SITIA 2004 Department of Electrical Engineering ITS. ANALISA KINERJA edsl 400 UNTUK TRANSMISI SIMETRIS DAN ASIMETRIS MPEG-4 STREAMING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SITIA 2004 Department of Electrical Engineering ITS. ANALISA KINERJA edsl 400 UNTUK TRANSMISI SIMETRIS DAN ASIMETRIS MPEG-4 STREAMING"

Transkripsi

1 ANALISA KINERJA edsl 400 UNTUK TRANSMISI SIMETRIS DAN ASIMETRIS MPEG-4 STREAMING Achmad Affandi Djoko Suprajitno Gatot Kusraharjo Andi Bayu Manorian Laboratorium Jaringan Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro ITS Kampus ITS, Keputih Sukolilo, Surabaya ABSTRAK Layanan streaming multimedia sekarang ini menjadi salah satu content yang banyak diakses oleh pengguna internet. Salah satunya jenis adalah streaming multimedia yang mulai dikembangkan adalah MPEG-4 streaming yang membutuhkan bandwidth cukup lebar.teknologi DSL memungkinkan untuk mengirimkan layanan suara dan data melalui media kabel tembaga pada kecepatan tinggi. Salah satu perangkat yang menggunakan teknologi tersebut adalah edsl 400. Melalui pemanfaatan fitur-fitur yang tersedia pada EDSL 400 CU, yang berfungsi sebagai switching hub pada jaringan IP/DSL, maka dapat ditransmisikan MPEG-4 streaming pada PC Client yang terhubung pada jaringan ini. Selanjutnya perlu diuji kehandalan perangkat ini terhadap peningkatan jumlah client dan jumlah request untuk streaming MPEG-4 melalui perangkat ini. Metode pengujian yang digunakan adalah single playlist, baik pada kondisi asimetris dan asimetris. Dari desain dan pengujian yang dilakukan dapat dilihat bahwa bandwidth yang terukur adalah 1,6 pada mode simetris dan 2,8 pada mode asimetris. Selain itu juga terjadi kenaikan delay hingga 20 milidetik untuk kondisi multi client meskipun demikian video klip yang distreaming-kan dapat dinikmati dengan baik pada 30 frame per second. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jaringan DSL berbasis edsl 400 ini layak dijadikan solusi mengakses layanan multimedia menggunakan kabel tembaga sebagai media transmisi. 1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi terutama di bidang multimedia telah melahirkan berbagai aplikasi-aplikasi audio maupun video yang berbasis jaringan seperti media streaming, live video, video confrence dan lain sebagainya [1]. Berbagai layanan multimedia ini umumnya memerlukan bandwidth yang cukup lebar.contohnya MPEG-4 streaming yang membutuhkan bandwidth antara 64 kbps hingga 4 [2]. Meskipun demikian, media transmisi dari sentral menuju pelanggan yang banyak digunakan saat ini masih berupa kabel tembaga dengan menggunakan modem konvensional yang mempunyai laju data maksimum 56 kbps. Keterbatasan bandwidth ini menjadi kendala tersendiri unutk dapat menikmati layanan MPEG-4 streaming dengan baik. Solusi alternatif untuk permasalahan diatas adalah penerapan teknologi xdsl. Teknologi xdsl dapat mengirimkan layanan suara dan data melalui media kabel tembaga pada kecepatan tinggi.. Salah satu perangkat yang menggunakan teknologi tersebut adalah edsl 400. Untuk mendukung layanan berbasis MPEG-4 streaming dengan memanfaatkan kabel tembaga sebagai media transmisi, maka perlu dibangun sebuah jaringan IP/DSL yang handal. Melalui pemanfaatan fitur-fitur yang tersedia pada edsl 400 CU,yang berfungsi sebagai switching hub pada jaringan IP/DSL tersebut, maka dapat ditransmisikan MPEG-4 streaming pada PC client yang terhubung pada jaringan ini. 2. Teknologi DSL (Digital ) Teknologi DSL juga lebih sering dikenal dengan sebutan xdsl, dimana x merupakan variabel yang menunjukkan berbagai tipe dari DSL. Salah satu keuntungan yang ditawarkan dari penggunaan teknologi DSL ini adalah kemampuannya untuk dapat berada bersama-sama pada saluran yang sama dengan pelayanan komunikasi suara konvensional seperti POTS (Plain Old Telephony Service). 2.1 Tipe-tipe xdsl Dalam perkembangan DSL, terdapat beberapa jenis teknologi DSL yang berkembang. Pada Tabel 1 ditunjukkan perbandingan dari beberapa tipe xdsl yang ada. Tabel 1 Perbandingan tipe-tipe xdsl [3] Tipe DSL ADSL Deskripsi Asymmetric Digital ASYMMETRIC DSL Data Rate downstream upstream Jarak Maksimum 8 1 5,5 km 332

2 RAD SL G.Lite VDSL Tipe DSL Rate Adaptive DSL Splitterless ADSL Very high Digital Deskripsi 7 1 7,5 km 1,5 512 Kbps 7,5 km ,2 km SYMMETRIC DSL Data Rate downstream upstream Jarak Maksimum HDSL High-bit-rate Digital 1,54 1,54 3,65 km HDSL-2 HDSL 1,54 1,54 5,5 km SDSL Single-line Digital 2,3 2,3 6,7 km IDSL ISDN DSL 144 Kbps 144 Kbps 8 km. 2.2 Sistem edsl TM 400 dari nsys Technologies CO., LTD nsys Technologies CO,LTD menyediakan suatu produk yang disebut edsl TM 400 CU (Central Unit), yang dapat menyediakan suatu layanan akses broadband internet, berbasis teknologi EDSL. Teknologi EDSL (Ethernet DSL) merupakan jenis teknologi DSL dimana end user akan mengakses modem (SU/ Unit) melalui ethernet.[4] edsl TM 400 CU Central Unit (CU) dari edsl adalah pusat kontrol dari sistem edsl yang ditawarkan oleh Nsys Technology. CU menggunakan line telephone yang sudah ada pada jaringan telepon dan menyediakan akses telepon juga internet secara bersama. edsl TM 400 CU mempunyai keunggulan disisi harga dan instalasi jaringan dibandingkan dengan solusi akses internet broadband lainnya. Perangkat ini memiliki beberapa fitur antara lain : - Transmisi data berkepatan tinggi hingga 4 dengan jangkauan 1,2 km. - Dynamic Bandwidth Allocation yang membagi bandwidth upstream dan downstream secara asimetris, 3 upstream, 1 downstream. - Symmetric Bandwidth Allocation yang membagi bandwidth upstream dan downstream masing-masing 2. - Metode store and forward pada edsl 400 CU. - Manajemen jaringan menggunakan SNMP, GUI dan Web. - Mendukung VLAN dan filter MAC. - Menggunakan sepasang kawat. edsl TM 400 CU menyediakan transmisi data secara bersama-sama dengan layanan suara dengan jalur telepon yang secara umum telah dipasang di suatu kantor, hotel atau gedung-gedung lain. Model desainnya tampak pada gambar 1. Gambar 1 Layanan edsl 400 System Kecepatan transmisi data edsl TM 400 CU adalah 4 pada kedua arah transmisi dengan jarak 1,2 km, dan bandwidthnya dapat diatur menurut aturan berlangganan dari ISP. Lebih jauh lagi, dapat diterangkan bahwa pengaturan alokasi bandwidth juga dapat dilakukan untuk upload/download tergantung keadaan. 2.3 Teknologi MPEG-4 MPEG (Moving Picture Expert Group) adalah sebuah grup ahli yang didedikasikan membuat sebuah standard untuk audio dan video digital (ISO/IEC JTC1/SC29/WG11) [5]. Keanggotaannya terdiri dari kalangan industri dan para pakar. MPEG-1 adalah standart pertama tahun 1992 yang ditujukan untuk media penyimpan dan penerima video audio pada sebuah Compact Disc dengan bit rate sekitar 1,5 Mbit/s. Kemudian dalam bulan November 1994 muncul standart MPEG-2 yang dikembangkan untuk televisi digital. Sedangkan standart MPEG-4 dikembangkan mulai tahun Tidak seperti pendahulunya, MPEG-4 mengurangi dampak jika sebuah decoder MPEG-4 tidak harus mendekoding seluruh MPEG-4 tool. Lebih lanjut, dengan pendekatan untuk masingmasing Audio, Video, Sistem dan DMIF dilakukan secara terpisah dan tidak untuk kombinasi dari keempatnya. 2.4 Real Time Streaming Protocol (RTSP) Real Time Streaming Protocol (RTSP) adalah protokol level aplikasi untuk mengatur pengiriman data dengan properti real-time[6]. RTSP menyediakan framework yang luas memungkinkan pengaturan, pengiriman on-demand data real-time, seperti audio dan video. Sumber data dapat berupa data live atau klip yang disimpan. Protokol ini dimaksudkan untuk mengatur beberapa sesi pengiriman data, menyediakan cara untuk memilih kanal pengiriman seperti UDP, multicast UDP dan TCP, serta menyediakan cara untuk memilih mekanisme pengiriman. 333

3 RTSP mengatur baik tunggal atau beberapa stream waktu sinkronisasi media kontinu seperti audio dan video. RTSP bertindak sebagai network remote protocol untuk server multimedia. Aliran yang diatur oleh RTSP mungkin menggunakan RTP akan tetapi operasi RTSP tidak tergantung dari mekanisme transport yang digunakan untuk membawa media audio-video. 3. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN JARINGAN 3.1 Perancangan Jaringan DSL Desain jaringan DSL untuk layanan MPEG-4 Streaming dibuat berdasarkan model ideal dari nsys Technology sebagaiman terlihat pada gambar 2. Jaringan DSL yang dirancang terdiri atas multi client seperti pada gambar 3 dan multi client sebagaimana pada gambar 4. Berdasarkan hal-hal yang disebutkan diatas maka didesain jaringan seperti pada gambar 3. Pada jaringan ini terdapat lima buah PC client dan telepon yang terhubung pada edsl 400 SU. Jaraknya lima meter dari edsl 400 CU. Selain itu juga terdapat PABX sebagai sentral telepon. Server MPEG-4 terhubung pada port uplink pada edsl 400 CU melalui kabel UTP CAT 5 yang berkapasitas 100. Port akses untuk Darwin Streaming Server menggunakan port 1220 sedangkan protokol RTSP menggunakan port 554. Streaming file menuju client menggunakan RTP/UDP/IP pada port diatas Gambar 3 Jaringan DSL untuk Multi Client Gambar 2 Rancangan Jaringan VoDSL Perangkat keras yang digunakan adalah edsl 400 CU/SU. sebuah komputer server, lima buah komputer client, PABX 16 ext serta lima buah telepon. Pada server akan terkonfigurasi Darwin Streaming Server sedangkan pada client menggunakan QuickTime Player untuk playback. Hal-hal yang ingin dicapai dari desain jaringan DSL untuk layanan MPEG-4 streaming ini adalah : 1. Jaringan ini mampu digunakan untuk komunikasi data melalui komputer maupun komunikasi suara melalui telepon secara bersama. 2. Kanal komunikasi dari edsl 400 CU ke setiap client lebarnya sama serta memiliki jarak yang sama. 3. Kanal komunikasi yang terhubung ke server harus berkapasitas besar sehingga semua request MPEG-4 streaming dari client bisa ditampung. 4. Mampu melewatkan data-data dengan protokol RTSP, TCP, RTP/UDP/IP dari server menuju client maupun sebaliknya. 4. PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Jaringan Client Tunggal Pada metode pengujian dengan jaringan client tunggal, PC Client-nya adalah Selanjutnya, model pengujian akan dibagi menjadi dua yaitu mode simetris dan mode asimetris. 4.1 Mode Simetris Mode simetris adalah salah satu fitur yang dimiliki oleh edsl 400 CU. Pada mode ini, bandwidth pada jaringan akan dibagi dua, yaitu 2 untuk upstream dan 2 untuk downstream pada masing-masing client. Manajemen bandwidth semacam ini dapat dilakukan melalui akses web browser maupun langsung melalui. Pengujian ini dilakukan dengan melakukan streaming pada client tunggal. Jumlah file yang di-streaming-kan berbeda-beda untuk setiap pengujian. Tujuannya untuk melihat performansi jaringan terhadap penambahan jumlah file yang di-streaming. Hasil pengukuran bandwidth, baik upstream maupun downstream yang dilakukan sebanyak empat kali dan masing-masing selama 10 detik, dapat dilihat pada gambar 4 dan gambar

4 System ,9 Gambar 4. Pengukuran Simetris Upstream Gambar 5. Pengukuran Simetris Dari kedua gambar diatas, terlihat bahwa bandwidth upstream rata-rata sebesar 1,61 dan bandwidth downstream rata-rata sebesar 1,6, lihat tabel 1. Tabel 1 Pengukuran Bandwidth Simetris Kondisi Telepon Bandwidth Jml. Akses Upstream 1,61 On-hook 1,6 Off-hook Upstream 1,61 Tabel 2 Hasil Pengukuran Simetris Client Nama File F P S Laju bit () Delay (ms) 1,6 PacketUkuran Loss Buffer 1 Smooth Smooth , ,2 3 Smooth System Utada ,7 Dari hasil Tabel 1 diatas, diketahui bahwa bandwidth antara upstream dan downstream hasilnya hampir sama yaitu sekitar 1,6. Perbedaan ini diakibatkan oleh rugi-rugi yang terdapat pada sambungan antara client dengan edsl 400 CU. Meskipun demikian, kondisi antara on-hook dan off-hook adalah sama. Hal ini menunjukkan bahwa line coding pada edsl 400 CU ini berjalan dengan baik sehingga kanal POTS,yang digunakan untuk komunikasi suara, tidak mempengaruhi kanal komunikasi data. Sedangkan dari Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa pada bila client meminta file streaming satu atau dua file, kedua file tersebut dapat di-streaming dan dinikmati dengan lancar, hal ini dapat diperhatikan pada nilai fps yang tetap pada 30 fps tetapi loss packet menjadi 0,9 selain itu terdapat penambahan delay menjadi sekitar 2,4 ms yang diakibatkan karena jumlah file yang dimainkan bertambah menjadi dua.total laju bit yang diperlukan untuk menikmati kedua file ini dengan baik adalah sekitar 1300 Kbps nilai ini masih lebih kecil dari total bandwidth yang tersedia sebagaimana terlihat pada tabel 2 yaitu sekitar 1,6. Loss packet mulai terjadi saat file ketiga direquest, nilai loss packet menjadi sekitar 16,9 dengan nilai FPS menjadi 23 fps untuk file Smooth. Kondisi ini menyebabkan ketiga file tidak bisa dinikmati dengan baik (gambar patah-patah). Hal ini disebabkan karena jumlah total bandwidth yang diperlukan (sekitar 1,9) lebih besar dari bandwidth yang tersedia (sekitar 1,6 ), akibatnya ketiga file saling berebut bandwidth. berakibat ketiga file menjadi tampak patah-patah, bahkan delay-nya naik hingga 20 ms. 4.2 Mode Asimetris Mode Asimetris adalah salah satu fitur manajemen bandwidth yang terdapat pada edsl 400 CU. Fitur ini memudahkan untuk mengatur bandwidth pada upstream dan downstream secara berbeda. Pada mode asimetris, bandwidth upstream adalah 1 sedangkan downstream adalah 3. Data data hasil pengukuran pada mode simetris ini dirangkum dalam Tabel 3 dan 4. Hasil pengukuran bandwidth pada mode asimetris ini, baik upstream maupun downstream yang dilakukan sebanyak empat kali dan masingmasing selama 10 detik, dapat dilihat pada gambar 6 dan gambar

5 komunikasi suara, tidak mempengaruhi kanal komunikasi data. Tabel 4 Hasil Pengukuran Asimetris Client Jml Nama Akses File F P S Laju bit (Kbps) Delay (ms) Packet Loss Ukuran Buffer 1 Smooth Smooth System Gambar 6. Pengukuran Asimetris Upstream 3 Smooth System Utada Smooth System Utada Fruit Gambar 7. Pengukuran Asimetris Dari kedua gambar diatas, terlihat bahwa bandwidth upstream rata-rata sebesar 0,8 dan bandwidth downstream rata-rata sebesar 2,9, lihat tabel 3. Tabel 3 Pengukuran Bandwidth Asimetris Kondisi Telepon Bandwidth 0.8 On-hook 2,9 Up- Stream 0,8 Off-hook Upstream 2,9 Dari hasil Tabel 3 diatas, diketahui bahwa bandwidth upstream bernilai 0,8 dan downstream hasilnya sekitar 2,9. Perbedaan ini diakibatkan oleh rugi-rugi yang terdapat pada sambungan antara client dengan edsl 400 CU. Meskipun demikian, kondisi antara on-hook dan off-hook adalah sama. Hal ini menunjukkan bahwa line coding pada edsl 400 CU ini berjalan dengan baik sehingga kanal POTS,yang digunakan untuk Sedangkan dari Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa pada bila client meminta file streaming hingga tiga file, ketiga file tersebut dapat distreaming dan dinikmati dengan lancar, hal ini dapat diperhatikan pada nilai fps yang tetap pada 30 fps dan loss packet 0, tetapi terdapat penambahan delay menjadi sekitar 3 ms yang diakibatkan karena jumlah file yang dimainkan bertambah menjadi dua.total laju bit yang diperlukan untuk minikmati ketiga file ini dengan baik adalah sekitar 2100 Kbps nilai ini masih lebih kecil dari total bandwidth yang tersedia sebagaimana terlihat pada table 4 yaitu sekitar 1,6. Loss packet mulai terjadi saat file keempat di-request, nilai loss packet menjadi hingga sekitar 13 dengan nilai FPS bervariasi antar fps. Kondisi ini menyebabkan keempat file tidak bisa dinikmati dengan baik (gambar patah-patah). Hal ini disebabkan karena jumlah total bandwidth yang diperlukan (sekitar 2,8 lebih) lebih besar dari bandwidth yang tersedia (sekitar 2,8 ), akibatnya keempat file saling berebut bandwidth yang ada yang kemudian justru berakibat keempat file menjadi tampak patah-patah bahkan delaynya meningkat hingga mencapai 40 ms. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pengujian dan analisa pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan : 1. Layanan MPEG-4 streaming melalui jaringan komunikasi berbasis edsl 400 dapat difungsikan dengan baik menggunakan mode simetris maupun asimetris. 336

6 2. Bandwidth yang terukur pada mode asimetris adalah 2,8 untuk upstream dan 0,8 untuk downstream sedangkan pada mode simetris besarnya 1,67 untuk upstream dan 1,57 untuk downstream. 3. Pada mode asimetris, sebuah client dapat menikmati tiga streaming klip video,yang masing-masing berlaju data 680 Kbps, secara bersamaan dengan kualitas yang baik. Sedangkan pada mode simetris hanya dua klip video yang bisa di-streaming dengan baik tanpa terjadi packet loss. 4. Penggunaan mode asimetris pada edsl 400 CU memberikan performansi jaringan yang lebih baik dibanding mode simetris sebab kapasitas bandwidth-nya lebih besar daripada mode simetris. 5.2 Saran Sedangkan saran yang dapat diberikan untuk pengembangan layanan berbasis DSL adalah sebagai berikut : 1. Perlu dikembangkan layanan-layanan lain yang berbasis edsl 400 seperti distance learning, multicast live video, interactive virtual class, video on demand serta billing management untuk layanan-layanan komersial yang berbasis perangkat edsl ini. 2. Integrasi antara desain jaringan DSL dengan berbagai content layanan yang komprehensif. Hal ini kemudian bisa ditawarkan sebagai solusi jaringan komunikasi data dan suara untuk hotel, apartemen, pabrik maupun perumahan yang menggunakan telepon PABX. 3. Implementasi penggunaan jaringan DSL sebagai backbone suatu jaringan di wilayah perumahan dengan didukung penggunaan ATM/DSL sebagai alternatif jaringan IP/DSL. DAFTAR PUSTAKA [1] Bennini, David, 2003, Video over DSL, White Paper, Aware Inc. [2] ITU-D,2003, MPEG-4 Overview, [3] term=dsl [4] nsys Technology, 2002, edsl 400 CU Manual [5] VBrick, 2003, MPEG-4 Streaming-Basic [6] Network Working Group,1998, RFC2326 Real Time Streaming Prottocol (RTSP), 337

Pengantar Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)

Pengantar Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) Pengantar Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) Apabila Kita memperhatikan perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini, maka hampir dapat dipastikan perkembangan yang paling pesat dalam teknologi

Lebih terperinci

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS DIGITAL SUBSCRIBER LINE (DSL) Modul 6 Jaringan Teleponi. Prima Kristalina PENS (Desember 2014)

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS DIGITAL SUBSCRIBER LINE (DSL) Modul 6 Jaringan Teleponi. Prima Kristalina PENS (Desember 2014) Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 1 DIGITAL SUBSCRIBER LINE (DSL) Modul 6 Jaringan Teleponi Prima Kristalina (Desember 2014) 2 Overview Latar Belakang Kondisi Jarlokat saat ini Konsep Dasar DSL Teknik

Lebih terperinci

VDSL (Very High bit-rate DSL)

VDSL (Very High bit-rate DSL) VDSL (Very High bit-rate DSL) Oleh Endi Sopyandi 0404030377 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2008 Daftar Isi Halaman Judul Daftar Isi 1 1 Pendahuluan 2 2 Kerangka Teoritis

Lebih terperinci

Teknologi Streaming Streaming

Teknologi Streaming Streaming Teknologi Streaming Teknologi Streaming Streaming adalah sebuah teknologi untuk memainkan file video atau audio yang terletak pada sebuah server dapat secara langsung dijalankan pada User Equipment (UE)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Teknologi internet saat ini sudah menjadi sebuah teknologi dan jaringan komunikasi data yang paling populer sekrang ini. Beberapa tahun lalu trafik E-mail dan WWW

Lebih terperinci

TREND JARINGAN. Muhammad Riza Hilmi, ST.

TREND JARINGAN. Muhammad Riza Hilmi, ST. TREND JARINGAN Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://www.rizahilmi.com Jaringan Komputer Sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer,

Lebih terperinci

STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO

STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO Auliya Fadly [1], Arman Sani [2] Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. multicast menggunakan perangkat-perangkat sebagai berikut:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. multicast menggunakan perangkat-perangkat sebagai berikut: 52 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Jaringan Perancangan jaringan untuk aplikasi video streaming dengan metode multicast menggunakan perangkat-perangkat sebagai berikut: 1. 3 buah PC dan 1 buah

Lebih terperinci

QoS & PROTOKOL JARINGAN MULTIMEDIA

QoS & PROTOKOL JARINGAN MULTIMEDIA QoS & PROTOKOL JARINGAN MULTIMEDIA Multimedia Jurusan Teknik Informatika ruliriki@gmail.com 1 2 Quality Of Services (QoS) = Kualitas Layanan Pada Komunikasi Audio dan Video merupakan bagian terpenting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang ini semua teknologi sudah canggih dan mudah untuk mendapatkan informasi. Apalagi dengan adanya internet dimana semua orang dengan mudah mendapatkan

Lebih terperinci

7.1 Karakterisasi Trafik IP

7.1 Karakterisasi Trafik IP BAB VIII TRAFIK IP Trafik IP (Internet Protocol), secara fundamental sangat berbeda dibanding dengan trafik telepon suara (klasik). Karenanya, untuk melakukan desain dan perencanaan suatu jaringan IP mobile,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi. Untuk mendapatkan dan menghasilkan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi. Untuk mendapatkan dan menghasilkan informasi, BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Informasi sangat penting bagi kita karena semua kegiatan kita memerlukan informasi, dan bisa juga dikatakan bahwa semua kegiatan kita dituntut untuk menghasilkan informasi.

Lebih terperinci

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST.

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST. Home Networking Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://learn.rizahilmi.com Pengertian Jaringan adalah dua komputer atau lebih yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya menggunakan media

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH (DISTANCE LEARNING) PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISI (IPTV)

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH (DISTANCE LEARNING) PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISI (IPTV) RANCANG BANGUN SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH (DISTANCE LEARNING) PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISI (IPTV) Husna Amalia, Achmad Affandi Email : husna.amalia@yahoo.com, affandi@ee.its.ac.id Laboratorium Jaringan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pesat teknologi jaringan dan meluasnya pengguna sistem jaringan saat ini memungkinkan semakin beragamnya penerapan yang dapat dilakukan melalui jaringan

Lebih terperinci

dalam bentuk analog. Munculnya digital IC (Integrated Circuit) dan membutuhkan. Pengguna atau user memerlukan player, yaitu aplikasi khusus

dalam bentuk analog. Munculnya digital IC (Integrated Circuit) dan membutuhkan. Pengguna atau user memerlukan player, yaitu aplikasi khusus Video telah menjadi media yang sangat penting untuk komunikasi dan hiburan selama puluhan tahun. Pertama kali video diolah dan ditransmisikan dalam bentuk analog. Munculnya digital IC (Integrated Circuit)

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA a. b. c. d. e. f.

DAFTAR PUSTAKA a. b. c. d. e. f. DAFTAR PUSTAKA 1. DIKTAT PT. TELKOM, 1987, Pengantar Sistem Telekomunikasi Jaringan, Perumtel, Bandung. 2. DIKTAT PT. TELKOM, 1996, Teknik Fundamental Technical Plan, PT. Telekomunikasi Indonesia, Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teknologi Broadband Merupakan jaringan yang dikonfigurasi dengan menggunakan kabel serat optik dengan kapasitas yang sangat tinggi yang menghubungkan pelanggan pada jaringan.

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian yang dilakukan adalah Penelitian dengan judul Analisis dan Perancangan Security Voice Over Internet

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA Oleh : MADE SUHENDRA NRP. 2203109044 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Ir. Gatot Kusrahardjo, MT. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi memberikan perubahan pada masyarakat untuk memperoleh kebutuhan informasi secara cepat dan murah. Pada saat ini jaringan komputer hanya dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB III. server, merupakan media yang digunakan untuk mendistribusikan live stream

BAB III. server, merupakan media yang digunakan untuk mendistribusikan live stream \ BAB III Analisis dan Perancangan 3.1 analisis perancangan server streaming Terdapat dua hal penting dalam dunia streaming, yang pertama adalah media server, merupakan media yang digunakan untuk mendistribusikan

Lebih terperinci

Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle

Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle DZATA FARAHIYAH NRP 2206100140 Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau Internet.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau Internet. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP sendiri

Lebih terperinci

Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk

Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk CARA KERJA INTERNET TV KABEL Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk menyalurkan signal TV saja. Dalam beberapa sistem,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN RTP CHUNK PACKET ENCAPSULATOR DATA AV STREAM FORMAT RTP PADA MULTI-SOURCE STREAMING SERVER

RANCANG BANGUN RTP CHUNK PACKET ENCAPSULATOR DATA AV STREAM FORMAT RTP PADA MULTI-SOURCE STREAMING SERVER RANCANG BANGUN RTP CHUNK PACKET ENCAPSULATOR DATA AV STREAM FORMAT RTP PADA MULTI-SOURCE STREAMING SERVER Angki 1, A Subkhan KH, ST 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TRAFIK VIDEO CHATTING PADA SISTEM CLIENT-CLIENT DENGAN APLIKASI WIRESHARK

ANALISIS KINERJA TRAFIK VIDEO CHATTING PADA SISTEM CLIENT-CLIENT DENGAN APLIKASI WIRESHARK ANALISIS KINERJA TRAFIK VIDEO CHATTING PADA SISTEM CLIENT-CLIENT DENGAN APLIKASI WIRESHARK Rayhan Yuvandra, M. Zulfin Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

INTERNET-INTRANET 2. Bambang Pujiarto, S.Kom

INTERNET-INTRANET 2. Bambang Pujiarto, S.Kom INTERNET-INTRANET 2 Bambang Pujiarto, S.Kom Teknologi Internet Perangkat : PC /Komputer Modem, saluran telepon (Dial-Up) Router / Gateway (ISP) Ketentuan: Memiliki IP address dan atau jalur routing yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI A. JARINGAN LOKAL AKSES KABEL TEMBAGA (JARLOKAT) (di sentral) melalui konstruksi kabel primer (terdiri dari manhole dan duct) dan

BAB II DASAR TEORI A. JARINGAN LOKAL AKSES KABEL TEMBAGA (JARLOKAT) (di sentral) melalui konstruksi kabel primer (terdiri dari manhole dan duct) dan Tugas Akhir BAB II BAB II DASAR TEORI A. JARINGAN LOKAL AKSES KABEL TEMBAGA (JARLOKAT) JARLOKAT (Jaringan lokal Akses Kabel Tembaga) adalah sebuah jaringan akses yang menggunakan kabel tembaga sebagai

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. komunikasi dan hiburan. Awal mulanya video berbentuk analog, sesuai

BAB II DASAR TEORI. komunikasi dan hiburan. Awal mulanya video berbentuk analog, sesuai BAB II DASAR TEORI 2.1 Video Video adalah teknologi pemrosesan urutan banyak gambar bergerak yang dihasilkan oleh kamera. Video pada saat ini telah menjadi media informasi, komunikasi dan hiburan. Awal

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN LIVE TV BROADCASTING PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISION (IPTV)

RANCANG BANGUN LIVE TV BROADCASTING PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISION (IPTV) RANCANG BANGUN LIVE TV BROADCASTING PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISION (IPTV) BAYU KURNIAWAN SURYANTO 2208 100 525 Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih Sukolilo,

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA

ANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA ANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA Eko Kurniawan (1), Arman Sani (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II INTERNET PROTOCOL TELEVISION (IPTV)

BAB II INTERNET PROTOCOL TELEVISION (IPTV) BAB II INTERNET PROTOCOL TELEVISION (IPTV) Pada bab ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan arsitektur IPTV, protokol yang digunakan oleh IPTV, layanan-layanan yang disediakan oleh IPTV, serta parameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi dan broadcasting. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi dan broadcasting. Saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, termasuk juga perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi dan broadcasting. Saat ini sistem penyiaran analog

Lebih terperinci

Rancang Bangun RTP Packet-Chunk De-encapsulator Data AV Stream Format RTP Sebagai Terminal Access Multi-Source Streaming Server

Rancang Bangun RTP Packet-Chunk De-encapsulator Data AV Stream Format RTP Sebagai Terminal Access Multi-Source Streaming Server Rancang Bangun RTP Packet-Chunk De-encapsulator Data AV Stream Format RTP Sebagai Terminal Access Multi-Source Streaming Server Ahmad Budi Setiyawan 1, A.Subhan KH, ST 2, 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika

Lebih terperinci

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT. CEG4B3 Randy E. Saputra, ST. MT. Definisi Streaming Multimedia adalah suatu teknologi yang mampu mengirimkan file audio dan video digital secara on-demand maupun real-time pada jaringan internet Konsep

Lebih terperinci

MULTI MEDIA AKSES (MMA)

MULTI MEDIA AKSES (MMA) JETri, Volume 1, Nomor 1, Agustus 2001, Halaman 57-68, ISSN 1412-0372 MULTI MEDIA AKSES (MMA) Suhartati A & Yuli KN Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Trisakti Abstract The very high necessity of

Lebih terperinci

NAMA : FATHULLAH HAWARI NIM :

NAMA : FATHULLAH HAWARI NIM : NAMA : FATHULLAH HAWARI NIM : 101910201086 MULTIMEDIA OVER IP Secara umum dapat diartikan sebagai proses pengiriman data dalam bentuk sinyal analog menjadi data dalam bentuk digital melalu proses transmisi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

Kecepatan akses internet sama dengan kecepatan transfer data Kecepatan transfer data adalah jumlah data dalam bit yang melewati suatu media tertentu

Kecepatan akses internet sama dengan kecepatan transfer data Kecepatan transfer data adalah jumlah data dalam bit yang melewati suatu media tertentu Kecepatan akses internet sama dengan kecepatan transfer data Kecepatan transfer data adalah jumlah data dalam bit yang melewati suatu media tertentu dalam satu detik. Kecepatan transfer data dinyatakan

Lebih terperinci

VIDEO STREAMING. Pengertian video streaming

VIDEO STREAMING. Pengertian video streaming VIDEO STREAMING Dalam dunia multimedia, saat ini kita berada ditahap pemakai jaringan rumah yang mulai bercampur dengan pemakai jaringan elektronik dan jaringan media. Menurut laporan dari In-Stat (www.in-stat.com),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana penyebaran informasi secara luas, telah memberikan kontribusi besar dalam jumlah penggunaan

Lebih terperinci

voip Di susun : Fariansyah Gunawan Nim : Semester : IV

voip Di susun : Fariansyah Gunawan Nim : Semester : IV voip MATA KULIAH : SISTEM TELEKOMUNIKASI Di susun Nama : Fariansyah Gunawan Nim : 10 313 000 Kelas : G Semester : IV KATA PENGANTAR Assalammualaikum Wr.Wb. Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu

Lebih terperinci

ISDN. (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1

ISDN. (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1 ISDN (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1 Purpose Introduction to ISDN ISDN Channels ISDN Access ISDN Interface Applications Prima K - PENS Jaringan Teleponi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tujuan, latar belakang, gambaran sistem, batasan masalah, perincian tugas yang dikerjakan, dan garis besar penulisan skripsi. 1.1. Tujuan 1. Merancang dan merealisasikan

Lebih terperinci

Frequency Division Multiplexing

Frequency Division Multiplexing Multiplexing 1 Multiplexing 2 Frequency Division Multiplexing FDM Sinyal yang dimodulasi memerlukan bandwidth tertentu yang dipusatkan di sekitar frekuensi pembawa disebut channel Setiap sinyal dimodulasi

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan Bandwidth Pada Pemanfaatan Web Streaming Justin.tv Sebagai Media E-Learning Dengan

Analisis Kebutuhan Bandwidth Pada Pemanfaatan Web Streaming Justin.tv Sebagai Media E-Learning Dengan Analisis Kebutuhan Bandwidth Pada Pemanfaatan Web Streaming Justin.tv Sebagai Media E-Learning Dengan Menggunakan Wirecast Dan Desktop Presenter Muhamad Ubaidilah 1, Adnan Purwanto 2, Wahyu Pamungkas 3

Lebih terperinci

Peran Metode Jaringan Kabel Dan Nirkabel Pada Perbandingan Kecepatan Streaming Online Radio

Peran Metode Jaringan Kabel Dan Nirkabel Pada Perbandingan Kecepatan Streaming Online Radio Peran Metode Jaringan Kabel Dan Nirkabel Pada Perbandingan Kecepatan Streaming Online Radio ABSTRAK Perkembangan Teknologi informasi seiring dengan berkembangnya bentuk jaringan. Adanya dua metode jaringan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah. 62 BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET 3.1 Permasalahan Saat ini kita bisa dengan mudah mendapatkan akses internet. Kita bisa berlangganan internet menggunakan modem DSL (Digital

Lebih terperinci

INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM. oleh: Prasaja Wikanta

INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM. oleh: Prasaja Wikanta INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM oleh: Prasaja Wikanta Saat ini TCP/IP secara de facto sudah menjadi standar jaringan telekomunikasi di dunia. Politeknik

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada standart IEEE terminologi dari distribution system adalah sistem

BAB II LANDASAN TEORI. Pada standart IEEE terminologi dari distribution system adalah sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wireless Distribution System Pada standart IEEE 802.11 terminologi dari distribution system adalah sistem yang saling terhubung dinamakan Basic Service Set (BSS). BSS

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Arsitektur Komunikasi Data Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus dikembangkan, dan setiap layanan tersebut memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Streaming Stream berasal dari bahasa Inggris yang artinya sungai. Proses streaming bisa diibaratkan seperti aliran air di sungai yang tak pernah terputus kecuali jika

Lebih terperinci

MODUL 8 STREAMING SERVER

MODUL 8 STREAMING SERVER MODUL 8 STREAMING SERVER TUJUAN PEMBELAJARAN: Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa diharapkan : 1. Mengerti dan memahami cara kerja dan fungsi dari streaming server 2. Mampu membangun aplikasi

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KONEKSI INTERNET

JENIS-JENIS KONEKSI INTERNET JENIS-JENIS KONEKSI INTERNET Jenis-jenis dari koneksi Internet adalah senagai berikut : A. Koneksi fisik, misalnya ethernet, fiber-optik, modem, ADSL, wave-lan, satelit, dan masih banyak lagi. Dari segi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daya, dimana dibutuhkan layanan-layanan dan aturan-aturan (protocols) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. daya, dimana dibutuhkan layanan-layanan dan aturan-aturan (protocols) yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan komputer didefinisikan sebagai sekumpulan peralatan komputer yang dihubungkan agar dapat saling berkomunikasi dengan tujuan membagi sumber daya, dimana dibutuhkan

Lebih terperinci

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis Moodle Sebagai Metode Pembelajaran Jarak Jauh Pada Institusi Pendidikan Esther Sondang Saragih NRP

Lebih terperinci

INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM. oleh: Prasaja Wikanta

INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM. oleh: Prasaja Wikanta JURNAL INTEGRASI Vol. 5, No. 1, 2013, 79-84 ISSN: 2085-3858 Article History Received February, 2013 Accepted March, 2013 INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Yudi Methanoxy, skripsi.(2010): Analisa QOS Radio Streaming Pada Local Community Network, aspek yang dibahas dalam skripsi ini adalah dipaparkannya

Lebih terperinci

ANALISIS JARAK TERHADAP REDAMAN, SNR (SIGNAL TO NOISE RATIO), DAN KECEPATAN DOWNLOAD PADA JARINGAN ADSL

ANALISIS JARAK TERHADAP REDAMAN, SNR (SIGNAL TO NOISE RATIO), DAN KECEPATAN DOWNLOAD PADA JARINGAN ADSL ANALISIS JARAK TERHADAP REDAMAN, (SIGNAL TO NOISE RATIO), DAN KECEPATAN DOWNLOAD PADA JARINGAN ADSL Anggun Fitrian Isnawati 1) Irwan Susanto 2) Renny Ayu Purwanita 3) 1,2,3 Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN

ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN Widya Teknika Vol.18 No.1; Maret 2010 ISSN 1411 0660 : 1-5 ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN Anis Qustoniah 1), Dewi Mashitah 2) Abstrak ISDN (Integrated

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai langkah-langkah perancangan dan implementasi dari tugas akhir ini yang meliputi skenario dan juga instalasi serta konfigurasi komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, memicu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, memicu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, memicu manusia untuk mendapatkan kebutuhan sarana dan prasarana yang praktis, mudah dan efisien. Seperti halnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data. router dengan kabel Unshielded Twisted Pair sebagai (UTP) Topologi jaringan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data. router dengan kabel Unshielded Twisted Pair sebagai (UTP) Topologi jaringan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Topologi star terdapat perangkat pengendali yang berfungsi sebagai pengatur dan pengendali komunikasi data. router dengan kabel Unshielded Twisted Pair sebagai

Lebih terperinci

XIII. PENGEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER

XIII. PENGEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER XIII. PENGEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER LAN untuk kantor kecil. LAN dengan topologi STAR dilengkapi dengan sepasang Server dan sepasang Modem, agar para karyawan dapat mengakses internet. Komputer yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengantar Tentang VOIP

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengantar Tentang VOIP BAB I PENDAHULUAN A. Pengantar Tentang VOIP VoIP (Voice over Internet Protocol) adalah teknologi yang menjadikan media internet untuk bisa melakukan komunikasi suara jarak jauh secara langsung. Sinyal

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pertama ini merupakan pendahuluan dari seluruh isi buku laporan tugas akhir. Adapun pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, metode penyelesaian

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS JARINGAN AKSES TEMBAGA TERHADAP LAYANAN SPEEDY STUDI KASUS DI PT.TELKOM,Tbk DIVISI ACCESS SITE OPERATION PURWOKERTO

ANALISIS KUALITAS JARINGAN AKSES TEMBAGA TERHADAP LAYANAN SPEEDY STUDI KASUS DI PT.TELKOM,Tbk DIVISI ACCESS SITE OPERATION PURWOKERTO ANALISIS KUALITAS JARINGAN AKSES TEMBAGA TERHADAP LAYANAN SPEEDY STUDI KASUS DI PT.TELKOM,Tbk DIVISI ACCESS SITE OPERATION PURWOKERTO Wahyu Pamungkas 1, Nunung Sadtomo.P 2, Erlinda Febrianingtyas 3 Program

Lebih terperinci

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~ ~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~ Teknologi WAN Wide area network (WAN) digunakan untuk saling menghubungkan jaringan-jaringan yang secara fisik tidak saling berdekatan terpisah antar kota, propinsi

Lebih terperinci

JARINGAN AKSES BROADBAND

JARINGAN AKSES BROADBAND JARINGAN AKSES BROADBAND 1. Konsep Umum Broadband Secara umum, Broadband dideskripsikan sebagai komunikasi data yang memiliki kecepatan tinggi dan kapasitas tinggi. Perangkat transmisi yang digunakan diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang saat ini sudah demikian maju, terutama dalam bidang telekomunikasi. Saat ini kita bisa melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JUMLAH USER AKTIF TERHADAP BANDWIDTH USED PADA LAYANAN SPEEDY STUDI KASUS DI PT. TELKOM, Tbk. PURWOKERTO

ANALISIS PENGARUH JUMLAH USER AKTIF TERHADAP BANDWIDTH USED PADA LAYANAN SPEEDY STUDI KASUS DI PT. TELKOM, Tbk. PURWOKERTO ANALISIS PENGARUH JUMLAH USER AKTIF TERHADAP BANDWIDTH USED PADA LAYANAN SPEEDY STUDI KASUS DI PT. TELKOM, Tbk. PURWOKERTO Anggun Fitrian Isnawati 1 Nunung Sadtomo P. 2 Mela Yuniati 3 1,2,3 Akademi Teknik

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI VIDEO STREAMING ANTARA DARWIN STREAMING SERVER DENGAN RED5

ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI VIDEO STREAMING ANTARA DARWIN STREAMING SERVER DENGAN RED5 Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2013 ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI VIDEO STREAMING ANTARA DARWIN STREAMING SERVER DENGAN RED5 Adi Setio Diharso¹, R. Rumani², Tengku Ahmad Riza³ ¹Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di bidang informasi berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di bidang informasi berkembang dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di bidang informasi berkembang dengan pesat. Berbagai fasilitas untuk mendapatkan informasi secara cepat pada media cetak meliputi surat kabar,

Lebih terperinci

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. VoIP Apa itu VoIP???? Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. Merupakan suatu cara berkomunikasi dengan mengirimkan paket-paket suara melalui jaringan internet dengan memanfaatkan protokol

Lebih terperinci

: ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS

: ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS -Identitas Paper 1.Judul Paper : ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS 2.Nama Penulis : Fiqi Rathomy 3.Jurusan : Teknik ElektroFTI, Institut Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS JARAK TERHADAP REDAMAN, SNR (SIGNAL TO NOISE RATIO), DAN KECEPATAN DOWNLOAD PADA JARINGAN ADSL

ANALISIS JARAK TERHADAP REDAMAN, SNR (SIGNAL TO NOISE RATIO), DAN KECEPATAN DOWNLOAD PADA JARINGAN ADSL ANALISIS JARAK TERHADAP REDAMAN, (SIGNAL TO NOISE RATIO), DAN KECEPATAN DOWNLOAD PADA JARINGAN ADSL Anggun Fitrian Isnawati 1) Irwan Susanto 2) Renny Ayu Purwanita 3) 1,2,3 Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Layanan data kini menjadi sumber keuntungan terbesar penyedia layanan komunikasi di Indonesia. Hal ini ditandai dengan tingginya pengguna internet menurut Kementerian

Lebih terperinci

LAYANAN STREAMING TV OVER IP MUTICHANNEL BERBASIS WEB DI JARINGAN INTRANET IT TELKOM

LAYANAN STREAMING TV OVER IP MUTICHANNEL BERBASIS WEB DI JARINGAN INTRANET IT TELKOM LAYANAN STREAMING TV OVER IP MUTICHANNEL BERBASIS WEB DI JARINGAN INTRANET IT TELKOM Mahardi Baniadam¹, Hafidudin², Ida Wahidah³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom Abstrak Perkembangan video streaming

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 38 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dibahas mengenai pengujian dan analisis hasil implementasi yang telah dilakukan. Pengujian dan analisis ini bertujuan untuk mengetahui performansi pada jaringan

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER. : Karyn Vusvyta NIM : DOSEN PEMBIMBING : Dr. Deris Stiawan, M.T. FAKULTAS ILMU KOMPUTER JURUSAN SISTEM KOMPUTER

JARINGAN KOMPUTER. : Karyn Vusvyta NIM : DOSEN PEMBIMBING : Dr. Deris Stiawan, M.T. FAKULTAS ILMU KOMPUTER JURUSAN SISTEM KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER NAMA : Karyn Vusvyta NIM : 09011181419007 DOSEN PEMBIMBING : Dr. Deris Stiawan, M.T. FAKULTAS ILMU KOMPUTER JURUSAN SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 JARINGAN KOMPUTER PADA KANTOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam kegiatannya. Peranan teknologi informasi akan semakin vital bagi perusahaan besar dan perusahaan

Lebih terperinci

INTERNET PROTOCOL TELEVISION ( IPTV )

INTERNET PROTOCOL TELEVISION ( IPTV ) Pertemuan XII INTERNET PROTOCOL TELEVISION ( IPTV ) Saat ini, peranan internet sudah /dak bisa dipungkiri. Dengan IP nya (Internet Protocol), internet telah berperan pada semua aspek CET (Informa/on, Communica/on,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada Next Generation Network (NGN) yang kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada Next Generation Network (NGN) yang kemungkinan besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi jaringan komputer dan internet saat ini telah menjadi salah satu kebutuhan yang penting dalam aktifitas kehidupan. Setiap hari terus berkembang, perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tujuan, latar belakang, gambaran sistem, batasan masalah, perincian tugas yang dikerjakan, dan garis besar penulisan skripsi. 1.1. Tujuan Skripsi ini bertujuan

Lebih terperinci

Overview. Tujuan. Pengantar. Pengantar 12/10/2016. Pertemuan ke 10

Overview. Tujuan. Pengantar. Pengantar 12/10/2016. Pertemuan ke 10 Overview VOICE OVER INTERNET PROTOCOL (VOIP) Pertemuan ke 10 VoIP (Voice Over Internet Protocol) merupakan suatu teknologi yang memanfaatkan Internet Protokol untuk menyediakan komunikasi voice secara

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS UNJUK KERJA VIDEO STREAMING PADA JARINGAN KABEL DAN NIRKABEL DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif melalui video tersebut. Untuk dapat melihat streaming video di

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif melalui video tersebut. Untuk dapat melihat streaming video di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi di bidang informasi berkembang dengan begitu cepat dan pesat. Berbagai macam informasi dapat diakses melalui berbagai macam media. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam

Lebih terperinci

JARINGAN DAN LAYANAN KOMUNIKASI. Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom 2006

JARINGAN DAN LAYANAN KOMUNIKASI. Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom 2006 JARINGAN DAN LAYANAN KOMUNIKASI Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom 2006 Jaringan dan Layanan Jaringan komunikasi sekumpulan perangkat dan fasilitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internet Protocol Television IPTV (Internet Protocol TV) merupakan sebuah sistem yang mampu menerima dan menampilkan video streaming dalam satu paket internet Protocol. Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia akhir-akhir ini telah berkembang ke arah komunikasi data yang membutuhkan bandwidth yang lebar sehingga dapat memenuhi

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA TEKNIK KOMPRESI VIDEO PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISI (IPTV)

ANALISA KINERJA TEKNIK KOMPRESI VIDEO PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISI (IPTV) Seminar Tugas Akhir Kampus ITS, 04 Juli2011 ANALISA KINERJA TEKNIK KOMPRESI VIDEO PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISI (IPTV) TUT WULANINGSIH 2208100669 MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Bidang Studi Telekomunikasi

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS. Disajikan Oleh :David Sebastian Kelas :P4 NPM :

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS. Disajikan Oleh :David Sebastian Kelas :P4 NPM : ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS Disajikan Oleh Nama :David Sebastian Kelas :P4 NPM :1011010101 Latar Belakang Internet Protocol didesain untuk interkoneksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Biaya yang harus dikeluarkan untuk berlangganan jalur koneksi internet melalu ISP (Internet Service Provider) yang relatif mahal untuk pengusaha Warnet karena sebagian

Lebih terperinci