mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa tak tentu, hal ini di jelaskan dalam Kitab Undang-Undang Dagang (KUHD) pasal 246.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa tak tentu, hal ini di jelaskan dalam Kitab Undang-Undang Dagang (KUHD) pasal 246."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi adalah suatu perjanjian (timbal balik), dengan nama seorang atau penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi untuk memberikan pergantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa tak tentu, hal ini di jelaskan dalam Kitab Undang-Undang Dagang (KUHD) pasal Asuransi dalam konsep syariah disebut dengan takaful yang berasal dari kata kafala. Sedangkan dalam ilmu sharaf Takaful ini termasuk bina muta aadi yaitu takaf aala yang berarti saling menanggung. Sementara ada yang mengartikan makna saling menjamin. 2 Melihat pada pengertian asuransi tersebut, dapat diketahui bahwa asuransi syariah dan asuransi konvensional mempunyai persamaan yaitu sama-sama saling menanggung risiko diantara sesama manusia, diantara satu dan lainnya menjadi penanggung atas risiko masing-masing. Akan tetapi mempunyai perbedaan, dalam asuransi syariah (takaful) tanggung menanggung risiko dilakukan atas dasar tolong menolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing mengeluarkan dana yang ditunjukan untuk menanggung risiko tersebut, seperti dalam hadist nabi yang diriwayatkan oleh 1 AM. Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisis, Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Pernada Media, 2005), hlm Muhamad, Lembaga-lembaga Keuangan Umat Kontemporer, (Yogyakarta: UII Press, 2000), hlm. 71 1

2 2 Abu Hurairah r.a. yang artinya Barang siapa melepaskan dari seorang muslim suatu kesulitan di dunia, Allah SWT akan melepaskan kesulitan darinya pada hati kiamat dan allah SWT senantiasa menolong hamba_nya selama ia (suka) menolong saudaranya. 3 Asuransi syariah di Indonesia berkembang sejak awal tahun 90-an, yaitu dengan berdirinya Asuransi Takaful Indonesia memlalui SK Men.Keu No Kep 385/KMK.017/1994. Perusahaan yang bergerak di bidang asuransi syariah dengan jalan menghindari hal-hal yang diharamkan dalam syariat Islam, seperti transaksi gharar (ketidakjelasan), maisir (perjudian), riba (bunga). Untuk mendukung penerapan operasionalnya asuransi syariah di Indonesia Dewan Syariah Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang pedoman umum Asuransi syariah. 4 Adapun bunyi fatwa DSN MUI No 21 Tahun 2001 pasal tujuh mengenai klaim adalah sebagai berikut: 5 1. Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang disepakati pada awal perjanjian. 2. Klaim dapat berbeda jumlah sesuai dengan premi yang dibayarkan. 3. Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta dan merupakan kewajiban perusahaan untuk memenuhinya. 4. Klaim atas akad tabarru, merupakan hak peserta dan merupakan kewajiban perusahaan sebatas yang disepakati dalam akad. 3 Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah, Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm Muhamad Firdaus, Sistem Operasional Asuransi Syariah, (Jakarta: Renaisan,2005), hlm 18 5 Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah, (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 505

3 3 Sedangkan untuk asuransi kesehatan dimulai dengan adanaya asuransi sosial yaitu asuransi kesehatan pegawai negeri diikuti oleh asuransi sosial kesehatan bagi para pegawai swasta dalam program Jamsostek. Perkembangan kehidupan sosial di Indonesia yang semakin komplek telah mendorong meningkatnya kebutuhan atas biaya pemeliharaan kesehatan dan biaya pengobatan. Untuk memenuhi kebutuhaan tersebut maka berbagai sistem pemeliharaan kesehatan dikembangkan. 6 Dilihat dari perkembangannya selama periode perkembangan Asuransi Syariah sangatlah mengembirakan dibandingkan konvensional yang hanya mencapai rata-rata 20%. Pertumbuhan Asuransi Syariah bisa mencapai rata-rata 40% dalam 5 tahun terakhir. Hal ini cukup menggambarkan bahwa peminat Asuransi Syariah semakin bertambah setiap tahunnya, walaupun pada akhir 2005 pangsa pasar Asuransi Syariah tercatat baru mencapai 1,5% dari total asuransi di Indonesia. 7 Melihat prospek yang sangat cerah ini, sejak tahun 2003 banyak perusahan asuransi konvensional yang membuka cabang syariah. Situasi ini juga didorong oleh keluarnya KMK (Keputusan Menteri Keuangan) terbaru tahun 2003 yang mengatur regulasi syariah serta semakin berkembangnya bank-bank syariah dan lembaga keuangan syariah lainnya di Indonesia. Selain itu, adanya otonomi daerah yang semakin kuat, tingkat kesadaran masyarakat 6 Sutopo Patria Jati, Perkembangan Asuransi Kesehatan, http//eprints.undip.ac.id/35426/2/4 diakses pada tanggal 8 Maret Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: Mizan, 2006), hlm. 199

4 4 terhadap produk asuransi meningkat dan juga agama Islam yang dianut mayoritas penduduk Indonesia merupakan faktor pendukung yang penting dalam perkembangannya asuransi syariah di Indonesia. 8 Takafulink Salam merupakan produk investasi murni syariah dengan 4 jenis investasi campuran melalui sistem pengelolaan syariah, dimana peserta asuransi mendapat tambahan manfaat asuransi kesehatan. 9 Masa perjanjian Takafulink Salam hingga 70 tahun, atau umur dikurangi usia saat masuk sebagai peserta dengan ansuran minimal Rp ,00/bulan, Adapun untuk jumlah peserta asuransi kesehatan pada produk Takafulink Salam di Hijrah Agency Takaful Keluarga Kota Pekalongan mengalami naik turun. Gambar 1.1 Jumlah peserta Takafulink Salam di Hijrah Agency Takaful Keluarga Kota Pekalongan Sumber : Data admin asuransi Takaful Pekalongan tahun 2014 Dari gambar diatas produk Takafulink Salam mengalami peningkatan mencapai 43 peserta pada tahun 2013 dari 6 peserta pada tahun 8 Ibid, hlm Buku panduan administrasi Takaful keluarga

5 5 2010, namun mengalami penurunan pada tahun 2014 hanya 33 peserta hal ini dikarenakan aktifitas agen yang menurun. 10 Terdapat dua akad yang melandasi mekanisme asuransi syariah yaitu akad Tijarah dan akad Tabarru. Akad Tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan komersial. Akad tijarah yang digunakan dalam asuransi syariah adalah akad mudharabah dimana perusahaan asuransi bertindak sebagai mudharib (pengelola) dan peserta bertindak sebagai shabibul mall (pemegang polis/pemilik dana). Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi, ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut bukan akibat kelalaian pihak pengelola. Seandainya kerugian itu disebabkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Sedangkan akad tabarru adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebaikan dan tolong menolong, bukan semata untuk tujuan komersial. Dalam hal ini peserta memberikan hibah yang akan digunakan untuk menolong peserta lain yang mendapatkan musibah. Sedangkan perusahaan sebagai pengelola dana hibah. Tujuan dari dana tabarru adalah memberikan dana kebajikan dengan niat ikhlas untuk tujuan saling membantu satu dengan yang lain sesama peserta asuransi syariah apabila diantaranya ada yang terkena musibah. Oleh karenanya, dana tabarru disimpan dalam satu rekening khusus, dimana bila terjadi risiko, dana klaim yang diberikan adalah dari rekening dana tabarru 10 Wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini pada tanggal 13 Maret 2015, pukul WIB

6 6 yang sudah diniatkan oleh semua peserta untuk kepentingan tolong menolong. 11 Asuransi memang tidak bisa mencegah musibah tapi setidaknya bisa menanggulangi akibat keuangan yang terjadi. 12 Dalam prakteknya asuransi tidak menawarkan penanggulangan risiko kehilangan jiwa, harta, maupun manfaat tetapi menawarkan suatu bentuk penanggulangan risiko hilangnya pendapatan, harta, manfaat atau risiko ketidakpastian finansial yang disebabkan oleh meninggal dini, cacat, terkena penyakit, kecelakaan, bencana alam, melapetaka yang dapat dihalangi kemampuan seseorang/alat untuk mencapai tujuan keuangan serta dapat dikategorikan sebagai bentuk tabungan untuk jangka waktu menengah maupun jangka panjang misalnya untuk pemeliharaan kesehatan. Masalah terbesar pada asuransi adalah pada saat pengajuan klaim yang dilakukan oleh peserta asuransi. Terkadang ada juga klaim yang tidak dibayar/ditanggung. Itu karena kondisi peserta yang pada saat masuk tidak jujur atau tidak melakukan medical check up. Masyarakat di Indonesia pada umumnya berpendapat bahwa bilamana mereka membeli polis dan membayar premi, maka segala risiko akan ditanggung oleh perusahaan asuransi. Pemahaman yang terlalu sederhana inilah yang seringkali menjadi pemicu munculnya sengketa dalam klaim asuransi karena tertanggung kurang memahami kontrak dari asuransi yang dimilikinya. Faktanya adalah didalam 11 Wawancara dengan Bapak Zaini pada tanggal 13 Maret 2015, pukul Muhamad Firdaus dkk, Op.cit

7 7 polis berisi ketentuan-ketentuan lain yang memuat risiko yang dipertanggungkan. 13 Selain pemahaman yang demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa peran agen juga mempunyai dampak terhadap nasabahnya. Ada pengakuan dari nasabah asuransi yang merasa dikorbankan oleh agennya. Mereka tidak menawarkan produk yang menguntungkan nasabahnya, sikap agen yang hanya memberi pelayanan baik ketika masih dalam taraf penawaran dan ketika nasabah sudah membeli, kondisi sikap agen berbalik seratus delapan puluh derajat. Susah dihubungi, dan tidak membantu nasabah ketika membutuhkan bantuan pertanyaan seputar polisnya. Hal yang demikian yang menjadikan nasabah kecewa, dan kekesalannya tidak ditumpahkan ke agen, melainkan berbentuk kekecewaan pada produk asuransinya. 14 Hijrah Agency Takaful Keluarga Pekalongan selaku obyek dari penelitian adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pertanggungan. Pertanggungan Asuransi Takaful mempunyai beberapa produk saving maupun non saving, salah satunya adalah produk Takafulink Salam yang memberikan ganti rugi/santunan kesehatan kepada seseorang (tertanggung) berupa sejumlah uang biaya pengobatan dan perawatan bila diluar kehendak ia diserang penyakit. Pada prinsipnya, tolak ukur kualitas dan profesionalisme jasa yang ditawarkan di dunia asuransi adalah dalam hal penyelesaian klaim kepada tertanggung. Dikarenakan produk dalam asuransi adalah suatu janji masa 13 Abdul Aziz, Potensi Sengketa Klaim Asuransi, diakses pada tanggal 21 Maret Wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini pada tanggal 6 April 2015

8 8 datang, maka orang dapat merasakan pelayanan itu memuaskan atau tidak tertanggung pada saat terjadinya suatu musibah atau kerugian (klaim). Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengakaji secara mendalam tentang MEKANISME PENCAIRAN KLAIM ASURANSI PADA PRODUK TAKAFULINK SALAM DI HIJRAH AGENCY TAKAFUL KELUARGA RO PEKALONGAN. Alasan penulis mengambil judul tersebut karena ingin mengetahui mekanisme pencairan klaim asuransi kesehatan pada produk Takaulink Salam apabila terjadi klaim dan kesesuaian pencairan klaim asuransi kesehatan pada Hijrah Agency Takaful Keluarga Kota Pekalongan menurut pandangan Fatwa DSN No. 21 Tahun 2001 Pasal Ketujuh. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dijadikan fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mekanisme pencairan klaim asuransi kesehatan pada produk Takafulink Salam di Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan? 2. Apakah pembayaran Klaim Asuransi Kesehatan pada produk Takafulink Salam di Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan sesuai dengan Fatwa DSN MUI No. 21 Tahun 2001 Pasal Ketujuh?

9 9 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui mekanisme pencairan klaim Asuransi pada produk Takafulink Salam di Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan. 2. Untuk mengetahui kesesuaian pencairan klaim asuransi pada Produk Takafulnik Salam di Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan. D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini mempunyai 2 kegunaan, yaitu: 1. Secara akademis Untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar A.Md Perbankan Syariah di STAIN Pekalongan. 2. Secara praktis Sebagai bahan evaluasi terhadap perkembanagn pencairan klaim pada produk takafulink salam dan dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada di Hijrah Agency Takaful Keluarga Pekalongan. E. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang digunakan dari judul Mekanisme Pencairan Klaim Asuransi pada Produk Takafulnik

10 10 Salam di Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan antara lain sebagai berikut: a) Mekanisme Mekanisme adalah suatu cara yang digunakan untuk mengelola suatu usaha atau kegiatan tertentu. 15 b) Klaim Klaim adalah proses pengajuan oleh peserta asuransi untuk mendapatkan uang pertanggungan setelah melaksanakan seluruh kewajibannya kepada perusahaan asuransi berupa penyelesaian pembayaran premi sesuai denagan kesepakatan sebelumnya. 16 c) Takafulnik salam Takafulink Salam merupakan produk investasi murni syariah dengan 4 jenis investasi campuran melalui sistem pengelolaan syariah, dimana peserta asuransi mendapat tambahan manfaat asuransi kesehatan. 17 F. Telaah Pustaka Guna melengkapi penulisan Tugas Akhir ini, penulis mengumpulkan beberapa referensi guna menghasilkan karya ilmiah. Penulis menganalisisnya dari berbagai sumber tersebut untuk menghasilkan penelitian yang benarbenar ilmiah. Diantara sumber-sumber tersebut: Pertama, Tugas akhir yang berjudul Sistem Pembayaran Klaim Asuransi Kesehatan pada PT. Takaful Indonesia cabang Semarang oleh 15 Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1993), hlm Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Current Issue; Lembaga Keaungan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm Buku panduan administrasi Takaful keluarga

11 11 Novita Sulastri. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sistem pembayaran klaim asuransi kesehatan pada PT. Takaful Indonesia cabang Semarang menggunakan sistem provider dan reimbursment. Asuransi Takaful Indonesia cabang Semarang sudah menjalankan ketentuan-ketentuan yang dianjurkan oleh fatwa DSN MUI No. 21 Tahun Kedua, Tesis yang berjudul Penyelesaian klaim Asuransi Kesehatan di PT. ASKES (PERSERO) cabang utama Semarang oleh Wiyda Sofyanto. Penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris yaitu suatu penelitian yang menekankan pada fakta-fakta yang diperolehnya dari hasil penelitian yang didasarkan pada metode ilmiah serta juga berpedoman pada teori-teori hukum dan perundang-undangan yang ada. Hasil dari penelitian ini adalah penyelesaian klaim asuransi kesehatan PT. ASKES (Persero) Indonesia mempunayai dua cara yaitu Pertama, pengajuan klaim perseorangan dimana yang mengajukan klaim adalah peserta sendiri, Kedua pengajuan klaim kolektif dimana yang mengajukan adalah Unit Pelayanan yang telah mengadakan ikatan kerja sama dengan PT. Askes (Persero) sehingga peserta tidak mengeluarkan biaya apapun atas pelayanan yang telah diterimanya. 19 Ketiga, Skripsi yang berjudul Analisis Implementasi Produk Asuransi Takaful Dana Siswa PT. Takaful cabang Surakarta oleh Ida wahyuningsih. Hasil penelitian ini menyatakan implementasi produk asuransi Syariah 18 Novita Sulastri, Sistem Pembayaran Klaim Asuransi Kesehatan pada Takaful Indonesia Cabang Semarang, perpustakaan STAIN Pekalongan 2010, TA tidak diterbitkan 19 Widya Sofyan, Penyelesaian Klaim Asuransi Kesehatan di PT. ASKES (PERSERO) cabang utama Semarang, diakses pada tanggal 12 November 2014

12 12 Takaful yang meliputi pemohonan asuransi,aqad, underwriting, premi, pengelolaan dana, loading, klaim dan tempat kedudukan penelitian yang kurang sesuai dengan fatwa DSN No. 21 tahun 2001 dan yang lainnya telah sesuai dengan prinsip-prinsip yang terdapat dalam fatwa DSN. 20 Keempat, Skripsi yang berjudul Mekanisme Pengajuan kalim Produk Individu Asuransi Jiwa pada PT. MAA Life Assurance Syariah oleh Tety Anggreani. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa mekanisme pengajuan klaim cukup sederhana apabila pengaju mengisi formulir dan dilengkapi semua dokumen yang telah dipersyaratkan oleh pihak asuransi, maka perusahaan akan membayarkan klaim yang diajukan peserta. Namun klaim akan ditunda apabila ada beberapa prosedur dan syarat yang kurang dan klaim akan ditolak seluruhnya bila ditemukan data klaim tidak lengkap. 21 Dalam penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan. Yang pertama, dari keempat sumber referensi diatas sama-sama membahas tentang prosedur dan mekanisme penyelesaian klaim. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Novita Sulatri dan Ida Wahyuningsih kedua penelitian ini membahas tentang pembayaran klaim dan kesesuainnya dengan fatwa DSN MUI No. 21 tahun 2001 pasal tujuh, namun yang membedakan adalah objek yang di kaji didalam nya dimana produk yang di bahas sebelumnya adalah asuransi kesehatan kumpulan dan takaful dana siswa sedanagkan penelitian 20 Ida Wahyuningsih, Analisis Implementasi Produk Asuransi Takaful Dana Siswa PT. Takaful cabang Surakarta, STAIN Peklaongan 2006, TA tidak diterbitkan. 21 Tety Anggreani, Mekanisme Pengajuan Klaim Produk Individu Asuransi Jiwa pada PT. MAA Life Assurance Syariah, diakses pada tanggal 12 November 2014

13 13 ini objeknya takafulink salam. Ketiga, tahun periode yang digunakan berbeda dengan penelitian-penelitian lain sebelumnya. G. Kerangka Teori Klaim adalah proses pengajuan oleh peserta asuransi untuk mendapatkan uang pertanggungan setelah melaksanakan seluruh kewajibannya kepada perusahaan asuransi berupa penyelesaian pembayaran premi sesuai denagan kesepakatan sebelumnya. 22 Secara khusus, dalam proses klaim perusahaan akan memberitahukan bagaiamana suatu kejadian harus dilaporkan kepada perusahaan asuransi, tindakan apa yang harus segera dilakukan, informasi apa yang diperlukan oleh perusahaan asuransi untuk mendukung pengajuan klaim peserta. Dalam penentuan apakah perusahaan harus membayar atau menolak suatu klaim, penilai mengikuti prosedur penyelesaian dengan 4 langkah : 1) Pemberitahuan klaim 2) Bukti klaim 3) Penyelidikan klaim 4) Penyelesaian klaim 23 Kerangka teori ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran / batasan-batasan tentang teori yang akan digunakan sebagai penelitian dalam tugas akhir ini. 24 Dalam karya ilmiah ini penulis mencoba mengungkapkan suatu yang bersifat umum tentang mekanisme pencairan klaim asuransi pada 22 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Op.Cit 23 AM. Hasan Ali, Op.Cit, hlm Mardalis, Metode Penelitian suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara,cet9,2007),hlm.41

14 14 produk Takafulink Salam di Hijrah Agency Takful Keluarga RO Kota Pekalongan dan kesesuaiannya dengan fatwa DSN MUI No.21 tahun 2001 tentang pedoman umum Asuransi Syariah mengenai klaim. Oleh karena asuransi merupakan persoalan baru yang masih dipertanyakan, apakah status hukum maupun cara aktifitasnya sejalan dengan prinsip-prinsip syariah. Maka untuk memenuhi dan menjawab pertanyaan masyarakat, Dewan Syariah Nasional bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa No.21 Tahun 2001 tentang asuransi syariah, dimana pasal ketujuh yang ada dalam fatwa tersebut juga terdapat aturan tentang klaim. Baik dari segi akad maupun dari batas pembayaran klaim. H. Metode Penelitian Penulisan penelitian ini menggunakan beberapa metode penelitian, diantaranya: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian menggunakan penelitian lapangan (Field Research) artinya data-data yang digunakan dalam penelitian diperoleh melalui studi lapangan dengan cara mencatat dan mengumpulkan berbagai data dan informasi yang ditemukan di lapangan. 25 yaitu dengan melihat mekanisme pencaian klaim asuransi pada Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan. hlm.3 25 Lexy J Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1998),

15 15 2. Pendekatan Metode ini berupa pendekatan penelitian kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan data-data yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian kemudian melakukan penekanan makna terhadap kondisi obyek. 26 Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik. 27 Dari pendekatan kualitatif penulis dapat mengambil kesimpulan tentang mekanisme pencaian klaim asuransi kesehatan. Dan penelitian ini bersifat deskriptif karena analisis data yang dilakukan tidak untuk menerima atau menolak hipotesis melainkan berupa deskriptif atas gejalagejala yang dialami. 3. Sumber Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 sumber data yaitu sumber data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian, data primer ini diperoleh dari wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini selaku TAD dan Ibu Ratna Dian selaku admin serta peserta asuransi takafulink salam yang mengetahui tentang masalah yang dibahas, yang berakaitan dengan masalah mekanisme pencairan klaim dana asuransi kesehatan pada produk Takafulink Salam di Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan. 26 Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm.5 27 Ibid. hlm.8

16 16 b. Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya yaitu diperoleh dari pihak lain, bukan dari subyek penelitian. 28 Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia, serta arsip-arsip resmi. 29 Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau laporan yang telah tersedia. Dokumen yang menjadi data sekunder yaitu brosur-brosur, laporan dan arsip-arsip dari perusahaan yakni Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan. 4. Teknik Pengumpulan Data Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Metode Observasi Yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diteliti. 30 Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data tentang kondisi fisik perusahaan. Dalam hal ini penulis melakukan observasi ke tempat obyek yaitu Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan Jl. Jendral Sudirman No 18E, depan Politeknik Batik Pusmanu yang merupakan salah satu cara untuk mendapatkan data primer. hlm Anwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1989), hlm Ibid, hlm Sutrisno Hadi, Metode Research, (Yogyakarta: yayasan fakultas psikologi UGM, 1995),

17 17 b. Wawancara Merupakan dialog tanya jawab sepihak yang sistematis dan berlandaskan dengan tujuan penelitian. 31 Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini selaku TAD (Takaful Agency Directur) Perusahaan dan Ibu Ratna Dian selaku admin, serta peserta takafulink salam melalui metode ini peneliti bermaksud mencari data-data tentang mekanisme pencairan klaim asuransi pada Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan dengan gambar, tulisan, atau lainlain. 32 Dalam hal ini data-data yang diambil berupa arsip-arsip tentang mekanisme pencairan klaim asuransi pada produk Takafulink Salam di Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan. 5. Metode Analisis Data Metode analisis data yaitu metode dimana data yang dikumpulkan hanya sebagai gambaran atau pandangan yang kemudian dari gambaran tersebut dibuat narasi atau kalimat sendiri yang hanya untuk menjawab rumusan masalah. 33 Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif diartikan sebagai prosedur pemecahan 31 Ibid,hlm Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000), hlm Sutrisno Hadi, Op.Cit,hlm.46

18 18 masalah yang diselidiki dengan menggunakan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lainlain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya 34. I. Sistematika Pembahasan BAB I Pendahuluan yang akan menguraikan mengenai pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian, sistematika pembahasan. BAB II Landasan Teori, yang menelusuri semua teori yang relevan dengan topik yang diteliti mengenai gambaran umum tentang asuransi meliputi pengertian asuransi, dasar hukum asuransi,prinsip-prinsip asuransi, akad dalam asuransi dan produk asuransi Takafulink salam. BAB III Gambaran umum Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Pekalongan, mulai dari sejarah berdirinya, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, dan produk Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Pekalongan. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang penjabaran mengenai hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah yang ada, meliputi bagaimana MEKANISME PENCAIRAN KLAIM ASURANSI PADA PRODUK TAKAFULINK SALAM DI HIJRAH AGENCY TAKAFUL KELUARGA RO PEKALONGAN BAB V Penutup, berisi tentang: kesimpulan dan saran. 34 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1998), hlm. 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pencairan Klaim Asuransi Kesehatan pada Produk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pencairan Klaim Asuransi Kesehatan pada Produk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Pencairan Klaim Asuransi Kesehatan pada Produk Takafulink Salam Klaim adalah proses pengajuan oleh peserta asuransi untuk mendapatkan uang pertanggungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi sebagai salah satu lembaga keuangan non bank yang bergerak dalam bidang usaha (bisnis) pengelolaan atau penanggulangan risiko, pada hakikatnya bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi syariah merupakan prinsip perjanjian berdasarkan hukum islam antara perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi dengan pihak lain, dalam menerima amanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi atau pertanggungan timbul karna kebutuhan manusia. Seperti telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini, manusia selalu dihadapkan

Lebih terperinci

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013 Insurance Goes To Campus Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013 Asuransi Syariah Oleh: Subchan Al Rasjid Sharia Division Sharia - Marketing Manager PT. BNI Life Insurance Pengertian Asuransi-text

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Umat Islam pada zaman sekarang ini semakin bersemangat untuk merealisasikan syariat di dalam kehidupan mereka sehingga dapat sesuai dengan tuntutan al-qur an dan al-sunnah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita sebagai manusia tidak seorangpun mengetahui tentang apa yang akan terjadi di masa datang secara sempurna walaupun menggunakan berbagai alat analisis. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuransi merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran penting, karena setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian material dan

Lebih terperinci

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH 0 PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH (Studi Multi Situs pada Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko dapat terjadi pada perseorangan maupun kelompok organisasi atau perusahaan. Setiap tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini bahaya kerusakan dan kerugian adalah kenyataan yang harus dihadapi manusia di dunia. Sehingga kemungkinan terjadi risiko dalam kehidupan khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri asuransi jiwa di Indonesia berkembang cukup pesat dan memainkan peranan yang cukup besar dalam perekonomian di Indonesia dewasa ini. Seiring dengan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. diberikan kepada masyarakat dalam mengatasi risiko yang terjadi di masa yang

1. PENDAHULUAN. diberikan kepada masyarakat dalam mengatasi risiko yang terjadi di masa yang 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi merupakan lembaga keuangan non bank yang mempunyai peranan yang tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam bidang layanan jasa yang diberikan kepada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang 52 BAB IV ANALISIS A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang syariah di Semarang Berikut ini akan dijelaskan pengelolaan dana tabarru yang terdapat pada AJB Bumiputera Unit Syariah

Lebih terperinci

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan 62 BAB IV ANALISIS FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 81/DSN- MUI/III/2011 TERHADAP MEKANISME PENGEMBALIAN DANA TABARRU BAGI PESERTA YANG BERHENTI SEBELUM MASA PEMBAYARAN BERAKHIR PADA PRODUK PRULINK SYARIAH

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI (studi tentang ketentuan yang berlaku pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Surabaya) A. Analisis Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam BAB I PENDAHULUAN Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam merupakan hukum yang secara empirik hidup dalam masyarakat Indonesia (the living law) sejak masuknya Islam ke Nusantara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan Bermotor ialah kendaraan yang digerakkan oleh motor

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan Bermotor ialah kendaraan yang digerakkan oleh motor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kendaraan Bermotor ialah kendaraan yang digerakkan oleh motor (mekanik) yang berjalan diatas jalan darat (jalan aspal, jalan jalan berbatu, jalan Tanah/pasir)

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. syariah yaitu Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor

BAB V PENUTUP. syariah yaitu Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Keberadaaan prinsip indemnitas pada asuransi syariah sesuai dengan ketentuan hukum Islam. Hal ini berdasarkan fatwa-fatwa yang terkait dengan asuransi syariah yaitu Fatwa

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR Desentralisasi/ Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi

LAPORAN AKHIR Desentralisasi/ Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi LAPORAN AKHIR Desentralisasi/ Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Urgensi Sertifikasi Kelembagaan Asuransi Syariah (Takaful) Dalam Rangka Perlindungan Hukum Nasabah Tahun ke 1 dari Rencana 2 Tahun Dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Pintar, 2012, h Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 60.

BAB I PENDAHULUAN. Buku Pintar, 2012, h Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 60. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan di dunia, manusia selalu dihadapkan pada sejumlah ketidakpastian yang bisa menyebabkan kerugian finansial di masa yang akan datang. Manusia tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan ekonomi kontemporer, akibat dari perkembangan peradaban manusia dan iptek (ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberatkankalangan yang tidak mampu tetapi, juga memberatkan dari

BAB I PENDAHULUAN. memberatkankalangan yang tidak mampu tetapi, juga memberatkan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis multi dimensi yang dirasakan masyarakat saat ini, dapatdirasakan salah satunya adalah tingginya biaya pelayanan kesehatan,padahal kesehatan menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH Always Listening, Always Understanding 10 PENGENALAN SYARIAH Syariah Syariah = Undang-undang Islam Definisi : Jalan yang lurus Sumber : Al Quran (45:18) ~ kemudian

Lebih terperinci

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM A. Aplikasi Reasuransi pada Tabungan Investasi di Bank Syariah Bukopin Sidoarjo PT Bank Syariah Bukopin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu. pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu. pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu risiko yang kerap terjadi dan menimpa kehidupan manusia adalah terkait harta benda. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ialah meningkatnya kesadaran masyarakat tentang perencanaan dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. ialah meningkatnya kesadaran masyarakat tentang perencanaan dan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu di antara pengaruh kemajuan di bidang teknologi informasi, ialah meningkatnya kesadaran masyarakat tentang perencanaan dan kebutuhan adanya suatu

Lebih terperinci

(ASURANSI SYARIAH) PADA PT. ASURANSI TAKAFUL DI KANTOR CABANG PERWAKILAN SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

(ASURANSI SYARIAH) PADA PT. ASURANSI TAKAFUL DI KANTOR CABANG PERWAKILAN SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN ASPEK-ASPEK YURIDIS ASURANSI TAKAFUL (ASURANSI SYARIAH) PADA PT. ASURANSI TAKAFUL DI KANTOR CABANG PERWAKILAN SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bagian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Konsep

Lebih terperinci

perbankan di Indonesia menganut dual banking system yaitu perbankan konvensional dan

perbankan di Indonesia menganut dual banking system yaitu perbankan konvensional dan Latar Belakang Fenomena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan sistem perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah mendapat respon positif dari pemerintah dengan dikeluarkannya UU Nomor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terduga akan terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. terduga akan terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam hidupnya selalu dihadapkan pada peristiwa yang tidak terduga akan terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi perorangan maupun

Lebih terperinci

AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Pengertian Asuransi Syariah Asuransi dalam bahasa Arab disebut At ta min yang berasal dari kata amanah yang berarti memberikan perlindungan,

Lebih terperinci

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL DI PT ASURANSI SINAR MAS SYARIAH PEKALONGAN Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai akad yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmengertianya akan masalah metafisis. Manusia tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmengertianya akan masalah metafisis. Manusia tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusiasaat ini sudah sedemikian sarat dengan beragam ancaman dan resiko bahaya, yang dipicu sendiri oleh kelemahanya, kesalahan-kesalahanya, kealpaanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan

Lebih terperinci

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam sebagai ajaran rahmatan lil `alamin, pada dasarnya membuka peluang kepada siapapun untuk mengembangkan usaha di bidang perekonomian, lebih lagi menyangkut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga 91 BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Bandar Lampung Harta Hak milik dalam arti sebenarnya tidak hanya sekedar aset biasa, akan tetapi memiliki arti yang sangat

Lebih terperinci

Unsur Fatwa Ketentuan dalam fatwa Implementasi di AJB tijarah tabarru

Unsur Fatwa Ketentuan dalam fatwa Implementasi di AJB tijarah tabarru Asuransi Syariah (Ta min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau tabarru yang memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjalankan sebagian besar sistem operasional perbankan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. yang menjalankan sebagian besar sistem operasional perbankan syariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BMT pada dasarnya merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang menjalankan sebagian besar sistem operasional perbankan syariah. Baitul maal wat Tamwil (BMT)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya bank Islam di Negara Islam berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Risiko di masa yang akan datang terjadi terhadap kehidupan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Risiko di masa yang akan datang terjadi terhadap kehidupan seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Risiko di masa yang akan datang terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit, atau risiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis risiko

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil

BAB VI PENUTUP. Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil 158 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife Syariah Kantor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan prinsip syariah demi menarik perhatian masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan prinsip syariah demi menarik perhatian masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang masyarakatnya mayoritas beragama Islam, menginspirasi berbagai Lembaga Keuangan untuk menerapkan dan menggunakan sistem ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertanggungan merupakan sebuah institusi modern hasil temuan dari

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertanggungan merupakan sebuah institusi modern hasil temuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan. Asuransi sebagai salah satu lembaga keuangan yang bergerak dalam bidang pertanggungan merupakan sebuah institusi modern hasil temuan dari dunia barat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat pemanfaatan lembaga keuangan baik bank maupun non bank sulit

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat pemanfaatan lembaga keuangan baik bank maupun non bank sulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu dihadapkan pada berbagai persoalan hidup yang di dalamnya mengandung berbagai kemungkinan risiko yang harus dihadapi, baik yang bersifat material

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang semakin kuat sangat berpengaruh dalam pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang semakin kuat sangat berpengaruh dalam pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sektor usaha yang mempengaruhi perkembangan perekonomian di Indonesia yaitu sektor perbankan, dimana sektor ini memberikan dampak dalam upaya peningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah Setiap umat Islam dimanapun berada tidak ada yang tidak rindu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an dan Hadits Nabi SAW. Atau

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an dan Hadits Nabi SAW. Atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah Lembaga Keuangan atau Perbankan yang Operasionalnya dan produknya dikembangkan berlandaskan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi syariah karena produk tersebut tidak mengandung unsur riba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi syariah karena produk tersebut tidak mengandung unsur riba yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyak masyarakat Indonesia yang menginginkan produk-produk syariah untuk berinvestasi seperti perbankan syariah, saham syariah, sampai asuransi syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit pula hambatan yang harus dihadapi, terutama dalam hal. Adanya perkembangan dalam industri perbankan serta terbukanya

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit pula hambatan yang harus dihadapi, terutama dalam hal. Adanya perkembangan dalam industri perbankan serta terbukanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perbankan Indonesia di era modern saat ini mulai menunjukkan kemajuannya. Dengan kehadiran sistem perbankan syariah di dalamnya yang menjadikan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa datang hanya dapat direkayasa semata.

BAB I PENDAHULUAN. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa datang hanya dapat direkayasa semata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kita sebagai manusia tak seorang pun mengetahui tentang apa yang akan terjadi di masa datang secara sempurna walaupun menggunakan berbagai alat analisis. Hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula permintaan atau kebutuhan pendanaan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Namun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia boleh dikatakan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia boleh dikatakan mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia boleh dikatakan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan banyak berdirinya lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara Republik Indonesia yaitu Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. negara Republik Indonesia yaitu Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara Hukum, hal ini tertuang dalam konstitusi negara Republik Indonesia yaitu Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itu, setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kaitan dengan Muamalah, sebenarnya syariat Islam cukup terbuka dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kaitan dengan Muamalah, sebenarnya syariat Islam cukup terbuka dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kaitan dengan Muamalah, sebenarnya syariat Islam cukup terbuka dan mudah dipahami atau dalam bahasa yang sederhana dapat dikatakan semuanya boleh, kecuali yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terduga dimasa depan, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian

BAB I PENDAHULUAN. tidak terduga dimasa depan, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam hidupnya selalu dihadapkan pada peristiwa yang tidak terduga dimasa depan, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi perorangan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan juga terjadi di Indonesia. 1. meminjamkan uang serta memberikan jasa-jasa pembiayaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan juga terjadi di Indonesia. 1. meminjamkan uang serta memberikan jasa-jasa pembiayaan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah (LKS) baik di level nasional maupun internasional telah memberikan gambaran bahwa sistem ekonomi islam mampu beradaptasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara, tanpa Bank, bisa kita bayangkan bagaimana kita sulitnya menyimpan dan mengirimkan uang, memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu bank dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediary sangat ditentukan oleh kemampuan bank tersebut dalam menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan kontribusi bruto di industri asuransi syariah nasional diyakini masih mampu asuransi syariah nasional diyakini masih mampu bertumbuh hingga kisaran 20% sepanjang

Lebih terperinci

MAQA>S{ID SHARI> AH DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN

MAQA>S{ID SHARI> AH DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN BAB IV ANALISIS PENYELESAIAN KLAIM ASURANSI DENGAN PERSPEKTIF MAQA>S{ID SHARI> AH DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN NASABAH PRODUK TAKAFULINK SALAM DI PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA A. Penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harfiah Baitul Maal berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti. perkembangannya, yakni dari masa nabi sampai abad pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. Harfiah Baitul Maal berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti. perkembangannya, yakni dari masa nabi sampai abad pertengahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Harfiah Baitul Maal berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti rumah usaha. Baitul Maal dikembangkan berdasarkan sejarah perkembangannya, yakni dari masa nabi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Pemberian Komisi Kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah sebagai penuntun memiliki daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah sebagai penuntun memiliki daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah sebagai penuntun memiliki daya jangkau dan daya atur yang universal, artinya meliputi segenap aspek kehidupan umat manusia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Prinsip syariah yang di tuangkan dalam akad Dalam hal ini

BAB V PENUTUP. sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Prinsip syariah yang di tuangkan dalam akad Dalam hal ini BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka kini sampailah pada kesimpulan. Adapun kesimpulan yang dapat di tarik dari pembahasan pada bab sebelumnya adalah

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan produk asuransi berbasis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan produk asuransi berbasis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan produk asuransi berbasis syariah. Fenomena ini ditandai dengan munculnya PT Syarikat Takaful Indonesia yang berdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan selanjutnya disebut UU Perbankan menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kehidupan modern dewasa ini adalah suatu kebutuhan masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga keuangan tersebut adalah bank yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat pesat dan kebutuhan. menjadi dua yaitu asuransi syariah dan asuransi konvensional.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat pesat dan kebutuhan. menjadi dua yaitu asuransi syariah dan asuransi konvensional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat pesat dan kebutuhan manusia untuk mendapatkan rasa aman, kesehatan dan pendidikan baik masa sekarang maupun masa yang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM HIJRAH AGENCY PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Hijrah Agency Pekalongan. 1. Sejarah Berdiriya Hijrah Agency Pekalongan

BAB III GAMBARAN UMUM HIJRAH AGENCY PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Hijrah Agency Pekalongan. 1. Sejarah Berdiriya Hijrah Agency Pekalongan 43 BAB III GAMBARAN UMUM HIJRAH AGENCY PEKALONGAN A. Gambaran Umum Hijrah Agency Pekalongan 1. Sejarah Berdiriya Hijrah Agency Pekalongan PT. Asuransi Takaful Keluarga yang bergerak di bidang Asuransi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi.

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi. BAB V PEMBAHASAN A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus Sebagai sebuah perusahaan asuransi, maka asuransi syariah menawarkan produk-produk perasuransiannya. Produk asuransi yang dimaksud di sini adalah

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM REMUNERASI DALAM PENGGAJIAN AGEN (STUDI KASUS DI HIJRAH AGENCY TAKAFUL KELUARGA REPRESENTATIVE OFFICE (R.

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM REMUNERASI DALAM PENGGAJIAN AGEN (STUDI KASUS DI HIJRAH AGENCY TAKAFUL KELUARGA REPRESENTATIVE OFFICE (R. BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM REMUNERASI DALAM PENGGAJIAN AGEN (STUDI KASUS DI HIJRAH AGENCY TAKAFUL KELUARGA REPRESENTATIVE OFFICE (R.O) PEKALONGAN) A. Implementasi Sistem Remunerasi di Hijrah Agency Takaful

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Asuransi pada dasarnya merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang

I. PENDAHULUAN. Asuransi pada dasarnya merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi pada dasarnya merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing menghadapi kerugian kecil sebagai sesuatu yang tidak dapat diduga. Apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai bermunculannya lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai bermunculannya lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini terjadi kebangkitan kembali Sistem Ekonomi Islam, yang ditandai bermunculannya lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah. Kondisi ini menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. Lembaga keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. Lembaga keuangan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan telah berperan sangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat industri modern. Produksi berskala besar dengan kebutuhan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang

BAB I PENDAHULUAN. Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang menyatakan bahwa bunga bank itu adalah riba, dan riba sangat dilarang dan diharamkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agama serta etika dalam bermuamalah, yang memberikan nilai keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. agama serta etika dalam bermuamalah, yang memberikan nilai keuntungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekonomi Islam merupakan ajaran yang mengedepankan nilai-nilai agama serta etika dalam bermuamalah, yang memberikan nilai keuntungan secara adil kepada kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi di bidang industri pengangkutan baik darat, laut

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi di bidang industri pengangkutan baik darat, laut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini teknologi di bidang industri pengangkutan baik darat, laut maupun udara berkembang dengan pesat. Di Indonesia pun penggunaan hasil-hasil produksi teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bermuamalah dari zaman ke zaman semakin bervariasi karena adanya kebutuhan yang memaksakan manusia untuk melakukan hal tersebut. Salah satu kegiatan transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dalam mewujudkan cita-cita atau tujuan pembangunan nasional, sub sektor ini

BAB I PENDAHULUAN. di dalam mewujudkan cita-cita atau tujuan pembangunan nasional, sub sektor ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perbankan sebagai salah satu sub sektor ekonomi sangat besar peranannya dalam mendukung aktivitas dan pelaksanaan pembangunan yang merupakan alat di dalam mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, itulah cita-cita Negara dan

BAB I PENDAHULUAN. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, itulah cita-cita Negara dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, itulah cita-cita Negara dan Bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pancasila pasal ke-5. Tentunya adalah keadilan dalam

Lebih terperinci

BAB IV. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1 yaitu PRUlink. Syariah Assurance Account (PAA Syariah) dan PRUlink syariah investor

BAB IV. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1 yaitu PRUlink. Syariah Assurance Account (PAA Syariah) dan PRUlink syariah investor 53 BAB IV ANALISIS KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM ASURANSI PRUSYARIAH DALAM PERSPEKTIF PEMEGANG POLIS PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KANTOR AGENCY CABANG KUDUS 1 A. Analisis Diferensiasi Produk Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah mendapat respon positif dari

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah mendapat respon positif dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan sistem perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah mendapat respon positif dari pemerintah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia maupun dunia usaha semakin besar. Walaupun banyak metode untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia maupun dunia usaha semakin besar. Walaupun banyak metode untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan baik oleh manusia maupun dunia usaha. Dengan berkembangnya ekonomi dan teknologi yang semakin maju, kemungkinan

Lebih terperinci

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.53/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD TABARRU

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.53/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD TABARRU Lampiran 1 FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.53/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD TABARRU PADA ASURANSI SYARIAH DAN REASURANSI SYARIAH MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG AKAD TABARRU PADA ASURANSI SYARIAH

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA A. PENJELASAN SINGKAT TENTANG PT. ASURANSI TAKAFUL SURABAYA 1. Sejarah berdirinya PT. Asuransi Takaful Keluarga

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 11: Akuntansi Pengelola Dana Asuransi Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI : FATWA DSN NO 21/DSN-MUI/X/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARIAH Asuransi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Budaya organisasi merupakan pembeda antara instasi satu dengan isntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Budaya organisasi merupakan pembeda antara instasi satu dengan isntansi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Budaya organisasi merupakan pembeda antara instasi satu dengan isntansi yang lainnya.dalam setiap organisasi harus salu memperhatikan sumber daya manusia, karena

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakui eksistensinya dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-

BAB I PENDAHULUAN. diakui eksistensinya dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengadilan Agama sebagai salah satu dari empat lingkungan peradilan yang diakui eksistensinya dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok- Pokok Kekuasaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari dunia ekonomi. Aspek dunia ekonomi yang dikenal saat ini sangat luas. Namun yang sering digunakan oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aktifitas perbankan yang paling dominan adalah penyaluran dana kepada masyarakat. Penyaluran dana menjadi bagian yang sangat penting bagi bisnis bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awalnya asuransi adalah suatu kelompok yang bertujuan membentuk arisan untuk meringankan beban keuangan individu dan menghindari kesulitan pembiayaan. Secara

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil BAB 4 PEMBAHASAN Dalam penelitian ini peneliti akan membahas mengenai evaluasi atas dana kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil investasi yang menggunakan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga Keuangan Syariah yang ruang lingkupnya mikro seperti Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga keuangan yang ditumbuhkan dari peran masyarakat

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum pada

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DANA PESERTA PRODUK TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG BANJARMASIN

PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DANA PESERTA PRODUK TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG BANJARMASIN JURNAL HUMANIORA TEKNOLOGI Vol. II No.I; Oktober 2016 PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DANA PESERTA PRODUK TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG BANJARMASIN INES SARASWATI MACHFIROH

Lebih terperinci