PENGARUH FRAKSI VOLUME TERHADAP KARAKTERISASI MEKANIK GREEN COMPOSITE WIDURI EPOXY
|
|
- Shinta Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH FRAKSI VOLUME TERHADAP KARAKTERISASI MEKANIK GREEN COMPOSITE WIDURI EPOXY Yeremias M. Pell Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto-Penfui Kupang, Telp. (0380) ABSTRAK Serat widuri (calotropis gigantea fiber) merupakan salah satu serat alam yang berpotensi sebagai penguat material komposit. Salah satu faktor penting yang menentukan karakterisasi komposit adalah perbandingan serat dengan matriksnya yang ditunjukkan dalam bentuk fraksi volume. Riset ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi mekanik dari serat widuri tanpa perlakuan kimia yang diistilahkan sebagai green composite dengan matriks resin epoksi dengan variasi fraksi volume, yaitu 15 %, 30 % dan 45 %. Karakterisasi mekanik yang sudah diteliti adalah kekuatan tarik, regangan dan modulus elastisitas, kekuatan bending dan ketangguhan impak. Dengan pendekatan analisa variance dan standar deviasi, diperoleh hasil sebagai berikut: kekuatan tarik, regangan tarik dan modulus elastis tertinggi diperoleh pada fraksi volume 45% sebesar ± MPa, 3.82 ± 0.38 %, dan 3.64 ± 0.97 GPa. Demikian juga kekuatan bending dan impak diperoleh nilai tertinggi pada fraksi volume 45%, yaitu: ± 5.66 MPa dan kj/m 2. Selanjutnya dilakukan analisa kualitatif melalui foto SEM dan foto makro. Berdasarkan kedua cara analisa ini, menunjukkan bahwa dengan meningkatnya fraksi volume, maka nilai-nilai yang menunjukkan karakterisasi mekanik green composite widuri epoksi, semakin meningkat. Kata Kunci: Komposit, Serat Widuri, Epoksi, Fraksi Volume, Karakterisasi Mekanik. 1. PENDAHULUAN Alasan untuk memilih serat alam sebagai penguat komposit menurut beberapa peneliti antara lain: (1) komposit serat alam ramah lingkungan, mempunyai sifat mekanik yang baik (bisa bersaing dengan serat sintetis), relatif murah [Liu & Dai, 2007]; (2) berat jenis serat alam lebih kecil dalam kisaran 1,25 1,5 gr/cm 3 dibandingkan dengan E- glass (2,54 gr/cm 3 ) dan serat Carbon (1,8 2,1 gr/cm 3 ), [Mallick, 2007]. Oleh karena itu menurut Mallick (2007), serat alam jauh lebih ringan sehingga konsumsi energi untuk menghasilkannya lebih kecil. Selain itu serat alam juga dapat diperbaharui (renewable) dan selalu tersedia. Alasan-alasan inilah yang mendorong berkembangnya penelitian tentang rekayasa material di bidang komposit, baik yang sudah ada maupun yang masih baru. Untuk membentuk komposit ada tiga syarat utama yang harus dipenuhi, yaitu pertama terdiri dari dua material atau lebih yang mempunyai sifat berbeda, kedua, memiliki ikatan yang kuat antara matriks dan seratnya dan ketiga, penggabungan material yang berbeda akan menghasilkan material baru yang mempunyai sifat yang berbeda pula dari material-material pembentuknya (sebelum digabung). Berkaitan dengan hal itu, maka salah satu aspek yang penting diperhatikan, yaitu informasi ikatan antar muka (interface) antara serat dan matriks, dimana hal ini akan sangat berpengaruh pada sifat mekaniknya. Banyak peneliti mengungkapkan fakta bahwa untuk meningkatkan ikatan interface itu dapat dilakukan dengan memberikan perlakuan kimia pada serat. Wang (2004), menjelaskan bahwa ikatan antara serat dan matriks dipengaruhi oleh moisture absorption dan wettability, dimana debonding dapat terjadi dengan mudah apabila serat mempunyai moisture absorption yang tinggi dan wettability yang jelek. Salah satu parameter wettability yaitu sudut kontak antara serat dan matriks, telah juga disampaikan oleh Pell (2010), dimana sudut kontak di atas 45 0 mempunyai wettability yang rendah. Itu berarti ikatan interface menjadi lemah. Hal ini biasa terjadi pada serat tanpa perlakuan kimia. Sebelumnya Marsyahyo (2005), Korte (2006), Candra (2009), juga telah mengungkapkan fakta bahwa dengan perlakuan alkali pada serat maka akan meningkatkan mechanical interlocking antara serat dan matriksnya. Kemudian Ray, dkk (2004) dan Umar (2009) menjelaskan bahwa perlakuan alkali pada serat, meningkatkan sifat mekanik komposit dibandingkan dengan komposit serat tanpa perlakuan (green composite). Informasi-informasi diatas semuanya mengungkapkan bahwa sifat mekanik akan lebih baik jika serat mendapat perlakuan awal seperti perlakuan kimia, dan sedikit sekali informasi tentang bagaimana karakteristik komposit itu jika dibentuk dari serat tanpa perlakuan atau yang diistilahkan green composite. Tentunya hal ini pun mempunyai alasan tertentu. Oleh karena itu riset ini T-114
2 bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik mekanik komposit khususnya green composite widuri-epoxy. Diyakini jika komposit serat widuri tanpa perlakuan dengan matriks epoksi ini, sudah mampu berikatan, maka informasi ini menjadi acuan bahwa untuk serat widuri yang sudah mendapat perlakuan pasti akan mempunyai karakteristik yang jauh lebih bagus dari green compoasite ini. Dengan kata lain bahwa riset ini juga bertujuan untuk memprediksikan karakteristik mekanik komposit widuri - epoksi jika seratnya sudah diberi perlakuan kimia. 2. METODE PENULISAN 2.1 Materi Salah satu faktor penting yang menentukan karakteristik mekanik dari komposit yaitu perbandingan serat dan matriknya. Umumnya perbandingan ini dapat ditunjukkan dalam bentuk fraksi volume serat (υf) atau fraksi berat serat (wf). Namun formulasi kekuatan komposit lebih banyak menggunakan fraksi volume serat. Menurut Gibson (1994), fraksi volume serat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan-persamaan berikut: Fraksi volume serat dan matriks : υ f = V f / V c = fraksi volume serat υ m = V m / V c = fraksi volume matriks. (1) υ v = V v / V c = fraksi volume void dimana: υ f + υ m + υ v = 1 dan V c = V f + V m + V v keterangan: V f = volume serat; V m = volume matriks; V v = volume void. Jika dalam pembuatan komposit diketahui berat serta densitas serat dan matriks, perhitungannya dapat berdasarkan kedua hal ini, yaitu : Fraksi berat serat dan matriks : w f = W f / W c = fraksi berat serat w m = W m / W c = fraksi berat matriks. (2) dimana: W c = W f + W m = berat komposit Jika diketahui densitas maka : ρ c V c = ρ f V f + ρ m V m ρ c = ρ f υ f + ρ m υ m. (3) Analisis teoritis tentang karakteristik mekanik komposit biasanya didasarkan pada asumsi bahwa ikatan antara serat dan matriks terjadi secara sempurna. Walaupun dalam kenyataannya tidak demikian, karena pergeseran antara muka dan deformasi pasti terjadi dalam komposit. Karakteristik mekanik yang ditampilkan dalam riset ini terdiri dari kekuatan tarik, kekuatan bending dan ketangguhan impak. Kekuatan Tarik Kekuatan tarik dapat dihitung dengan F σ c = A o. (4) T-115 dimana : σ c = tegangan teknik (MPa); F = beban (N); A o = luas penampang awal (mm 2 ). Regangan komposit dapat dihitung dengan L - L o L ε c = = L o L o. (5) Berdasarkan kurva hasil pengujian, maka modulus elastis, E (GPa) dapat dihitung dengan σ c E c = ε c. (6) Kekuatan Bending Kekuatan bending adalah kemampuan material menahan beban tekan dari luar. Sifat ini dapat diketahui dari pengujian bending, dimana dalam pengujian ini defleksi akan terjadi pada titik pembebanannya, yang mengindikasikan kekakuan material. Kekuatan bending dapat dihitung dengan persamaan: σ f = (3PL) / (2bd 2 ). (7) Keterangan : σ f = tegangan bending (MPa); P = beban (N); L = panjang spesimen (mm); b = lebar spesimen (mm) dan d = tebal spesimen (mm). Ketangguhan Impak Ketangguhan, yaitu: kemampuan bahan menahan beban impak atau beban kejut yang diukur dengan besarnya energi yang diperlukan untuk mematahkan spesimen dengan palu ayun atau pendulum. Besarnya energi itu dapat dihitung dengan W = G R (cos β cos α ) Setelah energi impak diperoleh, barulah dapat dihitung ketangguhan impak dengan persamaan: I s = W / A. (8). (9) Keterangan: W = energi patah (Joule); G = berat pendulum (N); R = Jarak pendulum ke pusat rotasi (mm); β = sudut pendulum setelah mematahkan spesimen ( 0 ); α = sudut pendulum sebelum mematrahkan spesimen ( 0 ) dan A = luas penampang spesimen pada bagian bertakik, ( A = b x h); b = lebar spesimen (mm) dan h = tebal spesimen (mm). 2.2 Alat dan Bahan Alat: timbangan digital, mesin uji bending, mesin uji tarik servopulser, mesin uji impak tipe charpy, SEM, camera digital, cetakan komposit dan peralatan pendukung lain. Bahan: serat kulit batang (bast fiber) tanaman widuri dan resin epoksi.
3 2.3 Proses Penelitian Proses-proses yang sudah dilakukan dalam penelitian ini yaitu: Pemisahan Serat (Dekortikasi) Proses pemisahan serat atau dekortikasi dilakukan secara manual dengan cara sebagai berikut: - Membuang daging kulit bagian terluar dengan ketebalan ± 1 mm, sedangkan serat tetap menempel pada batangnya. - Setelah batang dibiarkan sedikit layu serat ditarik atau dilepaskan dari batang secara manual sambil dicuci dengan air. - Serat dibiarkan mengering pada temperatur ruangan selama ± 1-3 jam. - Penguraian lebih lanjut untuk mendapatkan serat yang benar-benar bersih. Pembuatan Komposit Serat Widuri Epoksi Komposit yang dibuat terdiri dari 2 bahan utama yaitu serat kulit batang widuri sebagai penguat dan resin epoksi sebagai matriksnya. Serat yang digunakan adalah serat tanpa perlakuan (green), dengan terlebih dahulu dibuang kadar airnya dengan cara serat dioven selama 3 jam pada temperatur C. Proses pembuatan komposit adalah: - Serat terlebih dahulu dianyam dalam arah sejajar 0 o. - Pembuatan cetakan. Cetakan komposit dibuat dalam berbagai ukuran yang disesuaikan dengan jenis pengujian masing-masing, yaitu untuk pengujian tarik, impak dan bending yang dilengkapi dengan pembatas ketebalan untuk mendapatkan variasi fraksi volume yang diinginkan yaitu 15 %, 30 % dan 45 %. Bahan cetakan dari kaca dengan tebal 5 mm. - Pengolesan wax pada dinding cetakan untuk memudahkan pengambilan spesimen dari cetakannya. - Pembuatan komposit yang terdiri dari 1-2 lamina (epoksi serat epoksi serat - epoksi) dengan metode hand-lay-up. Serat diletakkan dalam arah 0 0 kemudian menuangkan resin epoksi di atasnya, kemudian mengulanginya lagi sampai batas ketebalan yang sudah ditentukan. - Penutupan bagian atas cetakan dengan kaca dan diberi tekanan berupa pengepresan dengan menggunakan plat yang dikencangkan dengan baut dan mur. - Selanjutnya cetakan dibiarkan mengeras dan kering pada temperatur ruang selama ± 8 jam. Semua proses pembuatan komposit ini dilakukan dengan metode dan peralatan yang sama untuk masing-masing fraksi volume serat. - Pelepasan plat komposit dari cetakannya dengan cutter. - Pembentukan spesimen uji sesuai dengan T-116 standar pengujian yang digunakan baik bentuk maupun ukurannya. Pembentukan spesimen dengan menggunakan gergaji listrik. - Spesimen siap diuji. Pengujian Tarik Pengujian tarik komposit menggunakan mesin servopulser untuk mengetahui kekuatan tarik material komposit dan sifat mekanik lainnya. Bentuk spesimen dan proses pengujian tarik seperti pada Gambar 1. (a) (b) Gambar 1 (a) Spesimen Uji Tarik Komposit Standar ASTM D638-02, (b) Proses Pengujian Tarik Pengujian Bending Bentuk spesimen uji bending dan prosedur pengujian bending menggunakan metode tree-point bending seperti pada Gambar 2. (a) (b) Gambar 2 a) Spesimen Uji Bending Standar ASTM D b) Model Pengujian Tree-point Bending Pengujian Impak Bentuk spesimen uji impak dan prosedur pengujian impak menggunakan alat uji impak tipe chrapy seperti pada Gambar 3. (a) (b) Gambar 3 a) Spesimen Uji Impak Standar ASTM D256-02, b) Prosedur Pengujian Impak 2.4 Analisa Data Data yang diperoleh dari pengujian selanjutnya dianalisa menggunakan analisa varians dan standar deviasi. Analisa kualitatif juga dilakukan dengan foto SEM dan foto makro untuk membedah profil permukaan benda. Dalam penelitian ini dibutuhkan
4 studi mikroskopis untuk mengetahui karakteristik komposit khususnya pada daerah patahan komposit akibat tegangan tarik, tegangan bending dan ketangguhan impak yang bekerja. Perangkat pengujian SEM dengan spesifikasi: manufaktur JEOL, model J5M T300, Serial No. MP , buatan Jepang. 3. HASIL DAN DISKUSI Tegangan, Mpa Regangan, % serat matriks vf = 15% vf = 30% vf = 45% 3.1 Hasil Pengujian Tarik Komposit Hasil perhitungan dari uji tarik komposit diperoleh nilai-nilai sifat mekanik material komposit serat widuri-resin epoksi seperti yang tercantum dalam Tabel 1. Tabel 1 Sifat Mekanik Serat Tunggal Tanpa Perlakuan, Resin Epoksi dan Kompositnya Jenis material Resin epoksi Serat tanpa perlakuan Komposit vf = 15% Komposit vf = 30% Komposit vf = 45% Tegangan tarik (MPa) ± ± ± ± ± Regangan (%) 2.8 ± ± ± ± ± 0.38 Modulus Young (GPa) 1.8 ± ± ± ± ± 0.97 Nilai kekuatan tarik matriks resin epoksi yang diperoleh dari hasil penelitian Candra (2009) dan Umar (2009) sebesar ± 4.8 MPa. Selanjutnya nilai-nilai dalam Tabel 1 diplotkan ke dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 4 dan Gambar 5. Dalam Gambar 4 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kekuatan tarik, regangan dan modulus Young-nya, dimana dengan bertambahnya fraksi volum serat menyebabkan kekuatan tarik, regangan dan modulus Young-nya pun bertambah. Kekuatan tarik, regangan dan modulus Young tertinggi diperoleh pada fraksi volum 45% dengan nilai ± MPa, 3.82 ± 0.38 % dan 3.64 ± 0.97 GPa. Gambar 5 Karakteristik Sifat Tarik Serat Tunggal Tanpa Perlakuan, Matriks Resin Epoksi dan Kompositnya. Sedangkan dalam Gambar 5, memperlihatkan grafik gabungan hubungan kekuatan tarik dan regangan dari serat tunggal, matriks dan komposit diperkuat serat widuri tanpa perlakuan. Gambar ini menunjukkan bahwa komposit yang diperkuat serat widuri tanpa perlakuan, mempunyai regangan kegagalan serat lebih besar dari pada regangan kegagalan matriks [Gibsons, 1994]. Kondisi ini menunjukkan bahwa pada material kompositnya matriks akan mengalami kegagalan terlebih dahulu daripada serat pada saat komposit menerima tegangan tarik. Hal ini sudah dapat membuktikan bahwa serat widuri dapat berfungsi sebagai penguat komposit. (a) υf = 30 % Tegangan, Mpa Regangan, % vf = 15% vf = 30% vf = 45% Gambar 4 Karakteristik Sifat Tarik Komposit Serat Widuri-Resin Epoksi pada Fraksi Volum Berbeda (b) υf = 45 % Gambar 6 Hasil Foto SEM Material Komposit Epoksi Diperkuat Serat Widuri Tanpa Perlakuan T-117
5 Dalam Gambar 6, dapat dilihat bahwa ada beberapa peristiwa kegagalan dalam ikatan antara serat dan matriks. Pada Gambar 1, dikenal dengan istilah fiber pull-out. Kegagalan ini lebih didominasi oleh lepasnya ikatan (debonding) antara serat dengan matriks yang diakibatkan oleh tegangan geser dipermukaan serat yang rendah. Bentuk debonding yang lain seperti yang ditunjuk nomor 2 dalam Gambar 6. Diperlihatkan bahwa akibat tegangan yang bekerja, maka matriks dan serat terlepas dari ikatannya tetapi ada sebagian serat yang masih berikatan dengan matriks sehingga serat tersebut belum dapat tercabut. Namun hal ini patut dihindari karena akan sangat menurunkan kekuatan kompositnya. Hal yang mengejutkan justru terjadi dalam gambar mikro ini, yaitu walaupun kompositnya diperkuat serat widuri tanpa perlakuan, namun ikatan antara serat dan matriks sudah dapat terjadi dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada nomor 3 dan 4 dalam Gambar 6. Pada nomor 3 memperlihatkan serat-serat yang putus dan tidak tercabut, dan pada nomor 4 terlihat adanya retak mikro yang menunjukkan bahwa serat dan matriks berikatan kuat. Adanya tegangan yang bekerja di daerah tersebut masih belum sanggup mencabut serat dari matriks atau melepaskan serat dari matriksnya. Akibat gaya perlawanan inilah sehingga munculnya retak mikro tersebut. Selain itu juga pada nomor 5, terlihat hamburan matriks pada permukaan. Peristiwa ini selain menunjukkan bahwa ada kekuatan yang cukup besar dalam hal ini tegangan geser yang harus dilawan oleh serat sebagai penguat tetapi juga menunjukkan bahwa komposit bersifat getas. Keadaan yang ada pada Gambar 6 ditemukan pada komposit dengan fraksi volume serat yang besar yaitu, pada υf = 30% dan υf = 45%. Sedangkan pada fraksi volume serat yang rendah yaitu 15%, kegagalan terjadi didominasi oleh peristiwa fiber pull-out. Hal ini tidak ditampilkan melalui foto SEM tetapi cukup dengan foto makro seperti pada Gambar 7. a. vf = 15 % b. vf = 30 % c. vf = 45 % Gambar 7 Bentuk Patahan Spesimen Uji Tarik Komposit Gambar 7 memberi penjelasan yang berbeda dari Gambar 6 yaitu, menampilkan bentuk patahan pada komposit dengan fraksi volum serat 15% (Gambar 7a) adalah jenis patahan tunggal yang mempunyai T-118 kekuatan tarik yang rendah karena didominasi oleh kondisi fiber pull-out. Sedangkan pada fraksi volum 30% dan 45%, diperoleh jenis patahan banyak (splitting in multiple area). Umumnya komposit dengan jenis patahan pada Gambar 7b dan 7c memiliki kekuatan tarik yang tinggi (Diharjo, 2006). Hal ini terbukti bahwa pada komposit dengan fraksi volum 30% dan 45% diperoleh harga kekuatan tarik rata-rata sebesar ± 9.55 MPa dan ± MPa. Hasil pengamatan komposit melalui foto SEM pada kondisi ini memberikan informasi bahwa masih ada sejumlah kecil fenomena fiber pull-out, seperti yang sudah dijelaskan dalam Gambar 5. Hal ini disebabkan karena kompositnya diperkuat oleh serat tanpa perlakuan. 3.2 Hasil Pengujian Bending Tabel 2 Hasil Perhitungan Pengujian Bending Fraksi volume (%) Kekuatan Bending (MPa) Modulus Elastis (GPa) 15 % ± ± % ± ± % ± ± 1.97 Dalam Tabel 2 diperoleh nilai kekuatan bending (flexural strength), dimana bertambahnya fraksi volum dari 15%, 30% dan 45% ternyata tidak terlalu besar berpengaruh terhadap nilai kekuatan bendingnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh yaitu, mengalami kenaikan kecil. Walaupun demikian secara keseluruhan perolehan nilai ini membuktikan bahwa komposit serat widuri epoksi ini mampu menahan beban lenturan dalam batas nilai dalam Tabel2, tetapi dengan hasil modulus elastisitas yang rendah, maka komposit ini bersifat getas. Itu berarti, komposit ini kurang cocok menerima pembebanan lentur. Dengan kata lain hasil ini menunjukkan bahwa ketika mencapai pembebanan maksimum, maka komposit langsung mengalami kegagalan. 3.3 Hasil Pengujian Impak Ketangguhan impak adalah kemampuan material dalam menyerap energi sebelum patah atau dalam menahan beban impak, yang dapat dihitung dari jumlah energi yang diserap per satuan luas penampang material. Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh hasil ketangguhan impak dengan variasi fraksi volum 15%, 30% dan 45% sebagai berikut: 9.34 kj/m 2, kj/m 2 dan 38.3 kj/m 2 seperti yang dapat dilihat pada Gambar 8. Nilai-nilai ini menunjukkan bahwa pada fraksi volume yang kecil, harga kekuatan impak cenderung kecil, sedangkan pada fraksi volume yang lebih besar dalam hal ini 35% dan 45% diperoleh nilai ketangguhan impak yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena pada fraksi volume yang rendah mempunyai ikatan antara serat dan matriks yang
6 lemah maka, ketika matriksnya gagal pada saat yang bersamaan serat juga mengalami kegagalan serupa. Sedangkan pada fraksi volume yang lebih tinggi, ketika matriksnya gagal, serat masih mempunyai kesempatan untuk menerima transfer beban dari matriks dan hal itu dapat dilihat bahwa tidak semua seratnya patah atau putus seperti yang ada dalam Gambar 9. Kondisi ini pun sudah diperlihatkan pada uji tarik dan uji bending. Ketangguhanimpak, kj/m Gambar 8 Histogram Ketangguhan Impak Rata-Rata pada Fraksi Volum yang Berbeda (a) vf = 15 % (b) vf = 30 % dan 45 % Gambar 9 Patahan Komposit yang Mendapat Pembebanan Impak Dalam Gambar 9 menunjukkan pula bahwa baik pada fraksi volume yang rendah maupun diperoleh bentuk patahan tunggal, yang mengindikasikan bahwa material komposit bersifat getas. Patahan tunggal juga terjadi pada fraksi volume yang tinggi namun pada fraksi volume yang lebih tinggi ternyata memberikan penjelasan yang lebih rinci. Artinya, bahwa matriks memang bersifat getas tetapi ikatan serat dan matriks berlangsung kuat karena tidak semua serat putus atau patah. Dari bukti-bukti yang diperoleh dari semua pengujian ini, menunjukkan satu hal penting yaitu, bahwa jika serat widuri tanpa perlakuan saja sudah memberikan nilai kuantitatif maupun kualitatif yang baik untuk dijadikan penguat komposit, apalagi jika serat widuri terlebih dahulu diberi perlakuan kimia. 4. SIMPULAN vf = 15 % vf 2 = 30 % vf 3= 45 % 1. Komposit yang diperkuat serat widuri tanpa perlakuan, mempunyai regangan kegagalan serat lebih besar dari pada regangan kegagalan matriks, yang berarti matriks akan mengalami kegagalan terlebih dahulu daripada serat pada saat komposit patah atau putus. 2. Hasil foto SEM dan foto makro pada spesimen dari semua pengujian (tarik, bending dan impak), memperlihatkan bahwa pada fraksi volume yang T-119 rendah (15%) mempunyai ikatan antara serat dan matriks yang rendah karena didominasi oleh peristiwa fiber pull-out. Sedangkan pada fraksi volume yang tinggi (35% dan 45%) mempunyai ikatan antara serat dan matriks yang baik yang ditandai dengan sangat sedikit terjadinya peristiwa fiber pull-out pada komposit, dan timbulnya retak mikro pada permukaan komposit. Adanya sejumlah kecil peristiwa fiber pull-out yang terjadi pada fraksi volume yang tinggi karena kompositnya diperkuat oleh serat tanpa perlakuan. 3. Sifat tarik komposit seperti kekuatan tarik, regangan dan modulus Young, kekuatan bending dan ketangguhan impak akan meningkat seiring dengan bertambahnya fraksi volume seperti dalam penelitian ini, yaitu: vf = 15%, 30% dan 45%. 5. PENGHARGAAN DAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih di sampaikan kepada Bapak Prof. Ir. Jamasri, Ph.D, yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam penelitian ini, dan juga kepada semua pihak yang sudah membantu demi terselesaikan tulisan ini. DAFTAR PUSTAKA,ASTM D , Standard Test Methods for Determining Izod Pendulum Impact Resistance of Plastics, Philadelphia, 2001.,ASTM D , Standard Test Methods for Tensile Strength of Plastic, Philadelphia, 2002.,ASTM D , Standard Test Methods for Flexural Properties of Unreinforced and Reinforced Plastic Electrical Insulating Materials, Philadelphia, Candra, S., Pengaruh Perlakuan Permukaan Serat Batang Melinjo (Gnetum Gnemon) terhadap Wettability dan Kemampuan Rekat Dengan Matriks Epoxy- Resin. Tesis S2 Program Studi Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada, Diharjo, K., Pengaruh Perlakuan Alkali terhadap Sifat Tarik Bahan Komposit Serat Rami-Polyester. Jurnal Teknik Mesin, vol. 8, No. 1, hal. 8-13, Fak.Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra Gibson, F.R., Principles of Composite Materials Mechanics, McGraw-Hill, Singapore Korte, S., Processing-Property Relationships of Hemp Fibre, A Thesis Degree of Master of Engineering, University of Canterbury Liu, X.Y., and G.C.Dai, Surface Modification and Micromechanical Properties of Jute Fiber mat Reinforced Polypropylene Composites, Journal express Polymer Letters, vol.1, N0. 5, page
7 Mallick, P.K., Fiber-reinforced composites : materials, manufacturing, and design 3rd ed. CRC Press Taylor & Francis Group Marsyahyo, dkk,. Penelitian Awal Pengaruh Perlakuan Alkali X % NaOH terhadap Karakteristik Morfologi Permukaan Serat Ramie Pell, Yeremias.M., Karakterisasi Perlakuan Permukaan Serat Kulit Batang Widuri (Calotropis gigantea) terhadap Wettability dan Mampu Rekat Serat Tunggal, dan Sifat Mekanik Komposit dengan Matriks Resin Epoksi. Tesis Pell, Yeremias.M., Pengaruh Perlakuan NaOH Terhadap Sifat Tarik Serat Tunggal dan Komposit Widuri Epoksi Pada Fraksi Volume Yang Berbeda. Jurnal Biotropikal Sains. vol. 9, No. 2: Ray, D and Sarkar, B.K., Characterization of Alkali Treated Jute Fibers for Physical and Mechanical Properties. J. Appl. Polym. Sci., 80, Umar, K., Pengaruh Perlakuan Permukaan Serat dan Perendaman Air Laut terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Komposit Serat Kulit Batang Melinjo (Gnetum Gnemon) dengan Resin Epoksi. Tesis S2 Program Studi Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada Wang B., Pre-Treatment of Flax Fibers for Use In Rotationally Molded Biocomposites. Thesis Department of Agricultural and Bioresource Engineering University of Saskatchewan, Saskatoon, Saskatchewan T-120
PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE
PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE Harini Program Studi Teknik Mesin Universitas 17 agustus 1945 Jakarta yos.nofendri@uta45jakarta.ac.id
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian kuat Tarik Dari hasil pengujian kuat Tarik Pasca Impak kecepatan rendah sesuai dengan ASTM D3039 yang telah dilakukan didapat dua data yaitu
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA
PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA Muh Amin* dan Samsudi Raharjo** *, **)Dosen S1 Teknik Mesin Universitas Muhammadyah Semarang e-mail: amin.unimus@gmail.com,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Dikeringkan, Dipotong sesuai cetakan Mixing Persentase dengan Rami 15,20,25,30,35 %V f Sampel Uji Tekan Sampel Uji Flexural Sampel Uji Impak Uji
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Material, Laboratorium
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Material, Laboratorium Metrologi Industri Teknik Mesin serta Laboratoium Kimia Teknik Kimia Universitas
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING
PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING Sandy Noviandra Putra 2108 100 053 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.
Lebih terperinciPengaruh Fraksi Volume Dan Panjang Serat Pelepah Lontar (Borassus Flabellifer) Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekuatan Impak Komposit Bermatrik Epoksi
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.6, No.1 Tahun 215:33-38 ISSN 2477-641 Pengaruh Dan Panjang Serat Pelepah Lontar (Borassus Flabellifer) Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekuatan Impak Komposit Bermatrik Epoksi Amros
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN ALKALI PADA REKAYASA BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT RAMI BERMATRIK POLIESTER TERHADAP KEKUATAN MEKANIS
PENGARUH PERLAKUAN ALKALI PADA REKAYASA BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT RAMI BERMATRIK POLIESTER TERHADAP KEKUATAN MEKANIS Agus Hariyanto Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani Tromol
Lebih terperinciPENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG
PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG Petrus Heru Sudargo, Suhardoko, Bambang Teguh Baroto Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Diameter Serat Diameter serat adalah diameter serat ijuk yang diukur setelah mengalami perlakuan alkali, karena pada dasarnya serat alam memiliki dimensi bentuk
Lebih terperinciKevin Yoga Pradana Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA
PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK BENDING KOMPOSIT POLYESTER - PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES Kevin Yoga Pradana 2109 100 054 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan rekayasa teknologi saat ini tidak hanya bertujuan untuk membantu umat manusia, namun juga harus mempertimbangkan aspek lingkungan. Segala hal yang berkaitan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Impak dan Pembahasan Dari hasil pengujian impak yang telah didapat data yaitu energi yang terserap oleh spesimen uji untuk material komposit serat pelepah
Lebih terperinciBAB IV DATA HASIL PENELITIAN
BAB IV DATA HASIL PENELITIAN 4.1 PEMBUATAN SAMPEL 4.1.1 Perhitungan berat komposit secara teori pada setiap cetakan Pada Bagian ini akan diberikan perhitungan berat secara teori dari sampel komposit pada
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA
PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA 1) Muh Amin, ST, MT.& 2) Drs. Samsudi R, ST 1,2) Program Studi teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE
PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : KOMANG TRISNA ADI PUTRA NIM. I1410019
Lebih terperinciPengaruh Sudut Laminasi Dan Perlakuan Permukaaan Stainless Steel Mesh Terhadap Karakteristik Tarik Dan Bending Pada Komposit Hibrida
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS 1 Pengaruh Sudut Laminasi Dan Perlakuan Permukaaan Stainless Steel Mesh Terhadap Karakteristik Tarik Dan Bending Pada Komposit Hibrida Aditya Prihartanto, Putu Suwarta, ST.
Lebih terperinciKekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 8, No.2, Mei 2017 1 Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag) Heri Yudiono 1, Rusiyanto 2, dan Kiswadi 3 1,2 Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciPENINGKATAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID
C.1 PENINGKATAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID BERPENGUAT SERAT E-GLASS DAN SERAT KENAF BERMATRIK POLYESTER UNTUK PANEL INTERIOR AUTOMOTIVE Agus Hariyanto Jurusan
Lebih terperinciBAB IV. (3) Lenght 208 μm (3) Lenght μm. (4) Lenght 196 μm (4) Lenght μm. Gambar 4.1. Foto optik pengukuran serat sisal
44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Serat Tunggal 4.1.1 Pengukuran diameter Serat Sisal Pengukuran diameter serat dilakukan untuk input data pada alat uji tarik untuk mengetahui tegangan tarik,
Lebih terperinciPENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER
PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER Saifullah Arief 1, Pratikto 2, Yudy Surya Irawan 2 1 Jurusan Teknik Mesin UNISKA, Jl
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Serat Tunggal Pengujian serat tunggal digunakan untuk mengetahui kekuatan tarik serat kenaf. Serat yang digunakan adalah serat yang sudah di
Lebih terperinciAnalisis Serat Pelepah Batang Pisang Kepok Material Fiber Komposit Matriks Recycled Polypropylene (RPP) Terhadap Sifat Mekanik dan SEM
Jurnal Mechanical, Volume 6, Nomor 2, September 215 Analisis Serat Pelepah Batang Pisang Kepok Material Fiber Komposit Matriks Recycled Polypropylene (RPP) Terhadap Sifat Mekanik dan SEM Tumpal Ojahan
Lebih terperinciJurusan Teknik Mesin, Universitas Brawijaya Jl. MT Haryono 167, Malang
Karakteristik Kekuatan Bending dan Impact akibat Variasi Unidirectional Pre-Loading pada serat penguat komposit Polyester Tjuk Oerbandono*, Agustian Adi Gunawan, Erwin Sulistyo Jurusan Teknik Mesin, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG
PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG Petrus Heru Sudargo Jurusan Teknik Mesin, Akademi Teknologi Warga Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan rekayasa teknologi saat ini tidak hanya bertujuan untuk membantu umat manusia, namun juga harus mempertimbangkan aspek lingkungan. Segala hal yang berkaitan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin, Laboratorium Mekanik Politeknik Negeri Sriwijaya. B. Bahan yang Digunakan
Lebih terperinciJurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2
1 Pengaruh Variasi Panjang Serat Terhadap Kekuatan Tarik Dan Bending Komposit Matriks Polipropilena Dengan Penguat Serat Sabut Kelapa 10% Pada Proses Injection Moulding (The Effect Of Fiber Length Variation
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik
34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung dan Laboratorium Teknik Mesin Politeknik Universitas
Lebih terperinciREKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMI DENGAN CORE LIMBAH SEKAM PADI UNTUK PANEL INTERIOR OTOMOTIF DAN RUMAH HUNIAN
HIBAH BERSAING LAPORAN PENELITIAN REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMI DENGAN CORE LIMBAH SEKAM PADI UNTUK PANEL INTERIOR OTOMOTIF DAN RUMAH HUNIAN Oleh: Ir. Agus Hariyanto,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Tarik Serat Tunggal Hasil uji tarik serat tunggal pada rami bertujuan untuk mengetahui tegangan maksimal pada setiap perendaman NaOH 5 % mulai dari 0, 2, 4, dan
Lebih terperinciANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH
Tugas Akhir TM091486 ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH Rifki Nugraha 2108 100 704 Dosen Pembimbing : Putu Suwarta, ST. M.Sc Latar Belakang Komposit Material
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan material di dunia industri khususnya manufaktur semakin lama semakin meningkat. Material yang memiliki karakteristik tertentu seperti kekuatan, keuletan,
Lebih terperinciREKAYASA DAN MANUFAKTUR RANDOM COCONUT FIBER COMPOSITES BERMATRIK EPOXY UNTUK PANEL INTERIOR AUTOMOTIVE
D.11 REKAYASA DAN MANUFAKTUR RANDOM COCONUT FIBER COMPOSITES BERMATRIK EPOXY UNTUK PANEL INTERIOR AUTOMOTIVE Agus Hariyanto*, Wahyu Fitrianto Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciSTUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR
STUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciKata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.
KARAKTERISTIK EFEK PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KOMPOSIT SERAT BATANG PISANG DENGAN PERLAKUAN NaOH BERMETRIK EPOXY Ngafwan 1, Muh. Al-Fatih Hendrawan 2, Kusdiyanto 3, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Lebih terperinciStudi Eksperimental Pengaruh Jumlah Lapisan Stainless Steel Mesh dan Posisinya Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending Komposit Serat Kaca Hibrida
LOGO Sidang Tugas Akhir Studi Eksperimental Pengaruh Jumlah Lapisan Stainless Steel Mesh dan Posisinya Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending Komposit Serat Kaca Hibrida Oleh : Tamara Ryan Septyawan
Lebih terperinciANALISIS VARIASI PANJANG SERAT TERHADAP KUAT TARIK DAN LENTUR PADA KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT Agave angustifolia Haw
Analisis Variasi Panjang Serat Terhadap Kuat Tarik dan Lentur pada Komposit yang Diperkuat Agave angustifolia Haw (Bakri, ANALISIS VARIASI PANJANG SERAT TERHADAP KUAT TARIK DAN LENTUR PADA KOMPOSIT YANG
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kekuatan Tarik Komposit Partikel Tempurung Kelapa
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kekuatan Tarik Komposit Partikel Tempurung Kelapa Untuk mengetahui nilai kekuatan tarik dari komposit maka perlu di lakukan pengujian kekuatan tarik pada komposit tersebut.
Lebih terperinciPERUBAHAN SIFAT MEKANIS KOMPOSIT HYBRID POLYPROPYLENE YANG DIPERKUAT SERAT SABUT KELAPA DAN SERBUK KAYU JATI AKIBAT VARIASI FRAKSI VOLUME
PERUBAHAN SIFAT MEKANIS KOMPOSIT HYBRID POLYPROPYLENE YANG DIPERKUAT SERAT SABUT KELAPA DAN SERBUK KAYU JATI AKIBAT VARIASI FRAKSI VOLUME Arthur Yanny Leiwakabessy 1) FakultasTeknik Universitas Pattimura
Lebih terperinciPenggunaan Eceng Gondok Rawa Pening Ambarawa Untuk Cooling Pad Komposit Menggunakan Metode Kompaksi
Penggunaan Eceng Gondok Rawa Pening Ambarawa Untuk Cooling Pad Komposit Menggunakan Metode Kompaksi Joko Suwignyo 1 *, Ngubaidi Achmad 2 *Pendidikan Teknik Mesin-Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan-
Lebih terperinciPENGARUH ARAH SERAT GELAS DAN BAHAN MATRIKS TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT AIRFOIL PROFILE FAN BLADES
C.9. Pengaruh arah serat gelas dan bahan matriks (Carli, dkk.) PENGARUH ARAH SERAT GELAS DAN BAHAN MATRIKS TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT AIRFOIL PROFILE FAN BLADES Carli *1), S. A. Widyanto 2), Ismoyo Haryanto
Lebih terperinciPengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 196 Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester
Lebih terperinciPengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin Angin)
Pengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin Angin) Mastariyanto Perdana a ), Jamasri Jurusan Teknik Mesin dan
Lebih terperinciPENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT DAN LAMA WAKTU PERENDAMAN NaOH TERHADAP KEKUATAN IMPAK KOMPOSIT POLIESTER BERPENGUAT SERAT IJUK
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT DAN LAMA WAKTU PERENDAMAN NaOH TERHADAP KEKUATAN IMPAK KOMPOSIT POLIESTER BERPENGUAT SERAT IJUK *Mochamad
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil uji tarik serat tunggal.
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Serat Tunggal Hasil pengujian serat tunggal kenaf menurut ASTM D 3379 dirangkum pada Tabel 10. Tabel ini menunjukan bahwa, nilai kuat tarik, regangan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
25 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 AlaT Penelitian Peralatan yang digunakan selama proses pembuatan komposit : a. Alat yang digunakan untuk perlakuan serat Alat yang digunakan
Lebih terperinciPENGARUH MOISTURE CONTENT DAN THERMAL SHOCK TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK KOMPOSIT HIBRID BERBASIS SERAT GELAS DAN COIR
PENGARUH MOISTURE CONTENT DAN THERMAL SHOCK TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK KOMPOSIT HIBRID BERBASIS SERAT GELAS DAN COIR Oleh : Mastariyanto Perdana Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciTUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI PEMBENTUKAN DAN MATERIAL
TUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI PEMBENTUKAN DAN MATERIAL PENGARUH PERENDAMAN DALAM AIR DAN FRAKSI VOLUME (10% & 20%) TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT ECENG GONDOK Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS
PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS Oleh : EDI ARIFIYANTO NRP. 2108 030 066 Dosen Pembimbing Ir.
Lebih terperinciPERBANDINGAN KARAKTERISTIK SERAT KARBON ANTARA METODE MANUAL LAY- UP DAN VACUUM INFUSION DENGAN PENGGUNAAN FRAKSI BERAT SERAT 60%
PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SERAT KARBON ANTARA METODE MANUAL LAY- UP DAN VACUUM INFUSION DENGAN PENGGUNAAN FRAKSI BERAT SERAT 60% Gatot Eka Pramono 1, Setya Permana Sutisna 2 1,2 Program Studi Teknik Mesin,
Lebih terperinciJMPM: Jurnal Material dan Proses Manufaktur - Vol.1, No.1, 31-34, Juni 2017
JMPM: Jurnal Material dan Proses Manufaktur - Vol.1, No.1, 31-34, Juni 2017 KARAKTERISASI SIFAT TARIK KOMPOSIT LAMINAT HIBRID KENAF-E-GLASS/POLYETHYLENE (PE) Mohamad Yuzdhie Ghozali 1,a, Harini Sosiati
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR CURING DAN POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TEKAN KOMPOSIT EPOXY - HOLLOW GLASS MICROSPHERES IM30K
PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR CURING DAN POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TEKAN KOMPOSIT EPOXY - HOLLOW GLASS MICROSPHERES IM30K Widyansyah Ritonga 2109100027 Dosen Pembimbing: Wahyu Wijanarko.
Lebih terperinciPENGARUH FRAKSI VOLUME DAN UKURAN PARTIKEL KOMPOSIT POLYESTER RESIN BERPENGUAT PARTIKEL GENTING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKUATAN BENDING ABSTRACT
PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN UKURAN PARTIKEL KOMPOSIT POLYESTER RESIN BERPENGUAT PARTIKEL GENTING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKUATAN BENDING Siswanto 1, Kuncoro Diharjo 2. 1. Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik
Lebih terperinciKAJIAN OPTIMASI PENGARUH ORIENTASI SERAT DAN TEBAL CORE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN BENDING DAN IMPAK KOMPOSIT SANDWICH GFRP DENGAN CORE PVC
KAJIAN OPTIMASI PENGARUH ORIENTASI SERAT DAN TEBAL CORE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN BENDING DAN IMPAK KOMPOSIT SANDWICH GFRP DENGAN CORE PVC Istanto, Arif Ismayanto, Ratna permatasari PS Teknik Mesin,
Lebih terperinciSIFAT MEKANIK KOMPOSIT SERAT TANGKAI ILALANG SEBAGAI BAHAN PANEL RAMAH LINGKUNGAN
SIFAT MEKANIK KOMPOSIT SERAT TANGKAI ILALANG SEBAGAI BAHAN PANEL RAMAH LINGKUNGAN PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Industri Fakultas
Lebih terperinciANALISIS KEKUATAN TARIK BOLTED JOINT STRUKTUR KOMPOSIT C-GLASS/EPOXY BAKALITE EPR 174
ANALISIS KEKUATAN TARIK BOLTED JOINT STRUKTUR KOMPOSIT C-GLASS/EPOXY BAKALITE EPR 174 Ariansyah Pandu Surya 1, Lies Banowati 2 dan Devi M. Gunara 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Penerbangan, Universitas Nurtanio
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK ORIENTASI UNIDIRECTIONAL 0 DAN 90 PADA STRUKTUR KOMPOSIT SERAT MENDONG DENGAN MENGGUNAKAN EPOKSI BAKELITE EPR 174
INFOMATEK Volume 19 Nomor 2 Desember 2017 ANALISIS PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK ORIENTASI UNIDIRECTIONAL 0 DAN 90 PADA STRUKTUR KOMPOSIT SERAT MENDONG DENGAN MENGGUNAKAN EPOKSI BAKELITE EPR 174 Lies Banowati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan dan pemanfaatan karet sekarang ini semakin berkembang. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, sebagai bahan
Lebih terperinciKEKUATAN IMPAK KOMPOSIT HIBRID UNSATURATED POLYESTER / CLAY / SERAT GELAS Husaini Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Almuslim
KEKUATAN IMPAK KOMPOSIT HIBRID UNSATURATED POLYESTER / CLAY / SERAT GELAS Husaini Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Almuslim ABSTRAK Pengujian kekuatan impak digunakan untuk mengukur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik yang sulit didapat seperti logam. Komposit merupakan material alternative yang dapat digunakan
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Prosentase Fraksi Volume Hollow Glass Microsphere Komposit Hibrid Sandwich Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Pengaruh Penambahan Prosentase Fraksi Volume Hollow Glass Microsphere Komposit Hibrid Sandwich Terhadap Karakteristik Tarik
Lebih terperinciAnalisa Kekuatan Tarik dan Bending pada Komposit Widuri - Polyester
LJTMU: Vol. 3, No. 2, Oktober 216, (11-2) ISSN Print : 2356-3222 ISSN Online : 247-3555 http://ejournal-fst-unc.com/index.php/ljtmu Analisa Kekuatan Tarik dan Bending pada Komposit Widuri - Polyester 1
Lebih terperinciDjati Hery Setyawan D
TUGAS AKHIR ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT ACAK ENCENG GONDOK DENGAN PANJANG SERAT 25 mm, 50 mm, 100 mm MENGGUNAKAN MATRIK POLYESTER Laporan Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICRSOSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA LAMINA DENGAN PENGUAT SERAT ANYAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK
Lebih terperinciANALISA KEKUATAN BENDING KOMPOSIT EPOXY DENGAN PENGUATAN SERAT NILON
ANALISA KEKUATAN BENDING KOMPOSIT EPOXY DENGAN PENGUATAN SERAT NILON Nasmi Herlina Sari*, Sinarep** * Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Mataram NTB, Jl. Majapahit No 62 Mataram ** Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perbedaan cara pembuatannya yaitu spesimen uji tarik dengan kode VI-1, VI-2
38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Tarik Pengujian dilakukan dengan variable tiga spesimen tarik dengan perbedaan cara pembuatannya yaitu spesimen uji tarik dengan kode VI-1, VI-2 dan PM. Spesimen
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. uji raw material, komposit sandwich untreatment dan komposit sandwich
Kekuatan Tarik (MPa) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Tarik Pengujian tarik dilakukan dengan tiga variabel spesimen tarik, yaitu spesimen uji raw material, komposit sandwich untreatment dan komposit
Lebih terperinciPengaruh Fraksi Volume Filler terhadap Kekuatan Bending dan Ketangguhan Impak Komposit Nanosilika Phenolic
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.1 Tahun 2014: 27-32 ISSN 0216-468X Pengaruh Fraksi Volume Filler terhadap Kekuatan Bending dan Ketangguhan Impak Komposit Kuncoro Diharjo 1, Ischiadica Elharomy 1, Agus
Lebih terperinciFajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto
Seminar SENATIK Nasional Vol. II, 26 Teknologi November Informasi 2016, ISSN: dan 2528-1666 Kedirgantaraan (SENATIK) Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666 MdM- 41 STUDI PENGARUH PROSES MANUFAKTUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Material untuk rekayasa struktur terbagi menjadi empat jenis, diantaranya logam, keramik, polimer, dan komposit (Ashby, 1999). Material komposit merupakan alternatif
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Grup konversi energi. ii iii. iii. Kata Pengantar Daftar Isi. Makalah KNEP IV Grup Engineering Perhotelan
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Makalah KNEP IV - 213 Grup Engineering Perhotelan Grup konversi energi ii iii iii Grup Bidang Umum Jadwal Lengkap KNEP IV - 213 Karakteristik sifat tarik dan mode patahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menurut penelitian Hartanto (2009), serat rami direndam pada NaOH 5%
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Menurut penelitian Hartanto (2009), serat rami direndam pada NaOH 5% selama 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam. Hasil pengujian didapat pengaruh
Lebih terperinciAnalisa Sifat Fisis dan Mekanis Komposit Serat Ijuk Dengan Bahan Matrik Poliester
Analisa Sifat Fisis dan Mekanis Komposit Serat Ijuk Dengan Bahan Matrik Poliester Untoro Budi Surono 1, Sukoco 2, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Janabadra 1 untorobs@janabadra.ac.id Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK KOMPOSIT POLYESTER PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES
PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK KOMPOSIT POLYESTER PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES Irwan Nugraha Saputra 2109100100 Dosen Pembimbing : Putu
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH
KARAKTERISTIK KOMPOSIT SERBUK KAYU JATI DENGAN FRAKSI VOLUME 25%, 30%, 35% TERHADAP UJI BENDING, UJI TARIK DAN DAYA SERAP BUNYI UNTUK DINDING PEREDAM SUARA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Perbandingan fraksi volume serat dan matriks 20% : 80% Fraksi volume serat kenaf/ E-glass 70/30 Volume cetakan, V c
LAMPIRAN 1 60 LAMPIRAN 1 Perhitungan Fraksi Volume Komposit Perbandingan fraksi volume serat dan matriks 20% : 80% dengan variasi perbandingan fraksi volume serat kenaf/e-glass sebesar 70/30, 80/20 dan
Lebih terperinciJURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY
JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY Efri Mahmuda 1), Shirley Savetlana 2) dan Sugiyanto 2) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan dan pemanfaatan material komposit sekarang ini semakin berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang semakin meluas mulai dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain : a) Timbangan digital Digunakan untuk menimbang serat dan polyester.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka
digilib.uns.ac.id BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Serat alam sekarang telah menjadi bahan alternatif lain sebagai penguat dalam pembuatan komposit polimer. Serat alam sebagai bahan alternatif
Lebih terperinciSTUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI
STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI Sri Endah Susilowati Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta sriendah.susilowati@yahoo.com Abstract Penggunaan
Lebih terperinciVolume 1, Nomor 1 Juni 2008 Jurnal Flywheel, ISSN :
STUDY EKSPERIMENTAL PEMANFAATAN SERAT RAMI (BOEMERIA NIVEA) SEBAGAI BAHAN PENGUAT KOMPOSIT POLIMER MATRIK POLISTIREN Teguh Rahardjo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan selama proses treatment atau perlakuan alkalisasi serat kenaf dapat dilihat pada Gambar 3.1. (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) Gambar 3.1. Peratalatan
Lebih terperinciANALISIS KEKUATAN BENDING DAN KEKUATAN IMPACT KOMPOSIT EPOXY DIPERKUAT SERAT PELEPAH LONTAR
ANALISIS KEKUATAN BENDING DAN KEKUATAN IMPACT KOMPOSIT EPOXY DIPERKUAT SERAT PELEPAH LONTAR Melsiani Saduk 1, Fransisko Piri Niron 2 1 Program Studi Teknik Mesin, Politeknik Negeri Kupang 2 Program Studi
Lebih terperinciPENGARUH FRAKSI VOLUME SERBUK GENTING TERHADAP PERUBAHAN KEKUATAN LENTUR DAN KEKUATAN IMPAK PADA KOMPOSIT POLYESTER RESIN.
PENGARUH FRAKSI VOLUME SERBUK GENTING TERHADAP PERUBAHAN KEKUATAN LENTUR DAN KEKUATAN IMPAK PADA KOMPOSIT POLYESTER RESIN. 1) Basmal, 2) Jumardi, 3) Siswanto 1).Jurusan Teknik Otomotif Politeknik Pratama
Lebih terperinciStudi Experimental Pengaruh Fraksi Massa dan Orientasi Serat Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Berbahan Serat Nanas
Studi Experimental Pengaruh Fraksi Massa dan Orientasi Serat Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Berbahan Serat Nanas Andi Saidah, Helmi Wijanarko Program Studi Teknik Mesin,Fakultas Teknik, Universitas 17
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KOMPOSIT SERAT KULIT POHON WARU (HIBISCUS TILIACEUS) BERDASARKAN JENIS RESIN SINTETIS TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN PATAHAN KOMPOSIT
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.2 Tahun 217: 11 18 ISSN 2477-641 KARAKTERISTIK KOMPOSIT SERAT KULIT POHON WARU (HIBISCUS TILIACEUS) BERDASARKAN JENIS RESIN SINTETIS TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN PATAHAN
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH SIFAT FISIS DAN MEKANIS AKIBAT PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KOMPOSIT SERAT BATANG PISANG YANG DICUCI MENGGUNAKAN NaOH BERMATRIK EPOXY Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah logam. Seiring dengan jaman yang semakin maju, kebutuhan akan logam menjadi semakin tinggi.
Lebih terperinciKOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT HYBRID PADA SKIN DAN CORE BERMATRIK POLYESTER
KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT HYBRID PADA SKIN DAN CORE BERMATRIK POLYESTER Disusun Sebagai Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik oleh: ARGA DWI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat mendorong
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat mendorong banyaknya penemuan beberapa teknologi alternatif sebagai cara dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Khususnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah:
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1. Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah: 1. Timbangan digital Digunakan untuk mengukur berat serat,
Lebih terperinciKAJIAN PERLAKUAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP SIFAT MEKANIS KOMPOSIT EPOKSI SERAT SABUT KELAPA
KAJIAN PERLAKUAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP SIFAT MEKANIS KOMPOSIT EPOKSI SERAT SABUT KELAPA Indra Mawardi 1, Azwar 2, Amir Rizal 3 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda
Lebih terperinciGambar 3.2. Polyeseter dan MEKPO.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Penyiapan Bahan Pada proses penyiapan bahan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pandan Berduri Daun pandan berduri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi rekayasa material serta berkembangnya isu lingkungan hidup menuntut terobosan baru dalam menciptakan material yang berkualitas tinggi dan ramah lingkungan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakibatkan banyaknya pencemaran lingkungan, maka. kebutuhan industri sekarang ini lebih mengutamakan bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya pemanasan global yang diakibatkan banyaknya pencemaran lingkungan, maka kebutuhan industri sekarang ini lebih mengutamakan bahan
Lebih terperinciPEMBUATAN POLIMER KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN UNTUK APLIKASI INDUSTRI OTOMOTIF DAN ELEKTRONIK
PEMBUATAN POLIMER KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN UNTUK APLIKASI INDUSTRI OTOMOTIF DAN ELEKTRONIK Teuku Rihayat dan Suryani Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRAK Serat daun nenas adalah
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin dan Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung serta
Lebih terperincibenda uji dengan perlakuan alkali 2,5% dengan suhu 30 0 C dan waktu 1 jam,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Tarik Pengujian tarik dilakukan dengan empat variabel spesimen tarik perlakuan alkali yaitu spesimen uji tarik dengan kode A, B, C dan D. Spesimen uji A ialah benda
Lebih terperinci