BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Iklan Tri Indie+ diperankan oleh anak-anak pada sebagian besar scene nya. Dalam keseluruhan tampilan yang diperankan oleh anak-anak yang membicarakan kehidupan orang dewasa inilah yang menjadi data dalam penelitian ini yang dianalisis menggunakan analisa semiotika roland barthes. Dalam penelitian ini peneliti tidak mengambil semua scene, namun hanya beberapa scene dengan narasi iklan yang peneliti anggap sebagai data yang relevan yang menunjukkan representasi eksploitasi anak. Untuk mempermudah penelitian ini, berikut beberapa scene dari peran anak-anak yang dapat diteliti secara Semiotika menggunakan pemaknaan denotasi, konotasi juga mitos sesuai dengan semiotika Roland Barthes Deskripsi scene dengan narasi tapi ngerjain kerjaan yang kurang penting Scene/ Shot Visual Deskripsi Adegan MS Anak perempuan yang sedang bermain kertas berbentuk burung berwarna kuning MS Close up endorser iklan anak perempuan dengan narasi tapi ngerjain kerjaan yang kurang penting dan memperlihatkan ekspresi datar

2 a. Sistem Penandaan Tingkat Pertama ( Denotasi ) Shot ini memperlihatkan penggunaan anak kecil sebagai endorser iklan 3indie+ yaitu seorang anak perempuan yang sedang bermain mainan burung yang terbuat dari kertas berwarna kuning dan memperlihatkan ekspresi datar dengan narasi tapi ngerjain kerjaan yang kurang penting. Makna denotasi yang terdapat di dalam scene ini adalah sebuah scene dimana seorang anak perempuan yang sedang bermain sambil menceritakan kegiatan orang dewasa. Pesan denotasi di atas disebut pesan tanpa kode yaitu pesan yang sampai pada penonton tanpa melakukan penafsiran b. Sistem Penandaan Tingkat Kedua ( Konotasi ) Analisis pada tataran kedua, pesan yang diinterpretasikan tidak sesederhana pada tataran pertama. Pada analisis tataran kedua ini ada makna konotasi yang tercipta. Peneliti menggunakan enam prosedur konotasi barthes untuk menganalisis yaitu trick effect, pose, object, photogenia, aestheticism, dan sintax. Enam langkah tersebut dapat dipandang sebagai pertimbangan utama ketika orang membaca bahasa gambar tersebut. Menurut Barthes (2010:7) dalam Image, Music, Text dengan menggunakan minimal tiga pendekatan sudah bisa memunculkan konotasi. 1. Trick Effect Trick effect merupakan syarat konotasi yang melihat melalui teknikteknik visual yang terdapat dalam shot. Pada shot pertama, gambar diambil dengan komposisi medium shot (MS), komposisi ini memperlihatkan anak perempuan berkuncir dua sedang memainkan mainan burung kertas berwarna kuning. Shot ini memiliki makna bahwa anak tersebut adalah anak yang polos dengan mainan yang terbuat dari kertas menandakan bahwa mainan itu mainan yang sederhana, permainan yang apa adanya gambaran anak kecil pada umunya. Shot kedua ditampilkan secara medium shot dikarenakan mulai memfokuskan antara narasi dengan ekspresi wajah datar atau kepolosan yang diperlihatkan oleh anak tersebut.

3 2. Pose Ketika berbicara mengenai pose, kita akan teringat kepada objek tubuh. Pose merupakan komunikasi non verbal yang dilihat melalui bahasa tubuh. Munculnya ekspresi wajah datar yang diperlihatkan anak tersebut memiliki makna tersembunyi bahwa anak tersebut tidak begitu suka dengan yang dibicarakannya. 3. Object Object mencakup apa seseorang atau benda tersebut, bagaimana letak benda, besar kecilnya benda. Ada beberapa objek dalam scene tersebut diantaranya rambut yang dikuncir dua menandakan anak kecil yang polos, permainan burung yang terbuat dari kertas menandakan mainan sederhana karena hanya terbuat dari kertas, kemudian ekspresi wajah datar anak menunjukkan kepolosan. 4. Photogenia Dalam photogenia, sebuah scene bisa ditampilkan secara lebih dramatis atau romantis. Dalam scene anak perempuan ini bisa peneliti katakan bahwa kegiatan ini dilakukan pada siang hari dimana umumnya waktu bermain anak. Bisa dilihat dari teknik pencahayaan yang tidak menggunakan lighting karena melakukan shot di luar ruangan. 5. Aestheticism Aestheticism melihat pada keseluruhan makna shot, maka dari itu untuk menentukan makna shot sesuai syarat aestheticism harus diteliti dari segala aspek. Cahaya yang ditampilkan pada shot pertama memberikan interpretasi bahwa sekuen ini terjadi pada siang hari. Iklan provider 3 indie+ yang menggunakan anak-anak sebagai endorser memanfaatkan anak-anak tersebut untuk menceritakan kegiatan orang dewasa. 6. Sintax Dari shot yang terdapat dalam scene diatas, sudah tergambarkan secara jelas bahwa kepolosan seorang anak tidak sepatutnya dijejali perkataan yang kurang pantas karena narasi ngerjain kerjaan yang kurang penting bukan perkataan yang umumnya dikatakan oleh anak-anak,

4 karena pembuat iklan 3indie+ memanipulasi kata-kata orang dewasa yang di sampaikan kepada khalayak melalui anak-anak. Dari keenam syarat konotasi diatas dapat disimpulkan makna konotasi dari adegan ini adalah anak memang banyak dijadikan endorser dibanyak iklan dimedia televisi namun menggunakan anak untuk dimanfaatkan kepolosannya hanya untuk keuntungan iklan tersebut sangat tidak dianjurkan. Karena akan mempengaruhi pertumbuhan psikologi anak tersebut, hal ini jelas membuktikan bahwa adanya unsur eksploitasi anak, eksploitasi anak sendiri diartikan sebagai sikap diskriminatif atau perlakuan sewenang-wenang terhadap anak yang dilakukan oleh keluarga ataupun masyarakat. Memaksa anak untuk melakukan sesuatu demi kepentingan ekonomi, sosial ataupun politik tanpa memperhatikan hak-hak anak untuk mendapatkan perlindungan sesuai dengan perkembangan fisik, psikis & status sosialnya (Suharto, 2005) Deskripsi scene dengan narasi bawain laptop, beres-beres kertas Scene/ Shot Visual Deskripsi Adegan MS Close up anak lakilaki dengan ekspresi wajah datar dan tatapan sayu dan menggaruk leher LS Sebuah ruangan tertutup dengan kursi berjajar mengelilingi meja. Audio suara anak perempuan dengan narasi beres-beres kertas a. Sistem Penandaan Tingkat Pertama ( Denotasi )

5 Shot ini memperlihatkan penggunaan anak-anak kecil sebagai endorser yaitu seorang anak laki-laki dengan ekspresi wajah datar dan tatapan sayu dan menggaruk leher diteruskan dengan shot sebuah ruangan tertutup dengan kursi berjajar mengelilingi meja dengan audio anak perempuan. Makna denotasi yang terdapat di dalam scene ini adalah sautan anak lakilaki dan perempuan yang membicarakan kegiatan atau pekerjaan yang akan dilakukan ketika dewasa nanti. b. Sistem Penandaan Tingkat Kedua ( Konotasi ) Analisis pada tataran kedua, pesan yang diinterpretasikan tidak sesederhana pada tataran pertama. Pada analisis tataran kedua ini ada makna konotasi yang tercipta. Peneliti menggunakan enam prosedur konotasi barthes untuk menganalisis yaitu trick effect, pose, object, photogenia, aestheticism, dan sintax. Enam langkah tersebut dapat dipandang sebagai pertimbangan utama ketika orang membaca bahasa gambar tersebut. Menurut Barthes (2010:7) dalam Image, Music, Text dengan menggunakan minimal tiga pendekatan sudah bisa memunculkan konotasi. 1. Trick Effect Trick effect merupakan syarat konotasi yang melihat melalui teknik-teknik visual yang terdapat dalam shot. Pada shot pertama, gambar diambil dengan komposisi medium shot (MS), komposisi ini memperlihatkan anak yang sedang menggaruk leher dengan tatapan sayu dan ekspresi wajah datar seperti berat memikirkan pekerjaan yang akan dilakukan ketika dewasa kelak menjadi tukang bawa laptop. Shot kedua ditampilkan secara medium shot dengan menampilkan sebuah ruangan tertutup dengan komposisi kursi berjajar mengelilingi meja besar yang bisa diartikan sebagai ruang rapat sebuah perusahaan dengan diiringi suara anak perempuan beres-bers kertas. 2. Pose Ketika berbicara mengenai pose, kita akan teringat kepada objek tubuh. Pose merupakan komunikasi non verbal yang dilihat melalui bahasa tubuh. Munculnya ekspresi wajah datar yang diperlihatkan anak tersebut memiliki makna tersembunyi bahwa anak tersebut tidak siap atau ragu

6 membayangkan kegiatan yang akan dilakukannya ketika dewasa kelak karena menjadi seorang pesuruh dengan melakukan aktifitas membawakan laptop. 3. Object Object mencakup apa seseorang atau benda tersebut, bagaimana letak benda, besar kecilnya benda. Ada beberapa objek dalam scene tersebut diantaranya anak laki-laki sedang menggaruk leher, ekspresi wajah datar dan tatapan sayu, ruangan rapat yang kosong. 4. Photogenia Dalam photogenia, sebuah scene bisa ditampilkan secara lebih dramatis atau romantis. Dalam scene anak laki-laki dan ruangan rapat tersebut bisa peneliti katakan bahwa kegiatan ini dilakukan pada siang hari didalam ruangan terlihat dari jendela yang memperlihatkan adanya cahaya dari luar. 5. Aestheticism Aestheticism melihat pada keseluruhan makna shot, maka dari itu untuk menentukan makna shot sesuai syarat aestheticism harus diteliti dari segala aspek. Cahaya yang ditampilkan pada shot pertama memberikan interpretasi bahwa sekuen ini terjadi pada siang hari. Iklan provider 3indie+ yang menggunakan anak-anak sebagai endorser memberi gambaran yang kurang baik tentang kegiatan bekerja yang akan dilakukan anak-anak tersebut ketika dewasa nanti. 6. Sintax Dari shot yang terdapat dalam scene diatas, sudah tergambarkan secara jelas bahwa kepolosan seorang anak tidak sepatutnya dijejali perkataan yang kurang pantas karena narasi bawain laptop dan beres-beres kertas dinilai dapat memberi rasa takut untuk menjadi dewasa karena anak kecil umumnya mempunyai cita-cita untuk menjadi seseorang yang sukses namun dalam scene diatas memperlihatkan sebagai seorang suruhan. Dari keenam syarat konotasi diatas dapat disimpulkan makna konotasi dari adegan ini adalah seharusnya seorang anak diperlihatkan atau diajarkan sesuatu yang baik

7 tentang kegiatan atau cita-cita ketika dewasa kelak supaya tidak takut untuk menjadi dewasa dengan menjadi seorang suruhan. Hal tersebut sudah jelas memenuhi unsur eksplotasi karena memanipulasi kegiatan orang dewasa kepada anak-anak Deskripsi scene dengan narasi gak masalah kerja 15 jam sehari dan tidur cuma 5 jam sehari Scene/ Shot Visual Deskripsi Adegan MS Close up anak lakilaki dengan pandangan kebawah LS Anak laki-laki yang bersandar ditembok sebuah lorong a. Sistem Penandaan Tingkat Pertama ( Denotasi ) makna denotasi dari scene diatas adalah kegelisahan anak-anak ketika menyebutkan narasi iklan 3indie+ tentang beratnya bekerja b. Sistem Penandaan Tahap Kedua ( Konotasi ) Analisis pada tataran kedua, pesan yang diinterpretasikan tidak sesederhana pada tataran pertama. Pada analisis tataran kedua ini ada makna konotasi yang tercipta. Peneliti menggunakan enam prosedur konotasi barthes untuk menganalisis yaitu trick effect, pose, object, photogenia, aestheticism, dan sintax. Enam langkah tersebut dapat dipandang sebagai pertimbangan

8 utama ketika orang membaca bahasa gambar tersebut. Menurut Barthes (2010:7) dalam Image, Music, Text dengan menggunakan minimal tiga pendekatan sudah bisa memunculkan konotasi. 1. Trick Effect Trick Effect merupakan syarat konotasi yang melihat melalui teknik-teknik visual yang terdapat dalam shot. Pada shot pertama, gambar diambil secara medium shot (MS) untuk memperlihatkan ekspresi wajah seorang anak laki-laki yang memandang kebawah, pengambilan gambar close up wajah memberikan kesan bahwa sedang merasa lelah, kecewa, gelisah dan lain sebagainya. Makna shot yang muncul adalah pembuat iklan 3indie+ ingin memberitahukan kepada penonton tentang kegelisahan hati tentang banyaknya waktu yang tersita untuk bekerja dengan obyek anak-anak. shot selanjutnya tidak jauh berbeda dengan yang pertama namun shot diambil secara long shot (LS) untuk memperlihatkan postur tubuh anak yang bersandar ditembok dengan kepala menunduk biasa dibaca sebagai bahasa yang menunjukkan suatu penyesalan, dengan tangan dimasukkan kedalam saku celana bisa diartikan sebagai keadaan gugup, cemas, bosan tentang sedikitnya waktu yang mereka miliki untuk beristirahat. 2. Pose Ketika berbicara mengenai pose, kita akan teringat kepada objek tubuh. Pose merupakan komunikasi non verbal yang dilihat melalui bahasa tubuh. Kepala sama-sama menunduk menandakan kegelisahan yang dirasakan kedua anak tersebut 3. Object Object mencakup apa seseorang atau benda tersebut, bagaimana letak benda, besar kecilnya benda. Ada beberapa objek dalam scene tersebut diantaranya anak laki-laki sedang menunduk dan bersandar pada tembok sebuah lorong. 4. Photogenia Dalam photogenia, sebuah scene bisa ditampilkan secara lebih dramatis atau romantis. Dalam scene lorong ini, bisa peneliti katakan bahwa kegiatan ini dilakukan pada malam hari. Bisa dilihat dari teknik pencahayaan yang kurang dan cenderung gelap.

9 5. Aestheticism Aestheticism melihat pada keseluruhan makna shot, maka dari itu untuk menentukan makna shot sesuai syarat aestheticism harus diteliti dari segala aspek. Cahaya yang ditampilkan pada shot pertama memberikan interpretasi bahwa scene ini terjadi pada malam hari. Iklan provider 3indie+ yang menggunakan anak-anak sebagai endorser dengan menceritakan kegiatan orang dewasa memang sangat tidak pantas karena menceritakan bagaimana kerasnya bekerja dan sedikitnya waktu beristirahat. 6. Sintax Dari shot yang terdapat dalam scene diatas, sudah tergambarkan secara jelas mengenai kegelisahan anak-anak tentang keadaan bekerja dengan banyak waktu. Dari keenam syarat konotasi diatas dapat disimpulkan makna konotasi dari adegan ini adalah secara alamiah seorang anak bisa saja menunjukkan ekspresi apa saja namun tidak dengan membicarakan atau mengetahui permasalahan orang dewasa yang sulit dan berat. Hal tersebut juga terbukti mengandung unsur eksploitasi karena memanipulasi kegiatan orang dewasa kepada anak-anak sehingga akan mengganggu perkembangan psikis anak karena memikirkan sesuatu yang berat dan belum waktunya Deskripsi scene dengan narasi masalahnya gaji Cuma tahan sampai tanggal 15 dan untung diwarteg bisa makan dulu bayar belakangan Scene/ Shot MS Visual Deskripsi Adegan Close up anak lakilaki disebuah ruangan selesai melakukan satu aktifitas cuci tangan

10 LS Sebuah tempat makan dengan suasana ramai yang terdiri dari lapaklapak makanan yang menawarkan aneka menu a. Sistem Penandaan Tingkat Pertama ( Denotasi ) makna denotasi dari scene diatas adalah anak-anak yang membicarakan masalah gaji yang tidak mencukupi dan cara bagaimana bertahan sampai pada akhir bulan dengan sistem berhutang di warung makan. b. Sistem Penandaan Tingkat Kedua (Konotasi) Analisis pada tataran kedua, pesan yang diinterpretasikan tidak sesederhana pada tataran pertama. Pada analisis tataran kedua ini ada makna konotasi yang tercipta. Peneliti menggunakan enam prosedur konotasi barthes untuk menganalisis yaitu trick effect, pose, object, photogenia, aestheticism, dan sintax. Enam langkah tersebut dapat dipandang sebagai pertimbangan utama ketika orang membaca bahasa gambar tersebut. Menurut Barthes (2010:7) dalam Image, Music, Text dengan menggunakan minimal tiga pendekatan sudah bisa memunculkan konotasi. 1. Trick Effect Trick Effect merupakan syarat konotasi yang melihat melalui teknik-teknik visual yang terdapat dalam shot. Pada shot pertama, gambar diambil secara medium shot (MS) untuk memperlihatkan ekspresi wajah seorang anak laki-laki yang membicarakan masalah gaji yang tidak mencukupi sampai pada waktu datangnya gaji berikutnya, kemudian dilanjutkan dengan Long shot sebuah tempat dimana terdapak banyak lapak makanan yang dimaksudkan ketika gaji sudah habis maka cara untuk mempertahankan hidup adalah makan di warung makanan yang menerima sistem hutang. 2. Pose

11 Ketika berbicara mengenai pose, kita akan teringat kepada objek tubuh. Pose merupakan komunikasi non verbal yang dilihat melalui bahasa tubuh. Seorang anak yang selesai mengerjakan sesuatu kemudian mencuci tangan dan membicarakan masalah gaji yang tidak cukup seolah anak tersebut merasakan hal tersebut, apalagi kebutuhan makan harus setiap hari jadi adanya warung makan yang bisa dihutang itu sangat membantu. 3. Object Object mencakup apa seseorang atau benda tersebut, bagaimana letak benda, besar kecilnya benda. Ada beberapa objek dalam scene tersebut diantaranya anak laki-laki yang selesai mengerjakan sesuatu dan tempat makan dengan banyak lapak-lapak dalam keadaan ramai. 4. Photogenia Dalam photogenia, sebuah scene bisa ditampilkan secara lebih dramatis atau romantis. Dalam scene anak laki-laki menunjukan siang hari terlihat dari kaca yang terdapat cahaya dan malam hari terlihat dari teknik pencahayaan yang kurang dan cenderung gelap. 5. Aestheticism Aestheticism melihat pada keseluruhan makna shot, maka dari itu untuk menentukan makna shot sesuai syarat aestheticism harus diteliti dari segala aspek. Cahaya yang ditampilkan pada shot pertama memberikan interpretasi bahwa scene ini terjadi pada siang hari. Iklan provider 3indie+ yang menceritakan kegiatan orang dewasa melalui anak-anak memang membenarkan bahwa kebanyakan masalah gaji seorang yang bekerja tidak pernah cukup sampai akhir bulan belum lagi kebutuhan makan yang harus dipenuhi setiap hari sampai pada akhirnya melakukan hutang diwarung makan. 6. Sintax Dari shot yang terdapat dalam adegan diatas, sudah tergambarkan secara jelas mengenai masalah gaji yang tidak sampai akir bulan dan cara memenuhi kebutuhan makan setiap harinya tanpa harus membayar terlebih dahulu. Dari keenam syarat konotasi diatas dapat disimpulkan makna konotasi dari adegan ini adalah anak-anak yang memperlihatkan permasalahan gaji dari seorang yang bekerja dan kebutuhan yang harus dipenuhi menjadikan hutang adalah cara

12 yang efektiv dilakukan. Hal tersebut juga jelas memenuhi unsur eksploitasi karena permasalahan pekerjaan, gaji yang tidak mencukupi dan hutang-piutang bukanlah tataran pemikiran anak, namun itu semua dimanipulasi oleh pembuat iklan untuk disampaikan kepada khalayak melalui anak-anak Deskripsi scene dengan narasi pesen kopi secangkir harga 40 ribuan dan kalau tanggal tua pagi,siang,malam makannya mie instan Scene/ Shot Visual Deskripsi Adegan MS Dua nak laki-laki yang sedang berbincang disebuah balkon MS Seorang anak lakilaki yang berada disebuah minimarket a. Sistem Penandaan Tingkat Pertama ( Denotasi ) makna denotasi yang muncul dari scene diatas adalah anak-anak yang memperagakan gaya hidup orang dewasa yang berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. b. Sistem Penandaan Tingkat Kedua ( Konotasi ) Analisis pada tataran kedua, pesan yang diinterpretasikan tidak sesederhana pada tataran pertama. Pada analisis tataran kedua ini ada makna konotasi yang tercipta. Peneliti menggunakan enam prosedur konotasi barthes untuk menganalisis yaitu trick effect, pose, object, photogenia, aestheticism, dan

13 sintax. Enam langkah tersebut dapat dipandang sebagai pertimbangan utama ketika orang membaca bahasa gambar tersebut. Menurut Barthes (2010:7) dalam Image, Music, Text dengan menggunakan minimal tiga pendekatan sudah bisa memunculkan konotasi. 1. Trick Effect Trick Effect merupakan syarat konotasi yang melihat melalui teknik-teknik visual yang terdapat dalam shot. Pada shot pertama, gambar diambil secara Long Shot (LS) untuk memperliahatkan dua anak yang sedang berbincang disebuah tempat terbuka dan memesan kopi dengan harga yang mahal untuk ukuran perkerja dengan gaji pas-pasan karena pada shot kedua yang diambil dengan Medium Shot (MS) memperlihatkan seorang anak yang berada disebuah minimarket untuk membeli mie instan. 2. Pose Ketika berbicara mengenai pose, kita akan teringat kepada objek tubuh. Pose merupakan komunikasi non verbal yang dilihat melalui bahasa tubuh. Kedua anak yang sedang berbincang dan seorang anak di sebuah minimarket. 3. Object Object mencakup apa seseorang atau benda tersebut, bagaimana letak benda, besar kecilnya benda. Ada beberapa objek dalam scene tersebut diantaranya dua anak yang sedang berbincang di sebuah tempat terbuka, dan seorang anak di sebuah minimarket terlihat dari adanya beberapa minyak goreng yang berjajar rapi. 4. Photogenia Dalam photogenia, sebuah scene bisa ditampilkan secara lebih dramatis atau romantis. Dalam scene dua anak laki-laki menunjukan disore hari terlihat dari awan merah yang terlihat dilangit dan waktu tepat untuk berbincang dan minum kopi adalah pada sore hari. 5. Aestheticism Aestheticism melihat pada keseluruhan makna shot, maka dari itu untuk menentukan makna shot sesuai syarat aestheticism harus diteliti dari segala aspek. Cahaya yang ditampilkan pada shot pertama memberikan

14 interpretasi bahwa scene ini terjadi pada sore dan malam hari. Iklan provider 3indie+ yang menceritakan kegiatan orang dewasa melalui anakanak memeperlihatkan bahwa gaya hidup terkadang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 6. Sintax Dari shot yang terdapat dalam scene diatas, sudah tergambarkan secara jelas mengenai gaya hidup diluar tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dimana ketika diluar bersama teman-temannya menggunakan gaya hidup yang terbilang mewah dengan memesan kopi dengan harga mahal namun ketika dalam keadaan yang sebenarnya memenuhi kebutuhan makan sehari-hari hanya dengan mie instan yang terbilang murah. Dari keenam syarat konotasi diatas dapat disimpulkan makna konotasi dari adegan ini adalah anak-anak yang memperagakan gaya hidup orang dewasa yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, yang seperti ini merupakan gambaran dari memaksakan diri dengan tidak mempertimbangkan komposisinya sebagai orang yang terbilang pas-pasan. Hal tersebut juga terbukti mengandung unsur eksploitasi karena permasalahan orang dewasa yang dimanipulasi oleh pembuat iklan untuk khayalak yang di sampaikan melalui anak-anak Deskripsi scene dengan narasi jadi orang gede emang menyenangkan tapi susah dijalani Scene/ Shot MS Visual Deskripsi Adegan Seorang anak perempuan dengan ekspresi malu dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya

15 MS Seorang anak dengan ekspresi senyum dan tatapan tajam a. Sistem Penandaan Tingkat Pertama ( Denotasi ) makna denotasi yang muncul dari scene diatas adalah anak-anak dengan masing-masing ekspresi untuk memikirkan kembali menjadi seorang dewasa dengan kegiatan-kegiatan yang akan sulit dijalani. b. Sistem Penandaan Tingkat Kedua ( Konotasi ) Analisis pada tataran kedua, pesan yang diinterpretasikan tidak sesederhana pada tataran pertama. Pada analisis tataran kedua ini ada makna konotasi yang tercipta. Peneliti menggunakan enam prosedur konotasi barthes untuk menganalisis yaitu trick effect, pose, object, photogenia, aestheticism, dan sintax. Enam langkah tersebut dapat dipandang sebagai pertimbangan utama ketika orang membaca bahasa gambar tersebut. Menurut Barthes (2010:7) dalam Image, Music, Text dengan menggunakan minimal tiga pendekatan sudah bisa memunculkan konotasi. 1. Trick Effect Trick Effect merupakan syarat konotasi yang melihat melalui teknik-teknik visual yang terdapat dalam shot. Pada shot pertama gambar diambil dengan komposisi medium shot (MS), komposisi ini memperlihatka ekspresi seorang anak perempuan yang malu sembari menutup mulutnya dengan kedua tangan, kemudian shot kedua close up anak laki-laki dengan tatapan tajam dan sedikit senyum keduanya disisipkan kata THINK AGAIN 2. Pose Ketika berbicara mengenai pose, kita akan teringat kepada objek tubuh. Pose merupakan komunikasi non verbal yang dilihat melalui bahasa tubuh. Anak perempuan yang merasa malu dengan menutup mulutnya dengan

16 kedua tangannya itu bisa diartikan sebagai seorang yang ragu dan anak laki-laki dengan tatapan tajam dengan sedikit senyum bisa diartikan sebagai seorang yang memberi pilihan atau penegasan. 3. Object Object mencakup apa seseorang atau benda tersebut, bagaimana letak benda, besar kecilnya benda. Ada beberapa objek dalam scene tersebut diantaranya anak perempuan, anak laki-laki, sisipan tulisan THINK AGAIN 4. Photogenia Dalam photogenia, sebuah scene bisa ditampilkan secara lebih dramatis atau romantis. Kedua scene diatas menunjukkan siang hari terlihat dari scene anak perempuan yang berada diluar ruangan dengan minumannya, sedangkan scene anak laki-laki pada siang hari namun berada didalam ruangan terlihat dari kaca yang memantulkan cahaya. 5. Aestheticism Aestheticism melihat pada keseluruhan makna shot, maka dari itu untuk menentukan makna shot sesuai syarat aestheticism harus diteliti dari segala aspek. Cahaya yang ditampilkan pada shot pertama memberikan interpretasi bahwa scene diatas terjadi pada siang hari. Iklan provider 3indie+ yang menceritakan kegiatan orang dewasa melalui anak-anak memperlihatkan bahwa keraguan seorang anak untuk menjadi dewasa ketika membayangkan menjadi seorang yang dewasa tidak semudah yang dibayangkan. Dapat dilihat juga dari sisipan tulisan THINK AGAIN yang dalam kamus bahasa inggris berartikan berfikir lagi, hal tersebut bisa dijadikan oleh anak-anak sebagai pertimbangan atau penegasan bahwa menjadi seorang yang dewasa itu tidak mudah. 6. Sintax Dari shot yang terdapat dalam scene diatas, sudah tergambarkan secara jelas bahwa ketimpangan dan keraguan yang dialami oleh anak-anak ketika membayangkan menjadi seorang dewasa dengan segala sesuatunya yang rumit dan tidak mudah. Dari keenam syarat konotasi diatas dapat disimpulkan makna konotasi dari adegan ini adalah menjadi seorang dewasa memang tidak mudah namun tidak sepantasnya semua itu diperlihatkan oleh seorang anak karena bisa menimbulkan trauma

17 untuk menjadi dewasa karena mungkin yang seperti itu akan mereka alami kelak. Hal tersebut juga jelas mengandung unsur eksploitasi karena pembuat iklan sama saja memberikan gambaran yang buruk mengenai menjadi seorang dewasa kepada anak karena semua anak kelak akan tumbuh menjadi seorang yang dewasa Pembahasan Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa iklan 3indie+ memiliki makna denotatif, konotatif dan mitos untuk membuktikan adanya unsur eksploitasi anak yang dilakukan oleh pembuat iklan. Iklan 3indie+ adalah iklan provider yang ditayangkan pada tahun 2013, iklan ini disutradarai oleh Michael Sewandono dengan konsep permasalahan akhir bulan para target pasar. Iklan ini dibuat dengan menggunakan pemeran sebanyak kurang lebih 40 anak-anak dengan gaya satir atau sindiran yang tujuan utamanya adalah menyindir target utama yaitu para pekerja muda. Iklan 3 dengan mengusung produk bernama Indie+ menawarkan layanan yang dapat memberikan kelonggaran pembayaran pulsa dengan sistem kantong pulsa, yaitu pemakaian pulsa yang dapat dibayarkan ketika sudah ada anggaran untuk beli pulsa dengan sistem pembayaran yang tidak ditentukan. Ide ini dituangkan dengan slogan pakai dulu baru bayar belakangan dengan tagline 3indie+ untuk kamu yang sudah gede. Pada tahun yang sama iklan ini mendapat kecaman keras dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). KPI menganggap iklan ini tidak layak untuk ditayangkan pada sembarang waktu. Kecaman ini berbuntut pada diberhentikannya penayangan iklan ini sampai sekarang. Ketentuan yang sudah jelas dalam EPI tersebut tidak diindahkan oleh pihak pembuat iklan dengan alasan penggunaan anak-anak akan memperkuat tujuan yang akan dilancarkan dalam iklan sehingga konsekuensinya adalah diberhentikannya tayangan iklan dari televisi 1. Selain melanggar peraturan dari EPI iklan ini diberhentikan penayangannya oleh himbauan KPI dengan dasar iklan ini memanipulasi perkataan yang bukan tataran anak-anak dan sangat tidak mendidik. Iklan tersebut dianggap tidak pantas karena menampilkan anakanak yang mengomentari persoalan kehidupan orang dewasa yang sangat jelas bahwa itu bukan pemikiran orisinal seorang anak. Hal itu terbukti dari beberapa scene yang jelas mengandung unsur eksplotasi anak secara berturut-turut. 1 diakses 13/02/2014pkl 8:50

18 Pola pikir yang ditampilkan adalah ketika dewasa seseorang akan memulai mengerjakan hal-hal yang sebenarnya dirasa kurang penting ketika mendapat pekerjaan yang tidak sesuai harapan seperti menjadi tukang bawain laptop dan beres-beres kertas, kemudian kerja keras yang menghabiskan waktu 15 jam sehari, berangkat pagi, pulang malam, tidur cuma 5 jam. Kadang karena kebijakan finansial perusahaan gajinya pas-pasan, tanggal 15 sudah menipis atau hampir habis, kemudian harus memikirkan kebutuhan makan selanjutnya dengan berhutang diwarung makanan. Dalam pemikiran anak-anak juga ditanamkan pola pikir pemborosan yaitu dengan membeli minuman yang mahal namun tidak sesuai keadaan dan pada akhirnya hanya bisa makan mie instan setiap harinya. Pada akhir iklan terdapat narasi yang berbunyi jadi orang gedhe menyenangkan tapi susah dijalanin think again, yang dalam narasi itu bisa menimbulkan pemikiran ketakutan untuk tumbuh dewasa karena jadi orang gedhe atau orang dewasa itu susah untuk dijalani. Pemikiran yang dapat menimbulkan ketakutan seperti itu seharusnya tidak layak untuk dinikmati oleh anak-anak yang dalam sedang dalam masa perkembangan dan belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media elektronik televisi merupakan bagian dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media elektronik televisi merupakan bagian dari perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media elektronik televisi merupakan bagian dari perkembangan teknologi komunikasi yang mampu memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. beralihnya kebiasaan masyarakat indonesia yang semula terbiasa mengolah air

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. beralihnya kebiasaan masyarakat indonesia yang semula terbiasa mengolah air BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Air Minum Dalam Kemasan Aqua Industri air mineral di Indonesia masih sangat prospek seiring dengan beralihnya kebiasaan masyarakat

Lebih terperinci

STORY BOART FILM BELENGGU SCENE Untuk Memenuhi Tugas Penyuntungan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn

STORY BOART FILM BELENGGU SCENE Untuk Memenuhi Tugas Penyuntungan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn STORY BOART FILM BELENGGU SCENE 6-11 Untuk Memenuhi Tugas Penyuntungan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Disusun Oleh : Reni Apriliana 14148155 Sri Cahyani Putri 14148150 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. 93 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. Juga digunakan sebagai sarana hiburan. Selain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Semiotika sebagai Metode Penelitian Semiotika merupakan cabang ilmu yang membahas tentang bagaimana cara memahami simbol atau lambang, dikenal dengan semiologi. Semiologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana peneliti hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan periklanan sangat lekat dalam kehidupan masyarakat terutama di kota kota besar. Dalam satu hari, masyarakat kota selalu berhadapan dengan iklan, dalam tampilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari dan mendapatkan kebutuhan informasi, baik sekedar untuk pengetahuan maupun memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Air Minum Dalam Kemasan Ades

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Air Minum Dalam Kemasan Ades BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Air Minum Dalam Kemasan Ades Industri air mineral di Indonesia masih sangat prospek seiring dengan beralihnya kebiasaan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi visual memiliki peran penting dalam berbagai bidang, salah satunya adalah film. Film memiliki makna dan pesan di dalamnya khususnya dari sudut pandang visual.

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI

REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI Analisis Semiotika John Fiske pada Tayangan TVC Tri Always On versi Perempuan SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA

BAB IV PENYAJIAN DATA BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1. Penyajian Data Iklan Tim-Tam 4.1.1. Iklan 1 : Iklan Tim-Tam versi Kebahagiaan Kecil Berlapis Cokelat 4.1.1.1. Breakdown per Scene Kedua iklan ini akan dibreakdown berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin yang diproduksi oleh Maxima Pictures dengan menggunakan pendekatan signifikansi dua tahap dari Roland

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Periklanan adalah suatu proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor tertentu yakni si pemasang iklan (pengiklan) yang membayar jasa sebuah media massa

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY

BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY Peranan unsur visual dalam iklan Richeese Nabati versi Richeese Land sangat penting. Iklan disajikan dengan alur cerita

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini memiliki signifikasi berkaitan dengan kajian teks media atau berita, sehingga kecenderungannya lebih bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi dan pasca produksi. Dimana proses pra-produksi telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Berikut akan dijelaskan proses produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya sebagai identitas bangsa menjadi sebuah unsur penting yang dimiliki oleh setiap Negara. Tanpa adanya budaya, Negara tersebut dapat dikatakan tidak memiliki identitas.

Lebih terperinci

PERTANYAAN JAWABAN. ( Iklan Tim Tam ) LAMPIRAN LAMPIRAN. 1. Bagaimana menurut anda iklan tersebut secara keseluruhan?

PERTANYAAN JAWABAN. ( Iklan Tim Tam ) LAMPIRAN LAMPIRAN. 1. Bagaimana menurut anda iklan tersebut secara keseluruhan? LAMPIRAN LAMPIRAN PERTANYAAN ( Iklan Tim Tam LAKI - LAKI JAWABAN PEREMPUAN 1. Bagaimana menurut anda iklan tersebut secara keseluruhan? warna yang ditampilkan menarik dan cerah. Secara keseluruhan visualnya

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak orang tua yang salah dalam cara mendidik anaknya, sehingga seringkali membuat anak menjadi sangat nakal dan tidak sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam tahap ini, peneliti mulai menerapkan proses representasi yaitu

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam tahap ini, peneliti mulai menerapkan proses representasi yaitu BAB IV ANALISIS DATA A. TEMUAN PENELITIAN Dalam tahap ini, peneliti mulai menerapkan proses representasi yaitu dengan proses penyeleksian atas tanda-tanda yang ada dengan menggaris bawahi hal-hal tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai budaya terdapat di Indonesia sehingga menjadikannya sebagai negara yang berbudaya dengan menjunjung tinggi nilai-nilainya. Budaya tersebut memiliki fungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis danpendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,penelitian dilakukan dengan melihat konteks permasalahan secara utuh, dengan fokus penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Logo merupakan bagian yang penting untuk menunjukan keberadaan sesuatu. Logo menjadi sebuah pengakuan, kebanggaan, inspirasi, kepercayaan, kehormatan, kesuksesan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film sebagai salah satu bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamya. Juga digunakan sebagai sarana hiburan. Selain

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dari scene dalam iklan Teh Pucuk Harum Versi Ulat Kalah Rebutan di Media

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dari scene dalam iklan Teh Pucuk Harum Versi Ulat Kalah Rebutan di Media BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil temuan penelitian dan pembahasan kesimpulan yang diperoleh dari scene dalam iklan Teh Pucuk Harum Versi Ulat Kalah Rebutan di Media Televisi, dapat

Lebih terperinci

IDENTITAS SEKSUALITAS REMAJA DALAM FILM

IDENTITAS SEKSUALITAS REMAJA DALAM FILM 82 KomuniTi, Vol. V, No. 2 September 2013 IDENTITAS SEKSUALITAS REMAJA DALAM FILM (ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI PENCARIAN IDENTITAS HOMOSEKSUAL OLEH REMAJA DALAM FILM THE LOVE OF SIAM) Sekar Dwi Marliana

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat interpretatif yaitu peneliti melakukan pengamatan langsung secara menyeluruh dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti

BAB III METODE PENELITIAN. menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti BAB III METODE PENELITIAN Dalam peneltian ini, peneliti menggunakan metode analisa semiotika. Analisa semiotika merupakan suatu teknik analisa yang menarik sebuah tanda dan cara tanda-tanda tersebut bekerja.

Lebih terperinci

3.1 Analisis unsur-unsur iklan pada iklan televisi kondom fiesta versi siap malam mingguan yang dapat

3.1 Analisis unsur-unsur iklan pada iklan televisi kondom fiesta versi siap malam mingguan yang dapat 3.1 Analisis unsur-unsur iklan pada iklan televisi kondom fiesta versi siap malam mingguan yang dapat melahirkan konotasi atau denotasi tertentu atas iklan tersebut. Kajian dan analisis Tentang: Unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB V MAKNA IKLAN DIKAITKAN DENGAN ETIKA PARIWARA INDONESIA (EPI)

BAB V MAKNA IKLAN DIKAITKAN DENGAN ETIKA PARIWARA INDONESIA (EPI) BAB V MAKNA IKLAN DIKAITKAN DENGAN ETIKA PARIWARA INDONESIA (EPI) Kode etik merupakan tuntutan bagi terbinanya dunia periklanan yang tertib, bersih, sehat dan bertanggung jawab. Kode etik periklanan dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2014 lalu merupakan tahun yang cukup penting bagi perjalanan bangsa Indonesia. Pada tahun tersebut bertepatan dengan dilaksanakan pemilihan umum yang biasanya

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-

Lebih terperinci

GESTURES MATERI 8 MATA KULIAH ILMU PERNYATAAN KOMUNIKASI KINESIK:

GESTURES MATERI 8 MATA KULIAH ILMU PERNYATAAN KOMUNIKASI KINESIK: KOMUNIKASI KINESIK: GESTURES Gesture termasuk bentuk komunikasi kinesik, meliputi gerakan tubuh dan tangan saat berkomunikasi. Dari penelitiannya tahun 1965, Ekman menemukan bahwa tanda-tanda (cues) dari

Lebih terperinci

REPRESENTASI EKSPLOITASI ANAK DALAM IKLAN

REPRESENTASI EKSPLOITASI ANAK DALAM IKLAN REPRESENTASI EKSPLOITASI ANAK DALAM IKLAN (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Iklan 3 indie+) Oleh Ana Tamalia Handayani 362008041 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyertakan emosinya saat melihat isi berita yang dimuat oleh surat kabar.

BAB I PENDAHULUAN. menyertakan emosinya saat melihat isi berita yang dimuat oleh surat kabar. BAB I PENDAHULUAN TOPIK PENELITIAN Analisis Semiotik 2 Foto Jurnalistik tentang Erupsi Gunung Kelud pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat A. LATAR BELAKANG MASALAH Foto merupakan hal yang sangat dekat

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Film Hachiko : A Dog s Story adalah film drama yang didalamnya

Bab 1. Pendahuluan. Film Hachiko : A Dog s Story adalah film drama yang didalamnya Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Film Hachiko : A Dog s Story adalah film drama yang didalamnya bercerita tentang seekor anjing ras Akita inu asal Jepang yang sangat setia pada tuannya. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif interpretatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif interpretatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis tetapkan, yaitu untuk mengetahui bagaimana film 9 Summers 10 Autumns mendeskripsikan makna keluarga dan reproduksi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya serta merta berhubungan dengan seks dan hura-hura saja, namun. sebuah kesenangan juga berhubungan dapat dengan materi.

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya serta merta berhubungan dengan seks dan hura-hura saja, namun. sebuah kesenangan juga berhubungan dapat dengan materi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hedonisme sudah menjadi bagian dari gaya hidup di kalangan masyarakat Indonesia sekarang ini. Hedonisme merupakan sebuah gaya hidup di mana kesenangan menjadi sebuah

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel Abstrak Penelitian ini menggunakan analisis semiotika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penilitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

Lebih terperinci

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. DASAR PRESENTASI PERSIAPAN Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. Persiapan Dasar Persiapan yang baik bisa dimulai dengan menganalisis tiga faktor di bawah ini: - pada acara apa kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi telah menjadi begitu lazim sehingga hampir tidak pernah memperhatikan apa itu televisi dan apa pengaruhnya. Televisi telah menciptakan sebentuk kemelekan huruf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memakai paradigma dari salah satu penelitian kualitatif yaitu teori kritis (critical theory). Teori kritis memandang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan jenis penelitiannya adalah analisis wacana. Analisis wacana. ilmiah, yang objeknya representatif perempuan muslim dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dan jenis penelitiannya adalah analisis wacana. Analisis wacana. ilmiah, yang objeknya representatif perempuan muslim dalam 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan penelitian Pendekatan dalam penelitian ini termasuk pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya adalah analisis wacana. Analisis wacana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media penyampaian informasi. Kekuatan media massa televisi paling mempunyai kekuatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di dalam kehidupan sehari harinya melalui media massa ( surat kabar, majalah, film, radio, dan TV ), untuk

Lebih terperinci

TEKNIK EDITING DALAM FILM BELENGGU

TEKNIK EDITING DALAM FILM BELENGGU TEKNIK EDITING DALAM FILM BELENGGU Scene 36 Scene 41 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Disusun Oleh Nopsi Marga Handayani 14148118 Angga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi. Keberadaan new media yang semakin mudah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi. Keberadaan new media yang semakin mudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perfilman Indonesia terus mengalami perkembangan. Dikatakan bahwa tahun 80-an adalah tahun emas dunia perfilman Indonesia. Produksi film lokal meningkat menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian baik yang mencakup objek penelitian, metode penelitian, dan hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian baik yang mencakup objek penelitian, metode penelitian, dan hasil BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Membahas mengenai pengertian tentang paradigma, yang dimaksud paradigma penelitian adalah dasar kepercayaan seseorang dalam melakukan penelitian baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa secara sederhana merupakan produk budaya yang dihasilkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa secara sederhana merupakan produk budaya yang dihasilkan dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa secara sederhana merupakan produk budaya yang dihasilkan dan digunakan manusia sebagai alat komunikasi. Secara hakiki, komunikasi berarti suatu proses yang

Lebih terperinci

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK Oleh : Lukman Aryo Wibowo, S.Pd.I. 1 Siapa yang tidak kenal dengan televisi atau TV? Hampir semua orang kenal dengan televisi, bahkan mungkin bisa dibilang akrab

Lebih terperinci

Kriteria Penilaian Skrip CVC

Kriteria Penilaian Skrip CVC Kriteria Penilaian Skrip CVC No Kriteria Nilai 1 Ide Cerita* Sedang ada 2 Cerita dasar* Sedang Ada 3 Penjelasan Karakter Ada Ada 4 Penjelasan lokasi Ada Ada 5 Plot/Alur Cerita* Sedang Ada 6 Outline/Storyline

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra saja. Karena perkembangan teknologi bahkan sudah masuk ke dunia multimedia (diantaranya

Lebih terperinci

40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma dalam penulisan ini yaitu dengan menggunakan pendekatan paradigma kritis, gagasan utama teori kritis ialah bahwa tidak ada sebuah kebetulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dengan judul Analisis Semiotika Pidato Susilo Bambang Yudhoyono Dalam Kasus Bank Century merupakan penelitian nonkancah atau nonlapangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Pengertian paradigma menurut Dedy Mulyana adalah suatu kerangka berfikir yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Saat ini adalah era di mana orang membeli barang bukan karena nilai manfaatnya, melainkan karena gaya hidup yang disampaikan melalui media massa. Barang yang ditawarkan

Lebih terperinci

(Sumber: Film The Raid 2, TC 00:01:49-00:01:50)

(Sumber: Film The Raid 2, TC 00:01:49-00:01:50) A. METODE EDITING Dalam proses penyuntingan gambar, metode editing terbagi menjadi 2 yaitu cut dan transisi. 1. Cutting adalah proses pemotongan gambar secara langsung tanpa adanya manipulasi gambar. 2.

Lebih terperinci

Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan

Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan Third of role Bayangkan 4 titik, pilih titik mana objek di tempatkan Hindari penumpukan object (merger) Penumpukan object akan sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, media massa juga melakukan banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, media massa juga melakukan banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dan media massa saat ini memegang peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, media massa juga melakukan banyak transformasi sosial dan

Lebih terperinci

PRODUKSI IKLAN AUDIO

PRODUKSI IKLAN AUDIO MODUL PERKULIAHAN Pre Produksi Iklan Audio / Radio Ad. Abstract Pre produksi Modul ini membahas mengenai persiapan rekaman naskah audio. Kompetensi Diharapkan setelah mempelajari modul ini, mahasiswa memahami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. video klip musik Lady Gaga Alejandro dan Applause. Produk media

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. video klip musik Lady Gaga Alejandro dan Applause. Produk media 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek/Subyek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah adegan atau content yang dimuat dari video klip musik Lady Gaga Alejandro dan Applause. Produk media tersebut

Lebih terperinci

MENENTUKAN TEKNIK EDITING DENGAN STORYBOARD MELALUI NASKAH FILM BELENGGU

MENENTUKAN TEKNIK EDITING DENGAN STORYBOARD MELALUI NASKAH FILM BELENGGU MENENTUKAN TEKNIK EDITING DENGAN STORYBOARD MELALUI NASKAH FILM BELENGGU Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu: Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Oleh : Devita Nela

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2012: 32),

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2012: 32), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam bersosialisasi. Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2012: 32), bahasa adalah sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi massa melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan guna memberikan informasi atau mempengaruhi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ibunya, dan sekaligus menjadi inti cerita dalam film dari Arab Saudi berjudul

BAB I PENDAHULUAN. ibunya, dan sekaligus menjadi inti cerita dalam film dari Arab Saudi berjudul BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Aku ingin membeli sepeda jadi aku bisa balapan dengan Abdullah... Kalimat di atas merupakan kalimat yang diungkapkan oleh Wadjda kepada ibunya, dan sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah salah satu alat media penyiaran yang ditampilkan secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan mudah untuk para penonton

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SABAR DALAM SINETRON CATATAN HATI SEORANG ISTRI. dibandingkan dengan media-media massa lainnya. Ini dikarenakan sinetron

BAB IV ANALISIS SABAR DALAM SINETRON CATATAN HATI SEORANG ISTRI. dibandingkan dengan media-media massa lainnya. Ini dikarenakan sinetron BAB IV ANALISIS SABAR DALAM SINETRON CATATAN HATI SEORANG ISTRI Sinetron merupakan media penyampai pesan yang cukup efektif dibandingkan dengan media-media massa lainnya. Ini dikarenakan sinetron menggabungkan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR Tujuan praktikum : Mahasiswa dapat melakukan pengambilan gambar dalam berbagai ukuran, angle kamera dan pergerakan kamera. 2.1. UKURAN GAMBAR Ukuran pengambilan gambar selalu

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. ParadigmaKonstruktivis Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi manusia atas realitas. Konstruktivisme melihat bagaimana setiap orang pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut pandang yang digunakan. Sebagian orang menyebut paradigma sebagai citra fundamental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Media massa sudah menjadi bagian hidup bagi semua orang. Tidak dikalangan masyarakat atas saja media massa bisa diakses, akan tetapi di berbagai kalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. dianalisis maka ada beberapa hal yang ditemukan yaitu : panca indra. Dalam iklan oreo versi oreo dan handphone ayah terdapat

BAB IV ANALISIS DATA. dianalisis maka ada beberapa hal yang ditemukan yaitu : panca indra. Dalam iklan oreo versi oreo dan handphone ayah terdapat 84 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari penyajian data pada bab sebelumnya, kemudian data tersebut dianalisis maka ada beberapa hal yang ditemukan yaitu : 1. Penanda dan Petanda. Petanda merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan periklanan di dalam masyarakat dewasa ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan periklanan di dalam masyarakat dewasa ini sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan periklanan di dalam masyarakat dewasa ini sudah menjadi bagian hidup manusia. Iklan ini bisa dinikmati oleh siapapun, kapanpun, dan di mana pun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi sejak dilahirkan didunia, komunikasi tidak hanya berupa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Kritis Penelitian ini termasuk dalam kategori paradigma kritis. Paradigma ini mempunyai pandangan tertentu bagaimana media dan pada akhirnya informasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini adalah kualitatif dengan pendekatan semiotika Barthesian. Definisi metode kualitatif menurut Strauss and

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Visual dalam Video Klip Doushite Kimi Wo Suki Ni Natte Shimattan Darou dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Visual dalam Video Klip Doushite Kimi Wo Suki Ni Natte Shimattan Darou dan BAB II KAJIAN PUSTAKA. KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data yang dikumpulkan baik berupa skripsi, tesis, dan jurnal penelitian, ditemukan beberapa penelitian yang memiliki relevansi

Lebih terperinci

PROFESSIONAL IMAGE. Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM

PROFESSIONAL IMAGE. Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM Modul ke: PROFESSIONAL IMAGE Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S. M.Ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan informasi pada era globalisasi pada zaman ini sangat begitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan informasi pada era globalisasi pada zaman ini sangat begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan informasi pada era globalisasi pada zaman ini sangat begitu pesat khususnya dalam media yakni, media cetak, media online ataupun media elektronik.

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dikatakan berhasil disaat transmisi pesan oleh pembuat pesan mampu merengkuh para pemakna pesan untuk berpola tingkah dan berpikir seperti si pemberi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya Menurut Marvin Harris (dalam Spradley, 2007:5) konsep kebudayaan ditampakkan dalam berbagai pola tingkah laku yang dikaitkan dengan kelompokkelompok masyarakat tertentu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah kualitatif eksploratif, yakni penelitian yang menggali makna-makna yang diartikulasikan dalam teks visual berupa film serial drama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi adalah ilmu tertua di dunia, karena komunikasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi adalah ilmu tertua di dunia, karena komunikasi merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi adalah ilmu tertua di dunia, karena komunikasi merupakan kebutuhan paling mendasar bagi manusia dalam untuk meneruskan segala kehidupan di muka bumi. Manusia

Lebih terperinci

Bisnis Warung Kelontong Modal Kecil

Bisnis Warung Kelontong Modal Kecil Bisnis Warung Kelontong Modal Kecil Mungkin benar bila modal uang merupakan salah satu hal yang dibutuhkan dalam memulai usaha. Namun memiliki modal uang yang terbatas, bukan menjadi satu alasan bagi Anda

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini bersifat desktiptif dalam ranah kualitatif. Deskriptif adalah sifat penelitian

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah masyarakat. Televisi telah lama menjadi bagian hidup yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Treatment Cerita

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Treatment Cerita BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Treatment Cerita 1. Sore hari di sebuah rumah 2. Seorang Ibu bersama seorang kakek tua memasuki rumah (pindahan) 3. Nyamuk mengintai dari jauh 4. Si Ibu beres beres rumah baru 5.

Lebih terperinci