BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. Pendidikan pesantren dalam menghadapi era globalisasi, meskipun pada
|
|
- Erlin Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL Pendidikan pesantren dalam menghadapi era globalisasi, meskipun pada awalnya dunia pesantren terlihat enggan dan rikuh dalam menerima perubahan, sehingga tercipta kesenjangan antara pesantren dengan dunia luar. Tetapi secara gradual pondok pesantren kemudian melakukan akomodasi dan konsesi tertentu untuk kemudian menemukan pola yang dipadangnya cukup tepat guna menghadapi perubahan yang kian cepat dan berdampak luas. Dalam hal ini, Pendidikan adalah kehidupan, untuk itu kegiatan belajar harus dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan dan kebutuhan santri. Respons pondok pesantren terhadap perkembangan tesebut salah satunya dengan diterapkannya pendidikan berbasis kompetensi, dengan semakin banyak memasukkan ketrampilan dan praktek ketrampilan secara nyata dengan dasar pendidikan wirausaha atau enterpreneurship, yang diharapkan bisa membekali santri dengan berbagai kemampuan sesuai dengan tuntutan zaman. Terutama berkaitan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Menyadari hal tersebut maka pengembangan model pendidikan yang harus yang dikembangkan di pondok pesantren Sunan Drajat adalah sebuah model pendidikan yang berbasis kompetensi. Pendidikan yang dikelola oleh pondok pesantren mempunyai tugas untuk mengembangkan skill, Knowledge dan Ability 46
2 47 terhadap santri, dengan mengembangkan kompenen-komponen pendidikan yang ada baik dari segi metode, media, materi mapun tenaga edukatifnya. Untuk dapat memainkan peran edukatifnya dalam penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas mensyaratkan pesantren harus meningkatkan mutu sekaligus memperbaruhi model pendidikannya. Sebab, model pendidikan pesantren yang mendasarkan diri pada system konvensional atau klasik tidak akan banyak cukup membantu dalam penyediaan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi integratif baik dalam penguasaan pengetahuan agama, pengetahuan umum dan kecakapan teknologis. Padahal ketiga elemen ini merupakan prasyarat yang tidak bisa diabaikan untuk konteks perubahan sosial akibat modernisasi. Seperti sekilas diungkapkan dalam latar belakang masalah, tanpaknya tipe ideal model pendidikan pondok pesantren yang dapat dikembangkan saat sekarang ini adalah tipe integrasi antara system pendidikan klasik dan system pendidikan modern. Pengembangan model pendidikan ini tidak akan merubah total wajah dan keunikan system pendidikan pesantren menjadi sebuah model pendidikan umum yang cenderung reduksionistik terhadap nilainilai yang terkandung dalam sistem pendidikan pondok pesantren. Untuk melahirkan generasi yang mempunyai kompetensi unggul tidak cukup dengan memberikan bekal pengetahuan, namun harus dibarengi dengan kemampuan ketrampilan dengan memanfaatkan potensi dari masyarakat sekitar untuk itu perlu dikembangkan pesantren sebagai berbasis yang mampu mencetak santri-santri yang mempunyai jiwa mandiri dengan mengembangkan potensi alam
3 48 yang ada dan jiwa wirausaha yang tinggi, sehingga lahir santri yang mampu berkiprah baik kemampuan agama, ilmu pengetahuan dan ekonomi. Berdasarkan hal tersebut maka model penelitian yang dikembangkan adalah : Pesantren Tradisonal - Materi - media - Metode - Pendidik Pesantren Modern - Materi - Media - Metode - Pendidik Model yang diharapkan Pesantren Berbasis Kompetensi - Materi - Media - Metode - Pendidik Model berdasar Teori - Materi - Media - Metode - Pendidik Gambar 4.1. Gambar kerangka konseptual Pengelola pondok pesantren telah mempunyai upaya-upaya untuk mengembangkan kemampuan santri untuk mendalami sebuah ketrampilan khusus sesuai yang diminati oleh santri. Kemampuan tersebut meliputi berbagai bidang sesuai jenis kegiatan usaha yang dijalankan oleh pondok pesantren ini. Kegiatan usaha yang dikelola oleh pihak pondok adalah meliputi bidang pertanian, pengembangan industri pengolahan, dan peternakan. Semua jenis usaha yang dimiliki oleh pondok tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi para santri untuk menerapkan pengalaman dan keahlian yang telah dimiliki
4 49
5 50
6 51 BAB 3 Kerangka Pikir Pengembangan Model Pengembangan model pendidikan yang dilakukan pondok perantren Sunan Drajat adalah sebuah pola pengembangan pendidikan yang terintegratif. Lembaga pendidikan yang dikelola oleh pondok pesantren mempunyai tugas untuk mengembangkan aspek pengetahuan dan kemampuan dari anak didik. Pola ini dilakukan secara bertahap dan bertingkat sebagaimana layaknya lembaga pendidikan pada umumnya. Tingkatan pendidikan formal yang dimiliki meliputi mulai TK sampai dengan SMA. Pada perkembangan terakhir telah mulai dirintis sebuah perguruan tinggi yang nantinya akan dijadikan wadah bagi pengembangan SDM secara terintegratif. Sebelum terwujudnya lembaga perguruan tinggi yang akan didirikan, maka pihak pengelola pondok pesantren telah mempunyai upaya-upaya untuk mengembangkan kemampuan santri untuk mendalami sebuah ketrampilan khusus sesuai yang diminati oleh santri. Kemampuian tersebut meliputi berbagai bidang sesuai jenis kegiatan usaha yang dijalankan oleh pondok pesantren ini. Kegiatan usaha yang dikelola oleh pihak pondok adalah meliputi bidang pertanian,
7 52 pengembangan industri pengolahan, dan peternakan. Semua jenis usaha yang dimiliki oleh pondok tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi para santri untuk menerapkan pengalaman dan keahlian yang telah dimiliki. Karena penelitian ini tidak dimaksudkan untuk melakukan uji statistik untuk membuat sebuah generalisasi maka penelitian ini tidak mengunakan hipothesis penelitian Kompetensi Skill Knowledge Ability Model Pendidikan Pondok pesantren Sosio kutur Pelatihan/magang Gambar 1. Gambar kerangka konseptual
8 53 Dalam upaya pengembangan SDM di pondok pesantren Sunan Drajat tidak bisa terlepas dari sikap dan tindakan kiai pimpinan pondok. Hal ini dapat dilihat bahwa hampir semua upaya peningkatan kualitas santri selalu datang dari kiai. Meski terkadang ide tersebut bisa berasal dari para guru atau para pengasuh. Tetapi sebagian besar kreatifitas yang muncul tersebut adalah hasil inisiatif dari kiai. Sehingga dalam hal kreatitas pikiran atau ide masih didominasi oleh kiai. Kondisi tersebut dapat dimaklumi bahwa karena kiai pengasuh pesantren ini telah mempunyai tingkat pengetahuan dan wawasan yang luas yang didukung dengan pengalaman dan jaringan yang sudah memadai. Setelah ide telah muncul dan secara otomatis menjadi sebuah komitmen untuk dijalankan. Model membuat assessment seperti ini memang kurang bisa maksimal atau kurang membawa kemantapan para peserta atau pekerja yang mau di didik, namun yang harus diperhatikan adalah terdapat faktor lain yang menguntungkan yang dapat membuat para peserta atau yang akan dilatih untuk
9 54 dapat optimal dalam menjalankan assessment yang disepakati secara sepihak oleh pihak pimpinan pondok yakni ketaatan dan rasa hormat terhadap kiai. Untuk langkah seterusnya adalah sesuai dengan tahapan dalam pelaksananan pembelajaran yakni membuat desain pembelajaran (learning Design). Setelah Desain pembelajaran tersebut dibuat maka dilakukan upaya untuk melaksanakan dalam bentuk kegiatan. Untuk dapat mengetahui apakah pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik maka perlu dilakukan suatu upaya untuk mengevaluasi kegiatan tersebut. Hasil evaluasi tersebut akan dijadikan dasar bagi pengembangan pada tahap berikutnya. Gambar 2. Model pembelajaran (skill) Sumber ide Assesment Learning design Application Evaluation Dalam upaya pengembangan SDM di pondok pesantren Sunan Drajat tidak bisa terlepas dari sikap dan tindakan kiai pimpinan pondok. Hal ini dapat dilihat bahwa hampir semua upaya peningkatan kualitas santri selalu datang dari
10 55 kiai. Meski terkadang ide tersebut bisa berasal dari para guru atau para pengasuh. Tetapi sebagian besar kreatifitas yang muncul tersebut adalah hasil inisiatif dari kiai. Sehingga dalam hal kreatitas pikiran atau ide masih didominasi oleh kiai. Kondisi tersebut dapat dimaklumi bahwa karena kiai pengasuh pesantren ini telah mempunyai tingkat pengetahuan dan wawasan yang luas yang didukung dengan pengalaman dan jaringan yang sudah memadai. Setelah ide telah muncul dan secara otomatis menjadi sebuah komitmen untuk dijalankan. Model membuat assessment seperti ini memang kurang bisa maksimal atau kurang membawa kemantapan para peserta atau pekerja yang mau di didik, namun yang harus diperhatikan adalah terdapat faktor lain yang menguntungkan yang dapat membuat para peserta atau yang akan dilatih untuk dapat optimal dalam menjalankan assessment yang disepakati secara sepihak oleh pihak pimpinan pondok yakni ketaatan dan rasa hormat terhadap kiai. Untuk langkah seterusnya adalah sesuai dengan tahapan dalam pelaksananan pembelajaran yakni membuat desain pembelajaran (learning Design). Setelah Desain pembelajaran tersebut dibuat maka dilakukan upaya untuk melaksanakan dalam bentuk kegiatan. Untuk dapat mengetahui apakah pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik maka perlu dilakukan suatu upaya untuk mengevaluasi kegiatan tersebut. Hasil evaluasi tersebut akan dijadikan dasar bagi pengembangan pada tahap berikutnya. Gambar 2. Model pembelajaran (skill) Sumber ide
11 56 Assesment Learning design Application Evaluation
12 57
13 58
14 59
15 60 BAB 3 Kerangka Pikir Pengembangan Model Model pengembangan SDM yang dilakukan pondok perantren Sunan Drajat adalah sebuah pola pengembangan SDM yang terintegratif. Lembaga pendidikan yang dikelola oleh pondok pesantren mempunyai tugas untuk mengembangkan aspek pengetahuan dan kemampuan dari anak didik. Pola ini dilakukan secara bertahap dan bertingkat sebagaimana layaknya lembaga pendidikan pada umumnya. Tingkatan pendidikan formal yang dimiliki meliputi mulai TK sampai dengan SMA atau MA. Pada perkembangan terakhir telah mulai dirintis sebuah perguruan tinggi yang nantinya akan dijadikan wadah bagi pengembangan SDM secara terintegratif. Sebelum terwujudnya lembaga perguruan tinggi yang akan didirikan, maka pihak pengelola pondok pesantren telah mempunyai upaya-upaya untuk mengembangkan kemampuan santri untuk mendalami sebuah ketrampilan khusus
16 61 sesuai yang diminati oleh santri. Kemampuian tersebut meliputi berbagai bidang sesuai jenis kegiatan usaha yang dijalankan oleh pondok pesantren ini. Kegiatan usaha yang dikelola oleh pihak pondok adalah meliputi bidang pertanian, pengembangan industri pengolahan, dan peternakan. Semua jenis usaha yang dimiliki oleh pondok tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi para santri untuk menerapkan pengalaman dan keahlian yang telah dimiliki. Karena penelitian ini tidak dimaksudkan untuk melakukan uji statistik untuk membuat sebuah generalisasi maka penelitian ini tidak mengunakan hipothesis penelitian Gambar 1. Model Pengembangan SDM di pesantren Sunan Drajat MODEL PENGEMBANGAN SDM PESANTREN KNOWLEDGE DAN ABILITY SKILL SEKOLAHAN FORMAL PELATIHAN DAN MAGANG DI PERSH SDM BERTAQWA DAN TERAMPIL DANTERAMPIL DISALURKAN PD PERUSAHAAN YANG DI MILIKI
17 62 Skill Knowledge Ability model Pendidikan Pondok Pesantren Sosio kultur Pelatihan/magang Dalam upaya pengembangan SDM di pondok pesantren Sunan Drajat tidak bisa terlepas dari sikap dan tindakan kiai pimpinan pondok. Hal ini dapat dilihat bahwa hampir semua upaya peningkatan kualitas santri selalu datang dari kiai. Meski terkadang ide tersebut bisa berasal dari para guru atau para pengasuh. Tetapi sebagian besar kreatifitas yang muncul tersebut adalah hasil inisiatif dari kiai. Sehingga dalam hal kreatitas pikiran atau ide masih didominasi oleh kiai. Kondisi tersebut dapat dimaklumi bahwa karena kiai pengasuh pesantren ini telah
18 63 mempunyai tingkat pengetahuan dan wawasan yang luas yang didukung dengan pengalaman dan jaringan yang sudah memadai. Setelah ide telah muncul dan secara otomatis menjadi sebuah komitmen untuk dijalankan. Model membuat assessment seperti ini memang kurang bisa maksimal atau kurang membawa kemantapan para peserta atau pekerja yang mau di didik, namun yang harus diperhatikan adalah terdapat faktor lain yang menguntungkan yang dapat membuat para peserta atau yang akan dilatih untuk dapat optimal dalam menjalankan assessment yang disepakati secara sepihak oleh pihak pimpinan pondok yakni ketaatan dan rasa hormat terhadap kiai. Untuk langkah seterusnya adalah sesuai dengan tahapan dalam pelaksananan pembelajaran yakni membuat desain pembelajaran (learning Design). Setelah Desain pembelajaran tersebut dibuat maka dilakukan upaya untuk melaksanakan dalam bentuk kegiatan. Untuk dapat mengetahui apakah pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik maka perlu dilakukan suatu upaya untuk mengevaluasi kegiatan tersebut. Hasil evaluasi tersebut akan dijadikan dasar bagi pengembangan pada tahap berikutnya. Gambar 2. Model pembelajaran (skill) Sumber ide Assesment Learning design Application Evaluation
19 64 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL Pendidikan pesantren dalam menghadapi era globalisasi, meskipun pada awalnya dunia pesantren terlihat enggan dan rikuh dalam menerima perubahan, sehingga tercipta kesenjangan antara pesantren dengan dunia luar. Tetapi secara gradual pondok pesantren kemudian melakukan akomodasi dan konsesi tertentu untuk kemudian menemukan pola yang dipadangnya cukup tepat guna menghadapi perubahan yang kian cepat dan berdampak luas. Dalam hal ini, Pendidikan adalah kehidupan, untuk itu kegiatan belajar harus dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan dan kebutuhan santri. Respons pondok pesantren terhadap perkembangan tesebut salah satunya dengan diterapkannya pendidikan berbasis kompetensi, dengan semakin banyak memasukkan ketrampilan dan praktek ketrampilan secara nyata dengan dasar pendidikan wirausaha atau enterpreneurship, yang diharapkan bisa membekali santri dengan berbagai kemampuan sesuai dengan tuntutan zaman. Terutama berkaitan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.
20 65 Menyadari hal tersebut maka pengembangan model pendidikan yang harus yang dikembangkan di pondok pesantren Sunan Drajat adalah sebuah model pendidikan yang berbasis kompetensi. Pendidikan yang dikelola oleh pondok pesantren mempunyai tugas untuk mengembangkan skill, Knowledge dan Ability terhadap santri, dengan mengembangkan kompenen-komponen pendidikan yang ada baik dari segi metode, media, materi mapun tenaga edukatifnya. Untuk dapat memainkan peran edukatifnya dalam penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas mensyaratkan pesantren harus meningkatkan mutu sekaligus memperbaruhi model pendidikannya. Sebab, model pendidikan pesantren yang mendasarkan diri pada system konvensional atau klasik tidak akan banyak cukup membantu dalam penyediaan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi integratif baik dalam penguasaan pengetahuan agama, pengetahuan umum dan kecakapan teknologis. Padahal ketiga elemen ini merupakan prasyarat yang tidak bisa diabaikan untuk konteks perubahan sosial akibat modernisasi. Seperti sekilas diungkapkan dalam latar belakang masalah, tanpaknya tipe ideal model pendidikan pondok pesantren yang dapat dikembangkan saat sekarang ini adalah tipe integrasi antara system pendidikan klasik dan system pendidikan modern. Pengembangan model pendidikan ini tidak akan merubah total wajah dan keunikan system pendidikan pesantren menjadi sebuah model pendidikan umum yang cenderung reduksionistik terhadap nilainilai yang terkandung dalam sistem pendidikan pondok pesantren. Untuk melahirkan generasi yang mempunyai kompetensi unggul tidak cukup dengan memberikan bekal pengetahuan, namun harus dibarengi dengan
21 66 kemampuan ketrampilan dengan memanfaatkan potensi dari masyarakat sekitar untuk itu perlu dikembangkan pesantren sebagai berbasis yang mampu mencetak santri-santri yang mempunyai jiwa mandiri dengan mengembangkan potensi alam yang ada dan jiwa wirausaha yang tinggi, sehingga lahir santri yang mampu berkiprah baik kemampuan agama, ilmu pengetahuan dan ekonomi. Berdasarkan hal tersebut maka model penelitian yang dikembangkan adalah : Pesantren Tradisonal - Materi - media - Metode - Pendidik Pesantren Modern - Materi - Media - Metode - Pendidik Model yang diharapkan Pesantren Berbasis Kompetensi - Materi - Media - Metode - Pendidik Model berdasar Teori - Materi - Media - Metode - Pendidik Gambar 4.1. Gambar kerangka konseptual Pengelola pondok pesantren telah mempunyai upaya-upaya untuk mengembangkan kemampuan santri untuk mendalami sebuah ketrampilan khusus sesuai yang diminati oleh santri. Kemampuan tersebut meliputi berbagai bidang sesuai jenis kegiatan usaha yang dijalankan oleh pondok pesantren ini. Kegiatan usaha yang dikelola oleh pihak pondok adalah meliputi bidang pertanian,
22 67 pengembangan industri pengolahan, dan peternakan. Semua jenis usaha yang dimiliki oleh pondok tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi para santri untuk menerapkan pengalaman dan keahlian yang telah dimiliki
23 68
24 69 BAB 3 Kerangka Pikir Pengembangan Model Pengembangan model pendidikan yang dilakukan pondok perantren Sunan Drajat adalah sebuah pola pengembangan pendidikan yang terintegratif. Lembaga pendidikan yang dikelola oleh pondok pesantren mempunyai tugas untuk mengembangkan aspek pengetahuan dan kemampuan dari anak didik. Pola ini dilakukan secara bertahap dan bertingkat sebagaimana layaknya lembaga pendidikan pada umumnya. Tingkatan pendidikan formal yang dimiliki meliputi mulai TK sampai dengan SMA. Pada perkembangan terakhir telah mulai dirintis sebuah perguruan tinggi yang nantinya akan dijadikan wadah bagi pengembangan SDM secara terintegratif. Sebelum terwujudnya lembaga perguruan tinggi yang akan didirikan, maka pihak pengelola pondok pesantren telah mempunyai upaya-upaya untuk mengembangkan kemampuan santri untuk mendalami sebuah ketrampilan khusus
25 70 sesuai yang diminati oleh santri. Kemampuian tersebut meliputi berbagai bidang sesuai jenis kegiatan usaha yang dijalankan oleh pondok pesantren ini. Kegiatan usaha yang dikelola oleh pihak pondok adalah meliputi bidang pertanian, pengembangan industri pengolahan, dan peternakan. Semua jenis usaha yang dimiliki oleh pondok tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi para santri untuk menerapkan pengalaman dan keahlian yang telah dimiliki. Karena penelitian ini tidak dimaksudkan untuk melakukan uji statistik untuk membuat sebuah generalisasi maka penelitian ini tidak mengunakan hipothesis penelitian Kompetensi Skill Knowledge Ability Model Pendidikan Pondok pesantren Sosio kutur Pelatihan/magang Gambar 1. Gambar kerangka konseptual
26 71 Dalam upaya pengembangan SDM di pondok pesantren Sunan Drajat tidak bisa terlepas dari sikap dan tindakan kiai pimpinan pondok. Hal ini dapat dilihat bahwa hampir semua upaya peningkatan kualitas santri selalu datang dari kiai. Meski terkadang ide tersebut bisa berasal dari para guru atau para pengasuh. Tetapi sebagian besar kreatifitas yang muncul tersebut adalah hasil inisiatif dari kiai. Sehingga dalam hal kreatitas pikiran atau ide masih didominasi oleh kiai. Kondisi tersebut dapat dimaklumi bahwa karena kiai pengasuh pesantren ini telah mempunyai tingkat pengetahuan dan wawasan yang luas yang didukung dengan pengalaman dan jaringan yang sudah memadai. Setelah ide telah muncul dan secara otomatis menjadi sebuah komitmen untuk dijalankan. Model membuat assessment seperti ini memang kurang bisa
27 72 maksimal atau kurang membawa kemantapan para peserta atau pekerja yang mau di didik, namun yang harus diperhatikan adalah terdapat faktor lain yang menguntungkan yang dapat membuat para peserta atau yang akan dilatih untuk dapat optimal dalam menjalankan assessment yang disepakati secara sepihak oleh pihak pimpinan pondok yakni ketaatan dan rasa hormat terhadap kiai. Untuk langkah seterusnya adalah sesuai dengan tahapan dalam pelaksananan pembelajaran yakni membuat desain pembelajaran (learning Design). Setelah Desain pembelajaran tersebut dibuat maka dilakukan upaya untuk melaksanakan dalam bentuk kegiatan. Untuk dapat mengetahui apakah pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik maka perlu dilakukan suatu upaya untuk mengevaluasi kegiatan tersebut. Hasil evaluasi tersebut akan dijadikan dasar bagi pengembangan pada tahap berikutnya. Gambar 2. Model pembelajaran (skill) Sumber ide Assesment Learning design Application Evaluation
28 73 Dalam upaya pengembangan SDM di pondok pesantren Sunan Drajat tidak bisa terlepas dari sikap dan tindakan kiai pimpinan pondok. Hal ini dapat dilihat bahwa hampir semua upaya peningkatan kualitas santri selalu datang dari kiai. Meski terkadang ide tersebut bisa berasal dari para guru atau para pengasuh. Tetapi sebagian besar kreatifitas yang muncul tersebut adalah hasil inisiatif dari kiai. Sehingga dalam hal kreatitas pikiran atau ide masih didominasi oleh kiai. Kondisi tersebut dapat dimaklumi bahwa karena kiai pengasuh pesantren ini telah mempunyai tingkat pengetahuan dan wawasan yang luas yang didukung dengan pengalaman dan jaringan yang sudah memadai. Setelah ide telah muncul dan secara otomatis menjadi sebuah komitmen untuk dijalankan. Model membuat assessment seperti ini memang kurang bisa maksimal atau kurang membawa kemantapan para peserta atau pekerja yang mau di didik, namun yang harus diperhatikan adalah terdapat faktor lain yang menguntungkan yang dapat membuat para peserta atau yang akan dilatih untuk dapat optimal dalam menjalankan assessment yang disepakati secara sepihak oleh pihak pimpinan pondok yakni ketaatan dan rasa hormat terhadap kiai. Untuk langkah seterusnya adalah sesuai dengan tahapan dalam pelaksananan pembelajaran yakni membuat desain pembelajaran (learning Design). Setelah Desain pembelajaran tersebut dibuat maka dilakukan upaya untuk melaksanakan dalam bentuk kegiatan. Untuk dapat mengetahui apakah pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik maka perlu dilakukan suatu upaya untuk mengevaluasi kegiatan tersebut. Hasil evaluasi tersebut akan dijadikan dasar bagi pengembangan pada tahap berikutnya.
29 74 Gambar 2. Model pembelajaran (skill) Sumber ide Assesment Learning design Application Evaluation
30 75
31 76
32 77
33 78 BAB 3 Kerangka Pikir Pengembangan Model Model pengembangan SDM yang dilakukan pondok perantren Sunan Drajat adalah sebuah pola pengembangan SDM yang terintegratif. Lembaga pendidikan yang dikelola oleh pondok pesantren mempunyai tugas untuk mengembangkan aspek pengetahuan dan kemampuan dari anak didik. Pola ini dilakukan secara bertahap dan bertingkat sebagaimana layaknya lembaga pendidikan pada umumnya. Tingkatan pendidikan formal yang dimiliki meliputi mulai TK sampai dengan SMA atau MA. Pada perkembangan terakhir telah mulai dirintis sebuah perguruan tinggi yang nantinya akan dijadikan wadah bagi pengembangan SDM secara terintegratif.
34 79 Sebelum terwujudnya lembaga perguruan tinggi yang akan didirikan, maka pihak pengelola pondok pesantren telah mempunyai upaya-upaya untuk mengembangkan kemampuan santri untuk mendalami sebuah ketrampilan khusus sesuai yang diminati oleh santri. Kemampuian tersebut meliputi berbagai bidang sesuai jenis kegiatan usaha yang dijalankan oleh pondok pesantren ini. Kegiatan usaha yang dikelola oleh pihak pondok adalah meliputi bidang pertanian, pengembangan industri pengolahan, dan peternakan. Semua jenis usaha yang dimiliki oleh pondok tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi para santri untuk menerapkan pengalaman dan keahlian yang telah dimiliki. Karena penelitian ini tidak dimaksudkan untuk melakukan uji statistik untuk membuat sebuah generalisasi maka penelitian ini tidak mengunakan hipothesis penelitian Gambar 1. Model Pengembangan SDM di pesantren Sunan Drajat MODEL PENGEMBANGAN SDM PESANTREN KNOWLEDGE DAN ABILITY SKILL SEKOLAHAN FORMAL PELATIHAN DAN MAGANG DI PERSH SDM BERTAQWA DAN TERAMPIL DANTERAMPIL
35 80 Skill Knowledge Ability model Pendidikan Pondok Pesantren Sosio kultur Pelatihan/magang Dalam upaya pengembangan SDM di pondok pesantren Sunan Drajat tidak bisa terlepas dari sikap dan tindakan kiai pimpinan pondok. Hal ini dapat dilihat bahwa hampir semua upaya peningkatan kualitas santri selalu datang dari kiai. Meski terkadang ide tersebut bisa berasal dari para guru atau para pengasuh. Tetapi sebagian besar kreatifitas yang muncul tersebut adalah hasil inisiatif dari kiai. Sehingga dalam hal kreatitas pikiran atau ide masih didominasi oleh kiai. Kondisi tersebut dapat dimaklumi bahwa karena kiai pengasuh pesantren ini telah
36 81 mempunyai tingkat pengetahuan dan wawasan yang luas yang didukung dengan pengalaman dan jaringan yang sudah memadai. Setelah ide telah muncul dan secara otomatis menjadi sebuah komitmen untuk dijalankan. Model membuat assessment seperti ini memang kurang bisa maksimal atau kurang membawa kemantapan para peserta atau pekerja yang mau di didik, namun yang harus diperhatikan adalah terdapat faktor lain yang menguntungkan yang dapat membuat para peserta atau yang akan dilatih untuk dapat optimal dalam menjalankan assessment yang disepakati secara sepihak oleh pihak pimpinan pondok yakni ketaatan dan rasa hormat terhadap kiai. Untuk langkah seterusnya adalah sesuai dengan tahapan dalam pelaksananan pembelajaran yakni membuat desain pembelajaran (learning Design). Setelah Desain pembelajaran tersebut dibuat maka dilakukan upaya untuk melaksanakan dalam bentuk kegiatan. Untuk dapat mengetahui apakah pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik maka perlu dilakukan suatu upaya untuk mengevaluasi kegiatan tersebut. Hasil evaluasi tersebut akan dijadikan dasar bagi pengembangan pada tahap berikutnya. Gambar 2. Model pembelajaran (skill) Sumber ide Assesment Learning design Application Evaluation
37 82
BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan. mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia umumnya, atau pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia telah melahirkan suatu perubahan dalam semua aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak tertutup kemungkinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks nasional, kebijakan perubahan kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam pelaksanaannya seringkali
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia berhak menentukan nasib bangsanya sendiri, hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan. Pembangunan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren merupakan lembaga pendidikan dan lembaga sosial yang banyak tumbuh di pedesaan dan perkotaan. Sebagai kerangka sistem pendidikan Islam tradisional, pesantren
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini, pemerintah sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan sangat berperan penting bagi kemajuan suatu bangsa, tidak hanya bagi individu yang menempuh pendidikan tersebut, tetapi juga berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia di era global sedang mengalami perubahan yang mendasar pada kekuatan daya saingnya, dari yang berdasar pada kekayaan sumber daya alam serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan memiliki peran yang penting dalam suatu negara yakni sebagai saran untuk menciptakan manusia yang unggul. Pendidikan tidak bisa terlepas dari kondisi
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
8 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1. Sejarah Lembaga SIT Darul Abidin berada di bawah naungan Yayasan Darul Abidin Depok. Di atas lahan 2.500 m2, bangunan pertama didirikan pada tahun 1997 dan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik oleh individu maupun masyarakat secara luas. teknologi telah melahirkan manusia-manusia yang kurang beradab.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KEDUA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.
GAMBARAN UMUM KEWIRAUSAHAAN PERTEMUAN KEDUA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. SUB POKOK BAHASAN INTI DAN HAKIKAT KEWIRAUSAHAAN JIWA DAN SIKAP KEWIRAUSAHAAN PROSES KEWIRAUSAHAAN FUNGSI DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendidikan nasional pada hakikatnya mencari nilai tambah melalui pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia atau kualitas manusia utuh jasmaniah rohaniah,
Lebih terperinciBAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PESANTREN
BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PESANTREN Setelah peneliti mengadakan observasi dan wawancara, maka dalam bab ini akan dikemukakan tentang hasil penelitian yang telah didapatkan. Pandangan Masyarakat
Lebih terperinciPondok Pesantren Modern di Semarang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan kompleksitas pada permasalahan global seperti sekarang ini, diperlukan penyiapan sumber daya manusia
Lebih terperinciSUKMA WIDIASTO A SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.
PENGARUH PENGGUNAAN MODUL TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII PADA POKOK BAHASAN PELAKU KEGIATAN EKONOMI DI SMP N 3 NGADIROJO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting untuk mengembangkan diri dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan terbagi atas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. perorangan, akan tetapi lembaga pendidikan ini adalah milik masyarakat.
62 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Pondok pesantren Hidayatul Mubtadiin sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mengarah terhadap pembentukan generasi bangsa yang berakhalaqul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Pendidikan Nasional harus tanggap terhadap tuntutan perubahan
Lebih terperinciData yang dikumpulkan dari penelitian ini berasal dari jawaban responden
81 5.2. Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berasal dari jawaban responden sebelum penelitian berlangsung kepada 30 responden santri Pondok Sunan Drajat. 5.2.1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesantren memiliki peranan yang penting dalam sejarah pembangunan pendidikan di indonesia. Di antara lembaga pendidikan yang pernah muncul di Indonesia, pendidikan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu. Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota Pontianak. Dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. rangka memenangkan persaingan tersebut. Dengan globalisasi disemua
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdirinya yayasan sudah dimulai sejak zaman pra kemerdekaan. Ketika itu tujuan pendiriannya lebih banyak untuk ikut mengatasi masalah-masalah sosial dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Dalam zaman yang semakin modern ini, pendidikan merupakan modal yang harus
Lebih terperinciBAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA
BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA Adanya sebuah lembaga pendidikan agama Islam, apalagi pondok pesantren dalam
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI PENELITIAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran
BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI PENELITIAN A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika yang Mengintegrasikan Integral Matematika dan Hukum Waris dengan Model Integrated learning
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan kompleksitas pada permasalahan global seperti sekarang ini, diperlukan penyiapan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus diberikan terhadap seorang anak. Pendidikan terbagi menjadi tiga yaitu pendidikan formal seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang saat ini, akan membawa dampak kemajuan dibidang kehidupan masa depan dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Politik etis adalah politik balas budi atau politik kehormatan, namun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Politik etis adalah politik balas budi atau politik kehormatan, namun tidak lepas dari intrik-intrik politik dan memiliki tujuan didalamnya, hal yang pada awalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kelemahan pendidikan saat ini adalah pada proses pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu kelemahan pendidikan saat ini adalah pada proses pembelajaran karena siswa kurang dilatih untuk memiliki kecakapan berpikir. Siswa banyak diarahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang pasti akan dialami oleh setiap individu atau organisasi. Ketika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada setiap individu maupun organisasi dalam konteks apapun pasti memerlukan perencanaan (planning). Perencaanan tersebut tidak hanya dimiliki oleh orang-orang
Lebih terperinciBAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT. dalam pesantren, pendidikan sangat berhubungan erat dengan
BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT Dalam pendidikan yang berkenaan dengan perkembangan dan perubahan pada santri dalam pesantren, pendidikan sangat berhubungan erat dengan pengetahuan, sikap, kepercayaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbicara mengenai pendidikan, maka tidak bisa dilepaskan dari peranan sekolah sebagai wadah penggemblengan generasi penerus, dan peranan pendidik sebagai
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Manajemen Pendidikan Life Skills Santri di Pondok Pesantren Darul
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Manajemen Pendidikan Life Skills Santri di Pondok Pesantren Darul Ilmi. Manajemen pelaksanaan pendidikan life skills santri di Pondok Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan dimana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan dimana sistem pendidikan-nya menjadi inspirator bagi terbentuknya ragam lembaga pendidikan yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia tidak diragukan lagi peranannya dan kiprahnya dalam membangun kemajuan bangsa Indonesia. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan perkembangan zaman. Era kemajuan ilmu pengetahuandan teknologi
Lebih terperinciModul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI
Modul ke: 01Fakultas FASILKOM KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM Matsani, S.E, M.M Program Studi SISTEM INFORMASI DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN Menurut Thomas W. Zimmerer, Kewirausahaan adalah hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) kita mempunyai keunggulan dan mampu bersaing di bidang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat mewujudkan peningkatan sumber daya manusia sebagai tenaga terdidik dan terampil. Arah kebijakan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat. berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan
Lebih terperinciEvaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta
Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Sejarah Kurikulum Prodi Teknik Informatika Hingga saat ini, Program Studi Teknik Informatika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan kompleks yang harus direspons secara positif dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan koperasi di Negara-negara Eropa Barat dan Jepang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan koperasi diberbagai bagian dunia cenderung berbedabeda. Perkembangan koperasi di Negara-negara Eropa Barat dan Jepang misalnya, telah memasuki tahap perkembangan
Lebih terperinciMODAL DASAR KEWIRAUSAHAAN PERTEMUAN 4 KEWIRAUSAHAAN MUHAMMAD WADUD
MODAL DASAR KEWIRAUSAHAAN PERTEMUAN 4 KEWIRAUSAHAAN MUHAMMAD WADUD POKOK BAHASAN MODAL KEMAUAN, KEMAMPUAN DAN PENGETAHUAN MODAL INSANI MODAL KOMPETENSI MODAL KEMAUAN, KEMAMPUAN DAN PENGETAHUAN KEMAUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan Sistim Pendidikan Nasional Tahun 2003 pada pasal 3 yang dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagian besar bertumpu salah satunya pada sektor pendidikan dan pembangunan pribadi manusia khususnya untuk membentuk akhlakulkarimah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan tentang manajemen kewirausahaan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Pondok Pesantren Al Musyaffa Kendal, dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara berbagai macam perusahaan retail membuat manajemen
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia retail di era globalisasi saat ini sangat pesat. Persaingan antara berbagai macam perusahaan retail membuat manajemen sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana, terprogram dan berkesinambungan membantu peserta didik mengembangkan kemampuannya secara optimal, baik aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi antara siswa dan guru dalam konteks persekolahan (Abdul Majid,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wadah untuk membebaskan manusia dari keterbelakangan, melainkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan modal utama untuk seseorang yang harus ditingkatkan dalam rangka melaksanakan pembangunan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan menjadi salah satu materi yang dianggap penting. Bahkan di Perguruan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di tingkat sekolah. Mulai dari SD hingga SMA pelajaran ini selalu diberikan dan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa diharapkan mampu memberikan peran dan andil dalam akselerasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, sangat memperhatikan dan terus mengupayakan peningkatan kualitas SDM, yang salah satunya dilakukan melalui jalur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan dianggap sebagai suatu investasi yang paling berharga dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya insani untuk pembangunan suatu bangsa. Sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I ini dipaparkan tentang : a. Konteks Penelitian, b. Fokus
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam BAB I ini dipaparkan tentang : a. Konteks Penelitian, b. Fokus Penelitian, c. Tujuan Penelitian, d. Kegunaan Penelitian, e. Hasil Penelitian, f. Penegasan Istilah, dan g. Sistematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu bagian dari Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam era globalisasi menuntut manusia menjadi motor-motor penggerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak lahir manusia telah dibekali berbagai kelengkapan sebagai sarana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak lahir manusia telah dibekali berbagai kelengkapan sebagai sarana untuk menunjang kehidupannya kelak sebagai manusia seutuhnya. Kelengkapan itu tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transfer of knowledge akan tetapi juga merupakan nilai pendidikan dari satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan upaya pemberian ilmu pengetahuan atau transfer of knowledge akan tetapi juga merupakan nilai pendidikan dari satu generasi ke
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas
BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK A. Kondisi Geografis Kondisi geografis penelitian di Desa Margamulya yang penulis akan utarakan dalam Bab II ini, yaitu hasil observasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai suatu proses mempunyai dua sisi yang saling berkaitan. Pendidikan bukan sekedar transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) tapi lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan yang bermutu. Berkat pendidikan, orang terbebaskan dari
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita karena melalui pendidikan dapat mencetak generasi penerus yang berkualitas. Akan tetapi kompleksitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia masih belum selesai dengan problematika sarana dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin majunya era teknologi informasi dan komunikasi, semakin berkembang pula dunia pendidikan. Di suatu negara, pendidikan sangat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global, keberhasilan perusahaan dipengaruhi oleh beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan global, keberhasilan perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor penting adalah sumber daya manusia, karena sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesantren yang dikenal berbasis Entrepreneur. Hal ini bisa dibuktikan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan adalah salah satu Pondok Pesantren yang dikenal berbasis Entrepreneur. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyak unit usaha yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar bukan hanya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar bukan hanya karena ukuran wilayahnya yang luas dan kondisi kekayaan alamnya yang melimpah melainkan juga bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pembangunan di sektor ekonomi, sosial budaya, ilmu dan teknologi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era kompetitif ini, Indonesia adalah salah satu negara yang sedang mengalami perkembangan pembangunan di sektor ekonomi, sosial budaya, ilmu dan teknologi.
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian maka pengembangan kompetensi yang. diharapkan ini mengacu pada jawaban responden akan berbagai hal yang
BAB 6 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian maka pengembangan kompetensi yang diharapkan ini mengacu pada jawaban responden akan berbagai hal yang menyangkut pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang, keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur Sumber Daya Manusia (SDM) dalam konteks itu, MSDM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan interaksi pendidik dan siswa. Pendidik melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bertanah air. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia yang cerdas dan berkarakter. Pendidikan sebagai proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar mengoptimalkan bakat dan potensi anak untuk memperoleh keunggulan dalam hidupnya. Unggul dalam bidang intelektual, memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja karyawan merupakan hasil dari kegiatan yang dilaksanakan. Kinerja timbul
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Hasil kerja karyawan dapat dilihat dari perkembangan kinerjanya. Kinerja karyawan merupakan hasil dari kegiatan yang dilaksanakan. Kinerja timbul bukan saja bersumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar seseorang dalam mendapatkan bekal ilmu pengetahuan yang tidak hanya bermanfaat untuk masa sekarang melainkan bermanfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertib, teratur, dan efisien dapat menghasilkan sesuatu yang mampu mempercepat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. tiga sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. 1. Kebijakan kiai dalam penyusunan agenda pengembangan pendidikan
BAB VI PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir atau bab penutup. Pada bab ini memuat tiga sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. A. Kesimpulan 1. Kebijakan kiai dalam penyusunan agenda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam situasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diera globalisasi seperti saat ini, memberikan tuntutan yang sangat besar di dalam dunia pendidikan untuk menciptakan Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan masyarakat merupakan salah satu modal dasar dan sekaligus faktor dominan dalam pembangunan.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG A. Analisis Implementasi Sekolah Berbasis Pesantren di SMP Darul Ma arif Banyuputih Kabupaten Batang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan suatu bangsa. Ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciBAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat,
BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG A. Pendidikan, Agama, Ekonomi, dan Sosial Budaya Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan dengan penerjunan mahasiswa peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah dipupuk sejak dini sehingga generasi penerus bangsa mampu menjadi pemimpin berdedikasi tinggi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. peran yang cukup penting bagi dinamika intelektual bangsa Indonesia. Pesantren
123 BAB V KESIMPULAN Pendidikan pesantren sejak masa sebelum kemerdekaan memang meiliki peran yang cukup penting bagi dinamika intelektual bangsa Indonesia. Pesantren tradisional memiliki keunikan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Objek Persaingan dalam dunia perekonomian kini telah melanda berbagai penjuru dunia. Sebagian orang terjebak dalam egonya untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN
BAB V PEMBAHASAN A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin Kedisiplinan adalah kata kunci keberhasilan pendidikan. Kedisiplinan erat kaitannya dengan kepemimpinan, yang dalam organisasi pendidikan
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar. Disusun oleh: HARYANI ISTIQOMAH A
UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENULIS PERMULAAN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 2 SUMBEREJO KECAMATAN KLATEN SELATAN KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Disusun dan Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu Negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Karena pendidkan merupakan saran yang
Lebih terperinci