PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 138/KA/X/2007 TENTANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 138/KA/X/2007 TENTANG"

Transkripsi

1 PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 138/KA/X/2007 TENTANG PENGUSULAN DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang: a. bahwa dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2003 tanggal 3 Desember 2002, telah ditetapkan Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya; b. bahwa dalam rangka menyamakan persepsi dan pemahaman dalam penilaian angka kredit terhadap unsur-unsur kegiatan dan kriteria penilaian di BATAN, dipandang perlu membentuk Peraturan Kepala BATAN tentang Pengusulan dan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Pustakawan BATAN; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2007 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3098); D:\Backup Komputer Dedeh \P'aturan Ka.BATAN\Jafung Pustakawan\P'aturan Jafung Pustakawan.doc

2 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 196, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4017); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263); 6. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 7. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja LPND sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005; 8. Keputusan Presiden Nomor 16/M Tahun 2007; 9. Keputusan Bersama Kepala Perpustakaan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 23 Tahun 2003 dan Nomor 21 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya; 10. Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 10 Tahun 2004 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya; 11. Peraturan Kepala BATAN Nomor 392/KA/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja BATAN.

3 - 3 - MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TENTANG PENGUSULAN DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL. Pasal 1 (1) Pedoman Pengusulan dan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Pustakawan BATAN memuat ketentuan-ketentuan mengenai Pengusulan dan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Pustakawan untuk memperoleh kesamaan pemahaman dan persepsi, sehingga dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan penilaian angka kredit. (2) Pedoman Pengusulan dan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Pustakawan BATAN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang selanjutnya disebut Pedoman sebagaimana terlampir, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 2 Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 digunakan oleh Tim Penilai Jabatan Fungsional Pustakawan BATAN sebagai acuan dalam melaksanakan tugas.

4 - 4 - Pasal 3 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 Oktober 2007 KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, -ttd- HUDI HASTOWO Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Kerjasama, Hukum, dan Humas Ferhat Aziz

5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 138/KA/X/2007 TANGGAL : 3 Oktober 2007 PEDOMAN PENGUSULAN DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN BAB I PENDAHULUAN Karier Pegawai Negeri Sipil (PNS) berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 dapat dikembangkan melalui dua jalur, yaitu jalur struktural dan jalur fungsional. Posisi pada jenjang karier struktural sangat terbatas sehingga jalur fungsional perlu dimanfaatkan sebagai wahana pengembangan karier PNS, mengingat posisi pada jabatan fungsional tidak terbatas, dengan demikian jalur jabatan fungsional yang telah ada perlu dilakukan pembinaan dan sosialisasi secara terus menerus. PNS yang mengembangkan kariernya melalui jabatan fungsional akan memperoleh kenaikan pangkat yang tidak terikat dengan pangkat atasan strukturalnya, sejauh berkenaan dengan angka kredit dan ketentuan lainnya untuk kenaikan pangkat telah terpenuhi, keuntungan lain yang dapat diraih adalah bahwa PNS tersebut tidak perlu lagi mengikuti ujian dinas. Jenjang jabatan fungsional Pustakawan mulai berlaku sejak ditetapkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 18/MENPAN/1988 serta Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 53649/MPK/1988 dan Nomor 15/SE/1988 yang berlaku mulai Desember Dengan berlakunya Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, maka Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara menetapkan Keputusan Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002 dan ditetapkan Keputusan Bersama Kepala Perpustakaan Nasional RI dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 23 Tahun 2003 dan Nomor 21 Tahun 2003 tentang Petunjuk D:\Backup Komputer Dedeh \P'aturan Ka.BATAN\Jafung Pustakawan\Pedoman Jafung Pustakawan.doc

6 - 2 - Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya yang memuat aturanaturan pokok yang harus diikuti dalam pelaksanaan jabatan fungsional Pustakawan sesuai Keputusan Menpan yang baru. Walaupun Keputusan Menpan dan Surat Keputusan Bersama tersebut telah memuat cukup banyak ketentuan yang berkaitan dengan jenjang jabatan Pustakawan, namun untuk lebih mempermudah dan memperlancar serta menyeragamkan pelaksanaan penilaian di lingkungan BATAN, dipandang perlu untuk membuat pedoman Penilaian Angka Kredit bagi jabatan fungsional Pustakawan. Pedoman ini dimaksudkan untuk melengkapi pengaturan dan penjelasan yang terdapat di dalam Keputusan Menpan dan Surat Keputusan Bersama Kepala Perpustakaan Nasional RI dan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Oleh karena itu, pedoman ini hanya menjelaskan ketentuan penting yang belum secara rinci diuraikan atau dideskripsikan dalam Keputusan Menpan dan Keputusan Bersama tersebut, disertai dengan contoh pelaksanaannya.

7 - 3 - BAB II KETENTUAN UMUM Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan : 1. Pejabat Fungsional Pustakawan (PFP) yang selanjutnya disebut Pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi instansi pemerintah dan/atau unit tertentu lainnya. 2. Pustakawan BATAN adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan BATAN yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh Pimpinan BATAN untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). 3. Pustakawan Tingkat Terampil adalah Pustakawan yang memiliki dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah-rendahnya Diploma II Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi atau Diploma bidang lain yang disetarakan. 4. Pustakawan Tingkat Ahli adalah Pustakawan yang memiliki dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah-rendahnya Sarjana Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi atau Diploma bidang lain yang disetarakan. 5. Bidang lain yang disetarakan, adalah Diploma II, Diploma III, atau Diploma IV/Sarjana bidang studi selain bidang perpustakaan ditambah ilmu pengetahuan kepustakawanan yang diperoleh dari hasil keikutsertaan dalam pendidikan dan pelatihan kepustakawanan yang kualifikasinya ditentukan oleh Perpustakaan Nasional RI. 6. Kepustakawanan adalah ilmu dan profesi di bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi. 7. Unit perpustakaan, dokumentasi, dan informasi adalah unit kerja yang memiliki sumber daya manusia sekurang-kurangnya seorang pustakawan, ruang/tempat khusus dan koleksi bahan pustaka sekurang-kurangnya judul dari berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan jenis dan misi perpustakaan yang bersangkutan serta dikelola menurut sistem tertentu untuk kepentingan masyarakat penggunanya.

8 Tim penilai angka kredit jabatan fungsional Pustakawan yang selanjutnya disebut Tim Penilai adalah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang untuk membantu penetapan angka kredit pustakawan. 9. Tim penilai BATAN adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh Pimpinan BATAN. 10. Angka Kredit adalah angka yang diberikan berdasarkan penilaian atas prestasi yang telah dicapai oleh seorang pustakawan dalam mengerjakan butir rincian kegiatan yang digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan pangkat dalam jabatan/pangkat. 11. Instansi Pembina Jabatan Fungsional Pustakawan adalah Perpustakaan Nasional RI. 12. Pejabat pembina kepegawaian pusat adalah Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Kepresidenan, Kepala Kepolisian Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional serta Pimpinan Kesekretariatan Lembaga lain yang dipimpin oleh pejabat struktural eselon I dan bukan merupakan bagian dari Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen. 13. Pejabat yang berwenang mengangkat, membebaskan sementara dan memberhentikan dalam dan dari jabatan pustakawan, adalah Pejabat Pembina Kepegawaian masingmasing atau pejabat lain yang ditunjuk sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil. 14. Pekerjaan kepustakawanan adalah kegiatan utama yang wajib dilaksanakan dalam lingkungan unit perpustakaan atau dokumentasi dan informasi, yang meliputi kegiatan pengadaan, pengolahan dan pengelolaan bahan pustaka/sumber informasi, pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi baik dalam bentuk cetak, karya rekam maupun multi media, serta kegiatan pengkajian atau kegiatan lain untuk pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, termasuk pengembangan profesi. 15. Pimpinan unit kerja adalah pejabat yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak oleh pejabat yang berwenang untuk memimpin suatu unit kerja dalam satu kesatuan organisasi perpustakaan, dokumentasi dan informasi. 16. Unit kerja adalah satuan kerja yang memiliki kegiatan di bidang kepustakawanan, yang pembentukannya ditetapkan oleh pejabat yang berwenang untuk tujuan tertentu.

9 Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi adalah kegiatan kepustakawanan untuk mengembangkan koleksi dan mengolahnya secara sistematis agar dapat diakses dan dimanfaatkan secara optimal oleh pemakai perpustakaan. 18. Pengembangan koleksi adalah kegiatan yang ditujukan untuk menjaga agar koleksi perpustakaan tetap mutakhir dan sesuai dengan kebutuhan pemakai. 19. Rencana operasional adalah rancangan program setiap kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pustakawan minimal memuat latar belakang, tujuan, sasaran, keluaran, metodologi/prosedur kerja dan jadwal pelaksanaan untuk kurun waktu tertentu dan disetujui oleh pimpinan unit kerja/pejabat yang ditunjuk dimana pustakawan tersebut bekerja. 20. Menyusun desiderata adalah kegiatan membuat dan mengumpulkan deskripsi bahan pustaka dalam bentuk kartu atau daftar bibliografi yang disusun menurut aturan tertentu baik tercetak maupun elektronik, untuk digunakan dalam pertimbangan keputusan pengadaan bahan pustaka. 21. Survei minat pemakai adalah kegiatan mulai dari membuat instrumen, mengumpulkan, mengolah dapat sampai membuat laporan hasil survei untuk mengetahui bidang/subyek yang diminati atau dibutuhkan pemakai perpustakaan. 22. Meregistrasi bahan pustaka adalah kegiatan mencatat data bibliografi bahan pustaka yang diterima perpustakaan pada buku induk atau kartu atau sistem simpan elektronis serta pembubuhan catatan penting, seperti nomor induk dan pemberian cap pada bagian tertentu dalam bahan pustaka tersebut. 23. Menyeleksi bahan pustaka adalah kegiatan menilai desiderata dan mempertimbangkan usulan dalam menetapkan pengadaan bahan pustaka, serta sebagai daftar bahan pustaka yang perlu diadakan oleh perpustakaan, berdasarkan kebutuhan dan kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan. 24. Mengevaluasi dan menyiangi koleksi adalah kegiatan mengidentifikasi, memilih dan mengeluarkan bahan pustaka dari jajarannya untuk ditetapkan sebagai bahan pustaka yang perlu dilakukan penyiangan dan selanjutnya dilakukan penanganan pasca penyiangan seperti disimpan terpisah, dihibahkan, ditukarkan atau dimusnahkan, dan kegiatan ini termasuk mengeluarkan kartu katalog bahan pustaka yang bersangkutan.

10 Pengolahan bahan pustaka adalah kegiatan mendeskripsikan bahan pustaka dan menyiapkan sarana temu kembali informasi, meliputi kegiatan katalogisasi deskripsi, klasifikasi, penetapan tajuk subyek serta pengelolaan data bibliografinya. 26. Verifikasi data bibliografi adalah kegiatan memeriksa kebenaran dan/atau kelengkapan data bibliografi suatu bahan pustaka dengan cara mencari dan membandingkan informasi pada master file (jajaran kartu katalog), shelflist (daftar koleksi menurut rak), katalog penerbit dan sejenisnya untuk mengetahui apakah bahan pustaka pernah dimiliki atau untuk mengetahui kebenaran data bibliografi bahan pustaka tersebut. 27. Katalogisasi adalah kegiatan membuat deskripsi data bibliografi bahan pustaka menurut standar/peraturan tertentu. 28. Katalog sederhana adalah katalog yang hanya mencantumkan informasi bibliografi tingkat 1 berdasarkan International Standard Bibliographic Description (ISBD) atau AACR II yang meliputi: judul sebenarnya, pengarang, edisi, penerbit, tempat terbit, tahun terbit, dan nomor standar seperti ISBN/ISSN. 29. Katalog kompleks atau katalog lengkap adalah katalog yang mencantumkan informasi bibliografis bahan pustaka tingkat 2 sampai 3 berdasarkan ISBD atau AACR II (tingkat 1 ditambah infromasi penting lainnya, seperti: judul paralel atau judul lainnya, pernyataan kepengarangan, edisi, tempat terbit pertama, dst., penerbit pertama, dst., rincian fisik, judul seri dan sub seri, nomor seri). 30. Katalog salinan adalah katalog yang mencantumkan informasi bibliografis bahan pustaka dari Katalog Dalam Terbitan (KDT) atau sumber bibliografi lain dengan atau tanpa menambah informasi yang diperlukan. 31. Menentukan tajuk subyek adalah menganalisis isi bahan pustaka dan menentukan terminologi yang sesuai untuk ditetapkan sebagai tajuk akses yang paling tepat untuk mewakili subyek atau isi buku, artikel majalah, dan lain-lain dengan menggunakan standar tertentu. 32. Mengklasifikasi adalah menganalisis isi bahan pustaka dan menentukan notasi kelas yang tepat untuk mewakili subyek bahan pustaka tersebut dengan menggunakan pedoman tertentu, seperti bagan klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC) atau Universal Decimal Classification (UDC). 33. Klasifikasi sederhana adalah klasifikasi yang notasi kelasnya ditentukan maksimal 5 (lima) angka, misalnya:

11 Klasifikasi kompleks adalah klasifikasi yang notasi kelasnya mewakili isi bahan pustaka secara spesifik dan setepat mungkin, misalnya: Menentukan kata kunci adalah menentukan kata/istilah yang dianggap paling penting untuk digunakan sebagai titik akses dalam penelusuran informasi yang terkandung dalam bahan pustaka. 36. Membuat sari karangan indikatif adalah kegiatan menyarikan isi bahasan yang terkandung dalam bahan pustaka ( antara kata) untuk memberikan gambaran mengenai cakupan umum isi bahan pustaka, sehingga pembaca dapat mempertimbangkan apakah perlu membaca bahan pustaka tersebut. 37. Membuat sari karangan informatif adalah kegiatan menyarikan isi bahasan yang terkandung dalam bahan pustaka (antara kata) dengan menampilkan data kualitatif dan/atau kuantitatif yang mewakili isi bahan pustaka tersebut agar pembaca tanpa membaca bahan pustaka aslinya dapat memperoleh inti bahasan temuan dan atau gagasan secara cepat. 38. Membuat anotasi adalah kegiatan membuat ulasan atau penjelasan singkat mengenai isi bahan pustaka (antara kata), atau berupa deskripsi singkat yang biasanya ditambahkan sebagai suatu catatan setelah deskripsi bibliografi. Ulasan tersebut terdiri dari beberapa kalimat untuk memberi gambaran isi bahan pustaka secara singkat. 39. Mengalihkan data bibliografi adalah kegiatan memindahkan informasi bibliografi dari suatu bahan pustaka ke dalam format baku baik secara manual seperti kartu katalog maupun elektronis seperti cantuman pangkalan data. 40. Menyunting data bibliografi adalah kegiatan memeriksa kebenaran deskripsi suatu bahan pustaka berdasarkan acuan tertentu baik yang akan dipublikasikan atau dalam rangka meningkatkan mutu basis data dan sistem akses informasi. 41. Menyusun bibliografi, indeks, dan sejenisnya adalah kegiatan membuat daftar buku, artikel majalah, makalah, laporan, dan lain-lain yang dibuat menurut aturan baku dan disusun menurut sistem tertentu, seperti urutan pengarang, judul, subyek, dan lain-lain. 42. Mengelola data bibliografi adalah kegiatan memasukkan dan menyusun kartu katalog ke dalam jajaran katalog, menurut sistem penjajaran yang ditetapkan, atau memelihara validitas data yang ada pada sistem pangkalan data komputer, seperti: updating, backup, indexing/inverting data bibliografi menurut suatu sistem tertentu.

12 Membuat kelengkapan pustaka adalah kegiatan menyiapkan dan memasang kelengkapan bahan pustaka seperti label buku, kantong buku, slip buku, dan lain-lain agar bahan pustaka tersebut siap pakai bagi pemakai jasa perpustakaan. 44. Menyimpan dan melestarikan bahan pustaka adalah kegiatan yang mencakup menata, melindungi, merawat, memelihara dan, mengawetkan atau mereproduksi kembali bahan pustaka koleksi perpustakaan untuk menjaga keteraturan penempatan koleksi perpustakaan yang ditujukan untuk memudahkan penemuan kembali, memperkecil kerusakan dan memperpanjang usia bahan pustaka. Kegiatan ini 45. Identifikasi bahan pustaka adalah memilih bahan pustaka yang akan dilestarikan/dirawat/ diproduksi sesuai dengan kriteria 46. Mengelola jajaran bahan pustaka adalah kegiatan penempatan dan penyusunan kembali bahan pustaka pada rak berdasarkan nomor panggil buku, abjad judul, atau sejenisnya (shelving). 47. Merawat bahan pustaka adalah kegiatan memelihara bahan pustaka melalui tindakan, seperti pencegahan sebelum bahan pustaka mengalami kerusakan, dan penanganan terhadap bahan pustaka yang mengalami kerusakan, antara lain melalui tindakan fumigasi, laminasi, enkapsulasi, penjilidan, dan lain-lain. 48. Mereproduksi bahan pustaka adalah kegiatan mempersiapkan, dan melaksanakan kegiatan pembuatan kembali bahan pustaka (pengalihan bahan pustaka) ke dalam media yang sejenis atau ke bentuk lain. 49. Membuat kliping adalah kegiatan memilih dan menghimpun artikel tentang suatu topik tertentu dari media massa serta menyusunnya menjadi suatu kumpulan karya. 50. Pelayanan informasi adalah kegiatan memberikan bantuan dan jasa informasi kepada pemakai perpustakaan. 51. Melakukan layanan sirkulasi adalah kegiatan melayani pengguna jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman dan pengembalian bahan pustaka beserta penyelesaian administrasinya. 52. Layanan perpustakaan keliling adalah kegiatan layanan perpustakaan yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain. 53. Melakukan layanan pandang dengar adalah kegiatan mengoperasikan peralatan pandang dengan dan membimbing penggunaannya bagi pemakai perpustakaan.

13 Menyediakan bahan pustaka adalah kegiatan mencari dan menyediakan bahan pustaka sesuai dengan kebutuhan pengguna melalui koleksi setempat atau melalui silang layan perpustakaan. 55. Melakukan layanan rujukan adalah memberikan informasi kepada pengguna jasa perpustakaan dalam bentuk pemberian layanan rujukan cepat dan atau bimbingan pemakaian sumber rujukan. 56. Layanan rujukan cepat adalah memberi jawaban atas permintaan informasi dari pengguna perpustakaan melalui pemanfaatan sumber rujukan seperti kamus, ensiklopedia dan direktori. 57. Bimbingan pemakaian sumber rujukan adalah bantuan yang diberikan kepada pengguna jasa perpustakaan untuk mencari informasi yang diperlukan melalui penggunaan koleksi rujukan 58. Melakukan penelusuran literatur adalah kegiatan mencari atau menemukan kembali data/ informasi kepustakaan mengenai suatu bidang tertentu yang ada di perpustakaan maupun di luar perpustakaan dengan mengunakan bantuan literatur sekunder dan atau sarana penelusuran lainnya. Kegiatan penelusuran literatur ini umumnya digunakan untuk mendukung penelitian dan atau penulisan ilmiah, serta bahan bacaan. 59. Melakukan bimbingan membaca adalah kegiatan memberi bimbingan, petunjuk atau panduan serta contoh kepada pengguna jasa perpustakaan tentang cara-cara membaca yang baik, cepat dan benar dengan menggunakan koleksi dan peralatan perpustakaan. 60. Melakukan bimbingan pemakai perpustakaan adalah kegiatan memberikan penjelasan tentang berbagai informasi perpustakaan dan penggunaan perpustakaan secara optimal kepada sekelompok pengguna baru dari perpustakaan yang bersangkutan. Misalnya mahasiswa baru sebagai pengguna perpustakaan perguruan tinggi. 61. Membina kelompok pembaca adalah kegiatan memberikan bimbingan terhadap kelompok pembaca/diskusi dalam bidang-bidang tertentu dengan sasaran mengintensifkan penggunaan koleksi perpustakaan, dan mendorong kelompok pembaca menciptakan karya tulis baru dengan menggunakan rujukan dari koleksi perpustakaan. Kegiatan ini lebih diutamakan bagi pustakawan yang menguasai bidang/subyek yang didiskusikan/pakar subyek.

14 Menyebarkan informasi terbaru kilat adalah kegiatan memilih, mengumpulkan, mengolah informasi baru tentang subyek atau jenis bahan pustaka tertentu serta menyebarkannya kepada pemesan atau pengguna dalam bentuk kemasan lepas atau paket informasi. 63. Lembar lepas adalah lembaran informasi hasil pengetikan kembali (alih bentuk) atau hasil pengadaan informasi yang dimaksud dari bahan pustaka untuk siap disebarkan. 64. Paket informasi adalah kumpulan informasi berbasis kepustakaan tentang suatu topik/subyek atau jenis bahan pustaka tertentu yang disusun dalam bentuk paket informasi terjilid menurut sistematika/aturan yang disepakati antara konsumen dan produsen atau permintaan dan siap disebarkan. 65. Penyebaran informasi terseleksi adalah kegiatan memilih, mengumpulkan, mengelompokkan dan menyusun informasi tentang subyek/jenis bahan pustaka tertentu (baik restrospektif maupun baru) yang disusun berdasarkan kebutuhan atau permintaan pengguna yang penyampaiannya kepada pelanggan dapat dalam bentuk lembar lepas atau paket informasi. 66. Membuat analisis kepustakaan adalah kegiatan membuat karangan baru tentang suatu bidang tertentu yang disusun dengan jalan menyortir pendapat seseorang, mengkaji dan menyarikan isi dari kepustakaan yang ada untuk keperluan kelompok tertentu pengguna perpustakaan. 67. Tinjauan kepustakaan adalah kegiatan membuat karya tulis yang disusun berdasarkan hasil analisis dan tinjauan sejumlah kepustakaan dalam bidang tertentu dengan cara mengutip pendapat atau gagasan yang ada pada kepustakaan tersebut untuk tujuan penyebaran informasi. 68. Resensi/timbangan buku adalah kegiatan membuat karya tulis yang disusun sebagai ulasan dan penilaian terhadap gagasan penulis atau isi buku yang diterbitkan dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang kelebihan dan kelemahan buku tersebut. 69. Informasi teknis adalah informasi siap pakai atau informasi yang telah diolah dan ditulis kembali dalam bentuk pedoman, buku saku, atau sejenisnya mengenai topik/masalah tertentu yang diperoleh dari berbagai kepustakaan yang ada. 70. Bercerita kepada anak-anak adalah layanan perpustakaan dalam bentuk bercerita kepada anak-anak mengenai isi suatu buku atau beberapa buku bacaan anak-anak dengan berbagai teknik untuk menumbuhkan minat baca anak.

15 Statistik adalah kegiatan mengumpulkan, memilah dan mengolah data tentang kegiatan kepustakawanan untuk jangka waktu tertentu dan menyajikannya dalam bentuk tabel, grafik, diagram atau sejenisnya. 72. Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah kegiatan sosialisasi melalui pemberian penjelasan/keterangan baik lisan, tulisan maupun visual kepada masyarakat tentang peran, kegiatan dan jasa perpustakaan dalam upaya pemberdayaan perpustakaan secara optimal dan pembinaan budaya baca. 73. Penyuluhan kegunaan dan pemanfaatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah pemberian keterangan kepada masyarakat pemakai tentang manfaat dan penggunaan perpustakaan, dokumentasi dan informasi sehingga mereka lebih mengenal perpustakaan dan terdorong untuk memanfaatkannya. 74. Penyuluhan pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah pemberian petunjuk penjelasan/bimbingan kepada penyelenggara dan pengelola perpustakaan tentang strategi dan atau cara-cara meningkatkan kemampuan lembaga perpustakaan dalam rangka mengembangkan kemampuan perpustakaan dalam melayani masyarakat. 75. Mengidentifikasi potensi wilayah adalah satu kesatuan kegiatan yang utuh, meliputi kegiatan identifikasi potensi wilayah, mengolah hasil identifikasi dan menyusun program intervensi pengembangan. 76. Identifikasi wilayah adalah kegiatan yang ditujukan untuk memperoleh data/informasi tentang kondisi dan potensi permasalahan suatu wilayah obyek melalui metode penelitian, pengkajian, atau survei, kuesioner atau melakukan wawancara langsung. 77. Mengolah hasil identifikasi adalah kegiatan tabulasi dan pengolahan data baik data primer (nara sumber) maupun data sekunder (literatur) hasil identifikasi untuk mengetahui kondisi wilayah dan perilaku masyarakat maupun peran serta masyarakat yang akan dipakai sebagai acuan untuk melaksanakan penyuluhan. 78. Menyusun program intervensi pengembangan adalah perumusan rencana strategi, program penyuluhan berdasarkan hasil identifikasi wilayah. Pada perumusan program harus tergambar analisis situasi, keterjangkauan, perkembangan, rumusan masalah, tujuan serta target/sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu. 79. Menyusun materi penyuluhan adalah kegiatan penyiapan dan penyusunan materi yang akan dipakai sebagai bahan penyuluhan perpustakaan, dokumentasi dan informasi.

16 Materi tersebut antara lain berupa naskah untuk radio, TV, drama, obrolan/fragmen, wawancara, slide, skenario sinetron/film, film dokumenter atau ceramah. 80. Penyuluhan tatap muka dalam kelompok adalah pemberian keterangan atau penjelasan kepada kelompok tentang kegunaan/pemanfaatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang disampaikan secara langsung 81. Melakukan evaluasi pasca penyuluhan adalah kegiatan melakukan penilaian terhadap tingkat keberhasilan penyuluhan yang telah dilaksanakan. 82. Melaksanakan publisitas adalah menyebarluaskan informasi tentang kegiatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi kepada masyarakat luas melalui media cetak dan elektronik seperti artikel, brosur, film, slide, situs-web dan lain-lain. 83. Menyusun publisitas adalah kegiatan menghimpun bahan, mengolah dan menyajikan dalam bentuk: cerpen, skenario, artikel; berita, sinopsis, brosur, leaflet; poster/gambar peraga; slide, bahan pandang dengar. 84. Melakukan evaluasi pasca publisitas adalah kegiatan yang ditujukan untuk menilai efektivitas kegiatan publisitas yang telah dilakukan. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner, wawancara atau gabungan keduanya. 85. Melakukan pameran adalah kegiatan mempertunjukkan kepada masyarakat tentang aktivitas, hasil kegiatan, dan kemampuan sumber informasi perpustakaan, dokumentasi dan informasi disertai pemberian keterangan/penjelasan dengan mempergunakan bahan peraga. 86. Membuat rancangan/desain pameran adalah membuat rancangan tata letak, gambar dan pengaturan materi yang akan dipamerkan. 87. Menyiapkan materi dan penataan pameran adalah kegiatan menyiapkan alat dan menyeleksi bahan pameran berupa media cetak maupun elektronik serta menatanya sesuai tema pameran dan kondisi lapangan. 88. Penanggung jawab pada penyelenggaraan pameran adalah pustakawan yang diberi tanggungjawab untuk mengkoordinasikan kegiatan pameran sejak persiapan penyelenggaraan sampai pertanggungjawaban. 89. Pemandu pada penyelenggaraan pameran adalah pustakawan yang diberi tugas menjaga stand pameran untuk memberikan penjelasan/informasi kepada pengunjung tentang materi pameran.

17 Evaluasi pasca pameran adalah kegiatan penilaian terhadap kinerja pameran yang telah dilaksanakan. 91. Pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah kegiatan ilmiah untuk mencari data/informasi tentang kondisi dan permasalahan perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya peningkatan kinerja perpustakaan, dokumentasi, dan informasi. 92. Melakukan pengkajian perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah satu kesatuan kegiatan yang utuh, yang dilaksanakan melalui 5 (lima) sub-kegiatan, yaitu: penyusunan instrumen, pengumpulan, pengolahan, dan analisis data, serta perumusan, evaluasi dari penyempurnaan hasil kajian. 93. Pengkajian sederhana adalah kegiatan pengkajian perpusdokinfo dengan menggunakan metode/teknik penelitian yang hasilnya disajikan secara deskriptif. 94. Pengkajian kompleks adalah kegiatan pengkajian perpusdokinfo dengan menggunakan metode/teknik penelitian yang hasilnya disajikan secara analitik dan deskriptif dengan dukungan tabulasi dan analisis data. Hasil kajian kompleks sudah menggambarkan alternatif rekomendasi. 95. Melakukan pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah kegiatan untuk memperoleh cara baru guna meningkatkan nilai tambah dari berbagai aspek pelaksanaan perpusdokinfo yang sedang atau sudah berjalan, sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal, efektif dan efisien. 96. Membuat prototip/model adalah kegiatan pembuatan sistem atau kondisi yang diinginkan dalam bentuk miniatur atau mendekati bentuk dan fungsi sesungguhnya dalam rangka meningkatkan nilai tambah sistem yang ada. 97. Menyusun desain/rancangan adalah kegiatan pembuatan konsep kerangka dasar rancangan dalam bentuk pengembangan komponen perpustakaan baik secara parsial atau menyeluruh. 98. Melakukan uji coba prototip/model adalah kegiatan pengujian penerapan konsep, prototip/model sistem perpustakaan yang dikembangkan dalam praktek sehari-hari di satu atau beberapa perpustakaan yang dipilih. 99. Mengevaluasi dan menyempurnakan prototip/model adalah kegiatan mempelajari dan mengkaji kembali hasil uji coba prototip/model untuk perbaikan dan penyempurnaan atau pembatalan apabila diperlukan.

18 Analisis/kritik karya kepustakawanan adalah kegiatan membaca, menganalisis karya kepustakawanan orang lain baik dalam bentuk tulisan maupun informasi terekam lainnya yang selanjutnya dilaporkan dalam bentuk karya tulis baru berupa ulasan/kritik saran/tanggapan secara sistematis dan bersifat menyempurnakan karya tersebut Penyempurnaan karya kepustakawanan adalah kegiatan membaca, menganalisis karya kepustakawanan orang lain dalam bentuk tulisan maupun informasi terekam dan hasilnya disajikan dalam bentuk catatan-catatan untuk penyempurnaan karya tulis tersebut Menelaah pengembangan bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah kegiatan pembuatan naskah tentang usulan, kritik dan saran atau pertimbangan terhadap kebijaksanaan dan atau peraturan pelaksanaan di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi dari satu atau lebih lembaga perpustakaan, dokumentasi dan informasi Pengembangan profesi adalah pengembangan pengetahuan keahlian, ketrampilan dan bakat yang bermanfaat bagi profesi pustakawan dalam melaksanakan tugas Karya tulis ilmiah adalah berupa laporan hasil kegiatan ilmiah atau tinjauan atau ulasan ilmiah yang disajikan dengan menggunakan kerangka isi, aturan dan format tertentu minimal berisi judul, pendahuluan, deskripsi analisis, kesimpulan, daftar pustaka yang diterbitkan dalam majalah ilmiah atau dalam bentuk buku dan sejenisnya. Khusus artikel majalah ilmiah harus disertai abstrak/sari karangan Laporan hasil kegiatan ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang berisi sajian hasil penelitian, pengembangan atau evaluasi yang disajikan dengan menggunakan kerangka isi, aturan atau format penulisan ilmiah Tinjauan/ulasan ilmiah adalah suatu karya tulis yang membahas suatu pokok bahasan yang merupakan ulasan ilmiah dari berbagai pendapat atau sumber informasi tertulis di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi Makalah ilmiah adalah karya tulis di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang ditulis minimal 10 halaman dalam format baku yang meliputi: judul, abstrak, pendahuluan, isi pokok, penutup dan daftar pustaka yang disampaikan pada seminar dan pertemuan sejenis Tulisan ilmiah populer adalah tulisan ilmiah yang disajikan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat umum.

19 Makalah prasaran adalah karya tulis bersifat deskriptif informatif di bidang perpusdokinfo yang ditulis dalam format tertentu dan disampaikan pada pertemuan/diklat dan sejenisnya Buku yang diterbitkan adalah karya tulis di bidang perpusdokinfo yang berisi minimal 49 halaman dan diterbitkan oleh instansi pemerintah atau swasta Buku yang tidak diterbitkan adalah karya tulis di bidang perpusdokinfo minimal 49 halaman dan didokumentasikan di perpustakaan di mana pustakawan bekerja Artikel majalah adalah karya tulis minimal kata dan dimuat dalam majalah di bidang perpusdokinfo yang diterbitkan oleh organisasi profesi, instansi pemerintah atau swasta di bidang perpusdokinfo Ketua kelompok/koordinator pustakawan adalah seorang pustakawan yang diserahi tugas mengetuai kelompok/mengkoordinasikan sejumlah pejabat fungsional pustakawan dalam pelaksanaan tugas kepustakawanan yang mencakup perencanaan, pembagian tugas dan peningkatan kemampuan Pemimpin unit perpustakaan adalah pustakawan yang diangkat sebagai pejabat struktural atau yang ditugaskan untuk memimpin unit kerja kepustakawanan Menghimpun dan menyusun naskah-naskah kumpulan untuk dipublikasikan adalah kegiatan mengumpulkan, menyeleksi, menyusun dan menyunting naskah-naskah tulisan dalam topik atau lingkup tertentu sehingga merupakan satu kesatuan yang sesuai dengan persyaratan penerbitan untuk dipublikasikan dalam bentuk terbitan baru Memberi konsultasi kepustakawanan yang bersifat konsep adalah memberi saran/ pertimbangan kepada instansi perorangan berupa gagasan-gagasan di bidang kepustakawanan yang diajukan kepada dan disetujui oleh pimpinan unit. Hasil konsultasi adalah bersifat konsepsi kepustakawanan yang dituangkan dalam suatu laporan tertulis Pedoman/standar penyelenggaraan perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah pedoman yang digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan perpusdokinfo yang ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional RI dan diberlakukan secara nasional Pedoman umum/petunjuk teknis perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah pedoman yang digunakan sebagai panduan pelaksanaan kegiatan perpusdokinfo yang

20 ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional RI atau instansi tertentu untuk digunakan dalam lingkungan instansi yang bersangkutan Terjemahan adalah karya tulis hasil alih bahasa suatu tulisan dari suatu bahasa ke dalam bahasa lain Saduran adalah karya tulis atau terjemahan secara bebas dengan meringkaskan atau menyederhanakan atau mengembangkan tulisan tanpa mengubah pokok pikiran tulisan asal. Apabila topik saduran di luar bidang perpusdokinfo harus terkait dengan tugas dan misi kelembagaan yang diperkuat oleh surat tugas Penunjang kegiatan kepustakawanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pustakawan dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok Memberikan konsultasi teknis sarana dan prasarana perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah kegiatan memberikan saran, pertimbangan dan jawaban atas masalah atau pertanyaan yang berhubungan dengan pendayagunaan jasa perpustakaan atau yang berhubungan dengan pemilihan, pengadaan, penataan dan pemeliharaan sarana dan prasarana perpustakaan, dokumentasi dan informasi seperti gedung perpustakaan, peralatan dan meja belajar Mengikuti seminar/lokarya dan pertemuan sejenisnya di bidang kepustakawanan adalah kegiatan berupa pertemuan ilmiah di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi, dan bidang lain yang mendukung misi perpustakaan dimana pustakawan bekerja, diselenggarakan secara resmi yang menyajikan sejumlah makalah oleh para ahli di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi dan terbuka bagi yang mengikutsertakan masyarakat umum atau peserta tertentu untuk menghasilkan kesimpulan tertentu Memperoleh penghargaan/tanda jasa adalah tanda kehormatan yang diberikan oleh Pemerintah RI, negara asing, organisasi ilmiah atau organisasi profesi baik tingkat nasional, internasional, provinsi, atau kabupaten/kota atas prestasi yang dicapai seorang pustakawan dalam pengabdian kepada nusa, bangsa dan negara di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Termasuk dalam penghargaan ini adalah memperoleh kehormatan akademis Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya adalah gelar kesarjanaan non perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang diperoleh setelah yang bersangkutan menduduki jabatan fungsional pustakawan.

21 Menyunting risalah pertemuan ilmiah adalah kegiatan mengumpulkan, menyusun dan menyunting hasil salah satu pertemuan ilmiah dalam satu naskah yang siap diterbitkan sebagai prosiding Peran serta dalam tim penilai jabatan pustakawan adalah menjadi salah satu pejabat dalam keanggotaan tim penilai jabatan pustakawan atau membantu mempersiapkan materi untuk kelancaran tugas-tugas tim penilai jabatan fungsional pustakawan.

22 BAB III JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDIT A. KAITAN ANTARA JABATAN, PANGKAT/GOLONGAN, DAN ANGKA KREDIT 1. Kaitan antara jenjang jabatan, pangkat/golongan dan angka kredit kumulatif minimal dalam Jabatan Fungsional Pustakawan sebagaimana tersebut dalam tabel sebagai berikut : Jenjang Jabatan Pangkat/Golongan/Ruang Angka kredit Angka kredit yang dibutuhkan kumulatif untuk naik minimal pangkat Pengatur Muda Tk. I / IIb Pustakawan Pengatur / IIc Pelaksana Pengatur Tingkat I / IId Terampil Pustakawan Penata Muda / IIIa Pelaksana Lanjutan Penata Muda Tk. I/ IIIb Pustakawan Penata / IIIc Penyelia Penata Tingkat I / IIId 300 Pustakawan Penata Muda/III/a Pertama Penata Muda Tk. I / IIIb Pustakawan Penata / IIIc Muda Penata Tingkat I / IIId Ahli Pembina / IVa Pustakawan Pembina Tingkat I / IVb Madya Pembina Utama Muda./ Ivc Pustakawan Pembina Utama Madya./ IVd Utama Pembina Utama / IVe 1050

23 Komposisi Angka Kredit dan Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal untuk pengangkatan dan kenaikan pangkat/jabatan sebagaimana tersebut dalam tabel sebagai berikut : Pustakawan Tingkat Terampil : Jenjang Jabatan/Golongan Ruang/Angka Kredit Unsur Persentase Pustakawan Pelaksana Pustakawan Pelaksana Lanjutan Pustakawan Penyelia II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d I. UTAMA a. Pendidikan b. Pengorganisasian & Pendayagunaan Koleksi Bahan Pustaka/Sumber Informasi c. Pemasyarakatan Perpustakaan, d. Dokumentasi & Informasi e. Pengembangan Profesi 80 % II. PENUNJANG Kegiatan yang Mendukung Pelaksanaan Tugas Pustakawan 20 % JUMLAH 100 %

24 Pustakawan Tingkat Ahli Jenjang jabatan/golongan Ruang/Angka Kredit I. UTAMA Unsur a. Pendidikan b. Pengorganisasian dan pendayagunaan Koleksi Bahan Pustaka / Sumber Informasi c. Pemasyarakatan Perpustakaan, Dokumentasi & Informasi d. Pengembangan Profesi II. PENUNJANG Kegiatan yang Mendukung Pelaksanaan Tugas Pustakawan Persentase Pustakawan Pertama Pustakawan Muda Pustakawan Madya Pustakawan Utama III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e 80 % % JUMLAH 100 % B. KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN YANG DAPAT DIBERI ANGKA KREDIT Bidang kegiatan yang dilaksanakan Pejabat Fungsional Pustakawan sebagai berikut : 1. Unsur Utama a. Pendidikan Jenis pendidikan formal dan Pendidikan & Pelatihan (Diklat) yang dapat diberikan angka kredit meliputi : 1) Pendidikan formal

25 Pendidikan formal yaitu pendidikan umum yang memperoleh gelar/ijazah sebagai berikut : a) Diploma II/Diploma III/Sarjana Muda bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi. b) Diploma II/Diploma III/Sarjana Muda bidang lain ditambah Diklat Calon Pustakawan Tingkat Terampil. c) S1, S2, S3 bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi. d) S1, S2, S3 bidang lain ditambah Diklat Calon Pustakawan Tingkat Ahli. 2) Pendidikan dan pelatihan (Diklat) Pendidikan dan pelatihan dalam Jabatan Fungsional Pustakawan, meliputi: a) Diklat fungsional pustakawan. adalah diklat yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kompetensi sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional pustakawan. Penyelenggaraan diklat fungsional pustakawan diatur oleh Perpustakaan Nasional RI selaku instansi pembina jabatan fungsional pustakawan. b) Diklat teknis kepustakawanan. adalah diklat yang diselenggarakan untuk memenuhi persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS pada suatu unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Contoh: Diklat TOT kepustakawanan yang diperlukan oleh PUSDIKLAT Perpustakaan Nasional RI, Diklat Kebahasaan yang diperlukan Perpustakaan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. c) Diklat non kepustakawanan adalah diklat di luar bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi, dimana diklat tersebut dimaksudkan untuk mendukung peningkatan kompetensi pustakawan dan misi perpustakaan dimana pustakawan bekerja. Contoh: Diklat Proteksi Radiasi, diklat komputer, diklat manajemen dll. b. Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi, meliputi: 1) Pengembangan koleksi; 2) Pengolahan bahan pustaka;

26 - 22-3) Penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka; dan 4) Pelayanan informasi. c. Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, meliputi: 1) Penyuluhan; 2) Publisitas; dan 3) Pameran. d. Pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, meliputi: 1) Pengkajian; 2) Pengembangan perpustakaan; 3) Analisis/kritik karya kepustakawanan; dan 4) Penelaahan pengembangan di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi. e. Pengembangan profesi, meliputi: 1) Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi; 2) Menyusun pedoman/petunjuk teknis perpustakaan, dokumentasi dan informasi; 3) Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan-bahan lain di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi; 4) Melakukan tugas sebagai ketua kelompok/koordinator pustakawan atau memimpin unit perpustakaan; 5) Menyusun kumpulan tulisan untuk dipublikasikan; dan 6) Memberi konsultasi kepustakawanan yang bersifat konsep. 2. Unsur Penunjang Penunjang tugas pustakawan, meliputi: a. Mengajar; b. Melatih; c. Membimbing mahasiswa dalam penyusunan skripsi, tesis, disertasi yang berkaitan dengan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi;

27 d. Memberi konsultasi teknis sarana dan prasarana perpustakaan, dokumentasi dan informasi; e. Mengikuti seminar, lokakarya dan pertemuan bidang kepustakawanan; f. Menjadi anggota organisasi profesi kepustakawanan; g. Melakukan lomba kepustakawanan; h. Memperoleh penghargaan/tanda jasa; i. Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya; j. Menyunting risalah pertemuan ilmiah; dan k. Keikutsertaan dalam Tim Penilai Jabatan Pustakawan. C. DOKUMEN/BUKTI FISIK YANG DIPERLUKAN DALAM PENILAIAN KEGIATAN I. Pendidikan sekolah dan memperoleh gelar/ijazah. 1. Memperoleh gelar/ijazah pendidikan formal: a. Fotokopi ijazah yang dilegalisir oleh dekan atau yang sederajat untuk ijazah lulusan perguruan tinggi negeri. b. Fotokopi ijazah yang dilegalisir oleh Ketua Kopertis atau pejabat yang ditunjuk untuk lulusan perguruan tinggi swasta. c. Fotokopi sertifikat diklat kepustakawanan yang dilegalisir oleh instansi penyelenggara diklat. 2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kepustakawanan serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL) atau sertifikat: a. Fotokopi dari STTPL/sertifikat yang dilegalisir oleh penyelenggara diklat atau pejabat pengelola kepegawaian.

28 II. Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi. 1. Pengembangan koleksi a. Menyusun rencana operasional 1) Surat penugasan dari atasan langsung. 2) Rencana operasional (ROP). b. Membuat desiderata 1) Surat penugasan dari atasan langsung. 2) Laporan kegiatan yang disahkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan atau yang memberi tugas dengan menyebutkan jumlah judul bahan pustaka. c. Melakukan survei minat pemakai 1) Surat penugasan dari atasan langsung. 2) Laporan survei yang disahkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan atau pejabat yang memberi tugas. d. Meregistrasi bahan pustaka 1) Surat penugasan dari atasan langsung. 2) Laporan kegiatan meregistrasi bahan pustaka yang disahkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan atau yang memberi tugas dengan menyebutkan jumlah judul bahan pustaka yang diregistrasi. e. Menyeleksi bahan pustaka 1) Surat penugasan dari atasan langsung.

29 - 25-2) Laporan kegiatan seleksi bahan pustaka yang disahkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan atau yang memberi tugas dengan menyebutkan jumlah judul bahan pustaka yang diseleksi. f. Mengevaluasi dan menyiangi koleksi 1) Surat penugasan dari atasan langsung. 2) Laporan kegiatan evaluasi dan penyiangan bahan pustaka yang disahkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan atau yang memberi tugas dengan menyebutkan jumlah judul bahan pustaka yang dievaluasi dan disiangi. 2. Pengolahan bahan pustaka a. Melakukan verifikasi data bibliografi 1) Surat penugasan dari atasan langsung. 2) Laporan kegiatan verifikasi bahan pustaka yang disahkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan atau yang memberi tugas dengan menyebutkan jumlah judul bahan pustaka yang diverifikasi. b. Melakukan katalogisasi 1) Surat penugasan dari atasan langsung. 2) Laporan kegiatan melakukan katalogisasi bahan pustaka yang disahkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan atau yang memberi tugas dengan menyebutkan jumlah judul bahan pustaka yang dikatalog. c. Menentukan tajuk subyek 1) Surat penugasan dari atasan langsung. 2) Laporan kegiatan menetapkan subyek bahan pustaka yang diketahui oleh pimpinan unit yang bersangkutan atau yang memberi tugas dengan menyebutkan jumlah judul bahan pustaka yang dibuat tajuk subyeknya.

30 d. Mengklasifikasi ) Surat penugasan dari atasan langsung. 2) Laporan kegiatan klasifikasi bahan pustaka yang disahkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan atau yang memberi tugas dengan menyebutkan jumlah judul bahan pustaka yang diklasifikasi. e. Menentukan kata kunci 1) Surat penugasan dari atasan langsung. 2) Laporan kegiatan menentukan kata kunci bahan pustaka yang disahkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan atau yang memberi tugas dengan menyebutkan jumlah judul bahan pustaka dan jumlah kata kuncinya. f. Membuat sari karangan indikatif 1) Surat penugasan dari atasan langsung. 2) Laporan kegiatan membuat sari karangan dan dilampiri minimal 5 (lima) contoh sari karangan yang disahkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan atau yang memberi tugas dengan menyebutkan jumlah sari karangan yang dibuat. g. Membuat sari karangan informatif 1) Surat penugasan dari atasan langsung. 2) Laporan kegiatan membuat sari karangan dan dilampiri minimal 5 (lima) contoh sari karangan yang disahkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan atau yang memberi tugas dengan menyebutkan jumlah sari karangan yang dibuat. h. Membuat anotasi

31 - 27-1) Surat penugasan dari atasan langsung. 2) Laporan kegiatan membuat anotasi yang disahkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan atau yang memberi tugas dengan menyebutkan jumlah judul bahan pustaka yang dianotasi. i. Mengalihkan data bibliografi 1) Surat penugasan dari atasan langsung. 2) Laporan kegiatan mengalihkan data bibliografi yang disahkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan atau yang memberi tugas dengan menyebutkan jumlah entri yang dialihkan. j. Menyunting data bibliografi 1) Surat penugasan dari atasan langsung. 2) Laporan kegiatan menyunting data bibliografi yang disahkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan atau yang memberi tugas dengan menyebutkan jumlah cantuman yang disunting. k. Menyusun bibliografi, indeks dan sejenisnya 1) Surat penugasan dari atasan langsung. 2) Laporan kegiatan penyusunan bibliografi, indeks dan sejenisnya yang disahkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan atau yang memberi tugas dengan menyebutkan jumlah entri yang dikerjakan disertai contoh: halaman judul, daftar isi dan beberapa contoh entri yang dikerjakan. l. Mengelola data bibliografi 1) Surat penugasan dari atasan langsung.

32 - 28-2) Laporan kegiatan pengelolaan data bibliografi yang disahkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan atau yang memberi tugas dengan menyebutkan jumlah cantuman hasil kerja. m. Membuat kelengkapan pustaka 1) Surat penugasan dari atasan langsung. 2) Laporan kegiatan membuat kelengkapan bahan pustaka yang disahkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan atau yang memberi tugas dengan menyebutkan jumlah eksemplar bahan pustaka yang siap pakai. 3. Menyimpan dan melestarikan bahan pustaka a. Identifikasi bahan pustaka 1) Surat penugasan dari atasan langsung. 2) Laporan kegiatan identifikasi bahan pustaka yang disahkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan atau yang memberi tugas dengan menyebutkan jumlah eksemplar bahan pustaka yang diidentifikasi. b. Mengelola jajaran bahan pustaka 1) Surat penugasan dari atasan langsung. 2) Laporan kegiatan pengelolaan jajaran bahan pustaka yang disahkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan atau yang memberi tugas dengan menyebutkan jumlah hasil kegiatan. c. Merawat bahan pustaka 1) Surat penugasan dari atasan langsung.

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya

Lebih terperinci

BUTIR-BUTIR KEGIATAN PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA

BUTIR-BUTIR KEGIATAN PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian No. 40 BUTIR-BUTIR KEGIATAN PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen

Lebih terperinci

TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA

TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI 2010 Perpustakaan Nasional

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung pengembangan dan kemajuan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI YOGYAKARTA TENTANG

KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI YOGYAKARTA TENTANG KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI YOGYAKARTA Nomor 01/Perat/YSRY/2009 Tentang PERATURAN JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN PADA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Pengurus Yayasan Slamet Rijadi Yogyakarta

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.218,2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Pustakawan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.218,2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Pustakawan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.218,2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Pustakawan. KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

VI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM

VI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM VI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL

PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL Yuyun Widayanti Pelaksana STAIN Kudus E-mail : (yuyun083@gmail.com) Abstrak : Jabatan fungsional pustakawan adalah salah satu jabatan fungsional

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

AKTIVITAS PUSTAKAWAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

AKTIVITAS PUSTAKAWAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI A. Pendahuluan AKTIVITAS PUSTAKAWAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Oleh: Gatot Subrata, S.Kom Abstrak, Aktivitas Pustakawan dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Lebih terperinci

BUTIR KEGIATAN PUSTAKAWAN DAN UNSUR YANG DINILAI BERDASARKAN PERMENPAN NOMOR 9 TAHUN Oleh : Sri Mulyani

BUTIR KEGIATAN PUSTAKAWAN DAN UNSUR YANG DINILAI BERDASARKAN PERMENPAN NOMOR 9 TAHUN Oleh : Sri Mulyani BUTIR KEGIATAN PUSTAKAWAN DAN UNSUR YANG DINILAI BERDASARKAN PERMENPAN NOMOR 9 TAHUN 2014 Oleh : Sri Mulyani Butir kegiatan pustakawan Adalah kegiatan kepustakawanan yang dilakukan pustakawan dan dihargai

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya

Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003 MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI

Lebih terperinci

LANGKAH LANGKAH PRAKTIS PENGUSULAN KENAIKAN PANGKAT DAN JABATAN PUSTAKAWAN. Oleh : Ir. Rita Komalasari

LANGKAH LANGKAH PRAKTIS PENGUSULAN KENAIKAN PANGKAT DAN JABATAN PUSTAKAWAN. Oleh : Ir. Rita Komalasari LANGKAH LANGKAH PRAKTIS PENGUSULAN KENAIKAN PANGKAT DAN JABATAN PUSTAKAWAN Oleh : Ir. Rita Komalasari PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2004 PENDAHULUAN Seiring berjalannya waktu, Kemampuan Pustakawan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

PERMASALAHAN DALAM MENGUMPULAN DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT

PERMASALAHAN DALAM MENGUMPULAN DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT PERMASALAHAN DALAM MENGUMPULAN DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT Dra. FATHMI, SS Pustakawan Utama fathmi60@gmail.com disampaikan pada Lokakarya Pustakawan Gedung Teater Perpusnas 3 April 2017 TIM PENILAI PUSAT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER DAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah- Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (Lembaran Negara Republik Indonesia

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah- Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (Lembaran Negara Republik Indonesia No.714, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Jabatan Fungsional. Pustakawan. Juknis. Pencabutan. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN XV : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TANGGAL : 17 Februari 2004 MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

16. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011;

16. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011; PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL STATISTISI DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM

V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 entang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.697, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Statistisi. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL STATISTISI DAN ANGKA KREDITNYA KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008 PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN DAN ANGKA

Lebih terperinci

XV. PRANATA KOMPUTER

XV. PRANATA KOMPUTER XV. PRANATA KOMPUTER K. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA 2015 PERATURAN

Lebih terperinci

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL PENATA RUANG DAN ANGKA KREDITNYA

JABATAN FUNGSIONAL PENATA RUANG DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/10/M.PAN/2007 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENATA RUANG DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.47, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Jabatan Fungsional. Pengendali. Dampak Lingkungan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 1 TAHUN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DI DAERAH DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 44 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERPUSTAKAAN PROPINSI JAWA TMUR

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 44 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERPUSTAKAAN PROPINSI JAWA TMUR PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 44 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERPUSTAKAAN PROPINSI JAWA TMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a.

Lebih terperinci

- 4 - MEMUTUSKAN: Pasal 1

- 4 - MEMUTUSKAN: Pasal 1 - 2-4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2013; 5. Peraturan

Lebih terperinci

- 2 - Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republ

- 2 - Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republ PERATURAN BERSAMA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 04/PRT/M/2014 NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010 SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.138, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 27 TAHUN 2014 NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Umum

BAB I PENDAHULUAN Umum LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI BAB I PENDAHULUAN A. Umum Jabatan Fungsional

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

III. PENGAWAS BENIH IKAN

III. PENGAWAS BENIH IKAN III. PENGAWAS BENIH IKAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Undang-Undang Nomor 31

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, PERATURAN BERSAMA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2014 NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 27 TAHUN 2014 NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010 PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 16/KEP/M.PAN/3/2001 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DAN ANGKA KREDITNYA

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 16/KEP/M.PAN/3/2001 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI NEGARA PENDAYAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 16/KEP/M.PAN/3/2001 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : PB. 01/MEN/2009 NOMOR : 14 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI, PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENILIK DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 7 Tahun 2005 NOMOR : 17 Tahun 2005 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1307, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Pemeriksa Merk. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin pembinaan profesi, karir, kepangkatan

Lebih terperinci

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan No.409, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Polisi Pamong Praja. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM

XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 16 tahun 1997

Lebih terperinci

Peraturan...

Peraturan... - 1 - Menimbang PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH NARKOBA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

XVII. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

XVII. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN XVII. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2.

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

- 1 - MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA - 1 - SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2014, No

2014, No 6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTK NOMOR 141 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS ORGANISASI DAN TATA KERJA TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL STATISTISI I. TUJUAN Petunjuk Teknis

Lebih terperinci

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN IV. ANALIS KEPEGAWAIAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/24/M.PAN/5/2006 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/24/M.PAN/5/2006 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DAN ANGKA KREDITNYA 1 PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/24/M.PAN/5/2006 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM

XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM 1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.458, 2015 PERATURAN BERSAMA. Penera. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Ketentuan Pelaksanaan. PERATURAN BERSAMA MENTERI PERDAGANGAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 41 TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 41 TAHUN 2012 MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA MENTERI PNDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

2016, No Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI PERTAHANAN TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DAN ANGKA KREDITNYA BAGI PEGAWAI NEGERI SIP

2016, No Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI PERTAHANAN TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DAN ANGKA KREDITNYA BAGI PEGAWAI NEGERI SIP No.1860, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Jabatan Fungsional. Peneliti. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 06/PKS/M/2007 NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 06/PKS/M/2007 NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 06/PKS/M/2007 NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENATA RUANG DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN

Lebih terperinci

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege No.439, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Inpassing. Jabatan Fungsional Auditor. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, 1 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN

Lebih terperinci

XVIII. PENELITI A. DASAR HUKUM

XVIII. PENELITI A. DASAR HUKUM XVIII. PENELITI A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 194, Tambaha

Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 194, Tambaha - 1 - PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL POLISI PAMONG PRAJA DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM

XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002

Lebih terperinci

XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM

XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PERIKANAN WALIKOTA SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PERIKANAN WALIKOTA SURABAYA SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PERIKANAN WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pengawasan

Lebih terperinci

Peraturan...

Peraturan... PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PELELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL STATISTISI DAN ANGKA KREDITNYA KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN TENTANG JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN TENTANG JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN DAN ANGKA KREDITNYA $ BUKU$Seri$A,$Edisi$Pertama$ PERATURAN TENTANG JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN DAN ANGKA KREDITNYA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL) KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1096, 2013 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN DAN APARATUR NEGARA. Penyuluh Kehutanan. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : Mengingat :

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 42 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

by Opong-Sosialisasi Perka No. 2 Th 2017-Perpusnas 18 Juli 2017

by Opong-Sosialisasi Perka No. 2 Th 2017-Perpusnas 18 Juli 2017 1 SOSIALISASI PERATURAN KEPALA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN MELALUI PENYESUAIAN/INPASSING PusatPengembanganPustakawan 2 Perpustakaan

Lebih terperinci

I. PENGAWAS PERIKANAN

I. PENGAWAS PERIKANAN I. PENGAWAS PERIKANAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

2015, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le No.2085, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Jabatan Fungsional. Perancang. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DAN ANGKA

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-1363/K/SU/2012 TENTANG PELAKSANAAN UJIAN DINAS DAN UJIAN PENYESUAIAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL RUMPUN ARSIPARIS, PUSTAKAWAN

Lebih terperinci

2015, No Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 16/KEP/M.PAN/3/2001 tentang Jabatan Fungsional Perencana dan Angka K

2015, No Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 16/KEP/M.PAN/3/2001 tentang Jabatan Fungsional Perencana dan Angka K No.2087, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Jabatan Fungsional. Perencana. Angka Kredit. PNS. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 19/PER/M.KOMINFO/8/2006 NOMOR : 18 A TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.288, 2014 KEMENPAN RB. Pemeriksa Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Catatan Kecil Tentang Arsiparis Indonesia

Catatan Kecil Tentang Arsiparis Indonesia Catatan Kecil Tentang Arsiparis Indonesia Oleh : Rusidi * Arsip sebagai rekaman informasi aktivitas seseorang, kegiatan pemerintahan dan pembangunan, dan rekaman kejadian atau peristiwa. Perjalanan hidup

Lebih terperinci