HAK ASASI MANUSIA TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA. Semester ganjil t.a 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Disusun oleh :

Transkripsi

1 HAK ASASI MANUSIA TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA Semester ganjil t.a 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Disusun leh : NAMA : INDA RACHMAWATI SAPUTRI NIM : KELOMPOK : BANGSA PROGRAM STUDI : S1 SISTEM INFORMASI DOSEN : MOHAMMAD IDRIS.P, DRS, MM

2

3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak merupakan unsur nrmatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era refrmasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era refrmasi dari pada era sebelum refrmasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup berssialisasi dengan rang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap rang lain dalam usaha perlehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul Hak Asasi Manusia. B. Rumusan Masalah Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Pengertian HAM 2. Perkembangan HAM 3. HAM dalam tinjauan Islam 4. Cnth-cnth pelanggaran HAM C. Batasan Masalah Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfkus pada masalah dan tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun membatasi masalah hanya pada ruang lingkup HAM. Metde Pembahasan Dalam hal ini penulis menggunakan

4 1. Metde deskritif, sebagaimana ditunjukan leh namanya, pembahasan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau kelmpk rang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih (Athertn dan Klemmack: 1982). 2. Penelitian kepustakaan, yaitu Penelitian yang dilakukan melalui kepustakaan, mengumpulkan data-data dan keterangan melalui buku-buku dan bahan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah-masalah yang diteliti. 3. Metde histris, yaitu penelitian atau pengumpulan data dari dasar sejarahnya. 4. Metde ssilgis, yaitu Ilmu yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala ssial lainnya yang saling berkaitan. 5. Metde yuridis BAB II HAK ASASI MANUSIA (HAM) Pengertian Dan Ciri Pkk Hakikat HAM Pengertian HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki leh manusia, sesuai dengan kdratnya (Kaelan: 2002). Menurut pendapat Jan Matersn (dari kmisi HAM PBB), dalam Teaching Human Rights, United Natins sebagaimana dikutip Baharuddin Lpa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. Jhn Lcke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung leh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kdrati. (Mansyur Effendi, 1994). Dalam pasal 1 Undang-Undang Nmr 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-nya yang wajib dihrmati, dijunjung tinggi, dan dilindungi leh negara, hukum, pemerintah dan setiap rang, demi kehrmatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia Ciri Pkk Hakikat HAM Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa ciri pkk hakikat HAM yaitu:

5 HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia secara tmatis. HAM berlaku untuk semua rang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan plitik atau asal-usul ssial dan bangsa. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak serangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak rang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003). Perkembangan Pemikiran HAM Dibagi dalam 4 generasi, yaitu : Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat pada bidang hukum dan plitik. Fkus pemikiran HAM generasi pertama pada bidang hukum dan plitik disebabkan leh dampak dan situasi perang dunia II, ttaliterisme dan adanya keinginan Negara-negara yang baru merdeka untuk menciptakan sesuatu tertib hukum yang baru. Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan juga hak-hak ssial, eknmi, plitik dan budaya. Jadi pemikiran HAM generasi kedua menunjukan perluasan pengertian knsep dan cakupan hak asasi manusia. Pada masa generasi kedua, hak yuridis kurang mendapat penekanan sehingga terjadi ketidakseimbangan dengan hak ssial-budaya, hak eknmi dan hak plitik. Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua. Generasi ketiga menjanjikan adanya kesatuan antara hak eknmi, ssial, budaya, plitik dan hukum dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan. Dalam pelaksanaannya hasil pemikiran HAM generasi ketiga juga mengalami ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan terhadap hak eknmi dalam arti pembangunan eknmi menjadi priritas utama, sedangkan hak lainnya terabaikan sehingga menimbulkan banyak krban, karena banyak hak-hak rakyat lainnya yang dilanggar. Generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat dminant dalam prses pembangunan yang terfkus pada pembangunan eknmi dan menimbulkan dampak negative seperti diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat. Selain itu prgram pembangunan yang dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan rakyat secara keseluruhan melainkan memenuhi kebutuhan sekelmpk elit. Pemikiran HAM generasi keempat dipelpri leh Negara-negara di kawasan Asia yang pada tahun 1983 melahirkan deklarasi hak asasi manusia yang disebut Declaratin f the basic Duties f Asia Peple and Gvernment Perkembangan pemikiran HAM dunia bermula dari: 1. Magna Charta

6 Pada umumnya para pakar di Erpa berpendapat bahwa lahirnya HAM di kawasan Erpa dimulai dengan lahirnya magna Charta yang antara lain memuat pandangan bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan abslute (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat dengan hukum yang dibuatnya), menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat diminta pertanggung jawabannya dimuka hukum(mansyur Effendi,1994). 2.The American declaratin Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The American Declaratin f Independence yang lahir dari paham Russeau dan Mntesquuieu. Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidaklah lgis bila sesudah lahir ia harus dibelenggu. 3.The French declaratin Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaratin (Deklarasi Perancis), dimana ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat dalam The Rule f Law yang antara lain berbunyi tidak bleh ada penangkapan tanpa alasan yang sah. Dalam kaitan itu berlaku prinsip presumptin f inncent, artinya rang-rang yang ditangkap, kemudian ditahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidak bersalah, sampai ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan ia bersalah. 4.The fur freedm Ada empat hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran agama yang diperlukannya, hak kebebasan dari kemiskinan dalam Pengertian setiap bangsa berusaha mencapai tingkat kehidupan yang damai dan sejahtera bagi penduduknya, hak kebebasan dari ketakutan, yang meliputi usaha, pengurangan persenjataan, sehingga tidak satupun bangsa berada dalam psisi berkeinginan untuk melakukan serangan terhadap Negara lain ( Mansyur Effendi,1994). Perkembangan pemikiran HAM di Indnesia: Pemikiran HAM peride sebelum kemerdekaan yang paling mennjl pada Indische Partij adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan perlakukan yang sama hak kemerdekaan. Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indnesia telah berlaku 3 UUD dalam 4 peride, yaitu: 1. Peride 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD Peride 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku knstitusi Republik Indnesia Serikat 3. Peride 17 Agustus sampai 5 Juli 1959, berlaku UUD 1950

7 4. Peride 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku Kembali UUD 1945 HAM Dalam Tinjauan Islam Adanya ajaran tentang HAM dalam Islam menunjukan bahwa Islam sebagai agama telah menempatkan manusia sebagai makhluk terhrmat dan mulia. Oleh karena itu, perlindungan dan penghrmatan terhadap manusia merupakan tuntutan ajaran itu sendiri yang wajib dilaksanakan leh umatnya terhadap sesama manusia tanpa terkecuali. Hak-hak yang diberikan Allah itu bersifat permanent, kekal dan abadi, tidak bleh dirubah atau dimdifikasi (Abu A la Almaududi, 1998). Dalam Islam terdapat dua knsep tentang hak, yakni hak manusia (hak al insan) dan hak Allah. Setiap hak itu saling melandasi satu sama lain. Hak Allah melandasi manusia dan juga sebaliknya. Dalam aplikasinya, tidak ada satupun hak yang terlepas dari kedua hak tersebut, misalnya shlat. dimilikinya. Sementara dalam hal al insan seperti hak kepemilikan, setiap manusia berhak untuk mengella harta yang Knsep islam mengenai kehidupan manusia didasarkan pada pendekatan tesentris (thecentries) atau yang menempatkan Allah melalui ketentuan syariatnya sebagai tlak ukur tentang baik buruk tatanan kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakjat atau warga bangsa. Dengan demikian knsep Islam tentang HAM berpijak pada ajaran tauhid. Knsep tauhid mengandung ide persamaan dan persaudaraan manusia. Knsep tauhid juga mencakup ide persamaan dan persatuan semua makhluk yang leh Harun Nasutin dan Bahtiar Effendi disebut dengan ide perikemakhlukan. Islam datang secara inheren membawa ajaran tentang HAM, ajaran islam tentang HAM dapat dijumpai dalam sumber utama ajaran islam yaitu al-qur an dan al-hadits yang merupakan sumber ajaran nrmative, juga terdapat praktek kehidupan umat islam. Dilihat dari tingkatannya, ada 3 bentuk HAM dalam Islam, pertama, Hak Darury (hak dasar). Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut dilanggar, bukan hanya membuat manusia sengsara, tetapi juga eksistensinya bahkan hilang harkat kemanusiaannya. Sebagai misal, bila hak hidup dilanggar maka berarti rang itu mati. Kedua, hak sekunder (hajy) yakni hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan berakibat hilangnya hak-hak elementer misalnya, hak seserang untuk memperleh sandang pangan yang layak maka akan mengakibatkan hilangnya hak hidup. Ketiga hak tersier (tahsiny) yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan sekunder (Masdar F. Mas udi, 2002) Mengenai HAM yang berkaitan dengan hak-hak warga Negara, Al Maududi menjelaskan bahwa dalam Islam hak asasi pertama dan utama warga negara adalah: 1. Melindungi nyawa, harta dan martabat mereka bersama-sama dengan jaminan bahwa hak ini tidak kami dicampuri, kecuali dengan alasan-alasan yang sah dan ilegal.

8 2. Perlindungan atas kebebasan pribadi. Kebebasan pribadi tidak bisa dilanggar kecuali setelah melalui prses pembuktian yang meyakinkan secara hukum dan memberikan kesempatan kepada tertuduh untuk mengajukan pembelaan 3. Kemerdekaan mengemukakan pendapat serta menganut keyakinan masing-masing 4. Jaminan pemenuhan kebutuhan pkk bagi semua warga negara tanpa membedakan kasta atau keyakinan. Salah satu kewajiban zakat kepada umat Islam, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan pkk warga negara. HAM Dalam Perundang-Undangan Nasinal Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk hukum tertulis yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam knstitusi (UUD Negara). Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-undang. Keempat, dalam peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti peraturan pemerintah, keputusan presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya. Kelebihan pengaturan HAM dalam knstitusi memberikan jaminan yang sangat kuat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam knstitusi seperti dalam ketatanegaraan di Indnesia mengalami prses yang sangat berat dan panjang, antara lain melalui amandemen dan referendum, sedangkan kelemahannya karena yang diatur dalam knstitusi hanya memuat aturan yang masih glbal seperti ketentuan tentang HAM dalam knstitusi RI yang masih bersifat glbal. Sementara itu bila pengaturan HAM dalam bentuk Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya kelemahannya, pada kemungkinan seringnya mengalami perubahan. Pelanggaran HAM dan pengadilan HAM Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seserang atau kelmpk rang termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM seserang atau kelmpk rang yang dijamin leh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperleh penyelesaian hukum yang berlaku (UU N. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Sedangkan bentuk pelanggaran HAM ringan selain dari kedua bentuk pelanggaran HAM berat itu. Kejahatan gensida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelmpk bangsa, ras, kelmpk etnis dan kelmpk agama. Kejahatan gensida dilakukan dengan cara membunuh anggta kelmpk, mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggta-anggta kelmpk, menciptakan kndisi kehidupan kelmpk yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya, memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah

9 kelahiran di dalam kelmpk, dan memindahkan secara paksa anak-anak dari kelmpk tertentu ke kelmpk lain (UU N. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Sementara itu kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut tujukan secara langsung terhadap penduduk sipil berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pkk hukum internasinal, penyiksaan, perksaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara, penganiayaan terhadap suatu kelmpk tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham plitik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasinal, penghilangan rang secara paksa, dan kejahatan apartheid. Pelanggaran terhadap HAM dapat dilakukan leh baik aparatur negara maupun bukan aparatur negara (UU N. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Karena itu penindakan terhadap pelanggaran HAM tidak bleh hanya ditujukan terhadap aparatur negara, tetapi juga pelanggaran yang dilakukan bukan leh aparatur negara. Penindakan terhadap pelanggaran HAM mulai dari penyelidikan, penuntutan, dan persidangan terhadap pelanggaran yang terjadi harus bersifat nn-diskriminatif dan berkeadilan. Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan pengadilan umum. Penaggung jawab dalam penegakan (respectin), pemajuan (prmtin), perlindungan (prtectin) dan pemenuhan (fulfill) HAM. Tanggung jawab pemajuan, penghrmatan dan perlindungan HAM tidak saja dibebankan kepada negara, melainkan juga kepada individu warga negara. Artinya negara dan individu sama-sama memiliki tanggung jawab terhadap pemajuan, penghrmatan dan perlindungan HAM. Karena itu, pelanggaran HAM sebenarnya tidak saja dilakukan leh negara kepada rakyatnya, melainkan juga leh rakyat kepada rakyat yang disebut dengan pelanggaran HAM secara hrizntal. Cnth-Cnth Kasus Pelanggaran HAM 1. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN leh senirnya dengan dalih pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun Dsen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap mahasiswa.

10 3. Para pedagang yang berjualan di trtar merupakan pelanggaran HAM terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan. 4. Para pedagang tradisianal yang berdagang di pinggir jalan merupakan pelanggaran HAM ringan terhadap pengguna jalan sehingga para pengguna jalan tidak bisa menikmati arus kendaraan yang tertib dan lancar. 5. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga serang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya. BAB III PENUTUP A.Kesimpulan HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki leh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM rang lain. HAM setiap individu dibatasi leh HAM rang lain. Dalam Islam, Islam sudah lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat dijumpai dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Qur an dan Hadits yang merupakan sumber ajaran nrmatif, juga terdapat dalam praktik kehidupan umat Islam.Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi leh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan leh seserang, kelmpk atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh prses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM. B.Saran-saran

11 Sebagai makhluk ssial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghrmati dan menjaga HAM rang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak leh rang lain.jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan HAM rang lain. REFERENSI - Srijant Djart, Drs., Waspd Eling, BA, Mulyadi Drs Tata Negara Seklah Menngah Umum. Surakarta; PT. Pabelan. -.Kewarganegaraan SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga. -Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk Kelas 2 SMU.. -