PENGUKURAN LINGKUNGAN FISIK KERJA DAN WORKSTATION DI KANTOR POS PUSAT SAMARINDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUKURAN LINGKUNGAN FISIK KERJA DAN WORKSTATION DI KANTOR POS PUSAT SAMARINDA"

Transkripsi

1 PENGUKURAN LINGKUNGAN FISIK KERJA DAN WORKSTATION DI KANTOR POS PUSAT SAMARINDA Dwi Cahyadi (Staf Pengajar Jurusan Desain Produk Politeknik Negeri Samarinda) Andri Kurniawan (Staf Pengajar Jurusan Teknik Kimia) Abstrak Aktifitas dan sistem pelayanan jasa di kantor pos menuntut sikap profesionalisme dalam melayani konsumen. Hal penting selain sikap profesional dan keterampilan adalah memberikan jasa pelayanan adalah penciptaan atmosfir public area / workstation seperti layout ruangan, tata letak dan akses keluar masuknya konsumen maupun lingkungan fisiknya (tingkat kelembaban, suhu, pencahayaan dan kebisingan) yang semuanya mendukung untuk terciptanya kenyamanan konsumen maupun bagi pemberi jasa dalam beraktifitas. Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah bagaimana mengidentifikasi dan mengukur serta mengevaluasi lingkungan fisik kerja dan workstation di Kantor Pos Pusat Kota Samarinda. Hasil dari penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi bagaimana menciptakan ruang tunggu dan ruang administrasi pelayanan Kantor Pos Pusat Samarinda yang sesuai dengan standar tingkat kenyamanan dan kesehatan serta memiliki layout ruangan / workstation yang sesuai dengan kebutuhan kerja. Berdasarkan hasil perolehan data mengenai suhu dan kelembaban diperoleh data suhu udara dalam ruangan adalah 31,110 C dan kelembaban 65,5 %RH,, nilai ini berada di luar ketentuan standar PUSPERKES. Untuk tingkat penerangan di dalam ruang tunggu diperoleh data 105,5 Lux, data ini menunjukkan bahwa tingkat penerangan yang ada sesuai dengan standar nasional/ideal. Penilaian tingkat kebisingan ruangan adalah 75,23 db, yang artinya ruangan ini berada pada standar Kepmenaker No. 51 Tahun Kata Kunci : Suhu, Kelembaban, Pencahayaan, Kebisingan PENDAHULUAN Ergonomi adalah ilmu yang berkenaan dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan di tempat rekreasi. Penerapan ilmu ergonomi umumnya merupakan aktivitas rancang bangun (desain) ataupun rancang ulang (re-desain). Hal ini dapat meliputi perangkat keras seperti misalnya perkakas kerja (tools), bangku kerja, platform, kursi, sistem kontrol, alat peraga, jalan (acces ways), pintu, dan lain-lain. Juga dapat meliputi rancang bangun lingkungan fisik kerja, karena jika sistem perangkat keras berubah maka akan berubah pula lingkungan kerjanya. Menurut Manuaba (1992) lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh manusia untuk dapat beraktifitas secara optimal dan produktif. Oleh karena itu lingkungan kerja harus ditangani dan didesain secara baik. Secara fundamental, ilmu Ergonomi merupakan studi tentang penyesrasian antara manusia dan pekerjaannya untuk meningkatkan performansi dan melindungi kehidupannya untuk mengoptimalkan kemampaun dan mengatasi keterbatasan sebagai seorang manusia. Kantor Pos Pusat di Kota Samarinda merupakan tempat untuk melakukan kegiatan pengiriman dan penerimaan surat maupun paket pengiriman dari dalam dan luar kota. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, Riset / 1931 JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011:

2 kantor pos menawarkan beberapa jasa pelayanan seperti tempat pembayaran pajak bangunan, angsuran kredit kendaraan, dan beberapa jasa lainnya yang memudahkan konsumen untuk melakukan proses pembayaran bulanan. Aktifitas dan sistem pelayanan jasa di kantor pos menuntut sikap profesionalisme dalam melayani konsumen. Hal penting selain sikap profesional dan keterampilan memberikan jasa pelayanan adalah penciptaan atmosfir public area / workstation seperti layout ruangan, tata letak dan jumlah kursi tunggu, akses keluar masuknya konsumen maupun lingkungan fisiknya (tingkat kelembaban, suhu, pencahayaan dan kebisingan) yang semuanya mendukung untuk terciptanya kenyamanan konsumen maupun si pemberi jasa dalam beraktifitas. Dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 1969 tentang persetujuan konvensi ILO No. 120 mengenai heigine dalam perniagaan dan perkantoran secara garis besar mengatur perlindungan dan penyediaan fasilitas kerja. Dalam konvensi tersebut secara jelas ditetapkan bahwa setiap tempat kerja seperti area publik harus mempunyai ventilasi, penerangan dan alat kerja yang sesuai, serta kebisingan dan getaran yang harus dapat dikendalikan sampai pada batas-batas yang dapat diterima. Lebih lanjut Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja menetapkan syarat keselamatan dan kesehatan tempat kerja, menetapkan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan tempat kerja sebagai upaya perlindungan terhadap manusia. Untuk mencegah ketidaknyamanan dan gangguan kesehatan konsumen maupun karyawan di Kantor Pos Pusat Kota Samarinda, maka penelitian ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan memberikan rekomendasi pengendalian terhadap faktor-faktor yang dapat menurunkan kondisi lingkungan kerja fisik seperti tingkat kebisingan, pencahayaan, temperatur dan kelembaban serta penataan layout ruangan yang sesuai dengan kebutuhan. Dari latar belakang yang ada maka dapat dirumuskan perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu bagaimana mengidentifikasi dan mengukur serta mengevaluasi lingkungan fisik kerja dan workstation/layout di Kantor Pos Pusat Kota Samarinda agar sesuai dengan peraturan dan kondisi yang ideal. Adapun tujuan dan manfaat dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data kondisi lingkungan fisik kerja, melalui identifikasi dan pengukuran tempat kerja serta mengevaluasi dan merekomendasikan kondisi lingkungan fisik kerja dan layout/workstation yang sesuai dengan kondisi ideal dan standar kesehatan pada areal pengunjung di Kantor Pos Pusat Kota Samarinda. TINJAUAN PUSTAKA Manusia selalu beraktifitas setiap hari untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam beraktifitas manusia tidak akan terlepas dari berbagai pengaruh lingkungan sekitarnya yang selalu membawa dampak positif maupun dampak yang merugikan. Secara langsung maupun tidak langsung, lingkungan sangat mempengaruhi aktifitas manusia. Menurut Nurmianto (1998) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas lingkungan dalam beraktifitas, salah satunya adalah kualitas lingkungan kerja fisik yang diantaranya terdiri atas intensitas penerangan, suhu dan kelembaban udara, dan tingkat kebisingan. Menurut Wignjosoebroto (1995) kualitas lingkungan kerja fisik seperti penerangan, suhu dan kelembaban udara, dan tingkat kebisingan tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap suasana kerja dan sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja apabila tidak dapat dikendalikan. Oleh karena itu kualitas lingkungan kerja harus ditangani dan didesain secara baik. Suhu tubuh manusia dipertahankan hampir menetap (homoetotermis) oleh suatu pengaturan suhu (thermoregulatory system). Suhu menetap ini dapat dipertahankan akibat keseimbangan antara panas yang dihasilkan metabolisme tubuh dan pertukaran panas di antara tubuh dengan lingkungan sekitarnya (Suma mur 1984 dan Priatna 1990). Faktor-faktor yang menyebabkan pertukaran panas di antar tubuh manusia dengan lingkungan sekitarnya adalah panas konduksi, panas konveksi, panas radiasi dan panas penguapan. ( VOHSC & VCAB, 1991 dan Bernard, 1996). Untuk negara dengan dua musim seperti Indonesia, rekomendasi untuk comfort zone terutama kaitannya dengan suhu panas lingkungan kerja diberikan batasan toleransi suhu tinggi sebesar C, kecepatan udara 0,2 m/det, kelembaban antara 40-50%, perbedaan suhu permukaan < 4 0 C. ( WHS, 1992 (Australia); Grantham dan Grandjean, 1993). Menurut hasil penelitian Priatna (1990) bahwa pekerja yang bekerja selama 8 jam/hari berturut-turut selama 6 minggu, pada ruangan dengan indeks suhu basah dan bola (ISBB) antara C menyebabkan kehilangan berat badan sebesar 4.23%. JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: Riset / 1932

3 Menurut KEPMANNAKER (1999) Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pda tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki yang bersifat mengganggu pendengaran bahkan dapat menurunkan daya dengar seseorang (WHS, 1993). Bunyi atau suara yang dihasilkan dari peralatan kerja dapat menggaggu pendengaran apabila melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang direkomendasikan. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 51/MEN/1999 yang merupakan pembaruan dari Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1978, besarnya rata-rata adalah 85 db(a) untuk waktu kerja terus-menerus tidak lebih dari 8 jam/hari atau 40 jam seminggu. Besarnya nilai ini sama dengan NAB untuk negara AUSTRALIA (WHS, 1993) dan AMERIKA (ACGIH, 1991). Menurut Pulat (1992) pemakaian sumbat telinga dapat mengurangi kebisingan sebesar 30 db, sedangkan tutup telinga dapat mengurangi kebisingan antara db. Standar penerangan di Indonesia telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No. 7 Tahun 1964, Tentang Syarat-Syarat Kesehatan, Kebersihan dan Penerangan di Tempat Kerja. Standar ini sama dengan standar internasional. Sanders & McCormick (1987) menyimpulkan dari hasil Penelitian pada 15 perusahaan, di mana seluruh perusahaan yang diteliti menunjukkan bahwa intensitas penerangan yang sesuai menunjukkan hasil kerja antara 4-35%. Salanjutnya Amstrong (1992) menyatakan intensitas peneangan yang kurang akan mengakibatkan gangguan Visibilitas dan Eyestrain. Sebaliknya intensitas penerangan yang berlebihan dapat menyebabkan glare, reflections, excessive shadows, visibility & eyestrain. METODE PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan urutan langkah-langkah sistematis yang akan ditempuh selama melakukan penelitian. Bab ini akan menjelaskan alur proses kegiatan penelitan dari awal hingga selesainya penelitian. Dalam metodologi penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahapan untuk memudahkan proses pencapaian hasil penelitian sesuai dengan yang diharapkan. 1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian Dalam metodologi penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahapan untuk memudahkan proses pencapaian hasil penelitian sesuai dengan yang diharapkan. a. Studi Pendahuluan Pada bagian ini dilakukan kajian mengenai latar belakang dilakukannya penelitian. Studi pendahuluan merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian untuk mengkaji ketertarikan dilakukannya penelitian untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi pada obyek penelitian. b. Identifikasi dan Perumusan Masalah Pada langkah ini dilakukan pendefinisian masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian. Perumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana mengidentifikasi, mengevaluasi dan memberikan alternatif solusi pengendalian lingkungan fisik kerja di Kantor Pos Pusat Kota Samarinda agar dapat memberikan kenyamanan bagi pengunjung dan karyawan. c. Penetapan Tujuan Pada langkah ini tujuan penelitian dirumuskan untuk dapat menjawab permasalahan yang dihadapi dalam penelitian. d. Kajian Pustaka Kajian pustaka dilakukan untuk mencari referensi referensi pendukung penelitian ini. Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk lebih memahami konsep konsep dari dari teori teori yang berhubungan dengan dan dapat menunjang penelitian ini. e. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dan interview melalui responden,dalam hal ini adalah karyawan dan pengunjung di Kantor Pos Pusat Kota Samarinda. f. Analisis dan Pembahasan Tahapan ini akan menjelaskan analisis dan pembahasan mengenai identifikasi dan pengukuran tempat kerja, evaluasi apakah kondisi lingkungan kerja Kantor Pos Pusat Kota Samarinda telah memenuhi syarat atau sesuai standar yang ada. g. Kesimpulan dan Saran Tahapan ini akan menjelaskan kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan. Kesimpulan dan saran akan menjelaskan beberapa intisari dan masukkan dari penelitian yang telah dilakukan. 2. Peralatan Dan Teknik Pengukuran Peralatan dan teknik pengukuran merupakan insrument penting dalam mengidentifikasi dan memperoleh data. Peralatan yang digunakan selain menggunakan Riset / 1933 JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011:

4 teknik wawancara dan perangkat kuisioner juga menggunakan peralatan untuk mengukur kondisi lingkungan fisik kerja dan workstation/ layout ruangan. Dengan demikian perlatan yang sesuai dan tepat dapat menghasilkan data yang akurat. a. Waktu dan Tempat Pengujian faktor lingkungan fisik kerja meliputi tingkat kebisingan, pencahayaan, temperatur dan kelembaban ruang kerja. Penelitian dilakukan di Kantor Pos Pusat Samarinda pada saat hari kerja. Untuk waktu pengukuran dilakukan pada saat hari-hari kerja dimana para pengunjung banyak berdatangan dan melakukan aktifitasnya dan melakukan proses administrasi Kantor Pos Pusat Samarinda. b. Peralatan yang digunakan Adapun alat yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah Tabel 1. Daftar Spesifikasi Alat Yang Digunakan NO. NAMA ALAT SPESIFIKASI KEGUNAAN 1. Digital Sound Level Meter. Measurement ranges: db db db db db db 2. Light Meter 3 range wide measurement: Lux Lux Lux Mengukur tngkat kebisingan suara. Mengukur intensitas cahaya / penerangan. 3. Hyro-Thermometers: - %Relative Humidity. - Temperatur Measurements specifications: 10% to 95% RH C to 60 0 C 4 0 F to F Mengukur: Kelembaban udara. Temperatur udara. c. Prosedur Pelaksanaan Penelitian dilakukan dengan cara mengambil data dengan melakukan identifikasi dan pengukuran lingkungan fisik kerja. Data yang diambil adalah hasil pengukuran tingkat kebisingan, pencahayaan, kelembababan dan suhu di Kantor Pos Pusat Samarinda. Selain itu dilakukan wawancara dan pembagian kuisioner pada karyawan dan pengunjung mengenai respon dari lingkungan fisik kerja. Identifikasi dilakukan dengan cara pengamatan terhadap sumber-sumber yang dapat menimbulkan terjadinya ketidaknyamanan dalam mungkin timbul pada beberapa titik posisi membaca administrasi / dokumen. Sumber yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dalam pelayanan jasa seperti tingkat penerangan lampu pada titik tertentu, kelembaban udara ruangan, tingkat kebisingan, dan temperatur ruangan yang dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan pengunjung dan karyawan. Untuk pengukuran kebisingan dan pencahayaan dilakukan pada titik tertentu dimana pengunjung melakukan kegiatannya. Setiap faktor yang diukur, dan nilainilai yang diperoleh dibuat nilai rata-ratanya. Untuk membantu mengevaluasi diperlukan data tambahan berupa wawancara dan hasil kuisioner. Hasil evaluasi digunakan untuk memberikan solusi alternatif pengendalian lingkungan kerja fisik untuk memberikan tingkat kenyamanan pengunjung dan karyawan agar dapat menunggu dan beraktifitas secara nyaman. Hasil dari penelitian ini memberikan rekomendasi bagaimana menciptakan ruang tunggu dan ruang administrasi pelayanan/ruang tunggu Kantor Pos Pusat Samarinda yang sesuai dengan standar tingkat kenyamanan dan kesehatan serta memiliki layout ruangan / workstation yang sesuai dengan kebutuhan kerja. HASIL DAN PEMBAHASAN JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: Riset / 1934

5 1. Hasil Identifikasi Ruang Tunggu/Pelayanan Melalui identifikasi dengan walktgrough survey dapat ditemukan gambaran umum tentang penyediaan fasilitas bagi penunjang dan sumber-sumber bahaya yang dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan yang dapat timbul. Identifikasi ruang beraktifitas khususnya di ruang tunggu/pelayanan di Kantor Pos Pusat Kota Samarinda dapat diidentifikasi sebagai berikut : a. Akses keluar masuk dari ruang tunggu karyawan dan pengunjung/konsumen keluar gedung Kantor Pos Kota Samarinda menggunakan dua pintu. Pintu ini yang tidak diarahkan untuk memisahkan pintu keluar atau masuk, keduanya dapat digunakan untuk jalur keluar dan masuk bagi pengunjung. Hal ini memungkinkan terjadinya aliran proses pengunjung yang tidak efektif apabila jumlah pengunjung meningkat pada hari dan jam sibuk. b. Sistem pertukaran udara juga dibantu dengan enam kipas angin yang berada tepat diatas kursi ruang tunggu pelanggan/konsumen. Aliran udara dari kipas angin tidak dapat menjangkau seluruh ruangan terutama areal kerja karyawan loket. c. Dinding yang berwarna putih dan oranyehitam memiliki dampak efek pantulan cahaya terutama cahaya alami dari matahari yang menembus ruangan membantu dalam pencahayaan dalam ruangan. Tetapi warna oranye yang ada akan mengakibatkan ketidaknyamanan, karena pada saat siang hari terik cahaya matahari yang masuk melalui jendela besar dan bening tanpa penghalang akan memantulkan cahaya silau / glare bagi mata pengunjung. d. Lokasi Kantor Pos Pusat Kota Samarinda yang berada di wilayah perkotaan dan dekat pada jalur transportasi yang sibuk mengakibatkan tingkat polusi seperti debu dan gas pembakaran hasil kendaraan terkadang masuk ke dalam ruang tunggu. Hal ini terjadi karena aliran udara luar masuk melalui pintu masuk/keluar dan terperangkap di dalam ruangan pengunjung. 2. Hasil Penilaian Faktor Lingkungan Fisik Kerja Penilaian faktor lingkungan fisik kerja yang dilakukan dengan interview dan analisis dari data yang diperoleh melalui pengukuran secara langsung di beberapa titik pada ruang tunggu/pelayanan yang ada di Kantor Pos Pusat Kota Samarinda. Adapun analisis dari data yang diperoleh tersebut adalah : a. Penilaian Suhu dan Kelembaban Udara dalam Ruang Tunggu/Pelayanan Perubahan suhu/temperatur ruangan yang terjadi pada lingkungan kerja dapat menimbulkan berbagai kondisi seperti gangguan perilaku dan performansi kerja, dehidrasi, keadaan keringat (heat rash) atau gatal karena kulit terus basah, hilangnya garam natrium (heat champs) dari tubuh yang dapat menyebabkan kejang otot, heat syncope dan heat exhaustion. Aktifitas yang dilakukan pengunjung sebagian besar adalah orang/masyarakat yang menginginkan jasa pengiriman Kantor Pos. Kegiatan utama yang dilakukan di ruang tunggu/pelayanan adalah menunggu selama proses pelayanan sedang berlangsung. Kenyamanan menunggu yang diciptakan dari lingkungan sekitar sangat mempengaruhi dalam tingkat ketenangan pelanggan menunggu dan karyawan untuk bekerja. Suhu ideal mampu membuat pengunjung dan karyawan betah dan secara nyaman melakukan aktifitasnya masing-masing. Menurut hasil penelitian PUSPERKES (1995) suhu nyaman di dalam ruang kerja untuk orang Indonesia adalah 22 0 C 26 0 C Dari hasil pengukuran yang dilakukan di ruang tunggu/pelayanan Kantor Pos Pusat Kota Samarinda diperoleh nilai suhu ruangan rata-rata 31,11 0 C, dengan tingkat kelembaban 65,6% RH (RH : relative humidity, kelembaban). Nilai ini tentu saja berada di luar ketentuan yang ditetapkan. Akibat yang dirasakan pengunjung dan karyawan adalah mudah sekali berkeringat karena suhu ruangan yang panas dan kelembaban yang cukup rendah. Riset / 1935 JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011:

6 Di dalam ruang tunggu/pelayanan ini sebenarnya sudah terdapat enam buah kipas angin sebagai alat untuk membantu kecepatan pertukaran udara ruangan, namun aliran udara sejuk tidak tersirkulasi secara maksimum karena kurangnya ventilasi untuk pertukaran udara, sehingga ruangan masih terasa panas. Penghawaan lainnya bersumber dari pintu utama yang terbuka lebar sehingga angin dari luar ruangan dapat masuk. Dari hasil interview langsung dan pengisian kuisioner oleh beberapa pengunjung dan karyawan di Kantor Pos Pusat Kota Samarinda, diperoleh informasi bahwa 40% karyawan mengatakan penghawaan dalam ruang tunggu/pelayanan ini panas sekali. Berdasarkan atas data tersebut rekomendasi pengendalian dari suhu dan kelembaban adalah dengan menciptakan sirkulasi udara yang baik. Alternatif pengendalian suhu dan kelembaban adalah dengan menciptakan kondisi ruangan yang ergonomis melalui ventilasi buatan seperti penambahan air conditionir, hal ini dilakukan karena kipas angin listrik hanya membantu pergerakan udara saja tanpa menurunkan suhu ruangan yang ada. Cara yang lain dalam mengendalikan kondisi ruangan adalah menggunakan sirkulasi udara alami dengan mengusulkan agar jendela tetap terbuka dan adanya ventilasi pertukaran udara tambahan di atas jendela besar agar sirkulasi udara berjalan cepat. Rekomendasi ini dilakukan agar ventilasi di bawah yang dalam hal ini pintu dan jendela berada di tengah sebagai pertukaran udara berat, sedangkan ventilasi yang terletak di atas berfungsi sebagai pertukaran udara hangat ringan. Perlu adanya komponen tanaman hijau di luar gedung dapat membantu pertukaran sirkulasi udara dan penambah naungan sinar matahari di luar gedung. Dengan adanya ventilasi dan tanaman hijau ini akan membuat pertukaran udara yang akan mempengaruhi perubahan suhu dan tingkat kelembaban menjadi lebih baik. b. Penilaian Intensitas Penerangan dalam Ruang Tunggu/Pelayanan Penerangan atau pencahayaan yang baik memungkinkan pekerja untuk dapat melihat objek kerja secara jelas tanpa ada upaya pemaksaan konsentrasi mata untuk melihat objek tersebut. Untuk jenis pekerjaan tersebut Standar Penerangan Indonesia telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No. 7 Tahun 1964, Tentang Syarat-Syarat Kesehatan, Kebersihan dan Penerangan di Tempat Kerja. Standar ini sama dengan standar internasional, yaitu antara lux. Sesuai tabel di atas, pengukuran intensitas pada penerangan ruang tunggu Kantor Pos Pusat Kota Samarinda didapatkan hasil penerangan rata-rata 105,5 lux. Apabila hasil pengukuran ini dibandingkan dengan intensitas pencahayaan standar internasional, maka intensitas penerangan pada ruang tunggu ini berada di posisi sesuai dengan yang direkomendasikan. Dari hasil interview dan kuisioner juga didapat hasil yang sama, di mana pengunjung dan karyawan menyatakan bahwa tingkat pencahayaan di ruang tunggu adalah normal. Dengan demikian rekomendasi pengendalian tingkat pencahayaan tidak perlu dilakukan mengingat hasil pengukuran sudah menunjukkan kondisi ideal. c. Penilaian Tingkat Kebisingan dalam Ruang Tunggu/Pelayanan Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki yang bersifat mengganggu pendengaran bahkan dapat menurunkan daya dengar seseorang (WHS, 1993). Bunyi atau suara yang dihasilkan dari peralatan kerja dapat mengganggu pendengaran apabila melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang direkomendasikan. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 51/MEN/1999 yang merupakan perbaruan dari Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1978, besarnya rata-rata adalah 85 db (A) untuk waktu kerja terus-menerus tidak lebih dari 8 jam/hari atau 40 jam seminggu. Besarnya nilai ini sama dengan NAB untuk negara Australia (WHS, 1993) dan Amerika (ACGIH, 1991) JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: Riset / 1936

7 Hasil pengukuran yang dilakukan pada ruang tunggu pengunjung di Kantor Pos Pusat Kota Samarinda ini diperoleh nilai untuk tingkat kebisingan rata-rata 72,53 db. Nilai ini jika dibandingkan dengan KepMenaker No. 51 Tahun 1999, jelas berada dalam standar yang telah ditentukan. Dari hasil interview langsung oleh beberapa pengunjung dan karyawan di Kantor Pos Pusat Kota Samarinda, diperoleh informasi bahwa 90% pengunjung dan karyawan mengatakan kebisingan di ruang tunggu dan pelayanan ini adalah normal.dengan demikian rekomendasi pengendalian tingkat pencahayaan tidak perlu dilakukan mengingat hasil pengukuran sudah menunjukkan kondisi ideal/standar. 3. Analisis Workstation / Layout Ruang Tunggu Analisis layout ruang tunggu dilakukan untuk menilai dan memberi rekomendasi layout yang baik dilihat dari sisi peletakan komponen sarana dan pra sarana di dalam ruang tunggu tersebut beserta alur proses pengunjung. Gambar denah di bawah ini adalah layout dari ruang tunggu Kantor Pos Pusat Kota Samarinda yang telah dijadikan sebagai objek penelitian. Titik 1, 2, dan 3 merupakan titik pengukuran yang dilakukan. memiliki pelayanan fungsi yang berbeda-beda. Berikut keterangan pelayanan pada tiap loket yang ada di ruang tunggu Kantor Pos Pusat Kota Samarinda : Loket 1 : Angsuran, Kartu kredit, Telp/Hp, Listrik, Air, Asuransi, Tabungan, dan Pajak. Loket 2 : Angsuran, Kartu kredit, Telp/Hp, Listrik, Air, Asuransi, Tabungan, Pajak, dan Giro. Loket 3 : Angsuran, Kartu kredit, Telp/Hp, Listrik, Air, Asuransi, Tabungan, Pajak, dan Giro. Loket 4 : Pengiriman dana dan Pengambilan Uang. Loket 5 : Pengiriman dana dan Pengambilan Uang. Loket 6 : Materai, Perangko, Filateli, Sampul surat, dan Kartu Pos Loket 7 : Pos Express, dan Kilat khusus luar negeri. Loket 8 : Pos Express, dan Kilat khusus luar negeri Layout yang diusulkan Dari denah eksisting penelitian yang ada, layout tersebut memiliki beberapa kekurangan diantaranya alur keluar masuknya pengunjung yang tidak efektif dan letak komponen dalam hal ini adalah komponen meja informasi dan meja untuk melakukan aktifitas pengisian formulir/ meja untuk melengkapi data sebelum menuju ke loket. Dengan demikian maka dibuatlah rekomendasi denah yang disarankan untuk layout ruang tunggu yang telah diperbaiki dari kesalahan atau pun kekurangan dari eksisting yang telah ada. Berikut ini adalah rekomendasi denah yang telah dipertimbangkan dari beberapa aspek untuk mngatasi beberapa kekurangan pada denah yang ada Pada gambar eksisting di atas telah memperlihatkan loket-loket pelayanan yang berjumlah 8 loket, yang dimana loket-loket tersebut Riset / 1937 JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011:

8 Alternatif yang diajukan untuk pengendalian masalah temperatur dan kelembaban adalah dengan memberikan tambahan ventilasi udara yang cukup bagi keluar masuknya udara secara bebas. Menambahkan kipas angin atau AC di beberapa titik agar menjangkau ke seluruh areal kerja, serta untuk mengatur tingkat kelembaban agar kadar air dalam udara terpenuhi. Menambahkan keterangan akses kluar masuk pada pintu agar akses keluar dan masuknya karyawan dan penginjung menjadi lebih efektif. Merekomendasikan layout/workstation yang sesuai agar komponen layout yang ada dapat berfungsi dan mempermudah akses pengunjung lebih efektif. DAFTAR PUSTAKA KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Melalui pengukuran secara langsung didapat analisis: Berdasarkan hasil perolehan data mengenai suhu dan kelembaban diperoleh data suhu udara dalam ruangan adalah 31,11 0 C dan kelembaban 65,5 %RH,, nilai ini berada di luar ketentuan standar PUSPERKES. Untuk tingkat penerangan di dalam ruang tunggu diperoleh data 105,5 Lux, data ini menunjukkan bahwa tingkat penerangan yang ada sesuai dengan standar internasional. Penilaian tingkat kebisingan ruangan adalah 75,23 db, yang artinya ruangan ini berada pada standar Kepmenaker No. 51 Tahun 1999 sebesar 88 db. Rekomendasi layout yang diusulkan dibuat berdasarkan kebutuhan dan alur proses pengunjung. Darses Franc-oise., Wolff Marion. (2006), How do designers represent to themselves the users needs? Journal of Applied Ergonomics Manuba, A., (2000). Ergonomi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja. dalam: Wignyosoebroto, S. Wiranto, S.E. eds. Proceedings Seminar Nasional Ergonomi. P.T. Guna Widya. Surabaya. Murinson, Beth., Argawal A., and Jannifer A., (2008), Cognitive Expertise, Emotional Development, and Reflective Capacity: Clinical Skills for Improved Pain Care The Journal of Pain, Vol 9, No 11 (November), Nurmianto Eko, (1998), Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Pulat, B.M. (1992). Fundamental of Industrial Ergonomics. Hall International, Englewood Cliffs, New Jersey, USA. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun Tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja. PUSPERKES, (1995). Penelitian Kualitas Iklim Kerja dan Kebisingan Lingkungan Kerja Perkantoran, Jakarta. Wignjosoebroto Sritomo, (1995). Ergonomi, Studi Gerak Dan Waktu Teknik Analisa Untuk Peningkatan Produktifitas Kerja. PT. Guna Widya, Jakarta. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka saran-saran yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: Riset / 1938

PENGARUH PENCAHAYAAN, KEBISINGAN DAN TEMPERATUR TERHADAP PERFORMANSI KERJA

PENGARUH PENCAHAYAAN, KEBISINGAN DAN TEMPERATUR TERHADAP PERFORMANSI KERJA PENGARUH PENCAHAYAAN, KEBISINGAN DAN TEMPERATUR TERHADAP PERFORMANSI KERJA Indah Pratiwi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta E-mail: indahpratiwi.ums@gmail.com Abstrak Kondisi kualitas

Lebih terperinci

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) KEPMENAKER NO.51 TAHUN 1999 TENTANG NAB FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA 1. Iklim kerja : hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang UPT. Balai Yasa Yogyakarta merupakan satu dari empat Balai Yasa yang dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). UPT. Balai Yasa Yogyakarta adalah industri yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) Julianus Hutabarat,Nelly Budiharti, Ida Bagus Suardika Dosen Jurusan Teknik Industri,Intitut Teknologi Nasional Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang, sedangkan di era krisis global saat ini kebutuhan hidup melambung tinggi termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah keadaan sekitar baik secara fisik dan non fisik yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi keadaan lingkungan kerja

Lebih terperinci

Tata Udara, Penerangan dan Bising dalam Pabrik

Tata Udara, Penerangan dan Bising dalam Pabrik Tata Udara, Penerangan dan Bising dalam Pabrik Oleh: Solichul H.A. BAKRI 6/10/2016 1 Industrialisasi akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi, penggunaan bahan dan peralatan yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin,

BAB I PENDAHULUAN. panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi iklim kerja yang kurang sesuai, seperti suhu lingkungan kerja yang terlalu panas atau dingin, dapat menimbulkan masalah kesehatan pekerja. Iklim kerja panas

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

ANALISIS KUISIONER LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI INDUSTRI GERABAH - JOGJAKARTA

ANALISIS KUISIONER LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI INDUSTRI GERABAH - JOGJAKARTA Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN 2339-028X ANALISIS KUISIONER LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI INDUSTRI GERABAH - JOGJAKARTA Indah Pratiwi* Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Panas adalah faktor pekerjaan yang dihadapi oleh banyak pekerja hutan di seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di bidang kehutanan

Lebih terperinci

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA OLEH WAHYU PURWANTO LABOTARIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi ini, informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diketahui. Informasi dapat diperoleh melalui beberapa sarana, antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab I menjelaskan mengenai latar belakang dari penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Setiap hari manusia terlibat

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berikut ini adalah penarikan kesimpulan yang berisi rangkuman dari analisis, serta perumusan masalah yang harus dijawab dengan jelas dan ringkas. 7.1.1 Temperatur

Lebih terperinci

SISTEM KERJA. Nurjannah

SISTEM KERJA. Nurjannah SISTEM KERJA Nurjannah Definisi Sistem Kerja Sistem adalah komponen komponen yang terintegrasi dan berinteraksi dengan maksud yang sama guna mencapai tujuan tertentu. Kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004) menyatakan bahwa ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi menurut karakter, kapasitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, persaingan dalam berbagai aspek kehidupan semakin ketat. Untuk dapat bersaing, maka dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki produktivitas

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Setelah dilakukan analisis mengenai dimensi fasilitas fisik, tata letak ruangan, dan lingkungan fisik, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa fasilitas fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepedulian pemerintah Indonesia terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk meningkatkan kesadaran bagi pihak perusahaan dan tenaga kerja telah diatur dalam

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Fasilitas Fisik Sekarang 1. Meja Kasir Ukuran ketinggian meja kasir saat ini sudah ergonomis, namun tinggi monitor ke lantai

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 11 LINGKUNGAN KERJA FISIK 2 Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com Lingkungan Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.

BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat tertentu.temperature kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja yang dapat disebabkan oleh gerakan

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU HIGIENE LINGKUNGAN KERJA ANALISIS HIGIENE LINGKUNGAN KERJA DI BATIK EL-DYNA. Oleh : ELVI DINA YUNIATI D

TUGAS INDIVIDU HIGIENE LINGKUNGAN KERJA ANALISIS HIGIENE LINGKUNGAN KERJA DI BATIK EL-DYNA. Oleh : ELVI DINA YUNIATI D TUGAS INDIVIDU HIGIENE LINGKUNGAN KERJA ANALISIS HIGIENE LINGKUNGAN KERJA DI BATIK EL-DYNA Oleh : ELVI DINA YUNIATI D11.2012.01487 FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG JUNI 2013 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kadar yang melebihi nilai ambang batas (NAB), yang diperkenankan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kadar yang melebihi nilai ambang batas (NAB), yang diperkenankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklim kerja merupakan salah satu faktor fisik yang berpotensi menimbulkan potensi bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja bila berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah proses belajar-mengajar. Dalam pelaksanaan proses belajar- mengajar tersebut melibatkan peran

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kemajuan perekonomian di Indonesia telah membuat perusahaan semakin bersaing. Oleh karena itu, perusahaan terus memperbaiki dan mempertahankan produk yang mereka hasilkan. Perusahaan terus memperbaiki

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Masalah... 1 1.2. Identifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telekomunikasi merupakan suatu kegiatan menyampaikan suatu informasi dari satu tempat menuju satu tujuan yang lain. Informasi yang disampaikan juga dapat berupa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat pesat. Oleh karena itu pemerintah Indonesia ikut serta untuk memajukan pendidikan, dengan cara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1 Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perguruan tinggi biasanya dilengkapi dengan adanya perpustakaan di mana perpustakaan ini dapat menjadi pusat informasi dan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang

BAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencahayaan atau penerangan merupakan salah satu komponen agar pekerja dapat bekerja atau mengamati benda yang sedang dikerjakan secara jelas, cepat, nyaman dan aman.

Lebih terperinci

Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja

Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja Standar Nasional Indonesia Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja ICS 13.100 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR. iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xviii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR. iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xviii ABSTRAK Warnet merupakan sarana alternatif yang sering digunakan untuk browsing internet. Banyaknya warnet saat ini mendorong peneliti melakukan penelitian untuk merancang suatu warnet yang ideal. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kenyamanan adalah bagian dari salah satu tujuan utama dari ilmu ergonomika yang harus dicapai. Kenyamanan terdiri atas kenyamanan psikis dan kenyamanan fisik. Kenyamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya perkembangan pariwisata yang berdiri di Kota Bandung, membuat semakin banyak restoran yang berdiri di Kota Bandung. Hal ini membuat

Lebih terperinci

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya ruang kuliah yang digunakan untuk sarana penunjang dalam proses belajar mengajar antara dosen dan mahasiswa adalah sarana yang sangat penting,

Lebih terperinci

Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik Kerja Terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan:Studi Laboratorium

Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik Kerja Terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan:Studi Laboratorium Performa (2011) Vol. 10, No.1: 19-28 Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik Kerja Terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan:Studi Laboratorium R. Hari Setyanto Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Setelah melakukan pengamatan perbaikan sistem kerja di perusahaan, maka dapat diambil suatu kesimpulan yaitu: 1. Waktu baku yang dibutuhkan dari setiap proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1 Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini, di Bandung mulai banyak menjamur mini market-mini market yang menjual barang dengan harga serba 5000 rupiah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program pembangunan di Indonesia telah membawa kemajuan pesat disegala bidang kehidupan seperti sektor industri, jasa, properti, pertambangan, transportasi, dan lainnya.

Lebih terperinci

PENGARUH IKLIM KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMBUATAN KAPAL FIBER (STUDI KASUS: PT. FIBERBOAT INDONESIA)

PENGARUH IKLIM KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMBUATAN KAPAL FIBER (STUDI KASUS: PT. FIBERBOAT INDONESIA) PENGARUH IKLIM KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMBUATAN KAPAL FIBER (STUDI KASUS: PT. FIBERBOAT INDONESIA) Adhitomo Wirawan 1, Denny Dermawan 2 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya,

Lebih terperinci

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN 2013 Hamdani STIKES Harapan Ibu Jambi Prodi IKM Korespondensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Abadi Genteng, Jatiwangi, merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam pembuatan genteng dan aksesorisnya. Perusahaan ini termasuk jenis

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pesatnya perkembangan dunia informatika yang ditandai dengan adanya internet saat ini telah membuat banyak orang membuka usaha warnet. Untuk mendapatkan rancangan suatu warnet yang ideal, maka

Lebih terperinci

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Denny Dermawan 1, Mochamad Luqman Ashari 2, Wiediartini 3 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

ANALISIS ERGONOMI LINGKUNGAN RUANG TUNGGU SELATAN STASIUN BANDUNG BERDASARKAN STANDAR KENYAMANAN PENGGUNA

ANALISIS ERGONOMI LINGKUNGAN RUANG TUNGGU SELATAN STASIUN BANDUNG BERDASARKAN STANDAR KENYAMANAN PENGGUNA Safi Nur Indahsari & Ratri Wulandari Universitas Telkom safisafi33750@gmail.com ratriwulandari@telkomuniversity.ac.id ANALISIS ERGONOMI LINGKUNGAN RUANG TUNGGU SELATAN STASIUN BANDUNG BERDASARKAN STANDAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan makin meningkatnya perkembangan industri di indonesia, kemajuan dari industri tersebut antara lain ditandai pemakaian mesin-mesin yang dapat mengolah dan memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang kerja. 2 Iklim kerja atau cuaca kerja yang terlalu panas atau dingin dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan industri dengan produk dan distribusinya telah menimbulkan suatu lingkungan

Lebih terperinci

ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA

ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA Lustyyah Ulfa, Ridho

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian di Indonesia pada saat ini telah membuat perusahaan semakin bersaing satu sama lain. Terutama di era globalisasi ini,

Lebih terperinci

TINJAUAN KONDISI FISIK RUANGAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DALAM PENGOLAHAN REKAM MEDIS

TINJAUAN KONDISI FISIK RUANGAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DALAM PENGOLAHAN REKAM MEDIS TINJAUAN KONDISI FISIK RUANGAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DALAM PENGOLAHAN REKAM MEDIS Oktamianiza 1 2 Abstract Keywords: Abstrak. o C 31 o Kata kunci PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan tempat dimana pasien

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini banyak gereja yang didirikan. Gereja digunakan sebagai sarana untuk memperdalam rohani dan menjalin hubungan dengan sang pencipta maupun sesama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas. menyangkut panas akan meningkat (ACGIH, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas. menyangkut panas akan meningkat (ACGIH, 2005). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tekanan Panas 2.1.1 Defenisi Tekanan Panas Menurut Suma mur (2009) cuaca kerja adalah kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi

Lebih terperinci

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA 1. Temperatur Tubuh manusia bisa menyesuaikan diri karena kemampuannya utk melakukan proses konveksi, radiasi dan penguapan jika terjadi kekurangan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONSIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera

BAB I PENDAHULUAN. Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera penglihatan manusia untuk menghasilkan sebuah gambaran visual. Manusia membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kegiatan manusia modern delapan puluh persennya dilakukan di dalam ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut biasanya

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES DENGAN MEMPERHATIKAN LINGKUNGAN DAN KETELITIAN KERJA OPERATOR

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES DENGAN MEMPERHATIKAN LINGKUNGAN DAN KETELITIAN KERJA OPERATOR ANALISIS KEMAMPUAN PROSES DENGAN MEMPERHATIKAN LINGKUNGAN DAN KETELITIAN KERJA OPERATOR Kim Budi Winarto a, Frida Budilasita b Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Surakarta a Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini perkembangan musik di Indonesia sangat tinggi. Banyak penyanyi baru yang bermunculan baik penyanyi solo maupun penyanyi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and Airconditioning Engineers, 1989), kenyamanan termal merupakan perasaan dimana seseorang merasa nyaman dengan keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri, teknologi dan perekonomian global membawa dampak pada perubahan paradigma perekonomian dunia, dimana industrialisasi memiliki peran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia tidak akan pernah lepas dari kebutuhan akan sandang. Kebutuhan akan sandang semakin hari semakin meningkat. Hal ini terlihat dari tempat-tempat berjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batik merupakan kerajinan tangan yang bernilai seni tinggi yang pada tanggal 2 Oktober 2009 ditetapkan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural

Lebih terperinci

PENERAPAN 12 PRINSIP ERGONOMI PADA RUANG SERVER (STUDI KASUS RUANG SERVER UNIVERSITAS GADJAH MADA)

PENERAPAN 12 PRINSIP ERGONOMI PADA RUANG SERVER (STUDI KASUS RUANG SERVER UNIVERSITAS GADJAH MADA) PENERAPAN 12 PRINSIP ERGONOMI PADA RUANG SERVER (STUDI KASUS RUANG SERVER UNIVERSITAS GADJAH MADA) Benedikta Anna Haulian Siboro 1, Suroso 2, Suhendrianto 3, Esmijati 1 Staf Pengajar Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan adalah sebuah ruang yang di dalamnya terdapat sumber informasi dan pengetahuan. Sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang berada di perpustakaan

Lebih terperinci

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA Tujuan Instruksional Khusus Mmahasiswa mampu melakukan perhitungan dan analisis pengkondisian udara. Cakupan dari pokok bahasan ini adalah prinsip pengkondisian udara, penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk beradaptasi sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB I PENDAHULUAN. untuk beradaptasi sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak faktor. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklim kerja merupakan salah satu faktor fisik yang berpotensi untuk menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja bila berada pada kondisi yang ekstrim. Kondisi temperatur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang melimpah dan potensi di bidang industri. Salah satu bidang industri itu adalah industri manufaktur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unit dinding pembuluh darah. Jantung secara umum memberikan tekanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unit dinding pembuluh darah. Jantung secara umum memberikan tekanan 2.1. Tekanan Darah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi Tekanan Darah Tekanan darah adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk melewati setiap unit dinding pembuluh darah. Jantung secara umum memberikan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan Dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penyusun di PT. Surya Alam Rekananda pada proses pengeringan jagung, maka diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini diuraikan mengenai analisis dan interpretasi hasil perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV. Analisis dan interpretasi hasil akan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Zaman sekarang ini, manusia sibuk dengan berbagai macam rutinitas pekerjaannya, sehingga kadang kala manusia tidak mempunyai banyak waktu untuk melakukan pekerjaan sehari-hari, seperti: mencuci

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH ABSTRAK Suatu Jurusan dalam melaksanakan fungsinya membutuhkan pejabatpejabat dibawahnya seperti kepala bagian pendidikan, koordinator tugas akhir, koordinator kerja praktek, kepala laboratorium, dan lain-lain.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pakaian merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi manusia. Penjahit AD yang berada di jalan Haur Pancuh II no.1b Bandung adalah salah satu bisnis jahit pakaian yang menyediakan jasa

Lebih terperinci

5.2 Analisa Fasilitas Fisik Analisa Faktor Lingkungan Analisa Data Antropometri BAB 6 PERANCANGAN 6.1 Perancangan Usulan

5.2 Analisa Fasilitas Fisik Analisa Faktor Lingkungan Analisa Data Antropometri BAB 6 PERANCANGAN 6.1 Perancangan Usulan ABSTRAK Kenyamanan dalam area bermain bowling merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan. Jika kenyamanan tidak didapatkan oleh pebowler saat bermain di suatu area bermain bowling, maka mereka tidak akan

Lebih terperinci

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 2 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 2 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA ANALISIS HEAT INDEX (HI) LEVEL PADA AREA KERJA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD) (Studi Kasus: PT. Cakra Guna Cipta) ANALYSIS OF HEAT INDEX (HI) LEVEL AT WORK PRODUCTION

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya jaman, maka semakin bertambah dan berkembang pula teknologi yang ada pada setiap industri. Perkembangan teknologi tersebut, tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi lingkungan kerja menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kenyamanan pekerja (Choi dkk, 2012). Pada saat pekerja merasa nyaman dalam bekerja maka

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK UK Maranatha merupakan sarana di bidang pendidikan, dalam mendukung pendidikan UK Maranatha memberikan fasilitas fasilitas yaitu salah satunya adalah ruang belajar mengajar. Namun dalam kenyataannya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ( LANJUTAN )

DAFTAR ISI ( LANJUTAN ) ABSTRAK Gereja merupakan sarana yang digunakan jemaat untuk berdoa, melakukan pelayanan, serta menjalankan kegiatan gereja. Oleh karena itu, diperlukan suatu fasilitas yang baik untuk menunjang semua jemaat

Lebih terperinci

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Solusi-solusi desain yang diterapkan oleh biro Kas+Architecture dalam perancangan rumah tinggal Bukit Gading Mediterania dan rumah tinggal Langsat, sejalan dengan kajian teori

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONSIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : KEP 51/MEN/I999 TENTANG NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONSIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : KEP 51/MEN/I999 TENTANG NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONSIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : KEP 51/MEN/I999 TENTANG NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA Menimbang : a. Bahwa sebagai

Lebih terperinci

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN Ronim Azizah, Qomarun Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan atau organisasi yang mampu bertahan dalam menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan atau organisasi yang mampu bertahan dalam menghadapi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan atau organisasi yang mampu bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi yang berkepanjangan bukanlah perusahaan/organisasi yang hanya mengandalkan keuangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Lingkungan Fisik dan Fasilitas Fisik Aktual Lingkungan Fisik Temperatur Temperatur pada ruangan-ruangan yang ada di lantai 3 dan 5 gedung GWM ini tidak merata

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA ZONIFIKASI Dasar pertimbngan Potensi site Kemungkinan pengelohan Tuntutan kegiatan UTILITAS Konsep utilitas pada kawasan perencanaan meliputi : 1. Terjadinya

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Dari hasil analisis mengenai sarana- sarana fisik dan lingkungan fisik ruangan laboratorium sistem produksi jurusan teknik industri ada yang sudah ergonomis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor secara menetap (Tarwaka, dkk., 2004:33). Kelelahan dapat menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. faktor secara menetap (Tarwaka, dkk., 2004:33). Kelelahan dapat menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja, yang penyebab utamanya adalah mata (kelelahan visual), kelelahan fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya perkembangan jaman, maka berbagai bidang yang ada mengalami perkembangan yang pesat pula. Salah satu bidang yang berkembang cukup pesat

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Ada beberapa fasilitas fisik di kamar tidur 1 yang belum ergonomis, yaitu tempat tidur ukuran double, meja rias, kursi rias dan console table. 2. Fasilitas

Lebih terperinci

PENGUKURAN INTENSITAS PENCAHAYAAN PERTEMUAN KE 5 MIRTA DWI RAHMAH, S.KM,. M.KKK. PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PENGUKURAN INTENSITAS PENCAHAYAAN PERTEMUAN KE 5 MIRTA DWI RAHMAH, S.KM,. M.KKK. PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PENGUKURAN INTENSITAS PENCAHAYAAN PERTEMUAN KE 5 MIRTA DWI RAHMAH, S.KM,. M.KKK. PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN PERMASALAHAN Intensitas penerangan yang kurang dapat

Lebih terperinci

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment ERGONOMI Ergonomics Human Machine Work Environment RANCANGAN YANG ERGONOMIS Fokus Perhatian : MANUSIA dalam Perencanaan Man-Made Objects dan Lingkungan Kerja Tujuan Rancang Bangun dalam Menciptakan Produk,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan. BAB II LANDASAN TEORI A. Keselamatan Kerja Menurut Tarwaka keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hotel merupakan suatu tempat atau akomodasi bagi orang yang berada di luar daerah atau mancanegara. Kota Bandung merupakan kota pariwisata yang banyak menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Cahaya merupakan kebutuhan dasar manusia dalam menghayati ruang dan melakukan berbagai kegiatan dalam ruang pada bangunan serta sebagai prasyarat bagi penglihatan

Lebih terperinci

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas -THESIS (TI - 092327)- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas Oleh : Irma Nur Afiah Dosen Pembimbing : Ir. Sritomo

Lebih terperinci