BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Lokasi dan Keadaan Geografi Desa Penglipuran
|
|
- Harjanti Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Keadaan Geografi Desa Penglipuran Desa Penglipuran terletak di wilayah Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli Provinsi Bali. Desa Penglipuran berada pada jarak 45 km dari Ibu Kota Provinsi Bali dan 5 km dari Ibu Kota Kabupaten Bangli. Desa ini dapat dicapai dengan menggunakan mobil atau sepeda motor dengan kondisi jalan yang telah diaspal yaitu dari sisi timur melalui jalan raya Bangli-Kintamani, setelah sampai di Desa Kubu belok ke kiri dan dari sisi utara melalui jalan Kintamani- Kayuamba Bangli. Batas-batas wilayah Desa Penglipuran adalah di sebelah utara berbatasan dengan Desa Adat Kayang; di sebelah timur berbatasan dengan Desa Adat Kubu; di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Adat Cempaga; dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Adat Cekeng. Untuk lebih jelas, posisi Desa Penglipuran dapat dilihat pada gambar 2.1 dan 2.2. Gambar 2.1 Peta Pulau Bali Sumber: diakses tanggal 07 April
2 23 Gambar 2.2 Peta Kabupaten Bangli Sumber: diakses tanggal 20 April 2015 Keadaan geografi merupakan keadaan permukaan bumi, iklim, flora, fauna serta hasil yang diperoleh dari bumi (Depdikbud, 1990: 270). Secara geografi Desa Penglipuran terletak pada koordinat 08 o 08 o 30 o 08 o 31 o 07 o lintang selatan dan 115 o 13 o 43 o 115 o 27 o 24 o bujur timur dengan ketinggian meter di atas permukaan laut. Ditinjau dari iklimnya, Desa Penglipuran termasuk beriklim sedang dengan suhu udara berkisar 18 o C 32 o C dengan curah hujan cukup tinggi berkisar mm per tahun sehingga cadangan air cukup tersedia. Permukaan tanahnya relatif datar dengan beda ketinggian berkisar 1-15 meter. Jenis tanah agak merah kekuningan dengan keadaan tanah yang subur sehingga dapat ditanami berbagai macam tanaman, namun yang paling cocok adalah tanaman kopi, salak, kelapa dan bambu (Profil Desa Wisata Penglipuran, 2013). Berdasarkan Profil Desa Wisata Penglipuran (2013), Desa Penglipuran memiliki luas wilayah kurang lebih 112ha yang tata guna lahannya meliputi lahan
3 24 pertanian, kawasan hutan, pemukiman, dan tempat suci. Luas wilayah tersebut didominasi oleh lahan pertanian yang memiliki luas 50ha berupa lahan kering atau tegalan dengan tanaman pangan seperti ubi kayu, ubi jalar, cabai, bayam, dan talas. Sedangkan hasil perkebunan berupa buah-buahan seperti jeruk, manggis, salak, pepaya, durian, pisang, kelapa dan kopi. Kawasan hutan di Desa Penglipuran meliputi hutan kayu yang berada di seputaran tempat suci dan kuburan dengan luas 4ha dan hutan bambu dengan luas 45ha. Pemukiman penduduk yang terletak di tengah wilayah Desa Penglipuran memiliki luas 9ha yang terdiri atas 76 pekarangan dengan arah melintang utaraselatan (kaja-kelod) yaitu pada jalur barat dan timur. Tata ruang masing-masing pekarangan meliputi (1) Utama Mandala, bagian paling suci berupa sanggah; (2) Madya Mandala, bagian tempat kegiatan dan aktifitas keluarga sehari-hari; (3) Nista Mandala, bagian belakang (teben) pekarangan. Tempat suci di Desa Penglipuran seluas 4ha dibagi menjadi tiga ruang atau bagian yang dikenal dengan Tri Mandala, yakni (1) pada bagian Utama Mandala atau bagian utara desa,terdapat Pura Penataran, Pura Puseh, Pura Dukuh, Pura Rambut Sedana, Pura Empu Aji dan Pura Empu Nalwah; (2) pada bagian Madya Mandala atau bagian tengah desa yang merupakan pemukiman warga masyarakat terdapat beberapa pura milik desa dan dadia, seperti Pura Ratu Pingit, Pura Balai Banjar, Pura Dalem Tampuagan, Tugu Pahlawan; dan (3) pada Nista Mandala atau pada bagian selatan terdapat kuburan milik Desa Penglipuran dan juga beberapa tempat suci seperti Pura Dalem (Pura Pelapuhan), Pura Dalem Pingit, Pura Mas Ayu Manik Melasem dan Pura Ratu Tungkup.
4 25 Selain itu di Desa Penglipuran juga terdapat fasilitas umum yaitu satu buah balai banjar adat, satu buah balai banjar untuk kegiatan-kegiatan lainnya, tempat parkir, pertamanan, dan sekolah dasar negeri (SDN) nomor 2 Kubu. Penggunaan tata guna lahan di Desa Penglipuran dapat dirinci dalam tabel berikut. Tabel 2.1 Penggunaan Tata Guna Lahan di Desa Penglipuran No. Tata Guna Lahan Luas (Ha) Presentase (%) 1. Lahan pertanian 50 44,64 2. Hutan kayu 4 3,57 3. Hutan bambu 45 40,17 4. Pemukiman 9 8,03 5. Tempat suci 4 3,57 Jumlah Sumber: Profil Desa Wisata Penglipuran, 2013 Dari tabel tersebut terlihat bahwa proposi pemanfaatan lahan untuk pemukiman sangat kecil (8,03%), sementara tegalan dimana penduduk lokal memanfaatkannya untuk keperluan pertanian lebih besar jumlahnya (44,64%), dan penggunaan untuk hutan dimana dapat menyerap, menyimpan dan mendistribusikan air sebesar (40,17%). Disini terlihat bahwa masyarakat Desa Penglipuran sudah memiliki kearifan lingkungan untuk memberi proporsi tanaman hijau lebih besar daripada yang lainnya. Sehingga apabila kita masuk ke Desa Penglipuran akan merasakan hawa yang sejuk dan asri. Adapun wilayah lingkungan Desa Penglipuran dapat dilihat pada gambar 2.3.
5 26 Gambar 2.3 Peta Wilayah Lingkungan Desa Penglipuran Sumber: diakses tanggal 08 Juli Sejarah Desa Penglipuran Pada umumnya setiap desa memiliki sejarahnya sendiri. Demikian pula halnya dengan Desa Penglipuran. Desa Penglipuran merupakan salah satu desa adat di Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Sejarah Desa Penglipuran berkaitan dengan Kerajaan Bangli yang dapat diketahui dari monografi Desa Penglipuran. Dalam monografi itu disebutkan bahwa pada zaman Kerajaan Bangli, Raja Bangli memerlukan tenaga masyarakat Desa Bayung Gede sebagai prajurit kerajaan. Berhubung letak Desa Bayung Gede cukup jauh dari pusat kerajaan Bangli dan perjalanan hanya dapat dilakukan dengan jalan kaki atau naik kuda, maka untuk memudahkan komunikasi dan mendekatkan jarak, beberapa warga Desa Bayung Gede dipindahkan dan dibuatkan tempat
6 27 peristirahatan untuk prajurit di wilayah Desa Kubu yang berada sekitar empat kilometer di sebelah utara kota Bangli. Lama-kelamaan warga ini menetap di tempat tersebut, jumlahnya semakin tahun semakin bertambah dan pada akhirnya membentuk sebuah desa baru yang berpisah dengan desa asal mereka yaitu Desa Bayung Gede. Dalam monografi tersebut juga dijelaskan bahwa berdasarkan prasasti yang disimpan di Pura Dalem Ratu Pingit disebutkan pada mulanya Desa Penglipuran bernama Desa Kubu Bayung yang artinya orang Kubu yang berasal dari Desa Bayung atau orang Bayung yang tinggal di Desa Kubu. Keberadaan orang Bayung yang tinggal di Desa Kubu inilah menjadi cikal-bakal berdirinya Desa Penglipuran. Disamping itu disebutkan bahwa secara etimologi Penglipuran berasal dari kata Pengeling Pura. Pengeling (eling) yang artinya ingat/mengingat dan pura yang berarti tanah leluhur. Jadi kata Penglipuran berarti ingat akan tanah leluhur atau tempat asal mula mereka. Dinyatakan pula bahwa kata Penglipuran berasal dari kata penglipur lara yang artinya penghibur. Ini berarti bahwa Penglipuran merupakan tempat untuk menghibur orang yang datang. Konon pada zaman kerajaan, Desa Penglipuran sering didatangi oleh Raja Bangli untuk beranjangsana dan digunakan sebagai tempat peristirahatan. 2.3 Keadaan Demografi Desa Penglipuran Demografi merupakan susunan jumlah dan perkembangan penduduk (Depdikbud, 1990: 195). Dalam penelitian ini keadaan demografi di Desa Penglipuran meliputi kondisi penduduk berdasarkan faktor umur, tingkat
7 28 pendidikan, dan mata pencaharian hidup. Berdasarkan Profil Desa Penglipuran tahun 2013, jumlah penduduk di Desa Penglipuran sebanyak 936 orang yang terdiri atas 233 kepala keluarga (KK), meliputi 469 orang laki-laki dan 467 orang perempuan. Berdasarkan faktor umur, penduduk di Desa Penglipuran per tahun 2013 berumur 0-56 keatas dapat dirinci dalam tabel berikut. Tabel 2.2 Kondisi Penduduk Berdasarkan Faktor Umur No. Umur (tahun) Jumlah (Orang) Presentase (%) , , , keatas ,35 Jumlah Sumber: Profil Desa Wisata Penglipuran, 2013 Data dalam tabel di atas menunjukkan bahwa berdasarkan faktor umur, penduduk Desa Penglipuran yang jumlahnya paling banyak adalah penduduk berumur tahun sejumlah 375 orang (40%), penduduk berumur 56 tahun keatas sejumlah 256 orang (27,35%), penduduk yang berumur 7-15 tahun sebanyak 150 orang (16%), berumur 1-5 tahun berjumlah 70 orang (7,47%), berumur 5-7 tahun berjumlah 65 orang (6,94%) dan berumur 0-1 tahun berjumlah 20 orang (2,13%). Jumlah tersebut menggambarkan bahwa masyarakat di Desa Penglipuran rata-rata masih berusia produktif dengan presentase sebesar 40%. Ditinjau dari tingkat pendidikan, penduduk di Desa Penglipuran ada yang tidak tamat SD dan ada pula yang mencapai pendidikan S2 seperti dapat dirinci dalam tabel berikut.
8 29 Tabel 2.3 Kondisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk Presentase No Tingkat Pendidikan (Orang) (%) 1. Tidak tamat SD 18 2,88 2. Tamat SD 69 11,07 3. Tamat SLTP ,10 4. Tamat SLTA 94 15,08 5. D1 11 1,76 6. D2 22 3,53 7. D3 6 0,96 8. S1 48 7,70 9. S2 2 0,32 Jumlah Sumber: Profil Desa Wisata Penglipuran, 2013 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan masyarakat di Desa Penglipuran didominasi oleh tamatan SLTP yang berjumlah 362 orang (58,10%), penduduk yang tamat SD sebanyak 69 orang(11,07%), kemudian yang melanjutkan ke jenjang S1 sebanyak 48 orang (7,70%), D2 berjumlah 22 orang (3,53%), tidak tamat SD 18 orang (2,88%), D1 berjumlah 11 orang (1,76%), D3 dengan jumlah 6 orang (0,96%), dan berpendidikan S2 berjumlah 2 orang (0,32%). Dari jumlah tersebut dapat dicermati bahwa walaupun masyarakat Desa Penglipuran didominasi oleh tamatan SLTP namun masyarakat sudah berupaya untuk meningkatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yakni sampai ke tingkat S2. Dilihat dari mata pencaharian, penduduk Desa Penglipuran memiliki mata pencaharian yang bervariasi sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.
9 30 Tabel 2.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Hidup No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Penduduk Presentase (Orang) (%) 1. Petani 45 13,31 2. TNI/POLRI 6 1,77 3. PNS 26 7,69 4. Guru 25 7,39 5. Pensiunan PNS 13 3,84 6. Bidan 2 0,59 7. Tukang 33 9,76 8. Pengerajin Bambu 75 22,18 9. Pengerajin Makanan 24 7, Pengerajin Loloh Cemcem 11 3, Kapal Pesiar 35 10, Peternak 8 2, Penjahit 6 1, Pelukis 3 0, Perajin Kayu 8 2, Jasa Laundry 2 0, Veteran yang mendapat 16 4,73 TUVET Jumlah Sumber: Profil Desa Wisata Penglipuran, 2013 Data dalam tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Penglipuran yakni 75 orang (22,18%) bekerja sebagai pengerajin bambu. Di samping itu terdapat 45 orang (13,31%) yang menekuni mata pencaharian di bidang pertanian, kemudian sejumlah 35 orang (10,35%) bekerja di kapal pesiar, ada pula masyarakat yang bekerja sebagai tukang sebanyak 33 orang (9,76%), PNS 26 orang (7,69%), guru 25 (7,39%) orang, pengerajin makanan 24 orang (7,10%), veteran 16 orang (4,73%), pensiunan PNS 13 orang (3,84%), pengerajin loloh cemcem 11 orang (3,25%) dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa mata pencaharian utama masyarakat di Desa Penglipuran adalah sebagai pengerajin bambu dan petani. Selain itu masyarakat di
10 31 Desa Penglipuran juga sudah mulai tertarik dengan pekerjaan di bidang kepariwisataan seperti bekerja di kapal pesiar. Ini menunjukkan adanya peralihan jenis pekerjaan penduduk, yang semula hanya bergelut di bidang pengerajin dan pertanian menuju bidang kepariwisataan. 2.4 Organisasi Sosial Organisasi sosial kemasyarakatan di Desa Penglipuran dapat digolongkan menjadi dua, yaitu Lembaga Desa Pakraman Penglipuran dan Lembaga Dinas Lingkungan Penglipuran. Lembaga Desa Pakraman Penglipuran bersifat otonom karena tidak secara langsung berkaitan dengan lembaga pemerintahan dinas (kelurahan maupun lingkungan). Hubungan lembaga desa pakraman dengan lembaga pemerintahan dinas hanyalah hubungan yang bersifat konsultatif. Sistem pemerintahan di Lembaga Desa Pakraman Penglipuran disusun dalam satu kepemimpinan adat yang disebut Prajuru Desa Adat Penglipuran. Prajuru (pengurus) Desa Adat di Penglipuran ini dibedakan menjadi dua bagian, yakni prajuru desa adat dan prajuru ulu apad. Prajuru Desa Adat terdiri atas bendesa atau kelihan adat, dua orang penyarikan, dan seka-seka. Sedangkan prajuru ulu apad terdiri atas dua belas orang yang disebut dengan Jero Kancan Roras meliputi dua Jero Bayan (Jero Bayan Mucuk dan Jero Bayan Nyoman), dua orang Jero Bahu (Jero Bahu Mucuk dan Jero Bahu Nyoman), dua orang Jero Singgukan (Jero Singgukan Mucuk dan Jero Singgukan Nyoman), dua orang Jero Cacar (Jero Cacar Mucuk dan Jero Cacar Nyoman), dua orang Jero Balung (Jero Balung Mucuk dan Jero Balung Nyoman), dan dua orang Jero Pati (Jero Pati Mucuk dan Jero Pati Nyoman). Struktur lembaga Desa Pakraman Penglipuran dapat dilihat pada gambar 2.4
11 32 Gambar 2.4 Struktur Lembaga Desa Pakraman Penglipuran Sumber: Monografi Desa Pakraman Penglipuran Dilihat dari struktur lembaga Desa Pakraman Penglipuran diatas maka dapat dikatakan bahwa Desa Penglipuran merupakan Desa Bali Aga yang kepemimpinannya bersifat kolektif dimana kelihan dan kancan roras sebagai pemimpin atau tetua desa. Desa Adat Penglipuran terdiri atas satu banjar adat sehingga bendesa adat juga merupakan kelihan adat. Kata kelihan berasal dari kata kelih yang berarti tua atau dewasa sehingga kelihan adalah orang yang dituakan dalam suatu komunitas kecil (Pitana, 1994: 150). Kelihan adat mempunyai wewenang untuk mengatur dan mengarahkan masyarakat (krama desa) dalam pelaksanaan upacara keagamaan, pembangunan tempat ibadah, serta sebagai pimpinan rapat dalam
12 33 musyawarah desa adat. Kelihan adat dipilih dari warga pengarep yang jumlahnya 76 orang, yang kedudukannya dalam susunan ulu apad masih ada dibawah nomor 12, dari nomor yang telah memenuhi syarat dengan masa bakti selama lima tahun dan dipilih secara demokratis. Penyarikan adalah juru tulis/sekretaris dari kelihan adat, bertugas mengabsen dan mengatur giliran tugas warga desa pengarep. Di Desa Adat Penglipuran terdapat dua orang penyarikan yang akan membantu kelihan adat dalam menjalankan tugasnya sehari-hari. Seperti halnya kelihan adat, penyarikan dipilih dari warga pengarep yang nomor urutnya dibawah nomor 12 dengan masa jabatan selama lima tahun. Berdasarkan struktur Desa Pakraman Penglipuran, selain terdiri dari kelihan desa adat dan penyarikan juga terdapat seka. Pitana (1994: 113) menjelaskan pengertian seka adalah lembaga atau kelompok sosial yang lebih kecil sifat, ruang lingkup dan keanggotaannya dari banjar. Seka merupakan kesatuan dari beberapa orang anggota banjar yang menghimpun diri atas dasar kepentingan yang sama dalam beberapa hal. Clifford Geertz (dalam Pitana, 1994: 113) merumuskan pengertian seka sebagai berikut. seka itu merupakan suatu organisasi yang dibentuk untuk mencapai suatu tujuan atau maksud yang khusus. Kelompok-kelompok seperti itu didirikan sementara waktu saja, tetapi ada pula yang bertahun-tahun bahkan untuk beberapa angkatan lamanya. Bisa didirikan untuk satu tugas saja, berlangsung dari satu tugas ke tugas yang lain; ada yang amat luas sifatnya danada juga yang terdiri dari beberapa orang anggota saja. Adapun seka tidak pernah sejajar tetapi selalu melintang batas-batas kesatuan sosial yang lain, seolah-olah mempersatukan orang-orang dari berbagai golongan, semata-mata atas dasar pertalian persahabatan yang punya persamaan kebutuhan. Adapun seka yang terdapat di Desa Penglipuran antara lain:
13 34 1. Prajuru Seka Gong adalah pengurus organisasi penabuh gamelan (gong), yang tugasnya mempersiapkan, mengatur, menyimpan peralatan gamelan dalam kegiatan upacara keagamaan. 2. Prajuru Seka Baris mempunyai tugas untuk mempersiapkan dan mengatur tarian baris pada saat kegiatan upacara keagamaan. 3. Prajuru Seka Peratengan bertugas di bidang penyediaan konsumsi atau sarana upacara dalam kegiatan keagamaan. 4. Prajuru Seka Pacalang bertugas mengkoordinir, menjaga dan mengatur keamanan dan ketertiban di Desa Adat. 5. Prajuru Seka Truna bertugas membantu kegiatan adat yang ada di Desa Penglipuran, bersama-sama dengan organisasi lainnya yang semua anggotanya adalah masih remaja (truna) dan merupakan kader penerus yang akan mewarisi adat dan budaya di kemudian hari. Warga atau krama Desa Adat Penglipuran terdiri dari warga tetap/penuh yang jumlahnya tetap 76 KK disebut sebagai pengayah atau krama pengarep (pang-arep = mereka yang ada di depan) yang bertanggung jawab penuh terhadap pembangunan fisik maupun non fisik di desa ini. Dari jumlah 76 orang krama pangarep ini menurut historisnya terdiri dari 2 kelompok. Pertama, warga pangarep yang memiliki tanah ayahan desa (AYDS) yang berjumlah 45 orang. Tanah AYDS yang dimiliki tidah hanya terletak di Desa Adat Penglipuran saja, tetapi juga di luar desa seperti; di Desa Cekeng, Sidembunut, Tanggahan Gunung, dan Buungan. Kedua, warga desa pengarep roban yangberjumlah 31 orang. Warga ini tidak memiliki tanah AYDS namun oleh Desa Adat Penglipuran diberikan menggarap tanah laba pura dengan sistem kontrak.
14 35 Kancan roras adalah dua belas orang warga desa adat pengarep yang merupakan tetua desa adat (peduluan ulu apad) yaitu warga pengarep nomor urut 1 (satu) sampai dengan 12 (dua belas) yang secara otomatis jabatannya tidak boleh dicari atau dihindari karena merupakan giliran secara berurut. Kancan roras mempunyai jabatan dan fungsi yang berbeda sesuai awig-awig desa adat yang ada. Kedudukan kancan roras dalam struktur organisasi adalah pengayom kelihan adat yang memberikan nasehat atau saran dan bersama prajuru lain menyusun perencanaan upacara agama serta pembangunan di Desa Adat Penglipuran. Warga kancan roras ini tidak lagi masuk/duduk dalam salah satu organisasi sosial wajib, karena yang bersangkutan telah mempunyai tugas khusus dalam jabatan ulu apad. Adapun pembagian tugasnya adalah sebagai berikut. 1. Jero Kubayan Mucuk didampingi oleh Jero Kubayan Nyoman, yang mempunyai tugas sebagai pimpinan upacara keagamaan di Desa Adat Penglipuran. 2. Jero Bahu Mucuk didampingi oleh Jero Bahu Nyoman, bertugas membantu Jero Kubayan dalam pelaksanaan upacara keagamaan jika ada kelengkapan upacara yang kurang. 3. Jero Singgukan Mucuk didampingi oleh Jero Singgukan Nyoman, bertugas sebagai perantara/penghubung antara nomor (1, 2, 3, 4) dengan nomor berikutnya dalam pelaksanaan upacara keagamaan. 4. Jero Cacar Mucuk didampingi oleh Jero Cacar Nyoman, bertugas sebagai tukang cacar (mendistribusikan) sarana upacara dalam kegiatan upacara keagamaan di Desa Adat Penglipuran.
15 36 5. Jero Balung Mucuk didampingi oleh Jero Balung Nyoman, bertugas mencari bagian-bagian dari hewan yang akan digunakan sebagai sarana dalam upacara keagamaan. 6. Jero Pati Mucuk didampingi oleh Jero Pati Nyoman, bertugas menyembelih hewan kurban pada saat ada upacara keagamaan. Pelaksanaan tugas dan kewajiban sebagai prajuru desa adat diatur dalam awig-awig Desa Adat Penglipuran. Awig-awig merupakan peraturan-peraturan hidup bagi sesama krama desa di desa adatnya untuk mewujudkan kehidupan yang tentram, aman, tertib dan sejahtera (Ngurah Oka, 2000: 25). Desa Adat Penglipuran secara administrasi merupakan wilayah pemerintahan lingkungan Penglipuran Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Lembaga Dinas Lingkungan Penglipuran dipimpin oleh kepala lingkungan. Struktur Lembaga Dinas Lingkungan Penglipuran adalah sebagai berikut. STRUKUTUR LEMBAGA DINAS LINGKUNGAN PENGLIPURAN CAMAT LURAH BENDESA ADAT KEPALA LINGKUNGAN JERO KUBAYAN Sumber: Monografi Desa Pakraman Penglipuran
16 37 Tugas dan Fungsi kepala lingkungan adalah sebagai perpanjangan tangan pemerintah kelurahan dalam memberikan pelayanan administrasi pemerintahan kepada masyarakat lingkungan Penglipuran dan melakukan koordinasi dengan struktur lembaga Desa Adat Penglipuran. Kepala lingkungan di Desa Penglipuran dipilih oleh warga masyarakat melalui pemilihan langsung. Dalam pemilihan ini masyarakat Desa Penglipuran dibagi atas empat kelompok (bucu) yaitu kelompok timur laut (bucu kaja kangin), kelompok barat daya (bucu kaja kauh), kelompok barat laut (bucu kelod kangin) dan kelompok tenggara (bucu kelod kauh). Setiap kelompok masyarakat diwajibkan mencalonkan dua orang kandidat yang telah dipilih melalui musyawarah. Dengan demikian jumlah calon yang ada di desa adalah delapan orang. Dari delapan orang tersebut dipilih secara langsung oleh warga dengan cara memberikan satu biji jagung kepada setiap warga masyarakat. Jagung itu kemudian dimasukkan ke dalam sebuah tempat yang sudah disediakan untuk kedelapan calon tersebut. Setelah pemilihan, jagung tersebut dihitung dan yang mendapatkan jumlah biji jagung terbanyak secara sah terpilih menjadi kepala lingkungan Desa Penglipuran. Adapun syarat-syarat untuk menjadi seorang kepala lingkungan antara lainberpendidikan paling rendah SLTA, berkelakuan baik, sehat jasmani dan rohani, dan berumur maksimal 50 tahun. Masa jabatan sebagai kepala lingkungan di Desa Penglipuran adalah enam tahun dan dapat dipilih kembali dalam satu masa jabatan.
17 Sistem Kekerabatan Sistem kekerabatan di Desa Penglipuran mengikuti prinsip patrilineal, artinya hubungan kekerabatan diperhitungkan menurut garis keturunan ayah (Koentjaraninggrat, 1980: 68). Sebagian penduduk Desa Penglipuran terikat hubungan darah akibat perkawinan yang dilakukan sesama warga atau endogami desa. Bagi laki-laki yang menikahi gadis dari klen/keluarga asal yang berbeda, maka dia tetap terikat dalam hak dan kewajibannya pada lingkup kekerabatan keluarga asalnya yang disebut dengan istilah dadia. Sedangkan bagi wanita yang menikahi klen/keluarga asal yang berbeda akan dengan sendirinya mengikuti keluarga asal suaminya (Hudyana, 2002: 55). Kelompok kekerabatan yang disebut dadia (patrilineal minimal lineage) adalah sekelompok kekerabatan yang terdiri dari segabungan rumah tangga yang merasa diri berasal dari seorang nenek moyang, dimana satu dengan yang lainnya terikat melalui garis keturunan laki-laki (Danandjaja, 1989: 116). Di Desa Penglipuran terdapat lebih dari satu dadia, seperti yang disampaikan oleh I Nengah Santini (wawancara, 06 April 2015) sebagai berikut. Di Desa Penglipuran terdapat banyak dadia, ada Dadia Penyarikan, Gelgel, Samplangan, Tangkas, Kayu Selem dan Pulasari. Dadia yang paling besar di Desa Penglipuran adalah Dadia Pulasari dengan jumlah 50 KK yang menyungsung Pura Pedadian yaitu Pura Dadia Dalem Tampuagan Pulasari. Sistem perkawinan yang dianut oleh masyarakat Penglipuran adalah sistem perkawinan endogami maupun eksogami. Tidak ada larangan atau sanksi bagi laki-laki ataupun perempuan untuk menikah dengan seseorang dari luar Desa Penglipuran. Keunikan dari tradisi perkawinan di Desa Penglipuran adalah adanya
18 39 tradisi mapragat. Hal ini dapat diketahui dari informasi yang disampaikan oleh I Nengah Moneng (wawancara, 06 April 2015) seperti berikut. Upacara pernikahan di Desa Penglipuran selalu dilakukan di rumah mempelai wanita. Jika ada wanita penglipuran yang menikah, maka prosesi upacara pernikahan tersebut harus dilaksanakan di rumah mempelai wanita sesuai dengan adat penglipuran dan dipuput oleh Jero Kubayan. Pelaksanaan upacara tersebut terkait dengan tradisi atau kebiasaan masyarakat yang percaya bahwa kalau tidak melakukan upacara mapragat, maka orang tersebut dianggap masih memiliki hutang, sebagaimana yang disampaikan oleh Kelihan Adat, I Wayan Supat (wawancara, 22 Maret 2015) sebagai berikut. Upacara perkawinan juga harus dilakukan di rumah mempelai wanita, kalau tidak dilakukan maka wanita tersebut dan keturunannya tidak diperbolehkan untuk bersembahyang ke Pura yang ada di penglipuran karena masih dianggap mempunyai hutang dan cuntaka Di Desa Penglipuran beristri lebih dari satu dianggap tabu, hal ini terbukti dengan adanya karang memadu sebagai tempat pengucilan bagi mereka yang melanggar. Bagi masyarakat yang beristri lebih dari satu menurut awig-awig dan drestha harus pindah dari karang kertinya ke karang memadu, hak dan kewajibannya sebagai krama desa pun dicabut. Di karang memadu mereka akan dibuatkan rumah oleh warga desa, akan tetapi yang bersangkutan tidak boleh melewati jalan umum, masuk ke pura dan mengikuti kegiatan adat. 2.6 Sistem Religi Masyarakat Desa Adat Penglipuran merupakan satu kelompok masyarakat Bali Aga (Bali Mula) yang menganut Agama Hindu. Masyarakat Desa Penglipuran masih tetap mempertahankan tempat-tempat suci (pura) dan ritual tradisional warisan nenek moyang mereka. Tempat-tempat suci yang dimaksud,
19 40 antara lain Pura Penataran/Bale Agung sebagai tempat pemujaan Dewa Brahma, Pura Puseh sebagai tempat pemujaan Dewa Wisnu, Pura Dalem (Pelapuan) sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa, selain ketiga pura tersebut di Desa Penglipuran juga terdapat sejumlah pura lainnya seperti Pura Empu Aji sebagai tempat pesraman, Pura Empu Naluah untuk memuliakan mata air, Pura Dukuh sebagai tempat berstanya arwah pendeta orang Bali Aga, Pura Rambut Sri Sedana sebagai tempat untuk memuja dewa kemakmuran dan kesejahteraan, Pura Ratu Sakti Mas Ayu Manik Melasem, Pura Ratu Sakti Gede Tungkub, Pura Dalem Pingit sebagai tempat prasasti, Pura Rajapati, dan Pura Balai Banjar sebagai tempat pemujaan Bhagawan Penyarikan. Menurut kelihan adat I Wayan Supat dalam wawancara (22 Maret 2015) menyebutkan bahwa di Desa Penglipuran terdapat berbagai ritual-ritual tradisional. Ritual tersebut antara lain (1) Nyaeb, merupakan upacara awal dari siklus bercocok tanam yang ditandai dengan membuka aliran air, upacara ini dilaksanakan di perbatasan Desa Penglipuran dengan Desa Kayang pada Sasih Sada (bulan kedua belas menurut sistem perhitungan kalender tradisional Bali). Upacara ini dipersembahkan kepada Dewa Wisnu dengan tujuan untuk memohon kesuburan; (2) Mamungkah, adalah upacara pada saat mulai membajak lahan pertanian. Masyarakat memohon ijin kepada Ibu Pertiwi karena akan mengolah tanah. Upacara ini dilakukan pada Sasih Kasa (Juli) yang dipersembahkan kepada Ratu Sakti Kentel Bumi dengan mempersembahkan hewan kurban berupa sapi; (3) Nangkluk Merana, merupakan upacara pengendalian hama yang dilaksanakan di perempatan desa pada Sasih Keenem (Desember) dengan sarana satu ekor sapi betina. Upacara ini dilakukan untuk keselamatan manusia dan tumbuhan
20 41 sehubungan dengan adanya perubahan iklim; (4) Ngaturang Upeti, adalah upacara persembahan hasil-hasil bumi yang diperoleh setiap tahun berupa umbi-umbian (pala bungkah), buah-buahan (pala gantung) dan sayur-sayuran atau daun-daunan (pala wija). Upacara ini dilaksanakan setelah Nyepi pada Sasih Desta (Mei).
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan
IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Restu Rahayu Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur. Wilayah Kecamatan Raman Utara memiliki
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang
79 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur 1. Keadaan Umum Pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang
38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan
Lebih terperinciKEARIFAN EKOLOGI MASYARAKAT BAYUNG GEDE DALAM PELESTARIAN HUTAN SETRA ARI-ARI DI DESA BAYUNG GEDE, KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI
KEARIFAN EKOLOGI MASYARAKAT BAYUNG GEDE DALAM PELESTARIAN HUTAN SETRA ARI-ARI DI DESA BAYUNG GEDE, KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI Oleh : DEWA AYU EKA PUTRI 1101605007 PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten
BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam
Lebih terperinciLOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada
IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial.
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA A. Keadaan Geografi Wanayasa merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, terletak
Lebih terperinciBAB I DESKRIPSI KEGIATAN. 1.1 Judul Mewujudkan Masyarakat Mandiri Melalui Gerakan Indonesia Melayani, Bersih dan Tertib di Desa Sudaji
BAB I DESKRIPSI KEGIATAN 1.1 Judul Mewujudkan Masyarakat Mandiri Melalui Gerakan Indonesia Melayani, Bersih dan Tertib di Desa Sudaji 1.2 Lokasi KKN RM XIII berlokasi di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Kabupaten
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang
43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di
38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampung. Secara geografis Kabupaten Pesawaran terletak antara
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah
48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pringsewu. Keadaan Geografis Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah barat Bandar Lampung, ibukota Provinsi
Lebih terperinciBatas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan
Lebih terperinci4.1. Letak dan Luas Wilayah
4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan
Lebih terperinciKondisi Fisik. KKN- PPM XIII Desa Bebandem 2016 Page 1
I. PENDAHULUAN 1.1 Tema Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Bebandem yang BERSEMI (Bersih, Sehat,Mandiri dan Terintegrasi) 1.2 Lokasi Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota,
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis dan demografi Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia. Kapur IX adalah salah satu dari tiga
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Desa Lebih terletak di Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali dengan luas wilayah 205 Ha. Desa Lebih termasuk daerah dataran rendah dengan ketinggian
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara etimologis, Hajimena sebenarnya berasal dari kata Aji, yang berarti ini dan Mena
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Asal-Usul Desa Hajimena Secara etimologis, Hajimena sebenarnya berasal dari kata Aji, yang berarti ini dan Mena yang berarti duluan (dalam Bahasa Lampung).
Lebih terperinciBAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.
18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH 5.1. Kondisi Umum Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Leuwi Sadeng merupakan kecamatan yang terletak di Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor. Kecamatan Leuwi Sadeng terdiri dari 8
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai
Lebih terperinciPROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi
23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan
47 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak geografis, topografi, dan pertanian Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan
Lebih terperinciBAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389
BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN a. Analisis Situasi
BAB I PENDAHULUAN a. Analisis Situasi Kintamani merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali yang meliputi kawasan dataran tinggi di sekitar Gunung Batur. Kecamatan ini terdiri dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang pemilihan kawasan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar belakang pemilihan kawasan Pemilihan Desa Bayung Gede yang menjadi obyek dalam judul penelitian ini dilandasi dengan 3 alasan yaitu aspek religi, aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. : Desa Sesandan dan Wanasari.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Analisis situai dari pelaksanaan program KKN PPM periode 2016 di Desa Tunjuk Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut. 1.1.1 Letak Geografis Desa
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DESA DEWA JARA
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA DEWA JARA 4.1. Letak Geografis Sumba Tengah Pulau Sumba terletak di barat-daya propinsi Nusa Tenggara Timur-NTT sekitar 96 km disebelah selatan Pulau Flores, 295 km disebelah
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
9 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Umum Kecamatan Megamendung Kondisi Geografis Kecamatan Megamendung Kecamatan Megamendung adalah salah satu organisasi perangkat daerah Kabupaten Bogor yang terletak
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS DESA ADAT DI DESA PENGLIPURAN KABUPATEN BANGLI
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS DESA ADAT DI DESA PENGLIPURAN KABUPATEN BANGLI Oleh : A.A SRI AGUNG PRADNYAPARAMITA 1101605005 PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja
13 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas di Propinsi Sumatera Utara dengan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Wilayah 1. Kecamatan Sekampung Udik Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan Sekampung Udik merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang Balai Pelaksana Teknis Bina Marga atau disingkat menjadi BPT Bina Marga Wilayah Magelang adalah bagian dari Dinas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Desa Bakas adalah salah satu dari 13 (tiga belas) Desa di kecamatan Banjarangkan. Desa sebagai subsistem kabupaten/kota merupakan pelaksana pemerintahan, pembangunan
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN KKN-PPM BAB I DESKRIPSI KEGIATAN
RENCANA KEGIATAN KKN-PPM BAB I DESKRIPSI KEGIATAN 1.1. Judul Peran Mahasiswa Universitas Udayana dalam PemberdayaanMasyarakatuntukMensosialisasikanPerilakuHidupSehatdanMeningkatka nproduktivitasdesabayunggedesebagaidesawisata
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Tirta Makmur merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Desa Tirta Makmur ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Situasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Sejarah Desa Pejukutan adalah salah satu desa di Kecamatan Nusa Penida, terletak 13 (tiga belas) kilometer dari kota Kecamatan, awal terbentuknya Desa Pejukutan adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUIAN 1.1 Analisis Situasi Letak Geografis
BAB 1 PENDAHULUIAN 1.1 Analisis Situasi 1.1.1 Letak Geografis Desa Batannyuh adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Secara Demografi, Desa Batannyuh
Lebih terperinciBAB III ALASAN PENENTUAN BAGIAN WARIS ANAK PEREMPUAN YANG LEBIH BESAR DARI ANAK LAKI-LAKI DI DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO
BAB III ALASAN PENENTUAN BAGIAN WARIS ANAK PEREMPUAN YANG LEBIH BESAR DARI ANAK LAKI-LAKI DI DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO A. Keadaan Umum Desa Sukapura 1. Keadaan Geografis Desa
Lebih terperinciProfil Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 Provinsi Sumatera Selatan
1 A. GAMBARAN UMUM 1. Nama Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 2. Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 Terletak di Kawasan a. Jumlah Transmigran (Penempatan) Penempata 2009 TPA : 150 KK/563
Lebih terperinciIV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas
IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan
78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus
Lebih terperinciBAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo.
23 BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR A. Sejarah Singkat Desa Gumingsir Berdasarkan catatan yang disusun oleh penilik kebudayaan kecamatan Pagentan kabupaten Banjarnegara (Karno, 1992:39) asal mula desa Gumingsir
Lebih terperinciberagam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah suatu negara majemuk yang dikenal dengan keanekaragaman suku dan budayanya, dimana penduduk yang berdiam dan merupakan suku asli negara memiliki
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2
42 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Provinsi Lampung merupakan penghubung utama lalu lintas Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2 kota. Provinsi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Natar terdiri dari 24 desa yaitu Desa Banda Rejo, Suka Bandung,
59 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Dan Luas Daerah Kecamatan Natar terdiri dari 24 desa yaitu Desa Banda Rejo, Suka Bandung, Beranti Raya, Bumi Sari, Candi Mas, Haduyang, Haji Menna, Karang
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI KELURAHAN GEDAWANG
BAB II DESKRIPSI KELURAHAN GEDAWANG. Kondisi Alam Kelurahan Gedawang merupakan kelurahan yang berada di dalam wilayah administratif Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Kondisi daratan Kelurahan Gedawang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Pesawaran Indah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2007 tanggal 10 Agustus 2007 tentang Pembentukan Kabupaten
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang
70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber (P/M/D) No Permasalahan Lokasi. Kurang tersedianya tempat sampah di Desa Bayung 1 sekitar lingkungan
BAB I ENDAHULUAN A. Analisis Situasi termasuk ke dalam lingkungan wilayah Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, rovinsi Bali. Secara geografis, Desa ini dibatasi oleh Desa Batur di sebelah utara, Desa
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 11 (sebelas)
54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Singkat Daerah Penelitian Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 11 (sebelas) Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten Tanggamus dibentuk
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul dengan luas wilayah. 2209,53 hektar. Berdasarkan data monografi, Desa Giripanggung
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi wilayah 1) Kelurahan/Desa Desa Giripanggung merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul dengan luas wilayah 2209,53 hektar. Berdasarkan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.
IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan pariwisata. Menurut Peraturan daerah Provinsi Bali Nomor 2
BAB I PENDAHULUAN! 1.1 Latar Belakang Bali dengan potensi budaya yang dimiliki telah dijadikan salah satu tempat pengembangan pariwisata. Menurut Peraturan daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanian di Wilayah Distrik Sorong Timur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tersedianya data dan informasi yang memberi gambaran akurat tentang potensi wilayah sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan bagi Pemerintah kalangan pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Berdasarkan hasil survey dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik melalui wawancara, curah
Lebih terperinciBAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya
BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS A. Kondisi Geografis Kelurahan Lomanis merupakan salah satu kelurahan dari 4 wilayah kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya disebelah
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang
BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Piyaman merupakan salah satu Desa dari total 14 Desa yang berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Desa Piyaman berjarak sekitar
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Kondisi Umum Desa Kemukten 5.1.1 Letak Geografis Desa Kemukten secara administratif terletak di Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam
IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Kondisi Desa 1. Sejarah Desa Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam gunung berapi di Magelang Kecamatan Serumbung Jawa tengah. Pada
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis
33 KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Lokasi Geografis Daerah penelitian terletak di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kecamatan Imogiri berada di sebelah Tenggara dari Ibukota Kabupaten Bantul.
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. keadaan penduduk dan keadaan pertanian yang ada di Desa Ambarketawang.
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Keadaan umum wilayah penelitian menjelaskan tentang keadaan geografis, keadaan penduduk dan keadaan pertanian yang ada di Desa Ambarketawang. Keadaan geografis mencakup
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PANTAI KEDONGANAN SEBAGAI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Badung dan merupakan wilayah (palemahan) Desa Adat Kedonganan.
BAB IV GAMBARAN UMUM PANTAI KEDONGANAN SEBAGAI LOKASI PENELITIAN 4.1 Aspek Geografis dan Kondisi Fisik Pantai Kedonganan terletak di Kelurahan Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung dan merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Konstruksi identitas jender, Putu Wisudantari Parthami, 1 FPsi UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pulau Bali selama ini dikenal dengan kebudayaannya yang khas. Beragam tradisi yang mencerminkan adat Bali menarik banyak orang luar untuk melihat lebih dekat keunikan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota
66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa
Lebih terperinciBAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN Bab ini akan dijabarkan tentang profil keluarga dampingan termasuk perekonomian keluarga dampingan berupa pendapatan dan pengeluaran dari keluarga Bapak I Putu Sudiartawan.
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang
IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan
Lebih terperinciKajian Fungsi, Bentuk Dan Makna Angkul-Angkul Rumah Adat Penglipuran Bagian I
Kajian Fungsi, Bentuk Dan Makna Angkul-Angkul Rumah Adat Penglipuran Bagian I Kajian Fungsi, Bentuk Dan Makna Angkul-Angkul Rumah Adat Penglipuran Di Desa Adat Penglipuran - Kecamatan Kubu Kabupaten Bangli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Awig-awig pesamuan adat Abianbase, p.1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Desa pakraman, yang lebih sering dikenal dengan sebutan desa adat di Bali lahir dari tuntutan manusia sebagai mahluk sosial yang tidak mampu hidup
Lebih terperinciKARANG MEMADU DESA PENGLIPURAN, TRADISI YANG MASIH TERJAGA. Yulia Ardiani (Staff UPT. Puskom ISI Denpasar)
KARANG MEMADU DESA PENGLIPURAN, TRADISI YANG MASIH TERJAGA Yulia Ardiani (Staff UPT. Puskom ISI Denpasar) ABSTRAK Desa panglipuran terkenal dengan desa wisata yang memiliki keunikan tersendiri dengan keseragaman
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara
GAMBARAN UMUM Wilayah Sulawesi Tenggara Letak dan Administrasi Wilayah Sulawesi Tenggara terdiri atas Jazirah dan kepulauan terletak antara 3 o - 6 o Lintang selatan dan 12 45' bujur timur, dengan total
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek
III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Kecamatan Kretek Kecamatan Kretek merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Bantul. Gambar 5. Peta Administrasi Kecamatan Kretek 17 18 Secara geografis Kecamatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kecamatan merupakan bagian integral dari pembangunan daerah dan pembangunan nasional. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan
Lebih terperinciii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar
Lebih terperinci3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis
3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten
BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN 2.1 Letak Geografis Sumbul Pegagan Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sumbul Pegagan
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.
STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Geografis Desa Lebung Gajah Desa Lebung Gajah adalah merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah hukum Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komering Ilir
Lebih terperinciISSN DILEMA HUKUM PENYERTIFIKATAN TANAH AYAHAN DESA DI BALI (Studi Kasus Konflik Adat Tanah Ayahan Desa di Desa Adat Panglipuran)
ISSN 1829-5282 205 DILEMA HUKUM PENYERTIFIKATAN TANAH AYAHAN DESA DI BALI (Studi Kasus Konflik Adat Tanah Ayahan Desa di Desa Adat Panglipuran) Oleh : Ratna Artha Windari Staf Pengajar pada Jurusan PPKn
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kelurahan Tegal Gundil 4.1.1. Profil Kelurahan Tegal Gundil Kelurahan Tegal Gundil merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor,
Lebih terperinciBAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.
43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. Lowokwaru kota Malang. Memiliki curah hujan 1883 mm/thn, ketinggian 452 Meter dari
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : A. Kondisi Obyektif Lapangan Penelitian Kelurahan Merjosari terletak di jalan Mertojoyo No. 1 Telp 560525 kode pos 65144 Malang. Kelurahan ini merupakan salah satu kelurahan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi
69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.
Lebih terperinci