Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Keluarga di Ruang High Care Unit (HCU) Rumah Sakit Immanuel Bandung

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Keluarga di Ruang High Care Unit (HCU) Rumah Sakit Immanuel Bandung"

Transkripsi

1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Keluarga di Ruang High Care Unit (HCU) Rumah Sakit Immanuel Bandung Abstrak Yuliana Elias Imas Lia Susanti Nur Intan Hayati Kecemasan adalah suatu sinyal yang memperingatkan adanya bahaya yang mengancam. Faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu faktor internal (jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan pengalaman di rawat) dan eksternal (kondisi medis/diagnosis penyakit, akses informasi, komunikasi terapeutik, lingkungan, fasilitas kesehatan). Keadaan pasien yang mendapatkan perawatan diruang Intensif memungkinkan terjadinya kecemasan pada keluarga. Dampak dari kecemasan keluarga dapat menimbulkan ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan sehingga menghambat pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Tujuan dari penelitian ini mengetahui adanya pengaruh antara faktor internal & eksternal dengan tingkat kecemasan. Metode penelitian analitik korelasi dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah responden 54 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.hasil penelitian tingkat kecemasan didapatkan 6 responden (14,8%) mengalami cemas berat, 40 responden (74,1%) mengalami cemas sedang, dan 8 responden (11,1%) mengalami cemas ringan. Data dianalisa dengan menggunakan chi square didapatkan hasil =p value = >0,05=alpha, yang berarti tidak ada pengaruh antara faktor internal dan faktor eksternal dengan tingkat kecemasan keluarga di ruang High Care Unit (HCU) Rumah Sakit Immanuel Bandung. Meskipun hasil uji statistic chi square tidak terdapat pengaruh tetapi berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan didapatkan bahwa fasilitas yang kurang nyaman mempengaruhi kecemasan, sehingga penulis menyarankan kepada Rumah Sakit Immanuel Bandung untuk meningkatkan fasilitas pelayanan untuk keluarga berupa komunikasi, bimbingan dan konseling kepada keluarga agar keluarga dapat mengatasi kecemasan ke arah yang adaptif sehingga dapat mengurangi tingkat kecemasan keluarga. Kata kunci: Faktor Internal, Faktor Eksternal, Tingkat Kecemasan Keluarga Abstract Influencing factors are internal (sex, age, education, and treatment experiences) and external (medical situation/diagnosis of disease, information access, and therapeutic communication, environment, as well as health facilities). The condition of patient provided treatment in intensive care unit potentially results in family concern. The impact will bring disability the family to make decision and resulting in care impediment to the patient. The study intends to find out an influence between internal and external factors of anxieties. The method of research is analytical correlation by purposive sampling technique with 54 respondents. Data collection technique is arranged by using of questionnaire. The result shows that 6 respondents (14.8%) experiences an extreme anxiety, 40 respondents (74.1%) is intermediate and 8 respondents (11.1%) is light. Data analyzed by using of chi square and yields p value = > 0.05 = alpha or there is no influence between internal and external factors in the family concern in Health Care Unit (HCU) of Immanuel Hospital Bandung. Albeit there is no influence in the statistical test of chi square, however, by field observation it is found that inappropriate facility influences to the anxiety, and observer suggesting to the Immanuel Hospital Bandung to improve of facility for family including communication and counseling to the family in control the anxiety to the adaptive direction thus can reduce the family concern. Keywords: internal factor, external factor, family concern level. Literature: 29 references 435

2 Pendahuluan Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan atau memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Faktor yang mempengaruhi kecemasan dibagi menjadi dua meliputi faktor internal (jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan pengalaman di rawat) dan eksternal (kondisi medis/diagnosis penyakit, akses informasi, komunikasi terapeutik, lingkungan, fasilitas kesehatan) (Kaplan & Sadock, 1997). Beberapa peneliti mengemukakan mengenai faktorfaktor internal yang mempengaruhi kecemasan pada keluarga antara lain menurut Kaplan dan Sadock (1997) gangguan kecemasan dapat terjadi pada semua usia, lebih sering pada usia dewasa dan lebih banyak pada wanita sebagian besar kecemasan terjadi pada umur tahun. James (1968) mengatakan bahwa jenis kelamin perempuan lebih mudah dipengaruhi oleh tekanan dan lingkungan sekitar daripada laki-laki. Perempuan lebih cemas, kurang sabar dan mudah mengeluarkan air mata (Cattel, dalam Smith 1968). Sasmirah (2007) mengatakan faktor usia, pendidikan, tingkat sosial ekonomi, penampilan fisik ruangan, hubungan antar personal, bising alat dan pembatasan interaksi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pasien di ruang ICU. Menurut Yusuf (2001) semakin tinggi pendidikan seseorang diharapkan mereka dapat berfikir secara rasional dan menahan emosi mereka dengan baik. Keluarga yang baru pertama kali anggota keluarganya dirawat akan berbeda dengan yang sudah beberapa kali anggota keluarganya dirawat, hal itu karena sudah terbentuk koping yaitu upaya berupa aksi berorientasi dan intra fisik, untuk mengelola (mentoleransi, menampung, meminimalkan) lingkungan dan kebutuhan internal mengenai hal tersebut (Kaplan dan Sadock1998). Peneliti lain berpendapat bahwa respon kecemasan dapat berhubungan dengan faktor-faktor pasien itu sendiri dan dapat juga berhubungan dengan keadaan dari lingkungan di ruang Instalasi Rawat Intensif (Ballard,1981). Dapat dikatakan faktor kebijaksanaan dalam ruangan serta suasana personil ruangan itu sendiri dapat merupakan pencetus terjadinya krisis bagi klien dan keluarganya sehingga diperlukan adaptasi dengan cara yang berbeda dengan hasil proses adaptasi yang mereka alami sebelumnya. Penelitian yang dilakukan Sibuea (2010) mengenai tingkat kecemasan keluarga diruang ICU diketahui bahwa 30 responden/keluarga mengalami cemas berat dengan persentase 83%, hal ini disebabkan emosional tinggi yang dirasakan keluarga karena terpisahnya anggota keluarga dengan pasien, dan keluarga takut dengan suasana yang penuh dengan alat-alat. Seseorang masuk Rumah sakit dan dirawat di ruang Intensive Care 436

3 Unit (ICU) mengalami kecemasan fisik maupun psikis, dimana kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan yang sering disertai dengan gejala psikologis (Tomb, 2004). Kecemasan yang terjadi tidak saja dialami oleh seorang pasien tetapi dapat juga dialami oleh keluarga yang anggota keluarganya dirawat di rumah sakit. Keadaan pasien yang kritis dan mendapatkan perawatan diruang ICU memungkinkan terjadinya konflik atau kecemasan didalam diri keluarga pasien sehingga peran perawat didalam pemberian informasi dan pendidikan kesehatan kepada pasien dan pengunjung untuk menurunkan tingkat kecemasan menjadi kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Keluarga merupakan sekumpulan dua orang atau lebih dan saling berinteraksi yang ada suatu ikatan perkawinan ataupun adopsi, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa keluarga hampir selalu akan merasakan apa yang kita rasakan termasuk pula berbagai rasa suka dan duka yang dialami keluarga (Potter & Perry, 2009). Keluarga yang anggotanya masuk rumah sakit akan mengalami ketakutan dan kecemasan, hal ini merupakan reaksi yang khas ketika anggota keluarganya masuk rumah sakit, tetapi emosi ini di ekspresikan dengan cara yang berbeda-beda. Beberapa anggota keluarga akan bekerja sama dengan tenaga medis untuk memberikan yang terbaik bagi anggota keluarga yang sedang di rawat (Hariyanto dkk, 2005). HCU (High Care Unit) adalah pelayanan medik pasien dengan kebutuhan memerlukan pengobatan, perawatan dan observasi secara ketat (KEMENKES RI, 2010). ICU (Intensive Care Unit) adalah ruang rawat di rumah sakit yang dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien dengan perubahan fisiologi yang cepat memburuk yang mempunyai intensitas defek fisiologi satu organ ataupun mempengaruhi organ lainnya sehingga merupakan keadaan kritis yang dapat menyebabkan kematian. Perbedaan HCU dengan ICU hanya pada alat bantu pernapasan atau ventilator yang terdapat di ruang ICU dan tidak terdapat di ruang HCU. Pasien yang dirawat dalam ruangan Intensif Care Unit dan High Care Unit tidak hanya membutuhkan teknologi dan terapi tetapi juga memerlukan perawatan humanistik dari keluarganya, sehingga keluarga juga harus mengetahui keadaan pasien setiap waktu (Potter & Perry, 2009). Reaksi anggota keluarga berupa cemas akan semakin meningkat karena dalam perawatan pasien HCU (High Care Unit) itu dilakukan secara terus menerus pada fungsi sistem vital pada pasien dengan menggunakan peralatan canggih, rumit, dan asing yang belum pernah mereka lihat sebelumnya, karena mereka beranggapan bahwa keluarga yang sakit serius bahkan mungkin sekarat. 437

4 Metode Penelitian 1. Analisa Data Univariat Analisis univariat dilakukan pada variabel kecemasan keluarga di ruang HCU. Tekhnik analisa data dengan mengkatagorikan data kecemasan (Arikunto, 2006). a. Penilaian tingkat kecemasan Untuk mengetahui tingkat kecemasan keluarga digunakan skala likert, jawabannya diberi nilai sesuai dengan pernyataan, kemudian dibentuk distribusi dari aspek yang diteliti. Untuk setiap satu item pertanyaan dari instrumen terdiri dari lima pilihan jawaban, dengan pembobotan nilai sebagai berikut: Tidak pernah = 1 Pernah = 2 Jarang = 3 Sering = 4 Selalu = 5 Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan teknik kuartil, diperoleh batasan dari pengkategorian tingkat kecemasan pada keluarga di ruang hcu rumah sakit immanuel bandung menurut jawaban responden, yang dijelaskan dari nilai total skornya yaitu: Panik, jika kuartil III skor total responden maksimal a) 164 skor total responden 205 b) Berat, jika median skor total responden kuartil III c) 123 skor total responden 163 d) Sedang, jika kuartil I skor total responden median e) 82 skor total responden 123 f) Ringan, jika minimal skor total responden kuartil I g) 41 skor total responden 8 b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan Teknik yang digunakan dalam pengolahan aspek ini adalah dengan menggunakan teknik Liker Summated Rating yaitu suatu tekni scaling dengan mengkonversi data kategori ke dalam data ordinal sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk mengukur kecenderungan sikap dari responden yang diukur (Azwar, 2005). Skor yang berupa skala liker selanjutnya dijumlahkan dan ditransformasi ke dalam skor T dengan rumus sebagai berikut : T = 50 + (10 ( x x SD ) Keterangan: X = Skor responden pada variable yang hendak diukur menjadi skor T X = Mean dalam skor kelompok S = Standar deviasi Hasil skor T setiap responden dibandingkan dengan nilai mean T, apabila : T 50 maka dianggap positif atau mendukung (Favorable) sedangkan T <50 maka dianggap negative atau tidak mendukung (Unfavorable ). 2. Analisa Bivariat Dalam penelitian ini akan dilakukan dengan memakai uji chi 438

5 square, karena syarat uji data adalah kategori kuantitatif. Rumus uji Chi Square adalah sebagai berikut : x 2 = Σ (ƒo ƒh)² ƒh Keterangan : X² = Chi kuadrat ƒo = Frekuensi yang di observasi ƒh = Frekuensi yang diharapkan Hasil Penelitian 1. Analisa Univariat a. Tingkat Kecemasan Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Keluarga di Ruang HCU (High Care Unit) No Kategori Frekuensi % 1 Cemas ringan 8 11,1 2 Cemas sedang 40 74,1 3 Cemas berat 6 14,8 4 Panik 0 0 Total Distribusi jumlah responden berdasarkan tabel 1 tingkat kecemasan didapatkan, sebagian besar responden yaitu 40 responden (74,1%) mengalami cemas sedang. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Tabel 2 Distribusi Frekuensi Faktor Jenis Kelamin Mempengaruhi Kecemasan Keluarga di Ruang HCU (High Care Unit) Jenis kelamin Tingkat Kecemasan Berat Sedang Ringan Total F % F % F % F Laki-laki 1 4, ,0 4 16,0 25 Perempuan 7 24, ,0 2 6,9 29 Total 54 Ditribusi jumlah responden berdasarkan tabel 2 didapatkan; 29 responden perempuan (100%), 7 orang responden mengalami cemas berat (24,1%), 20 orang responden mengalami cemas sedang (69%), dan 2 responden mengalami cemas ringan (6,9%). 439

6 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Faktor Usia Yang Mempengaruhi Kecemasan Keluarga di Ruang HCU (High Care Unit) Usia Dewasa muda (21-40 th) Tingkat Kecemasan Berat Sedang Ringan Total F % F % F % F 8 24, ,7 3 9,1 33 Dewasa tengah (41-60 th) Dewasa tua (> 60 th) ,2 3 15, Total 54 Distribusi jumlah responden berdasarkan tabel 3 didapatkan 33 responden usia dewasa muda (21-40th), 8 responden mengalami cemas berat (24,2%), 22 responden mengalami cemas sedang (66,7%), 3 responden mengalami cemas ringan (9,1%). Tabel 4 Distribusi Frekuensi Faktor Tingkat Pendidikan yang Mempengaruhi Kecemasan Keluarga di Ruang HCU (High Care Unit) Tingkat Pendidikan SD/ Sederajat SMP/ Sederajat SMA/ Sederajat Tingkat Kecemasan Berat Sedang Ringan Total F % F % F % F , , Perguruan Tinggi 1 33,3 2 66, Total Distribusi jumlah responden berdasarkan tabel 4 didapatkan 40 responden Tingkat pendidikan SMA (100%), 5 responden mengalami cemas berat (12,5%), 31 responden mengalami cemas sedang (77,5%) dan 4 responden mengalami cemas ringan (10%). 440

7 Tabel 5 Distribusi Frekuensi Faktor Pengalaman Menunggu Yang Mempengaruhi Kecemasan Keluarga di Ruang HCU (High Care Unit) Pengalaman menunggu Tingkat Kecemasan Berat Sedang Ringan Total F % F % F % F Pernah ,5 1 12,5 8 Tidak pernah 8 17, ,7 5 10,9 46 Total 54 Distribusi responden berdasarkan tabel 5 didapatkan 46 responden responden yang belum pernah menunggu (100%), 8 responden mengalami cemas berat (17,4%), 33 responden mengalami cemas sedang (71,7%), dan 5 responden mengalami cemas ringan (10,9%). Tabel 6 Distribusi Frekuensi Faktor Kondisi Medis Yang Mempengaruhi Kecemasan Keluarga di Ruang HCU (High Care Unit) No Kategori Frekuensi % 1 Mendukung 50 92,6 2 Tidak mendukung 4 7,4 Total Distribusi jumlah responden pada tabel 6 berdasarkan kondisi medis didapatkan hampir seluruhnya dari responden yaitu 50 responden (92,6%) menyatakan mendukung. Tabel 7 Distribusi Frekuensi Faktor Akses Informasi Yang Mempengaruhi Kecemasan Keluarga di Ruang HCU (High Care Unit) No Kategori Frekuensi % 1 Mendukung 49 90,7 2 Tidak mendukung 5 9,3 Total Distribusi jumlah responden pada tabel 7 berdasarkan akses informasi didapatkan hamper seluruhnya dari responden yaitu 49 responden (90,7%) menyatakan mendukung. 441

8 Tabel 8 Distribusi Frekuensi Faktor Komunikasi Terapeutik Yang Mempengaruhi Kecemasan Keluarga di Ruang HCU (High Care Unit) No Kategori Frekuensi % 1 Mendukung 29 53,7 2 Tidak mendukung 25 46,3 Total Distribusi jumlah responden berdasarkan pada tabel 8 komunikasi terapeutik didapatkan sebagian dari responden yaitu 29 responden (53,7%) menyatakan mendukung. Tabel 9 Distribusi Frekuensi Faktor Fasilitas Kesehatan Yang Mempengaruhi Kecemasan Keluarga di Ruang HCU (High Care Unit) No Kategori Frekuensi % 1 Mendukung 26 48,1 2 Tidak mendukung 28 51,9 Total Distribusi jumlah responden berdasarkan pada tabel 9 fasilitas kesehatan didapatkan sebagian dari responden yaitu 28 responden (51,9%) menyatakan tidak mendukung. Tabel 10 Distribusi Frekuensi Faktor Lingkungan Fisik Yang Mempengaruhi Kecemasan Keluarga di Ruang HCU (High Care Unit) No Kategori Frekuensi % 1 Mendukung 38 70,4 2 Tidak mendukung 16 29,6 Total Distribusi jumlah responden berdasarkan pada tabel 4.7 lingkungan fisik didapatkan sebagian dari responden yaitu 38 responden (70,4%) menyatakan mendukung. 2. Analisa Bivariat Pada bagian ke dua akan dilakukan analisis bivariat untuk melihat pengaruh antara antara faktor internal dan faktor eksternal dengan tingkat kecemasan keluarga di ruang HCU (High Care Unit) Rumah Sakit Immanuel Bandung dengan menggunakan analisis chi square. Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil sebagai berikut: 442

9 Tabel 11 Distribusi Frekuensi Pengaruh Antara Faktor Internal dan Faktor Eksternal dengan Tingkat Kecemasan Keluarga di ruang HCU Variabel Faktor yang Mempengaruhi P-Value Jenis kelamin Usia Tingkat pendidikan Pengalaman menunggu Kondisi medis Akses informasi Komunikasi terapeutik Fasilitas kesehatan Lingkungan Fisik Laki-laki Perempuan Dewasa muda (21-40 th) Dewasa tengah (41-60 th) Dewasa tua (> 60 th) SD/ Sederajat SMP/ Sederajat SMA/ Sederajat Perguruan Tinggi Pernah Tidak pernah Mendukung Tidak mendukung Mendukung Tidak mendukung Mendukung Tidak mendukung Mendukung Tidak mendukung Mendukung Tidak mendukung 4,897 6,498 9,518 1,636 1,521 0,738 0,104 2,596 2,163 Dari tabel di atas menjelaskan pengaruh antara faktor internal dan faktor eksternal dengan tingkat kecemasan keluarga di ruang HCU (High Care Unit) Rumah Sakit Immanuel Bandung. Hasil uji statistik chi square menunjukan bahwa tidak ada pengaruh antara faktor internal dan faktor eksternal dengan tingkat kecemasan keluarga dengan nilai p value = >0,05=alpha 443

10 Pembahasan 1. Tingkat Kecemasan Hasil penelitian pada tingkat kecemasan keluarga sebagian besar responden berdasarkan tabel 4.2 didapatkan bahwa dari 54 responden didapatkan sebagian dari responden yaitu 40 responden (74,1%) mengalami cemas sedang. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian Simamora (2012) mengenai tingkat kecemasan keluarga di ruang HCU di RSU Sumedang, yaitu dari 33 responden (51,5%) responden mengalami kecemasan sedang. Hal ini disebabkan karena rata-rata kematian yang tinggi dari pasien dalam perawatan intensif. Dampak dari kecemasan keluarga dapat menimbulkan ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan sehingga menghambat pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Kecemasan sedang yaitu cemas yang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Tidak hanya itu perubahan yang terjadi pada keluarga dengan adanya salah satu anggota keluarga yang sakit tidak dapat atau kurang di antisipasi, sehingga sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit terganggu dengan permasalahan yang sedang terjadi dalam keluarga. Hal ini tentu akan menimbulkan kecemasan dalam keluarga sehingga menimbulkan ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan sehingga menghambat pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Disinilah pentingnya peran perawat bagi keluarga yang mengalami kecemasan ringan, sedang, berat dan panik. Peran perawat dalam kecemasan sedang yaitu sebagai pendidik (edukator) yaitu dengan membantu keluarga dalam meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit yang dialami oleh pasien. Sedangkan sebagai konselor yaitu membantu keluarga untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah. Didalamnya diberikan dukungan emosional dan informasi serta memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman masa lalu. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Keluarga a. Jenis Kelamin Hasil penelitian sebagian besar responden berdasarkan tabel 4.3 didapatkan bahwa dari 54 responden, sebagian dari responden yaitu 29 responden perempuan (53,7%) didapatkan 8 orang responden mengalami kecemasan panik, 20 orang responden mengalami kecemasan sedang dan 6 orang responden mengalami kecemasan sedang. Hasil penelitian menyatakan bahwa wanita lebih cemas dibanding dengan laki-laki. Hasil penelitian ini didukung dengan teori James dalam Smith (1968:51) mengatakan bahwa perempuan lebih mudah dipengaruhi 444

11 oleh tekanan-tekanan lingkungan daripada laki-laki. Perempuan juga lebih cemas, kurang sabar, dan mudah mengeluarkan air mata (Cattel, dalam Smith, 1968:24). Jenis kelamin merupakan identitas responden yang dapat digunakan untuk membedakan antara laki-laki dengan perempuan (Utama (2003). Jenis kelamin dapat mempengaruhi kecemasan pada seseorang dikarenakan jenis kelamin merupakan sifat pribadi yang diartikan bahwa semua tingkah laku dan sifat sejak lahir ataupun yang diperoleh memberikan karakteristik pada seseorang. Kecemasan lebih sering di alami oleh wanita dikarenakan laki-laki lebih aktif, eksploratif, sedangkan wanita lebih sensitive terhadap permasalahan sehingga mekanisme koping perempuan lebih kurang baik dibandingkan laki-laki. b. Usia Hasil penelitian pada faktor usia sebagian besar responden berdasarkan tabel 4.4 didapatkan bahwa dari 54 responden, didapatkan sebagian dari responden yaitu 33 responden (61,1%) berusia dewasa muda (21-40 th), 8 responden (24,2%) mengalami cemas berat, 22 responden (66,7%) mengalami cemas sedang, dan 3 orang responden (9,1%) mengalami cemas ringan. Hasil penelitian ini konsisten dengan teori Kaplan dan Sadock (1997) yaitu gangguan kecemasan dapat terjadi pada semua usia, lebih sering pada usia dewasa dan lebih banyak pada wanita. Sebagian besar kecemasan terjadi pada umur tahun. Feist (2009) mengungkapkan bahwa semakin bertambahnya umur kematangan psikologi individu semakin baik. Artinya semakin matang psikologi seseorang, semakin baik pula adaptasi terhadap kecemasan. Hasil penelitian selaras dengan pendapat Gallo (1997) yang menyatakan bahwa semakin bertambahnya umur seseorang semakin banyak pengalaman yang di terima, sehingga cara menjalani kehidupan juga semakin matang. Pada usia tua kecemasan yang timbul biasanya lebih ringan dibandingkan dengan kecemasan yang dialami usia muda saat menunggu yang dirawat di rumah sakit, karena orang tua lebih memiliki pengalaman tentang hal yang serupa lebih banyak (Kaplan & Sadock, 1997). Berbeda dengan Stuart & Sundeen (1998), yang menyatakan bahwa, usia tua lebih rentan mengalami kecemasan dibandingkan usia muda. Hal ini berkaitan dengan status kesehatan umum seseorang, dimana dengan menurunnya status kesehatan seseorang maka akan mengalami kecemasan yang lebih besar. Menurut penulis kecemasan seseorang yang muncul karena faktor usia berkaitan dengan sedikit banyaknya pengalaman masa lalu terhadap hal yang sama yang bisa menyebabkan kecemasan. Faktor yang mempengaruhi kecemasan pada seseorang dimana ia tergantung dari perkembangan seseorang dan tugas perkembangan seseorang itu berbeda- 445

12 beda. Semakin tua usia seseorang maka akan semakin baik pula dalam mengendalikan emosinya ini berkaitan dengan sedikit banyaknya pengalaman masa lalu terhadap hal yang sama yang bisa menyebabkan kecemasan. c. Tingkat Pendidikan Hasil penelitian pada faktor tingkat pendidikan sebagian besar responden berdasarkan tabel 4.5 didapatkan bahwa dari 54 didapatkan 40 responden Tingkat pendidikan SMA (100%), 5 responden mengalami cemas berat (12,5%), 31 responden mengalami cemas sedang (77,5%) dan 4 responden mengalami cemas ringan (10%). Hasil penelitian terlihat bahwa tingkat pendidikan tinggi lebih mempengaruhi terhadap tingkat kecemasan yang dialami oleh responden, yaitu 31 responden (70%) yang berpendidikan SMU mengalami kecemasan dengan kategori sedang. Hasil penelitian ini didukung dengan teori Gass dan Curiel (2011) menjelaskan tingkat pendidikan berhubungan dengan tingkat kecemasan. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi pula tingkat kecemasan. Tetapi berbanding terbalik dengan hasil penelitian Feist (2009) yaitu tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki respon adaptasi yang lebih baik karena respon yang diberikan lebih rasional dan juga memengaruhi kesadaran dan pemahaman terhadap stimulus. Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai- nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan (Ihsan, 2003). Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk mendapatkan dan mencerna informasi secara lebih mudah. Akhirnya pemahaman suatu perubahan kondisi akan lebih mudah dipahami dan di internalisasi (Videbeck, 2008). Penelitian Gallo (1997), yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang menjadikan individu lebih selektif selama respon kecemasan berlangsung. Sejalan dengan perkembangan zaman, pendidikan yang diperoleh seseorang harusnya meningkat, tetapi pada kenyataannya tingkat pendidikan seseorang juga ada yang stagnant. Sehingga menurut peneliti tingkat pendidikan yang tinggi pada seseorang akan membentuk pola yang lebih adaptif terhadap kecemasan, karena memiliki pola koping terhadap sesuatu yang lebih baik, sedangkan pada seseorang yang hanya memiliki tingkat pendidikan rendah akan cenderung lebih mengalami kecemasan karena pola adaptif yang kurang terhadap hal yang baru dan mengakibatkan pola koping yang kurang pula. Maka semakin rendah tingkat pendidikan maka semakin tinggi tingkat kecemasan, begitu pula sebaliknya. d. Pengalaman Menunggu Hasil penelitian pada faktor pengalaman menunggu sebagian besar responden berdasarkan tabel 4.6 didapatkan bahwa dari 54 responden, 446

13 didapatkan 46 responden belum pernah menunggu, 8 rasponden mengalami cemas berat (17,4%), 33 responden mengalami cemas sedang (71,7%), dan 5 responden mengalami cemas ringan (10,9%). Hasil penelitian ini didukung dengan teori dari Kaplan dan Sadock (1997) yaitu keluarga yang baru pertama kali anggota keluarganya dirawat akan berbeda dengan yang sudah beberapa kali menghadapi hal yang sama dirawat di rumah sakit, hal itu karena sudah terbentuk koping yaitu upaya berupa aksi berorientasi dan intra fisik, untuk mengelola (mentoleransi, menampung, meminimalkan) lingkungan dan kebutuhan internal mengenai hal tersebut. Keluarga yang mempunyai kemampuan pengalaman dalam menghadapi stress/kecemasan dan punya cara menghadapinya akan cenderung lebih menganggap stres yang beratpun sebagai masalah yang bisa diselesaikan. Tiap pengalaman merupakan sesuatu yang berharga dan belajar dari pengalaman dapat meningkatkan ketrampilan menghadapi stress. e. Kondisi Medis/Penyakit Hasil penelitian pada faktor kondisi medis/penyakit sebagian besar responden berdasarkan tabel 4.7 dari 54 responden hampir dari seluruhnya dari responden atau sebanyak 50 responden (92,6%) menyatakan mendukung. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian Ananggadipa (2012), mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan terapi HBO yaitu ada hubungannya antara tingkat kecemasan dengan kondisi penyakit. Terjadinya gejala kecemasan yang berhubungan dengan kondisi medis sering ditemukan walaupun insidensi gangguan bervariasi untuk masing-masing kondisi medis, misalnya: pada pasien sesuai hasil pemeriksaan akan mendapatkan diagnosa pembedahan, hal ini akan mempengaruhi tingkat kecemasan keluarga klien. Sebaliknya pada pasien yang dengan diagnosa baik tidak terlalu mempengaruhi tingkat kecemasan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa pasien yang mengalami gangguan fisik akan mengakibatkan ansietas. Prevalensi pasien dengan post stroke yang mengalami gangguan cemas menyeluruh adalah 6% di rumah sakit akut dan 3,5% di komunitas. Salah satu studi di Swedia mengatakan bahwa 41,2% pasien dengan cedera otak mengalami gangguan cemas menyeluruh (Kaplan, 2005). Hasil penemuan di lapangan hal ini disebabakan kurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit yang diderita oleh pasien. Pengetahuan tentang kondisi medis pasien yang sedang di rawat sangat mempengaruhi kecemasan keluarga. Pengenalan tentang kondisi penyakit yang diderita oleh pasien sangat perlu karena berhubungan dengan outcome dari pengobatan yang akan dilakukan. Hal lain yang bisa dilakukan adalah kerja sama di dalam tim rumah sakit yang melibatkan dokter-dokter dan perawat yang berperan dalam 447

14 penanganan pasien. Keterbukaan dan saling kerja sama demi kebaikan pasien adalah modal utama integrasi pelayanan kesehatan yang baik. Upaya ini semata-mata adalah demi kebaikan dan kesehatan yang menyeluruh untuk pasien. Pelayanan kesehatan yang berkesinambungan akan menghasilkan harapan dan kualitas hidup yang lebih baik bagi pasien. f. Akses Informasi Hasil penelitian pada faktor akses komunikasi hampir seluruhnya dari responden berdasarkan tabel 4.8 dari 54 responden didapatkan 49 responden (90,7%) menyatakan mendukung. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian Ananggadipa (2012) yaitu ada hubungannya antara tingkat kecemasan dengan akses informasi. Akses informasi memegang peranan yang tidak kalah penting. Informasi dapat membuka pemikiran seseorang dari ketidaktahuan tentang apa, bagaimana dan tentang tindakan apa yang seharusnya di kalukan. Akan tetapi, informasi yang diberitahukan keluarga terbatas. Setiap informasi apapun dari lingkungan sosial yang menimbulkan persepsi individu bahwa individu menerima efek positif, penegasan atau bantuan menandakan suatu ungkapan dari adanya dukungan sosial. Menurut peneliti apabila akses informasi tidak terpenuhi akan menjadi ketidaktahuan apa saja yang seharusnya keluarga lakukan dan bagaimana cara mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Pemberian informasi yang tepat akan membantu keluarga tidak hanya dalam perawatan pasien tetapi juga dalam mengatasi kecemasan itu sendiri. Akses informasi itu sendiri dapat berupa komunikasi, bimbingan dan konseling kepada keluarga agar keluarga dapat mengatasi kecemasan ke arah yang adaptif sehingga dapat mengurangi tingkat kecemasan keluarga. g. Komunikasi Terapeutik Hasil penelitian pada faktor komunikasi terapeutik sebagian dari responden berdasarkan tabel 4.9 didapatkan 29 responden (53,7%) menyatakan mendukung. Hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kecemasan. Didalam teori disebutkan bahwa komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses pemberian asuhan keperawatan. Komunikasi yang terjalin baik akan menimbulkan kepercayaan sehingga terjadi hubungan yang lebih hangat dan mendalam. Kehangatan suatu hubungan akan mendorong pengungkapan beban perasaan dan pikiran yang dirasakan selama hospitalisasasi (Purwanto, 1994) yang dapat menjadi jembatan dalam menurunkan tingkat kecemasan yang terjadi (Tamsuri, 2006). Komunikasi sangat dibutuhkan baik bagi perawat, pasien, dan keluarga pasien. Kecemasan pada pasien dan keluarga dalam critical care unit sering diakibatkan oleh ketakutan akan kematian, ketidak 448

15 berhasilan medikasi dan komplikasi perawat dan tenaga medis sehingga dalam hal ini pentingnya komunikasi terapetik kepada pasien dan keluarga sehinggadapat menurunkan tingkat kecemasan keluarga. h. Fasilitas Kesehatan Hasil penelitian pada faktor fasilitas kesehatan sebagian dari responden berdasarkan tabel 4.10 dari 54 responden didapatkan 28 responden (51,9%) menyatakan tidak mendukung. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Sasmirah (2007) yaitu faktor usia, pendidikan, tingkat social, ekonomi, penampilan fisik ruangan, hubungan antar personel, bising alat dan pembatasan interaksi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pasien di ruang ICU. Hal ini disebabkan karena keluarga selalu berfokus terhadap perawatan pasien sehingga tidak banyak memikirkan masalah-masalah lain. Lingkungan fisik, alat yang canggih dan rumit akan mempengaruhi kecemasan, dikarenakan alat-alat tersebut asing bagi keluarga karena mereka beranggapan bahwa keluarga yang sakit serius bahkan mungkin sekarat, hal ini berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga mengenai kondisi penyakit yang diderita oleh pasien. Sehingga disini pentingnya peran perawat sebagai pendidik memberikan informasi atau pendidikan kesehatan kepada keluarga. i. Lingkungan Fisik Hasil penelitian pada faktor fasilitas kesehatan sebagian dari responden berdasarkan tabel 4.10 dari 54 responden didapatkan 38 responden (70,4%) menyatakan mendukung. Hasil penelitian ini sama dengan beberapa peneliti yang berpendapat bahwa respon kecemasan dapat berhubungan dengan faktor-faktor pasien itu sendiri dan dapat juga berhubungan dengan keadaan dari lingkungan di ruang Instalasi Rawat Intensif (Ballard,1981). Dapat dikatakan faktor kebijaksanaan dalam ruangan serta suasana personil ruangan itu sendiri dapat merupakan pencetus terjadinya krisis bagi klien dan keluarganya sehingga diperlukan adaptasi dengan cara yang berbeda dengan hasil proses adaptasi yang mereka alami sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh kondisi ruang tunggu yang kurang nyaman bagi keluarga, terdapat kursi dan televisi di ruang tunggu tetapi hal itu tidak membuat keluarga merasa nyaman untuk istirahat dikarenakan kondisi tempat duduk yang kurang nyaman sehingga keluarga kurang merasa nyaman saat istirahat di ruang tunggu. Peran keluarga yang sangat terbatas karena kondisi ruangan yang tertutup, klien butuh perawatan yang lebih ekstra dan waktu untuk berkunjung yang terbatasi menjadikan akses komunikasi antara klien dan keluarga menjadi berkurang. Disamping juga kondisi klien dalam keadaan kritis sehingga membuat semacam kecemasan tersendiri bagi keluarga klien apabila 449

16 karena keadaan penyakitnya diharuskan untuk perawatan di ruang intensif. Lingkungan yang tidak nyaman dan asing juga akan mempengaruhi kecemasan yang di alaminya. Kecemasan pada keluarga di ruang HCU akan menimbulkan masalah baru, keluarga yang cemas akan mengalami berbagi macam gangguan. Di sini peran perawat dalam mengatasi rasa cemas menjadi sangat berarti. Diperlukan suatu tindakan yang bisa menurunkan tingkat kecemasan. 3. Pengaruh Antara Faktor Internal dan Eksternal dengan Tingkat Kecemasan Keluarga di Ruang High Care Unit (HCU) Rumah Sakit Immanuel Bandung Dari penelitian ini berdasarkan uji statistik chi square menunjukan bahwa tidak ada pengaruh antara variabel faktor eksternal dan internal dengan tingkat kecemasan yang di rasakan oleh keluarga. Penelitian ini tidak sesuai dengan teori bahwa faktor eksternal dan internal mempengaruhi kecemasan keluarga, penelitian ini memiliki kesamaan dengan beberapa hasil penelitian lain yaitu tidak adanya pengaruh antara faktor internal dan faktor eksternal. Akan tetapi, hal ini tidak berarti bahwa faktor internal dan faktor eksternal ini tidak penting, faktorfaktor ini dapat di jadikan sebagai acuan untuk perawat untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap keluarga pasien dengan membuat intervensi kecemasan seperti mengkaji kecemasan yang dirasakan keluarga, memberikan dukungan psikologis keluarga dan membantu keluarga dalam pengambilan keputusan, demi mengurangi tingkat kecemasan keluarga. Keluarga yang anggotanya masuk rumah sakit akan mengalami ketakutan dan kecemasan ini merupakan reaksi yang khas ketika anggota keluarganya masuk rumah sakit, tetapi emosi ini di ekspresikan dengan cara yang berbeda-beda. Beberapa anggota keluarga akan bekerja sama dengan tenaga medis untuk memberikan yang terbaik bagi anggota keluarga yang sedang di rawat. Reaksi anggota keluarga berupa cemas akan semakin meningkat apabila pasien diharuskan di rawat di ruang intensif, karena dalam perawatan pasien HCU (High Care Unit) itu dilakukan secara terus menerus pada fungsi sistem vital pada klien dengan menggunakan peralatan canggih, rumit, dan asing yang belum pernah mereka lihat sebelumnya, karena mereka beranggapan bahwa keluarga yang sakit serius bahkan mungkin sekarat. Kurangnya pengetahuannya keluarga tentang kondisi medis/penyakit yang diderita oleh pasien yang sedang di rawat sangat mempengaruhi kecemasan keluarga. Disinilah pentingnya peran perawat sebagai pendidik/memberikan pendidikan kepada keluarga mengenai penyakit yang diderita oleh pasien sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan keluarga karena hal ini berhubungan dengan outcome dari pengobatan yang akan dilakukan. 450

17 Akses Informasi dapat membuka pemikiran seseorang meliputi apa, bagaimana tindakan apa yang harus dilakukan. Akses informasi memegang peranan yang tidak kalah penting. Setiap informasi apapun dari lingkungan sosial yang menimbulkan persepsi individu bahwa individu menerima efek positif, penegasan atau bantuan menandakan suatu ungkapan dari adanya dukungan social. Bila akses informasi tidak terpenuhi akan menjadi ketidaktahuan apa saja yang harus dilakukan oleh keluarga lakukan dan bagaimana cara mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Pemberian informasi yang tepat akan membantu keluarga dalam penyembuhan pasien. Komunikasi sangat dibutuhkan baik bagi perawat, pasien, dan keluarga pasien. Kecemasan pada pasien dan keluarga dalam critical care unit sering diakibatkan oleh ketakutan akan kematian, ketidak berhasilan medikasi dan komplikasi perawat dan tenaga medis sehingga dalam hal ini pentingnya komunikasi terapetik kepada pasien dan keluarga sehinggadapat menurunkan tingkat kecemasan keluarga. Komunikasi terapeutik adalah hubungan antara perawat dengan klien/keluarga dalam proses komunikasi sehingga terjadi penyampaian informasi, pertukaran perasaan dengan mempengaruhi perilaku orang lain dengan tujuan merubah perilaku dalam pencapaian kesehatan yang optimal. Lingkungan yang tidak mendukung, tidak nyaman dan asing akan mempengaruhi kecemasan yang di alaminya. Disamping kondisi klien dalam keadaan kritis sehingga membuat semacam kecemasan tersendiri bagi keluarga klien apabila karena keadaan penyakitnya diharuskan untuk perawatan di ruang intensif. Kecemasan pada keluarga di ruang HCU akan menimbulkan masalah baru, keluarga yang cemas akan mengalami berbagi macam gangguan. Di sini peran perawat dalam mengatasi rasa cemas menjadi sangat berarti. Diperlukan suatu tindakan yang bisa menurunkan tingkat kecemasan. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Keluarga di Ruang High Care Unit (HCU) Rumah Sakit Immanuel Bandung, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat kecemasan didapatkan: tidak ada satupun dari responden (0%) mengalami panik, 6 responden (14,8%) mengalami cemas berat, 40 responden (74,1%) mengalami cemas sedang, dan 8 responden (11,1%) mengalami cemas ringan. 2. Tidak ada pengaruh antara faktor internal (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pengalaman dirawat) dengan tingkat kecemasan dengan p value = >0,05=alpha. 3. Tidak ada pengaruh antara faktor eksternal (kondisi penyakit, 451

18 akses informasi, fasilitas kesehatan dan lingkungan fisik) dengan tingkat kecemasan dengan p value = >0,05=alpha. 4. Tidak ada pengaruh antara faktor internal dan eksternal dengan tingkat kecemasan keluarga di ruang HCU Rumah Sakit Immanuel Bandung. Saran 1. Bagi Rumah Sakit Immanuel Bandung Hasil penelitian ini menunjukan tidak ada pengaruh antara faktor internal dan faktor eksternal dengan tingkat kecemasan keluarga, akan tetapi penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sehingga pelayanan untuk keluarga berupa komunikasi, bimbingan dan konseling kepada keluarga, agar keluarga dapat mengatasi kecemasan kearah yang adaptif sehingga dapat mengurangi tingkat kecemasan keluarga dan meningkatkan pelayanan fasilitas yang diberikan kepada keluargadi ruang 2. Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan bagi seluruh mahasiswa dan staf dosen untuk memperkaya pemahaman mengenai faktor-faktor yang menimbulkan kecemasan keluarga. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat menjadi data awal bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti faktorfaktor yang mempengaruhi kecemasan keluarga dengan metode kualitatif sehingga peneliti dapat lebih luas menggali masalah yang di alami oleh keluarga. Daftar Pustaka Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Azwar. (2005). Penyusunan Skala Pesikologi. Pustaka Pelajar,Offset cetakan ke V: Yogyakarta Feist, J. & Feist, G. J. (2009). Theories of Personality, Seventh edition. New York: McGraw-Hill International Edition Gass, S. C & Curiel, E.R. (2011). Test anxiety in relation to measure of cognitive and intellectual fungtioning. Agustus 1, Dikutip dari ontent/early/ Hawari, D. (2004). Manajemen stress, Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI. Hudak, Gallo. (1997). Keperawatan Kritis Pedekatan Holistik Edisi VI. Jakarta: EGC. Kaplan J.B., & Sadock T.C. (1997). Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, Edisi ke-tujuh, Jakarta: Binarupa Aksara. 452

19 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2010 diakses tanggal 25 April 2013 Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Simamora. (2012). Gambaran Tingkat Kecemasan Keluarga Pada Pasien Yang Dirawat Di Ruang Intensif Care Unit (ICU) Dan High Care Unit (HCU) Rumah Sakit Umum Sumedang. Hak Cipta Unpad Sugiyono. (2012). Metode Penelitiaan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung Tamsuri, A. (2006). Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarla: EGC Notoatmodjo. (2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Potter. Perry. (2009). Fundamentals Of Nursing Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi 7. Jakarta Salemba Medika Riyanto, A Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Bandung : Nuha Medika Sasmirah (2007). Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien yang dirawat di ruang intensif RSU Kota Semarang. Semarang : Stikes Karya Husada. Diakses pada tanggal 05 Mei Sibuea. (2010). Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Saat Menunggu Anggota Keluarga Dirawat Diruang HCU RSI Bandung. 453

20 454

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DAN KECEMASAN KELUARGA DI RUANG ICU RSTK-II KESDAM-IM BANDA ACEH COMMUNICATION THERAPEUTIC AND ANXIETY FAMILY IN THE ICU

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DAN KECEMASAN KELUARGA DI RUANG ICU RSTK-II KESDAM-IM BANDA ACEH COMMUNICATION THERAPEUTIC AND ANXIETY FAMILY IN THE ICU KOMUNIKASI TERAPEUTIK DAN KECEMASAN KELUARGA DI RUANG ICU RSTK-II KESDAM-IM BANDA ACEH COMMUNICATION THERAPEUTIC AND ANXIETY FAMILY IN THE ICU RSTK-II KESDAM-IM BANDA ACEH Agus Nafdianto 1 ; Muhammad Armiyadi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA Rina Budi Kristiani 1, Alfia Nafisak Dini 2 Akademi Keperawatan Adi Husada Surabaya

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI Ibrahim N. Bolla ABSTRAK Tindakan pembedahan adalah suatu tindakan

Lebih terperinci

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2 PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2 1,2 Program Studi S1 Keperawatan Universitas MH.Thamrin Jakarta Timur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi

Lebih terperinci

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G Regina Indirawati * ), Anjas Surtiningrum ** ), Ulfa Nurulita ***

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang lain (Potter

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. SULAWESI SELATAN Beatris F. Lintin 1. Dahrianis 2. H. Muh. Nur 3 1 Stikes Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG FLAMBOYAN RSUD MUNTILAN Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES

Lebih terperinci

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3 PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU Diny Vellyana 1, Arena Lestari 2, Asri Rahmawati 3 1,2,3 STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta membahayakan hidup bagi pasien dan keluarga yang mengancam keadaan stabil dari ekuibrium internal

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN KRITIS RUMAH SAKIT UNISMA

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN KRITIS RUMAH SAKIT UNISMA HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN KRITIS RUMAH SAKIT UNISMA Elvina Goveia Leite 1), Farida Halis Dyah Kusuma 2),

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 Fransisca Imelda Ice¹ Imelda Ingir Ladjar² Mahpolah³ SekolahTinggi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasien di ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah pasien dalam keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasien di ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah pasien dalam keadaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasien di ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah pasien dalam keadaan gawat yang mengancam kehidupan. Untuk itu perawat diruang ICU cenderung cepat dan cermat serta

Lebih terperinci

HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG AKUT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG AKUT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG AKUT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Mahasiswa Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Staff Pengajar Prodi S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasien yang dirawat diruang ICU (Intencive Care Unit) dilakukan secara terus menerus dalarn 24 jam. Perawatan diruang ICU

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasien yang dirawat diruang ICU (Intencive Care Unit) dilakukan secara terus menerus dalarn 24 jam. Perawatan diruang ICU 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasien yang dirawat diruang ICU (Intencive Care Unit) mengalami keadaan gawat yang mengancam kehidupan. Untuk itu perawat diruang ICU cenderung cepat dan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS 6 Arif Kurniawan*, Yunie Armiyati**, Rahayu Astuti*** ABSTRAK Kecemasan dapat terjadi pada

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis

Lebih terperinci

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Kecemasan Remaja yang Menjalani Perawatan (Hospitalisasi) Remaja 1. Kecemasan Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan dan mengingatkan adanya bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN Oleh : Arni Wianti

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN Oleh : Arni Wianti GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Arni Wianti ABSTRAK Pendahuluan. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN TINDAKAN TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ATAS PRIVASI KLIEN TAHUN 2015

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN TINDAKAN TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ATAS PRIVASI KLIEN TAHUN 2015 HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN TINDAKAN TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ATAS PRIVASI KLIEN TAHUN 2015 Fras Hinang Hawirami¹ Chrisnawati² Sr.Imelda Ingir Ladjar³ SekolahTinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin

Lebih terperinci

1. Bab II Landasan Teori

1. Bab II Landasan Teori 1. Bab II Landasan Teori 1.1. Teori Terkait 1.1.1. Definisi kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Lebih terperinci

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS DALAM DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA GENUK KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN 2015 JURNAL SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian. 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian. A. Latar belakang Rumah sakit adalah

Lebih terperinci

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK JURNAL KESEHATAN HOLISTIK Vol 9, No 2, April 2015: 59-63 HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RUANG ALAMANDA RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN Ika Agustina*Nur Asnah Sitohang** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT

Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA LAMA WAKTU TERPASANG KATETER URETRA DENGAN TINGKAT KECEMASAN KLIEN DI BANGSAL RAWAT INAP DEWASA KELAS III RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT Background: Urinary catheterization

Lebih terperinci

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT Ismi Maulida R dkk, Komunikasi Terapeutik Perawat... KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT Ismi Maulida Rezki, Dhian Ririn Lestari, Anggi Setyowati

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 122 HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Arif Nurcahyono 1, Sri Arini 2,

Lebih terperinci

Melki Usman 1. Sunarto Kadir. Iqbal D. Husain Jurusan Keperawatan. Fakultas FIKK. Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

Melki Usman 1. Sunarto Kadir. Iqbal D. Husain Jurusan Keperawatan. Fakultas FIKK. Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN (Studi Penelitian di Ruang ICU RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo) Melki Usman 1. Sunarto Kadir. Iqbal D. Husain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang

Lebih terperinci

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Erni Nuryanti Suharto Endang Nurnaningsih Jurusan Keperawatan Poltekkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi. mendapatkan pengetahuan (Taylor, 1993 dalam Uripni, dkk. 2003).

BAB I PENDAHULUAN. pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi. mendapatkan pengetahuan (Taylor, 1993 dalam Uripni, dkk. 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi terjadi penambahan pengertian antara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Ruang ICU merupakan ruang rawat di Rumah sakit yang dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI Anas Tamsuri*, Ahmad Subadi.** *) Dosen Akper Pamenang Pare **) Perawat Magang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Keluarga 2.1.1. Defenisi Keluarga Banyak ahli yang mendefenisiskan tentang keluarga berdasarkan perkembangan sosial di masyarakat. Hal ini bergantung pada orientasi yang

Lebih terperinci

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMED CONSENT DENGAN TINGKAT KECEMASAN BAGI KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RUMAH SAKIT PANTI RAHAYU PURWODADI Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2)

Lebih terperinci

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung 1 Kartini Apriana Hutapea 2 Blacius Dedi 3 Yuliana Elias 1,2,3 Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian di RSJ dr. Amino Gondohutomo Semarang, ditampilkan pada tabel dibawah ini: 1. Karakteristik Responden a. Umur Tabel 4.1 Distribusi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG Fega Cristera Tumbuan Mulyadi Vandri D. Kallo Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Astia Siskayanti*, Arief Nugroho**, Mugi Hartoyo ** *Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Kartika 1

Jurnal Kesehatan Kartika 1 TINGKAT KECEMASAN PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI POLIKLINIK KANDUNGAN RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG Oleh : Tri Ardayani STIK Immanuel Bandung ABSTRAK Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN KONDISI KERJA DENGAN STRES PERAWAT DI RUANG ICU/ICCU RS TK.II PELAMONIA MAKASSAR ABDUL KADIR

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN KONDISI KERJA DENGAN STRES PERAWAT DI RUANG ICU/ICCU RS TK.II PELAMONIA MAKASSAR ABDUL KADIR HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN KONDISI KERJA DENGAN STRES PERAWAT DI RUANG ICU/ICCU RS TK.II PELAMONIA MAKASSAR ABSTRAK ABDUL KADIR Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA LANSIA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI DESA TEBON KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN DAN DI UPT PSLU (PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA) KECAMATAN SELOSARI KABUPATEN MAGETAN Priyoto

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA Pandeirot *, Fitria**, Setyawan** Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Catharina Galuh Suryondari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes, Jalan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE Jurnal Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE RITA YUSNITA Mahasiswi D-III Kebidanan

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI Nugrahaeni Firdausi Abstrak Permasalahan yang sering dijumpai saat ini banyak pasien mengalami kecemasan saat baru pertama kali mengalami rawat inap. Cemas

Lebih terperinci

Gunawan*, Noor Hidayah**, Yulisetyaningrum***

Gunawan*, Noor Hidayah**, Yulisetyaningrum*** HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAUPETIK VERBAL DAN NON VERBAL PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI PERAWATAN INTENSIF RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KUDUS Gunawan*, Noor Hidayah**, Yulisetyaningrum***

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO 1 Megarista Aisyana, 2 Iin Rahayu Abstrak Hubungan yang harmonis antara perawat rumah sakit

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR Purniaty Kamahi 1, Sudirman 2, H. Muhammad Nur 3 1 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

Kun Ika Nur Rahayu Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri, Jl. Selomangleng No 1 Kediri

Kun Ika Nur Rahayu Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri, Jl. Selomangleng No 1 Kediri HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT The Relationship Between Therapeutic Communication and Family Patient Anxiety in The Intensive

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN SIKAP MENCEGAH INFEKSI NOSOKOMIAL PADA KELUARGA PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah

Lebih terperinci

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH (Games Therapy Towards to Psychologic Adaptation in School Age Children) Retno Twistiandayani*, Siti Mahmudah** * Program

Lebih terperinci

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL 98 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 2. (2) Agustus 2016 ISSN. 2407-7232 KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL CHILD ANXIETY TODDLER VIEWS FROM THE HOSPITAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasien kritis dengan perawatan di Intensive Care Unit (ICU) memiliki morbilitas dan mortalitas yang tinggi. Mengenali ciri-ciri cepat dan penatalaksanan dini yang sesuai

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG Iis Sriningsih* ), Dhani Afriani** ) *) Dosen Prodi DIV Keperawatan Semarang, Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI THE OVERVIEW OF THE PARENTS ANXIETY LEVEL OF CHILDREN HOSPITALIZATION AT Dr. MOEWARDI HOSPITAL Sugihartiningsih STIKES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan anak perlu mendapatkan perhatian khusus, baik dari pemerintah, petugas kesehatan maupun masyarakat. Hal ini merupakan dampak dari semakin meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp.

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp. HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG Ibrahim N. Bolla, S.Kp.,MM Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi ABSTRAK Perawat perlu

Lebih terperinci

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA PARITY RELATIONSHIP WITH ANXIETY LEVEL TRIMESTER PREGNANT WOMEN AT III IN HEALTH TEGALREJO YOGYAKARTA

Lebih terperinci

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS Rizka Himawan,Diyah Krisnawati, ABSTRAK Latar Belakang:

Lebih terperinci

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) Abstrak :Peranan tenaga kesehatan dalam penyelenggarraan pelayanan

Lebih terperinci

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK Dyah Ayu Wulandari 1, Nadhifah 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 (581-592) TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR Rini Suharni, Indarwati

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN 2014 *Dewiyusrianti Lina ABSTRAK Stress merupakan hal yang dapat terjadi pada pasien

Lebih terperinci

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN DERAJAT KEKEBALAN TERHADAP STRES (SKALA MILLER & SMITH) PADA LANSIA DI KELURAHAN KEDUNGWUNI TIMUR KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Multi krisis yang menimpa masyarakat dewasa ini merupakan salah satu pemicu yang menimbulkan stres, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI Yudha Indra Permana & Ida Untari Akper PKU Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Masa reproduksi adalah masa yang penting bagi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR 892 TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR * Yourisna Pasambo * Dosen Tetap Akademi Keperawatan Sandi Karsa

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA Merry Tiyas Anggraini, Afiana Rohmani Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE Abdul Gafar, Hendri Budi (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

Lebih terperinci

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Christine Handayani Siburian*, Sri Eka Wahyuni** * Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan

Lebih terperinci

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PROVINSI RIAU TAHUN 2014 ALINI Dosen STIKes Tuanku

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA Oleh M. Kusumastuty 1, O. Cahyaningsih 2, D.M. Sanjaya 3 1 Dosen Prodi D-III Kebidanan STIKES

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS (TB) DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN TB PARU DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS (TB) DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN TB PARU DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS (TB) DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN TB PARU DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Rina Nuraeni ABSTRAK Tuberkulosis (TB atau TBC) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Dengan adanya sistem kesehatan ini tujuan pembangunan dapat tercapai efektif,

Lebih terperinci

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan

Lebih terperinci

BUDI HARTOYO NIM G2B Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

BUDI HARTOYO NIM G2B Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Perawat dalam Melakukan Asuhan Keperawatan pada Pasien Flu Burung di Ruang EID dan ICU RSUP Dr. Kariadi Semarang BUDI HARTOYO NIM G2B385 Program Studi

Lebih terperinci

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES LAELATUL MUBASYIROH INTISARI Kehamilan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT Volume 3, Edisi 1, Juli 2010 ISSN 2085-0921 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI Tri Sulistyarini, A.Per

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN Iis Suwanti Program Studi Keperawatan, Akademi Keperawatan Dian Husada Mojokerto Email : iis_suwanti@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN BELAJAR KLINIK DENGAN KECEMASAN MAHASISWA SAAT PRAKTEK KLINIK DI RSJD DR AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN BELAJAR KLINIK DENGAN KECEMASAN MAHASISWA SAAT PRAKTEK KLINIK DI RSJD DR AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN BELAJAR KLINIK DENGAN KECEMASAN MAHASISWA SAAT PRAKTEK KLINIK DI RSJD DR AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Dwi Indah Iswanti 1 ; Kanthi Suratih 2 ; Wenni Winasti 3 1,2,3

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan desain penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dengan menggunakan metode deskriptif korelasional, yaitu menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013 1 Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Hubungan Motivasi Kerja terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Lebih terperinci

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU

Lebih terperinci

PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENERAPAN PRINSIP PERAWATAN ATRAUMATIK DI RUANG IBNU SINA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENERAPAN PRINSIP PERAWATAN ATRAUMATIK DI RUANG IBNU SINA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENERAPAN PRINSIP PERAWATAN ATRAUMATIK DI RUANG IBNU SINA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Anindiansari Pratiwi STIKES Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT Atraumatic care is the important

Lebih terperinci

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN Hariyadi,S.Kp.,M.Pd (Prodi Keperawatan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Lebih terperinci

HUBUNGAN DAMPAK HOSPITALISASI ANAK DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA DI IRINA E ATAS RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

HUBUNGAN DAMPAK HOSPITALISASI ANAK DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA DI IRINA E ATAS RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO HUBUNGAN DAMPAK HOSPITALISASI ANAK DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA DI IRINA E ATAS RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Mia Audina Franly Onibala Ferdinand Wowiling Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Dewi Winahyu. *) Dera Alfiyanti **), Achmad Solekhan ***)

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER Fitriana Putri fitput81@gmail.com Susi Wahyuning Asih fikes@unmuhjember.ac.id Dian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1. Karakteristik Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas 1.1 Definisi Spiritualitas 1.2 Karakteristik Spiritualitas 1.3

Lebih terperinci