Lebih terperinciKEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 3069/ 2003 TENTANG
KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 3069/ 2003 TENTANG KELURAHAN SASARAN PENEMPATAN KOMPUTER PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN AKTA CATATAN SIPIL DALAM WILAYAH PROPINSI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG
Lebih terperinciPERSPEKTIF KRONO SPASIAL PENGEMBANGAN PANTAI UTARA JABODETABEKPUNJUR
PERSPEKTIF KRONO SPASIAL PENGEMBANGAN PANTAI UTARA JABODETABEKPUNJUR OUTLINE: 1. 2. 3. 4. Isu-isu di Kawasan Pantura Jabodetabekpunjur Kronologis Kebijakan Penataan Ruang Konsep Penataan Ruang Konsep substansi
Lebih terperinciREVIEW PERPRES 54/2008
REVIEW PERPRES 54/2008 TENTANG PENATAAN RUANG JABODETABEKPUNJUR OUTLINE PEMBAHASAN 1 2 3 Latar Belakang Peninjauan Kembali Kronologi Pembahasan Isu-Isu Penting dalam Review Perpres 54/ 2008 1 Latar Belakang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG PENATAAN RUANG KAWASAN JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, BEKASI, PUNCAK, CIANJUR
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG PENATAAN RUANG KAWASAN JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, BEKASI, PUNCAK, CIANJUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS
KATA PENGANTAR Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten
Lebih terperinciPENJELASAN A T A S PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN
72 PENJELASAN A T A S PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2011-2031 I. UMUM. Latar belakang disusunnya Rencana Tata Ruang
Lebih terperinciHASIL PEROLEHAN SUARA PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DI TINGKAT KELURAHAN SE PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2012 PUTARAN KEDUA
HASIL PEROLEHAN AN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DI TINGKAT KELURAHAN SE PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2012 PUTARAN KEDUA NO KELURAHAN TPS PASANGAN CALON 1 3 1 P. PANGGANG 10 4.051 2.861 1.190 27 1 2.889
Lebih terperinciN A M A / J U M L A H
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN B. KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI, UPATEN/. DAN DESA/ SELURUH INDONESIA
Lebih terperinciFORMAT SURAT KEPUTUSAN MENTERI, KEPUTUSAN GUBERNUR, DAN KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA TENTANG PENETAPAN PELAKSANAAN PENINJAUAN KEMBALI
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG WILAYAH FORMAT SURAT KEPUTUSAN MENTERI,
Lebih terperinciHASIL PEROLEHAN SUARA PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DI TINGKAT KELURAHAN SE PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2012 PUTARAN KEDUA
HASIL PEROLEHAN AN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DI TINGKAT KELURAHAN SE PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2012 PUTARAN KEDUA NO KELURAHAN TPS DLM DPT PASANGAN CALON 1 3 TIDAK 1 P. PANGGANG 10 4.051 2.861
Lebih terperinciDasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG
Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 gg Tentang Penataan Ruang 1 Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman
Lebih terperinciLOW CARBON DEVELOPMENT POLICY DI DKI JAKARTA
CARBON FINANCE CAPACITY BUILDING WORKSHOP JAKARTA, 28 SEPTEMBER 2011 LOW CARBON DEVELOPMENT POLICY DI DKI JAKARTA OLEH: SARWO HANDHAYANI KEPALA BAPPEDA PROV. DKI JAKARTA 1. KONDISI DKI JAKARTA LATAR BELAKANG
Lebih terperinciDATA KELURAHAN DAN KOPERASI PENERIMA DANA BERGULIR PEMK TAHUN 2014
DATA KELURAHAN DAN KOPERASI PENERIMA DANA BERGULIR PEMK TAHUN 2014 No Nama Koperasi 1 KJK PEMK Cengkareng Barat Cengkareng Barat CENGKARENG JAKARTA BARAT 2 KJK PEMK Cengkareng Timur Cengkareng Timur CENGKARENG
Lebih terperinciMENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENINJAUAN
Lebih terperinciN A M A / J U M L A H
BUKU XI PROVINSI DKI JAKARTA LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI, UPATEN/.
Lebih terperinci2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah
2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation antara kinerja pembangunan yang dicapai saat inidengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG
Lebih terperinciREKAPITULASI KEJADIAN BANJIR BULAN JANUARI cm cm cm
REKAPITULASI KEJADIAN BANJIR BULAN JANUARI 2014 NO 1 JAKARTA TIMUR 1 2 1 JATINEGARA 1 Bidara Cina 2 Kampung Melayu 3 Cipinang Muara 2 KRAMAT JATI 5 Cawang 4 Cipinang Besar Selatan TERDAMPAK KECAMATAN KELURAHAN
Lebih terperinciPoverty Map of Jakarta Poverty Headcount Poverty Headcount Level, Code
Province: 3100000000 D K I JAKARTA 2,204,219 8,246,736 0.0298 0.0053 District: 3171000000 JAKARTA SELATAN 458,352 1,763,159 0.0211 0.0053 3172000000 JAKARTA TIMUR 607,959 2,322,795 0.0254 0.0069 3173000000
Lebih terperinci25 The SMERU Research Institute, January 2003
Province: 3100000000 D K I JAKARTA 2,204,219 8,246,736 0.2928 0.0078 District: 3171000000 JAKARTA SELATAN 458,352 1,763,159 0.2967 0.0101 3172000000 JAKARTA TIMUR 607,959 2,322,795 0.2814 0.0094 3173000000
Lebih terperinciPoverty Map of Jakarta Monthly Per Capita Expenditure (Rupiah) Number Number
Province: 3100000000 D K I JAKARTA 2,204,219 8,246,736 305,577.82 8,336.69 District: 3171000000 JAKARTA SELATAN 458,352 1,763,159 329,076.13 14,033.11 3172000000 JAKARTA TIMUR 607,959 2,322,795 303,242.49
Lebih terperinci19 The SMERU Research Institute, January 2003
Province: 3100000000 D K I JAKARTA 2,204,219 8,246,736 0.0014 0.0003 District: 3171000000 JAKARTA SELATAN 458,352 1,763,159 0.0010 0.0003 3172000000 JAKARTA TIMUR 607,959 2,322,795 0.0012 0.0004 3173000000
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG PENATAAN RUANG KAWASAN JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, BEKASI, PUNCAK, CIANJUR
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG PENATAAN RUANG KAWASAN JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, BEKASI, PUNCAK, CIANJUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG PENATAAN RUANG KAWASAN JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, BEKASI, PUNCAK, CIANJUR
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG PENATAAN RUANG KAWASAN JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, BEKASI, PUNCAK, CIANJUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN TAHUN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2011-2031 I. UMUM Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 Tahun
Lebih terperinciJADWAL BIMTEK PENERAPAN TKD DINAMIS
JADWAL BIMTEK PENERAPAN TKD DINAMIS No. Hari: Kamis Tanggal : 5 Februari 2015 Waktu : Pukul 07.30 s.d selesai Tempat : Ruang Rapat Serbaguna Lt.22, Gd. Balaikota SKPD/UKPD PESERTA RAPAT I II III Kota Administrasi
Lebih terperinciPENGARUH KENAIKAN MUKA LAUT DAN GELOMBANG PASANG PADA BANJIR JAKARTA
PENGARUH KENAIKAN MUKA LAUT DAN GELOMBANG PASANG PADA BANJIR JAKARTA Rabu, 09 Juli 2008 Dr. Armi Susandi, MT. Program Studi Meteorologi Institut Teknologi Bandung Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Lebih terperinciRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
2.1 Tujuan Penataan Ruang Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20 tahun). Dengan mempertimbangkan visi
Lebih terperinciJAKARTA ON THE MOVE. Repositioning The Strategic Points of Metropolitan Jakarta
JAKARTA ON THE MOVE Repositioning The Strategic Points of Metropolitan Jakarta 2050 1, LATAR BELAKANG Kawasan metropolitan Jakarta dengan kota-kota di sekitarnya selama ini dikenal sebagai metropolitan
Lebih terperinciHIRARKI IV ZONASI. sub zona suaka dan pelestarian alam L.1. sub zona sempadan lindung L.2. sub zona inti konservasi pulau L.3
LAMPIRAN VI : PERATURAN DAERAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN TABEL-2 KLASIFIKASI ZONA DAN SUB ZONA HIRARKI I fungsi lindung adm fungsi
Lebih terperinciLAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN
Lampiran VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR TAHUN 2011 LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 2031 MATRIK
Lebih terperinciBAB 4 SUBSTANSI DATA DAN ANALISIS PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN
BAB 4 SUBSTANSI DATA DAN ANALISIS PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN Bab ini menjelaskan aspek-aspek yang dianalisis dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten dan data (time-series) serta peta
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI TAHUN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI TAHUN 2011 2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
Lebih terperinciKODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DKI JAKARTA
KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DKI JAKARTA K O D E (Km) DKI JAKARTA.0. ADM. KEP. SERIBU - 0,.0.0.0 Kepulauan Seribu Utara -.0.0.00 Pulau Panggang.0.0.00 Pulau Kelapa.0.0.00 Pulau Harapan.0.0
Lebih terperinci2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai
BAB 2 TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG 2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Serdang Bedagai pada prinsipnya merupakan sarana/alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi 6 0 12 Lintang Selatan dan 106 0 48 Bujur Timur. Sebelah Utara Propinsi DKI Jakarta terbentang pantai dari Barat
Lebih terperinciPengembangan Pantai Utara Jakarta dalam Review Perpres 54/2008 tentang Penataan Ruang Jabodetabekpunjur
Pengembangan Pantai Utara Jakarta dalam Review Perpres 54/2008 tentang Penataan Ruang Jabodetabekpunjur Disampaikan dalam FGD Reklamasi Wilayah Perairan sebagai Alternatif Kebutuhan Pengembangan Kawasan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG KAWASAN JAKARTA, BOGOR, DEPOK,TANGERANG, BEKASI, PUNCAK, CIANJUR
- 1 - PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG KAWASAN JAKARTA, BOGOR, DEPOK,TANGERANG, BEKASI, PUNCAK, CIANJUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.121, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERBAGITA. Kawasan Perkotaan. Tata Ruang. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;
Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI
Lebih terperinciPERBANDINGAN JUMLAH DPT, JUMLAH TPS PILPRES II TAHUN 2004 DAN PILKADA 2007 PROVINSI DKI JAKARTA
PERBANDINGAN, TAHUN DAN 1 PETOJO UTARA 14.391 12.074 17.918 51 27 2 PETOJO SELATAN 10.025 10.450 14.550 38 20 3 DURI PULO 17.914 15.530 19.631 68 32 4 CIDENG 13.191 11.540 15.738 50 25 5 GAMBIR 2.834 2.406
Lebih terperinci5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG
Misi untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman dan berkualitas tinggi merupakan prasyarat mutlak untuk dapat mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sumberdaya manusia yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan, dimana hampir semua aktifitas ekonomi dipusatkan di Jakarta. Hal ini secara tidak langsung menjadi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN DENPASAR, BADUNG, GIANYAR, DAN TABANAN
Lebih terperinciMuatan Rencana Tata Ruang Wilayah. Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar
Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah 7 Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Tujuan Penataan Ruang Berdasarkan visi dan misi pembangunan Kota Makassar, maka tujuan penataan ruang wilayah kota Makassar adalah untuk
Lebih terperinciPEROLEHAN SUARA PARTAI POLITIK (DPR) TINGKAT KELURAHAN DI DKI JAKARTA
1 PETOJO UTARA 7 12 146 7 767 24 21 72 1.929 38 20 12 534 88 414 1.901 337 1.201 756 709 57 13 3 6 9.074 2 PETOJO SELATAN 5 7 63 14 598 27 16 14 1.366 13 12 12 558 86 215 1.524 451 926 571 510 46 5-5 7.044
Lebih terperinciHASIL PEROLEHAN SUARA PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DI TINGKAT KELURAHAN SE PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2012 PUTARAN I
HASIL PEROLEHAN PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WIL GUBERNUR DI TINGKAT KELURAHAN SE PROVINSI DKI JARTA TAHUN 2012 PUTARAN I PEMILIH DPT DPT PEMILIH TID 1 4.029 3.049 3.100 P. PANGGANG 10 980 48 3 3.100 76,94
Lebih terperinci