LAPORAN TAHUNAN 2015 PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN TAHUNAN 2015 PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK"

Transkripsi

1 LAPORAN TAHUNAN 2015 PUSAT TNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN LITBANG KESEHATAN PUSAT TNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK 2015

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-nya sehingga Buku Laporan Tahunan Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik (Pusat TTK )Tahun 2015 ini terselesaikan. Buku Laporan Tahunan ini merupakan salah satu evaluasi setiap tahun dari pelaksanaan kegiatan yang memuat gambaran ringkas tentang kinerja Pusat TTK dengan menggunakan pendekatan sistem, yakni meliputi masukan (input), proses, keluaran (output), outcome dan impact. Outputdiukur dengan capaian indikator kinerja kegiatan. Sedangkan outcome dan impact hasil penelitian dan pengembangan tidak dapat diukur di tingkat masyarakat, karena penelitian dan pengembangan adalah kegiatan penunjang program, maka parameternya adalah seberapa jauh hasil penelitian dan pengembangan dapat dipakai oleh penentu kebijakan atau pemegang program untuk perbaikan kebijakan maupun perbaikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Terbitnya Buku Laporan ini diharapkan akan bermanfaat dan dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi yang terdapat pada Buku Laporan Tahunan ini diharapkan dapat dipakai sebagai alat untuk mawas diri sekaligus masukan untuk perbaikan perencanaan tahun berikutnya. Kepada Tim Penyusun yang telah menyelesaikan buku ini kami sampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya.kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahannya, untuk itu saran dan usulan yang membangun dan bermanfaat akan kami terima. Kepala Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik (Dr. Siswanto MHP, DTM) Pageii

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.... DAFTAR ISI.... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SINGKATAN i ii iii iv v BAB I. ANALISA AWAL TAHUN... 1 A. HAMBATAN TAHUN LALU... 1 B. KELEMBAGAAN C. SUMBER DAYA.. 4 BAB II. TUJUAN DAN SASARAN KERJA. 13 A. DASAR HUKUM B. TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR.. 14 BAB III. STRATEGI PELAKSANAAN. 17 A. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN 17 B. HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN STRATEGI C. TEROBOSAN YANG DILAKUKAN 18 BAB IV. HASIL KERJA. 19 A. PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN 19 B. PENCAPAIAN KINERJA C. REALISASI ANGGARAN D. PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BAB V. PENUTUP 36 Lampiran: Rekomendasi Kebijakan Pageiii

4 DAFTAR TABEL Tabel 1.1. : Sarana dan Prasarana, Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2015 Tabel 1.2. : Alokasi Anggaran Berdasarkan Belanja, Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, Tahun 2015 Tabel 1.3. : Alokasi Anggaran Berdasarkan Output Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik,Tahun 2015 Tabel 2.1. : Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2015 Tabel 4.1. : Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2015 Tabel 4.2. : Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan, Jumlah rekomendasi kebijakan, Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, Tahun 2015 Tabel 4.3. : Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Produk / Informasi/ Data di bidang Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2015 Tabel 4.4. : Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Publikasi ilmiah yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasional Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2015 Tabel 4.5. : Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Publikasi ilmiah yang dimuat pada media cetak dan elektronik internasional Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi KlinikTahun 2015 Tabel 4.6. : Kegiatan Panitia Pembina Ilmiah, Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, Tahun 2015 Tabel 4.7. : Alokasi dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Belanja, Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, Tahun 2015 Tabel 4.8. : Alokasi dan Realisasi Anggaran Berdasarkan IKK, Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, Tahun 2015 Pageiv

5 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Gambar 1.2. Gambar 1.3. Gambar 1.4. Gambar 1.5. Gambar 1.6. Gambar 1.7. Gambar 1.8. Gambar 4.1. Gambar 4.2. : Struktur Organisasi Pusat TTK : Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Jabatan : Jumlah Pegawai Pegawai Berdasarkan Jenjang Jabatan Fungsional : Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Fungsional Peneliti : Jumlah Pegawai Berdasarkan Umur : Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin : Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan : Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan : Sertifikat Akreditasi Majalah Ilmiah : Sertifikat Akreditasi Laboratorium Penguji Pagev

6 DAFTAR SINGKATAN ACKM : Analisis Cemaran Kimia Makanan ACT : Artemisinin-based combination therapy AIDS : Aqquaired Imunodefeciency Syndrom AKE : Angka Kecukupan Energi AKP : Angka Kecukupan Protein AN : Artemisinin-naphthoquine ARV : Anti Retroviral BPJS : Badan Pengelola Jaminan Sosial BS : Blok Sensus BTA : Bakteri Tahan Asam BUKR : Bina Upaya Kesehatan Rujukan CAPD : Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis CT Scan : Computerized Tomography Scan D1, D2, D3 : Diploma 1, Diploma 2, Diploma 3 DHP : Dihidroartemisinin piperaquine DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DKI : Daerah Khusus Ibukot DM : Diabetes melitus DMF-T : Decay Missing Filled Teeth DP : Dihydroartemisinin-piperaquine : Epidemiologi Klinik PM : Epidemiologi Klinik Penyakit Menular PTM : Epidemiologi Klinik Penyakit Tidak Menular ESRD : End Stage Renal Disesasses Fasyankes : Fasilitas Pelayanan Kesehatan HbA1C : Hemoglobine A1C HD : Hemodialisis HIV : Human Imunodeficiency Virus IKK : Indikator Kinerja Kegiatan ILSI : Institute Life Science International INA : Indonesian INA CBGs : Indonesian Case Based Groups INA RESPOND : Indonesia Research Partnership on Infectious Disease Pagevi

7 IPKM : Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat ISO : International for Standardization Organization Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat JKN : Jaminan Kesehatan Nasional KDIGO : Kidney Disease Improving Global Outcome KUA : Kantor Urusan Agama KKU : Keuangan, Kepegawaian dan Umum LDL : Low Density Lipoprotein LFG : Laju Fitrasi Glomerulus LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia MRA : Mutual Recognition Arrangement OR : Ods Ration PBI : Penerima Bantuan Iuran PCR : Polimerase Chain Reaction Permenkes : Peranturan Menteri Kesehatan Permensos : Peraturan Menteri Sosial PERNEFRI : Perhimpunan Nefrologi Indonesia PKM : Pusat Kesehatan Masyarakat PKS : Program dan Kerjasama PP : Peraturan Pemerintah PPI : Panitia Pembina Ilmiah PGK : Penyakit Ginjal Kronik PPK 1 : Pemberi Pelayanan Kesahatan Tingkat 1 QoL : Quality of Life Raker : Rapat Kerja RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RS : Rumah Sakit RSJ : Rumah Sakit Jiwa RSU : Rumah Sakit Umum RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat RSUPN : Rumah Sakit Umum Pusat Nasional SD : Sekolah Dasar SDM : Sumber Daya Manusia SEAICRN : South East Asia Infectious disease Clinical Research Network SLTP : Sekolah Lanjutan Pertama Pagevii

8 SLTA : Sekolah Lanjutan Atas SPPD : Surat Perintah Perjalanan Dinas STR : Surat Tanda Registrasi S1, S2, S3 : Strata 1, Strata 2, Strata 3 TB : Tuberkulosis TK : Taman Kanan Kanan TP2U : Tim Penilai Peneliti Unit TTK : Teknologi Terapan Kesehatan TTK FK : Teknologi Terapan Kesehatan Farmasi dan Kedokteran TTK GM : Teknologi Terapan Kesehatan Gizi dan Makanan TU : Tata Usaha UGM : Universitas Gadjah Mada UU : Undang Undang UNILA : Universitas Lampung WHO : World Health Organization XDR TB : Extensively drug resistant tuberculosis YANKESTRAD : Pelayanan Kesehatan Tradisional Pageviii

9 BAB I ANALISA SITUASI AWAL TAHUN 2015 A. HAMBATAN TAHUN 2014 Pencapaian pembangunan jangka menengah sektor kesehatan ditandai dengan membaiknya beberapa indikator kesehatan, baik penyakit menular maupun tidak menular. Namun demikian, kondisi sekarang berbagai penyakit menular, terutama penyakit infeksi menjadi masalah bagi masyarakat Indonesia, dan menjadi ancaman bagi negara lain. Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik (Pusat TTK ), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, harus ikut berperan dalam upaya perbaikan indikator kesehatan dan upaya pemecahan masalah dan penanggulangan penyakit, melalui penelitian dan pengembanganbidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik. Selama pelaksanaan Tahun 2015, terdapat beberapa hal yang menghambat dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik, yakni: 1. belum adanya rumah sakit penelitian dan laboratorium penunjang, 2. terbaginya kantor Jakarta Bogor menyebabkan terhambatnya rentang kendali bidang manajemen dan administrasi, 3. masih rendahnya kemampuan untuk melaksanakan penelitian klinik, 4. masih sedikitnya peneliti yang berlatar belakang klinisis. 5. Masih kurangnya kemampuan untuk menyusun rekomendasi kebijakan, serta, kurangnya waktu dikarenakan pengusul juga terlibat untuk kegiatan lain, 6. kendala teknis operasional, perlunya etik dilokasi penelitian, belum adanya persiapan lapangan yang lebih intens sehingga ada beberapa kegiatan dan komponen pembiayaan yang perlu penyesuaian, kekhawatiran ketidakcukupan jumlah sampel. Page1

10 B. KELEMBAGAAN Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat TTK mempunyai tugas mengelola, melaksanakan penelitian dan pengembangan kesehatan, serta menapis teknologi di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik menyelenggarakan fungsi : 1. penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik; 2. pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik; 3. pelaksanaan pembinaan, koordinasi, dan fasilitasi teknis pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik; 4. pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik; dan 5. pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga Pusat Penjabaran dari tugas dan fungsi tersebut, maka dalam susunan organisasi Pusat TTK yang terdiri dari: 1. Bagian Tata Usaha (Bagian TU) 2. Bidang Teknologi Terapan Kesehatan (Bidang TTK) 3. Bidang Epidemiologi Klinik (Bidang ) 4. Sub Bagian Program dan Kerjasama (Sub-bagian PKS) 5. Sub Bagian Keuangan, Kepegawaian dan Umum (Sub-bagian KKU) 6. Sub Bidang Teknologi Terapan Farmasi dan Kedokteran (Sub-bidang TT FK) 7. Sub Bidang Teknologi Terapan Gizi dan Makanan (Sub-bidang TTGM) 8. Sub Bidang Epidemiologi Klinik Penyakit Menular (Sub-bidang PM) 9. Sub Bidang Epidemiologi Klinik Penyakit Tidak Menular (Sub-bidang PTM) Page2

11 TP2U Pusat TTK Kepala Dr. Siswanto, MHP, DTM Panitia Pembina Ilmiah (PPI) Pusat TTK Bagian Tata Usaha Drs. M Gozali, MM Sub-bag PKS Junediyono, SKM, MKM Sub-bag KKU Dra. Excalanti P Bidang TTK DR. Fitrah Ernawati Bidang DR. Sri Idaiani Sub-bidang TT FK Ully Adhi, Apt, M.Si Sub-bidang TT GM DR. Nelis Imaningsih KF Peneliti Sub-bidang PM Dr. Karyana, M.Kes Sub-bidang PTM Drg. Lelly A, M.Kes Gambar 1.1. Struktur Organisasi Pusat TTK Di samping itu, Pusat TTK, sebagai lembaga penelitian dan pengembangan, juga mempunyai struktur ad-hoc yakni: 1. Panitia Pembina Ilmiah (PPI) Tugas Panitia Pembina Ilmiah Pusat TTK adalah sebagai berikut: a) Memberikan masukan kepada Kepala Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik tentang prioritas dan kualitas penelitian pengembangan bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik b) Memberikan saran dalam penyusunan rencana program dan kerjasama penelitian dan pengembangan Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik serta pengembangan kemampuan institusi c) Melakukan seleksi dan menilai usulan penelitian sesuai dengan kriteria pedoman yang telah ditentukan dan memberikan saran perbaikan sebagai masukan untuk Kepala Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik d) Melakukan pembinaan penelitian dari proposal, pelaksanaan penelitian, hingga penyusunan laporan akhir e) Memberikan saran-saran perbaikan terhadap laporan hasil penelitian, penyebarluasan hasil penelitian termasuk dalam seminar hasil penelitian dan publikasi Page3

12 f) Membina peneliti melalui seminar, diskusi ilmiah, kursus, perumusan pedoman dan lain sebagainya. g) Memupuk lingkungan kehidupan ilmiah 2. Tim Penilai Peneliti Unit (TP2U) Tugas Tim Penilai Peneliti Unit Pusat TTK adalah sebagai berikut: a) Membantu para peneliti dalam proses penilaian dan perhitungan angka kredit jabatan fungsional b) Memberikan saran perbaikan kepada para peneliti dalam proses penilaian dan perhitungan angka kredit jabatan fungsional c) Memberikan penjelasan kepada para peneliti tentang Angka Kredit Jabatan Fungsional Peneliti d) Melaporkan hasil kerjanya kepada Kepala Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik e) Mengecek kebenaran artikel/tulisan yang diajukan f) Mengingatkan/memberi peringatan pada peneliti yang angka kreditnya akan habis sesuai batas waktu yang ditentukan C. SUMBER DAYA Sumber daya yang dipunyai Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik meliputi sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta dana. Jabaran tentang sumber daya dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aset utama dalam organisasi penelitian. Berdasarkan data kepegawaian sampai dengan 31 Desember 2015, Pusat TTK memiliki 178 orang pegawai. Berikut adalah penjabaran jumlah pegawai berdasarkan jabatan struktural dan fungsional, kelompok umur, jenis kelamin, golongan, pendidikan. Menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1974 jabatan pegawai negeri sipil dikelompokkan menjadi 2 yakni jabatan fungsional dan jabatan struktural. Berikut gambaran pegawai berdasarkan jenjang jabatan tersebut: Page4

13 Gambar 1.2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Jabatan Jumlah Pegawai Fungsional Tertentu Struktural Fungsional Umum Berdasarkan jenjang jabatan, fungsional tertentu merupakan jumlah pegawai terbanyak. pegawai. Struktural sebanyak 10 pegawai, dan dalam jenjang struktural terdapat pegawai yang merangkap jabatan, sebagai pejabat struktural dan yang bersangkutan juga memiliki jenjang fungsional. Apabila dipilah, maka jenjang jabatan fungsional, dapat dibagi menjadi peneliti, teknisi litkayasa dan analisis kepegawaian. Berikut adalah gambaran pegawai berdasarkan jenjang jabatan fungsional. Gambar 1.3. Jumlah Pegawai Pegawai Berdasarkan Jenjang Jabatan Fungsional Peneliti Litkayasa Analis Kepegawaian 3 Jumlah Pegawai Berdasarkan jenjang jabatan fungsional tertentu maka peneliti merupakan jenjang jabatan fungsional dengan jumlah pegawai terbanyak. Jenjang fungsional penelitipun bila dilihat lebih detil dapat dibagi lagi berdasarkan ketentuan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, yakni peneliti utama, peneliti madya, peneliti muda, dan peneliti pertama. Berikut gambaran jenjang fungsional peneliti berdasarkan kriteria LIPI. Page5

14 Gambar 1.4. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Fungsional Peneliti Pertama Muda Madya Utama 23 4 Jumlah Pegawai Berdasarkan jenjang jabatan fungsional peneliti maka peneliti madya merupakan jenjang jabatan fungsional peneliti dengan jumlah pegawai terbanyak. Menurut kelompok umur pegawai dikelompokkan menjadi 5 kelompok umur, yakni 1) 30 tahun, 2) tahun, 3) tahun, 4) tahun, dan 5) 56 tahun. Berikut jumlah pegawai berdasarkan umur Gambar 1.5. Jumlah Pegawai Berdasarkan Umur Jumlah Pegawai Menurut jenis kelamin, pegawai dibagi berdasarkan jenis kelamin laki laki dan perempuan. Berikut jumlah pegawai berdasarkan jenis kelamin ; Page6

15 Gambar 1.6. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin 77 Laki-laki 102 Perempuan Jumlah Pegawai Menurut golongan, pegawai dibagi berdasarkan golongan I, II, III, dan IV. Berikut jumlah pegawai berdasarkan golongan; Gambar 1.7. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan I II III IV Jumlah Pegawai Berdasarkan golongan, dari 178 pegawai banyak didominasi oleh pegawai dengan golongan III. Menurut tingkat pendidikan, pegawai dibagi berdasarkan tingkat pendidikan SD, SLTP, SLTA/D1, D2/D3, S1, S2, dan S3. Berikut jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan; Page7

16 Gambar 1.8. Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai 0 Berdasarkan tingkat pendidikan, dari 178 pegawai banyak didominasi oleh pegawai dengan tingkat pendidikan S2. 2. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang ada di Pusat TTK meliputi yang bergerak maupun tidak bergerak. Secara umum sarana yang tidak begerak meliputi: gedung perkantoran, gedung pelatihan, gedung peneliti, gedung laboratorium, gedung perpustakaan. Tabel 1.1. Sarana dan Prasarana Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2015 No Sarana dan Prasarana Jumlah I Tanah 1 Tanah persil m² Kondisi (Baik/Rusak) II Peralatan dan Mesin 1 Alat bantu 1 unit Baik 2 Alat angkutan darat bermotor 5 unit Baik 3 Alat angkutan darat tak bermotor 14 unit Baik 4 Alat bengkel bermesin 1 buah Baik 5 Alat bengkel tak bermesin 3 buah Baik 6 Alat ukur 115 buah Baik 7 Alat kantor 940 Baik 8 Alat rumah tangga buah Baik 9 Alat studio 64 buah Baik Page8

17 10 Alat komunikasi 48 buah Baik 11 Alat kedokteran 204 buah Baik 12 Alat kesehatan umum 6 buah Baik 13 Unit alat laboratorium 602 buah Baik 14 Unit alat laboratorium kimia nuklir 363 buah Baik 15 Alat laboratorium fisika nuklir elektronika 31 buah Baik 16 Alat proteksi radiasi/ proteksi lingkungan 2 buah Baik 17 Alat laboratorium lingkungan hidup 15 buah Baik 18 Alat laboratorium standarisasi kalibrasi dan 1 buah Baik instrumentasi 19 Komputer unit 121 buah Baik 20 Peralatan komputer 41 buah Baik III Gedung dan bangunan 1 Bangunan gedung tempat kerja 14 unit Baik 2 Bangunan gedung tempat tinggal 15 unit Baik IV Jalan dan jembatan 1 Jalan m² Baik 2 Jembatan 105 m² Baik V Irigasi 1 Bangunan air irigasi 1 unit Baik VI Jaringan 1 Instalasi gardu listrik 1 unit Baik 2 Instalasi gas 2 unit Baik 3 Jaringan listrik 1 unit Baik VII Aset tetap lainnya 1 Eksakta 1 buah Baik 2 Non eksakta 1 buah Baik 3 Koleksi barang-barang perpustakaan/non 1 buah Baik buku VIII Laboratorium 1 Gizi Klinis/Klinik Gizi 1 Baik 2 Laboratorium Terpadu 1 Baik 3 Gedung pelatihan 1 Baik 4 Laboratorium hewan coba 1 Baik 3. Dana Pada tahun 2015 Pusat TTK mendapat anggaran sebesar sebanyak Rp ,00(Dua puluh tujuh milyar enam ratus tujuh puluh enam juta dua ratus ribu rupiah) yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal. Besaran alokasi masing-masing belanja sebagai berikut: Page9

18 Tabel 1.2. Alokasi Anggaran Berdasarkan Belanja Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2015 No Alokasi Jumlah 1 Belanja Pegawai Rp Belanja Barang Rp Belanja Modal Rp Jumlah Rp Diluar belanja pegawai, alokasi anggaran terbanyak adalah alokasi untuk belanja barang. Apabila dipilah berdasarkan output maka alokasi anggaran tersebut sebagai berikut: Tabel 1.3. Alokasi Anggaran Berdasarkan Output Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2015 No Output Jumlah 1. Layanan Perkantoran Rp Penelitian Bidang Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Dokumen perencanaan program dan anggaran Laporan Kinerja Dokumen Keuangan, kekayaan negara dan tata usaha Sarana dan prasarana lingkungan kantor Manajemen Laboratorium Dokumen informasi, publikasi dan diseminasi Peralatan Fasilitas Perkantoran Dokumen hukum, organisasi dan kepegawaian Dokumen bidang ilmiah dan etik Alat Pengolah Data Fasilitas Laboratoium Jumlah Rp Page10

19 BAB II TUJUAN DAN SASARAN KERJA A. DASAR HUKUM Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Pusat TTK mengacu pada dasar hukum sebagai berikut: 1) Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219); 2) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 3) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3609); 5) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional Tahun ) Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi ) Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Prioritas Pembangunan Nasional 8) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 9) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1179A/Menkes/SK/X/1999 tentang Kebijakan Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 10) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/X/2002 tentang Persetujuan Penelitian Kesehatan Terhadap Manusia; 11) Keputusan Menteri Kesehatan No. 375 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun ) Peraturan Menteri Kesehatan No. 1144/Menkes/Per/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan 13) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 021/Menkes/SK/I/2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun ) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1099/Menkes/SK/VI/2011 tentang Indikator Kinerja Utama Tingkat Kementerian Kesehatan Tahun Page11

20 15) DR. Dr. Trihono, MSc. (2011): Rencana Besar Pengembangan Badan Litbangkes, Jakarta. 16) Rencana Aksi Kegiatan Pusat Teknologi Terapan Kesehatan Tahun B. TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.1144 Tahun 2010 Tentang Organisasi dantata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan kesehatan, serta menapis teknologi di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik. Dan untuk mencapai tugas pokok fungsi tersebut telah ditetapkan, visi, misi, tujuan, sasaran, dan indikator. 1. Visi Visi yang ingin dicapai adalah menjadi institusi unggulan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik 2. Misi Untuk mencapai visi tersebut telah ditetapkan beberapa misi, yang dilaksanakan oleh segenap jajaran dilingkungan Pusat TTK. Adapun misi yang telah ditetapkan meliputi: a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui penelitian teknologi terapan kesehatan dalam bidang kedokteran dan farmasi. b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui penelitian teknologi terapan kesehatan dalam bidang gizi dan makanan. c. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui penelitian dan epidemiologi klinis penyakit menular dan penyakit tidak menular. d. Menjadikan Badan Litbangkesmenjadi koordinator jejaring penelitian klinis di Indonesia melalui Pusat TTK. e. Menjadikan Indonesia sebagai salah satu simpul (hub) penelitian klinis di Asia Tenggara Page12

21 3. Tujuan Tujuan organisasi ditetapkan berdasarkan yang ingin dicapai dalam jangka panjang selam 5 tahun dan jangka pendek selama satu tahun. Untuk tahun 2015, tujuan yang ingin dicapai meliputi: a. Melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik b. Melaksanakan publikasi hasil penelitian dan pengembangan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik 4. Sasaran Untuk mencapai tujuan telah ditetapkan beberapa sasaran. Sasaran ini merupakan hasil nyata yang akan dicapai dengan rumusan yang spesifik, terarah. Adapun sasaran yang telah ditetapkan meliputi: a. Terlaksananya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik yang ditandai dengan jumlah produk/model intervensi/prototipe/ standar/formula di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik b. Terlaksanakan publikasi hasil penelitian dan pengembangan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik yang ditandai dengan publikasi ilmiah di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik yang dimuat pada media cetak dan elektronik, baik nasional maupun internasional 5. Indikator Kinerja Kegiatan Kegiatan yang telah ditetapkan akan diukur setiap akhir tahun anggaran, dan selama tahun tersebut dilakukan monitoring dan evaluasi dan pencapaiannya. Indikator kinerja kegiatan yang ditetapkan tahun 2015, adalah: Page13

22 No Tabel 2.1. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2015 Sasaran Indikator Target Realisasi Strategis 1 Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik. Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik Jumlah Publikasi ilmiah di bidang klinik terapan dan epidemiologi klinik yang dimuat pada media cetak dan elektronik: a. Nasional b. Internasional Page14

23 BAB III STRATEGI PELAKSANAAN A. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN Strategi pencapaian sasaran dilakukan dengan menyusun program tahun 2015, dengan mengacu pada RPJMN, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, dan Rencana Aksi Kegiatan Pusat TTK Tahun Secara umum strategi pencapaian tujuan dan sasaran dilakukan dengan 3 kegiatan, yakni; 1. Melaksanakan penelitian dan pengembangan 2. Melaksanakan penyebarluasan dan pemanfaatan hasil litbang 3. Melaksanakan riset kesehatan nasional berupa Riset Kesehatan Dasar B. HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN STRATEGI Dalam melaksanakan strategi pencapaian tujuan dan sasaran, dirasakan adanya beberapa hambatan. Hambatan tersebut berasal dari internal maupun eksternal Pusat TTK. Adapaun hambatan yang dirasakan meliputi: 1. Adanya pembagian kantor Jakarta Bogor, dimana manajemen administrasi berada di Bogor, memberikan kesulitan dalam rentang kendali manajemen dan administrasi 2. Tidak adanya rumah sakit dan laboratorium penunjang penelitian 3. Kurangnya peneliti yang mempunyai kepakaran dibidang penelitian klinik 4. Sarana dan prasarana untuk mendukung penelitian klinik juga sangat minim 5. Belum terakreditasinya laboratorium terpadu 6. Penelitian klinik yang dilakukan disetiap fasilitas pelayanan kesehatan masih belum terkoordinasi. C. TEROBOSAN YANG DILAKUKAN Terobosan telah dilakukan untuk meminimalisasi hambatan yang ada agar tidak menganggu dalam pencapaian tujuan. Terobosan yang dilakukan berupa: 1. Adanya pembagian kantor Jakarta Bogor, dimana manajemen administrasi berada di Bogor, terobosan yang dilakukan agar tidak kesulitan dalam rentang kendali manajemen dan administrasi, adalah dengan melaksanakan komunikasi melalui internet, short massage service, black berry massanger. Semua komunikasi dilakukan Page15

24 secara elektronik, termasuk adanya disposisi, dilakukan pengarsipan secara elektornik selanjutnya dikirimkan kepada yang bersangkutan. 2. Tidak adanya rumah sakit dan laboratorium penunjang penelitian dilakukan diansipasi dengan melaksanakan jejaring penelitian dengan institusi yang mempunyai rumah sakit dan laboratorium penunjang. 3. Kurangnya peneliti yang mempunyai kepakaran dibidang penelitian klinik dilakukan antisipasi dengan mengirimkan peneliti dalam sebuah forum ilmiah, mengirimkan penelitian melalui jenjang pendidikan, dan membuat workshop terkait penelitian klinik, serta dengan mentandemkan peneliti menjadi bagian dari sebuah tim penelitian institusi lain yang sudah ahli di bidang penelitian klinik. 4. Sarana dan prasarana untuk mendukung penelitian klinik juga sangat minim dilaksanakan dengan membuat kerjasama dengan institusi penelitian lain. 5. Melaksanakan akreditasi laboratorium pemeriksaan. 6. Membuat panduan registri penelitian klinik Page16

25 BAB IV HASIL KERJA A. PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN Pencapaian tujuan dan sasaran dilakukan dengan kegiatan berupa input dan output. Detil capaian dari masing-masing kegiatan adalah: 1. Masukan (Input) Untuk melaksanakan kegiatan agar diperoleh output maka telah dilakukan dengan masukan berupa: a. Sumber daya manusia sebanyak 178 sangat mendukung untuk pelaksanaan kegiatan. Sumber daya manusia yang terbagi antara struktural dan fungsional, fungsional yang terbagi penelitian dan litkayasa serta analis kepegawaian, jenjang pendidikan yang lebih banyak S2, jenjang peneliti yang lebih didominasi peneliti madya, umur pegawai yang lebih didominasi usia produksi tahun. b. Sarana dan Prasarana yang dimiliki meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, irigasi, dan jaringan. Sarana berupa kantor, ruang peneliti, laboratorium, gedung pelatihan, alat laboratorium dll. c. Biaya yang teralokasi sebesar Rp ,- sangat membantu untuk kelancaran kegiatan. d. Komunikasi dengan menggunaan internet, short massage service. Semua komunikasi dilakukan secara elektronik, termasuk adanya disposisi, dilakukan pengarsipan secara elektornik selanjutnya dikirimkan kepada yang bersangkutan. e. Melaksanakan jejaring penelitian dengan institusi yang mempunyai rumah sakit dan laboratorium penunjang f. Mengirimkan peneliti dalam sebuah forum ilmiah, mengirimkan penelitian melalui jenjang pendidikan, dan membuat workshop terkait penelitian klinik, serta dengan mentandemkan peneliti menjadi bagian dari sebuah tim penelitian institusi lain yang sudah ahli di bidang penelitian klinik. g. Membuat kerjasama dengan institusi penelitian lain. h. Melaksanakan pelatihan penulisan publikasi. i. Mengoptimalkan fungsi Panitia Pembina Ilmiah Page17

26 2. Keluaran (Output) Output yang dicapai setelah dilakukan upaya dengan memberikan masukan baik berupan sumber daya manusia, dana, saran dan prasarana, teknologi meliputi: a. Pelaksanaan jejaring penelitian klinik dengan fasilitas pelayanan kesehayan sebagai antisipasi ketiadaan rumah sakit dan laboratorium penunjang. Jejaring dilakukan dengan wadah Indonesia Research Partnership on Infectious Disease = INA RESPOND, yang terdiri dari 8 rumah sakit dan 7 fakultas kedokteran. Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia/RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, FK Universitas Padjadjaran/RSUP Dr Hasan Sadikin, FK Universitas Diponegoro/RSUP Dr Kariadi, FK Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr Sardjito, FK Universitas Airlangga/RSUD Dr Soetomo, FK Universitas Udayana/RSUP Sanglah dan FK Universitas Hasanuddin/RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo. b. Mengirimkan peneliti dalam sebuah forum ilmiah, mengirimkan penelitian melalui jenjang pendidikan, c. Mentandemkan peneliti menjadi bagian dari sebuah tim penelitian institusi lain yang sudah ahli di bidang penelitian klinik. d. Membuat kerjasama dengan institusi penelitian lain. e. Panitia Pembina Ilmiah melakukan monitoring setiap pelaksanaan penelitian, dan dengan bersama tim manajemen melakukan supervisi penelitian f. Melaksanakan workshop sebagai operasionalisasi dari Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Registri Penelitian Klinik. Peraturan ini dimaksudkan mengatur penyelenggaraan penelitian klinik, bahwa setiap pelaksanaan penelitian klinik harus diregistrasi oleh pihak yang ditunjukan Menteri Kesehatan dalam hal ini Badan Litbangkes sebagai pengelola registri penelitian klinik. Ketentuan WHO menyebutkan bahwa setiap penelitian klinik yang akan dipubliksi dalam jurnal ilmiah harus diregistrasi, jadi dengan terbitnya Permenkes ini lebih memudahkan kepada pelaksana penelitian klinik, dalam hal ini Ketua Pelaksana untuk melakukan registrasi. Sebagai tahap awal registrasi diwajibkan bagi penelitian klinik yang bersumber dana dan lokasi penelitian di institusi penelitian atau sarana pelayanan kesehatan dibawah Kementerian Kesehatan. Salah satu syarat dalam registrasi adalah bahwa penelitian tersebut sudah dilolos secara etik, sehingga waktu melakukan registrasi secara elektornik harus mencantumkan nomor surat persetujuan Page18

27 etik. Dan nantinya setiap penelitian klinik akan mendapatkan satu nomor registrasi. Registri dilakukan melalui web: (Indonesia Diseases Registry Web Portal). B. PENCAPAIAN KINERJA Berbagai upaya yang dilakukan untuk pencapaian tujuan dan sasaran baik berupa masukan maupun keluaran berujung pada pencapaian indikator kinerja kegiatan. Dan berikut capaian kinerja tersebut: Tabel 4.1. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2015 No Indikator Target Realisasi Realisasi 1. Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan di bidang klinik terapan dan epidemiologi klinik 2. Jumlah produk/informasi/ Data di bidang Teknologi Terapan Gizi dan Makanan, Farmasi dan Kedokteran, Epidemiologi Klinik Penyakit Menular dan Epidemiologi Klinik Penyakit Tidak Menular 3. Jumlah Publikasi ilmiah di bidang klinik terapan dan epidemiologi klinik yang dimuat pada media cetak dan elektronik: a. Nasional b. Internasional 8 8 > > >100 >100 Dari target sebanyak 8 dokumen, telah dapat dipenuhi pencapaian sebesar 8 dokumen terkait dengan jumlah rekomendasi kebijakan dibidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik. Ke delapan capaian indikator Jumlah rekomendasi kebijakan di bidang klinik terapan dan epidemiologi klinik adalah sebagai barikut: Page19

28 Tabel 4.2. Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Rekomendasi Kebijakan Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2015 No Judul Rekomendasi Kebijakan Ketua Penelitian 1 Penataan Pengaturan Minuman Bersoda dan Berenergi untuk Mencegah Penyakit Ginjal Kronik 2 Peningkatan Pemanfaatan Terapi Continues Ambulatory Peritoneal Dialisis (CAPD) pada Penyakit Ginjal Kronis Stadium Akhir 3 Mempersiapkan Calon Pengantin untuk Melahirkan Anak yang Sehat dan Cerdas Dr. Delima, M.Kes Drg. Lelly Andayasari, M.Kes Ir. Erna Lucisari, M.Si 4 Penatalaksanaan Terintegrasi TB-DM Dr. Hadjar Siswantoro, MPH 5 Deteksi Dini Hipertensi untuk Pencegahan Stroke Dr. Dona Arlinda 6 Membangun Sistem Kesiapsiagaan dalam Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas di Daerah Rawan Kecelakaan 7 Kajian Tata Laksana HIV/AIDS dalam konteks asuransi. 8 Kajian Pelayanan Kesehatan Tradisional (akupunktur dan jamu) dihubungkan dengan program JKN. Dr. Frans Suharyanto, SpOP Dr. Armedy Hasugian, M.Biomed Dr. Hadi Siswoyo, M.Epid Dari target sebanyak 12 dokumen, telah dilakukan pencapaian sebesar 31 dokumen terkait dengan jumlah produk informasi dibidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik Page20

29 Tabel 4.3. Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Produk / Informasi/ Data di bidang Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2015 No Output Judul Penelitian Ketua Pelaksana 1 Data validasi Validasi penilaian dengan Dr. Hadjar pembacaan dengan sistem pencatatan dan Siswantoro, sistem pencatatan dan pembacaan Rontgen MPH pembacaan Rontgen Satker Pusat TTK 2 Data validasi Riset berbasis penyakit Validasi metode Riset Berbasis Penyakit Dr. Eva Sulistiowati, M.Biomed Pusat TTK 3 Data Penggunaan Teknik Isotop Untuk Pemantauan Situasi dan Intervensi Gizi Dalam Rangka Promosi Gizi Bayi Penggunaan Teknik Isotop Untuk Pemantauan Situasi dan Intervensi Gizi Dalam Rangka Promosi Gizi Bayi Dr. Tetra Fadjarwati, MGz Pusat TTK 4 Informasi Mengenai Hubungan Status Gizi Lahir Terhadap Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun Hubungan status gizi lahir terhadap perkembangan anak usia 4-5 tahun DR. Fitrah Ernawati, M.Sc Pusat TTK 5 Informasi Mengenai Infeksi Rumah Sakit Terkait Penggunaan Alat Medis Invasif Pengembangan algoritma diagnosis dini tuberkulosis pada HIV/AIDS. Dr. Armedy R Hasugian, M.Biomed Pusat TTK 6 Informasi Mengenai Upaya Penanggulangan Hipertensi di Tingkat Posbindu, Puskesmas, dan RS di Dua Provinsi di Indonesia Upaya penanggulangan hipertensi di tingkat Posbindu, Puskesmas dan RS di dua provinsi di Indonesia Drg. Lelly Andayasari, M.Kes Pusat TTK Page21

30 7 Informasi tentang Konsumsi Makanan Tinggi Kalori dan Lemak, serta kurang Aktivitas Fisik kaitannya dengan kegemukan pada usia 5-18 tahun di Indonesia 8 Informasi tentang Pencapaian Gizi Seimbang Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Konsumsi Makanan di Indonesia 9 Informasi tentang Pola Konsumsi, Gaya Konsumsi, dan Faktor Risiko Kaitannya dengan Kejadian Penyakit Kardiovaskuler 10 Informasi tentang Kontribusi Asupan Zat Gizi Sarapan Pagi Terhadap Total Energi Protein Anak Usia Sekolah 11 Informasi tentang Konsumsi Sayur dan Buah Penduduk Indonesia dalam Pencapaian Gizi Seimbang Menurut Kelompok Umur 12 Informasi tentang Keragaman Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein Hewani dan Nabati pada Anak Berusia dibawah Lima Tahun dan Hubungannya dengan masalah Gizi Anak Balita di Indonesia 13 Informasi tentang Angka Kecukupan Gizi dan Kuantitas Konsumsi Anak Umur 6 11 Bulan di Indonesia Konsumsi Makanan Tinggi Kalori dan Lemak, serta kurang Aktivitas Fisik kaitannya dengan kegemukan pada usia 5-18 tahun di Indonesia Pencapaian Gizi Seimbang Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Konsumsi Makanan di Indonesia Pola Konsumsi, Gaya Konsumsi, dan Faktor Risiko Kaitannya dengan Kejadian Penyakit Kardiovaskuler Kontribusi Asupan Zat Gizi Sarapan Pagi Terhadap Total Energi Protein Anak Usia Sekolah Konsumsi Sayur dan Buah Penduduk Indonesia dalam Pencapaian Gizi Seimbang Menurut Kelompok Umur Keragaman Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein Hewani dan Nabati pada Anak Berusia dibawah Lima Tahun dan Hubungannya dengan masalah Gizi Anak Balita di Indonesia Angka Kecukupan Gizi dan Kuantitas Konsumsi Anak Umur 6 11 Bulan di Indonesia Aditianti, SP,M.Si Amalia Safitri, M.Si Elisa Diana Julianti, SP, M.Si Dr. Ir. Dewi Permaesih, M.Kes Ir. Hermina, M.Kes Dr. Fitrah Ernawati, M.Sc Erna Luciasari Sofiati, SP, MP Pusat TTK Pusat TTK Pusat TTK Pusat TTK Pusat TTK Pusat TTK Pusat TTK Page22

31 14 Informasi tentang Asupan Energi dari Minuman Bergula Pada Penduduk dengan Obesitas 15 Informasi tentang Uji diagnostik kumpulan gejala saluran pernafasan untuk mendiagnosis penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) berdasarkan data Studi Kohor Tahun Informasi tentang Konsumsi Karbohidrat dan Gula di Indonesia Kaitannya dengan Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 17 Informasi tentang Sumbangan Ikan Laut Terhadap Kecukupan Konsumsi Protein Penduduk Indonesia 18 Informasi tentang Identifikasi Bahan Makanan Sumber Natrium dan Kontribusinya Terhadap Asupan Natrium Pada Anak Usia 5 18 Tahun di Indonesia 19 Informasi tentang Karakteristik Konsumsi Gizi Makro Berdasarkan Status Obesitas 20 Informasi tentang Praktek Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 0 5 Bulan di Indonesia 21 Informasi tentang Besaran Keragaman dan Kualitas Konsumsi Bahan Makanan Pada Ibu Hamil di Indonesia Asupan Energi dari Minuman Bergula Pada Penduduk dengan Obesitas Uji diagnostik kumpulan gejala saluran pernafasan untuk mendiagnosis penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) berdasarkan data Studi Kohor Tahun Konsumsi Karbohidrat dan Gula di Indonesia Kaitannya dengan Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 Sumbangan Ikan Laut Terhadap Kecukupan Konsumsi Protein Penduduk Indonesia Identifikasi Bahan Makanan Sumber Natrium dan Kontribusinya Terhadap Asupan Natrium Pada Anak Usia 5 18 Tahun di Indonesia Karakteristik Konsumsi Gizi Makro Berdasarkan Status Obesitas Praktek Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 0 5 Bulan di Indonesia Besaran Keragaman dan Kualitas Konsumsi Bahan Makanan Pada Ibu Hamil di Indonesia dr. Made Dewi Susilawati, M.Epid Dr. Lusianawaty Tana, SpOK Rika Rachmawati, SGc, MPH Sri Muljati, SKM, M.Kes Ir. Sri Prihatini, M.Kes dr. Tetra Fajarwati, M.Gz Ir. Tjetjep Syarif Hidayat, M.Kes Ir. Yuniar Rosmalina, M.Sc Pusat TTK Pusat TTK Pusat TTK Pusat TTK Pusat TTK Pusat TTK Pusat TTK Pusat TTK Page23

32 22 Informasi tentang Kontribusi Zat Gizi Makanan Jajanan Terhadap Total Energi Pada Penduduk Indonesia 23 Informasi tentang Faktor Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Tradisional di Indonesia 24 Informasi tentang Pemetaan Gangguan Mental Emosional di Indonesia dengan Sistem Informasi Geografis 25 Informasi tentang Pola Pangan Harapan Masyarakat Indonesia Informasi tentang Identifikasi Jenis Makanan Produk Industri yang Menyumbangkan Gula, Natrium dan Lemak Berlebih Kaitannya dengan Permenkes No. 30 Tahun Informasi tentang Kontribusi Beberapa Kelompok Bahan MakananTerhadap Asupan Energi dan Protein Pada Anak Usia 5 18 Tahun 28 Informasi tentang Kaitan Konsumsi Sayuran-Buah, Asupan Lemak dan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah, Kolesterol dan Glukosa dan Profil Kolesterol Penduduk Indonesia Umur 15 Tahun Kontribusi Zat Gizi Makanan Jajanan Terhadap Total Energi Pada Penduduk Indonesia Faktor Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Tradisional di Indonesia Pemetaan Gangguan Mental Emosional di Indonesia dengan Sistem Informasi Geografis Pola Pangan Harapan Masyarakat Indonesia 2015 Identifikasi Jenis Makanan Produk Industri yang Menyumbangkan Gula, Natrium dan Lemak Berlebih Kaitannya dengan Permenkes No. 30 Tahun 2013 Kontribusi Beberapa Kelompok Bahan MakananTerhadap Asupan Energi dan Protein Pada Anak Usia 5 18 Tahun Kaitan Konsumsi Sayuran-Buah, Asupan Lemak dan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah, Kolesterol dan Glukosa dan Profil Kolesterol Penduduk Indonesia Umur 15 Tahun Yunita Diana Sari, SKM, MSc Dra. Lucie Widowati, M.Si, Apt dr. Suhardi, MPH Dr. Ir. Basuki Budiman, M.Kes Dr. Nelis Imanningsih, M.Sc drh. Endi Ridwan, MS Nurfi Afriansyah, SKM, MScPH Pusat TTK Pusat TTK Pusat TTK Pusat TTK Pusat TTK Pusat TTK Pusat TTK Page24

33 29 Informasi tentang Kajian Asupan Lemak menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin, Kuintil Kepemilikan Data Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) 2015 dan Riskesdas 2013 Terkait Angka Kecukupan Gizi (AKG) Informasi tentang Kajian Berat, Tinggi Badan dan Status Gizi Data Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) 2015 dan Riskesdas 2013 Terkait Angka Kecukupan Gizi (AKG) Informasi tentang Kajian Asupan Air menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin, Kuintil Kepemilikan Data Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) 2015 dan Riskesdas 2013 Terkait Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013 Kajian Asupan Lemak menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin, Kuintil Kepemilikan Data Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) 2015 dan Riskesdas 2013 Terkait Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013 Kajian Berat, Tinggi Badan dan Status Gizi Data Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) 2015 dan Riskesdas 2013 Terkait Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013 Kajian Asupan Air menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin, Kuintil Kepemilikan Data Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) 2015 dan Riskesdas 2013 Terkait Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013 Dr. Fitrah Ernawati, M.Sc Ir. Yuniar Rosmalina, M.Kes Dr. Ir. Dewi Permaesih, M.Kes Pusat TTK Pusat TTK Pusat TTK Capaian ke tiga belas Publikasi ilmiah di bidang klinik terapan dan epidemiologi klinik yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasional, adalah sebagai berikut: Tabel 4.4. Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Publikasi ilmiah yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasional Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2015 No. Judul Artikel Nama Penulis Satker Media Publikasi 1 Pola penyebab kematian di Kota Ambon Perbandingan IMT dan indikator obesitas Eva Sulitiowati Pusat TTK Buletin Surabaya, Januari 2015 Made Dewi Pusat TTK Buletin Penelitian Kesehatan Vol.43 Page25

34 sentral terhadap terjadinya DMT2 3 Lama pemberian obat anti tuberkulosa dan kadar zinc serum pasien paru anak(studi kasus di kabupaten Bogor) 4 Proporsi Seksio Sesarea dan Faktor yang Berhubungan dengan Seksio Sesarea di Jakarta 5 Konsumsi minyak goreng dan Vitamin A pada beberapa kelompok umur di dua kabupaten Susilowati No 1 Maret 2015 Made Dewi Susilowati Pusat TTK Lelly Andayasari Pusat TTK Media Gizi Mikro Indonesia, Vol. 6 No 2, Juni 2015 Buletin Penelitian Kesehatan Vo. 43 No. 2 Juni 2015 Sandjaja Pusat TTK Penelitian Gizi dan Makanan, Vol. 38, No. 1, Juni Faktor risiko sindrom metabolik pada orang dewasa di Kota Bogor Marice Sihombing Pusat TTK Penelitian Gizi dan Makanan, Vol. 38, No. 1, Juni Pengaruh tapioca termodifikasi ekstrak hijau terhadap glukosa darah dan histologi pancreas tikus diabetes Elisa Diana Julianti Pusat TTK Penelitian Gizi dan Makanan, Vol. 38, No. 1, Juni Pendampingan minum tablet tambah darah dapat meningkatkan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil anemia Aditianti Pusat TTK Penelitian Gizi dan Makanan, Vol. 38, No. 1, Juni Penemuan Baru Plasmodium Knowlesi pada Manusia di Kalimantan Tengah Sahat Ompusunggu Pusat TTK Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 43, No. 2, Juni Infeksi Japanese Encephalitis Pada Babi di Beberapa Provinsi Indonesia Tahun 2012 Sahat Ompusunggu Pusat TTK Media Litbangkes, Vol. 25 No. 2, Juni 2015 Page26

35 11 'Determinan Kejadian Cedera pada Kelompok Pekerja Usia Produktif di Indonesia Lusianawaty Tana Pusat TTK Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 43, No. 2, Juni Analisis Hubungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Gigi dengan Kegiatan Penambalan dan Pencabutan Gigi di Puskesmas Lelly Andayasari Pusat TTK Jurnal Biotek Medisiana Indonesia Vol. 3 No. 2 September Asupan lemak orang dewasa normal dan kelebihan berat badan di Indonesia Nurfi Afriansyah Pusat TTK Penelitian Gizi dan Makanan, Vol. 38, No. 2, Desember Untuk capaian kelima publikasi ilmiah di bidang klinik terapan dan epidemiologi klinik yang dimuat pada media cetak dan elektronik internasional, adalah sebagai berikut Tabel 4.5. Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Publikasi ilmiah yang dimuat pada media cetak dan elektronik internasional Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2015 No Judul Artikel 1 Polymorphism of PXR gene associated with the increased risk of drug-induced liver injury in Indonesian pulmonary tuberculosis patients. Journal of Clinical Pharmacy and Therapeutics. 2 The effect of dosing strategies on the therapeutic efficacy of artesunate-amodiaquine for uncomplicated malaria - a meta-analysis of individual patient data 3 Treatment policy change to dihydroartemisinin Nama Penulis Ully Mulyani Emiliana Tjitra Emiliana Satker Pusat TTK Pusat TTK Pusat TTK Media Publikasi Doi: /jcpt The WorldWide Antimalarial Resistance Network (WWARN) AS- AQ Study Group BMC Medicine (2015) 13:66 DOI /s z Malaria journal 14 (1), 272 Page27

36 No Judul Artikel piperaquine contributes to the reduction of adverse maternal and pregnancy outcom Nama Penulis Tjitra Satker Media Publikasi 4 Impaired Systemic Tetrahydrobiopterin Bioavailability and Increased Dihydrobiopterin in Adult Falciparum Malari Emiliana Tjitra Pusat TTK PLOS Pathogens DOI: /journal.ppat March 12, RePORT International - Advancing Tuberculosis Biomarker Research Through Global Collaboration M. Karyana Pusat TTK RePORT International CID 2015:61 (Suppl 3) S155 a) Akreditasi Laboratorium Pelaksanaan penelitian perlu didukung oleh adanya laboratorium yang terstandar. Tahun 2015, telah dilakukan akreditasi terhadap Laboratirum Pusat TTK. Akreditasi diperoleh untuk ISO yakni standar utama untuk Laboratorium Penguji dan Kalibrasi, untuk pengujian Vitamin A dan Zinc. Gambar 3.2. Page28

37 Sertifikat Akreditasi Laboratorium Penguji b) Panitia Pembina Ilmiah Panitia Pembina Ilmiah dibentuk untuk membantu Kepala Pusat TTK dalam pelaksanaan kegiatan terutama penelitian dan pengembangan. Anggota PPI adalah para peneliti yang mempunyai komitmen untuk membina dan memberikan masukan kepada peneliti lain agar pelaksanaan penelitian tidak lepas dari kaidah ilmiah. Beberapa kegiatan yang dilakukan meliputi: Tabel 4.6. Kegiatan Panitia Pembina Ilmiah Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2015 No Tanggal Topik Bahasan 1. 5 Januari 2015 Penyelesaian Laporan Akhir Penelitian 2014 Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Januari 2015 Pemaparan Protokol 2015 Laporan PPI Laporan Akhir Penelitian Februari 2015 Penyusunan Protokol Infeksi Rumah Sakit Terkait Penggunaan Alat Medis Invasif April 2015 Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan penelitian Pembahasan Proposal Analisis Lanjut April 2015 Pembahasan Hasil Review Protokol Analisis Lanjut Penyusunan Rencana Kerja PPI Juni 2015 Penajaman Kegiatan Penelitian dalam mendukung RPJMN 7. 6 Agustus 2015 Pembahasan Rencana Pelaksanaan Penilaian Teknologi HTA secara ekstramural Agustus 2015 Pembahasan Usulan Rekomendasi Kebijakan sebagai sebagai bahan Advokasi Litbang Agustus 2015 Paparan Proposal penelitian 2016 Paparan Proposal Risbinkes September 2015 Harmonisasi Analisis Lanjut Desember 2015 Pembahasan Laporan Akhir c) Diseminasi Hasil Penelitian Pertemuan review dari artikel yang masuk dilakukan setiap jurnal akan terbit, dengan melibatkan dewan redaksi dan peer reviewer. Jurnal gizi dan makanan Page29

38 mulai Agustus 2015 berhasil mempertahankan akreditasinya. Akreditasi berlaku sampai dengan 3 tahun. Gambar 3.3. Sertifikat Akreditasi Majalah Ilmiah Gizi dan Makanan Kepesertaan pameran dari Pusat TTK dilakukan pada kegiatan Pameran Produk Inovasi di Semarang dan Simposiun Internasional Badan Litbangkes di Jakarta. Topik yang dipamerkan meliputi; 1) Isolat galaktomanan dari ampas kelapa, 2) Ready Use Therapeutic Food untuk penanggulangan gizi buruk, 3) Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan sesar, dan 4) Faktor risiko terjadinya balita stunting. C. REALISASI ANGGARAN Anggaran yang dikelola Pusat TTK sebanyak Rp ,00(Dua puluh tujuh milyar enam ratus tujuh puluh enam juta dua ratus ribu rupiah), dengan realisasi sebesar Rp ,00 (Dua puluh empat milyar tujuh ratus tigapuluh dua juta sembilan ratus tujuh puluh lima ribu lima ratus lima puluh empat rupiah) atau 89,76%. Page30

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK TAHUN 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN

Lebih terperinci

www.litbang.depkes.go.id LAPORAN TAHUNAN PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK TAHUN 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK TAHUN 2014 www.litbang.depkes.go.id KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN PUSAT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 285/MENKES/SK/VIII/2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 285/MENKES/SK/VIII/2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 285/MENKES/SK/VIII/2013 TENTANG TIM INDONESIA RESEARCH PARTNERSHIP ON INFECTIOUS DISEASE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Riset Pembinaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran (Risbin Iptekdok) 2014 LATAR BELAKANG Riset Pembinaan Ilmu Pengetahuan dan

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK RENCANA AKSI KEGIATAN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK 2015-2019 PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK 2015-2019 Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. WHO (2005) melaporkan penyakit kronis telah mengambil nyawa lebih dari 35 juta orang

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan kesejahteraan suatu

Lebih terperinci

LAPORAN WORKSHOP RISET OPERASIONAL BERPARADIGMA CLIENT ORIENTED RESEARCH ACTIVITY (CORA) www.pusat2.litbang.depkes.go.id PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK 16 18 Desember 2015 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK TAHUN 2013 www.litbang.depkes.go.id KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN PUSAT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MADIUN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MADIUN URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MADIUN No 1 Kepala Dinas membantu Walikota melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 1. Staf Ahli Bid. Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 2. Staf Ahli Bid. Pembiayaan & Pemberdayaan Masyarakat; 3. Staf Ahli Bid. Perlindungan Faktor Resiko Kesehatan; 4. Staf Ahli Bid Peningkatan Kapasitas

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.438, 2017 KEMENKES. Penanggulangan Cacingan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN CACINGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 54 TAHUN 2016 Menimbang TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 15 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 86 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik adanya peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang terjadi karena kelainan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG KLASIFIKASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terbaru (2010), masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terbaru (2010), masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan Tuberkulosis (TB) dunia oleh World Health Organization (WHO) yang terbaru (2010), masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pasien TB terbesar

Lebih terperinci

Rencana Aksi Program PHKKPM a. Penelitian dan Pengembangan TAHUN INDIKATOR

Rencana Aksi Program PHKKPM a. Penelitian dan Pengembangan TAHUN INDIKATOR Rencana Aksi Program PHKKPM 20-205 a. Penelitian dan PROGRAM Hukum dan Etika Kesehatan Kajian Hukum Pelayanan Kesehatan Kajian Hukum Pelayanan Kesehatan DTPK Kajian UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Kajian

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. L K j - I P D i n a s K e s e h a t a n P r o v. S u l s e l T A

RINGKASAN EKSEKUTIF. L K j - I P D i n a s K e s e h a t a n P r o v. S u l s e l T A RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari Pendahuluan, Rencana Startegis, Akuntabilitas Kinerja dan Realisasi Anggaran. Akuntabilitas

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI O U T L I N E PENDAHULUAN SITUASI TERKINI STROKE

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG STUDI KOHOR KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG STUDI KOHOR KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG STUDI KOHOR KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.844, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BATAN. Unit Kerja. Rinvian Tugas. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1575/Menkes/SK/XI/2005 TANGGAL : 16 November 2005 MENTERI KESEHATAN STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN MENTERI KESEHATAN INSPEKTORAT JENDERAL SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi penyakit tidak menular (non communicable diseases) diprediksi akan terus mengalami peningkatan di beberapa negara berkembang. Peningkatan penderita penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, - 1 - RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN SALINAN NOMOR 26/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta BAB IX DINAS KESEHATAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 158 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub

Lebih terperinci

LAPOR AN TAHUNAN 2017 PUSLITB ANG SUMB ER DAY A DAN PELAY ANAN K ESEHATAN

LAPOR AN TAHUNAN 2017 PUSLITB ANG SUMB ER DAY A DAN PELAY ANAN K ESEHATAN LAPOR AN TAHUNAN 2017 PUSLITB ANG SUMB ER DAY A DAN PELAY ANAN K ESEHATAN BADAN LITBANG KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2017 i Laporan Tahunan 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg No.122, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMKES. TB. Penanggulangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Promosi kesehatan pada prinsipnya merupakan upaya dalam meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 68 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kurang gizi, terjadi pula peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat. Visi ini dicapai dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, oleh karena itu

Lebih terperinci

penelitian 2. Studi penggunaan antibiotik pada anak Jumlah penelitian 3. Pemetaan sensitifitas antibiotikdi fasilitas Jumlah kesehatan

penelitian 2. Studi penggunaan antibiotik pada anak Jumlah penelitian 3. Pemetaan sensitifitas antibiotikdi fasilitas Jumlah kesehatan Matrik Rencana Tahunan Pusat TTK EK Tahun 20-205 a. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Terapan Farmasi dan Kedokteran Litbang Pengembangan Formulasi Obat Antimalaria Anak. Teknologi formulasi obat antimalaria

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Subang telah dibentuk dengan Peraturan

Lebih terperinci

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

Lebih terperinci

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE-57 25 JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT 3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN

Lebih terperinci

ARSITEKTUR PENGANGGARAN PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK TAHUN 2015

ARSITEKTUR PENGANGGARAN PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK TAHUN 2015 ARSITEKTUR PENGANGGARAN PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK TAHUN 2015 Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Anggaran Tahun 2015 Kamis, 15 Januari 2015 Perencanaan Penganggaran Outline

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas,

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA--0/AG/2014 DS 7003-9134-1092-0094 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 1. Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan; 2. Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 3. Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan; dan 4. Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan STAF AHLI STRUKTUR

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam

Lebih terperinci

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGORGANISASIAN DINAS KESEHATAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA.

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGORGANISASIAN DINAS KESEHATAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA. - 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 2. Undang-Undang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj)

LAPORAN KINERJA (LKj) LAPORAN KINERJA (LKj) PUSLITBANG SUMBER DAYA DAN PELAYANAN KESEHATAN TAHUN 2016 PUSLITBANG SUMBER DAYA DAN PELAYANAN KESEHATAN BADAN LITBANG KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2017 KATA PENGANTAR Kita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang sifatnya tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki banyak kesamaan dengan beberapa sebutan penyakit

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) sebagai suatu proses patofisiologi yang menyebabkan kerusakan struktural dan fungsional ginjal ini masih menjadi permasalahan serius di

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kronik didefinisikan sebagai kondisi medis atau masalah kesehatan yang berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan jangka

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LANDAK

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit gagal ginjal dikelompokkan dalam 2 kategori besar: (1) gagal ginjal akut, dimana seluruh atau hamper seluruh kerja ginjal tiba-tiba terganggu namun

Lebih terperinci

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) I. Pendahuluan II. III. IV. Pangan dan Gizi Sebagai Investasi Pembangunan Analisis Situasi Pangan dan Gizi

Lebih terperinci

MASALAH PTM DI INDONESIA

MASALAH PTM DI INDONESIA MASALAH PTM DI INDONESIA Dr. Siswanto, MHP, DTM Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI Disampaikan pada The 4 th Indonesian Conference on Tobacco or Health (ICTOH) 2017, Balai Kartini,

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan

Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan 2013 2018 No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Misi I : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global Penyakit Tidak Menular (PTM) membunuh 38 juta orang setiap tahun. (1) Negara Amerika menyatakan 7 dari 10 kematian berasal dari PTM dengan perbandingan

Lebih terperinci

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan dunia karena di berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya peningkatan angka insidensi dan prevalensi

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MODUL VISI, MISI, TUGAS, DAN FUNGSI ORGANISASI

MODUL VISI, MISI, TUGAS, DAN FUNGSI ORGANISASI MODUL VISI, MISI, TUGAS, DAN FUNGSI ORGANISASI PUSDIKLAT APARATUR BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN 2013 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... A. Deskripsi Singkat... 1 B. Tujuan Pembelajaran... 2 C. Pokok

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun 2014 1 PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 dilaksanakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surakarta, 24 Januari 2017 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP

KATA PENGANTAR. Surakarta, 24 Januari 2017 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Politeknik Kesehatan Surakarta selama menjalankan tugas-tugas kedinasan dan dimaksudkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surakarta, Januari 2016 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP

KATA PENGANTAR. Surakarta, Januari 2016 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Politeknik Kesehatan Surakarta selama menjalankan tugas-tugas kedinasan dan dimaksudkan

Lebih terperinci

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut : 4. Sistem Informasi pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Provinsi yang belum tepat waktu Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Pada tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) dimasukkan sebagai salah satu target SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu mengurangi sepertiga angka kematian dini dari Penyakit

Lebih terperinci

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR s BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci