BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Muslihatun (2011) usia kehamilan (usia gestasi) adalah masa sejak terjadinya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Muslihatun (2011) usia kehamilan (usia gestasi) adalah masa sejak terjadinya"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Penilaian Usia Kehamilan Menurut Muslihatun (2011) usia kehamilan (usia gestasi) adalah masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat kelahiran, dihitung dari hari pertama haid terakhir (mesntrual age of pregnancy). Kehamilan cukup bulan (term/ aterm adalah usia kehamilan minggu ( hari) lengkap. Kehamilan kurang bulan (preterm) adalah masa gestasi kurang dari 37 minggu (259 hari). Dan kehamilan lewat waktu (postterm) adalah masa gestasi lebih dari 42 minggu (294 hari). Menurut Mahrens, penilaian adalah suatu pertimbangan professional atau proses yang memungkinkan seseorang untuk membuat suatu pertimbangan mengenai nilai sesuatu (Ellya, Juliane & Nurzannah, 2010). Berdasarkan pengertian diatas maka penilaian usia kehamilan adalah suatu proses yang dilakukan seseorang dalam menentukan usia kehamilan berdasarkan suatu pertimbangan yang dilakukan. 2.2 Metode Penilaian Usia Kehamilan Ada berbagai metode dalam penilaian usia kehamilan menurut (gestational age, GA) (Gomella, 1999; Wolcott & Conry, 2000) dalam Paulette (2008) yaitu : 1. Tanggal menstruasi terakhir : perkiraan tanggal konsepsi (estimated date of conception, EDC) = tanggal menstruasi terakhir ( TMT) 3 bulan + 7( hukum Nagele).

2 2. Ultrasonografi janin dini : pengukuran puncak kepala bokong yang dilakukan antara usia gestasional 6 minggu 11 minggu akurat dalam 3 hari saja. 3. Tanggal bunyi jantung janin pertama : terdengar antara gestasi 10 dan 12 minggu dengan instrumen Doppler serta antara gestasi 18 dan 20 minggu dengan fetoskop. 4. Tanggal gerakan janin pertama : quickening (gerakan flutter abdomen yang dirasakan oleh ibu) normalnya terjadi antara gestasi 16 dan 20 minggu. 5. Ukuran uterus : jarak (dalam sentimeter) antara simfisis pubis dan fundus uteri adalah sekitar GA (dalam minggu) bila diukur sebelum pertengahan trimester ketiga. 6. Pemeriksaan maturitas fisik dan maturitas neuromuskular bayi baru lahir. 7. Vaskularisasi lensa. 2.3 Faktor yang mempengaruhi ukuran bayi waktu lahir : 1. Genetik Menurut Soetjiningsih (1998) dalam Supariasa, Bakri dan Fajar (2002) mengungkapkan bahwa faktor genetik merupakan modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan. Melalui genetik yang berada didalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Hal ini ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Faktor (genetik) antara lain termasuk berbagai faktor bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, obstetrik dan ras atau suku bangsa. Apabila potensi genetik ini dapat berinteraksi dalam lingkungan yang baik dan optimal maka akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula.

3 2. Faktor usia ibu Menurut Wheeler (2004) bahwa kehamilan, persalinan, dan kelahiran paling aman, pada kebanyakan aspek, bila ibu melahirkan bayi pada usia antara 20 dan 34 tahun. Ibu remaja, baik yang berusia lebih muda (13 sampai 17 tahun) maupun lebih tua (18 atau 19), memiliki peluang tinggi untuk melahirkan bayi prematur atau mengalami mengalami retardasi pertumbuhan. Masalah yang dihadapi wanita hamil berusia lebih tua (35 tahun atau lebih) biasanya merupakan akibat kelainan kromosom atau komplikasi medis akibat penyakit kronis yang lebih sering terjadi pada wanita yang beranjak tua. 3. Gizi ibu hamil pada saat hamil Menurut Soetjiningsih (1998, dalam Supariasa, 2002) mengatakan bahwa status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan. Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR). Disamping itu, akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terinfeksi, abortus dan sebagainya. Kondisi anak yang lahir dari ibu yang kekurangan gizi dan hidup dalam lingkungan yang miskin akan menghasilkan generasi kekurangan gizi dan hidup dalam lingkungan yang miskin akan menghasilkan generasi kekurangan gizi dan mudah terkena penyakit infeksi. Keadaan ini biasanya ditandai dengan berat dan tinggi badan yang kurang optimal. 4. Toksin/ zat kimia Menurut Soetjiningsih (1998, dalam Supariasa et al, 2002) berbagai jenis obat obatan yang bersifat racun seperti Thalidomide, Phenitoin, Methadion, obat obatan anti kanker yang diminum oleh ibu pada saat kehamilan akan menyebabkan kelainan

4 bawaan. Bagi ibu hamil yang kecanduan alkohol dan dan perokok berat, dapat melahirkan bayi dengan BBLR, lahir mati, cacat atau retardasi mental. 5. Faktor sosial ekonomi Menurut Supariasa et al (2002) faktor sosial ekonomi antara lain : pendidikan, pekerjaan, teknologi, budaya dan pendapatan keluarga. Faktor ini akan berinteraksi satu dengan yang lainnya sehingga dapat mempengaruhi masukan zat gizi dan infeksi pada anak. Pada akhirnya ketersediaan zat gizi pada tingkat seluler rendah yang mengakibatkan pertumbuhan terganggu. 6. Faktor penyakit Organik a. Hipertensi Menurut Wheeler (2004) bahwa wanita yang mengalami hipertensi kronis berisiko mengalami pre eklampsia, persalinan prematur, dan melahirkan bayi yang mengalami retardasi pertumbuhan. b. Diabetes Melitus Tergantung Insulin ( IDDM). Wanita IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus) dapat mengalami hipertensi berat, pre eklampsi, ketoasidosis, dan bahkan kebutaan serta gagal ginjal. Cairan amnion berlebih dapat terjadi. Janin beresiko tinggi mengalami kelainan kongenital dan mungkin memiliki ukuran besar (makrosomia) (Wheeler, 2004). 7. Stres Menurut Supariasa, Bakri dan Fajar (2002) bahwa sebaiknya ibu hamil menghindari terjadinya stres. Ketenangan kejiwaan yang didukung oleh lingkungan keluarga, akan menghasilkan janin yang baik. Apabila ibu hamil mengalami stres, akan mempengaruhi tumbuh kembang janin yaitu berupa cacat bawaan dan kelainan kejiwaan.

5 8. Anoreksia embrio Menurunkan oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, dapat menyebabkan berat badan lahir rendah (Supariasa, 2002). 9. Infeksi Menurut Supariasa, et al (2002) bahwa cacat bawaan bisa juga disebabkan oleh infeksi intrauterin, dan jenis infeksi lain menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, HIV, virus hepatitis dan virus influenza. 10. Lingkungan Menurut Supariasa, et al (2002) bahwa lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan adalah cuaca, keadaan geografis, sanitasi lingkungan, keadaan rumah dan radiasi. Cuaca dan keadaan geografis berkaitan erat dengan pertanian dan kandungan unsur mineral dalam tanah. Daerah kekeringan atau musim kemarau yang panjang menyebabkan kegagalan panen. Kegagalan panen ini menyebabkan persediaan pangan ditingkat rumah tangga menurun yang berakibat pada asupan gizi keluarga rendah. 11. Pelayanan kesehatan / fasilitas kesehatan Tidak adanya fasilitas yang memadai untuk pemeriksaan. 2.4 Penatalaksanaan asuhan pada bayi baru lahir diantaranya adalah sebagai berikut : a. Perawatan segera bayi baru lahir setelah proses kelahiran dan observasi lanjutan selama 24 jam. b. Pemeriksaan fisik dan neurologis pada bayi baru lahir segera setelah lahir dan pengkajian kondisi bayi dengan tujuan untuk mendeteksi beberapa abnormalitas atau trauma, untuk menentukan bagaimana mengelola/ menangani bayi dan dengan tujuan mampu melaporkan dan melakukan tindakan pada kondisi abnormal sesegera mungkin setelah lahir.

6 c. Pengkajian usia gestasi/ usia kehamilan bayi baru lahir, yang dapat membantu untuk menentukan bagaimana bayi seharusnya dirawat ( Maryunani & Nurhayati, 2008) 2.5 Penilaian Usia Kehamilan Menurut Wong, et al (2009) bahwa penilaian usia kehamilan merupakan kriteria penting karena morbiditas dan mortalitas perinatal sangat berhubungan dengan usia gestasional dan berat badan lahir. Pengkajian temuan fisik dan pengkajian neurologis untuk menentukan usia gestasi pertama kali dilakukan berdasarkan metode yang dikemukakan oleh Dubowitz,dkk pada tahun Tetapi metode yang sering digunakan untuk menentukan usia gestasional adalah Pengkajian Usia Gestasional yang disederhanakan oleh Ballard, Novack, dan Driver (1979). Skor ini yang merupakan ringkasan dari skor Dubowitz, dapat digunakan untuk mengukur usia gestasional bayi antara 35 minggu dan 42 minggu. Skor ini mengkaji enam tanda fisik eksternal dan enam tanda neuromuskular. Setiap tanda memiliki skor, dan penjumlahan skornya berkorelasi dengan tingkat maturitas dari 26 sampai 44 minggu gestasi. Skor Ballard baru, yang merupakan revisi skor asli, dapat digunakan pada bayi usia gestasi 20 minggu. Alat ini memiliki bagian fisik dan neuromuskular yang sama, namun menambahkan skor -1 dan -2 yang mencerminkan tanda bayi sangat prematur, seperti kelopak mata yang masih menyatu; jaringan payudara yang belum teraba; kulit yang lengket, mudah robek, transparan; tidak ada lanugo; sudut siku-jendela( fleksi pergelangan tangan) lebih dari 90 derajat. Pemeriksaan bayi dengan usia gestasional 26 minggu atau kurang harus dilakukan kurang dari 12 jam setelah lahir. Pada bayi dengan usia gestasional minimal 26 minggu, pemeriksaan dapat dilakukan sampai 96 jam setelah lahir. Agar dijamin keakuratannya, pemeriksaan awal sebaiknya dilakukan dalam 48 jam pertama kehidupan. Penyesuaian neuromuskular setelah lahir pada bayi yang sangat

7 imatur menuntut pemeriksaan tindak lanjut untuk menentukan kriteria neuromuskular yang valid. Berat badan sehubungan dengan usia gestasional. Berat badan bayi saat lahir juga berkorelasi dengan insidensi morbiditas dan mortalitas perinatal. Akan tetapi, berat badan lahir saja merupakan indikator yang buruk untuk usia gestasional dan maturitas janin. Maturitas menunjukkan kapasitas fungsional tingkat kemampuan sistem organ neonatus untuk beradaptasi dengan kebutuhan hidup ekstrauterin. Dengan demikian, usia gestasional lebih berhubungan erat dengan maturitas janin dibandingkan berat badan lahir. Karena herediter mempengaruhi ukuran bayi baru lahir, maka pencatatan ukuran anggota keluarga lainnya merupakan bagian proses pengkajian. Pengklasifikasian bayi saat lahir baik berdasarkan berat badan lahir maupun usia gestasional lebih merupakan metode yang tepat untuk meramalkan risiko mortalitas dan menjadi panduan penanganan bayi dibandingkan hanya memperkirakan usia gestasional atau berat badan lahir saja. Berat badan lahir, panjang, dan lingkar kepala bayi diplotkan ke grafik standar yang menunjukkan nilai normal usia gestasional. Bayi yang beratnya cukup untuk usia gestasional (appropriate for gestational age [AGA]) (antara persentil ke-10 sampai 90) dapat dianggap mengalami pertumbuhan dengan kecepatan normal tanpa memerhatikan saat kelahiran- preterm,term, atau post-term. Bayi yang besar untuk usia gestasional (large for gestational age [LGA]) (di atas persentil ke-90) dapat dianggap mengalami laju pertumbuhan dengan kecepatan tinggi selama kehidupan janin; bayi kecil untuk usia gestasional (small for gestational age [SGA]) (dibawah persentil ke-10) dapat dianggap mengalami retardasi atau kelambatan pertumbuhan intrauterin. Berikut ini adalah lembar penilaian usia kehamilan menggunakan Skor Ballard :

8

9 2.6 Tujuan Penilaian : Untuk mengindentifikasi usia gestasi bayi baru lahir menggunakan skor ballard, apakah sesuai masa kehamilan, besar masa kehamilan atau kecil masa kehamilan. 2.7 Teknik pemeriksaan untuk menilai usia kehamilan : 1. Perkiraan obstetrik (USG, HPHT dan Tinggi Fundus Uteri). a. Perkiraan obstetrik menggunakan USG : Menurut Hadlock, Harrist dan Poyer (1992) dalam Prawirohardjo (2009) penentuan usia kehamilan pada trimester II paling akurat dilakukan sebelum kehamilan 20 minggu, misalnya melalui pengukuran kepala dan tulang panjang, dengan tingkat kesalahan ± 1 minggu. Setelah kahamilan 20 minggu variasi pertumbuhan janin semakin melebar, sehingga pengukuran biometri untuk menentukan usia kehamilan menjadi tidak akurat lagi. b. Perkiraan obstetrik menggunakan HPHT : Menurut Klaus & Fanaroff (1998) bahwa cara ini selalu digunakan dalam menentukan usia kehamilan. Akan tetapi, untuk menentukan hari menstruasi terakhir biasanya tidak jelas dan sulit di perkirakan jikalau pasien sama sekali tidak menjalani perawatan antenatal. Hari pertama haid terakhir yang tidak jelas dapat terjadi bila kehamilan tersebut terjadi jarak yang dekat dengan kehamilan sebelumnya. c. Perkiraan obstetri menggunakan teknik Mc. Donald ( Tinggi Fundus Uteri). Menurut Klaus & Fanaroff (1998) bahwa metode ini paling umum digunakan dalam kebidanan yaitu untuk menilai usia kehamilan antenatal dengan metode ukuran McDonald. Akan tetapi teknik ini memiliki keterbatasan, dan masalah utamanya

10 adalah teknik ini tidak akurat jika digunakan pada retardasi pertumbuhan intrauteri atau kehamilan multipel. 2. Instrumen yang digunakan untuk menilai usia kehamilan bayi (perkembangan fisis dan neuromuskular). Dengan menggunakan Skor Ballard yang merupakan penyederhanaan dari skor Dubowitz. Penilaian menggunakan skor ballard ini menghasilkan penilaian maturasi postnatal yang valid bagi semua bayi dengan usia kehamilan di atas 20 minggu, sedangkan bagi bayi imatur hasilnya paling akurat jika dilakukan kurang dari 12 jam setelah lahir. 3. Tidak boleh dilakukan secara terburu buru. 4. Dilakukan secara sistematis ( saat bayi stabil dan keadaan tenang). 5. Pemeriksaan paling akurat untuk maturitas fisik adalah pada saat segera setelah lahir. 6. Untuk maturitas neurologis, bila proses kelahiran sulit dapat diulangi setelah 24 jam. 7. Bila penilaian neurologis tidak dilakukan, dapat digunakan perkiraan usia kehamilan berdasar skor ganda penilaian fisik. 2.8 Penilaian usia kehamilan menggunakan skor ballard berdasarkan karakteristik fisik. 1. Kulit Menurut Ladewig, Patricia, London, dan Old (2006) bahwa pada neonatus preterm tanpak tipis dan transparan, dengan vena menonjol diabdomen pada awal masa kehamilan. Saat masa kelahiran semakin dekat, kulit tampak buram karena peningkatan jaringan subkutan. Hilangnya pelindung verniks kaseosa meningkatkan deskuamasi kulit (pengelupasan).

11 Menurut Rudolph (2006) bahwa pada usia cukup bulan, sudah terdapat jaringan subkutan yang relatif tebal, kuku tangan dan kaki sudah terbentuk sempurna dan tumbuh sedikit lebih panjang dari ujung jari. Jika keluar ke cairan amnion in utero,mekoneum dapat melapisi dan menjadi tanda gawat janin pada bayi matur. Janin dengan usia gestasi kurang dari 34 minggu jarang mengeluarkan mekonium bila mengalami asfiksia. Mekonium yang telah berada didalam cairan amnion selama beberapa jam akan mewarnai kulit, kuku jari tangan dan kaki, serta tali pusat dengan warna kehijau hijauan, ini merupakan tanda gawat janin yang lebih dini atau yang telah berlangsung lebih lama. Bayi postmatur (lebih dari 42 minggu) biasanya memiliki penampilan yang siaga dan lemah, dengan kulit kering, terkelupas, jaringan subkutan lebih sedikit dibanding normal, dan kuku jari tangan yang panjang mungkin terdapat pewarnaan mekonium pada kulit, tali pusat, dan kuku. Abnormalitas kulit yang umum, terlihat seperti lapisan plastik tipis yang retak disebut kulit kolodion. Bayi yang seperti ini sering kali mengalami iktiosis dikemudian hari. Lepuh atau kulit yang mudah mengalami erosi dapat merupakan epidermolisis bulosa, tetapi harus dibedakan dari lesi lepuh akibat infeksi stafilokokus. Aplasia kutis adalah kondisi kongenital berupa tidak adanya kulit, yang biasanya terjadi meliputi suatu daerah yang kecil dan terlokalisasi. Dan sklerema neonatorum adalah pengerasan jaringan subkutan difus yang ditemukan pada bayi baru lahir berat. Kulit menjadi keras dan dingin dan dapat mengencang di sekitar persendian.

12 2. Lanugo Menurut Ladewig, et al (2006) bahwa lanugo adalah rambut halus pada tubuh bayi, terutama di punggung, dahi dan pipi. Lanugo lebih terlihat pada bayi prematur dan jumlahnya berkurang seiring peningkatan gestasi. Biasanya tidak terlihat lagi pada bayi lebih bulan. Dan rambut lanugo pada bayi cukup bulan terdapat di punggung bagian atas dan bagian dorsal ekstremitas. 3. Telapak kaki ( lipatan kaki ) Menurut Ladewig, et al (2006) bahwa perlu dikaji pada 12 jam kelahiran karena setelah itu kulit kaki akan segera mengering, dan lipatan permukaan menghilang. Perkembangan lipatan kaki dimulai pada ujung telapak kaki, dan terus menuju ke bawah sampai tumit. 4. Payudara Menurut Ladewig, et al (2006) bahwa areola diinspeksi, dan pucuk jaringan mammae dapat dipalpasi dengan lembut untuk menentukan ukuran. Penting sekali untuk meletakkan jari telunjuk dan jari tengah pada jaringan ini, dan digulirkan di atas putting untu menentukan ukuran, daripada dengan mencubit jaringan. Metode pengukuran lainnya termasuk meletakkan penggaris, tepat diatas putting mammae untuk pengukuran yang lebih akurat. Kebanyakan pemeriksa yang berpengalaman, seringkali telah merasa cukup melakukan pengkajian hanya dengan memperkirakan ukuran dengan sangat akurat.

13 5. Telinga dan kartilago Menurut Ladewig, et al (2006) bahwa bentuk telinga dan kartilago berubah sejalan dengan masa gestasi, pada minggu ke -36 beberapa kartilago dan pinna atas yang tidak tertutup, dan pinna yang dapat membuka kembali secara perlahan ketika dilipat. Untuk mengkaji, pantau bentuk telinga, lalu lipat ujung telinga kearah depan, berlawanan arah sisi kepala, lepaskan dan pantau hasilnya. 6. Genitalia Menurut Ladewig, et al (2006) bahwa genital berubah penampakannya selama masa gestasi, karena sejumlah lemak subkutan tampak. Genital wanita pada masa minggu ke-30 hingga ke-32 mempunyai klitoris yang menonjol, dan labia mayora bentuknya kecil, serta letak antara ke dua sisinya terpisah jauh. Pada usia minggu ke- 36 hingga ke-40, labia hampir menutupi klitoris, dan juga pada masa lebih dari minggu ke-40, labia mayora secara utuh menutupi klitoris. Lakukan pengkajian dengan cara pemantauan. Sedangkan genital pria dievaluasi untuk menilai kantong skrotum dan ada atau tidaknya rugae. Kantong skrotum dapat diraba secara lembut untuk menentukan penurunan testis. 2.9 Penilaian usia kehamilan menggunakan skor ballard berdasarkan karakteristik neuromuskular : 1. Sikap tubuh ( postur ) Biasanya dikaji saat bayi berbaring, sehingga bayi tidak terganggu, dengan melakukan pengkajian tetap diatas permukaan kasur bayi (Ladewig, 2006). Menurut Klaus dan Fanaroff (1998) Pada saat bayi diam dan berbaring terlentang, periksa derajat fleksi meningkat sesuai maturitas. Dengan penilaian sebagai berikut :

14 a. Lengan dan kaki ekstensi : 0 b. Fleksi ringan atau sedang pinggul dan lutut : 1 c. Fleksi penuh pinggul dan lutut : 2 d. Kaki fleksi dan abduksi, lengan fleksi ringan : 3 e. Fleksi penuh lengan dan kaki : 4 2. Square window ( pergelangan tangan ) Menurut Ladewig, et al (2006) bahwa square window dapat diketahui dengan cara memfleksikan tangan bayi ke lengan bawah bagian ventral. Sudut yang dibuat oleh pergelangan tangan diukur, (dengan cara taksiran dan mencocokannya dengan nilai sudut yang ada pada alat penilaian. Caranya adalah: a. Letakkan bayi terlentang b. Pegang tangan bayi dan tempelkan lengan melewati leher ke bahu yang berlawanan sejauh mungkin. c. Siku mungkin perlu diangkat melewati badan, namun kedua bahu harus tetap menempel di permukaan meja dan kepala tetap lurus. d. Amati posisi siku pada dada bayi dan bandingkan dengan angka pada lembar kerja. 3. Rekoil tangan Menurut Ladewig, et al (2006) bahwa rekoil tangan adalah uji perkembangan fleksi. Uji ini paling baik dikaji setelah satu jam pertama kehidupan, ketika bayi telah mempunyai waktu penyesuaian dengan situasi stres kelahiran. Caranya : a. Evaluasi bayi saat telentang.

15 b. Pegang kedua tangan bayi, kemudian fleksikan lengan bagian bawah sejauh mungkin dalam 5 detik, lalu kemudian lepaskan. Pada saat melepaskan, siku bayi cukup bulan akan membentuk sudut kurang dari 90 0, dan secara cepat terjadi rekoil hingga posisinya kembali ke posisi fleksi. Lengan bayi preterm mempunyai waktu rekoil lebih lambat dan membentuk sudut lebih dari c. Pengkajian rekoil lengan sebaiknya dilakukan bilateral, sehingga dapat mengklarifikasi adanya kelumpuhan brakialis. Nilai reaksinya sebagai berikut : a) Tetap dalam keadaan ekstensi atau gerakan random : 0 b) Fleksi tidak penuh atau sebagian : 1 c) Segera kembali ekstensi penuh : 2 4. Sudut popliteal Ditentukan dengan cara membaringkan bayi dalam posisi telentang. Fleksikan paha sampai ke arah abdomen atau daerah dada pada bayi baru lahir, dan letakkan jari telunjuk anda yang lain di belakang pergelangan kaki bayi untuk melebarkan tungkai bawah, hingga didapati resistensi. Kemudian ukur sudut yang terbetuk. Hasilnya sangat beragam, dari tidak terdapatnya resistensi pada bayi yang sangat matur, hingga didapati sudut sebesar 80 0 pada bayi term. Dan sudut kurang dari 90 0 memiliki skor 5 (Ladewig, 2006).

16 5.Tanda scarf Diperoleh dengan cara : a. Letakkan bayi terlentang. b. Pegang tangan bayi dan tempelkan lengan melewati leher ke bahu yang berlawanan sejauh mungkin. c. Siku mungkin perlu diangkat melewati badan, namun kedua bahu harus tetap menempel dipermukaan meja dan kepala tetap lurus. d. Amati posisi siku pada dada bayi dan bandingkan dengan angka pada lembar kerja. Menurut Klaus dan Fanaroff (1998) nilai sesuai dengan lokasi siku : a) Siku mencapai line axillaris anterior yang berlawanan : 0 b) Siku diantara line axillaris anterior yang berlawanan dan garis tengah toraks : 1 c) Siku berada pada garis tengah toraks : 2 d) Siku tidak mencapai garis tengah toraks : 3 6.Tumit ke kuping Diperoleh dengan cara ; a. Dilakukan dengan cara meletakkan bayi pada posisi terlentang. b. Secara lembut tarik kaki menuju ke telinga, tetap pada sisi yang sama, hingga didapati resistensi, baik derajat ekstensi lutut dan kedekatan kaki ketelinga perlu dikaji. c. Bila usia gestasi yang sangat kurang, memperlihatkan peningkatan resistensi pada gerakan ini. Jika bayi baru lahir sebelumnya dilahirkan dengan posisi sungsang,

17 pengkajian ini harus ditunda hingga tungkai posisinya kembali lebih normal (Wong, 2009) Menurut Ladewig, et al (2006) bahwa setelah melakukan penilaian terhadap karakteristik fisik dan neuromuskular, maka akan didapatkan penilaian berdasarkan skor ballard, yaitu seluruh penilaian individu dijumlahkan dan jumlah total dibandingkan pada laju kematangan bayi baru lahir dan klasifikasi. Perkiraan usia kehamilan ini kemudian ditandai pada alat ukur yang telah disediakan dan mengklasifikasi bayi baru lahir menurut berat bayi dan usia gestasi. Jika nilai yang dijumlahkan -10 maka usia kehamilan 20 minggu, nilai 5 sama dengan 22 minggu, nilai 0 sama dengan 24 minggu, nilai 5 sama dengan 26 minggu, nilai 10 sama dengan 28 minggu, nilai 15 sama dengan 30 minggu, nilai 20 sama dengan 32 minggu, nilai 25 sama dengan 34 minggu, nilai 30 sama dengan 36 minggu, nilai 35 sama dengan 38 minggu, nilai 40 sama dengan 40 minggu, nilai 45 sama dengan 42 minggu dan nilai 50 sama dengan 44 minggu. Kebanyakan bayi baru lahir sesuai untuk usia kehamilan (AGA). Bayi yang lebih untuk usia kehamilan ( LGA) atau kurang untuk usia kehamilan (SGA) memerlukan pengkajian dan intervensi tambahan. Menurut Maryunani dan Nurhayati (2008) bahwa dengan cara ini,pemeriksa dapat menentukan apakah bayi berada dalam standar rata rata untuk usia kehamilannya atau tidak. Kemudian pemeriksa (bidan, perawat dan dokter) dapat menilai apakah bayi kecil, sesuai, atau besar untuk usia kehamilan. Untuk sesuai usia kehamilan berada antara 10 dan 90 persentil, kecil untuk usia kehamilan dibawah 10 persentil dan besar untuk usia kehamilan diatas 90 persentil. Dibawah ini merupakan klasifikasi bayi baru lahir berdasarkan berat badan lahir dan usia gestasi. Perawat, bidan dan dokter mencatat berat badan dan usia gestasi bayi baru lahir pada grafik, dan mengklasifikasikan bayi berdasarkan sesuai usia kehamilan, besar usia

18 kehamilan dan kecil usia kehamilan. Sumber :Battaglia, F.C., & Lubchencho, L.O. (1967). A practical classification of newborn infants by weight and gestational age. Journal of Pediatrics). Dibawah ini merupakan karakteristik bayi yang kecil, sesuai dan besar untuk usia kehamilan menurut Ladewig, et al (2006) sebagai berikut : 1. Bayi kecil untuk usia kehamilan : A. Karakteristik Fisik a) Kepala tampak melebar dibandingkan dengan proporsi terhadap dada dan perut. b) Keriput, kulit kering. c) Lemak subkutan tampak jarang, dengan penampakkan kurus dan lemah. d) Rambut kepala jarang.

19 e) Fontanel anterior dapat tertekan. f) Dapat menangis kuat dan tampak waspada. g) Berat badan lahir di bawah 10 persentil. B. Masalah klinis yang dapat terjadi pada bayi dengan kecil masa kehamilan: a) Asfiksia perinatal. Hipoksia kronik dalam uterus menyebabkan tersedianya sedikit energi untuk dapat memenuhi kebutuhan pada saat persalinan dan kelahiran. Sehingga, asfiksia intrauterine dapat terjadi, dengan masalah sistemik yang mungkin terjadi. b) Sindrom aspirasi Ditandai dengan nafas tersengal sengal, sekunder akibat hipoksia di uterus yang dapat menyebabkan aspirasi cairan amnion ke dalam jalan nafas bagian bawah, atau dapat menyebabkan relaksasi spingter anal disertai dengan keluaran mekonium. Peristiwa ini menyebabkan aspirasi mekonium saat pertama kali bayi bernafas. c) Kehilangan panas Penurunan kemampuan untuk penyimpanan panas, sebagai hasil berkurangnya lemak subkutan ( yang digunakan untuk bertahan di uterus).

20 d) Hipoglikemia Laju metabolik tinggi ( sekunder akibat kehilangan panas), cadangan glikogen hati sedikit, dan glukoneogenesis yang dihambat, sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi rendah. e) Hipokalsemia Deplesi kalsium sekunder akibat asfiksia kelahiran. f) Polisitemia Respon fisiologik terhadap stres hipoksik kronik di dalam uterus. 2. Besar untuk usia kehamilan, khususnya bayi dari ibu penderita diabetes. A. Karakteristik Fisik : a) Tampak gemuk dan membesar b) Jika bayi yang berasal dari ibu penderita diabetes, bentuk wajah dn gambaran lehernya seperti cushingnoid (wajah bulat). c) Seluruh berwarna merah terang. d) Memiliki pembesaran di hati, limfa, dan jantung. e) Pada awalnya letargi kemudian menjadi peka rangsang dan gerakan tersentak sentak. B. Masalah klinis yang dapat terjadi pada bayi dengan besar masa kehamilan : a) Hipoglikemia

21 Setelah kelahiran, masalah yang paling banyak muncul pada ibu penderita diabetes adalah hipoglikemia. Meskipun suplai darah ibu yang sebelumnya banyak menghilang, bayi baru lahir tetap melanjutkan untuk memproduksi kadar insulin tinggi, yang dapat mengurangi jumlah glukosa darah dalam beberapa jam setelah kelahiran. Ibu yang menderita diabetes juga memiliki kemampuan yang sedikit, untuk melepaskan glukagon dan katekolamin, yang secara normal menstimulasi pemecahan glukagon dan pelepasan glukosa. b) Hiperbilirubinemia Kondisi ini dapat dilihat pada jam setelah kelahiran. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh sedikit penurunan volume cairan ekstraseluler, yang menyebabkan peningkatan kadar hematokrit.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 4 Prosedur pemeriksaan bayi baru lahir menggunakan skala ballard : 1. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan dan minta persetujuan tindakan. 2. Lakukan anamnesa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diluar rahim, akan terjadi perubahan-perubahan yang dramatis pada tubuh bayi baru lahir.

BAB I PENDAHULUAN. diluar rahim, akan terjadi perubahan-perubahan yang dramatis pada tubuh bayi baru lahir. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Ladewig, London dan Olds (2006) untuk dapat beradaptasi dengan kehidupan diluar rahim, akan terjadi perubahan-perubahan yang dramatis pada tubuh bayi baru lahir.

Lebih terperinci

Gambar II.3. Postur Bayi 3 b. Square Window 3,4 Fleksibilitas pergelangan tangan dan atau tahanan terhadap peregangan ekstensor memberikan hasil

Gambar II.3. Postur Bayi 3 b. Square Window 3,4 Fleksibilitas pergelangan tangan dan atau tahanan terhadap peregangan ekstensor memberikan hasil BALLARD SCORE Sistem penilaian ini dikembangkan oleh Dr. Jeanne L Ballard, MD untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian neuromuskular dan fisik. Penilaian neuromuskular meliputi postur,

Lebih terperinci

Divisi Perinatologi. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSHAM

Divisi Perinatologi. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSHAM Divisi Perinatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSHAM Semua bayi harus dilakukan penilaian usia kehamilan yang lengkap (jika mgkn dalam 1 jam setelah lahir dan 12 jam ) Tujuan penilaian: Bandingkan

Lebih terperinci

PENILAIAN USIA KEHAMILAN

PENILAIAN USIA KEHAMILAN PENILAIAN USIA KEHAMILAN Guslihan Dasa Tjipta Emil Azlin Pertin Sianturi Bugis Mardina Lubis DIVISI PERINATOLOGI Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSUP H.Adam Malik Medan Semua bayi harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PARITAS 2.1.1 PENGERTIAN PARITAS Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara

Lebih terperinci

Small for Gestational Age: What We Have Worried about?

Small for Gestational Age: What We Have Worried about? Small for Gestational Age: What We Have Worried about? DR. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA (K) Terminologi small for gestational age (SGA) mengacu pada ukuran bayi pada saat lahir, yaitu bayi yang lahir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kehamilan Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan pada ibu maupun lingkungannya. Dengan adanya kehamilan maka seluruh sistem genetalia wanita mengalami

Lebih terperinci

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g ASUHAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH By. Farida Linda Sari Siregar, M.Kep PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prematur atau berat badan lahir rendah adalah : b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prematur atau berat badan lahir rendah adalah : b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda; BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Prematur 1. Pengertian Bayi Prematur Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan dalam usia gestasi kurang dari 37 minggu (PERINASIA, 2003, hlm. 2). 2. Etiologi Faktor-faktor

Lebih terperinci

The Etiology and Prevention Strategy of Small for Gestational Age from Obstetrician View

The Etiology and Prevention Strategy of Small for Gestational Age from Obstetrician View The Etiology and Prevention Strategy of Small for Gestational Age from Obstetrician View DR. dr. Ali Sungkar, SpOG (K) Kita mengenal beberapa istilah bayi baru lahir berdasarkan berat badan lahir dan kematangannya.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan tugas referat yang berjudul Persalinan Sungsang dengan lancar. Dalam pembuatan referat ini, penulis

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BBL PADA BY I DENGAN BBLR HARI KE-2 DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Dini Novia Sari**

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BBL PADA BY I DENGAN BBLR HARI KE-2 DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Dini Novia Sari** ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BBL PADA BY I DENGAN BBLR HARI KE-2 DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2015 Ida Susila* Dini Novia Sari** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko mengalami permasalahan pada sistem tubuh, karena kondisi tubuh yang tidak stabil. Kematian perinatal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin. Salah satu indikasi perkembangan janin yang baik adalah berat badan. Rerata berat bayi normal pada usia

Lebih terperinci

NEONATUS BERESIKO TINGGI

NEONATUS BERESIKO TINGGI NEONATUS BERESIKO TINGGI Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) REFERENSI Abdul Bari Saifuddin, Buku Acuan Nasional Palayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Ed. 1, Cet. 3. 2002, Jakarta: YBP-SP (Hal :376-378)

Lebih terperinci

SINOPSIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI KAB BOJONEGORO TESIS OLEH INDRAYANTI

SINOPSIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI KAB BOJONEGORO TESIS OLEH INDRAYANTI SINOPSIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI KAB BOJONEGORO TESIS OLEH INDRAYANTI PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 2.1.1. Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Menurut Saifuddin (2001), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Prematur Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur, yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kehamilan Kehamilan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir pada saat permulaan persalinan (Sarwono, 2007). Menurut Sylviati (2008)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Indikator 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Indikator kesehatan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari tinggi atau rendahnya angka kematian bayi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Indonesia, diantara negara

Lebih terperinci

Dr. Hotma Partogi Pasaribu, Sp.OG. Departemen Obstetri & Ginekologi Fakultas kedokteran USU RSHAM -RSPM

Dr. Hotma Partogi Pasaribu, Sp.OG. Departemen Obstetri & Ginekologi Fakultas kedokteran USU RSHAM -RSPM Dr. Hotma Partogi Pasaribu, Sp.OG Departemen Obstetri & Ginekologi Fakultas kedokteran USU RSHAM -RSPM Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketepatan taksiran dari berat lahir bayi adalah salah satu pengukuran yang paling penting pada awal persalinan. Bayi dengan berat badan lahir yang rendah dan berat badan

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Telaah Pustaka Usia ibu

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Telaah Pustaka Usia ibu BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Usia ibu Menurut Wiknjosastro (2005) usia wanita dapat dibagi menjadi 4 bagian 1. Bayi wanita 2. Masa kanak-kanak 3. Masa pubertas Pubertas merupakan masa

Lebih terperinci

LBM 1 Bayiku Lahir Kecil

LBM 1 Bayiku Lahir Kecil LBM 1 Bayiku Lahir Kecil STEP 1 1. Skor Ballard dan Dubowitz : penilaian dilakukan sebelum perawatan bayi, yang dinilai neurologisnya dan aktivitas fisik 2. Kurva lubschenko dan Nellhause : 3. Hyaline

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bayi yang meninggal di Indonesia berdasarkan estimasi Survei Demografi

BAB I PENDAHULUAN. bayi yang meninggal di Indonesia berdasarkan estimasi Survei Demografi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 mengemukakan bahwa, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup

Lebih terperinci

Pertumbuhan Janin Terhambat. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Pertumbuhan Janin Terhambat. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Pertumbuhan Janin Terhambat Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Janin dengan berat badan kurang atau sama dengan 10 persentil, atau lingkaran perut kurang atau sama dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hal ini tanpa melihat mempertimbangkan penggunaan insulin atau adanya gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hal ini tanpa melihat mempertimbangkan penggunaan insulin atau adanya gangguan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi ibu diabetes melitus adalah bayi yang lahir dari ibu yang mengalami gangguan toleransi glukosa yang terjadi dan atau baru diketahui pada saat kehamilan. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy tahun 2001 yakni

BAB I PENDAHULUAN. Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy tahun 2001 yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab utama peningkatan morbiditas dan mortalitas maternal, janin, dan neonatus. Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibatnya sering terjadi komplikasi yang berakhir dengan kematian. Bulan Sesuai untuk Masa Kehamilan (NKB-SMK).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibatnya sering terjadi komplikasi yang berakhir dengan kematian. Bulan Sesuai untuk Masa Kehamilan (NKB-SMK). BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kematian Bayi BBLR Menurut Departemen Kesehatan (1999) bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Pelayanan kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Berat Badan Lahir Cukup (BBLC) a. Definisi Berat badan lahir adalah berat badan yang didapat dalam rentang waktu 1 jam setelah lahir (Kosim et al., 2014). BBLC

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 KEBUTUHAN GIZI PADA IBU HAMIL Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembentukan manusia yang berkualitas dimulai sejak masih di dalam kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asfiksia neonatorum merupakan kegawatdaruratan bayi baru lahir berupa gagal nafas secara spontan dan teratur beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan hipoksemia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ovulasi, migrasi sperma dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ovulasi, migrasi sperma dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung yang terdiri dari ovulasi, migrasi sperma dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi berat lahir rendah ialah berat badan bayi yang lahir kurang dari 2500

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi berat lahir rendah ialah berat badan bayi yang lahir kurang dari 2500 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Berat Badan Bayi Lahir Rendah ( BBLR ) Definisi dari bayi berat badan lahir rendah menurut Saputra (2014), bayi berat lahir rendah ialah berat badan bayi yang lahir kurang dari

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014 HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014 Ayu Wulansari 1, Tonasih 2, Eka Ratnasari 3 ABSTRAK Menurut

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Preeklampsia adalah sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel (Angsar, 2010).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara atau daerah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperhatikan untuk ketahanan hidupnya (Muslihatun, 2010; h. 3).

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperhatikan untuk ketahanan hidupnya (Muslihatun, 2010; h. 3). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adaptasi bayi baru lahir yang baru mengalami proses kelahiran sangat perlu diperhatikan untuk ketahanan hidupnya (Muslihatun, 2010; h. 3). Kehidupan antara intrauterine

Lebih terperinci

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS 1. Ketuban pecah Dini 2. Perdarahan pervaginam : Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta Intra Partum : Robekan Jalan Lahir Post Partum

Lebih terperinci

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM Supriyanti*, Tri Indah Idi Retnani* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email : admin@akbid-griyahusada.ac.id

Lebih terperinci

BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14

BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14 BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14 1. PENGERTIAN Bayi dari ibu diabetes Bayi yang lahir dari ibu penderita diabetes. Ibu penderita diabetes termasuk ibu yang berisiko tinggi pada saat kehamilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terakhir (HPHT) atau, yang lebih akurat 266 hari atau 38 minggu setelah

I. PENDAHULUAN. terakhir (HPHT) atau, yang lebih akurat 266 hari atau 38 minggu setelah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan matur (cukup bulan) adalah kehamilan yang berlangsung kira-kira 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari) (Manuaba, 2007). Maturitas kehamilan

Lebih terperinci

DETEKSI DINI, DIAGNOSIS KELAINAN KONGENITAL. dr.jalila Zamzam, Sp.A

DETEKSI DINI, DIAGNOSIS KELAINAN KONGENITAL. dr.jalila Zamzam, Sp.A DETEKSI DINI, DIAGNOSIS KELAINAN KONGENITAL dr.jalila Zamzam, Sp.A Deteksi Dini Tujuan : mencari kelainan koreksi penyimpangan tumbuh kembang dapat diatasi Dilakukan dengan : pendekatan epidemiologi (faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan atau perkembangan fisik dan mental anak. Seseorang yang sejak didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dan atau perkembangan fisik dan mental anak. Seseorang yang sejak didalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan potensi dasar dan alami dari setiap individu yang sangat diperlukan pada awal kehidupan dan pertumbuhan manusia. Apabila unsur dasar tersebut tidak

Lebih terperinci

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN 2003 Zulhaida Lubis Posted: 7 November 2003 STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN Oleh :Zulhaida Lubis A561030051/GMK e-mail: zulhaida@.telkom.net Pendahuluan Status gizi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita di negara berkembang berisiko meninggal sekitar 23 kali lebih tinggi dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan dari Pembangunan Kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih

BAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih Lampiran 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prematuritas merupakan persalinan sebelum usia kehamilan 37 minggu atau berat badan lahir antara 500 2499 gram. Kejadiannya masih tinggi dan merupakan penyebab

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Pendidikan Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. neonatal hingga 17 per kelahiran hidup. Kementrian Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. neonatal hingga 17 per kelahiran hidup. Kementrian Kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sustainable Development Goals (SDGs) atau Agenda Pembangunan Berkelanjutan merupakan sebuah kesepakatan global yang berisi 17 tujuan, salah satu tujuan dari SDGs yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju maupun negara berkembang. 1 Kelainan kongenital pada bayi baru lahir dapat berupa satu jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian per kelahiran hidup. (Kemenkes RI 2015,h.104). Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. kematian per kelahiran hidup. (Kemenkes RI 2015,h.104). Pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan peningkatan Angka Kematian Ibu yang signifikan yaitu 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipantau selama 3,5 tahun mempunyai kompliksai yang paling sering adalah

BAB I PENDAHULUAN. dipantau selama 3,5 tahun mempunyai kompliksai yang paling sering adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makrosomia merupakan komplikasi diabetes mellitus gestasional tersering. Makrosomia didefinisikan bayi lahir dengan berat badan 4000g. Hasil penelitian di ujung pandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi. keluarga sehat dan bahagia (Anggraini, 2010.h.10).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi. keluarga sehat dan bahagia (Anggraini, 2010.h.10). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi dilahirkan setelah dikandung kurang lebih 40 minggu dalam rahim ibu. Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan sekitar 3 Kg dan panjang badan 50 cm (Pudjiadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maternal (maternal mortality). Menurut definisi World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. maternal (maternal mortality). Menurut definisi World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan (maternity care) dalam suatu negara atau daerah ialah kematian maternal (maternal mortality).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia angka kematian ibu tertinggi dibandingkan negara-negara

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH KOTA MAKASSAR

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH KOTA MAKASSAR ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH KOTA MAKASSAR Ningsih Jaya 1 1 Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan, Makassar ABSTRACT Latar Belakang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara (Saifuddin 2009, h.7).

BAB I PENDAHULUAN. keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara (Saifuddin 2009, h.7). BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Kematian ibu pada umumnya dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara (Saifuddin 2009, h.7). Kematan ibu adalah kematian seorang

Lebih terperinci

Feeding Practice in Small for Gestational Age Born Infant

Feeding Practice in Small for Gestational Age Born Infant Feeding Practice in Small for Gestational Age Born Infant DR. dr. Aryono Hendarto, SpA (K) Small for gestational age (SGA) adalah bayi baru lahir yang mempunyai berat badan dan/atau panjang badan kurang

Lebih terperinci

Insidens dan Patologi Seleksi Penatalaksanaan Intrapartum Persalinan

Insidens dan Patologi Seleksi Penatalaksanaan Intrapartum Persalinan Tujuan Insidens dan Patologi Seleksi Penatalaksanaan Intrapartum Persalinan Definisi Letak memanjang Presentasi bokong atau ekstremitas di bawah Kepala di fundus uteri Tipe Frank - paha fleksi, lutut ekstensi

Lebih terperinci

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap BAB Ι PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap wanita, menurut Depkes RI kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Pada masa ini ibu harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Menurut Soekirman (2000) status gizi adalah merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 gram. 1 Berdasarkan data dari WHO dan United

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam lima tahun pertama kehidupannya (Hadi, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam lima tahun pertama kehidupannya (Hadi, 2005). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian pada bayi terutama terjadi pada masa neonatus (umur 0-28 hari), dimana 78,5% dari kematian neonatal tersebut terjadi pada umur 0-6 hari (Riskesdas, 2007),

Lebih terperinci

Nama : Murti Kurniawati NIM : P Tugas : Asuhan Kebidanan Neonatus. Anticipatory Guidance pada bayi usia 2-6 hari

Nama : Murti Kurniawati NIM : P Tugas : Asuhan Kebidanan Neonatus. Anticipatory Guidance pada bayi usia 2-6 hari Anticipatory Guidance pada bayi usia 2-6 hari a. Minum/ kebutuhan dasar Kebutuhan cairan pada tiap-tiap bayi untuk mencapai kenaikkan Berat badan yang optimum, berbeda-beda oleh sebab pemberian cairan

Lebih terperinci

CAIRAN AMNION TERCAMPUR MEKONIUM SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009

CAIRAN AMNION TERCAMPUR MEKONIUM SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009 CAIRAN AMNION TERCAMPUR MEKONIUM SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI DiajukanOleh: DENTA ADITYA EPISANA J 500 060

Lebih terperinci

Diabetes Melitus Gestasional. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Diabetes Melitus Gestasional. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Diabetes Melitus Gestasional Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Diabetes melitus gestasional adalah keadaan intoleransi karbohidrat yang memiliki awitan atau pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator angka kematian yang berhubungan dengan bayi baru lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator yang memiliki

Lebih terperinci

BAYI DARI IBU DIABETES

BAYI DARI IBU DIABETES BAYI DARI IBU DIABETES DIVISI ENDOKRINOLOGI ANAK FK USU/RSHAM Dr. HAKIMI, SpAK Dr. MELDA DELIANA, SpAK Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA 1 IBU DIABETES DENGAN KONTROL METABOLIK TIDAK ADEKUAT HIPERGLIKEMIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) dalam suatu negara. Angka Kematian Bayi (AKB)

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) dalam suatu negara. Angka Kematian Bayi (AKB) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelangsungan hidup anak dapat ditunjukkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB) dalam suatu negara. Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan banyaknya kematian bayi berusia dibawah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan menyusui. Suami dan istri berperan penting dalam menjaga dan merawat bayinya mulai dari janin agar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. asfiksia, hampir 1 juta bayi meninggal (WHO, 2002). Di Indonesia, dari

I. PENDAHULUAN. asfiksia, hampir 1 juta bayi meninggal (WHO, 2002). Di Indonesia, dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) angka kematian bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak dan setiap tahunnya kira-kira 3%

Lebih terperinci

DIABETES MELITUS GESTASIONAL

DIABETES MELITUS GESTASIONAL DIABETES MELITUS GESTASIONAL Farid Kurniawan Division of Endocrinology and Metabolism Department of Internal Medicine Faculty of Medicine Universitas Indonesia/Cipto Mangunkusumo General Hospital 1 dari

Lebih terperinci

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Berat badan 2500-4000 gram. Panjang badan lahir 48-52 cm. Lingkar dada 30-35 cm. Lingkar kepala 33-35 cm. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persalinan prematur dapat diartikan sebagai dimulainnya kontraksi uterus yang teratur yang disertai pendataran dan/atau dilatasi serviks serta turunnya bayi pada wanita

Lebih terperinci

Sindroma Down Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog*

Sindroma Down Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog* Sindroma Down Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog* Penderita sindroma Down atau yang sering disebut sebagai down s syndrom mampu tumbuh dan berkembang jika terdeteksi sejak dini, yakni sejak lahir

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSAKA 2.1. Definisi Prematuritas didefinisikan sebagai anak yang baru lahir belum berkembang dengan berat lahir rendah yang lahir sebelum 37 minggu kehamilan. Bayi prematur yang memiliki

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN PENDAHULUAN Bayi muda : - mudah sekali menjadi sakit - cepat jadi berat dan serius / meninggal - utama 1 minggu pertama kehidupan cara memberi pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan pemilihan metode keluarga berencana merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan berhubungan dengan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator bayi sehat adalah berat lahir yang normal. Pada kehamilan presentasi bokong, penentuan taksiran berat janin (TBJ) merupakan hal yang penting dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diawali terjadinya ketuban pecah dini. Akan tetapi sulit menentukan

BAB I PENDAHULUAN. yang diawali terjadinya ketuban pecah dini. Akan tetapi sulit menentukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini mortalitas dan morbiditas neonatus pada bayi preterm / prematur masih sangat tinggi. Hal ini berkaitan dengan maturitas organ pada bayi lahir seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan keberhasilan pembangunan SDM antarnegara. perkembangan biasanya dimulai dari sejak bayi. Kesehatan bayi yang

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan keberhasilan pembangunan SDM antarnegara. perkembangan biasanya dimulai dari sejak bayi. Kesehatan bayi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gizi yang baik merupakan landasan kesehatan manusia karena mempengaruhi kekebalan tubuh, kerentanan penyakit, serta pertumbuhan dan perkembangan fisik dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum RS Toto Kabila RS Toto Kabila Kabupaten Bonebolango terletak di desa permata kecamatan tilongkabila memiliki luas tanah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28

BAB 1 PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neonatus bearti baru saja dilahirkan. Dalam dunia kedokteran, neonatus didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28 hari atau 4 minggu

Lebih terperinci

ANTROPOMETRI pada ANAK BAB I PENDAHULUAN

ANTROPOMETRI pada ANAK BAB I PENDAHULUAN ANTROPOMETRI pada ANAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Antropometri merupakan ukuran dari tubuh. Pengukuran antropometri merupakan data referensi untuk mengevaluasi dan mencatat pertumbuhan anak. Hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan

Lebih terperinci

NEONATUS BERESIKO TINGGI

NEONATUS BERESIKO TINGGI NEONATUS BERESIKO TINGGI Asfiksia dan Resusitasi BBL Mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir Asfiksia Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi dan memiliki peluang untuk terjadi pada semua ibu hamil. Komplikasikomplikasi ini bila dapat dideteksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal masa sebelum menjelang persalinan.

Lebih terperinci