Sistem Penginformasi Keberadaan Orang Di Dalam Ruang Tertutup Dengan Running Text Berbasis Mikrokontroler dan Sensor PIR (Passive Infrared)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sistem Penginformasi Keberadaan Orang Di Dalam Ruang Tertutup Dengan Running Text Berbasis Mikrokontroler dan Sensor PIR (Passive Infrared)"

Transkripsi

1 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Sistem Penginformasi Keberadaan Orang Di Dalam Ruang Tertutup Dengan Running Text Berbasis Mikrokontroler dan Sensor PIR (Passive Infrared) Wildian dan Osna Marnita Jurusan Fisika FMIPA Univeristas Andalas, Limau Manis, Padang Abstrak. Telah dirancang-bangun suatu sistem penginformasi ada-tidaknya orang di dalam suatu ruangan tertutup menggunakan sensor passive infrared (PIR) KC7783R. Informasi ditampilkan dalam bentuk running text ( KOSONG dan ADA ORANG ) pada matriks LED berbasis mikrokontroler AT89S52 berdasarkan sinyal keluaran sensor PIR. Sebuah relay digunakan untuk men-switch tulisan yang akan ditampilkan. Jarak maksimum obyek yang masih dapat terdeteksi oleh sensor adalah 4,6 meter pada sudut 0 0. Lebar rentang sudut deteksi sensor ini adalah 60 0 (30 0 ke kiri dan ke kanan pada arah horizontal, dan 30 0 ke atas dan ke bawah pada arah vertikal). Sensor PIR bekerja berdasarkan prinsip perubahan temperatur lingkunan obyek yang memancarkan radiasi inframerah. Obyek yang diam masih dapat terdeteksi sensor selama sekitar 4 detik. Tampilan running text pada matriks LED ini masih rentan terhadap pengaruh efek bounching yang terjadi pada relay elektromagnet. Kata-kunci: sensor PIR, mikrokontroler AT89S52, relay, matriks LED PENDAHULUAN Dalam kehidupan masyarakat modern, keamanan dan kenyamanan telah menjadi kebutuhan yang tidak bisa diabaikan, baik ketika orang sedang berada di ruang istirahat maupun di ruang-ruang tertentu yang dibangun untuk kepentingan umum seperti toilet atau wc umum. Untuk alasan itu, pintu ruangan atau kamar tersebut biasanya ditutup atau dikunci oleh orang yang sedang berada di dalamnya. Seseorang yang sedang tergesa-gesa seringkali lupa mengunci pintu toilet sehingga memungkinkan orang lain yang juga sedang membutuhkan ruangan itu masuk begitu saja karena menyangka ruangan tersebut sedang dalam keadaan kosong. Hal sebaliknya bisa pula terjadi, dimana seseorang dengan sabar menunggu di depan pintu toilet yang tertutup karena menduga masih ada orang lain di dalam toilet tersebut, padahal boleh jadi tidak ada orang di dalamnya. Hal serupa dapat terjadi pada seseorang yang hendak menemui seorang pejabat di ruang kerjanya, terkadang harus menunggu sekian lama karena pintu ruangan tertutup. Dugaannya adalah ada orang lain yang sedang berurusan dengan sang pejabat, padahal sang pejabat sedang tidak berada di dalam ruangan tersebut. Kasus-kasus seperti itu tidak akan terjadi jika saja pada pintu ruangan itu tersedia informasi tentang ada-tidaknya orang di dalam ruangan. Di beberapa tempat seperti toilet di pesawat udara, untuk menginformasikan ada-tidaknya orang di dalam ruangan itu digunakan lampu indikator on/off. Sistem informasi ini belum cukup efektif karena masih memungkinkan terjadinya kekeliruan dalam menafsirkan informasi yang disampaikan dengan cara tersebut. Makalah ini melaporkan hasil penelitian tentang perancangan dan pembuatan sistem elektronik yang dapat menginformasikan ada-tidaknya orang di dalam suatu ruangan tertutup, berdasarkan prinsip pendeteksian radiasi inframerah yang dipancarkan obyek (manusia). Informasi tersebut ditampilkan Semirata 2013 FMIPA Unila 25

2 Miftahul Jannah dkk: Analisis Pengaruh Massa Jenis terhadap Kualitas Minyak Goreng Kelapa Sawit Menggunakan Alat Ukur Massa Jenis dan Akuisisinya pada Komputer dalam bentuk tulisan berjalan (running text) pada matriks titik (dot matrix) yang terdiri dari sejumlah LED (light emitting diode) yang disusun dalam konfigurasi baris dan kolom. Penggunaan tampilan running text ini dipilih karena teks yang bergerak lebih menarik perhatian daripada obyek yang diam. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu sistem kontrol yang dapat menginformasikan ada-tidaknya orang di dalam suatu ruangan tertutup berdasarkan prinsip pendeteksian radiasi inframerah yang dipancarkan obyek dengan menggunakan sensor PIR tipe KC7783R, dan hasilnya diinformasikan dalam bentuk tampilan running text. Sensor PIR (passive infrared) sangat populer digunakan untuk sistem keamanan dan pengelolaan energi (energy management) karena sensor ini sederhana, relatif murah, responsivitasnya tinggi, dan memiliki rentang dinamik yang lebar [1]. Sejumlah penelitian terkait dengan penerapan sensor PIR dalam sistem kontrol telah dilakukan, antara lain sebagai detektor pada sistem pintu otomatis [2], pada sistem pemantau ruang jarak jauh [3], pada sistem keamanan gudang penyimpanan yang dilengkapi kamera wireless [4], dan pada sistem pengaman ruangan dengan keluaran suara yang telah direkam sebelumnya [5]. Menurut Gifson, sensor PIR tipe KC7783R yang digunakannya mampu mendeteksi temperatur tubuh manusia pada jarak 1 sampai 4 meter. Tapi, dari hasil penelitian Marnis, jarak jangkauan sensor ini bahkan bisa mencapai 6 m. Pada saat sensor mendeteksi kehadiran obyek (manusia), sensor tersebut secara otomatis akan mengirimkan sinyal high ke mikrokontroler. Sebaliknya, jika sensor tidak mendeteksi kehadiran obyek, sinyal keluarannya berlogika low. Menurut Marnis, sensor ini tidak dapat mendeteksi obyek yang tidak bergerak sama sekali. Informasi dalam bentuk running text dapat ditampilkan pada papan matriks titik (a) (b) Gambar 1 (a) Sensor PIR dan (b) fungsi kakikakinya. (dot matrix). Matriks titik ini dapat dibangun dari sejumlah lampu ac 5 V untuk tampilan berukuran besar [6], atau dengan menggunakan LED dalam konfigurasi matriks 8 x 8 untuk tampilan berukuran sedang. Semua obyek memancarkan radiasi termal dari permukaannya dengan intensitas yang dapat dihitung berdasarkan hukum Stefan Boltzmann. Jika obyek tersebut lebih hangat daripada lingkungan sekitarnya, maka radiasi termalnya bergeser ke arah panjang gelombang yang lebih pendek, dan intensitasnya menjadi lebih kuat. Kulit manusia merupakan pemancar radiasi termal yang sangat baik dengan emisivitas di atas 90%. Energi termal (radiasi inframerah) yang dipancarkannya pada 37 o C adalah sekitar 0,13 ev. Radiasi ini dapat dideteksi dengan sensor PIR (passive infrared). Sensor PIR merupakan piranti pyroelectric yang mendeteksi gerak dengan mengukur perubahan tingkat radiasi inframerah yang dipancarkan obyek-obyek di sekitarnya. Gerak ini dapat dideteksi dengan memeriksa sinyal high pada kaki I/O sensor tersebut (Gambar 1). Prinsip Kerja Sensor PIR Elemen sensor PIR terbuat dari material crystalline yang sangat peka (responsive) terhadap radiasi inframerah-jauh dalam rentang spektral antara 4 m hingga 20 m, yaitu rentang panjang gelombang dimana kebanyakan daya termal yang dipancarkan tubuh manusia terkonsentrasi. Material pyroelectric membangkitkan muatan listrik sebagai respon terhadap energi termal yang 26 Semirata 2013 FMIPA Unila

3 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Gambar 2 Model efek pyroelectric sebagai efek sekunder piezoelectric. mengalir melalui material tersebut. Secara sederhana, prosesnya dapat digambarkan sebagai efek sekunder ekspansi termal (Gambar 2). Oleh karena semua material pyroelectric juga bersifat piezoelectric, maka panas yang diserap material tersebut menyebabkan sisi depan elemen penginderanya memuai. Akibatnya, muatan listrik pada elektroda elemen ini meningkat sehingga menimbulkan beda potensial antara elektroda yang menerima radiasi dan elektroda di sisi yang berlawanan (Gambar 2b). Untuk memisahkan muatan-muatan yang terinduksi secara termal dari muatanmuatan yang terinduksi secara piezoelectric, maka sensor pyroelectric difabrikasi dalam bentuk yang simetri (Gambar 3a). Dua elemen yang identik diposisikan di dalam kemasan sensor. Elemen-elemen tersebut dihubungkan ke rangkaian elektronik, seperti ditunjukkan pada Gambar 3b, untuk menghasilkan sinyal-sinyal tak-sefasa (the out-of-phase signals) ketika menerima masukan yang sefasa. Hal ini diperlukan mengingat interferensi yang dihasilkan misalnya oleh efek piezoelectric atau sinyal-sinyal noise lainnya akan diterapkan pada kedua elektroda secara serentak (sefasa) dan oleh sebab itu akan saling menghilangkan pada masukan rangkaian, sementara radiasi termal yang hendak dideteksi akan diserap oleh hanya satu elemen pada suatu waktu sehingga efek saling menghilangkan dapat dihindari. Jika radiasi inframerah yang diterima kedua elektroda tidak sama, maka keluaran sensor itu akan berayun dari high ke low (atau sebaliknya). Semua detektor PIR modern bekerja berdasarkan efek fisis yang sama, yaitu efek pyroelectric. Untuk menganalisis kinerja sensor semacam itu, pertama kita harus menghitung daya (fluks) radiasi inframerah tersebut, yang diubah menjadi muatan listrik oleh elemen pengindera. Piranti optik (dalam hal ini: lensa Fresnel) memfokuskan radiasi termal menjadi citra termal pada permukaan sensor (Gambar 4). Energi citra tersebut kemudian diubah oleh elemen kristalin pyroelectric menjadi arus listrik. Sensor PIR memiliki dua slot, tiap slot terbuat dari material yang peka terhadap inframerah. Ketika belum mendeteksi obyek, kedua slot mendeteksi jumlah radiasi inframerah yang sama banyaknya dari ruangan, dinding, atau dari luar ruangan. Ketika benda yang hangat seperti manusia atau hewan melintas di depan sensor, maka radiasinya terlebuh dahulu Gambar 3 (a) Sensor pyroelectric ganda, dan (b) rangkaian pendukungnya. Gambar 4 Struktur internal sensor PIR dengan lensa Fresnel dan lapisan tipis pyroelectric. Semirata 2013 FMIPA Unila 27

4 Miftahul Jannah dkk: Analisis Pengaruh Massa Jenis terhadap Kualitas Minyak Goreng Kelapa Sawit Menggunakan Alat Ukur Massa Jenis dan Akuisisinya pada Komputer Gambar 5 Prinsip pendeteksian obyek oleh sensor PIR memotong setengah sensor, yang menyebabkan perubahan selisih positif di antara kedua paruh slot tersebut. Ketika obyek hangat tersebut meninggalkan area penginderaan, peristiwa sebaliknya terjadi, dimana sensor membangkitkan perubahan selisih negatif. Pulsa perubahan inilah yang dideteksi oleh detektor PIR. Prinsip Kerja Sistem Sistem pemberitahuan keberadaan orang di dalam toilet ini bekerja berdasarkan ada tidaknya radiasi panas yang dideteksi oleh sensor PIR KC7783R dari tubuh manusia. Radiasi inframerah ini kemudian ditangkap oleh elemen sensor pyroelectric (dari material crystalline), lalu dari sini dibangkitkan muatan listrik. Perubahan jumlah radiasi foton inframerah yang menumbuk elemen tersebut menyebabkan perubahan tegangan yang dibangkitkannya. Sinyal ini kemudian diolah oleh mikrokontroler dan digunakan untuk mengendalikan saklar yang akan menampilkan running text yang menginformasikan ada-tidaknya orang di dalam ruangan tertutup. (software), perakitan komponen, dan pengujian alat. Rancang bangun perangkat-keras (hardware) meliputi perancangan catudaya +5V, rangkaian minimum mikrokontroler AT89S52, dan rangkaian matriks LED sebagai penampil running text. Diagram blok sistem kontrol penginformasi keberadaan orang di dalam ruang tertutup ini diperlihatkan pada Gambar 6. Radiasi Inframerah dari obyek (manusia) Sensor PIR Relai elektromagnet Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 Gambar 6 Diagram blok sistem kontrol. Tampilan Matriks LED Tampilan Matriks LED Keluaran catu daya ini digunakan untuk mencatu modul sensor, sistem minimum mikrokontroler, dan rangkaian matriks LED. Sistem minimum mikrokontroler AT89S52 digunakan sebagai pengendali sistem secara keseluruhan (Gambar 7). Gambar 7 Rangkaian sistem minimum mikrokontroler METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode rancang-bangun alat, meliputi perancangan perangkat-keras (hardware), perancangan perangkat-lunak Gambar 8 Rangkaian matriks LED 28 Semirata 2013 FMIPA Unila

5 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Rangkaian matriks LED untuk sistem ini ditunjukkan pada Gambar 8. Diagram blok rangkaian lengkap sistem pemberitahuan otomatis ini diperlihatkan pada Gambar 9. Ketika radiasi inframereah dari obyek (manusia) yang bergerak terdeteksi elemen sensor, maka sensor menghasilkan arus listrik, yang berarti sensor mengirimkan sinyal 1 (high) ke kaki P0.0 pada mikrokontroler AT89S52 sebagai sinyal masukan. Mikrokontroler kemudian mengeluarkan sinyal 0 (low) ke P2 sebagai keluaran (output) mikrokontroler. Bagian negatif rangkaian matriks LED (sebagai keluaran) dihubungkan ke mikrokontroler dan bagian positifnya dihubungkan ke catudaya. Rangkaian matriks LED dibuat sedemikian rupa sehingga akan menampilkan tulisan ADA output + - LED Matriks + - Mikrokontroler 1 Mikrokontroler Gambar 9 Rangkaian lengkap sistem kontrol penginformasi ada-tidaknya orang di dalam ruang tertutup. ORANG ketika sensor mendeteksi adanya radiasi panas yang dipancarkan obyek. Sebaliknya saat sensor tidak mendeteksi adanya radiasi panas yang dipancarkan maka sensor tidak akan menghasilkan arus listrik. Sensor akan mengirimkan sinyal 0 (low) ke P0.0 dan sinyal 1 (high) ke P2, maka matriks LED akan menampilkan tulisan KOSONG sesuai dengan program yang ditanamkan ke mikrokontroler. Dengan demikian secara otomatis orang yang berada di luar ruangan akan mendapatkan informasi secara lansung keberadaan orang di dalam ruangan tersebut. Sistem perangkat-keras ini dijalankan dengan program yang ditulis dalam bahasa pemrograman C. Rancangan Pengujian Alat Setelah alat dapat berfungsi dengan baik, maka dilakukan pengujian terhadap beberapa kondisi dan beberapa elemen yang mempengaruhi kerja sensor yaitu pengujian terhadap: a. Pengaruh cahaya tampak, temperatur, dan kelembaban udara pada sudut 0º. Pengujian dilakukan pada ruangan dalam keadaan terang dan dalam ruangan gelap. b. Pengujian daya tembus sinyal terhadap penghalang dilakukan pada bahan yang terbuat dari plastik, kaca, kertas, kain, karpet dan gabus. Pengujian dilakukan dengan memvariasikan jarak obyek terhadap sensor. c. Pengujian sudut jangkauan sensor dilakukan dengan menguji kemampuan sensor dalam mendeteksi keberadaan objek di depan sensor dalam rentang sudut tertentu, baik secara horizontal maupun secara vertikal HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem penginformasi ada-tidaknya obyek (manusia) dalam ruangan tertutup ini dibuat dan diuji secara bertahap/bertingkat, dimulai dari rangkaian catudaya, rangkaian sensor, rangkaian matriks titik (LED), rangkaian sistem minimum mikrokontroler, dan pengujian sistem secara keseluruhan (termasuk uji program yang digunakan untuk mengontrol tampilan running text). Pengujian terhadap rangkaian catudaya yang dibuat memperlihatkan hasil tegangan keluaran sebesar +4,94 V dc yang sesusai untuk mencatu rangkaian secara keseluruhan. Semirata 2013 FMIPA Unila 29

6 Miftahul Jannah dkk: Analisis Pengaruh Massa Jenis terhadap Kualitas Minyak Goreng Kelapa Sawit Menggunakan Alat Ukur Massa Jenis dan Akuisisinya pada Komputer Karakterisasi Sudut Deteksi Sensor Table 1 Hasil pengukuran sudut deteksi sensor Tabel 2 Hasil pengukuran tegangan keluaran sensor terhadap jarak. Tabel 3 Kemampuan jauh jangkauan deteksi sensor PIR pada sudut Karakterisasi sudut deteksi sensor diperlukan untuk mengetahui lebar sudut yang dapat dipantau sensor PIR tersebut. Karakterisasi ini dilakukan dengan cara mengukur sudut deteksi sensor, baik dalam arah vertikal maupun dalam arah horizontal, terhadap obyek (manusia). Pada arah horizontal, obyek ditempatkan pada jarak 1 meter dari sensor, dengan variasi sudut 0 0, 10 0, 20 0, 30 0, dan 40 0 di samping kiri dan kanan sensor. Pada arah vertikal, obyek ditempatkan pada jarak 50 cm dari sensor dan dengan variasi sudut 0 0, 10 0, 20 0, 30 0, 40 0 di atas dan bawah bidang horizon sensor. Hasilnya ditunjukkan pada Tabel 1. Dari tabel tersebut terlihat bahwa sensor PIR ini mampu mendeteksi obyek hanya dalam rentang sudut 60 0, yaitu 30 0 ke kanan dan ke kiri sensor pada arah horizontal. Begitu pula arah vertical, yaitu 30 0 ke atas dan ke arah bawah bidang horizon sensor. Pada sudut 40 0, baik arah horizontal maupun vertikal sensor tidak lagi mendeteksi objek. Hal ini ditandai dengan lampu indikator yang digunakan tidak menyala pada sudut tersebut. Karakterisasi tegangan keluaran sensor terhadap jarak obyek Karakterisasi ini dilakukan dengan cara mengukur tegangan keluaran sensor terhadap variasi jarak obyek ke sensor. Pengukuran dilakukan pada kondisi temperatur 28 0 C dan sudut penerimaan radiasi 0 0 (arah radiasi tegak lurus terhadap bidang sensor). Hasil pengukuran tersebut diperlihatkan pada Tabel 2. Hasil pengukuran pada Tabel 2 memperlihatkan bahwa pada temperatur 28 0 C dan sudut 0 0 sensor yang digunakan pada penelitian ini mampu mendeteksi keberadaan obyek (manusia) hingga jarak 4,61 meter. Tabel tersebut juga memperlihatkan bahwa tegangan keluaran sensor berbanding terbalik dengan jarak obyek ke sensor. Jadi, makin dekat obyek tersebut ke sensor, makin besar tegangan keluaran sensor. Apabila sudut deteksinya diubah (pada temperatur yang sama, 28 0 C), kemampuan jangkauan deteksi sensor PIR ini juga berubah. Pada sudut 30 0, hasil pengukuran ditunjukkan seperti pada Tabel 3. Pada sudut yang lebih besar dari 30 0 sampai 60 0 ke kiri atau ke kanan, sensor hanya dapat mendeteksi obyek pada jarak yang lebih kecil dari 1 meter. Pengujian daya tembus radiasi inframerah obyek terhadap penghalang Pengujian daya tembus radiasi obyek (manusia) terhadap penghalang dilakukan dengan cara meletakkan berbagai macam penghalang secara bergantian di depan 30 Semirata 2013 FMIPA Unila

7 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Tabel 4 Pengujian daya tembus radiasi inframerah obyek terhadap penghalang. sensor. Hasil pengujian ini diperlihatkan pada Tabel 4. Pengujian ini menggunakan sebuah LED sebagai indikator, dimana apabila sinyal infrared yang dipancarkan oleh objek dapat menembus penghalang maka sensor akan mendeteksi sinyal tersebut sehingga LED akan menyala dan sebaliknya LED tidak akan menyala jika sinyal tidak dapat menembus penghalang. Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa tidak semua jenis penghalang dapat ditembus oleh radiasi inframerah obyek. Hal ini dipengaruhi oleh ketebalan bahan dan jenis bahan penghalang itu sendiri. Penghalang berupa kertas putih, plastik dan kain yang berukuran lebih tipis mampu ditembus oleh sinyal sehingga lampu indikator menyala. Sebaliknya jenis penghalang yang berukuran lebih tebal seperti kertas kardus, kertas buku (ketebalan 1 cm), kayu, kaca dan gabus tidak dapat ditembus oleh radiasi inframerah obyek sehingga lampu indikator tidak menyala. Jenis bahan penghalang yang lain seperti plat aluminium, walaupun berukuran tipis akan tetapi juga tidak dapat ditembus oleh radiasi inframerah obyek. Pengujian lama waktu deteksi sensor Ketika sensor dihubungkan ke catudaya (power supply), sensor tidak langsung mendeteksi obyek, melainkan ada rentang waktu yang diperlukan untuk pemanasan sensor (biasanya berkisar antara 10 detik hingga 60 detik). Setelah mengalami proses pemanasan, tegangan keluaran sensor masih tetap rendah sampai sensor tersebut mendeteksi gerakan obyek. Pada penelitian ini waktu yang dibutuhkan untuk pemanasan (warm up) oleh sensor yang digunakan adalah 24,39 detik. Apabila obyek yang dideteksinya tak bergerak, sensor masih mampu mendeteksi hingga beberapa saat. Dari pengujian yang telah dilakukan dalam penelitian ini diperoleh bahwa sensor masih mampu mendeteksi hingga sekitar 4,4 detik, seperti ditunjukkan pada Tabel 5. Pengujian Rangkaian Matriks LED Pengujian dilakukan pada masingmasing kolom dengan cara menggabungkan semua kutub-kutub LED yang sejenis dan dihubungkan ke catu daya. Bagian kutub positif dihubungkan ke catu positif dan kutub negatif ke bagian negatif catu. Jika semua komponen berada dalam keadaan baik dan semua jalur rangkaian terhubung dengan benar maka LED akan menyala. Setelah semua LED diuji, lalu dilanjutkan dengan pemasangan komponen yang lain seperti resistor dan transistor dan dihubungkan ke mikrokontroler (Gambar 10). Tabel 5 Lama waktu deteksi sensor (a) (b) Gambar 10 Matriks LED (a) dilihat dari depan, dan (b) dari belakang. Semirata 2013 FMIPA Unila 31

8 Miftahul Jannah dkk: Analisis Pengaruh Massa Jenis terhadap Kualitas Minyak Goreng Kelapa Sawit Menggunakan Alat Ukur Massa Jenis dan Akuisisinya pada Komputer Pengujian Rangkaian Sistem Keseluruhan Pengujian rangkaian sistem secara keseluruhan dilakukan setelah semua bagian sistem tersebut dihubungkan satu sama lain (Gambar 11), dan program untuk running text telah ditanamkan ke mikrokontroler 1 dan mikrokontroler 2 yang dipasang di bagian belakang papan matriks LED (Gambar 12). Berdasarkan hasil pengujian, sistem penginformasi ini telah dapat menginformasikan ada-tidaknya orang di dalam suatu ruangan tertutup. Ketika seseorang berada di dalam ruang tersebut, maka pada papan matriks LED akan tampil running text dengan tulisan ADA ORANG, seperti ditunjukkan pada Gambar 13. Sebaliknya, ketika tidak ada orang di dalam ruang tersebut, maka pada papan matriks LED akan tampil running text dengan tulisan KOSONG. Pergantian ini terjadi NO (Normally Open) dan NC (Normally Clouse) dari relay. Dalam Gambar 11: Pengujian rangkaian secara keseluruhan. penelitian ini menggunakan relay elektromekanis, yaitu relay yang memiliki satu pasang kontak diam dan satu kontak geser (armature). Perpindahan sinyal high ke low dari sensor terjadi begitu cepat ketika orang yang berada di depan sensor hanya melakukan sedikit gerakan, sehingga sinyal high tidak bertahan lama. Namun sinyal low dapat bertahan lama ketika orang tersebut tidak melakukan gerakan apapun. Hal ini mengakibatkan tampilan running text pada matriks LED menjadi tidak beraturan. Akan tetapi kejadian ini tidak berlangsung lama, hanya beberapa detik saja. Setelah arus listrik dari relay (sinyal dari sensor) stabil kembali, tampilan running text pada matriks LED teratur kembali. Dalam penelitian ini, pada sistem terjadi efek pantulan (bouncing) dari relay, yaitu saat sinyal high dari sensor melewati relay, maka bagian coil (kumparan) relay akan mendapat energi listrik sehingga di sekitar kumparan akan timbul gaya elektromagnet. Gaya elektromagnet tersebut menarik bagian armature (bagian relay yang berpegas). Armature menyentuh kontak NO, sehingga kontak NO menjadi aktif. Akan tetapi ketika armature menyentuh kontak NO, armature tersebut akan dipantulkan beberapa kali sebelum akhirnya diam. Efek bouncing ini mempengaruhi tampilan running text. Ketika efek bouncing terjadi, tegangan listrik pada kontak NC tidak benar-benar 0, melainkan ada tegangan terukur sebesar 0,7 V. Begitu juga sebaliknya, efek bounching yang terjadi saat armature menyentuh Gambar 12 Tataletak kedua mikrokontroler di bagian belakang matriks LED. Gambar 13 Tampilan running text pada papan matriks LED ketika ada orang. 32 Semirata 2013 FMIPA Unila

9 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 kontak NC kembali, tegangan pada kontak NO terukur sebesar 0,6 V. Tegangan yang terukur tersebut tetap mengalirkan arus ke mikrokontroler sehingga menimbulkan masalah pada running text. secara otomatis saat ada orang dan tidak ada orang di dalam ruang tertutup. Ketika matriks LED menampilkan tulisan ADA ORANG, berarti sensor mengirimkan sinyal high. Begitu juga ketika matriks LED menampilkan tulisan KOSONG, ini berarti sensor mengirimkan sinyal low. Sinyal high dan low dari sensor akan mengaktifkan kontak NO (Normally Open) dan NC (Normally Clouse) dari relay. Dalam penelitian ini menggunakan relay elektromekanis, yaitu relay yang memiliki satu pasang kontak diam dan satu kontak geser (armature). Perpindahan sinyal high ke low dari sensor terjadi begitu cepat ketika orang yang berada di depan sensor hanya melakukan sedikit gerakan, sehingga sinyal high tidak bertahan lama. Namun sinyal low dapat bertahan lama ketika orang tersebut tidak melakukan gerakan apapun. Hal ini mengakibatkan tampilan running text pada matriks LED menjadi tidak beraturan. Akan tetapi kejadian ini tidak berlangsung lama, hanya beberapa detik saja. Setelah arus listrik dari relay (sinyal dari sensor) stabil kembali, tampilan running text pada matriks LED teratur kembali. Dalam penelitian ini, pada sistem terjadi efek pantulan (bouncing) dari relay, yaitu saat sinyal high dari sensor melewati relay, maka bagian coil (kumparan) relay akan mendapat energi listrik sehingga di sekitar kumparan akan timbul gaya elektromagnet. Gaya elektromagnet tersebut menarik bagian armature (bagian relay yang berpegas). Armature menyentuh kontak NO, sehingga kontak NO menjadi aktif. Akan tetapi ketika armature menyentuh kontak NO, armature tersebut akan dipantulkan beberapa kali sebelum akhirnya diam. Efek bouncing ini mempengaruhi tampilan running text. Ketika efek bouncing terjadi, tegangan listrik pada kontak NC tidak benar-benar 0, melainkan ada tegangan terukur sebesar 0,7 V. Begitu juga sebaliknya, efek bounching yang terjadi saat armature menyentuh kontak NC kembali, tegangan pada kontak NO terukur sebesar 0,6 V. Tegangan yang terukur tersebut tetap mengalirkan arus ke mikrokontroler sehingga menimbulkan masalah pada running text. KESIMPULAN Berdasarkan data pengukuran dan pengujian alat yang telah selesai dirancangbangun dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Sensor PIR KC7783R dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi inframerah yang berasal dari tubuh manusia. 2. Rentang jarak maksimum antara obyek dengan sensor yang masih dapat terdeteksi oleh sensor PIR KC7783R yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4,6 meter pada sudut 0 0 (obyek berada di depan sensor dalam arah garis normal bidang sensor tersebut). 3. Lebar rentang sudut deteksi sensor PIR adalah 60 0 (30 0 ke kiri dan ke kanan pada arah horizontal, dan 30 0 ke atas dan ke bawah pada arah vertikal). Di luar rentang tersebut sensor PIR tak dapat mendeteksi obyek. 4. Sensor PIR dapat mendeteksi obyek yang diam selama sekitar 4 detik. 5. Sistem penginformasi ada-tidaknya orang di dalam suatu ruangan tertutup ini dapat menampilkan tulisan ADA ORANG pada matriks LED ketika ada orang, dan menampilkan tulisan KOSONG ketika tidak ada orang di dalam ruangan. 6. Tampilan running text pada matriks LED masih rentan terhadap pengaruh efek bouncing pada relay elektromagnetik. Semirata 2013 FMIPA Unila 33

10 Miftahul Jannah dkk: Analisis Pengaruh Massa Jenis terhadap Kualitas Minyak Goreng Kelapa Sawit Menggunakan Alat Ukur Massa Jenis dan Akuisisinya pada Komputer DAFTAR PUSTAKA Fraden, J., 2004, Handbook of Modern Sensors, Springer-Verlag New York, Inc., New York.Ali, W., 2008, Rancang Bangun Sistem Otomatisasi Berbasis Mikrokontroler AT89S51 dengan Menggunakan Sensor PIR KC7783R, Tesis, Universitas Andalas, Padang Ali, W., 2008, Rancang Bangun Sistem Otomatisasi Berbasis Mikrokontroler AT89S51 dengan Menggunakan Sensor PIR KC7783R, Tesis, Universitas Andalas, Padang. Gifson, A. S., 2009, Sistem Pemantau Ruang Jarak Jauh dengan sensor Passive Infrared Berbasis Mikrokontroler AT89S52, Telkomnika Vol. 7, No. 3, Jakarta Selatan. Irvandi, W., 2010, Aplikasi sensor PIR pada sistem keamanan gudang penyimpanan dilengkapi dengan kamera wireless, Skripsi, Politeknik Negeri Padang, Padang. Marnis, Y., 2011, Implementasi Sensor PIR (Passive Infrared Receiver) KC7783R pada Sistem Pengaman Ruangan Berbasis Mikrokontrolear dengan Keluaran Suara, Universitas Andalas. Sulaiman, Y., 2005, Rancang Bangun Penggerak Karakter Berjalan Berbasis Mikrokontroler ATMEL 89C51 Dengan Peraga Lampu AC, Universitas Andalas Budiharto, W., Perancangan Sistem dan Aplikasi Mikrokontroler, Elex Media Komputindo, Jakarta. Malvino, A., 1985, Prinsip-Prinsip Elektronika Edisi ketiga jilid 2, Erlangga, Jakarta 34 Semirata 2013 FMIPA Unila

SISTEM KONTROL PENYALAAN LAMPU RUANG BERDASARKAN PENDETEKSIAN ADA TIDAKNYA ORANG DI DALAM RUANGAN

SISTEM KONTROL PENYALAAN LAMPU RUANG BERDASARKAN PENDETEKSIAN ADA TIDAKNYA ORANG DI DALAM RUANGAN SISTEM KONTROL PENYALAAN LAMPU RUANG BERDASARKAN PENDETEKSIAN ADA TIDAKNYA ORANG DI DALAM RUANGAN Galoeh Otomo, Wildian Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SENSOR PIR (PASSIVE INFRARED RECEIVER) KC7783R PADA SISTEM PENGAMAN RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN KELUARAN SUARA ARTIKEL.

IMPLEMENTASI SENSOR PIR (PASSIVE INFRARED RECEIVER) KC7783R PADA SISTEM PENGAMAN RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN KELUARAN SUARA ARTIKEL. IMPLEMENTASI SENSOR PIR (PASSIVE INFRARED RECEIVER) KC7783R PADA SISTEM PENGAMAN RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN KELUARAN SUARA ARTIKEL Oleh : YENI MARNIS 0921220002 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM OTOMASI PENYALAAN LAMPU RUANG KULIAH BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN DETEKTOR PIR PARADOX-465

RANCANG BANGUN SISTEM OTOMASI PENYALAAN LAMPU RUANG KULIAH BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN DETEKTOR PIR PARADOX-465 RANCANG BANGUN SISTEM OTOMASI PENYALAAN LAMPU RUANG KULIAH BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN DETEKTOR PIR PARADOX-465 Nanda Rahman Rangkuti, Wildian Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus

Lebih terperinci

RANCANG-BANGUN PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN KARTU BER-PASSWORD DAN SENSOR FOTODIODA

RANCANG-BANGUN PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN KARTU BER-PASSWORD DAN SENSOR FOTODIODA RANCANG-BANGUN PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN KARTU BER-PASSWORD DAN SENSOR FOTODIODA Wildian dan Riki Saputra Jurusan Fisika Universitas Andalas wildian_unand@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi FSM based PLC Spesifikasi dari FSM based PLC adalah sebagai berikut : 1. memiliki 7 buah masukan. 2. memiliki 8 buah keluaran. 3. menggunakan catu daya 5

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN LED INFRAMERAH DALAM PENDETEKSI KEKERUHAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

PEMANFAATAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN LED INFRAMERAH DALAM PENDETEKSI KEKERUHAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 PEMANFAATAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN LED INFRAMERAH DALAM PENDETEKSI KEKERUHAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Meqorry Yusfi, Wildian, Hedlyni Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

OTOMATISASI KERAN DISPENSER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 MENGGUNAKAN SENSOR FOTODIODA DAN SENSOR ULTRASONIK PING

OTOMATISASI KERAN DISPENSER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 MENGGUNAKAN SENSOR FOTODIODA DAN SENSOR ULTRASONIK PING OTOMATISASI KERAN DISPENSER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 MENGGUNAKAN SENSOR FOTODIODA DAN SENSOR ULTRASONIK PING Gusrizam Danel, Wildian Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas e-mail: izambungsu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA RANGKAIAN

BAB III ANALISA RANGKAIAN 36 BAB III ANALISA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Analisa rangkaian dilakukan melalui analisa pada diagram blok, seperti terlihat pada gambar 3.1. INPUT PEMANCAR MEDIA TRANSMISI PENERIMA BLOK I BLOK II

Lebih terperinci

PENGATUR INTENSITAS LAMPU PHILIPS MASTER LED SECARA NIRKABEL

PENGATUR INTENSITAS LAMPU PHILIPS MASTER LED SECARA NIRKABEL PENGATUR INTENSITAS LAMPU PHILIPS MASTER LED SECARA NIRKABEL PENGATUR INTENSITAS LAMPU PHILIPS MASTER LED SECARA NIRKABEL Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana sotdag@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS Tindak lanjut dari perancangan pada bab sebelumnya adalah pengujian sistem. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini diperlukan

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia Andreas Sjah Lamtari 1), Syaifurrahman 2), Dedy Suryadi 3) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura 1 andreassjahlamtari@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KARTU BER-PASSWORD BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 UNTUK SISTEM KONTROL KEHADIRAN

IMPLEMENTASI KARTU BER-PASSWORD BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 UNTUK SISTEM KONTROL KEHADIRAN IMPLEMENTASI KARTU BER-PASSWORD BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 UNTUK SISTEM KONTROL KEHADIRAN Elma Yusnita 1, Wildian 2, Harmadi 2 1 Program Pascasarjana FMIPA UniversitasAndalas 2 Jurusan Fisika, FMIPA

Lebih terperinci

SISTEM PENERANGAN RUMAH OTOMATIS BERDASARKAN INTENSITAS CAHAYA DAN KEBERADAAN MANUSIA DALAM RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM PENERANGAN RUMAH OTOMATIS BERDASARKAN INTENSITAS CAHAYA DAN KEBERADAAN MANUSIA DALAM RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER SISTEM PENERANGAN RUMAH OTOMATIS BERDASARKAN INTENSITAS CAHAYA DAN KEBERADAAN MANUSIA DALAM RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER [1] Erick Gustian, [2] Dedi Triyanto, [3] Tedy Rismawan [1][2][3] Jurusan Sistem

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI LAMPU PENERANGAN LORONG KAMAR HOTEL MENGGUNAKAN SENSOR PID (Passive Infrared Detector)

RANCANG BANGUN SIMULASI LAMPU PENERANGAN LORONG KAMAR HOTEL MENGGUNAKAN SENSOR PID (Passive Infrared Detector) RANCANG BANGUN SIMULASI LAMPU PENERANGAN LORONG KAMAR HOTEL MENGGUNAKAN SENSOR PID (Passive Infrared Detector) Zilman Syarif 1, Duma Pabiban 2, Azwar Anas 3 Abstrak : Lorong merupakan sarana area untuk

Lebih terperinci

ini merupakan nilai asli yang didapat oleh mikrokontroler tanpa perkalian

ini merupakan nilai asli yang didapat oleh mikrokontroler tanpa perkalian BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada sistem pringatan dini bahaya banjir, terdapat beberapa pengujian yang telah dilakukan yaitu pengujian terhadap sensor Ultrasonik SRF02, sensor pembaca kecepatan air,

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION

OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION A. Sofwan dan Artdhita F. P. Institut Sains dan Teknologi Nasional Jl. Bhumi Srengseng Sawah - Jagakarsa - Jakarta Selatan, 12640 E-mail:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan alat penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 30 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Dalam membuat suatu alat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana cara merancang sistem yang akan diimplementasikan pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 27 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Umum Didalam perancangan alat dirancang sebuah alat simulator penghitung orang masuk dan keluar gedung menggunakan Mikrokontroler Atmega 16. Inti dari cara

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR PIR (PPASSIVE INFRARED RECEIVER)

JOBSHEET SENSOR PIR (PPASSIVE INFRARED RECEIVER) JOBSHEET SENSOR PIR (PPASSIVE INFRARED RECEIVER) A. TUJUAN (1) Menguji PIR terhadap besaran fisis. (2) Merancang PIR. terhadap besaran fisis. B. DASAR TEORI Sensor PIR ( Passive Infrared Receiver) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontrol perangkat elektronika umumnya masih menggunakan saklar manual untuk memutus dan menyambung arus listrik. Untuk dapat menyalakan atau mematikan perangkat elektronik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil dari pengujian alat secara keseluruhan dan disertai juga dengan analisia mengenai pengujian tersebut. Pengujian ini secara umum

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER Jefta Gani Hosea 1), Chairisni Lubis 2), Prawito Prajitno 3) 1) Sistem Komputer, FTI Universitas Tarumanagara email : Jefta.Hosea@gmail.com 2) Sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan sistem ini memerlukan sensor penerima radiasi sinar infra merah yang dapat mendeteksi adanya kehadiran manusia. Sensor tersebut merupakan sensor buka-tutup yang selanjutnya

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AKUISISI DATA TEMPERATUR BERBASIS PC DENGAN SENSOR THERMOPILE MODULE (METODE NON-CONTACT)

RANCANG BANGUN SISTEM AKUISISI DATA TEMPERATUR BERBASIS PC DENGAN SENSOR THERMOPILE MODULE (METODE NON-CONTACT) RANCANG BANGUN SISTEM AKUISISI DATA TEMPERATUR BERBASIS PC DENGAN SENSOR THERMOPILE MODULE (METODE NON-CONTACT) Wildian dan Irza Nelvi Kartika Jurusan Fisika Universitas Andalas wildian_unand@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL SUMARNA Program Studi Teknik Informatika Universita PGRI Yogyakarta Abstrak Sinyal ultrasonik merupakan sinyal dengan frekuensi tinggi berkisar

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAMERA WIRELESS SEBAGAI PEMANTAU KEADAAN PADA ANTICRASH ULTRASONIC ROBOT

PEMANFAATAN KAMERA WIRELESS SEBAGAI PEMANTAU KEADAAN PADA ANTICRASH ULTRASONIC ROBOT PEMANFAATAN KAMERA WIRELESS SEBAGAI PEMANTAU KEADAAN PADA ANTICRASH ULTRASONIC ROBOT 1 Hilridya Sagita, 2 Eri Prasetyo dan 3 Arifin 1,2 Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Jakarta 3 STMIK Bidakara,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

SISTEM OTOMATISASI PEREKAMAN VIDEO DENGAN KAMERA CMOS 12 LED BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN SENSOR PIR (PASSIVE INFRARED)

SISTEM OTOMATISASI PEREKAMAN VIDEO DENGAN KAMERA CMOS 12 LED BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN SENSOR PIR (PASSIVE INFRARED) SISTEM OTOMATISASI PEREKAMAN VIDEO DENGAN KAMERA CMOS 12 LED BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN SENSOR PIR (PASSIVE INFRARED) Ega Albert, Wildian Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Peneliti Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti diantaranya: [1] Gifson, Albert,

Lebih terperinci

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017), hal ISSN : X

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017), hal ISSN : X RANCANG BANGUN ALAT UKUR GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB) PADA BIDANG MIRING BERBASIS ARDUINO [1] Vionanda Sheila Deesera, [2] Ilhamsyah, [3] Dedi Triyanto [1][3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SENSOR PIR PADA PERALATAN ELEKTRONIK BERBASIS MICROCONTROLLER

IMPLEMENTASI SENSOR PIR PADA PERALATAN ELEKTRONIK BERBASIS MICROCONTROLLER IMPLEMENTASI SENSOR PIR PADA PERALATAN ELEKTRONIK BERBASIS MICROCONTROLLER Siti Ahadiah 1, Muharnis 2, Agustiawan 3 Teknik Elektro Politeknik Negeri Bengkalis E-mail : Abstrak System penerangan dalam suatu

Lebih terperinci

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA 1 Komponen: Elemen terkecil dari rangkaian/sistem elektronik. KOMPONEN AKTIF KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN PASIF 2 Komponen Aktif: Komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan pada skripsi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah. BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sebelum melakukan implementasi diperlukan perancangan terlebih dahulu untuk alat yang akan di buat. Berikut rancangan alat Alarm rumah otomatis menggunakan mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada bab ini, akan dibahas pengujian alat mulai dari pengujian alat permodul sampai pengujian alat secara keseluruhan. Pengujian tersebut akan dilakukan secara bertahap dengan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGGI DAN BERAT BADAN BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR FOTOTRANSISTOR

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGGI DAN BERAT BADAN BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR FOTOTRANSISTOR RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGGI DAN BERAT BADAN BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR FOTOTRANSISTOR Nurul Fajri, Wildian Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV Pengujian Alat dan Analisa BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4. Tujuan Pengujian Pada bab ini dibahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap rangkaian sensor, rangkaian pembalik arah putaran

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR UNTRASONIC (MENGUKUR TEGANGAN BENDA PANTUL)

JOBSHEET SENSOR UNTRASONIC (MENGUKUR TEGANGAN BENDA PANTUL) JOBSHEET SENSOR UNTRASONIC (MENGUKUR TEGANGAN BENDA PANTUL) A. TUJUAN Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : 1) Menguji piranti hardware sensor ultrasonik. 2) Mengukur sinyal keluaran

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Pengujian Alat Dengan menggunakan berbagai metoda pengujian secara lebih akurat akan memudahkan dalam mengambil sebuah analisa yang berkaitan dengan percobaan yang dilakukan,

Lebih terperinci

ALAT PENGONTROL LAMPU MENGGUNAKAN REMOTE TV UNIVERSAL

ALAT PENGONTROL LAMPU MENGGUNAKAN REMOTE TV UNIVERSAL ALAT PENGONTROL LAMPU MENGGUNAKAN REMOTE TV UNIVERSAL Adi Wahyudianto, Iswanto, Anna Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan, Kasihan Bantul DIY

Lebih terperinci

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak PINTU GERBANG OTOMATIS DENGAN REMOTE CONTROL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Robby Nurmansyah Jurusan Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Kalimalang Bekasi Email: robby_taal@yahoo.co.id ABSTRAK Berkembangnya

Lebih terperinci

Indra manusia: penglihatan, suara, sentuhan, rasa, dan bau memberikan kami informasi penting berfungsi dan bertahan Robot sensor: mengukur

Indra manusia: penglihatan, suara, sentuhan, rasa, dan bau memberikan kami informasi penting berfungsi dan bertahan Robot sensor: mengukur Indra manusia: penglihatan, suara, sentuhan, rasa, dan bau memberikan kami informasi penting berfungsi dan bertahan Robot sensor: mengukur konfigurasi / kondisi lingkungannya dan mengirim informasi tersebut

Lebih terperinci

Dalam perancangan sistem pengendalian gerak palang pintu kereta api ini.

Dalam perancangan sistem pengendalian gerak palang pintu kereta api ini. BAB 111 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras. Dalam perancangan sistem pengendalian gerak palang pintu kereta api ini. Difokuskan kepada ketepatan sensor, dan ketepatan motor bergerak untuk

Lebih terperinci

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

D. 80,28 cm² E. 80,80cm² 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Line Follower Robot Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar dapat beroperasi secara otomatis bergerak mengikuti alur garis yang telah dibuat

Lebih terperinci

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Nur Hudi, Lestari; Robot Omni Directional Steering Berbasis Mikrokontroler ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Abstrak: Robot Omni merupakan seperangkat

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI JARAK JAUH PINTU GERBANG OTOMATIS

SISTEM KENDALI JARAK JAUH PINTU GERBANG OTOMATIS PROSIDING 20 13 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK SISTEM KENDALI JARAK JAUH PINTU GERBANG OTOMATIS A. Ejah Umraeni Salam, Rhiza S. Sadjad, Christophorus Y, Fiqha R. Faisal & Vivian Isabella Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menitik beratkan pada pengukuran suhu dan kelembaban pada ruang pengering menggunakan sensor DHT21. Kelembaban dan suhu dalam

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.3.4 Uji Panjang Pulsa Sinyal Pengujian dilakukan untuk melihat berapa panjang pulsa sinyal minimal yang dapat di respon oleh modul. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan astable free running, blok

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

Gambar 1 Tampilan alat

Gambar 1 Tampilan alat SENSOR PARIKIR INFRAMERAH Iswan Apriyanto (12111060) Program Studi Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta Jl. Sisingamangaraja No. 76 Karangkajen Yogyakarta Email : iswanapriyanto@yahoo.com.id ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN. Skema sistem lup tertutup dari alat yang dirancang digambarkan pada Gambar 3.1.

BAB 3 PERANCANGAN. Skema sistem lup tertutup dari alat yang dirancang digambarkan pada Gambar 3.1. BAB 3 PERANCANGAN 3.1 Deskripsi Umum Alat Alat yang dirancang adalah perangkat pelayangan magnetik dengan menggunakan benda berbentuk bola untuk dilayangkan pada rentang waktu tertentu. Perancangan berdasarkan

Lebih terperinci

MOUSETRAP BERBASIS ARDUINO UNO DENGAN SENSOR PIR

MOUSETRAP BERBASIS ARDUINO UNO DENGAN SENSOR PIR MOUSETRAP BERBASIS ARDUINO UNO DENGAN SENSOR PIR Nama : Dini Septia Herianti NPM : 42113584 Fakultas : D3-Teknologi Informasi Program Studi : Teknik Komputer Pembimbing : Dr. Raden Supriyanto, Ssi, S.Kom,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen komponen dan peralatan yang dipergunakan serta langkahlangkah praktek,

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pembersih lantai otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan Januari 2015 hingga Mei 2015, penelitian dilakukan di Laboratorium Kendali Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Alat yang dibuat ini berfungsi untuk membuat udara menjadi lebih bersih, jernih dan sehat serta terbebas dari bakteri yang terkandung di udara, hal ini secara tidak langsung

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 2012 BAB II DASAR TEORI

Laporan Tugas Akhir Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 2012 BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor DC Motor listrik berfungsi untuk mengubah daya listrik menjadi daya mekanik dengan prinsip kerjanya adalah jika ada sepotong kawat dialiri arus listrik terletak diantara dua

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian dan Analisis Pengujian ini bertujuan untuk mengukur fungsional hardware dan software dalam sistem yang akan dibangun. Pengujian ini untuk memeriksa fungsi dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, 41 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, bertempat di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

MODEL KONTROL LAMPU RUANGAN MENGGUNAKAN SENSOR PIR DAN SENSOR CAHAYA. Achmad Syafaat

MODEL KONTROL LAMPU RUANGAN MENGGUNAKAN SENSOR PIR DAN SENSOR CAHAYA. Achmad Syafaat MODEL KONTROL LAMPU RUANGAN MENGGUNAKAN SENSOR PIR DAN SENSOR CAHAYA Achmad Syafaat E-mail : andijpan06@gmail.com Program Studi Ilmu Komputer-FMIPA Universitas Pakuan ABSTRAK Seiring perkembangan ilmu

Lebih terperinci

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot ACTION TOOLS OUTPUT INFORMATION MEKANIK MOTOR MOTOR DRIVER CPU SISTEM KENDALI SENSOR Gambar 1 Bagian-bagian Robot Gambar 1 menunjukkan bagian-bagian robot secara garis besar. Tidak seluruh bagian ada pada

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Alfa Anindita. [1], Sudjadi [2], Darjat [2] Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN Pada bab ini akan dijelaskan proses pengujian, hasil, dan analisis dari hasil pengujian. Ada tiga bagian yang diuji, yaitu perangkat keras, perangkat lunak,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penghematan Energi Listrik Penggunaan saklar otomatis merupakan salah satu cara operasi yang digunakan untuk mengendalikan beban listrik. Ide penggunaan saklar otomatis ini muncul

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik

Lebih terperinci

PURWARUPA ALAT PEMILAH BARANG BERDASARKAN UKURAN DIMENSI BERBASIS PLC OMRON SYSMAC CPM1

PURWARUPA ALAT PEMILAH BARANG BERDASARKAN UKURAN DIMENSI BERBASIS PLC OMRON SYSMAC CPM1 ISSN: 1693-6930 85 PURWARUPA ALAT PEMILAH BARANG BERDASARKAN UKURAN DIMENSI BERBASIS PLC OMRON SYSMAC CPM1 Agus Susila, Wahyu Sapto Aji, Tole Sutikno Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Setelah perancangan alat selesai, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pengujian dan analisa alat yang bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan dalam perancangan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN RAUTAN PENSIL PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

RANCANG BANGUN RAUTAN PENSIL PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 Ali Firdaus, Rancang Bangun Rautan Pensil Pintar 31 RANCANG BANGUN RAUTAN PENSIL PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 Ali Firdaus *1, Rahmatika Inayah *2 1 Jurusan Teknik Komputer Politeknik; Negeri

Lebih terperinci