IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI SMP N 1 LANGOWAN KECAMATAN LANGOWAN BARAT OLEH BILLI FANDI SIGAR
|
|
- Susanti Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI SMP N 1 LANGOWAN KECAMATAN LANGOWAN BARAT OLEH BILLI FANDI SIGAR ABSTRAKSI Pendidikan merupakan sebuah instrumen penting untuk menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Kualitas suatu bangsa terletak pada pendidikannya. Sekaya apapun sumber daya alam suatu bangsa, bila tak ditunjang dengan sumber daya manusia yang berkualitas, negara itu akan tetap miskin dan terbelakang. Dengan pendidikan maka akan tercipta manusia-manusia unggul yang akan membangun bangsa dan negaranya. Hal ini di sadari oleh para pendiri bangsa ini, sehingga dalam Pembukaan UUD 1945 menegaskan tujuan nasional negara Indonesia yang salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan juga ditegaskan pada pasal 31 UUD 1945 lebih tegas lagi menyatakan (1) setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan (2) setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan pendidikan lain yang sederajat.
2 PENDAHULUAN Permendagri RI Nomor 62 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) dalam pasal 1 butir (13) menjelaskan bahwa Pola Pengelolaan Keuangan BOS adalah pemberian kekhususan untuk menerapkan pengelolaan keuangan dalam batas-batas tertentu yang dapat dikecualikan dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah yang berlaku umum untuk menjamin efektifitas penggunaan BOS dalam mendukung program wajib belajar sembilan tahun. Kebijakan tentang BOS pendamping dari pemerintah daerah karena menyadari akan kebutuhan biaya pendidikan cukup besar untuk dipikul oleh pemerintah pusat saja, tiap pemerintah daerah diwajibkan untuk mengalokasikan dana pendamping BOS sesuai dengan kemampuan masingmasing daerah dengan kebijakan ini menegaskan bahwa BOS bukanlah menggratiskan biaya sekolah, tetapi program untuk meringankan beban orangtua yang tidak mampu. Semua itu seharusnya direalisasikan pada tataran praktis di lapangan sebab peraturan tanpa aksi tidak akan berarti apa-apa, dan itu identik dengan adagium Herbert Spencer yakni the great aim of education is not knowledge, but action, yakni tujuan besar dari pendidikan bukan hanya pada tataran pengetahuan semata, tapi pada tataran aksi. Bukan pada tataran programnya semata, tapi bagaimana aksinya di lapangan yang efeknya berpengaruh besar terhadap kualitas hasil. Oleh karena itu, kebijakan pendidikan yang berpihak pada upaya pembentukan SDM yang unggul perlu mendapat respon positif dan dukungan dari berbagai pihak melalui jalinan kerja dan proses yang sinergis dalam upaya mewujudkan tujuan
3 pendidikan. Pemerintah seyogyanya merancang, mengimplementasi, dan mengevaluasi program pendidikannya agar dapat mewujudkan pendidikan yang bermutu (qualified education). Selama ini ada kesan bahwa pemerintah ingin mendapatkan standar lulusan yang berkualitas tanpa memberikan standar pelayanan yang terencana dengan baik yakni meningkatkan kualitas pendidik dan perlengkapan/fasilitas pendidikannya. Permasalahan pendidikan di Indonesia adalah terbatasnya akses pendidikan terutama untuk masyarakat miskin, oleh karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang pemerataan akses pendidikan melalui berbagai kebijakan seperti sekolah gratis dengan menyalurkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Secara khusus program BOS bertujuan untuk: a) Menggratiskan seluruh siswa miskin di tingkat pendidikan dasar dari beban biaya; b) Operasional sekolah, baik di sekolah negeri maupun sekolah swasta; c) Menggratiskan seluruh siswa SD negeri dan SMP negeri terhadap biaya operasional sekolah, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf internasional (SBI); dan d) Meringankan beban biaya operasional sekolah bagi siswa di sekolah swasta.( Panduan BOS ). Kebijakan dana BOS sebagai pendamping dari program wajib belajar yang dicanangkan pemerintah. Keberadaan kebijakan tersebut setelah munculnya permasalahan wajib belajar yang tersendat diakibatkan oleh sulitnya orang tua membiayai anak untuk sekolah, hingga saat ini masih menghadapi problem besar dalam menuntaskan program kendala anak bersekolah biasanya berkaitan dengan kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya, serta berkaitan dengan
4 biaya pendidikan yang dirasakan berat oleh masyarakat, terutama masyarakat miskin. Kebijakan tentang Bantuan Operasional Sekolah banyak sekali menuai permasalahan yang tidak seharusnya terjadi di dalam dunia pendidikan, yaitu diantaranya kasus tentang terlambatnya pendistribusian dana BOS hingga tingkat sekolah, masih rawannya penyelewengan dana BOS di tingkat kabupaten/kota, hingga kasus penyelewengan dana BOS di tingkat sekolah dikarenakan dana BOS yang disalurkan harus melalui daerah, selanjutnya kabupaten/kota barulah dana itu sampai di sekolah. Dana BOS juga seharusnya secara eksklusif mampu mencapai sasarannya, yaitu para pelajar. Tapi yang ada sekolah malah memaksakan diri menyempurnakan bangunan fisik gedung sekolah, tapi di sisi lain pelajar tetap harus mengeluarkan dana untuk membeli buku pelajaran, perlengkapan sekolah, SPP, dan yang lainnya. Penyaluran dana BOS masih belum tepat sasaran. Untuk Kepala Sekolah masih banyak yang menyalahgunakan anggaran BOS. Penyaluran dana BOS juga masih terkendala banyak persoalan yang sarat dengan dugaan penyimpangan dan korupsi. Intinya di lapangan ditemukan permasalahan yang berkaitan dengan implementasi Bantuan Operasional Sekolah, pelaksanaan pada tataran sekolah, serta masalah lain berkaitan dengan jaminan kualitas proses pembelajaran dan kualitas lulusan. Oleh karena itu peneliti merencanakan meneliti tentang implementasi kebijakan dana Bantuan Operasional Sekolah Khususnya di SMP N 1 Langowan, dengan melihat permasalahanpermasalahan berkaitan dengan kerangka teori tentang kebijakan, implementasi kebijakan yang berkaitan dengan Bantuan Operasional Sekolah dan bagaimana
5 tingkat kepuasaan masyarakat terhadap kebijakan Bantuan Operasional Sekolah khususnya di SMP N 1 Langowan. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan rumusan masalah sebagai berikut, Bagaimana Implementasi Kebijakan Bantuan Operasional Sekolah di SMP N 1 Langowan Kecamatan Langowan Barat. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang dimaksudkan adalah untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh obyek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata, pada suatu konteks khusus yang alamiah (Lexy Moleong 2007:6). Alasan peneliti melakukan penelitian terhadap objek sebagaimana dalam rumusan masalah untuk memahami secara mendalam fenomena, keteraturan, kekhususan objek. Penelitian ini tidak bermaksud membuat suatu generalisasi ataupun digunakan untuk memahami kasus lain. Oleh karenanya penelitian ini mmenggunakan metode intrinsic case study atau studi kasus intrinsik. B. Informan Penelitian Data utama dalam penelitian kualitatif adalah data dan kata-kata, artinya keterangan dari key informan yang didapat peneliti dijadikan sumber data utama. Selain itu dalam penelitian ini pun menggunakan literatur dan dokumentasi lainnya sebagai data sekunder untuk mendukung data utama.
6 Informan : Kepala SMP Negeri 1 Langowan Bendahara SMP Negeri 1 Langowan Komite SMP Negeri 1 Langowan Orang Tua Murid Peserta didik penerima Bantuan Operasional Sekolah di SMP Negeri 1 Langowan Pengurus Osis SMP Negeri 1 Langowan C. Teknik Pengumpulan Data Peneliti menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data baik itu data primer maupun data sekunder diantaranya : 1.Observasi Observasi merupakan cara pengumpulan data yang paling utama dalam penelitian ini. Hal yang akan ditelti dengan metode ini adalah keadaan sosial ekonomi pada saat penelitian. Metode ini dipergunakan karena masyarakat Indonesia masih sulit dipahami hanya dengan sekali kunjungan saja sehingga dibutuhkannya metode ini untuk memahami masalah dan dapat memperoleh data yang benar-benar valid dan realibel. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dalam dua tahap yaitu sebelum menulis proposal penelitian dan setelah dibuatnya proposal penelitian. Pada tahap sebelum ditulisnya proposal peneliti melakukan penjelajahan umum di SMP Negeri 1 Langowan. Tahap kedua yaitu dengan cara melakukan pencarian bahan
7 melalui institusi pendidikan yang terkait. Selanjutnya, peneliti akan membandingkan data-data yang telah terkumpul dari institusi pendidikan terkait dengan keadaaan yang sebenarnya di lapangan. 2.Wawancara Wawancara ialah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Untuk mendapatkan data yang diinginkan peneliti terlebih dahulu membuat pokokpokok pertanyaan terlebih dahulu. Wawacara yang dilakukan adalah wawancara terbuka artinya wawancara dilakukan ketika pewawancara dan interview samasama mengetahui permasalahan yang akan dibahas dalam wawancara tersebut. Metode ini dilakukan dengan menggunakan tanya jawab langsung secara lisan kepada informan untuk mengungkap berbagai data dan informasi, sesuai dengan pertanyaan penelitian. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah penelitian maka wawancara akan diawali dari informan kunci. Dengan teknik ini diharapkan akan menguatkan kebenaran informasi yang diperoleh karena melalui berbagai narasumber. 3.Studi pustaka atau studi dokumenter Studi pustaka atau Dokumenter ini dilakukan di perpustakaan. Dengan cara membaca buku-buku rujukan atau referensi, perundang-undangan, dokumendokumen pemerintah serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan
8 masalah penelitian. Sehingga yang akan dikumpulkan merupakan data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini. D. Analisis Data Dalam penelitian kualitatif berdasarkan kurun waktunya, data di analisis pada saat pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data. Tujuan dari analisa data pada dasarnya adalah menyederhanakan data dalam bentuk yang mudah dibaca dan dipahami. Proses ini akan dilakukan peneliti secara terus menerus pada saat pencarian data hingga sesudahnya. Analisa data pada penelitian kualitatif dilakukan mengalir dari tahap awal hingga penarikan kesimpulan sehingga disebut model alir (flow model). Analisa data pada penelitian kualitatif dijelaskan dalam tiga langkah yaitu reduksi data berupa pemilihan dan penyederhanaan untuk pemusatan perhatian, penyajian data berupa deskripsi kumpulan informasi terakhir penarikan kesimpulan. Mengingat kompleksnya permasalahan dalam proses implementasi kebijakan maka analisis dalam penelitian ini nantinya akan difokuskan pada implementasi kebijakan dan faktor yang berpengaruh di dalamnya. Data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk deskriptif untuk menjelaskan sekaligus menjawab pertanyaan penelitian tentang bagaimana implementasi kebijakan Bantuan Operasional Sekolah dan faktor yang mempengaruhi implementasi. Deskripsi faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi Bantuan Operasional
9 Sekolah. Dengan menganalisis faktor-faktor implementasi Bantuan Operasional Sekolah, maka dapat ditemukan proses implementasi yang selanjutnya menjadi dasar rekomendasi. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Kebijakan BOS Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 6 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan pendidikan lain yang sederajat. Salah satu indikator penuntasan program Wajib Belajar 9 Tahun dapat diukur dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) SD dan SMP, program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan Juli 2005, telah berperan secara signifikan dalam percepatan pencapaian program wajar 9 tahun.
10 Oleh karena itu, mulai tahun 2009 pemerintah telah melakukan perubahan tujuan, pendekatan dan orientasi program BOS, dari perluasan akses menuju peningkatan kualitas. Dalam perkembangannya, program BOS mengalami peningkatan biaya satuan dan juga perubahan mekanisme penyaluran sesuai Undang-Undang APBN yang berlaku. Sejak tahun 2012 penyaluran dana BOS dilakukan dengan mekanisme transfer ke provinsi yang selanjutnya ditransfer ke rekening sekolah secara online. B. Faktor-faktor pendukung dan penghambat Implementasi Kebijakan Bantuan Operasional Sekolah Sebagaimana diketahui bahwa implementasi merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang ditetapkan menjadi kenyataan. Dengan kata lain penerapan program ke dalam praktik. Namun tidak semua program dapat berlangsung secara efektif tentunya ada berbagi faktor yang mempengaruhi kelancaran suatu implementasi kebijakan. Menurut Warwick (1979), pada implementasi terdapat dua kategori faktor yang bekerja dan mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan proyek yaitu: 1) Faktor pendorong ( facilitating conditions); dan 2) Faktor penghambat ( impeding conditions). a. Faktor Pendukung 1) Komitmen Pimpinan : dalam praktek adalah terutama komitmen dari pimpinan pemerintah karena pimpinan pemerintah pada hakekatnya tercakup dalam pimpinan yang berkuasa didaerah.
11 2) Kemampuan Organisasi : dalam tahap implementasi program hakekatnya dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan tugas, seperti yang ditetapkan atau dibebankan pada salah satu unit organisasi. 3) Komitmen Para Pelaksana (Implementers) : salah satu asumsi yang sering kali terbukti keliru ialah jika pimpinan telah siap untuk bergerak, maka bawahan akan segera ikut. b. Faktor Penghambat 1) Banyaknya pemain (actors) yang terlibat semakin banyak pihak yang terlibat dan turut mempengaruhi pelaksanaan, makin rumit komunikasi makin besar kemungkinan terjadinya delay hambatan dalam proses pelaksanaan. 2) Terdapatnya komitmen atau loyalitas ganda dalam banyak kasus terjadi, pihak yang terlibat maupun seseorang yang seharusnya ikut berperan demi keberhasilan dalam menentukan ataupun menyetujui suatu proyek dalam pelaksanaannya masih mengalami penundaan karena adanya komitmen terhadap proyek, waktunya tersita oleh tugas-tugas lainnya atau program lain. 3) Kerumitan yang melekat pada proyek itu sendiri dalam hal ini berupa faktor teknis, faktor ekonomi, pengadaan bahan dan faktor perilaku pelaksana atau masyarakat. 4) Jenjang pengambilan keputusan yang terlalu banyak makin banyak jenjang dan tempat pengambilan keputusan yang persetujuannya diperlukan sebelum rencana proyek dilaksanakan. Demikian pula pada tahap operasi, penyaluran dana dan
12 sumbangan yang diperlukan, memakan banyak waktu karena memerlukan persetujuan dari banyak pihak. 5) Faktor lain : waktu dan perubahan kepemimpinan makin panjang waktu yang dibutuhkan dari saat penyusunan rencana dengan pelaksanaan, makin besar kemungkinan pelaksanaan menghadapi hambatan. terlebih bila terjadi perubahan kebijakan. KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka kesimpulan yang diperoleh yaitu bahwa implementasi dana BOS di SMP N 1 Langowan kecamatan Langowan Barat belum berjalan secara benar karena masih terdapat kekurangan yang perlu dibenahi. Berdasarkan teori George Edward III dari keempat variabel yang ada beberapa variabel yang peneliti dapatkan berada dalam kategori kurang baik. Diantaranya : 1. Kurangnya komunikasi pihak sekolah dalam penyaluran informasi berkaitan dengan BOS kepada orang tua, siswa, maupun staf guru sehingga mengakibatkan implementasi kebijakan BOS di SMP N 1 Langowan kurang berjalan maksimal, jika komunikasi ditujukan secara jelas dan benar maka pihak atau pelaku kebijaksanaan akan dapat mengetahui dan memahami apa yang disampaikan, seperti isi, tujuan dan arah kelompok sasaran yang dituju. 2. Sikap para pelaksana kebijakan sangat mempengaruhi implementasi BOS di SMP N 1 Langowan dalam menerima dan mendukung sepenuhnya
13 karena telah diberlakukannya program dana BOS di sekolah terkait. Dengan demikian Tim Manajemen BOS di SMP N 1 Langowan harus melaksanakan penggunaan dana BOS dengan semestinya sesuai dengan tata cara penggunaan yang telah dituliskan dalam buku panduan penggunaan dana BOS yang mendukungimplementasi program dana BOS. B. Saran 1. Keterbukaan informasi dana BOS di SMP N 1 Langowan ini ada dua kekurangan, yakni manajemen sekolah yang tidak terbuka dan sikap orang tua yang acuh dalam mempertanyakan keterbukaan penggunaan dana BOS. Untuk itu sebaiknya orangtua siswa khususnya di SMP N 1 Langowan harus lebih kritis mengawasi penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah demi terciptanya transparansi BOS. Dengan berdiam diri, transparansi implementasi kebijakan Bantuan Operasional Sekolah tidak akan terwujud sebagaimana yang diharapkan. 2. Sikap para pihak yang terkait dalam institusi pendidikan SMP N 1 Langowan untuk bisa lebih kooperatif dan terbuka, asas transparansi dan akuntabilitas harus dijadikan patokan dalam pengelolaan dana BOS sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Juknis BOS dan kepada pemangku kebijakan untuk tetap mengkaji dan mengevaluasi kebijakan yang dikeluarkan. Implementasi kebijakan BOS yang tepat sasaran
14 tentunya sangat mendukung penyelenggaraan pendidikan yang efisien dan efektif sebagaimana tujuan pendidikan Nasional. DAFTAR PUSTAKA A. Buku Amri Sofan Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar Dan Menengah Dalam Teori, Konsep dan Analisis. Prestasi Pustakarya. Jakarta. Bakar N. Siti Studi Perspektif Kebijakan Pendidikan Dengan Pendekatan Regional. Sekretaris Jendral DPD RI. Jakarta Dambea Adhan Komunikasi Politik. Al-Adha. Gorontalo Dunn N. William Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua. Gadjah Madha University PRESS. Yogyakarta. Edward III, George C. (1980), Implementing Public Policy, Congressional Quarterly Press, Washington. Lexy Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif. Rosda. Bandung Syafaruddin Efektifitas Kebijakan Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Thoha Miftah Birokrasi Politik. Raja Grafindo Persada. Jakarta Tjokroamidjojo. Bintoro Pengantar Administrasi Pembangunan. LP3ES. Jakarta. Umam Khaerul Manajemen Organisasi. Pustaka Setia. Bandung.
15 B. Sumber sumber lain Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Permendagri RI Nomor 62 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah Permendikbud Nomor 101/ 2013 Petunjuk Teknis Penggunaan Dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Blogspot. com /2012/06/ < implementasi-kebijakangeorge edward.html> diunduh (17/07/2014). Jam WITA. Implementasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Gratis Bagi Siswa Miskin < related : lontar. UI. Ac.id/file?file=digital/ t% analisis%20implemetasitext.pdfanalisis implementasi t 28145> diunduh [17/07/2014]. Jam 20:43 WITA. Dana Bos. Diunduh 17/07/2014. Jam WITA.
BAB I PENDAHULUAN. yang ingin sekolah tapi terbentur dengan biaya. Anak-anak banyak yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hak setiap warga masyarakat, banyak masyarakat yang ingin sekolah tapi terbentur dengan biaya. Anak-anak banyak yang menjadi pengangguran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara berusia 7-15 tahun. Sekolah) yang menyediakan bantuan bagi Sekolah dengan tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) mulai tahun 2011 akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan yang dilakukan melalui mekanisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat pencapaian pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa. Bahkan pendidikan menjadi domain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu pekerjaan atau perencanaan. Mentri dalam Negeri
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Akuntabilitas membutuhkan aturan, ukuran atau kriteria, sebagai indikator keberhasilan suatu pekerjaan atau perencanaan. Mentri dalam Negeri mengeluarkan Permendagri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan hak setiap warga negara (UUD 1945 Pasal 29)
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan hak setiap warga negara (UUD 1945 Pasal 29) Realitasnya banyak masyarakat yang ingin sekolah tapi terbentur dengan biaya pendidikan. Anak-anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Perkembangan IPTEK yang pesat memaksa kita untuk dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup sebuah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup sebuah masyarakat. Oleh karena itu, negara sebagai penjamin kehidupan masyarakat harus mampu menyelenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan dan perkembangan yang terjadi pada masyarakat dunia saat ini menimbulkan persaingan yang semakin ketat antar bangsa dan dalam berbagai kehidupan. Untuk menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menuju pemerintahan daerah yang demokratis dan pembangunan yang
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi desentralisasi Indonesia yang dimulai pada tahun 2001 sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Lebih terperinciTahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 6 mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti
Lebih terperinciB ab I P endahuluan BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka menengah dan jangka panjang. Namun, sampai dengan saat ini masih banyak orang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aparatur pemerintah dan kalangan-kalangan yang memiliki akses kekuasaan.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterpurukan pemerintah semenjak jatuhnya rezim Orde Baru dibawah kepemimpinan Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 menjadi pemandangan yang wajar dilihat maupun didengar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang, karena pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kehidupan setiap manusia. Dengan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka menengah dan jangka panjang. Pendidikan juga penting bagi terciptanya kemajuan dan kemakmuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tolak ukur suatu pemerintahan yang berkembang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan tolak ukur suatu pemerintahan yang berkembang, menyediakan bantuan keuangan melalui peningkatan mutu pendidikan dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS DI PROVINSI SUMATERA SELATAN
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS DI PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting di seluruh aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan kepribadian manusia.
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA
RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN, DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BANJAR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN
Lebih terperinciEVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG
EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Rifka S. Akibu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kewajiban Negara memberikan pelayanan pendidikan dasar tertuang pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban untuk melindungi segenap
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG SELATAN
WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG MEKANISME SUMBANGAN PENDIDIKAN SECARA SUKARELA DARI MASYARAKAT UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH WALIKOTA
Lebih terperinciBUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG
BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DAN MEKANISME PENGGALIAN SUMBANGAN SUKARELA DARI MASYARAKAT KATEGORI MAMPU DALAM IKUT MEMBANTU PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini pendidikan memegang peranan penting bagi semua orang, karena dengan pendidikan semua orang akan memiliki bekal untuk kehidupan dimasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional. Pembangunan pendidikan sangat penting karena perannya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara formal dilakukan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan tempat dimana proses pendidikan secara formal dilakukan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis. Pada proses
Lebih terperinciBAB V PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR
BAB V PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR 25-29 BAB V PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR 25-29 53 PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 6 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti
Lebih terperinciGUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT
GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter di Amerika Serikat, menjadikan negara Indonesia juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis moneter di Amerika Serikat, menjadikan negara Indonesia juga terkena dampaknya. Perusahaan-perusahaan besar di Negara Asia termasuk Indonesia yang bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan fondasi yang paling kokoh untuk membangun bangsa. Tidak ada bangsa yang maju tanpa membangun pendidikan yang bagus. Sedemikian pentingnya pendidikan
Lebih terperinciDORONGAN BELAJAR SISWA PASCA PEMBERIAN BOS TESIS
0 DORONGAN BELAJAR SISWA PASCA PEMBERIAN BOS Studi Etnografi di SD Negeri Batursari 1 Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Studi tentang..., Aris Roosnila Dewi, FISIP UI, 2010.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka menengah dan panjang. Namun sampai saat ini masih banyak penduduk miskin yang memiliki
Lebih terperinciDinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif Pendidikan telah menjadi sebuah kekuatan bangsa khususnya dalam proses pembangunan di Jawa Timur. Sesuai taraf keragaman yang begitu tinggi, Jawa Timur memiliki karakter yang kaya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciDinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam Bab IV, maka secara umum berikut ini disajikan kesimpulan-kesimpulan yang
Lebih terperinciMASYARAKAT DIMINTA LAPORKAN PUNGLI PENDIDIKAN
MASYARAKAT DIMINTA LAPORKAN PUNGLI PENDIDIKAN pontianak.tribunnews.com Maraknya pungutan liar terkait biaya pendidikan memang mengkhawatirkan. Karena itu, Ombudsman dan Indonesia Corruption Watch (ICW)
Lebih terperinciKEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Tahun Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2011
KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Tahun 2011 Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2011 1 Pokok Bahasan A B Sekilas Program BOS Kebijakan Perubahan Mekanisme Penyaluran Dana BOS Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterbukaan informasi akan mendorong partisipasi publik karena dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keterbukaan informasi akan mendorong partisipasi publik karena dengan adanya partisipasi publik sangat penting dalam mendorong kelancaran proses pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasca amandemen Pasal 31 ayat satu, dua, tiga dan empat. Ayat 1 berbunyi Setiap warga
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu. Pemerintah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Undang-Undang Dasar 1945 yang telah mengalami amandemen sebanyak 4 kali, melalui pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terkecuali, Pemerintah Indonesia dalam Undang-undang Dasar Republik. Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu indikator kemajuan pembangunan suatu bangsa adalah tingkat capaian pembangunan Sumber Daya Manusianya, bahkan pendidikan menjadi domain utama bagi
Lebih terperinciPERANAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-MUMTAZ PONTIANAK KOTA
PERANAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-MUMTAZ PONTIANAK KOTA Oleh : ASBENI NIM. E11112019 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri
Lebih terperinciKEBIJAKAN WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN DI KECAMATAN DARUL MAKMUR
KEBIJAKAN WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN DI KECAMATAN DARUL MAKMUR 1) George Herisusanto, M. Pd 1 Guru SMA Negeri 1 Darul Makmur Dinas pendidikan Nagan Raya email: george_heri_82@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Program Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Program Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) adalah program pemerintah karena telah menaikkan harga BBM pada Bulan Maret Tahun 2005. Dalam program
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik. Andalas OLEH : ETRIO FERNANDO
PERANAN INSTITUSI DALAM IMPLEMENTASI PERATURAN WALI KOTA BUKITTINGGI NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG STRATEGI DAERAH DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (SDPK) TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009
PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG DUKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DAN RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perkembangan jaman telah berdampak pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dimana perkembangan ini telah membawa perubahan dalam kehidupan manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gorontalo sesuai dengan tuntutan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program pendidikan untuk rakyat merupakan program pendidikan yang membebaskan peserta didik, orang tua atau walinya dari pungutan biaya operasional sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka menengah dan jangka panjang. Namun, sampai dengan saat ini masih banyak orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM BOS KETERKAITAN DENGAN RNCANA KERJA & ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)
GAMBARAN UMUM BOS KETERKAITAN DENGAN RNCANA KERJA & ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) Oleh : DRS. H. SUGIYANTO,SH.,MH (KABID PENDIDIKAN DASAR SD & AUD DINAS DIKPORA KOTA SURAKARTA SEKALIGUS MANAJER BOS TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. skills) sehingga mendorong tegaknya pembangunan seutuhnya serta masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia dan setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM). Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi
Lebih terperinciKONFLIK DESENTRALISASI DI BIDANG PENDIDIKAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN DANA BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI INDONESIA.
KONFLIK DESENTRALISASI DI BIDANG PENDIDIKAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN DANA BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI INDONESIA. Desi Handayani STMIK Pringsewu desihandayaniumar@gmail.com
Lebih terperinciSOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,
SOAL PILIHAN GANDA 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menyebutkan bahwa dimensi kompetensi supervisi meliputi... a. Mengidentifikasi permasalahan,
Lebih terperinciPARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KECAMATAN MAGERSARI KOTA MOJOKERTO SKRIPSI
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KECAMATAN MAGERSARI KOTA MOJOKERTO SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur
Lebih terperinciPENGELOLAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN DANA BOS PADA PEMERINTAH DAERAH
PENGELOLAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN DANA BOS PADA PEMERINTAH DAERAH Sumber: www.danadidik.com I. PENDAHULUAN Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB IV BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR
BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR 41 LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN
Lebih terperinciWALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH KOTA MOJOKERTO (BOSKO) TAHUN 2015
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. petunjuk dalam melaksanakan penelitian atau penyelidikan. Manfaat dari
1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan penyelidikan dengan menggunakan caracara tertentu untuk mendapatkan suatu kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Meskipun ini berguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar sekaligus kekayaan suatu bangsa, sedangkan sumber-sumber modal dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah faktor penting untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan sarana strategis guna peningkatan mutu sumber
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA STRATEGI KEPALA MADRASAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN. A. Pengelolaan Keuangan di MTs Miftahul Ulum Pangkalan Balai
76 BAB IV ANALISIS DATA STRATEGI KEPALA MADRASAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN A. Pengelolaan Keuangan di MTs Miftahul Ulum Pangkalan Balai Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti berkenaan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional di Indonesia dilaksanakan dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional di Indonesia dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya pendidikan dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain sosial dan ekonomi. Dari sudut pandang sosiologi, pendidikan adalah alat untuk mentransfer nilai-nilai
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 09 TAHUN 2011 TENTANG
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 mengamanatkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan guna meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidupnya.
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DARI PEMERINTAH KOTA (BOSKO) BAGI TINGKAT SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KOTA MOJOKERTO TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciSALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011
SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK SEKOLAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BBM tersebut, Pemerintah merealokasikan sebagian besar anggarannya ke empat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan dana BOS diawali dari adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada tahun 2005 yang mengakibatkan pemerintah melakukan pengurangan subsidi BBM.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan. sumber daya manusia. Karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan sumber daya manusia. Karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan sumber daya manusia untuk menciptakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, Human Development Index (HDI) atau yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan sebuah tolak ukur yang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau
64 BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan, sedangkan penelitian pada hakekatnya adalah suatu proses atau wahana untuk
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DANA DESA DI KECAMATAN BANJARNEGARA PADA TAHUN Aris Gunawan Wicaksono. H. Andre Purwanugraha
IMPLEMENTASI DANA DESA DI KECAMATAN BANJARNEGARA PADA TAHUN 2015 Aris Gunawan Wicaksono H. Andre Purwanugraha Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari No. 43-33, Yogyakarta.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I
BAB I BAB I 1 A Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) merupakan perwujudan dari tekad melakukan reformasi pendidikan untuk menjawab tuntutan
Lebih terperinciDESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK
KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa sebagai amanat Undang-Undang
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013 PETUNJUK TEKNIS I. UMUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Program dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebagai salah satu
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebagai salah satu bentuk pendanaan pendidikan dasar yang signifikan dari sumber dana Anggaran
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA
PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 36 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. administrasi pembangunan yang telah ada, sehingga merupakan kebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada perkembangannya pelayanan publik menjadi bagian dari administrasi pembangunan yang telah ada, sehingga merupakan kebutuhan kepuasan masyarakat dalam hal
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM PENGELOLAAN DANA BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI APBD
TINJAUAN HUKUM PENGELOLAAN DANA BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI APBD depoklik.com I. PENDAHULUAN Penanganan Kemiskinan di Indonesia terus diupayakan melalui berbagai strategi dan pendekatan dengan mengerahkan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar
Lebih terperinciPress Release KMSTP : Revisi Permendikbud No. 75 Tahun !!! Lepas Dari Mulut Harimau Masuk Mulut Buaya
Press Release KMSTP : Revisi Permendikbud No. 75 Tahun 2016...!!! Lepas Dari Mulut Harimau Masuk Mulut Buaya Pada tanggal 30 Oktober 2016, Mendikbud telah menandatangani Permendikbud No. 75 Tahun 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah (Mahmudi, 2011). Laporan keuangan dalam lingkungan sektor publik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan daerah pada dasarnya merupakan asersi atau pernyataan dari pihak manajemen pemerintah daerah yang menginformasikan kepada pihak lain, yaitu pemangku
Lebih terperinciPERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, kami : N a m a : Drs. YANUARTO, SE, MM, SH, MH N I P : 19570104 198703 1 002 Pekerjaan : Dosen
Lebih terperinciPENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN DI SDN 2 MILANGODAA DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN DI SDN 2 MILANGODAA DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Oleh : Asna Patilima*Nina Lamatenggo**Warni T Sumar UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAHAN DESA (Studi Kasus di Kantor Kepala Desa Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen)
IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAHAN DESA (Studi Kasus di Kantor Kepala Desa Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciPengawasan Bantuan Operasional Sekolah Berbasis Masyarakat
Policy Brief Pengawasan Bantuan Operasional Sekolah Berbasis Masyarakat Kebijakan bantuan sosial dalam locus dunia pendidikan kita telah mengenal Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang sudah berjalan dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya dalam meningkatkan kapasitas
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya dalam meningkatkan kapasitas pemerintah secara profesional untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat,
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM BANTUAN BEASISWA BEASISWA KURANG MAMPU MAHASISWA MAHASISWA PERGURUAN TINGGI PROVINSI JAWA TENGAH OLEH: TIM PENYUSUN
PANDUAN PROGRAM BANTUAN BEASISWA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU MAHASISWA PERGURUAN TINGGI PROVINSI JAWA TENGAH OLEH: TIM PENYUSUN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN Jl. Pemuda No. 134 -
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. ini termasuk penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif. Menurut Moleong
30 III. METODE PENELITIAN A. Tipe dan Jenis Penelitian Berdasarkan dari obyek dan metode analisis yang digunakan, maka penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif. Menurut Moleong
Lebih terperinci