KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 26 TAHUN 2003 TENTANG
|
|
- Sudirman Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 26 TAHUN 2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN PERSETUJUAN PENANAMAN MODAL, PEMBERIAN FASILITAS DAN PERIZINAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL BAGI PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL ASING DAN PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 2 Tahun 1999 telah diatur ketentuan Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Persetujuan Penanaman Modal, Pemberian Fasilitas dan Peizinan Pelaksanaan Penanaman Modal Bagi Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negri di Daerah Khusus Ibukota Jakarta; b. bahwa dengan telah diberlakukannya Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Jakarta Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 52 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPM dan PKUD Propinsi DKI Jakarta, maka keputusan Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak sesuai lagi dengan ketentuan yang berlaku sehingga perlu disempurnakan; c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a dan b, perlu ditetapkan kembali Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Persetujuan Penanaman Modal, pemberian Fasilitas, dan Perizinan Pelaksanaan Penanaman Modal Bagi Perusahaan Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan keputusan Gubernur; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing sebagiamana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1970; 2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1970; 3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000;
2 4. Undang - undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Daerah; Pemerintahan 5. Undang - undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan daerah; 6. Undang - undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan yang didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2001; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom; 10. Keputusan Presiden Nomor 99 Tahun 1998 tentang Bidang Usaha/Jenis Usaha Dicadangkan untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha yang Terbuka Untuk Usaha Menengah atau dengan syarat kemitraan; 11. Keputusan Presiden Nomor 97 Tahun 1993 tentang Tata Cara Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 117 Tahun 1999; 12. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 13. Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 52 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPM dan PKUD Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN PERSETUJUAN PENANAMAN MODAL, PEMBERIAN FASILITAS, DAN PERIZINAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL BAGI PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL ASING DAN PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA.
3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 3. Pemerintah Daerah adalah Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Otonom oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut azas Desentralisasi; 4. Gubernur adalah Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 6. BPM dan PKUD adalah Badan Penanaman Modal dan Pendayagunaan Kekayaan dan Usaha Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 7. Dinas/Kanwil/Instansi terkait adalah Instansi yang turut dalam proses penyelesaian perizinan Penanaman Modal serta fasilitas dan perizinan pelaksanaan Penanaman Modal yang berada di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 8. Bidang Pendayagunaan, Pelayanan dan Fasilitas adah salah satu Bidang pada BPM dan PKUD Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian, penilaian permohonan dan penyelesaian penebitan persetujuan Penanaman Modal, Persetujuan Fasilitas Pabean serta Melaksanakan Pendayagunaan Kekayaan dan Usaha daerah; 9. Sekretariat adalah Sekretariat BPM dan PKUD Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan BPM dan PKUD Propinsi DKI Jakarta; 10. Subbag Umum adalah Sebbagian umum BPM dan PKUD Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang mempunyai tugas melakukan urusan surat-menyurat, kearsipan, ekspedisi, pengetikan, penggandaan, penyiapan program kerja dan penyusunan laporan, rumah tangga, perjalanan dinas, pengolahan data, dan penyajian informasi serta tugas-tugas lain yang berhubungan dengan administrasi ketatausahaan; 11. Subbidang adalah Subbidang di Bidang Pendayagunaan, Pelayanan dan Fasilitas BPM dan PKUD Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang mempunyai tugas membantu proses penerbitan Surat Persetujuan Baru, Perluasan, Perubahan, Pabean, APIT, RPTKA, IKTA, Izin Usaha Tetap dan Perizinan lain dalam rangka pelaksanaan Penanaman Modal;
4 12. SP PMDN adalah surat Persetujuan Penanaman Modal beserta fasilitasnya yang diberikan dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri, yang berlaku pula sebagai Persetujuan Prinsip atau Izin Usaha Sementara; 13. SP PMA adalah Surat Persetujuan Penanaman Modal beserta fasilitasnya yang diberikan dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing, yan berlaku pula sebagai Persetujuan Prinsip atau Izin Usaha Sementara; 14. SP Perluasan adalah Persetujuan Penanaman Modal beserta fasilitasnya untuk menambah kapasitas terpasang yang disetujui dan/atau menambah jenis produksi barang dan jasa; 15. Persetujuan Perubahan adalah Persetujuan atas perubahan ketentuan-ketentuan Penanaman Modal tertentu yang telah ditetapkan dalam Persetujuan Penanaman Modal sebelumnya; 16. Persetujuan Fasilitas Penanaman Modal adalah Persetujuan mengenai pemberian fasilitas penanaman modal berupa fasilitas bea masuk dan fasilitas fiskal lainnya yang ditentukan oleh Pemerintah; 17. Angka Pengenal Importir Terbatas (APIT) adalah angka pengenal yang dipergunakan sebagai izin memasukkan (impor) barang modal dan bahan baku/penolong untuk pemakaian sendiri dalam proses produksi proyek penanaman modal yang telah disetujuai Pemerintah; 18. Persetujuan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) adalah Persetujuan rencana jumlah, jabatan, dan lama penggunaan Tenaga Kerja Asing yang diperlukan sebagai dasar untuk persetujuan perusahaan untuk menggunakan tenaga kerja warga negara asing pendatang dan penerbitan Izin Kerja tenaga kerja warga negara asing pendatang; 19. Keputusan tentang Izin Kerja Tenaga Kerja Asing (IKTA) pendatang adalah Izin bagi perusahaan untuk mempekerjakan sejumlah tenaga kerja warga negara asing pendatang dalam jabatan dan periode tertentu; 20. Rekomendasi TA.01 adalah rekomendasi Izin Tinggal Untuk Maksud Kerja bagi pengguna tenaga kerja warga negara asing pendatang khusus bagi PMA/PMDN yang dikeluarkan oleh Kepala BPM dan PKUD Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarat untuk Direktorat Jenderal Imigrasi; 21. Rekomendasi TA.02 adalah rekomendasi Perpanjangan Izin Tinggal Untuk Maksud kerja bagi pengguna tenagak kerja warga negara asing pendatang khusus bagi PMA/PMDN yang dikeluarkan oleh Kepala BPM dan PKUD Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta untuk Direktorat Jenderal Imigrasi; 22. Rekomendasi TA.03 adalah rekomendasi Persetujuan Penggantian Sponsor pengguna tenaga kerja warga negara asing pendatang khusus bagi PMA/PMDN yang dikeluarkan oleh epala BPM dan PKUD Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta untuk Direktorat Jenderal Imigrasi; 23. Izin Usaha Tetap (IUT) adalah Izin yang wajib dimiliki oleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan produksi komersial, baik produksi barang maupun produksi jasa sebagai pelaksanaan Surat Persetujuan Penanaman Modal yang sebelumnya diperoleh oleh perusahaan;
5 24. RUPS adalah Rapat Umum Pemegang Saham; 25. LKPM adalah Laporan Kegiatan Penanaman Modal; 26. KTP adalah Kartu Tanda Penduduk; 27. NPWP adalah Nomor Pokok Wajib Pajak; 28. IUT adalah Ixin Usaha Tetap; 29. IKTA adalah Izin Kerja Tenaga Asing; 30. RPTKA adalah Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing; 31. LKPM adalah Laporan Kegiatan Penanaman Modal. Pasal 2 Persetujuan Penanaman Modal dalam keputusan ini meliputi : a. persetujuan Penanaman Modal Asing; b. persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri; c. persetujuan Perluasan Penanaman Modal Asing; d. persetujuan Perluasan Penanaman Modal Dalam Negeri; e. persetujuan Perubahan Penanaman Modal Asing; f. persetujuan Perubahan Penanaman Modal Dalam Negeri. Pasal 3 Izin Pelaksanaan Penanaman Modal dalam keputusan ini meliputi : a. fasilitas pengimporan barang modal; b. fasilitas pengimporan bahan baku/penolong; c. angka pengenal importir terbatas; d. rencana penggunaan tenaga kerja asing; e. rekomendasi TA-01; f. rekomendasi TA-02; g. rekomendasi TA-03; h. izin kerja tenaga asing; i. izin usaha tetap. Pasal 4 Semua permohonan untuk memperoleh surat persetujuan dan izin pelaksanaan penanaman modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 harus diajukan kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD.
6 BAB II PENANAMAN MODAL Bagian Pertama Penanaman Modal Asing Pasal 5 Permohonan untuk memperoleh Persetujuan PMA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD dengan mengisi formulir model I/PMA sebagaimana lampiran I dengan melengkapi : 1. Peserta Asing : a. akta perusahaan apabila peserta asing berbentuk badan hukum b. fotokopi paspor apabila peserta asing berbentuk badan hukum 2. Peserta Asing Bebentuk Badan Hukum PMA : a. Akta perusahaan dan perubahan-perubahannya; b. Fotokopi NPWP 3. Peserta Indonesia : a. Fotokopi Akta perusahaan apabila peserta Indonesia berbentuk badan hukum atau KTP untuk perorangan; b. Fotokopi NPWP 4. a. uraian proses produksi/ kegiatan yang dilengklapi dengan alir proses, serta mencantumkan jenis bahan baku/ penolong, bagi industri pengolahan, atau; b. uraian kegiatan usaha, bagi kegiatan di bidang jasa. 5. surat kuasa dari yang berwewenang apabila penandatanganan permohonan bukan dilakukan oleh direksi / pemohon; 6. surat kuasa kontak person Office di Indonesia; 7. bagi bidang usaha yang di persyaratkan kemitraan bersedia bermitra sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7 Pasal 6 Permohonan untuk mendapatkan Persetujuan Perluasan Penanaman Modal Asing diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q Kepala BPM dan PKUD dengan mengisi formulir model II / PMA sebagaimana lampiran II dengan melengkapi persyaratan sebagai berikut. a. fotokopi IUT, kecuali : 1) proyek perluasan yang dimohonkan berbeda lokasi, atau; 2) proyek perluasan yang dimohonkan berbeda jenis produksi. b. Uraian proses produksi/kegiatan usaha perluasan untuk bidang usaha yang tidak sejenis dengan bidang usaha yang disebut dalam IUT. c. fotokopi LKPM periode terakhir. d. Bagi bidang usaha yang dipersyaratkan kemitraan harus melampirkan Surat Perjanjian bermitra. Pasal 7 Perubahan Penanaman Modal Asing dapat diajukan oleh perusahaan PMA untuk melakukan perubahan : a. perubahan nama perusahaan ; b. perubahan bidang usaha dan jenis produksi ; c. perubahan lokasi proyek ; d. perubahan rencana penggunaan tenaga kerja asing ; e. perubahan kapasitas produksi dan pemasaran per tahun ; f. perubahan nilai investasi penanaman modal dan sumber pembiayaan ; g. perubahan kepemilikan saham perusahaan PMA ; h. perubahan status PMA menjadi PMDN ; i. perubahan status PMDN dan Non PMA/PMDN menjadi PMA ; j. perpanjangan jangka waktu penyelesaian proyek ; k. penggabungan perusahaan (merger).
8 Pasal 8 (1) Permohonan untuk mendapatkan Perubahan pada Pasal 7 huruf a, b, c, d, e, f dan g diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD dengan mengisi formulir model III sebagaimana lampiran III Bdengan melampirkan : a. fotokopi SP PMA dan perubahannya ; b. fotokopi LKPM Periode terakhir ; c. uraian proses produksi bagi bidang usaha dan jenis produksi ; d. bagi perubahan penggunaan tenaga kerja asing : 1) perubahan susunan pimpinan perusahaan dilampirkan rekaman akta atau RUPS tentang perubahan susunan pimpinan perusahaan ; 2) perubahan jumlah penggunaan tenaga kerja asing dilampirkan rincian jabatan yang telah disetujui dan yang dimohon ; e. bagi perubahan Nilai Investasi Penanaman Modal dan Sumber Pembiyaan : 1) alasan perubahan investasi ; 2) risalah RUPS yang memuat persetujuan apabila ada perubahan modal perseroan yang ditandatangani oleh seluruh pemegang saham atau kuasanya. f. Bagi Perubahan kepemilikan Saham Perusahaan PMA : 1) bagi perusahaan PMA : (a) risalah RUPS yang memuat persetujuan perubahan pemilikan saham, atau ; (b) risalah RUPS tentang persetujuan pengalihan seluruh saham asing kepada peserta Indonesia dan Persetujuan pengalihan status perusahaan menjadi PMDN. 2) bagi Pemegang saham baru; (a) fotokopi akta pendirian dan perubahannya serta Rekaman NPWP badan hukum Indonesia ; (b) fotokopi KTP yang masih berlaku serta NPWP bagi perorangan warga negara Indonesia ; (c) fotokopi paspor yang masih berlaku bagi perorangan warganegara asing ; (d) fotokopi akta pendirian (Article of Association) dan perubahannya serta terjemahannya dalam bahasa Indonesia dan bahaas inggris bagi badan hukum asing.
9 (2) Permohonan untuk mendapatkan Perubahan pada Pasal 7 huruf h diajukan secara retulis kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD dengan mengisi formulir model III A sebagaimana lampiran IV dengan melampirkan : a. fotokopi Surat Persetujuan PMA ; b. fotokopi Surat Persetujuan tentang Perubahan Kepemilikan Saham ; c. fotokopi Akta atau Bukti Pengalihan seluruh saham Asing kepada peserta Indonesia; d. fotokopi LKPM Periode terakhir. (3) Permohonan untuk mendapatkan Perubahan Penanaman Modal Asing pada Pasal 7 huruf I diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD dengan mengisi formulir model III B sebagaimana lampiran V dengan melampirkan : a. Dokumen perusahaan PMDN yang akan menjual saham : 1. fotokopi persetujuan PMDN beserta perubahannya atau Rekaman IUT bagi perusahaan yang sudah berproduksi komersial ; 2. fotokopi Akta Pendirian Perusahaan yang telah disahkan Departemen Kehakiman dan Hak Azasi Manusia dan perubahannya bagi perusahaan yang belum berproduksi komersial ; 3. risalah RUPS yang menyetujui penjualan saham dan perubahan status menjadi PMA ; 4. fotokopi LKPM Periode terakhir. b. Dokumen perusahaan Non PMA/PMDN yang akan menjual saham, meliputi : 1) fotokopi Akta Pendirian Perusahaan yang telah disahkan oleh Departemen Kehakiman dan Hak Azasi Manusia, dan perubahannya ; 2) fotokopi Persetujuan Prinsip dari Departemen Teknis bagi perusahaan yang belum berproduksi komersial atau Izin Usaha bagi perusahaan yang telah berproduksi komersial ; 3) risalah RUPS yang menyetujui penjualan saham dan perubahan status menjadi PMA ; 4) fotokopi NPWP. c. Dokumen Perusahaan PMA yang akan membeli saham, meliputi : 1) fotokopi IUT ; 2) fotokopi LKPM periode terakhir.
10 d. Dokumen warga negara asing dan/atau badan hukum asing yang akan membeli saham : 1) fotokopi paspor yang masih berlaku bagi perorangan warga negara asing ; 2) fotokopi Akta Pendirian dan Perubahannya serta terjemahannya dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris bagi badan hukum asing. (4) Permohonan untuk mendapatkan Perubahan pada Pasal 7 huruf j diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q Kepala BPM dan PKUD dengan mengisi formulir model III C sebagaimana lampiran VI dengan melampirkan : a. fotokopi Surat Persetujuan Pabean bagi yang sudah memiliki ; b. fotokopi SP. PMA beserta perubahannya ; c. fotokopi LKPM Periode terakhir. (5) Permohonan untuk mendapatkan Perubahan pada Pasal 7 huruf k diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q Kepala BPM dan PKUD dengan mengisi formulir model III D sebagaimana terdapat pada lampiran VII dengan dilampirkan : a. fotokopi Surat persetujuan dan perubahannya untuk perusahaan PMA dan PMDN yang akan bergabung ; b. fotokopi Akta Pendirian dan perubahan masing-masing perusahaan yang akan bergabung ; c. fotokopi IUT bagi perusahaan yang akan meneruskan kegiatan usaha, apabila belum memiliki IUT perlu dilengkapi dengan Berita Acara Pemeriksaan dari BPM dan PKUD ; d. risalah RUPS tentang Persetujuan penggabungan dari masing-masing perusahaan yang bergabung ; e. fotokopi LKPM Periode terakhir untuk perusahaan PMA dan Perusahaan PMDN yang akan meneruskan kegiatan usaha. Bagian Kedua Penanaman Modal Dalam Negeri Pasal 9 Permohonan untuk mendapatkan Persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebagaimana dimaksud pada Pasal 2, diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q Kepala BPM dan PKUD dengan mengisi formulir model I / PMDN sebagaimana lampiran VIII dengan melampirkan kelengkapan persyaratan sebagai berikut. 1. Bukti diri Permohonan : a) fotokopi Akta Pendirian perusahaan dan perubahannya untuk PT, CV, Fa, BUMN dan BUMD ;
11 b) fotokopi Anggran Dasar BAGI BADAN USAHA (Koperasi) ; c) fotokopi KTP perorangan 2. Surat Kuasa dari yang berwenang apabila penandatanganan permohonan bukan dilakukan oleh direksi/pemohon. 3. Fotokopi NPWP 4. a. Uraian Proses Produksi/kegiatan yang dilengkapi dengan alir proses, serta mencantumkan jenis bahan baku/penolong, bagi industri pengolahan, atau ; b. Uraian kegiatan usaha, bagi kegiatan di bidang jasa. 5. Bagi bidang usaha yang dipersyaratkan kemitraan bersedia bermitra sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 10 Permohonan untuk mendapatkan Persetujuan Perluasan Penanaman Modal Dalam Negeri diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD dengan mengisi formulir model II/PMDN sebagaomana lampiran IX dengan melampirkan kelengkapan persyaratan sebagai berikut. a. Fotokopi IUT, kecuali : 1) Proyek perluasan yang dimohonkan berbeda lokasi, atau ; 2) Proyek perluasan yang dimohonkan berbeda jenis produksi. b. Uraian proses produksi / kegiatan usaha perluasan untuk bidang usaha yang tidak sejenis dengan bidang usaha yang disebut dalam IUT ; c. Fotokopi LKPM periode terakhir ; d. Surat Kuasa kontrak person lesion offices di Indonesia ; e. Bagi bidang usaha yang dipersyaratkan kemitraan bersedia bermitra sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
12 Pasal 11 Perubahan Penanaman Modal Dalam Negeri dapat diajukan oleh perusahaan PMDN untuk melakukan perubahan : a. Perubahan nama perusahaan ; b. Perubahan Bidang Usaha dan jenis Produksi ; c. Perubahan lokasi proyek ; d. Perubahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing ; e. Perubahan kapasitas Produksi dan Pemasaran Per tahun ; f. Perubahan Nilai Investasi Penanaman Modal dan Sumber Pembiayaan ; g. Perubahan kepemilikan Saham Perusahaan PMDN ; h. Perubahan Status PMDN menjadi PMA ; i. Perubahan status PMDN dan Non PMA/PMDN menjadi PMA ; j. Perpanjangan jangka waktu penyelesaian proyek ; k. Penggabungan perusahaan (merger). Pasal 12 (1) Permohonan untuk mendapatkan Perubahan pada Pasal 11 huruf a, b, c, d, e, f dan g diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD dengan mengisi formulir model III sebagaimana lampiran III dengan melampirkan : a. Fotokopi SP PMDN dan perubahannya ; b. Fotokopi LKPM Periode terakhir ; c. Uraian proses produksi bagi bidang usaha, jenis produksi ; d. Bagi perubahan Penggunaan Tenaga Kerja Asing : 1) Perubahan susunan pimpinan perusahaan dilampirkan fotokopi akta atau risalah RUPS tentang perubahan susunan pimpinan perusahaan ; 2) Perubahan jumlah penggunaan tenaga kerja asing dilampirkan rincian jabatan yang telah disetujui dan yang dimohon.
13 e. Bagi Perubahan nilai Investasi Penanaman Modal dan Sumber Pembiayaan : 1) Alasan perubahan investasi ; 2) Risalah RUPS yang memuat persetujuan apabila ada perubahan modal perseroan yang ditandatangani oleh seluruh pemegang saham atau kuasanya. f. Bagi Perubahan kepemilikan Saham Perusahaan PMDN : 1) Bagi perusahaan PMDN : a) risalah RUPS yang memuat persetujuan perubahan pemilikan saham, atau ; b) risalah RUPS tentang persetujuan pengalihan seluruh saham asing kepada peserta Indonesia dan Persetujuan pengalihan status perusahaan menjadi PMDN. 2) Bagi pemegang saham baru : a) fotokopi akta pendirian dan perubahannya serta Rekaman NPWP badan hukum Indonesia; b) fotokopi KTP yang masih berlaku serta NPWP bagi perorangan warga negara Indonesia ; c) fotokopi paspor yang masih berlaku bagi perorangan warganegara asing ; d) fotokopi akta pendirian (Article of Association) dan perubahannya serta terjemahannya dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris bagi badan hukum asing. (2) Permohonan untuk mendapatkan Perubahan pada Pasal 11 huruf h diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD dengan mengisi formulir model III A sebagaimana lampiran IV dengan melampirkan : a. fotokopi Persetujuan PMDN ; b. fotokopi Surat Persetujuan tentang Perubahan Kepemilikan Saham ; c. fotokopi Akta atau Bukti Pengalihan seluruh saham Dalam Negeri kepada peserta asing. (3) Permohonan untuk mendapatkan Perubahan pada Pasal 1 huruf I diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD dengan mengisi formulir model III B sebagaimana lampiran V dengan melampirkan :
14 a. dokumen perusahaan PMDN yang akan menjual saham : 1) fotokopi persetujuan PMDN beserta perubahannya atau Rekaman IUT bagi perusahaan yang sudah berproduksi komersial ; 2) fotokopi Akta Pendirian Perusahaan yang telah disahkan Departemen Kehakiman dan Hak Azasi Manusia dan perubahannya bagi perusahaan yang belum berproduksi komersial ; 3) risalah RUPS yang menyetujui penjualan saham dan perubahan status perusahaan menjadi PMA ; 4) fotokopi LKPM Periode terakhir. b. dokumen perusahaan Non PMA/PMDN yang akan menjual saham, meliputi : 1) fotokopi Akta Pendirian Perusahaan yang telah disahkan oleh Departemen Kehakiman dan Hak Azasi Manusia, dan perubahannya ; 2) fotokopi Persetujuan Prinsip dari Departemen Teknis bagi perusahaan yang belum berproduksi komersial atau izin Usaha Tetap bagi perusahaan yang telah berproduksi komersial ; 3) risalah RUPS yang menyetujui penjualan saham dan perubahan status menjadi PMA ; 4) fotokopi NPWP. c. dokumen perusahaan PMA yang akan membeli saham, meliputi : 1) fotokopi IUT ; 2) fotokopi LKPM periode terakhir. d. dokumen warga negara asing dan / atau badan hokum asing yang akan membeli saham : 1) fotokopi paspor yang masih berlaku bagi perorangan warga Negara asing ; 2) fotokopi Akta Pendirian dan Perubahannya serta terjemahannya dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris bagi badan hokum asing. 4) Permohonan untuk mendapatkan Perubahan pada Pasal 11 huruf j diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD dengan mengisi formulir model III C sebagaimana lampiran VI dengan melampirkan kelengkapan persyaratan sebagai berikut :
15 a. fotokopi Surat Persetujuan Pabean bagi yang sudah memiliki ; b. fotokopi SP. PMA beserta perubahannya ; c. fotokopi LKPM Periode terakhir. 5) Permohonan untuk mendapatkan Perubahan pada Pasal 11 huruf k diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD dengan mengisi formulir model III D/PMDN sebagaimana lampiran VII dengan melampirkan : a. fotokopi SP dan perubahannya untuk perusahaan PMA dan PMDN yang akan bergabung ; b. fotokopi Akta Pendirian dan perubahan masing-masing perusahaan yang akan bergabung ; c. fotokopi IUT bagi perusahaan yang akan meneruskan kegiatan usaha, apabila belum memiliki IUT perlu dilengkapi dengan Berita Acara Pemeriksaan dari BPM dan PKUD ; d. risalah RUPS tentang Persetujuan penggabungan dari masing-masing perusahaan yang bergabung; e. fotokopi LKPM Periode terakhir untuk perusahaan PMA dan Perusahaan PMDN yang akan meneruskan kegiatan usaha. BAB III FASILITAS PENANAMAN MODAL DAN PERSYARATAN PERMOHONAN DAFTAR INDUK (MASTER LIST) PERUSAHAAN PMA/PMDN Pasal 13 (1) PMDN dan Pma yang telah mendapatkan Persetujuan dari Pemerintah Pusat dan Kepala BPM dan PKUD diberikan Fasilitas penanaman modal sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (2) Untuk mendapatkan Persetujuan Fasilitas Sebagaimana dimaksud pada ayat (1), perusahaan mengajukan permohonan pengimporan barang modal/bahan baku kepada Kepala Kantor Cabang PT. Sucofindo dengan mengisi formulir model IV A dan IV B sebagaimana lampiran X dan XI serta melampirkan kelengkapan persyaratan sebagai berikut : a. fotokopi NPWP ; b. Surat Izin Usaha dari instansi teknis ; c. Daftar Induk Barang Modal ; d. Uraian atas proses produksi bagi industri yang menghasilkan barang ;
16 e. Brosur / spesifikasi teknis mesin-mesin / peralatan ; f. Uraian proses produksi / flowchart ; g. Perhitungan kapasitas mesin-mesin ; h. Rekaman SP PMDN atau SP PMA dan Perubahannya ; i. Nomor pengukuhan Pengusaha Kena Pajak ; j. Fotokopi LKPM Periode Terakhir. (3) Setelah dilakukan penelitian administrasi dan teknis oleh Kepala kantor Cabang PT. Sucofindo dan telah memenuhi ketentuan, Kepala kantor Cabang PT. Sucofindo mengirimkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Kepala BPM dan PKUD. (4) Kepala BPM dan PKUD setelah menerima dan meneliti berkas master list/daftar induk barang modal / bahan baku dari Kepala Kantor Cabang PT. Sucofindo, mengeluarkan Surat Persetujuan Pabean Barang Modal dan atau Surat Persetujuan Pabean Bahan Baku kepada Pemohon. (5) Permohonan fasilitas bagi perusahaan perluasan diajukan kepada Kantor Bea dan Cukai. BAB IV PERSYARATAN PERMOHONAN APIT. RPTK, REKOMENDASI TA-01, TA-02, TA-03, IKTA DAN IUT PERUSAHAAN PMA/PMDN Pasal 14 Permohonan APIT diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD dengan mengisi Formulir APIT sebagaimana lampiran XII, dengan melengkapi persyaratan sebagai berikut : a. Akta Pendirian dan Perubahan terakhir susunan pengurus perusahaan ; b. Fotokopi NPWP ; c. Fotokopi IKTA bagi Tenaga Kerja Asing dan KTP bagi warga Negara Indonesia sebagai penandatangan Dokumen Impor ; d. Daftar nama dan penandatangan yang berhak menandatangani dokumen impor dilengkapi dengan pas foto ukuran 3x4 Cm;
17 e. Fotokopi Surat Persetujuan (SP PMDN atau SP PMA) dan Perubahannya ; f. Kartu APIT yang ditandatangani oleh yang berwenang. Pasal 15 (1) Permohonan untuk mendapatkan RPTKA baru, diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD dengan menggunakan formulir RPTKA sebagaimana lampiran XIII dengan melengkapi persyaratan sebagai berikut : a. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Indonesia Pendamping termasuk tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan program diklatnya ; b. Fotokopi SP PMDN atau SP PMA dan SP Perubahan yang menunjukkan jumlah TKWNAP yang disetujui ; c. Fotokopi Akta perusahaan terakhir mengenai susunan Pengurus Perusahaan ; d. Fotokopi LKPM periode terakhir ; e. Khusus bagi jabatan-jabatan di sektor pertambangan dan energi pada sub sektor minyak dan gas bumi serta disektor jasa pelayanan medik, melampirkan rekomendasi dari Ditjen yang bersangkutan ; (2) Permohonan untuk mendapatkan perpanjangan RPTKA, diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD dengan menggunakan Formulir RPTKA sebagaimana lampiran XIII dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut : a. Fotokopi Persetujuan RPTKA sebelumnya ; b. Alasan dan program Diklat Tenaga Kerja Indonesia ; c. Laporan pelaksanaan program Diklat Tenaga Kerja Indonesia ; d. Fotokopi Bukti Lapor Ketenagakerjaan yang telah disahkan ; (3) Permohonan untuk mendapatkan Perubahan RPTKA, diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD dengan melampirkan kelangkapan persyaratan sebagau berikut ; a. Fotokopi Persetujuan RPTKA sebelumnya ; b. Alasan dan Laporan pelaksanaan program Diklat Tenaga Kerja Indonesia ; c. Laporan pelaksanaan program Diklat Tenaga Kerja Indonesia ; d. Fotokopi Bukti Lapor Ketenagakerjaan yang telah disahkan.
18 Pasal 16 Permohonan untuk mendapatkan Rekomendasi TA-01 diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD dengan menggunakan formulir Ppt 2 sebagaimana lampiran XIV dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut : a. Pas foto ukuran 4 x 6 terbaru, satu lembar ; b. Fotokopi Paspor ; c. Curiculum Vitae yang ditandatangani calon TKA dengan melampirkan : 1) Fotokopi bukti pendidikan ; 2) Fotokopi bukti pengalaman kerja. d. Fotokopi NPWP Perusahaan ; e. Fotokopi RPTKA yang berlaku ; f. Akta Pengangkatan atau RUPS apabila TKA menduduki jabatan sebagai Direksi ; g. Fotokopi Kontrak Kerja bagi yang bukan Direksi ; h. Fotokopi LKPM terakhir. Pasal 17 Permohonan untuk mendapatkan Rekomendasi TA-02 diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD dengan menggunakan formulir Ppt 2 sebagaimana lampiran XIV dengan melampirkan kelengkapan persyaratan sebagai berikut : a. Pas foto ukuran 4 x 6, satu lembar ; b. Fotokopi paspor ; c. Fotokopi KITAS ; d. Fotokopi IKTA ; e. Fotokopi RPTKA yang berlaku ; f. Fotokopi Kontrak Kerja ; g. Fotokopi LKPM terakhir.
19 Pasal 18 Permohonan untuk mendapatkan Rekomendasi TA-03 diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD dengan menggunakan formulir Ppt 2 sebagaimana lampiran XIV dengan melampirkan kelengkapan persyaratan sebagai berikut : a. Pas foto ukuran 4 x 6, satu lembar ; b. Fotokopi Paspor ; c. Fotokopi KITAS ; d. Fotokopi IKTA yang berlaku ; e. Curiculum Vitae ditandatangani calon TKA dengan melampirkan : a. Fotokopi bukti pendidikan ; b. Fotokopi bukti pengalaman kerja. f. Fotokopi RPTKA yang berlaku ; g. Fotokopi Akta Kedua Perusahaan yang menunjukkan bahwa kedua pemiliknya sama / group ; h. Akta Pengangkatan atau risalah RUPS apabila TKA menduduki jabatan sebagai Direksi ; i. Fotokopi Kontrak Kerja ; j. Fotokopi LKPM terakhir. Pasal 19 Permohonan untuk mendapatkan Rekomendasi TA-02 diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD dengan menggunakan formulir Ppt 2 sebagaimana lampiran XIV dengan melampirkan kelengkapan persyaratan sebagai berikut : a. Pas foto ukuran 4 x 6 terbaru 3 lembar ; b. Fotokopi buku Paspor ; c. Fotokopi KITAS ; d. Fotokopi RPTKA yang masih berlaku ; e. Fotokopi Kontrak Kerja ; f. Fotokopi LKPM ;
20 g. Bukti Pembayaran Dana Pengembangan Keahlian Keterampilan ; h. Fotokopi TA.01. Pasal 20 Permohonan untuk mendapatkan perpanjangan IKTA diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD dengan menggunakan formulir Ppt 2 sebagaimana lampiran XIV dengan melampirkan kelengkapan persyaratan sebagai berikut : a. Pas foto ukuran 4 x 6 terbaru 2 lembar ; b. Fotokopi buku Paspor ; c. Fotokopi RPTKA yang masih berlaku ; d. Fotokopi Kontrak Kerja ; e. Fotokopi LKPM terakhir ; f. Bukti pembayaran Dana Pengembangan Keahlian Keterampilan ; g. Fotokopi TA. 02. Pasal 21 (1) Permohonan untuk mendapatkan IUT diajukan secara tertulis kepada Gubernur c.q. Kepala BPM dan PKUD menggunakan formulir IUT sebagaimana lampiran XV dengan melampirkan kelengkapan persyaratan sebagai berikut : a. Fotokopi Hak Atas Tanah/Surat Jual Beli atau Sewa Menyewa (apabila menyewa ) ; b. Fotokopi IMB atas nama bangunan ; c. Fotokopi Izin Undang-undang Gangguan atas nama perusahaan dengan bidang usaha yang sesuai ; d. Melampirkan persetujuan AMDAL, RKL/RPL dari Komisi AMDAL Daerah bagi yang wajib AMDAL ; e. UKL/UPL bagi yang wajib UKL/UPL ; f. Surat Pernyataan pengelolaan lingkungan bagi yang tidak wajib AMDAL, UKL/UPL ; g. Akta Pendirian dan/atau Akta Perubahan yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan HAM ;
21 h. Fotokopi LKPM terakhir ; i. Berita Acara Pemeriksaan Proyek (BAP) ; j. Surat pernyataan mulai produksi di atas kertas bermaterai. (2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melengkapi persyaratan tambahan lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB V BAGAN PENYELESAIAN SURAT PERSETUJUAN BARU, PERLUASAN, PERUBAHAN, PABEAN/MASTER LIST, APIT, RPTK, REKOMENDASI TA-01, TA-02, TA-03, IKTA DAN IUT PERUSAHAAN PMA DAN PMDN Pasal 22 (1) Pemohon menyerahkan permohonan SP Baru, SP Perluasan, SP Perubahan, SP Pabean / Master List, APIT, RPTKA, Rekomendasi TA-01, TA-02, TA-03, IKTA dan IUT kepada Kepala BPM dan PKUD Propinsi DKI Jakarta melalui subbagian Umum setelah persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20 dan Pasal 21 dilengkapi. (2) Proses penyelesaian selanjutnya permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagaimana tercantum dalam lampiran XVI, XVII, XVIII, XIX, XX, XXI, XXII, XXIII, XXIV, XXV, XXVI, XXVII, XXNIII, XXIX dan XXX keputusan ini. BAB VI WAKTU PENYELESAIAN Pasal 23 Berkas permohonan yang persyaratannya lengkap dan disetujui, proses penyelesaian untuk Surat Persetujuan 8 hari kerja, Surat Persetujuan Perluasan 8 hari kerja, Surat Persetujuan Perubahan 5 hari kerja, Surat Persetujuan Pabean, Masterlist/Daftar Induk, APIT 5 hari kerja, RPTK, Rekomendasi TA-01, Rekomendasi TA-02, Rekomendasi TA-03, IKTA masing-masing 4 hari kerja, dan Izin Usaha Tetap 5 hari kerja.
22 BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 (1) Dengan berlakunya keputusan ini maka Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 2 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Persetujuan Penanaman Modal, Pemberian Fasilitas, dan Perizinan Pelaksanaan Penanaman Modal Bagi Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dinyatakan tidak berlaku lagi ; (2) Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan keputusan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 7 April 2003 GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, SUTIYOSO Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 14 April 2003 SEKRETARIS DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, H. RITOLA TASMAYA NIP LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2003 NOMOR 22
23
GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,
Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 26 TAHUN 2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN PERSETUJUAN PENANAMAN MODAL, PEMBERIAN
Lebih terperinciPUSAT PELAYANAN INVESTASI TERPADU. Badan Koordinasi Penanaman Modal. Dokumen yang harus dilampirkan:
Dokumen yang harus dilampirkan: I. Permohonan Baru Dalam Rangka Dalam Negeri (PMDN) 1. Bukti diri pemohon : a. Rekaman Akta Pendirian perusahaan dan perubahannya untuk PT. BUMN/BUMD, CV, Fa, atau b. Rekaman
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN ADMINISTRASI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN ADMINISTRASI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA INVESTASI/KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 38/SK/1999 TANGGAL 6 OKTOBER 1999 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA INVESTASI/KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 38/SK/1999 TANGGAL 6 OKTOBER 1999 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PERMOHONAN PENANAMAN MODAL YANG DIDIRIKAN DALAM RANGKA PENANAMAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2003 NOMOR : 71 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 26 TAHUN 2003 TENTANG PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.508, 2009 BKPM. Permohonan. Penanaman Modal. Pedoman.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.508, 2009 BKPM. Permohonan. Penanaman Modal. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN DAN TATA
Lebih terperinciKEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 13 TAHUN 2009
KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN
Lebih terperinciKEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 12 TAHUN 2009
KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PERMOHONAN PENANAMAN MODAL DENGAN
Lebih terperinciPERATURAH DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 05 TAHUN 2003 TENTANG
PERATURAH DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 05 TAHUN 2003 TENTANG KETENTUAN PERMOHONAN PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN PENANAMAN MODAL ASING (PMA) DI KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 4 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 4 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN FASILITASI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciKEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 12 TAHUN 2009
KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PERMOHONAN PENANAMAN MODAL DENGAN
Lebih terperinciBentuk Permohonan Izin Prinsip Perubahan PERMOHONAN IZIN PRINSIP PERUBAHAN
Bentuk Permohonan Izin Prinsip Perubahan PERMOHONAN IZIN PRINSIP PERUBAHAN LAMPIRAN IX PERATURAN KEPALA BKPM NOMOR : TAHUN 2009 TANGGAL : Permohonan IZIN PRINSIP PERUBAHAN ini diajukan kepada Kantor Pelayanan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 4 TAHUN 2002 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR: 18 TAHUN 2002 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 4 TAHUN 2002 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR: 18 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DAERAH DI KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 26 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DAERAH
LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2002 TAHUN : 2002 NOMOR : 50 S E R I : D PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 26 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 70 /SK/2004 TAHUN 2004 TENTANG
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 70 /SK/2004 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 57/SK/2004 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PERMOHONAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERIAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA WARGA NEGARA ASING PENDATANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERIAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA WARGA NEGARA ASING PENDATANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/III/2008 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/III/2008 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING MENTERI
Lebih terperinciSTANDAR PELAYANAN PUBLIK (SPP) PENANAMAN MODAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
STANDAR PELAYANAN PUBLIK (SPP) PENANAMAN MODAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WAKTU 1 Pendaftaran 1 Datang ke Gerai P2T 1. 11 Tahun 2009 tentang tata Cara Pelaksanaan, Pembinaan, dan Pelaporan Pelayanan
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA CARA JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN. I. Ketentuan dan Persyaratan Perizinan dan Non Perizinan Bidang Penanaman Modal
LAMPIRAN PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR : TANGGAL : TENTANG : PEDOMAN DAN TATA CARA PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA BOGOR. PEDOMAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2011 NOMOR 34 SERI E NOMOR 11
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2011 NOMOR 34 SERI E NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci2. Bentuk Perubahan Pendaftaran Penanaman Modal
2. Bentuk Perubahan Pendaftaran Penanaman Modal PERMOHONAN PERUBAHAN PENDAFTARAN PENANAMAN MODAL Permohonan ini disampaikan kepada DPMPTSP Provinsi, DPMPTSP Kabupaten/Kota, PTSP KPBPB, atau PTSP KEK* untuk
Lebih terperinciCHECKLIST BERKAS APLIKASI PERMOHONAN IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL/ PERLUASAN USAHA PENANAMAN MODAL. Nama Perusahaan
Nama Perusahaan CHECKLIST BERKAS APLIKASI PERMOHONAN IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL/ PERLUASAN USAHA PENANAMAN MODAL : Permohonan : Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal/Perluasan Usaha Penanaman
Lebih terperinci3. Jika pemohon adalah badan usaha asing, melampirkan rekaman anggaran dasar (article of association) dan/atau perubahannya dalam bahasa inggris atau
PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 JO. PERATURAN KEPALA BKPM NO. 12 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN PRINSIP/ IZIN PRINSIP PERLUASAN/ IZIN PRINSIP PENGGANTI *) *) pilih salah satu Menunjukan dokumen asli
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING
PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA CARA JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN. I. Ketentuan dan Persyaratan Perizinan dan Non Perizinan Bidang Penanaman Modal
LAMPIRAN PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR : 45 TAHUN 2017 TANGGAL : 4 September 2017 TENTANG : PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN WALI KOTA TENTANG PEDOMAN DAN
Lebih terperinciPERMOHONAN PERUBAHAN PENANAMAN MODAL
LAMPIRAN II-A PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PENANAMAN MODAL Bentuk Permohonan Perubahan
Lebih terperinciPERMOHONAN PERUBAHAN PENANAMAN MODAL
LAMPIRAN II-A PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PENANAMAN MODAL Bentuk Permohonan Perubahan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 JO. PERATURAN KEPALA BKPM NO. 12 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN PRINSIP PERUBAHAN
PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 JO. PERATURAN KEPALA BKPM NO. 12 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN PRINSIP PERUBAHAN Menunjukan dokumen asli Fotokopi harus jelas dan mudah dibaca Disusun sesuai urutan
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1993 TENTANG TATA CARA PENANAMAN MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 97 TAHUN 1993 TENTANG TATA CARA PENANAMAN MODAL PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk lebih memperlancar pelaksanaan penanaman modal, dipandang perlu untuk mengadakan perubahan terhadap
Lebih terperinciMENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP- 20/MEN/III/2004 TENTANG TATA CARA MEMPEROLEH IJIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian Hukum dan HAM. Kewarganegaraan. Bentuk Formulir. Pengurusan.
No.555, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian Hukum dan HAM. Kewarganegaraan. Bentuk Formulir. Pengurusan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-120.AH.1O.01
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 02 / MEN /III / 2008 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 02 / MEN /III / 2008 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 03 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 03 TAHUN 2003
LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 03 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 03 TAHUN 2003 TENTANG PERPANJANGAN IZIN PENGGUNAAN TENAGA KERJA WARGA NEGARA ASING PENDATANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN KUALITAS UDARA DALAM RUANGAN (KUDR)
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS NOMOR 52 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN KUALITAS UDARA DALAM RUANGAN (KUDR) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/ SIJUNJUNG NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN IZIN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/ SIJUNJUNG NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN IZIN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAWAHLUNTO/ SIJUNJUNG, Menimbang a. bahwa untuk meningkatkan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2003 NOMOR : 53 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERIAN IJIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA WARGA NEGARA ASING PENDATANG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DAERAH DI KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG TENAGA KERJA ASING PERPRES 72 TAHUN 2014 DAN PERPRES NO 20 TAHUN 2018
LAMPIRAN KAJI CEPAT PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG TENAGA KERJA ASING PERPRES 72 TAHUN 2014 DAN PERPRES NO 20 TAHUN 2018 KETENTUAN PERPRES 72 TAHUN
Lebih terperinciKETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN
KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN PERATURAN KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA
Lebih terperinciSOP PERIZINAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
SOP PERIZINAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Dasar hukum : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2014 tanggal 29 Desember 2014 No Jenis Perizinan Dasar Hukum
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA
RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciLAMPIRAN I-A PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PENANAMAN MODAL Bentuk Permohonan Izin Prinsip/Izin
Lebih terperinciPublished by SWACIPTA CONSULTING
LAMPIRAN I-A PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PENANAMAN MODAL Bentuk Permohonan Izin Prinsip/Izin
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN
Lebih terperinciPERMOHONAN IZIN PRINSIP PENANAMAN MODAL
PERMOHONAN IZIN PRINSIP PENANAMAN MODAL Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciP - 36/BC/2007 TATALAKSANA AUDIT KEPABEANAN
P - 36/BC/2007 TATALAKSANA AUDIT KEPABEANAN Contributed by Administrator Friday, 30 November 2007 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 36/BC/2007 TENTANG TATALAKSANA
Lebih terperinciKeputusan Menteri Tenaga Kerja No.KEP 20/MEN/III/2004 Tentang Tata Cara Memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.KEP 20/MEN/III/2004 Tentang Tata Cara Memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 42 ayat (1) Undang-undang Nomor 13
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT FASILITAS KEPABEANAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT FASILITAS KEPABEANAN GEDUNG UTAMA LANTAI 3, JALAN JEND A YANI JAKARTA 13230 KOTAK POS 108 JAKARTA 10002 TELEPON : (021)
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Surat Izin Usaha Perdagangan; LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 1. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 11 TAHUN 2009 TANGGAL 23 DESEMBER 2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN, PEMBINAAN, DAN PELAPORAN
Lebih terperinciBentuk Permohonan Izin Prinsip/Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal PERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL
LAMPIRAN I-A PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PENANAMAN MODAL Bentuk Permohonan Izin Prinsip/Izin
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.701,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-02/PJ/ 2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-20/PJ/
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR : 2/P/2008
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR : 2/P/2008 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PERMOHONAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN BAGI PERUSAHAAN PENANAM MODAL DI
Lebih terperinciPERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL
PERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan
Lebih terperinciMENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA,
www.hukumonline.com KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.110/MEN/1997 TAHUN 1997 TENTANG PELAKSANAAN PENGGUNAAN TENAGA KERJA WARGA NEGARA ASING PENDATANG PADA SEKTOR PERTAMBANGAN
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Berdasarkan analisis dalam BAB II maka diambil kesimpulan :
74 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dalam BAB II maka diambil kesimpulan : 1. Pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, ada yang telah sesuai aturan
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 4/POJK.05/2013 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA PADA PERUSAHAAN PERASURANSIAN, DANA PENSIUN,
Lebih terperinci2018, No Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.39, 2018 KETENAGAKERJAAN. Tenaga Kerja Asing. Penggunaan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKOP SURAT BKPM RI IZIN KANTOR PERWAKILAN PERUSAHAAN ASING
LAMPIRAN IX PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PENANAMAN MODAL Bentuk Izin Kantor Perwakilan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 02/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 02/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-20/PJ/2013 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN NOMOR POKOK WAJIB
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PRT/M/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 03/PRT/M/2016 TENTANG PETUNJUK
Lebih terperinciTATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN KERINGANAN BEA MASUK DALAM RANGKA PEMBANGUNAN INDUSTRI/INDUSTRI JASA
6 Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Tanggal : TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN KERINGANAN BEA MASUK DALAM RANGKA PEMBANGUNAN INDUSTRI/INDUSTRI JASA 1. Industri/industri jasa Non
Lebih terperinci3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republi
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 45/M-DAG/PER/9/2009 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API)
PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 45/M-DAG/PER/9/2009 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API) MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Angka Pengenal Importir (API)
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 1 TAHUN 2007
PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA INDUSTRI (IUI), TANDA DAFTAR INDUSTRI (TDI) DAN IZIN PERLUASAN (IP) BUPATI ACEH UTARA Menimbang : a.
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) WALIKOTA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciBentuk Usulan Pencabutan Izin Prinsip Penanaman Modal/Izin Usaha oleh BPMPTSP Provinsi atau BPMPTSP Kabupaten/Kota, BP-KPBPB atau Administrator KEK
LAMPIRAN XVII PERATURAN Bentuk Usulan Pencabutan Izin Prinsip Penanaman Modal/Izin Usaha oleh BPMPTSP Provinsi atau BPMPTSP Kabupaten/Kota, BP-KPBPB atau Administrator KEK KOP SURAT BPMPTSP PROVINSI ATAU
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 02/PJ/2018 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 02/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-20/PJ/2013 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN NOMOR POKOK WAJIB
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 40/MPP/Kep/1/2003 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API)
KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 40/MPP/Kep/1/2003 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API) MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI, Menimbang : a. bahwa dengan terbitnya
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING DENGAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-36 /BC/2007 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-36 /BC/2007 TENTANG TATALAKSANA AUDIT KEPABEANAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-13/BC/2008 TENTANG TATALAKSANA AUDIT KEPABEANAN DAN AUDIT CUKAI DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT MENTERI KEUANGAN, Menimbang: a. bahwa peningkatan akses dunia usaha pada sumber
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG PERIJINAN BIDANG INDUSTRI PERDAGANGAN DAN PENANAMAN MODAL
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG PERIJINAN BIDANG INDUSTRI PERDAGANGAN DAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang : a. Bahwa sebagai realisasi
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGINN BARAT NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mendukung perekonomian
Lebih terperinciMenteri Perdagangan Republik Indonesia
Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 33/M-DAG/PER/8/2008 TENTANG PERUSAHAAN PERANTARA PERDAGANGAN PROPERTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciTATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK. Oleh: Suwardi, SE, M.Si, Akt.
TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK Oleh: Suwardi, SE, M.Si, Akt. Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 yang dinamakan wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi
Lebih terperinciNo. 11/ 24 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA
No. 11/ 24 /DPbS Jakarta, 29 September 2009 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal: Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum Syariah Sehubungan dengan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 01 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, Menimbang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI PENANAMAN MODAL ASING
Lebih terperinciMENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA
MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M 01.PR.07.10 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERDAGANGAN. Angka Pengenal Importir.
No.325, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERDAGANGAN. Angka Pengenal Importir. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 45/M-DAG/PER/9/2009 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG
PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2002
PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN DI BIDANG PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci2015, No IndonesiaTahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5216); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tent
No.885, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Orang Asing. Pengurusan Dokumen. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGURUSAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.123, 2015 KEMENAKER. Izin Usaha. Penyediaan Jasa Pekerja/Buruh. Pelayanan Satu Pintu. BKPM. Penerbitan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT
1 of 50 8/23/2014 7:22 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT MENTERI
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR IMI-1868.PR.08.01 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MANAJEMEN BLANGKO DOKUMEN KEIMIGRASIAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR IMI-1868.PR.08.01 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MANAJEMEN
Lebih terperinciBUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciNOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG
MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 03 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DI KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 03 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DI KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA Menimbang : a. bahwa dengan telah
Lebih terperinciLEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG
LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 29 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 29 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DALAM NEGERI DAN TENAGA KERJA WARGA NEGARA ASING PENDATANG
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1992 TENTANG TATA CARA PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1992 TENTANG TATA CARA PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk lebih memperlancar pelaksanaan
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 132 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PELAKU TEKNIS BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 132 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PELAKU TEKNIS BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Menimbang
Lebih terperinci