SILABUS MUATAN LOKAL KELAUTAN TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SILABUS MUATAN LOKAL KELAUTAN TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA"

Transkripsi

1

2 SILABUS MUATAN LOKAL KELAUTAN TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

3 Silabus Muatan Lokal Kelautan Tingkat Sekolah Menengah Pertama/ Naniek Sri Sayekti, Deny Hidayati, Linda Christanti, Jakarta, COREMAP-LIPI, 2010 ISBN Silabus Muatan Lokal Kelautan Tingkat Sekolah Menengah Pertama Hak Cipta dilindungi Undang-undang Diterbitkan oleh COREMAP-LIPI Cetakan 1: 2010 ii

4 KATA PENGANTAR Dalam suatu pendidikan, proses pembelajaran menjadi kunci utama keberhasilan pendidikan tersebut. Pelaksanaan pembelajaran yang kreatif, inovatif, motivatif, dan menyenangkan akan menghasilkan sumber daya yang berkualitas. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan perencanaan yang matang serta kreativitas yang tinggi. Dalam hal ini, guru menjadi kunci utama keberhasilan suatu pembelajaran, oleh karena itu sebelum melaksanakan proses pembelajaran, seorang guru harus membuat rencana matang dan teliti dengan mengacu pada kreativitas, inovasi, dan membuat siswa termotivasi untuk selalu menggali segala sesuatu yang telah, sedang, dan akan dipelajarinya. Tugas pokok guru antara lain menyusun rencana program pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, melakukan evaluasi, melakukan remedial, dan pengembangan pembelajaran. Dari tugas pokok guru tersebut, menyusun rencana adalah hal utama yang harus dilakukan sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Penyusunan rencana tersebut diwujudkan, antara lain dengan menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus adalah rencana yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran selama satu semester atau satu tahun yang diuraikan dari Standard Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran, ditempuh melalui kegiatan pembelajaran dengan uraian indikator-indikator pencapaiannya, serta alat dan bahan yang digunakan pada jenjang waktu tertentu dan dievaluasi melalui cara-cara tertentu. Sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mengedepankan potensi suatu satuan pendidikan dan potensi daerah maka dalam pelaksanaan pendidikan hal-hal tersebut di atas harus menjadi salah satu pertimbangan dalam penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP. penyusunan perencanaannya diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan di setiap wilayah. Karena Indonesia merupakan daerah kepulauan dan memiliki wilayah laut yang lebih besar dari wilayah daratannya maka Muatan Lokal Kelautan menjadi sangat penting di seluruh wilayahnya. Guru sebagai ujung tombak dari pelaksanaan dan keberhasilan suatu pendidikan harus tanggap dengan hal ini. Oleh karena itu, penyusunan silabus dan RPP mata pelajaran Mulok Kelautan perlu segera dilakukan untuk menghadapi kemungkinan pemanfaatan secara optimal dari sumber daya alam yang kita miliki. Dalam penyusunan silabus dan RPP, seorang guru harus mampu menyusun perencanaan pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan motivatif, serta menyenangkan sehingga akan menghasilkan kualitas yang prima. LIPI sebagai lembaga yang selama ini sangat peduli dengan keadaan sumber daya kelautan Indonesia telah menyusun materi ajar kelautan dan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Nasional dalam hal ini Pusat Kurikulum dengan mengembangkan Model Silabus Mulok Kelautan untuk memudahkan pada guru di wilayah-wilayah pesisir khususnya dan Indonesia pada umumnya sehingga lebih mudah mengembangkannya sesuai dengan keunikan, kekhasan, dan keunggulan wilayahnya. Silabus yang telah kita susun akan menjadi acuan, tetapi masih harus dikembangkan oleh setiap guru di setiap wilayah disesuaikan dengan kondisi, situasi, dan kemauan pengembangan daerah tersebut. Jadi seyogyanya setiap wilayah atau bahkan setiap satuan pendidikan harus menyusun sendiri silabus maupun RPP-nya, boleh dengan acuan yang telah disusun oleh bidang Edukasi Coremap LIPI. Jakarta, November 2010 PENULIS Untuk memenuhi hal tersebut maka ada mata pelajaran Muatan Lokal yang mengakses potensi dan kondisi suatu daerah dimana setiap daerah akan memiliki kekhasan masing-masing. Karena kekhasan tersebut maka iii

5 DAFTAR ISI Kata Pengantar ii Daftar Isi iii SMP Kelas 7 Silabus Semeser 1 2 Silabus Semeser 2 7 CONTOH RPP SMP KELAS 7 13 SMP Kelas 8 Silabus Semeser 1 24 Silabus Semeser 2 31 CONTOH RPP SMP KELAS 8 38 SMP Kelas 9 iv Silabus Semeser 1 48 Silabus Semeser 2 51 CONTOH RPP SMP KELAS 9 55

6

7 SMP Kelas 7

8 SILABUS Nama sekolah Mata Pelajaran Kelas/Program Semester : SMP... : Mulok Kelautan : VII : 1 Standar Kompetensi : 1. Mampu memahami pesisir, pantai dan laut Kompetensi Dasar 1.1 Mampu mendeskripsikan jenis-jenis pantai (pantai berpasir, pantai berbatu dan pantai berlumpur) Materi Pembelajaran Definisi pesisir, pantai dan laut Kegiatan Pembelajaran Tugas kelompok mengamati jenis-jenis pantai di wilayahnya masing-masing atau gambar. Diskusi dan presentasi hasil pengamatan kelompok. Mendefinisikan pesisir, pantai dan laut Mendeskripsikan pesisir, pantai dan laut Penilaian Laporan kerja kelompok/ Presentasi/ Test tulis Alokasi Waktu (menit) 4 X 40 Buku Geografi Internet/ Gambar Melakukan pengamatan lapangan atau gambar jenisjenis pantai Menyebutkan jenisjenis pantai Menyusun kesimpulan konsep jenis pantai berpasir, berbatu dan berlumpur Mendeskripsikan jenis pantai berpasir Diskusi menggunakan gambar hewan-hewan khas di pantai berpasir, berbatu dan berlumpur Lingkungan Buku Pesisir dan Laut Kita kelas 7 Menyusun kesimpulan tentang konsep pesisir, pantai dan laut Jenis-jenis Pantai Sumber/ Bahan/Alat Mendeskripsikan jenis pantai berbatu Laporan / presentasi 4 X 40 Lingkungan, gambar, internet dan buku serial Pesisir dan Laut Kita

9 Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Mendeskripsikan jenis pantai berlumpur Alokasi Waktu (menit) Sumber/ Bahan/Alat 2 X 40 Mendeskripsikan hewan khas di pantai berpasir, berbatu dan berlumpur 1.2. Mampu mendeskripsikan komponen air laut Komponen kimia air laut : Kadar garam Praktikum desalinasi sederhana untuk menentukan kandungan air laut (dengan pemanasan air laut atau menggunakan alat watercone) dengan menggunakan berbagai jenis air laut dari lokasi yang berbeda (misalnya di laut terbuka, laut teduh dan laut dangkal, laut dalam). Menyusun laporan praktikum/presentasi hasil praktikum Melakukan praktikum uji kandungan air laut/desalinasi sederhana Unjuk kerja/ Presentasi/ Laporan praktikum 4 X 40 Menghitung besarnya kandungan air laut Menganalisa kandungan air laut Membedakan kandungan air laut dengan air tawar 4 X 40 Membandingkan kandungan air laut dari berbagai tempat/ lokasi yang berbeda Menyimpulkan kandungan air laut dan hal-hal yang mempengaruhinya Air laut dari berbagai lokasi Kaleng bekas/ panci Alat pemanas/ kompor Timbangan/ sendok Gelas ukur/ watercone (bila mungkin) 2 X 40 Laporan hasil pengamatan Lingkungan laut Buku serial Pesisir dan Laut Kita

10 Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Biota 1.3 Menjelaskan fungsi dan manfaat air laut Fungsi dan manfaat air laut Kegiatan Pembelajaran Tugas kelompok mengamati jenis biota yang berada di lokasi yang air lautnya diambil untuk praktikum. Mengidentifikasi jenis biota pada masing-masing lokasi pengambilan bahan praktikum. Diskusi hasil pengamatan dan penyusunan laporan Menghubungkan antara kandungan air laut dengan jenis biotanya. Diskusi hubungan kandungan air laut dengan jenis biota yang ada di dalamnya. Diskusi tentang manfaat air laut, misalnya sebagai pendingin, sumber air tawar, tempat budidaya, dan lainlain. Menjelaskan fungsi ekologis air laut Penilaian Alokasi Waktu (menit) Sumber/ Bahan/Alat 2 X 40 Test tertulis 2 X 40 Internet, buku serial Pesisir dan Laut Kita, sumber lain yang relevan Test lisan atau test tertulis /kuis 2 X 40 Peta pembagian wilayah laut Indonesia/ Nusantara Menjelaskan hubungan antara kandungan air laut dengan jenis biotanya. Menjelaskan manfaat air laut bagi kehidupan Menjelaskan pembagian laut berdasarkan topografi dan wilayah laut Indonesia Pembagian Lingkungan Laut Topografi dasar laut Diskusi kelompok/kelas menggunakan peta dan gambar pembagian wilayah laut Indonesia berdasarkan zona dan penetrasi cahaya serta kedalamannya. Menjelaskan topografi wilayah laut Indonesia Membaca peta pembagian wilayah laut Indonesia

11 Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Zona-zona wilayah laut Pembagian wilayah laut berdasarkan cahaya Pembagian wilayah laut berdasarkan kedalamannya. Kegiatan Pembelajaran Mampu menentukan batas-batas zona laut. Menjelaskan pembagian zonazona wilayah laut Indonesia (zona ekonomi eksklusif, zona laut teritorial, laut Indonesia, dan lain-lain). Penilaian Alokasi Waktu (menit) Sumber/ Bahan/Alat 2 X 40 Peta pembagian wilayah laut Indonesia/ Nusantara Menjelaskan pembagian daerah laut berdasarkan penetrasi cahaya dan kedalaman (eufotik dan afotik, daerah pelagik, oseanik dan batipelagik).

12 Standard Kompetensi : 2. Memahami Ekosistem Mangrove, Padang Lamun dan Terumbu Karang Kompetensi Dasar 2.1. Menjelaskan tentang komponen biotik dan abiotik ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang Materi Pembelajaran Komponen biotik dan abiotik ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang Kegiatan Pembelajaran Penilaian Diskusi kelompok menggunakan gambar-gambar di buku, hasil pengamatan atau yang telah disiapkan oleh guru tentang komponen biotik dan abiotik ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang. Mengidentifikasi komponen biotik dan abotik : ekosistem mangrove ekosistem lamun ekosistem terumbu karang Laporan hasil diskusi/unjuk kerja/lks Presentasi hasil diskusi kelompok. Boleh menggunakan Lembar Kerja Siswa/LKS yang telah disiapkan oleh guru. Mendeskripsikan komponen biotik dan abiotik : ekosistem mangrove ekosistem lamun ekosistem terumbu karang Alokasi Waktu (menit) 2 X 40 Sumber/ Bahan/Alat Lingkungan, Gambar, LKS, Buku Serial Pesisir dan Laut Kita. 4 X 40..., tanggal/bulan/tahun Mengetahui Kepala Sekolah Nama : NIP. Guru Mata Pelajaran Mulok Nama : NIP.

13 SILABUS Nama sekolah Mata Pelajaran Kelas/Program Semester : SMP... : Mulok Kelautan : VII : 2 Standar Kompetensi : 2. Memahami Ekosistem Mangrove, Lamun dan Terumbu Karang Kompetensi Dasar 2.2. Menjelaskan hubungan/ interaksi antar komponen penyusun ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang Materi Pembelajaran Interaksi antara komponen penyusun ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang Kegiatan Pembelajaran Penilaian Bermain peran yang menggambarkan interaksi/ hubungan antar komponen penyusun ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang (boleh dipilih salah satu ekosistem saja) yang diperankan, terutama ekosistem yang terbanyak yang bisa siswa temui/lihat di lingkungan/wilayah tempat tinggalnya. Menjelaskan hubungan antar komponen ekosistem Unjuk kerja, aktivitas siswa dalam diskusi. Diskusi hasil permainan peran dan dihubungkan dengan keadaan nyata di alam, merupakan kesimpulan dari interaksi komponen ekosistem. Bila yang diperankan ekosistem mangrove maka dikembangkan dengan jenis ekosistem yang lain. Alokasi Waktu (menit) 4 X 40 Memerankan diri sesuai dengan perannya dalam ekosistem Menggambarkan interaksi antar komponen ekosistem Menjelaskan interaksi antar komponen ekosistem Sumber/ Bahan/Alat Kertas karton, spidol, tali raffia, gambargambar biota di ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang, Buku Serial Pesisir dan Laut Kita. 2 X 40.

14 Kompetensi Dasar 2.3. Mendeskripsikan ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang Materi Pembelajaran Ciri-ciri ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang. Kegiatan Pembelajaran Diskusi menggunakan LKS yang telah disiapkan oleh guru tentang ciri-ciri ekosistem mangrove, padang lamun dan terumbu karang (per kelompok atau individu) Mengidentifikasi ciri-ciri: ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang Presentasi Membandingkan ciri-ciri: ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang Penilaian LKS Alokasi Waktu (menit) 2 X 40 Mendeskripsikan ciri-ciri: ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang 4X 40 Sumber/ Bahan/Alat LKS, Gambar, Buku Serial Pesisir dan Laut Kita. Lingkungan laut.

15 Standar Kompetensi : 3. Memahami Potensi, Pemanfaatan, Perusakan dan Upaya Mengurangi Perusakan Sumber Daya Pesisir dan Laut Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran 3.1 Menjelaskan potensi dan pemanfaatan ekonomi sumber daya pesisir dan laut Potensi dan Pemanfaatan ekonomi sumber daya pesisir dan laut Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu (menit) Sumber/ Bahan/Alat LKS/Laporan Tugas kelompok mengamati kegiatan ekonomi di pasar atau pelelangan ikan dan mengumpulkan data dari pedagang atau nelayan Mengamati kegiatan ekonomi di lingkungan sekitarnya Menyusun laporan hasil tugas kelompok. Mengidentifikasi kegiatan ekonomi di wilayah pesisir daerah masing-masing 4 X 40 Menganalisis potensi sumber daya hayati dan non hayati di wilayahnya Mengidentifikasi jenisjenis ikan di wilayahnya masing-masing Alat tulis, tape recorder / alat perekam / kamera / daftar pertanyaan. Laut / pesisir, pasar / tempat pelelangan ikan. Perkampungan nelayan. 2 X 40 Menceritakan potensi perikanan di wilayahnya masing-masing Membuat skema pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut.

16 Kompetensi Dasar 3.2. Menjelaskan kegiatan manusia yang merusak dan faktorfaktor yang berpengaruh terhadap kerusakan ekosistem pesisir dan laut Materi Pembelajaran Perusakan sumber daya pesisir dan laut : Penebangan hutan mangrove secara berlebihan Perikanan yang merusak Penambangan batu karang dan pasir Pariwisata yang merusak Pencemaran Pengendapan dan sedimentasi Abrasi Kegiatan Pembelajaran Penilaian Tugas Kelompok : Penelitian sederhana dengan melakukan wawancara dengan lembaga/instansi yang berwenang, misalnya: DKP, Penyuluh Lapangan, Taman Laut, Aparat Desa, Nelayan atau LSM mengenai perusakan yang terjadi Mengidentifikasi kegiatan manusia yang merusak ekosistem pesisir dan laut Laporan hasil penelitian sederhana atau kliping (hasil produk) Atau Menjelaskan kegiatan perikanan yang merusak Melakukan pengamatan tentang dampak perusakan terhadap kegiatan ekonomi masyarakat dan lingkungan Memberikan contoh kegiatan pariwisata yang merusak 4 X 40 Membuat kliping tentang dampak perusakan terhadap kegiatan ekonomi masyarakat dan lingkungan Menyusun laporan hasil pengamatan Menjelaskan pencemaran yang terjadi di wilayah pesisir dan sekitarnya Menjelaskan penyebab dan akibat sedimentasi terhadap penduduk dan lingkungan di pesisir dan laut Sumber/ Bahan/Alat Alat tulis, tape recorder / alat perekam / kamera / daftar pertanyaan. Laut / pesisir, pasar / tempat pelelangan ikan. Test tertulis 2 X 40 Menjelaskan akibat pencemaran bagi ekosistem Atau 10 Menjelaskan akibat penebangan hutan mangrove secara berlebihan Alokasi Waktu (menit) 2 X 40 Perkampungan nelayan.

17 Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu (menit) Sumber/ Bahan/Alat Menjelaskan penyebab dan akibat abrasi terhadap penduduk dan lingkungan di pesisir dan laut 3.3. Mendeskripsikan kegiatan masyarakat untuk mengurangi kerusakan ekosistem pesisir dan laut Peran masyarakat dalam mengurangi kerusakan sumber daya pesisir dan laut. Kearifan lokal Penggunaan bahan dan alat tangkap yang ramah lingkungan Pengelolaan pesisir dan sumber daya laut Pariwisata yang ramah lingkungan Tugas mandiri untuk observasi kegiatan masyarakat di pesisir yang menjaga atau mengurangi kerusakan sumber daya pesisir dan laut dengan melakukan pengamatan, wawancara dengan pemuka masyarakat, pejabat instansi terkait dan masyarakat di daerah pesisir tentang usaha-usaha perusakan sumber daya lingkungan Diskusi hasil pengamatan Presentasi hasil diskusi Menyusun laporan Menjelaskan peran masyarakat dalam menurangi kerusakan sumber daya pesisir dan laut Memberikan contoh upaya masyarakat mengurangi kerusakan pada suatu daerah tertentu Menjelaskan alat-alat tangkap yang ramah lingkungan Menjelaskan kegiatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan laut Menjelaskan tentang DPL Laporan / presentasi 4 X 40 Lingkungan DPL, lingkungan pesisir dan pantai 11

18 Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu (menit) Sumber/ Bahan/Alat Menjelaskan kegiatan pariwisata yang ramah lingkungan Melakukan bakti sosial operasi semut di daerah pesisir dan pantai...., tanggal/bulan/tahun Mengetahui Kepala Sekolah Nama : NIP. 12 Guru Mata Pelajaran Mulok Nama : NIP.

19 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu A. SMP. Muatan Lokal Kelautan 7 / Ganjil 6 x 40 (3 x pertemuan ) Standar Kompetensi : 2. B. : : : : Memahami ekosistem mangrove, padang lamun dan terumbu karang Kompetensi Dasar : 2.1. Menjelaskan tentang komponen biotik dan abiotik ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang C. : 1. Mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik : 2. ekosistem mangrove ekosistem lamun ekosistem terumbu karang Mendeskripsikan komponen biotik dan abiotik : ekosistem mangrove ekosistem lamun ekosistem terumbu karang 13

20 D. Tujuan Pembelajaran : 1. Mampu mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik ekosistem mangrove 2. mampu mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik ekosistem lamun 3. mampu mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik ekosistem terumbu karang 4. mendeskripsikan komponen penyusun ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang E. Materi Pokok : Komponen biotik dan abiotik ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang F. Metode : Diskusi Kelompok dan Presentasi G. Sumber / Bahan/ Alat : Hasil Pengamatan, Gambar/Foto Ekosistem, LKS, Film H. Strategi Pembelajaran : 1. Pertemuan I : a. Kegiatan Awal : Apersepsi/Motivasi Definisi lingkungan, pesisir, pantai dan laut, biotik dan abiotik, ekosistem b. 14 Kegiatan Inti : Pembagian kelompok (5-6 orang/kel) dan LKS, serta gambar/foto untuk diskusi. Pengamatan gambar atau menonton film Ekosistem Mangrove, Lamun dan Terumbu Karang. Diskusi menggunakan LKS mengidentifikasi komponen penyusun ekosistem yang diamati atau mencari sumber lain di buku (bila tidak semua ekosistem diberikan/ditayangkan). Tiap ekosistem dikerjakan oleh 2 kelompok, misalnya ekosistem mangrove kelompok 1 dan 6, lamun kelompok 2 dan 5, terumbu karang kelompok 3 dan 4.

21 c mendeskripsikan komponen biotik dan abiotik ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang. Penutup : Pengarahan guru untuk tugas pada pertemuan berikutnya. Melengkapi hasil diskusi dengan sumber-sumber lain, bila mungkin. Presentasi hasil diskusi kelompok (setiap 2 kelompok 1 ekosistem). Pertemuan II a. Kegiatan Awal : Sebelum presentasi, guru menjelaskan hal-hal yang akan dinilai dalam presentasi. Misalnya: tampilan, cara membawakan, kerja sama, kebenaran konsep, menjawab pertanyaan, menyimpulkan, dan lainlain. Dan bila yang menilai guru dan kelompok siswa yang lain disiapkan format penilaian dilengkapi dengan skorenya dan dibagikan kepada setiap kelompok pengamat menit b. Kegiatan inti : Presentasi secara berurut dari salah satu ekosistem, misalnya kel 1 dan 6 ekosistem mangrove, dilanjutkan kelompok 2 dan 5 ekosistem lamun menit (jadi 15 menit/kelompok dengan rincian 7 menit presentasi dan 8 menit tanya jawab. c. Penutup : Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil presentasi dan diskusi membentuk suatu konsep yang benar, yaitu komponen ekosistem dan ciri-cirinya. Pertemuan III a. Kegiatan Awal : Guru mengingatkan kepada kelompok presentasi berikutnya tentang aturan-aturan yang telah disepakati (waktu, hal-hal yang dinilai) dan siswa mempersiapkan presentasinya menit 15

22 I. 16 b. Kegiatan inti : Presentasi 2 kelompok berikutnya menit. Diskusi kelas untuk merangkum semua hasil diskusi kelompok menjadi satu konsep tentang komponen penyusun serta deskripsi ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang menit c. Penutup : Kuis dengan menjawab beberapa pertanyaan yang telah disiapkan oleh guru menit Evaluasi : a. Unjuk Kerja : Aktivitas siswa waktu diskusi (pengamatan guru, secara individu) Hasil presentasi (sesuai dengan format yang telah disiapkan ) dan hasilnya dikumpulkan serta dirata-ratakan... nilai kelompok (semua anggota kelompok nilainya sama). b. Produk : LKS yang telah diisi dan materi presentasi (nilai kelompok) c. Tes Tulis : Hasil kuis (nilai individu).

23 Lampiran : 1. Lembar Kerja Siswa (LKS) 2. Format Penilaian Presentasi 3. Soal Kuis.., tanggal/bulan/tahun Mengetahui Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Mulok Kelautan Nama : NIP. Nama : NIP. 17

24 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) JUDUL KEGIATAN : MENGIDENTIFIKASI DAN MENDESKRIPSIKAN KOMPONEN EKOSISTEM MANGROVE, LAMUN DAN TERUMBU KARANG Standar Kompetensi : Memahami ekosistem mangrove, padang lamun dan terumbu karang Kompetensi Dasar : Menjelaskan tentang komponen biotik dan abiotik ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang : Mengidentifikasi komponen penyusun ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang Mendeskripsikan komponen ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang Tujuan : Mampu mengidentifikasi dan menjelaskan komponen penyusun ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang berdasarkan pengamatan. Alat dan Bahan : Gambar / foto/ film ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang ProsedurKerja : Pengamatan gambar (mangrove, lamun dan terumbu karang) 18

25 Hasil 1. Setiap kelompok mengamati dan mendiskusikan jenis ekosistem yang berbeda, misalnya kelompok I ekosistem mangrove, kelompok II ekosistem lamun dan kelompok III ekosistem terumbu karang. 2. Setelah diamati, dibuat deskripsinya, silahkan membuat tampilan sendiri hasil deskripsinya, misalnya: dalam bentuk table, kalimat, cerita, dan lain-lain. 3. Jelaskan semua data hasil pengamatan dan susunlah kesimpulan yang didapat dari pengolahan hasil pengamatan tersebut. : Dari pengamatan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut. Misalnya dalam bentuk tabel seperti berikut TABEL PENGAMATAN EKOSISTEM MANGROVE Komponen Abiotik Ciri Khas Komponen Biotik Tumbuhan Hewan 19

26 Deskripsi : Ekosistem mangove tersusun atas dua komponen, yaitu: 1. Komponen abiotik : Dst 2. Komponen biotik : a. Jenis-jenis tumbuhan : b. Jenis-jenis hewan : Kesimpulan 20 :

27 FORMAT PENILAIAN PRESENTASI KELOMPOK Kelompok yang Dinilai : Hari dan Tanggal : Tempat : Judul Presentasi : Komponen yang dinilai Hal-hal yang dinilai Nilai/Skore Tampilan Suara Jawab pertanyaan Kerja sama Kebenaran Konsep Total Skore 21

28 Soal Kuis : Jawab singkat dan jelas 1. Sebutkan 3 jenis komponen abiotik di ekosistem terumbu karang... skore 3 2. Bakau adalah tumbuhan khas ekosistem mangrove, sebutkan minimal 3 ciri adaptasi tumbuhan bakau di ekosistem mangrove... skore 3 3. Sebutkan 3 jenis hewan pada ekosistem lamun... skore 3 4. Sebutkan 3 jenis hewan yang hidup di ekosistem terumbu karang... skore 3 5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan : polip, koloni dan terumbu karang?... skore 3 Kunci jawaban dan skore/nilai Jawab SKORE Total Skore Nilai 15 Jumlah skore yang diperoleh : X Total skore

29 SMP Kelas 8

30 SILABUS Nama sekolah Mata Pelajaran Kelas/Program Semester : SMP... : Mulok Kelautan : VIII : 1 Standar Kompetensi : 1. Memahami dinamika laut dari aspek fisika, kimia dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia Kompetensi Dasar 1.1. Menjelaskan dinamika fisik di laut dan proses pembentukannya Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu (menit) Sumber/ Bahan/Alat 1. Dinamika Fisik Laut Komponen Hidrodinamika Demonstrasi : Arus dan Gelombang Diskusi kelompok tentang arus dan gelombang Tugas mandiri pengamatan pasang surut air laut Diskusi kelompok tentang pasang surut Presentasi hasil diskusi Membuat kesimpulan 24 Mendefinisikan arus dan gelombang Menjelaskan proses terjadinya arus dan gelombang Menjelaskan perbedaan antara arus dan gelombang Mendeskripsikan pasang surut Menjelaskan pasang purnama menggunakan gambar fase bulan Presentasi Tes lisan 2 x 40 Buku Dinamika Pesisir dan Laut Lingkungan pesisir dan laut 2 x 40 Bahan: baskom, air, benda-benda lain (batu, kertas, gabus) Internet/ browsing

31 Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Komponen Fisika Laut Kegiatan Pembelajaran Demonstrasi menguji kadar garam air laut menggunakan telur Diskusi kelompok Menyusun laporan berdasarkan hasil demonstrasi dan diskusi kelompok 1.2. Menjelaskan dampak dinamika fisik di laut bagi kehidupan manusia Dampak dinamika fisik di laut bagi kehidupan manusia Tugas kelompok Pengamatan lapangan/ Pengamatan gambar Diskusi kelompok Menyusun laporan Penilaian Mengidentifikasi pengaruh kadar garam terhadap posisi telur Menjelaskan pengaruh kadar garam terhadap posisi telur Menganalogikan hasil demonstrasi dalam kehidupan biota laut Laporan hasil diskusi Mengidentifikasi dampak dinamika fisik di laut bagi kehidupan manusia Menganalisa dampak gelombang terhadap kegiatan nelayan di laut Menggambarkan keterkaitan antara arus laut dengan aktivitas transportasi laut Menjelaskan pengaruh pasang surut terhadap kehidupan masyarakat pesisir Laporan kelompok Alokasi Waktu (menit) 2 x 40 2 x 40 Sumber/ Bahan/Alat Bahan: telur 3 butir, gelas 3 buah, garam dapur, air, sendok Buku Dinamika Pesisir dan Laut 2 x 40 Kuis Buku Fisika SMP 2 x 40 Lingkungan Narasumber (nelayan, tokoh masyarakat) 25

32 Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu (menit) Merekomendasikan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak tersebut 1.3. Menjelaskan nutrisi dan gas dalam laut Zat hara dalam air laut Tugas mandiri pengamatan warna air laut Menggali informasi Diskusi kelas Menyusun kesimpulan 26 Mengidentifikasi unsur unsur zat hara dalam air laut Mendeskripsikan unsur-unsur zat hara dalam laut Menganalisa hubungan warna air laut dengan unsur nitrogen Menjelaskan kandungan oksigen dan karbondioksida di laut Sumber/ Bahan/Alat Internet Tes tertulis Buku Dinamika Pesisir dan Laut 2 x 40 Buku Biologi dan Geografi SMP Perpustakaan Menganalisa hubungan kandungan oksigen dengan kualitas air laut Lingkungan laut Menganalisa hubungan antara zat hara dan nilai gizi Internet

33 Standard Kompetensi : 2. Memahami fenomena alam di laut dan pengaruhnya terhadap kehidupan di pesisir dan laut Kompetensi Dasar 2.1. Menjelaskan berbagai kejadian alam di pesisir dan laut Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Fenomena alam di pesisir dan laut Tugas mandiri Pengamatan lingkungan Klimatologi Menggali informasi tentang fenomena alam karena faktor iklim atau musim dari buku, narasumber, media massa, internet Mengidentifikasi jenis-jenis fenomena alam Mendeskripsikan fenomena alam karena faktor klimatologi Mendeskripsikan jenis-jenis fenomena alam klimatologi: taifun, siklon dan badai tropis Membedakan antara taifun, siklon dan badai tropis Menganalisa jenis fenomena alam klimatologis yang terdapat di daerah ini Penilaian Tes tertulis Alokasi Waktu (menit) 4 X 40 Sumber/ Bahan/Alat Buku Dinamika Pesisir dan Laut Buku Laut Nusantara (Anugerah Nontji, penerbit: Jembatan) Perpustakaan Lingkungan Internet 27

34 Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Tugas mandiri wawancara dengan petugas kantor/stasiun /Badan Meteorologi dan Klimatologi atau pimpinan formal atau informal, kelompok nelayan atau panglima laut Mendefinisikan pemanasan global Menjelaksan proses terjadinya pemanasan global Menganalisa karakteristik daerah yang berpotensi atau telah mengalami pemanasan global Membedakan El Nino dan La Nina Menjelaskan dampak pemanasan global terhadap kehidupan nelayan dan sumber daya laut, termasuk terumbu karang Menceritakan pengaruh pemanasan global yang dirasakan masyarakat di daerah ini (sekitar sekolah) Mendefinisikan pemanasan global Menjelaskan proses terjadinya pemanasan global Menggali informasi dari buku, audio visual Diskusi kelompok hasil wawancara Presentasi Pemanasan global, El Nino dan La Lina 28 Tugas mandiri wawancara dengan petugas kantor/ stasiun/badan Meteorologi dan Klimatologi atau pimpinan formal atau informal, kelompok nelayan atau panglima laut Penilaian Alokasi Waktu (menit) Presentasi Buku Dinamika Pesisir dan Laut Keaktifan siswa dalam diskusi Kerja sama siswa dalam diskusi dan presentasi Sumber/ Bahan/Alat Buku, brosur, poster tentang pemanasan global Audio visual 4 X 40 Media massa cetak dan elektronik Presentasi Keaktifan siswa dalam diskusi Buku Dinamika Pesisir dan Laut

35 Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran El Nino dan La Nina Kegiatan Pembelajaran Menggali informasi Diskusi kelompok hasil wawancara Presentasi Geologi Diskusi kelas Membuat kliping gempa bumi dan tsunami Menggali informasi Penilaian Menganalisa karakteristik daerah yang berpotensi atau telah mengalami pemanasan global Membedakan El Nino dan La Nina Menjelaskan dampak pemanasan global terhadap kehidupan nelayan dan sumber daya laut, termasuk terumbu karang Menceritakan pengaruh pemanasan global yang dirasakan masyarakat di daerah ini (sekitar sekolah) Kerja sama siswa dalam diskusi dan presentasi Mendefinisikan fenomena geologi Mendefinisikan gempa bumi dan tsunami Menguraikan penyebab dan ciri-ciri gempa dan tsunami Menjelaskan proses terjadinya gempa dan tsunami Menganalisa dampak ikutan dari gempa bumi Tes lisan Hasil kerja/produk kliping Alokasi Waktu (menit) 4 X 40 Sumber/ Bahan/Alat Buku, brosur, poster tentang pemanasan global Audio visual Media massa cetak dan elektronik 2 x 40 Sda + 2 x 40 Buku geografi Brosur, poster tentang gempa dan tsunami 29

36 Kompetensi Dasar 2.2. Menjelaskan pengaruh kejadian alam bagi kehidupan manusia Materi Pembelajaran Fenomena alam dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia Kegiatan Pembelajaran Tugas kelompok: Pengamatan gambar/kliping Diskusi Presentasi Menghubungkan kejadian gempa dengan tsunami Mengemukakan pendapat tentang fenomena gempa dan tsunami Menjelaskan pengaruh taifun, siklon dan badai tropis terhadap penduduk dan lingkungan Menganalisa pengaruh El Nino dan La Nina terhadap kegiatan petani dan nelayan Menjelaskan dampak pemanasan global pada kesehatan Menjelaskan pengaruh fenomena gempa terhadap kehidupan penduduk Penilaian Alokasi Waktu (menit) Sumber/ Bahan/Alat Media massa cetak dan elektronik Presentasi 4 x 40 Keaktifan dan kerja sama siswa dalam tugas kelompok Buku Dinamika Pesisir dan Laut Narasumber Lingkungaan Bahan kliping (Koran, majalah) Internet..., tanggal/bulan/tahun Mengetahui Kepala Sekolah Nama : NIP. 30 Guru Mata Pelajaran Mulok Nama : NIP.

37 SILABUS Nama sekolah Mata Pelajaran Kelas/Program Semester : SMP... : Mulok Kelautan : VIII : 2 Standar Kompetensi : 3. Memahami bencana alam, kesiapsiagaan masyarakat dan mitigasi bencana di wilayah pesisir Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran 3.1. Menjelaskan Bencana alam bencana gempa bumi dan tsunami, tanah longsor dan banjir Kegiatan Pembelajaran Permainan/simulasi tentang kerentanan Diskusi kelas Mendeskripsikan kerentanan Mendefinisikan bencana Membedakan antara fenomena alam dan bencana Penilaian Alokasi Waktu (menit) Unjuk kerja hasil permainan Buku Dinamika Pesisir dan Laut 2 x 40 Keaktifan siswa dalam permainan Kuis Gempa bumi dan tsunami Diskusi kelompok Persentasi Penyusunan kesimpulan Menceritakan sejarah bencana gempa dan tsunami di Indonesia Mendeskripsikan penyebab terjadinya bencana gempa bumi Menjelaskan ciri-ciri dan penyebab terjadinya bencana tsunami Presentasi Sumber/ Bahan/Alat Buku, brosur/ leaflet /poster gempa dan tsunami, Kliping Koran, majalah 4 x 40 Narasumber Internet 31

38 Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Menggambarkan dampak bencana gempa dan tsunami terhadap penduduk Penilaian Alokasi Waktu (menit) Sumber/ Bahan/Alat Keaktifan siswa saat diskusi Kerja sama siswa dalam kelompok Tanah longsor Pengamatan gambar Diskusi kelas Penulisan laporan 32 Karya tulis/ laporan Mendeskripsikan penyebab terjadinya bencana tanah longsor Menghubungkan bencana tanah longsor dengan perilaku manusia yang merusak lingkungan Menggambarkan dampak tanah longsor terhadap keselamatan jiwa penduduk Mendeskripsikan dampak bencana tanah longsor terhadap kehidupan ekonomi penduduk Keaktifan siswa dalam diskusi kelas 2 x 40 Buku Dinamika Pesisir dan Laut Buku, brosur, gamar tanah longsor Lingkungan sekitar Internet

39 Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Banjir Kegiatan Pembelajaran Tugas mandiri Pengamatan lapangan/ Wawancara dengan narasumber penelusuran sejarah banjir di suatu daerah Menganalisa penyebab bencana banjir Menganalisa hubungan perilaku masyarakat dengan bencana banjir Menjelaskan dampak bencana banjir terhadap keselamatan jiwa penduduk dan lingkungan Memberikan rekomendasi untuk mengurangi bencana banjir Diskusi kelompok Pembuatan rekomendasi Presentasi Penilaian Presentasi Keaktifan dalam diskusi hasil tugas mandiri Alokasi Waktu (menit) 2 x 40 Sumber/ Bahan/Alat Buku, brosur, gambar banjir Lingkungan sekitar Internet Kerja sama siswa dalam diskusi kelompok 33

40 Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran 3.2.Menjelaskan Kesiapsiagaan kesiapsiagaan mengantisipasi masyarakat dan bencana mitigasi bencana alam untuk mengurangi resiko Kegiatan Pembelajaran Menggali informasi dari siswa tentang kesiapsiagaan mengantisipasi bencana Simulasi evakuasi gempa dan tsunami pada saat berada atau jam belajar di sekolah Diskusi kelas Penilaian Mendeskripsikan kesiapsiagaan mengantisipasi bencana Menjelaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat mengantisipasi bencana Menjelaskan tindakan yang perlu dilakukan sebelum, saat dan setelah terjadi bencana gempa dan tsunami Unjuk kerja hasil simulasi Alokasi Waktu (menit) 1 x 40 Sumber/ Bahan/Alat Buku Dinamika Pesisir dan Laut 3 x 40 Kuis Buku, brosur/ leaflet/poster gempa dan tsunami Bahan dari Koran, majalah, radio dan televisi Narasumber Mitigasi bencana Menggali informasi dari buku, brosur, gambar, film tentang mitigasi bencana Diskusi kelas 34 Mendeskripsikan mitigasi bencana Mendeskripsikan upaya pengurangan resiko bencana Membedakan upaya mitigasi struktural dan non-struktural Merekomendasikan kegiatan yang dapat dilakukan siswa untuk mitigasi bencana Tes tertulis 2 x 40 Internet Buku Dinamika Pesisir dan Laut Buku, brosur/ leaflet/poster gempa dan tsunami Bahan dari koran, majalah, radio dan televisi

41 Standard Kompetensi : 4. Memahami dinamika masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Kompetensi Dasar 4.1. Menjelaskan kondisi demografi, ekonomi dan sosial budaya masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil Materi Pembelajaran Dinamika masyarakat pesisir Kegiatan Pembelajaran Menggali informasi tentang dinamika masyarakat pesisir dari buku, gambar, brosur Mendefinisikan demografi Mendeskripsikan variabel/ unsur utama demografi Menganalisa grafik jumlah penduduk desa pantai dan desa bukan pantai Menyimpulkan hasil analisa grafik Demografi Pengamatan grafik jumlah penduduk desa pantai dan bukan desa pantai (lihat buku kelas 8 bab 4) Tugas mandiri Penelitian Profil Penduduk di daerah dimana sekolah berada (desa/kelurahan atau kabupaten) Diskusi kelompok Penyusunan laporan Membuat tabel/gambar/ grafik jumlah penduduk, jenis kelamin kelompok umur Mendeskripsikan kondisi penduduk di desa/kelurahan atau kabupaten: - jumlah, jenis kelamin, kelompok umur - mobilitas penduduk Membuat kesimpulan kondisi demografi di desa/kelurahan atau kabupaten Penilaian Karya tulis/ laporan Alokasi Waktu (menit) 1 x 40 Keaktifan siswa dalam diskusi Sumber/ Bahan/Alat Buku Dinamika Pesisir dan Laut Buku Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di lokasi COREMAP Kerja sama siswa dalam diskusi dan penyususnan laporan Profil penduduk/ monografi desa/ kecamatan 3 x 40 35

42 Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Ekonomi Kegiatan Pembelajaran Menggali informasi Diskusi kelompok Membuat kesimpulan Presentasi Sosial Budaya Pengamatan gambar Diskusi kelas 36 Penilaian Mengidentifikasi kegiatan ekonomi atau pekerjaan masyarakat Membuat tabel jenis-jenis pekerjaan berdasarkan urutan prioritas (paling banyak sampai dengan paling kecil) Mendeskripsikan kegiatan ekonomi yang utama Mendeskripsikan pendapatan masyarakat pesisir Menyimpulkan kondisi ekonomi masyarakat pesisir Presentasi Mendeskripsikan pendapat siswa tentang kondisi sosial budaya masyarakat berdasarkan hasil pengamatan gambar Membandingkan kondisi sosial budaya masyarakat yang terdapat di gambar dengan kondisi di daerah ini Menjelaskan perubahan sosial budaya di daerah ini Tes tertulis Keaktifan siswa dalam diskusi dan presentasi Alokasi Waktu (menit) Sumber/ Bahan/Alat 1 x 40 3 x 40 Kerja sama siswa dalam diskusi dan presentasi Buku Dinamika Pesisir dan Laut Buku Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Lokasi COREMAP Bahan dari koran, majalah internet Keaktifan siswa dalam diskusi kelas 4 x 40 Buku Dinamika Pesisir dan Laut Buku Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di lokasi COREMAP Brosur, gambar tentang sosial budaya masyarakat pesisir

43 Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Sanitasi lingkungan dan kesehatan masyarakat Tugas mandiri Pengamatan permukiman dan lingkungan di sekitar sekolah Diskusi kelompok Pembuatan kesimpulan Presentasi Mengidentifikasi kondisi permukiman dan sanitasi lingkungan di sekitar sekolah Mengemukakan pendapat tentang kondisi permukiman dan sanitasi lingkungan di sekitar sekolah Mengemukakan faktorfaktor yang berpengaruh terhadap kondisi permukiman dan sanitasi lingkungan di sekitar sekolah Mengemukakan pendapat upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kondisi permukiman dan sanitasi di sekitar sekolah Penilaian Presentasi Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok dan presentasi Kerja sama siswa dalam diskusi dan presentasi Alokasi Waktu (menit) 4 x 40 Sumber/ Bahan/Alat Buku Dinamika Pesisir dan Laut Buku Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di lokasi COREMAP Brosur, gambar tentang sanitasi lingkungan masyarakat pesisir..., tanggal/bulan/tahun Mengetahui Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Mulok Nama : NIP. Nama : NIP. 37

44 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi waktu A. Standar Kompetensi 1. B. : SMP... : Mulok Kelautan :8/I : 8 x 40 menit Memahami dinamika laut dari aspek fisika, kimia dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia Kompetensi Dasar 1.1. Menjelaskan dinamika fisik di laut dan proses pembentukannya C. Komponen Hidrodinamika 1. Mendefinisikan arus dan gelombang 2. Menjelaskan proses terjadinya arus dan gelombang 3. Menjelaskan perbedaan antara arus dan gelombang 4. Mendeskripsikan pasang surut 5. Menjelaskan pasang purnama menggunakan gambar fase bulan Komponen Fisika Laut 1. Mengidentifikasi pengaruh kadar garam terhadap posisi telur 2. Menjelaskan pengaruh kadar garam terhadap posisi telur 38

45 3. D. Menganalogikan hasil demonstrasi dalam kehidupan biota laut dengan kadar garam yang berbeda-beda Tujuan Pembelajaran Komponen Hidrodinamika 1. Siswa mampu mendefinisikan arus dan gelombang 2. Siswa mampu menjelaskan proses terjadinya arus dan gelombang 3. Siswa mampu menjelaskan perbedaan antara arus dan gelombang 4. Siswa mampu melakukan demonstrasi tentang arus dan gelombang 5. Siswa mampu melakukan tugas mandiri berupa pengamatan pasang surut air laut 6. Siswa mampu mendeskripsikan pasang surut 7. Siswa mampu menjelaskan pasang purnama menggunakan gambar fase bulan Komponen Fisika Laut 1. Siswa mampu melakukan demonstrasi menguji kadar garam air laut menggunakan telur yang diletakkan dalam tiga gelas/tempat yang berisi air garam dengan kadar yang berbeda 2. Siswa mampu mengidentifikasi pengaruh kadar garam terhadap posisi telur yang diletakkan dalam tiga gelas/tempat yang berisi air garam dengan kadar yang berbeda 3. Siswa mampu menjelaskan pengaruh kadar garam terhadap posisi telur yang diletakkan dalam tiga gelas/ tempat yang berisi air garam dengan kadar yang berbeda 4. Siswa mampu menganalogikan hasil demonstrasi dalam kehidupan biota laut dengan kadar garam yang berbeda-beda E. Materi Pokok/Pembelajaran I. Dinamika Fisik Laut Komponen Hidrodinamika Komponen Fisika Laut 39

46 F. Metode Komponen Hidrodinamika 1. Demonstrasi tentang arus dan gelombang 2. Tugas mandiri pengamatan pasang surut ait laut 3. Diskusi kelompok hasil demonstrasi dan pengamatan 4. Presentasi hasil diskusi dan pengamatan 5. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil diskusi dan pengamatan Komponen Fisika Laut 1. Demonstrasi menguji kadar garam air laut menggunakan telur 2. Diskusi kelas 3. Menyusun laporan berdasarkan hasil demonstrasi dan diskusi kelas G. Sumber dan media pembelajaran 1. Sumber pembelajaran a. Buku Dinamika Pesisir dan Laut b. Lingkungan: pesisir dan laut 2. Media pembelajaran Komponen Hidrodinamika 1. Bahan/alat demonstrasi arus dan gelombang Baskom Air Benda-benda lain, seperti: batu, kertas dan gabus 40

47 2. Bahan/alat pengamatan pasang surut air laut Buku catatan dan pena Alat ukur, seperti meteran, kayu/tali Camera, jika memungkinkan 3. Presentasi Gambar/sketsa hasil pengamatan LCD/OHP, jika memungkinkan Komponen Fisika Laut 4. H. Bahan/alat demonstrasi menguji kadar garam air laut menggunakan telur Telur 3 biji Gelas/tempat 3 buah Air Garam dapur Sendok Strategi / skenario pembelajaran : 1. Pertemuan I : Dinamika Fisik Laut a. Kegiatan awal Motivasi / apersepsi : 1. Guru menggali informasi singkat dari siswa tentang arus dan gelombang 2. Guru meminta siswa untuk membagi diri menjadi 4 kelompok 41

48 b. Kegiatan inti : c. Kegiatan akhir Guru mendemonstrasikan arus dan gelombang menggunakan alat/bahan yang sudah disediakan Masing-masing kelompok melakukan demonstrasi arus dan gelombang sesuai dengan bimbingan dari guru Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil demonstrasi Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok Guru memberikan tes lisan tentang arus dan gelombang Guru memberikan tugas mandiri pada siswa secara berkelompok (kelompok sama dengan kelompok demonstrasi arus dan gelombang) untuk mengamati pasang surut air laut, termasuk a. Waktu pasang dan surut b. Frekuensi (jumlah) pasang surut per hari atau pada waktu tertentu c. Jarak antara permukaan air pasang dan surut d. Pengaruh pasang surut terhadap kegiatan manusia pada waktu air pasang dan surut Pertemuan II : Komponen Hidrodinamika a. Kegiatan awal 1. Guru menanyakan pengalaman siswa dalam melaksanakan tugas mandiri pengamatan pasang surut b. Kegiatan inti 1. Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil tugas mandiri pengamatan pasang surut 2. Presentasi kelompok 1 sampai kelompok 4 tentang arus dan gelombang serta pasang surut 3. Siswa bersama-sama membuat kesimpulan tentang arus dan gelombang serta pasang surut

49 c. 3. Kegiatan akhir 1. Guru merangkum materi arus, gelombang dan pasang surut Pertemuan III : Komponen Fisika Laut a. Kegiatan awal 1. Guru menggali pendapat siswa (brain storming) tentang air laut yang asin b. Kegiatan inti 1. Guru menyiapkan bahan/alat untuk demonstrasi di kelas 2. Guru membimbing siswa melakukan demonstrasi untuk menguji kadar garam air laut menggunakan telur, dengan tahapan sebagai berikut: Masing-masing gelas/tempat diisi dengan air sampai hampir penuh Gelas 1 diisi garam dapur yang banyak sampai airnya pekat Gelas 2 diisi garam dapur dengan jumlah yang sekedarnya, kurang dari setengah jumlah garam pada gelas 1 Gelas 3 tidak diberi garam dapur sama sekali Masukkan satu telur ke masing-masing gelas (gelas 1, gelas 2 dan gelas 3) Amati apa yang terjadi pada ketiga gelas tersebut Catat tahapan dan hasil demonstrasi 3. c. Siswa mendiskusikan secara berkelompok (kelompok sama dengan kelompok sebelumnya) hasil demonstrasi pengaruh kadar garam terhadap posisi telur Kegiatan akhir 1. Guru meringkas tahapan kerja dan hasil demonstrasi pengaruh kadar garam terhadap posisi telur 43

50 4. Pertemuan IV : Komponen Fisika Laut a. Kegiatan Awal 1. Guru menggali informasi dari siswa tentang hasil demonstrasi pengaruh kadar garam pada posisi telur b. Kegiatan Inti 1. Siswa secara berkelompok menyusun laporan berdasarkan hasil demonstrasi dan diskusi kelompok pada pertemuan sebelumnya 2. c. 44 Guru membimbing siswa membuat laporan dengan pembabakan sebagai berikut Pendahuluan: berisi penjelasan tentang kadar garam dalam air laut Bahan/alat Tahapan/Cara Kerja Hasil Demonstrasi (gelas 1, gelas 2 dan gelas 3) Pembahasan: Pengaruh kadar garam terhadap posisi telur di ketiga gelas percobaan Menganalogikan hasil demonstrasi dalam kehidupan biota laut di wilayah yang berbedabeda dengan kadar garam yang berbeda juga Kesimpulan Kegiatan Akhir 1. Guru merangkum materi fisika laut

51 I. Penilaian a. b. Tes Non tes a. Tes Lisan : Tes lisan : Presentasi dan Laporan Pertanyaan: a. Sebutkan komponen hidrodinamika b. Sebutkan definisi arus c. Sebutkan definisi gelombang d. Sebutkan definisi pasang surut e. Apa penyebab terjadinya pasang surut? Jawaban: a. Komponen hidrodinamika adalah arus, gelombang dan pasang surut b. Arus adalah pergerakan massa air laut dalam arah horizontal c. Gelombang adalah pergerakan air laut secara horizontal karena gangguan dari luar terhadap perairan laut d. Pasang surut adalah naik turunnya permukaan air laut secara berkala e. Penyebab terjadinya pasang surut adalah gaya tarik bulan dan matahari terhadap permukaan bumi 45

52 b. Format penilaian non tes: Presentasi dan Laporan Penilaian Kognitif/Substansi No. Kelompok 1. Kelompok 1 2. Kelompok 2 3. Kelompok 3 4. Kelompok 4 Kelengkapan data Keterangan A = 4 B = 3 C = 2 D = 1 Uraian materi Kesimpulan Penilaian Afektif Keaktifan siswa Kerjasama Jumlah Skor Nilai Akhir Predikat A = sangat baik B = Baik C = cukup D = kurang Rumus : Jumlah skor Nilai akhir = x 100 Total nilai 46..., tanggal/bulan/tahun Mengetahui Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Mulok Nama : NIP. Nama : NIP.

53 SMP Kelas 9

54 SILABUS Nama sekolah Mata Pelajaran Kelas/Program Semester : : : : SMP... Mulok Kelautan IX 1 Standar Kompetensi : 1. Memahami Potensi, Permasalahan, serta Jenis-jenis Kegiatan Ekonomi di Wilayah Pesisir Kompetensi Dasar 1.1. Mendeskripsikan potensi sumberdaya di wilayah pesisir Materi Pembelajaran Potensi pemanfaatan sumberdaya pesisir: hayati dan non hayati Kegiatan Pembelajaran Menggali informasi dari siswa tentang pengertian dan kondisi sumberdaya hayati dan non hayati. Menjelaskan beda sumberdaya hayati dan non hayati Menjelaskan pemanfaatan ruang dan sumberdaya pesisir dan laut Menjelaskan kondisi dan kegiatan di wilayah pesisir Membuat kesimpulan hasil pengamatan pemanfaatan sumberdaya hayati dan non hayati di pesisir Mengamati gambar pemanfaatan ruang dan sumberdaya pesisir dan laut dan kegiatan di wilayah pesisir Mendiskusikan hasil pengamatan dan membuat kesimpulan. 48 Penilaian Kuis Alokasi Waktu (menit) 4 X 40 Sumber/ Bahan/Alat Gambar wilayah pesisir dan pemanfaatannya, Buku Serial Pesisir dan Laut Kita Lingkungan sekitar

55 Kompetensi Dasar 1.2. Menjelaskan permasalahan di wilayah pesisir Materi Pembelajaran Permasalahan dan kerusakan sumber daya pesisir Kegiatan Pembelajaran Tugas mandiri terstruktur secara berkelompok melakukan pengamatan permasalahan/ kerusakan di wilayah pesisir. Diskusi hasil pengamatan contoh-contoh kerusakan sumberdaya pesisir di wilayah masing-masing, termasuk abrasi dan dampaknya terhadap keberadaan pulau kecil. Mengidentifikasi kerusakan sumber daya pesisir di wilayah sekitar Menjelaskan 5 jenis kerusakan yang umum terjadi di wilayah pesisir Menganalisa abrasi dan dampaknya terhadap keberadaan pulau kecil Permainan acak kata 1.3. Mendeskripsikan jenis-jenis kegiatan ekonomi di wilayah pesisir Kegiatan ekonomi di wilayah pesisir Perikanan Budidaya Rumput Laut Tambak Kunjungan lapangan atau pengamatan gambar tentang jenis-jenis kegiatan ekonomi di wilayah pesisir dan melakukan salah satu kegiatan sebagai berikut: (tergantung kondisi setempat) Wawancara terhadap nelayan, petambak dan atau petani rumput laut. Membuat laporan hasil kunjungan. Menemukan 12 kata yang menggambarkan wilayah pesisir, potensi pemanfaatan dan permasalahannya. Mendeskripsikan kegiatan ekonomi yang ada di wilayah pesisir masingmasing Menjelaskan tentang manfaat kegiatan ekonomi pesisir dampak kegiatan ekonomi pesisir terhadap kesejahteraan masyarakat, dan dampak terhadap kerusakan lingkungan. Penilaian Tugas kelompok dan individu Alokasi Waktu (menit) 4 X 40 Sumber/ Bahan/Alat Lingkungan sekitar, gambar, foto, kamera, tape recorder Laporan Buku pesisir dan laut kita Isian LKS Tes tertulis Bentuk instrumen: acak kata Isian LKS Laporan/ Makalah Unjuk kerja: presentasi/ diskusi 4 x 40 Gambar-gambar dan artikel ekonomi pesisir 4 x 40 Lingkungan sekitar Nara sumber 49

56 Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Kegiatan ekonomi ekstraktif Minyak dan Gas Bumi Penambangan karang Penambangan pasir laut Menggali informasi secara berkelompok melalui artikel media, buku/literatur, internet, nara sumber tentang penambangan pasir atau penambangan karang. Jasa Lingkungan Diskusi kelompok tentang kegiatan jasa lingkungan dan mengisi LKS Penilaian Menjelaskan tentang penambangan pasir laut atau penambangan karang. Mengemukakan pendapat tentang topik tersebut. LKS Menjelaskan tentang jenis-jenis jasa lingkungan manfaat ekonomi ancaman dan penanganan dampak, misal pengelolaan limbah, pencegahan pencemaran LKS Laporan Unjuk kerja Buat laporan tentang topik yang dipilih, dalam bentuk tertulis atau presentasi. Mengetahui Kepala Sekolah Nama : NIP x 40 Laporan Unjuk kerja Membuat usulan pengelolaan kegiatan jasa lingkungan berkelanjutan Alokasi Sumber/ Waktu Bahan/Alat (menit) 4 x 40 LKS Artikel dari media, informasi dari media elektronik Buku Pesisir dan laut kita LKS Artikel dari media, informasi dari media elektronik Buku Pesisir dan laut kita 4 x 40..., tanggal/bulan/tahun Guru Mata Pelajaran Mulok Nama : NIP.

57 SILABUS Nama sekolah Mata Pelajaran Kelas/Program Semester : : : : SMP... Mulok Kelautan IX 2 Standar Kompetensi : Memahami Konsep Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Penerapannya Kompetensi Dasar 2.1. Menjelaskan konsep pengelolaan wilayah pesisir terpadu Materi Pembelajaran Wilayah pesisir terpadu Konsep Asas Sasaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Menggali informasi dari siswa tentang pentingnya pengelolaan wilayah pesisir Menjelaskan mengapa pengelolaan wilayah pesisir penting Kuis Mendiskusikan konsep dan asas pengelolaan wilayah pesisir terpadu dengan menggunakan gambar (Gb 2-2 Buku Kelas IX Halaman 36). Menjelaskan pemanfaatan wilayah pesisir pentingnya keterpaduan perencanaan untuk mencegah terjadinya konflik asas keberlanjutan dan konsistensi pengelolaan Laporan hasil diskusi Menyusun laporan Alokasi Waktu (menit) 4 X 40 Sumber/ Bahan/Alat LKS Gambar/poster wilayah pesisir Buku Pesisir dan Laut Kita Lingkungan sekitar Artikel media/ info dari internet 51

SILABUS MUATAN LOKAL KELAUTAN

SILABUS MUATAN LOKAL KELAUTAN Deny Hidayati Naniek Sri Sayekti M. Abrar SILABUS MUATAN LOKAL KELAUTAN TINGKAT SEKOLAH DASAR Silabus Muatan Lokal Kelautan Tingkat Sekolah Dasar/ Deny Hidayati, Naniek Sri Sayekti, M. Abrar, Jakarta,

Lebih terperinci

SILABUS MUATAN LOKAL KELAUTAN TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS

SILABUS MUATAN LOKAL KELAUTAN TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS SILABUS MUATAN LOKAL KELAUTAN TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS Silabus Muatan Lokal Kelautan Tingkat Sekolah Menengah Atas/ Naniek Sri Sayekti, Deny Hidayati, Linda Christanti, Jakarta, COREMAP-LIPI, 2010

Lebih terperinci

TUNTAS/PKBM/1/GA - RG 1 Graha Pustaka

TUNTAS/PKBM/1/GA - RG 1 Graha Pustaka RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1 Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Fenomena Biosfer dan Antroposfer Pertemuan Ke- : 1 dan 2 Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 45 menit)

Lebih terperinci

PENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL. SUKANDAR, IR, MP, IPM

PENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL. SUKANDAR, IR, MP, IPM PENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL SUKANDAR, IR, MP, IPM (081334773989/cak.kdr@gmail.com) Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Sebagai DaerahPeralihan antara Daratan dan Laut 12 mil laut

Lebih terperinci

SILABUS. Bentuk Tagihan Tertulis. Jenis Tagihan Unjuk kerja. Tugas individu. Tes lisan. Portofolio. Ringkasan. Unjuk kerja. Tugas individu.

SILABUS. Bentuk Tagihan Tertulis. Jenis Tagihan Unjuk kerja. Tugas individu. Tes lisan. Portofolio. Ringkasan. Unjuk kerja. Tugas individu. SILABUS Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Kelas : X (sepuluh) Semester : 1 (satu) Standar Kompetensi : 1. Memahami konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek Kompetensi Materi Pokok Indikator Kegiatan Dasar

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Geografi : X (sepuluh)

SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Geografi : X (sepuluh) SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Geografi Kelas : X (sepuluh) Semester : 2 (dua) Standar : 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer. 3.1. Menganalisis dinamika kecenderung an perubahan litosfer

Lebih terperinci

SILABUS SMA. Sumber Belajar. Kompetensi Dasar Materi pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu

SILABUS SMA. Sumber Belajar. Kompetensi Dasar Materi pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu SILABUS SMA Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : XI Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,

Lebih terperinci

BAB 4. LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMA :...

BAB 4. LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMA :... BAB 4. LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMA :... Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : XI (sebelas)/2 (dua) Standar Kompetensi :3. Menganalisis pemanfaatan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAHAN. WILAYAH. NASIONAL. Pantai. Batas Sempadan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

MENCEGAH KERUSAKAN PANTAI, MELESTARIKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

MENCEGAH KERUSAKAN PANTAI, MELESTARIKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI MENCEGAH KERUSAKAN PANTAI, MELESTARIKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI YUDI WAHYUDIN PUSAT KAJIAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Surade, 22 Juli 2003 APA ITU PANTAI? PANTAI adalah daerah

Lebih terperinci

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR 5.1. Visi dan Misi Pengelolaan Kawasan Konservasi Mengacu pada kecenderungan perubahan global dan kebijakan pembangunan daerah

Lebih terperinci

BAB 4. LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB 4. LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAB 4. LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : XI (sebelas)/2 (dua) Standar Kompetensi :3. Menganalisis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir bukan merupakan pemisah antara perairan lautan dengan daratan, melainkan tempat bertemunya daratan dan perairan lautan, dimana didarat masih dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut. Menurut Suprihayono (2007) wilayah pesisir merupakan wilayah pertemuan antara daratan dan laut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang terpanjang di dunia, lebih dari 81.000 KM garis pantai dan 17.508 pulau yang membentang

Lebih terperinci

SILABUS (Kelas Eksperimen)

SILABUS (Kelas Eksperimen) 56 1 SILABUS (Kelas Eksperimen) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi : SMP Negeri 2 Punggur : IPA (Biologi) : VII A/2 (Genap) : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Model Genesi dalam Jurnal : Berkala Ilmiah Teknik Keairan Vol. 13. No 3 Juli 2007, ISSN 0854-4549.

BAB I PENDAHULUAN. Model Genesi dalam Jurnal : Berkala Ilmiah Teknik Keairan Vol. 13. No 3 Juli 2007, ISSN 0854-4549. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan pertemuan antara wilayah laut dan wilayah darat, dimana daerah ini merupakan daerah interaksi antara ekosistem darat dan ekosistem laut yang

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH BUPATI BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH,

Lebih terperinci

MODUL 5: DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BAHAYA GENANGAN PESISIR

MODUL 5: DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BAHAYA GENANGAN PESISIR MODUL 5: DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BAHAYA GENANGAN PESISIR University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung DAERAH PESISIR Perubahan Iklim dan Sistem Pesisir Menunjukkan Faktor Utama Perubahan Iklim

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah teritorial Indonesia yang sebagian besar merupakan wilayah pesisir dan laut kaya akan sumber daya alam. Sumber daya alam ini berpotensi untuk dimanfaatkan bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepulauan Wakatobi merupakan salah satu ekosistem pulau-pulau kecil di Indonesia, yang terdiri atas 48 pulau, 3 gosong, dan 5 atol. Terletak antara 5 o 12 Lintang Selatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/PERMEN-KP/2016 TENTANG PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah yang memberikan kontribusi produksi perikanan yang sangat besar dan tempat aktivitas manusia paling banyak dilakukan; bahkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan fakta fisiknya, Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km (terpanjang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP N 3 Magelang Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VII/1 Materi Pokok : Manusia, Tempat, Lingkungan Materi pembelajaran : Potensi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terumbu karang merupakan sumberdaya terbarukan yang memiliki fungsi ekologis, sosial-ekonomis, dan budaya yang sangat penting terutama bagi masyarakat pesisir dan pulau-pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari lebih 17.000 buah pulau besar dan kecil, dengan panjang garis pantai mencapai hampir

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL Nam dapibus, nisi sit amet pharetra consequat, enim leo tincidunt nisi, eget sagittis mi tortor quis ipsum. PENYUSUNAN BASELINE PULAU-PULAU

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut Menurut UU No. 26 tahun 2007, ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,

Lebih terperinci

GEOGRAFI PESISIR DAN KELAUTAN

GEOGRAFI PESISIR DAN KELAUTAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA (RPS) GEOGRAFI PESISIR DAN KELAUTAN Nomor Dokumen : /DA-FKIP/RPS/2016 Mulai Berlaku : 01 MEI 2016 Revisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar didunia yang memiliki 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang ± 81.000 km dan luas sekitar 3,1 juta km 2.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PERMEN-KP/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PERMEN-KP/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PERMEN-KP/2014 TENTANG PERAN SERTA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MANAGEMENT OF THE NATURAL RESOURCES OF SMALL ISLAND AROUND MALUKU PROVINCE

MANAGEMENT OF THE NATURAL RESOURCES OF SMALL ISLAND AROUND MALUKU PROVINCE MANAGEMENT OF THE NATURAL RESOURCES OF SMALL ISLAND AROUND MALUKU PROVINCE (Environmental Study of University of Pattimura) Memiliki 1.340 pulau Pulau kecil sebanyak 1.336 pulau Pulau besar (P. Seram,

Lebih terperinci

SILABUS SMA. Sumber Belajar

SILABUS SMA. Sumber Belajar SILABUS SMA Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : X Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan mangrove di DKI Jakarta tersebar di kawasan hutan mangrove Tegal Alur-Angke Kapuk di Pantai Utara DKI Jakarta dan di sekitar Kepulauan Seribu. Berdasarkan SK Menteri

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal

Lebih terperinci

LINGKUNGAN HIDUP: masalah dan solusinya

LINGKUNGAN HIDUP: masalah dan solusinya LINGKUNGAN HIDUP: masalah dan solusinya Pembekalan Peserta Pemilihan Putri Pariwisata Provinsi Gorontalo Tahun 2011 Ramli Utina Ecologist & Environmental Education Department of Biology - Gorontalo State

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 163 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan oleh penulis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat enam terrain

Lebih terperinci

PENGENALAN EKOSISTEM DI LAUT DANGKAL (Biologi(

PENGENALAN EKOSISTEM DI LAUT DANGKAL (Biologi( PENGENALAN EKOSISTEM DI LAUT DANGKAL (Biologi( Biologi) oleh : Yosephine Tuti Puslitbang Oseanologi - LIPI EKOSISTEM DI LAUT DANGKAL (BIOLOGI) I. EKOSISTEM TERUMBU KARANG / CORAL REEFS II. EKOSISTEM LAMUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk rawan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang penting karena menjadi sumber kehidupan bagi beraneka ragam biota laut. Di dalam ekosistem terumbu

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) No. : 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) No. : 1 A. Tujuan Pembelajaran Pertemuan Pertama Peserta didik dapat: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) No. : 1 1. Menjelaskan pengertian ekskresi Sekolah : SMP TIM PENGEMBANGAN KURIKULUM Kelas / Semester

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesisir (coast) dan pantai (shore) merupakan bagian dari wilayah kepesisiran (Gunawan et al. 2005). Sedangkan menurut Kodoatie (2010) pesisir (coast) dan pantai (shore)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 232 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Setelah data dan hasil analisis penelitian diperoleh kemudian di dukung oleh litelature penelitian yang relevan, maka tiba saatnya menberikan penafsiran dan pemaknaan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau-pulau kecil memiliki potensi pembangunan yang besar karena didukung oleh letaknya yang strategis dari aspek ekonomi, pertahanan dan keamanan serta adanya ekosistem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Mahi (2001 a), sampai saat ini belum ada definisi wilayah pesisir yang

I. PENDAHULUAN. Menurut Mahi (2001 a), sampai saat ini belum ada definisi wilayah pesisir yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Mahi (2001 a), sampai saat ini belum ada definisi wilayah pesisir yang baku. Namun demikian terdapat kesepakatan umum bahwa wilayah pesisir didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN pulau dengan luas laut sekitar 3,1 juta km 2. Wilayah pesisir dan. lautan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan dan

I. PENDAHULUAN pulau dengan luas laut sekitar 3,1 juta km 2. Wilayah pesisir dan. lautan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Panjang garis pantai di Indonesia adalah lebih dari 81.000 km, serta terdapat lebih dari 17.508 pulau dengan luas

Lebih terperinci

memiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga pelecypoda sangat mudah untuk ditangkap (Mason, 1993).

memiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga pelecypoda sangat mudah untuk ditangkap (Mason, 1993). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelecypoda merupakan biota bentik yang digunakan sebagai indikator biologi perairan karena hidupnya relatif menetap (sedentery) dengan daur hidup yang relatif lama,

Lebih terperinci

KERANGKA RAPERMEN TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN BATAS SEMPADAN PANTAI

KERANGKA RAPERMEN TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN BATAS SEMPADAN PANTAI KERANGKA RAPERMEN TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN BATAS SEMPADAN PANTAI BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V : KETENTUAN UMUM : PENGHITUNGAN BATAS SEMPADAN PANTAI Bagian Kesatu Indeks Ancaman dan Indeks Kerentanan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH BUPATI BANGKA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN TERUMBU KARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH, Menimbang : a. bahwa ekosistem

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2014 KEMENPERA. Bencana Alam. Mitigasi. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENCEMARAN PERAIRAN

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENCEMARAN PERAIRAN PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENCEMARAN PERAIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.59/DJ-PSDKP/2011 TENTANG PENGAWASAN PENCEMARAN PERAIRAN DIREKTORAT PENGAWASAN

Lebih terperinci

RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU- PULAU KECIL WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TANJUNG JABUNG TIMUR

RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU- PULAU KECIL WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TANJUNG JABUNG TIMUR RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU- PULAU KECIL WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TANJUNG JABUNG TIMUR Arlius Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata memiliki peran yang semakin penting dan memiliki dampak positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013). Dengan adanya misi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan laut beserta sumber daya

Lebih terperinci

PANDUAN PENCEGAHAN BENCANA ABRASI PANTAI

PANDUAN PENCEGAHAN BENCANA ABRASI PANTAI PANDUAN PENCEGAHAN BENCANA ABRASI PANTAI ( UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ) JURUSAN PENDIDKAN GEOGRAFI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013 OLEH: MUH. ISA RAMADHAN KATA PENGANTAR Puji

Lebih terperinci

PERANGKAT PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN. Nama Guru : Windi Agustine NIM : : SMP N 1 Kota Mungkid Tahun Pelajaran : 2016/ 2017

PERANGKAT PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN. Nama Guru : Windi Agustine NIM : : SMP N 1 Kota Mungkid Tahun Pelajaran : 2016/ 2017 PERANGKAT PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas : VII Nama Guru : Windi Agustine NIM : 13312241026 Sekolah : SMP N 1 Kota Mungkid Tahun Pelajaran : 2016/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai lebih dari 8.100 km serta memiliki luas laut sekitar 5,8 juta km2 dan memiliki lebih dari 17.508 pulau, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesisir merupakan daratan pinggir laut yang berbatasan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pesisir merupakan daratan pinggir laut yang berbatasan langsung dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesisir merupakan daratan pinggir laut yang berbatasan langsung dengan laut yang masih di pengaruhi pasang dan surut air laut yang merupakan pertemuan anatara darat

Lebih terperinci

PERUBAHAN IKLIM DAN STRATEGI ADAPTASI NELAYAN

PERUBAHAN IKLIM DAN STRATEGI ADAPTASI NELAYAN PERUBAHAN IKLIM DAN STRATEGI ADAPTASI NELAYAN OLEH : Arif Satria Fakultas Ekologi Manusia IPB Disampaikan padalokakarya MENGARUSUTAMAKAN ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DALAM AGENDA PEMBANGUNAN, 23 OKTOBER

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Pleret. terletak di dusun Kedaton, desa Pleret, kecamatan Pleret, kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Pleret. terletak di dusun Kedaton, desa Pleret, kecamatan Pleret, kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Pleret SMA N 1 Pleret merupakan salah satu sekolah menegah yang terletak di dusun Kedaton, desa Pleret,

Lebih terperinci

Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir

Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir Daerah peralihan (interface area) antara ekosistem daratan dan laut. Batas ke arah darat: Ekologis: kawasan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut seperti pasang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove yang cukup besar. Dari sekitar 15.900 juta ha hutan mangrove yang terdapat di dunia, sekitar

Lebih terperinci

KEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN. Deputi Bidang SDA dan LH

KEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN. Deputi Bidang SDA dan LH KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN Deputi Bidang SDA dan LH

Lebih terperinci

5.1. Analisis mengenai Komponen-komponen Utama dalam Pembangunan Wilayah Pesisir

5.1. Analisis mengenai Komponen-komponen Utama dalam Pembangunan Wilayah Pesisir BAB V ANALISIS Bab ini berisi analisis terhadap bahasan-bahasan pada bab-bab sebelumnya, yaitu analisis mengenai komponen-komponen utama dalam pembangunan wilayah pesisir, analisis mengenai pemetaan entitas-entitas

Lebih terperinci

EKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL

EKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL Oleh : Nurul Dhewani dan Suharsono Lokakarya Muatan Lokal, Seaworld, Jakarta, 30 Juni 2002 EKOSISTEM LAUT DANGKAL Hutan Bakau Padang Lamun Terumbu Karang 1 Hutan Mangrove/Bakau Kata

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran K-13 Kelas X Geografi MITIGASI BENCANA ALAM II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami banjir. 2. Memahami gelombang pasang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mahluk hidup memiliki hak hidup yang perlu menghargai dan memandang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mahluk hidup memiliki hak hidup yang perlu menghargai dan memandang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahluk hidup memiliki hak hidup yang perlu menghargai dan memandang makhluk hidup lain sebagai bagian dari komunitas hidup. Semua spesies hidup memiliki

Lebih terperinci

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 B. Pemanfaatan dari Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah 1.3. Manfaat SLHD Provinsi DKI Jakarta 1.3.1. Manfaat Bagi Pemerintah Daerah Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Provinsi DKI Jakarta dimanfaatkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pesisir Pantai. merupakan daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan laut dimulai dari

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pesisir Pantai. merupakan daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan laut dimulai dari II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pesisir Pantai Pantai merupakan batas antara wilayah daratan dengan wilayah lautan. Daerah daratan merupakan daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan daratan dimulai

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekosistem terumbu karang adalah salah satu ekosistem yang paling kompleks dan khas di daerah tropis yang memiliki produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi. Ekosistem

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA ALAM I. Tujuan Pembelajaran

MITIGASI BENCANA ALAM I. Tujuan Pembelajaran K-13 Kelas X Geografi MITIGASI BENCANA ALAM I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami pengertian mitigasi. 2. Memahami adaptasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki 18 306 pulau dengan garis pantai sepanjang 106 000 km (Sulistiyo 2002). Ini merupakan kawasan pesisir terpanjang kedua

Lebih terperinci

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH DASAR ( SD ) PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) KELAS : IV ( Empat )

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH DASAR ( SD ) PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) KELAS : IV ( Empat ) KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH DASAR ( SD ) PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) KELAS : IV ( Empat ) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA - 2006 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN (INKUIRI TERBIMBING)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN (INKUIRI TERBIMBING) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN (INKUIRI TERBIMBING) Ditulis Oleh : Nama : Yanustiana Nur Pratomo NIM : 08312241004 Prodi : Pendidikan IPA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP.59/DJ-PSDKP/2011 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP.59/DJ-PSDKP/2011 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP.59/DJ-PSDKP/2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENCEMARAN PERAIRAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.38/MEN/2004 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN TERUMBU KARANG MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.38/MEN/2004 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN TERUMBU KARANG MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.38/MEN/2004 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN TERUMBU KARANG MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa sumberdaya terumbu karang dan ekosistemnya

Lebih terperinci

PENANGANAN TERPADU DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DI WILAYAH PESISIR, LAUTAN DAN PULAU

PENANGANAN TERPADU DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DI WILAYAH PESISIR, LAUTAN DAN PULAU PENANGANAN TERPADU DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DI WILAYAH PESISIR, LAUTAN DAN PULAU Zonasi Wilayah Pesisir dan Lautan PESISIR Wilayah pesisir adalah hamparan kering dan ruangan lautan (air dan lahan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Diketahui bahwa Papua diberi anugerah Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. Sumberdaya tersebut dapat berupa sumberdaya hayati dan sumberdaya non-hayati. Untuk sumberdaya

Lebih terperinci

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 32 TAHUN 1990 (32/1990) Tanggal : 25 JULI 1990 (JAKARTA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Modul 1 : Ruang Lingkup dan Perkembangan Ekologi Laut Modul 2 : Lautan sebagai Habitat Organisme Laut Modul 3 : Faktor Fisika dan Kimia Lautan

Modul 1 : Ruang Lingkup dan Perkembangan Ekologi Laut Modul 2 : Lautan sebagai Habitat Organisme Laut Modul 3 : Faktor Fisika dan Kimia Lautan ix M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah ini merupakan cabang dari ekologi dan Anda telah mempelajarinya. Pengetahuan Anda yang mendalam tentang ekologi sangat membantu karena ekologi laut adalah perluasan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG PERAN SERTA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

SILABUS IPA KELAS VII. Objek IPA dan pengamatannya Pengukuran Besaran Pokok dan turunan Satuan baku dan tak baku

SILABUS IPA KELAS VII. Objek IPA dan pengamatannya Pengukuran Besaran Pokok dan turunan Satuan baku dan tak baku LAMPIRAN 5 SILABUS IPA KELAS VII Kelas VII Alokasi waktu: 5 JPL / Minggu Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 3.1 Menerapkan konsep pengukuran berbagai besaran yang ada pada diri

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Saefullah NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Saefullah NIP KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta dengan baik. Kegiatan ini adalah kelanjutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU No.27 tahun 2007, tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan pesisir merupakan daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut. Kawasan pesisir merupakan ekosistem yang kompleks dan mempunyai nilai sumberdaya alam yang tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah. Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL (COOKBOOK) Ditulis Oleh : Nama : Yanustiana Nur Pratomo NIM : Prodi : Pendidikan IPA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL (COOKBOOK) Ditulis Oleh : Nama : Yanustiana Nur Pratomo NIM : Prodi : Pendidikan IPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL (COOKBOOK) Ditulis Oleh : Nama : Yanustiana Nur Pratomo NIM : 08312241004 Prodi : Pendidikan IPA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN 2011-2030 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 ayat (2)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 ayat (2) PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2012 TENTANG REHABILITASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas / Semester : XII (dua belas) / 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : 3. Memahami manajemen badan usaha dalam perekonomian

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) : 20 x Pertemuan (40 JP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) : 20 x Pertemuan (40 JP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tema Sub Tema Alokasi Waktu : SMP Negeri 2 Banjar : Ilmu Pengetahuan Sosial : VII/I : I. Manusia, Tempat, dan Lingkungan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan laut beserta sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hutan mangrove merupakan hutan yang tumbuh pada daerah yang berair payau dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan mangrove memiliki ekosistem khas karena

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD/MI... Kelas : IV Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Semester : II (dua) Standar Kompetensi 7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS VI SD NEGERI BACIRO OLEH : ULFAH KHUMAYASARI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS VI SD NEGERI BACIRO OLEH : ULFAH KHUMAYASARI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS VI SD NEGERI BACIRO OLEH : ULFAH KHUMAYASARI 13108241151 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan 29 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan ekosistem laut. Mangrove diketahui mempunyai fungsi ganda

Lebih terperinci