ANALISIS PERILAKU MEKANIS DAN FISIS BETON PASCA BAKAR
|
|
- Farida Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS PERILAKU MEKANIS DAN FISIS BETON PASCA BAKAR Yulia Corsika M. S. 1 dan Rahmi Karolina 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan starlight_corss@yahoo.co.id 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan rachmie_caroline@yahoo.co.id ABSTRAK Terjadinya perubahan temperatur yang cukup tinggi, seperti pada peristiwa kebakaran akan membawa dampak pada struktur beton, permukaan struktur retak, terjadi kerusakan/keruntuhan, dan perubahan warna pada beton. Penelitian ini dilakukan terhadap beton K300 dengan sampel berupa kubus 15 cm x 15 cm x 15 cm. Pembakaran dilakukan pada temperatur 250⁰C, 500⁰C, 750⁰C, dan 1000⁰C dengan waktu penahanan selama 2, 4, dan 6 jam. Proses pendinginan dilakukan dengan cara perendaman kemudian didiamkan selama 24 jam dengan temperatur ruangan. Dari hasil penelitian diperoleh pada temperatur 250 o C, 500⁰C, 750⁰C, dan 1000⁰C penurunan kuat tekan sebesar 4,44%-7,41%, 12,59%-22,96 %, 56,44%-66,22%, dan 76,74%-100%. Pada waktu penahanan selama 2 jam, 4 jam, dan 6 jam penurunan kuat tekan sebesar 4,44%-76,74%, 6,67%-93,70 %, dan 7,41%-100%. Pada temperatur 250 o C, 500⁰C, 750⁰C, dan 1000⁰C peningkatan porositas sebesar 8,09%-9,57%, 11,79%-15,50 %, 16,98%-18,46%, dan 19,20%-26,61%. Pada waktu penahanan selama 2 jam, 4 jam, dan 6 jam peningkatan porositas sebesar 8,09%-19,20%, 8,83%-22,16%, dan 9,57%-26,61%. Dari penelitian ini terlihat bahwa kenaikan temperatur memberi dampak yang lebih besar terhadap penurunan kuat tekan beton dan peningkatan porositas beton jika dibandingkan dengan kenaikan durasi pembakaran. Melalui penelitian ini dihasilkan persamaan-persamaan regresi yang dapat digunakan untuk menghitung kuat tekan sisa pada temperatur pembakaran yang lain. Kata kunci : kebakaran, kuat tekan, porositas, temperatur, durasi ABSTRACT The significant change of temperature, as in the event of fire will have an impact on concrete structures, cracked at the surface of structure, damage / collapse, and discoloration on concrete. This research was carried out on samples of concrete cubes K300 with the size of 15 cm x 15 cm x 15 cm. Combustion was carried out at 250 C, 500 C, 750 C, and 1000 C temperatures with the holding time for 2, 4, and 6 hours. The cooling process is done by soaking and then allowed to stand for 24 hours at room temperature. The results were obtained at the temperature of at 250 C, 500 C, 750 C, and 1000 C compressive strength decreased by 4.44% -7.41% 12.59% %, 56.44% %, and 76.74% -100%. At the holding time for 2 hours, 4 hours, and 6 hours compressive strength decreased by 4.44% % 6.67% %, and 7.41% -100%. At temperatures 250 C, 500 C, 750 C, and 1000 C porosity increased by 8.09% -9.57% 11.79% %, 16.98% %, and 19.20% %. At the holding time for 2 hours, 4 hours, and 6 hours porosity increased by 8.09% % 8.83% %, % and 9.57%. This research shows that the increase of temperatures gives a greater impact on reduction of concrete compressive strength and the increase of concrete porosity, compared with the increase of combustion duration. Through this research regression equations is produced that can be used to calculate the residual compressive strength of the other combution temperatures. Keywords : fire, compressive strength, porosity, temperature, duration 1. PENDAHULUAN Terjadinya perubahan temperatur yang cukup tinggi, seperti yang terjadi pada peristiwa kebakaran, akan berpengaruh terhadap elemen-elemen struktur. Karena pada proses tersebut akan terjadi suatu siklus pemanasan dan pendinginan yang bergantian, yang akan menyebabkan adanya perubahan fase fisis dan kimiawi secara kompleks, hal ini akan mempengaruhi kualitas/kekuatan struktur beton tersebut dan akan menyebabkan beton menjadi getas (Wahyuni, E. dan Anggraini, R., 2010)
2 Masalah utama yang dihadapi dalam menangani bangunan pasca kebakaran adalah bagaimana menaksir kekuatan sisa bangunan pasca kebakaran. Dengan diketahuinya kekuatan sisa, kita dapat melakukan tindakan perbaikan yang paling efisien untuk memulihkan kondisinya seperti semula. Sehingga bangunan yang telah mengalami kebakaran dapat difungsikan kembali. Selama ini, bangunan yang telah mengalami kebakaran langsung dibongkar/dihancurkan (demolished action), padahal mungkin elemen struktur bangunan yang terbakar tersebut masih memiliki kekuatan. Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara peningkatan ketinggian suhu, lama pembakaran, dan jenis bahan pembentuk campuran beton terhadap perubahan sifat dan karakteristik beton akibat kebakaran pada elemen struktur bangunan sehingga dengan data-data tersebut kemudian dapat diketahui kekuatan sisa (residual strength) dari material beton. Dengan demikian dapat ditentukan layak tidaknya struktur bangunan tersebut dipergunakan kembali atau tidak. 2. BATASAN MASALAH 1. Beton yang diolah, dicetak dan dirawat sampai berumur 28 hari 2. Material yang digunakan : Semen Portland Tipe I Pasir Patumbak Batu pecah Air di laboratorium 3. Benda Uji berupa kubus dengan ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm 4. Mutu beton yang akan digunakan adalah K300 (f c =26,4 Mpa) 5. Suhu yang akan digunakan 250⁰C, 500⁰C, 750⁰C, dan 1000⁰C 6. Waktu pembakaran beton yang akan digunakan adalah 2 jam, 4 jam, dan 6 jam 7. Proses pendinginan beton setelah pembakaran dilakukan dengan cara perendaman, lalu dibiarkan selama 24 jam dengan suhu kamar 8. Pengujian : Sifat Mekanis (Kuat Tekan) Sifat Fisis (Porositas) 3. TUJUAN a) Mengetahui perubahan sifat mekanis beton pasca kebakaran pada suhu, mutu beton, dan durasi pembakaran tertentu. b) Mengetahui perubahan sifat fisis beton pasca kebakaran pada suhu, mutu beton, dan durasi pembakaran tertentu. c) Mengetahui penurunan kualitas beton atau pengukuran kekuatan sisa (residual strength) dari material beton setelah mengalami kebakaran pada suhu, lama pembakaran, dan mutu beton tertentu guna mendukung pendetailan / perencanaan elemen struktur dalam pelaksanaan perbaikannya. 4. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang akan digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah uji eksperimental di laboratorium. Melalui penelitian ini akan diketahi sejauh mana perbedaan pengaruh variasi suhu dan lama pembakaran terhadap kekuatan tekan dan porositas beton pada mutu beton tertentu.
3 Analisis Perilaku Mekanis dan Fisis Beton Pasca Bakar Studi Literatur Kuat tekan rencana : K300 (f c = 26,4 MPa) fas = 0,52 Pembuatan Pebakaran Suhu 250⁰C, 500⁰C, 750⁰C, dan 1000⁰C Waktu 2 jam, 4 jam, 6 jam Pengujian sampel (unt. Kontrol) tanpa pembakaran : 1. Uji kuat tekan 2. Uji Porositas Perendaman ± 4 menit Pengujian sampel : 1. Uji kuat tekan 2. Uji Porositas Analisa Analisa Kesimpulan Selesai Gambar 1. Diagram Alir Penelitian a. Benda Uji Berikut ini adalah tabel rencana jumlah benda uji untuk pengujian kuat tekan dan porositas :
4 Waktu Penahanan Suhu (jam) Tanpa Bakar 0 2 Tabel 1. Jumlah Benda Uji Pengujian Kuat Tekan dan Porositas Bakar 250⁰C 500⁰C 750⁰C 1000⁰C Jumlah b. Pembakaran Beton 26 buah Pembakaran benda uji dilakukan dengan menggunakan furnace. Pembakaran dilakukan pada suhu 250⁰C, 500⁰C, 750⁰C, dan 1000⁰C dengan variasi waktu penahanan suhu selama 2 jam, 4 jam, dan 6 jam. Setelah itu proses pembakaran dihentikan, lalu direndam ke dalam drum berisi air, kemudian didiamkan selama 24 jam dengan suhu kamar. 5. TEMPAT PENELITIAN Pembuatan benda Uji dan Pengujian Kuat tekan dan Porositas dilakukan di Laboratorium Teknologi Beton dan Bahan Rekayasa Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Pembakaran benda uji dilakukan di Bengkel Mesin Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan. 6. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Pengujian Kuat Tekan Beton Gambar 2. Grafik Temperatur ( o C) vs- Kuat Tekan (kg/cm 2 )
5 Pada temperatur 250 o C penurunan sebesar 4,44%-7,41%, pada temperatur 500 o C penurunan sebesar 12,59%-22,96 %, pada temperatur 750 o C penurunan sebesar 56,44%-66,22%, dan pada temperatur 1000 o C penurunan sebesar 76,74%-100%. Disaat suhu 500 o C kuat tekan menurun karena air yang terserap pada agregat mulai menguap. Disaat temperatur 500 o C sampai dengan 750 o C terjadi penurunan kekuatan tekan yang signifikan. Penurunan kuat tekan ini disebabkan karena pasta semen yang sudah terhidrasi terurai kembali Ca(OH) 2 CaO + H 2 O. CaO (kapur) yang bersifat higroskopis (menyerap air), sedangkan H 2 O mulai menguap pada temperatur 100 o C karena panas sehingga menyebabkan beton kering dan rapuh (Febrina, F., 2010). Pada suhu 1000 o C dengan penahanan 6 jam tampak fisik permukaan beton sudah mengelupas dan strukturnya bagian dalamnya sangat rapuh sehingga jarum penunjuk pada mesin compress tidak bergerak lagi ketika diberikan pembebanan. Kapur dari hasil pembakaran bila ditambahkan air akan mengembang dan retak-retak. Semen dan air berfungsi sebagai perekat serta penguat beton. Selama proses hidrasi, dua komponen senyawa terpenting dalam butiran semen yaitu C 2 S dan C 3 S akan bereaksi dengan H 2 0 dan menghasilkan CSH dan (CaOH) 2. C- S-H berfungsi sebagai zat penentu kekerasan beton dan pengikat agregat. Proses hidrasi adalah proses dimana komposisi kimia semen CaO disingkat C, SiO 2 disingkat S, Al 2 O 3 disingkat A, Fe 2 O 3 disingkat F, bereaksi dengan air H 2 O disingkat (H). Efek proses hidrasi ini kemudian menjadikan kristal-kristal berukuran mikro dan nano yang disebut gel dan Ca(OH) 2 yang akan tumbuh terus mengisi rongga-rongga kristal dimana rongga-rongga tersebut berisi air dan tumbuh menjadi kristal-kristal padat yang sesuai berjalannya waktu terus tumbuh memadati ruang-ruang kristal yang masih kosong. Karena unsur CSH merupakan unsur utama yang menopang kekuatan beton, maka pengurangan CSH yang jumlahnya cukup banyak akan sangat mengurangi kekuatan beton. Gambar 3. Grafik Waktu Penahanan (Jam) vs- Kuat Tekan (kg/cm 2 ) Pada waktu penahanan selama 2 jam terjadi penurunan sebesar 4,44%-76,74%, pada waktu penahanan selama 4 jam terjadi penurunan sebesar 6,67%-93,70 %, dan pada waktu penahanan selama 6 jam terjadi penurunan sebesar 7,41%-100%.
6 b. Pengujian Porositas Beton Porositas beton dapat diperoleh dengan menggunakan rumus : Dengan : mb = Massa basah benda uji sebelum dibakar (gram), mk = Massa kering benda uji setelah dibakar (gram), V b = Volume benda uji kubus (cm 3 ), = massa jenis air (1 gr/cm 3 ) Beton Normal Tanpa Pembakaran Dari hasil pengujian, diperoleh porositas rata-rata untuk beton normal tanpa pembakaran sebesar 3,02 % Beton dengan pembakaran Data hasil pengujian kekuatan tekan beton untuk tiap-tiap suhu dan waktu pembakaran adalah sebagai berikut : Gambar 4. Grafik Temperatur ( o C) -vs- Porositas (%) Pada temperatur 250 o C terjadi peningkatan porositas sebesar 8,09%-9,57%, pada temperatur 500 o C peningkatan sebesar 11,79%-15,50 %, pada temperatur 750 o C peningkatan sebesar 16,98%-18,46%, dan pada temperatur 1000 o C porositas bertambah sebesar 19,20%-26,61% dari porositas beton normal.
7 Gambar 5. Grafik Waktu Penahanan (Jam) -vs- Porositas (%) Pada waktu penahanan selama 2 jam terjadi peningkatan porositas sebesar 8,09%-19,20%, pada waktu penahanan selama 4 jam terjadi peningkatan sebesar 8,83%-22,16%, dan pada waktu penahanan selama 6 jam porositas bertambah sebesar 9,57%-26,61% dari porositas beton normal Dari hasil pengujian diatas terlihat bahwa semakin tinggi temperatur pembakaran, maka porositas beton makin besar, hal ini mengakibatkan beton menjadi keropos. Begitu pula semakin lama waktu penahanan maka porositas beton semakin besar. Hal tersebut disebabkan karena (H 2 O) yang terkandung di dalam beton sebagian besar akan menguap. Molekul air yang akan keluar (migrasi) terhalang, maka terjadi gesekan dengan pori pori beton akibatnya timbul retak retak mikro, sehingga porositas beton meningkat. Dengan meningkatnya porositas, maka kuat tekan beton menjadi turun dan menyebabkan kerusakan pada struktur beton. (Ray, Norman, 2009) c. Pengamatan Warna Dan Kondisi Visual Beton Perubahan warna beton mulai tampak disaat suhu 500 o C yang berwarna cokelat keabu-abuan. Hal ini terjadi karena adanya senyawa garam besi dalam agregat atau pasir beton yang menyebabkankan beton berubah warna. Jika suhu mencapai 750 C terjadilah proses karbonisasi yaitu terbentuk Calsium Carbonat (CaCO3) yang berwarna keputih-putihan sehingga merubah warna beton menjadi lebih terang (Febrina, F., 2010). 7. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Fenomena kebakaran pada struktur beton akan menyebabkan perubahan struktur, antara lain retak, kerusakan/keruntuhan, dan perubahan warna permukaan beton. Warna beton akan berubah sejalan dengan naiknya temperatur. Perubahan warna tesebut disebabkan karena agregat atau pasir yang mengandung beberapa senyawa besi yang juga dapat menyebabkan korosi. 2. Beton akan mengalami penurunan kekuatan seiring degan kenaikan suhu. 3. Beton akan mengalami penurunan kuat tekan seiring dengan lamanya durasi pembakaran.
8 4. Semakin tinggi temperatur pembakaran menyebabkan porositas beton semakin besar 5. Semakin lama durasi kebakaran menyebabkan porositas beton semakin besar. Saran 1. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menguji sifat mekanik atau sifat fisis beton pasca bakar yang lain seperti elastisitas, kuat tarik, atau sifat beton pasca bakar lainnya yang belum pernah diteliti sebelumnya. 2. Untuk pengembangan penelitian selanjutnya dapat dicoba terhadap beton dengan campuran bahan additive, terhadap beton dengan mutu beton berbeda, dan terhadap beton bertulang dengan menitik beratkan pada pengujian tulangan. 3. Peneliti berikutnya dapat melakukan validasi dengan meneliti beton pasca bakar dengan variasi durasi dan temperatur yang belum pernah diteliti sebelumnya. 8. DAFTAR PUSTAKA Febrina, F., 2010, Pengaruh Suhu Dan Waktu Pembakaran Pada Struktur Beton Terhadap Kuat Tekan Beton, Departemen Fisika Universitas Sumatera Utara, Medan. Ray, Norman, 2009, Pengaruh WC Ratio Pada Perubahan Perilaku Beton Mutu Normal Pada Temperatur Tinggi Pasca Kebakaran, Teknik Sipil ITATS, Surabaya. Wahyuni, E. dan Anggraini, R., 2010, Pengaruh Perbedaan Proses Pendinginan Terhadap Perubahan Fisik Dan Kuat Tekan Beton Pasca Bakar, Jurnal Rekayasa Sipil / Volume 4, No ISSN
PENGARUH VARIASI SUHU DAN DURASI PEMBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN BETON PASCA BAKAR
PENGARUH VARIASI SUHU DAN DURASI PEMBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN BETON PASCA BAKAR Juhariadi 1), Andre Novan 2), Alex Kurniawandy 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, 2) 3) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciANALISA KAJIAN BETON PASCA BAKAR DENGAN TAMBAHAN ADMIXTURE SUPERPLASTICIZER. Deni Malik 1 dan Rahmi Karolina 2.
ANALISA KAJIAN BETON PASCA BAKAR DENGAN TAMBAHAN ADMIXTURE SUPERPLASTICIZER Deni Malik 1 dan Rahmi Karolina 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin bertambahnya jumlah penduduk, perkembangan konstruksi bangunan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia kian hari semakin meningkat, seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia sangat pesat,
Lebih terperinciANALISIS PERILAKU MEKANIS DAN FISIS BETON PASCA BAKAR TUGAS AKHIR YULIA CORSIKA M. S
ANALISIS PERILAKU MEKANIS DAN FISIS BETON PASCA BAKAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Penyelesaian Pendidikan Sarjana Teknik Sipil Disusun oleh : YULIA CORSIKA M. S. 08 0404 114 SUB JURUSAN
Lebih terperinciANALISIS KEKUATAN BETON PASCABAKAR DENGAN METODE NUMERIK
ANALISIS KEKUATAN BETON PASCABAKAR DENGAN METODE NUMERIK Yuzuar Afrizal Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil Universitas Bengkulu Jl. Raya
Lebih terperinci/BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh faktor air semen dan suhu selama perawatan.
/BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen Portland, dan air (PBI-2,1971). Seiring dengan penambahan umur, beton akan
Lebih terperinciPENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan
PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON Nora Usrina 1, Rahmi Karolina 2, Johannes Tarigan 3 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus
Lebih terperinciANALISA KAJIAN TEGANGAN BETON DENGAN CAMPURAN SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) ABSTRAK
ANALISA KAJIAN TEGANGAN BETON DENGAN CAMPURAN SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) Desi Pardede 1, Rahmi Karolina 2 dan Syahrizal 3 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No.1
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI FAKTOR AIR SEMEN DAN TEMPERATUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Irzal Agus. (Dosen Fakultas Teknik Unidayan Baubau) ABSTRACT
PENGARUH VARIASI FAKTOR AIR SEMEN DAN TEMPERATUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON Irzal Agus (Dosen Fakultas Teknik Unidayan Baubau) ABSTRACT This research is to see the effect of factor variation of semen water
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton merupakan material yang sangat sering digunakan dalam berbagai macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya adalah beton mempunyai
Lebih terperinciPENGARUH PERBEDAAN PROSES PENDINGINAN TERHADAP PERUBAHAN FISIK DAN KUAT TEKAN BETON PASCA BAKAR
PENGARUH PERBEDAAN PROSES PENDINGINAN TERHADAP PERUBAHAN FISIK DAN KUAT TEKAN BETON PASCA BAKAR Edhi Wahyuni, Retno Anggraini Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang Jl. MT.
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia
KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT Riski Febriani 1, Usman Malik 2, Antonius Surbakti 2 1 Mahasiswa Program Studi S1Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciANALISA EKSPERIMENTAL KUAT TARIK BELAH BETON PASCA PEMBAKARAN JURNAL TUGAS AKHIR
ANALISA EKSPERIMENTAL KUAT TARIK BELAH BETON PASCA PEMBAKARAN JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata 1 (S1) pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciJurnal Einstein 3 (2) (2015): 1-7. Jurnal Einstein. Available online
Jurnal Einstein 3 (2) (21): 1-7 Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unimed.ac.id/212/index.php/einstein PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LIAT SEBAGAI CAMPURAN TERHADAP KEKUATAN BETON PASCA BAKAR Ekasari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan rekayasa teknologi dalam bidang teknik sipil pada saat ini terasa begitu cepat, yaitu beton sebagai salah satu unsur teknik sipil yang selalu mengalami
Lebih terperinciKAJIAN KUAT TEKAN BETON PASCA BAKAR DENGAN DAN TANPA PERENDAMAN BERDASARKAN VARIASI MUTU BETON
KAJIAN KUAT TEKAN BETON PASCA BAKAR DENGAN DAN TANPA PERENDAMAN BERDASARKAN VARIASI MUTU BETON Remigildus Cornelis 1 (remy_cor@yahoo.com) Dosen pada Jurusan Teknik Sipil FST Undana Elia Hunggurami 2 (eliahunggurami@yahoo.com)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidrasi dan menghasilkan suatu pengerasan dan pertambahan kekuatan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton terdiri atas agregat, semen dan air yang dicampur bersama-sama dalam keadaan plastis dan mudah untuk dikerjakan. Karena sifat ini menyebabkan beton mudah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan konstruksi bangunan di Indonesia telah berkembang dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan konstruksi bangunan di Indonesia telah berkembang dengan pesat seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, terutama di kotakota besar yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Beton merupakan material paling populer disepanjang sejarah dan menjadi material struktur yang digunakan hampir diseluruh penjuru dunia (Susilorini, 2009). Beton dibentuk
Lebih terperinciPEMULIHAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON DENGAN VARIASI DURASI PERAWATAN PASCA BAKAR
PEMULIHAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON DENGAN VARIASI DURASI PERAWATAN PASCA BAKAR A.A. Gede Sutapa, I G.N. Oka Suputra, dan Karnata Mataram Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana,Denpasar
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT
LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT 137 DAFTAR PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS, AGREGAT KASAR 1. Analisa Ayak Agregat Halus 2. Analisa Ayak Agregat Kasar 3. Berat Jenis dan Absorbsi Agregat Halus 4. Berat
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Mutu Tinggi Sesuai dengan perkembangan teknologi beton yang demikian pesat, ternyata kriteria beton mutu tinggi juga selalu berubah sesuai dengan kemajuan tingkat mutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. portland atau semen hidrolik yang lain, dan air, kadang-kadang dengan bahan tambahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton adalah batuan yang terjadi sebagai hasil pengerasan suatu campuran tertentu. Beton merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton didapatkan dengan cara mencampur
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Temperatur terhadap Kuat Tekan Beton
Ahmad, dkk. ISSN 0853-2982 Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Analisis Pengaruh Temperatur terhadap Kuat Tekan Beton Irma Aswani Ahmad Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI
PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI Petrus Peter Siregar 1 dan Ade Lisantono 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan perumahan menyebabkan kebutuhan akan bahan bangunan meningkat, hal ini karena dalam pembangunan tersebut membutuhkan bahan-bahan bangunan berupa batu, kerikil,
Lebih terperinciPENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT
PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Abdul Halim, M. Cakrawala dan Naif Fuhaid Jurusan Teknik Sipil 1,2), Jurusan Teknik Mesin 3), Fak. Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Non Pasir Beton merupakan bahan bangunan yang amat populer di masyarakat karena bahan dasarnya mudah diperoleh. Salah satu kekurangan dari beton adalah berat jenisnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggalian dan penambangan menyebabkan berkurangnya sumber daya alam bahan penyusun beton terutama bahan agregat halus dan agregat kasar. Untuk mengantisipasi hal tersebut
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil pemeriksaan material (bahan-bahan) pembentuk beton dan hasil pengujian beton tersebut. Tujuan dari pemeriksaan
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (TETES TEBU) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan
PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (TETES TEBU) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON Ahmad Prima Syahnan 1, M. Agung Putra Handana 2, Johannes Tarigan 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara,
Lebih terperinciPotensi Penggunaan Abu dan Kapur untuk Mengurangi Jumlah Semen dalam Campuran Beton Potential Use of Ashes and Lime to Reduce the Number of Cements in Concrete Mixes Y. Djoko Setiyarto 1, Muhamad Haekal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan perumahan menyebabkan kebutuhan akan bahan bangunan meningkat hal ini karena dalam pembangunan tersebut membutuhkan bahan-bahan bangunan berupa batu, kerikil,
Lebih terperinciANALISIS SIFAT MEKANIK TULANGAN BETON PASCA BAKAR (SEBAGAI BAHAN PENGAYAAN MATA KULIAH BAHAN BANGUNAN DAN STRUKTUR BETON) Agus Santoso
ANALISIS SIFAT MEKANIK TULANGAN BETON PASCA BAKAR (SEBAGAI BAHAN PENGAYAAN MATA KULIAH BAHAN BANGUNAN DAN STRUKTUR BETON) Agus Santoso (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY) ABSTRAK
Lebih terperinciDEGRADASI MEKANIK BETON NORMAL PASCA BAKAR
DEGRADASI MEKANIK BETON NORMAL PASCA BAKAR Fauzan Hamdi 1*. Muh. Syafaat S. Kuba 2 1,2 Prodi Teknik Sipil Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Makassar Jl. Sultan Alauddin No.259 Makassar
Lebih terperinciKUAT LENTUR BALOK YANG MENGALAMI PERBEDAAN TEMPERATUR DAN PROSES PENDINGINAN
KUAT LENTUR BALOK YANG MENGALAMI PERBEDAAN TEMPERATUR DAN PROSES PENDINGINAN Retno Anggraini 1 dan Edhi Wahjuni,S 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Brawijaya Malang, Jl. MT.Haryono 167, Malang Email:
Lebih terperinciBahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit merek Holcim, didapatkan dari toko bahan
Lebih terperinciPERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I
PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I I Made Alit Karyawan Salain 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana,
Lebih terperinciPengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi
JRSDD, Edisi Juni 2016, Vol. 4, No. 2, Hal:175-184 (ISSN:2303-0011) Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi Mutiara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan secara terus-menerus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan secara terus-menerus yang diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat dan kesejahteraan secara umum. Dalam pelaksanaannya,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland Composite Cement) Merek Holcim, didapatkan
Lebih terperinciJurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014
JURNAL PENGARUH PENAMBAHAN MATERIAL HALUS BUKIT PASOLO SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN PASIR TERHADAP KUAT TEKAN BETON dipersiapkan dan disusun oleh PRATIWI DUMBI NIM: 5114 08 051 Jurnal ini telah disetujui
Lebih terperinciPENGARUH PERSEN HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA
PENGARUH PERSEN HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA Dahyunir Dahlan, Sri Mulyati Laboratorium Fisika Material - Jurusan Fisika, FMIPA UNAND
Lebih terperincibersifat sebagai perekat/pengikat dalam proses pengerasan. Dengan demikian
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Beton adalah komposit yang terbentuk dari beberapa bahan batuan dan direkalkan oleh bahanjkat. Beton dibentuk dari pasir (agregat halus), kerikil (agregat kasar), dan ditambah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton merupakan bahan bangunan yang dihasilkan dari campuran atas semen Portland, pasir, kerikil dan air. Beton ini biasanya di dalam praktek dipasang bersama-sama
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan
Lebih terperinciScanned by CamScanner
Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8) KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN ABU TERBANG SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PORTLAND DAN AGREGAT KASAR BATU
Lebih terperinciPENGARUH WC RATIO PADA PERUBAHAN PERILAKU BETON MUTU NORMAL PADA TEMPERATUR TINGGI PASCA KEBAKARAN. Norman Ray Staf Pengajar Teknik Sipil ITATS
PENGARUH WC RATIO PADA PERUBAHAN PERILAKU BETON MUTU NORMAL PADA TEMPERATUR TINGGI PASCA KEBAKARAN Norman Ray Staf Pengajar Teknik Sipil ITATS A B S T R A K Tingkat keparahan bangunan akibat kebakaran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin pesatnya pertumbuhan pengetahuan dan teknologi di bidang konstruksi yang mendorong kita lebih memperhatikan standar mutu serta produktivitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Beton merupakan campuran antara semen, agregat, air, dan kadangkadang memakai bahan tambah yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat sampai bahan bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beton, minimal dalam pekerjaan pondasi. Semakin meluasnya penggunaan beton
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam teknik sipil, beton digunakan untuk bangunan pondasi, kolom, balok, dan pelat. Beton juga digunakan dalam teknik sipil transportasi untuk pekerjaan rigid pavement
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL Hardiyanto Eka Putra 1)., Dharma Sardjana 2)., Eddy Samsurizal 2) ABSTRACT In the manufacture
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayu Wulandari,2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran sebagai salah satu bencana yang harus diwaspadai tercatat kebakaran menyumbang 15 % dari total bencana di Indonesia. Pada tahun 2011, terjadi sekitar 16.500
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian
11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian direkatkan dengan semen Portland yang direaksikan dengan
Lebih terperinciSemen (Portland) padatan berbentuk bubuk, tanpa memandang proses
Semen (Portland) Semen didefinisikan sebagai campuran antara batu kapur/gamping (bahan utama) dan lempung / tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk, tanpa
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penjelasan Metodelogi Penelitian Dalam proses pengerjaan pembuatan campuran beton ada beberapa tahap yang perlu di perhatikan adalah : 1. Tahap persiapan Sebelum melakukan penuangan
Lebih terperinciPERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA
Perbandingan Tekan.. Kering Udara PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra, Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan
BAB I I TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar) dan ditambah dengan
Lebih terperinciSARFIN HALIM
SUBSTITUSI AGREGAT HALUS PADA BETON DENGAN LIMBAH PRODUKSI PABRIK PENGECORAN LOGAM TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat dalam menempuh Colloqium Doctum/Ujian Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan, teknis pelaksanaan, dan pada tahap analisa hasil, tidak terlepas dari peraturan-peraturan maupun referensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. campuran tertentu. Beton merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton adalah batuan buatan yang terjadi sebagai hasil pengerasan suatu campuran tertentu. Beton merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton didapatkan dengan cara
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC)
PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC) Bing Santosa 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Janabadra Yogyakarta, Jl. TR.Mataram
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:
STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL Endra Pramana Asmita 1) Crisna Djaya Mungok 2) Cek Putra Handalan 2) Email: job_sipil@yahoo.co.id
Lebih terperinciPEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON
PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON Maria 1, Chris 2, Handoko 3, dan Paravita 4 ABSTRAK : Beton pozzolanic merupakan beton dengan penambahan material
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton menggunakan kapur alam dan menggunakan pasir laut pada campuran beton
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MORTAR DAN BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO
KARAKTERISTIK MORTAR DAN BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO Permana Putra Prasetio 1, Gary Kartadinata 2, Djwantoro Hardjito 3, dan Antoni 4 ABSTRAK : Penelitian ini membahas pengaruh ukuran
Lebih terperinciPEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA
PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA 03-2847-2002 USE OF CLAY EX. BENGALON AS AGGREGATE MADE AND SAND EX.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton banyak digunakan secara luas sebagai bahan kontruksi. Hal ini dikarenakan beton memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahan yang lain, diantaranya
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen struktural maupun non-struktural.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada setiap pelaksanaan konstruksi di bidang teknik sipil. Beton merupakan campuran antara semen,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Bata Beton Bata beton adalah suatu jenis unsur bangunan berbentuk bata yang dibuat dari bahan utama semen Portland, air dan agregat yang dipergunakan untuk pasangan dinding. Bata
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen Portland, dan air ( PBBI 1971 N.I. 2 ). Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
A. Beton BAB III LANDASAN TEORI Menurut Tjokrodimuljo (2007), beton adalah campuran antara semen portland, agregat kasar, agregat halus, air dan terkadang ditambahkan dengan menggunakan bahan tambah yang
Lebih terperinciBABV HASiL DAN PEMBAHASAN
BABV HASiL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Pemeriksaan Material Pemeriksaan material beton dilakukan terhadap agregat halus, agregat kasar dan bahan tambah ban karet. Hasil pemeriksaan agregat dan bahan tambah
Lebih terperinciPENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON
PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON Partogi H. Simatupang 1 (simatupangpartogi@yahoo.com) Tri M. W. Sir 2 (trimwsir@yahoo.com) Anna S. Kurniaty 3 (viyakurniaty92@gmail.com)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Batako semen atau batako pres merupakan batako yang dibuat dari campuran semen, pasir atau dapat juga diberi bahan tambah seperti abu batu dan bahan lainya. Ada yang dibuat secara
Lebih terperinciWC RATIO PADA PERUBAHAN PERILAKU BETON MUTU NORMAL PADA TEMPERATUR TINGGI PASCA KEBAKARAN Norman Ray Staf Pengajar Teknik Sipil ITATS Surabaya
WC RATIO PADA PERUBAHAN PERILAKU BETON MUTU NORMAL PADA TEMPERATUR TINGGI PASCA KEBAKARAN Norman Ray Staf Pengajar Teknik Sipil ITATS Surabaya ABSTRACT The level damage building effect of fire can be determined
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Semen Semen merupakan bahan yang bersifat hirolis yang bila dicampur air akan berubah menjadi bahan yang mempunyai sifat perekat. Penggunaannya antara lain meliputi beton, adukan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN ANALISA
BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4.1. HASIL PENGUJIAN MATERIAL Sebelum membuat benda uji dalam penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan berbagai pengujian terhadap material yang akan digunakan. Tujuan pengujian
Lebih terperinciPEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 213 (479-485) ISSN: 2337-6732 PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD Maria M. M. Pade E. J. Kumaat,
Lebih terperinciPENGARUH PEMANFAATAN ABU KERAK BOILER CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE) SEMEN TERHADAP KUATTEKAN MORTAR
66 PENGARUH PEMANFAATAN ABU KERAK BOILER CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE) SEMEN TERHADAP KUATTEKAN MORTAR (Jamizar *, Iskandar G. Rani **, Prima Yane Putri *** Email: Jamizar.civil07@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1
I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton adalah bahan konstruksi yang terbuat dari campuran agregat halus dan agregat kasar dengan semen sebagai matrik bahan pengikat. Dalam pemakaiannya, terutama
Lebih terperinciANALISA PENGARUH TEMPERATUR AIR TERHADAP KUAT TEKAN BETON (PENELITIAN) Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil Universitas Medan Area (UMA)
ANALISA PENGARUH TEMPERATUR AIR TERHADAP KUAT TEKAN BETON (PENELITIAN) Harry Candra Siregar, Ir. H. Irwan, Mt 1), Ir. Nurmaidah, Mt 2) 1) 2) Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil Universitas Medan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Beton Beton dibentuk oleh pengerasan campuran semen, air, agregat halus, agregat kasar (batu pecah atau kerikil), udara dan kadang-kadang campuran tambahan lainnya. Campuran yang
Lebih terperinciPENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON
PENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON Nini Hasriyani Aswad Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Haluoleo Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu
Lebih terperinciLeslie 1, Daniel Rumbi Teruna 2, Rahmi Karolina 3 ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN (ACCELERATOR ADMIXTURE), KAPUR DAN PENGARUH CURING PADA PEMBUATAN BATA BETON RINGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI BATA MERAH Leslie 1, Daniel Rumbi Teruna 2, Rahmi Karolina
Lebih terperinciPengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan
Jurnal Fisika Unand Vol. 6, No. 4, Oktober 2017 ISSN 2302-8491 Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan Firda Yulia
Lebih terperinciproporsi perbandingan tertentu dengan ataupun tanpa bahan tambah yang
BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang digunakan, materi penyusun beton, penghitungan kuat desak dan hipotesis. 3.1 Umum Menurut SK SNI T-l5-1991-03 (1991), beton (concrete)
Lebih terperinciKinerja Kuat Tekan Beton dengan Accelerator Alami Larutan Tebu 0.3% Lampiran 1 Foto Selama Penelitian
Lampiran 1 Foto Selama Penelitian Gambar L.1 Uji Kuat Tekan Silinder Gambar L.2 Benda Uji Normal 7 hari Gambar L.3 Benda Uji Normal 14 hari Gambar L.4 Benda Uji Normal 28 hari Gambar L.5 Benda Uji Sukrosa
Lebih terperinciPENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate
14 Spektrum Sipil, ISSN 58-4896 Vol. 1, No. 2 : 14-149, September 214 PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate Joedono, Mudji Wahyudi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Umum. Beton non pasir atau sering disebut juga dengan no fines concrete merupakan merupakan bentuk sederhana dari jenis beton ringan, yang dalam pembuatannya tidak menggunakan
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH KALENG BEKAS SEBAGAI SERAT DAN PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP SIFAT MEKANIS BETON. Luhut Parulian Bagariang 1.
PEMANFAATAN LIMBAH KALENG BEKAS SEBAGAI SERAT DAN PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP SIFAT MEKANIS BETON Luhut Parulian Bagariang 1. Nursyamsi 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan
Lebih terperinciPERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN PERMEABILITAS BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I
PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN PERMEABILITAS BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I I Made Alit Karyawan Salain 1 1. Pendahuluan Salah satu faktor yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di
26 BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam penelitian
Lebih terperinciREAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK
Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 REAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK I Made Alit Karyawan Salain 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Bagan alir penelitian atau penjelasan secara umum tentang urutan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Lebih terperinciPENGARUH KADAR AIR AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON ABSTRACT
Pengaruh Kadar Air.. Kuat Tekan Beton Arusmalem Ginting PENGARUH KADAR AIR AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON Arusmalem Ginting 1, Wawan Gunawan 2, Ismirrozi 3 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN PADA BETON MUTU NORMAL
PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN PADA BETON MUTU NORMAL Ilham Jaya Kusuma Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil S1, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru 28293, email: ilham.dastos6@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menjadi unsur utama bangunan. Kelebihan beton antara lain memiliki kuat tekan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dunia konstruksi, beton merupakan bahan yang banyak digunakan dan menjadi unsur utama bangunan. Kelebihan beton antara lain memiliki kuat tekan yang tinggi
Lebih terperinciKUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN
KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN Rosyid Kholilur Rohman Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun Abstract The composition of concrete with a mixture 1: 2: 3 (volume
Lebih terperinci