MAKNA SIMBOLIK BENTUK PENYAJIAN TARI JATHILAN DALAM KESENIAN REOG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKNA SIMBOLIK BENTUK PENYAJIAN TARI JATHILAN DALAM KESENIAN REOG"

Transkripsi

1 MAKNA SIMBOLIK BENTUK PENYAJIAN TARI JATHILAN DALAM KESENIAN REOG Danis vita Pratiwi Abstract: Based on an appeal of the District Government and Reog Ponorogo Foundation, Jathilan dance is one of the dances that must be given as a local subject in Ponorogo. According to the results observations is conducted by researchers in the field that the State Junior High School (SMP Negeri 2) Bungkal is one of the schools which is always follows any dance festivals both inside and outside Ponorogo regency and earn any awards. The learning activity of Jathilan dance in SMP Negeri 2 Bungkal is implemented as extracurricular. Extracurricular activities are intended as the student personal development. Based on the reason above, the researcher uses Jathilan dance as a topic of the research. The problem of this study are (1) What is the form of Jathilan dance in Reog?, (2) What is the symbolic meaning of Jathilan dance in Reog?. Kata kunci: Bentuk Penyajian Tari Jathilan Dalam Kesenian Reog Ponorogo. Berdasarkan himbauan dari Pemerintah Kabupaten Ponorogo dan Yayasan Reog Ponorogo. Tari Jathilan merupakan salah satu tarian yang wajib diberikan sebagai muatan lokal di wilayah Ponorogo. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dilapangan bahwa SMP Negeri 2 Bungkal merupakan sekolah yang banyak mengikuti festival-festival tari baik yang di dalam maupun di luar wilayah Kabupaten Ponorogo dan banyak mendapat penghargaan. Kegiatan pembelajaran tari Jathilan di SMP Negeri 2 Bungkal dilaksanakan dalam ekstrakulikuler. Ekstrakulikuler tersebut dimaksudkan sebagai kegiatan pengembangan diri bagi siswa dan siswi. Dari alasan tersebut di atas maka peneliti memilihnya sebagai topik penelitian. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah bentuk tari Jathilan dalam kesenian Reog?, (2) Bagaimanakah makna simbolik bentuk tari Jathilan dalam kesenian Reog?. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan menghasilkan data yang deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru seni budaya dan seniman pakar kesenian Reog Ponorogo. Pada penelitian ini peneliti sebagai instrumen atau alat pengumpul data utama. Dalam teknik pengupulan datanya, peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dirancang. Analisis data dilakukan dengan cara mereduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan trianggulasi sumber.

2 METODE Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa makna simbolik tari Jathilan dalam kesenian Reog. Maka peneliti langsung terjun kelapangan dengan penelitian pada seorang guru seni budaya SMP dan seorang seniman pakar kesenian Reog Ponorogo, untuk mengetahui bagaimana makna simbolik tari Jathilan dalam kesenian Reog tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data yang deskriptif berupa kata-kata dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2003: 3). Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai perencana, pelaksanaan pengumpulan data, analisis, penafsiran data dan pada akhirnya peneliti menjadi pelapor hasil penelitiannya.kehadiran peneliti merupakan hal yang mutlak dalam penelitian. Peneliti merupakan instrument yang menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian, peneliti sebagai perencana, pengumpul data, melakukan analisis, menafsirkan data sekaligus sebagai pelapor penelitian (Moleong, 1990: 34). Mengingat pentingnya kehadiran peneliti, sebagai penunjang data peneliti mendatangi secara langsung dan terjun langsung ke lokasi penelitian. Di lokasi penelitian tersebut peneliti akan mengumpulkan data-data dari guru seni budaya, seniman, dokumentasi kegiatan dan observasi. Peran peneliti di sini sebagai instrumen utama dalam pengumpulan data karena peneliti secara langsung terjun ke lapangan sehingga dapat melihat secara langsung keadaan di lapangan sehingga menghasilkan data yang akurat. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Ponorogo yakni di salah satu SMP dan daerah Paju, Ponorogo. Subjek dalam penelitian ini adalah guru seni budaya dan seniman pakar kesenian Reog Ponorogo. Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa materi ekstrakurikuler tari Jathilan dalam kesenian Reog diajarkan pada sekolah-sekolah di wilayah Ponorogo. Dalam pengumpulan data atau informasi tentang makna simbolik tari Jathilan dalam kesenian Reog tersebut, data diperoleh dari sumber data. Sementara sumber data yang dimaksud di sini adalah sumber asli yang memuat informasi data-data tertentu. Data tersebut merupakan data yang diproses langsung dari hasil observasi yang berupa hasil wawancara tentang makna simbolik tari Jathilan dengan informan sebagai sumber data pada penelitian ini adalah Ibu Jarumi, S.Pd sebagai seniman dan sebagai pengajar SMP dan Sudirman, M.Pd selaku seniman pakar kesenian Reog Ponorogo. Teknik ini terdiri atas metode penelitian dan instrumen penelitian sebagai alat bantu untuk mempermudah penggunaan metode dalam peneitian. Penelitian ini menggunakan metode wawancara, serta observasi yang dilengkapi dengan dokumentasi. Ketiga metode ini saling melengkapi sebagai alat triangulasi data agar data yang diambil lebih akurat. Teknik pengumpulan

3 data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen. Untuk lebih jelasnya akan disampaikan pada ulasan di bawah ini, yaitu: a. Observasi Observasi yang dilakukan di sini yakni dengan cara pengamatan secara langsung pada saat kegiatan ekstrakurikuler. Untuk mengetahui makna simbolik tari Jathilan dalam kesenian Reog. b. Wawancara Wawancara atau kuisioner lisan merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan komunikasi langsung dengan nara sumber data mengenai permasalahan yang dihadapinya secara lisan (Arikunto, 2002: 132). Wawancara disini dilakukan dengan cara tersruktur dan wawancara tak tersruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan (Moleong, 2009: 190). Pertanyaan yang akan diajukan peneliti pada guru seni budaya di sini berkaitan dengan kesenian tari Jathilan. Kemudian wawancara pada seniman pakar kesenian Reog berkaitan dengan kesenian Reog khususnya tari Jathilan. Wawancara tak tersruktur ini sangat berbeda dari wawancara tersruktur dalam hal waktu bertanya dan cara memberikan respons, yaitu jenis ini jauh lebih bebas iramanya (Moleong, 2009: 191). Pertanyaan yang diajukan tidak terpaku pada lembar wawancara dan hal yang ditanyakan sudah keluar dari masalah penelitian. c. Studi dokumen Studi dokumen digunakan untuk mengambil gambar atau foto-foto kegiatan siswa. Selama proses kegiatan berlangsung dengan tujuan melengkapi data dari hasil penelitian yang dilakukan dan sebagai bukti nyata berlangsungnya kegiatan. Metode studi dokumen dalam penelitian ini digunakan sebagai pelengkap, yang sengaja dilakukan untuk menyimpan atau meneruskan keterangan mengenai suatu peristiwa. Kebenaran hasil data peneliti dikuatkan oleh dokumen berupa dokumen observasi. Dalam studi dokumen di sini, selain menggunakan dokumen yang berasal dari subjek penelitian juga peneliti menggunakan dokumen milik sendiri yang berupa dokumentasi kegiatan. Pendokumentasian ini berupa foto kegiatan berlangsungnya penelitian baik foto-foto dengan nara sumber ataupun foto-foto struktur tari Jathilan. Untuk analisis datanya menggunakan analisis data secara induktif. Analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan dan memperhitungkan nilai-nilai secara ekplisit sebagai bagian dari struktur analitik. Peneliti dalam hal ini menyusun atau membuat gambaran yang makin menjadi jelas sementara datadata dikumpulkan dan bagian-bagiannya diuji. (Moleong, 2002: 6).

4 Sedangkan untuk pengecekan keabsahan datanya menggunakan teknik Triaggulasi sumber. Menurut Patton (dalam Moleong, 2002:178) trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dicapai dengan mengunakan jalan (1) membandingkan data hasil pengamatan kegiatan apresiasi dengan data hasil wawancara, dan yang ke (2) membandingkan data hasil wawancara dengan dokumen terkait. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi sumber. Dalam hal ini peneliti berusaha mencari informasi dari guru seni tari tentang makna simbolik tari Jathilan. Dalam hal ini penerapan trianggulasi sumber berkaitan dengan temuan peneliti, yang dilakukan dengan pengumpulan semua informasi yang diperoleh dari beberapa sumber data atau subjek penelitian. HASIL A. Bentuk Tari Jathilan Dalam Kesenian Reog Keberadaan Reog Ponorogo secara historis tidak dapat dipisahkan dengan budaya gemblak. Gemblak adalah penari Jathilan laki-laki dalam kesenian Reog. Dahulu kehadiran gemblak dalam kesenian Reog Ponorogo sebagai penari Jathilan adalah untuk menarik minat masyarakat penontonnya.seiring dengan perkembangan zaman penari Jathilan yang dilakukan oleh penari lakilaki semakin lama semakin berkurang. Dalam perkembangannya tari Jathilan yang dahulu hanya dipertunjukkan bersama dengan Kesenian Reog, sekarang sudah banyak kita jumpai tari Jathilan ditarikan di luar rangkaian pementasan kesenian Reog Ponorogo. 1. Bentuk Tari Jathilan Seorang penari Jathilan sebagai media utama dalam pengungkapan gerak adalah tubuh. tari Jathilan dapat digali dari gerak tari yang sudah ada, disesuaikan dengan gerakan dan iringannya. 2. Bentuk Busana Tari Jathilan Busana yang dipergunakan oleh penari Jathilan, menunjukkan busana seorang prajurit. Sementara itu secara struktur busana tari Jathilan antara lain: celana kepanjen, kain parang barong warna putih, bara-bara samir, sampur, epek, stagen cinde, baju hem lengan panjang, gulon ter, kalung kace, srempang, cakep, iket, binggel.

5 3. Bentuk Properti Tari Jathilan Properti yang digunakan oleh penari Jathilan adalah Eblek atau Jaranan yang dikenakan penari sebagai alat bantu waktu menari. 4. Bentuk Tata Rias Tari Jathilan Bentuk tata rias tari Jathilan memakai tata rias wajah putra alus lanyap sesuai dengan peran prajurit, serta bentuk alisnya adalah alis gagah, memakai godheg (athi-athi) prajurit. Sudirman juga menegaskan bahwa tata rias tari Jathilan tidak menggunakan kumis. 5. Bentuk Iringan Tari Jathilan bentuk iringan tari Jathilan hanya menggunakan iringan gendhing obyog dengan iringan pembuka gendhing panaragan, namun seiring perkembangan saat ini tari Jathilan menggunakan tiga macam gendhing, yaitu gendhing sampak dan gendhing obyog dengan iringan pembuka gendhing panaragan. B. Bentuk Tari Jathilan Tari Jathilan memiliki makna simbolik kepandaian dan ketangkasan seorang prajurit, yang bertemakan penggambaran ketangkasan prajurit berkuda yang sedang berlatih perang di atas kuda. Ketangkasan dan kepandaian dalam berperang di atas kuda ditunjukkan dengan berbagai ekspresi (greget) oleh penari. 1. Bentuk Tari Jathilan Dalam Kesenian Reog Nama 1. Jalan Nyongklang Jenis Iringan Sampak dan Obyog Bentuk Tari Jathilan Pada Iringan Sampak dan Iringan Obyog Kebyak sampur kedua tangan, disertai kaki kiri tanjak kaki kanan jalan nyongklang kedua tangan pegang kuda Prajurit berkuda yang sedang melakukan perjalanan dan mengemban suatu tugas berat.

6 Lanjutan Tabel 3.1 Nama 2. Jalan Drap di Tempat Jenis Iringan Sampak Kedua kaki sejajar, mendak. Tolehan kearah kanan dan kiri. Diakhiri tanjak kaki kanan lalu duduk. 3. Sembahan Sampak Sembahan mengangkat kedua tangan dengan mempertemukan kedua telapak tangan di depan hidung. 4. Berdiri Sampak Turun kedua tangan, kedua tangan diletakkan dipinggang, tangan kiri diletakkan dilutut kiri. 5. Jalan Lenggang di Tempat Sampak Tangan kiri kuda, tangan kanan lembehan. Prajurit yang selalu waspada dan melihat keadaan sekitarnya. Merasa tidak ada bahaya mengancam lalu prajurit melanjutkan perjalanan, karena bahaya yang selalu mengancam, semuanya ia serahkan kepada Tuhan. Dalam keadaan apapun dan bagaimanapun seorang prajurit meminta berkah dan perlindungan kepada Hyang Widi (Tuhan). Prajurit harus siap menghadapi resiko yang ada dalam menjalankan tugasnya. Kewaspadaan. Kuda sebagai tunggangan, sampur sebagai senjata, sebelum meneruskan perjalanan, prajurit harus menyatakan aman.

7 Lanjutan Tabel 3.1 Nama Jenis Iringan 6. Edreg Sampak Kedua tangan kuda. Jalan ditempat memutar haluan kekanan, ketengah dan kekiri. 7. Ogek Bahu Sampak Kaki tanjak kanan, kedua tangan kuda menggerakkan bahu. 8. Loncatan Sampak Loncatan 3x, kedua tangan kuda disertai anggukan. Kewaspadaan dalam perjalanan prajurit harus mengetahui daerah sekelilingnya, harus menyelidiki apakah didaerah tersebut ada musuh atau tidak. Dalam tugas yang berat sekalipun, kerilekan diperlukan oleh prajurit. Kecapean atau kelelahan yang berlebihan akan mengakibatkan kelalaian dan kurangnya kewaspadaan. Maka sedikit istirahat akan mengembalikan semangat. Menghindari melakukan masalah supaya tidak timbul masalah baru. Liku-liku kehidupan ataupun perjalanan prajurit memang berat, harus selalu waspada. Waspada dan berdo a merupakan jalan yang terbaik.

8 Lanjutan Tabel 3.1 Nama Jenis Iringan 9. Jalan Empat Sampak Melangkah kaki kanan 4x. Melangkah kaki kiri 4x.Melangkah kaki kanan 4x diselingi jujugan kaki kiri, kanan, diakhiri tanjak kanan. 10. Tebahan Sampak Tebahan kanan trecet kekiri. Tebahan kiri trecet kekanan. 11. Gejugan Sampak Kedua tangan kuda (mekak). Gejug kaki kanan kekiri, 2 hitungan jalan. Prajurit harus selalu berpedoman, tanggap, dan harus bisa menjalankan tugas sebagai umat, saudara 4 (amarah, aluamah, mutmainah, sufiah) haruslah selalu dipegang untuk ridhonya dan keberhasilannya. Janji seorang prajurit. Dalam setiap tugas yang diemban, prajurit harus janji atau sumpah prajurit. Janji sakti prajurit bumi dan langit. Kewaspadaan seorang prajurit. Melihat sekeliling adalah salah satu cara bersikap waspada. 12. Gejug Mundur Sampak Kaki kanan didepan, kedua tangan kuda, tanjak kanan. Prajurit dalam menjalankan tugasnya harus siap dan percaya diri.

9 Lanjutan Tabel 3.1 Nama Jenis Iringan 13. Polah kaki Sampak Kedua tangan kuda, tanjak kekiri, gerak kaki kanan kekiri, kekanan. Diakhiri tanjak kanan. 14. Ukel Karna Sampak Tangan kanan dimuka dahi, tangan kiri ukel trap ditelinga, kemudian sebaliknya diselingi olah janggan. 15. Bumi Langit Sampak Bumi langit tangan kanan, tangan kiri kuda. Dalam peperangan, Raja maupun prajurit berstatus sama. Rela dan berani mati, tugas yang diemban seorang prajurit merupakan kewajiban yang harus diselesaikan. Prajurit harus mampu menjunjung tinggi tugas dan kewajiban. Prajurit dalam menjalankan tugasnya harus mengetahui situasi dan kondisi yang sedang ramai dibicarakan orang. Harus selalu mencari kabar dan mendengarkan kabar terbaru. Dalam menghadapi kondisi apapun, menghadapi perang (musuh), dalam perjalanan sekalipun sumpah sakti prajurit haruslah tetap dipegang.

10 Lanjutan Tabel 3.1 Nama Jenis Iringan 16. Lawung Obyog Ukel dua tangan kesamping kanan dan kekiri. Prajurit dalam menerima perintah dari Raja harus dicermati supaya nantinya tidak ada kesalahan tugas yang harus segera dilaksanakan. 17. Penthangan Tangan Obyog Tangan kanan lurus kesamping kanan, tangan kiri nekuk disamping / didepan pinggang. Dalam menempuh perjalanan yang jauh, istirahat juga diperlukan oleh seorang prajurit. Namun dalam peristirahatan kewaspadaan tidak boleh kendor. 18. Trisik Obyog Kebyok sampur kanan putar kekiri, kebyok sampur kiri putar kekanan. Dalam suatu perjalanan, senjata harus selalu dibawa dan tanggap terhadap keadaan sekitar. 19. Keplok Dara Obyog Menggerakka n kedua tangan kekiri, kanan, kepundak menthang disertai olah jangga. Antara prajurit yang satu dengan lainnya harus terjalin persatuan dan kesatuan. Keadaan susah dan senang dijalani dengan lapang dada.

11 Lanjutan Tabel 3.1 Nama 20. Pegangan Tangan Satu 21. Pegangan Kedua Tangan Jenis Iringan Obyog Obyog Tangan kiri kuda, tangan kanan ditepukkan saling menggengga m. Diakhiri trecet, kebyok sampur trisik. Kedua tangan berpegangan saling menggengga m, saling mendorong. Dalam medan perang, seorang prajurit harus mengenal siapa kawan dan lawan. Persatuan menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam suatu peperangan. 2. Busana Tari Jathilan simbolik busana penari Jathilan adalah menggambarkan pakaian seorang prajurit. Jarumi juga menegaskan bahwa pada umumnya busana penari Jathilan dalam kesenian Reog Ponorogo terdiri dari warna hitam, merah, putih dan kuning. Hal ini mengandung arti dan karakteristik sendiri-sendiri misalnya: Warna hitam melambangkan sifat berwibawa, tenang dan berisi. Warna merah berarti berani sesuai dengan karakter yang heroic. Warna putih berarti keberanian yang dilandasi dengan tujuan suci. Warna kuning berarti mempunyai cita-cita untuk memperoleh kebahagian dan kejayaan. 3. Properti Tari Jathilan makna simbolik property dari tari Jathilan adalah tunggangan prajurit berupa kuda yang gagah, lincah, dan gesit. Serta memiliki jiwa kesucian. 4. Tata Rias Tari Jathilan tata rias wajah putra alus lanyap adalah gambaran seorang prajurit yang gagah dan pemberani. Pada tata riasnya tajam yang mengandung makna pemberani. alis gagah

12 merupakan penekanan dari tata rias putra alus lanyap penggambaran keprajuritan. Sementara itu makna godheg (athi-athi) adalah penggambaran kematangan dan seseorang, kegagahan, kemampuan berilmu, jiwa kepemimpunan dan kewibawaan 5. Iringan Tari Jathilan makna simbolik iringan tari Jathilan adalah penggambaran seorang prajurit yang halus dan lemah lembut, namun memiliki jiwa yang kuat, tangguh, dan percaya diri. PEMBAHASAN Dalam pelaksanaan pembelajaran tari Jathilan, siswa diajarkan mengenai pengetahuan tentang bentuk tari Jathilan tersebut beserta makna simbolik yang terdapat didalamnya dengan tujuan untuk memberikan dasar dan wawasan tetang seluk beluk tari Jathilan tersebut sehingga dapat membantu siswa dalam mengimplementasikan pengetahuannya dalam gerakan, selain itu tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan sikap dan kreatifitas siswa. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bentuk Tari Jathilan dalam Kesenian Reog Tari Jathilan merupakan tari berpasangan yang ditarikan oleh 2 orang penari atau kelipatannya, artinya antara penari yang satu dengan yang lain saling berhubungan. 2. Bentuk Tari Jathilan dalam Kesenian Reog a. Dari segi gerak tari Jathilan adalah ungkapan jiwa keprajuritan. Keprajuritan yang dimaksud berlatih perang di atas kuda. b. Dari segi busana tari Jathilan adalah menggambarkan pakaian seorang prajurit. c. Dari segi properti yang digunakan penari Jathilan adalah Eblek atau yang biasa disebut Jaranan, yang dikenakan penari sebagai alat bantu waktu menari. d. Dari segi tata rias tari Jathilan menggambarkan simbolisasi seorang prajurit yang gagah dan pemberani, hal tersebut nampak pada alis dan godheg (athi-athi). Dari segi iringan tari Jathilan dalam gendhing sampak menggambarkan simbolisasi jiwa kesatria yang tangguh dan unggul, dan dalam gendhing obyog menggambarkan simbolisasi jiwa prajurit yang halus, lembut dan lemah gemulai.

13 Saran Sebagai sumbangan pemikiran berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin memberikan saran dan masukan kepada pihak-pihak yang terkait sebagai berikut: 1. Bagi siswa sekolah tidak hanya bias menarikan tari Jathilan namun juga dapat memahami makna simbolik yang terkandung dalam tari Jathilan tersebut. 2. Bagi guru dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan ajar pembelajaran siswa di sekolah. 3. Masyarakat penikmat seni dalam melihat suatu pertunjukan seni tidak hanya melihat saja, melainkan mencermati lebih dalam karena suatu seni banyak mengandung makna simbolik yang dalam. 4. simbolik suatu kesenian termasuk Jathilan banyak masyarakat yang tidak tahu, oleh karena itu instansi atau lembaga-lembaga perlu menanamkan kepada masyarakat sejak dini pentingnya makna simbolik suatu kesenian untuk diketahui. 5. Dalam pelestarian tari Jathilan dalam kesenian Reog Ponorogo diperlukan pembinaan disegala bidang, baik lewat jalur sekolah maupun dimasyarakat. 6. Perkembangan yang terjadi diharapkan tidak menghilangkan ciri khas Tari Jathilan dalam Kesenian Reog. Daftar Rujukan Moleong, J. Lexi, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Moleong, J. Lexi, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Supriyono, Pengetahuan Komposisi Tari. Bayumedia Publishing: Malang. Sumandiyo, Hadi Kajian Tari Teks Dan Konteks. Pustaka Book Publisher: Yogyakarta.

MAKNA RAGAM GERAK TARI BARIS TUNGGAL : Penerapannya pada Kegiatan Ekstrakuriler di SMPN 4 Mendoyo Jembrana-Bali. Diah Rusdhiana

MAKNA RAGAM GERAK TARI BARIS TUNGGAL : Penerapannya pada Kegiatan Ekstrakuriler di SMPN 4 Mendoyo Jembrana-Bali. Diah Rusdhiana MAKNA RAGAM GERAK TARI BARIS TUNGGAL : Penerapannya pada Kegiatan Ekstrakuriler di SMPN 4 Mendoyo Jembrana-Bali Diah Rusdhiana Abstract: Baris tunggal dance was a basic dance for man which must be powered

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dari proses kehidupan manusia dengan konteks dan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dari proses kehidupan manusia dengan konteks dan lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni dan kesenian sebagai sebuah hasil karya manusia merupakan ekspresi dari proses kehidupan manusia dengan konteks dan lingkungan sekitarnya. Joost Smiers (dalam Sutiyono,

Lebih terperinci

4. Simbol dan makna tari

4. Simbol dan makna tari 4. Simbol dan makna tari Pernahkah Anda mengalami kondisi, melihat tari dari awal sampai akhir, tetapi tidak dapat mengerti maksud dari tari yang Anda amati?. Kondisi tersebut dapat terjadi karena dua

Lebih terperinci

FENOMENA PERALIHAN GENDER PADA PENARI JATHIL DALAM KESENIAN REOG DI KABUPATEN PONOROGO

FENOMENA PERALIHAN GENDER PADA PENARI JATHIL DALAM KESENIAN REOG DI KABUPATEN PONOROGO FENOMENA PERALIHAN GENDER PADA PENARI JATHIL DALAM KESENIAN REOG DI KABUPATEN PONOROGO Wasrinda Kanni Adelita Bintang Hanggoro Putra Universitas Negeri Semarang Email : wasrindaunnes@ymail.com Bintanghanggoro@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN KONSEP KOREOGRAFI NONLITERAL DI SMPN 1 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh NOVA DELYANTI

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN KONSEP KOREOGRAFI NONLITERAL DI SMPN 1 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh NOVA DELYANTI PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN KONSEP KOREOGRAFI NONLITERAL DI SMPN 1 METRO (Jurnal Penelitian) Oleh NOVA DELYANTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempatnya berlokasi di SDN 8 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Yang

BAB III METODE PENELITIAN. Tempatnya berlokasi di SDN 8 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian Latar penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan penelitian. Tempatnya berlokasi di SDN 8 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Yang menjadi subjek penelitian

Lebih terperinci

TARI KURDHA WANENGYUDA

TARI KURDHA WANENGYUDA 1 TARI KURDHA WANENGYUDA DALAM RANGKA DIES NATALIS KE 43 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PADA TANGGAL 21 MEI 2007 Disusun oleh: Titik Putraningsih JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pandangan Masyarakat Islam di Desa Tegalsari, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang terhadap Kesenian Sintren

Pandangan Masyarakat Islam di Desa Tegalsari, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang terhadap Kesenian Sintren Pandangan Masyarakat Islam di Desa Tegalsari, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang terhadap Kesenian Sintren Oleh : Zuliatun Ni mah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa zuliatunikmah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian kualitatif diperlukan adanya suatu metode atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian kualitatif diperlukan adanya suatu metode atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian kualitatif diperlukan adanya suatu metode atau pendekatan yang berguna untuk pemecahan masalah yang diteliti. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data; BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III ini akan membahas tentang hal-hal sebagai berikut: (A) Jenis dan Pendekatan Penelitian; (B) Tempat Dan Waktu Penelitian; (C) Teknik Pengumpulan Data; (D) Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat faktual secara sistematis dan akurat. Sebagaimana dinyatakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat faktual secara sistematis dan akurat. Sebagaimana dinyatakan oleh BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif artinya bahwa penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu situasi yang bersifat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rancangan kostum pada tokoh Rampak Kera dalam The Futuristic of

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rancangan kostum pada tokoh Rampak Kera dalam The Futuristic of BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pergelaran Ramayana dengan tema futuristic merupakan sebuah pertunjukan tradisional yang diubah kedalam tema yang lebih modern. Setelah menyusun Laporan Proyek

Lebih terperinci

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang mempunyai ciri khas dan bersifat kompleks, sebuah kebudayaan yang lahir di dalam suatu lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN VISUAL PADA KOSTUM DAN GERAK TARI KESENIAN SURAK IBRA

BAB IV KAJIAN VISUAL PADA KOSTUM DAN GERAK TARI KESENIAN SURAK IBRA BAB IV KAJIAN VISUAL PADA KOSTUM DAN GERAK TARI KESENIAN SURAK IBRA 4.1. Kajian Visual pada Kostum Kesenian Surak Ibra Pada kesenian Surak Ibra di Kampung Sindangsari, Desa Cinunuk terdapat kostum yang

Lebih terperinci

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA 1 TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA DALAM RANGKA PERESMIAN GEDUNG OLAH RAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PADA TANGGAL 22 JANUARI 2008 Disusun oleh: Titik Putraningsih JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Tiap penelitian memerlukan suatu desain yang direncanakan salah satunya menggunakan metode penelitian. Metode memiliki arti yaitu cara yang teratur dan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK DAN NILAI PERTUNJUKAN JARAN KEPANG TURANGGA SATRIA BUDAYA DI DESA SOMONGARI KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS BENTUK DAN NILAI PERTUNJUKAN JARAN KEPANG TURANGGA SATRIA BUDAYA DI DESA SOMONGARI KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO ANALISIS BENTUK DAN NILAI PERTUNJUKAN JARAN KEPANG TURANGGA SATRIA BUDAYA DI DESA SOMONGARI KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO Oleh : Yusi Agustina program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

Lebih terperinci

1 I Made Bandem, Ensiklopedi Tari Bali, op.cit., p.55.

1 I Made Bandem, Ensiklopedi Tari Bali, op.cit., p.55. Tata Rias dan Busana Tari Legong Sambeh Bintang Kiriman Ni Wayan Ekaliani, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Tata rias dan busana dalam seni pertunjukan selain berfungsi memperindah, memperkuat karakter

Lebih terperinci

OLEH KELOMPOK XI IPA 4 ARHAM AMRI ANDI ANSYAR ANANDA ARIK YUDHI PRASETYO MUHAMMAD ARSYAD S.

OLEH KELOMPOK XI IPA 4 ARHAM AMRI ANDI ANSYAR ANANDA ARIK YUDHI PRASETYO MUHAMMAD ARSYAD S. OLEH KELOMPOK XI IPA 4 ARHAM AMRI ANDI ANSYAR ANANDA ARIK YUDHI PRASETYO MUHAMMAD ARSYAD S. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. karena kita semua telah diberikan akal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN Untuk memberikan gambaran mengenai bagaimana penelitian ini dilaksanakan, berikut akan dipaparkan mengenai metode yang digunakan: 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Mahmud, 2011: 23). Metode penelitian juga digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Mahmud, 2011: 23). Metode penelitian juga digunakan BAB III METODE PENELITIAN. Desain Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Mahmud, 0: ). Metode penelitian juga digunakan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TARI BEDAYO TULANG BAWANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMP NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian)

PEMBELAJARAN TARI BEDAYO TULANG BAWANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMP NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) PEMBELAJARAN TARI BEDAYO TULANG BAWANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMP NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG (Jurnal Penelitian) Oleh ERA ARYANI SASIWI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data yang ada dalam ini adalah upaya guru PAI dalam pengembangan. data untuk memberi gambaran penyajian laporan.

BAB III METODE PENELITIAN. data yang ada dalam ini adalah upaya guru PAI dalam pengembangan. data untuk memberi gambaran penyajian laporan. 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul yang peneliti angkat, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, fenomenologis dan berbentuk diskriptif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini merupakan kunci bagi pelaksanaan penelitian yang penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini merupakan kunci bagi pelaksanaan penelitian yang penulis BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan kunci bagi pelaksanaan penelitian yang penulis lakukan. Agar mudah tergambarkan alur penelitiannya, maka berikut ini penulis menjelaskan metode penelitian, jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum, penelitian atau riset dapat diartikan sebagai suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. proses kreatif proses kreatif program acara Young Creative di Balikpapan Televisi.

BAB III METODE PENELITIAN. proses kreatif proses kreatif program acara Young Creative di Balikpapan Televisi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Moleong (2007:6) adalah penelitian yang bermaksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Seiring berjalannya waktu, kesenian modern lebih menarik daya pikat masyarakat. Hal tersebut lambat laun menggeser kesenian tradisional. Sebagian masyarakat beranggapan bahwa

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah proses penelitian

BAB II METODOLOGI. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah proses penelitian 15 BAB II METODOLOGI A. Latar, Entri dan Kehadiran Peneliti 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan interaksi simbolik. Pendekatan ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara atau usaha yang dilakukan secara sistematis, ilmiah, rasional dan empiris untuk mendapatkan suatu informasi atau data

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT 1 LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PELATIHAN TARI NUSANTARA BAGI GURU SENI TARI SMP DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA DISELENGGARAKAN DI KAMPUS JURUSAN PENDDIKAN SENI TARI PADA TANGGAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebumen merupakan Kabupaten yang berada di Jawa Tengah. Kebumen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebumen merupakan Kabupaten yang berada di Jawa Tengah. Kebumen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Permasalahan Kebumen merupakan Kabupaten yang berada di Jawa Tengah. Kebumen terdiri atas 26 kecamatan, 449 desa, dan 11 kelurahan yang memiliki pusat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Berkaitan dengan hal ini Lexy. J Meleong menjelaskan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan) dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki beberapa sub etnis yang terdiri dari suku Melayu, Batak Toba, Karo, Simalungun, Dairi, Sibolga, Angkola, Tapanuli Selatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 1 Pamotan Rembang yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 1 Pamotan Rembang yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 1 Pamotan Rembang yang beralamat di Jalan Lasem No. 17, Kecamatan Pamotan Rembang, Kabupaten Rembang, Propinsi

Lebih terperinci

TARI GEOL BANJARNEGARA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SENI TARI DI SD NEGERI 2 MERDEN

TARI GEOL BANJARNEGARA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SENI TARI DI SD NEGERI 2 MERDEN TARI GEOL BANJARNEGARA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SENI TARI DI SD NEGERI 2 MERDEN Ayu Abida Prihantini Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik FBS Universitas Negeri Semarang Abstrak Tari Geol Banjaregara

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

TARI SELOKA KUSUMAYUDA

TARI SELOKA KUSUMAYUDA 1 TARI SELOKA KUSUMAYUDA DALAM RANGKA WISUDA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PADA TANGGAL 23 FEBRUARI 2013 Disusun oleh: Herlinah JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta Gambar 2. sesaji dalam pementasan topeng Lengger (dok. Ela : Giyanti, 2015) Bentuk penyajian pertunjukan topeng Lengger dalam sebuah rangkaian upacara adat berbeda dengan sajian pertunjukan ketika dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian 51 A. Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dalam konteks penelitian, approach atau pendekatan itu dapat dipahami sebagai upaya atau tindakan yang disiapkan dan dilakukan untuk memulai proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur BAB III METODE PENELITIAN. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies). Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies). Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 77 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Metodologi penelitian adalah proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan ungkapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah. Hal yang dimaksud ialah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah. Hal yang dimaksud ialah sebagai berikut : 47 BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian, sangat diperlukan suatu metode yang tepat dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan, disamping itu, dibutuhkan cara-cara yang lain, sehingga data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian berada di Jl. Cintapada Desa Setianagara Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Wilayah Kecamatan Cibeureum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan proses yang dilakukan secara bertahap, yakni dari perencanaan dan perancangan penelitian, menentukan fokus penelitian, waktu penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis dan pendekatan Penelitian Jenis skripsi yang penulis telaah atau teliti ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Creswell mendefinisikan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode atau pendekatan kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode atau pendekatan kualitatif. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode atau pendekatan kualitatif. Menurut Brannen (Alsa, 2003) Pendekatan kualitatif berasumsi bahwa manusia adalah makhluk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Metodologi kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Anselm Strauss dan Juliet Corbin penelitian kualitatif adalah, jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Anselm Strauss dan Juliet Corbin penelitian kualitatif adalah, jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan (field research) yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap peneliti selalu dihadapkan pada persoalan yang menuntut jawaban yang

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap peneliti selalu dihadapkan pada persoalan yang menuntut jawaban yang 75 BAB III METODE PENELITIAN Setiap peneliti selalu dihadapkan pada persoalan yang menuntut jawaban yang sistematis dan akurat, oleh karena itu diperlukan adanya metode yang digunakan dalam melakukan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian ini disebut penelitian deskriptif karena menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian ini disebut penelitian deskriptif karena menghasilkan data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini disebut penelitian deskriptif karena menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 65 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu akan mendeskripsikan permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

Lebih terperinci

TARI BARIS RASA CINA Oleh I Nyoman Payuyasa Dosen Prodi Film dan Televisi FSRD ISI DENPASAR

TARI BARIS RASA CINA Oleh I Nyoman Payuyasa Dosen Prodi Film dan Televisi FSRD ISI DENPASAR TARI BARIS RASA CINA Oleh I Nyoman Payuyasa Dosen Prodi Film dan Televisi FSRD ISI DENPASAR ABSTRAK Bali menjadi tempat tumbuh suburnya pemandangan multikultural yang harmonis. Perpaduan indah ini tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Berdasarkan sumber data, jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah berupa penelitian lapangan (Field Research). Penelitian lapangan (Field

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

: mempraktikan tari tradisional tari zapin dengan menggunakan pola lantai dan. No. Ragam Nama gerak Hit Uraian gerak 1. Masuk awal

: mempraktikan tari tradisional tari zapin dengan menggunakan pola lantai dan. No. Ragam Nama gerak Hit Uraian gerak 1. Masuk awal Soal iringan : mempraktikan tari tradisional tari zapin dengan menggunakan pola lantai dan No. Ragam Nama gerak Hit Uraian gerak 1. Masuk awal Posisi Awal Kedua tangan ngruji, tangan kiri nekuk di depan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dalam Penelitian ini Peneliti menggunakan jenis Penelitian kualitatif dengan menggunakan metode fenomenologi. Istilah fenomenologi sering digunakan

Lebih terperinci

Kesenian Sisingaan Grup Putra Mekar Jaya Pada Acara Khitanan Di kabupaten Subang

Kesenian Sisingaan Grup Putra Mekar Jaya Pada Acara Khitanan Di kabupaten Subang 29 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Metode yang disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan di Dusun Pengkolan Desa Rancamulya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak dalam Keluarga pada Bidang Pendidikan, berlokasi di Dusun Pandanan Desa Pandanan Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : SMP Negeri 4 SLEMAN : Seni Budaya (Seni Tari) : VIII/ Ganjil :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

Lebih terperinci

PERSYARATAN PAKAIAN STUDENT DAY 2016 UNIVERSITAS UDAYANA

PERSYARATAN PAKAIAN STUDENT DAY 2016 UNIVERSITAS UDAYANA PERSYARATAN PAKAIAN STUDENT DAY 2016 UNIVERSITAS UDAYANA A. HARI PERTAMA WANITA TAMPAK DEPAN WANITA TAMPAK SAMPING 13 1 6 11 & 12 7 5 3 10 2 8 4 9 1. Menggunakan baju batik berkerah, warna cerah dominan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian Pemetaan Profil Risiko Spekulatif PDAM

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian Pemetaan Profil Risiko Spekulatif PDAM BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Berdasarkan judul penelitian Pemetaan Profil Risiko Spekulatif PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung, sehingga objek penelitian dalam penelitan ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penggunaan metode dalam penelitian ini adalah syarat yang mutlak untuk mendapatkan kedalaman dari sebuah masalah, dan juga dapat mengumpulkan segala informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian dimana peneliti langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada studi ini adalah pendekatan kualitatif. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang tidak menggunakan perhitungan angka-angka dalam menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif lapangan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian field research yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan memiliki hubungan yang cukup kuat dengan nilai-nilai pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bahkan memiliki hubungan yang cukup kuat dengan nilai-nilai pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni Reyog Ponorogo merupakan seni budaya yang di dalamnya sarat dengan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam instrument seni maupun ragam tarinya. Nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Metode yang diterapkan pada peneliti ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan teoritis dan empiris dalam penelitian sangat di perlukan. Oleh karena itu sesuai dengan judul skripsi ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu cara untuk mencari kebenaran secara ilmiah berdasarkan pada data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu cara untuk mencari kebenaran secara ilmiah berdasarkan pada data 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian ilmiah dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya apabila menggunakan suatu metode yang sesuai dengan kajian penelitian. Metode penelitian

Lebih terperinci

diciptakan oleh desainer game Barat umumnya mengadopsi dari cerita mitologi yang terdapat di Di dalam sebuah game karakter memiliki

diciptakan oleh desainer game Barat umumnya mengadopsi dari cerita mitologi yang terdapat di Di dalam sebuah game karakter memiliki ABSTRACT Wimba, Di dalam sebuah game karakter memiliki menjadi daya tarik utama dalam sebuah game, menjadi teman bagi pemain, juga dapat berperan sebagai atau dari sebuah game sekaligus menjadi elemen

Lebih terperinci

TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON

TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia dan tercipta melalui hasil

Lebih terperinci

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman seni, budaya dan suku bangsa. Keberagaman ini menjadi aset yang sangat penting

Lebih terperinci

Peta Konsep GERAK RITMIK

Peta Konsep GERAK RITMIK Gerak Ritmik Apakah kamu tahu tentang senam aerobik? Senam aerobik termasuk salah satu senam ritmik. Senam aerobik biasanya diiringi dengan musik dan dipandu oleh instruktur. Mengapa banyak orang yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam kondisi terkendali dan dimanipulasi.

BAB III METODE PENELITIAN. dalam kondisi terkendali dan dimanipulasi. 80 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. LOKASI, POPULASI DAN SAMPLE 1. Lokasi Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Soreang tepatnya beralamat di jalan Ciloa No. 3 Soreang Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu. Tari juga merupakan ekspresi jiwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatannya, penelitian ini menggunakan strategi penelitian study kasus,

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatannya, penelitian ini menggunakan strategi penelitian study kasus, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, jika ditinjau dari segi pendekatannya, penelitian ini menggunakan strategi penelitian study

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reog Ponorogo sangat terkenal di Indonesia. Kesenian Reog Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. Reog Ponorogo sangat terkenal di Indonesia. Kesenian Reog Ponorogo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reog Ponorogo sangat terkenal di Indonesia. Kesenian Reog Ponorogo sebagai kesenian tradisional penuh dengan nilai-nilai historis dan legendaris. Kesenian Reog

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Yang dimaksud dengan Penelitian Kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies).

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies). BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies). Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN alamiah. 2 Penelitian ini digunakan untuk mendiskripsikan BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian tentunya diperlukan sebuah metode. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencari dan menemukan data yang diperoleh dalam penelitian dan membuat analisis dengan maksud agar penelitian dan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sikumpul, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Peneliti memilih lokasi ini, karena di daerah ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian field research yaitu penelitian lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian yang tergolong dalam penelitian lapangan ( Field Research), yaitu metode yang mempelajari fenomena dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk menemukan fakta dengan menggunakan data-data yang dikumpulkan melalui metode-metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purpoisive) yaitu di

BAB III METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purpoisive) yaitu di 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purpoisive) yaitu di Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo. Rumah makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang

Lebih terperinci

MENGAMATI RAGAM GERAK TARI NUSANTARA TARI GAMBYONG

MENGAMATI RAGAM GERAK TARI NUSANTARA TARI GAMBYONG MENGAMATI RAGAM GERAK TARI NUSANTARA TARI GAMBYONG A. Sinopsis 1. Sejarah Tari Gambyong Tari Gambyong adalah tari yang muncul di tanah pinggiran masyarakat Jawa tetapi istimewanya is mampu menembus wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian kualitatif dengan maksud untuk memahami dan menggali lebih dalam mengenai fenomena penyesuaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam Penelitian diperlukan metode penelitian, agar penelitian dapat berjalan sesuai rencana, dapat dipertanggung jawabkan, serta tujuan penelitian dapat tercapai. Beberapa hal

Lebih terperinci