BAB III PERANAN PARTAI FRETILIN DALAM MEWUJUDKAN KEMERDEKAAN TIMOR TIMUR. 1. Kedatangan Pemerintahan MFA di Timor Timur November 1974

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERANAN PARTAI FRETILIN DALAM MEWUJUDKAN KEMERDEKAAN TIMOR TIMUR. 1. Kedatangan Pemerintahan MFA di Timor Timur November 1974"

Transkripsi

1 58 BAB III PERANAN PARTAI FRETILIN DALAM MEWUJUDKAN KEMERDEKAAN TIMOR TIMUR A. Strategi menghadapi perubahan keadaan 1. Kedatangan Pemerintahan MFA di Timor Timur November 1974 Pada tanggal 25 April 1974, gerakan angkatan bersenjata Portugis berhasil menggulingkan pemerintahan Caentano. Setelah bertahun-tahun hidup dalam pemerintahan yang mewarisi gaya kuno feodal dan masih menguasai daerah sisa kekuasaan kolonialnya, beberapa pejabat militer mengubah pemerintahan fasis itu menjadi satu yang bersepakat untuk melakukan modernisasi kapitalis dan dekolonisasi. pemimpin pemerintahan Junta Penyelamatan Nasional (Junta de Salvacao Nacional) yang baru, Antonio de Spinola memandang perlunya otonomi bagi koloni-koloni dalam kerangka kekuasaan Portugis. Tapi kebanyakan pejabat militer lainnya, setelah mengalami peperangan melawan gerakan kemerdekaan Afrika, sudah melihat perlunya memberikan suatu bentuk kemerdekaan. 1 Desas-desus tentang kudeta bulan April mermber sampai ke Timor-Timur, lewat siaran radio dan pesan-pesan militer, tetapi tetap tidak ada pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh pemerintahan kolonial. Bisa dimengerti, gubernur pasti segan untuk mengeluarkan pernyataan seperti itu. Gubernur adalah pendukung pemerintahan Caentano. Malahan dua hari sebelum kudeta tersebut, di depan publik sang gubernur mencela gerakan tersebut. Sebaliknya dari radio Portugis 1 John G. Taylor, Perang Tersembunyi, Sejarah Timor Timur yang Dilupakan. Jakarta: Fortilos, 1998., hlm. 45.

2 59 tersiar janji pemerintahan untuk membubarkan dinas rahasia, mereformasi pemerintahan, dan memberikan kebebasan memdirikan partai politik. Gubernur Aldeia terus bertahan dengan meyakikan bahwa kudeta itu tidak akan bertahan lama. Namun demikian tak lama berlangsung, ia pun terpaksa harus berbuat sesuatu. Ini terjadi ketika perusaan milik Portugis memecat buruh-buruhnya yang menuntut kenaikan upah bulanan. Di lain pihak kudeta itu mengejutkan elit di Timor dan memicu semangat politik orang Timor. Berbagai asosiasi dan kelompok yang selama ini bekerja samar-samar, menyebar hanya di kalangan elite kolonial pribumi, tiba-tiba tampil keluar dengan gagasan tentang kemerdekaan dan pembangunan. Selama ini ada gagasan samar-samar yang tumbuh dalam pikiran mereka dan meluas dejak tahun 1960an. Dengan terjadinya perubahan politik, sekarang gagasan itu harus segera diwujudkan secara konkrit dalam satu ide yang lebih khusus yang bisa dipopulerkan. Kudeta itu juga mengejutkan pihak lain, yang dua tahun kemudian berperan penting dalam berbagai peristiwa. Pertama, Indonesia dengan dinas intelijen yang terus menerus mendesak pihak pemerintah untuk menganeksasi Timor-Timur. Kedua, Malaysia dan Australia, negara tetangga, yang terus mencermati posisi mereka di tengah perkembangan regional yang begitu cepat. Ketiga, negara-negara industrialis Eropa Barat, Jepang dan Amerika Serikat, yang sangat memiliki kepentingan strategis dan ekonomis di wilayah Asia Tenggara. Semua aktor ini, walaupun jauh jaraknya ternyata sangat mempengaruhi proses dekolonisasi Timor Timur. Ini yang membuat perjuangan mencapai negara

3 60 merdeka di wilayah ini pun jadi pertarungan dinamis antara berbagai kekuatan tersebut, yang kepentingannya sangat dibentuk, didesak, dan ditentukan oleh hasil pertarungan itu. Apapun soalnya, isu yang langsung muncul di Timor Timur sejak awal musism kemarau tahun 1974 tidak lain adalah kemerdekaan, apa arti kemerdekaan dan bagaimana mencapainya. Setelah menggulingkan pemerintahan Caetano pada 25 April, kemudian juga memecat gubernur-gubernur di koloni-koloni Afrika dan menggantikan mereka dengan orang-orang dari Movimento das Forcas Armadas (MFA, Gerakan Angkatan Bersenjata) yang menjadi motor penggerak kup Lisboa. Tetapi di Timor, Gubernur Fernando Alves Aldeia tetap menduduki jabatannya beberapa bulan setelah April 1974, yang menjadi bulan-bulan ketidakpastian mengenai keinginan Portugal tentang masa depan Timor. Masa ini berakhir pada tanggal 18 November 1974 dengan kedatangan gubernur baru, Kolonel Mario Lemos Pires dan stafnya yang dijuluki MFA. 2 Kedatangan gubernur baru dan pembentukan pemerintahan MFA ini bertepatan dengan pengumuman program Partai Fretilin. Pada saat pembentukan pemerintahan baru, Partai Fretilin telah memaparkan garis besar kebijakannya dan para anggota bertekad menggalang sebanyak mungkin orang Timor Timur untuk mendukung programnya, yang bertujuan pokok untuk merdeka. Kolonel Mario Lemos Pires pada tahun 1972 berada di Amerika Serikat untuk mengikuti pendidikan di sekolah Staf Komando Angkatan Darat di Forth Leavenworth, negara bagian Kansas. Sesudahnya, ia berdinas dibawah Jenderal 2 Helen Mary Hill, Gerakan Pembebasan Nasional Timor Lorosae. Dili: Yayayasan HAK & Sahe Institute For Liberation, 2000., hlm. 117.

4 61 Spinola di Guine-Bissau. Di kalangan Partai Fretilin, Lemos Pires disebut Konservatif Progresif, seorang yang berkecenderungan konservatif tetapi oleh keadaan didorong menjadi bersikap radikal daripada yang diinginkannya sendiri. 3 Sebagian stafnya lebih berani dan lebih mempercayai penduduk setempat daripada dirinya. Tetapi Partai Fretilin mempercayainya daripada gubernur sebelumnya karena mereka tahu bahwa MFA memang berniat melakukan dekolonisasi dan Lemos Pires itu bertanggung jawab kepadaq MFA. Di antara orang-orang MFA yang dikirim ke Timor ada lima belas orang mayor yang tugasnya adalah menangani proses dekolonisasi. dua di antaranya adalah Mayor Fransisco Mota yang ditunjuk sebagai kepala kantor urusan politik dan Mayor Costa Jonatas, kepala kantor komunikasi sosial. Dua orang ini lebih dekat pada arus pemikiran radikal di dalam MFA yang telah menghasilkan penolakan pasukan-pasukan Portugis untuk meneruskan perang dikoloni-koloni Afrika dan mendorong terjadinya revolusi di Portugal. Mereka yang menjadi wakil yang terpilih melalui pemilihan dalam angkatan bersenjata Portugis di Timor untuk duduk dalam komisi koordinasi MFA di Lisboa. Secara umum diakui di Dili bahwa sebagai Panglima Gubernur Lemos Pires mengetuai MFA tetapi ia tidak mengontrolnya. Salah satu prioritas pertama pemerintahan MFA di Timor adalah membentuk komisi dekolonisasi. gubernur yang baru dan stafnya tiba di Timor dengan mambawa gagasan tentang dekolonisasi berdasarkan pengalaman mereka di Afrka dan di Portugal. Pengetahuan mereka tentang keadaan Asia Tenggara 3 Ibid.

5 62 sangat sedikit. Di antara teknik-teknik yang digunakan di Portugal oleh MFA yang mereka bawa ke Timor adalah program dinamika budaya atau pendidikan politik, yang terdiri dari serangkaian ceramah tentang konsep-konsep seperti demokrasi, kebebasan, hak universal, pemilihan umum yang bebas, sosialisme, dan lain-lain, yang diberikan oleh anggota-anggota MFA bekerja sam dengan wakil-wakil semua perkumpulan politik. Mereka juga membawa gagasan mengenai pemindahan kekuasaan termasuk suatu model tentang dewan perwakilan dan pemerintahan peralihan yang disusun berdasarkan model yang sedang mereka bentuk di Angola. Bulan Desember 1974 pemerintahan MFA mengumumkan bahwa mereka akan membentuk dewan penasehat yang terdiri dari wakil-wakil tiga perkumpulan partai politik yang diakui; Fretilin, UDT, dan Apodeti. 4 Pemerintahan MFA menganggap dewan penasehat sebagai langkah pertama ke arah pembentukan 4 Meskipun kata partai sering digunakan untuk menyebut tiga kelompok ini, secara ketat mereka adalah perkumpulan politik karena Portugis masih dalam proses menyusun peraturan yang akan melegalkan partai-partai politik, peraturan ini belum berlaku ketika UDT melakukan kup pada Agustus Selain Partai Fretilin, UDT,dan Apodeti ada tiga perkumpulan politik lain yang dibentuk namun tidak diakui oleh Portugis karena dukungan mereka tidak memadai. Mereka adalah Partido Trabhalista (Partai Buruh), yang dekat dengan UDT, Associacao Popular Monarquica Timorense (Perkumpulan Monarki Kerakyatan Timor, yang kemudian menjadi KOTA (Klibur Oan Timor Asswain/Perkumpulan Ksatria Timor) yang beranggotakan pewaris-pewaris penguasa tradisional yang di geser oleh Portugis setelah tahun 1912, dan ADITLA (Associacao Democratica Intergracao Timor-Leste na Australia/Perkumpulan Demokratis Integrasi ke dalam Australia) yang berupaya meminta Australia mengambil alih tanggung jawab Portugal dan membentuk suatu trust territory (wilayah perwalian) seperti di New Guinea. Meskipun kelompok terakhir ini sangat populer, Australia menolah sepenuhnya dan karena itu Portugal tidak mengakuinya sebagai perkumpulan politik yang absah. Helen Mary Hill, Gerakan Pemebebasan Nasional Timor Lorosae. Dili: Yayasan HAK dan Sahe Institute for Liberation, 2000., hlm. 119.

6 63 pemerintahan peralihan. MFA di Portugal tidak mendukung keputusan yang dini mengenai masa depan status politik wilayah ini tetapi merasa bisa membuat kemajuan di bidang-bidang kebijakan yang akan disepakati tiga partai, yaitu pembangunan jalan atau kontrak pengembangan sumber minyak bumi. Rencana asli untuk dewan penasehat adalah adanya sebuah kelompok yang beranggotakan tiga orang penasehat dari tiap-tiap partai yang akan bekerja sama dengan pemerintah Portugis paling tidak selama dua tahun. Kemudian tiga tahun berikutnya bdewan yang sama akan bekerja, sementara unsurr-unsur pemerintahan mulai terbentuk, tiga sekretaris negara, satu orang dari setiap partai, akan berkonsultasi dengan komisaris tinggi dari Portugal. Tahap ketiga adalah dewan penasehat terus bekerja, pemerintahan peraliahan terus meningkatkan tanggung jawabnya dan terbentuk majelis yang akan memutuskan bentuk pemerintahan mendatang serta menyusun undang-undang dasar setelah kemerdekaan atu pilihan lain yang diambil. Dalam rancangan ini, keputusan akhir tentang status politik Timor Timur akan dibuat oleh majelis yang dibentuk melalui pemilihan umum dan tidak diputuskan melalui referendum. Para perwira MFA yang membahas usulan ini dengan sebuah delegasi anggota-anggota parlemen Australia pada bulan Maret 1975 mengatakan bahwa mereka menganggap jadwal waktu yang mereka buat itu bisa saja diperpendek. 5 Setelah sampai di Timor Portugis, salah satu hal yang dilakukan oleh Gubernur Lemos Pires dan stafnya adalah membuka pengaduan mengenai orang- 5 Ibid., hlm. 120.

7 64 orang yang menjadi agen 6 sehingga mereka bisa diperiksa. Tetapi, menurut wawancara-wancara yang dilakukan oleh Jill Jolliffe dengan para pejabat Portugis, tidak ada orang yang mengajukan tuntutan terhadap siapapun agen, bahkan Partai Fretilin juga tidak mengajukan tuntutan. Karena tidak ada pengaduan, pemerintahan MFA tidak bisa mengambil tindakan resmi terhadap bekas-bekas agen, kecuali menganjurkan agar mereka meninggalkan hal-hal yang dulu mereka lakukan. 7 Bulan November 1974 Lemos Pires mengatakan bahwa dirinya bertekad menciptakan suatu iklim dalam mana rakyat Timor mendapat waktu yang banyak ubtuk memilih sendiri masa depan mereka. Orang-orang MFA menyadari bahwa dalam misi pembudayaan Portugis selama empat abad itu tidak ada pengalaman seperti ini, tetapi mereka masih yakin bahwa diri mereka sendiri bisa menjadi pemikul tugas pencerahan yang bisa memperbaiki kesalahan pengelolaan 400 tahun penjajahan. Para pemimpin MFA yang baru, kelihatan mempersiapkan diri menerima keadaan bila integrasi Timor Timur terjadi. Tetapi tim yang dikirim ke Dili untuk mengawasi proses dekolonisasi tampak memiliki pandangan yang agak berbeda. Sebagai pendukung gagasan Spinola, Lemos Pires cenderung yakin bahwa kemerdekaan Timor Timur bisa diupayakan, tetapi tetap dalam sebuah federasi kultural Portugis. Memang tidak ada pengarahan untuknya dalam menjalankan 6 Para memimpin Partai Fretilin mengatakan bahwa sejumlah partisipan UDT dengan siapa mereka harus duduk bersama dan membahas kebijakan adalah orang-orang yang menjadi agen-agen PIDE atau DGS atau anggotaanggota Partai Caetanois, Accao Naicional Popular (Aksi Kerakyatan Nasional) yang memburu-buru mereka ketika mereka bergerak di bawah tanah. 7 Jolliffe Jill, East Timor: nationalism & colonialsm, St.Lucia, Univ.of Queensland Press, 1978, hlm. 9.

8 65 tugas sebagai gubernur. Tapi ia mempunyai tujuan menjaga perdamaian, menciptakan demokrasi, dan mengatur agar proses penentuan nasib sendiri berlangsung dalam kerangka tersebut. Penasehat politik utamanya, Jonatas dan Mota, telah lama bekerja di Timor Tinur. Keyakinan mereka pada ide penentuan nasib sendiri dan pencapaian kemerdekaan lebih kuat daripada Gubernur Lemos Pires. Masalahnya menurut mereka adalah bagaimana menciptakan kondisi yang memungkinkan penduduk Timor Timur secara realistik bisa ikut serta dalam proses penentuan nasib sendiri Partai Fretilin dan UDT Membentuk Koalisi Pires lebih menitik-beratkan kegiatan bagi elit politik pemerintahan, dengan tujuan jangka panjang untuk mengawasi pembentukan negara baru. Karenanya ia dan Jonatas amat prihatin pada konflik antar partai politik yang menghalangi munculnya elite semacam itu. Walaupun Apodeti kemudian makin kalah pamor. Tetapi mereka tetap khawatir, terutama melihat konflik antara UDT dan Fretilin. Akhirnya Pires berkesimpulan bahwa perlu ada koalisi antara dua partai politik tersebut, karena itu akan menjadi pelindung yang kuat untuk berhadapan dengan Indonesia. Masuk akal jika salah satu tindakan pertama gubernur adalah mendirikan komite dekolonisasi dengan mengundang tiga partai utama untuk berunding. Tetapi Apodeti menolak hadir, sedangkan UDT dan Fretilin mulai membahas usulan koalisi dari Portugis tersebut. Pada tanggal 21 Februari 1975, Partai Fretilin dan UDT mengeluarkan komunike/hasil 8 John G. Taylor, op cit, hlm. 70.

9 66 perundingan bersama yang mengumumkan bahwa mereka membentuk koalisi. Koalisi ini didasarkan kesamaan program kedua partai, yaitu: 1. Kemerdekaan sepenuhnya bagi rakyat Timor Timur. 2. Menolak Apodeti. 3. Menolak integrasi dengan negara lain, yaitu Indonesia. Tetapi berhubungan baik dengan semua negara di dunia termasuk Indonesia. 4. Menolak kolonialisme, neo-kolonialisme, dan imperialisme. 5. Mengakui dekolonisasi dan menjadikan bahasa Portugis sebagai bahasa resmi Timor Timur. 6. Meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendukung Portugal dalam proses dekolonisasi. 7. Pembentukan pemerintahan peraliahn yang terdiri dari Partai Fretilin, UDT, dan pemerintah Portugis. 9 Perundingan-perundingan yang diselenggarakan untuk koalisi ini kebanyakan dilakukan oleh Jose Ramos Horta, selaku Sekretaris Komite Politik Partai Fretilin dan Domingos de Oliviera, selaku Sekretaris Jendral UDT yang mengajukan dokumen ini kepada partai masing-masing untuk mendapatkan persetujuan. Pembentukan koalisi ini sangat didukung oleh pemerintah MFA, khususnya Jonatas dan Mota yang menganggapnya sebagai satu langkah ke arah pembentukan front nasional yang mereka inginkan. Akan tetapi mereka tidak menyukai pasal yang ke 2 yang menyebutkan menolak Apodeti. Hal itu menjadi 9 Helen mary hill, op cit, hlm 144.

10 67 salah satu asas utama koalisi dan terus menyuarakan harapan agar Apodeti pada masa kemudian diperbolehkan bergabung dalam koalisi. 10 Sebagian pemimpin UDT berharap dengan terbentuknya koalisi ini akan membantu menaikkan citra nasionalis UDT dan membantu menghentikan arus anggota yang keluar dari partai ini. Sejumlah pemimpin UDT yang nasionalis yang sejalan dengan para pemimpin Partai Fretilin dengan program politik bersama dan berusaha mengalahkan mereka dalam mengecam Apodeti dan menolak Integrasi. Pada satu saat mereka bahkan mengalahkan Fretilin dalam mengutuk neo-kolonialisme. Koalisi antara Partai Fretilin dan UDT tidak berlangsung lama, UDT menyatakan keluar dari koalisi karena disebabkan adanya issu pengkomunisan yang akan dilakukan oleh Partai Fretilin. Issu ini bermula saat Ketua UDT Fransisco Lopez da Cruz dan Wakil Ketua UDT Costa Mausinho berkunjung ke Jakarta. Semua pejabat Indonesia yang bertemu dengan mereka, termasuk letnan Jenderal Ali Murtopo dan Jenderal Surono menegaskan kekhawatiran Indonesia terhadap bahaya komunisme, dan menyarankan kepada UDT untuk membentuk front bersama Apodeti untuk menentang komunisme. 10 Hal ini sebagaian memperlihatkan bahwa perwira MFA tidak begitu mengerti bahwa salah satu tujuan utama koalisi adalah membuat Apodeti tetap berada di luar medan politik yang absah. MFA khawatir terhadap Apodeti, bukan karena besarnya kekuatan mereka tetapi karena Indonesia bisa berbuat sesuatu kalau mereka dianggap melakukan disriminasi terhadap Apodeti. Sebagian orang-orang dari MFA ini berharap agar Apodeti bisa dirayu untuk membuang rencana integrasinya dan menjadi perhimpunan persahabatan dengan Indonesia. Menurut mereka ini bisa menjadi dasar bagi sebuah front nasional karena Partai Fretilin dan UDT juga meyakini persahabatan dengan Indonesia.

11 68 Hubungan antara dua rekan koalisi merosot setelah kunjungan ke Jakarta tersebut. Tidak lama setelah sekembalinya dari Jakarta dan Australia, Fransisco Lopez da Cruz dan Costa Mausinho ditanyai oleh Partai Fretilin perihal pernyataan mereka di Jakarta yang nadanya merusak kesepakatan koalisi. Partai Fretilin meminta mereka untuk menyangkal kerja sama dengan Apodeti, akan tetapi penyangkalan ini tidak pernah dibuat. Akhirnya pada tanggal 27 Mei 1975 pimpinan UDT mengeluarkan pernyataan mundur dari koalisi. UDT menuduh Fretilin melanggar prinsip-prinsip yang diuraikan dalam dokumen dasar koalisi dan menciptakan suasana tidak aman di kalangan rakyat. Partai Fretilin menjalankan garis politik yang bisa membahayakan kemerdekaan Timor Timur karena membahayakan keamanan dalam negeri dan stabilitas politik. B. Upaya Indonesia untuk memecahkan masalah dekolonisasi Timor Timur Presiden Suharto menegaskan bahwa aspirasi-aspirasi kekuatan rakyat Timor Portugis yang menginginkan berintegrasi dengan Indonesia perlu mendapat perlindungan sesuai dengan kesepakatan bersama antara Indonesia dan Portugal dalam proses dekolonisasi Timor Portugis. hal ini dikemukakan Menteri Penerangan Mashuri selaku juru bicara sidang dewan stabilisasi politik dan keamanan nasional yang berlangsung di Bina Graha. Perlindungan yang dimaksud oleh mashuri adalah dengan meningkatkan kemampuan serta ketrampilan mereka untuk membela diri, termasuk memberi mereka ketrampilan dalam persenjataan. Menpen Mashuri mengatakan;

12 69 Simpati-simpati dan aspirasi untuk bergabung dengan Indonesia tidak boleh dianggap sepi, harus kita tanggapi, dengan sendirinya kita tidak boleh tinggal diam kalau terpaksa kita harus melindungi mereka. 11 Tapi sampai kini tidak ada pasukan Indonesia memasuki Timor Portugis untuk maksud itu, hanya mengembangkan anggota-anggota pasukan mereka untuk bergabung dengan pasukan-pasukan lain menghadapi Fretilin. Kita tidak akan masuk kesana. Sampai sekarang kita memberikan encouragement (dorongan) kepada rakyat yang ingin berintegrasi dengan Indonesia. Mashuri tidak mengungkapkan kapan Menlu Adam Malik akan terbang ke Atambua mendorong partai-partai yang bersengketa untuk berunding dengan Portugal. Ia juga tidak memperinci hasil pertemuan kepala negara dengan berbagai pejabat sesudah sidang dewan stabilisasi politik dan keamanan nasional ditempat yang sama. Pejabat-pejabat itu adalah Menhankam Jenderal Panggabean, Ka Bakin Yoga Sugama, Menlu Adam Malik, Menteri/Sekretaris Negara Sudharmono dan Asisten I Hnakam Benny Murdani. Menteri mengatakan Menlu Adam Malik kepada sidang telah melaporkan hasil memorandum of Understanding di Bosnia baru-baru ini antara Adam Malik dengan Menlu Portugal Melo Artunes. Presiden menyatakan menerima baik memorandum yang merupakan penegasan resmi daripada pokok-pokok dasar penyelesaian masalah Timor Portugis. Dalam hal ini kepala negara juga mengintruksikan agar melalui kegiatan penerangan yang intensif. Dunia internasional dapat lebih memhami peranan dan posisi Indonesia dalam rangka menampung anspirasi-anspirasi rakyat Timor 11 Sinar Harapan, Rakyat Timport yang Ingin Bergabung: Tak Boleh Dianggap Sepi Harus Ditanggapi. 12 Desember 1975.

13 70 Portugis yang ingin berintegrasi dengan Indonesia. Sejak semula, sejak Indonesia merdeka tidak menyukai adanya kemerdekaan dimana-mana. Dari segi kemanusiaan, Indonesia menampung rakyat-rakyat yang di teror di Timor Portugis yang kemudian memasuki Indonesia. Rakyat-rakyat ini yang terutama mendukung kelompok-kelompok Apodeti, UDT, Trabhalista, dan KOTA. Timor Portugis tidak lagi dimasukkan dalam wilayah kekuasaan pemerintah Portugal dalam naskah undang-undang dasar UUD yang kini sedang dalam proses penyelesaian. Dikatakan, dalam naskah konstitusi yang sudah disepakati itu, wilayah Portugal nanti hanya terdiri dari daerah yang kini terdapat pada kontinen Eropa ditambah pulau-pulau Azores dan Madera di lautan Atlantik. Mengenai Macau, naskah UUD tersebut hanya menyebutkan sebagai bukan wilayah Portugal, tetapi berada di bawah adsministrasi pemerintahan Portugal, dan akan diatur dalam statuta khusus. 12 Konstitusi baru yang diharapkan selesai Februari 1976, tidak ada satu kalimat pun yang menyebut-menyebut lagi menegenai Timor. Naskah konstitusi itu dewasa ini baru 50% selesai dimana Portugal nanti akan tetap menjadi negara Republik yang akan memperjuangkan suatu masyarakat tanpa kelas dan sosialisme dengan prinsip-prinsip demokrasi. Sementara itu Dr. Almeida Santos yang kini menjabat Menpen menyatakan bahwa Timor Portugis sebagai masalah terakhir yang dihadapi Portugal dalam proses dekolonisasi, sesungguhnya tinggal menunggu waktu sedikit lagi saja. Ia beryakinan bahwa cepat atau lambat, semua 12 Sinar Harapan, Ketua Majelis Konstituante Portugal: Timor ttak Dimasukkan lagi dalam Naskah UUD. 15 November 1975.

14 71 pihak-pihak yang bersengketa disana, termasuk Fretilin akan menerima diadakannya perundingan sebagai jalan untuk mencapai suatu penyelesaian politik. Pendapat serupa juga di ungkapkan oleh Dr Almeida yang juga mengindikasikan perundingan-perundingan mendatang antara Portugal dengan partai-partai politik di Timor Portugis akan di adakan di Darwin Australia. Ia juga menambahkan, Portugal tidak lagi menaruh minat untuk memerintah wilayah tersebut. Setiap tahun Portugal harus membuang uang sebesar 16 juta dollar ke wilayah tersebut, dengan imbalan kosong. Sementara itu keadaan dalam negeri Portugal semakin ramai dengan timbulnya berbagai demontrasi-demontrasi di berbagai tempat. Keberangkatan Menlu Melo Artunes ke luar negeri telah tertunda akibat dilancarkannya demontrasitr buruh-buruh bangunan yang menentut kenaikan upah dalam waktu 24 jam. Jika tidak ada jawaban dari pihak pemerintah, mereka dikabarkan akan memperjuangkan dengan cara lain. Menteri luar negeri Adam Malik di Jakarta mengatakan, pemerintah Portugal sampai saat ini belum lagi menerima jawaban dari ketiga partai politik (Apodeti, UDT, dan Fretilin) di Timor Portugis untuk diadakannya perundingan mengenai masa depan Timor Portugis sesuai dengan hasil pertemuan antara Menlu Adam Malik dan Menlu Portugal Ernesto Melo Antunes permulaan bulan ini di Roma. Duta besar Indonesia di Lisbon, Ben Mang Reng Say, bahwa ia telah menanyakan kepada pemerintah Portugal, apakah sudah ada jawaban dari ketiga partai di Timor Portugis itu bagi dilangsungkannya perundingan antara

15 72 pemerintah Portugal dengan ketiga partai tersebut, yang oleh pemerintah Portugal dijawab belum ada respon. 13 Pembicaraan-pembicaraan antara golongan-golongan bermusuhan yang berperang untuk merebut kekuasaan di Timor Portugal mungkin akan di buka di Dariwin Australia pada 24 November Jose Reamos Horta, seorang anggota dari komite pusat Fretilin mengatakan kepada pers; Tampaknya pasti bahwa pembicaraan-pembicaraan itu sekarang akan dilaksanakan di Darwin yang akan mulai pada tanggal 24 bulan ini. 14 Horta, yang tiba di Darwin dari ibukota Timor Portugis, Dili, mengatakan; Darwin telah dipilih karena kota itu lebih serasi daripada setiap kota di Australia yang lain bagi semua pihak yang terlibat dalam pembicaraan-pembicaraan itu. 15 Pemerintah Australia tidak akan ikut serta dalam perundinganperundingan perdamaian itu. Karena Australia hanya berkeinginan untuk menyediakan fasilitas tempat saja. Fretilin, suatu kelompok sayap kiri yang menuntut kemerdekaan bagi wilayah Portugal itu, sedang berperang dengan kelompok-kelompok lainnya untuk merebut kekuasaan atas bagian Timor dari pulau Timor itu. Berita-berita pers Indonesia sebelumnya mengatakan, kekuatankekuatan yang pro Indonesia telah setuju agar perundingan-perundingan perdamaian itu diadakan di Indonesia yaitu di pulau Bali, akan tetapi Fretilin 13 Sinar Harapan, Menlu Adam Malik: Portugal Belum Menerima Jawaban dari Ketiga Partai di Timport. 19 November Sinar Harapan, Menurut Jose Ramos Horta: Pembicaraan 3 Parpol Timport Pasti 24 November di Darwin. 21 November Ibid.

16 73 menolaknya. Menlu Adam Malik, menanggapi laporan-laporan bahwa pada tanggal 24 November mendatang di Darwin Australia akan ada perundinagan antara tiga partai Timor Portugis, menyatakan bahwa masalah perundingan tersebut akan diputuskan setelah kunjungannya ke Attambua dalam waktu dekat. Rencana kunjungan Adam Malik ke Atambua sudak dua kali tertunda karena berbagai alasan. Namun menrut sumber-sumber tersebut Malik mengatakan perundingan tidak akan dilaksanakan di Australia dan bukan pda tanggal 24 November yang akan datang. Horta, mengatakan akan meninggalkan Darwin menuju Canberra, dimana ia menurut rencana berunding dengan Andrew Peacock yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dalam pemerintahan sementara Australia. Pimpinan-pimpinan partai Apodeti, UDT, KOTA, dan Trabhalista telah mengusulkan Bali di Indonesia sebagai tempat perundingan dengan pemerintah Portugal untuk mencari penyelesaian dalam sengketa berdarah yang sekarang ini sedang berkecamuk dalam suatu perang saudara di Timor Portugis. usul tentang Bali dikemukakan dalam sepucuk surat kepada presiden Portugal yang oleh pimpinan keempat partai tersebut disampaikan melalui pemerintah Indonesia kepada kedutaan besar Portugal di Jakarta. Kuasa usaha pada kedutaan besar itu Dr. Manuel de Souza Girao tidak mengatakan apakan surat tersebut merupakan jawaban atas ajakan Portugal kepada partai-partai politik di Timor Portugis untuk datnag kemeja perundingan guna menyelesaikan secara damai masalah-masalah mereka. Dr. Girao juga mengatakan; Sepanjang saya ketahui ajakan itu telah disampaikan oleh pemerintah saya kepada yang bersangkutan kira-kira dua minggu yang lalu. Pemerintah

17 74 saya juga berpendapat bahwa setiap penundaan dalam pelaksanaan suatu perundingan damai mengenai masalah Timor Portugis hanya akan menyukarkan keadaan saja 16. Sekalipun tidak terlibat langsung dalam persiapan-persiapan penyelesaian damai masalah Timor Portugis itu, akan tetapi Dr. Girao berpendapat bahwa kota Darwin yang diusulkan sebagai tempat perundingan dari pemerintah Portugal dengan partai-partai itu maupun Bali tidak banyak menolong sepanjang suasananya tersangkut. Saya kira perundingan semacam itu sebaiknya diadakan di luar apa yang dapat dikatakan segi pihak-pihak yang sedikit banyak berkepentingan seperti Timor Portugis, Australia, dan Indonesia, kata Girao. 17 Akan tetapi ia berpendapat bahwa sebaiknya perundingan itu diadakan dalam suatu wilayah yang dekat dengan kawasan yang disengketakan itu dan dalam hubungan ini ia melihat kota Bangkok sebagai suatu tempat yang cocok. Ribuan pengungsi Timor Portugis telah menyambut spontan kedatangan Menlu Adam Malik di lapangan terbang Halowen, kemudian dengan meriah di arak ke kota Atambua, ibukota kabupaten Belu di perbatasan RI-Timor Portugis. dalam kesempatan itu, keempat partai UDT, KOTA, Apodeti, dan Trabhalista telah menyerahkan kepada menlu teks proklamasi tanggal 29 November 1975 yang menyatakan Timor Portugis adalah wilayah RI. Dalam rapat raksasa di depan kabupaten Belu tersebut para pengungsi juga mendesak upa segera mereka bisa kembali ke Timor Portugis dengan perlindungan RI. Dalam sambutannya menlu Adam malik menyatakan rasa haru dengan proklamasi yang dilakukan oleh 16 Sinar Harapan, Bangkok Tempat Perundingan Wakil Partai-partai dari Timor Portugis?. 28 November Ibid.

18 75 gabungan empat partai tersebut. Menlu menggambarkan mereka sebagai anak yang hilang telah kembali akibat garis historis yang penjajahan yang memisahkannya selama 400 tahun lebih. 18 Menteri Luar Negeri Adam Malik kemudian menandaskan bahwa memorandum of understanding yang dihasilkan oleh perundingan di Roma sudah tidak berlaku lagi setelah terjadinya dua proklamasi yang saling bertentangan satu dengan yang lain. Indonesia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan perjanjian Roma tetapi dengan adanya perubahan adalah diluar kemauan perundingan Roma. Diplomasi yang sudah dijalankan sudah tidak ada gunanya lagi setelah terjadinya dua proklamasi itu. Karena perundingan yang membicarakan masalah yang berkepentingan sudah tidak diakui lagi. Acara kunjungan selama 2 jam di atambua antara lain mengadakan pertemuan langsung antara empat partai gabungan yang masing-masing diwakili oleh Guiler Mo Gonsalves dari Apodeti, Lopes da Crus dari UDT, Mario Palao dan Jose Martin dari KOTA, dan Dominos Parera dari Trabhalista. Sedangkan pihak RI diwakili oleh Menlu Adam Malik, selain Menlu Adam Malik juga oleh Dirjen Asia Pasifik, Adnan, Gubernur Eltari, Kadit Penerangan Drs. Gunadirdja dan Jubir Deparlu Drs. Nana Sutrisna. Sementara itu Senin pagi Gubernur Eltari mengatakan, situasi di Timor Portugis akan mengancam keamanan khususnya wilayah NTT dan RI. Eltari mengusulkan agar pemerintah pusat untuk memberikan bantuan senjata kepada rakyat NTT di perbatasan untuk keamanan 18 Sinar Harapan, Penduduk NTT Minta Dipersenjatai: Pengungsi Desak Masuk Timport. 2 Desember 1975.

19 76 wilayah dan peningkatan kewaspadaan yang tinggi. Oleh Eltari diperingatkan bahwa kita tidak boleh lupa bahwa pihak Moskow dan Peking ingin mengadakan comeback PKI pada tahun ini juga. Sementara itu DPRD Tingkat I NTT telah mengeluarkan pernyataan antara lain, yang pertama tidak membenarkan tindakan Fretilin yang telah memproklamirkan Negara Demokrasi Rakyat Timor yang merupakan tindakan tidak sah dan merupakan pelanggaran memorandum Roma. Kedua, menhargai penggabungan wilayah Timor Portugis ke wilayah RI oleh gabungan partai-partai, dan yang ketiga adalah mendesak pada presiden untuk melindungi rakyat Timor Portugis bagi pengamanan wilayah RI yang dianggap perlu agar rakyat dan pemuda NTT dipersenjatai. Pemerintah bersama rakyat Indonesia mempunyai kewajiban moril untuk melindungi rakyat di wilayah Timor agar proses dekolonisasi terwujud sesuai dengan cita-cita dan keinginan seluruh rakyat Timor Portugis. pemerintah RI dalam pernyataan resminya untuk mengenai tindakan kemerdekaan sepihak yang dilakukan oleh partai Frertilin, pihak Indonesia sangan myesalkan tindakan tersebut yang kemudian disampaikan oleh Menteri Penerangan Mashuri didepan konferensi pers di Deppen. Pemerintah juga menanggapi pernyataan proklamasi keempat partai UDT, KOTA, Apodeti, dan Trabhalista deimana pemerintah menghargai hak bersimpati dan memahami sedalam-dalamnya pernyataan partai

20 77 UDT, KOTA, Apodeti, dan Trabhalista yang menyatakan menyatukan diri kedalam negara RI. 19 Pemerintah menyerukan kepada semua pihak yang bersangkutan di Timor Portugis untuk secara sunguh-sungguh mengusahakan tercapainya persamaan dekolonisasi wilayah Timport secara wajar, tertib dan damai. Pemerintah akan mengambil langkah-langkah yang perlu untuk menjamin keamanan wilayah nasional, menjaga kedaulatan negara dan melindungi penduduk terhadap gangguan dari luar serta berdasar atas asas anti kolonialisme dan asas peri kemanusiaan. Pemerintah bersama rakyat Indonesia mempunyai kewajiban moril untuk melindungi rakyat di wilayah Timor agar proses dekolonisasi terwujud sesuai dengan cita-cita dan keinginan seluruh rakyat Timor Portugis. pemrintah menyerukan kepada seluuruh rakyat Indonesia umumnya dan rakyat yang berbatasan dengan wilayah Timor Portugis khususnya untuk meningkatkan kewaspadaan. Sejak semula, Indonesia mendukung politik dekolonisasi portugal yang harus berlangsung secara wajar, tertib, dan damai. Proses dekolonisasi demikian merupakan jaminan terpeliharanya stabilitas nasional Indonesia yang bebatasan dengan daerah Timor dan stabilitas Asia Tenggara umumnya. Selama proses dekolonisasi di wilayah Timor Portugis belum selesai, pemrintah RI menghormati hak-hak dan kewajiban pemerintah portugal sebagai satu-satunya penguasa yang sah di wilayah itu. Diingatkan pula, bahwa pemerintah Indonesia pernah 19 Sinar Harapan, Pernyataan Pemerintah Mengenai Perkembangan Terakhir Timport: RI Wajib Melindungi Rakyat Wilayah Timor. 5 Desember 1975.

21 78 menawarkan jasa-jasa baik untuk membantu Portugal mengembalikan keamanan dan ketertiban umum di Timor Portugis dalam rangka membantu proses dekolonisasi. 20 Kekerasan yang terjadi di Timor Portugis telah membuat ribuan orang mengungsi ke wilayah Indonesia. Alasan kemanusiaan mendorong Indonesia untuk melindungi, memberi tempat berteduh, makan, dan pakaian serta memelihara kesehatan. Proses dekolonisasi yang sejak mula berkembang secara tidak wajar, tidak tertib, dan tidak damai, dan mencapai puncaknya apa yang dinamakan dengan kemerdekaan sepihak yang dilakukan oleh partai Fretilin. Tindakan sepihak ini mengakibatkan memorandum Roma sulit dilaksanakan, sedangkan Portugal yang bertanggung jawab telah menyatakan di PBB bahwa pemerintahannya tidak mampu mengatasi keadaan di Timor Portugis. karena itu Indonesia dapat memahami sepenuhnya dan menganggap pernyataan yang kemudian dikeluarkan oleh keempat partai politik lainnya di wilayah itu, UDT, KOTA, Apodeti, dan Trabhalista yang secara bersama-sama atas nama rakyat Timor Portugis melepaskan diri dari penjajahan dan menyatukan diri kedalam Negara Kesatuan Republik Indoesia. C. Deklarasi Kemerdekaan Sepihak Partai Fretilin 1. Konferensi Tingkat Tinggi di Macau, Juni 1975 Pada akhir bulan Mei pemerintah Portugis di Lisboa mengumumkan akan diselenggarakannya cimeira (konferensi tingkat tinggi) di Macau pada 20 Ibid.

22 79 pertengahan juni, yang akan dihadiri oleh wakil-wakil pemerintahan MFA di Timor, dengan mengundang wakil-wakil tiga perkumpulan politik (UDT, Apodeti, dan Fretilin) di Timor. Sedangkan yang memimpin konferensi adalah wakil-wakil dewan revolusi Portugis di Lisboa. Pembicaraan-pembicaraan yang diselenggarakan oleh pemerintahan MFA di Dili dengan perkumpulanperkumpulan politik Timor pada 7 Mei, yang diboikot oleh Apodeti dan yang membuat untuk pertama kalinya Portugal mengakui hak kemerdekaan bagi Timor Timur, oleh Lisboa dianggap terlalu terburu-buru. Meskipun Lisboa berjalan dengan kecepatan penuh dalam menjalankan kesepakatan-kesepakatan di semua tanah jajahan lainnya, karena alasan tertentu, mungkin tekanan dari Jakarta, pada bulan Mei 1975 mereka memperlambat proses dekolonisasi Timor Timur. 21 Perundingan-perundingan di Dili antara pemerintahan MFA dan Apodeti berhasil meyakinkan partai pro-integrasi ini untuk hadir. Di dalam partai Fretilin terjadi perdebatan mengenai apakah akan menghadiri cimeira atau tidak. Sejumlah pemimpin tertinggi partai Fretilin berada diluar negeri saat itu. Ketua partai Fretilin Xavier do Amaral dan wakilnya Nicolau Lobato berada di Afrika menghadiri perayaan kemerdekaan Mozambique. Mari Alkatiri juga di Afrika sedang Jose Manuel Ramos Horta berada di Australia menjalankan kegiatan diplomatik untuk front. Sebuah kelompok di dalam komite sentral berpendapat bahwa Apodeti hadir, Fretilin tidak perlu menghadiri konferensi tingkat tinggi 21 Helen Mary Hill, op cit., hlm. 163.

23 80 dengan alasan tidak masuk akal membahas dekolonisasi dengan sebuah partai yang hanya ingin mengubah bentuk status kolonial Timor Timur. 22 Pengaturan-pengaturan mengenai pelaksanaan proses dekolonisasi di Timor Timur akan dirancangkan pada bulan juni ini jika wakil-wakil dari pemerintahan pusat Portugis, pejabat-pejabat wilayah jajahan itu serta pemimpinpemimpin partai politik bersedia bertemu di macao. Pembicaraan-pembicaraan itu diharapkan akan menghasilkan suatu persetujuan menegnai cara-cara pelaksanaan proses dekolonisasi yang akan ditandatangani oleh ketiga partai tersebut. Seorang duta besar berkeliling Portugal, mayor Victor Alves dalam suatu keterangannya di Jakarta hari Rabu mengatakan bahwa ia dalam suatu kunjungannya ke Timor Portugis baru-baru ini telah mempersiapkan hal-hal yang menyangkut pertemuan di Macau tersebut. Mayor Alves tiba di Jakarta hari Selasa yang lalu untuk suatu kunjungan sehari dalam perjalanan dari Dili, ibukota Timor Portugis ke Bangkok Thailand. Selama di Jakarta yang olehnya dinamakan suatu kunjungan tidak resmi ia telah bertemu dengan wakil kepala badan koordinasi intelijen negara, letnan Jendral Ali 22 Seorang sumber dalam departemen luar negeri Australia memberi tahu Helen Mary Hill, pada akhir Mei bahwa Indonesia akan diwakili dalam konferensi tingkat tinggi Macau. Far Eastern Economic Review, 1 Agustus 1975 melaporkan bahwa delegasi Portugis paling tidak menyelenggarakan dua pertemuan rahasia dengan pejabat-pejabat Indonesia di sebuah hotel di Hongkong. Tidak diketahui apa yang dibicarakan pada pertemuan-pertemuan tersebut, yang tampaknya diselenggarakan sebelum dan sesudah perundingan Timor, tetapi diyakini bahwa masa depan politik wilayah Portugis dan kemungkinan pengambil alihan oleh Indonesia menjadi agenda utama pertemuan.

24 81 Murtopo yang ia namakan seorang kawan lama. Tetapi ia tidak bersedia memberikan suatu keterangan apapun juga mengenai pertemuannya itu. 23 Pandangan lain ditunjukan oleh Jose Manuel Ramos Horta, ia condong berpartisipasi dalam pertemuan di Macau dengan alasan karena Portugal telah mengakui hak kemerdekaan dan mengajukan program pemerintahan peraliahan. Apodeti harus mematuhi hasil pemilihan umum dan lebih baik mengajak mereka dalam pemerintahan peralihan dimana pandangan mereka bisa dikalahkan dengan suara terbanyak, daripada menghadapi resiko menyingkirkan mereka dan mendorong mereka menjalankan metode-metode bawah tanah. Ketika menjadi jelas bahwa Lisboa menjauh dari pengakuan sebelumnya tentang hak Timor Timur untuk merdeka, partai Fretilin memutuskan tidak ambil bagian dalam konferensi di Macau. Kemungkinan keputusan untuk tidak mengahadiri cimeira itu tidak akan diambil kalau saja pemimpin Fretilin ada di Dili saat itu. tetapi begitu suatu keputusan telah dibuat, semua pemimpin Fretilin akan membelanya (baik pribadi yang bersangkutan setuju ataupun tidak). Keputusan ini dasarnya adalah anggapan bahwa apapun yang disepakati di Macau tidak akan bisa berjalan tanpa Fretilin dan karena mereka telah mendapatkan apa yang mereka inginkan dari pemerintahan MFA di Dili, yaitu pengakuan hak kemerdekaan dan jadwal waktu untuk pemilihan umum, tidak ada lagi yang bisa dicapai dalam pertemuan ini. Mereka mungkin menganggap bahwa pertemuan ini merupakan peristiwa dalam mana tekanan Indonesia bisa berpengaruh. Dalam siaran Pers yang dibuat di 23 Sinar Harapan, Timor Portugis, Pelaksanaan Proses Dekolonisasi Ditentukan Juni di Macao. 22 Mei 1975.

25 82 Australia oleh Jose Ramos Horta alasan yang diberikan untuk ketidak hadiran mereka adalah: 1) Pemerintah Portugis telah mengakui (pada 7 Mei 1975) prinsip hak untuk merdeka bagi rakyat Timor Timur, sesuai dengan pernyataan Semesta Hak Asasi Manusi dan Piagam PBB. 2) Apodeti secara kategoris menolak prinsip ini dan menyatakan Timor Timur sebagai Provinsi ke 27 Indonesia. Sikap yang jelas tidak demokratis ini adalah usaha untuk mengekang hak dasar rakyat Timor Timur. Karena itu Fretilin tidak bisa ikut serta dalam suatu proses yang menyerang hak-hak mendasar rakyat Timor Timur. 3) Partai Fretilin memperoleh mayoritas dukungan rakyat dan karena itu proses dekolonisasi tidak akan berhasil tanpa kerja sama partai kami. 24 Pembicaraan-pembicaraan tentang masa depan Timor Portugis yang sedianya akan dilangsungkan di Macau mulai hari minggu ditangguhkan sampai waktu yang tidak ditentukan. Menurut juru bicara angkatan bersenjata di Macau yang merupakan wilayah jajahan Portugis itu, penangguhan tersebut disebabkan oleh persoalan-persoalan di Timor Portugis yang tidak dijelaskan persoalanpersoalan apa yang terjadi sat itu. Tetapi diduga bahwa hal itu adalah karena 24 Jose Ramos Horta, Sekretaris Komite Politik Fretilin, siaran pers, 27 Juni 1975 di Canberra, Australia. Helen Mary Hill, op cit., hlm. 164.

26 83 terdapatnya perbedaan-perbedaan pendapat antara partai politik menengenai masa depan Timor Portugis tersebut yang akan diwakili dalam perundingan ini. 25 Persoalan pertama, adalah mengenai petisi partai Apodeti untuk bergabung dengan Republik Indonesia seperti yang dinyatakan oleh Jose Manuel Ramos Horta dalam konferensi pers di Canberra. Ribuan rakyat Timor Portugis yang tergabung atau menjadi simpatisan-simpatisan partai Apodeti yang datang dari seluruh pelosok wilayah jajahn Portugis, telah menyatakan keinginan dan bertekad untuk bergabung dengan Republik Indonesia. Pernyataan tekad mereka itu telah dicetuskan dalam sebuah bentuk sebuah petisi yang ditujukan kepada presiden RI di Dili oleh anggota-anggota Partai Apodeti baru-baru ini dalam rangka peringatan hari ulang tahun pertama partai tersebut yang jatuh pada tanggal 1 Juni. Konsul Republik Indoneisia, Tomodok, ketika menerima petisi tersebut menyatakan akan meneruskannya kepada Presiden Suharto dan pernyataan konsul RI tersebut disambut dengan sorak-sorai oleh ribuan rakyat kota Dili yang ikut datang ke konsulat RI untuk menyerahkan petisi tersebut. 26 Persoalan berikutnya, mengenai pertemuan masalah Timor Portugis dan dua partai politik yakni UDT dan Apodeti pada hari kedua telah membahas sekitar gagasan pemerintahan sementara yang diusulkan oleh penguasa Lisboa. Delegasi Apodeti telah mengajukan keberatan terhadap salah satu pasal yang berbunyi terdiri dari wakil ketiga partai politik di Timor (UDT, Apodeti, dan Fretilin). Pemerintah sementara itu akan dibentuk 110 hari setelah program dekolonisasi di 25 Sinar Harapan, pembicaraan Masa Depan Timor Portugis Ditangguhkan. 16 Juni Sinar Harapan, Petisi Partai Apodeti Gabung dengan RI. 11 Juni 1975.

27 84 undangkan dan berfungsi sampai terpilihnya suatu badan perwakilan pada Oktober Juru bicara delegasi Portugal Mayor Fransisco Mota yang juga menjadi kepala urusan politik, belum bersedia mengungkapkan taraf perundingan sekaran itu dan juga mengenai sekitar pasal tersebut. Namun Mota mengatakan: lihat saja proses dekolonisasi dibekas jajahan portugal lainnya seperti di Mozambiq, Angola, dan Guinea. Itu mungkin dapat dijadikan contoh negara yang mengadakan dekolonisasi disana adalah sama. 27 Ia yakin perbedaan-perbedaan yang timbul selama pembicaraan akan dapat diatasi. Pihak Apodeti dikabarkan mengajukan keberatan terhadap gagasan pemerintah peralihan tersebut, karena tidak yakin kemana arahnya proses pertemuan tersebut. Apodeti ingin langsung, dalam artian Timor Timur bukanlah Mozambiq, kata seorang wakil partai tersebut. Apodeti membendaki langsung ke tahap pemilihan suatu dewan perwakilan dimana nantinya akan jelas nampak, partai mana yang mendapat dukungan lebih luas. Ia yakin Apodeti lebih unggul dan masalah integrasi dengan RI akan terjadi dengan sendirinya. Delagasi Apodeti dipertemuan macau ini merasa didiskriminasikan dibandingkan dengan pelayanan terhadap UDT, karena Apodeti dikabarkan tidak diperbolehkan mengadakan konferensi pers, sedangkan UDT diperbolehkan. Delegasi pemerintah Portugal mengadakan perubahan-perubahan terhadap gagasan aslinya setelah menampung pendapat-pendapat kedua partai dalam pertemuan terpisah. Sabtu pagi direncanakan rentetan pertemuan terakhir dan 27 Sinar Harapan, pertemuan macau mulai bahas soal pemerintahan peraliahan di Timor Portugis. 28 Juni 1975.

28 85 pertemuan Macau ini yang resminya disebut suatu pertemuan puncak akan diakhiri dengan suatu upacara gubernur. Pada peristiwa itu diduga suatu pernyataan resmi bersama akan diumumkan kemudian. Ketika membuka cimeira Macau 26 Juni 1975, Victor Alves sangat menyesalkan ketidak hadiran Fretilin dan memperingatkan bahwa ketidak hadiran Fretilin bisa membahayakan program pemerintah Portugis untuk memberi rakyat Timor apa yang mereka inginkan. Konferensi tingkat tinggi yang diselenggarakan secara terpisah untuk UDT dan Apodeti ini mengeluarkan sebuah komunike yang menegaskan kembali hak rakyat Timor Timur untuk menentukan nasib sendiri (bukan untuk merdeka). Pertemuan ini membahas rancangan undang-undang tentang dekolonisasi yang kemudian disahkan oleh dewan revolusi Lisboa. Undang-undang ini menetapkan: a) Dewan komisaris tinggi akan dikepalai oleh seorang komisaris tinggi Portugis yang dibantu oleh lima sekretaris bersama yang terdiri dari tiga orang Timor (mungkin satu orang dari setiap perkumpulan politik), dan dua orang Portugis. Komisaris tinggi mempunyai satu suara. b) Sebuah dewan pemerintahan konsultatif yang terdiri dari dua orang wakil yang dicalonkan oleh tiga belas dewan daerah dan empat anggota harus dicalonkan oleh setiap perkumpulan politik, seluruhnya 38 anggota. c) Pemilihan majelis rakyat diselenggarakan bulan Oktober 1976.

29 86 d) Penghapusan kedaulatan Portugis pada bulan Oktober 1978, tetapi dengan ketentuan bisa diubah sesuai dengan kehendak sejati rakyat Timor. 28 Para pemimpin Fretilin menganggap cimeira itu tidak ada, dan mereka menjawab kritik-kritik tentang ketidak-hadiran wakil mereka dengan cara menyerang motivasi partai-partai lain yang pergi ke Macau, yaitu Apodeti sebenarnya hadir untuk berunding dengan personil intelijen Indonesia yang hadir disana dan UDT untuk berunding dengan pengusaha-pengusaha Hong Kong yang mau menanamkan modal di Timor, dan menyatakan bahwa Apodeti maupun UDT tidak ada yang benar-benar yakin bahwa pemilihan umum yang direncanakan itu akan berlangsung karena keduanya merencanakan strategi lain. Menteri Luar Negeri Indonesia, Adam Malik, menegaskan Rabu malam bahwa perundingan adalah kunci daripada penyelesaian di Timor Portugis. Indonesia akan ikut menganjurkan keparada partai di Timor Portugis supaya berunding karena ini merupakan kunci daripada penyelesaian-penyelesaian masalah-masalah yang ada. Penegasan ini dikemukakan di lapangan terbang Halim Perdanakusuma setibanya di tanah air. Sebagai permulaan bulan ini telah mengadakan perundingan selama tiga hari di Roma dengan Menalu Portugal E. Melo Antunes untuk membicarakan penyelesaian proses dekolonisasi Timor Portugis. Menlu Adam Malik mengatakan: Kita ini di luar pertikaian, hanya 28 Helen Mary Hill, loc cit., hlm. 165.

30 87 berbatasan. Kita harus atur agar semua pihak lekas berunding. Kalau berunding tidak berhasil kita bicara lagi. 29 Atas pertanyaan Adam Malik mengatakan bahwa ia menilai perundingannya di Roma berhasil. Untuk pertama kalinya kita mencapai understanding secara resmi dengan Portugal, baru untuk pertama kalinya hitam diatas putih Portugal mengakui bahwa dia bertanggung jawab soal Timor Portugis. 30 Sesuai yang dikatakan oleh Menlu Adam Malik bahwa penyelesaian peoses dekolonisasi di Timor Portugis akan dilakukan oleh pemerintah Portugal dengan semua partai-partai yang ada di Timor Portugis. Sekarang yang diakui ada tiga yaitu, Fretilin, Apodeti, dan UDT. Dalam penyelesaian masalah tersebut, Portugal akan berkonsultasi dan bekerja sama dengan Indonesia. Mengenai pengungsi-pengungsi yang lari ke wilayah RI, Menlu Adam Malik mengatakan bahwa mereka akan segera dipulangkan, sebab tidak mungkin mengadakan perundingan kalau tidak ada penduduknya. 31 Tetapi ia tidak menjelaskan kapan pengungsi-pengungsi akan dipulangkan. Mengenai tempat perundingan nanti akan terserah kepada mereka. Tetapi Indonesia juga bersedia menyediakan tempat. Menlu Adam Malik juga menjawab pertanyaan kapan perundingan-perundingan itu akan dilaksanakan; Kita inginkan agar proses dekolonisasi secepat mungkin terlaksana di Timor Portugis Sinar Harapan, RI di Luar Pertikaian Timor Portugis, Malik: Tugas Kita Atur Perundingan. 6 November Ibid. 31 Ibid. 32 Ibid.

31 Agustus 1975: UDT berusaha melancarkan kudeta dan memulai perang saudara. Pada hari Senin 11 Agustus 1975 penduduk Dili bangun pagi melihat jalan-jalan dipenuhi oleh anggota UDT bersenjata yang melarang mereka meninggalkan rumah. Dimulai pukul 1 siang pada hari itu, dengan mwnggunakan senjata dari kepolisian yang mereka dapatkan dengan cara menyandera kepala polisi, UDT mengambil alih bandar udara, pusat komunikasi dengan Marconi, dua jalan besar utama Dili dan stasiun air. Semua komunikasi dengan dunia luar diputus. Kebanyakan pemimpin-pemimpin partai Fretilin pergi meninggalkan Dili menuju kawasan pergunungan pada malam hari sebelumnnya, setelah memperoleh informasi beberapa hari sebelumnya bahwa UDT berencana melancarkan kudeta. Menurut siaran pers partai Fretilin tanggal 13 September 1975, beberapa hari sebelumnya Fretilin telah memberi tahu pejabat-pejabat Portugis bahwa UDT merencanakan tindakan itu, tetapi Gubernur Lemos Pires tidak melakukan tindakan apapun untuk mencegahnya. Selama beberapa hari, sulit untuk mengetahui apa tujuan UDT melancarkan kudeta. UDT kemudia mengadakan demonstrasi-demonstrasi anti-komunis, menuntut pengusiran lima orang Portugis termasuk Cristovao Santos, Mayor Mota, dan Mayor Jonatas yang mereka sebut komunis. Sebelum serangan anti-komunis UDT dipusatkan pada anggota-

32 89 anggota tertentu partai Fretilin, khususnya Antonio Carvarinho (Mau Lear), Vicente Reis (Sahe), dan Roque Rodriguez. 33 Segera setelah mendengar terjadinya upaya kudeta yang dilakukan UDT, Gubernur Lemos Pires memanggil sidang komisi dekolonisasi MFA. Portugis menyepakati tiga prinsip: menghindari banjir darah, membuat UDT dan Fretilin untuk berunding, dan bahwa mereka tidak bisa mendukung posisi UDT untuk menyingkirkan pemimpin-pemimpin Fretilin. Menggunakan Fernando do Carmo sebagai perantara, Portugis menghubungi para pemimpin Fretilin di gununggunung untuk menyampaikan 15 syarat yang harus dipenuhi sebelum mereka mau berunding dengan UDT dan Portugis. Yang terpenting dari syarat-syarat ini adalah: UDT harus segera melucuti senjatanya, mundur dari kedudukannya dan menghentikan demonstrasi-demonstrasi yang provokatif, ketidakamanan dan pembunuhan, tentara-tentara Timor dari garnisun Dili mengambil-alih kembali atas kota, komunikasi dengan dunia luar dibuka kembali dengan akses semua pihak, pasukan para komando Portugis hanya digunakan untuk perlindungan Gubernur dan pejabat-pejabat Portugis di Dili, orangorang yang ditahan UDT segera dibebaskan, para perunding Fretilin agar dijamin keamanannya termasuk pengawalan oleh seorang tentara timor, dan perundingan dilakukan hanya melalui Gubernur sebagai wakil Portugal. Syarat selanjutnya adalah Fretilin harus bisa memastikan bahwa semua tuntutan telah dipenuhi sebelum wakil-wakil mereka duduk bersama Portugis. 34 Gubernur dan pejabat-pejabat lain tidak melakukan tindakan apapun mengatakan, bahwa mereka menunggu kedatangan utusan dari Lisboa. Sementara itu anggota-anggota UDT menangkapi para pemimpin dan anggota terkemuka 33 Ibid., hlm Jolliffe Jill, East Timor: nationalism & colonialsm, St.Lucia, Univ.of Queensland Press, 1978, hlm. 122.

BAB V KESIMPULAN. penting. Dalam periode ini Partai Fretilin tumbuh menjadi kekuatan utama di

BAB V KESIMPULAN. penting. Dalam periode ini Partai Fretilin tumbuh menjadi kekuatan utama di BAB V KESIMPULAN Antara April 1974 dan Desember 1975 rakyat Timor Timur mengalami perubahan sosial dan politik yang sangat besar dan pergolakan militer yang sangat penting. Dalam periode ini Partai Fretilin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Megi Ginanjar Rahmat, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Megi Ginanjar Rahmat, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Portugal sebelum terjadinya kudeta militer 25 April 1974 adalah suatu negara Republik dengan pemerintahannya yang bersifat otoriter, fasistis dan tidak demokratis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebelum Timor Timur berintegarasi dengan Indonesia, Timor Timur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebelum Timor Timur berintegarasi dengan Indonesia, Timor Timur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum Timor Timur berintegarasi dengan Indonesia, Timor Timur telah terpecah belah akibat politik devide at impera. Pada 1910 terjadi pemberontakan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sejak awal integrasi ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tahun 1976, Timor Timur selalu berhadapan dengan konflik, baik vertikal maupun

Lebih terperinci

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH Deklarasi Hak dan Kewajiban Individu, Kelompok dan Badan-badan Masyarakat untuk Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Dasar yang Diakui secara Universal Diadopsi oleh resolusi Majelis

Lebih terperinci

DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA

DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA Disahkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 9 Desember 1998 M U K A D I M A H MAJELIS Umum, Menegaskan kembalimakna penting dari ketaatan terhadap

Lebih terperinci

KEMERDEKAAN TIMOR LESTE TAHUN 1999

KEMERDEKAAN TIMOR LESTE TAHUN 1999 KEMERDEKAAN TIMOR LESTE TAHUN 1999 Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memnuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Ilmu Sejarah (S1) dan mencapai gelar Sarjana Sastra. SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

Resolusi yang diadopsi tanpa mengacu pada komite Pertanyaan dipertimbangkan oleh Dewan Keamanan pada pertemuan 749 dan750, yang diselenggarakan pada 30 Oktober 1956 Resolusi 997 (ES-I) Majelis Umum, Memperhatikan

Lebih terperinci

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL Resolusi disahkan oleh konsensus* dalam Sidang IPU ke-128 (Quito, 27 Maret 2013) Sidang ke-128 Inter-Parliamentary

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perlu ditetapkan Peraturan Tata-tertib Dewan Perwakilan Rakyat

Lebih terperinci

PERANAN PARTAI FRETILIN DALAM KEMERDEKAAN TIMOR TIMUR TAHUN Oleh: Aan Andrianto Pembimbing: 1. Zulkarnaen, M.pd ABSTRAK

PERANAN PARTAI FRETILIN DALAM KEMERDEKAAN TIMOR TIMUR TAHUN Oleh: Aan Andrianto Pembimbing: 1. Zulkarnaen, M.pd ABSTRAK PERANAN PARTAI FRETILIN DALAM KEMERDEKAAN TIMOR TIMUR TAHUN 1974-1998 Oleh: Aan Andrianto Pembimbing: 1. Zulkarnaen, M.pd ABSTRAK Partai Fretilin sebelumnya dikenal sebagai Associacao Social Democratica

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima : 24 September 2014; disetujui : 13 Oktober 2014

Lebih terperinci

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto:

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto: Yusuf Budianto 0906636075 BAB 7-BAB 12 Adanya rencana pembuangan para tahanan Indonesia ke Tanah Merah membuat reputasi Belanda memburuk. Hal ini juga menimbulkan protes keras dari orang Indonesia, apalagi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Indonesia adalah negara tetangga yang penting bagi Australia. Sebagai

BAB V KESIMPULAN. Indonesia adalah negara tetangga yang penting bagi Australia. Sebagai BAB V KESIMPULAN Indonesia adalah negara tetangga yang penting bagi Australia. Sebagai negara kepulauan dengan jumlah populasi yang besar pula, Indonesia terletak di antara Samudra India dan Samudra Pasifik.

Lebih terperinci

PERTURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG REPUBLIK INDONESIA Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 1960 Tanggal 12 Juli 1960

PERTURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG REPUBLIK INDONESIA Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 1960 Tanggal 12 Juli 1960 PERTURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG REPUBLIK INDONESIA Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 1960 Tanggal 12 Juli 1960 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa perlu diadakan Peraturan

Lebih terperinci

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Mukadimah Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan

Lebih terperinci

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Didorong oleh dukungan penuh terhadap Konvensi tentang Hak-Hak Anak, yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN Nama : DIMAS DWI PUTRA Kelas : XII MIPA 3 SMAN 1 SUKATANI 2017/3018 Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui Konstituante dan rentetan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA MUKADIMAH Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan

Lebih terperinci

K29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA

K29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA K29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA 1 K 29 - Kerja Paksa atau Wajib Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi ini merupakan hasil kajian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Wilayaha Eritrea yang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak Orde Baru memegang kekuasaan politik di Indonesia sudah banyak terjadi perombakan-perombakan baik dalam tatanan politik dalam negeri maupun politik luar negeri.

Lebih terperinci

UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA)

UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA) Copyright 2002 BPHN UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA) *9571 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR

Lebih terperinci

Latihan Ujian Akhir Sekolah A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar.

Latihan Ujian Akhir Sekolah A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar. Latihan Ujian Akhir Sekolah A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar. 1. Saling menghormati perbedaan mengakibatkan.... a. permusuhan b. pertengkaran c. kerukunan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA

Lebih terperinci

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65 Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris dalam Genosida 65 Majalah Bhinneka April 2, 2016 http://bhinnekanusantara.org/keterlibatan-pemerintah-amerika-serikat-dan-inggris-dalam-genosida-65/

Lebih terperinci

Sumber : Perpustakaan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan

Sumber : Perpustakaan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan 1 UU 7/1950, PERUBAHAN KONSTITUSI SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT MENJADI UNDANG UNDANG DASAR SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor:7 TAHUN 1950 (7/1950) Tanggal:15 AGUSTUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah memproklamasikan Kosovo sebagai Negara merdeka, lepas dari Serbia. Sebelumnya Kosovo adalah

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

Keterangan Pers Presiden RI Terkait Surat Balasan PM. Australia, 26 Nov 2013, di Kantor Presiden Selasa, 26 November 2013

Keterangan Pers Presiden RI Terkait Surat Balasan PM. Australia, 26 Nov 2013, di Kantor Presiden Selasa, 26 November 2013 Keterangan Pers Presiden RI Terkait Surat Balasan PM. Australia, 26 Nov 2013, di Kantor Presiden Selasa, 26 November 2013 KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA RAPAT TERBATAS TERKAIT SURAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjuangan bangsa Indonesia untuk menciptakan keadilan bagi masyarakatnya sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun 1950-1959 di Indonesia berlaku

Lebih terperinci

Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid

Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid disetujui dan terbuka untuk penandatanganan dan ratifikasi oleh Resolusi Majelis Umum 3068 (XXVIII) 30 November 1973 Negara-negara

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI KELENGKAPAN DOKUMEN PEMBERHENTIAN ANTARWAKTU, PENGGANTIAN ANTARWAKTU,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1 KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1 MUKADIMAH Negara-Negara Pihak pada Kovenan ini, Menimbang bahwa, sesuai dengan prinsip-prinsip yang diproklamasikan dalam Piagam Perserikatan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI

Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI Selasa 26 September 2017, 15:58 WIB CIA Pantau PKI Momen Krusial! Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI Fitraya Ramadhanny detiknews https://news.detik.com/berita/d-3658975/momen-krusial-ini-pantauan-cia-saat-kejadian-g30spki

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya

Lebih terperinci

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,

Lebih terperinci

UNTAET REGULASI NO. 2002/2 TENTANG PELANGGARAN KETENTUAN BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PRESIDEN PERTAMA

UNTAET REGULASI NO. 2002/2 TENTANG PELANGGARAN KETENTUAN BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PRESIDEN PERTAMA UNITED NATIONS United Nations Transitional Administration in East Timor NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2002/2 5 March 2002 REGULASI NO.

Lebih terperinci

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH Bahwa pengakuan atas martabat yang melekat pada dan hak-hak yang sama dan tidak dapat dicabut dari semua anggota keluarga manusia adalah landasan bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III) Mukadimah Menimbang, bahwa pengakuan atas martabat alamiah

Lebih terperinci

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI) tertanggal 16 Desember 1966, dan terbuka untuk penandatangan, ratifikasi, dan aksesi MUKADIMAH

Lebih terperinci

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA. Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI)

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA. Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI) KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI) tertanggal 16 Desember 1966, dan terbuka untuk penandatangan, ratifikasi, dan aksesi MUKADIMAH

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA. Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III)

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA. Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III) DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III) Mukadimah Menimbang, bahwa pengakuan atas martabat alamiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Bapak Presiden SMU PBB, Saya ingin menyampaikan ucapan

Lebih terperinci

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1 KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA Mukadimah Negara-negara Pihak Kovenan ini, Menimbang, bahwa sesuai dengan prinsip-prinsip yang diumumkan dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa,

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1975 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1975 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1975 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka persidangan Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa ke XXX di New York, dipandang perlu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Politik luar negeri yang dijalankan Indonesia pada hakekatnya diabdikan

BAB I PENDAHULUAN. Politik luar negeri yang dijalankan Indonesia pada hakekatnya diabdikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Politik luar negeri yang dijalankan Indonesia pada hakekatnya diabdikan untuk kepentingan nasional. Pada masa pemerintahan Soekarno, kepentingan nasional utama

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI KEMENTERIAN PERTAHANAN, KEMENTERIAN LUAR NEGERI, KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, TENTARA NASIONAL INDONESIA, BADAN INTELIJEN NEGARA, DEWAN KETAHANAN NASIONAL, LEMBAGA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA)

Lebih terperinci

REGULASI NO. 2001/11

REGULASI NO. 2001/11 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA Administrasi Transisi Perserikatan Bangsabangsa di Timor Lorosae NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2001/11 13

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA)

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN 1. Umum. Pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara merupakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1976 TENTANG Pengesahan Penyatuan Timor-Timur Ke Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia Dan Pembentukan Propinsi Daerah Tingkat I Timor-Timur DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan 99 BAB 5 PENUTUP 5.1.Kesimpulan Berbagai macam pernyataan dari komunitas internasional mengenai situasi di Kosovo memberikan dasar faktual bahwa bangsa Kosovo-Albania merupakan sebuah kelompok yang memiliki

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi Perundingan yang dilakukan pemimpin Republik Indonesia bertujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam peneltian ini peneliti dapat melihat bahwa, Menteri Luar Negeri Ali Alatas melihat Timor Timur sebagai bagian

Lebih terperinci

Surat-Surat Buat Dewi

Surat-Surat Buat Dewi Surat-Surat Buat Dewi Di bawah ini kami turunkan surat-surat Presiden Soekarno, yang ditulis dan dikirim kepada istrinya, Ratna Sari Dewi, selama hari-hari pertama bulan Oktober 1965. Surat-surat ini berhasil

Lebih terperinci

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 OTONOMI. Pemerintah. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan merupakan hak setiap bangsa untuk terlepas dan terbebas dari tekanan bangsa lain. Hal ini senada dengan isi pembukaan UUD 1945. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia, UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1988 TENTANG PENGESAHAN "PROTOCOL AMENDING THE TREATY OF AMITY AND COOPERATION IN SOUTHEAST ASIA" DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang :

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 of 24 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Parlemen selama 30 tahun. Kakek John Malcolm Fraser berasal dari Nova Scotia.

BAB VI KESIMPULAN. Parlemen selama 30 tahun. Kakek John Malcolm Fraser berasal dari Nova Scotia. BAB VI KESIMPULAN Malcolm Fraser dilahirkan 21 mei 1930, dari keluarga petani dan peternak domba yang kaya, kakeknya Sir Simon Fraser adalah salah seorang pertama-tama dipilih sebagai senator mewakili

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

UNDANG - UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA Pembukaan

UNDANG - UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA Pembukaan UNDANG - UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA 1945 Pembukaan Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA BAB I PERHIMPUNAN WILAYAH Syarat dan Tatacara Pendirian Perhimpunan Wilayah Pasal 1 (1) Perhimpunan Wilayah adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945. PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e )

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945. PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e ) UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e ) Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus

Lebih terperinci

Konstitusi penting sekali buat kehidupan kita sehari-hari sebagai orang Timor Loro Sa e. Konstitusi memutuskan kita rakyat Timor mau ke mana.

Konstitusi penting sekali buat kehidupan kita sehari-hari sebagai orang Timor Loro Sa e. Konstitusi memutuskan kita rakyat Timor mau ke mana. Konstitusi penting sekali buat kehidupan kita sehari-hari sebagai orang Timor Loro Sa e. Konstitusi memutuskan kita rakyat Timor mau ke mana. Konstitusi adalah... hukum dasar suatu negara. Konstitusi adalah

Lebih terperinci

BAB IV PERTIMBANGAN INDONESIA DALAM MEMBERIKAN REFERENDUM TIMOR TIMUR BERDASARKAN FAKTOR EKSTERNAL

BAB IV PERTIMBANGAN INDONESIA DALAM MEMBERIKAN REFERENDUM TIMOR TIMUR BERDASARKAN FAKTOR EKSTERNAL BAB IV PERTIMBANGAN INDONESIA DALAM MEMBERIKAN REFERENDUM TIMOR TIMUR BERDASARKAN FAKTOR EKSTERNAL A. Keterlibatan Australia Dalam Referendum Timor Timur Meskipun Australia bukanlah pihak yang berkepentingan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA)

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION AGAINST TORTURE AND OTHER CRUEL, INHUMAN OR DEGRADING TREATMENT OR PUNISHMENT (KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG Menimbang : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NO. 111 CONCERNING DISCRIMINATION IN RESPECT OF EMPLOYMENT AND OCCUPATION (KONVENSI ILO MENGENAI DISKRIMINASI

Lebih terperinci

DEMOKRASI. Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, Kratos berarti pemerintahan.

DEMOKRASI. Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, Kratos berarti pemerintahan. PERTEMUAN KE 4 DEMOKRASI Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, Kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi, artinya pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang rakyatnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun BAB V KESIMPULAN Sri Sultan Hamengkubuwono IX naik tahta menggantikan ayahnya pada tanggal 18 Maret 1940. Sebelum diangkat menjadi penguasa di Kasultanan Yogyakarta, beliau bernama Gusti Raden Mas (GRM)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai 2 Pendudukan atas pulau Sumatera juga dimaksudkan oleh Jepang untuk dijadikan pangkalan pengawasan terhadap kapal-kapal milik Sekutu di Samudera Hindia bagian barat, juga sebagai daerah pemasok bahan makanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 2 TAHUN 1985 (2/1985) Tanggal: 7 JANUARI 1985 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 2 TAHUN 1985 (2/1985) Tanggal: 7 JANUARI 1985 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 2 TAHUN 1985 (2/1985) Tanggal: 7 JANUARI 1985 (JAKARTA) Sumber: LN 1985/2; TLN NO. 3282 Tentang: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16

Lebih terperinci

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA 1 K-88 Lembaga Pelayanan Penempatan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia telah menjadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN Dewi Triwahyuni International Relation Department, UNIKOM 2013 Backgroud History 1950an 1980an Hubungan internasional di Asia Tenggara pada

Lebih terperinci

SYARAT-SYARAT DAN PENYEDERHANAAN KEPARTAIAN (Penetapan Presiden Nomor 7 Tahun 1959 Tanggal 31 Desember 1959) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SYARAT-SYARAT DAN PENYEDERHANAAN KEPARTAIAN (Penetapan Presiden Nomor 7 Tahun 1959 Tanggal 31 Desember 1959) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SYARAT-SYARAT DAN PENYEDERHANAAN KEPARTAIAN (Penetapan Presiden Nomor 7 Tahun 1959 Tanggal 31 Desember 1959) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa berhubung dengan keadaan ketatanegaraan di Indonesia,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP UNJANI

Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP UNJANI ANALISIS POLITIK LUAR NEGERI POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA PADA MASA ORDE BARU: STUDI KASUS OPERASI SEROJA / INTEGRASI TIMOR-TIMUR KE WILAYAH NKRI TINGKAT ANALISIS SISTEM GLOBAL Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI

Lebih terperinci

TERBENTUKNYA GAM DAN RMS SEBAGAI BUKTI LEMAHNYA PENERAPAN PANCASILA

TERBENTUKNYA GAM DAN RMS SEBAGAI BUKTI LEMAHNYA PENERAPAN PANCASILA TERBENTUKNYA GAM DAN RMS SEBAGAI BUKTI LEMAHNYA PENERAPAN PANCASILA Oleh: NAMA : AGUNG CHRISNA NUGROHO NIM : 11.02.7990 KELOMPOK :A PROGRAM STUDI : DIPLOMA 3 JURUSAN DOSEN : MANAJEMEN INFORMATIKA : Drs.

Lebih terperinci

SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA

SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA PORTUGAL IRLANDIA LUKSEMBURG INGGRIS BELGIA SPANYOL BELANDA PERANCIS DENMARK JERMAN SLOVENIA AUSTRIA ITALIA POLANDIA KROASIA RUMANIA BULGARIA YUNANI ESTONIA LATVIA LITHUANIA

Lebih terperinci