DESAIN DENTAL UNIT UNTUK PUSKESMAS DENGAN KONSEP EKONOMIS KASUS PUSKESMAS WILAYAH JAWA TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESAIN DENTAL UNIT UNTUK PUSKESMAS DENGAN KONSEP EKONOMIS KASUS PUSKESMAS WILAYAH JAWA TIMUR"

Transkripsi

1 DESAIN DENTAL UNIT UNTUK PUSKESMAS DENGAN KONSEP EKONOMIS KASUS PUSKESMAS WILAYAH JAWA TIMUR Nurleila Chairani Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS. Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111,Telp/Fax (031) ABSTRAKSI Kesehatan gigi selama ini merupakan masalah kesehatan yang seringkali dilupakan oleh sebagian masyarakat kita. Pemerataan pelayanan kesehatan gigi pada puskesmas bagi masyarakat menengah ke bawah masih mengalami kendala minimnya fasilitas. Menjawab kebutuhan tersebut maka lahirlah konsep ekonomis pada Dental Unit. Fungsi utama Dental Unit dengan konsep ekonomis adalah sebagai untuk menjangkau kebutuhan masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan gigi di puskesmas. Metode yang digunakan adalah melihat acuan- acuan dental unit dengan fasilitas super lengkap dibandingkan dengan dental unit satndar namun menjawab kebutuhan standar pelayanan puskesmas. Dengan meminimalisir material dan sistem mekanis yang diperlukan diharapkan dapat meringkas biaya sehingga dapat mengakomodir kebutuhan puskesmas untuk membeli dental unit baru. Wujud desain adalah dental unit khusus puskesmas dengan konsep ekonomis diperuntukkan wilayah Jawa Timur, memenuhi kebutuhan standar pelayanan

2 puskesmas dengan pendekatan dan telah dikaji serta dianalisa berdasarkan dari permasalahan dan kebutuhan pelayanan bagi segmen yang dituju. ABSTRACT Dental health has always been a health issue that is often forgotten by most of our society. Equal distribution of dental health services at community health centers for middle to lower barriers are still experiencing the lack of facilities. Answering this need was born the concept of economies of the Dental Unit. The main function of dental unit is as an economic concept to reach out community needs in health care facilities in the dental clinic. The method used is to see references to dental units equipped with super facilities compared with the dental unit standart but answering the needs of health center service standards. By minimizing the material and the required mechanical systems are expected to summarize the cost so it can accommodate the needs of the dental clinic to purchase a new unit. The end result of this final project is to form a special unit design dental clinic dedicated to the concept of economies of East Java, to meet the needs of health centers with service standards and approaches that have been studied and analyzed on the basis of issues and service needs for the targeted segment.. KATA KUNCI Ekonomis, menarik. PENDAHULUAN Latar Belakang Disebutkan dalam surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor: 128/MENKES/SK/II/2004 Bab IV,bahwa upaya kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya pengembangan Kesehatan yang penting dan wajib dalam upaya puskesmas melayani dan bersifat sebagai penunjang kesehatan masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan gigi masyarakat dimulai sejak usia dini. Apabila perawatan kesehatan masyarakat menjadi permasalahan secara spesifik di daerah tersebut maka dapat dijadikan salah satu upaya kesehatan pengembangan yang berupa suatu inovasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dengan anggaran jt per tahun bahwa pengadaan peralatan kesehatan gigi untuk puskesmas (Dental Unit Chair) belum tersalurkan secara optimal. banyak puskesmas yang hanya menyediakan dental unit ala kadarnya/ tidak berfungsi dengan baik. Sistem dental unit pada puskesmas tidak memenuhi kebutuhan dokter dan pasien. Puskesmas merupakan klinik periksa gigi

3 murah dan terjangkau oleh masyarakat menengah kebawah, namun bukan berarti kualitas pelayanan dikesampingkan, banyak kebutuhan kebutuhan baik dari pasien maupun dokter yang belum tepenuhi oleh dental unit yang ada pada puskesmas saat ini, salah satunya adalah spittoon bowl atau tempat kumur yang tidak dapat diputar sesuai dengan posisi pasien yang akan berkumur, begitu juga tidak ada tempat penyimpanan water bottle yang apabila terjadi kebocoran akan menimbulan perasaan tidak nyaman pada pasien dan dokter. TUJUAN 1. Merancang dental unit dengan penambahan sekaligus penyederhanaan dari mekanisme saja, rangka dasar menggunakan rangka dan material lain yang sudah ada guna menekan biaya 2. Mendapatkan desain dental unit dengan material backrest yang diadaptasi dari office chair 3. Mendapatkan mesin dental chair dengan menggunaan sistem motor actuator pada tinggi rebah kursi dengan tenaga penggerak hidraulic sebagai penggerak utama gerakan naik turun dan tegak rebah untuk meredam bunyi bising. 4. Mendapatkan desain dental unit dengan antropometri yang pas untuk semua user. MASALAH 1. Spittoon Bowl (tempat kumur) eksisting tidak dapat diputar segingga mempersulit gerak user ketika berkumur 2. Tidak adanya tempat penyimpanan untuk peralatan-peralatan yang digunakan untuk water bottle pada side box 3. Saluran kabel pada tray handpieces tidak tertata rapi sehingga dapat menghambat kerja operator dan tidak indah bila dipandang 4. Pada tray berbahan dasar yang mudah berkarat dapat menimbulkan kesan kotor dan tidak steril METODOLOGI Untuk mendapatkan desain kursi gigi, dilakukan beberapa metode penelitian seperti tingkah laku pasien saat memeriksakan gigi dan survei lapangan terhadap aktivitas dokter gigi selama perawatan berlangsung.

4 Dengan luaran utama yaitu : Kursi gigi dengan konsep mudah, modern dan ekonomis. ISU : LINGKUNGAN, TEKNOLOGI, TREN browsing informasi dan pengumpulan data JUDUL : DESAIN KURSI GIGI EKONOMIS UNTUK PUSKESMAS PERMASALAHAN : 1. Bagaimana mendesain kursi gigi yang layak dengan biaya yang ekonomis, sehingga memiliki target pasar kelas ekonomi yaitu ahli gigi dan puskesmas. 2. Bagaimana menerapkan konsep mudah dan ekonomis pada kursi gigi, yaitu dengan memberikan inovasi pada material dan pengolahannya, beserta pengoprasian kursi gigi yang mudah dan sederhana (simple). RUANG LINGKUP PERANCANGAN PEMECAHAN MASALAH

5 PEMECAHAN MASALAH METODE EKSPERIMENTATIF KUALITATIF Digunakan untuk menentukan kelayakan metode penyederhanaan mekanisme dan material yang digunakan untuk kursi gigi sehingga dapat menghemat biaya produksi mendeskripsikan konsep ekonomis ke dalam tampilan sebuah produk. menentukan metode mekanisme, material, dan produksi yang akan digunakan pada kursi gigi menjadi melalui wawancara dan studi referensi STUDI DAN ANALISA breakdown dari permasalahan Bagaimana mendesain kursi gigi yang layak dengan biaya yang ekonomis, sehingga memiliki target pasar kelas ekonomi yaitu ahli gigi dan puskesmas. Bagaimana menerapkan konsep mudah dan ekonomis pada kursi gigi, yaitu dengan memberikan inovasi pada material dan pengolahannya, beserta pengoprasian kursi gigi yang mudah dan sederhana (simple). ANALISA ESTETIKA ANALISA ERGONOMI ANALISA BENTUK DAN WARNA ANALISA KOMPONEN ANALISA MATERIAL ANALISA EKSPERIMEN ANALISA PROSES PRODUKSI

6 PEMECAHAN MASALAH METODE STUDI DAN ANALISA Platform Desain Estetika KRITERIA Sistem dan Teknologi Ergonomi Material KONSEP DESAIN Implementasi konsep desain, alternatif-alternatif desain, pembobotan, pendetailan analisa GAMBAR TEKNIK D E S A I N F I N A L DAN PRESENTASI DESAIN FINAL 3D MODELING GAMBAR PRESENTASI PROTOTYPING

7 PEMBAHASAN Analisa Pasar Target Pasar : Merupakan pihak-pihak yang memiliki kepentingan sebagai pembeli produk/pengambil keputusan (stakeholder). Target pasar dental unit ekonomis antara lain sebagai berikut : - Ditjen Bina Kesmas daerah Jawa Timur sebagai pemasok alat kesehatan yang selanjutnya akan dibagikan pada tiap- tiap puskesmas di kecamatan. Target pengguna : - Gender : Pria Wanita dewasa dan anak- anak. Percentile 95, menggunakan jangkauan paling besar. - Usia : tidak terbatas - Menengah menengah ( C+,C- ) ; ditujukan kepada mereka masyarakat menengah ke bawah dan kurang mampu yang mengandalkan biaya jamkesmas dan pengobatan gratis. - Masyarakat yang tinggal di pedesaan atau perkampungan - Penghasilan kurang dari rata- rata UMR per daerah ( +/ / bulan) - Karakter user : menjalani hidup seadanya dengan gaya hidup yang paspasan atau bahkan berkekurangan Analisa Aktifitas Mengidentifikasi aktifitas apa saja yang dilakukan oleh pengguna, dari mulai proses awal duduk di kursi gigi hingga selesai perawatan. Hal ini diperlukan untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan yang dapat menjadi peluang inovasi pada sarana pendukungnya. Aktifitas Pra Operasional. Operator mempersiapkan gelas untuk berkumur dan alat udara (low speed, high speed) Operator duduk pada working stool ( kursi biasa) Pasien duduk pada kursi gigi

8 Operator mengatur naik turun (ketinggian) dan tegak rebah kursi Operator menyalakan lampu Aktifitas Operasional 1. Pasien Berkumur Gambar 1 Gambar aktivitas pasien berkumur Hal yang dilakukan : Pasien berkumur sebelum gigi diperiksa Pasien membalikkan badan ke arah tempat kumur Pasien berkumur ditengah- tengah gigi diberi tindakan Pasien berkumur sesudah gigi diberi tindakan Permasalahan: Tidak semua user dapat menjangkau tempat kumur Frekwensi : 3kali/ 10 menit 2. Perawatan gigi pasien

9 Hal yang dilakukan : Gambar 2 Gambar dokter mengulur kabel lowspeed/ highspeed Pasien membuka mulut Operator mengecek gigi pasien dan melakukan penanganan dengan sonde, perkusi, low speed/ high speed Operator menaruh dan mengambil peralatan pada pad instrumental Operator mengambil dan meletakkan kembali low speed high speed pada handy instrumental Pasien berkumur sesudah gigi diberi tindakan Permasalahan: 1. Letak pad tidak dapat dipindah tdk efisien untuk gerak operatot Frekwensi : 2 kali/ 10 menit 2. Letak kabel pada tray yang menjulur kebawah tidak rapi dan mengganggu gerak langkah operator bekerja 2. Aktivitas Maintenance Permasalahan: Penggantian Water Bottle Frekwensi : 1 kali/ 5 menit Letak water bottle dipasang menggantung tanpa ada penahan, jika kurang berhati2 botol dpt tumpah ketika dipasang

10 Gambar 3 Gambar Water Bottle System Permasalahan dan solusi pada aktivitas 1. Permasalahan : Antropometri tubuh user berbeda- beda ada yang anak hingga dewasa. Kemampuan menjangkau alat kumurpun berbeda pula. Ada yang mudah menjangkau ada yang susah. Solusi : Diperlukan alat kumur yang dapat menjangkau tubuh tubuh pasien sehingga memudahkan berkumur, bisa menjangkau kedua antropometri user. 2. Permasalahan : Letak pad tidak dapat dipindah tdk efisien untuk gerak operator. Solusi : Diperlukan tray pad yang dapat dipindah sesuai dengan gerak operator untuk memudahkan bekerja 3. Permasalahan : Letak kabel pada tray yang menjulur kebawah tidak rapi dan mengganggu gerak langkah operator bekerja Solusi : Diperlukan desain tata letak kabel menjadi rangkaian yang rapi dan memudahkan gerak operator bekerja. 4. Permasalahan : Letak water bottle dipasang menggantung tanpa ada penahan, jika kurang berhati2 botol dpt tumpah ketika dipasang Solusi : Perlu adanya penahan botol/ wadah agar sewaktu2 botol tidak tumpah ketika cara memasang salah atau isi air botol kepenuhan dan ulir botol tidak berfungsi dengan baik lagi. Analisa Kebutuhan

11 KONSEP DESAIN Berdasarkan hasil studi dan analisa, maka didapatkan kriteria produk perancangan Dental Unit dengan konsep ekonomis studi kasus pusksmas dapat disimpulkan menyimpulkan beberapa perihal berikut. Kebutuhan Pengguna Dari kajian pengguna dan kesimpulan dari studi yang telah dilakukan maka dapat diklasifikasikan perihal berikut : 1. Pengembangan Kegiatan Pelayanan, dibutuhkannya pengembangan aktifitas pelayanan yang efektif yang bisa menjadi salah satu daya tarik posyandu sebagai jalan pengoptimalan kegiatan posyandu saat ini. Sehingga sasaran pelayanan bisa termotovasi untuk memanfaatkan posyandu sebagai salah satu jalan peningkatan keluarga sadar gizi Indonesia. 2. Pengoptimalan Sarana, sebagai salah satu jalan revitalisasi, posyandu memerlukan pengembangan sarana yang bisa dijangkau penggunaannya secara maksimal. Pengembangan dilakukan untuk mendukung konsep pelayanna kesehatan yang menyenangkan mulai dari sarana inti hingga sarana yang bersifat optional. 3. Efisiensi layanan, adanya potensi pengembangan pelayanan yang lebih efisien dengan pengganti dan mengkoordinasi layanan penyuluhan yang semula dilakukan satu persatu menjadi penyuluan massal dengan media yang lebih interaktif. Solusi Berdasarkan dari analisa yang telah dilakukan maka produk tersebut dapat dikriteriakan sbb : 1. Menarik, tercipta melalui konsep Fun yakni konsep pelayanan kesehatan yang jauh dari kesan seram dan cenderung menyenangkan sehingga dapat menciptakan

12 stimulus akan kesadaran kesehatan terutama untuk sasaran balita yang paling sering takut saat diperiksa di posyandu. 2. Nyaman, memfasilitasi kenyamanan pengguna saat proses pemeriksaan. Hal ini diperoleh dengan memfasilitasi ruang pemeriksaan yang nyaman dengan penataan dan konsep interior kabin sebagai sentra pemeriksaan indoor. 3. Efisien, bentuk pelayanan yang bisa dirasakan oleh setiap pengguna dengan memfasilitasi aktifitas dasar/inti hingga aktifitas pengembangan yang pada ujungnya bertujuan untuk membuat semua aktifitas tersebut berjalan beriringan dan sesuai dengan sasaran. 4. Aman, sarana-sarana yang terdesain sesuai dengan penerapan ergonomic dan antropometri pengguna dari sarana untuk ibu hamil hingga balita dan bayi.

13

14

15

16 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Poli gigi di puskesmas merupakan suatu area kerja dimana terdapat peralatan- peralatan kesehatan yang perlu dijaga fasilitasnya karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan era modern, semakin tinggi pula ekspektasi masyarakat untuk menggunakan produk- produk kesehatan tersebut. Sarana yang digunakan adalah dental unit. Namun dental unit yang ada pada puskesmas saat ini belum mengakomodir kebutuhan pasien karena masih menggunakan dental unit lama yang seharusnya sudah diganti dengan yang baru. Dengan adanya perancangan Dental Unit Ekonomis khusus puskesmas ini, dengan pengembangan tampilan sesuai konsep puskesmas dan penyederhanaan sistem mekanis serta material- material yang digunakan namun tidak membatasi kenyamanan user saat menggunakan dan masih disesuaikan dengan standart kesehatan, diharapkan mampu mengangkat mengganti dental unit lama dengan yang baru namun dengan harga lebih ekonomis. image puskesmas di mata masyarakat untuk meringkas Cost Value maka dental unit pun juga harus meringkas cost value. Saran Pada proses perancangan dan penulisan laporan ini, metode desain cukup membantu mempermudah alur berpikir dalam penentuan konsep hingga munculnya desain akhir. Meski dalam pelaksanaannya, penyusunan materi menjadi suatu analisa tidak selalu urut langkah-langkahnya sesuai metodenya. Berdasarkan penilaian variabel dan kriteria maka akan didapat batasan dan ketentuan yang harus diambil, yang pada akhirnya dapat mempermudah menentukan petunjukpetunjuk atau guidance dalam proses pengembangan bentuk Dental Unit ekonomis agar

17 tetap nyaman digunakan oleh pengguna. Bentuk dasar tidak banyak yang diubah karena sudah memenuhi (dalam batasan-batasan) aspek kenyamanan dan standar kesehatan untuk user. Sistem mekanisme naik turun diganti dengan hidraulis dan sistem tegak rebah diganti dengan recliner seat untuk efisiensi biaya produksi namun juga tidak mengesampingkan efisiensi cara kerja. Penambahan komponen fasilitas pada spittoon bowl disesuaikan dengan kebutuhan pengguna yaitu dapat di rotate sesuai kebutuhan untuk peningkatan kenyamanan terhadap pengguna dengan berbagai pertimbangan yang dilakukan. Dalam laporan ini, proses analisa dan penentuan keputusan tetap mengacu pada data aktual, baik mengenai material yang sesuai dan estimasi biaya produksi sampai pada pendapat dari pelaku industri otomotif yang cukup kompeten dan spesifikasi teknis yang cukup untuk lingkup perancangan Tugas Akhir. Dental Unit Ekonomis ini sendiri direkomendasikan untuk dipergunakan bagi tiap- tiap puskesmas kecamatan di daerah Jawa Timur, kemungkinan dapat dipasarkan pada tahun 2013 hingga beberapa tahun kedepannya. DAFTAR PUSTAKA 1. Depkes RI,1995, Data Kerusakan Gigi di Indonesia, 21 Maret Endro, H. Presfektif Baru dalam Desain Tempat Praktek. Dentamedia, Nomor 1 Volume 8. Januari Hal Finkbeiner, B, dan C. Fainkbeiner. Practice Management for Dental Team. St Louis : Mosby Jones. Klinik Gigi Toothfairy, Periksa Gigi di Ruang Biru. 115 Sudut Ruang Usaha. Jakarta : PT Samindra Utama. Hal Kilpatrick. H. Work Simplification in Dental Practice. Philadhelphia : WB Saunders Company Nusanti, D. Dental Surgeon Assistant. Dental Horison. Volume 2 Nomor 7. Oktober Hal LAPORAN PAPER / STUDI

18 Tities, Hapsoro (2008) Laporan Tugas Akhir Desain Bajaj Sebagai Alat Transportasi Angkutan Umum Kota Jakarta dengan Pengembangan Kendaraan Promosi dan Pariwisata (Kota Tua), Desain Produk - ITS, Surabaya Internet :

Perancangan Tata Letak Penempatan Alat Kedokteran Gigi Yang Ergonomis. Dewi Auditiya Marizka, Sondi Pramono ABSTRAK

Perancangan Tata Letak Penempatan Alat Kedokteran Gigi Yang Ergonomis. Dewi Auditiya Marizka, Sondi Pramono ABSTRAK Perancangan Tata Letak Penempatan Alat Kedokteran Gigi Yang Ergonomis Dewi Auditiya Marizka, Sondi Pramono ABSTRAK Desain tata letak (lay out design) adalah proses alokasi ruangan, penataan ruangan dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah, dari jumlah penduduk tersebut sekitar 1,3% penduduk Indonesia memiliki masalah gigi setiap bulannya. (Sumber: Lembaga Penelitian dan Pengembangan Nasional,

Lebih terperinci

DESAIN KERETA SAMPING sebagai SOLUSI PENINGKATAN KAPASITAS ANGKUT pada SEPEDA MOTOR

DESAIN KERETA SAMPING sebagai SOLUSI PENINGKATAN KAPASITAS ANGKUT pada SEPEDA MOTOR DESAIN KERETA SAMPING sebagai SOLUSI PENINGKATAN KAPASITAS ANGKUT pada SEPEDA MOTOR Cindy Hermawati Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan data yang diperoleh saat ini adalah 218.868.791 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut sekitar 1,3% penduduk Indonesia memiliki

Lebih terperinci

DESAIN BECAK WISATA KOTA BLITAR

DESAIN BECAK WISATA KOTA BLITAR 1 DESAIN BECAK WISATA KOTA BLITAR Herdita Patriandi Narangga, dan Dr.Ir Bambang Iskandriawan, M,Eng Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merawat kesehatan gigi memang sangat penting. Dengan gigi yang baik juga dapat menambah kepercayaan diri orang tersebut saat menjalani aktifitas sehari-hari. Saat masih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan gigi di Indonesia pada saat ini perlu mendapat perhatian serius, karena masyarakat masih menganggap masalah kesehatan gigi belum menjadi prioritas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG Ni Nyoman Dewi Supariani 1 Abstract. The utilization of oral health services

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Konsep Desain

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Konsep Desain 119 BAB V KESIMPULAN 5.1 Konsep Desain Konsep desain untuk perancangan kursi penumpang baru kereta api K1 antara lain modern, comfort, dan new imageunique. Konsep modern yang dimaksud adalah gaya yang

Lebih terperinci

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Setelah dilakukannya pengolahan data dan analisis data dalam penelitian Tugas Akhir ini, maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal berikut ini : 1. Gerakan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan rumah sakit sebagai suatu lembaga yang menyediakan pelayanan jasa kesehatan sering kali menimbulkan tekanan psikologis dan ekonomi bagi konsumennya. Selama

Lebih terperinci

Desain Sepeda Kampus Sebagai Sarana Penunjang Mobilitas Mahasiswa di Dalam Kampus, Studi Kasus : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Desain Sepeda Kampus Sebagai Sarana Penunjang Mobilitas Mahasiswa di Dalam Kampus, Studi Kasus : Institut Teknologi Sepuluh Nopember 1 Desain Sepeda Kampus Sebagai Sarana Penunjang Mobilitas Mahasiswa di Dalam Kampus, Studi Kasus : Institut Teknologi Sepuluh Nopember Dhanang Kurniawan, dan Bambang Tristiyono ST, MSi Desain Produk Industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta Commuter Line adalah salah satu bagian dari Pola Transportasi Makro DKI Jakarta yang dinilai memiliki peran penting sebagai sarana transportasi masal untuk mengatasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia berjumlah 237,6 juta jiwa.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian esensial dari kesehatan secara umum. Seseorang dikatakan sehat apabila secara fisik, mental, spiritual maupun sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup penelitian, kontribusi penelitian, metode perancangan, sistematika penulisan, serta daftar pustaka

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT A. Identitas Responden a) Nama anak :... b) Nama Ibu : c) Umur Ibu : d) Pendidikan terakhir Ibu : e) Pekerjaan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 DENPASAR SELATAN

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 DENPASAR SELATAN UNIVERSITAS UDAYANA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 DENPASAR SELATAN ROSALIANI YUNITA JERTI PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih cepat dan murah tentunya menuntut para pemberi informasi untuk memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih cepat dan murah tentunya menuntut para pemberi informasi untuk memiliki BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin hari semakin pesat berdampak pada perilaku informasi kebanyakan orang, kebutuhan informasi yang lebih cepat dan murah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan fenomena yang dialami oleh kota-kota besar di Indonesia khususnya. Urbanisasi tersebut terjadi karena belum meratanya pertumbuhan wilayah terutama

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : rumah sakit, ruang tunggu, spasial, ibu hamil. iii

ABSTRAK. Kata kunci : rumah sakit, ruang tunggu, spasial, ibu hamil. iii ABSTRAK Rumah sakit pada dasarnya merupakan sebuah institusi pelayanan yang bergerak di bidang kesehatan. Citra dari rumah sakit terlihat dari cara pelayanan dan fasilitas yang tersedia, terutama pada

Lebih terperinci

DESAIN KENDARAAN PELAYANAN KELILING KESEHATAN GIGI DENGAN KONSEP PENGEMBANGAN SARANA EDUKASI TENTANG KESEHATAN GIGI BAGI KONSUMEN

DESAIN KENDARAAN PELAYANAN KELILING KESEHATAN GIGI DENGAN KONSEP PENGEMBANGAN SARANA EDUKASI TENTANG KESEHATAN GIGI BAGI KONSUMEN TUGAS AKHIR PD 1381 DESAIN KENDARAAN PELAYANAN KELILING KESEHATAN GIGI DENGAN KONSEP PENGEMBANGAN SARANA EDUKASI TENTANG KESEHATAN GIGI BAGI KONSUMEN DODI SUKMA RAHADIYANTO NRP 3404.100.130 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan mulut. Apabila kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi sebagian besar wanita penampilan fisiknya merupakan hal yang sangat penting. Seorang wanita kecantikan fisik adalah hal yang wajib untuk diperhatikan. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gangguan kejiwaan atau sakit jiwa bisa dialami semua kalangan masyarakat, baik kaya maupun miskin, pria maupun wanita, tua maupun muda. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung merupakan rumah sakit khusus yang diklasifikasikan ke dalam rumah sakit tipe B menurut ketetapan mentri kesehatan no 340

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kebijakan pemerintah memberikan dana pelayanan kesehatan, yang secara implisit merupakan pemahaman pemerintah atas tanggung jawab kepentingan umum. Sebagai negara berkembang,

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG I.1 Latar Belakang Pegadaan Proyek

BAB I LATAR BELAKANG I.1 Latar Belakang Pegadaan Proyek BAB I LATAR BELAKANG I.1 Latar Belakang Pegadaan Proyek Fasilitas kesehatan di Kota Yogyakarta secara umum masih sangat kurang mengingat perkembangan jumlah penduduk yang sangat cepat. Hal ini juga menuntut

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,

Lebih terperinci

Desain Workstation Peracikan Obat Untuk Ruang Kelas SMK Farmasi di Surabaya

Desain Workstation Peracikan Obat Untuk Ruang Kelas SMK Farmasi di Surabaya F59 Desain Workstation Peracikan Obat Untuk Ruang Kelas SMK Farmasi di Surabaya Sherly Pracelina dan Drs. Taufik Hidayat, MT. Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecantikan dan kesehatan lahir batin merupakan vitalitas hidup yang sudah dimiliki oleh setiap orang, baik wanita maupun pria. Penilaian norma-norma kecantikan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak faktor yang menyebabkan adanya kehamilan diluar nikah, dari tindak kriminal dan kenakalan remaja. Tindak kriminalsemakin meningkat jumlahnya, terutama pada kasus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan balita serta anak usia pra

BAB I PENDAHULUAN. terhadap ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan balita serta anak usia pra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengertian kesehatan ibu dan anak dalam hal ini adalah pemeliharaan terhadap ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan balita serta anak usia pra sekolah.

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR PUSAT PERAWATAN HEWAN PELIHARAAN DI JAKARTA

PERANCANGAN INTERIOR PUSAT PERAWATAN HEWAN PELIHARAAN DI JAKARTA PERANCANGAN INTERIOR PUSAT PERAWATAN HEWAN PELIHARAAN DI JAKARTA Patricia Mellisa Christie Hp 085714994157, Email Mellisa_Christie@hotmail.com ABSTRAK Seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi di pusat-pusat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Business Process Improvement, Organizing for improvement, Understanding the process, Streamlining

ABSTRAK. Kata Kunci: Business Process Improvement, Organizing for improvement, Understanding the process, Streamlining ABSTRAK Puskesmas Garuda merupakan salah satu unit pelaksana teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kota Bandung. Puskesmas Garuda sebagai penyedia jasa kesehatan memiliki peranan yang penting untuk melayani kebutuhan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bagi masyarakat Indonesia, pergi ke dokter gigi merupakan suatu hal yang sangat menakutkan, biaya yang telatif mahal, antrean yang lama serta tidak jarang pula

Lebih terperinci

PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN DENTAL UNIT GNATUS

PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN DENTAL UNIT GNATUS Halaman : 1 dari 5 PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN DENTAL UNIT 1. Ruang Lingkup 2. Tujuan GNATUS Petunjuk ini digunakan untuk mengoperasikan Dental Unit GNATUS. Tujuan petunjuk ini sebagai pedoman dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia kedokteran gigi, dikenal suatu teknologi yang dinamakan dental unit. Dental unit digunakan sebagai tempat periksa untuk pasien dokter gigi yang telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kecantikan mulai menjadi sebuah tren gaya hidup di beberapa kalangan yang tidak bisa ditinggalkan baik oleh kaum wanita maupun pria. Wanita maupun pria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan suatu institusi yang memberikan layanan kepada masyarakat diantaranya pelayanan medis, penunjang medis, pelayanan dan asuhan keperawatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti kita ketahui, saat ini pembangunan gedung-gedung untuk berbagai kepentingan masyarakat tumbuh dengan sangat pesat. Berbagai gedung baru seperti gedung perkantoran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan wanita akan fasilitas kesehatan dan kecantikan sekarang ini terus meningkat, karena wanita sudah menyadari begitu pentingnya kesehatan tubuh dan merawatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Adanya kendaraan merupakan sebuah anugerah yang tak ternilai bagi kita semua sebagai pemakainya. Memudahkan bagi kita semua untuk bepergian dari satu tempat ke tempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak pulau sehingga masih banyak daerah-daerah terpencil dan tertinggal yang belum merasakan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN II-1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan CV. Intan Dental merupakan klinik dokter gigi yang melayani pasien dalam pencegahan dan perawatan kelainan pada gigi dan mulut dengan dan tanpa

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan produk dewasa ini mencerminkan bahwa kepuasan konsumen terhadap suatu produk atau jasa merupakan salah satu faktor yang sangat penting pada suatu

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

MODEL PERENCANAAN TENAGA KERJA LAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE WORKLOAD INDICATOR OF STAFFING NEED

MODEL PERENCANAAN TENAGA KERJA LAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE WORKLOAD INDICATOR OF STAFFING NEED MODEL PERENCANAAN TENAGA KERJA LAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE WORKLOAD INDICATOR OF STAFFING NEED SNASTI 2009-298 Mike Proboningrum Diar Siwi 1) I Gede Arya Utama 2) 1) S1/Jurusan Sistem Informasi,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN An Nadaa, Vol 1 No.1, Juni 2014, hal 26-31 Artikel VI HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN Relation of Quality of Health

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya kesehatan, terutama pada kesehatan kulit karena kulit merupakan permukaan terluar dari tubuh manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada Bab Pendahuluan ini akan dipaparkan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan dari pelaksanaan Tugas Akhir, batasan masalah, metodologi yang digunakan, dan sistematika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telekomunikasi merupakan suatu kegiatan menyampaikan suatu informasi dari satu tempat menuju satu tujuan yang lain. Informasi yang disampaikan juga dapat berupa

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PUSKESMAS BERBASIS WEB

SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PUSKESMAS BERBASIS WEB SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PUSKESMAS BERBASIS WEB 1) Eko Riyanto 1 Jurusan Teknik Informatika, STMIK Himsya Semarang 1 ekoriyanto89@gmail.com Abstrak Dalam menjalankan organisasi kesehatan fungsional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh lingkungan sehat,

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Tentang Alat/Mesin Pengerol Pipa Alat/mesin pengerol pipa merupakan salah satu alat/mesin tepat guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan

Lebih terperinci

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013 1 PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013 Kadek Sri Sasmita Dewi G Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa disadari. Bencana alam tersebut ada yang terjadi secara alami seperti gempa bumi, hujan badai, dan angin topan.

Lebih terperinci

Tugas Akhir 138 Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Semarang BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir 138 Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Semarang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) adalah sebuah sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut perorangan untuk pelayanan pengobatan

Lebih terperinci

ANALISA ERGONOMI KANOPI SEPEDA MOTOR

ANALISA ERGONOMI KANOPI SEPEDA MOTOR ANALISA ERGONOMI KANOPI SEPEDA MOTOR Akmal Asari 1), Hari Purnomo 2), M. Ridlwan 3) 1, 3) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Bab 1 Alat bantu untuk sepeda motor matic ketika ban bocor UKDW

Bab 1 Alat bantu untuk sepeda motor matic ketika ban bocor UKDW Bab 1 Alat bantu untuk sepeda motor matic ketika ban bocor A. Latar belakang Di zaman yang modern ini gender wanita sudah memiliki kedudukan yang sama oleh pria, tidak sedikit pekerjaan yang dulunya dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan teknologi berkembang secara pesat, sehingga permasalahan urbanisasi meningkat per tahunnya. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun , (Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2015), hal. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun , (Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2015), hal. 6. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proyek Kesehatan merupakan sebuah isu penting yang tidak luput dari perhatian pemerintah Indonesia. Pembangunan kesehatan 1 pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK RUANG UNIT REKAM MEDIS DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA PEREKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT PARU SURABAYA

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK RUANG UNIT REKAM MEDIS DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA PEREKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT PARU SURABAYA JURNAL MANAJEMEN KESEHATAN Yayasan RS. Dr. Soetomo, Volume 3, No. 1, Oktober 2017 : 39 48 PERANCANGAN ULANG TATA LETAK RUANG UNIT REKAM MEDIS DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA PEREKAM MEDIS DI RUMAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangatlah penting. Hal ini bukan hanya dikarenakan masih tingginya angka kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. sangatlah penting. Hal ini bukan hanya dikarenakan masih tingginya angka kematian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhatian terhadap peristiwa kehamilan dan persalinan pada masa sekarang ini sangatlah penting. Hal ini bukan hanya dikarenakan masih tingginya angka kematian material

Lebih terperinci

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS URAIAN PROGRAM PUSKESMAS Program Puskesmas Uraian 1 Manajemen Pelayanan Kesehatan Sistem kesehatan Nasional (SKN) sebagai acuan pelayanan kesehatan Penerapan fungsi manajemen di puskesmas Upaya pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kita semua mengetahui bahwa kebutuhan transportasi di perkotaan semakin meningkat, sehingga jumlah kendaraan bermotor jenis kendaraan roda dua maupun roda

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Rancangan Ide rancangan Terminal Penumpang Pelabuhan di Paciran Lamongan ini merupakan fasilitas penyedia jasa layanan publik yang mampu menampung kegiatan berkumpulnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi yang berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang peran penting

Lebih terperinci

Perihal : Proposal Penawaran Sistem Informasi Rumah Sakit/Klinik (SIMKES) GRATIS

Perihal : Proposal Penawaran Sistem Informasi Rumah Sakit/Klinik (SIMKES) GRATIS Yogyakarta, Oktober 2017 Lamp : 1 (satu) set Proposal Penawaran Perihal : Proposal Penawaran Sistem Informasi Rumah Sakit/Klinik (SIMKES) GRATIS Kepada Yth. Pimpinan Rumah Sakit/Klinik Di tempat Dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia tidak akan pernah lepas dari kebutuhan akan sandang. Kebutuhan akan sandang semakin hari semakin meningkat. Hal ini terlihat dari tempat-tempat berjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat dengan pesat sehingga jumlah kebutuhan akan hunian pun semakin tidak terkendali. Faktor keterbatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN JUDUL BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN JUDUL I. Judul : Rumah Sakit Ibu dan Anak dengan Konsep Friendly Hospital II. Pengertian judul Rumah Sakit : - Suatu kompleks / rumah / ruangan yang digunakan untuk menampung

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI INDUSTRI INOVATIF Vol. 3, No. 2, September 2013: 18-23 PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI 1) Mujiono 1) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari hari bagi seluruh masyarakat baik dari kalangan bawah sampai kalangan atas maupun

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 aftar Periksa. aftar periksa merupakan daftar dari parameter-parameter yang ada dalam sebuah perancangan. Pada tahapan pertama proses perancangan ini akan dikumpulkan ide-ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri industri yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri industri yang ada di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi di Indonesia semakin pesat dari tahun ke tahun. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri industri yang ada di Indonesia,

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR Oleh: Siswanti Asri Trisnanih (1401083134) 08 PAC School of Design Interior Design Department Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi ini, informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diketahui. Informasi dapat diperoleh melalui beberapa sarana, antara

Lebih terperinci

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI Sehat Jiwaku Sehat keluargaku (UPK Puskesmas Siantan Hulu)

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI Sehat Jiwaku Sehat keluargaku (UPK Puskesmas Siantan Hulu) LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI Sehat Jiwaku Sehat keluargaku (UPK Puskesmas Siantan Hulu) 1. Lab. Inovasi : KOTA PONTIANAK 2. Nama Unit Kerja : UPK Puskesmas Siantan Hulu 3. Judul Iovasi : Sehat

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN ENERGI MOTOR LISTRIK PADA PROTOTYPE MOBIL HYBRID

ANALISA KEBUTUHAN ENERGI MOTOR LISTRIK PADA PROTOTYPE MOBIL HYBRID ANALISA KEBUTUHAN ENERGI MOTOR LISTRIK PADA PROTOTYPE MOBIL HYBRID Sueb Herdianto 1, Mardjuki 2, Suprayogi 3 Abstract Environmental pollution and fuel savings are a significant problem for the life of

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI KESEHATAN KELUARGA (SIKKA) PUSKESMAS BANYUDONO II

SISTEM INFORMASI KESEHATAN KELUARGA (SIKKA) PUSKESMAS BANYUDONO II SISTEM INFORMASI KESEHATAN KELUARGA (SIKKA) PUSKESMAS BANYUDONO II Tiya Suryani 1, Cisde Mulyadi 2, Siti Rihastuti 3 1,2,3 AMIK Cipta Darma Surakarta Jalan Veteran Notosuman Singopuran Kartasura Sukoharjo

Lebih terperinci

Penataan Bukit Gombel, Semarang dengan Bangunan multifungsi Penekanan pada Green Architecture

Penataan Bukit Gombel, Semarang dengan Bangunan multifungsi Penekanan pada Green Architecture LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Penataan Bukit Gombel, Semarang dengan Bangunan multifungsi Penekanan pada Green Architecture Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN PENUMPANG ANGKUTAN UMUM

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN PENUMPANG ANGKUTAN UMUM PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN PENUMPANG ANGKUTAN UMUM (Studi Kasus di PERUM DAMRI Cabang Kota Bandung) TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, di Program

Lebih terperinci

PRIORITAS PASIEN AKAN KEBUTUHAN PELAYANAN INFORMASI OBAT Dl APOTEK JAKARTA

PRIORITAS PASIEN AKAN KEBUTUHAN PELAYANAN INFORMASI OBAT Dl APOTEK JAKARTA PRIORITAS PASIEN AKAN KEBUTUHAN PELAYANAN INFORMASI OBAT Dl APOTEK JAKARTA Andi Leny Susyanty, dan Sri Hayanti2 ABSTRACT Pharmacists assure that patients have all supplies, necessary information and knowledge

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas fisik utama yang menjadi usulan adalah sebagai berikut: - Sandaran tangan Berdasarkan kriteria-kriteria penilaian seperti flexibilitas, kepraktisan,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain

BAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Desain Jakarta sebagai ibu kota negara merupakan kota tersibuk di Indonesia, banyak sekali kejadian-kejadian yang dapat membuat orang menjadi stress seperti, kemacetan,

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana strata-1 pendidikan dokter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. titik awal dan titik akhir kesuksesan dalam industri manufaktur. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. titik awal dan titik akhir kesuksesan dalam industri manufaktur. Oleh karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan produk dalam dunia industri akan semakin dibutuhkan untuk menuju Indonesia sebagai negara maju. Produk merupakan titik awal dan titik akhir kesuksesan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karaoke adalah satu bentuk nyanyian yang mengeluarkan suara dalam bentuk minus one seperti yang terdapat dalam video karaoke. Sekarang ini karaokecukup canggih, dan

Lebih terperinci

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Bali merupakan suatu pulau kecil yang berada di bagian tengah Indonesia dan terdiri dari 9 Kabupaten, salah satunya adalah kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada era modern ini, banyak aktifitas sehari-hari manusia dibantu atau

I. PENDAHULUAN. Pada era modern ini, banyak aktifitas sehari-hari manusia dibantu atau 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era modern ini, banyak aktifitas sehari-hari manusia dibantu atau menggunakan teknologi. Teknologi diciptakan untuk menghasilkan suatu barang atau produk untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan sarana pendukung, seperti transportasi. Transportasi adalah sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan sarana pendukung, seperti transportasi. Transportasi adalah sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Saat ini perkembangan jumlah penduduk yang cukup pesat serta beragamnya aktivitas kerja setiap orang memungkinkan segala aktivitas tersebut harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Kepuasan 1.1 Defenisi Kepuasan Pasien Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah

Lebih terperinci

1. BAB1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil memiliki peranan penting dalam mewujudkan masyarakat yang sehat. Sehingga perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : COBIT, DSS (Deliver, Service, Support), Pelayanan Kesehatan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : COBIT, DSS (Deliver, Service, Support), Pelayanan Kesehatan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Klinik Medika Antapani (KMA) adalah perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada pelayanan pasien yang berdiri sejak tahun 1989. Seiring dengan perkembangannya

Lebih terperinci

Desain KRL Jabodetabek Dengan Konsep Fresh, Clean & New Image

Desain KRL Jabodetabek Dengan Konsep Fresh, Clean & New Image 1 Desain KRL Jabodetabek Dengan Konsep Fresh, Clean & New Image Agustinus Hendra.C.A, dan Ir. Baroto Tavip I, MSi Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci