BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permainan Di zaman sekarang, terkadang sebagian manusia lebih memilih untuk bermain di kehidupan maya dibandingkan di kehidupan nyata. Dan mereka memilih sebagai dunia baru karena memang lebih tentram juga lebih damai walau kadang ada keributan. Dunia permainan layaknya dunia maya yang kita sering online dan chatting. Namun dunia permainan dapat membuat kita seakan menjadi nyata. Karena kita dapat membentuk karakter yang kita inginkan dan kita juga dapat menjadi karakter yang kita inginkan. Dimana di dalam dunia ini kita membentuk karakter layaknya yang ada di dalam diri kita dan terkadang kita mencerminkan apa yang ada dalam diri kita dalam dunia ini. Sehingga kita tuangkan diri kita ini ke dunia permainan tersebut. Andaikan dibandingkan dengan dunia nyata, sakit hati yang dicerminkan akibat dunia permainan ini terasa lebih menyakitkan. Dan imbasnya dapat ke dunia nyata, sehingga merubah pola pikir kita menjadi tidak layaknya biasanya Sejarah Permainan Sebenarnya di zaman peradaban manusia telah mengenal dan memainkan permainan. Di sahara ditemukan sebuah papan permainan terbuat dari batu yang berusia ±5000 tahun. Menurut David Fox dan Roman Verhosek (2002), permainan Go, yang popular di Negara-negara oriental, telah ada sejak 2000 BC. Bahkan permainan mirip Backgamon dicatat pada script romawi kuno.

2 Pada tahun 1952, seorang mahasiswa Universitas Cambridge bernama A.S Gouglas membuat permainan OXO (tic tac toe) dalam versi grafik. Permainan ini ia kembangkan ketika hendak mendemonstrasikan tesisnya tentang interaksi antara manusia dan komputer. Memasuki era modern, pada tahun 1966 permainan digital pertama kali dibuat oleh Ralph Baer bersama timnya yang berjumlah 500 orang yang terdiri dari insinyur dan teknisi dan didanai oleh Pentagon. Permainan ini hanya dapat dimainkan dengan komputer seharga US$ Unsur edukasi menjadi tujuan utama dalam permainan ini. Permainan dalam bentuk permainan antara papan dan bola tersebut diperuntukkan untuk membantu pasukan belajar strategi dan melatih kemampuan refleks pemainnya. Pada tahun 1972, muncul permainan baru yang disebut Permainan Arcade, yang dipelopori oleh Nolan Brushnel dengan permainannya berjudul Pong. Mesin untuk memainkan permainan ini disebut mesin Arcade. Pemain yang ingin bermain diharuskan untuk memasukkan koin kedalam mesin. Pada hari kedua mesin ini diletakkan pada suatu bar, orang-orang mengantri untuk memainkan permainan Pong. Tidak mau tertinggal dengan sistem Arcade, sistem konsol seperti Magnavox Odyssey, Atari 2006, Mattel Intelvision, Calleco Vision dan Nintendo Entertaiment Sistem menciptakan permainan yang dapat dimainkan di rumah. Permainan yang paling menghebohkan orang-orang dengan tampilan grafik dan permainan play yang luar biasa pada sistem konsol tersebut adalah Super Mario Brothers yang diciptakan oleh Nintendo. Pada perkembangannya, permainan komputer berkembang dengan pesatnya seiring perkembangan perangkat keras yang mendukung. Hal ini dibuktikan dengan program permainan yang lebih kompleks dan tampilan grafik tiga dimensi.

3 2.1.2 Pengertian Permainan Sosiolog Perancis Roger Caillois, dalam bukunya Les jeux et les Hommes (Games and Man), yang mendefinisikan permainan sebagai suatu kegiatan yang harus memiliki karakteristik berikut: 1. Menyenangkan: kegiatan yang dipilih pengguna untuk menjadikan dirinya karakter. 2. Terpisah: dibatasi dalam waktu dan tempat. 3. Kepasti: hasil kegiatan ini adalah tak terduga. 4. Partisipasi-produktif: tidak mencapai sesuatu tujuan yang berguna. 5. Diatur oleh aturan: kegiatan memiliki aturan yang berbeda dari kehidupan seharihari. 6. Fiktif: jika disertai kesadaran realitas yang berbeda. Desainer Chris Crawford berusaha untuk mendefinisikan istilah permainan dengan menggunakan pembagian, diantaranya adalah: 1. Ekspresi kreatif adalah seni yang dibuat untuk kecantikan sendiri, dan hiburan jika dibuat untuk uang. (Ini adalah definisi yang paling kaku. Crawford mengakui bahwa ia sering memilih jalan yang kreatif atas kebijaksanaan bisnis konvensional, dimana hanya salah satu dari 13 game adalah sekuel game.) 2. Hiburan adalah sebuah mainan yang interaktif. Film dan buku-buku dikutip sebagai contoh hiburan non-interaktif. 3. Jika tidak ada tujuan yang terkait dengan permainan, itu adalah mainan. Cacatan dari Crawford bahwa definisinya menyatakan: a. Mainan dapat menjadi elemen permainan jika para pemain membuat aturannya sendiri b. The Sims dan SimCity adalah mainan, bukan permainan c. Jika memiliki tujuan, mainan adalah tantangan. 4. Jika tantangan tidak memiliki agen aktif terhadap dengan siapa anda bersaing, ini adalah teka-teki, jika ada satu, itu adalah konflik. Crawford mengakui bahwa ini adalah tes subjektif dari video game. Dengan kecerdasan buatan algoritma bisa dimainkan sebagai teka-teki, ini termasuk pola yang digunakan untuk menghindari dari permainan Pac-Man.

4 5. Akhirnya, jika para pemain hanya dapat mengalahkan lawan, tetapi tidak menyerang dan hanya mengganggu kinerja mereka sehingga terjadi konflik, konflik disini merupakan sebuah kompetisi. Kompetisi termasuk kecepatan dan ketangkasan dari tantangan seperti balapan dan skating gambar. Namun, Jika serangan diizinkan, kemudian konflik memenuhi syarat sebagai permainan. Definisi Crawford demikian dapat diterjemahkan sebagai suatu kegiatan, interaktif berorientasi pada tujuan, dengan bahan aktif untuk bermain melawan, di mana pemain termasuk agen aktif dapat mengganggu satu sama lain Klasifikasi Permainan Gameplay merupakan alat dan aturan-aturan yang mendefinisikan konteks keseluruhan permainan sehingga pada saat gilirannya, menghasilkan keterampilan, strategi, dan kesempatan. Berdasarkan media permainannya, permainan dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Papan Permainan Papan permainan merupakan permainan yang menggunakan sebuah media papan sebagai alat atau tempat untuk berinteraksi dan melakukan sebuah permainan. Biasanya permainan ini dilakukan dengan menggunakan strategi untuk memenangi permainan tersebut. Contohnya: Catur. 2. Permainan Kartu Permainan kartu merupakan permainan yang menggunakan satu set kartu sebagai alat utama permainan. Permainan ini biasanya diawali dengan pengacakan kartu sehingga membutuhkan kesempatan dan keberuntungan untuk memenangi permainan ini. Contohnya: permainan kartu Uno, permainan Poker, permainan Spider Solitare dan sebagainya.

5 3. Permainan Dadu Permainan dadu merupakan permainan yang menggunakan dadu sebagai elemen utama permainan. Permainan dilakukan dengan cara mengacak angka dadu kemudian angka dadu inilah yang menjadi dampak kemungkinan besar kemenangan permainan ini. Contohnya: Ludo, dadu Poker dan sebagainya. 4. Permainan Domino dan Berubin Permainan Domino dan Berubin merupakan permainan yang menggunakan kartu berbentuk ubin sebagai alat permainannya. Permainan ini mirip dengan permainan kartu. Contohnya: Domino dan Mahjong. 5. Permainan Bergambar Permainan Bergambar merupakan suatu permainan yang memerlukan media kertas untuk menggambar arena permainan dan pensil untuk menulis langkah permainan tersebut. Contohnya, Scrabble, Tic-tac-toe, Sudoku dan sebagainya. 2.2 Magic Square Sebuah magic square N x N adalah array yang berisi bilangan bulat dari 1 sampai n 2 diatur sedemikian rupa sehingga setiap baris, setiap kolom, dan kepala dua Diagonal-diagonal memiliki jumlah yang sama. Untuk setiap n > 2, ada banyak perbedaan dari magic square yang berurutan. Gambar 2.1 Magic Square 3x3

6 2.2.1 Karakteristik Magic Square Sebuah magic square terdiri dari serangkaian nomor jika diatur di papan permainannya, dimana jumlah setiap baris dan kolom dan kedua sudut Diagonaldiagonal harus memiliki jumlah yang sama yang mungkin disebut penjumlahan (S). Setiap pengaturan persegi dari bilangan yang memenuhi kondisi ini benar, maka dapat disebut magic square Metode Magic Square Menurut W.S. Andrews, dengan metode De La, Sebuah magic square yang terdiri dari 4 x 4 dapat dibangun sebagai berikut: 1. Isi kolom paling sudut secara diagonal dari persegi 4 x 4 dengan angka 1 sampai 4 secara berurutan, mulai dari sudut atas dan bawah sebelah kiri. Gambar 2.2 Magic Square dengan nilai berbentuk diagonal 2. Isi sel kosong yang tersisa dengan jumlah yang hilang dari seri sehingga jumlah setiap kolom tegak lurus dan horizontal sama. Gambar 2.3 Magic Square yang sudah berisi dengan nilai

7 3. Transpose langkah no.2 yang telah menjadi bentuk matriks Gambar 2.4 Magic Square yang sudah di Transpose 4. Bentuk bilangan baru lagi dimana hasilnya akan habis bila dibagi dengan 2 pada gambar 2.5 dan transpose pada gambar 2.6, lalu gambar 2.3 dan gambar 2.5 disubstitusikan sehingga menjadi yang utama. Dan hasilnya akan menjadi persegi terkait dari 4 x 4 ditunjukkan pada gambar 2.7. Setelah semuanya selesai maka gambar 2.7 transpose juga sehingga hasil pada gambar 2.8 dan nilai yang terjadi tidak akan pernah sama. Gambar 2.5 Magic Square bilangan Gambar 2.6 Magic Square Transpose habis di bagi 2 gambar 2.5 Gambar 2.7 Magic Square dari Gambar 2.8 Magic Square Transpose gambar 2.3 dan 2.5 gambar 2.7

8 Magic Square Untuk Ordo Ganjil Square dari 3 x 3 ditunjukkan pada gambar 2.1. Yang meliputi agregasi angka terkecil yang mampu melakukan pengaturan pada magic square, dan juga pengaturan hanya mungkin terjadi dari sembilan nomor yang berbeda. Akan terlihat bahwa jumlah masing-masing dari tiga vertikal, tiga kolom horizontal dan diagonal dua sudut di alun-alun ini adalah 15, sehingga dapat membuat dalam semua delapan kolom yang memiliki total juga, dimana jumlah dari dua nomor yang berbeda sudah kosong, yang merupakan dua kali nomor pusat, atau n Magic square selanjutnya adalah 5 x 5, dan terdapat berbagai pengaturan besar dari dua puluh lima nomor, yang akan menampilkan hasil magic juga, setiap pengaturan sebagai produksi dari metode konstruktif yang berbeda. Gambar 2.10 berikut menggambarkan salah satu pengaturan dan paling terkenal dari persegi ini. Jumlah dari masing-masing kelima horizontal, kelima kolom vertikal dan diagonal dua sudut adalah 65, dan jumlah dari dua nomor yang diametris berjarak sama dari nomor pusat, adalah 26 atau dua kali nomor pusat. Gambar 2.9 Magic Square 3x3 Gambar 2.10 Magic Square 5x5 Mengacu pada gambar 2.10, maka akan terlihat bahwa square dimulai dengan menulis kesatuan di tengah sel baris atas, dimana nomor secara berturut-turut melanjutkan diagonal dari arah tangan kanan. Menggunakan konsep silinder yang horisontal, dan keduanya akan terletak di baris bawah, diikuti dengan tiga di atas sel di sebelah kanan. Di sini pembentukan silinder secara vertikal yang dikandungnya, sel atas berikutnya dimana empat sudah tertera, maka dilanjutkan yang kelima secara

9 lebih lanjut di sini diblokir oleh kesatuan yang sudah menempati sel atas berikutnya secara diagonal. Ketika pemblokan terjadi sehingga dalam jarak reguler (dimana di setiap nomor lima di sebuah square 5 x 5) dengan nomor berikutnya, dalam hal ini harus ditulis dalam sel secara vertikal di bawah dan terakhir diisi, sehingga enam ditulis dalam sel di bawah lima, dan tangan kanan secara diagonal agar dilanjutkan dalam sel ditempati oleh tujuh dan delapan. Di sini silinder horizontal dibayangkan, menunjukkan lokasi dari sembilan, maka konsepsi dari silinder vertikal akan menunjukkan lokasi sepuluh, pengembangan reguler lebih lanjut di sini sekali lagi diblokir oleh enam angka, jadi sebelas adalah tertulis di bawah sepuluh dan diagonal agar terus lanjut adalah lima belas. Sebuah gambaran dari kombinasi silinder vertikal dan horizontal di sini akan menunjukkan bahwa kemajuan diagonal lebih lanjut diblokir oleh sebelas, jadi enamabelas adalah tertulis di bawah limabelas. silinder vertikal kemudian akan menunjukkan sel di mana tujuhbelas harus terletak, dan silinder horisontal akan menampilkan sel berikutnya secara diagonal ke atas ke kanan yang akan ditempati oleh delapanbelas, dan seterusnya sampai jumlah akhir dua lima sudah tercapai dan square selesai. Prinsip-prinsip umum yang mengatur pembentukkan magic square dengan metode ini, sekarang bisa dirumuskan. 1. Sel pusat di muat persegi selalu berisi nomor tengah serangkaian nomor yang digunakan, misalnya, nomor yang sama dengan satu setengah jumlah pertama dan terakhir nomor seri, atau n Tidak ada magic square yang terkait sehingga dapat dimulai dari sel pusatnya, tapi mungkin bisa dimulai dari semua sel yang lain dari pusat. 3. Dengan pengecualian khusus tertentu yang akan disebut nanti, magic square aneh mungkin dibangun oleh salah satu tangan kanan atau kiri urutan diagonal, atau oleh sejumlah gerakan asing yang disebut itu, variasi dalam semua kasus dengan keberangkatan berkala dan terdefinisi dengan baik dari jarak normal. Arah dan

10 dimensi ini dimulai dari jarak normal, atau "awal bergerak" karena mungkin akan disebut yang diatur oleh jarak relatif dari sel yang ditempati oleh angka pertama dan terakhir dari seri ini, dan dapat ditentukan sebagai berikut: Tempatkan nomor pertama dari seri dalam sel yang diinginkan (kecuali pusat satu) dan angka terakhir dari seri di sel yang diametris berlawanan dengan sel yang berisi nomor pertama. Jarak relatif antara sel yang berisi nomor terakhir dari seri dan sel yang berisi nomor pertama dari seri maka harus diulang setiap kali blok terjadi dalam perkembangan biasa Magic Square Untuk Ordo Genap Angka dalam kolom dua diagonal dalam magic square dapat ditentukan dengan menulis jumlah dari bilangan aritmatika dalam barisan horizontal, dimulai dengan nomor pertama di sel tangan kiri baris atas dan menulis baris demi baris seperti di buku W. S Andrew yaitu Magic Squares and Cubes, yang diakhiri dengan nomor terakhir di sel sebelah kanan garis bawah. Nomor-nomor kemudian ditemukan dalam dua kolom diagonal dalam magic square, tetapi posisi dari nomor-nomor lain pada umumnya harus diubah. Gambar 2.11 Matriks tak beraturan Gambar 2.12 Matriks beraturan Kuadrat terkecil dari square yang dapat dibangun adalah 4 x 4, dan salah satu bentuk ditampilkan pada gambar Akan terlihat bahwa jumlah masing-masing adalah empat horisontal, empat kolom vertikal dan dua diagonal pada square ini adalah 34, sehingga semuanya dapat dihitung totalnya, juga bahwa jumlah dari dua

11 nomor diametris berlawanan adalah 17, yang merupakan jumlah dari angka pertama dan terakhir dari seri. Matriks pada magic square berukuran n x n, dengan elemen yang berbeda satu sama lain berupa bilangan bulat dari 1 hingga n2. Jumlah dari deret n2 dapat ditentukan melalui persamaan : Dari persamaan (1), maka dapat ditentukan pula bahwa jumlah angka-angka pada tiap baris, kolom, dan diagonal adalah : Jumlah tersebut menghasilkan angka yang disebut dengan konstanta magic square (Munir, 2007). 2.3 Algoritma Depth First Search (DFS) Algoritma Depth First Search (DFS) menggunakan struktur data stack untuk mengingat kemana seharusnya Depth First Search (DFS) pergi saat ia mencapai suatu simpul tertentu. Istilah depth first artinya melewati sebuah lintasan sejauh (sedalam) mungkin. Hanya pada titik tertentu yang tidak dapat ditelusuri, maka dilakukan runut balik (backtracking) dan menelusuri lintasan alternatif lain. Metode ini dapat dijelaskan dalam bentuk pseudocode berikut: Algorithm DFS(Vertex v): if v has already been visited: return else:

12 mark v as visited process(v) for each edge e that leaves v: let u be the other endpoint of e call DFS(u) Algoritma ini akan mengunjungi dan memproses setiap simpul yang dapat dicapai dari v dan yang belum pernah dikunjungi. Hal ini dilakukan dengan mengikuti setiap sisi yang terhubung dengan v dan menggunakan prosedur yang sama secara rekursif untuk endpoint lain dari sisi tersebut. Menurut Robert Laforce (1998) pada Adi dalam buku algoritma dan struktur data dengan C# di halaman 499, menyatakan algoritma Depth First Search (DFS) memiliki beberapa aturan, yaitu: 1. Jika mungkin, lakukan kunjungan pada simpul-simpul pendamping (adjacent vertex) yang belum pernah dikunjungi, tandai, dan masukkan (push) ke stack. Sebagai contoh, pada gambar 9 dan tabel 1, aturan ini dapat diterapkan pada simpul-simpul sebelum simpul H. Pada langkah terakhir ini kita perlu melakukan sesuatu karena tidak ada simpul pendamping yang belum dikunjungi. Dalam hal ini kita bisa masuk ke aturan 2 di bawah ini. B F H C A D G I E Gambar 2.13 Lintasan DFS

13 Tabel 2.1 Isi Stack dalam DFS Event Isi Stack Visit A A Visit B AB Visit F ABF Visit H ABFH Pop H ABF Pop F AB Pop B A Visit C AC Pop C A Visit D AD Visit G ADG Visit I ADGI Pop I ADG Pop G AD Pop D A Visit E AE Pop E A Pop A - FINISH 2. Jika saat kita melakukan aturan di atas kita mengalami kesulitan, kita keluarkan (popped off) simpul dari stack. Mengikuti aturan ini, jika kita mengeluarkan suatu simpul dari suatu stack, kita akan sampai ke simpul di bawahnya. Jika simpul di bawahnya ini bukan simpul pendamping yang belum dikunjungi, kita keluarkan lagi. Demikian selanjutnya hingga kita tidak bisa melakukannya lagi dan kita harus masuk ke aturan 3 di bawah ini. 3. Jika kita tidak bisa lagi mengikuti baik aturan 1 maupun 2 di atas, berarti kita telah menyelesaikan algoritma Depth First Search (DFS).

14 Beberapa kelebihan dari Depth First Search adalah : 1. Pemakaian memori hanya sedikit, berbeda dengan BFS (Breadth First Search) yang harus menyimpan semua simpul yang pernah dibangkitkan. 2. Jika solusi yang dicari berada pada level yang dalam dan paling kiri, maka akan ditemukan solusi secara cepat. Dan beberapa kelemahan dari Depth First Searh adalah : 1. Jika pohon yang dibangkitkan mempunyai level yang dalam (tak terhingga), maka solusi pun sulit untuk ditemukan. 2. Tidak memiliki titik optimal jika terdapat lebih dari satu solusi yang sama tetapi berada pada level yang berbeda. 2.4 Algoritma Runut Balik (Backtracking) Istilah runut balik pertama kali diperkenalkan oleh D.H. Lehmer pada tahun Selanjutnya di tahun 1960, R. J. Walker, Golomb, dan Baumert menyajikan uraian umum tentang runut balik dan penerapannya pada berbagai persoalan. Pada berbagai masalah real world, solusi diperoleh dengan memproses rangkaian titik keputusan dimana setiap kandidat memiliki beberapa lintasan yang dapat ditelusuri. Jika lintasan yang ditelusuri mengarah kepada solusi, maka penelusuran dihentikan dan solusi ditemukan. Namun, jika lintasan yang ditelusuri tidak mengarah kepada solusi, maka harus dilakukan runut balik ke titik keputusan sebelumnya dan mencoba lintasan yang lain. Metode yang digunakan pada proses tersebut adalah metode backtracking. Teknik runut balik (backtracking) merupakan salah satu teknik dalam penyelesaian masalah secara umum (General Problem Solving). Adapun dasar dari teknik ini adalah suatu teknik pencarian (Teknik Searching). Teknik pencarian ini digunakan dalam rangka mendapatkan himpunan penyelesaian yang mungkin. Dari

15 himpunan penyelesaian yang mungkin ini akan diperoleh solusi optimal atau memuaskan (Astuti, 2006) Pengertian Algoritma Runut Balik (Backtracking) Runut balik (backtracking) adalah algoritma yang berbasis pada Depth First Search (DFS) untuk mencari solusi persoalan secara lebih mangkus. Runut balik, yang merupakan perbaikan dari algoritma brute-force, secara sistematis mencari solusi persoalan di antara semua kemungkinan solusi yang ada. Dengan metode runut balik, kita tidak perlu memeriksa semua kemungkinan solusi yang ada. Hanya pencarian yang mengarah ke solusi saja yang selalu dipertimbangkan. Akibatnya, waktu pencarian dapat dihemat. Saat ini algoritma runut balik banyak diterapkan untuk program permainan (seperti permainan tic-tac-toe, menemukan jalan keluar dalam sebuah labirin, catur, dll) dan masalah-masalah pada bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence) (Munir, 2004) Properti Umum dari Metode Runut Balik (Backtracking) Untuk menerapkan metode runut balik, properti berikut didefinisikan: 1. Solusi persoalan. Solusi dinyatakan sebagai vektor n-tuple: Contoh: Si = {0,1} Si = 0 atau 1 2. Fungsi pembangkit nilai xk Dinyatakan sebagai: T(k) T(k) membangkitkan nilai untuk xk, yang merupakan komponen vektor solusi 3. Fungsi pembatas (fungsi kriteria) Dinyatakan sebagai:

16 B(x1, x2,..., xk) Fungsi pembatas menentukan apakah (x1, x2,..., xk) mengarah ke solusi. Jika ya, maka pembangkitan nilai untuk xk+1 dilanjutkan, tetapi jika tidak, maka (x1, x2,..., xk) dibuang dan tidak dipertimbangkan lagi dalam pencarian solusi. Terdapat metode dalam pengisian elemen-elemen matriks, yakni elemen pertama yang akan diisi adalah elemen pada baris dan kolom pertama, kemudian dilanjutkan pada elemen kolom berikutnya dan setelah selesai mengisi satu baris, maka akan dilanjutkan pada kolom pertama pada baris selanjutnya. Elemen-elemen/kotak yang diisi direpresentasikan sebagai tingkatan dalam pembentukan pohon ruang status secara dinamis. Sedangkan angka-angka yang mungkin untuk diisi, direpresentasikan sebagai daun pada pohon ruang status. Selanjutnya akan dibahas mengenai fungsi batas yang digunakan dalam implementasi algoritma runut balik pada penyelesaian persoalan magic square tersebut. Proses runut balik terjadi ketika daun yang dibangkitkan oleh program pada suatu tingkatan tidak sesuai dengan fungsi batas. Untuk persoalan magic square, fungsi batas terdiri dari beberapa kasus. Kasus yang pertama adalah ketika tingkatan yang dicapai merupakan elemen terakhir yang akan diisi pada suatu baris dan/atau kolom dan/atau diagonal. Fungsi batas mengharuskan kolom tersebut untuk diisi dengan elemen, sedemikian sehingga elemen tesebut menjadikan baris, kolom, atau diagonal tersebut berjumlah sama dengan konstanta magic square yang ditentukan sesuai dengan ordo matriks. Kasus kedua adalah ketika daun yang dibangkitkan untuk mengisi elemen matriks sudah berada pada elemen matriks lainnya. Fungsi batas mengharuskan setiap elemen memiliki nilai yang berbeda satu sama lain. Kasus ketiga adalah ketika pada suatu tingkatan daun yang telah dibangkitkan telah mencapai nilai maksimum, yakni jika matriks memiliki ordo n, maka nilai maksimum dari suatu elemen adalah n 2, sehingga harus melakukan proses runut balik ke akar Prinsip Dasar dari Algoritma Runut Balik (Backtracking) Secara konseptual, pencarian solusi dimulai dari akar pohon ruang status. Dimana setiap simpul, dimulai dari akar, pilih salah satu simpul anak yang bisa diperluas, dan

17 seterusnya. Jika pencarian sampai ke daun, maka selanjutnya dilakukan backtracking ke simpul orang tua. Pencarian dihentikan jika solusi ditemukan atau tidak dapat dilakukan backtracking lagi. Berikut ini adalah algoritma (pseudocode) untuk melakukan backtracking dari simpul n: boolean solve(node n) { if n is a leaf node { if the leaf is a goal node, return true else return false } else { for each child c of n { if solve(c) succeeds, return true } return false } } Algoritma tersebut diekspresikan dengan fungsi boolean. Jika solve(n) benar, maka simpul n adalah bagian dari solusi, yaitu simpul n adalah salah satu simpul pada jalur dari root ke beberapa simpul tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa n dapat diselesaikan. Jika solve(n) salah, maka tidak ada jalur yang termasuk simpul n yang mengarah ke simpul tujuan. Maka, untuk menentukan adanya simpul n, yang bukan leaf, dapat diselesaikan, yang harus dilakukan adalah mengecek adanya cabang dari n yang dapat diselesaikan. Ini dilakukan secara rekursif pada setiap cabang dari n. Pada pseudocode tersebut, dikerjakan oleh baris: for each child c of n { if solve(c) succeeds, return true } return false

18 Pada akhirnya, proses rekursif akan berada pada simpul leaf. Jika simpul leaf adalah simpul tujuan, maka dapat diselesaikan; jika simpul leaf bukan simpul tujuan, maka tidak dapat diselesaikan. Pada pseudocode tersebut, dikerjakan oleh baris: if n is a leaf node { if the leaf is a goal node, return true else return false } Prinsip Pencarian Solusi dengan Metode Runut Balik (Backtracking) Langkah-langkah pencarian solusi dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut: 1. Solusi dicari dengan membentuk lintasan dari akar ke daun. Aturan pembentukan yang dipakai adalah mengikuti aturan pencarian mendalam (DFS). Simpul-simpul yang sudah dilahirkan dinamakan simpul hidup (live node). Simpul hidup yang sedang diperluas dinamakan simpul-e (Expand-node). 2. Tiap kali simpul-e diperluas, lintasan yang dibangun olehnya bertambah panjang. Jika lintasan yang sedang dibentuk tidak mengarah ke solusi, maka simpul-e tersebut dibunuh sehingga menjadi simpul mati (dead node). Fungsi yang digunakan untuk membunuh simpul-e adalah dengan menerapkan fungsi pembatas (bounding function). Simpul yang sudah mati tidak akan pernah diperluas lagi. 3. Jika pembentukan lintasan berakhir dengan simpul mati, maka proses pencarian diteruskan dengan membangkitkan simpul anak yang lainnya. Bila tidak ada lagi simpul anak yang dapat dibangkitkan, maka pencarian solusi dilanjutkan dengan melakukan runut balik ke simpul hidup terdekat (simpul orangtua). Selanjutnya simpul ini menjadi simpul-e yang baru. Pencarian dihentikan bila kita telah menemukan solusi atau tidak ada lagi simpul hidup untuk runut balik.

19 Berikut ini adalah contoh penerapan algoritma Backtracking pada persoalan N- Ratu (The N-Queens Problem). Persoalan: Diberikan sebuah papan catur yang berukuran NxN dan empat buah ratu. Bagaimanakah menempatkan N buah ratu (Q) itu pada petak-petak papan catur sedemikian sehingga tidak ada dua ratu atau lebih yang terletak pada satu baris yang sama, atau pada satu kolom yang sama atau pada satu diagonal yang sama. Berdasarkan pada Bahan Kuliah ke- 10 : Algoritma Runut-Balik (Backtracking) Lanjutan karangan Rinaldi Munir, solusi dari permasalahan tersebut adalah sebagai berikut: X = (x 1,x 2,x 3,x 4 ), dimana X merupakan vektor dan x i S i S = {1,2,3,4}, S menyatakan kolom pada papan catur. Dari hal ini, dapat dibentuk pohon ruang solusi persoalan 4-Ratu yang terlihat pada Gambar 2.7 sebagai berikut: 1 x1=1 x1=2 x1=3 x1= x2=2 x2=3 x2=4 x2=1 x2=4 x1=1 x2=1 x2=2 x2=4 x2=1 x2=2 x2= x3=2 x3=3 x3=3 x3=4 x3=2 x3=4 x3=1 x3=2 x3=3 x3=4 x3=2 x3=4 x3=3 x3=4 x3=1 x3=3 x3=1 x3=4 x3=1 x3=3 x3=2 x3=3 x3=1 x3= x4=4 x4=3 x4=4 x4=2 x4=3 x4=2 x4=4 x4=3 x4=4 x4=3 x4=3 x4=1 x4=4 x4=2 x4=4 x4=1 x4=2 x4=1 x4=3 x4=2 x4=3 x4=1 x4=2 x4= Gambar 2.14 Pohon ruang kemungkinan solusi persoalan 4-Ratu

20 Dari gambar, dapat dilihat ruang seluruh solusi yang mungkin diterapkan pada persoalan 4-Ratu pada papan catur tersebut. Langkah-langkah solusi dengan menggunakan backtracking adalah berikut : 1. Menelusuri node dari akar sampai ke daun yang membentuk ruang solusi secara DFS. Penelusuran dilakukan dengan mempertimbangkan setiap batasan atau kriteria yang telah ditetapkan. 2. Apabila node yang dikunjungi memenuhi kriteria, maka akan dilakukan penulusuran menuju node berikutnya. Sebaliknya, apabila node yang dikunjungi tidak memenuhi kriteria, maka akan dilakukan backtracking menuju node yang berada di atas dan node tersebut sampai ke bawahnya tidak dipertimbangkan lagi. 3. Pencarian berhenti apabila ditemukan solusi atau tidak ada node hidup pada pohon tersebut. Dari langkah-langkah tersebut, dapat dilihat contoh solusi pada Gambar 2.8 dan pohon solusi persoalan 4-Ratu pada papan catur pada Gambar (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) Gambar 2.15 Penelusuran Solusi Backtraking 4-Ratu pada papan catur

21 1 x 1 =1 x 1 = x 2 =2 x 2 =3 x 2 =4 x 2 =1 x 2 =3 x 2 = B x 3 =2 x 3 =3 x 3 =2 x 3 =4 B B x 3 = B B B x 4 =3 x 4 = B Gambar 2.16 Pohon pencarian solusi dengan Backtraking pada persoalan 4-Ratu

SOLUSI PERMAINAN CHEMICALS DENGAN ALGORITMA RUNUT BALIK

SOLUSI PERMAINAN CHEMICALS DENGAN ALGORITMA RUNUT BALIK SOLUSI PERMAINAN CHEMICALS DENGAN ALGORITMA RUNUT BALIK Irma Juniati Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10, Bandung e-mail:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan atau artificial intelligence merupakan salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti

Lebih terperinci

Pencarian Solusi Permainan Pipe Puzzle Menggunakan Algoritma Backtrack

Pencarian Solusi Permainan Pipe Puzzle Menggunakan Algoritma Backtrack Pencarian Solusi Permainan Pipe Puzzle Menggunakan Algoritma acktrack Fahmi Dumadi 13512047 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi andung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Algoritma Runut-balik (Backtracking) Bahan Kuliah IF2251 Strategi Algoritmik Oleh: Rinaldi Munir

Algoritma Runut-balik (Backtracking) Bahan Kuliah IF2251 Strategi Algoritmik Oleh: Rinaldi Munir Algoritma Runut-balik (Backtracking) Bahan Kuliah IF2251 Strategi Algoritmik Oleh: Rinaldi Munir 1 Pendahuluan Runut-balik (backtracking) adalah algoritma yang berbasis pada DFS untuk mencari solusi persoalan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA BACKTRACKING PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE

PENERAPAN ALGORITMA BACKTRACKING PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE PENERAPAN ALGORITMA BACKTRACKING PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE Alvin Andhika Zulen (13507037) Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan

Lebih terperinci

Algoritma Runut-balik (Backtracking) Bagian 1

Algoritma Runut-balik (Backtracking) Bagian 1 Algoritma Runut-balik (Backtracking) Bagian 1 Pendahuluan Algoritma Runut-balik (backtracking) adalah algoritma yang berbasis pada DFS untuk mencari solusi persoalan secara lebih mangkus. Runut-balik,

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Backtracking pada Game The Lonely Knight

Penerapan Algoritma Backtracking pada Game The Lonely Knight Penerapan Algoritma Backtracking pada Game The Lonely Knight Ananda Kurniawan Pramudiono - 13511052 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. Permainan Di zaman sekarang, terkadang sebagian manusia lebih memilih untuk bermain di kehidupan maya dibandingkan di kehidupan nyata.dan mereka memilih sebagai dunia baru karena

Lebih terperinci

Penyelesaian Permainan 3 missionaries and 3 cannibals Dengan Algoritma Runut-Balik

Penyelesaian Permainan 3 missionaries and 3 cannibals Dengan Algoritma Runut-Balik Penyelesaian Permainan 3 missionaries and 3 cannibals Dengan Algoritma Runut-Balik Hendro Program Studi Teknik Informatika Alamat : Jl. iumbeuluit Gg.Suhari No. 95/155A E-mail: kyoshiro@students.itb.ac.id

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Runut-Balik (Backtracking) pada Permainan Nurikabe

Penerapan Algoritma Runut-Balik (Backtracking) pada Permainan Nurikabe Penerapan Runut-Balik (Backtracking) pada Permainan Nurikabe Putri Amanda Bahraini Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10, Bandung e-mail: if14041@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

SOLUSI ALGORITMA BACKTRACKING DALAM PERMAINAN KSATRIA MENYEBRANG KASTIL

SOLUSI ALGORITMA BACKTRACKING DALAM PERMAINAN KSATRIA MENYEBRANG KASTIL SOLUSI ALGORITMA BACKTRACKING DALAM PERMAINAN KSATRIA MENYEBRANG KASTIL Yosef Sukianto Nim 13506035 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

ALGORITMA RUNUT BALIK DALAM PENYELESAIAN PERMAINAN WORD DIAGRAM

ALGORITMA RUNUT BALIK DALAM PENYELESAIAN PERMAINAN WORD DIAGRAM ALGORITMA RUNUT BALIK DALAM PENYELESAIAN PERMAINAN WORD DIAGRAM Ivan Saputra Mahasiswa Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung e-mail: if15091@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Runut-Balik untuk Menyelesaikan Permainan Pencarian Kata

Penerapan Algoritma Runut-Balik untuk Menyelesaikan Permainan Pencarian Kata Penerapan Algoritma Runut-Balik untuk Menyelesaikan Permainan Pencarian Kata Arfinda Ilmania /13515137 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

ALGORITMA RUNUT-BALIK (BACKTRACKING ALGORITHM) PADA MASALAH KNIGHT S TOUR

ALGORITMA RUNUT-BALIK (BACKTRACKING ALGORITHM) PADA MASALAH KNIGHT S TOUR ALGORITMA RUNUT-BALIK (BACKTRACKING ALGORITHM) PADA MASALAH KNIGHT S TOUR Fahmi Mumtaz 50605 Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung e-mail: if605@students.if.itb.ac.id; mumtaz_banget@yahoo.co.uk;

Lebih terperinci

ANTIMAGIC PUZZLE. Alwi Afiansyah Ramdan

ANTIMAGIC PUZZLE. Alwi Afiansyah Ramdan ANTIMAGIC PUZZLE Alwi Afiansyah Ramdan 135 08 099 Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung e-mail: alfiansyah.ramdan@gmail.com ABSTRAK Makalah ini membahas tentang

Lebih terperinci

Oleh Lukman Hariadi

Oleh Lukman Hariadi ANALISIS PENYELESAIAN PUZZLE SUDOKU DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA BACKTRACKING (berbentuk piramida terbalik) PROPOSAL JUDUL Diajukan Untuk Menempuh Tugas Akhir Oleh Lukman Hariadi 14201045 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Algoritma Backtracking Pada Pencarian Jalan Keluar di Dalam Labirin

Analisis Penerapan Algoritma Backtracking Pada Pencarian Jalan Keluar di Dalam Labirin Analisis Penerapan Algoritma Backtracking Pada Pencarian Jalan Keluar di Dalam Labirin Andika Pratama 13505048 Alamat: Jl. Dago Asri Blok C No.16 e-mail: if15048@students.if.itb.ac.id Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Penerapan Pohon dengan Algoritma Branch and Bound dalam Menyelesaikan N-Queen Problem

Penerapan Pohon dengan Algoritma Branch and Bound dalam Menyelesaikan N-Queen Problem Penerapan Pohon dengan Algoritma Branch and Bound dalam Menyelesaikan N-Queen Problem Arie Tando (13510018) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA RUNUT BALIK DALAM PERMAINAN TEKA-TEKI SILANG

PENERAPAN ALGORITMA RUNUT BALIK DALAM PERMAINAN TEKA-TEKI SILANG PENERAPAN ALGORITMA RUNUT BALIK DALAM PERMAINAN TEKA-TEKI SILANG Imaduddin Amin Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha No 10 Bandung Indonesia e-mail: if15067@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Analisis Beberapa Algoritma dalam Menyelesaikan Pencarian Jalan Terpendek

Analisis Beberapa Algoritma dalam Menyelesaikan Pencarian Jalan Terpendek Analisis Beberapa Algoritma dalam Menyelesaikan Pencarian Jalan Terpendek Hugo Toni Seputro Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Jl. Ganesha 10 Bandung Jawa Barat Indonesia

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA RUNUT-BALIK DALAM PENCARIAN SOLUSI TEKA-TEKI BATTLESHIP

PENERAPAN ALGORITMA RUNUT-BALIK DALAM PENCARIAN SOLUSI TEKA-TEKI BATTLESHIP PENERAPAN ALGORITMA RUNUT-BALIK DALAM PENCARIAN SOLUSI TEKA-TEKI BATTLESHIP Abraham Ranardo Sumarsono Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Brute Force dan Backtracking dalam Permainan Word Search Puzzle

Perbandingan Algoritma Brute Force dan Backtracking dalam Permainan Word Search Puzzle Perbandingan Algoritma Brute Force dan Backtracking dalam Permainan Word Search Puzzle Veren Iliana Kurniadi 13515078 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Depth-First Search dan Algoritma Hunt-and-Kill dalam Pembuatan Labirin

Perbandingan Algoritma Depth-First Search dan Algoritma Hunt-and-Kill dalam Pembuatan Labirin Perbandingan Algoritma Depth-First Search dan Algoritma Hunt-and-Kill dalam Pembuatan Labirin Arie Tando - 13510018 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

PERMAINAN KNIGHT S TOUR DENGAN ALGORITMA BACKTRACKING DAN ATURAN WARNSDORFF

PERMAINAN KNIGHT S TOUR DENGAN ALGORITMA BACKTRACKING DAN ATURAN WARNSDORFF PERMAINAN KNIGHT S TOUR DENGAN ALGORITMA BACKTRACKING DAN ATURAN WARNSDORFF Fransisca Cahyono (13509011) 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA BACKTRACKING PADA PERMAINAN MATH MAZE

PENERAPAN ALGORITMA BACKTRACKING PADA PERMAINAN MATH MAZE PENERAPAN ALGORITMA BACKTRACKING PADA PERMAINAN MATH MAZE Teneng, Joko Purwadi, Erick Kurniawan Fakultas Teknik Program Studi Teknik Informatika Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta Email: patmostos@yahoo.com,

Lebih terperinci

Pencarian Solusi Permainan Fig-Jig Menggunakan Algoritma Runut-Balik

Pencarian Solusi Permainan Fig-Jig Menggunakan Algoritma Runut-Balik Pencarian Solusi Permainan Fig-Jig Menggunakan Algoritma Runut-Balik Edward Hendrata (13505111) Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl Ganesha 10, Bandung E-mail: if15111@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BACKTRACKING ALGORITHM UNTUK PENYELESAIAN PERMAINAN SU DOKU POLA 9X9

IMPLEMENTASI BACKTRACKING ALGORITHM UNTUK PENYELESAIAN PERMAINAN SU DOKU POLA 9X9 Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 11 No. 1 Februari 2016 29 IMPLEMENTASI BACKTRACKING ALGORITHM UNTUK PENYELESAIAN PERMAINAN SU DOKU POLA 9X9 Febri Utama 1), Awang Harsa Kridalaksana 2), Indah Fitri Astuti

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA RUNUT-BALIK (BACKTRACKING) DALAM PENYELESAIAN PERMAINAN SUDOKU

PENERAPAN ALGORITMA RUNUT-BALIK (BACKTRACKING) DALAM PENYELESAIAN PERMAINAN SUDOKU PENERAPAN ALGORITMA RUNUT-BALIK (BACKTRACKING) DALAM PENYELESAIAN PERMAINAN SUDOKU Sibghatullah Mujaddid Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

ALGORITMA RUNUT-BALIK UNTUK MENGGANTIKAN ALGORITMA BRUTE FORCE DALAM PERSOALAN N-RATU

ALGORITMA RUNUT-BALIK UNTUK MENGGANTIKAN ALGORITMA BRUTE FORCE DALAM PERSOALAN N-RATU ALGORITMA RUNUT-BALIK UNTUK MENGGANTIKAN ALGORITMA BRUTE FORCE DALAM PERSOALAN N-RATU Nur Cahya Pribadi-NIM: 13505062 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Runut-balik pada Permainan Math Maze

Penerapan Algoritma Runut-balik pada Permainan Math Maze Penerapan Algoritma Runut-balik pada Permainan Math Maze Angela Lynn - 13513032 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Runut Balik dalam Pembangkitan Elemen Awal Permainan Sudoku

Aplikasi Algoritma Runut Balik dalam Pembangkitan Elemen Awal Permainan Sudoku Aplikasi Algoritma Runut Balik dalam Pembangkitan Elemen Awal Permainan Sudoku Muhammad Farhan Kemal / 13513085 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Backtracking untuk Memecahkan Puzzle The Tile Trial pada Permainan Final Fantasy XIII-2

Implementasi Algoritma Backtracking untuk Memecahkan Puzzle The Tile Trial pada Permainan Final Fantasy XIII-2 Implementasi Algoritma Backtracking untuk Memecahkan Puzzle The Tile Trial pada Permainan Final Fantasy XIII-2 Michael - 13514108 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma DFS dan BFS pada Permainan Three Piles of Stones

Penggunaan Algoritma DFS dan BFS pada Permainan Three Piles of Stones Penggunaan Algoritma DFS dan BFS pada Permainan Three Piles of Stones Muharram Huda Widaseta NIM 13508033 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Pembentukan Pohon Pencarian Solusi dalam Persoalan N-Ratu (The N-Queens Problem)

Pembentukan Pohon Pencarian Solusi dalam Persoalan N-Ratu (The N-Queens Problem) Pembentukan Pohon Pencarian Solusi dalam Persoalan N-Ratu (The N-ueens Problem) Pradipta Yuwono NIM 350603 Prodi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi andung, Jalan

Lebih terperinci

Combinatorial Game Theory, Game Tree, dan Intelegensia Buatan

Combinatorial Game Theory, Game Tree, dan Intelegensia Buatan Combinatorial Game Theory, Game Tree, dan Intelegensia Buatan Ripandy Adha - 13507115 Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung 40116, email: if17115@students.if.itb.ac.id Abstract Makalah ini membahas tentang

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma DFS pada Permainan Sudoku dengan Backtracking

Penerapan Algoritma DFS pada Permainan Sudoku dengan Backtracking Penerapan Algoritma DFS pada Permainan Sudoku dengan Backtracking Krisna Dibyo Atmojo 13510075 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Pemanfaatan Pohon dalam Realisasi Algoritma Backtracking untuk Memecahkan N-Queens Problem

Pemanfaatan Pohon dalam Realisasi Algoritma Backtracking untuk Memecahkan N-Queens Problem Pemanfaatan Pohon dalam Realisasi Algoritma Backtracking untuk Memecahkan N-Queens Problem Halida Astatin (13507049) Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Runut-Balik pada Magic Square

Penerapan Algoritma Runut-Balik pada Magic Square Penerapan Algoritma Runut-Balik pada Magic Square Joshua Bezaleel Abednego 13512013 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

PENGUNAAN DUA VERSI ALGORITMA BACKTRACK DALAM MENCARI SOLUSI PERMAINAN SUDOKU

PENGUNAAN DUA VERSI ALGORITMA BACKTRACK DALAM MENCARI SOLUSI PERMAINAN SUDOKU PENGUNAAN DUA VERSI ALGORITMA BACKTRACK DALAM MENCARI SOLUSI PERMAINAN SUDOKU Aditia Dwiperdana 13505014 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Backtrack pada Knight s Tour

Penerapan Algoritma Backtrack pada Knight s Tour Penerapan Algoritma Backtrack pada Knight s Tour Adhika Aryantio 13511061 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Runut-balik pada Penyelesaian Teka Teki Mengisi Angka

Aplikasi Algoritma Runut-balik pada Penyelesaian Teka Teki Mengisi Angka Aplikasi Algoritma Runut-balik pada Penyelesaian Teka Teki Mengisi Angka William - 13515144 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.Ganesha

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN ALGORITMA RUNUT-BALIK DALAM PENCARIAN SOLUSI PERSOALAN LOMPATAN KUDA

ANALISIS PENERAPAN ALGORITMA RUNUT-BALIK DALAM PENCARIAN SOLUSI PERSOALAN LOMPATAN KUDA ANALISIS PENERAPAN ALGORITMA RUNUT-BALIK DALAM PENCARIAN SOLUSI PERSOALAN LOMPATAN KUDA R. Raka Angling Dipura (13505056) Jurusan Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10, Bandung

Lebih terperinci

Pemanfaatan Algoritma Runut-balik dalam Penentuan Golongan Suara pada Dunia Paduan Suara

Pemanfaatan Algoritma Runut-balik dalam Penentuan Golongan Suara pada Dunia Paduan Suara Pemanfaatan Algoritma Runut-balik dalam Penentuan Golongan Suara pada Dunia Paduan Suara Stevanno Hero Leadervand (13515082) 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Backtracking pada Knight s Tour Problem

Penerapan Algoritma Backtracking pada Knight s Tour Problem Penerapan Algoritma Backtracking pada Knight s Tour Problem Mahdan Ahmad Fauzi Al-Hasan - 13510104 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Greedy dan Backtrackng Dalam Penyelesaian Masalah Rubik s Cube

Penerapan Algoritma Greedy dan Backtrackng Dalam Penyelesaian Masalah Rubik s Cube Penerapan Algoritma Greedy dan Backtrackng Dalam Penyelesaian Masalah Rubik s Cube Amir Muntaha NIM: 13505041 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Brute Force dan Breadth First Search dalam Permainan Onet

Perbandingan Algoritma Brute Force dan Breadth First Search dalam Permainan Onet Perbandingan Algoritma Brute Force dan Breadth First Search dalam Permainan Onet Dininta Annisa / 13513066 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Pendeteksian Deadlock dengan Algoritma Runut-balik

Pendeteksian Deadlock dengan Algoritma Runut-balik Pendeteksian Deadlock dengan Algoritma Runut-balik Rita Wijaya - 13509098 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Pemanfaatan Algoritma Runut-Balik dalam Menyelesaikan Puzzle NeurOn dalam Permainan Logical Cell

Pemanfaatan Algoritma Runut-Balik dalam Menyelesaikan Puzzle NeurOn dalam Permainan Logical Cell Pemanfaatan Algoritma Runut-Balik dalam Menyelesaikan Puzzle NeurOn dalam Permainan Logical Cell Adrian Mulyana Nugraha 13515075 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

Implementasi Permainan Reversi menggunakan Penelusuran BFS dengan Konsep Algoritma MinMax

Implementasi Permainan Reversi menggunakan Penelusuran BFS dengan Konsep Algoritma MinMax Implementasi Permainan Reversi menggunakan Penelusuran BFS dengan Konsep Algoritma MinMax Romi Fadillah Rahmat, Muhammad Anggia Muchtar, Dedy Arisandi Fakultas MIPA Program Studi Teknologi Informasi Universitas

Lebih terperinci

Penggunaan Strategi Algoritma Backtracking pada Pencarian Solusi Puzzle Pentomino

Penggunaan Strategi Algoritma Backtracking pada Pencarian Solusi Puzzle Pentomino Penggunaan Strategi Algoritma Backtracking pada Pencarian Solusi Puzzle Pentomino Muhammad Rian Fakhrusy / 13511008 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENYELESAIAN TEKA-TEKI PENYUSUNAN ANGKA MENGGUNAKAN ALGORITMA RUNUT BALIK

PENYELESAIAN TEKA-TEKI PENYUSUNAN ANGKA MENGGUNAKAN ALGORITMA RUNUT BALIK PENYELESAIAN TEKA-TEKI PENYUSUNAN ANGKA MENGGUNAKAN ALGORITMA RUNUT BALIK Febri Ardiansyah Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Jl. Ganesha no 10,Bandung if15099@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Penyelesaian Permainan Pacman yang disederhanakan dengan Algoritma Backtracking

Penyelesaian Permainan Pacman yang disederhanakan dengan Algoritma Backtracking Penyelesaian Permainan Pacman yang disederhanakan dengan Algoritma Backtracking Anis Istiqomah NIM 13505116 Program Studi Tekik Informatika, Institut Teknologi Bandung e-mail: if15116@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Menyelesaikan Permainan Wordament Menggunakan Algoritma Backtracking

Menyelesaikan Permainan Wordament Menggunakan Algoritma Backtracking Menyelesaikan Permainan Wordament Menggunakan Algoritma Backtracking Krisna Fathurahman/13511006 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

Penyelesaian Game Lights Out dengan Algoritma Runut Balik

Penyelesaian Game Lights Out dengan Algoritma Runut Balik Penyelesaian Game Lights Out dengan Algoritma Runut Balik Muhammad Aulia Firmansyah (13509039) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Algoritma Backtracking Pada Permainan Peg Solitaire

Algoritma Backtracking Pada Permainan Peg Solitaire Algoritma Backtracking Pada Permainan Peg Solitaire Gilbran Imami, 13509072 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA BFS DAN DFS DALAM PEMBUATAN RUTE PERJALANAN OBJEK PERMAINAN 2 DIMENSI

PERBANDINGAN ALGORITMA BFS DAN DFS DALAM PEMBUATAN RUTE PERJALANAN OBJEK PERMAINAN 2 DIMENSI PERBANDINGAN ALGORITMA BFS DAN DFS DALAM PEMBUATAN RUTE PERJALANAN OBJEK PERMAINAN 2 DIMENSI David Steven Wijaya NIM : 13505044 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika,

Lebih terperinci

MAKALAH STRATEGI ALGORITMIK (IF 2251) ALGORITMA RUNUT BALIK DALAM GAME LABIRIN

MAKALAH STRATEGI ALGORITMIK (IF 2251) ALGORITMA RUNUT BALIK DALAM GAME LABIRIN MAKALAH STRATEGI ALGORITMIK (IF 2251) ALGORITMA RUNUT BALIK DALAM GAME LABIRIN Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Algoritmik yang diberikan oleh Bapak Rinaldi Munir Oleh : Gilang Dhaskabima

Lebih terperinci

Pembentukan pohon pencarian solusi dan perbandingan masingmasing algoritma pembentuknya dalam simulasi N-Puzzle

Pembentukan pohon pencarian solusi dan perbandingan masingmasing algoritma pembentuknya dalam simulasi N-Puzzle Pembentukan pohon pencarian solusi dan perbandingan masingmasing algoritma pembentuknya dalam simulasi N-Puzzle Windarto Harimurti NIM : 13503089 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

Algoritma Backtracking Pada Logic Game : Family Crisis (Game Penyebrangan)

Algoritma Backtracking Pada Logic Game : Family Crisis (Game Penyebrangan) Algoritma Backtracking Pada Logic Game : Family Crisis (Game Penyebrangan) Muhammad Husain Jakfari 1351267 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dengan pesat, ini terlihat dari pemakaian alat-alat elektronik yang semakin canggih, Seiring

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Backtracking pada Pewarnaan Graf

Penerapan Algoritma Backtracking pada Pewarnaan Graf Penerapan Algoritma Backtracking pada Pewarnaan Graf Deasy Ramadiyan Sari 1, Wulan Widyasari 2, Eunice Sherta Ria 3 Laboratorium Ilmu Rekayasa dan Komputasi Departemen Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

ALGORITMA PENCARIAN SIMPUL SOLUSI DALAM GRAF

ALGORITMA PENCARIAN SIMPUL SOLUSI DALAM GRAF ALGORITMA PENCARIAN SIMPUL SOLUSI DALAM GRAF Anthony Rahmat Sunaryo NIM: 3506009 Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung email : if6009@students.if.itb.ac.id Abstract -- Makalah ini membahas tentang analsis

Lebih terperinci

ANALISIS PENYELESAIAN PUZZLE SUDOKU DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA BACKTRACKING ABSTRAK

ANALISIS PENYELESAIAN PUZZLE SUDOKU DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA BACKTRACKING ABSTRAK ANALISIS PENYELESAIAN PUZZLE SUDOKU DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA BACKTRACKING Rina Dewi Indah Sari Magister Teknologi Informasi Sekolah Tinggi Teknik Surabaya rideinsar30@gmail.com ABSTRAK Algoritma yang

Lebih terperinci

Sejarah teknologi game komputer secara langsung berhubungan dengan. yang membutuhkan komputer untuk bermain. Program komputer menerima input

Sejarah teknologi game komputer secara langsung berhubungan dengan. yang membutuhkan komputer untuk bermain. Program komputer menerima input BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Game Sejarah teknologi game komputer secara langsung berhubungan dengan perkembangan komputer itu sendiri [NUR08]. Komputer dengan kecepatan processor tinggi, grafis yang

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Depth First Search (DFS) dan Breadth First Search (BFS) pada Strategi Game Kamen Rider Decade Versi 0.3

Penggunaan Metode Depth First Search (DFS) dan Breadth First Search (BFS) pada Strategi Game Kamen Rider Decade Versi 0.3 Scientific Journal of Informatics Vol. 1, No. 2, November 2014 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Penggunaan Metode Depth First Search (DFS) dan Breadth First

Lebih terperinci

Penerapan BFS dan DFS pada Pencarian Solusi

Penerapan BFS dan DFS pada Pencarian Solusi Bahan Kuliah ke-8 IF5 Strategi Algoritmik Penerapan BFS dan DFS pada Pencarian Solusi Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 4 Struktur pencarian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini seiring kemajuan teknologi yang terus mengalami perkembangan pesat. Salah satunya adalah industri permainan animasi. Berangkat dari hal itu, antusiasme dalam

Lebih terperinci

Penerapan BFS dan DFS pada Pencarian Solusi

Penerapan BFS dan DFS pada Pencarian Solusi Penerapan BFS dan DFS pada Pencarian Solusi Bahan Kuliah IF2151 Strategi Algoritmik Oleh: Rinaldi Munir 1 Pengorganisasian Solusi Kemungkinan2 solusi dari persoalan membentuk ruang solusi (solution space)

Lebih terperinci

Algoritma Runut-balik (Backtracking)

Algoritma Runut-balik (Backtracking) Algoritma Runut-balik (Backtracking) Bahan Kuliah IF2211 Strategi Algoritma Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Informatika STEI-ITB 1 2 Pendahuluan Backtracking dapat dipandang sebagai salah satu dari dua

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Runut-balik Pada Pencarian Solusi dalam Persoalan Magic Square

Penggunaan Algoritma Runut-balik Pada Pencarian Solusi dalam Persoalan Magic Square Penggunaan Algoritma Runut-balik Pada Pencarian Solusi dalam Persoalan Magic Square Tahir Arazi NIM : 1350505 Program Studi Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma DFS dan BFS untuk Permainan Wordsearch Puzzle

Penerapan Algoritma DFS dan BFS untuk Permainan Wordsearch Puzzle Penerapan Algoritma DFS dan BFS untuk Permainan Wordsearch Puzzle Stefan Lauren / 13510034 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Sistem Kecerdasan Buatan. Masalah, Ruang Masalah dan Pencarian Solusi. Masalah. Masalah Sebagai Ruang Keadaan 10/7/2015

Sistem Kecerdasan Buatan. Masalah, Ruang Masalah dan Pencarian Solusi. Masalah. Masalah Sebagai Ruang Keadaan 10/7/2015 Sistem Kecerdasan Buatan Masalah, Ruang Masalah dan Pencarian Solusi Bahan Bacaan : Sri Kusumadewi, Artificial Intelligence. Russel, Artificial Intelligence Modern Approach 2 bagian utama kecerdasan buatan

Lebih terperinci

Kecerdasan Buatan. Penyelesaian Masalah dengan Pencarian... Pertemuan 02. Husni

Kecerdasan Buatan. Penyelesaian Masalah dengan Pencarian... Pertemuan 02. Husni Kecerdasan Buatan Pertemuan 02 Penyelesaian Masalah dengan Pencarian... Husni Lunix96@gmail.com http://komputasi.wordpress.com S1 Teknik Informatika, STMIK AMIKOM, 2013 Outline Konsep Pencarian Pencarian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence merupakan bagian dari ilmu pengetahuan komputer ng khusus ditujukan dalam perancangan otomatisasi tingkah laku

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Backtracking untuk Menyelesaikan Permainan Hashiwokakero

Penerapan Algoritma Backtracking untuk Menyelesaikan Permainan Hashiwokakero Penerapan Algoritma Backtracking untuk Menyelesaikan Irfan Kamil 13510001 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma BFS dan DFS dalam Mencari Solusi Permainan Rolling Block

Penerapan Algoritma BFS dan DFS dalam Mencari Solusi Permainan Rolling Block Penerapan Algoritma dan DFS dalam Mencari Solusi Permainan Rolling Block Zakiy Firdaus Alfikri 13508042 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini :

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Langkah Penelitian Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini : 1. Studi Literatur Bertujuan untuk mencari teori mengenai permainan Tic Tac Toe

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Runut-Balik dan Graf dalam Pemecahan Knight s Tour

Penerapan Algoritma Runut-Balik dan Graf dalam Pemecahan Knight s Tour Penerapan Algoritma Runut-Balik dan Graf dalam Pemecahan Knight s Tour Krisnaldi Eka Pramudita NIM-13508014 Prodi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Bandung 40135, Email : if18014@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Greedy, BFS, Branch and Bound, dan Metode Heuristik dalam Permainan Reversi

Implementasi Algoritma Greedy, BFS, Branch and Bound, dan Metode Heuristik dalam Permainan Reversi Implementasi Algoritma Greedy, BFS, Branch and Bound, dan Metode Heuristik dalam Permainan Reversi Gilang Julian Suherik - 13512045 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

ALGORITMA BACKTRACKING SEBAGAI SOLUSI GAME WORD SEARCH PUZZLE BERBASIS JAVA MOBILE

ALGORITMA BACKTRACKING SEBAGAI SOLUSI GAME WORD SEARCH PUZZLE BERBASIS JAVA MOBILE ISSN : 1978-6603 ALGORITMA BACKTRACKING SEBAGAI SOLUSI GAME WORD SEARCH PUZZLE BERBASIS JAVA MOBILE *Azanuddin #1, Iskandar Zulkarnaen #2,Purwadi #3 #1,2,3 Program Studi Sistem Informasi, STMIK Triguna

Lebih terperinci

JURNAL PERANCANGAN GAME PUZZLE 2D PENGENALAN HEWAN BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKTRACKING

JURNAL PERANCANGAN GAME PUZZLE 2D PENGENALAN HEWAN BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKTRACKING JURNAL PERANCANGAN GAME PUZZLE 2D PENGENALAN HEWAN BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKTRACKING 2D PUZZLE GAME DESIGN OF ANIMAL RECOGNITION BASED ON ANDROID USING BACKTRACKING ALGORITHM Oleh: MUHAMMAT

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Runut Balik dalam Pengenalan Citra Wajah pada Basis Data

Implementasi Algoritma Runut Balik dalam Pengenalan Citra Wajah pada Basis Data Implementasi Algoritma Runut Balik dalam Pengenalan Citra Wajah pada Basis Data Restu Arif Priyono / 13509020 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma DFS dalam Menyelesaikan Permainan Buttons & Scissors

Penerapan Algoritma DFS dalam Menyelesaikan Permainan Buttons & Scissors Penerapan Algoritma DFS dalam Menyelesaikan Permainan Buttons & Scissors Muhammad Ridwan / 13513008 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENCARIAN JALAN (PATH-FINDING)

PENGGUNAAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENCARIAN JALAN (PATH-FINDING) PENGGUNAAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENCARIAN JALAN (PATH-FINDING) R. Aditya Satrya Wibawa (NIM. 30064) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma DFS dalam Pencarian Strategi Permainan Catur

Penggunaan Algoritma DFS dalam Pencarian Strategi Permainan Catur Penggunaan Algoritma DFS dalam Pencarian Strategi Permainan Catur Muhammad Anwari Leksono - 13508037 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA BACKTRACKING DALAM PENCARIAN KOEFISIEN ROOK POLYNOMIAL

PENGGUNAAN ALGORITMA BACKTRACKING DALAM PENCARIAN KOEFISIEN ROOK POLYNOMIAL PENGGUNAAN ALGORITMA BACKTRACKING DALAM PENCARIAN KOEFISIEN ROOK POLYNOMIAL Arinta Primandini Auza 13505021 Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Alamat : Jl Ganeca 10 Bandung e-mail:

Lebih terperinci

PERBANDINGAN APLIKASI ALGORITMA BRUTE-FORCE DAN KOMBINASI ALGORITMA BREADTH FIRST SEARCH DAN GREEDY DALAM PENCARIAN SOLUSI PERMAINAN TREASURE HUNT

PERBANDINGAN APLIKASI ALGORITMA BRUTE-FORCE DAN KOMBINASI ALGORITMA BREADTH FIRST SEARCH DAN GREEDY DALAM PENCARIAN SOLUSI PERMAINAN TREASURE HUNT PERBANDINGAN APLIKASI ALGORITMA BRUTE-FORCE DAN KOMBINASI ALGORITMA BREADTH FIRST SEARCH DAN GREEDY DALAM PENCARIAN SOLUSI PERMAINAN TREASURE HUNT Adi Purwanto Sujarwadi (13506010) Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma BFS dan DFS dalam Permainan Ular Tangga

Penerapan Algoritma BFS dan DFS dalam Permainan Ular Tangga Penerapan Algoritma BFS dan DFS dalam Permainan Ular Tangga Christ Angga Saputra 09 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 0 Bandung

Lebih terperinci

PEMBANGKIT TEKA-TEKI SILANG DENGAN ALGORITMA BACKTRACKING SERTA APLIKASI PERMAINANNYA YANG BERBASIS WEB

PEMBANGKIT TEKA-TEKI SILANG DENGAN ALGORITMA BACKTRACKING SERTA APLIKASI PERMAINANNYA YANG BERBASIS WEB PEMBANGKIT TEKA-TEKI SILANG DENGAN ALGORITMA BACKTRACKING SERTA APLIKASI PERMAINANNYA YANG BERBASIS WEB Hafni Syaeful Sulun dan Rinaldi Munir Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Backtracking Untuk Menentukan Keisomorfikan Graf

Penggunaan Algoritma Backtracking Untuk Menentukan Keisomorfikan Graf Abstrak Penggunaan Algoritma Backtracking Untuk Menentukan Keisomorfikan Graf Neni Adiningsih, Dewi Pramudi Ismi, Ratih Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen Teknik Informatika, Institut

Lebih terperinci

APLIKASI GAME TIC TAC TOE 6X6 BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN ALGORITMA MINIMAX DAN HEURISTIC EVALUATION

APLIKASI GAME TIC TAC TOE 6X6 BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN ALGORITMA MINIMAX DAN HEURISTIC EVALUATION APLIKASI GAME TIC TAC TOE 6X6 BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN ALGORITMA MINIMAX DAN HEURISTIC EVALUATION Ever Jayadi1), Muhammad Aziz Fatchur Rachman2), Muhammad Yuliansyah3) 1), 2), 3) Teknik Informatika

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Backtracking dalam Pencarian Solusi Flash Game Web-Based Maze

Implementasi Algoritma Backtracking dalam Pencarian Solusi Flash Game Web-Based Maze Implementasi Algoritma Backtracking dalam Pencarian Solusi Flash Game Web-Based Maze Andre Novelando (13509085) 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Algoritma Greedy dalam Artificial Intelligence Permainan Tic Tac Toe

Algoritma Greedy dalam Artificial Intelligence Permainan Tic Tac Toe Algoritma Greedy dalam Artificial Intelligence Permainan Tic Tac Toe Alif Bhaskoro 13514016 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

UNTUK PEMECAHAN MASALAH PADA PERMAINAN HASHIWOKAKERO

UNTUK PEMECAHAN MASALAH PADA PERMAINAN HASHIWOKAKERO PENGGUNAAN TEKNIK HEURISTIK DAN ALGORITMAA RUNUT-BALIK UNTUK PEMECAHAN MASALAH PADA PERMAINAN HASHIWOKAKERO Gisca Tamara Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Infromatika Institut

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Backtrack dan Aturan Warnsdorff Untuk Menyelesaikan Knight s Tour Problem

Penggunaan Algoritma Backtrack dan Aturan Warnsdorff Untuk Menyelesaikan Knight s Tour Problem Penggunaan Algoritma Backtrack dan Aturan Warnsdorff Untuk Menyelesaikan Knight s Tour Problem Ali Akbar - 13514080 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Traversal Dalam Binary Space Partitioning

Aplikasi Algoritma Traversal Dalam Binary Space Partitioning Aplikasi Algoritma Traversal Dalam Binary Space Partitioning Pudy Prima (13508047) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Graph Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objekobjek tersebut. Gambar 2.1 merupakan sebuah graf yang menyatakan peta jaringan jalan raya

Lebih terperinci

Penerapan Teori Graf untuk Menyelesaikan Teka-Teki Permainan The Knight's Tour

Penerapan Teori Graf untuk Menyelesaikan Teka-Teki Permainan The Knight's Tour Penerapan Teori Graf untuk Menyelesaikan Teka-Teki Permainan The Knight's Tour Micky Yudi Utama - 13514011 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

Pelacakan dan Penentuan Jarak Terpendek terhadap Objek dengan BFS (Breadth First Search) dan Branch and Bound

Pelacakan dan Penentuan Jarak Terpendek terhadap Objek dengan BFS (Breadth First Search) dan Branch and Bound Pelacakan dan Penentuan Jarak Terpendek terhadap Objek dengan BFS (Breadth First Search) dan Branch and Bound Mico (13515126) Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Jl. Ganesha 10,

Lebih terperinci

Pencarian Pohon Solusi Permainan Alchemy Menggunakan Algoritma BFS dan DFS

Pencarian Pohon Solusi Permainan Alchemy Menggunakan Algoritma BFS dan DFS Pencarian Pohon Solusi Permainan Alchemy Menggunakan Algoritma BFS dan DFS Emil Fahmi Yakhya - 13509069 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci