BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
|
|
- Widya Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA I. Permasalahan yang Dihadapi Penegakan hukum sebagai salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan hukum sangat tergantung pada beberapa faktor, antara lain peraturan perundang-undangan yang dipakai sebagai dasar dalam melaksanakan penegakan hukum dan instansi yang melaksanakan proses tersebut termasuk di dalamnya aparat penegak hukum. Tanpa menghilangkan arti pentingnya penegakan hukum terhadap kasus-kasus yang ada di masyarakat, prioritas pembangunan hukum khususnya penegakan hukum pada tahun 2006 dan 2007 adalah penanganan perkara korupsi dan pelanggaran HAM. Dalam rangka penanganan kasus korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia, beberapa permasalahan yang sampai saat ini masih dihadapi oleh instansi penegak hukum dan lembaga independen seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) antara lain yang menyangkut peraturan perundang-undangan baik yang mengatur mengenai hukum materiilnya maupun hukum formil, serta
2 masih terbatasnya pemahaman baik dari aparat penegak hukum maupun masyarakat umum terhadap hukum yang ada. Masih adanya kelemahan pada Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebabkan adanya permasalahan dalam penanganan kasus korupsi. Putusan Mahkamah Konstitusi yang terkait dengan kedua undang-undang tersebut yang mengatur tentang tidak dapat dipergunakan lagi unsur perbuatan melawan hukum secara materil dalam pembuktian perkara korupsi dan masalah eksistensi dari Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, sehingga perlu segera dipikirkan upaya untuk mengamendemen kedua undang-undang tersebut. Sistem hukum acara dalam penanganan kasus korupsi yang berlaku saat ini merupakan salah satu penyebab belum memungkinkannya penanganan tindak pidana korupsi secara cepat. Demikian juga dengan adanya ketentuan dalam Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia yang mensyaratkan adanya persetujuan DPR dalam pembentukan Pengadilan Ad Hoc HAM menyebabkan beberapa kasus pelanggaran HAM berat seperti kasus Tanjung Priok 1984, Kerusuhan Mei 1998, Trisakti 1998, Semanggi I dan Semanggi II, Timor Timur 1999, Abepura 2000, peristiwa Wasior , dan Peristiwa Wamena 2003 belum dapat ditindaklanjuti oleh Kejaksaan meskipun penyelidikan terhadap kasus-kasus tersebut telah dilakukan dan diserahkan oleh Komnas HAM kepada Kejaksaan Agung. Terkait dengan pemberantasan korupsi melalui upaya pencegahan melalui Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi (RAN PK) telah dilakukan Pelaksanaan RAN PK yang merupakan percepatan langkah-langkah/upaya konkret yang akan dilakukan oleh pemangku kepentingan (stakeholder) untuk mempercepat perbaikan/ penyempurnaan kebijakan dan/atau kelembagaan di bidang pelayanan publik yang bersih dan bebas dari korupsi. Kegiatan itu belum menunjukan hasil yang optimal karena masih banyak instansi/ lembaga baik di pusat maupun di daerah yang belum mengimplementasikannya. 11-2
3 Upaya pemerintah untuk memberantas korupsi ternyata belum membawa perubahan siginifikan. Kasus korupsi di beberapa intansi pemerintah masih saja terjadi selama dua tahun terakhir ini. Di samping itu, masyarakat masih merasa belum memaksimalkan lembaga peradilan dalam melakukan penanganan korupsi. Masih banyaknya tindak kekerasan yang dilakukan oleh oknum aparat negara ataupun oleh kelompok masyarakat tertentu baik dalam rangka penyampaian pendapat di muka umum maupun dalam rangka melaksanakan hak dasarnya menunjukan belum sepenuhnya terwujud pelaksanaan dan perlindungan hak sipil dan politik dan belum terwujudnya hak atas rasa aman dan tenteram, perlindungan pribadi, serta kehormatan dan martabat seseorang. Di samping itu, belum terungkapnya kasus terbunuhnya aktivis HAM Munir dirasakan oleh masyarakat belum adanya kepastian hukum dalam rangka penegakan HAM. II. Langkah Kebijakan dan Hasil yang Dicapai Penghormatan, pengakuan dan penegakan hukum dan HAM diarahkan pada kebijakan untuk mendorong terciptanya penegakan dan kepastian hukum yang konsisten khususnya dalam rangka pemberantasan korupsi dan perlindungan HAM melalui pemajuan perlindungan, penegakan, pemenuhan, dan penghomatan HAM, serta menegakan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif dan memihak pada rakyat kecil Upaya untuk melakukan pemberantasan korupsi terus dilakukan salah satu indikator keberhasilan yang dapat dilihat adalah semakin membaiknya indeks persepsi korupsi (IPK) pada tahun 2003 sebesar 1,9; pada tahun 2004 meningkat menjadi 2,0; selanjutnya pada tahun 2005 sebesar 2,2; dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 2,4. Meskipun IPK ini lebih merupakan gambaran mengenai semakin membaiknya pelayanan publik di Indonesia, angka tersebut dapat menunjukan bahwa upaya untuk pencegahan dan penanganan kasus korupsi mempunyai dampak positif yang dapat dirasakan oleh masyarakat. 11-3
4 Dalam upaya pencegahan korupsi, sepanjang tahun Januari 2007, telah dilakukan konsultasi publik RAN PK serta Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD PK) ke-11 provinsi yaitu, Bali, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Bangka Belitung, Jawa Tengah, Papua, Sulawesi Tenggara, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Barat. Sebagai salah satu wujud dari keseriusan Indonesia dalam melakukan upaya untuk pemberantasan korupsi adalah dengan melakukan ratifikasi terhadap United Nation Convention Against Corruption ( UNCAC ) melalui Undang-Undang Nomor 7 tahun Meskipun telah ditandatangani sejak 2003 dan diratifikasi pada awal 2006, banyak kalangan yang belum mengetahui isi dari UNCAC. Penafsiran dan pemahaman dari ketentuan-ketentuan yang tercakup dalam UNCAC harus dilakukan bersama-sama oleh semua stakeholders untuk selanjutnya disesuaikan dan dirumuskan dalam kebijakan hukum nasional berupa peraturan perundang-undangan pemberantasan korupsi pada masa yang akan datang dan diimplementasikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pasca ratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti-Korupsi 2003 memerlukan pemahaman dan langkah koordinasi yang serius dari pemerintah dan masyarakat, antara lain aparat penegak hukum dan lembaga Pemerintah lainnya serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) karena Ratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti-Korupsi 2003 mewajibkan Indonesia untuk menyesuaikan berbagai peraturan perundang-undangan nasional dengan aturan dalam konvensi internasional tersebut dan melaporkan hasil pelaksanaannya setiap tahun di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti-Korupsi 2003 terdapat strategi memiliki saling ketergantungan satu sama lain dan menjadi suatu mekanisme pemberantasan korupsi yang komprehensif, yaitu pencegahan, penindakan, kerjasama internasional, perundangundangan, penyusunan laporan dan mekanisme, serta pengembalian aset negara yang dikorupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai salah satu lembaga penegak hukum di bidang pemberantasan korupsi telah melakukan kegiatan berupa pencegahan dan penindakan tindak 11-4
5 pidana korupsi. Tahun 2006 KPK telah menerima 858 surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) baik yang berasal dari kejaksaan sebanyak 526 dan dari kepolisian sebanyak 332. Selanjutnya, pada tahun 2007 sampai dengan triwulan II telah menerima 260 SPDP, baik dari kejaksaan sebanyak 194 dan kepolisian sebanyak 66. Peran masyarakat dalam rangka ikut melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan negara juga sangat berpengaruh terhadap proses pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih. Pada periode 2006 sampai dengan juni 2007 KPK telah menelaah laporan pengaduan masyarakat dengan hasil mengandung indikasi tindak pidana korupsi, 221 ditindaklanjuti oleh KPK, dan pengaduan dikoordinasikan dengan instansi lain. Terkait dengan penindakan terhadap kasus/perkara korupsi, KPK dari tahun 2006 sampai dengan triwulan kedua 2007 telah melakukan penyelidikan terhadap 90 kasus, penyidikan 47 perkara, dan penuntutan 40 perkara. Selanjutnya, pada periode yang sama perkara korupsi yang telah diputus dan mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht) oleh pengadilan tipikor berjumlah 31 perkara. Sementara itu, sampai dengan bulan Juni 2007 perkara korupsi yang masih dalam proses persidangan pada Pengadilan Tipikor adalah berjumlah 8 perkara termasuk di dalamnya perkara pungutan dana non budgeter tahun 2002 sampai dengan 2006 yang dilakukan oleh Sekjen Departemen Kelautan dan Perikanan. Dalam rangka untuk menunjang keberhasilan proses pemeriksaan kasus korupsi, salah satu faktor yang sangat penting adalah adanya bukti dan saksi. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban diharapkan dapat memacu masyarakat untuk melaporkan adanya dugaan korupsi. Selama tahun 2006 KPK telah bekerja sama dengan kepolisian untuk memfasilitasi permintaan perlindungan terhadap pelapor. Perlindungan ini lebih melindungi dari adanya tuntutan hukum atas pencemaran nama baik bagi pelapor. Di samping melakukan penindakan KPK juga melakukan upaya pencegahan praktik korupsi antara lain dengan melakukan pemeriksaan terhadap laporan harta kekayaan pejabat negara (LHKPN) pada tahun 2006 sebanyak laporan dan sampai dengan Juni 2007 sebanyak laporan. Data yang ada menunjukan bahwa dari tahun ke tahun mulai adanya peningkatan kesadaran dari penyelenggara negara untuk 11-5
6 melaporkan harta kekayaannya kepada KPK. Di samping itu, KPK juga melakukan penelitian terhadap laporan gratifikasi dari pejabat negara, pada tahun 2006 telah diterima sebanyak 326 laporan dengan nilai Rp ,00; US $1,300,00; Sin $47,000.00; dan dalam bentuk barang Rp ,00. Sampai dengan triwulan II tahun 2007 telah diterima pengembalian formulir gratifikasi sebanyak 61 laporan dengan nilai sebanyak Rp ,00. Kejaksaan RI merupakan instansi penegak hukum yang menjalankan fungsi penuntutan dan dalam perkara korupsi juga menjalankan fungsi penyidikan. Pada tingkat penyidikan perkara korupsi Kejaksaan RI sepanjang tahun 2006 telah menyelesaikan sebanyak 695 perkara dari perkara yang berasal dari sisa perkara tahun 2005 dan perkara baru yang masuk pada tahun Selanjutnya, sampai dengan April 2007 Kejaksaan RI telah menyelesaikan 99 perkara dari 1190 perkara yang berasal dari perkara sisa tahun 2006 dan perkara baru yang masuk laporan tahun 2007 termasuk di dalamnya kasus dugaan korupsi ekspor beras yang melibatkan pejabat di lingkungan instansi Badan Urusan Logistik (Bulog). Pada tingkat penuntutan tahun 2006 telah diselesaikan 772 perkara dari 807 perkara dan sampai dengan April 2007 telah diselesaikan 176 dari 196 perkara yang ada. Beberapa kasus korupsi yang penting dan menarik perhatian masyarakat luas antara lain kasus dana abadi umat Departemen Agama, kasus dana Jamsostek, dan kasus yang melibatkan anggota dewan serta pejabat eksekutif/penyelenggara negara di daerah dan pusat. Di samping menangani perkara pidana khusus korupsi, Kejaksaan RI juga telah menangani perkara pidana umum lainnya seperti perkara psikotropika dan perkara terorisme yang dalam beberapa tahun terakhir ini meresahkan masyarakat. Pada tahun 2006 telah ditangani perkara psikotropika dari perkara telah diselesaikan sebanyak atau 93,60%. Sementara itu untuk perkara terorisme dari 21 perkara diselesaikan 19 perkara atau 90,48%. Pada tahun 2007, 70 perkara tindak pidana Psikotropika yang masuk telah diajukan ke pengadilan dan sampai dengan Mei 2007 baru diputus 19 perkara, sedangkan untuk tindak pidana terorisme dari 4 perkara yang masuk telah diajukan dan diputus dipengadilan. 11-6
7 Dalam rangka penanganan terhadap kasus pelanggaran HAM (hak asasi manusia) telah dibentuk pengadilan HAM ad-hoc terhadap kasus pelanggaran HAM berat di Timor-Timur dan Tanjung Priok. Terhadap kedua perkara tersebut sudah ada putusan pengadilan HAM ad-hoc sehingga saat ini tinggal menunggu untuk eksekusi oleh Kejaksaan RI. Namun demikian terhadap kasus Trisakti, Semanggi I dan Semanggi II, kasus Kerusuhan Mei 1998, kasus Wasior dan Wamena, serta kasus penghilangan orang secara paksa, telah dilakukan penelitian oleh Komnas HAM dan ada dugaan pelanggaran HAM berat, kasus-kasus tersebut tidak dapat ditindaklanjuti tahap penyidikan dan penuntutan karena terhalang pada hukum acara yang ada. Komnas HAM sebagai lambaga independen yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia telah melakukan upaya untuk mewujudkan hal tersebut. Terhadap kasus tindak kekerasan yang dialami oleh warga Jemaat Ahmadiyah seperti penyerangan kampus Mubarok di Parung pada tanggal 9 dan 15 Juli 2005, serta penyerangan warga Jemaat Ahmadiyah di Cianjur pada tanggal 19 September 2005, penyerangan warga jemaat Ahmadiyah di Ketapang pada Oktober 2005 dan Februari 2006, Komnas HAM telah melakukan pemantauan dan penyelidikan. Terkait dengan perlindungan terhadap anak, Komnas HAM telah melakukan penyelidikan atas proses hukum Raju. Dari hasil penyelidikan tersebut disimpulkan bahwa telah terjadi pelanggaran UU No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak pada proses hukum terhadap Raju. Untuk itu Komnas HAM telah mengirimkan surat kepada Mahkamah Agung, Jaksa Agung, dan Kepolisian RI untuk menghindari kasus serupa terulang kembali. Dalam kaitannya dengan kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan, Komnas HAM melakukan pemantauan dan penyelidikan awal terhadap peristiwa bentrokan antara warga masyarakat dan TNI AL di Desa Alas Tlogo, Pasuruan, Jatim. Apabila terdapat indikasi pelanggaran HAM berat, tidak menutup kemungkinan akan dibentuk Tim Penyelidikan Pro- Yustisia Dalam rangka mendorong pembangunan HAM di Indonesia telah dikeluarkan Keputusan Presiden No. 40 Tahun 2004 tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) HAM yang merupakan agenda strategis untuk menyelesaikan pembangunan nasional menuju 11-7
8 masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Implementasinya merupakan wujud tanggung jawab dan kewajiban terhadap penghormatan, perlindungan, penegakan, pemajuan, dan pemenuhan HAM sebagaimana diatur dalam Undang-undang No 39 tahun Dalam rangka pelaksanaan RAN HAM telah dibentuk panitia pelaksana di 33 provinsi dan panitia pelaksana di 343 kabupaten dan di 93 kota yang bertujuan untuk mensosialisasikan dan sekaligus mendorong pelaksanaan HAM di daerah. Adapun kegiatan yang dilakukan di daerah tersebut antara lain adalah melakukan persiapan harmonisasi perda, diseminasi dan pendidikan HAM, penerapan norma dan standar HAM, serta pemantaun evaluasi dan laporan. Sebagai bagian dari upaya untuk memberikan perlindungan HAM khususnya untuk anak, kegiatan Program Nasional Bagi Anak Indonesia (PNBAI) mendorong semua komponen masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebagai lembaga independen yang merupakan mandatori dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak telah membentuk 16 Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAID) di tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia. Dalam kaitannya dengan perlindungan atas hak perempuan terhadap kekerasan, Komisi Nasional (Komnas) Perempuan telah memfasilitasi kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang berlangsung pada tanggal 25 November 10 Desember Di samping itu, untuk mengetahui perkembangan penanganan kekerasan terhadap perempuan secara nasional, Komnas Perempuan membuat catatan tahunan. Sepanjang tahun 2006 tercatat telah terjadi kekerasan terhadap perempuan sebanyak kasus yang ditangani oleh 258 lembaga. Dalam rangka pengawasan penindakan terhadap orang asing telah ditangkap 347 WNA yang melakukan pelanggaran ketentuan keimigrasian. Sementara itu dalam upaya penegakan hukum keimigrasian telah dilakukan pencegahan terhadap 1231 orang, penangkalan terhadap 7764 orang deportasi terhadap 1883 orang. 11-8
9 III. Tindak Lanjut yang Diperlukan Dalam rangka untuk mendorong keberhasilan upaya pemberantasan korupsi perlu adanya tindakan yang menyeluruh baik yang sifatnya pencegahan maupun penindakan terhadap tindak pidana korupsi. Salah satu upaya untuk melakukan pencegahan terjadinya praktik korupsi adalah dengan terus melakukan sosialisasi pelaksanaan RAN PK dan mendorong tiap-tiap daerah untuk menyusun Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi. Di samping itu, dalam rangka penindakan terhadap pelaku korupsi maka terus dilakukan upaya untuk penindakan baik penyidikan maupun penuntutan di pengadilan. Sebagaimana yang telah dikemukakan, bahwa untuk mendorong agar penanganan perkara tindak pidana korupsi dapat diselesaikan dengan cepat maka perlu adanya penyempurnaan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan korupsi seperti penyempurnaan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Perubahan Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Penyempurnaan Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, dan perubahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana. Di samping itu, untuk mendorong penegakan hukum di bidang Hak Asasi Manusia perlu adanya pengkajian dan usulan untuk adanya perubahan terhadap Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM agar penanganan terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM berat yang saat ini masih belum dapat ditindaklanjuti ke arah proses hukum dapat segera tertangani. Selain itu, dalam rangka untuk memberikan perlindungan terhadap saksi, khususnya untuk perkara-perkara korupsi dan pelanggaran HAM yang melibatkan aparat negara, perlu segera dibentuk peraturan pelaksanaan undang-undang perlindungan saksi dan korban. 11-9
PRESIDEN RFPUBLIK INDONESIA BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN' DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA
RFPUBLIK INDONESIA BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN' DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA A. KONDISI UMUM Berbagai masalah
Lebih terperinciBAB 11 PENGHORMATAN PENGAKUAN DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAM
BAB 11 PENGHORMATAN PENGAKUAN DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAM I. Permasalahan yang Dihadapi Sebagaimana periode sebelumnya, Rencana Kerja Pemerintah tahun 2008 menetapkan bahwa salah satu prioritas pembangunan
Lebih terperinciBAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Masih rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga hukum yang ada antara lain disebabkan karena penegakan hukum di
Lebih terperinciBAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA A. KONDISI UMUM Penghormatan, Pengakuan, dan Penegakan atas Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) di dalam tahun 2005 mencatat
Lebih terperinciNOMOR : M.HH-11.HM.03.02.th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG
PERATURAN BERSAMA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA KETUA
Lebih terperinciBAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA A. KONDISI UMUM Penghormatan, pengakuan, dan
Lebih terperinciBAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN
BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Hak asasi merupakan hak yang bersifat dasar dan pokok. Pemenuhan hak asasi manusia merupakan suatu keharusan agar warga negara
Lebih terperinciKEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP 558 /A/J.A/ 12/ 2003 TENTANG
KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP 558 /A/J.A/ 12/ 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-225/A/J.A/05/2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN
Lebih terperinciPOSISI KASUS; HAMBATAN DAN PERMASALAHAN
POSISI KASUS; HAMBATAN DAN PERMASALAHAN Kasus pelanggaran HAM Berat LATAR BELAKANG Paksa reformasi 1998, nilai nilai HAM dan kewajiban pemenuhan, penghormatan dan perlindungan HAM telah menjadi menjadi
Lebih terperinciBriefing Pers Menyongsong Pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc Untuk Kasus Penghilangan Orang Secara Paksa 1997/1998
Briefing Pers Menyongsong Pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc Untuk Kasus Penghilangan Orang Secara Paksa 1997/1998 Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) Jakarta, 7 November 2009 I. Pendahuluan Menjelang
Lebih terperinciBAB 11 PENGHORMATAN PENGAKUAN DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAM
BAB 11 PENGHORMATAN PENGAKUAN DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAM I. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI Selama kurun waktu empat tahun, pemerintahan dan penyelenggaraan pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu Tahun
Lebih terperinciBAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM
BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis merupakan upaya yang terus-menerus dilakukan, sampai seluruh bangsa Indonesia benar-benar merasakan keadilan dan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA I. UMUM Bahwa hak asasi manusia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, Deklarasi Universal
Lebih terperinciKEPUTUSAN BERSAMA KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor : KEP Nomor : KEP- IAIJ.
KEPUTUSAN BERSAMA KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor : KEP- 1 11212005 Nomor : KEP- IAIJ.A11212005 TENTANG KERJASAMA ANTARA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DENGAN
Lebih terperinciLAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA
RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) Tahun
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN NOVEMBER 2016
LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN NOVEMBER 2016 Pendahuluan Fungsi pokok Komnas HAM yang dikenal rakyat Indonesia adalah menerima dan memeriksa kasus atau peristiwa
Lebih terperinciPerbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
3 Perbedaan dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia Bagaimana Ketentuan Mengenai dalam tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia? Menurut hukum internasional, kejahatan
Lebih terperinciPeran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik
Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik Oleh : Budi Santoso, SH, LL.M (Ombudsman RI Bid.Penyelesaian Laporan/Pengaduan) Jakarta, 24 Juli 2013 Rekapitulasi
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK I. PEMOHON 1. Dr. Harun Al Rasyid, S.H., M.Hum sebagai Pemohon I; 2. Hotman Tambunan, S.T., MBA.sebagai Pemohon II; 3. Dr.
Lebih terperinciPenanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana
CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa anak merupakan amanah
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN SEPTEMBER 2016
LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN SEPTEMBER 2016 Pendahuluan Fungsi pokok Komnas HAM adalah menerima dan memeriksa kasus atau peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN JULI 2017
LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN JULI 17 Pendahuluan Komnas HAM mau tidak mau harus diakui menjadi lembaga pertahanan terakhir bagi warga sipil untuk memperjuangkan
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN FEBRUARI 2018
LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN FEBRUARI A. Laporan Data Penerimaan Pengaduan Pada sampai dengan 3 Januari, Komnas HAM melalui Subbagian Penerimaan dan Pemilahan
Lebih terperinci2011, No b. bahwa Tindak Pidana Korupsi adalah suatu tindak pidana yang pemberantasannya perlu dilakukan secara luar biasa, namun dalam pelaksan
No.655, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Koordinasi. Aparat Penegak Hukum. PERATURAN BERSAMA KETUA MAHKAMAH AGUNG MENTERI HUKUM DAN HAM JAKSA
Lebih terperinciInstitute for Criminal Justice Reform
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN DAN SAKSI DALAM PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA YANG BERAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang:
Lebih terperinciINDEKS KINERJA PENEGAKAN HAM 2011
RINGKASAN TABEL INDEKS KINERJA PENEGAKAN HAM 2011 SETARA Institute, Jakarta 5 Desember 2011 SCORE 2011 PENYELESAIAN PELANGGARAN HAM MASA LALU 1,4 KEBEBASAN BEREKSPRESI 2,5 KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN
Lebih terperinciPENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME
PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME I. UMUM Sejalan dengan tujuan nasional Negara Republik Indonesia sebagaimana
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pelanggaran hak asasi manusia
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pelanggaran hak asasi
Lebih terperinciRANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN
RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) -------------------------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN,
Lebih terperinciBAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM
BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM Hukum merupakan landasan penyelenggaraan negara dan landasan pemerintahan untuk memenuhi tujuan bernegara, yaitu mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, dan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST CORRUPTION, 2003 (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA ANTI KORUPSI, 2003) DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN JULI 2016
LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN JULI 2016 Pendahuluan Fungsi pokok Komnas HAM yang dikenal rakyat Indonesia adalah menerima dan memeriksa kasus atau peristiwa
Lebih terperinciBAB IV KEBIJAKAN SEKURITISASI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGANI PERMASALAHAN IMIGRAN ILEGAL
BAB IV KEBIJAKAN SEKURITISASI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGANI PERMASALAHAN IMIGRAN ILEGAL Isu imigran ilegal yang terus mengalami kenaikan jumlah di Indonesia yang juga turut menimbulkan dampak tersendiri
Lebih terperinciMAKALAH INDONESIAN HUMAN RIGHTS LEGISLATION. Oleh: Ifdhal Kasim Ketua Komnas HAM RI, Jakarta
PEMERKUATAN PEMAHAMAN HAK ASASI MANUSIA UNTUK HAKIM SELURUH INDONESIA Hotel Santika Makassar, 30 Mei 2 Juni 2011 MAKALAH INDONESIAN HUMAN RIGHTS LEGISLATION Oleh: Ifdhal Kasim Ketua Komnas HAM RI, Jakarta
Lebih terperinciRANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN
RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA ------------------------------------------------------------ (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan. Kesimpulan yang dibuat oleh penulis merupakan penafsiran terhadap
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa hak asasi manusia merupakan
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan penyelenggarakan pemerintahan Negara 2. Tidak hanya di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Korupsi merupakan kejahatan yang mempunyai akibat sangat kompleks dan sangat merugikan keuangan Negara, dan di Indonesia sendiri korupsi telah menjadi masalah
Lebih terperinciBAB III PEMBANGUNAN HUKUM
BAB III PEMBANGUNAN HUKUM A. UMUM Berbagai kebijakan dan program yang diuraikan dalam bab ini adalah dalam rangka mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan nasional yang kedua, yaitu mewujudkan supremasi
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD PK) KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2011-2015 BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAFTAR ANOTASI Halaman 1. Sejak Rabu,
Lebih terperinciRANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN
1 RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPATDENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SESTAMA BNPT, SEKJEN MAHKAMAH KONSTITUSI, SEKJEN KOMISI YUDISIAL, KEPALA PPATK DAN KETUA KOMNAS HAM ---------------------------------------------------
Lebih terperinciBAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK
BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK Diskriminasi merupakan suatu bentuk ketidakadilan di berbagai bidang yang secara tegas dilarang berdasarkan UUD 1945. Penegakan hukum melawan perlakuan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN JUNI 2016
LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN JUNI 6 Pendahuluan Fungsi pokok Komnas HAM yang dikenal rakyat Indonesia adalah menerima dan memeriksa kasus atau peristiwa yang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015
PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK
BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk (multi-ethnic society). Kesadaran akan kemajemukan tersebut sebenarnya telah ada sebelum kemerdekaan,
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG
PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciKOMNAS HAM DAN PENGADILAN HAM. Muchamad Ali Safa at
KOMNAS HAM DAN PENGADILAN HAM Muchamad Ali Safa at NATIONAL HUMAN RIGHTS INSTITUTION 1946 ECOSOC : mengundang anggota PBB untuk mendorong pembentukan komisi HAM nasional sebagai sarana kerja sama dengan
Lebih terperinci2 tersebut dilihat dengan adanya Peraturan Mahkamah agung terkait penentuan pidana penjara sebagai pengganti uang pengganti yang tidak dibayarkan terp
TAMBAHAN BERITA NEGARA RI MA. Uang Pengganti. Tipikor. Pidana Tambahan. PENJELASAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PIDANA TAMBAHAN UANG PENGGANTI DALAM TINDAK PIDANA
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME UMUM Sejalan dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hak asasi manusia merupakan
Lebih terperinciTREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 2017
TREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 217 LATAR BELAKANG 1. Informasi penanganan kasus korupsi yang ditangani oleh aparat penegak hukum tidak dipublikasi secara transparan, khususnya Kepolisian dan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.2101, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPK. Status Gratifikasi. Penetapan. Pelaporan. Pedoman. PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN
Lebih terperinciPP 2/2002, TATA CARA PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN DAN SAKSI DALAM PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA YANG BERAT
Copyright (C) 2000 BPHN PP 2/2002, TATA CARA PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN DAN SAKSI DALAM PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA YANG BERAT *39306 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 2 TAHUN 2002
Lebih terperinciPERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN Hasil PANJA 12 Juli 2006 Dokumentasi KOALISI PERLINDUNGAN SAKSI Hasil Tim perumus PANJA, santika 12 Juli
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejak diumumkannya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Universal Declaration of
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejak diumumkannya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Universal Declaration of Human Rights pada tahun 1948 telah terjadi perubahan arus global di dunia internasional
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa hak asasi manusia merupakan
Lebih terperinciRevisi UU KPK Antara Melemahkan Dan Memperkuat Kinerja KPK Oleh : Ahmad Jazuli *
Revisi UU KPK Antara Melemahkan Dan Memperkuat Kinerja KPK Oleh : Ahmad Jazuli * Naskah diterima: 18 Februari 2016; disetujui: 10 Maret 2016 Karakteristik korupsi di Indonesia teramat kompleks dan mengakar
Lebih terperinciSIARAN PERS. Catatan Akhir Tahun 2012: Saatnya Merajut Toleransi dan Kohesi Sosial!
SIARAN PERS Catatan Akhir Tahun 2012: Saatnya Merajut Toleransi dan Kohesi Sosial! Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 11 Desember 2012 1 Catatan Akhir Tahun 2012: Saatnya Merajut Toleransi dan Kohesi Sosial!
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3 Pelanggaran HAM Menurut Undang-Undang No.39 tahun 1999 pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciSISTEM PERUNDANG-UNDANGAN PEMBERANTASAN KORUPSI
TRAINING PENGARUSUTAMAAN PENDEKATAN HAK ASASI MANUSIA DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA BAGI HAKIM SELURUH INDONESIA 0Bali, 17 20 Juni 2013 1MAKALAH SISTEM PERUNDANG-UNDANGAN PEMBERANTASAN KORUPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang belum dapat dilaksanakan secara optimal. Oleh karena itu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemberantasan
Lebih terperinciWALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN
WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA PEMANTAU INDEPENDEN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR,
Lebih terperinciKOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PRESS CONFERENCE. 3 Mei 2016 PENYAMPAIAN INFORMASI CATURWULAN I PENANGANAN LAPORAN PENGADUAN MASYARAKAT
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PRESS CONFERENCE 3 Mei 2016 PENYAMPAIAN INFORMASI CATURWULAN I PENANGANAN LAPORAN PENGADUAN MASYARAKAT Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Layanan Informasi merangkap
Lebih terperinciUndang-Undang Republik Indonesia. Nomor 26 Tahun Tentang. Pengadilan Hak Asasi Manusia BAB I KETENTUAN UMUM
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat
Lebih terperinciKomisi Nasional HAM kerangka hukum dan mekanisme penegakan hukum HAM. Dr. Herlambang P Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga 26 Mei 2015
Komisi Nasional HAM kerangka hukum dan mekanisme penegakan hukum HAM Dr. Herlambang P Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga 26 Mei 2015 Poin pembelajaran Konteks kelahiran Komnas HAM Dasar pembentukan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI JANGKA PANJANG TAHUN 2012-2025 DAN JANGKA MENENGAH TAHUN 2012-2014 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciDHAHANA PUTRA DIREKTORAT JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I
HARMONISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI SESUAI DENGAN KETENTUAN UNCAC DHAHANA PUTRA DIREKTORAT JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN,
Lebih terperinciKomisi Pemberantasan Korupsi. Peranan KPK Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Komisi Pemberantasan Korupsi Peranan KPK Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Bahwa tindak pidana korupsi yang selama ini terjadi secara meluas, tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hak asasi manusia merupakan
Lebih terperinciBAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK
BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK Diskriminasi mencakup perilaku apa saja berdasarkan perbedaan yang dibuat dan berdasarkan alamiah atau pengategorian masyarakat, yang tidak ada hubungannya
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM
BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM Sistem Pemerintahan Republik Indonesia tidak terlepas dari pelaksanaan sistem-sistem di berbagai sektor lainnya yang mendukung roda pemerintahan, termasuk pula
Lebih terperinciNOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG
NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Nomor : Nomor : TENTANG KERJA SAMA DALAM PEMBERANTASAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia seutuhmya yang adil, makmur, sejahtera dan tertib berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Lebih terperinciRANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN
RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAN PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MAHKAMAH KONSTITUSI, SEKJEN KOMISI YUDISIAL, KOMNAS HAM DAN PIMPINAN KPK ---------------------------------------------------
Lebih terperinciKoalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi dan Reformasi Hukum
2014 Jakarta, 4 Februari Kepada Yth. 1. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Republik Indonesia 2. Amir Syamsudin Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Di Jakarta 1. Pemerintah-dalam hal ini diwakili
Lebih terperinciBAB II PENGADILAN NEGERI MEDAN
BAB II PENGADILAN NEGERI MEDAN A. Sejarah Ringkas Pengadilan Negeri Medan Pengadilan Negeri Medan terletak di ibukota provinsi Sumatera Utara yakni kota Medan. Pengadilan Negeri Medan merupakan bekas gedung
Lebih terperinciBAB 9 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK
BAB 9 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK A. KONDISI UMUM Dalam rangka mewujudkan persamaan di depan hukum, penghapusan praktik diskriminasi terus menerus dilakukan, namun tindakan pembedaan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL
RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang:
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
http://welcome.to/rgs_mitra ; rgs@cbn. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA
KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA I. Latar Belakang Sumberdaya mineral dan batubara merupakan salah satu sumber daya alam (natural
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN (yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 18 Juli 2006) RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciNo ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 4919 DISKRIMINASI.Ras dan Etnis. Penghapusan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 170) PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.790, 2014 BNPT. Perkaran Tindak Pidana Terorisme. Perlindungan. Saksi. Penyidik. Penuntut Umum. Hakim dan Keluarganya. Pedoman PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN
Lebih terperinciPENGADILAN HAK ASASI MANUSIA (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1999) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1999) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati
Lebih terperinciRANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN
RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KONSULTASI KOMISI III DPR RI DENGAN MAHKAMAH AGUNG RI --------------------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2016-2017.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciQANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya
Lebih terperinci