MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI TEKNIK TOKEN ECONOMIC DI KELOMPOK B TAMAN KANAK- KANAK (TK) MEKAR HULAWA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI TEKNIK TOKEN ECONOMIC DI KELOMPOK B TAMAN KANAK- KANAK (TK) MEKAR HULAWA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO"

Transkripsi

1 1

2 MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI TEKNIK TOKEN ECONOMIC DI KELOMPOK B TAMAN KANAK- KANAK (TK) MEKAR HULAWA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO Rabia Suleman Luwiti, Wenny Hulukati 1, Rustam Husaian 2 Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kreativitas anak dapat ditingkatkan melalui teknik token economic pada anak di Kelompok B TK Mekar Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas anak pada TK Mekar Hulawa Kecamatan Telaga kabupaten Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah metode deskriptif yang pengolahan datanya secara kualitatif. Data diambil berdasarkan observasi awal pada saat proses pembelajaran berlangsung yang berhubungan dengan pembelajaran kreativitas anak. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan membuktikan bahwa kreativitas anak meningkat dengan diberikan reward melalui token economic. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan anak melalui anak selama proses pembelajaran yang ada di Kelompok B Taman Kanak-Kanak (TK) Mekar Hulawa, pada observasi awal 30% yang mampu melakukan kegiatan dengan baik, setelah pelaksanaan siklus I kreativitas anak meningkat menjadi 50%. Pada siklus II kemampuan anak meningkat 85%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa token economic dapat meningkatkan kreativitas anak. Kata Kunci : Kreativitas Anak, Token Economic 1 Dr. Hj. Wenny Hulukati, M.Pd, Dosen Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Bimbingan dan konseling. 2 Dr. Rustam Husain, M.Pd, Rabia Suleman Luwiti 2

3 Dalam rangka mewujudkan tatanan pendidikan yang mandiri dan berkualitas sebagaimana diatur dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan nasional, perilaku dilakukan berbagai upaya strategis dan integral yang menunjang penyelenggaraan pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan yang berkualitas berlaku untuk semua (education for all), mulai dari usia dini sebagai masa the golden age sampai jenjang pendidikan tinggi. Piers (Dalam Rachmawati dan Kurniati, 2005:3) mengemukakan manusia telah memiliki potensi kreatif sejak awal ia diciptakan. Potensi kreatif ini dapat kita lihat melalui keajaiban alamiah seorang bayi dalam mengeksplorasi apapun yang ada disekitarnya all individuals are creative in diverse ways and different degres. Adanya potensi kreativitas alami yang dimilikinya, maka anak akan senantiasa membutuhkan aktivitas yang sarat dengan ide-ide kreatif. Berdasarkan hal ini perlu mendapatkan pembinaan yang tepat yang memungkinkan mereka untuk dapat mengembangkan potensi dan kemampuan itu secara optimal, yang pada akhirnya diharapkan kemampuannya tersebut dapat berguna bagi dirinya, keluarga, dan masyarakat luas pada umumnya. Guilford (dalam Mutiah 2010 :42) mengemukakan bahwa sifat-sifat yang menjadi ciri kemampuan berpikir kreatif yaitu ;1) kelancaran (fluency) adalah suatu kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan; 2) keluwesan (flexibility) adalah kemampuan untuk mengemukakan beragam pemecahan masalah; 3) keaslian (originality) merupakan kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara yang asli. Tapi dalam penelitian ini hanya 3 ciri yang diangkat sebagai indikator karena menyesuaikan dengan pembelajaran yang ada di TK yang dilaksanakan setiap hari, pada penelitian menggunakan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sistimnya kelompok dimana anak dibagi menjadi tiga (3) kelompok, dengan tiga (3) jenis kegiatan yang dilaksanakan oleh anak. Perlu diketahui anak yang di bagi menjadi 3 kelompok kemudian di rolling sehingaa semua anak bisa melaksnakan semua kegiatan dalam setiap pertemuan. TK Mekar Hulawa kecamatan Telaga kabupaten Gorontalo merupakan salah satu sekolah TK yang ada di kabupaten gorontalo yang memiliki siswa sebanyak sebanyak 40 orang yang terdiri dari kelompok A dan kelompok B, dan penulis 3

4 merupakan guru yang mengajar di kelompok B yang siswanya sebanyak 20 orang. Sesuai pengamatan selama melaksanakan pembelajaran di TK Mekar Hulawa masih terdapat sebagian siswa yang belum memiliki kreativitas, khususnya dalam bidang menggambar. Sebanyak 6 orang anak saja atau 30% yang memiliki kreativitas sesuai yang diharapkan dan ada 14 orang anak yang belum memiliki kreativitas, hal ini nampak pada setiap kali guru memberikan tugas seperti mewarnai, siswa tidak mau mengerjakan tugas tersebut, siswa tersebut selalu bertanya pada guru, warna apa yang akan mereka gunakan. Selain itu ada juga siswa yang hanya menunggu perintah dari guru untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru seperti mengambar bebas contohnya ketika diberikan tugas menggambar bebas ada siswa yang harus diberi tahu tentang gambar apa yang harus digambar, bentuknya seperti apa, warnanya seperti apa dan ada sebagian anak yang belum mampu menggunakan media menggambar dengan sebagaimana mestinya. Berdasarkan uraian diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : a. Anak kurang memiliki ide atau gagasan baru b. Anak belum mampu memecahkan masalah sendiri c. Masih bergantung pada oraang tua. Rumusan dalam penelitian adalah : Apakah kreativitas anak kelompok B TK Mekar Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dapat ditingkatkan melalui teknik token economic?. Menurut Munandar (dalam Suratno 2005: 5-6) mengemukakan bahwa perlunya pengembangan kreatifitas dilakukan sejak usia dini yaitu : a. Kreativitas untuk merealisasikan perwujudan diri Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah perwujudan diri. Untuk mewujudkan dirinya, manusia perlu berkreasi sehingga diakui karyanya oleh orang lain. Menurut Maslow (dalam Suratno 2005:5) diperlukan kreativitas yang berfungsi untuk memanifestasikan dirinya diperlukan untuk perwujudan diri. 4

5 Perwujudan diri itu pada umumnya dapat dilakukan oleh orang yang sehat mental dan bebas dari hambatan-hambatan. b. Kreativitas usaha memecahkan suatu permasalahan Kreativitas atau pikiran yang berdaya atau berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk melihat berbagai kemampuan untuk melihat berbagai kemungkinan penyelesaian terhadap suatu permasalahan. c. Kreativitas untuk memuaskan diri Kreativitas akan mampu memuaskan diri individu yang bersangkutan. Keberhasilan individu dalam melakukan percobaan, penelusuran, dan berbagai upaya lainnya yang akan memberikan kepuasan tersendiri bagi yang bersangkutan. Kepuasan hasil pencarian yang dilakukan anak itu oleh Biondi (dalam Suratno, 2005:6) dinyatakan sebagai kepuasan yang tak terhingga. d. Kreativitas untuk meningkatkan kualitas hidup Melalui kreatifitas dimungkinkan manusia dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Hal ini sebagai akibat logis dari aktivitas yang dilakukannya. Orang kreatif akan mempunyai banyak ide yang dapat dikembangkan sehingga memiliki kemungkinan untuk memperoleh kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan orang yang tidak kreatif. Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.gulford dan Jakcon dalam Suyanto (2008 : 112) mengemukakan ada 4 ciri anak kreatif yaitu, 1) orisinal, 2) tepat dan relevan, 3) menyesuaikan keadaan, 4) fleksibel. Anak yang kreatif mampu menciptakan sesuatu yang tidak dilakukan anak lain. Cirri anak yang kreatif ialah mampu mewujudkan ide, fantasi, dan imajinasinya dalam suatu karya orisinil. Treffinger (dalam Munandar 2009:35) mengatakan bahwa kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan. Rencana inovatif serta produk orisinil mereka telah dipikirkan dengan matang lebih dahulu, dengan mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dan implikasinya. Rachmawati dan Kurniati (2005:46) mengemukakan untuk mensukseskan program pengembangan kreativitas di TK, dibawah ini dipaparkan beberapa arahan program yang diharapkan cukup mendapat perhatian para pendidik, sebagai berikut : 5

6 a. Kegiatan belajar bersifat menyenangkan (learning is fun) Faktor emosi merupakan faktor penting dalam menentukan efektivitas proses pembelajaran. Proses belajar yang menyenangkan akan sangat berarti bagi anak dan bermanfaat hingga ia dewasa. Menurut Montesori (dalam Rachmawati dan Kurniati 2005:64) masa pra sekolah merupakan fase absorbmind yaitu masa menyerap pikiran. Fase ini membuat anak akan mudah menyerap kesan apapun yang terjadi, b. Pembelajaran dalam bentuk kegiatan bermain Melalui bermain anak dapat mempelajari banyak hal, tanpa ia sadari dan tanpa merasa terbebani. Melalui bermain anak dapat mengenal aturan, bersosialisasi, menempatkan diri, menata emosi, toleransi, kerjasama, menagalah, sportif dan sikap-sikap positif lainnya. Pada prinsipnya bermain mengandung rasa senang dan lebih mementingkan proses dari pada hasil akhir. Perkembangan bermain sebagai cara pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan perkembangan umur dan kemampuan anak didik, yaitu berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsure bermain lebih besar) menjadi belajar sambil bermain (unsure belajar lebih banyak). Dengan demikian anak didik tidak akan canggung lagi menghadapi cara pembelajaran di tingkat-tingkat berikutnya. c. Mengaktifkan Siswa Proses belajar mengajar di TK, tidak hanya dilaksanakan didalam kelas, tetapi juga diluar kelas. Kegiatan belajar tak bisa hanya dibatasi oleh empat sisi tembok saja, sementara apa yang akan mereka lakukan dan jelajahi dari pembelajaran memerlukan ruang yang lebih luas. Tetapi sebenarnya bukan hanya pada berapa besar luas ruangannya saja tetapi proses pembelajaran yang lebih bermakna dimana anak dapat melakukan eksplorasi tanpa batas terhadap segala informasi yang mereka dapatkan. Jika saja pendekatan yang digunakan masih bersifat Teacher Center, dimana guru yang menjadi pusat pembelajaran, anak hanya ditempatkan sebagai pendengar ceramah guru, objek, pasif dan serba disuapi oleh guru mungkin eksplorasi yang akan dilakukan anak akan sangat terbatas bahkan mungkin tidak akan muncul. Untuk mencegah kebosanan pada anak, pendekatan yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan melibatkan anak 6

7 dalam proses pembelajaran dari awal sampai akhir berupa belajar aktif (Aktif Learnig), yang lebih menempatkan siswa sebagai pusat dari perkembangan (Student Center). Dengan belajar aktif proses belajar yang berlangsung merupakan inisiatif dari anak, tidak monopoli guru atau menerima hanya jika guru menyampaikan, tetapi anak betul-betul melakukan eksplorasi terhadap lingkungan mereka. Graves (dalam Rachmawati dan Kurniati (2005:49) menyatakan bahwa Belajar Aktif (Aktif Learning) merupakan proses dimana anak-anak melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya, dengan cara mengobservasi, mendengarkan, mencari tahu, menggerakan badan, melakukan, menyentuh, membaui, memegang, dan membuat sesuatu dengan benda-benda yang ada disekitar mereka. d. Memadukan berbagai aspek pembelajaran dan perkembangan Ketika berbicara kreativitas, maka sebenarnya bukan hanya satu sisi saja menjadi focus dalam pembelajaran di TK, anak memiliki berbagai aspek perkembangan kognitif, bahasa, emosi, kepribadian, social, fisik dan lain sebagainya. Aspek-aspek perkembangan tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh dan menyeluruh, sehingga pembelajaran yang dikembangkan dalam kegiatan di TK merupakan suatu kesatuan, yaitu memadukan semua komponen pembelajaran dan perkembangan anak. e. Pembelajaran dalam bentuk konkret Bagi seorang anak, proses mengerti dan memahami sesuatu tidak selalu harus melalui proses instruksional secara langsung. Anak-anak tidak harus duduk, diam dan mendengarkan penjelasan guru, namun mengamati dan berinteraksi secara langsung dengan objek pembelajaran, dapat menambah wawasan dan pengetahuan anak jauh lebih bermakna dibandingkan dengan mendengarkan penjelasan saja. Penjelasan guru tentang sesuatu tanpa dibarengi dengan pengetahuan tentang objeknya secara nyata akan dirasakan berat bagi anak karena bersifat abstrak. Mengeksplorasi objek secara langsung dapat membantu proses belajar anak. Selain menyenangkan mengamati objek secara langsung lebih mengaktifkan multi sensorik anak, mulai dari mata, telinga, hidung, lidah dan kulit sehingga akan mudah diingat dan dimengerti. 7

8 Token Economic (kartu berharga) merupakan teknik konseling behavioral yang didasarkan pada prinsip operant conditioning skinneryang termasuk didalamnya adalah penguatan (Komalasari dan Wahyuni 2011:166). Walker (dalam Purwanta 2012:149) mengemukakan tabungan kepingan suatu cara atau teknik untuk pengukuhan tingkah laku yang ditujukan seseorang anak yang sesuai dengan target yang telah disepakati, dengan menggunakan hadiah untuk penguatan secara simbolik. Tabungan kepingan merupakan prosedur kombinasi untuk meningkatkan, mengajarkan, mengurangi, dan memelihara berbagai perilaku. Ollendick dan Cenry (dalam Purwanta 2012:151) menyebutkan bahwa kepingan itu harus dapat dilihat dengan jelas oleh anak, dapat diraba, dan dapat pula dihitung. Anak harus memahami cara menggunakan kepingan tersebut, mengetahui berapa harga kepingan yang dimilikinya. Kepada anak diberitahukan bahwa kepingan dapat ditukarkan dengan barang-barang atau kepingan yang ia sukai. Purwanta (2012:152) mengemukakan beberapa tahap yang harus diperhatikan agar pelaksanaan program tabungan kepingan dapat berjalan dengan baik yaitu : a. Tahap Persiapan Tahap persiapan ini ada empat hal yang perlu dipersiapkan, Napsiah (dalam Purwanta 2012:152) yaitu; 1) menetapkan tingkah laku atau kegiatan yang akan diubah disebut sebagai tingkah laku yang ditargetkan; 2) menentukan barang (benda) atau kegiatan apa saja yang mungkin dapat menjadi penukar kepingan; 3) memberi nilai atau harga untuk setiap kegiatan atau tingkah laku yang ditargetkan dengan kepingan; 4) menetapkan harga barang-barang atau kegiatan penukar (reinforcers=sebagai pengukuh) dengan kepingan. b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan diawali dengan pembuatan kontrak antara subjek dengan terapis. Kegiatan yang sederhana, biasanya kontraknya cukup secara lisan dan keduanya dapat saling memahami. Dalam kaitannya dengan rambu-rambu bagi pelaksana program tabungan kepingan Martin (dalam Purwanta 2012:156) 8

9 menyarankan :a) pelaksana perlu menyiapkan alat merekam data, siapa yang mengambil data, dan kapan data direkam; b) menentukan siapa yang akan mengelola pengukuh; c)menentukan jumlah kepingan yang dapat diperoleh setiap perilaku setiap subjek, setiap hari; waspada terhadap kemungkinan hukuman, seyogianya menggunakan sedikit hukuman. c. Tahap Evaluasi Pada tahap ini akan diketahui faktor-faktor yang perlu ditambah ataupun dikurangi dalam daftar pengukuhan ataupun pengubahan tingkah laku yang telah dilaksnakan tersebut. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah : jika guru menggunakan teknik token economic maka kreativitas anak di kelompok B TK Mekar Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dapat ditingkatkan. Sedangkan indikator kinerja dalam meningkatkan kreativitas anak adalah 6 orang anak atau 30% menjadi 17 orang anak atau 85% dari 20 anak yang ada di kelompok B TK Mekar Hulawa Kecamatan Telaga. Metode Penelitian Adapun tempat penelitian ini akan dilaksanakan di TK Mekar Hulawa kelompok B Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Lokasi penelitian ini adalah anak di Kelompok B TK Mekar Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo yang berusia 5-6 tahun berjumlah 20 anak yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Waktu pelaksanaan selama 2(dua) bulan, dari bulan November sampai bulan Desember Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi. Pada tahap ini, pengamat mengamati kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar pedoman observasi. Adapun aspek yang diamati adalah perilaku yang berhubungan aspek kreativitas. Selama pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh guru kelas lain sebagai observer untuk mencatat hal-hal yang dilakukan anak selama pembelajaran 9

10 berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran atau bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Melalui observasi, dihasilkan data observasi. Data ini berupa keterangan kegiatan anak selama proses pembelajaran. Data yang diperoleh pada siklus 1 sebagai acuan dalam perbaikan untuk siklus II, serta dijadikan sebagai bahan refleksi. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada anak kelompok B TK Mekar Hulawa Kecamatan Telaga. Keadaan guru di Taman Kanak-Kanak berjumlah 4 prang yang terdiri 2 orang pegawai negeri sipil dan 2 orang guru honorer daerah. Peneliti sendiri merupakan guru di sekolah tersebut. Subjek dalam penelitian tindakan kelas adalah kelompok B TK Mekar Hulawa kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Tujuan dari penelitan ini adalah meningkatkan kreativitas anak melalui teknik token economic.anak didik yang ditingkatkan kreativitasnya berjumlah 20 orang yang terdiri dari laki-laki 8 dan perempuan 12 orang anak. Penelitian diawali dengan observasi awal guna mendapatkan data yang jelas tentang masalah yang diteliti, dilanjutkan dengan siklus I dan siklus II. Pembahasan Paull Torrance (dalam Suratno 2005:11) menyebutkan ciri-ciri tindakan kreatif anak prasekolah adalah sebagai berikut : a. Anak Prasekolah Yang Kreatif Belajar Dengan Cara-cara Yang Kreatif Belajar sesungguhnya adalah untuk kepentingan si pebelajar. Jika guru dalam membelajarkan anak sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, maka anak akan belajar secara mengesankan. Hal itu akan menjadikan apa yang dipelajari anak lebih lama diingatnya. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan pada anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi sehingga mereka memperoleh pengalaman yang berkesan. Pada umumnya anak sangat menikmati eksperimen, eksplorasi, manipulasi dan permainan. b. Anak Prasekolah yang Kreatif Memiliki Rentang Perhatian yang Panjang terhadap Hal Membutuhkan Usaha Kreatif 10

11 Ketika anak mendapat sesuatu yang baru, misalnya alat permainan baru seperti mobil-mobilan, bola, boneka ataupun yang lain. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, anak yang kreatif akan memiliki perhatian terhadap suatu permasalahan sekurang-kurangnya sampai dengan 30 menit. Anak yang kreatif tidak mudah bosan seperti anak yang kurang kreatif. c. Anak Kreatif Memiliki Suatu Kemampuan Mengorganisasikan yang Menakjubkan Anak yang kreatif adalah anak yang pikirannya berdaya, anak kreatif sering merasa lebih daripada anak yang lain. Bentuk kelebihan anak kreatif dari anak yang tidak kreatif sering ditunjukan dengan peran mereka dalam kelompok bermain. Anak kreatif sering muncul sebagai pemimpin bagi kelompoknya. Hal ini karena anak yang kreatif pada umumnya mampu mengorganisasikan temantemannya secara menakjubkan. d. Anak Kreatif Dapat Kembali Kepada Sesuatu Yang Sudah Dikenalnya dan Melihat dari cara yang Berbeda Anak kreatif merupakan yang suka belajar untuk memperoleh pengalaman. Anak tidak lekas bosan untuk mendapatkan pengalaman yang sama berkali-kali. e. Anak Prasekolah Kreatif Belajar Banyak Melalui Fantasi, dan Memecahkan Permasalahan dengan Menggunakan Pengalamannya. Anak kreatif akan selalu haus dengan pengalaman baru, dengan demikian anak yang kreatif tidak bosan-bosannya belajar untuk memperoleh pengalaman baru. Hasil penelitian terkait dengan kreativitas anak melalui teknik token economic, menunjukan hasil yang signifikan. Berdasarkan hasil pengamatan pada observasi awal dapat diperoleh gambaran bahwa pada aspek mewarnai gambar terdapat 6orang anak atau 30% yang tidak mampu, aspek menggambar dengan berbagai bentuk terdapat 6 orang atau 30% anak yang mampu, sedangkan pada aspek menambah garis dan bagian terhadap gambar tertentu terdapat 8 orang anak atau 40% yang kurang mampu. Hal ini menjadi dasar dilaksanakan tindakan kelas melalui kegiatan siklus I dan siklus II. Tindakan siklus I pertemuan I dilaksanakan guru dengan memberikan 11

12 kebebasan kepada anak untuk lebih bisa mengeksplorasi sendiri tugas yang diberikan guru dan memberikan penguatan. Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan pada siklus I pertemuan I, menunjukan data dari ketiga aspek tersebut maka secara keseluruhan rata-rata anak yang memiliki kreativitas yaitu sebanyak 8 orang atau 40% dan belum memiliki kreativitas sebanyak 12 orang atau 60%. Tindakan siklus 1 pertemuan I selanjutnya diikuti dengan pertemuan ke II. Kendala-kendala atau kekurangan yang ditemui pada pertemuan I di minimalkan dengan lebih memberikan bimbingan serta memberikan keleluaasan pada anak untuk berexpresi dengan ide-ide mereka sendiri sehingga menghasilkan suatu kreasi. Hasil pengamatan pada siklus II yakni rata-rata anak yang memiliki kreativitas sebanyak 10 orang anak atau 50% dan yang belum memiliki kreativitas sebanyak 10 orang atau 50%. Peningkatan kreativitas anak pada siklus 1 pertemuan II ini di tandai dengan : a) anak dengan semangat mengikuti kegiatan pembelajaran, b) anak yang biasanya masih bergantung pada orang tua, sudah mulai bisa melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang tua, c) anak yang biasanya tidak bisa berkreasi, sudah bisa memperlihatkan kreasi dalam menggambar dan mewarnai gambar mereka. Selanjutnya dilaksanakan siklus II pertemuan I dengan hasil sebagai berikut : dari hasil pengamatan ketiga aspek tersebut maka secara keseluruhan rata-rata anak yang memiliki kreativitas sebanyak 14 orang anak atau 70% dan yang belum memiliki kreativitas sebanyak 6 orang atau 30%. Sedangkan pada siklus II pertemuan II keseluruhan rata-rata anak yang sudah memiliki kreativitas sebanyak 17 orang anak atau 85% yang mampu dan yang belum memiliki kreativitas sebanyak 3 orang atau 15%. Dari hasil analisis dan refleksi tersebut, diperoleh a) anak pada umumnya anak telah melaksnakan kegiatan pembelajaran dengan baik, b) anak sangat antusias karna mereka tertarik akan hadiah yang akan diberikan oleh guru yakni berupa permen, penghapus, pensil warna apabila ada anak yang mampu menyelesaikan tugas dengan baik. 12

13 Dalam meningkatkan kreativitas anak diperlukan kerja sama antar orang tua dan guru. Hal ini disebabkan karna pada masa anak usia dini anak perlu lebih bimbingan dan petunjuk dari orang tua dan guru, akan tetapi dengan tidak mengekang atau membatasi segala imajinasi mereka yang dapat merangsang munculnya kreativitas mereka. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa kreativitas anak dapat meningkat melalui teknik token economic di TK Mekar Hulawa Kecamatan Telaga. Agar tujuan pengembangan kreativitas dapat tercapai secara optimal diperlukan strategi dan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran di TK. Melalui teknik token economic dapat memotivasi serta memacu kreativitas anak. Karena pada dasarnya anak menyukai hadiah, dan hal ini bisa merangsang kreativitas anak dalam kegiatan disekolah. Saran Dari hasil penelitian ini, dapat di sarankan hal-hal sebagai berikut :Diharapkan penelitian tindakan kelas di lingkungan TK terus dilakukan pada semua aspek sehingga kualitas pembelajaran di TK akan semakin baik, Diharapkan untuk seluruh guru TK untuk terus melaksanakan berbagai kegiatan yang dapat memacu kreativitas anak khususnya kreativitas. 13

14 DAFTAR PUSTAKA Al-Khalili, Amal Abdusammad Mengembangkan Kreativitas Anak. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Barnawi, Novan Ardy Wiyani Format Paud. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Kementerian Pendidikan Nasioanal Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Direktur Pembinaan TK dan SD. Komalasari, Gantina dan Wahyuni. Karsih Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT Indeks. Munandar, Utami Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta Mutiah, Diana Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Pamadhi, Hajar dan Sukardi, Evan Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka Purwanta, Edi Modifikasi Perilaku. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Direktoral Jendral Pendidikan. Sugioyono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suratno Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Tim Pustaka Famili Warna-warni Kecerdasan Anak, Yogyakarta : Kanisius. 14

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kondisi, sikap, atau keadaan yang sangat khusus sifatnya dan hampir tidak mungkin dirumuskan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kondisi, sikap, atau keadaan yang sangat khusus sifatnya dan hampir tidak mungkin dirumuskan BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Kreativitas Kreativitas berasal dari kata kreatif. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kreatif berarti memiliki daya cipta,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK HERLINA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK HERLINA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK HERLINA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO Hasrat Ibrahim ABSTRAK Permasalahan pada penelitian ini adalah apakah kegiatan kolase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap individu. Sejak lahir, setiap individu sudah membutuhkan layanan pendidikan. Secara formal, layanan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap orang pada dasarnya memiliki bakat kreatif dan kemampuan untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif, meskipun masing-masing dalam bidang dan dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN KEPINGAN GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ABA JEMAWAN IV JATINOM TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN KEPINGAN GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ABA JEMAWAN IV JATINOM TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN KEPINGAN GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ABA JEMAWAN IV JATINOM TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sabagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang unik, dimana anak selalu bergerak, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, memiliki potensi untuk belajar dan mampu mengekspresikan diri

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK MUTIARA ILMU KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK MUTIARA ILMU KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015 UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK MUTIARA ILMU KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015 Artikel Publikasi Ilmiah, diajukan sebagai salah satu persyaratan Mendapat Gelar

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF MELALUI PERMAINAN MENGURAIKAN KATA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM. Pebriani.

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF MELALUI PERMAINAN MENGURAIKAN KATA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM. Pebriani. PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF MELALUI PERMAINAN MENGURAIKAN KATA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM 1 Pebriani Abstrak Kemampuan Anak Mengenal huruf masih rendah. Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

PENGARUH MELUKIS TERHADAP KREATIVITAS SENI ANAK USIA DINI DI TK 02 BURAN TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH MELUKIS TERHADAP KREATIVITAS SENI ANAK USIA DINI DI TK 02 BURAN TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH MELUKIS TERHADAP KREATIVITAS SENI ANAK USIA DINI DI TK 02 BURAN TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Taman Kanak-kanak memiliki peranan yang sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak (Rahman, 2005). Masitoh, dkk (2005) juga mengungkapkan bahwa pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Perkembangan kreativitas mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Supriadi (1994) mengemukakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN PERMAINAN WARNA MENGGUNAKAN MEDIA SIKAT GIGI DAN SISIR PADA ANAK KELOMPOK B TK PKK PONGGOK KECAMATAN MOJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak khususnya anak usia dini merupakan masa yang paling optimal untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan melakukan apapun untuk

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) dalam proses perkembangan anak akan mengalami kemajuan fisik, intelektual dan sosial

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. TK (Taman kanak-kanak) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

I. PENDAHULUAN. TK (Taman kanak-kanak) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang TK (Taman kanak-kanak) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal dalam rangka sistem pendidikan nasional yang merupakan salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr. Mulyono Abdurrahman, ketua pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-6 tahun. Pendidikan ini dapat dilaksanakan oleh beberapa lembaga pendidikan, antara lain pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM Eka Guswarni Abstrak Kemampuan membaca awal anak masih rendah. Peningkatan kemampuan bahasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Hakikat Sains 2.1.1 Pengertian Sains Pada dasarnya setiap anak dilahirkan dengan bakat untuk menjadi ilmuwan, ia dilahirkan dengan membawa sesuatu keajaiban

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kreativitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kreativitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kreativitas Anak Taman Kanak-kanak 1. Pengertian Kreativitas Kreativitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Biasanya orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-6 tahun. Pendidikan ini dapat dilaksanakan oleh beberapa lembaga pendidikan antara lain pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MELALUI TEKNIK FADING PADA ANAK TK PELITA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MELALUI TEKNIK FADING PADA ANAK TK PELITA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MELALUI TEKNIK FADING PADA ANAK TK PELITA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO Nahri Kadullah Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renni Rohaeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renni Rohaeni, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dengan individu lain. Salah satu kemampuan yang dimilikinya adalah kemampuan kreativitas. Kreativitas perlu dipupuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan aset yang sangat penting karena merupakan generasi penerus bangsa, dan perkembangan anak usia dini sangat penting dalam menentukan perkembangannya dimasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, kita memasuki dunia yang berkembang serba cepat sehingga memaksa setiap individu untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini sebagai fase pertama sistem pendidikan seumur hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa usia dini merupakan masa keemasan bagi seorang anak, sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh terjadinya perubahan yang sangat cepat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang lain. Anak secara alami adalah sosok yang kreatif, umumnya mereka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang lain. Anak secara alami adalah sosok yang kreatif, umumnya mereka BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreativitas Anak Usia Dini 1. Pengertian Kreativitas Pada dasarnya anak-anak itu kreatif, maka dari itu apapun yang dilakukan anak adalah unik dan berguna bagi diri mereka sendiri

Lebih terperinci

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA Zulfa 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa : 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan dalam rangka mencapai kedewasaan subyek didik secara aktif mengembangkan potensipotensi dirinya.

Lebih terperinci

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Taman kanak-kanak/ TK merupakan pendidikan yang menjadi pondasi dari seluruh pendidikan yang akan ditempuh di jenjang selanjutnya. TK/ taman kanak-kanak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, hal tersebut akan mendukung pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah yang ada di jalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah yang ada di jalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada di jalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan. Peran dan kesadaran yang dimiliki orang tua untuk menempatkan anak-anak mereka

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN MELIPAT, MENGGUNTING, MENEMPEL (PTK Kelompok B Semester II di TK Desa Nguter 01 Tahun Ajaran 2010/2011) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH : WELLA OKTAVIANTI NIM. A1F113056

SKRIPSI OLEH : WELLA OKTAVIANTI NIM. A1F113056 PENGARUH BERMAIN PLAYDOUGH TERHADAP PERKEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DI RA RAUDHATUL ISLAMIYAH KECAMATAN BRAM ITAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT SKRIPSI OLEH : WELLA OKTAVIANTI NIM. A1F113056 PROGRAM

Lebih terperinci

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI Ni Nyoman Ayu Surasmi 1 ABSTRAK Permasalahan pokok dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang dialami setiap manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Sebagai bagian dari pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI MELUKIS MENGGUNAKAN SIKAT GIGI TAMAN KANAK-KANAK PADANG

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI MELUKIS MENGGUNAKAN SIKAT GIGI TAMAN KANAK-KANAK PADANG PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI MELUKIS MENGGUNAKAN SIKAT GIGI TAMAN KANAK-KANAK PADANG MARTINIS Abstrak: Kemampuan kreativitas anak masih rendah karena guru tidak menggunakan media yang bervariasi,

Lebih terperinci

Artikel Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PG-PAUD.

Artikel Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PG-PAUD. MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DENGAN MEMBUAT BERBAGAI BENTUK GEOMETRI MENGGUNAKAN ADONAN TEPUNG PADA ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA SUMBERASRI 03 KECAMATAN NGLEGOK KABUPATEN BLITAR TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran mengenal konsep pengurangan bagi anak usia dini sangat penting diajarkan. Kemampuan mengenal konsep pengurangan merupakan dasar bagi anak untuk

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106 PENINGKATAN MINAT BELAJAR PKn MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 BOLONG KARANGANYAR. TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Melalui kreativitas yang dimiliki, seseorang akan mampu

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Melalui kreativitas yang dimiliki, seseorang akan mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, kreativitas sangat penting dan perlu dikembangkan dengan sebaik baiknya, karena dengan adanya kreativitas yang ada pada diri manusia maka dinamika

Lebih terperinci

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR Murhima A. Kau Universitas Negeri Gorontalo Email : murhimakau@ymail.com ABSTRAK Permasalahan kreativitas menjadi sangat penting untuk dibicarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah anak yang berusia mulai nol tahun hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun. Pendidikan anak usia dini yang terfokus

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK B2 DI TK ABA KERINGAN KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK B2 DI TK ABA KERINGAN KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK B2 DI TK ABA KERINGAN KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa Kanak-kanak merupakan suatu periode pada saat individu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyak ahli menyebut periode ini sebagai golden age

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena pentingnya, matematika diajarkan mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi.

Lebih terperinci

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan. Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan. Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1 UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MELALUI MENGGAMBAR BEBAS PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH 03 NGRINGO JATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP

KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP Fransiskus Gatot Iman Santoso Universitas Katolik Widya Mandala Madiun ABSTRAK.Tujuan matematika diajarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media audio visual merupakan salah satu jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media audio visual merupakan salah satu jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media audio visual merupakan salah satu jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran diperlukan dengan

Lebih terperinci

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN PENCAMPURAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK BTK AISYIYAH GONDANG TAHUN AJARAN 2013/2014

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN PENCAMPURAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK BTK AISYIYAH GONDANG TAHUN AJARAN 2013/2014 UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN PENCAMPURAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK BTK AISYIYAH GONDANG TAHUN AJARAN 2013/2014 Disusun Oleh MARINEM A53B111023 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PERMAINAN BALOK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL KAUSAR

PENGGUNAAN PERMAINAN BALOK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL KAUSAR PENGGUNAAN PERMAINAN BALOK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL KAUSAR Isnanizar Tanjung Guru TK Al-Kausar Surel : tanjung.isnanizar@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) 1) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah dan 2) Dosen Kopertis Wilayah I dpk FKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak TK merupakan bagian dari anak anak usia dini yang berada pada rentang usia 4 6 tahun. Pada usia ini, anak memiliki motivasi yang kuat untuk mengenal lingkungan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD. MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI KEGIATAN PERMAINAN KARTU ANGKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA ANAK KELOMPOK B TK KUSUMA MULIA DESA SEKETI KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini Merupakan salah satu bentuk pendidikan yang berada pada jalur pendidikan formal, sebagai lembaga pendidikan prasekolah tugas utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerakan menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu. mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. gerakan menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu. mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, produk bahasa mereka juga meningkat dalam kuantitas, keluasan dan kerumitan. Anak-anak secara bertahap berubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini (AUD) adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PUZZLE ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A TK PLUS INSAN MADANI KOTA KEDIRI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PUZZLE ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A TK PLUS INSAN MADANI KOTA KEDIRI MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PUZZLE ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A TK PLUS INSAN MADANI KOTA KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga

BAB I PENDAHULUAN. maka usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini (0-8 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Bahkan dikatakan sebaai lompatan perkembangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga anak usia enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik,

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU KATA DENGAN KANTONG PINTAR DI TAMAN KANAK-KANAK GADIH RANTI AGAM

KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU KATA DENGAN KANTONG PINTAR DI TAMAN KANAK-KANAK GADIH RANTI AGAM 2 KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU KATA DENGAN KANTONG PINTAR DI TAMAN KANAK-KANAK GADIH RANTI AGAM JUSMANIARTI ABSTRAK Penelitian ini menggambarkan penggunaan kartu kata dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan dalam diri seseorang, dengan pendidikan seseorang dapat mengeluarkan kemampuan yang tersimpan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang unik, dimana anak selalu ingin bergerak, memiliki rasa ingin tahu yang sangat kuat, memiliki potensi untuk belajar dan mampu mengekspresikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MINAT MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK USIA DINI TK AISYIYAH 03 SROYO KANTEN NASKAH PUBLIKASI

PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MINAT MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK USIA DINI TK AISYIYAH 03 SROYO KANTEN NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MINAT MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK USIA DINI TK AISYIYAH 03 SROYO KANTEN NASKAH PUBLIKASI Oleh : IDA MASULAH ZAIN NIM : A520080102 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang. diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang. diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak usia 0 6 tahun yang sering

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar 2 PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM 3 Azwinar ABSTRAK Perkembangan bahasa anak di Taman Kanak-kanak Syukrillah Agam masih rendah. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Bimbingan dan Konseling OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Bimbingan dan Konseling OLEH : MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL DALAM BEKERJASAMA MELALUI PERMAINAN ANGIN PUYUH PADA ANAK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA SINGONEGARAN III KOTA KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat

Lebih terperinci

UPAYA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN SAINS TINTA TRANSPARAN

UPAYA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN SAINS TINTA TRANSPARAN UPAYA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN SAINS TINTA TRANSPARAN (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas di Play Group Aisyiyah 20 Pajang Surakarta) Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK Kemampuan membaca anak Kelompok B2 Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Lubuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MELUKIS PADA TKIT AL HASNA GONDANG KEBONARUM KLATEN KELOMPOK B2 TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MELUKIS PADA TKIT AL HASNA GONDANG KEBONARUM KLATEN KELOMPOK B2 TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MELUKIS PADA TKIT AL HASNA GONDANG KEBONARUM KLATEN KELOMPOK B2 TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL Suci Nurwati Program Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI PERMAINAN BOWLING PINTAR DI PAUD KUSUMA MULIA SUGIHWARAS KEDIRI

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI PERMAINAN BOWLING PINTAR DI PAUD KUSUMA MULIA SUGIHWARAS KEDIRI Artikel Skripsi MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI PERMAINAN BOWLING PINTAR DI PAUD KUSUMA MULIA SUGIHWARAS KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan (golden age), sekaligus dalam tahapan kehidupan manusia yang akan menentukan perkembangan

Lebih terperinci

interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461).

interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI

EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna menempuh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh: FITRI

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 1 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI PERMAINAN ALAM PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ISLAM BINTANG KECIL GAJAHAN COLOMADU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2013/2014 PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS SENI RUPA ANAK MELALUI PERMAINAN SENI MOZAIK PADA KELOMPOK B TK PERTIWI JATIBARANG KABUPATEN BREBES TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KREATIVITAS SENI RUPA ANAK MELALUI PERMAINAN SENI MOZAIK PADA KELOMPOK B TK PERTIWI JATIBARANG KABUPATEN BREBES TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KREATIVITAS SENI RUPA ANAK MELALUI PERMAINAN SENI MOZAIK PADA KELOMPOK B TK PERTIWI JATIBARANG KABUPATEN BREBES TAHUN AJARAN 2012/2013 Umi Aenun Najibah Ratna Wahyu Pusari ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN SAINS UNTUK ANAK PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR AWAL

STRATEGI PEMBELAJARAN SAINS UNTUK ANAK PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR AWAL STRATEGI PEMBELAJARAN SAINS UNTUK ANAK PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR AWAL Eny Nur Aisyah PG-PAUD/KSDP/FIP Universitas Negeri Malang Abstrak Anak merupakan pembelajar aktif yang membangun pengetahuannya

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEGIATAN MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) DENGAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK A TK MELATI TONDO KECAMATAN MANTIKULORE

HUBUNGAN KEGIATAN MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) DENGAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK A TK MELATI TONDO KECAMATAN MANTIKULORE HUBUNGAN KEGIATAN MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) DENGAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK A TK MELATI TONDO KECAMATAN MANTIKULORE CITRA YANA¹ ABSTRAK Masalah dalam tulisan ini adalah kreativitas anak belum berkembang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebenarnya tidak dikenal. Sementara itu Chaplin (dalam Rachmawati, 2005: 15)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebenarnya tidak dikenal. Sementara itu Chaplin (dalam Rachmawati, 2005: 15) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kreativitas Menggambar Anak Usia Dini 1. Pengertian Kreativitas Hurlock (1978: 4) mengatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN MENCIPTA DARI BENTUK GEOMETRI PADA KELOMPOK B TK MUSLIMAT NU TAMANAGUNG I MUNTILAN SKRIPSI

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN MENCIPTA DARI BENTUK GEOMETRI PADA KELOMPOK B TK MUSLIMAT NU TAMANAGUNG I MUNTILAN SKRIPSI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN MENCIPTA DARI BENTUK GEOMETRI PADA KELOMPOK B TK MUSLIMAT NU TAMANAGUNG I MUNTILAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

NURAINI RAHARJANTI A53B111047

NURAINI RAHARJANTI A53B111047 PENINGKATAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MENCIPTA BENTUK BENDA MELALUI METODE BERMAIN DENGAN BAHAN ALAM TANAH LIAT PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI LUMBUNGKEREP I WONOSARI TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

HJ. AMINAH. Kepala SMP Negeri 19 Mataram.

HJ. AMINAH. Kepala SMP Negeri 19 Mataram. PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SISWA KELAS IX-A MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL (BUZZ GROUP DISCUSSION) DI SMP NEGERI 10 MATARAM ABSTRAK HJ. AMINAH Kepala SMP Negeri 19 Mataram

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TATA BALOK GAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM HERMAWITA ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TATA BALOK GAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM HERMAWITA ABSTRAK 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TATA BALOK GAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM HERMAWITA ABSTRAK Kemampuan Anak Mengenal huruf masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan (golden age), sekaligus dalam tahapan kehidupan manusia yang anak menentukan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan perkembangan IPTEK, setiap manusia mengusahakan agar warga negaranya kreatif dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Untuk mencapai hal tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) telah berkembang sangat pesat. Salah satu diantaranya adalah pendidikan yang menitikberatkan pada perkembangan dan pertumbuhan.

Lebih terperinci