Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu. Zulnuraini
|
|
- Widyawati Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu Abstrak Zulnuraini Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNTAD Pendidikan karakter di Wilayah Kota Palu sudah mulai diintegrasikan dalam kurikulum dihampir semua jenjang pendidikan, namun di sisi lain pemahaman dan penguasaan guru terhadap konsep pendidikan karakter perlu ditinjau lebih lanjut. guru belum memahami hakikat tentang konsep pendidikan karakter. Muatan nilai-nilai karakter yang terdapat dalam pembelajaran pada saat melakukan kegiatan pembelajaran meliputi; nilai Disiplin (discipline), Rasa hormat dan perhatian (respect), Tekun (diligence), Tanggung jawab (r esponsibility), Dapat dipercaya (trustworthiness), Berani (courage), Ketulusan (honesty), Inegritas (integrity), Peduli (caring), Jujur (fairness), Kewarganegaraan (citizenship), Ketelitian (carefulness).. Kata Kunci: Pendidikan Karakter Pendahuluan Menurut Suyanto (2009: 1) Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona tanpa ketiga aspek ini pendidikan karakter tidak akan efektif. Pendidikan karakter menurut Jamal Ma mur Asmani (2011: 31) adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh guru untuk mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu dalam membentuk watak peserta didik dengan cara memberikan keteladanan, cara berbicara atau menyampaikan materi yang baik, toleransi, dan berbagai hal yang terkaitnya. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilainilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil (Prasetyo dan Rivasintha, 2011: 2). Nilai-nilai pendidikan karakter yaitu yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6)Kreatif, (7) Mandiri, (8)Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Men ghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca,(16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab (Puskurbuk, 2011: 3).
2 Penyelenggaraan pendidikan karakter menjadi satu hal yang multlak dilakukan di jenjang pendidikan manapun, khususnya di jenjang pendidikan dasar. Hal ini sangat beralasan karena pendidikan dasar adalah pondasi utama bagi tumbuh kembang generasi muda Indonesia. Pemahaman yang mendalam dari praktisi pendidikan terhadap konsep pendidikan karakter menjadi taruhan bagi keberhasilan pendidikan karakter di setiap satuan pendidikan. Meskipun pendidikan karakter di Wilayah Kota Palu sudah mulai diintegrasikan dalam kurikulum dihampir semua jenjang pendidikan, namun di sisi lain pemahaman dan penguasaan guru terhadap konsep pendidikan karakter perlu ditinjau lebih lanjut. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi pemahaman dan penguasaan guru sekolah dasar yang ada di Kota Palu terhadap konsep pendidikan karakter, bagaimana implementasinya dan kemungkinan pengembangan pendidikan karakter ke depan. Kegiatan penelitian ini menelusuri pendidikan karakter di tingkat dasar berhubungan dengan pemahanan terhadap konsep, implementasi dan bagaimana peluang pengembangannya ke depan. Penelitian akan difokuskan untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan penelitian sehingga tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan pemahaman guru SD Kota Palu terhadap konsep Pendidikan Karakter, 2. Mendeskripsikan muatan pendidikan karakter dalam pembelajaran di SD Kota Palu, 3. Mengidentifikasi bentuk pengembangan pendidikan karakter oleh guru di SD Kota Palu. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami dengan pertimbangan bahwa data yang akan diperoleh dari penelitian ini merupakan data deskriptif kualitatif yaitu berupa kata-kata dan kalimat untuk menjabarkan hasil penelitian, kemudian peneliti melakukan analisis dari data yang ditemukan. 1. Unit Analisis Dalam pelaksanaannya penelitian ini menetapkan beberapa sekolah dasar di Kota Palu sebagai unit analisis. Penetapan sekolah-sekolah tersebut mengacu pada pertimbangan bahwa sekolah-sekolah yang dipilih dapat mendukung data yang
3 diperlukan dalam penelitian dari segi efektifitas dan efisiensinya. Dalam hal ini penetapan sekolah yang dipilih sebagai unit analisis mengacu kepada pandangan bahwa: sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti didasarkan atas kriteria atau pertimbangan tertentu (Faisal, 1989 ; 32). Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka peneliti menetapkan 5 (lima) sekolah sebagai unit analisis. Penetapan 5 (lima) sekolah tersebut di atas dari 112 sekolah dasar yang ada di Kota Palu dipandang telah dapat mewakili informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, karena dalam penelitian kualitatif kebutuhan akan informasi adalah hal yang paling penting dalam rencana penetapan unit analisis. 2. Tehnik Pengumpulan Data. Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka dalam memilih instrumen sebagai alat pengumpul data peneliti kembali meninstrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan alat bantu pengumpul data berupa pedoman wawancara dan pedoman observasi. a. Wawancara Wawancara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah wawancara dengan guru kelas dan guru mata pelejaran yang ada di sekolah dasar. Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data berkaitan dengan sikap dan pandangan para guru mengenai perbedaan guru kelas dan guru mata pelajaran, efektifitas guru mata guru mata pelajaran dibandingkan dengan guru kelas dan hambatan-hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaannya. b. Observasi Observasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengamati secara langsung pelaksanaan proses belajar mengajar, baik yang diselenggarakan dengan menggunakan model guru kelas maupun menggunakan model guru mata pelajaran. 3. Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpulkan sebagai hasil wawancara dan observasi yang tersusun dalam bentuk catatan lapangan hasil wawancara dan catatan lapangan hasil obsevasi, kemudian dianalisis melalui tiga tahapan kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi (Milles dan Huberman, 1992; 16) a). Reduksi data
4 Reduksi data dilakukan sebagai proses memilih, meyeleksi data, menyederhanakan dan transformasi data kasar yang terdapat dalam catatan lapangan. Reduksi data ditujukan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak dibutuhkan serta mengorganisasi data sesuai dengan kebutuhannya. b). Penyajian Data Penyajian data yang dimaksud adalah penyusunan sekumpulan data yang telah direduksi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Tindakan penyajian data dilakukan dalam bentuk matriks, table dan diagram. c) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Penarikan kesimpulan akhirnya dapat dilakukan setelah data tersusun dalam sajian data. Verifikasi sangat penting dilakukan terhadap kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat untuk memperoleh validitas data. Ketiga alur kegiatan ini berlangsung terus menerus sepanjang penelitian berlangsung dan merupakan siklus yang interaktif sehingga setiap kesimpulan yang ada bukannlah merupakan kesimpulan akhir, sampai penelitian berakhir. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Pemahaman Guru Sd Di Kota Palu Terhadap Konsep Pendidikan Karakter Guru merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah sehingga diperlukan pemahaman yang baik tentang konsep dari pendidikan karakter. Sesuai hasil wawancara dan observasi terhadap sejumlah guru SD di kota Palu diketahui bahwa hakikat pendidikan karakter belum dipahami oleh semua guru di sekolah. Menurut mereka pendidikan karakter yaitu proses membentuk sikap siswa. Hal tersebut menyebabkan Guru belum sepenuhnya mengembangkan nilai-nilai karakter peserta didiknya dalam proses pembelajaran di kelas. Guru kurang mengembangkan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran. Padahal salah satu strategi mengembangkan pendidikan karakter adalah dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter bangsa pada setiap mata pelajaran sehingga menghasilkan peserta didik yang konsisten dalam perilaku berkarakter di kehidupannya sehari-hari. Sesuai dengan penjelasan bahwa pendidikan karakter dapat dikembangkan dengan beberapa cara yaitu dengan pengintegrasian ke dalam mata pelajaran, pembiasaan, pengkondisian, serta pencontohan/teladan sehingga guru harus ber-upaya
5 untuk melaksanakan strategi-strategi tersebut dengan maksimal di sekolah. Berkaitan dengan pemahaman guru di sekolah tentang konsep pendidikan karakter maka ditemukan informasi bahwa masih ada guru yang beranggapan bahwa pendidikan karakter dapat dikembangkan hanya melalui pengintegrasian dalam mata pelajaran dan pembiasaan-pembiasaan sikap terhadap peserta didik sedangkan contoh/peneladanan sikap kepada peserta didik belum ditemukan dari figur pegawai di sekolah, hal tersebut mengakibatkan pendidikan karakter belum berkembang dengan baik di sekolah. Selain itu, sekolah harus berupaya untuk menciptakan kondisi/situasi (pengkondisian) sekolah yang sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa sehingga peserta didik belum mampu mengembangkan karakternya sesuai dengan tujuan dari pendidikan karakter. Hal tersebut sesuai yang telah dijelaskan dalam Puskurbuk (2011) yakni untuk menghasilkan (output) peserta didik yang mampu memahami nilai yang benar dan salah (kognitif), merasakan nilai yang baik dan buruk ( afektif), serta terbiasa untuk selalu berperilaku yang baik ( psikomotorik). Hal tersebut sesuai dengan penjelasan yang diberikan oleh Wibowo (2011) bahwa perkembangan seorang anak adalah mengembangkan pemahaman yang benar tentang bagaimana dunia ini bekerja, mempelajari aturan main segala aspek yang ada di dunia ini. Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter. Teori-teori tersebut menjelaskan bahwa strategi yang seharusnya dapat dilakukan untuk membentuk sikap peserta didik yang berkarakter adalah melalui pembiasaan dan pencontohan sikap. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya yang harus dilaksanakan sekolah untuk membina moral serta akhlak yang sesuai dengan norma dan nilai-nilai dari Tuhan YME. Pendidikan karakter dilaksanakan sebagai bentuk penempaan terhadap sikap peserta didik sebagai anak bangsa sehingga dengan adanya pembinaan karakter bagi peserta didik akan mampu membentuk bangsa yang tangguh serta mampu berkompetisi sehat di era globalisasi. 2. Muatan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Di Sd Kota Palu Ada beberapa nilai yang menjadi target pencapaian di sekolah secara umum pada pembelajaran, yakni sebagai berikut: Disiplin ( discipline), Rasa hormat dan perhatian ( respect), Tekun ( diligence), Tanggung jawab ( responsibility), Dapat dipercaya ( trustworthiness), Berani ( courage), Ketulusan ( honesty), Integritas (integrity), Peduli (c aring), Jujur ( fairness), Kewarganegaraan ( citizenship), dan
6 Ketelitian ( carefulness). Dari 12 poin nilai diatas, yang terlihat benar-benar efektif dalam pelaksanaannya yaitu nilai Jujur, peduli, tanggung jawab, disiplin, dan rasa hormat. Pendidikan karakter terdiri dari 18 nilai karakter bangsa yang seharusnya dilaksanakan di sekolah untuk mewujudkan karakter peserta didik yang berakhlak mulia. Di sekolah terdapat nilai karakter bangsa yang telah dilaksanakan namun pelaksanaannya tidak maksimal sehingga masih ada peserta didik yang belum mencerminkan sikap berkarakter. Nilai karakter yang dilaksanakan di sekolah dikembangkan melalui pembiasaan-pembiasaan terhadap peserta didik dalam berperilaku. Nilai karakter yang mulai dikembangkan melalui pembiasaan sikap di sekolah yaitu: 1. Siswa berdo a sebelum dan sesudah belajar, memberikan salam, serta meminta izin keluar/masuk kelas sebagai implementasi nilai religius. 2. Siswa melaksanakan tugas piket kebersihan kelas, menanami/merawat tanaman yang ada di sekitar kelas, serta melaksanakan kegiatan kerja bakti setiap hari jum at sebagai perwujudan nilai peduli lingkungan. 3. Siswa melaksanakan upacara bendera setiap hari senin, serta menyanyi-kan lagu nasional sebagai implementasi nilai semangat kebangsaan. Selain pembiasaan sikap, ada beberapa guru yang mulai mengintegrasikan nilai pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran di kelas yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi sebagai nilai komuniktif/bersahabat. Selain itu, ada juga pemberian tugas yang kepada peserta didik ketika guru tidak masuk memberikan pembelajaran di kelas sehingga siswa sudah terbiasa untuk belajar di kelas meski tidak ada guru, hal tersebut mencerminkan nilai mandiri. Di sekolah juga mulai ada pengkondisian meskipun pelaksanaannya belum sesuai dengan indikator nilai karakter bangsa yang ada. Pengkondisian yang dilaksanakan di sekolah seperti: Menyediakan tempat pembuangan sampah organik dan anorganik di setiap kelas, memberikan sumbangan sembako kepada para korban bencana alam yang ada di sekitarnya, serta mengunjungi teman yang sakit, dan menyediakan buku ramadhan untuk peserta didik, serta merayakan hari-hari besar keagamaan dengan berdzikir bersama di Masjid dekat sekolah. Kegiatan spontan juga dilaksanakan di sekolah oleh guru dan peserta didik yaitu guru langsung menegur peserta didik saat melakukan kesalahan, dan antara sesama
7 peserta didik terkadang saling menegur jika ada teman lainnnya yang melakukan perbuatan tidak terpuji. Pelaksanaan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah dapat dikatakan belum maksimal sebab pelaksanaannya belum sesuai dengan indikator keberhasil-an pendidikan karakter. Hal tersebut terlihat dari sikap peserta didik yang meskipun telah disediakan tempat pembuangan sampah organik dan anorganik disetiap kelas peserta didik masih sering membuang sampah tidak pada tempatnya serta peserta didik belum mampu membedakan sampah yang organik dan anorganik. Selain itu, masih ada peserta didik yang belum melaksanakan piket kebersihan kelas sesuai jadwal yang ada padahal setiap kelas telah dibagikan jadwal piket kebersihan. Berdasarkan hasil temuan dilapangan maka dapat diidentifikasi nilai-nilai karakter yang dibutuhkan untuk diutamakan perkembangannya bagi peserta didik. Di sekolah nilai-nilai pendidikan karakter yang muncul belum mencapai indikator keberhasilan yang ada sehingga harus ditingkatkan pembinaannya terhadap para peserta didik. Masalah yang sering dihadapi sekolah yaitu siswa belum memiliki sikap disiplin sebab ada peserta didik yang memakai seragam tidak rapi di dalam kelas, serta peserta didik dan guru masih ada yang datang terlambat ke sekolah. Hal tersebut terjadi karena belum ada sanksi yang tegas diberikan kepada para pelanggar sehingga harus diberikan bimbingan serta peringatan agar pelanggar malu untuk mengulangi kesalahannya. Nilai karakter rasa ingin tahu dan gemar membaca harus lebih ditingkatkan di sekolah sebab peserta didik masih kurang mengunjungi perpustakaan untuk membaca buku sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar karena tidak memiliki wawasan pengetahuan yang luas. Dalam pembelajaran di kelas belum ada kegiatan yang menuntut peserta didik menggunakan buku referensi yang ada di perpustakaan sehingga frekuensi peserta didik membaca buku masih kurang, terkadang peserta didik mengunjungi perpustakaan bukan untuk membaca buku melainkan bermain catur dengan teman-temannya. Hal tersebut terjadi karena buku-buku yang disediakan di perpustakaan belum lengkap dan sudah mulai usang sehingga peserta didik tidak berminat untuk membaca buku, selain itu petugas perpustakaan juga kurang tegas menegur para peserta didik yang bermain di perpustakaaan. Sekolah seharusnya mampu menciptakan suasana membaca yang nyaman dan tentram sehingga mampu menarik minat baca peserta didik. Selain itu, buku-buku yang ada di perpustakaan harus selalu up-date.
8 Nilai karakter yang dibutuhkan di sekolah yaitu nilai karakter cinta damai dan toleransi sebenarnya sudah mulai dikembangkan hanya saja masih ada peserta didik yang saling mengolok-olok, tidak menghargai temannya, serta terkadang sering mengganggu temannya saat belajar di kelas. Guru telah memberikan nasehat namun masih ada peserta didik yang membandel dan tidak mengindahkan nasehat guru, hal itu disebabkan belum ada hukuman tegas yang diberikan. Untuk membina nilai cinta damai juga harus dilakukan kegiatan yang dapat menciptakan suasana akrab dan interaksi yang baik antar semua masyarakat sekolah. Nilai karakter yang diutamakan pelaksanaannya, dipilih sesuai dengan kondisi serta masalah yang muncul di sekolah. Sesuai dengan teori Asmani (2011) bahwa jumlah dan jenis nilai karakter yang dipilih akan berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lainnya, tergantung pada kepentingan dan kondisi masing-masing. Selanjutnya perbedaan jumlah dan jenis nilai karakter juga dapat terjadi karena pandangan dan pemahaman yang berbeda terhadap nilai-nilai tersebut karena ada pandangan dan pemahaman bahwa nilai tersebut telah tercerminkan kedalam nilai-nilai yang lainnya. Nilai pendidikan karakter yang ada di sekolah masih membutuhkan perbaikan untuk mengembangkan pendidikan karakter agar indikator keberhasilan yang ada dapat tercapai dengan baik. Nilai karakter yang harus diutamakan dipilih berdasarkan situasi dan kondisi yang ada di sekolah sehingga guru harus lebih cermat dalam mengembangkan nilai-nilai karakter yang dibutuhkan di sekolah. 3. Bentuk pengembangan pendidikan karakter Ada beberapa bentuk pengembangan pendidikan karakter di sekolah ini yang nampak pada pada beberapa nilai diantaranya: a). Religius Sesuai data yang diperoleh peneliti di lapangan nilai religius telah ditanamkan dilihat dari kebiasaan siswa dengan membaca doa sebelum dan sesudah pelajaran di kelas. Berjabat tangan dengan guru ketika masuk dalam kelas maupun setelah jam sekolah berakhir. Setelah menyimak pendapat yang disampaikan informan di atas, dapat diartikan bahwa selain itu guna demi menjalankan nilai karakter religius sarana mushola sangat menunjang terciptanya siswa yang religius. b). Peduli Lingkungan
9 Berdasarkan data diperoleh di lapangan sangat jelas bahwa nilai yang relevan di Sekolah yaitu peduli lingkungan. Kesadaran siswa itu sendiri belum mencerminkan sikap peduli lingkungan. Melihat mereka hanya membuang sampah jika ada salah satu guru yang melihat jika tidak mereka akan kembali buang sampah secara sembarangan. c). Gemar Membaca Berdasarkan pendapat guru bahwa siswa mereka kurang berminat dalam membaca. Hal tersebut dapat di lihat berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang menyatakan bahwa siswa akan lebih memilih untuk bermain jika ada guru yang berhalangan untuk masuk. Selanjutnya mengatakan bahwa terdapat siswa yang hanya bermain ketika disuruh membaca dalam perpustakaan. Dengan demikian dapat ditunjukkan bahwa siswa tidak sepenuhnya memiliki nilai karakter gemar membaca. d) Disiplin Ditinjau dari nilai karakter disiplin seperti ketepatan waktu tiba di sekolah, menurut pendapat guru masih ada didapati siswa yang datang terlambat terlebih saat upacara dilaksanakan. Meskipun pendapat mereka berbeda-beda akan tetapi mereka akan tetap memberikan sanksi kepada siswa yang datang terlambat dengan tujuan mereka tidak akan mengulanginya lagi. Pembangunan nilai karakter di sekolah dilandasi oleh sebuah kebutuhan dengan mengikuti perkembangan zaman. Menurut Jamal Ma mur Asmani (2011) Jumlah dan jenis nilai karakter yang dipilih akan berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lainnya, tergantung pada kepentingan dan kondisi masing-masing. Selanjutnya perbedaan jumlah dan jenis nilai karakter juga dapat terjadi karena pandangan dan pemahaman yang berbeda terhadap nilai-nilai tersebut karena ada pamdangan dan pemahaman bahwa nilai tersebut telah tercerminkan kedalam nilai-nilai yang lainnya. Menurut pendapat Najib Sulhan (2011) bahwa landasan yang paling kuat dalam membangun pendidikan karakter disekolah terdapat dalam visi, misi dan tujuan sekolah. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan data penelitian yang telah diuraikan dalam pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa guru belum memahami hakikat tentang konsep pendidikan karakter.
10 2. Muatan nilai-nilai karakter yang terdapat dalam pembelajaran pada saat melakukan kegiatan pembelajaran meliputi; nilai Disiplin (discipline), Rasa hormat dan perhatian (respect), Tekun ( diligence), Tanggung jawab (responsibility), Dapat dipercaya (trustworthiness), Berani ( courage), Ketulusan (honesty), Inegritas ( integrity), Peduli (caring), Jujur (fairness), Kewarganegaraan (citizenship), Ketelitian (carefulness). 3. Nilai karakter yang diutamakan pelaksanaannya di sekolah disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta masalah yang sering terjadi di sekolah sehingga dapat diidentifkasi nilai yang sangat dibutuhkan di sekolah yaitu: nilai jujur, menghargai prestasi, kerja keras, tanggung jawab, cinta tanah air, kreatif, disiplin, gemar membaca, rasa ingin tahu. Pelaksanaan nilai peduli lingkungan sebenarnya sudah ada di sekolah hanya saja peserta didik masih ada yang membuang sampah sembarangan, hal tersebut sangat mengganggu kebersihan dilingkungan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah optimal maka sebaiknya semua guru diberikan pelatihan dan pembinaan dalam mengembangkan pendidikan karakter di sekolah. Jika pemahaman guru akan konsep pendidikan karakter sudah baik maka diharapkan guru dapat menentukan strategi dan kegiatan yang mampu menumbuhkan nilai karakter dalam diri peserta didiknya.. Daftar Pustaka Asmani, Jamal Ma mur Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press. Albertus, D.K Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo. Antara News Mendiknas: Penerapan Pendidikan Karakter Dimulai SD, (Online). (http: // diakses 10 Desember 2011). Hidayat, T Pentingnya Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar di Indonesia, (Online). ( diakses 10 Desember 2011) Miles, M.B, & Huberman, A.M Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi R. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Prasetyo, A., dan Rivasintha, E Konsep, Urgensi, dan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah, (Online). ( kompasiana.com, diakses 10 Desember 2011). Sulhan, Najib Pendidikan Berbasis Karakter. Surabaya: PT Jepe Pres Media Utama (Jawa Pos Grup). Usman H.B, dkk Pedoman Penyusunan dan Penilaian Karya Ilmiah. Palu: Penerbit Universitas Tadulako.
11 Wibowo, T Kurikulum Pendidikan Karakter, (Online). ( -wibowoartikel-pendidikan-karakter.com, diakses 16 Desember 2011) Panduan Penyelenggaraan Sekolah Standar Nasional untuk SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP, (Online). ( 2011/ 05/makalah-pendidikan-karakterdalam.html, diakses 10 Desember 2011). \ Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.
I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Karena
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDN INPRES 1 TONDO KECAMATAN PALU TIMUR. Oleh: Wara Sulistya Ningrum* ABSTRAK
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDN INPRES 1 TONDO KECAMATAN PALU TIMUR Oleh: Wara Sulistya Ningrum* ABSTRAK Mendeskripsikan pemahaman guru tentang konsep pendidikan karakter, nilai karakter
Lebih terperinciPENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciPENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)
PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI) (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI
PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) menjadi bagian penting dalam suatu pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari keberadaan pendidikan
Lebih terperinciPengembangan Sekolah Berkarakter
Pengembangan Sekolah Berkarater Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Mampu mengembangan sekolah berkarakter Indikator: Memahami hakikat sekolah berkarakter Memahami nilai karakter yang dikembangkan di sekolah
Lebih terperinciPEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21
PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 Machful Indra Kurniawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada jaman globalisasi sekarang ini dapat di lihat adanya perubahan perilaku yang terjadi pada generasi muda khususnya peserta didik antara lain; perilaku rendahnya
Lebih terperinciDWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik
DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 1 (2) (2017) 14-20 DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik https://jurnal.uns.ac.id/jdc PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN IMPLEMENTASINYA Dwi Purwanti SDN 1 Pohkumbang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Sekolah merupakan tempat penyelenggara proses kegiatan pendidikan yang dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk mendidik, mengembangkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masyarakat terus berkembang dan berubah menyesuaikan dengan kondisi jaman dan peradaban. Manusia sebagai bagian dari perkembangan jaman adalah faktor penentu keberlangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penanaman karakter merupakan suatu upaya untuk membentuk generasi yang berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter yang kuat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik peserta didiknya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Tujuan utama pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tujuan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional suatu Negara salah satunya ditentukan oleh keberhasilan pengelolaan Negara itu sendiri dalam mengelola pendidikan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh karena itu tentu pendidikan juga akan membawa dampak yang besar terhadap peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan mengembangkan potensi manusia agar memiliki sejumlah karakter, integritas dan kompetensi yang berguna
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
0 PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DAN KEJUJURAN ANAK PADA KELUARGA POLISI (Studi Kasus di Aspolres Sragen Mageru RT 03/RW II Sragen Tengah Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya pembangunan nasional suatu negara, sebab pendidikan merupakan tonggak dalam majunya suatu negara. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan perpaduan yang harmonis antara kegiatan pengajaran yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab VI, penulis dapat menarik kesimpulan dan saran yang kiranya dapat bermanfaat
Lebih terperinciSTUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU
STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU DRS. AHMAD EDDISON, M.Si. Dosen Program Studi PPKn FKIP Universitas Riau, Pekanbaru, Riau E-mail: ahmadeddison@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten
A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang menarik pada zaman modern di Indonesia adalah pemahaman dan implementasi tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakat kita yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala
Lebih terperinciMemahami Budaya dan Karakter Bangsa
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia internasional saat ini. Hal ini dipicu oleh perilaku manusia yang kurang peduli pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis yang dialami bangsa Indonesia tidak hanya krisis ekonomi maupun politik, tapi lebih dari itu, bangsa kita tengah mengahadapi krisis karakter atau jati diri yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak tahun 1920-an Ki Hajar Dewantara telah mengumandangkan pemikiran bahwa pendidikan pada dasarnya adalah memanusiakan manusia dalam artian menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali nilai-nilai dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali nilai-nilai dalam kehidupan yang harus dijalankan sesuai dengan tata caranya masing-masing. Jika nilai-nilai itu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku manusia. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan sumber daya manusia sehingga terjadilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Definisi Pendidikan Karakter 2.1.1 Pendidikan Karakter Menurut Lickona Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia baik fisik maupun moril, sehingga pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia khususnya
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung
Lebih terperinciKompetensi Inti Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER
PEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER Ary Kristiyani, M.Hum. PBSI, FBS, UNY arykristiyani@uny.ac.id atau ary_kristiyani79@yahoo.com Disampaikan pada Seminar Internasional di Hotel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran. Guru adalah pemeran utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru memiliki peran vital dalam proses pembelajaran di kelas, guru memiliki tugas dan tanggung jawab menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan
Lebih terperinciPERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1
PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1 Fauzatul Ma rufah Rohmanurmeta 2 IKIP PGRI Madiun ABSTRAK Salah satu kewajiban utama yang harus dijalankan oleh guru kepada peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan suatu pondasi bangsa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Permasalahan karakter saat ini banyak diperbincangkan. Berbagai persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan
PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PATROLI KEAMANAN SEKOLAH (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekolah di SMK Negeri 2 Sragen Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter telah hidup di masyarakat sejak dahulu namun keberadaan dan urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang- Undang Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, tidaklah cukup dengan hanya memiliki kecerdasan saja, tetapi harus disertai dengan kesehatan mental dan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates (munadlir@yahoo.co.id) ABSTRAK Pendidikan di sekolah sampai saat kini masih dipercaya sebagai media yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kehidupan era Globalisasi ini, remaja sering kali diselingi hal-hal
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan era Globalisasi ini, remaja sering kali diselingi hal-hal yang negatif dalam rangka penyesuaian dengan lingkungan sekitar baik lingkungan dengan teman-temannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, pendidikan mampu melakukan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengembangkan nilainilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga peserta didik dapat memaknai karakter bangsa
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
PERANAN KEGIATAN MORNING SPIRITUAL GATHERING (MSG) DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB PADA GURU DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO (Studi Kasus di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan nasional yang mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini sering disebut anak prasekolah, memiliki masa peka dalam perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespons
Lebih terperinciPENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI
PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Kelas VII di SMP Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan budi-pekerti dan akhlak-iman manusia secara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)
PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan Nasional adalah agar anak didik menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berahlak mulia. Untuk mewujudkan tujuan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa
Lebih terperinciBUDAYA SALAMAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER BERSAHABAT DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali)
BUDAYA SALAMAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER BERSAHABAT DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciSTRATEGI DOSEN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN KARAKTER ETIKA MAHASISWA DI STIKOM PGRI BANYUWANGI
STRATEGI DOSEN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN KARAKTER ETIKA MAHASISWA DI STIKOM PGRI BANYUWANGI Mohamad Dedi 1 ; Estu Handayani 2 Email:dedismantab_stikom@yahoo.co.id; ehchie797@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (5)Instrumen Penelitian, (6) Prosedur Penelitian, (7) Analisis Data, dan (8)
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menguraikan tentang (1) Pendekatan dan Jenis Penelitian, (2) Kehadiran Peneliti, (3) Tempat dan Waktu Penelitian, (4) Sumber Data, (5)Instrumen Penelitian, (6) Prosedur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang professional secara akademik dan tangguh/kreatif secara karakter. Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman pemerintahan Ir. Soekarno, ada tiga hal penting yang menjadi tantangan. Pertama adalah mendirikan negara yang bersatu dan berdaulat, kedua adalah membangun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lawan jenis, menikmati hiburan di tempat-tempat spesial dan narkoba menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Moralitas bangsa menjadi longgar, sesuatu yang dahulu dianggap tabu sekarang menjadi biasa-biasa saja. Cara berpakaian, berinteraksi dengan lawan jenis, menikmati
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN PPM
LAPORAN KEGIATAN PPM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEHIDUPAN Disampaikan Pada Kegiatan Pesantren Kilat Program KKN Tahun 2012 Di SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten Oleh Erwin Setyo Kriswanto, M. Kes
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PERNYATAAN... ii. ABSTRAK... iii. KATA PENGANTAR... v. UCAPAN TERIMAKASIH... vi. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI PERNYATAAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... v UCAPAN TERIMAKASIH... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GRAFIK... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN...... xv BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciDisusun Oleh: SRITOMI YATUN A
PENGEMBANGAN KARAKTER KREATIF DAN DISIPLIN PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Kelas X Seni Lukis SMK Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran terdiri dari dua hal yang salah satunya saling berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar oleh pengajar (Guru).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan dalam penelitian. Sub judul tersebut yaitu latar belakang, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penanaman nilainilai moral dalam pembelajaran biologi di SMA, dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pendidikan karakter merupakan proses pembentukan karakter yang memberikan dampak positif terhadap perkembangan emosional, spiritual, dan kepribadian seseorang. Oleh sebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar belakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti
Lebih terperinciOleh: RIAN PUTERI SAYEKTI WIBOWO A
MUATAN DAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER SALING MENGHARGAI (Analisis Isi pada Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII SMP/MTs Kurikulum 2013 serta Pelaksanaannya di SMP Negeri 1 Surakarta)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu proses kegiatan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keberhasilan dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan sekitar kita. Permasalahan yang terkait dengan asusila,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Media dalam pendidikan digunakan untuk membantu dalam menyampaikan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Media dalam pendidikan digunakan untuk membantu dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sehingga siswa lebih mudah menerima pelajaran yang diberikan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Lebih terperinci