ANALISIS EFEKTIFITAS PAJAK REKLAME TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN BANYUWANGI. * Rahayuningsih ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS EFEKTIFITAS PAJAK REKLAME TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN BANYUWANGI. * Rahayuningsih ABSTRAK"

Transkripsi

1 ANALISIS EFEKTIFITAS PAJAK REKLAME TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN BANYUWANGI * Rahayuningsih ABSTRAK Pajak daerah khususnya pajak reklame menjadi sumber pendapatan yang diandalkan dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan daerah. Penelitian ini betujuan untuk menganalisis apakah efektifitas pemungutan pajak reklame dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Penelitian dilakukan dikantor Dinas pendapatan daerah Kabupaten Banyuwangi. Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara langsung dengan pimpinan dan karyawan guna memperoleh data yang akurat, untuk menganalisis data dalam penelitian ini, menghitung laju pertumbuhan pajak reklame, konstribusi pajak reklame terhadap pajak daerah dan pendapatan asli daerah dan efektifitas pemungutan pajak reklame. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitas penerimaan pajak reklame, laju pertumbuhan pajak reklame dan konstribusi pajak reklame mengalami peningkatan. Sehingga pajak daerah khususnya pajak reklame menjadi sumber pendapatan yang diandalkan dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan daerah. Kata kunci : Pajak Reklame, Pendapatan Asli Daerah (PAD). PENDAHULUAN Pembangunan Daerah merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan suatu bangsa. Eksistensi pembangunan daerah merupakan wujud dari keberlangsungannya pembangunan suatu negara, keberhasilan pembangunan suatu bangsa tidak terlepas dari keberhasilan daerah dalam mengelola potensi potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut. Untuk mencapai ke berhasilan pembangunan tersebut diperlukan adanya suatu kebijakan dan sistem pembangunan yang mampu memacu peningkatan kinerja sumber daya manusia dalam mengelola dan mengolah sumber daya alam yang dimiliki tiap daerah, dapat mengelola sumber-sumber pendapatan daerah yang ada dan yang belum tergali agar dapat terpakai sehingga mampu meningkatkan pendapatan daerah agar lebih baik hasilnya dapat digunakan untuk kesejahteraan masyarakat daerah. Daerah harus mengoptimalkan sumber daya daerahnya, baik dari sumber daya alam maupun sumber daya manusia guna meningkatkan pendapatan asli daerah sehingga ketergantungan daerah kepada pusat bisa dikurangi. Potensi-potensi di bidang industri, perdagangan, Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol. 6 No. 16, April

2 pariwisata, pertambangan serta peng olahan hasil tambang maupun pelayanan umum (retribusi) manjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam pengembangan perekonomian yang dapat meningkatkan penerimaan pajak daerah. Seperti yang telah tertuang dalam Undang-Undang No 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dalam melaksanakan pemungut an pajak reklame,dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Banyuwangi mengalami hambatan dalam proses pemungutannya. Hambatan-hambatan ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Hambatan dalam faktor internal misalnya, kurangnya kemampuan petugas pelaksana dalam melaksanakan pemungutan pajak reklame, terbatasnya jumlah personil di masing-masing unit pelaksana teknis daerah sehingga jumlah petugas dibandingkan jumlah objek pajak tidak seimbang, terbatasnya sarana dan prasarana operasional yang dibutuhkan oleh petugas pemungut dan kurangnya sosialisasi dari Dinas Pendapatan sehingga masyarakat banyak yang kurang tahun tentang adnya peraturan daerah tentang pajak reklame. Sedangkan hambatan dalam faktor eksternal misalnya, kurangnya pengawa san pelaksanaan pemungutan sehingga petugas dapat melakukan kecurangan atau manipulasi data, rendahnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak atau mereka cenderung untuk menghindar dan berbuat tidak jujur dalam melaporkan hasil pemasangan reklame serta wajib pajak berdomisili di luar wilayah Kabupaten Banyuwangi. Dari hambatan diatas harus dicari jalan keluarnya dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah agar pemungutan dan pelaksanaan pajak dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian, pajak reklame diharapkan mampu memaksimalkan potensinya untuk meningkatkan kemandirian serta meningkatkan daerah dalam pem biayaan keuangan daerah yang mampu mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan pembangunan perekonomi an yang dapat mensukseskan kemajuan daerah dan mengokohkan pondasi pembangunan nasional. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah yang dapat diungkapkan adalah : Apakah efektifitas pemungutan Pajak Reklame dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) di Kabupaten Banyuwangi? Tujuan Penelitian Untuk meganalisis apakah efek tifitas pemungutan pajak reklame dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian dilakukan di Dinas Pendapatan Kabupaten Banyuwangi yang berlokasi di Jalan Adi Sucipto No. 28 Banyuwangi, Telepon ( 0333) Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol. 6 No. 16, April

3 Teknik Pengumpulan Data Interview merupakan pengumpulan data dengan jalan mengadakan Tanya jawab atau wawancara langsung dengan pimpinan dan karyawan yang berada di lingkungan Dispenda, guna memperolah data yang akurat. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang mengandalkan dokumen-dokumen, laporanlaporan, bulletin-buletin dan penerbitan ilmiah lainnya yang mendukung penelitian ini. Metode Analisis Data Dalam analisis data ini penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alami (natural), dimana peneliti berperan sebagai instrument kecil. Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang mempunyai tujuan untuk menyusun teori, memandang teori sebagai hasil proses induksi dari pengamatan terhadap fakta (pengumpulan informasi) yang disusun malalui proses pengumpulan data, kategorisasi data, dan pengembangan pola atau susunan ( patterns ) teori. Sedangkan deskriptif kuantitatif merupakan analisis dengan melakukan perhitungan terhadap data-data yang bersifat pembuktian dari masalah, sehingga memaparkan dan menjelaskan data melalui angkaangka. Laju Pertumbuhan Pajak Reklame Untuk menghitung laju pertumbuhan dari penerimaan pajak reklame (Arsyad, 1999 : 133) digunakan rumus sebagai berikut: Xt - X(t-1) Gx = x 100 % X(t-1) Keterangan : Gx = Laju Pertumbuhan Pajak Reklame pertahun Xt = Realisasi Penerimaan Pajak Reklame pada tahun tertentu. X(t-1) =Realisasi Penerimaan Pajak Reklame pada tahun sebelumnya. Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah Untuk menghitung kontribusi pajak reklame digunakan rumus sebagai berikut: x/y x 100 % dan x/z x 100% Efektifitas Pemungutan Pajak Reklame Untuk menghitung rumus efektifitas ada dua cara yaitu sebagai berikut : 1. Efektifitas = Realisasi Penerimaan Pajak Reklame x 100 % Potensi Pajak Reklame 2. = Y x Tarif Pajak Hasil dari pemungutan pajak reklame akan dikategorikan efektif apabila rasio yang dicapai minimal 1 ( satu ) atau 100 %. Sehingga apabila rasio efektifitasnya semakin tinggi maka akan Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol. 6 No. 16, April

4 menggambarkan kemampuan daerah yang semakin baik HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembahasan Target dan Realisasi Pajak Reklame Target dan realisai pajak reklame dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 2. Perkembangan Pajak Reklame Kab. Banyuwangi Tahun Tahun Target Realisasi 2005 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Sumber : Dispenda Kab. Banyuwangi Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa target pajak reklame yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi pada setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan, demilian pula dengan realisasi pajak reklame pada setiap tahunnya dapat melebihi target yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi. Laju Pertumbuhan Pajak Reklame Laju pertumbuhan pajak reklame selama tiga tahun yaitu pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2007, dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Xt - X(t-1) Gx = x 100 % X(t-1) Hasil perhitungan laju pertumbuhan pajak reklame pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2007, dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 3. Laju Pertumbuhan Pajak Reklame Kab. Banyuwangi Tahun Tahun Realisasi Prosentase 2005 Rp Rp ,7% 2007 Rp ,3% Sumber : Data tabel II diolah Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pertumbuhan penerimaan pajak reklame selama tiga tahun terakhir secara terus menerus mengalami peningkatan. Dimana pada tahun 2005 pertumbuhan pajak reklame dari Rp pada tahun 2006 menjadi Rp Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol. 6 No. 16, April

5 kemudian pada tahun 2007 terus meningkat menjadi Rp Begitu pula dengan laju pertumbuhan pajak reklame yang mengalami peningkatan pada tahun 2006 sebesar 7,7% dari tahun 2005 dan meningkat 11,3% di tahun Sehingga dapat di rata-rata bahwa laju pertumbuhan pajak reklame dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 9,5%. Peningkatan prosentase laju pertumbuhan pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 karena adanya peran aktif kinerja pemerintah dalam penargetan pajak yang dapat terealisasi. Target pajak reklame yang telah ditetapkan tiap tahunnya oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi selalu mengalami peningkatan yaitu dari Rp di tahun 2005 pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp dan pada tahun 2007 mengalami peningkatan menjadi Rp Walaupun target pajak reklame tiap tahunnya mengalami peningkatan, hal ini juga dibarengi dengan realisasi pajak reklame yang selalu melebihi target yang telah ditentukan oleh Dinas Pendapatan. Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah ( PAD) Kontribusi Pajak Reklame terhadap Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:dilihat dari tabel berikut : x x 100 % dan xx 100% y Z Hasil perhitungan kontribusi pajak reklame terhadap pajak daerah dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pajak Daerah Tahun Tahun Realisasi Pajak Pajak Daerah Prosentase Reklame 2005 Rp Rp ,27% 2006 Rp Rp ,03% 2007 Rp Rp ,07% Sumber : Data tabel I dan II diolah Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi pajak reklame dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 terus meningkat. Pada tahun 2005 realisasi pajak reklame sebesar Rp menjadi Rp di tahun kemudian di tahun 2007 meningkat menjadi Rp Begitu pula dengan pajak daerah yang mengalami peningkatan di tahun Pada tahun 2005 pajak daerah sebesar Rp meningkat menjadi Rp di tahun 2006, terus meningkat di tahun 2007 sebesar Rp Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol. 6 No. 16, April

6 Namun perlu diketahui bahwa prosentase kontribusi pajak reklame terhadap pajak daerah mengalami penurunan dari 4,27% di tahun 2005 menjadi 4,03 di tahun 2006, tetapi pada tahun 2007 prosentase ini mengalami peningkatan yang relative kecil sebesar 4,07%. Kontribusi pajak reklame terhadap pajak daerah pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 apabila di rata-rata mengalami penurunan sebesar 4,15% dan pada tahun 2007 mengalami peningkatan dengan rata-rata 4,05%. Hal ini dapat diketahui bahwa sumber penerimaan pajak daerah tidak hanya berasal dari pajak reklame saja tetapi bisa berasal dari pajak hotel, hiburan, restoran, penerangan jalan, parkir, pengambilan bahan galian golongan C. Hasil perhitungan kontribusi pajak reklame tehadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 5. Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pad Tahun Tahun Realisasi Pajak Pendapatan Asli Prosentase Reklame Daerah 2005 Rp Rp ,43% 2006 Rp Rp ,25% 2007 Rp Rp ,2% Sumber : Tabel 1dan 2 diolah Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa penerimaan PAD pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 terus mengalami peningkatan. Begitu pula dengan realisasi pajak reklame yang dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 juga mengalami peningkatan. Tetapi bila dilihat dari prosentasenya, kontribusi pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah terus menerus mengalami penurunan. Pada tahun 2005 kontribusi pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah sebesar 1,43% pada tahun 2006 menurun menjadi 1,25% dan pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 1,2%. Secara keseluruhan rata-rata kontribusi pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah selama tiga tahun terakhir mengalami penurunan sebesar 41,2%. Prosentase ini memperlihatkan bahwa sumbangan pajak reklame tidak besar terhadap pendapatan asli daerah. Hal ini dipengaruhi penyumbang terbesar dalam penerimaan PAD berasal dari retriburi daerah, laba perusahaan milik daerah dan penerimaan lain-lain yang sah. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan prosentase kontribusi pajak reklame terhadap PAD mengalami kelambatan. Sehingga dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Banyuwangi secara terus menerus harus menggali potensi yang ada dengan usaha intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap pajak reklame agar kemandirian daerah dapat terwujud. Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol. 6 No. 16, April

7 Efektifitas Pemungutan Pajak Reklame Untuk mengetahui efektifitas pemungutan pajak reklame di Kabupaten Banyuwangi, terlebih dahulu harus mengetahui potensi pajak reklame yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Potensi Pajak Reklame. Reklame di Kabupaten Banyu wangi dapat dibedakan menjadi dua yaitu, biro dan insidentil. Jumlah reklame biro dan insidentil dapat dilihat pada tabel VI. Adapun jumlah reklame yang tercatat di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Banyuwangi tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 adalah sebagai berikut: Tabel 6. Jumlah Reklame Biro Dan Insidentil Tahun Tahun Jumlah Biro Jumlah Insidentil Sumber : Dispenda Kab. Banyuwangi Perhitungan potensi pajak reklame berdasar pada penentuan harga lokasi strategis pemasangan reklame pada zona yang terdaftar pada Dispenda Kabupaten Banyuwangi. Adapun perhitungan potensi pajak reklame yang diperoleh dari Kantor Dinas Pendapatan Daerah Banyuwangi adalah sebagai berikut: NO Tabel 7. Perhitungan Pendapatan Pajak Reklame Tahun 2005 ZONA KLASIFIKASI REKLAME TOTAL BIRO (Rp) TOTAL INSIDENTIL (Rp) BIRO INSIDENTIL 1 Utama A B C D E Sumber : Dispenda Kab. Banyuwangi Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol. 6 No. 16, April

8 Tabel 8. Perhitungan Pendapatan Pajak Reklame Tahun 2006 NO ZONA KLASIFIKASI REKLAME TOTAL BIRO TOTAL INSIDENTIL BIRO INSIDENTIL (Rp) (Rp) 1 Utama A B C D E Sumber : Dispenda Kab. Banyuwangi Tabel 9. Perhitungan Pendapatan Pajak Reklame Tahun 2007 KLASIFIKASI REKLAME TOTAL NO ZONA TOTAL BIRO INSIDENTIL BIRO INSIDENTIL (Rp) (Rp) 1 Utama A B C D E Sumber : Dispenda Kab. Banyuwangi Berdasarkan jumlah potensi tersebut diatas dapat diketahui efektifitas penerimaan pajak reklame tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 sebagai berikut: Tabel 10. Efektifitas Pajak Reklame Tahun Tahun Potensi Realisasi Efektifitas Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol. 6 No. 16, April

9 2005 Rp Rp % 2006 Rp Rp % 2007 Rp Rp % Sumber : Data tabel II, VII, VIII, IX diolah Dari tabel diatas diketahui bahwa efektifitas pemungutan pajak reklame mengalami fluktuasi, dimana efektifitasnya pada tahun 2005 sebesar 51% mengalami penurunan pada tahun 2006 menjadi 49% dan mengalami peningkatan sebesar 52% di tahun Penurunan efektifitas yang terjadi pada tahun 2006 disebabkan karena Dinas Pendapatan Kabupaten Banyuwangi terlalu rendah dalam mengukur potensinya. Bahkan bisa juga dikarenakan dalam melakukan pengukuran potensi tidak dilakukan secara menyeluruh pada setiap wajib pajak daerah atau adanya penambahan wajib pajak daerah baru dan juga di karenakan objek pajak dihitung berdasarkan asumsi terendah atau terkecil dari dasar perhitungan jual objek pajak. Misalnya, spanduk hanya dihitung sepanjang 8m dengan jumlah 1 buah padahal umumnya pemasang spanduk memasang lebih dari dua spanduk. Begitu pula dengan umbul-umbul yang umumnya memasang lebih dari 10 lembar per lokasi, tetapi yang dihitung hanya 1 buah serta selebaran/poster diasumsikan 10 lembar per objek pajak padahal umumnya dibuat ratusan lembar. Pada tahun 2007 mengalami peningkatan dikarenakan Dispenda telah menata kembali sistem pengukuran potensi dengan memperhitungkan penambahan wajib pajak baru. Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam meningkatkan Penerimaan Pajak Reklame Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam meningkatkan Penerimaan Pajak Reklame dapat dilakukan dengan: 1. Intensifikasi Pajak Reklame Intensifikasi merupakan usaha yang dilakukan Pemerintah Daerah Melalui Dinas Pendapatan Kabupaten Banyuwangi dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak reklame. Dalam hal ini subyek pajak sangat menentukan besar kecilnya pajak yang harus disetor pada Kantor Dinas Pendapatan. Dalam penyetoran ini terkadang pengawasan sangat sulit dilakukan sehingga memungkinkan terjadinya manipulasi atau kecurangan dalam perhitungan pajak. Sehingga muncul ketidakpuasan sebagian anggota masyarakat karena proses dan pelayanan yang tidak baik. Upaya pemerintah daerah melalui dinas pendapatan dapat dilakukan dengan menjalin hubungan kemitraan yang baik dengan subyek pajak. Hal ini merupakan langkah yang efektif dalam membangun subyek pajak. Pemerintah dapat mengadakan penyuluhan memahami arti penting membayar pajak serta mengevaluasi hasil pelaksanaan pemungutan agar masyarakat mempunyai keinginan rasa Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol. 6 No. 16, April

10 ikut memiliki dari subyek pajak dalam membangun daerahnya. Menjalin hubungan kemitraan akan saling menguntungkan apabila didukung pemerintah daerah untuk memberikan kemudahan dalam ijin administrasi dalam pemasangan reklame. 2. Ekstensifikasi Pajak Reklame Ekstensifikasi merupakan kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam upaya meningkatkan pajak reklame. Setiap tahunnya pemasangan reklame mengalami peningkatan, oleh karena itu Dinas Pendapatan Kota Banyuwangi harus mampu mengidentifikasi bertambahnya jumlah pemasangan reklame dengan turun ke lapangan atau mengecek secara langsung keberadaannya. Dalam hal ini kemampuan aparat/ petugas pelaksana memegang peranan penting karena dapat mempengaruhi besar dan kecilnya jumlah penerimaan pajak pada tiap tahunnya melalui pemungutan tersebut. Penambahan jumlah personil serta sarana dan prasarana juga dibutuhkan guna menunjang kelancaran tugas. Pengawasan sangat diperlukan oleh pemerintah daerah apabila dapat bekerjasama dengan seksi pendataan. Dalam pelaksanaan pendataan harus diperketat yang berpengaruh terhadap perubahan jumlah obyek pajak dan menyangkut perincian keseluruhan obyek pajak reklame. Oleh karena itu seksi pendataan ini harus memiliki kemampuan yang professional untuk meningkatkan mutu kerja aparat, sehingga pemerintah daerah mengadakan pelatihan/diklat guna mencapai tujuan yang diinginkan. Kesadaran obyek pajak sangat penting, untuk itu pemerintah daerah harus mensosialisasikan dengan obyek dan sasaran serta melibatkan elemen masyarakat guna menumbuhkan partisipasi masyarakat secara luas dan menampung aspirasi/keluhan masyarakat dengan jaminan keluhan tersebut akan ditindak lanjuti dengan baik. Dengan adanya upaya pemecahan masalah diatas akan dapat dengan mudah dilaksanakan bila didukung secara keseluruhan oleh elemen masyarakat. Dukungan tidak hanya dalam bentuk lisan tetapi diwujudkan dengan perbuatan yang nyata dilapangan, sehingga orientasi kebijakan pemerintah daerah dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui pemungutan pajak reklame dapat diimbangi denagn kualitas pelayanan kepada masyarakat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pada analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Efektifitas penerimaan pajak reklame di Kabupaten Banyuwangi dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan dari 51% menjadi 49%, namun mengalami peningkatan pada tahun 2007 sebesar 52% Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol. 6 No. 16, April

11 2. Laju pertumbuhan pajak reklame dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 9,5 % 3. Kontribusi pajak reklame terhadap pajak daerah mengalami penurunan pada tahun 2006 dengan rata-rata sebesar 4,15% dari tahun 2005 dan mengalami peningkatan pada tahun 2007 dengan rata-rata sebesar 4,05%. 4. Efektifitas pajak reklame dikatakan tidak efektif karena dalam penghitungannya pengukuran potensi tidak dilakukan secara menyeluruh pada setiap wajib pajak daerah atau adanya penambahan wajib pajak daerah baru dan juga di karenakan objek pajak dihitung berdasarkan asumsi terendah atau terkecil dari dasar perhitungan jual objek pajak. Saran Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan dan hasil kesimpulan yang telah diperoleh, maka saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDA) kepada aparat pelaksana melalui pelatihan/diklat agar dalam melaksanakan tugas dapat meningkatkan mutu kerjanya. 2. Peningkatan pelaksanaan pengawasan kepada petugas pemungut untuk mencegah terjadinya manipulasi dan kecurangan yang dilakukan oleh petugas pemungut. Pengawasan dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Dapat dilakukan secara langsung berarti pihak yang berwenang mengawasi kegiatan pemungutan pajak reklame langsung kepada aparat pelaksana, sedangkan pengawasan tidak langsung dilaksanakan oleh instansi yang berwenang dengan memeriksa laporan-laporan dari hasil pemungutan pajak. Selain itu juga dapat dengan cara mengadakan inspeksi secara mendadak tanpa diberitahu sebelumnya agar tidak terjadi rekayasa pencatatan dan pelaporan oleh petugas pemungut. Dengan adanya pengawasan ini dapat diketahui hambatanhambatan yang dijumpai pada saat pengawasan, sehingga dapat dicarikan pemecahan jalan keluarnya. Melakukan pengawasan dalam pemungutan pajak tidak hanya ditujukan kepada petugas pemungut tetapi juga pengawasan terhadap wajib pajak agar aktifitas sistem dan prosedur pemungutan dapat berjalan dengan baik. 3. Penambahan jumlah personil dalam pemungutan pajak untuk meningkatkan pendapatan pajak reklame. 4. Peningkatan terhadap sistem pendataan yang menyangkut perincian keseluruhan objek pajak. Dapat dilakukan dengan pelaksanaan pendataan yang diperketat lagi atau melakukan pendataan ulang terhadap wajib pajak agar mempermudah petugas dalam proses pemungutan. Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol. 6 No. 16, April

12 5. Koordinasi dengan instansi terkait untuk membentuk kerja sama di dalam pelaksanaan pemungutan pajak reklame, sehingga adanya koordinasi akan memperlancar mekanisme kerja secara menyeluruh. Misalnya dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat agar mengetahui arti penting pembayaran pajak daerah bagi pembangunan daerah. 6. Penerapan sanksi administrasi baik kepada wajib pajak maupun terhadap petugas pemungut. Sanksi ini diberikan apabila wajib pajak melalaikan kewajiban dalam membayar pajak. Untuk petugas pemungut diberikan sanksi apabila telah melakukan pelanggaran dalam pelaksanaan pemungutan dengan manipulasi/korupsi sehingga dapat merugikan Dispenda. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, lincolin pengantar Perencanaan Dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Edisi pertama, BPFE-Yogyakarta. Deddy Supriady Otonomi Penyelenggaraan Pemerintah daerah. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Hanif Nurcholis Teori Praktis Pemerintahan Dan Otonomi Daerah. Jakarta: PT. Grasindo. HAW, Widjaja, Prof, Drs Otonomi Daerah dan Daerah otonom. Jakarta : PT. Raya Grafindo Persada. Indriantoro, Nur Dr, M.sc. Bambang Supomo, Drs, M.si Metodologi Penelitian. Yogyakarta : BPFE. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993 Tentang Standard Pelayanan Kepada Masyarakat. Mardiasmo, Dr, MBA, Ak, Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Peraturan Daerah No. 17 Tahun 2000 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Banyuwangi. Banyuwangi. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Peraturan Daerah No. 105 Tahun 2001 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banyuwangi. Banyuwangi. Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol. 6 No. 16, April

13 Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Peraturan daerah Kabupaten Tingkat II Banyuwangi No. 19 Tahun 1998 Undang - Undang Otonomi Daerah Undang - Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Bandung : Fokusmedia. Wirawan B. Ilyas, Waluyo Perpajakan Indonesia. Tentang Pajak Reklame. Banyuwangi Sunarto Kamus Ekonomi. Yogyakarta : Amus.Jakarta : Salemba 4 Wirawan B.Ilyas, Waluyo Perpajakan Indonesia Edisi Revisi. Jakarta : Salemba 4 Yani, Ahmad Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah Di Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol. 6 No. 16, April

EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri)

EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri) EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri) Ayu Wulansari Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Univ. Islam Kadiri ABSTRAK Pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan yang dilaksanakan secara bersama-sama. Untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pembangunan nasional telah ditempuh berbagai upaya perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pembangunan nasional telah ditempuh berbagai upaya perbaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena pembangunan nasional pada dasarnya dilaksanakan di daerah. Sejak beberapa tahun terakhir ini, di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pajak daerah, retribusi daerah, laba BUMD dan pendapatan lain-lain yang sah.

BAB I PENDAHULUAN. pajak daerah, retribusi daerah, laba BUMD dan pendapatan lain-lain yang sah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu sumber keuangan yang dimiliki oleh daerah. Pendapatan berasal dari berbagai komponen seperti pajak daerah, retribusi

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia. Salah satu dari sekian banyak reformasi yang membawa kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia pada tahun 2001,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia pada tahun 2001, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia pada tahun 2001, pemerintah daerah merupakan organisasi sektor publik yang diberikan kewenangan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Lombok Barat merupakan daerah tujuan wisata di kawasan Provinsi NTB dan merupakan daerah yang diberikan hak otonomi untuk mengelola daerahnya sendiri baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan pembangunan yang dapat diharapkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, oleh karena itu hasil pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah DPPKAD Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) kabupaten Karanganyar adalah salah satu dari Satuan Kerja Perangkat Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberlangsungan pemerintahan dan pembangunan sebuah negara memerlukan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua potensi

Lebih terperinci

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI Zulistiani Universitas Nusantara PGRI Kediri zulis.tiani.zt@gmail.com Abstrak Kota Kediri mempunyai wilayah yang cukup strategis

Lebih terperinci

Keywords: Local Revenue, Local Taxes, effectivity and Contributions

Keywords: Local Revenue, Local Taxes, effectivity and Contributions 1 ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PALEMBANG Oleh : Elbi Kusdianto Fakultas Ekonomi, Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI RETRIBUSI JASA UMUM TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN

ANALISIS KONTRIBUSI RETRIBUSI JASA UMUM TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN ANALISIS KONTRIBUSI RETRIBUSI JASA UMUM TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN Jaya Kusuma Edy 1), Wahyu Rohayati 2) 1) Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi, 2)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana yang kita ketahui pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi negara yang dibayarkan oleh masyarakat. Pajak juga sebagai iuran pemungutan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Pajak..., Hendra, Fakultas Ekonomi 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Pajak..., Hendra, Fakultas Ekonomi 2015 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap orang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, oleh karena itu menempatkan

Lebih terperinci

ANALISIS PAJAK REKLAME DI KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

ANALISIS PAJAK REKLAME DI KABUPATEN PURWOREJO PERIODE ANALISIS PAJAK REKLAME DI KABUPATEN PURWOREJO PERIODE 2012-2016 Arum Kusumaningdyah Adiati, Diessela Paravitasari, Trisninik Ratih Wulandari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS Surakarta Email : adiati_rk@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISA POTENSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN * Bambang Wicaksono ABSTRACT

ANALISA POTENSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN * Bambang Wicaksono ABSTRACT ANALISA POTENSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2006 * Bambang Wicaksono ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk menginvestasikan potensi potensi penerimaan pajak daerah yang sudah tergali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah. Otonomi membuka kesempatan bagi daerah untuk mengeluarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah. Otonomi membuka kesempatan bagi daerah untuk mengeluarkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah merupakan dampak reformasi yang harus dihadapi oleh setiap daerah di Indonesia, terutama kabupaten dan kota sebagai unit pelaksana otonomi daerah. Otonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan. Otonomi daerah memberikan kesempatan yang luas kepada daerah untuk berkreasi dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah menerapkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah Pembangunan Nasional. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah di Indonesia mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah di Indonesia mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah di Indonesia mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2001. Otonomi daerah dimaksudkan agar Pemerintah Daerah dapat membangun daerah berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih BAB I PENDAHULUAN` 1.1 Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah di Indonesia mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2001. dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah menetapkan Undang- Undang (UU)

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO

ANALISIS PERANAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO ANALISIS PERANAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO Yanuar Fajar Nugroho Topowijono Tri Henri Sasetiadi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang 115030400111078@mail.ub.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan daerah merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan daerah merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan suatu bangsa. Dalam rangka pembiayaan pembangunan, potensi dan peranan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI Oleh: Muhammad Alfa Niam Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri,Kediri Email: alfa_niam69@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan pembangunan yang dapat diharapkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, oleh karena itu hasil pembangunan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERDA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH KOTA MAKASSAR (STUDI DI DISPENDA KOTA MAKASSAR)

IMPLEMENTASI PERDA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH KOTA MAKASSAR (STUDI DI DISPENDA KOTA MAKASSAR) IMPLEMENTASI PERDA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH KOTA MAKASSAR (STUDI DI DISPENDA KOTA MAKASSAR) Oleh: ISMAIL Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Makassar MANAN SAILAN Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat. Dalam rangka mewujudkan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat. Dalam rangka mewujudkan tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah Negara yang menjujung tinggi hak dan kewajiban setiap orang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu menempatkan pajak sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PAJAK SARANG BURUNG WALET TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN BANGKA INDUK

KONTRIBUSI PAJAK SARANG BURUNG WALET TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN BANGKA INDUK KONTRIBUSI PAJAK SARANG BURUNG WALET TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN BANGKA INDUK SILVY CHRISTINA STIE Trisakti silvy@stietrisakti.ac.id Abstract: This research was conducted at Kantor Dinas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, walaupun sumber daya alam itu belum dimanfaatkan secara maksimal. Untuk memanfaatkan sumber-sumber

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI EVALUASI POTENSI PENDAPATAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN WONOGIRI

JURNAL SKRIPSI EVALUASI POTENSI PENDAPATAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN WONOGIRI JURNAL SKRIPSI EVALUASI POTENSI PENDAPATAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Reklame di Kabupaten Sleman. secara langsung terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Reklame di Kabupaten Sleman. secara langsung terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Reklame di Kabupaten Sleman Pelaksanaan pemungutan

Lebih terperinci

ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN. Haryani 1*)

ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN. Haryani 1*) ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN Haryani 1*) 1) Dosen FE Universitas Almuslim Bireuen *) Haryani_68@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dampak positif dari reformasi total di Indonesia, telah melahirkan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Berdasarkan hasil Analisis Tipologi Klassen Pajak Daerah dan peta potensi Pajak Daerah dilihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat ini potensi yang ada masih terus digali. Pajak digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional tidak bisa dilepaskan dari prinsip otonomi daerah. Sebagai daerah otonom, daerah mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakat bersama-sama mengelola sumber daya yang. perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakat bersama-sama mengelola sumber daya yang. perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat bersama-sama mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi hubungan antara pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi hubungan antara pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia. Salah satu dari sekian banyak reformasi yang membawa kepada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kinerja keuangan DPKAD Bukittinggi apabila dilihat dari rasio efektivitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kinerja keuangan DPKAD Bukittinggi apabila dilihat dari rasio efektivitas BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan: 1. Kinerja keuangan DPKAD Bukittinggi apabila dilihat dari rasio efektivitas

Lebih terperinci

EVALUASI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BREBES PADA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

EVALUASI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BREBES PADA TAHUN NASKAH PUBLIKASI EVALUASI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BREBES PADA TAHUN 2009-2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1)

Lebih terperinci

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Simpulan. analisis efektivitas penerimaan pajak reklame dan kontribusinya terhadap

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Simpulan. analisis efektivitas penerimaan pajak reklame dan kontribusinya terhadap BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan penelitian mengenai analisis efektivitas penerimaan pajak reklame dan kontribusinya terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURAKARTA TAHUN 1990-2010 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program

Lebih terperinci

: Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM :

: Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM : Judul Nama : Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM : 1306205188 Abstrak Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan merupakan usaha terencana dan terarah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia yang menuntut adanya perubahan sosial budaya sebagai pendukung keberhasilannya

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa lalu Pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Sintang diselenggarakan berpedoman pada Undang-Undang Nomor 17

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan termasuk 1. 1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33

Lebih terperinci

EVALUASI EFEKTIVITAS PENERIMAAN DAN PERTUMBUHAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN SEBAGAI SALAH SATU SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH

EVALUASI EFEKTIVITAS PENERIMAAN DAN PERTUMBUHAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN SEBAGAI SALAH SATU SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH EVALUASI EFEKTIVITAS PENERIMAAN DAN PERTUMBUHAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN SEBAGAI SALAH SATU SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (Studi pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Kab. Malang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pembangunan daerah juga

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pembangunan daerah juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, oleh karena itu hasil pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi merupakan babak baru dalam pemerintahan Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi merupakan babak baru dalam pemerintahan Indonesia, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era reformasi merupakan babak baru dalam pemerintahan Indonesia, dimana pada era ini banyak melahirkan berbagai kebijakan baru. Salah satu kebijakan baru

Lebih terperinci

EVALUASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

EVALUASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR EVALUASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Dan Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data Tujuan analisis data adalah menjelaskan mengenai analisis implementasi dan kontribusi pajak hotel dan pajak restoran terhadap penerimaan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam upaya pelaksanaan pembangunan nasional, hal yang paling penting adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan pengeluaran pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, memiliki tujuan untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH KOTA SAMARINDA

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH KOTA SAMARINDA 1 KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH KOTA SAMARINDA Jonetta Triyanti. D, H.Eddy Soegiarto K, Imam Nazarudin Latif Fakultas

Lebih terperinci

BAB VII PERANCANGAN PROGRAM

BAB VII PERANCANGAN PROGRAM BAB VII PERANCANGAN PROGRAM Mardiasmo dan Makhfatih (2000) mengatakan bahwa potensi penerimaan daerah adalah kekuatan yang ada di suatu daerah untuk menghasilkan sejumlah penerimaan tertentu. Untuk melihat

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Penerimaan pajak reklame kota Surabaya selalu mengalami peningkatan. meningkat melebihi target yang diharapkan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Penerimaan pajak reklame kota Surabaya selalu mengalami peningkatan. meningkat melebihi target yang diharapkan. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Penerimaan pajak reklame kota Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO

ANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO ANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIFITAS PENERIMAAN PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO PERIODE TAHUN

ANALISIS EFEKTIFITAS PENERIMAAN PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO PERIODE TAHUN ANALISIS EFEKTIFITAS PENERIMAAN PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO PERIODE TAHUN 2013-2015 Faradila Apriliana 1 Hendro Subroto 2 Endang Masitoh 3 Jurusan Akuntansi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional, BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional, Indonesia menganut pada asas desentralisasi dengan memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah DPPKAD Karanganyar Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) kabupaten Karanganyar adalah salah satu dari Satuan Kerja Perangkat

Lebih terperinci

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN ANALISIS EFEKTIFITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK PENGAMBILAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI Imelda Kurniawan Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern, Perguruan Tinggi dituntut untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. misi pembangunan Kabupaten Natuna Tahun , sebagai upaya yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. misi pembangunan Kabupaten Natuna Tahun , sebagai upaya yang BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Natuna Visi Kabupaten Natuna adalah Menuju Natuna yang Sejahtera, Merata dan Seimbang. Sesuai dengan visi tersebut, maka ditetapkan pula misi pembangunan

Lebih terperinci

Kata kunci: Pendapatan Asli Daerah, otonomi daerah, pajak daerah, retribusi daerah, UU No. 32 Tahun 2004

Kata kunci: Pendapatan Asli Daerah, otonomi daerah, pajak daerah, retribusi daerah, UU No. 32 Tahun 2004 ABSTRAK Huslandari, Afrilyanita, Ery. 2009. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari Pajak dan Retribusi Daerah di Kabupaten Probolinggo pada Era Otonomi Daerah Berdasarkan Undang-Undang No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan pajak dan pendapatan non pajak (Alabede, 2011). Penerimaan pajak

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan pajak dan pendapatan non pajak (Alabede, 2011). Penerimaan pajak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan rakyat menjadi fokus pemerintah dalam menyelenggarakan roda pemerintahan. Pembangunan menjadi jalan utama untuk mencapai kesejahteraan. Ketersediaan dana

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PENDAPATAN ASLI DAERAH, PAJAK DAERAH DAN PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN SIDOARJO

BAB 3 GAMBARAN UMUM PENDAPATAN ASLI DAERAH, PAJAK DAERAH DAN PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN SIDOARJO BAB 3 GAMBARAN UMUM PENDAPATAN ASLI DAERAH, PAJAK DAERAH DAN PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN SIDOARJO Sebelum memasuki pembahasan mengenai peranan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Lebih terperinci

Analisis Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Aceh Timur

Analisis Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Aceh Timur Analisis Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Aceh Timur 1 Yani Rizal Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Samudra Langsa Aceh e-mail: yanirizal@unsam.ac.id Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam penerimaan negara non migas. Berdasarkan sudut pandang fiskal, pajak adalah penerimaan negara yang digunakan

Lebih terperinci

Pande Kadek Yuda Mahardika. Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.

Pande Kadek Yuda Mahardika. Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (STUDI PADA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN GIANYAR PERIODE TAHUN 2011-2014) Pande Kadek Yuda Mahardika Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN

EVALUASI SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN EVALUASI SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, daerah harus mampu menggali potensi

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, daerah harus mampu menggali potensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya otonomi daerah dan desentralisasi fiskal mengakibatkan banyak dampak bagi daerah, terutama terhadap kabupaten dan kota. Salah satu dampak otonomi daerah dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Supriyanto, 2011). (Supadmi, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Supriyanto, 2011). (Supadmi, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah, dengan kekayaan alam yang dimiliki tersebut seharusnya Indonesia dapat menjadi negara yang maju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang negatif. Dampak ini dapat dilihat dari ketidakmerataan

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang negatif. Dampak ini dapat dilihat dari ketidakmerataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan sistem sentralisasi yang dulu diterapkan oleh Pemerintah Pusat terhadap segala kewenangan Pemerintah Daerah telah banyak memberikan dampak yang negatif. Dampak

Lebih terperinci

Aristanti Widyaningsih *) Abstraksi. Abstract

Aristanti Widyaningsih *) Abstraksi. Abstract Analisis Potensi Penerimaan Pajak Reklame Kota Bandung (Analysis Potential of Advertisement Tax Income in Bandung Period 2001 2007) Aristanti Widyaningsih *) Abstract The research is purposed to know the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan nasional, Indonesia menganut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan nasional, Indonesia menganut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan nasional, Indonesia menganut asas desentralisasi dengan memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RI secara resmi telah menetapkan dimulainya pelaksanaan otonomi daerah sesuai

BAB I PENDAHULUAN. RI secara resmi telah menetapkan dimulainya pelaksanaan otonomi daerah sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan undang-undang yang disahkan sejak Januari 2001 pemerintah RI secara resmi telah menetapkan dimulainya pelaksanaan otonomi daerah sesuai UU no. 32 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap jumlah penjualan, laba, lapangan pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap jumlah penjualan, laba, lapangan pekerjaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata mempunyai berbagai dampak ekonomi. Wisatawan memberikan kontribusi terhadap jumlah penjualan, laba, lapangan pekerjaan, penerimaan pajak dan penghasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan otonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II) merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan otonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II) merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan otonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II) merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui potensi

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Pemberlakuan undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah, undang - undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

BAB I. Pendahuluan. Pemberlakuan undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah, undang - undang Nomor 33 tahun 2004 tentang BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Pemberlakuan undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, undang - undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan informasi, komunikasi, dan transportasi dalam kehidupan manusia di segala bidang khususnya bidang ekonomi dan perdagangan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II) merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui potensi

Lebih terperinci

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume II, No. 1, April 2015, h. 31-40 KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era reformasi saat ini, Pemerintah Indonesia telah mengubah sistem sentralisasi menjadi desentralisasi yang berarti pemerintah daerah dapat mengurus keuangannya

Lebih terperinci

BAB IV METODA PENELITIAN

BAB IV METODA PENELITIAN BAB IV METODA PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi dan kateristik obyek penelitian, maka penjelasan terhadap lokasi dan waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru telah membuka jalan bagi munculnya reformasi diseluruh aspek kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. baru telah membuka jalan bagi munculnya reformasi diseluruh aspek kehidupan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia pada akhir masa pemerintahan orde baru telah membuka jalan bagi munculnya reformasi diseluruh aspek kehidupan

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI DAN EFEKTIFITAS PENERIMAAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

ANALISIS POTENSI DAN EFEKTIFITAS PENERIMAAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ANALISIS POTENSI DAN EFEKTIFITAS PENERIMAAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Studi Kasus Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Mojokerto) JURNAL ILMIAH Disusun oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEBAHASAN. Daerah Kabupaten Boyolali Tahun daerah kabupaten boyolali tahun :

BAB III ANALISIS DATA DAN PEBAHASAN. Daerah Kabupaten Boyolali Tahun daerah kabupaten boyolali tahun : BAB III ANALISIS DATA DAN PEBAHASAN A. Pembahasan Masalah 1. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2013-2015 Pajak Penerangan Jalan ini termasuk ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai masalah dalam menyusun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai masalah dalam menyusun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai masalah dalam menyusun laporan keuangan. Dengan adanya masalah tersebut maka harus diperlukan sebuah pengelolaan yang dapat

Lebih terperinci

PENGARUH PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DERAH (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya)

PENGARUH PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DERAH (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya) PENGARUH PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DERAH (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya) ACEP SANI SAEPURRAHMAN 834396 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG Avian Nur Andianto Universitas Brawijaya Malang aviannurandrian1996@gmail.com Amelia Ika Pratiwi Universitas Brawijaya Malang m3lly_16@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Analisis Rasio untuk Mengukur Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah 333 ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Vidya Vitta Adhivinna Universitas PGRI Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan 108 BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan Implementasi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan

Lebih terperinci

SITI RAHMAWATI HIDAYAH

SITI RAHMAWATI HIDAYAH KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN GROBOGAN PERIODE 2006-2010 Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KLATEN DILIHAT DARI PENDAPATAN DAERAH PADA APBD

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KLATEN DILIHAT DARI PENDAPATAN DAERAH PADA APBD ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KLATEN DILIHAT DARI PENDAPATAN DAERAH PADA APBD 2010-2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan dari pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan dari pembangunan nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Negara Indonesia adalah negara demokrasi yang memberikan hak kepada setiap warganya untuk ikut berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

Lebih terperinci