PENGGUNAAN DATA PILOT BALON UNTUK KAJIAN POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU DI PULAU BAWEAN
|
|
- Deddy Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ProsedingSeminarNasionalFisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale SawalaKampusUniversitasPadjadjaran, Jatinangor PENGGUNAAN DATA PILOT BALON UNTUK KAJIAN POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU DI PULAU BAWEAN SUGIARTO *, ABDUS SALAM AL ROZY, AZIZ SETIA AJI, LUH NOVITA ARI WARDANI Prodi Instrumentasi, Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jl. Perhubungan I No. 5, Komplek BMKG Pondok Betung, Pondok Aren, Tangerang Selatan Abstrak. Salah satu permasalahan yang ada di Pulau Bawean adalah ketersediaan enegi listrik. Saat ini listrik di Pulau Bawean dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG). PLTMG yang ada di Pulau Bawean hanya mampu menghasilkan daya maksimum kw dan hanya beroperasi pada malam hari. Sedangkan beban puncak pemakaian listrik mencapai kw sehingga diperlukan alternatif pembangkit listrik untuk mencukupi kebutuhan listrik di Pulau Bawean. Tulisan ini bertujuan menunjukkan potensi penggunaan pembangkit listrik tenaga bayu yang berupa kite power berdasarkan data angin udara atas dari pengamatan pilot balon. Berdasarkan data pilot balon tahun 2014, rata-rata angin dengan ketinggian 1 km di Pulau Bawean tercatat 20 knot dan kecepatan maksimum 81 knot. Kecepatan tersebut telah melampaui ambang batas minimum angin untuk menghasilkan energi listrik yaitu 6,61 10,5 knot. Kata kuci : listrik, bawean, tenaga bayu, kite power, pilot balon Abstract. One of the problems that exist on the Island of Bawean is the availability of electrical energy. Nowadays, in Bawean, the electricity is generated by the gas engine power plant (PLTMG). It only able to produce kw of the maximum power and operate in the night only. Whereas the electricity peak load reach kw so that the alternatif of power plant is needed. This paper aims to show the potential of kite power power plant usage based on pilot balloon s data in 2014, the average wind with the height of 1 km was 20 knots and the maximum speed was 81 knots. The speed has exceeded the minimum threshold of wind to generate electrical energy which is 6.61 to 10.5 knots. Kata kuci : electricity, bawean, wind energy, kite power, pilot balloon 1. Pendahuluan Angin adalah massa udara yang bergerak baik secara horizontal maupun secara vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis. Perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan yang lain akan mengakibatkan bergeraknya massa udara. Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung dari udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Akan tetapi, rotasi bumi menimbulkan gaya yang mempengaruhi arah pergerakan angin. Pengaruh perputaran bumi terhadap arah angin disebut pengaruh Coriolis (Lakitan, 2002). Pengambilan data angin dapat dilakukan dengan menggunakan anemometer maupun skala beaufort untuk * giarto94@gmail.com 1
2 2 Sugiarto dkk angin permukaan, rawindsonde dan pilot balon untuk udara atas. Pilot balon sendiri merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengukur angin udara atas dengan menganalisa pegerakan balon yang diterbangkan. Salah satu teknologi yang dapat digunakan dalam konversi angin menjadi energi listrik adalah PLTB dengan sistem kite power. Kite power merupakan suatu teknologi pemanfaatan angin udara atas sebagai pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Layang-layang digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga generator dapat menghasilkan energi listrik. Negara-negara maju saat ini sudah banyak yang memanfaatkan angin sebagai sumber energi. Namun, Indonesia sebagai negara yang terletak di khatulistiwa belum sepenuhnya memanfaatkan potensi angin sebagai sumber energi terutama dalam mengatasi krisis energi di beberapa daerah seperti Pulau Bawean. Bawean adalah salah satu Pulau di Indonesia yang mengalami krisis listrik, dimana pasokan energi listrik saat ini hanya diproduksi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) yang mengandalkan pasokan gas dari Pulau Jawa sebagai bahan bakar utama generator. Dalam penelitian ini akan dilakukan kajian kemungkinan penggunaan teknologi kite power mengunakan data angin pilot balon dalam mengatasi krisis listrik yang terjadi di Pulau Bawean. 2. Metode Penelitian Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan pengambilan, pengolahan data, dan analisa pengamatan angin udara atas Pulau Bawean yaitu mengambil nilai maksimum, minumum, dan rata-rata. Untuk mendapatkan daya listrik yang dihasilkan, maka penulis menggunakan persamaan energi kinetik angin E = 1 2 mv2... persamaan 1 Jika m diubah dengan persamaan m = ρav... persamaan 2 Maka energi angin dengan asumsi efisiensi mesin sebesar 100% yang dihasilkan persatuan waktu P = 1 2 ρav3... persamaan 3 Jika nilai efisiensi mesin bukan 100% maka P hasil = η 1 mesin 2 ρav 3... persamaan 4 Data kecepatan angin dimasukkan ke dalam persamaan 4, sehingga dihasilkan daya yang dihasilkan oleh generator. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Kondisi Listrik Bawean Pulau Bawean adalah salah satu pulau kecil di Indonesia yang masih kekurangan pasokan listrik untuk menunjang kegiatan hariannya. Beban puncak pemakaian
3 Penggunaan Data Pilot Balon untuk Kajian Potensi Pembangkit Listrik tenaga Bayu di Pulau Bawean 3 listrik oleh masyarakat Pulau Bawean mencapai 4,5 MW setiap harinya. Saat ini listrik dari pulau bawean dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG-CNG) dengan masing-masing pembangkit listriknya memiliki kapasitas produksi 1500 KW. Hal ini sangat membantu dalam pemenuhan kebutuhan pasokan listrik di pulau tersebut. Namun ketika terjadi lonjakan kenaikan harga gas bumi yang sejalan dengan menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah, maka biaya pembelian bahan bakar untuk PLTMG-CNG ini menjadi lebih besar. Kenaikan harga bahan bakar membuat pembangkit gas di Pulau Bawean kini hanya diaktifkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan konsumsi listrik pada saat beban puncak yang mencapai kw. Dari pukul hingga pukul 22.00, pembangkit gas hanya ditarget menyuplai sebanyak kw. Setelah melewati beban puncak, suplai listrik dari PLTMG-CNG terus dikurangi, hingga hanya 550 kw pada pukul hingga pukul Hal ini berarti naik turunnya harga bahan bakar sangat mempengaruhi pasokan listrik yang didapat oleh masyarakat setempat. Pada awal pengoperasian PLTMG-CNG ini, PLN mampu menghemat biaya bahan bakar hingga Rp. 1,5 milyar per bulannya dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Melihat kondisi melemahnya nilai tukar rupiah, penghematan biaya bahan bakar oleh PLN menimbulkan masalah baru, maka perlu adanya suatu terobosan untuk membangun pembangkit listrik terbarukan yang tentunya memiliki biaya pengoperasian lebih murah dengan pemanfaatan potensi alam yang ada di Pulau Bawean Pembangkit Listrik Tenaga Layang Salah satu sistem yang dapat digunakan dalam menghasilkan energi listrik adalah menggunakan kite power. Kite power adalah sebutan untuk sebuah teknologi pembangkit listrik tenaga angin dengan menggunakan layang-layang. Dalam konversi angin menjadi energi listrik, angin udara atas memiliki potensi karena tingkat kekuatannya berbeda dengan angin permukaan. Pada sistem kite power semakin kuat angin udara atas maka kapasitas energi listrik yang dihasilkan semakin besar. Pada ketinggian terbang 500 meter potensi listrik yang dapat dihasilkan mencapai kilowatt. Namun dalam kebutuhan listrik yang mencapai skala megawatt ketinggian terbang layang-layang harus diatur pada ketinggian 8 kilometer dari permukaan tanah untuk mendapatkan angin dengan kecepatan yang tinggi dan stabil. Tabel 1. Tabel Skala Beaufort Kelas Angin Kecepatan Angin (Knot) Kondisi Alam di Daratan 1 <1 Asap naik secara vertikal Angin tenang, asap lurus ke atas Asap bergerak mengikuti arah angin
4 4 Sugiarto dkk Wajah terasa dingin, daun bergoyang pelan, petunjuk arah angin bergerak Debu jalan, kertas beterbangan, ranting pohon bergoyang Ranting pohon bergoyang, bendera berkibar Rating pohon besar bergoyang, air plumpang berombak kecil Ujung pohon melengkung, hembusan angin terasa di telinga Dapat mematahkan ranting pohon, jalan berat melawan arah angin Mematahkan ranting pohon, rumah rubuh Dapat merubuhkan pohon Menimbulkan kerusakan parah 13 >64 Tornado Kelebihan PLTB dengan sistem kite power adalah dapat memanen potensi angin kecepatan tinggi yang pada umumnya terletak pada udara atas. Angin kelas 1-13 dapat ditemukan pada udara atas tanpa harus ada kejadian yang berarti dibadingkan teknologi kincir angin yang hanya menangkap angin permukaan antara kelas angin 3-8. Layang-layang terbang bermanuver membentuk angka delapan dengan kecepatan sekitar knot, tergantung dari kecepatan angin. Karena adanya daya tarik tinggi dari layang-layang tersebut, gulungan tali yang berada di daratan berputar dengan cepat. Sehingga, generator yang terhubung dengan gulungan tersebut ikut berputar dan menghasilkan energi listrik. Setelah panjang tali mencapai batas maksimal, posisi layang-layang berubah dari menangkap angin (melawan arah angin) menjadi sejajar dengan arah angin. Perubahan posisi tersebut dilakukan untuk mengurangi daya tarik layang-layang sehingga mempermudah proses penarikan. Penarikan layang-layang dilakukan dengan menggulung kembali tali menggunakan generator yang difungsikan sebagai motor. Seluruh proses tersebut merupakan sebuah siklus dan dilakukan secara terus menerus. Untuk meningkatkan potensi daya yang dihasilkan PLTB maka parameter yang dapat diubah oleh manusia adalah luasan layang-layang dan efisiensi mesin. Luasan layang-layang sangat mempengaruhi besar kecepatan angin yang akan ditangkap, sehingga makin besar layang-layang maka semakin besar kecepatan angin yang dapat ditangkap. Dengan memodifikasi bentuk layang-layang agar apabila memperluas layang-layang, kerangka tetap kuat untuk mempertahankan layang-layang agar tidak rusak mengingat kecepatan angin udara atas lebih besar dari angin udara permukaan. Mesin generator harus didesain agar mendekati efisiensi 100% sehingga semua daya dapat dimanfaatkan tanpa adanya kehilangan daya Analisis Data Pilot Balon Pulau Bawean Tahun 2014 Pada tahun 2014, Pulau Bawean memiliki kecepatan rata-rata tertinggi pada bulan Januari dan bulan September. Ketika bulan Januari terdapat kecepatan tertinggi dalam satu tahun, sebesar 81 knot pada ketinggian 1 km. Berdasarkan skala
5 Penggunaan Data Pilot Balon untuk Kajian Potensi Pembangkit Listrik tenaga Bayu di Pulau Bawean 5 beaufort, hanya angin kelas 3 ke atas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan daya. Terdapat 5 bulan yang memiliki kecepatan angin kelas 1 hingga tiga,. Secara keseluruhan, rata-rata kecepatan angin tiap bulan pada tahun 2014 melebihi 5 knot kecuali pada bulan April, sehingga untuk tiap bulannya angin memiliki potensi untuk memberikan energi. Tabel 2. Data Angin Bulanan 2014 Pada Ketinggian 1 km Bulan Minimum (knot) Maksimum (knot) Rata-rata (knot) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Pola Perubahan kecepatan angin udara atas pada tahun 2014 seperti pada gambar dibawah, Gambar 1. Grafik Kecepatan Angin Tahun 2014 Bahwa kecepatan angin semakin naik seiring dengan bergesernya bulan ke sebelah kanan. Sedangkan setelah Januari kecepatan angin cenderung menurun hingga bulan April. Kecepatan angin di Pulau Bawean didominasi dari arah barat. Berdasarkan premi tersebut dapat disimpulkan bahwa angin muson barat sangat mempengaruhi kecepatan angin pada pulau bawean sehingga kecepatan angin
6 6 Sugiarto dkk pada saat terjadi muson barat relatif lebih kencang dibandingkan saat terjadi angin muson timur. Namun, berdasar grafik, terjadi sebuah anomali yaitu penurunan kecepatan angin pada bulan November yang cukup signifikan. Secara meteorologi, el-nino melemahkan sirkulasi muson yang mengakibatkan pada kecepatan angin. Ketika el-nino telah berakhir (bulan Desember) maka kecepatan angin mulai naik. Dengan adanya pemanasan globlal yang semakin tinggi tentu saja berdampak pada siklus musim Indonesia. Dengan menggunakan data kecepatan angin tahun 2014 kedalam persamaan 4 dengan efisiensi mesin generator sebesar 100% dan luasan layang-layang sebesar 25 m 2 (Luas Layang-layang yang dijual pada umumnya) maka didapatkan daya yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga layang-layang. Tabel 3. Daya Bulanan Pada bulan Januari dan September, pembangkit listrik tenaga layang-layang mampu menghasilkan daya hingga 54 kwatt. Dengan asumsi terdapat 30 PLTB dapat menghasilkan daya setara dengan PLTMG. Berdasarkan asumsi tersebut, pembangkit listrik tenaga bayu dapat membantu untuk memenuhi kekurangan daya pada saat puncak beban pemakain sehingga menekan jumlah pemakaian bahan bakar fosil pada pembangkit listrik tenaga mesin gas. Dengan menggunakan data angin udara atas tahun 2014 dapat ditentukan pada bulan-bulan sedikit angin untuk memaksimalkan penggunaan PLTMG dan PLTB secara beriringan. Pada bulan panen angin, maka pemakaian PLTB sangat efektif untuk digunakan. Pemerintah dapat memprediksi sehingga dapat membeli pasokan bahan bakar untuk bulan-bulan sedikit angin dari jauh-jauh hari, terutama ketika harga dunia sedang turun. 4. Kesimpulan Bulan Daya (kwatt) Januari 54 Februari 7 Maret 2 April 1 Mei 9 Juni 13 Juli 20 Agustus 27 September 54 Oktober 40 November 5 Desember 12 Berdasarkan kajian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Pulau Bawean masih kekurangan pasokan listrik untuk menunjang kegiatan harian. Penggunaan PLTMG menjadikan naik turunnya harga bahan bakar sebagai faktor yang mempengaruhi pasokan listrik yang didapat oleh masyarakat setempat. Perlu
7 Penggunaan Data Pilot Balon untuk Kajian Potensi Pembangkit Listrik tenaga Bayu di Pulau Bawean 7 adanya alternatif untuk menghemat bahan bakar PLTMG. Kelebihan PLTB adalah dapat memanen potensi angin kecepatan tinggi yang pada umumnya terletak pada udara atas. Untuk meningkatkan potensi daya yang dihasilkan PLTB maka parameter yang dapat diubah oleh manusia adalah luasan layang-layang dan efisiensi mesin. Berdasarkan data angin udara atas tahun 2014 yang telah diolah dapat disimpulkan bahwa Pulau Bawean memiliki potensi angin terbesar pada bulan Januari dan bulan September. Pola angin udara atas dipengaruhi oleh angin muson barat dan el nino. Dengan mengetahui pola angin udara atas, pemerintah dapat menentukan kebijakan untuk membeli bahan bakar. Daya maksimum yang dapat dihasilkan pada tahun 2014 sebesar 54kWatt. Ucapan terima kasih Terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada pihak Sekolah Tinggi Meteorologi dan Geofisika (STMKG) antara lain Dr.Suko Prayitno Adi, M.Si Agus Tri Susanto, M.T, dan Ir. Djoko Prabowo, M.Si, Staff BMKG Majene Dedi Sunardi, Staff Stasiun Meteorologi Sangkapura Bawean Nanda Alfuadi atas kerjasamanya dalam penelitian penggunaan data pilot balon dalam kajian potensi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu di Pulau Bawean. DaftarPustaka 1. Artikanur. S, Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika 78 85, Juni Kadir Energi Angin. Dalam: Energi. Jakarta: UI-Press. 4. Latif. M, Jurnal Rekayasa Elektrik, , April WMO, 2008, Guide to Meteorological Instrument and Method of Observation, WMO-No.8, 2008 edition updated in 2010, Geneva-Switzerland: Secretariat of WMO.
Z. Sya diyah/bimafika, 2014, 11, ANALISIS POTENSI ANGIN WILAYAH AMBON SEBAGAI ALTERNATIF ENERGI TERBARUKAN BERBASIS WIND ENERGY
Z. Sya diyah/bimafika, 04,, 66-670 ANALISIS POTENSI ANGIN WILAYAH AMBON SEBAGAI ALTERNATIF ENERGI TERBARUKAN BERBASIS WIND ENERGY Zumrotus Sya diyah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Diterima 8-08-04;
Lebih terperinciANALISIS POTENSI ANGIN KELUARAN TAPM (THE AIR POLLUTION MODEL) V UNTUK ENERGI ANGIN DI TIMIKA- PAPUA
ANALISIS POTENSI ANGIN KELUARAN TAPM (THE AIR POLLUTION MODEL) V. 3.1.7 UNTUK ENERGI ANGIN DI TIMIKA- PAPUA Iis Sofiati dan Sumaryati Bidang Pengkajian Ozon dan Polusi udara - Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer
Lebih terperinciAnalisa Kecepatan Angin Menggunakan Distribusi Weibull di Kawasan Blang Bintang Aceh Besar
Analisa Kecepatan Angin Menggunakan Distribusi Weibull di Kawasan Blang Bintang Aceh Besar Wind Speed Analysis using Weibull Distribution in the Region Blang Bintang Aceh Besar Khairiaton, Elin Yusibani*
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI ENERGI ANGIN DI WILAYAH KALIMANTAN BARAT
KAJIAN POTENSI ENERGI ANGIN DI WILAYAH KALIMANTAN BARAT Firsta Zukhrufiana S. *, Auliya a Hajar F, Wandayantolis Stasiun Klimatologi Mempawah Kalimantan Barat *Email : firstabmkg@gmail.com ABSTRAK Sebagai
Lebih terperinciEnergi angin (Wind Energy) Hasbullah, S.Pd., MT
Energi angin (Wind Energy) Hasbullah, S.Pd., MT Dasar Energi Angin Semua energi yang dapat diperbaharui dan berasal dari Matahari. (kecuali.panas bumi) Matahari meradiasi 1,74 x 1.014 kilowatt jam energi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Angin Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah. Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh perbedaan suhu
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI ENERGI ANGIN DI WILAYAH SULAWESI DAN MALUKU STUDY OF WIND ENERGY POTENCY IN SULAWESI AND MALUKU
KAJIAN POTENSI ENERGI ANGIN DI WILAYAH SULAWESI DAN MALUKU STUDY OF WIND ENERGY POTENCY IN SULAWESI AND MALUKU M. Najib Habibie, Achmad Sasmito, Roni Kurniawan Puslitbang BMKG, Jl. Angkasa I/No.2 Kemayoran,
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).
BAB II TEORI DASAR 2.1 Energi Angin Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah.
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI ENERGI ANGIN DI DAERAH KAWASAN PESISIR PANTAI SERDANG BEDAGAI UNTUK MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK
KAJIAN POTENSI ENERGI ANGIN DI DAERAH KAWASAN PESISIR PANTAI SERDANG BEDAGAI UNTUK MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK Ilmi Abdullah 1, Jufrizal Nurdin 2*, Hasanuddin 3 1,2,3) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciMODEL PREDIKSI GELOMBANG TERBANGKIT ANGIN DI PERAIRAN SEBELAH BARAT KOTA TARAKAN BERDASARKAN DATA VEKTOR ANGIN. Muhamad Roem, Ibrahim, Nur Alamsyah
Jurnal Harpodon Borneo Vol.8. No.1. April. 015 ISSN : 087-11X MODEL PREDIKSI GELOMBANG TERBANGKIT ANGIN DI PERAIRAN SEBELAH BARAT KOTA TARAKAN BERDASARKAN DATA VEKTOR ANGIN 1) Muhamad Roem, Ibrahim, Nur
Lebih terperinciANALISIS POTENSI ENERGI ANGIN DALAM MENDUKUNG KELISTRIKAN KAWASAN PERBATASAN STUDI KASUS : DESA TEMAJUK KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS
ANALISIS POTENSI ENERGI ANGIN DALAM MENDUKUNG KELISTRIKAN KAWASAN PERBATASAN STUDI KASUS : DESA TEMAJUK KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS M. Husni Tambrin D0110702 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciPEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN A. Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya dengan potensi sumber daya alamnya terutama energi, baik yang berasal dari hasil tambang, air dan udara. Berdasarkan jenisnya
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI TENAGA GELOMBANG LAUT SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI PERAIRAN MALANG SELATAN
ABSTRAK KAJIAN POTENSI TENAGA GELOMBANG LAUT SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI PERAIRAN MALANG SELATAN Tri Alfansuri [1], Efrita Arfa Zuliari [2] Jurusan Teknik Elektro, [1,2] Email : tri.alfansuri@gmail.com
Lebih terperinciBAB I LANDASAN TEORI. 1.1 Fenomena angin
BAB I LANDASAN TEORI 1.1 Fenomena angin Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara dengan arah aliran angin dari tempat yang memiliki tekanan lebih tinggi ke tempat yang bertekanan
Lebih terperinciKAJIAN KELAYAKAN POTENSI ENERGI ANGIN PADA KAWASAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK UNTUK DIMANFAATKAN MENJADI ENERGI LISTRIK
KAJIAN KELAYAKAN POTENSI ENERGI ANGIN PADA KAWASAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK UNTUK DIMANFAATKAN MENJADI ENERGI LISTRIK Ryski D01107026 Jurusan Teknik Elektro, Fakutas Teknik Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Salah satu kebutuhan energi yang tidak
Lebih terperinciPENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo
PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENGARUH VARIASI JUMLAH STAGE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS TIPE- L Krisna Slamet Rasyid, Sudarno, Wawan Trisnadi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Turbin Angin Turbin angin adalah suatu sistem konversi energi angin untuk menghasilkan energi listrik dengan proses mengubah energi kinetik angin menjadi putaran mekanis rotor
Lebih terperinciDesain Turbin Angin Sumbu Horizontal
Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal A. Pendahuluan Angin merupakan sumberdaya alam yang tidak akan habis.berbeda dengan sumber daya alam yang berasal dari fosil seperti gas dan minyak. Indonesia merupakan
Lebih terperinciE =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin
BAB II TEORI DASAR 2.1 Energi Angin Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah.
Lebih terperinciPengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan
Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan Agus Sifa a, Casiman S b, Habib Rizqon H c a Jurusan Teknik Mesin,Politeknik Indramayu,Indramayu
Lebih terperinciDESAIN DAN UJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN ABSTRACT
JURNAL AUSTENIT VOLUME 3, NOMOR 2, OKTOBER 2011 DESAIN DAN UJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Dalom Staf Edukatif Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139
Lebih terperinciPRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL
PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto Dosen Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal E-mail : soebyakto@gmail.com ABSTRAK Tenaga angin sering disebut sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya konsumsi bahan bakar khususnya bahan bakar fosil sangat mempengaruhi peningkatan harga jual bahan bakar tersebut. Sehingga pemerintah berupaya mencari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Angin Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara, ketinggian dan temperatur. Semakin besar
Lebih terperinciEFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH
EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH Abstrak Dalam meningkatkan rasio elektrifikasi nasional, PLN telah melakukan banyak upaya untuk mencapai target yang
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL
ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL Yeni Yusuf Tonglolangi Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin, UKI Toraja email: yeni.y.tonglolangi@gmail.com Abstrak Pola
Lebih terperinciYogia Rivaldhi
Tugas Akhir (MN091382) Yogia Rivaldhi 4107100066 ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PEMASANGAN WIND TURBINE SEBAGAI PENGHASIL DAYA UNTUK SISTEM PENERANGAN PADA KAPAL TANKER 6500 DWT Dosen Pembimbing : Ahmad Nasirudin,
Lebih terperinciPeramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins
Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins Ari Pani Desvina 1, Melina Anggriani 2,2 Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR.
Lebih terperinciSIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT
SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT Martono Divisi Pemodelan Iklim, Pusat Penerapan Ilmu Atmosfir dan Iklim LAPAN-Bandung, Jl. DR. Junjunan 133 Bandung Abstract: The continuously
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang tersimpan dalam arus listrik, dimana energi listrik ini di butuhkan peralatan elektronik agak mampu bekerja seperti kegunaannya. Sehingga
Lebih terperinciJurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 1, April 2012 ISSN
PENJADWALAN OPTIMAL OPERASI UNIT UNIT PEMBANGKIT UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BEBAN DITINJAU DARI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR (Studi Kasus Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Kefamenanu, Timor Tengah Utara ) Agusthinus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan sumber energi yang sangat dibutuhkan dalam kelangsungan hidup pada saat ini. Dengan berkembangnya teknologi yang ada di dunia berbanding lurus dengan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012 Nur Aklis, H mim Syafi i, Yunika Cahyo Prastiko, Bima Mega Sukmana Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, penggunaan sumber energi fosil tak pelak lagi merupakan sumber energi utama yang digunakan oleh umat manusia. Dalam penggunaan energi nasional di tahun
Lebih terperinciPROGAM KREATIFITAS MAHASISWA PKM-GT
5 PROGAM KREATIFITAS MAHASISWA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DENGAN AUTOGYRO PLANE PKM-GT Diusulkan oleh: Faizin Adi Nugroho (5201409075/2009) Nur Rohman Arif (5201410017/2010) Eva Wakhid D (5201409033/2009)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari senyawa kimia ini dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat air bagi kehidupan kita antara
Lebih terperinciBAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG
BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG 2007-2016 Dari keterangan pada bab sebelumnya, dapat dilihat keterkaitan antara kapasitas terpasang sistem pembangkit dengan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA RODA AIR ALIRAN BAWAH SUDU LENGKUNG 180 o UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK
PROS ID I NG 2 0 1 3 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK ANALISIS KINERJA RODA AIR ALIRAN BAWAH SUDU LENGKUNG 180 o UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik pada saat ini merupakan sumber energi yang sangat dibutuhkan dalam kelangsungan hidup. Dengan berkembangnya teknologi yang ada di dunia berbanding lurus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan energi, khususnya energi listrik di Indonesia, merupakan bagian tak terpisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari seiring dengan pesatnya
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PROFIL DAN JUMLAH SUDU PADA VARIASI KECEPATAN ANGIN TERHADAP DAYA DAN PUTARAN TURBIN ANGIN SAVONIUS MENGGUNAKAN SUDU PENGARAH DENGAN LUAS SAPUAN ROTOR 0,90 M 2 SKRIPSI Skripsi
Lebih terperinciMETEOROLOGI LAUT. Sirkulasi Umum Atmosfer dan Angin. M. Arif Zainul Fuad
METEOROLOGI LAUT Sirkulasi Umum Atmosfer dan Angin M. Arif Zainul Fuad Cuaca berubah oleh gerak udara, gerak udara disebabkan oleh berbagai gaya yang bekerja pada partikel udarayg berasal dari energi matahari
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA DI PULAU SEBESI LAMPUNG SELATAN
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA DI PULAU SEBESI LAMPUNG SELATAN TESIS HERLINA 0706305305 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM MAGISTER
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Literatur Beberapa penelitian yang telah melakukan penelitian terkait ilmu yang menyangkut tentang turbin angin, antara lain: Bambang setioko (2007), Kenaikan harga BBM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan
Lebih terperinciBAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik
BAB I 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan energi yang hampir tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan manusia pada saat ini adalah kebutuhan energi listrik. Banyak masyarakat aktifitasnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2006 lalu, Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 5 mengenai Kebijakan Energi Nasional yang bertujuan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam
Lebih terperinciGeografi. Kelas X ATMOSFER IV KTSP & K-13. I. Angin 1. Proses Terjadinya Angin
KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER IV Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami proses terjadinya angin dan memahami jenis-jenis angin tetap
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dapat dibangun apabila terdapat debit air dan tinggi jatuh yang cukup sehingga kelayakannya dapat tercapai.
Lebih terperinciPengaturan Pencahayaan Ruangan Menggunakan Sinar Matahari
Pengaturan Pencahayaan Ruangan Menggunakan Sinar Matahari Achmad Lukman, Eru Puspita,S.T,M.Kom Jurusan Teknik Elektronika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Energi listrik digunakan dalam kehidupan masyarakat yang hanya berkapasitas rendah sampai ke dunia Industri dalam
Lebih terperinciKATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP
PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas berkat dan rahmat Nya kami dapat menyusun laporan dan laporan Prakiraan Musim Kemarau 2016 di wilayah Propinsi Banten
Lebih terperinciKONVERSI ENERGI ANGIN MENJADI ENERGI LISTRIK DALAM SKALA LABORATORIUM
KONVERSI ENERGI ANGIN MENJADI ENERGI LISTRIK DALAM SKALA LABORATORIUM Febrielviyanti*, Maksi Ginting, Zulkarnain Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Energi Angin Energi angin berasal dari matahari melalui reaksi fusi nuklir hidrogen (H) menjadi helium (He) pada inti matahari. Reaksi ini menimbulkan panas dan radiasi elektromagnetik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Alam menyediakan begitu banyak energi. Potensi sumber daya alam dapat digunakan untuk kebutuhan dan kepentingan manusia. Menurut proses pembentukannya, sumber daya
Lebih terperinciPENGARUH ANGIN PADA BANGUNAN. 1. Perbedaan suhu yang horisontal akan menimbulkan tekanan.
PENGARUH ANGIN PADA BANGUNAN DEFINISI Angin adalah udara yang bergerak karena bagian-bagian udara didorong dari daerah bertekanan tinggi (suhu dingin) ke daerah yang bertekanan rendah (suhu panas). Perbedaan
Lebih terperinciPEMANFAATAN WRF-ARW UNTUK SIMULASI POTENSI ANGIN SEBAGAI SUMBER ENERGI DI TELUK BONE
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol. 05, No. 02 (2015) 17 23 Departemen Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran PEMANFAATAN WRF-ARW UNTUK SIMULASI POTENSI ANGIN SEBAGAI SUMBER ENERGI DI TELUK BONE ANGGI
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA TURBIN AIR KAPASITAS 81,1 MW UNIT 1 PADA BEBAN NORMAL DAN BEBAN PUNCAK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM POWER PLANT
ANALISIS UNJUK KERJA TURBIN AIR KAPASITAS 81,1 MW UNIT 1 PADA BEBAN NORMAL DAN BEBAN PUNCAK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM POWER PLANT LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Informasi Umum 4.1.1 Profil Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak antara 07
Lebih terperinciPENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS
PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS Sefta Risdiara 1), Chalilillah Rangkuti 2) 1 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciPengembangan Program Komputer untuk Pemilihan Kincir Angin Pembangkit Tenaga Listrik di Pedesaan
Technical Paper Pengembangan Program Komputer untuk Pemilihan Kincir Angin Pembangkit Tenaga Listrik di Pedesaan Development of the Computer Program for Selecting Windmills-Generated Electric Power in
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEJADIAN PUTING BELIUNG DENGAN MENGGUNAKAN RADAR CUACA DOPPLER C-BAND DI LOMBOK
IDENTIFIKASI KEJADIAN PUTING BELIUNG DENGAN MENGGUNAKAN RADAR CUACA DOPPLER C-BAND DI LOMBOK Kadek Setiya Wati 1, Maria Carine P.A.D.V 2, Joko Raharjo 3 1,2,3 Prakirawan Stasiun Meteorologi Selaparang-BIL
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI ANGIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin berkembang menjadi kebutuhan yang tak terpisahkan dari kebutuhan masyarakat sehari-hari seiring
Lebih terperinciV. NERACA ENERGI LISTRIK DI NUSA PENIDA
V. NERACA ENERGI LISTRIK DI NUSA PENIDA Neraca energi listrik menggambarkan tingkat pemenuhan kebutuhan listrik yang dicerminkan oleh keseimbangan antara permintaan dan penyediaan daya listrik di wilayah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan potesi energi terbarukan saat ini semakin banyak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanfaatan potesi energi terbarukan saat ini semakin banyak mendapatkan perhatian di kalangan ilmuan maupun di sektor industri. Hal ini disebabkan karena timbulnya
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun menyebabkan kebutuhan energi listrik semakin meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN : ANGIN
POKOK BAHASAN : ANGIN ANGIN ANGIN Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang angin, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari pulau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari 17.504 pulau (Wikipedia, 2010). Sebagai Negara kepulauan, Indonesia mengalami banyak hambatan dalam pengembangan
Lebih terperinciESTIMASI ENERGI LISTRIK BERDASARKAN PERBEDAAN KETINGGIAN MENGGUNAKAN ANALISIS WEIBULL DAN ANALISIS RAYLEIGH
G.8 ESTIMASI ENERGI LISTRIK BERDASARKAN PERBEDAAN KETINGGIAN MENGGUNAKAN ANALISIS WEIBULL DAN ANALISIS RAYLEIGH Surya Ahmadi *, Moh. Riski Ekocahya Farhandianto, Bayu Setia Pambudi, Triwahju Hardianto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini energi angin merupakan salah satu energi terbarukan yang mungkin akan terus dikembangkan di Indonesia. Hal ini disebabkan energi fosil yang mengalami keterbatasan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Kecepatan Angin dan Windrose Data angin dibutuhkan untuk menentukan distribusi arah angin dan kecepatan angin yang terjadi di lokasi pengamatan. Data angin yang digunakan
Lebih terperinciPembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik.
Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit ini dapat mengkonversikan energi angin menjadi
Lebih terperinciPola Angin Musiman di Perairan Malang Selatan, Jawa Timur
Pola Angin Musiman di Perairan Malang Selatan, Jawa Timur Supriyatno Widagdo Prodi Oseanografi Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 priwidagdo@gmail.com
Lebih terperinciSTASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE
STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM HUJAN LEBAT DAN ANGIN KENCANG DI SERUI TANGGAL 10 JANUARI 2017 OLEH : EUSEBIO ANDRONIKOS SAMPE, S.Tr NABIRE 2017 ANALISIS KEJADIAN CUACA
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak secara horizontal
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Angin Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak secara horizontal maupun secara vertikal dengan kecepatan bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis. Faktor
Lebih terperinciPerhitungan Potensi Energi Angin di Kalimantan Barat Irine Rahmani Utami Ar a), Muh. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b
Perhitungan Potensi Energi Angin di Kalimantan Barat Irine Rahmani Utami Ar a), Muh. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b a Program Studi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, b Program Studi Ilmu Kelautan,
Lebih terperinciUSAHA, ENERGI & DAYA
USAHA, ENERGI & DAYA (Rumus) Gaya dan Usaha F = gaya s = perpindahan W = usaha Θ = sudut Total Gaya yang Berlawanan Arah Total Gaya yang Searah Energi Kinetik Energi Potensial Energi Mekanik Daya Effisiensi
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISIS HUJAN STASIUN SEDANG METEOROLOGI &
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah manusia kemajuan-kemajuan besar dalam kebudayaan selalu diikuti oleh meningkatnya konsumsi energi. Salah satu sumber energi yang banyak digunakan
Lebih terperincirenewable energy and technology solutions
renewable energy and technology solutions PT. REKAYASA ENERGI TERBARUKAN Pendahuluan Menjadi perusahaan energi terbarukan terbaik di Indonesia dan dapat memasuki pasar global serta berperan serta membangun
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA
LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA Oleh : 1. Ir. Chris Timotius, MM Ketua 2. Drs. I Wayan Ratnata, ST, MPd Anggota 3. Drs. Yadi Mulyadi, MT Anggota
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI
Artikel Skripsi PENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri dan transportasi yang semakin pesat beberapa dekade ini berimbas pula kepada kebutuhan akan konsumsi energi. Untuk menunjang dalam beraktivitas,
Lebih terperinciPratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS
Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900
Lebih terperinciAnalisis Potensi Pembangkit Listrik Tenaga GAS Batubara di Kabupaten Sintang
38 Analisis Potensi Pembangkit Listrik Tenaga GAS Batubara di Kabupaten Sintang Dedy Sulistyono Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah kekayaan alam yang bernilai strategis dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya energi adalah kekayaan alam yang bernilai strategis dan sangat penting dalam mendukung keberlanjutan kegiatan pembangunan daerah khususnya sektor ekonomi.
Lebih terperinciPengaruh Angin Dan Kelembapan Atmosfer Lapisan Atas Terhadap Lapisan Permukaan Di Manado
JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 3 (1) 58-63 dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo Pengaruh Angin Dan Kelembapan Atmosfer Lapisan Atas Terhadap Lapisan Permukaan Di Manado Farid Mufti
Lebih terperinciPublikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin
Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018) ANALISA PENGARUH KECEPATAN ANGIN DAN LEBAR SUDU TERHADAP EFISIENSI TURBIN ANGIN SAVONIUS U Bayu Dwiyan
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI SUDUT BLADE ALUMINIUM TIPE FALCON TERHADAP UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbines (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT
ENGARUH ARIASI SUDUT BLADE ALUMINIUM TIE FALCON TERHADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbines (HAWT) DENGAN KAASITAS 500 WATT Erwin ratama 1,a,Novi Caroko 1,b, Wahyudi 1,c, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyediaan energi dimasa depan merupakan permasalahan yang senantiasa menjadi perhatian semua bangsa, karena bagaimanapun juga kesejahteraan manusia dalam kehidupan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:
RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM: 612008032 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program
Lebih terperinci1. Energi Surya 2. Energi Angin 3. Energi Air 4. Energi Biomassa
Selama ini banyak negara yang menggantungkan sumber energinya pada batubara, minyak bumi dan gas alam. Namun ketergantungan terhadap bahan bakar fosil menjadi masalah besar. Hal ini dikarenakan keterbatasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agro Klimatologi ~ 1
BAB I PENDAHULUAN Klimatologi berasal dari bahasa Yunani di mana klima dan logos. Klima berarti kemiringan (slope) yang diarahkan ke lintang tempat, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi definisi klimatologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan PT. Semen Padang. PT. Semen Padang memerlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan suatu kebutuhan utama dalam setiap aspek kehidupan. Energi listrik merupakan alat utama untuk menggerakkan aktivitas produksi suatu pabrik. Demikian
Lebih terperinciDAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRACT...
viii DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial didunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Proses perancangan suatu alat ataupun mesin yang baik, diperlukan perencanaan yang cermat dalam pendesainan dan ukuran. Teori teori yang berhubungan dengan alat yang dibuat perlu
Lebih terperinci