Siska Ayu Puspita Dewi. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Siska Ayu Puspita Dewi. Abstrak"

Transkripsi

1 THE IMPLEMENTATION OF A TEACHER CERTIFICATION ELEMENTARY SCHOOL PATTERNS PORTOFOLIO PROGRAM AT UPTD PENDIDIKAN BALONG DISTRICT PONOROGO REGENCY Siska Ayu Puspita Dewi Abstrak Teacher Certification Program put in place to provide recognition of the professionalism of the teachers so that the program should be implemented. In the implementation, there is certainly a wide range of issues, such as the implementation of Certification for primary school teachers in the Education District of Balong Ponorogo especially pattern portfolio there are also many problems during its implementation, among others, jealousy happens between teachers who followed the program, lack of facilities, as well as the vagueness of the information provided This study aims to describe the implementation of Teacher Certification Program elementary school Education Portfolio Pattern for Sub Balong. The method used is descriptive qualitative approach to data collection techniques using interviews and observation and data analysis in this research include the reduction of data, data presentation and data verification summary or withdrawal. The results showed that the implementation of policies for teacher certification in elemntary school Education Sub Balong in general has been going well. Despite this however, there are also some problems, among others, emerging social jealousy among the teachers who have been and have yet to get a chance to follow the certification due to lack of awareness of the requirements of age and time of a teacher, then information about the vagueness of the terms of employment of teachers, portfolio format and format Learning implementation plan. Furthermore, the facilities are inadequate, there is no Guidebook for teachers certification participants, the time in the sense of lacking to complete the portfolio file as well as the existence of overlapping quota participant certification A summary of research that the clarity of information yet so it could be understood by teachers so that it appears the problems above. For it then expected the associated further increase and improve its performance as well as the necessary awareness and liveliness of the teachers themselves in order that the implementation of the program could be run better. Keywords: implementation, certification of teachers, elementary school IMPLEMENTASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU SEKOLAH DASAR POLA PORTOFOLIO PADA UNIT

2 PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENDIDIKAN KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO Siska Ayu Puspita Dewi Totok Suyanto Abstrak Program Sertifikasi Guru diberlakukan untuk memberikan penghargaan atas profesionalisme guru sehingga program tersebut harus diimplementasikan. Dalam implementasinya pasti terdapat berbagai permasalahan, seperti dalam implementasi Sertifikasi Guru SD di UPTD Pendidikan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo khususnya pola portofolio juga terdapat berbagai masalah selama pelaksanaannya antara lain kecemburuan yang terjadi diantara para guru yang mengikuti program tersebut, minimnya fasilitas yang ada, serta ketidakjelasan informasi yang diberikan. Penelitian ini bertujuan menggambarkan implementasi Program Sertifikasi Guru SD Pola Portofolio di UPTD Pendidikan Kecamatan Balong. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi serta analisa data dalam penelitian ini meliputi tahap reduksi data, penyajian data dan verifikasi data atau penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan sertifikasi guru SD di UPTD Pendidikan Kecamatan Balong secara umum sudah berjalan baik. Meskipun demikian namun juga terdapat beberapa masalah antara lain muncul kecemburuan sosial diantara guru yang telah dan belum mendapatkan kesempatan mengikuti sertifikasi karena kurangnya kesadaran tentang persyaratan umur dan masa kerja guru, kemudian ketidakjelasan informasi mengenai persyaratan masa kerja guru, format portofolio dan format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selanjutnya, fasilitas juga kurang memadai, tidak adanya buku pedoman untuk para guru peserta sertifikasi, waktu yang di rasa kurang untuk melengkapi berkas portofolio serta adanya tumpang tindih kuota peserta sertifikasi. Simpulan penelitian bahwa kejelasan informasi belum begitu bisa dipahami oleh para guru sehingga muncul permasalahan diatas. Untuk itu maka diharapkan dinas terkait lebih meningkatkan dan memperbaiki kinerjanya serta diperlukan kesadaran dan keaktifan dari pihak guru sendiri agar pelaksanaan program dapat berjalan lebih baik lagi. Kata Kunci : implementasi, sertifikasi guru, sekolah dasar

3 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu bentuk kebijakan yang diambil pemerintah untuk memperbaiki mutu pendidikan adalah dengan memberlakukan program sertifikasi guru. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak. Sertifikasi ini diharapkan mampu menjamin peningkatan kualitas guru yaitu dengan adanya peningkatan kinerja dari mereka para pendidik sehingga tujuan untuk memperbaiki mutu pendidikan semakin terbuka lebar. (Jalal, 2007) Pelaksanaan sertifikasi guru dimulai pada tahun 2007 setelah diterbitkannya Peraturan Mendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan yang diharapakan dapat dipertanggungjawabkan dan memberikan manfaat yang besar terhadap peningkatan proses pembelajaran. Namun pada kenyataannya keberadaan program sertifikasi guru tersebut ternyata memunculkan konflik dalam profesi guru khususnya pada sertifikasi guru pola portofolio yang memang pola inilah yang diberlakukan pada guru sekolah dasar. Selain itu memang guru sekolah dasar mendapatkan kuota besar untuk peserta sertifikasi ini sehingga tidak heran kalau hal ini memunculkan banyak konflik di dalam pelaksanaannya. Munculnya konflik tersebut dikarenakan kurangnya sosialisasi yang jelas terkait persyaratan sehingga menyebabkan guru belum bisa memahami sepenuhnya tentang syarat-syarat bagi guru yang berhak mengukuti dan yang yang belum berhak mengikuti Program Sertifikasi Guru tersebut. Selanjutnya terdapat pula masalah tentang banyaknya ketidaklulusan guru khususnya melalui pola portofolio. Sebagai contohnya adalah terdapat guru yang memangku jabatan tertentu tidak lulus uji sertifikasi. Kejadian seperti ini terjadi pada guru-guru yang menempati posisi-posisi tertentu seperti kepala sekolah, pengawas, ataupun penilik. Ketidaklulusan ini tentunya dikarenakan oleh beberapa hambatan atau kendala yang di rasakan oleh para guru yang mengikuti program sertifikasi yaitu antara lain disebabkan kurangnya fasilitas terkait buku pedoman sebagai acuan pembuatan berkas portofolio oleh para guru tersebut. Sehingga mereka mengalami kesulitan dalam melengkapi berkas-berkas portofolio yang akhirnya menjadi tidak maksimal dan mengakibatkan mereka tidak lulus portofolio.

4 Kondisi seperti di atas ini sangat terlihat pada pelaksanaan sertifikasi guru sekolah dasar di Kabupaten Ponorogo khususnya di Kecamatan Balong yang dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kecamatan Balong yang merupakan salah satu kecamatan dengan kecemburuan sosial yang terjadi pada guru-guru sesuai dengan informasi yang didapatkan dari pihak Dinas Pendidikan Kabupaten tentang masalah ini. Hal ini terlihat sekali dari sikap mereka yang tidak baik antar guru yang terkesan adanya perang dingin diantara mereka. Selain itu memang jumlah kuota untuk guru SD yang mengikuti program sertifikasi yang paling banyak serta dengan jumlah staf pelaksana yang minim sehingga banyak permasalahan dan hambatan dalam pelaksanaannya. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang hendak dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah Bagaimana Implementasi Program Sertifikasi Guru SD Pola Portofolio di UPTD Pendidikan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo? C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan permasalahan yang diajukan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan implementasi program sertifikasi guru SD pola portofolio di UPTD Pendidikan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis maupun teoritis. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Manfaat Praktis 1. Bagi Dinas Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan memberi masukan kepada dinas pendidikan terkait pelaksanaan program sertifikasi guru pada sekolah dasar di Kabupaten Ponorogo. 2. Bagi Pemerintah Diharapkan nantinya dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan untuk memperbaiki aspekaspek kebijakan publik terutama dalam hal pelaksanaan kebijakan sertifikasi guru. 3. Bagi guru Diharapkan agar guru lebih menyiapkan diri menghadapi sertifikasi guru dengan lebih meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi profesional, dan kinerjanya sebagai pendidik. b. Manfaat Teoritik 1. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah khasanah bagi pengembangan Ilmu Administrasi Negara dalam hal implementasi kebijakan publik. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

5 referensi teoritik untuk pengembangan penelitian lebih lanjut. II. KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Kebijakan Publik Kebijakan atau kebijaksanaan seringkali diartikan dengan beberapa makna oleh masing-masing orang. Menurut James E. Anderson dalam Wahab (2004:2), memberikan rumusan kebijakan sebagai perilaku dari sejumlah aktor (pejabat, kelompok, instansi pemerintah) atau serangkaian aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu. Mengutip dari buku Widodo (2007:12) yang mendefinisikan kebijakan publik sebagai rangkaian tujuan dan sasaran dari program-program pemerintah. Kebijakan publik merupakan suatau pilihan atau tindakan yang menghasilkan suatu keputusan yang diambil oleh pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal yang bertujuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk kepetingan masyarakat. Sedangkan menurut B. Implementasi Kebijakan Publik Hakekat dari implementasi merupakan bagian dari tahapan sebuah kebijakan publik. Implementasi merupakan rangkaian kegiatan yang terencana dan bertahap yang dilakukan oleh instansi pelaksana dengan didasarkan pada kebijakan yang telah ditetapkan oleh otoritas berwenang. Implementasi juga digambarkan sebagai wujud dari pelaksanaan kebijakan yang telah ditentukan. Implementasi kebijakan pada prinsipnya merupakan cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Lester dan Stewart yang dikutip oleh Winarno (2002: 101), menjelaskan bahwa implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian luas merupakan alat administrasi hukum dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkan. C. Model Implementasi Kebijakan George Edwards III Menurut George C. Edwards III dalam Winarno (2002), implementasi kebijakan adalah tahap pembuatan kebijakan antara pembentukan kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya. Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak dapat mengurangi masalah yang merupakan sasaran dari kebijakan, maka kebijakan itu mungkin akan mengalami kegagalan sekalipun kebijakan itu diimplementasikan dengan sangat baik. Dalam pandangan Edwards III, implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat faktor yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu antara lain adalah komunikasi, sumber daya, disposisi implementor dan struktur birokrasi. Adapun bagan keempat faktor yang saling berkaitan tersebut sebagai berikut:

6 1. Komunikasi Persyaratan pertama bagi implementasi kebijakan yang efektif adalah bahwa mereka yang melaksanakan keputusan harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Keputusankeputusan kebijakan dan perintahperintah harus diteruskan kepada personil yang tepat sebelum keputusan-keputusan dan perintah itu dapat diikuti. Tentu saja, komunikasi harus akurat dan harus dimengerti dengan cermat. Secara umum Edwards membahas tiga hal penting dalam proses komunikasi kebijakan yakni transmisi, konsistensi dan kejelasan. a. Transmisi; sebelum pejabat dapat mengimplementasikan suatu keputusan, ia harus menyadari bahwa suatu keputusan telah dibuat dan suatu perintah untuk pelaksanaannya telah dikeluarkan. Hal ini tidak selalu merupakan proses yang langsung sebagaimana tampaknya. Banyak sekali ditemukan keputusankeputusan tersebut diabaikan atau jika tidak demikian, seringkali terjadi kesalahpahaman terhadap keputusan-keputusan yang dikeluarkan. b. Kejelasan; jika kebijakankebijakan diimplementasikan sebagaimana yang diinginkan, maka petunjuk-petunjuk pelaksana tidak hanya hanya harus diterima oleh para pelaksana kebijakan, tetapi juga komunikasi kebijakan tersebut harus jelas. Seringkali instruksiinstruksi yang diteruskan kepada pelaksana-pelaksana kabur dan tidak menetapkan kapan dan bagaimana suatu program dilaksanakan. Ketidakjelasan pesan komunikasi yang disampaikan berkenaan dengan implementasi kebijakan akan mendorong terjadinya interprestasi yang salah bahkan mungkin bertentangan dengan makna pesan awal. c. Konsistensi; jika implementasi kebijakan ingin berlangsung efektif, maka perintah-perintah pelaksanaan harus konsisten dan jelas. Walaupun perintahperintah yang disampaikan kepada para pelaksana kebijakan mempunyai unsur kejelasan, tetapi bila perintah tersebut bertentangan maka perintah tersebut tidak akan memudahkan para pelaksana kebijakan menjalankan tugasnya dengan baik. 2. Sumberdaya Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara konsisten, tetapi apabila implementor kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumber daya tersebut dapat berwujud sumberdaya manusia, yakni kompetensi implementor, dan sumberdaya finansial serta fasilitas-fasilitas.

7 Sumber-sumber yang penting meliputi: a. Staf Sumber yang paling penting dalam melaksanakan kebijakan adalah staf. Salah satu hal penting yang harus dingat bahwa jumlah tidak selalu mempunyai efek positif bagi implementasi kebijakan. Hal ini berarti bahwa jumlah staf yang banyak tidak secara otomatis mendorong implementasi yang berhasil. Dengan sumbedaya manusia yang baik, sebuah program tidak memerlukan staf dengan jumlah yang banyak untuk mencapai suatu tujuan. b. Informasi Informasi merupakan sumber penting yang kedua dalam implementasi kebijakan. Informasi mempunyai dua bentuk; Pertama, informasi mengenai bagaimana melaksanakan suatu kebijakan. Pelaksana-pelaksana perlu mengetahui apa yang dilakukan dan bagaimana harus melakukannya. Dengan demikian para pelaksana diberi petunjuk untuk melaksanakan kebijakan. Kedua, data tentang ketaatan personil-personil lain terhadap peraturan-peraturan pemerintah. Pelaksanapelaksana harus mengetahui apakah orang-orang lain yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan mentaati undangundang ataukah tidak. c. Wewenang Wewenang ini akan berbeda-beda dari suatu program ke program lain serta mempunyai banyak bentuk yang berbeda, seperti misalnya: hak untuk mengeluarkan surat panggilan untuk datang ke pengadilan; mengajukan masalah-masalah ke pengadilan; mengeluarkan perintah kepada para pejabat lain; menarik dana dari suatu program; menyediakan dana, staf dan bantuan teknis kepada pemerintah daerah; membeli barang-barang dan jasa. d. Fasilitas-fasilitas Fasilitas fisik mungkin pula merupakan sumber-sumber penting dalam implementasi. Seorang pelaksana mungkin mempunyai staf yang memadai, mungkin memahami apa yang harus dilakukan, dan mungkin mempunyai wewenang untuk melakukan tugasnya, tetapi tanpa bangunan sebagai kantor untuk melakukan koordinasi, tanpa perlengkapan, tanpa perbekalan, maka besar kemungkinan implementasi yang direncanakan tidak akan berhasil. 3. Disposisi Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki implementor, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik, maka dia dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor memiliki sikap atau

8 perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif. 4. Struktur Birokrasi Birokrasi merupakan salah satu badan yang paling sering bahkan secara keseluruhan menjadi pelaksana kebijakan. Birokrasi secara sadar atau tidak sadar memilih bentuk-bentuk organisasi untuk kesepakatan kolektif, dalam rangka memecahkan masalah-masalah sosial dalam kehidupan modern. Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Selain itu menurut Edwards, ada dua karakteristik utama dari birokrasi, yakni prosedur-prosedur kerja ukuran-ukuran dasar atau sering disebut sebagai standard operating procedures (SOP) dan fragmentasi. a. Standars Operating Procedures (SOP) Dengan menggunakan SOP, para pelaksana dapat memanfaatkan waktu yang tersedia. Para pelaksana jarang mempunyai kemampuan untuk menyelidiki dengan seksama dan secara individual setiap keadaan yang mereka hadapi. Sebaliknya, mereka mengandalkan pada prosedur-prosedur biasa yang menyederhanakan pembuatan keputusan dan menyesuaikan tanggung jawab program dengan sumber-sumber yang ada. SOP sangat mungkin menghalangi implemetasi kebijakan-kebijakan baru yang membutuhkan caracara kerja baru atau tipe-tipe personil baru untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan. b. Fragmentasi Sifat kedua dari struktur birokrasi yang berpengaruh dalam pelaksanaan kebijakan adalah fragmentasi organisasi. Tanggung jawab bagi suatu bidang kebijakan sering tersebar diantara beberapa organisasi, seringkali pula terjadi desentralisasi kekuasaan tersebut dilakukan secara radikal guna mencapai tujuan-tujuan kebijakan. Kongres dan lembaga-lembaga legislatif lain mencantumkan banyak badan secara terpisah dalam undang-undang agar dapat mengamatinya lebih teliti dan dalam usaha menentukan perilaku mereka. Sementara itu, badanbadan yang ada bertentangan satu sama lain untuk mempertahankan fungsi-fungsi mereka dan menentang usaha-usaha yang memungkinkan mereka mengkoordinasi kebijakankebijakan dengan badan-badan yang melaksanakan programprogram yang berhubungan. Konsekuensi yang paling buruk dari fragmentasi birokrasi adalah usaha untuk menghambat koordinasi. Fragmentasi mengakibatkan pandanganpandangan yang sempit dari banyak lembaga birokrasi. Hal ini akan menimbulkan dua konsekuensi pokok yang

9 III. IV. merugikan bagi implementasi yang berhasil. Pertama, tidak ada orang yang akan mengakhiri implemetasi kebijakan dengan melaksanakan fungsi-fungsi tertentu karena tanggung jawab bagi suatu bidang kebijakan terpecah-pecah. Di samping itu, karena masingmasing badan mempunyai yuridiksi yang terbatas atas suatu bidang, maka tugas-tugas penting mungkin akan terdampar antara retak-retak struktur orgamisasi. Kedua, pandangan-pandangan yang sempit dari badan-badan mungkin juga menghambat perubahan METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif deskriptif. Subyek penelitian ini hanya meneliti pihak UPTD Pendidikan dan guru sebagai peserta program sertifikasi guru SD pola portofolio. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi (pengamatan) dan dokumentasi kemudian dianalisis dengan pendekatan kualitatif model interaktif seperti yang diajukan oleh Miles dan Huberman. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Program Sertifikasi Guru SD Pola Portofolio a. Penegertian Sertifikasi Guru Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikasi pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional (UU RI No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.(jalal, 2007) b. Tujuan Sertifikasi Guru Sertifikasi guru memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah sebagai berikut (Jalal, 2007): 1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional 2. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan 3. Meningkatkan martabat guru 4. Meningkatkan profesionalitas guru 2. Implementasi Program Sertifikasi Guru SD Pola Portofolio di UPTD kecamatan Balong Proses implementasi kebijakan tentang program sertifikasi guru SD di kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo ini tidak terlepas dari hal-hal yang menjadi faktor bagaimana terlaksananya

10 program tersebut. Adapun faktorfaktor tersebut adalah komunikasi, sumberdaya, disposisi implementor, dan struktur birokrasi. a. Komunikasi Komunikasi dalam implementasi sertifikasi guru SD di Kecamatan Balong dilakukan dengan cara memberikan sosialisasi kepada para guru yang mengikuti program sertifikasi guru, mulai dari sosialisasi keberadaan program tersebut, penentuan peserta sertifikasi, penyusunan berkas portofolio, informasi pelaksanaan PLPG maupun dalam pengumuman hasil sertifikasi. Pelaksanaan sertifikasi guru SD di Kecamatan Balong dalam lima kali periode yaitu tahun 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011,sosialisasinya sudah berjalan lancar. Dimana Dinas Pendidikan Kabupaten dalam menyampaikan informasi terkait program sertifikasi menyerahkan wewenang untuk memberikan sosialisasi kepada para guru melalui Unit Pelaksanan Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan pada masing-masing kecamatan. Cara ini dirasa tepat dan lebih efektif bila dibandingkan dengan mengumpulkan seluruh guru yang akan mengikuti sertifikasi sekabupaten untuk berkumpul menjadi satu guna memperoleh sosialisasi berupa informasi terkait program sertifikasi, dengan melalui UPTD Pendidikan pada masingmasing kecamatan ini sehingga lebih memudahkan proses sosialisasi. Penyampaian informasi yang dilakukan bisa dikatakan cukup baik, hal ini disa dilihat dengan adanya pengarahan yang baik dari dinas pendidikan kabupaten terkait program sertifikasi kepada pihak UPTD Pendidikan kecamatan sehingga pihak UPTD Pendidikan tiap kecamatan juga lebih mudah menyampaikan informasinya kepada para guru. Selain itu terlihat juga adanya sharing / diskusi oleh para guru dengan pihak UPTD terkait informasi yang diberikan tersebut b. Sumber Daya Dalam implementasi program sertifikasi guru SD di Kecamatan Balong sumber daya merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam kelancaran pelaksanaannya. Yang pertama adalah staf, UPTD Pendidikan Kecamatan Balong memiliki staf dengan kemampuan yang cukup baik namun jumlahnya masih kurang memadai dilihat dari pekerjaan yang harus diselesaikan selama program sertifikasi guru ini dilaksanakan. Dimana hanya terdapat 3 staf dari bidang kepegawaian yang dprioritaskan mengurusi

11 masalah sertifikasi guru SD ini dengan dibantu 2 staf dari bidang urusan umum. Berpegang pada ketelatenan dan bekal kemampuan yang dimiliki maka semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik, meskipun disadari bahwa dengan keterbatasan jumlah staf yang dimiliki tersebut tentunya membutuhkan waktu yang cukup lama dan beban kerja semakin banyak. Kesiapan mereka untuk melaksanakan tanggung jawab sesuai wewenang yang diberikan sudah baik, mereka dengan cekatan segera melakukan apa yang harus mereka lakukan. c. Disposisi Implementor Selain memiliki kemampuan yang baik, sikap dari para pelaksana juga sangat diperlukan dalam sebuah implementasi kebijakan. Dengan sikap yang baik tersebut maka suatu kebijakan akan dapat dilaksanakan dengan baik, efektif dan efisien. Perlunya dukungan yang kuat dari pihak pelaksana akan lebih mempermudah dan memperlancar pelaksanaan kebijakan. Sikap para pelaksana sertifikasi guru SD di Kecamatan Balong ini sudah sangat baik dan mendukung. Para staf sanggup bekerja lembur untuk menyelesaikan tugas mereka meneliti dan mengadministrasikan dokumen portofolio yang telah disusun guru beserta kelengkapan lainnya. Bila terdapat kesalahan mereka dengan cepat memberitahukan kepada guru yang bersangkutan serta segera membantu menyelesaikan kekurangan dan kesalahan yang ada tersebut. d.struktur Birokrasi Dalam pelaksanaan sertifikasi guru SD di Kecamatan Balong ini tentunya didukung oleh struktur birokrasi yang baik, dimana para umumnya semua staf UPTD terlibat dalam pelaksanaan program sertifikasi tersebut meskipun hanya sebatas dukungan dan bantuan tenaga saat diperlukan. Namun untuk prioritas yang khusus menangani segala sesuatu selama pelaksanaan program sertifikasi itu telah diatur sedemikian rupa dan ditugaskan kepada staf bagian kepegawaian dengan dibantu staf dari bagian urusan umum. Pembagian kerja pada UPTD berjalan baik sehingga mereka mampu menyelesaikan tanggungjawabnya sesuai yang dijadwalkan. Selain keterlibatan dan keikutsertaan semua pihak selama pelaksanaan program sertifikasi guru SD di Kecamatan Balong ini, tanggungjawab dan pelayanan yang baik juga ditunjukkan oleh para pihak staf UPTD. Antara lain staf UPTD selalu menggunakan acuan pada buku pedoman yang diberikan dari pihak Dinas Pendidikan Kabupaten. Jadi semuanya prosedur yang

12 dijalankan oleh staf UPTD selalu sesuai standard operating procedures (SOP) yang terdapat di dlam buku pedoman. Sehingga bila terdapat beberapa permasalahan yang muncul selama pelaksanaan program sertifikasi maka para pelaksana juga mengacu pada buku pedoman atau konsultasi dengan lembaga terkait. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Implementasi kebijakan sertifikasi guru SD pola portofolio di UPTD Pendidikan Kecamatan Balong, Ponorogo secara umum berjalan baik. Dalam pelaksanaannya selama lima kali periode, para pelaksana mampu menyampaikan informasi dan menjaga konsistensi dengan baik. Ketidakjelasan informasi yang terjadi disebabkan kurangnya pengetahuan staf UPTD, namun dengan bekal kemampuan yang dimiliki mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut. Mereka mampu menjalankan wewenang secara efektif, meminimalisir dan menyelesaikan masalah yang muncul dengan sebaik-baiknya. Fasilitas yang diberikan termasuk kurang memadai ditandai dengan keterbatasan buku pedoman. Secara umum sikap pelaksana sangat baik mendukung kebijakan, senantiasa membantu dan mencari jalan keluar dari keluhan para peserta dengan tidak memberikan pungutuan upah. Semua pihak terlibat dalam pelaksanaannya meskipun ada prioritas sendiri untuk mengurusi pelaksanaan program tersebut sesuai hierarki dan tanggungjawab masing-masing dengan selalu berpedoman pada SOP buku pedoman oleh Departemen Pendidikan Nasional yaitu Buku tentang Pedoman Sertifikasi Guru. B. Saran Dari hasil pembahasan diatas maka peneliti dapat memberikan saran terkait implementasi sertifikasi guru SD pola portofolio di UPTD Pendidikan Kecamatan Balong sebagai berikut: 1. Perlu sosialisasi yang optimal dari pihak UPTD dalam pemberian informasi kepada guru untuk meminimalisir ketidakjelasan para guru terkait persyaratan sertifikasi. 2. Lebih mengoptimalkan pemanfaatan database untuk mengurangi persoalan kuota yang tumpang tindih. 3. Membudayakan keaktifan guru untuk selalu bertanya kepada pihak pelaksanan. 4. Pihak pelaksana hendaknya memberikan waktu yang lebih lama kepada peserta untuk melengkapi berkas portofolio. 5. Pemerintah agar lebih memperhatikan alokasi anggaran untuk pelaksanaan sertifikasi guru 6. Memberikan reward bagi para pelaksan atau menambah jumlah personilnya agar dalam memberikan informasi bisa lebih efisien sehingga beban kerja staf juga tidak berat.

13 DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Dasuki. dkk, Achmad Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru. Jakarta : Dirjen PMPTK Kemendiknas. Indiahono, Dwiyanto Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analisys. Yogyakarta : Gava Media. Islamy, Irfan M Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara. Jalal. dkk, Fasli Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi Guru. Jakarta : Dirjen PMPTK Kemendiknas. Jalal, Fasli Tanya Jawab Tentang Sertifikasi Guru. Jakarta: Dirjen PMPTK Nugroho, Ryant D Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan Evaluasi, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Miles, Matthew B. And A. Michael Huberman Analisis Data Kualitatif, terjemahan Tjejep Rohendi Rohadi, Jakarta, UI Press. Moleong, J Lexy, Prof. Dr Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa Standar Kompetensi & Sertifikasi Guru. Bandung : PT. Rosdakarya Remaja. Muslich, Masnur Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. (cetakan pertama) Jakarta : Bumi Aksara.. Subarsono, AG Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan Aplikasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Tachjan Implementasi Kebijakan Publik. Bandung : AIPI Bandung Wahab, Solichin Abdul Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Bumi aksara. Jakarta. Wibawa. Dkk, Samodra Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta : Raja Grafindo. Widodo, Joko Analisis Kebijakan Publik: Konsep Dan Aplikasi Proses Kebijakan Publik. Malang : Bayumedia.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.

Lebih terperinci

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI BOS TAHUN 2011 di SMP AL AZHAR 14, SMP 12 dan SMP 29 Kota SEMARANG

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI BOS TAHUN 2011 di SMP AL AZHAR 14, SMP 12 dan SMP 29 Kota SEMARANG STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI BOS TAHUN 2011 di SMP AL AZHAR 14, SMP 12 dan SMP 29 Kota SEMARANG Oleh: Ragil Septiana W, Aufarul Marom, Retna Hanani Jurusan Administrasi Publik Fakultas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Publik 2.1.1. Definsi Kebijakan Publik Sebelum membahas implementasi kebijakan, terlebih dahulu kita perlu mengetahui apa sebenarnya kebijakan itu. Menurut Harold Laswell

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang mempunyai kekuasaaan dan lembaga yang mengurus masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang yang mempunyai kekuasaaan dan lembaga yang mengurus masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintahan didalam suatu negara merupakan organisasi atau wadah orang yang mempunyai kekuasaaan dan lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Implementasi Kebijakan Publik. a. Konsep Implementasi:

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Implementasi Kebijakan Publik. a. Konsep Implementasi: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Implementasi Kebijakan Publik a. Konsep Implementasi: Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak

Lebih terperinci

Implementasi Penetapan Peserta Sertifikasi Guru SMP Swasta di Kota Semarang (Studi di SMP Teuku Umar dan SMP Muhammadiyah 3)

Implementasi Penetapan Peserta Sertifikasi Guru SMP Swasta di Kota Semarang (Studi di SMP Teuku Umar dan SMP Muhammadiyah 3) Implementasi Penetapan Peserta Sertifikasi Guru SMP Swasta di Kota Semarang (Studi di SMP Teuku Umar dan SMP Muhammadiyah 3) Oleh: Lelyana Dwi Jayani, Ida Hayu, Slamet Santoso Jurusan Administrasi Publik

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN (STUDI PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI CIPARAY KABUPATEN BANDUNG)

IMPLEMENTASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN (STUDI PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI CIPARAY KABUPATEN BANDUNG) IMPLEMENTASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN (STUDI PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI CIPARAY KABUPATEN BANDUNG) THE IMPLEMENTATION OF TEACHER CERTIFICATION PROGRAM (STUDIES IN MADRASAH ALIYAH NEGERI

Lebih terperinci

JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN Vol. 4, No. 1 (2015)

JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN Vol. 4, No. 1 (2015) KESIAPAN PEMERINTAH DESA LANDUNGSARI MENGHADAPI IMPLEMENTASI ALOKASI DANA DESA SESUAI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 Akasius Akang Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Tribhuwana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai. 1. Implementasi Program PWK Bidang Ekonomi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai. 1. Implementasi Program PWK Bidang Ekonomi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini membahas dua kelompok pengamatan, pertama terhadap proses pelaksanaan (implementasi) program, dan kedua terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI PERUBAHAN ATAS PERDA TENTANG ALOKASI DANA DESA

ANALISIS IMPLEMENTASI PERUBAHAN ATAS PERDA TENTANG ALOKASI DANA DESA 282 Jurnal Administrasi Pembangunan, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013, hlm. 219-323 ANALISIS IMPLEMENTASI PERUBAHAN ATAS PERDA TENTANG ALOKASI DANA DESA Farida Yeni dan Kirmizi FISIP Universitas Riau, Kampus

Lebih terperinci

Implementasi Kebijakan Remidial Teaching pada Mata Pelajaran IPA Tahun Pelajaran di SMP Negeri 3 Gresik

Implementasi Kebijakan Remidial Teaching pada Mata Pelajaran IPA Tahun Pelajaran di SMP Negeri 3 Gresik Implementasi Kebijakan Remidial Teaching pada Mata Pelajaran IPA Tahun Pelajaran 2012-2013 di SMP Negeri 3 Gresik Sholikin Guru SMP Negeri 3 Gresik E-mail: sholikin89@yahoo.co.id Abstract: This study used

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Guru Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek sosial dari program pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek sosial dari program pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek sosial dari program pembangunan nasional yang harus diperhatikan dan menjadi sesuatu yang sangat penting karena berhubungan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Muh. Rifai Sahempa irahmidar@yahoo.com (Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA DI KABUPATEN SUMENEP

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA DI KABUPATEN SUMENEP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA DI KABUPATEN SUMENEP Rillia Aisyah Haris Program Studi Administrasi Publik, FISIP Universitas Wiraraja Sumenep Email: rilliaharis@gmail.com

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN (Studi Kasus Di Kota Tanjungpinang) NASKAH PUBLIKASI

IMPLEMENTASI PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN (Studi Kasus Di Kota Tanjungpinang) NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN (Studi Kasus Di Kota Tanjungpinang) NASKAH PUBLIKASI Oleh : ANDRI FAHMI NIM : 090565201004 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SERTIFIKASI GURU DI KABUPATEN BOYOLALI,

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SERTIFIKASI GURU DI KABUPATEN BOYOLALI, IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SERTIFIKASI GURU DI KABUPATEN BOYOLALI, Mulyono Aris Tri Haryanto Abstract The purpose of this study is to examine and learn Teacher Certification Policy Implementation. In this

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA ROMBO KECAMATAN KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA ARIANI. Sundi Komba H. Darpin.

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA ROMBO KECAMATAN KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA ARIANI. Sundi Komba H. Darpin. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA ROMBO KECAMATAN KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA ARIANI Sundi Komba H. Darpin Ariani@gmail.com JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SERTIFIKASI GURU SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SERTIFIKASI GURU SEKOLAH DASAR Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru (Winarsih, Y. Warella, Hartuti P) DIALOGUE JURNAL ILMU ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SERTIFIKASI GURU SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di Kabupaten

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM DIKLAT DASAR PENDIDIK PAUD DI DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

IMPLEMENTASI PROGRAM DIKLAT DASAR PENDIDIK PAUD DI DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016 Implementasi Program Diklat... (Lailatis Sa adah) 351 IMPLEMENTASI PROGRAM DIKLAT DASAR PENDIDIK PAUD DI DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016 IMPLEMENTATION OF BASIC TRAINNING FOR PAUD EDUCATORS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (Lexy, 2002:9) mendefinisikan: Penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SURVEY KEBUTUHAN HIDUP LAYAK (KHL) DI KOTA BANDAR LAMPUNG. Susana Indriyati Caturiani dan Meiliyana

PELAKSANAAN SURVEY KEBUTUHAN HIDUP LAYAK (KHL) DI KOTA BANDAR LAMPUNG. Susana Indriyati Caturiani dan Meiliyana PELAKSANAAN SURVEY KEBUTUHAN HIDUP LAYAK (KHL) DI KOTA BANDAR LAMPUNG Susana Indriyati Caturiani dan Meiliyana Staf Pengajar Jurusan Administrasi Negara FISIP Universitas Lampung ABSTRACT Feasible Living

Lebih terperinci

Implementasi Program Sosialisasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Cirebon

Implementasi Program Sosialisasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Cirebon Implementasi Program Sosialisasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Cirebon Oleh Nurlia Septiani, Margaretha Suryaningsih, Aufarul Marom Jurusan

Lebih terperinci

MALINAU. Desi Natalena S 1

MALINAU. Desi Natalena S 1 ejournal Ilmu Pemerintahan, 2013, 1 (2): 496-506 ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2013 IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI NO. 38/ 2008 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. implementasi kebijakan pengelolaan air limbah domestik di Kota Yogyakarta,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. implementasi kebijakan pengelolaan air limbah domestik di Kota Yogyakarta, BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai implementasi kebijakan pengelolaan air limbah domestik di Kota Yogyakarta, maka dapat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERDA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

IMPLEMENTASI PERDA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET 43 IMPLEMENTASI PERDA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET Ja afar Arief dan Isril FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Implementation

Lebih terperinci

PENCAPAIAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK GURU SEKOLAH DASAR NEGERI NGRUKEMAN KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL

PENCAPAIAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK GURU SEKOLAH DASAR NEGERI NGRUKEMAN KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL Pencapaian Standar Kualifikasi... (Septantya Budi Saputra) 53 PENCAPAIAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK GURU SEKOLAH DASAR NEGERI NGRUKEMAN KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL TEACHER QUALICATION STANDARD

Lebih terperinci

PROGO. Oleh AN PENDIDIKAN

PROGO. Oleh AN PENDIDIKAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PADA JENJANG SMA NEGERI DI KABUPATEN KULON PROGO ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DOSEN DI LINGKUNGAN SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK AMAL ILMIAH YAPIS WAMENA KABUPATEN JAYAWIJAYA

PENGEMBANGAN DOSEN DI LINGKUNGAN SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK AMAL ILMIAH YAPIS WAMENA KABUPATEN JAYAWIJAYA 93 PENGEMBANGAN DOSEN DI LINGKUNGAN SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK AMAL ILMIAH YAPIS WAMENA KABUPATEN JAYAWIJAYA Oleh : Nur Aini *) ABSTRACT Implementation of development policies carried

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Kebijakan Kebijakan menurut para ahli seperti yang telah dikemukaan oleh Dye dalam (Leo Agustino, 2008:7) mengemukakan bahwa, kebijakan publik adalah apa yang dipilih

Lebih terperinci

MANAJEMEN SERTIFIKASI JALUR PORTOFOLIO BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI KOTA SEMARANG. Indarti

MANAJEMEN SERTIFIKASI JALUR PORTOFOLIO BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI KOTA SEMARANG. Indarti MANAJEMEN SERTIFIKASI JALUR PORTOFOLIO BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI KOTA SEMARANG Pendidik di YPI Nasima Semarang Jln. Puspanjolo Selatan No 53 Semarang 50141 indartisuhadisiwi@yahoo.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Implementasi Kebijakan Penyaluran Hibah Dan Bantuan Sosial Di Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Bontang

Implementasi Kebijakan Penyaluran Hibah Dan Bantuan Sosial Di Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Bontang Natalia Trisnawati, Implementasi Kebijakan Penyaluran Hibah dan Bantuan Sosial di Badan Kesatuan Bangsa. Implementasi Kebijakan Penyaluran Hibah Dan Bantuan Sosial Di Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik

Lebih terperinci

Implementasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tugu Kota Semarang

Implementasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tugu Kota Semarang Implementasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tugu Kota Semarang Oleh : Sefryan Ardi Saputra, Margaretha Suryaningsih, Dewi Rostyaningsih*) Jurusan Administrasi

Lebih terperinci

Oleh : Rista Dewi Putriana, Hartuti Purnaweni

Oleh : Rista Dewi Putriana, Hartuti Purnaweni IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL DI KECAMATAN TEMBALANG Oleh : Rista Dewi Putriana, Hartuti Purnaweni Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN BERBASIS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK (LKSA) OLEH DINAS SOSIAL, PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SEMARANG

IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN BERBASIS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK (LKSA) OLEH DINAS SOSIAL, PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SEMARANG IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN BERBASIS LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK (LKSA) OLEH DINAS SOSIAL, PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SEMARANG Oleh : Retno Wijayanti; Aloysius Rengga ; R Slamet Santoso JURUSAN

Lebih terperinci

Performa Kekuasaan dalam Revitalisasi Pasar Tradisional (Studi Deskriptif di Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto)

Performa Kekuasaan dalam Revitalisasi Pasar Tradisional (Studi Deskriptif di Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto) Performa Kekuasaan dalam Revitalisasi Pasar Tradisional (Studi Deskriptif di Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto) Muhammad Budi Santosa Abstrak Penelitian ini mengkaji tentang perumusan kebijakan revitalisasi

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017 IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara

Lebih terperinci

PERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI. Oleh Oka Deva Yunianto NIM

PERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI. Oleh Oka Deva Yunianto NIM PERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI Oleh Oka Deva Yunianto NIM 07110241029 PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN JURUSAN FILSAFAT DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERATURAN DISIPLIN PNS

IMPLEMENTASI PERATURAN DISIPLIN PNS 110 Jurnal Administrasi Pembangunan, Volume 2, Nomor 1, November 2013, hlm. 1-114 IMPLEMENTASI PERATURAN DISIPLIN PNS Mhd. Rafi dan Khairul Anwar FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Supervisi Kepala Sekolah 2.1.1 Pengertian Supervisi Kepala Sekolah Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

IMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK IMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK Veronika Erlin Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas

Lebih terperinci

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR I. Pendahuluan Banyaknya kebijakan yang tidak sinkron, tumpang tindih serta overlapping masih jadi permasalahan negara ini yang entah sampai kapan bisa diatasi. Dan ketika

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA GURU BIDANG EKONOMI YANG BERSERTIFIKASI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MANDIRI PONTIANAK

ANALISIS KINERJA GURU BIDANG EKONOMI YANG BERSERTIFIKASI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MANDIRI PONTIANAK ANALISIS KINERJA GURU BIDANG EKONOMI YANG BERSERTIFIKASI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MANDIRI PONTIANAK Ilham Fatchurosi, Sulistyarini dan Achmadi Pendidikan Ekonomi Koperasi, FKIP Universitas Tanjungpura,

Lebih terperinci

Persepsi Guru Dan Siswa Tentang Profil Mahasiswa PPL (Praktik Pengalaman Lapangan)

Persepsi Guru Dan Siswa Tentang Profil Mahasiswa PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) Persepsi Guru Dan Siswa Tentang Profil Mahasiswa PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) Dwi Widiyastutik (09120051) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Dalam perspektif kebijakan nasional,

Lebih terperinci

STUDI TEORI KEBIJAKAN TERHADAP IMPLEMENTASI BELANJA LANGSUNG PENDIDIKAN (Studi Dilingkungan Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin) H. Gt.

STUDI TEORI KEBIJAKAN TERHADAP IMPLEMENTASI BELANJA LANGSUNG PENDIDIKAN (Studi Dilingkungan Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin) H. Gt. Al Ulum Vol.53 No.3 Juli 2012 halaman 1-5 1 STUDI TEORI KEBIJAKAN TERHADAP IMPLEMENTASI BELANJA LANGSUNG PENDIDIKAN (Studi Dilingkungan Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin) H. Gt. Irhamni* ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian pada Bab I sampai dengan Bab VI, disusun

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian pada Bab I sampai dengan Bab VI, disusun BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan uraian pada Bab I sampai dengan Bab VI, disusun simpulan dan rekomendasi berikut ini: 7.1. Simpulan Kebijakan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

Lebih terperinci

DESKRIPSI KONDISI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK

DESKRIPSI KONDISI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK DESKRIPSI KONDISI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK Hafidah Ainur Rahmi, Achmad Fatchan, Budijanto S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang

Lebih terperinci

Otniel Handityasa P 1), Hartuti Purnaweni 1,2) Universitas Diponegoro

Otniel Handityasa P 1), Hartuti Purnaweni 1,2) Universitas Diponegoro Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Peraturan Izin Usaha Toko Modern Minimarket Waralaba/Cabang di Kecamatan Depok terkait Perda Kab.Sleman No.18 tahun 2012 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan

Lebih terperinci

Pengembangan Kebijakan dan Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Pengembangan Kebijakan dan Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik ABSTRAK Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa negara wajib melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar hak warga negara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan peneliti pada bab sebelumnya mengenai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan peneliti pada bab sebelumnya mengenai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan peneliti pada bab sebelumnya mengenai Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Pendapatan Daerah (Simpatda) dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR OLEH PENGAWAS DI GUGUS I BALECATUR KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

PELAKSANAAN PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR OLEH PENGAWAS DI GUGUS I BALECATUR KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL PELAKSANAAN PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR OLEH PENGAWAS DI GUGUS I BALECATUR KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

Rinmawan (Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako)

Rinmawan (Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako) IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PADA SEKSI PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH Rinmawan (Mahasiswa Program Studi Magister

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TUNJANGAN KHUSUS GURU DAERAH TERPENCIL DI DESA BATURUBE KECAMATAN BUNGKU UTARA KABUPATEN MOROWALI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TUNJANGAN KHUSUS GURU DAERAH TERPENCIL DI DESA BATURUBE KECAMATAN BUNGKU UTARA KABUPATEN MOROWALI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TUNJANGAN KHUSUS GURU DAERAH TERPENCIL DI DESA BATURUBE KECAMATAN BUNGKU UTARA KABUPATEN MOROWALI Hetrisia Fatri Taruangi (Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan. Sejak dikeluarkannya UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan. Sejak dikeluarkannya UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sertifikasi guru adalah salah satu kebijakan nasional dalam bidang pendidikan. Sejak dikeluarkannya UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, sertifikasi sudah dilakukan

Lebih terperinci

PERAN BIROKRASI PEMERINTAH DALAM PROSES PENGAJUAN PERCERAIAN GURU Studi Kasus Perceraian Guru Sekolah Dasar Di Kabupaten Lima PuluhKota

PERAN BIROKRASI PEMERINTAH DALAM PROSES PENGAJUAN PERCERAIAN GURU Studi Kasus Perceraian Guru Sekolah Dasar Di Kabupaten Lima PuluhKota PERAN BIROKRASI PEMERINTAH DALAM PROSES PENGAJUAN PERCERAIAN GURU Studi Kasus Perceraian Guru Sekolah Dasar Di Kabupaten Lima PuluhKota SKRIPSI Oleh REZKY AGUS RYANTO BP.1210813005 Dosen Pembimbing Dr.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum berjalan secara optimal, karena pemenuhan hak-hak anak seperti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum berjalan secara optimal, karena pemenuhan hak-hak anak seperti BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Implementasi kebijakan perlindungan anak jalanan di Kota Yogyakarta belum berjalan secara optimal, karena pemenuhan hak-hak anak seperti yang diamatkan dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.1.1. Proses komunikasi kebijakan Proses komunikasi dan sosialiasi kebijakan telah mengantar Dinas Pendidikan Provinsi dapat mengimplementasikan kebijakan tentang

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF KINERJA GURU BIOLOGI YANG BELUM SERTIFIKASI DENGAN GURU BIOLOGI YANG SUDAH SERTIFIKASI PADA SMA NEGERI RAYON 01 KABUPATEN PIDIE

STUDI KOMPARATIF KINERJA GURU BIOLOGI YANG BELUM SERTIFIKASI DENGAN GURU BIOLOGI YANG SUDAH SERTIFIKASI PADA SMA NEGERI RAYON 01 KABUPATEN PIDIE Jurnal Biologi Edukasi Edisi 11, Volume 5 Nomor 2, Desember 213, hal 6-65 STUDI KOMPARATIF KINERJA GURU BIOLOGI YANG BELUM SERTIFIKASI DENGAN GURU BIOLOGI YANG SUDAH SERTIFIKASI PADA SMA NEGERI RAYON 1

Lebih terperinci

KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL

KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL PUTRA SURIANTO 10070136 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SIKAP SOSIAL DAN KINERJA GURU YANG GAGAL MENEMPUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROFESI GURU (Study Kasus di Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga)

SIKAP SOSIAL DAN KINERJA GURU YANG GAGAL MENEMPUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROFESI GURU (Study Kasus di Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga) Profesi Guru (Study Kasus di Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga). Mei, 2013. SIKAP SOSIAL DAN KINERJA GURU YANG GAGAL MENEMPUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROFESI GURU (Study Kasus di Kecamatan Kaligondang

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIFITAS PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP)

ANALISIS EFEKTIFITAS PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) Masruri M.IP Dosen FISIPOL Universitas Kaltara Email: masrurichan@yahoo.com Imam Muazansyah M.IP Dosen FISIPOL Universitas Kaltara Email: alyac4rpet@live.com https://doi.org/10.18196/jgpp.4281 ANALISIS

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 145 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dari penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka peneliti menyimpulkan bahwa penanganan rehabilitasi untuk gelandangan yang dilakukan

Lebih terperinci

ISU GENDER DAN SERTIFIKASI GURU VERSUS PRESTASI BELAJAR SISWA

ISU GENDER DAN SERTIFIKASI GURU VERSUS PRESTASI BELAJAR SISWA ISU GENDER DAN SERTIFIKASI GURU VERSUS PRESTASI BELAJAR SISWA Sri Sukarti (srisukarti@ut.ac.id) UPBJJ-UT Purwokerto ABSTRACT This study aimed to identify achievement differences among elementary student

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MANADO JANWAR BINGKU PATAR RUMAPEA MARTHA OGOTAN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MANADO JANWAR BINGKU PATAR RUMAPEA MARTHA OGOTAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MANADO JANWAR BINGKU PATAR RUMAPEA MARTHA OGOTAN Abstract tax has a role in the execution of development because

Lebih terperinci

JURNAL INFORMASI DAN KOMUNIKASI ADMINISTRASI PERKANTORAN Vol.1, No.1, Mei 2017

JURNAL INFORMASI DAN KOMUNIKASI ADMINISTRASI PERKANTORAN Vol.1, No.1, Mei 2017 75 ANALISIS KOMPETENSI GURU BERBASIS UJI KOMPETENSI GURU (UKG) PADA GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BIDANG KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015 / 2016 Farida Retno Wardhani

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 Eli Puteri Wati 1 Ranti Nazmi 2 Meldawati 3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki abad-21, tugas guru tidak akan semakin ringan. Tantangan yang dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi yang sangat

Lebih terperinci

KEDISIPLINAN GURU DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK WAHYU MAKASSAR. Andi Riswayanti Putri Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

KEDISIPLINAN GURU DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK WAHYU MAKASSAR. Andi Riswayanti Putri Pendidikan Sosiologi FIS-UNM KEDISIPLINAN GURU DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK WAHYU MAKASSAR Andi Riswayanti Putri Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuanuntukmengetahuigambarankedisiplinan

Lebih terperinci

KENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Noprita (akunoprita@gmail.com) 1 Muswardi Rosra 2 Shinta Mayasari 3

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PELAYANAN PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH Oleh : Davy Nuruzzaman ABSTRAKSI

PERMASALAHAN PELAYANAN PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH Oleh : Davy Nuruzzaman ABSTRAKSI PERMASALAHAN PELAYANAN PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH Oleh : Davy Nuruzzaman ABSTRAKSI Desentralisasi pemerintahan atau otonomi daerah adalah sebuah bentuk perintah dari pemerintah pusat kepada pemerintah

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TIGA PROGRAM POKOK USAHA KESEHATAN SEKOLAH/ MADRASAH (TRIAS UKS/M) DI SMP KECAMATAN SRANDAKAN, KABUPATEN BANTUL

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TIGA PROGRAM POKOK USAHA KESEHATAN SEKOLAH/ MADRASAH (TRIAS UKS/M) DI SMP KECAMATAN SRANDAKAN, KABUPATEN BANTUL ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TIGA PROGRAM POKOK USAHA KESEHATAN SEKOLAH/ MADRASAH (TRIAS UKS/M) DI SMP KECAMATAN SRANDAKAN, KABUPATEN BANTUL Mei Tika Isdarini, Antono Suryoputro, Septo Pawelas Arso

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN BADUNG

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN BADUNG EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN BADUNG A.A.Ayu Dewi Larantika Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fisip Universitas Warmadewa agungdewilarantika@gmail.com ABSTRACT This paper

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI SUBJEK PAJAK DAN KONTRIBUSI PAJAK ATAS PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DI KOTA BATU

ANALISIS POTENSI SUBJEK PAJAK DAN KONTRIBUSI PAJAK ATAS PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DI KOTA BATU ANALISIS POTENSI SUBJEK PAJAK DAN KONTRIBUSI PAJAK ATAS PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DI KOTA BATU (Studi Tentang Kontribusi Pajak Atas Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah Terhadap PAD Pada Dinas

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SOP PELAYANAN PUBLIK

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SOP PELAYANAN PUBLIK 183 EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SOP PELAYANAN PUBLIK Maulidya dan Nur Laila Meilani FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Effectiveness Implementation

Lebih terperinci

Oleh : Hesti Annisa, Hartuti Purnaweni, Dewi Rostyaningsih

Oleh : Hesti Annisa, Hartuti Purnaweni, Dewi Rostyaningsih Implementasi Kebijakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah di

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF ANAK TUNAGRAHITA DI SD NEGERI BANGUNREJO 2 KOTA YOGYAKARTA

PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF ANAK TUNAGRAHITA DI SD NEGERI BANGUNREJO 2 KOTA YOGYAKARTA Jurnal Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran (Teguh Priyono) 1 PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF ANAK TUNAGRAHITA DI SD NEGERI BANGUNREJO 2 KOTA YOGYAKARTA Activity Implementation

Lebih terperinci

manusia sehingga dapat mengoptimalkan implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dapat berjalan dengan maksimal.

manusia sehingga dapat mengoptimalkan implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dapat berjalan dengan maksimal. manusia sehingga dapat mengoptimalkan implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dapat berjalan dengan maksimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Medan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) komunikasi, (2) sumber daya,

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Medan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) komunikasi, (2) sumber daya, BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Implementasi kebijakan standar kompetensi guru SMA Negeri di kota Medan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) komunikasi, (2) sumber daya, (3) disposisi,

Lebih terperinci

Listiani dan Kusuma. Memperkenalkan Penerapan Strategi 1

Listiani dan Kusuma. Memperkenalkan Penerapan Strategi 1 MEMPERKENALKAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KEPADA GURU SEKOLAH DASAR MELALUI PELATIHAN SINGKAT Introducing the Implementation of Scientific Teaching Method to Elementary

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dan hasil pendidikan yang berkualitas. Itulah sebabnya seorang guru

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dan hasil pendidikan yang berkualitas. Itulah sebabnya seorang guru 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses belajar mengajar dan hasil pendidikan yang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA (STUDI TENTANG UPAYA PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 OLEH PEMERINTAH KOTA PEKANBARU)

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA (STUDI TENTANG UPAYA PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 OLEH PEMERINTAH KOTA PEKANBARU) KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA (STUDI TENTANG UPAYA PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 OLEH PEMERINTAH KOTA PEKANBARU) By : Rereantina Gempita Ayudya rereantina@gmail.com Supervisor : Dr. Khairul Anwar. M.Si

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

Diajukan oleh: ALFIAN CHANDRA PUSPITA A

Diajukan oleh: ALFIAN CHANDRA PUSPITA A IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH 1 KETELAN SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

Lebih terperinci

Aulia Eka Rahma Istanti 1

Aulia Eka Rahma Istanti 1 ejournal Ilmu Pemerintahan, 2016, 4(1): 319-330 ISSN 2477-2631, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. HAMBATAN-HAMBATAN GURU MATA PELAJARAN IPS DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 MANDAU KABUPATEN BENGKALIS KELURAHAN TALANG MANDI - DURI ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. 10070181

Lebih terperinci

Implementasi Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 tahun 2009 tentang Perizinan Mendirikan Bangunan di Kota Semarang

Implementasi Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 tahun 2009 tentang Perizinan Mendirikan Bangunan di Kota Semarang 1 Implementasi Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 tahun 2009 tentang Perizinan Mendirikan Bangunan di Kota Semarang Abraham Setyo Budhi, Sundarso, Aloysius Rengga Administrasi Publik, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI PUNUNG KABUPATEN PACITAN TESIS

PENGELOLAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI PUNUNG KABUPATEN PACITAN TESIS PENGELOLAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI PUNUNG KABUPATEN PACITAN TESIS Diajukan kepada Program Studi Manajemen Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN : Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : 2088-5792 E ISSN : 2580-6513 http://journal.upgris.ac.id/index.php/malihpeddas UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENDEKATAN PAIKEM MELALUI TEKNIK

Lebih terperinci

Petugas Back Office PIK, (7) Petugas Front Office PIK, (8) Petugas Via Media PIK, dan (9) Petugas Database Informasi PIK diisi oleh Subbagian Layanan

Petugas Back Office PIK, (7) Petugas Front Office PIK, (8) Petugas Via Media PIK, dan (9) Petugas Database Informasi PIK diisi oleh Subbagian Layanan BAB V PENUTUP Penelitian ini bermula dari hadirnya UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang menuntut segenap badan publik di Indonesia untuk membuka lebar-lebar pintu akses atas informasi

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 4 (4) (2015) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk STUDI KASUS PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI

Lebih terperinci

Suharyanto. UPT Dinas Pendidikan Kec.Tembarak Kab. Temanggung Kata kunci : Kompetensi, Guru TK, Bimbingan Berkelanjutan, RKH

Suharyanto. UPT Dinas Pendidikan Kec.Tembarak Kab. Temanggung Kata kunci : Kompetensi, Guru TK, Bimbingan Berkelanjutan, RKH Suharyanto-Peningkatan Kompetensi Guru TK 17 PENINGKATAN KOMPETENSI GURU TK DALAM MENYUSUN RENCANA KEGIATAN HARIAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN DI TK DHARMA WANITA KECAMATAN TEMBARAK TAHUN 2015 Suharyanto

Lebih terperinci

Pelaksanaan Pengembangan Diri Siswa Sekolah Dasar Di Wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

Pelaksanaan Pengembangan Diri Siswa Sekolah Dasar Di Wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Pelaksanaan Pengembangan Diri Siswa Sekolah Dasar Di Wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan untuk Memperoleh Gelar Magister

Lebih terperinci

PARTISIPASI GURU DALAM MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) GEOGRAFI SMA NEGERI DI KABUPATEN 50 KOTA SUMATERA BARAT

PARTISIPASI GURU DALAM MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) GEOGRAFI SMA NEGERI DI KABUPATEN 50 KOTA SUMATERA BARAT PARTISIPASI GURU DALAM MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) GEOGRAFI SMA NEGERI DI KABUPATEN 50 KOTA SUMATERA BARAT Fitrah Hariki Dosen Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Almuslim ABSTRAK

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA ABSTRACT

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA ABSTRACT IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA Oleh : Yustisia Prajna Paramita, Aufarul Marom, Dewi Rostyaningsih Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

PROYEKSI KEBUTUHAN GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN SAMPANG TAHUN

PROYEKSI KEBUTUHAN GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN SAMPANG TAHUN PROYEKSI KEBUTUHAN GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN SAMPANG TAHUN 2017-2021 Nur Fathiroh Lailina Burhanuddin lailinanurf@gmail.com Jurusan Administrasi Pendidikan

Lebih terperinci