Pengajuan Usulan Kegiatan Untuk Dapat Dibiayai Dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengajuan Usulan Kegiatan Untuk Dapat Dibiayai Dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Petunjuk Teknis Pengajuan Usulan Kegiatan Untuk Dapat Dibiayai Dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri

2 2

3 PETUNJUK TEKNIS Pengajuan Usulan Kegiatan Untuk Dapat Dibiayai KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 2012

4

5 Kata Pengantar Dalam rangka mencapai sasaran program pembangunan Bidang Cipta Karya yang telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun dan Rencana Strategis (Renstra) Bidang Cipta Karya Tahun , Pinjaman dan Hibah Luar Negeri merupakan salah satu alternatif sumber pembiayaan yang diperlukan untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan nasional, di samping sumber pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Buku Petunjuk Teknis Penyiapan Usulan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri Tahun ini disusun untuk menjadi acuan bagi seluruh pihak terkait di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam proses penyiapan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri. Buku ini telah direvisi dan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah serta Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor 4 Tahun 2011 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengajuan Usulan, Penilaian, Pemantauan, dan Evaluasi Kegiatan yang Dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri dan Hibah. Melalui pemahaman mengenai proses fasilitasi dan administrasi, khususnya dalam proses pengajuan usulan Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM)/Blue Book, Daftar Rencana Kegiatan Hibah (DRKH), dan Daftar Rencana Prioritas Pinjaman Luar Negeri (DRPPLN)/Green Book, diharapkan dapat tercapai efektivitas dan efisiensi proses penyiapan kegiatan di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya yang pembiayaannya berasal dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri. Jakarta, November 2012 Direktur Jenderal Cipta Karya Budi Yuwono P. 1

6 Daftar Isi KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 DAFTAR TABEL... 3 DAFTAR GAMBAR... 3 DAFTAR LAMPIRAN... 3 DAFTAR ISTILAH... 4 PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Dasar Hukum BAGIAN 1 13 PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PROSEDUR PENGUSULAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Pengertian Pinjaman Luar Negeri Proses Perencanaan Pinjaman Luar Negeri Jenis Usulan Pinjaman Luar Negeri Kementerian Negara/Lembaga Kriteria Umum dan Khusus Pengusulan Pinjaman Luar Negeri Prosedur Pengusulan Pinjaman Luar Negeri di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Prosedur Penyiapan Usulan Kegiatan Pinjaman Luar Negeri... di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Proses Pengajuan Usulan Kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Proses Pengajuan Usulan Kegiatan dalam DRPPLN-JM/Green Book di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Penyiapan Negosiasi Penerbitan Nomor Register dan Pengesahan Pinjaman (Loan Agreement) Berlakunya Pinjaman (Loan Effectiveness) Prosedur Amandemen dan/atau Realokasi Dana Kegiatan Pinjaman Luar Negeri 26 Lampiran BAGIAN 2 37 HIBAH LUAR NEGERI DAN PROSEDUR PENGUSULAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Pengertian Hibah Luar Negeri Proses Perencanaan Hibah Luar Negeri Kementerian/Lembaga Jenis Usulan Hibah Luar Negeri Kementerian/Lembaga Kriteria Umum dan Khusus Pengusulan Hibah Luar Negeri Prosedur Pengelolaan Hibah Luar Negeri di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Proses Pengusulan Kegiatan Yang Dibiayai Dari Hibah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Dalam Bentuk Uang Dan Belanja Yang Bersumber Dari Hibah langsung

7 2.5.3 Proses Pengajuan BAST Permohonan Nomor Registrasi Proses Pengesahan Pendapatan Hibah Lampiran DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Jenis dan Persyaratan Usulan Kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri Tabel 2.1. Jenis dan Persyaratan Hibah Luar Negeri Usulan Kementerian/Lembaga DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Proses Perencanaan Pinjaman Luar Negeri Gambar 1.2. Skema Alur Penyiapan Usulan Kegiatan yang dibiayai... dari Pinjaman Luar Negeri di lingkungan Direktor at Jenderal Cipta Karya Gambar 1.3. Skema Peran Seluruh Direktorat dilingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam Proses Penyiapan Usulan Kegiatan Pinjaman Luar Negeri Gambar 1.4. Proses Pengajuan Usulan Kegiatan dalam DRPLN-JM/Blue Book di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Gambar 1.5. Alur Proses Pengajuan Usulan Kegiatan dalam DRPPLN/Green Book di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Gambar 2.1. Proses Perencanaan Hibah Gambar 2.2. Proses Penerbitan Nomor Registrasi Hibah Gambar 2.3. Alur Pengajuan Nomor Register Hibah Dalam Bentuk Uang di Lingkungan Ditjen Cipta Karya Gambar 2.4. Alur Pengajuan Nomor Register Hibah Dalam Bentuk Barang dan/atau Jasa di Lingkungan Ditjen Cipta Karya Gambar 2.5. Proses Penyiapan Dokumen BAST di Lingkungan Ditjen Cipta Karya Gambar 2.6. Proses Pengesahan Hibah Langsung ke Ditjen Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan, di Lingkungan Ditjen Cipta Karya Gambar 2.7. Proses Pengesahan Hibah Langsung ke KPPN VI, di Lingkungan Ditjen Cipta Karya 51 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A: Format Pengusulan Kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Lampiran A1. Form Daftar Isian Pengusulan Kegiatan (DPIK) Pinjaman Luar Negeri 28 Lampiran A2. Form Dokumen Usulan Kegiatan (DUK) Pinjaman Luar Negeri Lampiran A3. Outline Studi Kelayakan (Feasibility Study/FS) yang disiapkan pada saat Fact Finding Lampiran B : Format Kelengkapan Administrasi Kegiatan untuk masuk dalam Daftar Rencana Prioritas Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPPLN)/Green Book Lampiran B1. Readiness Criteria Lampiran C : Format Kelengkapan Administrasi Kegiatan untuk masuk dalam Daftar Rencana Kegiatan Hibah (DRKH) Lampiran C1. Dokumen Daftar Isian Pengusulan Kegiatan (DIPK) Hibah Lampiran C2. Formulir Daftar Isian Pengusulan Kegiatan (DIPK) Hibah Lampiran C3. Format Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung Tanpa Melalui KPPN (SPTMHL) Lampiran C4. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) Lampiran C5. Format Surat Permohonan Nomor Register Hibah Lampiran C6. Format Ringkasan Hibah Lampiran C7. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM)

8 DAFTAR ISTILAH Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkat APBN, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah negara disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disingkat BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Badan Usaha Milik Daerah, yang selanjutnya disingkat BUMD, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Pemerintah Daerah yang dipisahkan. Berita Acara Serah Terima yang selanjutnya disingkat BAST adalah dokumen serah terima barang/jasa sebagai bukti penyerahan dan peralihan hak/kepemilikan atas barang/jasa/surat berharga dari Pemberi Hibah kepada penerima hibah. Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, yang selanjutnya disebut Biro PKLN, adalah unit kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum yang tugas dan fungsinya melaksanakan penyusunan, koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan, penyusunan program dan anggaran, evaluasi dan pelaporan kegiatan pembangunan serta perencanaan dan pembinaan administrasi kerjasama luar negeri. Daftar Isian Pengusulan Kegiatan Pinjaman, yang selanjutnya disebut DIPK Pinjaman, adalah dokumen yang berisi ringkasan informasi untuk pengusulan kegiatan yang dibiayai dari pinjaman. Daftar Isian Pengusulan Kegiatan Hibah, yang selanjutnya disebut DIPK Hibah, adalah dokumen yang berisi ringkasan informasi untuk pengusulan kegiatan yang dibiayai dari Hibah. Daftar Kegiatan adalah daftar rencana kegiatan yang telah tercantum di dalam RPPLN dan siap untuk diusulkan kepada dan/atau dirundingkan dengan Calon Pemberi Pinjaman Luar Negeri. Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah, yang selanjutnya disebut DRPLN-JM/Blue Book, adalah daftar rencana kegiatan pembangunan yang layak dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri untuk periode jangka menengah (lima tahun). Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah Kementerian Pekerjaan Umum, yang selanjutnya disebut DRPLN-JM/Blue Book Kementerian Pekerjaan Umum, adalah daftar rencana kegiatan pembangunan di bidang pekerjaan umum yang layak dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri untuk periode jangka menengah (lima tahun). Daftar Rencana Prioritas Pinjaman Luar Negeri, yang selanjutnya disingkat DRPPLN/Green Book, adalah daftar rencana kegiatan yang telah memiliki indikasi pendanaan dan siap dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri untuk jangka tahunan. Daftar Rencana Prioritas Pinjaman Luar Negeri Kementerian Pekerjaan Umum, yang selanjutnya disingkat DRPPLN/Green Book Kementerian Pekerjaan Umum adalah daftar rencana kegiatan pembangunan di bidang Pekerjaan Umum yang telah memiliki indikasi pendanaan dan siap dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri untuk jangka tahunan. Daftar Rencana Kegiatan Hibah, yang selanjutnya disebut DRKH, adalah daftar rencana kegiatan tahunan yang layak dibiayai dengan Hibah Luar Negeri dan telah mendapatkan indikasi pendanaan dari Negara/Lembaga Donor Calon Pemberi Hibah. 4

9 Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang yang selanjutnya disingkat DJPU adalah unit eselon I pada Kementerian Keuangan yang bertindak sebagai Unit Akuntansi Pembantu Bendahara Umum Negara Pengelola Hibah. Dokumen Usulan Kegiatan Pinjaman, yang selanjutnya disebut DUK Pinjaman, adalah dokumen yang memuat latar belakang, tujuan, ruang lingkup, sumber daya yang dibutuhkan, hasil yang diharapkan, termasuk rencana pelaksanaan untuk mendapatkan gambaran kelayakan atas usulan kegiatan yang dibiayai pinjaman. Dokumen Studi Kelayakan Kegiatan adalah hasil penelitian yang memberi gambaran secara lengkap tentang layak tidaknya suatu kegiatan berdasarkan aspek-aspek yang dianggap perlu, sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dilaksanakannya suatu kegiatan yang bersangkutan. Dokumen Usulan Kegiatan Hibah, yang selanjutnya disebut DUK Hibah, adalah dokumen yang memuat latar belakang, tujuan, ruang lingkup, sumber daya yang dibutuhkan, hasil yang diharapkan, termasuk rencana pelaksanaan untuk mendapatkan gambaran kelayakan atas usulan kegiatan yang dibiayai Hibah. Evaluasi Kinerja Kegiatan adalah kegiatan yang secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data informasi untuk menilai pencapaian sasaran dan tujuan kegiatan. Hibah Pemerintah yang selanjutnya disebut Hibah, adalah setiap penerimaan negara dalam bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasa dan atau surat berharga, yang diperoleh dari Pemberi Hibah yang tidak harus perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam atau luar negeri. Hibah Daerah adalah pemberian dengan pengalihan hak atas sesuatu dari Pemerintah Pusat atau pihak lain kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan dilakukan melalui perjanjian. Instansi Pengusul Kegiatan yang akan Dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri, yang selanjutnya disebut Instansi Pengusul Pinjaman, adalah Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/BUMN yang mengajukan usulan kegiatan untuk dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri. Instansi Pengusul Kegiatan yang akan Dibiayai dari Hibah, yang selanjutnya disebut Instansi Pengusul Hibah, adalah Kementerian/Lembaga yang mengajukan usulan kegiatan untuk dibiayai dari Hibah. Instansi Pelaksana adalah Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/BUMN yang melaksanakan kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri dan Hibah. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kewenangan selaku Kuasa BUN Daerah yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit pelaksana teknis pada Kementerian Pekerjaan Umum sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri atas sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya manusia, barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau semua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan untuk menghasilkan keluaran dalam bentuk barang/jasa. Kelayakan Ekonomi adalah gambaran atas efisiensi penggunaan sumber daya dengan manfaat yang diperoleh dalam pelaksanaan rencana kegiatan, mencakup aspek sosial, lingkungan dan/atau ekonomi. 5

10 Kelayakan Finansial adalah gambaran aspek finansial atas penggunaan sumber daya dengan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan rencana kegiatan yang diperhitungkan dengan menggunakan harga pasar. Kelayakan Teknis adalah gambaran atas kondisi rencana kegiatan yang memperhitungkan unsur keteknikan dan non keteknikan sehingga kegiatan tersebut dapat dilaksanakan. Kementerian/Lembaga adalah Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah Non-Kementerian/Lembaga Negara. Kerangka Acuan Kerja atau Terms of Reference adalah uraian tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup, masukan yang dibutuhkan dan hasil yang diharapkan dari suatu kegiatan. Kuasa Pengguna Anggaran atau Kuasa PA atau KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD. Kreditor Bilateral adalah Pemerintah negara asing atau lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah negara asing atau lembaga yang bertindak untuk Pemerintah negara asing yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah. Kreditor Multilateral adalah lembaga keuangan internasional yang beranggotakan beberapa negara, yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah. Kreditor Swasta Asing adalah lembaga keuangan asing, lembaga keuangan nasional, dan lembaga non keuangan asing yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha diluar wilayah Negara Republik Indonesia yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah berdasarkan perjanjian pinjaman tanpa jaminan dari Lembaga Peminjam Kredit Ekspor. Lembaga Penjamin Kredit Ekspor adalah lembaga yang ditunjuk negara asing untuk memberikan jaminan, asuransi, pinjaman langsung, subsidi bunga, dan bantuan keuangan untuk meningkatkan ekspor negara yang bersangkutan atau bagian terbesar dari dana tersebut dipergunakan untuk membeli barang/jasa dari negara bersangkutan yang berdomisili dan malakukan kegiatan usaha di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menteri Keuangan adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan di Bidang Keuangan Negara. Menteri Pekerjaan Umum adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan di Bidang Pekerjaan Umum. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, yang selanjutnya disebut Meneg PPN/Kepala Bappenas, adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di Bidang Perencanaan Pembangunan Nasional. Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya disingkat MPHL-BJS adalah surat yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencatat/membukukan Pendapatan Hibah Langsung bentuk barang/ jasa/surat berharga dan belanja barang untuk pencatatan persediaan dari hibah/belanja modal untuk pencatatan aset tetap/aset lainnya dari hibah/pengeluaran pembiayaan untuk pencatatanan surat berharga dari hibah. Naskah Perjanjian Pinjaman Luar Negeri, yang selanjutnya disebut NPPLN, adalah naskah perjanjian atau naskah lain yang disamakan yang memuat kesepakatan mengenai Pinjaman Luar Negeri antara Pemerintah dengan Pemberi Pinjaman Luar Negeri. 6

11 Naskah Perjanjian Hibah Luar Negeri, yang selanjutnya disebut NPHLN, adalah naskah perjanjian atau naskah lain yang disamakan yang memuat kesepakatan mengenai Hibah Luar Negeri antara Pemerintah dengan Pemberi Hibah Luar Negeri. Pinjaman Kegiatan adalah Pinjaman Luar Negeri yang digunakan untuk membiayai kegiatan tertentu. Pinjaman Luar Negeri adalah setiap pembiayaan melalui utang yang diperoleh Pemerintah dan Pemberi Pinjaman Luar Negeri yang diikat oleh suatu perjanjian pinjaman dan tidak berbentuk surat berharga negara, yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu. Pinjaman Proyek atau Project Loan adalah Pinjaman Luar Negeri yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan sarana dan prasarana Pekerjaan Umum. Pinjaman Tunai adalah Pinjaman Luar Negeri dalam bentuk devisa dan/atau rupiah yang digunakan untuk pembiayaan defisit APBN dan pengelolaan portofolio. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan daerah. Pemberi Pinjaman Luar Negeri adalah kreditor yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah. Pemberi Hibah adalah pihak yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri yang memberikan Hibah kepada Pemerintah. Pemantauan adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan secara berkala untuk menyediakan informasi tentang status perkembangan suatu kegiatan, serta mengidentifikasi permasalahan yang timbul dan merumuskan tindak lanjut yang diperlukan. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan Pemerintah Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undangundang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Penanggung Jawab Pinjaman dan Hibah Luar Negeri atau Executing Agency adalah Pejabat Eselon I atau yang disetarakan di lingkungan kementerian yang bertanggung jawab terhadap pemanfaatan serta pencapaian tujuan dan sasaran Pinjaman dan Hibah Luar Negeri di tingkat Pusat yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Menteri. Penanggung Jawab Pelaksanaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri atau Implementing Agency adalah Pejabat Eselon I atau Pejabat Eselon II yang disetarakan di lingkungan Kementerian, Pemerintah Provinsi, maupun Pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab terhadap penyiapan, pelaksanaan, pengawasan dan pelaporan penggunaan dan pemanfaatan sebagian/seluruh Pinjaman dan Hibah Luar Negeri di Tingkat Pusat, Tingkat Provinsi, maupun Tingkat Kabupaten/Kota yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Executing Agency yang bertindak sebagai Penanggung Jawab Pinjaman dan Hibah Luar Negeri kegiatan yang dimaksud. Pengguna Anggaran atau PA adalah sebagai Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi lain Pengguna APBN/APBD. Yang dapat menjadi PA adalah: a. Menteri/pimpinan lembaga adalah Pengguna Anggaran/Pengguna Barang bagi kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya; b. Gubernur, bupati/ walikota selaku Kepala Pemerintah Daerah; serta c. Kepala SKPD bagi SKPD yang dipimpinnya. 7

12 Perjanjian Penerusan Hibah adalah dokumen perjanjian untuk penerusan Hibah atau dokumen lain yang dipersamakan antara Pemerintah dan Penerima Penerusan Hibah. Perjanjian Pinjaman Luar Negeri adalah kesepakatan tertulis mengenai Pinjaman antara Pemerintah dan Negara/Lembaga Pemberi Pinjaman Luar Negeri yang dituangkan dalam dokumen perjanjian pemberian Pinjaman Luar Negeri. Perjanjian Hibah Luar Negeri adalah kesepakatan tertulis mengenai Hibah antara Pemerintah dan Pemberi Hibah yang dituangkan dalam dokumen perjanjian pemberian Hibah atau dokumen lain yang dipersamakan. Perjanjian Penerusan Pinjaman Luar Negeri adalah kesepakatan tertulis antara Pemerintah dan Penerima Penerusan Pinjaman Luar Negeri untuk Penerusan Pinjaman Luar Negeri. Rencana Kebutuhan Pinjaman Luar Negeri yang selanjutnya disebut RKPLN, adalah dokumen perencanaan yang memuat kebutuhan dan rencana pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri meliputi rencana defisit, batas kumulatif pinjaman, rencana besaran pinjaman tahunan dan prioritas bidang pembangunan yang dibiayai dengan Pinjaman Luar Negeri, yang periodenyasama dengan RPJM. Rencana Kerja Pemerintah adalah yang selanjutnya disebut RKP, adalah dokumen perencanaan nasional untuk periode 1 (satu) tahun. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, yang selanjutnya disebut RPJMN, adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana Pemanfaatan Hibah, yang selanjutnya disebut RPH, adalah dokumen yang memuat arah kebijakan, strategi, dan pemanfaatan Hibah jangka menengah sesuai dengan prioritas pembangunan Nasional. Rencana Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri, yang selanjutnya disebut RPPLN, adalah dokumen yang memuat indikasi kebutuhan dan rencana penggunaan Pinjaman Luar Negeri dalam jangka menengah. Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum, yang selanjutnya disebut Renstra Kementerian Pekerjaan Umum, adalah dokumen perencanaan Kementerian Pekerjaan Umum untuk periode 5 (lima) tahun. Sekretaris Jenderal, yang selanjutnya disebut Sekjen, adalah Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum. Satuan Administrasi Pangkal, yang selanjutnya disebut Satminkal, adalah unit pelaksana yang berada pada tingkat Eselon I di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum. Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung yang selanjutnya disingkat SP2HL adalah surat yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mengesahkan pembukuan hibah langsung dan/atau belanja yang bersumber dari hibah langsung. Surat Pengesahan Hibah Langsung yang selanjutnya disingkat SPHL adalah surat yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk mengesahkan Pendapatan Hibah Langsung dan/atau belanja yang bersumber dari hibah langsung. Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung yang selanjutnya disingkat SP4HL adalah surat yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mengesahkan pembukuan pengembalian saldo Pendapatan Hibah Langsung kepada Pemberi Hibah. 8

13 Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga yang selanjutnya disingkat SP3HL-BJS adalah surat yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk diajukan pengesahan Pendapatan Hibah Langsung bentuk barang/jasa/surat berharga ke DJPU. Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung yang selanjutnya disingkat SPTMHL adalah surat pernyataan tanggung jawab penuh atas Pendapatan Hibah Langsung dan/atau belanja yang bersumber dari hibah langsung/belanja barang untuk pencatatan persediaan dari hibah, belanja modal untuk pencatatan aset tetap/aset lainnya dari hibah, dan pengeluaran pembiayaan untuk pencatatan surat berharga dari hibah. 9

14 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mencapai sasaran program pembangunan Bidang Cipta Karya yang dituangkan dalam RPJMN Tahun dan Renstra Bidang Cipta Karya Tahun , sumber pendanaan luar negeri merupakan salah satu alternatif sumber pendanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, mengingat terbatasnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dapat dialokasikan oleh Pemerintah. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara menetapkan bahwa dalam rangka membiayai dan mendukung kegiatan prioritas dalam rangka mencapai sasaran pembangunan, Pemerintah dapat mengadakan pinjaman dan menerima Hibah, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Saat ini Pemerintah dihadapkan kepada kebutuhan investasi untuk membangun ekonomi dalam rangka memperbaiki tingkat kesejahteraan rakyat dan memenuhi kebutuhan dasar, menurunkan angka kemiskinan serta membangun dan memperbaiki infrastruktur Bidang Cipta Karya. Selain itu, Pemerintah juga membutuhkan investasi yang besar untuk katalisator dan dinamisator pembangunan yang dihadapkan dalam keterbatasan sumber dana Pemerintah, baik APBN maupun APBD. Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) menganut prinsip-prinsip Pemerintahan yang baik dan juga mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Kegiatan PHLN dilakukan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, monitoring, evaluasi, dan pengawasan. Saat ini kegiatan pembangunan yang dibiayai dari sumber PHLN masih memerlukan penajaman dalam pengelolaannya, khususnya pada proses perencanaan. Upaya penyempurnaan manajemen PHLN perlu terus dilakukan mengingat bahwa pada prinsipnya PHLN digunakan untuk mempercepat proses pembangunan di Indonesia, khususnya pada Bidang Cipta Karya. Untuk itu, sejak tahap perencanaan PHLN, perlu disusun detail disain yang matang, organisasi proyek yang efektif, mekanisme penyaluran pendanaan serta berbagai persyaratan yang harus dipenuhi sesuai dengan kriteria pinjaman dan Hibah yang diberlakukan oleh Negara/Lembaga Calon Pemberi Pinjaman Luar Negeri atau Hibah Luar Negeri. Sebagai upaya meningkatkan pemahaman proses fasilitasi dan proses administrasi Pinjaman dan Hibah Luar Negeri, khususnya dalam proses pengajuan usulan DRPLN-JM/Blue Book, DRKH, dan DRPPLN/Green Book di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya, perlu disusun Buku Petunjuk Teknis Pengajuan Usulan Kegiatan untuk dapat dibiayai dari Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun Buku tersebut diharapkan dapat menjadi landasan, acuan dan pedoman bagi setiap unit eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam melakukan penyiapan usulan kegiatan Bidang Cipta Karya yang akan dibiayai dari Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri. 1.2 Maksud dan Tujuan Buku ini disusun dengan maksud untuk memberikan landasan, pedoman dan arah bagi setiap unit eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta karya dalam proses penyiapan usulan kegiatan bidang Cipta Karya yang dibiayai dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri. Sedangkan tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam koordinasi dan kerjasama di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam menyiapkan usulan kegiatan yang akan diajukan pembiayaannya melalui Pinjaman dan Hibah Luar Negeri. 10

15 1.3 Dasar Hukum Landasan hukum dalam Penyusunan Buku Petunjuk Teknis Penyiapan Usulan Pinjaman/Hibah Luar Negeri adalah sebagai berikut : a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. d. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah. e. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah. f. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor 4 Tahun 2011 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengajuan Usulan, Penilaian, Pemantauan, dan Evaluasi Kegiatan yang Dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri dan Hibah. g. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 53/PMK/010/2006 tentang Tata Cara Pemberian Pinjaman Daerah Dari Pemerintah yang Dananya Bersumber Dari Pinjaman Luar Negeri. h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.07/2008 tentang Hibah Daerah. i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.07/2008 tentang Tata Cara Penyaluran Hibah Kepada Pemerintah Daerah. j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 207/PMK.05/2008 tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri yang diteruspinjamkan kepada Badan Usaha Milik Daerah/ Pemerintah Daerah. k. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.05/2011 tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri. l. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah m. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi Hibah n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2006 tentang Petunjuk Teknis Pengendalian Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri Bidang Cipta Karya. o. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum. 11

16 12

17 13

18 Pinjaman Luar Negeri 1.1. Pengertian Pinjaman Luar Negeri Pinjaman Luar Negeri adalah setiap pembiayaan melalui utang yang diperoleh Pemerintah dari Pemberi Pinjaman Luar Negeri yang diikat oleh suatu perjanjian pinjaman dan tidak berbentuk surat berharga negara, yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu 1. Jenis dan Bentuk Pinjaman Luar Negeri terdiri atas: a. Pinjaman Tunai, berupa: i. Pinjaman program, ii. Stand by loan, iii. Pembiayaan likuiditas jangka pendek, iv. Pembiayaan kontijensi, v. Pembiayaan untuk permodalan dan lain-lain, yang pecairannya bersifat tunai. b. Pinjaman Kegiatan, berupa: i. Pinjaman proyek, ii. Credit line, dan lain-lain, yang pencairannya terkait dengan kegiatan. Sumber Pinjaman Luar Negeri adalah: a. Kreditor Multilateral; b. Kreditor Bilateral; c. Kreditor Swasta Asing; dan d. Lembaga Penjamin Kredit Ekspor. Penggunaan Pinjaman Luar Negeri: a. Membiayai defisit APBN; b. Mengelola portofolio utang; c. Membiayai kegiatan prioritas Kementerian/Lembaga; d. Diteruspinjamkan kepada Pemerintah Daerah; e. Dihibahkan kepada Pemerintah Daerah; dan atau f. Diteruspinjamkan kepada BUMN. Pengusulan Kegiatan disampaikan Pimpinan Tertinggi Instansi Pengusul dan disampaikan kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas a. Kementerian : Menteri atau atas nama Menteri pada Kementerian. b. Lembaga : Pimpinan Lembaga atau atas nama Pimpinan Lembaga. c. Pemda : Gubernur / Bupati / Walikota. d. BUMN : Direktur Utama Perencanaan Pinjaman Kegiatan Proses perencanaan pinjaman luar negeri dimulai pada saat Menteri PPN/Ka. Bappenas menyusun Rencana Pemanfaatan Pinjaman Kegiatan Jangka Menengah dan Tahunan, dan selanjutnya rencana tersebut dituangkan dalam dokumen: a. RPPLN; b. DRPLN-JM; c. DRPPLN; dan d. Daftar Kegiatan 2. Proses perencanaan pinjaman luar negeri dapat dilihat pada Gambar 1.1. berikut: 1. Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 2011, Pasal 1 2. Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 2011, Bagian 4 Perencanaan Pinjaman Kegiatan, Pasal 8 dan Permen PPN/Ka Bappenas no. 4 tahun 2011, Pasal 14 ayat 1 14

19 Gambar 1.1. Proses perencanaan pinjaman luar negeri rpjmn Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ditetapkan oleh Presiden rppln Rencana Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri (RPPLN), memuat indikasi kebutuhan dan rencana penggunaan Pinjaman Luar Negeri dengan pedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Menteri PPN/Ka. Bappenas menetapkan RPPLN paling lambat 3 bulan setelah penetapan RPJMN drppln-jm Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN- JM) adalah daftar rencana kegiatan yang layak dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri untuk periode jangka menengah, disebut juga sebagai Blue Book Menteri PPN/Ka. Bappenas menyusun DRPLN-JM dengan berpedoman pada RPJMN dan memperhatikan RPPLN Menteri PPN/Ka. Bappenas menetapkan DRPLN-JM paling lambat 6 bulan setelah penetapan RPPLN drppln Daftar Rencana Prioritas Pinjaman Luar Negeri (DRPPLN) adalah daftar rencana kegiatan yang telah memiliki indikasi pendanaan dan siap dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri untuk jangka tahunan, disebut juga sebagai Green Book Menteri PPN/Ka. Bappenas menyusun DRPPLN dengan mengacu pada DRPLN-JM Menteri PPN/Ka. Bappenas menetapkan DRPPLN sebagai bahan penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga/Pemerintah daerah/bumn Daftar Kegiatan Menteri PPN/Ka. Bappenas menyusun Daftar Kegiatan dengan berpedoman pada DRPPLN Daftar kegiatan memuat: (i) nama kegiatan dan instansi pengusul pinjaman serta instansi pelaksana; (ii) jumlah pendanaan termasuk dana pendamping dan/atau dana pendukung; (iii) indikasi sumber pendanaan, termasuk Kredit Swasta Asing atau Lembaga penjamin Kredit Ekspor 15

20 1.3. Jenis Usulan Kegiatan yang dapat diajukan oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/ BUMN Jenis usulan kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri yang dapat diajukan oleh Kementerian/Lembaga 3 Jenis usulan kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri yang dapat diajukan oleh Kementerian/Lembaga adalah: a. Kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian/lembaga tersebut; b. Kegiatan yang sebagian atau seluruhnya direncanakan untuk dihibahkan kepada Pemerintah Daerah; c. Kegiatan untuk penyertaan modal negara pada BUMN; dan atau d. Kegiatan yang dilaksanakan oleh beberapa Instansi Pelaksana Jenis Usulan Kegiatan yang dapat diajukan oleh Pemerintah Daerah 4 Jenis Usulan kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri yang dapat diajukan oleh Pemerintah Daerah adalah: a. Kegiatan yang direncanakan sebagai penerusan pinjaman; atau b. Kegiatan yang direncanakan untuk diteruspinjamkan dan/atau dihibahkan kepada BUMD Jenis Usulan Kegiatan yang dapat diajukan oleh BUMN 5 Jenis Usulan kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri yang dapat diajukan oleh BUMN adalah kegiatan yang direncanakan sebagai penerusan pinjaman Persyaratan Pengusulan Kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri 6 Usulan kegiatan yang diusulkan oleh Instansi Pengusul Pinjaman dilengkapi dengan: a. Persyaratan Umum; b. Persyaratan Khusus Persyaratan umum 7 Persyaratan umum dalam pengusulan kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri mencakup: a. Daftar Isian Pengusulan Kegiatan (DIPK) Pinjaman, adalah dokumen ringkasan informasi untuk pengusulan kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri b. Dokumen Usulan Kegiatan (DUK) Pinjaman, adalah dokumen yang memuat latar belakang, tujuan, ruang lingkup, sumber daya yang dibutuhkan, hasil yang diharapkan termasuk rencana pelaksanaan untuk mendapatkan gambaran kelayakan atas usulan kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri Persyaratan Khusus Persyaratan khusus yang harus dipenuhi dalam pengusulan kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri mencakup: a. Persyaratan khusus bagi Kementerian/Lembaga yang mengusulkan kegiatan penyertaan modal negara pada BUMN mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan 8. b. Persyaratan khusus bagi Kementerian/Lembaga yang mengusulkan kegiatan yang akan dilaksanakan beberapa Instansi Pelaksana adalah melampirkan Surat Persetujuan Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang diberikan penugasan 9. 3 Permen PPN/Ka Bappenas no. 4 tahun 2011, Pasal 14 ayat 1 4 Ibid, Pasal 15 5 Ibid, Pasal 16 6 Ibid; Pasal 17 7 Permen PPN/Ka Bappenas no. 4 tahun 2011, Pasal 18 8 Ibid, Pasal 19 ayat 1 9 Ibid, Pasal 19 ayat 2 16

21 c. Persyaratan bagi Pemerintah Daerah yang mengusulkan kegiatan yang direncanakan untuk diteruspinjamkan dan/atau dihibahkan kepada BUMD adalah melampirkan Surat Persetujuan Pimpinan DPRD dan Surat Persetujuan Direktur Utama BUMD calon Penerima Penerusan Pinjaman Luar Negeri 10. d. Persyaratan bagi BUMN yang mengusulkan kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri yang direncanakan sebagai penerusan pinjaman adalah Surat Menteri yang menyelenggarakan urusan BUMN mengenai persetujuan atas usulan atas usulan kegiatan dan kemampuan financial BUMN yang bersangkutan dan Surat Dewan Komisaris mengenai persetujuan atas usulan kegiatan BUMN yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan 11. Secara rinci, persyaratan khusus untuk setiap jenis usulan adalah sebagai berikut: 1. Usulan Kegiatan dari Kementerian Negara/Lembaga a. Dilaksanakan Sendiri Kementerian/Lembaga dapat mengusulkan kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya dengan mempertimbangkan: i. Tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga; ii. Prioritas Kementerian/Lembaga yang tercantum dalam Rencana Strategis. b. Sebagian Atau Seluruhnya Dilaksanakan Dihibahkan ke Pemerintah Daerah Kriteria untuk kegiatan yang diusulkan oleh Kementerian Negara/Lembaga untuk diterushibahkan kepada Pemda, harus mempertimbangkan: i. Urusan Pemerintah Daerah dan diprioritaskan untuk Pemerintah Daerah yang memiliki kapasitas fiskal rendah; ii. Manfaat bagi masyarakat di daerah calon Penerima Hibah; iii. Pencapaian prioritas pembangunan nasional; dan iv. Bidang tugas Kementerian/Lembaga yang mengusulkan. c. Dilaksanakan oleh Beberapa Instansi Kriteria untuk kegiatan yang diusulkan oleh Kementerian Negara/Lembaga untuk dilaksanakan beberapa instansi, harus mempertimbangkan: i. Lintas sektor/program; dan ii. Pencapaian prioritas pembangunan nasional. 2. Usulan Kegiatan dari Pemerintah Daerah Kriteria untuk kegiatan yang diusulkan oleh Pemerintah Daerah untuk dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah atau BUMD, harus mempertimbangkan: a. Urusan Pemerintah Daerah; b. Manfaat bagi masyarakat daerah setempat; c. Kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan langsung dan/tidak langsung; dan d. Pencapaian prioritas pembangunan daerah dan sejalan dengan prioritas pembangunan nasional. 3. Usulan Kegiatan dari BUMN Kriteria untuk kegiatan yang diusulkan oleh BUMN untuk dilaksanakan sendiri, harus mempertimbangkan: a. Meningkatkan dan memperluas pelayanan; dan b. Meningkatkan penerimaan BUMN. 10 Ibid, Pasal Ibid, Pasal 21 17

22 Jenis dan persyaratan usulan kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri usulan Kementerian/ Lembaga/Pemerintah Daerah/BUMN dapat dijelaskan pada Tabel 1.1. Jenis Usulan 1. Usulan Kementerian/ Lembaga Dilaksanakan Sendiri Diterushibah-kan Khusus Persyaratan 1. Merupakan Tugas Pokok dan fungsi Kementerian/Lembaga; 2. Merupakan Prioritas Kementerian/Lembaga yang tercantum dalam Rencana Strategis. 1. Merupakan usulan Pemerintah Daerah dan diprioritaskan untuk Pemerintah Daerah yang memiliki kapasitas fiskal rendah; 2. Memberikan manfaat langsung bagi suatu daerah atau daerah lain, jika hanya memberi manfaat langsung bagi masyarakat di daerah calon Penerima Hibah maka Pemda harus menanggung sebagian biaya pelaksanaan kegiatan; 3. Kegiatan pendukung merupakan kewajiban Pemda; dan 4. Merupakan bidang tugas Kementerian/Lembaga yang mengusulkan Umum 1. Daftar Isian Pengusulan Kegiatan (DIPK); dan 2. Dokumen Usulan Kegiatan (DUK) Merupakan kegiatan lintas sektor/program yang dilaksanakan untuk suatu tujuan utama tertentu dengan pelaksanaan oleh beberapa instansi dan mengacu pada tugas pokok dan fungsi instansi masingmasing Diteruspinjamkan Penyertaan Modal 1. Merupakan kegiatan investasi untuk infrastruktur yang menghasilkan penerimaan pada APBD Pemda 2. Merupakan kegiatan yang menjadi urusan Pemerintah Daerah yang menjadi prioritas RPJMD yang sejalan dengan RPJMN 3. Memberikan manfaat langsung bagi masyarakat di daerah terkait 4. Pemda mempunyai kemampuan fiskal untuk membayar pinjaman 5. Merupakan bidang tugas kementerian/lembaga yang mengusulkan 1. Merupakan kegiatan penyertaan modal negara pada BUMN 2. Pelaksanaannya mengacu pada peraturan dan ketentuan yang berlaku Dilaksanakan Beberapa Instansi 2. Usulan Pemda Instansi Penerusan Pinjaman 1. Urusan Pemerintah Daerah; 2. Manfaat bagi masyarakat daerah setempat; 3. Kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan langsung dan/tidak langsung; dan 4. Pencapaian prioritas pembangunan daerah dan sejalan dengan prioritas pembangunan nasional. 3. Usulan BUMN Penyertaan Modal Negara 1. Meningkatkan dan memperluas pelayanan; dan 2. Meningkatkan penerimaan BUMN 18

23 1.5. Penilaian Usulan Kegiatan A. Kelengkapan Usulan Penilaian kelayakan dilakukan atas dasar dokumen persyaratan usulan kegiatan, yaitu: a. DIPK Pinjaman; b. DUK Pinjaman B. Kelayakan Teknis a. Usulan kegiatan merupakan tugas, fungsi dan kewenangan Instansi Pengusul Kegiatan, termasuk penugasan yang diberikan; b. Kelayakan nilai kegiatan; c. Kemampuan pengelolaan kegiatan oleh Instansi Pelaksanan; d. Keterkaitan dengan kegiatan lain dari Instansi Pengusul Kegiatan; e. Kesesuaian lokasi kegiatan; f. Kemampuan penyediaan dana pendamping. C. Keselarasan Perencanaan Kegiatan a. Keselarasan dengan RPPLN; b. Ketersebaran kegiatan antar wilayah yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri; c. Keselarasan dengan kegiatan yang terkait langsung dari Instansu lain; dan d. Kinerja atas pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri yang sedang berjalan pada Instansi Pengusul Pinjaman dan Instansi Pelaksana Prosedur Penyiapan Usulan Kegiatan Pinjaman Luar Negeri di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Prosedur Penyiapan Usulan Kegiatan Pinjaman Luar Negeri di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah sebagai berikut: 1. Usulan Kegiatan telah ditetapkan dalam daftar kegiatan DRPLN-JM/Blue Book oleh Menteri PPN/ Kepala Bappenas. 2. Direktorat Bina Program memfasilitasi proses pertemuan Direktorat Jenderal Cipta Karya dengan pihak Lender untuk membahas kegiatan yang telah tercantum dalam DRPLN-JM/Blue Book. Direktorat Sektor mendukung dalam penyediaan informasi terkait dengan rencana proyek antara lain nama-nama studi yang pernah ada dan Ringkasan Usulan Kegiatan. 3. Penilaian awal usulan kegiatan oleh Pihak Lender dikoordinasikan oleh Direktorat Bina Program. 4. Setelah mendapatkan indikasi pendanaan dari calon pemberi pinjaman, Direktorat Bina Program memfasilitasi pelaksanaan Fact Finding Mission oleh Pihak Lender, dengan dukungan teknis dari Direktorat Sektor khususnya untuk penyiapan : a. Tujuan Kegiatan b. Lingkup Kegiatan c. Lokasi Kegiatan d. Usulan Nilai Proyek e. Mekanisme Penyaluran Pendanaan 5. Konfirmasi dari Pihak Lender untuk siap melaksanakan Appraisal yang disampaikan secara formal kepada Menteri PPN/Ka. Bappenas. 6. Direktorat Bina Program memfasilitasi pelaksanaan Appraisal oleh Pihak Lender dengan dukungan teknis dari Direktorat Sektor, khususnya untuk penyiapan Readiness Criteria. 7. Setelah dipenuhinya kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan serta indikasi penawaran dari calon Pemberi Pinjaman, Direktorat Bina Program melalui Surat Direktur Jenderal Cipta Karya mengusulkan kepada Sekjen PU tentang usulan kegiatan agar dapat dimasukkan dalam DRPPLN/ Green Book yang diterbitkan oleh Menteri PPN/Ka. Bappenas. 19

24 8. Deputi Pendanaan Pembangunan, Kementerian PPN/Bappenas mengirimkan surat kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan untuk menyampaikan daftar kegiatan dan pernyataan siap negosiasi. 9. Berdasarkan surat dari Deputi Pendanaan Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas tersebut, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan mengirimkan surat undangan negosiasi kepada Pihak Lender. Skema alur penyiapan persyaratan dokumen administrasi usulan kegiatan Pinjaman Luar Negeri di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya secara umum dapat dilihat pada Gambar 1.2. Gambar 1.2 Skema Alur Penyiapan Usulan Kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya 1 Usulan Kegiatan sudah masuk 6 DRPLN-JM/Blue Book 2 FASILITASI PERTEMUAN Dit. Bina Program memfasilitasi pertemuan DITJEN CIPTA KARYA dengan Pihak Donor/ Lender. Direktorat Sektor mendukung dalam penyediaan informasi terkait usulan kegiatan. 3 PENILAIAN AWAL Usulan kegiatan oleh Donor/ Lender,dikoordinasikan oleh Dit. Bina Program 4 FACT FINDING Membahas Ringkasan Usulan Kegiatan, mencakup: - Tujuan Proyek - Lingkup Kegiatan - Lokasi Kegiatan - Usulan Nilai Proyek - Mekanisme Penyaluran Pendanaan APPRAISAL Dokumen yang disiapkan: 1. Rencana Kegiatan Rinci a. Kaitan kegiatan dengan RPJM Nas dan Renstra PU b. Tujuan kegiatan c. Ruang lingkup kegiatan d. Sumber daya yang dibutuhkan e. Hasil yang diharapkan f. Rencana pelaksanaan kegiatan g. Manajemen dan organisasi pelaksanaan kegiatan 2. Indikator Kinerja 3. Dana Pendamping Pusat/ Daerah dan Rencana Alokasi Dana dalam DIPA Pusat/Daerah 4. Status Lahan 5. Organisasi pengelola proyek (PMU/PIU dan Satker) 6. Rencana Pengelolaan Proyek/PAM/PMM 7. Pernyataan Pemda untuk berpartisipasi dalam proyek (jika SLA perlu ada surat dari Kepala Daerah disetujui oleh DPRD 5 Konfirmasi Pihak Donor/Lender memberikan konfirmasi usulan kegiatan siap melaksanakan Appraisal 7 Kementerian PU, melalui Surat Sekjen PU kepada Menteri PPN/ Kepala Bappenas, mengusulkan kegiatan Bidang PU untuk masuk dalam DRPPLN/Green Book Usulan Kegiatan sudah masuk DRPLN/Green Book 9 Menteri PPN/Kepala Bappenas menyampaikan surat kepada Menteri Keuangan bahwa usulan kegiatan dapat dinegosiasikan Kementerian Keuangan mengirim surat undangan kepada Pihak Donor/Lender untuk dilakukan NEGOSIASI NEGOSIASI 20

25 Berdasarkan skema alur penyiapan usulan kegiatan yang dibiayai dari pinjaman luar negeri di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya, dapat disusun peran seluruh direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Susunan peran seluruh direktorat tersebut dalam Gambar 1.3. Gambar 1.3 Skema Peran Seluruh Direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam Proses Penyiapan Usulan Kegiatan Pinjaman Luar Negeri KEGIATAN institusi pelaksana Pengusulan Blue Book DITJEN CIPTA KARYA Usulan DIREKTORAT SEKTOR ke DIREKTORAT BINA PROGRAM Penetapan Blue Book BAPPENAS Fact Finding Mission Penyiapan Dokumen Administrasi: Dit. Bina Program Penyiapan Dokumen Teknis: Dit. Sektor Appraisal Penyiapan Dokumen Administrasi: Dit. Bina Program Penyiapan Dokumen Teknis: Dit. Sektor Pengusulan Green Book DITJEN CIPTA KARYA DIREKTORAT BINA PROGRAM Penetapan green Book BAPPENAS NEGOSIASI KEMENTERIAN KEUANGAN 21

26 1.7. Proses Pengajuan Usulan Kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Proses Pengajuan Usulan Kegiatan dalam DRPLN-JM/Blue Book di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Secara skematik alur pengajuan usulan kegiatan DRPLN-JM di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dapat dilihat pada Gambar 1.4. sebagai berikut Gambar 1.4. Proses Pengajuan Usulan Kegiatan dalam DRPLN-JM/Blue Book di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya 2 Evaluasi oleh Direktorat Sektor, mencakup: a. KelayakanTeknis b. Kelayakan Ekonomi 1 Usulan Daerah yang disetujui DPRD, dengan melampirkan: a. DIPK b. DUK 3 4 Evaluasi oleh Direktorat Bina Program, mencakup: a. Kesesuaian usulan program dengan RPIJM dan Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya. b. Evaluasi Kelengkapan Administrasi c. Keterkaitan dengan kegiatan lain oleh instansi pengusul yang dibiayai dari sumber dana lain (Dok. RPIJM) d. Kinerja pelaksanaan kegiatan terkiat di instansi pengusul e. Evaluasi Mekanisme Penyaluran Pendanaan KONSOLIDASI USULAN KEGIATAN oleh Direktorat Bina Program Alur pengajuan DRPLN-JM/Blue Book di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya, dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Surat usulan kegiatan yang akan dibiayai dari pinjaman luar negeri dapat diusulkan oleh Kepala Daerah atau merupakan inisiatif dari Direktorat Sektoral/Direktorat Bina Program dalam rangka pencapaian sasaran tugas pokok dan fungsi dari Direktorat Jenderal Cipta Karya. Usulan yang disampaikan oleh Kepala Daerah harus termuat dalam Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten/Kota; 2. Direktorat Sektoral melakukan penilaian teknis dokumen usulan kegiatan; 3. Selanjutnya, Direktur Sektoral mengirimkan memo dinas terkait hasil penilaian dan rekomendasi teknis kepada Direktur Bina Program; 4. Direktorat Bina Program melakukan sinkronisasi dengan prioritas Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya, penyelarasan dokumen usulan kegiatan dengan RKPLN Cipta Karya, dan verifikasi kelengkapan dokumen administrasi usulan kegiatan; 22

27 5. Setelah penilaian teknis dan evaluasi administrasi selesai, Direktorat Bina Program melakukan sinkronisasi pendanaan dan penetapan mekanisme penyaluran pendanaan ke daerah dengan mengacu kepada kriteria umum dan khusus yang diatur dalam Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 4 Tahun 2011; 6. Direktorat Bina Program membuat surat usulan Pinjaman Luar Negeri Luar Negeri Cipta Karya yang ditandatangani oleh Dirjen Cipta Karya kepada Sekjen Kementerian PU; 7. Proses selanjutnya dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 18/ PRT/M/2006 tentang Petunjuk Teknis Pengendalian Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri Bidang Cipta Karya Proses Pengajuan Usulan Kegiatan dalam DRPPLN-JM/Green Book di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Penyiapan DRPPLN dimulai dari sejak ditetapkannya DRPLN-JM oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas. DRPPLN berisi rencana kegiatan yang telah mendapat indikasi pendanaan dari calon pemberi pinjaman dan telah memenuhi sebagian besar kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan.drppln akan ditindaklanjuti ke tahap negosiasi dengan calon pemberi pinjaman dengan catatan bila dalam 2 (dua) tahun berturut-turut belum mendapat pembiayaan dari Pemberi Pinjaman atau Hibah Luar Negeri maka kegiatan itu tidak akan dicantumkan pada DRPPLN tahun berikutnya. Proses pengajuan usulan kegiatan dalam DRPPLN dapat dilihat pada Gambar 1.5. Gambar 1.5. Alur Proses Pengajuan Usulan Kegiatan dalam DRPPLN/Green Book di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya 1 Pencantuman Usulan 6 APPRAISAL Kegiatan dalam DRPLN-JM/Blue Book 2 3 Koordinasi Bappenas dg Pihak Donor utk pernyataan minat pembiayaan kegiatan Penyampaian minat oleh Pihak Donor kepada Bappenas 4 FACT FINDING Membahas Ringkasan Usulan Kegiatan, mencakup: - Tujuan Proyek - Lingkup Kegiatan - Lokasi Kegiatan - Usulan Nilai Proyek - Mekanisme Penyaluran Pendanaan Dokumen yang disiapkan: 1. Rencana Kegiatan Rinci a. Kaitan kegiatan dengan RPJM Nas dan Renstra PU b. Tujuan kegiatan c. Ruang lingkup kegiatan d. Sumber daya yang dibutuhkan e. Hasil yang diharapkan f. Rencana pelaksanaan kegiatan g. Manajemen dan organisasi pelaksanaan kegiatan 2. Indikator Kinerja 3. Dana Pendamping Pusat/ Daerah dan Rencana Alokasi Dana dalam DIPA Pusat/Daerah 4. Status Lahan 5. Organisasi pengelola proyek (PMU/PIU dan Satker) 6. Rencana Pengelolaan Proyek/PAM/PMM 7. Pernyataan Pemda untuk berpartisipasi dalam proyek (jika SLA perlu ada surat dari Kepala Daerah disetujui oleh DPRD 5 Konfirmasi Pihak Donor/Lender memberikan konfirmasi usulan kegiatan siap melaksanakan Appraisal 7 Pengajuan Usulan DRPLN-JM kepada Bappenas melalui Sekjen PU 8 Pencantuman Kegiatan dalam DRPPLN/ Green Book 23

2011, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nom

2011, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nom BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.761, 2011 BAPPENAS. Prosedur Kegiatan. Biaya Luar Negeri. Hibah. PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR 4

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN, PENGAJUAN USULAN, PENILAIAN, PEMANTAUAN,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN, PENGAJUAN USULAN, PENILAIAN,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR: PER. 005/M.PPN/06/2006 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN DAN PENGAJUAN USULAN SERTA PENILAIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1519, 2017 KEMENDAGRI. Hibah. Penerimaan dan Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG KETENTUAN PENERIMAAN DAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

1 of 8 18/12/ :01

1 of 8 18/12/ :01 1 of 8 18/12/2015 16:01 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH...

DAFTAR ISI 1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH... a b DAFTAR ISI 1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH... 2. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH. BAB I KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH. BAB I KETENTUAN UMUM www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1345, 2012 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Hibah. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54);

2018, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54); No.159, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Pengelolaan Hibah Langsung. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DI

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 28 TAHUN 2014

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 28 TAHUN 2014 SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.953, 2015 KEMENSETNEG. Hibah. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PENGAJUAN USULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI

PENGAJUAN USULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI PETUNJUK TEKNIS PENGAJUAN USULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI PETUNJUK UMUM (BUKU I) KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.136, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Prosedur Kegiatan. Pinjaman Luar Negeri. Hibah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.918, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Sumber Pembiayaan. Sumber Pembiayaan Alternatif. Penetapan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 245/PMK.08/2011 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 6 Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 6 Peraturan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1117, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN. Hibah. Pengelolaan. Mekanisme. Pencabutan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN

Lebih terperinci

DAN HIBAH KEMENTERIAN PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

DAN HIBAH KEMENTERIAN PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN 7 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN HIBAH KEMENTERIAN PERTANIAN PEDOMAN PENGELOLAAN PINJAMAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.990, 2017 KEMENKEU. Administrasi Pengelolaan Hibah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/PMK.05/2017 TENTANG ADMINISTRASI PENGELOLAAN HIBAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.5,2012 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 18/PRT/M/2006 TENTANG

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 18/PRT/M/2006 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 18/PRT/M/2006 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGENDALIAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI BIDANG PEKERJAAN UMUM DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DALAM BENTUK UANG/BARANG/JASA/SURAT BERHARGA MELALUI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. LIPI. Hibah Luar Negeri. Pinjaman. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. LIPI. Hibah Luar Negeri. Pinjaman. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA No. 1196, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LIPI. Hibah Luar Negeri. Pinjaman. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN DAN/ATAU PENERIMAAN HIBAH SERTA PENERUSAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN 168/PMK.07/2008 TENTANG HIBAH DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN 168/PMK.07/2008 TENTANG HIBAH DAERAH MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 168/PMK.07/2008 TENTANG HIBAH DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 22 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN DAN/ATAU PENERIMAAN HIBAH SERTA PENERUSAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53 /PMK.010/2006 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53 /PMK.010/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53 /PMK.010/2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DARI PEMERINTAH YANG DANANYA BERSUMBER DARI PINJAMAN LUAR NEGERI MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA. Petunjuk Penyusunan Usulan Kegiatan Yang Dibiayai Dari Pinjaman Luar Negeri

REPUBLIK INDONESIA. Petunjuk Penyusunan Usulan Kegiatan Yang Dibiayai Dari Pinjaman Luar Negeri REPUBLIK INDONESIA Petunjuk Penyusunan Usulan Kegiatan Yang Dibiayai Dari Pinjaman Luar Negeri Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KATA PENGANTAR Sesuai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53/PMK.010/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53/PMK.010/2006 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53/PMK.010/2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DARI PEMERINTAH YANG DANANYA BERSUMBER DARI PINJAMAN LUAR NEGERI MENTERI

Lebih terperinci

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.764, 2017 BNPP. Pelimpahan sebagian Urusan dan Penugasan. TA 2017. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN

Lebih terperinci

Lampiran 1 Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.46/Menhut-II/2011 Tanggal : 24 Mei 2011 B A B I

Lampiran 1 Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.46/Menhut-II/2011 Tanggal : 24 Mei 2011 B A B I Lampiran 1 Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.46/Menhut-II/2011 Tanggal : 24 Mei 2011 B A B I P E N D A H U L U A N 1. 1. L a t a r B e l a k a n g a. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK PENGUSULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI

REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK PENGUSULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK PENGUSULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI 2010 2014 KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.861, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN, Sistem Akuntansi Hibah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang No.1000, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. PDN. PLN. Penerusan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 /PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENERUSAN PINJAMAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.972, 2015 KEMENKEU. Dana Keistimewaan. Daerah Istimewa Yogyakarta. Penyaluran. Pengalokasian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 126/ PMK.07/2015

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGUSULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI

PETUNJUK PENGUSULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK PENGUSULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI 20100 2014 KEMENTERIAN NEGARAA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DARI PEMERINTAH KEPADA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH AGUNG. Pelaksanaan. Kerjasama. MA. Pemberi Hibah. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG TATA

Lebih terperinci

a. bahwa Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pedoman Pengelolaan Kegiatan yang dibiayai b. bahwa dalam rangka meningkatkan akuntabilitas

a. bahwa Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pedoman Pengelolaan Kegiatan yang dibiayai b. bahwa dalam rangka meningkatkan akuntabilitas Menteri Perencanaan Pembangunan l{asionau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan l{asional SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAI. REPUBLIK

Lebih terperinci

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA, -1- SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DARI PEMERINTAH KEPADA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.919, 2014 KEMENHUB. Hibah. Langsung. Penatausahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 24 Tahun 2014 TENTANG PENATAUSAHAAN HIBAH LANGSUNG DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.07/2008 TENTANG TATA CARA PENYALURAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.07/2008 TENTANG TATA CARA PENYALURAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.07/2008 TENTANG TATA CARA PENYALURAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 57

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.07/2008 TENTANG TATA CARA PENYALURAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 57

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PELAPORAN, PEMANTAUAN DAN

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN DAN PENUGASAN PENGELOLAAN PERBATASAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2011 TENTANG DANA PERWALIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2011 TENTANG DANA PERWALIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN NOMOR 80 TAHUN 2011 TENTANG DANA PERWALIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 47 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 10

Lebih terperinci

Mekanisme Pengelolaan Hibah dan Sistem Akuntansi Hibah. Bandung, 11 Juli 2012

Mekanisme Pengelolaan Hibah dan Sistem Akuntansi Hibah. Bandung, 11 Juli 2012 Mekanisme Pengelolaan Hibah dan Sistem Akuntansi Hibah Bandung, 11 Juli 2012 Disampaikan oleh : Suharianto Kasi Akuntansi Pinjaman & Hibah Subdit Akuntansi & Pelaporan Direktorat Evaluasi, Akuntansi &

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- 81/PB/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- 81/PB/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- 81/PB/2011 TENTANG TATA CARA PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG BENTUK UANG DAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P.2/Menlhk/Setjen/Keu.3/1/2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN HIBAH LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1088, 2016 KEMENKEU. PPLN. Penarikan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PENERUSAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN HIBAH DAERAH

KEBIJAKAN HIBAH DAERAH Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah KEBIJAKAN HIBAH DAERAH oleh: Direktur Pembiayaan dan Kapasitas Daerah 1 DASAR HUKUM UUD 1945 Perubahan kedua, BAB VI

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman.

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.630, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Hibah. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEGIATAN PHLN DI KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS. Biro Perencanaan, Organisasi dan Tatalaksana Akmani, 6 Nopember 2014

PENGELOLAAN KEGIATAN PHLN DI KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS. Biro Perencanaan, Organisasi dan Tatalaksana Akmani, 6 Nopember 2014 PENGELOLAAN KEGIATAN PHLN DI KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS Biro Perencanaan, Organisasi dan Tatalaksana Akmani, 6 Nopember 2014 DASAR PELAKSANAAN Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan

Lebih terperinci

2015, No Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diatur dalam suatu Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimak

2015, No Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diatur dalam suatu Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimak BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1485, 2015 KEMENKEU. Jaminan Pemerintah. Infrastruktur. Pinjaman Langsung. Lembaga Keuangan Internasional. BUMN. Pelaksanaan. Pemberian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t No.33, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Urusan Pemerintahan. Tahun 2015. Penugasan. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2011 TENTANG DANA PERWALIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2011 TENTANG DANA PERWALIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2011 TENTANG DANA PERWALIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 47 ayat

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1263, 2015 KEMENKEU. Pendanaan. Rehabilitasi. Rekontruksi. Pasca Bencana. Pemerintah Pusat. Pemerintah Daerah. Hibah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN DAN/ATAU PENERIMAAN HIBAH SERTA PENERUSAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 35 /KMK.07/2003 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN/PENATAUSAHAAN, DAN PEMANTAUAN PENERUSAN PINJAMAN LUAR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DARI PEMERINTAH KEPADA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGISIAN DOKUMEN USULAN KEGIATAN (BUKU II)

PETUNJUK PENGISIAN DOKUMEN USULAN KEGIATAN (BUKU II) PETUNJUK TEKNIS PENGAJUAN USULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI PETUNJUK PENGISIAN DOKUMEN USULAN KEGIATAN (BUKU II) KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN, PELAKSANAAN/PENATAUSAHAAN, DAN PEMANTAUAN PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI PEMERINTAH KEPADA DAERAH

PERENCANAAN, PELAKSANAAN/PENATAUSAHAAN, DAN PEMANTAUAN PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI PEMERINTAH KEPADA DAERAH PERENCANAAN, PELAKSANAAN/PENATAUSAHAAN, DAN PEMANTAUAN PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI PEMERINTAH KEPADA DAERAH A. PENGANTAR Pinjaman luar negeri merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.08/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.08/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.08/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 224/PMK.08/2011 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53 /PMK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53 /PMK PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53 /PMK.010/2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DARI PEMERINTAH YANG DANANYA BERSUMBER DARI PINJAMAN LUAR NEGERI MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN HIBAH LUAR NEGERI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.92, 2013 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Bantuan Peralatan Mesin. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/M-IND/PER/12/2012 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk memberikan pedoman

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAYARAN KETERSEDIAAN LAYANAN DALAM RANGKA KERJASAMA PEMERINTAH DAERAH DENGAN BADAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara No

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara No No.536, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENKOKESRA. Revisi. Petunjuk Operasional Kegiatan. Tata Cara. Petunjuk. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 315, 2016 BAPPENAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. Pelimpahan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci