SKRIPSI Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SARJANA EKONOMI"

Transkripsi

1 ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK (STUDI KASUS PERUSAHAAN PERORANGAN ICHTIAR DI DESA CIBANTENG, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh Billy Eka Permana H PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 i

2 ABSTRAK Billy Eka Permana. H Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Kerupuk (Studi Kasus Perusahaan Perorangan Ichtiar di Desa Cibanteng Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Di bawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto. Permintaan kerupuk berasal dari usaha penggorengan, agen/toko dan pedagang. Secara kuantitatif belum ada data yang menggambarkan jumlah konsumsi kerupuk. Meskipun demikian dapat diperkirakan bahwa jumlah konsumsi kerupuk relatif tinggi. Berdasarkan informasi yang didapatkan, permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan usaha kerupuk Ichtiar adalah manajemen perusahaan yang tidak terlalu baik, sehingga membuat pemilik tidak terlalu mengetahui apakah usaha yang dijalankan layak atau tidak layak. Selain itu, pemilik usaha juga memiliki rasa keingintahuan terhadap usahanya apabila terjadi suatu pengembangan. Tujuan dari penelitian ini yaitu :1) Mengkaji potensi proyek dan permasalahan dilihat dari keadaan pasar, legalitas usaha, manajemen sumber daya manusia, produksi dan operasi, lingkungan ekonomi dan sosial serta keuangan yang terdapat pada usaha kerupuk Ichtiar. 2) Melakukan analisa finansial dan kelayakan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar dan analisis sensitivitasnya. Pada aspek keuangan dihasilkan nilai NPV sebesar Rp ,00, Gross B/C 1,11, dan Net B/C 2,23, IRR 34,75%, PBP Gross 1 tahun dan PBP Net 5,01 tahun, dan PI 3,03 menunjukan jika pengembangan usaha ini layak untuk dijalankan. Analisis sensitivitas dengan asumsi kenaikan harga bahan baku, menghasilkan NPV sebesar Rp ,00, Gross B/C sebesar 1,06 dan Net B/C sebesar 1,55, IRR sebesar 26,67%, PBP Gross selama 1 tahun dan PBP Net selama 5,13 tahun dan PI sebesar 2,11. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan jika perusahaan tetap layak untuk dikembangkan walau pun tejadi kenaikan harga bahan baku yang dipengaruhi inflasi sebesar 11%. ii

3 Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Kerupuk (Studi Kasus Perusahaan Perorangan Ichtiar di Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Nama : Billy Eka Permana Nrp : H Menyetujui Pembimbing, ( Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc ) NIP : Mengetahui Ketua Departemen, ( Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc ) NIP : Tanggal lulus : xi

4 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Penelitian yang dilakukan berjudul Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Kerupuk (Studi Kasus Perusahaan Perorangan Ichtiar di Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan sebagai syarat penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Abdul Kohar Irwanto selaku dosen pembimbing yang telah memberi bimbingan dan arahan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa penulisan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan dalam rangka perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kalimat, Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya, terutama untuk perusahaan kerupuk Ichtiar. Bogor, April 2010 Penulis iv

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 10 Juli Penulis merupakan putra tunggal dari Bapak Bakri dan Ibu Maryati. Pendidikan penulis dimulai pada tahun 1991 di Sekolah Dasar Negeri 1 Panaragan Bogor. Pada tahun 1997, penulis mulai memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 6 Bogor. Setelah penulis menyelesaikan pendidikan selama sembilan tahun, selanjutnya penulis melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Umum (SMU) di SMUN 6 Bogor pada tahun Pada tahun 2003 juga, penulis lulus seleksi dan diterima sebagai mahasiswa baru melalui jalur reguler pada Program Studi Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar Ahli Madya pada tahun Saat ini penulis sedang menyelesaikan studi di Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, dengan tujuan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Selama pendidikan, penulis aktif dibeberapa kegiatan dan organisasi. Kegiatan dan organisasi yang pernah penulis lakukan, yaitu seperti Pramuka, Paskibra, dan Kerohanian (ROHIS). Di lingkungan tempat tinggal, penulis aktif pada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), serta Sekolah Sepak Bola (SSB). Selain itu, penulis juga mengikuti berbagai kegiatan seminar-seminar, Field Trip, dan pelatihan-pelatihan. iii

6 DAFTAR ISI ABSTRAK RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat penelitian... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Makanan Studi Kelayakan Bisnis Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis Manfaat Studi Kelayakan Bisnis Penelitian Terdahulu III. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Penelitian Jenis, Sumber dan Pengumpulan Data Pengolahan Data Kriteria Investasi Analisis Pengembangan Usaha Analisis Sensitivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Analisis Studi Kelayakan Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar Aspek Pemasaran Aspek Hukum Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia Aspek Produksi dan Operasi Aspek Lingkungan, Ekonomi, dan Sosial Aspek Keuangan (Finansial) Implikasi Manajerial iii iv v vii viii ix v

7 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi

8 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata per Kapita untuk Kerupuk Menurut Wilayah Konsumsi Rata-rata per Kapita untuk Kerupuk Menurut Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan Data Inflasi periode di Indonesia Bahan baku untuk satu kali produksi vii

9 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Kerangka Pemikiran Penelitian pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar Kerupuk Putih Konsumsi Saluran Distribusi Pemasaran Peta Lokasi Perusahaan viii

10 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Perhitungan Rencana Kapasitas dan Kebutuhan Produksi pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar Rencana Kebutuhan Fisik pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar Rencana Indeks Harga pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar Rencana Anggaran Biaya pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar Perhitungan Biaya Penyusutan pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar Perhitungan Modal Awal Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar Perhitungan Penerimaan Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar Rekapitulasi Seluruh Biaya dan Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar Perhitungan Harga Pokok Penjualan Perhitungan Net Present Value (NPV), Net B/C, dan Internal Rate Ratio (IRR) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar Perhitungan Gross B/C, BEP, Payback Periode (PBP), dan Profitability Index (PI) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar Perhitungan Net Present Value (NPV), Net B/C, dan Internal Rate Ratio (IRR) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar Lampiran (18%) Perhitungan Gross B/C, Payback Periode (PBP), dan Profitability Index (PI) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar (18%) Analisis Sensitivitas Rekapitulasi Seluruh Biaya pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar Analisis Sensitivitas untuk Perhitungan Net Present Value (NPV), Net B/C, dan Internal Rate Ratio (IRR) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar Analisis Sensitivitas untuk Perhitungan Gross B/C, Payback Periode (PBP), dan Profitability Index (PI) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar ix

11 17. Analisis Sensitivitas untuk Perhitungan Net Present Value (NPV), Net B/C, dan Internal Rate Ratio (IRR) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar (pada tingkat suku bunga 18%) Analisis Sensitivitas untuk Perhitungan Gross B/C, Payback Periode (PBP), dan Profitability Index (PI) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar (pada tingkat suku bunga 18%) x

12 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu pelaku usaha yang terbukti survive dan mempunyai daya tahan yang kuat di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun Daya tahan yang kuat ini disebabkan UKM tidak terlalu terkait dengan masalah kredit macet perbankan. Data survey dari Departemen Koperasi (Depkop) menunjukkan bahwa kredit macet yang dialami pelaku UKM tidak lebih dari 0.5% dari total hutangnya, sedangkan kredit macet industri besar mencapai 70% dari total hutangnya. Menurut data Biro Pusat Statistik dan Kementerian Koperasi dan UKM (2005), jumlah UKM di Indonesia mencapai 43,22 juta. Sektor UKM di Indonesia telah terbukti menyerap 79,6 juta tenaga kerja, ( -oleh-ukm-di-indonesia/). Pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM) di Kabupaten Bogor dalam lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, terutama industri agro dan hasil hutan (non fasilitas). Meningkatnya pertumbuhan UKM ini tidak lepas dari dukungan yang diberikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat. Dukungan Disperindag tersebut, antara lain melakukan pelatihan teknis kepada pelaku UKM secara continue, mencarikan mitra pembeli hasil produk UKM dan menyalurkan permodalan bagi unit usaha yang dinilai potensial. Berdasarkan catatan Disperindag Kabupaten Bogor, dari tahun 2002 sampai 2006, industri Agro menunjukkan grafik yang meningkat, dimana sektor usaha dari tahun 2002 ke 2003 naik dari hanya 34 unit usaha menjadi 65 unit atau sebesar 91,18%. Lalu pada 2004 naik menjadi 97 unit usaha atau 49,23%, kemudian pada 2005 unit usaha mencapai 117 unit atau naik sebesar 20,62%, dan di tahun 2006, kenaikannya sebesar 19,66% atau menjadi 140 unit usaha yang potensial dan mampu bersaing di pasar bebas.

13 2 Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan industri hasil agro itu, tentu di ikuti pula dengan meningkatnya arus investasi di sektor ini. Di mana pada tahun 2002, nilai investasi di sektor industri agro dan hasil hutan tercatat hanya Rp 14,9 miliar lebih. Namun di tahun berikutnya, naik menjadi Rp 54,7 miliar dan di tahun 2004 melonjak hingga 98,1 miliar. Nilai investasi tersebut naik lagi pada 2005, yakni sebesar 148,3 miliar dan di tahun 2006 tercatat sebesar Rp 175,4 miliar ( Menggali potensi keunggulan lokal dinilai mampu memproteksi perekonomian daerah dari terpaan krisis ekonomi. Di saat industri berskala besar melorot omsetnya, UKM malah semakin kokoh dengan memanfaatkan karakteristik daerah. Perkembangan tersebut bisa terpantau dari selalu meningkatnya jumlah UKM setiap tahun. Salah satu UKM di bidang industri makanan yang terdapat di Kabupaten Bogor yaitu Perusahaan Perorangan Ichtiar. Perusahaan ini terletak di Jalan Raya Cibanteng No.141 Rt 05 Rw 03, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Produk yang dihasilkan yaitu kerupuk. Krupuk atau kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan di bawah sinar matahari dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak. Kerupuk bertekstur garing dan sering dijadikan pelengkap untuk berbagai makanan Indonesia seperti nasi goreng dan gado-gado ( Permintaan kerupuk berasal dari usaha penggorengan, agen/toko dan pedagang. Secara kuantitatif belum ada data yang menggambarkan jumlah konsumsi kerupuk. Meskipun demikian dapat diperkirakan bahwa jumlah konsumsi kerupuk relatif tinggi, karena makanan olahan ini banyak digemari oleh masyarakat luas. Menurut data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), penduduk wilayah perkotaan (urban) lebih banyak mengkonsumsi kerupuk dibanding penduduk wilayah pedesaan (rural). Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pengeluaran untuk konsumsi kerupuk wilayah

14 3 perkotaan lebih besar dibanding pengeluaran konsumsi kerupuk penduduk wilayah pedesaan. Jumlah konsumsi kerupuk di wilayah perkotaan yang lebih tinggi dibanding pedesaan dikarenakan kepadatan penduduk di kota yang juga lebih tinggi bila dibandingkan dengan pedesaan. Urbanisasi dan mobilitas penduduk yang sehari-harinya bekerja di kota telah menumbuhkan usaha penjualan makanan. Selain itu sifat kerupuk sebagai makanan pelengkap ini sering diabaikan oleh penduduk desa karena lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan yang lebih pokok. Tabel 1. berikut menunjukkan jumlah konsumsi kerupuk oleh penduduk di wilayah perkotaan dan pedesaan. Tabel 1. Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata per Kapita untuk Kerupuk Menurut Wilayah No. Daerah Banyaknya (ons) Nilai (Rp) 1 Perkotaan (Urban) Pedesaan (Rural) Perkotaan + Pedesaan Sumber: Susenas, Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, 2003 Dikatakan bahwa kerupuk merupakan makanan yang sangat digemari oleh masyarakat luas baik penduduk miskin, pendapatan menengah maupun pendapatan tinggi. Dari Tabel 2. berikut dapat diketahui bahwa semakin tinggi pendapatan yang dimiliki oleh seseorang, semakin besar jumlah konsumsi kerupuk per bulannya. Tabel 2. Konsumsi Rata-rata per Kapita untuk Kerupuk Menurut Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan No. Golongan Pengeluaran (Rp) Konsumsi (ons) 1 Kurang dari dan lebih Rata-rata konsumsi per kapita Sumber: Susenas, Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, 2003

15 4 Desa Cibanteng sebagai salah satu wilayah di Kabupaten Bogor relatif masih memiliki kekayaan sumber daya yang cukup besar. Salah satu perusahaan kecil yang melakukan aktivitas di daerah ini yaitu industri kecil kerupuk. Perusahaan perorangan Ichtiar telah berdiri selama kurang lebih dua puluh tahun. Pasar dari perusahaan kecil Ichtiar adalah daerah Bogor dan sekitarnya. Jumlah penduduk di Kota dan Kabupaten Bogor pada tahun 2003, yaitu sekitar jiwa. Dari data tersebut dapat dihitung jumlah permintaan kerupuk berdasarkan pada tingkat konsumsi per kapita dari tingkat pendapatan perkapita selama satu bulan yaitu sekitar sebesar ons per bulan ( Kg). Permintaan tersebut akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk setiap tahunnya. Dari hasil wawancara, dapat diketahui jumlah penawaran yang dapat memenuhi permintaan pasar kerupuk di Bogor yaitu sekitar sebesar Kg per bulan. Dapat terlihat jika terdapat peluang pasar kerupuk di daerah Bogor (Produk yang ditawarkan tidak dapat memenuhi permintaan pasar). Dari data tersebut terdapat selisih sebesar Kg per bulan permintaan kerupuk di bogor yang tidak dapat terpenuhi (peluang pasar) Perumusan masalah Dalam menjalankan suatu usaha untuk mencapai tujuannya dengan baik, terdapat beberapa aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilannya. Aspek-aspek tersebut secara garis besar yaitu aspek pemasaran, aspek hukum, aspek manajeman dan sumberdaya manusia, aspek produksi dan operasi, aspek lingkungan ekonomi dan sosial serta aspek keuangan. Setiap aspekaspek tersebut memiliki berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Keadaan manajemen perusahaan yang tidak terlalu baik, membuat pemilik tidak terlalu mengetahui apakah usaha yang dijalankan layak atau tidak. Sehingga, pemilik usaha memiliki rasa keingintahuan terhadap usaha yang dijalankan sebenarnya layak atau tidak layak. Selain itu, pemilik juga memiliki rasa keingintahuan terhadap usahanya, apabila terjadi suatu pengembangan. Pengembangan usaha kerupuk yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan produksi yang berpengaruh terhadap adanya penambahan bahan baku produksi, beberapa fasilitas produksi, dan jumlah karyawan.

16 5 Pengembangan lain yang dapat dilakukan perusahaan diantaranya dengan memperjelas struktur organisasi dan pengembangan pada produk yang dapat dilakukan dengan cara merubah bentuk, rasa, dan warna. Hal ini membuat pengkajian terhadap aspek-aspek tersebut menjadi penting untuk dilakukan. Pengembangan usaha dilakukan tidak lain dengan tujuan untuk meningkatkan manfaat dan keuntungan perusahaan. Berdasarkan keterangan tersebut yang telah dijelaskan, maka permasalahan yang terjadi yaitu ; 1. Bagaimana keadaan pasar, legalitas, manajemen sumber daya manusia, produksi dan operasi, lingkungan ekonomi dan sosial serta keuangan yang terdapat pada usaha kerupuk Ichtiar? 2. Bagaimana kelayakan rencana pengembangan usaha kerupuk Ichtiar dan analisis sensitivitasnya? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalah yang terjadi, maka tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Mengkaji potensi proyek dan permasalahan dilihat dari keadaan pasar, legalitas usaha, manajemen sumber daya manusia, produksi dan operasi, lingkungan ekonomi dan sosial serta keuangan yang terdapat pada usaha kerupuk Ichtiar. 2. Melakukan analisis kelayakan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar dan analisis sensitivitasnya Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan informasi berupa keadaan pasar, produksi, sumberdaya manusia, dan keuangan yang terdapat pada usaha kerupuk Ichtiar. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat membantu pihak yang bersangkutan dalam mengembangkan usahanya. Baik itu sebagai bahan acuan atau pun hanya sebagai dasar pertimbangan menuju pengembangan usaha. Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu semua pihak yang membutuhkannya.

17 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerupuk Menurut UU RI No. 5 tahun 1984 Pasal 1 tentang perindustrian, definisi Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Menurut Keputusan Presiden RI No. 99 Tahun 1998 pengertian usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat ( doc-hsl-kajian/rip-ukm.htm). Wirakartakusumah dan syah (1990) menyebutkan dahwa industri pangan merupakan industri yang menghasilkan berbagai produk olahan dalam bentuk makanan tradisional atau pun modern. Berdasarkan skala dan pola pertumbuhannya, industri pangan dikelompokan menjadi industri pangan besar, menengah dan kecil, industri katering, restoran dan hotel, dan industri makanan jajanan dan rumah tangga. Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dana nutrisi. Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu makhluk hidup dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak. Memakan makanan yang bergizi akan membantu pertumbuhan manusia, baik otak maupun badan. Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein, karbohidrat, lemak, dan lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang terdapat dalam makanan. Setiap jenis gizi yang kita dapatkan mempunyai fungsi yang berbeda. Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang manusia dapatkan sehari-hari. Salah satu contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah nasi. Protein

18 7 digunakan oleh tubuh untuk membantu pertumbuhan manusia, baik otak maupun tubuh. Lemak digunakan oleh tubuh sebagai cadangan makanan dan sebagai cadangan energi. Lemak akan digunakan saat tubuh kekurangan karbohidrat, dan lemak akan memecah menjadi glukosa yang sangat berguna bagi tubuh saat membutuhkan energi ( Kerupuk atau kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan di bawah sinar matahari dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak. Kerupuk bertekstur garing dan sering dijadikan pelengkap untuk berbagai makanan Indonesia ( Studi Kelayakan Bisnis Menurut Umar (2005), bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industri dimana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup. Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak suatu bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Menurut Ibrahim (2003), studi kelayakan bisnis merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha yang direncanakan. Pengertian layak dalam penelitian ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang dilaksanakan memberi manfaat (benefit), baik dalam arti finansial benefit maupun dalam arti sosial benefit. Terdapat beberapa aspek yang perlu dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu usaha. Masing-masing aspek tersebut tidak dapat berdiri sendiri, akan tetapi saling berkaitan. Secara umum prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan dalam studi kelayakan adalah aspek pemasaran, aspek hukum, aspek manajemen sumber daya manusia, aspek teknis dan operasi, aspek lingkungan ekonomi dan sosial, dan aspek finansial.

19 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis 1. Aspek pemasaran (pasar) Pasar, menurut para ahli, merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga. Pendapat yang lain mengatakan bahwa pasar merupakan suatu sekelompok orang yang diorganisasikan untuk melakukan tawar-menawar, sehingga dengan demikian terbentuk harga (Umar, 2005). Setiap perusahaan atau Organisasi perlu memiliki kemampuan untuk mengenal kesempatan-kesempatan pasar baru. Tidak ada perusahaan yang selamanya dapat menguntungkan diri pada produk dan pasar yang dimilikinya sekarang. Setiap manajer pemasaran membutuhkan sejumlah informasi akurat yang tersedia pada waktu yang tepat, seperti keadaaan lingkungan pemasaran, konsumen sasaran, pesaing, pensuplai, dan reseller, serta publik di masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Philip Kotler (2004), salah seorang ahli teori manajemen terkemuka mengemukakan tujuan dari pemasaran ialah untuk mengetahui dan memahami konsumen demikian baiknya sehingga produk atau jasa cocok bagi konsumen dan produk atau jasa itu bisa terjual dengan sendirinya. Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individual dan organisasi. Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasional adalah terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (target markets) dan pemberian kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan lebih efisien dari yang dilakukan para pesaing. Sekali perusahaan telah

20 9 memutuskan strategi penentuan posisinya, maka kemudian perusahaan tersebut siap memulai perencanaan yang terinci mengenai marketing mix. Marketing mix adalah perangkat variabel-variabel pemasaran terkontrol yang perusahaan gabungkan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkannya dalam pasar sasaran. Empat unsur marketing mix yaitu, produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion) (Kotler, 2004). 2. Hukum Aspek ini mencakup kelengkapan dana dan keabsahan dokumen perusahaan mulai dari bentuk badan usaha hingga izin yang dimilikinya. Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat penting karena merupakan dasar hukum yang harus dipegang apabila terjadi suatu masalah (Kasmir dan Jakfar, 2007). Menurut Umar (2005) aspek hukum dalam studi kelayakan usaha mempelajari tentang siapa pelaksana bisnis, bisnis apa yang akan dilaksanakan, waktu pelaksanaan bisnis, di mana bisnis dilaksanakan, bagaimana bisnis dilakukan, dan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Secara garis besar setiap bisnis yang dijalnkan harus meiliki keabsahaan dokumen perusahan dengan izin usaha yang dimilikinya. 3. Aspek Manajemen sumber daya manusia Suatu usaha atau proyek yang dijalankan akan berhasil apabila dilakukan oleh orang-orang yang profesional, mulai dari merencanakan, melaksankan, hingga akhirnya pada pengendalian terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi (Kasmir dan Jakfar, 2007). Salah satu cara untuk mengembangkan usaha perusahaan adalah dengan diversifikasi usaha. Keputusan untuk melakukan diversifikasi yaitu keputusan strategis perusahaan yang didasarkan pada analisis yang cukup mendalam. Aspek manajemen untuk pengembangan proyek bisnis dan implementasi bisnis didasarkan pada pendekatan perencanaan, pengorganisasian,

21 10 actuating, dan pengendalian (Umar, 2005). Keberadaan sumber daya manusia hendaknya dianalisis untuk mendapatkan jawaban apakah SDM yang diperlukan untuk pengembangan maupun pengimplementasian bisnis dapat dimiliki secara layak atau sebaliknya dilihat dari ketersediannya. Kajian dalam SDM dapat dimulai dari perencanaan, analisis pekerjaan, rekrutmen, seleksi dan orientasi, produktivitas, pelatihan dan pengembangan, presentasi, kompensasi, keselamatan dan kesehatan kerja, sampai pada pemutusan kerja. 4. Aspek Teknis dan Operasi Manajemen operasi adalah suatu disiplin ilmu yang diterapkan pada seluruh usaha produksi, baik di kantor, gedung, restoran, pusat perbelanjaan, maupun pabrik. Semua jenis usaha yang menghasilkan barang dan jasa membutuhkan manajemen operasi. Proses produksi barang dan jasa yang efisien membutuhkan penerapan konsep, alat-alat dan tehnik manajemen operasi yang eektif. Produksi adalah proses penciptaan barang dan jasa. Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output), sehingga keluarannya akan lebih bermanfaat dari masukannya ( Heizer dan Render, 2006). 5. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Aspek ini melihat seberapa besar pengaruh atau kontribusi yang diberikan terhadap masyarakat sekitar. Pengaruh tersebut terutama dalam bidang ekonomi secara luas dan dampak sosial yang terjadi pada masyarakat sekitar dan lingkungannya. Hal ini didasarkan pada setiap proyek atau usaha yang dijalankan akan berdampak pada lingkungan sekitar, baik terhadap darat, air, udara, yang pada akhirnya akan berdampak pada makhluk hidup yang berada disekitarnya (Kasmir dan Jakfar, 2007).

22 11 6. Aspek Finansial Aspek Finansial dianalisis dengan tujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk mebayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus. Secara singkatnya apakah bisnis atau proyek ini dapat menghasilkan keuntungan (layak) atau malah sebaliknya dalam melakukan usahanya (tidak layak). Menurut Kasmir dan Jakfar (2007) Aspek ini meliputi seberapa lama investasi yang ditanamkan akan kembali, dari mana saja sumber pembiayaan bisnis tersebut dan bagaimana tingkat suku bunga yang berlaku, sehingga apabila dihitung dengan formula penilaian investasi sangat menguntungkan. Metode penilaian yang digunakan dalam menganalisis studi kelayakan usaha pada aspek keuangan ini, meliputi : a) Payback Periode (PBP) Payback Periode adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutupi kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain Payback Periode merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu (Umar, 2005). b) Internal Rate of Return (IRR) Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal (Umar, 2005).

23 12 c) Net Present Value (NVP) Net Present Value yaitu selisih antara Present Value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang (Umar, 2005). d) Profitability Index (PI) Pemakaian metode Profitability Index ini caranya adalah dengan menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari investasi yang telah dilaksanakan (Umar, 2005). e) Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) digunakan untuk kegiatan atau proyek-proyek makro dimana manfaatnya terutama dinikmati oleh sebagian atau seluruh masyarakat. B/C Ratio dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Gross B/C Ratio dan Net B/C Ratio (Firdaus, 2008). Pada saat kita menganalisis perkiraan arus kas di masa yang akan datang, kita berhadapan dengan ketidakpastian. Akibatnya, hasil perhitungan di atas kertas itu dapat menyimpang dari kenyataannya. Suatu keadaan yang tidak pasti itu dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan suatu proyek dalam beroperasi untuk menghasilkan laba atau keuntungan. Untuk menanggulangi masalah ketidakpastian tersebut kita dapat menggunakan analisis kepekaan (sensitivity analysis). Analisis sensitivitas adalah suatu teknik untuk menguji secara matematis apa yang akan terjadi pada kapasitas penerimaan suatu proyek apabila terjadi kejadian-kejadian yang berbeda dengan perkiraan yang dibuat dalam perencanaan. Suatu analisis sensitivitas

24 13 dikerjakan dengan mengubah suatu unsur tertentu pada hasil analisis (Kadariah, 1976) Manfaat Studi Kelayakan Bisnis (SKB) Hasil dari studi kelayakan bisnis adalah suatu laporan tertulis yang menyatakan bahwa suatu rencana bisnis layak tuk direalisasikan. Selain itu, laporan ini juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pihak-pihak terkait dalam memutuskan untuk turut serta menyetujui atau sebaliknya menolak kelayakan laporan studi sesuai dengan kepentingannya. Studi Kelayakan Bisnis ini juga memungkinkan untuk dinyatakan layak tetapi akhirnya tidak di realisasikan. Hal ini dapat disebabkan oleh pengambil keputusan akhir menolak karena adanya intervensi pihak lain yang merasa kepentingannya tidak terpenuhi. Pihak-pihak yang membutuhkan studi kelayakan bisnis, yaitu : A. Pihak Investor : Pihak ini menjadikan laporan studi kelayakan bisnis sebagai dasar dalam mempelajari untuk dijadikan bahan pertimbangan akan menanamkan modal atau sebaliknya. Pihak yang memiliki kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang akan ditanamkan. B. Pihak Kreditor : Pendanaan proyek dapat juga dipinjam dari Bank. Sebagai dasar pertimbangan pihak Bank dalam memutuskan untuk memberikan kredit (pinjaman) atau tidak. Pihak Bank akan mengkaji ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, termasuk mempertimbangkan sisi-sisi lain, seperti bonafitditas dan tersedianya angunan yang dimiliki perusahaan. C. Pihak Manajemen Perusahaan : Studi kelayakan bisnis dapat dibuat oleh pihak internal atau eksternal perusahaan. Laporan studi kelayakan bisnis ini merupakan upaya dalam rangka merealisasikan ide proyek yang ujung-ujungnya bermuara pada peningkatan usaha untuk meningkatkan laba perusahaan. Sebagai pihak yang menjadi project leader, pihak manajemen perlu

25 14 mempelajari studi kelayakan itu, misalnya dalam hal pendanaan, berapa yang dialokasikan dari modal sendiri dan berapa pendanaan dari pihak investor dan pihak kreditor. D. Pihak Pemerintah dan Masyarakat : Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah karena bagaimana pun pemerintah dapat secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kebijakan perusahaan. Penghematan devisa negara, penggalakan ekspor nonmigas dan pemakaian tenaga kerja massal merupakan contoh-contoh kebijakan pemerintah di sektor ekonomi. Proyekproyek bisnis yang membantu kebijakan pemerintah inilah yang diprioritaskan untuk dibantu, misalnya dengan subsidi dan keringanan lain. E. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi : Dalam menyusun studi kelayakan bisnis perlu juga di analisis manfaat yang akan di dapat dan biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek terhadap perekonomian nasional. Aspek-Aspek ini diantaranya yaitu aspek Rencana Pembangunan Nasional, Distribusi nilai tambah pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, pengaruh sosial, serta analisis kemanfaatan dan beban sosial Penelitian Terdahulu Miranti (2008) Pengembangan Usaha Elsari Brownies and Bakery Analisis Aspek Pasar dan Keuangan. Merupakan salah satu usaha kecil dan menengah (UKM) dibidang industri makanan yang terdapat di Bogor. Usaha ini bermaksud untuk membuka counter penjualan khusus produk Elsari di lokasi yang strategis. Untuk itu, diperlukan penelitian tentang kondisi pemasaran brownies di Kota Bogor, penilaian kondisi keuangan perusahaan, dan kelayakan rencana pengembangan tersebut. Untuk IRR yang diperoleh dari hasil kelayakan investasi adalah sebesar 18,66%. Payback period yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi yang ditanamkan adalah 8 tahun 4 bulan.

26 15 Arief Rivai (2009) Analisis Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong (Fattening) pada PT Zagrotech Dafa International (ZDI) Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Merupakan salah satu perusahaan swasta nasional di Indonesia yang bergerak di bidang agribisnis. Hal utama yang melatarbelakangi mendirikan usaha penggemukan sapi potong (fattening) yaitu melihat kondisi pertumbuhan populasi sapi potong yang cendrung statis, sedangkan kebutuhan akan daging sapi di dalam negeri meningkat setiap tahunya. Analisis data penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengkaji aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, ekonomi dan lingkungan yang dijelaskan secara deskriptif. Untuk analisis kuantitatif digunakan dalam mengkaji analisis finansial. Pada penelitian ini menggunakan dua skenario yaitu skenario modal sendiri dan skenario modal pinjaman. Kedua skenario ini layak untuk dijalankan. Hal tersebut dapat dilihat dari masing-masing kriteria kelayakan yang menunjukan hasil layak untuk dijalankan. IRR yang diperoleh dari hasil kelayakan investasi adalah sebesar 37%. Net B/C yang dihasilkan yaitu 2,92 dan Payback period yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi yang ditanamkan adalah 3,5. Dengan skenario modal pinjaman IRR yang diperoleh dari hasil kelayakan investasi adalah sebesar 15%. Net B/C yang dihasilkan yaitu 1,07 dan Payback period yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi yang ditanamkan adalah 8,2 tahun.

27 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang tersebut pemilik usaha kerpuk Ichtiar bermaksud untuk meningkatkan volume penjualan. Peningkatan yang terjadi dimaksudkan untuk menghasilkan manfaat yang lebih tinggi bagi perusahaan dan lingkungan sekitar. Dalam menjalankan usahanya terdapat beberapa masalah mulai dari musim seperti penghujan dan manajemen yang tidak terlalu baik. Musim penghujan menjadi masalah dalam bisnis ini, karena mengganggu salah satu langkah dalam proses produksi, yaitu pada tahap penjemuran. Keadaan manajemen perusahaan yang kurang baik, membuat usaha ini kesulitan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Untuk itu, pemilik usaha mendapatkan gagasan untuk melakukan studi kelayakan terhadap pengembangan usahanya. Studi kelayakan bisnis pada usaha pengembangan kerupuk ini bertujuan sebagai bahan pertimbangan pemilik dalam merealisasikan pengembangan usahanya. Selain itu, Rencana-rencana dan strategi yang akan atau harus dilakukan untuk memajukan usaha dapat tersusun secara baik. Secara umum, dengan studi kelayakan ini pemiliki dapat mengetahui layak atau tidak usahanya. Analisis kelayakan pengembangan usaha ini terdiri dari aspek pemasaran, aspek hukum, aspek manajemen sumber daya manusia, aspek teknis dan operasi, aspek lingkungan ekonomi dan sosial, dan aspek finansial. Pada aspek keuangan akan dilakukan penilaian atas kelayakan usaha berdasarkan Payback Periode (PBP), Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NVP), Profitability Index (PI), dan Benefit Cost Ratio (B/C Ratio). Untuk mengantisipasi perubahan yang akan terjadi di masa yang akan datang, mengingat banyaknya ketidakpastian dalam sebuah usaha maka akan dilakukan juga analisis sensitivitas. Ketidakpastian dimasa yang akan datang tersebut dapat disebabkan seperti apabila terjadi perubahan

28 17 indeks harga menjadi lebih tinggi dari kondisi normal karena adanya pengaruh tingkat inflasi. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Usaha Kerupuk Ichtiar Menganalisis pengembangan usaha dimasa yang akan datang Mengkaji dan Mengatasi masalah yang terjadi serta memanfaatkan peluang yang ada Umpan Balik Potensi pengembangan usaha Kerupuk Analisis Kelayakan Usaha Layak Tidak Layak Implementasi Re-evaluasi Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian studi pengembangan usaha ini dilakukan di Jalan Raya Cibanteng No.141 RT 05 RW 03 Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan dilapangan berlangsung selama tiga bulan, yaitu sejak bulan Oktober hingga bulan Desember 2009.

29 Metode Penelitian Jenis, Sumber, dan Pengumpulan Data Data merupakan suatu realitas, mestinya data terbebas dari peneliti. Artinya, data tidak dipengaruhi oleh perasaan maupun pemikiran peneliti. Data yang digunakan dalam penelitian pengembangan usaha kerupuk Ichtiar berdasarkan ketersediannya terbagi menjadi data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang belum tersedia, sehingga untuk menjawab masalah penelitian data harus diperoleh dari sumber aslinya (Simamora, 2004). Data primer ini di dapatkan dengan cara survey melalui teknik komunikasi langsung (wawancara) dan peninjauan langsung (observasi langsung) terhadap lingkungan internal perusahaan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar dan pihak-pihak lainnya yang terkait. Menurut Simamora (2004), teknik komunikasi langsung ini merupakan cara pengumpulan data di mana peneliti malakukan komunikasi langsung atau tatap muka (face to face) dengan sumber data. Situasinya dapat disengaja diciptakan (seperti pada focus group), dan dapat juga dalam keadaan sebenarnya (seperti pada survey). Teknik Observasi langsung adalah cara mengumpulkan data melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang terlihat pada objek penelitian. Pelaksanaanya langsung pada tempat dan waktu di mana sebuah peristiwa, keadaan, atau situasi sedang terjadi. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia atau sudah dikumpulkan untuk suatu tujuan sebelumnya. Data ini mudah untuk didapatkan dan biasanya berbiaya rendah (Simamora, 2004). Pada perusahaan ini, data sekunder didapatkan dari beberapa instasi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pemerintahan Kota dan Kabupaten Bogor, dan dari studi pustaka serta internet. Berdasarkan pada sifatnya, data yang digunakan dibedakan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang merepresentasikan realitas secara deskriptif melalui kata-kata,

30 19 kalimat maupun uraian. Data kuantitatif adalah representasi realitas yang disimbolkan secara numerik (dengan angka-angka). Jenis-jenis data kuantitatif, baik yang ditransformasi dari data kualitatif maupu aslinya memang sudah kuantitatif, adalah data nominal, ordinal, data interval, dan rasio (Simamora, 2004). Pada penelitian ini, data berdasarkan sifatnya yang sering atau lebih banyak digunakan adalah jenis data kuantitatif. Data perlu diolah agar mudah diinterprestasikan. Informasi yang baik diperoleh dari data yang baik, yang dianalisis dan diinterpretasikan dengan baik. Syarat-syarat data yang baik yaitu ; a. Relevan, yaitu sesuai dengan kebutuhan. b. Akurat, yaitu pengumpulan dan pelaporannya dapat dipertanggungjawabkan. c. Sesuai dengan kaidah-kaidah riset. d. Up-to-date, yaitu data masih menggambarkan keadaan saat ini. e. Impartial, artinya data sekunder dikumpulkan dan dilaporkan secara objektif Pengolahan Data Pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan data berdasarkan sifatnya, yaitu data kuntitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah representasi realitas yang disimbolkan dengan numerik (dengan angka-angka). Pada penelitian ini salah satu data berupa kuantitatif yaitu pada aspek keuangan. Perhitungan yang akan dilakukan yaitu menghitung Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate Return (IRR), Payback Periode (PBP), dan Profitability Index (PI) serta analisis sensitivitas. Alat bantu yang digunakan yaitu Microsoft Excel. Data Kualitatif adalah data yang merepresentasikan realitas secara deskriptif melalui katakata, kalimat, maupun uraian. Data ini banyak digunakan pada aspek produksi, hukum, pemasaran, manajeman dan sumberdaya manusia, dan lingkungan ekonomi dan sosial.

31 Kriteria Investasi Pada aspek keuangan dilakukan penilaian atas kelayakan usaha berdasarkan Payback Periode (PBP), Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NVP), Profitability Index (PI), dan Benefit Cost Ratio (B/C Ratio). Untuk menganalisis suatu aspek keuangan dibutuhkan beberapa asumsi dasar yang disebut sebagai kriteria investasi. Kriteria investasi yang digunakan yaitu : 1) Periode analisis proyek pengembangan usaha kerupuk Ichtiar yaitu selama sepuluh tahun ( ). Proyek dimulai dengan investasi awal pada tahun ke-0. Dasar pengambilan periode proyek selama sepuluh tahun yaitu dilihat dari umur ekonomis yang paling berpengaruh yaitu alat cetak kerupuk. 2) Penentuan harga awal menggunakan harga yang berlaku pada periode pengambilan data pada waktu sekarang bulan Januari- Februari ) Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 14 persen. Tingkat suku bunga ini disesuaikan dengan asumsi rata-rata bunga pinjaman Bank BRI, BNI, dan Mandiri untuk modal usaha. 4) Jumlah tenaga kerja untuk menjalankan usaha ini terdiri atas 14 orang dengan waktu kerja sebelas bulan dalam setahun (libur satu bulan) dan dua puluh enam hari dalam satu bulan (libur empat hari). Pembayaran gaji untuk tenaga kerja ditetapkan oleh pemiliki dan sesuai UMR daerah yang berlaku dengan tidak ada dan adanya peningkatan selama umur proyek. 5) Jumlah produksi pada tahun pertama diperkirakan sebanyak unit per tahun, dan pada tahun ke-6 terjadi penambahan produksi sebesar unit per tahun, dengan asumsi perusahaan memanfaatkan peluang pasar yang disertai tersedianya sumber daya. 6) Harga jual pada tahun pertama per satuan yaitu Rp 300,00 per unit dan akan berubah dengan asumsi terdapat pengaruh inflasi.

32 21 7) Sumber modal awal yang digunakan berasal dari modal sendiri dengan jumlah nilai sebesar Rp ,00. Modal ini didasarkan pada penjumlahan biaya investasi awal pada tahun ke- 0, dan biaya operasional awal pada tahun pertama (tahun ke-1). 8) Pajak yang digunakan sebesar 25 persen. Perhitungan pajak ini dilakukan dengan menggunakan analisis rugi laba berdasarkan Undang-undang No.17 Tahun 2000 Pasal 17 tentang wajib pajak orang pribadi, yaitu sebagai berikut : a. < Rp ,00 ; besarnya pajak yang harus dibayarkan yaitu 5 persen. b. Rp ,00 > Rp ,00 ; besarnya pajak yang harus dibayarkan yaitu 10 persen. c. Rp ,00 > Rp ,00 ; besarnya pajak yang harus dibayarkan yaitu 15 persen. d. Rp ,00 > Rp ,00 ; besarnya pajak yang harus dibayarkan yaitu 25 persen. e. Rp ,00 > ; besarnya pajak yang harus dibayarkan yaitu 35 persen. 9) Asset-asset yang terkena biaya penyusutan merupakan asset-aset yang memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun. 10) Nilai sisa dihitung berdasarkan nilai seluruh capital budget yang masih memiliki umur ekonomis hingga periode analisis. 11) Analisis sensitivitas yang dilakukan yaitu peningkatan harga input produksi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sampai berapa besar pengaruh peningkatan tersebut terhadap kriteria-kriteria investasi Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Analisis kelayakan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar dibuat selama sepuluh tahun periode usaha. Discount factor yang digunakan sesuai dengan tingkat suku bunga pinjaman Bank BRI, BNI, Mandiri yaitu 14% per tahunnya. Pengembangan usaha kerupuk yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan produksi yang berpengaruh terhadap adanya penambahan bahan baku produksi, beberapa fasilitas produksi,

33 22 dan jumlah karyawan. Pengembangan lain yang dapat dilakukan perusahaan diantaranya dengan memperjelas struktur organisasi dan pengembangan pada produk yang dapat dilakukan dengan cara merubah bentuk, rasa, dan warna. Pengembangan ini dilakukan untuk mengoptimalisasikan aktivitas perusahaan, terutama pada aspek produksi dengan tujuan meningkatkan manfaat dan keuntungan perusahaan. Metode penilaian yang digunakan dalam menganalisis studi kelayakan pengembangan usaha pada penelitian ini, meliputi : 1) NPV (Net Present Value) NPV adalah nilai sekarang dari keuntungan bersih yang akan diperoleh pada masa mendatang dan merupakan selisih antara nilai sekarang dari penerimaan dengan nilai sekarang dari pengeluaran pada tingkat tertentu. Perhitungan ini menyamakan nilai investasi yang ditanamkan pada waktu sekarang terhadap keuntungan di masa mendatang (Nilai Rp 100,00 pada waktu sekarang akan sama nilainya dengan Rp 500,00 pada waktu 10 tahun yang akan datang). NPV dapat dihitung dengan menggunakan rumus : n Bt Ct NPV = t (1 r t 0 ) (1) Keterangan : Bt : Penerimaan usaha pada periode t Ct : Biaya usaha pada periode t n : Umur kegiatan usaha r : Tingkat suku bunga pinjaman yang dibebankan t : 0, 1, 2, 3,..., n Dengan kriteria : NPV > 0 : Usaha layak atau mengutungkan NPV = 0 : Usaha tidak untung dan tidak rugi NPV < 0 : Usaha dinyatakan rugi NPV menunjukkan bahwa usaha yang akan dijalankan layak apabila NPV yang dihasilkan bernilai positif (NPV lebih besar dari nol) (Kadariah, 1976).

34 23 2) Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) digunakan untuk kegiatan atau proyek-proyek makro dimana manfaatnya terutama dinikmati oleh sebagian atau seluruh masyarakat. B/C Ratio dibedakan menjadi Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C). a. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) Merupakan perbandingan antara jumlah present value dari manfaat (benefit) kotor dengan jumlah present value dari biaya (cost) kotor (Firdaus, 2008). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : n t Bt /(1 i) Gross B / C... (2) t t 0 Ct /(1 i) Dengan Kriteria : Jika B/C 1, maka kegiatan investasi itu layak dilaksanakan Jika B/C < 1, maka kegiatan investasi itu tidak layak untuk dilaksanakan. b. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C). Net B/C adalah perbandingan antara total nilai sekarang dari penerimaan bersih yang bersifat positif dengan total nilai sekarang dari penerimaan bersih yang bersifat negatif (Kadariah, 1976). Net B/C dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Net B / C n t 0 n t o Bt Ct t (1 r) Ct Bt (1 r) t...(3) Dengan kriteria : Net B/C > 1 : Usaha dinyatakan layak atau menguntungkan Net B/C = 1 : Usaha dinyatakan tidak untung dan tidak rugi Net B/C < 1 : Usaha dinyatakan tidak layak atau rugi

35 24 3) Internal Rate Return (IRR) Metode ini digunakan untuk mencari tingkat suku bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang (Kadariah, 1976). IRR dapat dihitung dengan menggunakan rumus : ' ' NPV IRR i ' ( NPV NPV " ( i ) " ' i )....(4) Keterangan : i` = Tingkat suku bunga yang menjadikan NPV positif i = Tingkat suku bunga yang menjadikan NPVnegatif NPV` = NPV pada tingkat suku bunga i` NPV = NPV pada tingkat suku bunga i Dengan kriteria : Jika IRR Discount rate, maka proyek dapat diterima. Jika IRR Discount rate, maka proyek tidak dapat diterima. Perolehan IRR yang lebih besar dari tingkat suku bunga bank sebesar 18% per tahun menunjukkan bahwa usaha layak untuk dijalankan. Nilai IRR dapat dicari dengan interpolasi atau cobacoba (trial and error). Caranya hitung nilai sekarang dari arus kas suatu investasi dengan menggunakan suku bunga yang wajar, misalnya 10 persen, lalu dibandingkan dengan biaya investasi, jika nilai investasi lebih kecil, maka dicoba lagi dengan suku bunga yang lebih tinggi demikian seterusnya sampai biaya investasi menjadi sama besar (Umar, 2005). 4) Payback Periode (PBP) Payback Periode (PBP) adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas. Dengan kata lain payback periode merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Payback Periode (PBP) dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerupuk Menurut UU RI No. 5 tahun 1984 Pasal 1 tentang perindustrian, definisi Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah Prima Fit yang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data VI METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Wisata Agro Tambi, Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Definisi dan Batasan Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istlah-istilah dalam penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Gula merah tebu merupakan komoditas alternatif untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula. Gula merah tebu dapat menjadi pilihan bagi rumah tangga maupun industri

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Studi kelayakan pengembangan bisnis merupakan suatu analisis mendalam mengenai aspek-aspek bisnis yang akan atau sedang dijalankan, untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 20 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bogor merupakan salah satu kota wisata yang perlu mengembangkan wisata lainnya, salah satunya adalah wisata Batik. Batik merupakan warisan Indonesia

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Laboratorium Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika (LPPM PKBT) yang berlokasi di Tajur sebagai sumber informasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di penggilingan padi Sinar Ginanjar milik Bapak Candran di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah di Semarang. Dengan beberapa pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce Vita Bistro yang bergerak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biayabiaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di UPR Citomi Desa Tanggulun Barat Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa, dampaknya terhadap

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Analisis Kelayakan Proyek Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Kebijakan Publik Perlukah membangun rumah sakit baru? Membangun bandara atau menambah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu aktivitas ekonomi dalam agribisnis adalah bisnis peternakan. Agribisnis bidang ini utamanya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kebutuhan masyarakat akan produk-produk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di lokasi penanaman JUN Unit Usaha Bagi Hasil- Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (UBH-KPWN) Kabupaten Bogor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI 5.1 PENDAHULUAN Pengembangan usaha pelayanan jasa pengeringan gabah dapat digolongkan ke dalam perencanaan suatu kegiatan untuk mendatangkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

9 Universitas Indonesia

9 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan atau feasibility study adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 32 IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 4.1. Identifikasi Indikator Kelayakan Finansial Pada umumnya ada enam indikator yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian kelayakan finansial dari

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN Oleh: RONA PUTRIA A 14104687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi dan Proyek 2.2 Pengertian Bisnis 2.3 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi dan Proyek 2.2 Pengertian Bisnis 2.3 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi dan Proyek Kasmir dan Jakfar berpendapat bahwa investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.1. Kerangka Teoritis 3.1.2. Studi Kelayakan Proyek Gittinger (1986) mendefinisikan proyek pertanian sebagai suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan pengembangan bisnis PT. Dagang Jaya dalam pendistribusian dikatakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Kelayakan berikut: Penetapan kriteria optimasi dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai Aspek Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Sumber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR. Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR. Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H24077027 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya

Lebih terperinci