PELATIHAN TEKNIS PENYUSUNAN DAN PENGHITUNGAN ANGKA KREDIT BAGI PUSTAKAWAN SE-BALI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELATIHAN TEKNIS PENYUSUNAN DAN PENGHITUNGAN ANGKA KREDIT BAGI PUSTAKAWAN SE-BALI"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN TEKNIS PENYUSUNAN DAN PENGHITUNGAN ANGKA KREDIT BAGI PUSTAKAWAN SE-BALI Oleh Ni Kadek Etik Suparmini,S.Sos /Ketua tim pelaksana Drs. I Ketut Artana,S.Sos./ Anggota tim pelaksana Nyoman Angela Datta/ Anggota tim pelaksana Ir. I Gede Dana/ Anggota tim pelaksana Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)Universitas Pendidikan Ganesha Dengan SPK Nomor: 116/UN48.16/PM/2016 Tanggal 25 Februari 2016 PERPUSTAKAAN LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2016

2 HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT a Judul Program : Pelatihan Teknis Penyusunan dan Penghitungan Angka Kredit Bagi Pustakawan Se-Bali b Jenis Program : Pelatihan c Bidang Kegiatan : Perpustakaan d Identitas Pelaksana 1. Ketua - Nama Lengkap : Ni Kadek Etik Suparmini,S.Sos - NIP : Pangkat/Gol. : Penata Muda Tk.I/IIIb - Alamat kantor : Jln. Udayana 11, Singaraja - Alamat rumah : Jl. Sermakarma Lc.8, No.8 Baktiseraga 2. Anggota 1 - Nama Lengkap : Drs. I Ketut Artana,S.Sos - NIP : Pangkat/Gol. : Pembina Tk.I/IVb - Alamat kantor : Jln. Udayana, Singaraja - Alamat rumah : Singaraja 3. Anggota 2 Nyoman Angela Datta - Nama Lengkap : - NIP : Pangkat/Gol. : Pembina/IVa - Alamat kantor : Jln. Udayana, Singaraja - Alamat rumah : Jl. Serkam, GG Nuri, No.1 Singaraja 4. Anggota 3 - Nama Lengkap : Ir. Gede Dana - NIP : Pangkat/Gol. : Pembina/IVa - Alamat kantor : Jln. Udayana, Singaraja - Alamat rumah : Singaraja e Lokasi Kegiatan : Perpustakaan Undikha f Biaya yang diusulkan : Rp ,- (Delapan juta lima ratus ribu rupiah) Singaraja, 30 Oktober 2016 i

3 TIM PELAKSANA 1. Ketua Pelaksana a. Nama dan gelar : Ni Kadek Etik Suparmini,S.Sos b. Pangkat/Golongan/NIP : Penata Muda Tk.I/IIIb/ c. Jabatan Fungsional : Pustakawan Muda d. Bidang Keahlian : Perpustakaan dan Ilmu Sosial 2. Anggota Pelaksana 1 a. Nama dan gelar : Drs. I Ketut Artana,S.Sos b. Pangkat/Golongan/NIP : Pembina Tk.I/IVb / c. Jabatan Fungsional : Pustakawan Madya d. Bidang Keahlian : Perpustakaan dan Bahasa Indonesia 3. Anggota Pelaksana 2 a. Nama dan gelar : Nyoman Angela Datta b. Pangkat/Golongan/NIP : Pembina/IVa / c. Jabatan Fungsional : Pustakawan Madya d. Bidang Keahlian : Perpustakaan dan Ilmu Hukum 4. Anggota Pelaksana 2 a. Nama dan gelar : Ir. Gede Dana b. Pangkat/Golongan/NIP : Pembina/IVa / c. Jabatan Fungsional : Pustakawan Madya d. Bidang Keahlian : Perpustakaan dan Ilmu Pertanian ii

4 KATA PENGANTAR Atas karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa pengabdian masyarakat dengan judul "Pelatihan Teknis Penyusunan dan Penghitungan Angka Kredit Bagi Pustakawan Se-Bali" dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan harapan. Pengabdian ini dilaksanakan dengan tujuan utama untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan para pustakawan di Propinsi Bali dalam bidang penyusunan dan penghitungan angka kredit dalam pengembangan karir sebagai pejabat fungsional. Penyelenggaraan P2M ini tidak terlepas dari kerjasama banyak pihak dan ucapan terimakasih disampaikan kepada beberapa pihak yang telah membantu pelaksanaan pelatihan, antara lain 1. Bapak Rektor, Kepala Perpustakaan dan Kepala Bagian Perlengkapan Undiksha yang telah memfasilitasi kegiatan ini 2. Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Pendidikan Ganesha yang telah mendanai kegiatan ini. 3. Staf Perpustakaan Universitas Pendidikan Ganesha. 4. Mahasiswa dan pustakawan yang terlibat sebagai peserta dalam pengabdian ini. Tiada gading yang tak retak, tiada usaha yang bisa dilakukan sesempurna mungkin Mudah-mudahan bantuan dan kerjasama melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat dilanjutkan pada kesempatan kerja berikutnya Singaraja, 31 Oktober 2016 Penulis iii

5 ABSTRAK Pustakawan menyadari betapa pentingnya memiliki keterampilan menyusun dan menghitung angka kredit, namun disisi lain berbagai kendala dan persoalan masih menyelimuti pustakawan ketika melakukan penyusunan dan penghitungan angka kredit seperti minimnya pengetahuan dan wawasan pustakawan dalam menyusun dan menghitung angka kredit. Berdasarkan hal itu, masalah yang diangkat dalam pelaksanaan P2M ini adalah bagaimana meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para pustakawan di propinsi Bali dalam menyusun dan menghitung angka kredit. Dalam kegiatan pelatihan dan pendampingan ini, digunakan beberapa metode, yaitu metode ceramah, disertai dengan tanya jawab, yang digunakan untuk menyampaikan pengetahuan dan wawasan tentang angka kredit, metode pemberian tugas yang digunakan untuk praktek menyusun dan menghitung angka kredit berdasarkan dengan teori yang telah dijelaskan sebelumnya yang disertai dengan kegiatan melatih dan mendampingi untuk menyusun dan menghitung angka kredit yang benar. Dari hasil pelaksanaan kegiatan yang telah diuraikan diatas dan berdasarkan kriteria keberhasilan yang ditetapkan, dapatlah disimpulkan bahwa secara kuantitatif keterampilan pustakawan dalam menyusun dan menghitung angka kredit setelah mengikuti pelatihan dan pendampingan tergolong berhasil. Namun, secara kualitatif, ada beberapa peserta yang cukup banyak mengalami kesulitan dan kesalahan pada menentukan butir kegiatan dan jumlah angka kreditnya. Kata-kata kunci : pelatihan, pendampingan, pustakawan, iv

6 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i TIM PELAKSANA... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Analisis Situasi Identifikasi dan Perumusan Masalah Tujuan Kegiatan Manfaat Kegiatan... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7 BAB III METODE PELAKSANAAN Kerangka Pemecahan Masalah Khalayak Sasaran Strategis Metode Pelaksanaan Kegiatan Keterkaitan Metode Evaluasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pembahasan BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

7 Daftar Lampiran Lampiran 1: Dokumentasi Administrasi Kegiatan Lampiran 2: Lampiran Makalah pelatihan Lampiran 3: Soal dan dupak hasil pelatihan Lampiran 4: Daftar Hadir Peserta Pelatihan Lampiran 5: Susunan Acara Lampiran 5: Foto Dokumentasi Kegiatan Pelatihan Lampiran 6: Peta Lokasi Kegiatan vi

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pustakawan adalah sebuah profesi di bidang perpustakaan. Profesi pustakawan telah diakui oleh pemerintah sebagai pejabat fungsional. Bentuk pengakuan pemerintah dituangkan dalam Keputusan Menpan No.33 Tahun 1998 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, kemudian direvisi berdasarkan Keputusan Menpan No.132 Tahun 2002 dan terakhir diperbaharui sesuai Keputusan Menpan dan RB Nomor 9 Tahun Pengakuan pustakawan sebagai pejabat fungsional telah memberikan peluang lebih banyak kepada para pejabat fungsional Pustakawan dalam mengembangkan karirnya. Untuk itu sangat penting adanya upaya peningkatan kemampuan pustakawan. Pada hakekatnya seorang Pustakawan mengikuti suatu program peningkatan kemampuan bertujuan antara lain : 1) untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan serta keahlian dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pejabat fungsional Pustakawan, untuk masa sekarang maupun masa akan datang, 2) untuk memperoleh bekal pengetahuan atau keterampilan/keahlian dalam rangka menghadapi suatu peralihan tugas/jabatan di masa yang akan datang, dan 3) untuk memenuhi persyaratan kenaikan jabatan/pangkat, pindah jabatan ataupun melaksanakan tugas tertentu (Perpusnas, 2009). Sesuai KepMenpan dan RB Nomor 9 Tahun 2014 dinyatakan bahwa jabatan fungsional pustakawan adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan. Sedangkan, pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan. Terbitnya keputusan pemerintah tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, mengisyaratkan bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan oleh pustakawan dinilai berdasarkan angka kredit yang telah ditetapkan dalam petunjuk teknis jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya.angka kredit yang dikumpulkan digunakan untuk menentukan kenaikan pangkat/jabatan pustakawan. Ada beberapa persyaratan yang telah ditentukan dalam Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya bagi pustakawan yang ingin menaikkan jabatan/pangkatnya, salah satunya yaitu telah memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk 1

9 kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi. Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dikumpulkan oleh pustakawan yang akan naik jabatan adalah sekurang-kurangnya, 80% angka kredit berasal dari unsur utama, dan sebanyak-banyaknya 20% dari unsur penunjang. Dalam perkembangan jabatan fungsional pustakawan, masih ada pejabat pustakawan yang belum mengumpulkan angka kredit sesuai dengan yang dipersyaratkan berupa laporan pada DUPAK (Daftar Usul Penetapan Angka Kredit). Bahkan masih banyak kredit macet sehingga angka kredit yang terkumpul tidak memenuhi jumlah yang dipersyaratkan. Hal ini merupakan keadaan yang cukup memprihatinkan bagi perkembangan karir pustakawan. Oleh karena itu sebagai pustakawan profesional dituntut untuk rajin dengan kreativitas tinggi, kritis, dan jeli terhadap peluang perolehan angka kredit. Pustakawan sering merasakan sempit lahannya/kegiatannya dan kecil nilainya, untuk mengatasi hal tersebut diperlukan strategi dalam perolehannya. Banyak sekali masalah yang muncul dalam hal mundurnya kenaikan pangkat/jabatan pustakawan. Menurut Endang Fatmawati (2014) diidentifikasi, diantaranya yaitu a) adanya perbedaan persepsi antara Pustakawan dan Tim Penilai dalam memahami Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, b) perbedaan persepsi diantara Tim Penilai dalam melakukan penilaian terhadap bukti fisik pustakawan, c) pejabat Fungsional Pustakawan kurang kreatifatau malas untuk mengumpulkan angka kredit, baik untuk maintenance maupun usulan kenaikan jabatan, d) pejabat Fungsional Pustakawan tidak tahu cara mengisi DUPAK, e) persyaratan berkas dan DUPAK yang diajukan oleh pustakawan kurang lengkap dan tidak sesuai ketentuan yang dipersyaratkan, f) pejabat Fungsional Pustakawan kurang memahami butir kegiatan dan bukti fisik yang harus dinilaikan, g) pejabat Fungsional Pustakawan tidak mempunyai motivasi untuk maju, sehingga mau mengurus kenaikan jabatan jika disuruh pimpinan atau jika sudah ada Surat Teguran dari bagian kepegawaian karena sudah 5 tahun tidak mengurus kenaikan jabatan dan h) penempatan tenaga pustakawan oleh atasan pada instansi yang terkadang tidak sesuai dengan tugas pokok dan kompetensi yang dimiliki (misalnya: pustakawan tingkat ahli yang harus mengerjakan pekerjaan tingkat terampil dan sebaliknya, sehingga apa yang dikerjakan tidak bisa diusulkan nilai angka kreditnya). Mencermati kegiatan penyusunan dan penghitungan angka kredit merupakan kewajiban untuk dilaksanakan oleh pustakawan secara baik dan benar, maka materi tentang pelaksanaan 2

10 petunjuk teknis kepustakawanan sangat penting untuk dipahami dan dipraktikan dalam kegiatan menyusun dan menghitung angka kredit. Salah satu faktor internal yang menghambat pustakawan memperoleh angka kredit dan naik jabatan/pangkat adalah terbatasnya keterampilan teknis kepustakawanan. Melalui bimbingan teknis yang praktis dan tepat, pustakawan akan terlatih berfikir cermat dan sistematis serta dapat dipergunakan sebagai bahan untuk peningkatan karir pustakawan. Secara faktual permasalahan prinsip yang dialami oleh para pustakawan adalah yang berkaitan dengan keterampilan teknis berkaitan pengajuan usulan untuk kenaikan jabatan/pangkat pustakawan. Menurut Perpusnas RI (2009), pekerjaan kepustakawanan yang bersifat teknis profesional, merupakan kegiatan yang membutuhkan lebih banyak keterampilan (skill) daripada kemampuan intelektual (daya nalar). Untuk itu diperlukan upaya terstruktur dan terprogram dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang penyusunan dan penghitungan angka kredit yang sesuai dengan petunjuk teknis pustakawan. Secara teoritik, angka kredit adalah satuan nilai dari setiap butir kegiatan dan/atau akumulasi butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh pustakawan dalam rangka pembinaan karir yang bersangkutan. Selanjutnya, penilaian angka kredit pustakawan adalah proses evaluasi dan verifikasi yang dilakukan oleh Tim Penilai terhadap DUPAK yang diusulkan sebagai bahan penetapan angka kredit prestasi yang dicapai pustakawan.oleh karena itu, kemampuan dan keterampilan menyusun dan menghitung angka kredit yang benar dan tepat sudah selayaknya dimiliki oleh setiap pustakawan. 1.2 Analisis Situasi Pustakawan di propinsi Bali tersebar di berbagai tempat, yaitu di Perpustakaan kabupaten/kota, Perpustakaan di propinsi, Perpustakaan perguruan tinggi, Perpustakaan sekolah, dan Perpustakaan khusus/instansi. Jejang jabatan pustakawan terbagi dua, yakni jenjang jabatan pustakawan ahli dan pustakawan terampil.pustakawan sebagai sebuah profesi telah memiliki wadah perkumpulan/organisasi profesi yaitu Ikatan Pustakawan Indonesia Propinsi Bali dan Forum Kerjasama Perpustakaan Propinsi Bali. Pustakawan dalam mengembangkan karir kepustakawanan dituntut untuk mampu mengumpulkan angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan dan pangkat yang lebih tinggi. Dalam pengumpulan angka kredit, pustakawan harus melakukan kegiatan pustakawan 3

11 yang terdiri atas unsur utama dan unsur penunjang. Adapun unsur utama, meliputi bidang pendidikan, pengelolaan perpustakaan, pelayanan perpustakaan, pengembangan sistem kepustakawanan, dan pengembangan profesi. Sedangkan, unsur penunjang meliputi mengajar, melatih, peran serta dalam pertemuan ilmiahkepustakawanan, menjadi anggota profesi, melakukan lomba, memperoleh penghargaan, memperoleh gelar kesarjanaan lainnya dan peran serta dalam tim penilai pustakawan. Dalam pengembangan karir seorang pustakawan kenaikan jabatan/pangkatnya semestinya dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Untuk mewujudkannya, maka pustakawan yang akan mengusulkan kenaikan jabatan/pangkatnya harus mampu mengumpulkan angka kredit yang dipersyaratkan dan menyusun secara tepat sesuai petunjuk teknis sehingga berkas yang diusulkan tidak dikembalikan oleh sekretariat tim penilai. Oleh karena itu bagi pustakawan sangat penting memahami secara teknis menyusun berkas usulan yang benar dan teknis menghitung angka kredit secara tepat. Berdasarkan pada hasil observasi di lapangan yaitu di Sekretariat Tim Penilai, hasil wawancara dengan para pustakawan serta hasil penelusuran dokumentasi pengajuan DUPAK (Daftar Usul Penetapan Angka Kredit) pustakawan yang ada di daerah Bali, sampai Juni tahun 2015 ditemukan beberapa hal yang menjadi penghambat sehingga kenaikan jabatan/pangkat pustakawan tertunda. Temuan itu meliputi kesalahan dalam menyusun berkas usulan dan kesalahan dalam menghitung angka kredit. Kesalahan dalam menyusun berkas, antara lain berkas usulan tidak disusun berdasarkan tahun pelaksanaan kegiatan melainkan berdasarkan jenis kegiatan, setiap laporan kegiatan tidak disusun berdasarkan bidang kegiatan melainkan disusun berdasarkan hasil kegiatan, berkas-berkas tidak melampirkan surat pengantar (permohonan), surat tugas dari atasan langsung, surat tugas limpah, dan surat penugasan serta satuan hasil yang tidak sesuai, misalnya judul, topik, lembar lepas dan paket. Sedangkan, kesalahan dalam menghitung angka kredit antara lain mengerjakan tugas pokok diatasnya tidak dikalikan 80% tetapi dikalikan 100%, membuat karya ilmiah, buku pedoman teknis, kumpulan karya ilmiah yang berkelompok pembagian kreditnya tidak dibagi berkelompok, kegiatan melatih angka kreditnya disamakan dengan kegiatan konsultasi teknis, melakukan klasifikasi sederhana dihitung sama dengan klasifikasi kompleks, dan membuat makalah ilmiah kreditnya dihitung sama dengan artikel ilmiah. 4

12 Kondisi seperti di atas menyebabkan berkas usulan kenaikan jabatan/pangkat pustakawan tidak dapat diproses dan dinilai yang mengakibatkan kenaikan jabatan/pangkat pustakawan menjadi tertunda. Hal ini terjadi karena berbagai hal, misalnya kurangnya pengetahuan dan keterampilan pustakawan tentang angka kredit, kurangnya pemahaman pustakawan tentang bagaimana menghitung angka kredit, dan berbagai hal lainnya. Mengingat sedemikian urgennya permasalahan penyusunan dan penghitungan angka kredit dalam pengembangan karir fungsional pustakawan, maka dalam pengabdian masyarakat ini akan dilakukan pelatihan teknis penyusunan dan penghitungan angka kredit bagi para pustakawan yang ada di Propinsi Bali. 1.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan analisis situasi dan kondisi empiris di atas, maka permasalahan yang dialami oleh para pustakawan di Propinsi Bali adalah kurangnya kemampuan (pengetahuan) dan keterampilan pustakawan dalam menyusun berkas usulan yang benar sesuai dengan petunjuk teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan menghitung angka kredit yang tepat. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah melalui pelatihan teknis penyusunan dan penghitungan angka kredit bagi pustakawan se-bali dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan pustakawan secara teori dan praktek dalam penyusunan angka kredit? " Dengan demikian, maka program ini akan difokuskan pada upaya peningkatan kemampuan dan keterampilan pustakawan dalam menyusun dan menghitung angka kredit sesuai dengan petunjuk teknis jabatan fungsional pustakawan. 1.4 Tujuan Kegiatan Tujuan utama dari kegiatan ini adalah meningkatkan wawasan dan keterampilan para pustakawan di Propinsi Bali dalam bidang penyusunan dan penghitungan angka kredit dalam ranga proses pengusulan kenaikan jabatan/pangkat sehingga pustakawan yang selama ini kurang peduli dan cenderung asal-asalan (tidak cermat) dapat termotivasi melakukan kegiatan penyusunan dan penghitungan angka kredit dengan cermat, benar dan tepat. Kondisi ini disinyalir akan mampu meningkatkan kinerja dan semangat pustakawan dalam pengembangan karir sebagai pejabat fungsional. 5

13 1.5 Manfaat Kegiatan Berdasarkan tujuan program pengabdian masyarakat di atas, maka secara realistik implementasi pelatihan untuk meningkatkan dan keterampilan para pustakawan dalam kegiatan penyusunan dan penghitungan angka kredit, diharapkan dapat bermanfaat bagi : (a) Pemerintah Propinsi Bali, khususnya Badan Perpustakaan dan Arsip Propinsi Bali, Pemerintah Kota/Kabupaten di Bali, Perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Khusus Instansi Pemerintah bahwa program ini dapat membantu memperlancar proses pengusulan kenaikan jabatan/pangkat pustakawan dalam upaya pengembangan dan peningkatan karir pustakawan. (b) Para pustakawan di Propinsi Bali, program ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan wawasan dan keterampilan mereka dalam melakukan kegiatan penyusunan dan penghitungan angka kredit. 6

14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Jabatan Fungsional Pustakawan Menurut KepMenpan dan RB RI Nomor 9 Tahun 2014, dinyatakan bahwa Pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan. Jabatan Fungsional Pustakawan merupakan jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan. Sebagai pejabat fungsional, pustakawan dituntut memiliki kompetensi profesional dan kompetensi personal. Kompetensi profesional mencakup aspek pengetahuan, keahlian, dan sikap kerja. Sedangkan, kompetensi personal mencakup aspek kepribadian dan interaksi sosial. Jabatan fungsional Pustakawan adalah jabatan karier Pegawai Negeri Sipil yang bersifat Fungsional dan diukur berdasarkan prestasi kerja yang dicapai dalam melaksanakan tugas sesuai jenjang jabatannya. Dalam pembinaan karir Pustakawan, terdapat pihak-pihak/unsur-unsur yang terkait dalam kelancaran karir Pustakawan yaitu : 1. Atasan langsung pejabat fungsional Pustakawan dan atau ketua kelompok yang merupakan pihak/unsur pemberi lahan dan tugas kegiatan serta pemantau hasil kerja pejabat fungsional Pustakawan. 2. Tim penilai, sebagai pihak/unsur yang menilai prestasi kerja yang diajukan oleh pejabat fungsional Pustakawan sebagai dasar kenaikan jabatan/pangkat yang bersangkutan. 3. Bagian kepegawaian, sebagai pihak yang memproses administrasi kenaikan jabatan/pangkat pejabat fungsional Pustakawan. Ketiga pihak tersebut satu sama lain berkaitan dan agar diperoleh pola pembinaan karir pejabat fungsional Pustakawan secara obyektif, maka diperlukan adanya kesamaan persepsi dalam menjabarkan pemahaman pengertian masing-masing kegiatan yang tertuang dalam acuan/pedoman yang ada dan harus diketahui oleh pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Jabatan fungsional pustakawan ini memiliki beban angka kredit secara proporsional sesuai dengan jenjang jabatan, pangkat dan golongannya. Jenjang jabatan fungsional pustakawan 7

15 terdiri dari pustakawan tingkat terampil dan pustakawan tingkat ahli. Jenjang jabatan pustakawan tingkat terampil terdiri dari pustakawan pelaksana, pustakawan pelaksana lanjutan dan pustakawan penyelia. Sedangkan, pustakawan tingkat ahli terdiri dari pustakawan pertama, pustakawan muda, pustakawan madya, dan pustakawan utama. Selanjutnya, berdasarkan pangkat dan golongan ruang bagi pustakawan, yaitu pustakawan pelaksana dari pangkat pengatur muda, golongan II/b sampai pengatur tk.i, golongan II/d, pustakawan pelaksana lanjutan dari pangkat penata muda, golongan III/a sampai penata muda tk.i, golongan III/b, dan pustakawan penyelia dari pangkat penata, golongan III/c sampai penata tk.i, golongan III/d. Sedangkan, pustakawan pertama dari pangkat penata muda, golongan III/a sampai penata muda tk.i, golongan III/b, pustakawan muda dari pangkat penata, golongan III/c sampai penata tk.i, golongan III/d, pustakawan madya dari pangkat pembina, golongan IV/a sampai pembina utama muda, golongan IV/c, dan pustakawan utama dari pangkat pembina utama madya, golongan IV/d sampai pembina utama, golongan IV/e. Kenaikan jabatan dan pangkat sangat tergantung dengan angka kredit yang dimiliki oleh seorang pustakawan. Oleh karena itu pustakawan dituntut memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan tentang bagaimana mengumpulkan, menghitung dan menyusun berkas usulan kenaikan jabatan/pangkat pustakawan 1.2 Angka Kredit Pustakawan Angka kredit merupakan satuan nilai dari setiap butir kegiatan dan/atau akumulasi butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh pustakawan dalam rangka pembinaan karir pustakawan. Angka kredit diperlukan untuk : a. Pengangkatan pertama kali dan pengangkatan perpindahan dalam jabatan fungsional Pustakawan bagi Pegawai Negeri Sipil, untuk menentukan jenjang jabatan sebagai pejabat fungsional pustakawan; b. Kenaikan jabatan/pangkat dalam jabatan fungsional Pustakawan; c. Peralihan jabatan dari Pustakawan Tingkat Terampil ke Pustakawan Tingkat Ahli setelah yang bersangkutan memperoleh ijazah serendah-rendahnya Sarjana (S1) perpusdokinfo atau Sarjana (S1) bidang lain setelah mengikuti dan lulus Diklat Pustakawan Tingkat Ahli (Diklat Alih Jalur); 8

16 d. Pengangkatan kembali bagi Pustakawan yang telah selesai menjalani pembebasan sementara karena ditugaskan di luar jabatan fungsional Pustakawan; e. Kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi bagi Pustakawan Pelaksana sampai dengan Pustakawan Penyelia pangkat Penata, golongan ruang III/c dan Pustakawan Pertama sampai dengan Pustakawan Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d yang dibebaskan sementara dari jabatannya karena dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak menduduki jabatan/pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit; f. Pustakawan Penyelia, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d, yang setiap tahun diwajibkan mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) dari kegiatan tugas pokok dan/atau pengembangan profesi; g. Pustakawan Utama, pangkat Pembina Utama, golonganruang IV/e, yang setiap tahun diwajibkan mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) dari kegiatan tugas pokok dan/atau pengembangan profesi. 1.3 Penghitungan angka kredit Angka kredit dari setiap kegiatan yang dikerjakan pejabat fungsional Pustakawan diperhitungkan dari jumlah prestasi kerja masing-masing butir kegiatan dikalikan dengan satuan angka kredit yang tercantum dalam Lampiran I dan II Keputusan MENPAN Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002. Contoh : Amir Hamzah, Pustakawan Penyelia, pangkat Pengatur TingkatI, golongan ruang II/d, mengerjakan butir kegiatan katalog sederhana dengan prestasi sebanyak 50 judul,membuat dan menyusun desiderata dengan prestasi sebanyak 60 judul. Angka kredit yang diperoleh Amir Hamzah adalah: 50 judul x 0,001/judul = 0,050 untuk butir kegiatan katalog sederhana, dan 60 judul x 0,0006/judul = 0,036 untuk butir kegiatan menyusun desiderata. Jumlah angka kredit kumulatif yang harus dipenuhi oleh setiap Pustakawan untuk kenaikan jabatan/pangkat Pustakawan Tingkat Terampil sebagaimana tersebut pada Lampiran III dan untuk Pustakawan Tingkat Ahli sebagaimana tersebut pada Lampiran IV, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 9

17 a. Sekurang - kurangnya 80 % angka kredit berasal dari unsur utama; b. Sebanyak - banyaknya 20 % angka kredit berasal dari unsur penunjang. Unsur kegiatan pendidikan, pengembangan profesi dan penunjang boleh dilakukan oleh semua jenjang jabatan sesuai lampiran I dan II Keputusan MENPAN No. 32/KEP/M.PAN/ 12/2002. Masa penilaian angka kredit adalah jangka waktu pelaksanaan kegiatan Pustakawan di bidang kepustakawanan yang dicantumkan dalam DUPAK. Masa penilaian angka kredit dihitung sebagai berikut : a. Sejak yang bersangkutan bekerja di perpustakaan bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan diangkat untuk pertama kali dalam jabatan fungsional Pustakawan. b. Sejak masa penilaian yang tercantum dalam PAK terakhir untuk : 1). Pengangkatan pertama dalam jabatan fungsional Pustakawan. 2). Kenaikan jabatan/pangkat 3). Alih jabatan Pustakawan Tingkat Terampil ke jabatan Pustakawan Tingkat Ahli. 4). Pengangkatan kembali Pustakawan yang telah selesai menjalani pembebasan sementara karena ditugaskan diluar jabatan fungsional Pustakawan. 5). Pemeliharaan (maintanence) jabatan bagi Pustakawan Penyelia, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d,dan Pustakawan Utama, pangkat Pembina Utama,golongan ruang IV/e yang setiap tahun harus mengajukan DUPAK. Contoh : Masa penilaian angka kredit yang diajukan sebelumnya tanggal 1 Januari 1999 sampai dengan 31 Desember 2000,sehingga untuk masa penilaian berikutnya adalah mulai tanggal 1 Januari DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT (DUPAK) 1. Lampiran-lampiran DUPAK DUPAK yang diajukan untuk penilaian dan penetapan angka kredit harus dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut : a. Surat pengantar/surat permohonan dari pejabat pengusul. b. Surat tugas, yang dibedakan : 10

18 1) Surat tugas bagi pejabat fungsional Pustakawan yang akan melaksanakan/mengerjakan butir-butir kegiatan yang menjadi tugas pokoknya dalam kurun waktu tertentu. Surat tugas cukup satu yang dibuat pada awal tahun dengan menyebutkan rincian tugas yang akan dilakukan. 2) Surat tugas yang juga berfungsi sebagai Rencana Kerja Tingkat Pustakawan (RKTP) yang dibuat setiap tahun anggaran oleh masing-masing pejabat fungsional Pustakawan. Contoh surat penugasan lihat Anak Lampiran 1. 3) Surat tugas limpah bagi Pustakawan yang melakukan tugas/kegiatan yang bukan tugas pokok sesuai jenjang jabatannya. 4) Surat tugas bagi Pustakawan yang mengerjakan suatu paket kegiatan tertentu dan/atau yang dikerjakan di luar jam kerja. 5) Surat tugas bagi Pustakawan yang melakukan tugas/kegiatan di luar unit kerja yang bersangkutan. c. Surat pernyataan melakukan kegiatan Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan yang dimaksud adalah formulir yang terdapat pada Lampiran III, IV, V, VI, dan VII Keputusan Bersama Kepala Perpustakaan Nasional RI dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 23 Tahun 2003 dan Nomor 21 Tahun 2003, yang telah diisi dan disahkan dengan tanda tangan ketua kelompok atau atasan langsung. Setiap butir kegiatan dan prestasi yang dimuat pada DUPAK, harus dilengkapi dengan Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan yang sesuai. d. Bukti fisik hasil kegiatan Setiap butir kegiatan yang dikerjakan oleh Pustakawan dan diusulkan dalam DUPAK, harus disertai bukti fisik prestasi (bukti hasil kegiatan sesuai penjelasan pada Bab III). e. Laporan harian dan laporan bulanan bagi Pustakawan yang mengerjakan kegiatan unsur pengorganisasian dan pendayagunaan informasi/bahan pustaka. f. Lampiran lainnya 1) Salinan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) 2(dua) tahun terakhir dengan nilai baik untuk kenaikan pangkat dan 1 (satu) tahun khusus untuk pengangkatan jabatan pertama kali, pengangkatan kembali dan kenaikan jabatan; 2) Salinan sah keputusan pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil (khusus untuk kengangkatan pertama kali); 11

19 3) Salinan sah keputusan pengangkatan pertama kali dalam jabatan fungsional Pustakawan (khusus untuk kenaikan pangkat pertama kali dalam jabatan fungsional Pustakawan); 4) Salinan sah keputusan kenaikan pangkat terakhir; 5) Salinan PAK terakhir khusus untuk kenaikan pangkat kedua kali dan seterusnya atau untuk pengangkatan kembali dalam jabatan fungsional Pustakawan; 6) Salinan sah keputusan kenaikan jabatan terakhir (khusus bagi pejabat fungsional Pustakawan yang kenaikan jabatannya lebih cepat dari kenaikan pangkatnya); 7) Surat pernyataan dari pimpinan instansi, yang menyatakan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang akan diangkat pertama kali dalam jabatan fungsional Pustakawan benar-benar ditugaskan di unit perpustakaan, dokumentasi atau informasi (untuk pengangkatan pertama kali); 8) Sertifikat/ijazah terakhir yang dilegalisir (khusus untuk pengangkatan pertama kali dan bagi yang diangkat kembali setelah tugas belajar serta peralihan jabatan dari Pustakawan Tingkat Terampil ke Pustakawan Tingkat Ahli); 9) Surat pernyataan menduduki jabatan. 2. Pengisian DUPAK a. Formulir DUPAK adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran Ia sampai dengan Ic dan IIa sampai dengan IId Surat Keputusan Bersama Kepala Perpustakaan Nasional RI dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 23 Tahun 2003 dan No. 21 Tahun b. Nomor yang diisi adalah nomor registrasi berkas DUPAK di instansi pengusul. c. Masa penilaian, diisi tanggal mulai dan berakhirnya pencapaian prestasi yang dilaporkan, yang dihitung angka kreditnya dan dituangkan dalam DUPAK. d. Keterangan perorangan, diisi dengan data pejabat fungsional Pustakawan yang mengajukan DUPAK. e. Unsur yang dinilai, terdiri dari : 1) Unsur, sub unsur dan butir kegiatan yang dilakukan oleh pejabat fungsional pustakawan. Untuk memudahkan penilaian, nomor urut butir kegiatan yang dicantumkan dalam DUPAK adalah sama dengan nomor urut Butir-butir Kegiatan dalam Lampiran Kep MENPAN). 2) Angka kredit menurut instansi pengusul dan tim penilai. Pustakawan mengisi kolom instansi pengusul dengan data sebagai berikut : 12

20 a) Lama, diisi dengan angka kredit yang sudah dimiliki sekarang berdasarkan PAK terakhir; b) Baru, diisi dengan angka kredit yang diusulkan dan dicapai selama masa penilaian; c) Jumlah, penjumlahan antara angka kredit yang lama dengan angka kredit yang baru atau yang diusulkan. f. Masing-masing kelompok unsur/sub unsur dijumlahkan ke bawah, meliputi : 1) Pendidikan; 2) Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/ sumber informasi; 3) Pemasyarakatan perpusdokinfo; 4) Pengkajian pengembangan perpusdokinfo; 5) Pengembangan profesi; 6) Penunjang tugas kepustakawanan; Unsur utama butir (1) sampai dengan butir (5) tersebut di atas dijumlahkan tersendiri dengan maksud melihat keproporsionalan antara unsur utama dan unsur penunjang. Sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh persen) unsur utama dan sebanyak-banyaknya 20% (dua puluh persen) unsur penunjang. g. Lampiran bahan yang dinilai (kolom III), berisi : 1) Sisi kiri diisi daftar dari semua bahan, bukti fisik dan dokumen lainnya yang dilampirkan. 2) Sisi kanan bawah diisi : a) Tanggal DUPAK diajukan/diusulkan. b) Tanda tangan, nama lengkap dan NIP pejabat pengusul. h. Kolom IV : 1) Sisi kiri diisi dengan catatan pejabat penilai 2) Sisi kanan bawah diisi tanggal selesai dinilai, tanda tangan dan nama pejabat penilai i. Kolom V : 1) Sisi kiri diisi dengan catatan tim penilai. 2) Sisi kanan bawah diisi tanggal selesai dinilai, tanda tangan dan nama ketua tim penilai. 13

21 3. Pengajuan usul penilaian DUPAK Tata cara pengusulan DUPAK adalah proses pelaksanaan pengusulan DUPAK yang diawali dari Pustakawan yang bersangkutan sampai DUPAK tersebut diterima oleh tim penilai. Proses pengusulan DUPAK adalah sebagai berikut : a. Pejabat fungsional Pustakawan DUPAK yang telah diisi dan dilengkapi dengan lampiran-lampiran yang diperlukan, selanjutnya ditandatangani oleh pejabat fungsional Pustakawan yang bersangkutan. DUPAK tersebut setelah diperiksa dan diparaf oleh ketua kelompok/koordinator dan atau pimpinan unit kerja disampaikan kepada pejabat yang berwenang mengusulkan penilaian DUPAK untuk disetujui, ditandatangani dan seterusnya diajukan kepada pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. b. Pejabat pengusul DUPAK 1) Pustakawan Madya dan Pustakawan Utama, diajukan oleh Menteri/Jaksa Agung/Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/ Tinggi Negara/Pimpinan Lembaga 1) Pemerintah Non Departemen/ Gubernur/Bupati/Walikota/Rektor) atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI. 2) Pustakawan Pelaksana sampai dengan Pustakawan Penyelia dan Pustakawan Pertama sampai dengan Pustakawan Muda, DUPAK diajukan oleh Sekretaris Jenderal Departemen, Jaksa Agung Muda, Kepala BiroKepegawaian/Biro Umum/Biro Administrasi pada Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Deputi Administrasi/Sekretaris Utama pada Lembaga Pemerintah Non Departemen, Asisten Bidang Administrasi pada Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya kepada Menteri/Jaksa Agung/Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/ Tinggi Negara/Pimpinan Lembaga 1.5 Hasil Penelitian dan P2M yang Relevan Pustakawan sebagai salah satu sumber daya di perpustakaan harus memantapkan komitmennya untuk melaksanakan tugas dalam jabatan pustakawan. Kenaikan jabatan/pangkat mempergunakan angka kredit sesuai dengan KepMenpan & RB RI Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Agar proses pelaksanaan pengusulan 14

22 angka kredit berjalan lancar maka setiap pengusul (pustakawan) memahami dan mencermati dengan baik dan benar cara penyusunan dan penghitungan angka kredit. Harmaini (1995) menyatakan bahwa dalam jenjang jabatan fungsional pustakawan, faktor pendidikan, pengalaman kerja, kemampuan manajerial, kemampuan teknis, jaminan keamanan kerja, kreativitas dan produktivitas, serta otonomi dalam pekerjaan sangat perlu diperhatikan. Namun, pustakawan dalam melakukan kegiatan kepustakawanan untuk mendapatkan angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat kurang menggembirakan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maman Permana (2003) bahwa ditemukan 81,5% responden setuju bahwa tingkat penguasaan keterampilan teknis yang terbatas dapat menjadi hambatan memperoleh angka kredit. Hasil penelitian lainnya berkaitan dengan kenaikan jabatan/pangkat pustakawan dikemukakan oleh Atty Andriaty (2013) mengatakan masalah yang sering dihadapi oleh Sekretariat Tim Penilai Jabatan Fungsional dan Tim Penilai terhadap usulan berkas DUPAK dari pustakawan, antara lain : a) bukti hasil kegiatan yang diajukan tidak sesuai dengan petunjuk teknis atau mekanisme, b) penyusunan berkas tidak sesuai dengan petunjuk teknis, c) kesalahan dalam menghitung angka kredit, dan d) mengajukan kegiatan jauh di bawah tugas pokoknya, e) mengerjakan tugas pokok diatasnya tidak dikalikan 80%. Dalam upaya memberikan wawasan dan pengetahuan di bidang penyusunan dan penghitungan angka kredit bagi pustakawan agar berkas usulannya dapat diproses oleh Sekretariat Tim Penilai dan selanjutnya dinilai oleh Tim Penilai, dan juga menelisik hasil-hasil penelitian di atas, tampaknya pelatihan ini akan sangat bermanfaat bagi para pustakawan yang ada di Propinsi Bali. 15

23 BAB III METODE PELAKSANAAN 1.1 Kerangka Pemecahan Masalah Analisis kebutuhan dan permasalahan Pelatihan Penyusunan dan Penghitungan Angka Kredit Evaluasi P2M Rekomendasi dan tindak lanjut Diagram 1 Berdasarkan diagram 1 tersebut, pemecahan masalah diawali dengan mengidentifikasi kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi Pustakawan saat menyusun dan menghitung angka kredit, berdasarkan wawancara yang dilakukan di banyak pustakawan mengalami kesulitan di dalam menyusun dan menghitung angka kredit sehingga banyak dijumpai adanya "kredit macet". Setelah mengidentifikasi masalah tersebut sehingga perlu dilakukan pelatihan penyusunandan penghitungan angka kredit bagi pustakawan, dari hasil pelatihan tersebut kemudian dilakukan evaluasi P2M yang akan menghasilkan sebuah rekomendasi. 2.2 Khalayak Sasaran Strategis Khalayak sasaran strategis dalam kegiatan ini adalah para pustakawan yang ada di Propinsi Bali. Jumlah pustakawan yang akan menjadi sasaran dari kegiatan pelatihan ini sebanyak 30 orang, yang tersebar di berbagai jenis perpustakaan, yaitu perpustakaan umum propinsi, perpustakaan umum kabupaten/kota, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan sekolah, dan perpustakaan khusus/instansi. Berdasarkan rasional tersebut, maka sasaran yang dipilih dipandang cukup visibel dan prediktif bagi penyebarluasan informasi atau hasil dari 16

24 kegiatan ini kedepannya, sehingga semua pustakawan memiliki pemahaman dan keterampilan dalam melakukan kegiatan penyusunan dan penghitungan angka kredit. 2.3 Metode Pelaksanaan Kegiatan a. Ceramah Kegiatan ceramah dilakukan bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai penyusunan dan penghitungan angka kredit. Kegiatan ceramah ini juga berisi sesi tanya jawab untuk lebih memperdalam pemahaman pustakawan b. Praktek Kegiatan berikutnya adalah praktek menyusun dan menghitung angka kredit yang disesuaikan dengan jenjang jabatan pustakawan. Peserta menyelesaikan kasus yang diberikan oleh para pakar dan praktisi dari tim penilai jabatan pustakawan yang berkualifikasi secara standar di bidang kepustakawanan 2.4 Keterkaitan Kegiatan pelatihan ini memiliki keterkaitan yang sangat mutualis dengan berbagai pihak, antara lain: (1) Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Propinsi Bali, (2) Kepala Badan Kepegawaian di Propinsi/Kabupaten/Kota, (3) Tim Penilai Angka Kredit Pustakawan, dan (4) Kepala Perpustakaan yang pustakawannya menjadi sasaran yang strategis dalam pelaksanaan program pengabdian ini. Semua pihak di atas, akan memperoleh manfaat yang sangat esesial dan aplikatif dalam kaitannya dengan upaya perbaikan kinerja pustakawan dan pengembangan karir pustakawan. 2.5 Metode Evaluasi Program ini merupakan program yang bersifat terminal dalam rangka peningkatan wawasan dan keterampilan para pustakawan di Propinsi Bali dalam penyusunan dan penghitungan angka kredit. Untuk kepentingan pencapaian tujuan program ini, maka dalam pelaksanaannya, program ini akan mengacu pada pola sinergis antara tenaga pakar dan praktisi dari Universitas Pendidikan Ganesha dengan kalangan tim penilai pustakawan dan sekretariat tim penilai unit-unit perpustakaan di tingkat propinsi, kabupaten/kota, perguruan tinggi, sekolah, dan instansi/kantor. Di sisi lain, program ini juga diarahkan pada terciptanya iklim kerjasama 17

25 yang kolaboratif dan demokratis dalam dimensi mutualis antara dunia perpustakaan dengan masyarakat secara luas di bawah koordinasi pemerintah propinsi dan kabupaten/kota setempat, khususnya dalam rangka peningkatan kinerja dan pengembangan karir pustakawan di Propinsi Bali secara cepat namum berkualitas bagi kepentingan pengembangan perpustakaan dan peningkatan karir jabatan fungsional pustakawan. Berdasarkan rasional tersebut, maka program ini merupakan sebuah langkah inovatif dalam kaitannya dengan dharma ketiga perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Program ini dirancang sebagai bentuk jawaban dan antisipasi dari berbagai permasalahan menyangkut kualitas dan kinerja pustakawan di Propinsi Bali. Berangkat dari rasional tersebut, maka program ini akan dilaksanakan dengan sistem jemput bola, dimana tim pelaksana akan menyelenggarakan program peningkatan wawasan dan keterampilan pustakawan dalam melakukan kegiatan penyusunan dan penghitungan angka kredit pada para pustakawan yang membutuhkan, yaitu di semua jenis perpustakaan di Propinsi Bali dengan mendatangkan para pakar dan praktisi dari tim penilai jabatan pustakawan yang berkualifikasi secara standar di bidang kepustakawanan. Model pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan secara langsung (tatap muka) sebagaimana layaknya sistim perkualiahan dengan bidang kajian. Lama pelaksanaan kegiatan adalah 6 (enam) bulan yang dimulai dari tahap pengajuan proposal, perencanaan, pelaksanaan sampai pada evaluasi dengan melibatkan para pustakawan yang ada di Propinsi Bali, berjumlah 40 orang, dengan rincian peserta sebagai berikut. Tabel 01. Sebaran Peserta Pelatihan No Asal Pustakawan Jumlah 1 Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Bali 4 2 Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota se-bali 7 3 Perpustakaan Undiksha 5 4 Perpustakaan UNUD 2 5 Perpustakaan Politeknik Negeri Bali 1 6 Perpustakaan Sekolah tk. SMP/SMA/SMK se-bali 9 7 Perpustakaan Khusus/Instansi 3 8 Perpustakaan dan Arsip Kab.Tabanan 4 9 Perpustakaan Kab. Badung 5 Jumlah 40 orang 18

26 Pada akhir program setiap peserta akan diberikan sertifikat sebagai tanda bukti partisipasi mereka dalam kegiatan ini. Melalui program ini, diharapkan para pustakawan memperoleh penyegaran wawasan dan keterampilan tentang teknik penyusunan dan penghitungan angka kredit. Evaluasi dilakukan dengan mengamati kinerja dari pustakawan. Indikator keberhasilan dari pelaksanaan pengabdian ini adalah pustakawan mampu lebih terampil di dalam menyusun dan mengitung angka kredit 19

27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pustakawan sebagai salah satu sumber daya di perpustakaan harus memantapkan komitmennya untuk melaksanakan tugas dalam jabatan pustakawan. Kenaikan jabatan/pangkat mempergunakan angka kredit sesuai dengan KepMenpan & RB RI Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Agar proses pelaksanaan pengusulan angka kredit berjalan lancar maka setiap pengusul (pustakawan) memahami dan mencermati dengan baik dan benar cara penyusunan dan penghitungan angka kredit. Harmaini (1995) menyatakan bahwa dalam jenjang jabatan fungsional pustakawan, faktor pendidikan, pengalaman kerja, kemampuan manajerial, kemampuan teknis, jaminan keamanan kerja, kreativitas dan produktivitas, serta otonomi dalam pekerjaan sangat perlu diperhatikan. Namun, pustakawan dalam melakukan kegiatan kepustakawanan untuk mendapatkan angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat kurang menggembirakan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maman Permana (2003) bahwa ditemukan 81,5% responden setuju bahwa tingkat penguasaan keterampilan teknis yang terbatas dapat menjadi hambatan memperoleh angka kredit. Hasil penelitian lainnya berkaitan dengan kenaikan jabatan/pangkat pustakawan dikemukakan oleh Atty Andriaty (2013) mengatakan masalah yang sering dihadapi oleh Sekretariat Tim Penilai Jabatan Fungsional dan Tim Penilai terhadap usulan berkas DUPAK dari pustakawan, antara lain : a) bukti hasil kegiatan yang diajukan tidak sesuai dengan petunjuk teknis atau mekanisme, b) penyusunan berkas tidak sesuai dengan petunjuk teknis, c) kesalahan dalam menghitung angka kredit, dan d) mengajukan kegiatan jauh di bawah tugas pokoknya, e) mengerjakan tugas pokok diatasnya tidak dikalikan 80%. Dalam upaya memberikan wawasan dan pengetahuan di bidang penyusunan dan penghitungan angka kredit bagi pustakawan agar berkas usulannya dapat diproses oleh Sekretariat Tim Penilai dan selanjutnya dinilai oleh Tim Penilai, dan juga menelisik hasil-hasil penelitian di atas, tampaknya pelatihan ini akan sangat bermanfaat bagi para pustakawan yang ada di Propinsi Bali. 20

28 4.2 Pembahasan Pada bagian hasil, sudah dikemukanan secara kuantitatif, keterampilan menyusun dan menghitung angka kredit bagi pustakawan se-bali sudah mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, namun secara kualitatif, masih ada kelemahan terutama dalam mementukan butir kegiatan dan jumlah angka kreditnya. Pelatihan ini juga memberikan manfaat kepada Pemerintah Propinsi Bali, khususnya Badan Perpustakaan dan Arsip Propinsi Bali, Pemerintah Kota/Kabupaten di Bali, Perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Khusus Instansi Pemerintah bahwa program ini dapat membantu memperlancar proses pengusulan kenaikan jabatan/pangkat pustakawan dalam upaya pengembangan dan peningkatan karir pustakawan. Program ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan wawasan dan keterampilan mereka dalam melakukan kegiatan penyusunan dan penghitungan angka kredit. 21

29 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Pelatihan penyusunan dan penghitungan angka kredit bagi pustakawan se-bali telah dilaksanakan. Program pelatihan ini medorong semangat para pustakawan di dalam menyusun dan mengitung angka kredit yang selama ini mereka kumpulkan sebagai salah satu syarat untuk pengajuan DUPAK. Program ini juga diarahkan pada terciptanya iklim kerjasama yang kolaboratif dan demokratis dalam dimensi mutualis antara dunia perpustakaan dengan masyarakat secara luas di bawah koordinasi pemerintah propinsi dan kabupaten/kota setempat, khususnya dalam rangka peningkatan kinerja dan pengembangan karir pustakawan di Propinsi Bali secara cepat namum berkualitas bagi kepentingan pengembangan perpustakaan dan peningkatan karir jabatan fungsional pustakawan. Program ini merupakan sebuah langkah inovatif dalam kaitannya dengan dharma ketiga perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Program ini dirancang sebagai bentuk jawaban dan antisipasi dari berbagai permasalahan menyangkut kualitas dan kinerja pustakawan di Propinsi Bali. 5.2 Saran Sehubungan dengan simpulan diatas, pada bagian inidipandang perlu dikemukanan beberapa saran. Pertama, perlu ditingkatkan pelaksananan pelatihan menyusun dan menghitung angka kredit bagi pustakawan. Hal ini penting karena menyusun dan menghitung angka kredit sebuah proses yang nantinya dipakai dalam pengajuan kenaikan jabatan. Kedua, aktivitas menyusun dan menghitung angka kredit tidak bisa dipisahkan dari pustakawan, pustakawan yang profesionaladalah pustakawan yang memahami dan memiliki kemampuan yang baik. 22

30 DAFTAR PUSTAKA Andriaty, Atty Angka Kredit Jabatan Fungsional Pustakawan Makalah disampaikan dalam Seminar Perpustakaan di Lingkungan Litbang Depatemen Pertanian. Jakarta: Litbang Deptan Fatmawati, Endang Kajian Faktor Yang Berpengaruh Dalam Kenaikan Jabatan/Pangkat Pustakawan Artikel Jurnal Iqra Vol.08 No.1 Mei, Semarang: Fakultas Ilmu Budaya UNDIP Harmaini Pembinaan Karir di Lingkungan PNS Melalui Jalur Fungsional Pustakawan: Sekilas Pemikiran Mengenai Kendala, Makalah disampaikan pada Kongres IPI ke-7, Jakarta : November 1999 Indonesia Undang-Undang RI Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan.Jakarta : Perpusnas RI Kepmenpan Nomor 132 Tahun 2002 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Jakarta: Perpusnas RI Peraturan Kepala Perpusnas RI Nomor 2 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Jakarta: Perpusnas RI Peraturan Menpan dan RB RI Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya.Jakarta: Perpusnas RI Permana, Maman Faktor-Faktor Penghambat Pustakawan Departemen Pertanian Dalam Memperoleh Angka Kredit, artikel Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 12, No.1 Jakarta: Departemen Pertanian Sulistyo-Basuki Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama 23

31 LAMPIRAN 1. Dokumentasi Administrasi Kegiatan KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Alamat : Jalan Udayana Singaraja Telp. (0362) Fax. (0362) Nomor : 01/UN48.16/PM/2016 Singaraja,01 Juni 2016 Lampiran : 1 (satu) eks. Perihal : Undangan Pelatihan Kepustakawanan Yth. Kepala Perpustakaan Pusat UNUD d.a. Kampus UNUD, Bukit Jimbaran-Badung di Badung, Bali Dengan hormat, disampaikan bahwa dalam rangka peningkatan dan pengembangan karir pustakawan khususnya dalam bidang penyusunan dan penghitungan angka kredit yang akan dilaksanakan pada : Hari/tanggal : Rabu, 15 Juni 2016 Waktu : Pukul sampai wita Tempat : Gedung Seminar Undiksha (sebelah timur Gedung Perpustakaan) Jalan Udayana, Singaraja - Bali Acara : Terlampir Sehubungan dengan acara tersebut, kami mohon bantuan Bapak/Ibu agar dapat menugaskan 2 (dua) orang pustakawan untuk dapat hadir sebagai peserta pelatihan. Selanjutnya, kepastian keikutsertaan dalam pelatihan tersebut dapat disampaikan kepada kami paling lambat tanggal 13 Juni 2016 secara lisan lewat Ketua Pelaksana (Ni Kadek Etik Suparmini,S.Sos, HP: ). Peserta pelatihan tidak dipungut biaya (gratis) dan peserta akan mendapatkan fasilitas berupa piagam/sertifikat, materi seminar/pelatihan, dan konsumsi. Atas bantuan dan kerja samanya diucapkan terima kasih.

32 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Alamat : Jalan Udayana Singaraja Telp. (0362) Fax. (0362) Nomor : 02/UN48.16/PM/2016 Singaraja, 01 Juni 2016 Lampiran : 1 (satu) eks. Perihal : Permohonan Ijin Pinjam Yth. Kabag. UHTLP d.a. Universitas Pendidikan Ganesha di Singaraja Dengan hormat, disampaikan bahwa dalam rangka kegiatan P2M Undiksha dengan tema Pelatihan dan Penyusunan Angka Kredit Bagi Pustakawan Se-Bali yang akan dilaksanakan pada : Hari/tanggal : Rabu, 15 Juni 2016 Waktu : Pukul sampai wita Tempat : Gedung Seminar Undiksha (sebelah timur Gedung Perpustakaan) Jalan Udayana, Singaraja - Bali Acara : Terlampir Maka kami mengajukan Permohonan Ijin Peminjaman Gedung Seminar Undiksha untuk keperluan acara tersebut. Atas bantuan dan kerja samanya diucapkan terima kasih.

1. Pengangkatan Pertama

1. Pengangkatan Pertama LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : TANGGAL : URAIAN PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PEMERINTAHAN I. JABATAN FUNGSIONAL DAN ANGKA KREDITNYA A. Pembinaan Karier 1. Pengangkatan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL

PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL Yuyun Widayanti Pelaksana STAIN Kudus E-mail : (yuyun083@gmail.com) Abstrak : Jabatan fungsional pustakawan adalah salah satu jabatan fungsional

Lebih terperinci

VI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM

VI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM VI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.47, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Jabatan Fungsional. Pengendali. Dampak Lingkungan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 1 TAHUN

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi No.1115, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Widyaiswara. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Penilaian. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM

V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 entang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010 SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL STATISTISI DAN ANGKA KREDITNYA KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010 PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN

Lebih terperinci

Prof. dr Ali Ghufron Mukti., MSc., PhD NIP

Prof. dr Ali Ghufron Mukti., MSc., PhD NIP KATA SAMBUTAN Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan ditetapkan dalam rangka pengembangan karier dan peningkatan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan pengelolaan laboratorium

Lebih terperinci

XV. PRANATA KOMPUTER

XV. PRANATA KOMPUTER XV. PRANATA KOMPUTER K. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3058); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 tent

2015, No Indonesia Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3058); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 tent BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.505, 2015 KEMENHUB. Jabatan Fungsional. Perencana. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 58 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008 PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN DAN ANGKA

Lebih terperinci

PENGUSULAN DUPAK PUSTAKAWAN

PENGUSULAN DUPAK PUSTAKAWAN PENGUSULAN DUPAK PUSTAKAWAN OLEH : INDRA ASTUTI Lokakarya Pustakawan di Lingkungan Perpustakaan Nasional Teater Perpusnas Salemba, 30 November 2017 Indra Astuti Pustakawan pada Bidang Akreditasi Pustakawan,

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN

Lebih terperinci

XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM

XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 16 tahun 1997

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung pengembangan dan kemajuan

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003 MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : PB. 01/MEN/2009 NOMOR : 14 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

-4- MEMUTUSKAN: Pasal 1

-4- MEMUTUSKAN: Pasal 1 -2-3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 4. Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TATA KERJA DAN TATA CARA TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA TENTANG PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA TIM PENILAI DAN TATA CARA PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1307, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Pemeriksa Merk. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM

XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Umum

BAB I PENDAHULUAN Umum LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI BAB I PENDAHULUAN A. Umum Jabatan Fungsional

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

III. PENGAWAS BENIH IKAN

III. PENGAWAS BENIH IKAN III. PENGAWAS BENIH IKAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Undang-Undang Nomor 31

Lebih terperinci

XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM

XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM 1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA

Lebih terperinci

B. PENGERTIAN-PENGERTIAN

B. PENGERTIAN-PENGERTIAN VII. DOKTER A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM

XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4

Lebih terperinci

IX. PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN

IX. PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN IX. PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

Peningkatan profesionalisme pustakawan

Peningkatan profesionalisme pustakawan Peningkatan profesionalisme pustakawan Alih jalur dari pustakawan tingkat terampil ke pustakawan tingkat ahli Suharyanto Suharyanto_m@yahoo.com Librarian National Library of Indonesia Abstrak Profil pustakawan

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, PERATURAN BERSAMA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2014 NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

- 2 - Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republ

- 2 - Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republ PERATURAN BERSAMA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 04/PRT/M/2014 NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2010 MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 19/PER/M.KOMINFO/8/2006 NOMOR : 18 A TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG TATA KERJA TIM PENILAI DAN TATA CARA PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PRANATA HUBUNGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA -1- PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN, KENAIKAN JABATAN/PANGKAT, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENURUNAN JABATAN, PENGANGKATAN

Lebih terperinci

XX. TEKNISI LITKAYASA

XX. TEKNISI LITKAYASA XX. TEKNISI LITKAYASA A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

Lebih terperinci

I. PENGAWAS PERIKANAN

I. PENGAWAS PERIKANAN I. PENGAWAS PERIKANAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun

Lebih terperinci

II. PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT IKAN

II. PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT IKAN II. PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT IKAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Undang-Undang

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN PANGKAT/JABATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN PANGKAT/JABATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN PANGKAT/JABATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER Badan Pusat Statistik,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 7 Tahun 2005 NOMOR : 17 Tahun 2005 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA

Lebih terperinci

2014, No

2014, No 2014, No.889 6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 143 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN JABATAN/PANGKAT, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara. No.31, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

ANGKA KREDIT ARSIPARIS : BEBERAPA PERBEDAAN ANTARA KEPMENPAN 09/KEP/M.PAN/2/2002 DENGAN PER/3/M.PAN/3/2009

ANGKA KREDIT ARSIPARIS : BEBERAPA PERBEDAAN ANTARA KEPMENPAN 09/KEP/M.PAN/2/2002 DENGAN PER/3/M.PAN/3/2009 ANGKA KREDIT ARSIPARIS : BEBERAPA PERBEDAAN ANTARA KEPMENPAN 09/KEP/M.PAN/2/2002 DENGAN PER/3/M.PAN/3/2009 Anna N Nuryani Arsiparis BPAD Provinsi DIY LATAR BELAKANG Pemerintah telah memberikan pengakuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN IV. ANALIS KEPEGAWAIAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan No.419, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPS. Inpassing. Jabatan Fungsional. Statistisi. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM

Lebih terperinci

X. GURU A. Dasar Hukum

X. GURU A. Dasar Hukum X. GURU A. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

MATERI BUKU. 3. Lampiran lampiran

MATERI BUKU. 3. Lampiran lampiran MATERI BUKU 1. Peraturan Bersama Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 412/D/2009 dan Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Keputusan Bersama Kepala Lembaga

Lebih terperinci

XVIII. PENELITI A. DASAR HUKUM

XVIII. PENELITI A. DASAR HUKUM XVIII. PENELITI A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

PEDOMAN UJI KOMPETENSI BAGI PEJABAT FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UJI KOMPETENSI BAGI PEJABAT FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK BAB I PENDAHULUAN 5 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor 71/Permentan/OT.140/7/2013 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI BAGI PEJABAT FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK PEDOMAN UJI KOMPETENSI BAGI PEJABAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI, PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENILIK DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA

Lebih terperinci

XVII. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

XVII. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN XVII. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DI DAERAH DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-709/K/JF/2009

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-709/K/JF/2009 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-709/K/JF/2009 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN JABATAN/PANGKAT, PEMBEBASAN SEMENTARA,

Lebih terperinci

XVI. AUDITOR A. DASAR HUKUM

XVI. AUDITOR A. DASAR HUKUM XVI. AUDITOR A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32

Lebih terperinci

AYO JADI PUSTAKAWAN. Yuniwati Pustakawan Muda UNDIP

AYO JADI PUSTAKAWAN. Yuniwati Pustakawan Muda UNDIP AYO JADI PUSTAKAWAN Yuniwati Pustakawan Muda UNDIP E-mail: yuvenyuni@gmail.com Abstrak: Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 menyebutkan ada 101 rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil (PNS) salah

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara No. 888, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPS. Formasi. Jabatan Fungsional. Statistisi. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 142 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.639 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA SANDI NEGARA. Tim Penilai Angka Kredit. Sandiman. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

2015, No Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 16/KEP/M.PAN/3/2001 tentang Jabatan Fungsional Perencana dan Angka K

2015, No Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 16/KEP/M.PAN/3/2001 tentang Jabatan Fungsional Perencana dan Angka K No.2087, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Jabatan Fungsional. Perencana. Angka Kredit. PNS. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINA FUNGSI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH NARKOBA, TATA KERJA TIM PENILAI KINERJA JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH NARKOBA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.138, 2015 PERATURAN BERSAMA. Jabatan Fungsional Perawat. Angka Kredit. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN XV : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TANGGAL : 17 Februari 2004 MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.288, 2014 KEMENPAN RB. Pemeriksa Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 39 TAHUN 2014 NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 39 TAHUN 2014 NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 39 TAHUN 2014 NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR 4 TAHUN 2010

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR 4 TAHUN 2010 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsiona

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsiona No.1002, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Jabatan Fungsional. Analis Pasar Hasil Pertanian. Uji Kompetensi. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PERMENTAN/KP.350/5/2016

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

2018, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.483, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Jabatan Fungsional. Penyuluh Hukum. Pedoman Penilaian Angka Kredit. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.288, 2014 KEMENPAN RB. Pemeriksa Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1711, 2014 KEMENHAN. PNS. Angka Kredit. Jabatan Fungsional. Assessor. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

Sekilas tentang Jabatan Fungsional Perencana dan Angka Kreditnya

Sekilas tentang Jabatan Fungsional Perencana dan Angka Kreditnya Sekilas tentang Jabatan Fungsional Perencana dan Angka Kreditnya Sebagaimana diketahui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) saat ini tengah menindaklanjuti Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan

Lebih terperinci

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan No.409, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Polisi Pamong Praja. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

-2- Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Un

-2- Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Un -2- Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI Oleh Opong Sumiati Dasar Hukum Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Ketentuan yang mengatur tenaga fungsional penyuluh kehutanan adalah Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 130/KEP/M.PAN

KATA PENGANTAR Ketentuan yang mengatur tenaga fungsional penyuluh kehutanan adalah Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 130/KEP/M.PAN PETUNJUK PELAKSANAAN DAN TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KEHUTANAN DAN ANGKA KREDITNYA KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENGEMBANGAN PENYULUHAN KEHUTANAN Jakarta,

Lebih terperinci

Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB

Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB Sekretariat Jenderal DPR RI 15 April 2014 Setyanta Nugraha Karo Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN 10/22/2013 Karo Analisa APBN 1 PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.697, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Statistisi. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.179, 2013 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Jabatan Fungsional. Auditor Kepegawaian. Ketentuan Pelaksana. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

2 Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 3. Undang-Undang Nomo

2 Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 3. Undang-Undang Nomo BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1227, 2014 KEMENHUT. Polisi Kehutanan. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor P. 54/Menhut-II/2014

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.111, 2014 KEMENHUT. Polisi Kehutanan. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.9/Menhut-II/2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci