Bab II Bangunan Lepas Pantai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab II Bangunan Lepas Pantai"

Transkripsi

1 Bab II Bangunan Lepas Pantai II.1 Definisi Bangunan Lepas Pantai Daerah lepas pantai adalah bagian dari lautan yang permukaan dasarnya dibawah pasang surut terendah atau bagian lautan yang berada diluar daerah gelombang pecah (breaker zone) arah ke laut. Daerah lepas pantai yang berada di bagian lempengan benua (continental shelves) yang mempunyai kedalaman kurang dari 200 m kira-kira seluas 8% dari luas lautan atau sama dengan 20% dari luas daratan. Bangunan, kendaraan dan fasilitas yang beroperasi di lepas pantai disebut bangunan, kendaraan dan fasilitas lepas pantai. Ciri-ciri dari bangunan atau sistem lepas pantai adalah: 1. Beroperasi di daerah sekitar sumur minyak atau daerah pertambangan yang terbatas. Jadi, tidak berpindah jauh seperti halnya dengan kapal laut. 2. Tidak beroperasi di daratan 3. Tidak dibangun langsung di lapangan. Jadi, komponen-komponennya dibuat di darat untuk kemudian diangkut dan dirakit di lapangan. 4. Tetap beroperasi di lapangan untuk perioda waktu yang lama sehingga bangunan harus dapat bertahan dalam kondisi terburuk yang mungkin terjadi selama masa operasi. II.2 Klasifikasi Bangunan Lepas Pantai Bangunan lepas pantai dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, antara lain : 1. Menurut cara operasinya (type of operations) a. Bangunan yang digunakan untuk pengambilan minyak atau gas. Sebagian besar dari bangunan lepas pantai yang beroperasi pada saat ini adalah untuk keperluan ini. b. Bangunan yang digunakan untuk penambangan. Bangunan ini digunakan untuk mengambil bijih-bijih tambang di dasar laut.

2 c. Struktur yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga gelombang. d. Struktur yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga termal seperti OTEC. 2. Menurut bentuk konfigurasinya. a. Struktur kendaraan (vessel type structures): struktur jenis ini biasanya adalah kapal laut yang dimodifikasi sehingga mempunyai sistim propulsi (propulsion) dan dapat berpindah tempat dengan cepat. Struktur jenis ini dipakai untuk pengoperasian di laut dalam. b. Struktur barge: Struktur jenis ini tidak mempunyai sistim propulsi sehingga untuk memindahkannya harus digunakan kapal penarik. c. Struktur platform: Sebagian besar dari struktur yang digunakan untuk eksplorasi atau produksi minyak di laut dangkal atau laut menengah adalah struktur dari jenis ini. 3. Menurut fungsinya a. Bangunan eksplorasi: digunakan untuk pemboran minyak atau gas alam. b. Bangunan produksi: digunakan untuk pengambilan minyak atau gas alam dari sumur minyak yang ditemukan. c. Bangunan hibrid: dapat digunakan untuk pengeboran maupun pengambilan minyak atau gas alam. 4. Menurut material bangunan a. Platform baja : seluruhnya terbuat dari baja. b. Platform beton : bagian dasar terbuat dari beton c. Platform hibrid : gravity platform yang terdiri dari bagian dasar yang terbuat dari beton dan rangka baja. Bagian dasar tersebut menyokong deck yang terbuat dari baja. 8

3 5. Menurut Mobilitas a. Bangunan tetap (fixed structures): digunakan pada laut dangkal dan laut menengah (intermediate water) dan dipancang ke dasar perairan. b. Bangunan terapung (floating structures) : dapat digunakan pada semua kedalaman laut dan terutama untuk laut dalam. II.3 Sistem Bangunan Lepas Pantai Jumlah dan macam bangunan lepas pantai yang dioperasikan pada saat ini sangat banyak sekali. Dalam proses perancangan bangunan lepas pantai terdapat banyak konsep, baik yang lama maupun yang baru, yang memenuhi spesifikasi owner. Para engineer biasanya mempunyai sedikit informasi mengenai konsep-konsep lama yang telah dibangun. Karena itu, menerapkan konsep lama sama sulitnya dengan mengembangkan konsep baru. Sebagian besar bangunan platform yang ada pada saat ini digunakan untuk pencarian dan pengambilan minyak dan gas alam. Beberapa jenis dari bangunan lepas pantai adalah sebagai berikut: a. Jacket atau template Jenis struktur lepas pantai yang telah dibangun saat ini adalah struktur jenis jacket atau template. Jacket dikembangkan untuk operasi di laut dangkal dan laut sedang yang dasarnya tebal, lunak dan berlumpur. Setelah jacket ditempatkan di posisi yang diinginkan, pile dimasukkan melalui kaki bangunan dan dipancang dengan hammer sampai menembus lapisan tanah keras. Kemudian deck dipasang dan di las. Struktur jenis ini banyak dibangun di Teluk Mexico. b. Tower Pada umumnya tower melalui daya apung (self-buoyant) karena jacket tidak dapat menyokong beban yang terlalu berat. Deck dipasang dan di las di atas tower. Struktur jenis ini dipasang di Laut Utara dengan kedalaman sekitar 160 meter dan struktur bajanya mempunyai berat sekitar metrik tonner. Exxon membangun struktur jenis tower ini di California dengan kedalaman 260 meter. Shell juga membangun di Lousiana dengan kedalaman laut sekitar 300 meter. 9

4 c. Caissons Platform kecil dengan deck kecil dibutuhkan untuk operasi di laut dangkal (tidak lebih 60 m) dengan kandungan minyak yang tidak banyak. Dalam hal ini, pile dipancang sampai kedalaman yang cukup untuk menyokong deck kecil. d. Concrete gravity platform Platform jenis ini dipasang apabila tanah keras di dasar laut tidak jauh dari permukaan lumpur. Pondasi struktur dibuat berbentuk lingkaran dan terbuat dari beton. Pondasi yang berat ini menyokong beberapa tower yang kemudian menyokong deck baja. e. Steel gravity platform Apabila tanah dasar laut terdiri dari batuan keras sehingga sulit melakukan pemancangan pile, platform jenis ini biasanya dipasang. Seluruh bagian struktur terbuat dari baja. f. Hybrid gravity platform Bagian dasar platform ini terbuat dari beton dari beton yang menopang rangka baja dimana deck baja diletakkan. g. Struktur tak tegar (Compliant Structures) Struktur jenis ini akan bergerak apabila gaya luar bekerja padanya, karena kekakuannya tidak besar. Besarnya gerakan yang diijinkan adalah berbanding terbalik dengan kekakuan dan berat struktur tersebut. Jadi, struktur jenis ini biasanya lebih ringan dari struktur jenis lain yang telah disebutkan di atas. Struktur tak tegar bisa diikatkan pada dasar laut, misalnya guyed tower dan sistim penambatan tunggal (single point mooring systems). Tension leg platforms juga bisa dimasukkan ke dalam jenis ini. Selain itu, struktur terapung lainnya (semisubmersibles) juga bisa dianggap struktur tak tegar dengan gerakan ijinnya besar sebagai hasil dari penambatan (mooring). 10

5 Gambar II.1 Hybrid Tower with Inbuilt Bouyancy Gambar II.2 Semisubmersible Platform Gambar II.3 Concrete Gravity Platforms 11

6 Gambar II.4 Template Or Jacket Type Offshore Structure Gambar II.5 Caisson Gambar II.6 Tension Leg Platform Gambar II.7 Articulated Tower Gambar II.8 Steel Gravity Platform (sumber : Catatan Kuliah SI-7173 Perencanaan Bangunan Lepas Pantai, Ricky L.T.) 12

7 II.4 Jenis Platform Tipe Jacket/Template Terdapat beberapa jenis model offshore platfom yang terbuat dari baja. Pemilihan jenis platform biasanya diambil berdasarkan pertimbangan ekonomi. Pada kedalaman air yang relatif dangkal, biasanya dibuat beberapa platform yang terpisah berdasarkan fungsinya masing-masing. Pada kedalaman air yang dalam (mendekati 400 ft atau 122 m), semua fungsi digabungkan ke dalam satu struktur yang disebut self-contained platform. Jenis platform berdasarkan tujuan khususnya adalah : 1. Drilling/well-protector platform. 2. Tender platform. 3. Self-contained platform 4. Production platform 5. Quarters platform 6. Flare jacket and flare tower 7. Auxiliary platform 1. Drilling/well platforms Well-protector atau well jackets adalah platform yang dibangun untuk melindungi pekerja dalam pembuatan sumur-sumur di air yang dangkal. Setiap well jacket biasanya digunakan untuk 1-4 sumur. Platform tersebut berupa satu pipa besar/caisson, atau struktur rangka berkisi-kisi yang terbuka. Terdapat dua jenis utama well-jackets, yaitu : 1. Tipe yang dapat disisipkan (slip over type). 2. Tipe pengembangan (development type). Kedua jenis tersebut melindungi sumur-sumur terhadap benturan kapal dan gayagaya lingkungan, sebagai pendukung peralatan navigasi, perangkat meter-run untuk kalibrasi pengukuran, jaringan kabel, landasan helikopter dan tabung conductor. 13

8 Slip-over well jacket digunakan untuk sumur-sumur eksplorasi di perairan dengan kedalaman ft (15-30 m). Caisson yang besar pertama-tama dimasukkan ke dalam lumpur dimana sumur digali. Pada mulanya caisson akan melindungi sumur dan dalam beberapa bulan setelah penggalian, suatu well-jacket disisipkan pada Caisson. Slip-over well jacket adalah berupa struktur dengan empat kaki dan satu sisi kiri terbuka yang disisipkan disekeliling caisson pelindung sumur galian. Bracing tambahan ditempatkan pada sisi yang terbuka. Slip-over jacket biasanya digunakan untuk satu sumur. Development well jacket dapat digunakan untuk beberapa sumur, terutama dibangun untuk pengeboran. Untuk air dangkal (kedalaman 15 ft/4.5 m), digunakan well jacket berukuran 8x16 ft (2.4 x 4.8 m), biasanya untuk satu sumur. Untuk air dengan kedalaman ft ( m), empat buah well jacket berukuran 16x20 ft (4.8x6 m) umum digunakan. Untuk kedalaman air ft (14-31 m), well jacket berkisar dari feet persegi ( meter persegi). Untuk kedalaman air lebih dari 100 ft (31 m), drilling/well protector platform akan lebih rumit. Misalnya, bila telah diputuskan untuk menempatkan akomodasi hidup di atas satu platform dan fasilitas pemroses atau treatment di platform yang lain, drilling platform dapat didukung oleh jacket dengan hanya 4 kaki (tiang). Selama phase pengeboran, platform berisi mesin derek dan substructure, lumpur galian dan air pengeboran, bahan bak air, lumpur dan tangki penyimpanan air, pembangkit tenaga utama dan pompa-pompa. Berat total peralatan pengeboran sekitar kips atau 13.4x10 6 N sampai 17.8x10 6 N. Setelah sumur di bor (biasanya 4-9 buah) dan peralatan pengeboran dipindahkan, peralatan lain dibangun sehingga platform dapat melindungi sumur sementara menghasilkan minyak mentah, peralatan yang baru terdiri dari katup-katup menyerupai pohon natal diatas sumur sebagai pengumpul produk dari sumur sehingga dapat dibawa ke platform pemroses atau treatment dalam satu jalur pipa berukuran kira-kira 6 in diameternya, peralatan pengaman kebakaran, lampulampu peringatan navigasi dan well-bill system. 14

9 Well-bill system mengkontrol runaway well. Pengawasan sumur dicapai dengan memompa lumpur dan air laut kedalam sumur. Berat kolom yang panjang dari fluida berat (lumpur) adalah lebih besar daripada gaya keatas dari minyak mentah dari tekanan didalam tanah. Well-bill terdiri dari tangki penyimpanan lumpur, pompa lumpur tenaga diesel, dan tangki penyimpan air laut/asin. Ada pula tangki pencampur untuk mengolah air asin dan untuk mencampur bahan-bahan kimia dari lumpur. 2. Tender Platforms Penggunaan platform sekarang berbeda dibandingkan 20 tahun yang lalu. Ukuran dan pengoperasiannya berada diantara well-jacket dan self-contained platform. Umumnya mesin derek, substructure, lumpur galian, penyediaan tenaga utama dan pompa-pompa lumpur ditempatkan di atas platform. Markas para pekerja pengeboran, peralatan tinggal dan persediaan ditempatkan di kapal perbekalan (tender ship) yang dijangkau dekat platform. Keduanya biasanya dihubungkan oleh jalur jalan yang panjang. 3. Self-contained Template Platform Platform ini besar, biasanya ber-deck ganda, memiliki kekuatan dan ruang yang cukup untuk mendukung seluruh alat beserta peralatan tambahan dan markas pekerja dan bahan-bahan/persediaan untuk mengantisipasi cuaca buruk yang menyebabkan suplai tak dapat masuk. Ada dua jenis self-contained platform: 1. Template type 2. Tower type Sebenarnya tower platform adalah template structure juga, tetapi pemancangan pile/tiangnya yang berbeda. Self-contained template platform terdiri dari struktur multilevel deck besar, didukung oleh tiang panjang yang dimasukan jauh ke dasar laut. Template atau disebut juga jacket, adalah rangka tiga dimensi dengan batangbatang bundar dan digunakan sebagai penunjuk pemancangan pile melalui rongga 15

10 kaki dari jacket. Jacket juga menahan seluruh tiang/pile sehingga bekerja sebagai satu kesatuan terhadap gaya-gaya lateral. Self-contained template platform telah didesain dan dibuat dalam berbagai ukuran dan bentuk. Template struture yang mula-mula, mempunyai kaki yang banyak dan bracing horisontal dan diagonal yang banyak. Platform mula-mula yang dibangun tahun 1955 pada kedalaman air 72 ft (22 m) memiliki 53 tiang. Sekarang platform-platform ini dibagi dua kelas: yang memiliki tiang dan yang 8 tiang. Pada masa-masa awal eksplorasi di Teluk Meksiko, diameter batang untuk jacket sangat terbatas dan diperlukan lebih banyak tiang untuk mendapat daya dukung yang cukup. Pada masa-masa sekarang, dengan tersedianya batang yang sangat besar, cenderung menjadi tipe platform dengan delapan tiang. Ini telah digunakan untuk kedalaman air mendekati 400 ft (122 m). Kaki jacket tidaklah vertikal. Saat ini konfigurasi platform dengan 8 tiang diadaptasi terhadap peningkatan kedalaman air dan berbagai kondisi tanah dengan menambahkan skirt pile yang bertujuan membantu menahan momen guling terhadap struktur. Sumur-sumur dari template platform dibor melalui tabung konduktor yang dimasukkan ke dasar laut. Tabung-tabung ini ditempatkan vertikal didalam jacket dengan beberapa rangka horisontal berisi cincin-cincin penunjuk (guide rings) selama pemasukan tabung ke dasar. Meskipun template jacket didesain mengapung, tetapi sebagian besar batangbatangnya terendam dan hanya sebagian kecil struktur berada pada atau diatas muka air. Jadi jacket ditransportasikan ke tempat pembangunannya (erection site) melalui kapal dan diturunkan dari kapal dan akhirnya dipasang pada posisinya. Tiang-tiang dimasukkan setelah jacket dipasang. Struktur deck dipisah-pisah sesuai daya angkat kapal derek, dibawa ke site dengan kapal transportasi dan diangkat keatas puncak-puncak tiang yang muncul dari kaki-kaki jacket. Deck disambung (las) dengan ujung-ujung tiang dan tiang-tiang disambung ke ujung 16

11 atas kaki-kaki jacket. Beberapa perusahaan mengisi ruang melingkar diantara tiang-tiang dan didalam kaki-kaki jacket dengan grout. Mengisi ruang melingkar tersebut dengan grout memungkinkan tiang dan jacket menahan gaya lateral sebagai struktur kaku yang tunggal. Sedangkan bila dibuat terbuka, didasarkan pada pendapat bahwa menyelamatkan jacket untuk digunakan pada tempat pengeboran lain akan lebih mudah tanpa harus diperhitungkan berat dan komplikasi grout (kenyataannya sangat sedikit jacket yang dipindah lokasikan). Tower Type Template Platforms dicirikan oleh diameternya yang relatif lebih kecil, kaki yang tidak bengkok dan lebih sedikit bracing diagonal dengan ukuran lebih besar dibandingkan yang digunakan pada tipe template structure yang biasa. Tipe tower jacket dibuat agar tidak perlu lagi menurunkan/membongkar struktur dari kapal, karena dapat diapungkan pada lokasi dengan daya apung dari kakinya yang berdiameter lebih besar. Tower platform mulanya didesain untuk struktur air yang dalam di Pasifik dan Cook Inlet, Alaska. Fondasi tiang yang dipakai biasanya terdiri dari beberapa grup tiang, umumnya empat. Tiap grup tiang dimasukkan melalui salah satu kaki dan tiap tiang dengan demikian bertindak sebagai konduktor dimana sumur akan digali. Tiap kaki memiliki 8-12 tiang silinder berongga. Tiang-tiang digunakan untuk mengisi ruang antara cangkang silinder bagian luar dan bagian dalam. Ini menjaga agar kaki-kaki silinder luar tidak jatuh akibat tekuk lokal dan juga untuk mengikat tiang-tiang ke silinder luar dan silinder dalam untuk mencapai aksi sebagai komposit. 4. Production/Treatment/Reinjection Platforms Platform ini adalah platform yang pada dasarnya untuk memisahkan campuran air-gas-minyak dari minyak bumi mentah menjadi minyak mentah, gas alam dan air dan memperlakukan masing-masing dengan proses-proses dilapangan yang sederhana untuk ditransportasikan, dibuang dan dimasukkan kembali (reinjection) ke dalam bumi. Fasilitas pemroses pada platform pengolah tertentu, bervariasi 17

12 tergantung apa yang akan dilakukan dengan gas alam dan apakah minyak mentah akan diangkat ke dalam tanker atau dipompa sepanjang pantai melalui jalur pipa. Kadang-kadang pada platform pengolah terdapat fasilitas untuk menginjeksikan air yang tertekan ke dalam lapisan tahan minyak didalam bumi dengan sumur injeksi, atau sumur-sumur untuk memperbaiki produksi minyak bumi dari sumursumur lain. Bila ada dua jalur pipa dari platform pengolah ke pantai, satu berisi minyak mentah dan lainnya gas alam, platform juga harus memiliki dua set pengukur dan perangkat pengapalan. Pompa mengirim minyak mentah melalui saringan, melalui pengukur dan ke dalam jalur pipa. Kompressor mengirim gas alam melalui saringan, lalu pengukur dan ke jalur pipa. Untuk setiap sistem, ada kalibrasi ukuran atau test loop, instrumen pencatat, peluncur bulat untuk memaksa peralatan pembersih melalui pipa. Bila tidak ada jalur pipa untuk gas, gas alam biasanya dibakar melalui tower/menara pembakar jauh dari fasilitas pengolah pada platform. Untuk self-contained platform tertentu pada air dalam, menara pembakar menjadi bagian dari deck substructure, didirikan jauh diatas deck. Bila kedalaman air memungkinkan, akan lebih aman untuk menempatkan menara tersebut pada jacket yang terpisah jauh dari platform pengolah. Keamanan pribadi menjadi hal penting pada setiap platform. Pada platform pengolah atau produksi, harus ada sistem keamanan untuk dapat mendeteksi kebocoran gas dan perlindungan kebakaran. Fasilitas produksi dan pengolah mencakup perangkat untuk pemisahan gas alam dari campuran cair dan untuk pemisahan air dan pasir yang masuk dari minyak mentah. Sebagian gas alam yang dipisahkan menghasilkan tenaga bagi turbin gas untuk menjalankan generator pembangkit listrik. Pompa dan kompresor pada platform dijalankan dengan listrik. Perangkatperangkat pemroses tidak dapat dijelaskan secara umum karena sistem yang bervariasi, dalam beberapa kasus, pemisahan itu melalui dua tahap. Ada banyak cara mendatangkan minyak bumi mentah dari drilling/well-protector platform, tangki penyimpan bertekanan untuk gas yang dibakar, tangki penyimpan gas bahan bakar dan penyimpan minyak. 18

13 5. Quarters Platform Quarters platform adalah platform yang dipakai sebagai akomodasi bagi para pekerja lepas pantai. Untuk Self-contained pada air dalam yang mendekati kedalaman 400 ft (122 m), tempat akomodasi itu dibuat sebagai satu bagian integral dari platform tunggal karena alasan ekonomi. Pada air yang dangkal, tempat akomodasi dibuat terpisah dari aktifitas pengeboran dan pengolahan untuk keamanan pekerja. Bagian ini dibuat cukup dekat dengan platform pengeboran dan produksi supaya dapat dihubungkan dengan jembatan. Pekerja pengeboran kira-kira sebanyak 18 orang. Pimpinan pekerja disebut driller. Ada lima orang pekerja ahli yaitu roughneck, derrickman (pengatur mesin deck), motorman, operator mesin diesel, operator pompa, mudman, operator crane dan enam orang pekerja biasa yang disebut roustabouts. Orang-orang lain yang berada di platform, misalnya; supervisor seluruh pekerja yang disebut tool pusher, wakil perusahaan pembeli, tukang las, pengurus perawatan, dua tukang masak dan dua pekerja dapur kapal dan pengurus kamar tidur. Selain itu ada beberapa insinyur dengan keahlian tertentu dibidang petroleum/environmental, insinyur pengarah pengeboran, satu atau dua ahli lumpur, ahli turbin gas dan lain-lain. Jadi semuanya berkisar orang yang membutuhkan tempat tinggal. Akomodasi tinggal dapat disusun dengan bermacam cara. Pada platform tertentu mungkin terdiri dari tiga lantai : kamar tidur untuk empat orang, kamar mandi dan linen storage pada lantai dasar, dapur, ruang TV dan ruang ganti pada lantai tengah, kantor-kantor supervisor, ruang radio dan kamar tidur untuk para supervisor dilantai atas. Heliport (landasan heli) dibuat ditingkat atas di atas markas tempat tinggal. Pertimbangan lain yang harus diperhatikan adalah sistem pembuangan dan septic tank. Umumnya air di bawah dari pantai dengan perahu dan dipompakan ke tangki penyimpan. Air untuk keamanan terhadap kebakaran di pompa dari laut. 6. Flare Jacket dan Flare Tower Adalah struktur rangka pipa baja berbentuk segi tiga yang dibangun dari dasar lumpur sampai kira-kira ft (3-4 m) di atas rata-rata (MWL). Struktur ini 19

14 diperkuat ke dasar laut dengan memasukkan tiang-tiang berongga melalui ketiga kakinya, ujung-ujung tiang yang muncul dari puncak-puncak kaki jacket dipasang alas pada elevasi dua ft di atas puncak jacket. Flare tower dibangun di puncak ujung-ujung tiang ini. Flare tower di pabrikasi sama seperti flare jacket. Flare jacket biasanya di bangun dengan bracing berbentuk K atau X diseluruh panjangnya. Dua atau tiga tingkat berupa bracing diagonal. Flare tower dapat di bangun dengan diagonal bracing dan flare pipe dipasang di dalam rangka tersebut. Selama hal flare pipe utama dibuat sebagai bagian dari flare tower, maka digunakan diagonal bracing. 7. Auxilary Platform/Platform Tambahan Adalah platform kecil yang dibangun di dekat platform yang lebih besar untuk meningkatkan ruang yang tersedia atau agar dapat membawa beban peralatan yang lebih besar di atas platform utama. Platform tambahan ini digunakan untuk stasiun pemompa atau kompresor, penyimpan minyak, sebagai quarters platform atau platform produksi. Kadang-kadang struktur ini berdiri sendiri, dapat pula dihubungkan oleh bracing ke struktur yang lama (utama). 20

15 Bab II Bangunan Lepas Pantai...7 II.1 Definisi Bangunan Lepas Pantai...7 II.2 Klasifikasi Bangunan Lepas Pantai...7 II.3 Sistem Bangunan Lepas Pantai...9 II.4 Jenis Platform Tipe Jacket/Template...13 Gambar 2.1 Hybrid Tower with Inbuilt Bouyancy 11 Gambar 2.2 Semisubmersible Platform 11 Gambar 2.3 Concrete Gravity Platforms 11 Gambar 2.4 Template Or Jacket Type Offshore Structure 12 Gambar 2.5 Caisson 12 Gambar 2.6 Tension Leg Platform 12 Gambar 2.7 Articulated Tower 12 Gambar 2.8 Steel Gravity Platform 12

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab 1

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab 1 Bab 1 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam mineral di Indonesia memilik potensi yang cukup besar untuk dieksplorasi, terutama untuk jenis minyak dan gas bumi. Sumber mineral di Indonesia sebagian

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUKURAN KONSTRUKSI ANJUNGAN MINYAK LEPAS PANTAI MENGGUNAKAN LASER SCANNER

BAB 4 PENGUKURAN KONSTRUKSI ANJUNGAN MINYAK LEPAS PANTAI MENGGUNAKAN LASER SCANNER BAB 4 PENGUKURAN KONSTRUKSI ANJUNGAN MINYAK LEPAS PANTAI MENGGUNAKAN LASER SCANNER 4.1 Definisi Anjungan Minyak Lepas Pantai (Offshore Oil Platform) Oil platform adalah sebuah bangunan struktur besar yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar Pondasi Tiang digunakan untuk mendukung bangunan yang lapisan tanah kuatnya terletak sangat dalam, dapat juga digunakan untuk mendukung bangunan yang menahan gaya angkat

Lebih terperinci

2 Anjungan Lepas Pantai

2 Anjungan Lepas Pantai BAB 2 2 Anjungan Lepas Pantai 2.1 Umum Anjungan lepas pantai adalah bangunan yang beroperasi di lepas pantai. Yang dimaksud dengan lepas pantai adalah bagian lautan yang permukaan dasarnya dibawah pasang

Lebih terperinci

2 Pengenalan Bangunan Lepas Pantai

2 Pengenalan Bangunan Lepas Pantai Bab 2 2 Pengenalan Bangunan Lepas Pantai Semakin canggihnya teknologi yang dimiliki manusia membuat manusia selalu merasa tidak puas akan keberhasilannya dan semakin sempit lapangan didaratan dan semakin

Lebih terperinci

Sistem Offloading Antara FPSO dan Tanker

Sistem Offloading Antara FPSO dan Tanker Sistem Offloading Antara FPSO dan Tanker Aditya Hasmi Nurreza 4312100075 1. PENDAHULUAN Floating Production Storage & Offloading (FPSO) didefinisikan sebagai kapal apung yang digunakan oleh industri lepas

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pondasi Dalam Pondasi dalam adalah pondasi yang dipakai pada bangunan di atas tanah yang lembek. Pondasi ini umumnya dipakai pada bangunan dengan bentangan yang cukup lebar, salah

Lebih terperinci

Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut BAB 1 PENDAHULUAN

Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumber daya alam laut di Indonesia, khususnya minyak dan gas, memiliki potensi bagi Indonesia. Dalam usaha mengoptimalkan potensi tersebut perlu dilakukan pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1. Material Perlu diketahui bahwa bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan dan kekakuan

Lebih terperinci

BAB 3 DESKRIPSI KASUS

BAB 3 DESKRIPSI KASUS BAB 3 DESKRIPSI KASUS 3.1 UMUM Anjungan lepas pantai yang ditinjau berada di Laut Jawa, daerah Kepulauan Seribu, yang terletak di sebelah Utara kota Jakarta. Kedalaman laut rata-rata adalah 89 ft. Anjungan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. fluida incompressible (fluida yang tidak mampu mampat) dari tempat yang rendah

BAB II PEMBAHASAN MATERI. fluida incompressible (fluida yang tidak mampu mampat) dari tempat yang rendah 11 BAB II PEMBAHASAN MATERI Pompa adalah suatu jenis mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida incompressible (fluida yang tidak mampu mampat) dari tempat yang rendah ke tempat lebih tinggi alau dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi utama dunia yang dibentuk dari proses geologi yang sama. Sehingga, minyak dan gas bumi sering ditemukan pada

Lebih terperinci

BANGUNAN LEPAS PANTAI

BANGUNAN LEPAS PANTAI Bab 2 BANGUNAN LEPAS PANTAI 2.1 Definisi Bangunan Lepas Pantai Semakin canggihnya teknologi yang dimiliki manusia membuat manusia selalu merasa tidak puas akan keberhasilannya dan semakin sempit lapangan

Lebih terperinci

struktur dinding diafragma adalah dengan menjaga agar jangan sampai

struktur dinding diafragma adalah dengan menjaga agar jangan sampai BABV PEMBAHASAN 5.1 Stabilitas Parit Dengan melihat metoda pelaksanaan struktur dinding diafragma, jelas bahwa pada prinsipnya untuk menjaga keamanan pelaksanaan struktur dinding diafragma adalah dengan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1. Material Pondasi Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan,

Lebih terperinci

PENGANTAR PONDASI DALAM

PENGANTAR PONDASI DALAM PENGANTAR PONDASI Disusun oleh : DALAM 1. Robi Arianta Sembiring (08 0404 066) 2. M. Hafiz (08 0404 081) 3. Ibnu Syifa H. (08 0404 125) 4. Andy Kurniawan (08 0404 159) 5. Fahrurrozie (08 0404 161) Pengantar

Lebih terperinci

ASPEK PERANCANGAN PLATFORM MIGAS LAUT DALAM (OIL DEEP SEA PLATFORM) UNTUK PERAIRAN LAUT INDONESIA

ASPEK PERANCANGAN PLATFORM MIGAS LAUT DALAM (OIL DEEP SEA PLATFORM) UNTUK PERAIRAN LAUT INDONESIA ASPEK PERANCANGAN PLATFORM MIGAS LAUT DALAM (OIL DEEP SEA PLATFORM) UNTUK PERAIRAN LAUT INDONESIA Arief Suroso Jurusan Teknik Kelautan ITS, Surabaya ABSTRAK. Indonesia saat ini sedang menuju laut dalam

Lebih terperinci

METODE PEKERJAAN BORE PILE

METODE PEKERJAAN BORE PILE METODE PEKERJAAN BORE PILE Dalam melaksanakan pekerjaan bore pile hal-hal yang harus diperhatikan adalah : 1. Jenis tanah Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap kecepatan dalam pengeboran. Jika tipe tanah

Lebih terperinci

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut: Pondasi Caisson atau Pondasi Sumuran Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang dan digunakan apabila tanah dasar (tanah keras) terletak pada kedalaman yang

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Uraian Umum Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan Proyek yang lainnya. Metode pelaksanaan yang

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi

Lebih terperinci

FONDASI DALAM BAB I PENDAHULUAN

FONDASI DALAM BAB I PENDAHULUAN FONDASI DALAM BAB I PENDAHULUAN A. FUNGSI FONDASI PENDAHULUAN Meneruskan beban yang diterima ke tanah dasar fondasi kepada tanah, baik beban dalam arah vertical maupun horizontal. Fungsi fondasi tiang

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat signifikan dalam menentukan proses pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan baik, benar, dan

Lebih terperinci

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI 125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI NO NOMOR SNI J U D U L KETERANGAN 1. SNI 07-0728-1989 Pipa-pipa baja pengujian tekanan tinggi untuk saluran pada industri minyak dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi

Lebih terperinci

Anjungan Lepas-pantai untuk Perairan Dangkal (Shallow water platform)

Anjungan Lepas-pantai untuk Perairan Dangkal (Shallow water platform) Jika kita terbang melintasi perairan laut Utara Jawa atau perairan sekitar Balikpapan, maka kita dapat menyaksikan beberapa bangunan yang berdiri di tengah lautan. Dan jika kita coba amati lebih cermat,

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Tinjauan umum Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dalam sendiri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan teknik

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pekerjaan Galian Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi yang bertujuan untuk mendapatkan desain atau bentuk konstruksi yang sesuai dengan elevasi

Lebih terperinci

PRESSUREMETER TEST (PMT)

PRESSUREMETER TEST (PMT) PRESSUREMETER TEST (PMT) Uji pressuremeter (PMT) adalah uji lapangan yang terdiri atas probe silinder panjang yang dikembangkan secara radial di dalam tanah sekelilingnya, dengan menggunakan sejumlah cairan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material. Material Konstruksi meliputi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi, dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjaun Umum Jembatan adalah suatu struktur yang melintasi suatu rintangan baik rintangan alam atau buatan manusia (sungai, jurang, persimpangan, teluk dan rintangan lain) dan

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KASUS 4.1 UMUM

BAB 4 STUDI KASUS 4.1 UMUM BAB 4 STUDI KASUS 4.1 UMUM Platform LProcess merupakan struktur anjungan lepas pantai tipe jacket dengan struktur empat kaki dan terdiri dari dua deck untuk fasilitas Process. Platform ini terletak pada

Lebih terperinci

PENGEBORAN LEPAS PANTAI

PENGEBORAN LEPAS PANTAI PENGEBORAN LEPAS PANTAI Budi Utomo Program Diploma III Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRACT Budi Utomo, in this paper explain that offshore drilling carried out to obtain crude

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Melihat sejarah panjang gempa bumi di Indonesia, wilayah Jakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Melihat sejarah panjang gempa bumi di Indonesia, wilayah Jakarta 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gempa Melihat sejarah panjang gempa bumi di Indonesia, wilayah Jakarta termasuk wilayah gempa 3 (SNI 03-1726-2002). Jadi Jakarta rawan terhadap gempa bumi yang cenderung merusak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di dunia industri terutama dibidang petrokimia dan perminyakan banyak proses perubahan satu fluida ke fluida yang lain yang lain baik secara kimia maupun non kimia.

Lebih terperinci

Bangunan Pantai. 2. Seawalls dan Revetments. Contoh Sea Dikes

Bangunan Pantai. 2. Seawalls dan Revetments. Contoh Sea Dikes Bangunan Pantai Pada Umumnya bangunan pantai digunakan sebagai infrastruktur yang berfungsi sebagai pelindung pantai. Akibat pengaruh dari beberapa faktor seperti pasang surut air laut, akan mudah menggerakkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF JEMBATAN

BAB V ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF JEMBATAN BAB V ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF JEMBATAN Perkembangan teknologi saat ini memungkinkan untuk membangun berbagai jenis konstruksi jembatan, yang pelaksanaannya menyesuaikan dengan kebutuhan kondisi setempat.

Lebih terperinci

SUB STUKTUR PONDASI, RETAINING WALL, DAN BASEMENT

SUB STUKTUR PONDASI, RETAINING WALL, DAN BASEMENT I. PONDASI A. Pengertian SUB STUKTUR PONDASI, RETAINING WALL, DAN BASEMENT Pondasi adalah suatu kontruksi pada bagian dasar stuktur yang berfungsi untuk memikul beban bangunan termasuk beban pondasi itu

Lebih terperinci

Kehandalan Kriteria Desain Anjungan Lepas Pantai Studi Kasus Jacket 4 Kaki berdasarkan Analisis In-Place Metode API RP2A WSD dan LRFD

Kehandalan Kriteria Desain Anjungan Lepas Pantai Studi Kasus Jacket 4 Kaki berdasarkan Analisis In-Place Metode API RP2A WSD dan LRFD Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Jurusan Teknik Sipil Itenas No.x Vol. xx Agustus 2015 Kehandalan Kriteria Desain Anjungan Lepas Pantai Studi Kasus Jacket 4 Kaki berdasarkan Analisis

Lebih terperinci

TEATER IMAX KEONG EMAS, TAMAN MINI INDONESIA INDAH

TEATER IMAX KEONG EMAS, TAMAN MINI INDONESIA INDAH REKAYASA STRUKTUR BANGUNAN 3 TEATER IMAX KEONG EMAS, TAMAN MINI INDONESIA INDAH LUTFIA BRILIAN NISA I 0210029 TEATER IMAX KEONG EMAS, TAMAN MINI INDONESIA INDAH Teater Imax Keong Emas didirikan atas prakarsa

Lebih terperinci

KRITERIA PERENCANAAN BENDUNG KARET

KRITERIA PERENCANAAN BENDUNG KARET KRITERIA PERENCANAAN BENDUNG KARET Bendung karet adalah bendung gerak yang terbuat dari tabung karet yang mengembang sebagai sarana operasi pembendungan air. Berdasarkan media pengisi tabung karet, ada

Lebih terperinci

Perancangan Dermaga Pelabuhan

Perancangan Dermaga Pelabuhan Perancangan Dermaga Pelabuhan PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kompetensi mahasiswa program sarjana Teknik Kelautan dalam perancangan dermaga pelabuhan Permasalahan konkret tentang aspek desain dan analisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini sistem pondasi tiang bor (bored pile) banyak digunakan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini sistem pondasi tiang bor (bored pile) banyak digunakan pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini sistem pondasi tiang bor (bored pile) banyak digunakan pada berbagai pondasi bangunan, seperti pada pondasi jembatan, pondasi menara transmisi listrik,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam tugas akhir ini akan dilakukan perancangan bejana tekan vertikal dan simulasi pembebanan eksentrik pada nozzle dengan studi kasus pada separator kluster 4 Fluid

Lebih terperinci

RESPON DINAMIK SISTEM CONVENTIONAL BUOY MOORING DI SEKITAR PULAU PANJANG, BANTEN, JAWA BARAT

RESPON DINAMIK SISTEM CONVENTIONAL BUOY MOORING DI SEKITAR PULAU PANJANG, BANTEN, JAWA BARAT RESPON DINAMIK SISTEM CONVENTIONAL BUOY MOORING DI SEKITAR PULAU PANJANG, BANTEN, JAWA BARAT Aninda Miftahdhiyar 1) dan Krisnaldi Idris, Ph.D 2) Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

Kajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Tipe Tripod Platform saat Kinerja Pondasi Pile Menurun

Kajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Tipe Tripod Platform saat Kinerja Pondasi Pile Menurun JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Kajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Tipe Tripod Platform saat Kinerja Pondasi Menurun Herdanto Praja Utama, Wisnu Wardana dan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan dengan mengebor tanah pada awal pengerjaannya. Bored

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak dan gas merupakan bahan bakar yang sangat penting di dunia. Meskipun saat ini banyak dikembangkan bahan bakar alternatif, minyak dan gas masih menjadi bahan bakar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Chevron Corporation merupakan salah satu perusahaan dunia yang bergerak dalam bidang minyak bumi dan gas yang berpusat di California, Amerika Serikat. Di Indonesia

Lebih terperinci

PONDASI. Prinsip pondasi : 1. Harus sampai ke tanah keras. 2. Apabila tidak ada tanah keras harus ada pemadatan tanah/perbaikan tanah.

PONDASI. Prinsip pondasi : 1. Harus sampai ke tanah keras. 2. Apabila tidak ada tanah keras harus ada pemadatan tanah/perbaikan tanah. PONDASI Prinsip pondasi : 1. Harus sampai ke tanah keras. 2. Apabila tidak ada tanah keras harus ada pemadatan tanah/perbaikan tanah. Pengertian umum untuk Pondasi adalah Struktur bagian bawah bangunan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN GAYA LATERAL DAN MOMEN YANG BEKERJA PADA JACKET PLATFORM TERHADAP GELOMBANG AIRY DAN GELOMBANG STOKES

PERHITUNGAN GAYA LATERAL DAN MOMEN YANG BEKERJA PADA JACKET PLATFORM TERHADAP GELOMBANG AIRY DAN GELOMBANG STOKES PERHITUNGAN GAYA LATERAL DAN MOMEN YANG BEKERJA PADA JACKET PLATFORM TERHADAP GELOMBANG AIRY DAN GELOMBANG STOKES Selvina NRP: 1221009 Pembimbing: Olga Catherina Pattipawaej, Ph.D. ABSTRAK Aktivitas bangunan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan Dan Alat - Alat BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN PLTMH

BAB V PERENCANAAN PLTMH BB V PERENCNN PLTMH 5. UMUM nalisa terhadap alternatif pemilihan alat dan jenis turbin, memperoleh kesimpulan bahwa untuk perencanaan PLTMH di Desa Sadang, Kecamatan Jekulo, menggunakan jenis turbin kayu

Lebih terperinci

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan / maritim, peranan pelayaran adalah sangat penting bagi kehidupan sosial, ekonomi, pemerintahan, pertahanan / keamanan, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL BAB V PERALATAN DAN MATERIAL 5.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA MI-06A Kapal (DISHUB) Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015 Survei ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai: 1. Kuantitas (jumlah) komoditi yang menjadi barang modal (fixed

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam makalah ini saya membahas mengenai macam-macam Pondasi Dangkal beserta karakteristik Pondasi Dangkal.

KATA PENGANTAR. Dalam makalah ini saya membahas mengenai macam-macam Pondasi Dangkal beserta karakteristik Pondasi Dangkal. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha ESa atas rahmat-nya yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah Pondasi Dangkal yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

I. PENGUKURAN INFILTRASI

I. PENGUKURAN INFILTRASI I. PENGUKURAN INFILTRASI A. Proses Infiltrasi Presipitasi (hujan) yang jatuh dipermukaan tanah sebagian atau semuanya akan mengisi pori-pori tanah. Pergerakan air ke arah bawah ini disebabkan oleh gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di perairan laut Utara Jawa atau perairan sekitar Balikpapan, terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Di perairan laut Utara Jawa atau perairan sekitar Balikpapan, terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di perairan laut Utara Jawa atau perairan sekitar Balikpapan, terdapat beberapa bangunan yang berdiri di tengah lautan, dengan bentuk derek-derek ataupun bangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. itu sendiri adalah beban-beban baik secara langsung maupun tidak langsung yang. yang tak terpisahkan dari gedung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. itu sendiri adalah beban-beban baik secara langsung maupun tidak langsung yang. yang tak terpisahkan dari gedung. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembebanan Struktur Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur direncanakan cukup kuat untuk memikul semua beban kerjanya. Pengertian beban itu sendiri adalah

Lebih terperinci

LOKASI BH 140 (35+782)

LOKASI BH 140 (35+782) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan konstruksi pondasi dalam menopang dan menyalurkan beban struktur diatasnya harus dapat direncanakan dengan baik, perencanaan disini dapat berpedoman kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang memindahkan

Lebih terperinci

BAB. V PELAKSANAAN PEKERJAAN V. 1. Uraian Umum Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN ANALISIS INSTALASI

BAB III METODE DAN ANALISIS INSTALASI BAB III METODE DAN ANALISIS INSTALASI 3.1 UMUM Metode instalasi pipeline bawah laut telah dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan pada saat proses instalasi berlangsung, ketersediaan dan

Lebih terperinci

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah. PONDASI Pondasi bangunan merupakan bagian yang penting dari konstruksi bangunan. Pondasi adalah bagian dari suatu konstruksi bangunan yang mempunyai kontak langsung dengan dasar tanah keras dibawahnya.

Lebih terperinci

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK) NOMOR : TANGGAL : NOMOR URAIAN KEGIATAN Koef. A BANGUNAN GEDUNG 24.01 Pekerjaan Persiapan & Tanah 24.01.01.01 Pembuatan Bouwplank /Titik Titik 23.02.04.01.01.F Mandor 0.0045 Orang Hari 158,000.00 711.00

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangunan sipil terbagi atas dua bagian yaitu bangunan di atas tanah (upper

I. PENDAHULUAN. Bangunan sipil terbagi atas dua bagian yaitu bangunan di atas tanah (upper I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangunan sipil terbagi atas dua bagian yaitu bangunan di atas tanah (upper structure) dan bangunan di bawah tanah (sub structure) yang membedakan diantara keduanya adalah

Lebih terperinci

Kajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Sebagai Antisipasi Penambahan Beban Akibat Deck Extension

Kajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Sebagai Antisipasi Penambahan Beban Akibat Deck Extension Kajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Sebagai Antisipasi Penambahan Beban Akibat Deck Extension 1 Muflih Mustabiqul Khoir, Wisnu Wardhana dan Rudi Walujo Prastianto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet ini dibagi menjadi 3 yaitu bangunan primer, sekunder dan penunjang yang kemudian membentuk zoning sesuai fungsi,

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan

Lebih terperinci

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR Penyusunan RKS Perhitungan Analisa Harga Satuan dan RAB Selesai Gambar 3.1 Flowchart Penyusunan Tugas Akhir BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR 4.1 Data - Data Teknis Bentuk pintu air

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara kontruksi. Struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pondasi merupakan bagian dari struktur bawah kontruksi yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pondasi merupakan bagian dari struktur bawah kontruksi yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pondasi merupakan bagian dari struktur bawah kontruksi yang memiliki peranan penting dalam memikul beban struktur atas sebagai akibat dari adanya gaya-gaya yang terjadi

Lebih terperinci

RESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

RESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN RESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beban Struktur Pada suatu struktur bangunan, terdapat beberapa jenis beban yang bekerja. Struktur bangunan yang direncanakan harus mampu menahan beban-beban yang bekerja pada

Lebih terperinci

pemikiran dan mempertajam konsep yang digunakan yang memuat penelitian yang optimal. Bab ini berisi tentang tinjauan umum dan penelitian sejenis

pemikiran dan mempertajam konsep yang digunakan yang memuat penelitian yang optimal. Bab ini berisi tentang tinjauan umum dan penelitian sejenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka merupakan kerangka teoritis yang dijadikan landasan pemikiran dan mempertajam konsep yang digunakan yang memuat penelitian sebelumnya untuk menghindari duplikasi.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KOMPETENSI MATA KULIAH

BAB II DESKRIPSI KOMPETENSI MATA KULIAH Mata Kuliah : Pondasi Kode Mata Kuliah : SPR241 SKS : 2 Unit Kompetensi : Merencanakan Pondasi Bangunan BAB II DESKRIPSI KOMPETENSI MATA KULIAH Kompetensi 1. Menguasai Sifat-Sifat Teknis Tanah dan Batuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kegiatan Operasional Perminyakan Kegiatan operasional perminyakan di mulai dari eksplorasi, yaitu mencari dan meneliti kandungan apa yang terdapat di perut bumi, hal dilakukan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI DAN OPTIMASI PERENCANAAN CASING PADA OPERASI PEMBORAN SUMUR X-9, PRABUMULIH PT. PERTAMINA EP Feldy Noviandy Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Lebih terperinci

Ada dua jenis tipe jembatan komposit yang umum digunakan sebagai desain, yaitu tipe multi girder bridge dan ladder deck bridge. Penentuan pemilihan

Ada dua jenis tipe jembatan komposit yang umum digunakan sebagai desain, yaitu tipe multi girder bridge dan ladder deck bridge. Penentuan pemilihan JEMBATAN KOMPOSIT JEMBATAN KOMPOSIT JEMBATAN KOMPOSIT adalah jembatan yang mengkombinasikan dua material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan sifat

Lebih terperinci

TUGAS 1 STRUKTUR BANGUNAN

TUGAS 1 STRUKTUR BANGUNAN TUGAS 1 STRUKTUR BANGUNAN KAJIAN STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR DAN STRUKTUR BANGUNAN TINGGI ( STUDI KASUS ROYAN MARKET HALL DAN LAKE POINT TOWER ) NAMA : I PUTU TRISNA WIBAWA 1504205073 JURUSAN ARSITEKTUR

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan beberapa aspek, salah satunya pertimbangan karena meningkatnya mobilitas penduduk

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT 5.1 Uraian Umum Metode konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1 Lingkup Tinjauan Khusus Tinjauan khusus pada laporan kerja praktek ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pada tinjauan ini, penulis memaparkan metode pelaksanaan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) 7.1 Uraian umum Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu diharapkan hasil dengan kualitas yang baik dan memuaskan, yaitu : 1. Memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud

Lebih terperinci

Rekayasa Pondasi. Achmad Muchtar.,ST.,MT UnNar

Rekayasa Pondasi. Achmad Muchtar.,ST.,MT UnNar Definisi Teknik fondasi atau teknik pondasi adalah suatu upaya teknis untuk mendapatkan jenis dan dimensi fondasi bangunan yang efisien, sehingga dapat menyangga beban yang bekerja dengan baik. Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah pada kedalaman

BAB I PENDAHULUAN. menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah pada kedalaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pondasi tiang adalah salah satu bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah pada kedalaman tertentu, biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas :

BAB I PENDAHULUAN. beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas : BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam merencanakan pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas : 1. Fungsi bangunan atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No. 3 Juli

Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No. 3 Juli ANALISA KEKUATAN KONSTRUKSI JACKET PLATFORM TERHADAP BEBAN GRAVITASI DAN INTERFERENSI LINGKUNGAN DI PERAIRAN MADURA MENGGUNAKAN FEM Veriyanto, Hartono Yudo, Berlian Arswendo A. Program Studi S1 Teknik

Lebih terperinci

PENGAMATAN PROSES PONDASI BORED PILE dan RTAINING WALL PADA GEDUNG ASPEN ADMIRALTY APARTMENT TOWER C, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN

PENGAMATAN PROSES PONDASI BORED PILE dan RTAINING WALL PADA GEDUNG ASPEN ADMIRALTY APARTMENT TOWER C, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN KERJA PRAKTEK UNIVERSITAS GUNADARMA PENGAMATAN PROSES PONDASI BORED PILE dan RTAINING WALL PADA GEDUNG ASPEN ADMIRALTY APARTMENT TOWER C, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN NAMA :ABDURRAHMAN ZAINULMUTTAQIN NPM

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG 1 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH

Lebih terperinci