Pembangunan Nasional: Arti & Makna. Kuliah 4 Pembangunan Regional 2 Maret 2007
|
|
- Suhendra Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pembangunan Nasional: Arti & Makna Kuliah 4 Pembangunan Regional 2 Maret 2007
2 Pembangunan Nasional Arti Pembangunan Kenapa Kita butuh pembangunan Apa yang dibangun Siapa yang melaksanakan pembangunan Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Masyarakat Bagaimana melaksanakan pembangunan Administrasi bagi Pembangunan
3 PEMBANGUNAN Proses perubahan ke arah keadaan yang lebih baik Ada pertimbangan nilai (value judgement) Seers 1969 Ada orientasi nilai yang menguntungkan (favourable value orientation) Riggs 1966 Pembangunan adalah salah satu bentuk perubahan sosial, modernisasi adalah suatu bentuk khusus (special case) dari pembangunan, dan industrialisasi adalah salah satu segi (a single facet) dari pembangunan Goulet 1977 Pembangunan lebih luas sifatnya daripada modernisasi, dan modernisasi lebih luas daripada industrialisasi
4 PEMBANGUNAN Pertumbuhan (terukur/kuantitatif): Pendapatan perkapita Konsumsi Jumlah rumah sakit Panjang jalan, dlsb Perubahan Sikap (attitude), misal kesadaran hukum Kelembagaan/sistem Partisipasi Tata nilai (value)
5 Pembangunan & Keterbelakangan Pembangunan: perubahan secara gradual, kemajuan melalui sejumlah tahapan yang mengarah pada ekspansi peran negara, peningkatan atau kelengkapan atau keterbukaan terhadap identitas negara Pembangunan sebagai Sasaran Pembangunan sebagai Proses Keterbelakangan: kesenjangan pembangunan
6 Pembangunan sebagai Sasaran Kebutuhan akan perubahan Menuju konsep baru pembangunan negara Perspektif ekonomi Perspektif sosial Perspektif politik Pembangunan yang memfokuskan pada manusia (man-centered development)
7 TUJUAN PEMBANGUNAN Kehendak masyarakat untuk mencapai suatu keadaan tertentu yang lebih baik atau menghindari keadaan tertentu yang buruk Dipengaruhi oleh: Preferensi/pilihan nasional Tingkat perkembangan pembangunan negara ybs Target: perumusan tujuan-tujuan pembangunan dalam bentuk yang lebih terperinci Kebijakan: Peraturan: melarang pembuatan industri tertentu, memberikan kemudahan berusaha, dlsb. Perbaikan sarana ekonomi sosial, misal jalan
8 KARAKTERISTIK NEGARA BERKEMBANG Tingkat kemiskinan/kemelaratan absolut yang luas dan kronis Tingginya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran Disparitas/perbedaan pembagian/pemerataan pendapatan Rendahnya tingkat produktivitas pertanian Gap kota-desa Gap kesempatan-kesempatan ekonomi Sistem pendidikan dan kesehatan yang kuno Tergantung pada luar negeri dan salah dalam menerapkan teknologi dan nilai-nilai lembaga
9 Tingkat kehidupan yang rendah (penghasilan, pendapatan nasional, kemiskinan, kesehatan, pendidikan) Tingkat produktivitas yang rendah Tingkat pertumbuhan populasi dan beban tanggungan yang tinggi Tingginya perkembangan pengangguran dan pengangguran semu Ketergantungan terhadap produksi pertanian dan produk ekspor (pertanian skala kecil, ketergantungan pada ekspor) Dominasi, dependensi dan vulnerability dalam hubunga-hubungan internasional
10 TEORI PEMBANGUNAN Aliran Klasik Adam Smith Malthus Ricardo Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern Harrod & Domar Tabungan menyediakan dana pinjaman untuk investasi Neo Klasik Teori Tahapan Pembangunan: Rostow (1960) & Chenery- Syrquin Redistribution With Growth Basic Human Needs
11 PENTINGNYA TEORI PEMBANGUNAN Teori dan model pembangunan ekonomi berusaha untuk menjelaskan dan memprediksikan bagaimana: Pertumbuhan/Tidak Ekonomi dari waktu ke waktu Hambatan terhadap pertumbuhan yang dapat diidentifikasi dan diatasi Pemerintah dapat memulai melanjutkan dan mengakselerasi pertumbuhan dengan kebijakan pembangunan yang tepat
12 ROSTOW Tahapan pertumbuhan ekonomi: Masyarakat tradisional Prasyarat untuk tinggal landas (tahap transisi) Tinggal landas Dorongan menuju Kedewasaan (maturity) Masa konsumsi masal
13 Masyarakat tradisional Dikarakteristikan dengan adanya aktivitas ekonomi subsisten yakni output dikonsumsi oleh produsen daripada diperdagangkan; perdagangan melalui pertukaran (barter) dimana barang saling dipertukarkan; Pertanian merupakan industri terpenting dan produksi banyak menggunakan tenaga kerja, dengan menggunakan jumlah modal yang trebatas
14 Prasyarat untuk tinggal landas (tahap transisi): Prakondisi untuk tinggal landas. Surplus perdagangan timbul dengan dukungan munculnya infrastruktur transportasi. Tabungan dan investasi tumbuh. Munculnya kewirausahaan
15 Tinggal landas: Industrialisasi meningkat, dengan komposisi pekerja beralih dari tanah (pertanian) ke manufaktur (pabrik). Pertumbuhan dikonsentrasikan pada sebagian kecil wilayah negara dan dalam satu atau dua industri. Institusi sosial dan politik baru berkembang untuk mendukung industrialisasi.
16 Dorongan menuju Kedewasaan (maturity): Pertumbuhan menjadi bermacam-macam dengan dukungan inovasi teknologi Masa konsumsi masal:
17 LEWIS Model perubahan struktural yang menjelaskan bagaimana terjadi transfer (dominasi) pekerja dari ekonomi pertanian kepada ekonomi industri Bagi Lewis, pertumbuhan sektor industri mendorong pertumbuhan ekonomi. Lewis berargumentasi bahwa pertumbuhan ekonomi membutuhkan perubahan struktur didalam perekonomian dimana kelebihan tenaga di sektor pertanian tradisional berpindah kepada sektor industri modern
18 TEORI DEPENDENSI Dependensi (ketergantungan) merujuk kepada menggantungkan nasib secara berlebihan kepada negara lain. Teori ketergantungan menggunakan teori-teori ekonomi dan politik untuk menjelaskan bagaimana proses perdagangan internasional dan pembangunan domestik membuat sejumlah negara berkembang menjadi lebih bergantung secara ekonomi kepada negara maju
19 Komoditi yang dijual negara berkembang adalah komoditi bernilai ekonomi rendah, sementara yang dijual negara maju adalah komoditas yang bernilai ekonomi tinggi, sehingga terjadi ketimpangan. Belum lagi adanya proteksi dari negara maju terhadap produk pertaniannya
20 Teori ketergantungan merujuk kepada hubungan dan jaringan antara wilayah dan ekonomi maju dan berkembang Teori ketergantungan melihat ketertinggalan pembangunan sebagai hasil dari ketidakseimbangan hubungan kekuasaan antara negara maju yang kapitalis dengan negara miskin Negara maju yang berkuasa mendominasi negara miskin melalui
21 Dalam model ketergantungan ketertinggalan pembangunan disebabkan oleh faktor eksternal (bukan kesalahan negara miskin). Pertumbuhan hanya dapat dicapai dalam sebuah ekonomi tertutup (ekonomi subsisten) dan menggantungkan pada diri sendiri melalui perencanaan Negara-negara maju yang dominan, memiliki keuntungan teknologi dan industri yang dapat memastikan mereka mengatur permainan sesuai dengan kepentingan mereka Hanya dengan menghancurkan sistem kapitalis dunia dan redistribusi asset akan membebaskan negara miskin
22 TEORI KESEIMBANGAN PERTUMBUHAN Melibatkan pengembangan secara serempak sejumlah besar industri dalam semua sektor dan wilayah perekonomian Teori Pertumbuhan Keseimbangan (dorongan besar) berargumentasi bahwa sejumlah besar industri tumbuh secara serempak dimana masing-masing menumbuhkan pasar satu sama lainnya
23 Pemerintah dapat berperan dalam mengkoordinasikan investasi secara serempak melalui perencanaan dan intervensi untuk: Melatih tenaga kerja Merencanakan dan mengorganisasikan prgram investasi skala besar Memobilisasi keuangan yang dibutuhkan Menasionalisasi industri strategik dan mengambil alih investasi infrastruktur seperti pembangunan jalan Melindungi industri baru melalui kebiajakan tarif (pajak atas impor) dan kuota (batasan jumlah impor)
24 TEORI KETIDAK SEIMBANGAN PERTUMBUHAN Teori ketidakseimbangan pertumbuhan berargumentasi bahwa sumberdaya yang memadai tidak dapat dimobilisasi oleh pemerintah untuk disebarluaskan dengan mengkoordinasikan investasi di semua sektor industri
25 Administrasi bagi Pembangunan Perencanaan Mobilisasi dana pembangunan Penyiapan sumber daya manusia Pemanfaatan Teknologi Penguatan kelembagaan Pengerahan Sumber Daya Menggerakkan Partisipasi Masyarakat Penganggaran Pelaksanaan Pembangunan Kartasasmita, 1997
26 Administrasi bagi Pembangunan Koordinasi Pemantauan & Evaluasi Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan Sistem Informasi dalam Manajemen Pembangunan Kartasasmita, 1997
27 Definisi Perencanaan Sebuah proses berkelanjutan yang melibatkan kebijakan atau pilihan-pilihan mengenai alternatif jalan/cara dalam menggunakan sumberdaya yang tersedia dengan tujuan mencapai cita-cita/sasaran khusus di masa depan (Conyers dan Hill, 1990)
28 Elemen Perencanaan Merencanakan berarti memilih Perencanaan sebagai cara pengalokasian sumberdaya-sumberdaya Perencanaan sebagai cara mencapai citacita/sasaran Perencanaan untuk masa depan
29 Tipe Aktivitas Perencanaan Sifat alamiah dari sasaran perencanaan Perencanaan di masa perang Perencanaan kota dan desa Perencanaan antisiklus Perencanaan pembangunan Ruang lingkup aktivitas perencanaan Level spasial dari aktivitas perencanaan Level operasional dari aktivitas perencanaan Perencanaan proyek Perencanaan sektoral Perencanaan wilayah terpadu
30 Pertimbangan dalam Perencanaan Perencanaan, perencana, rencana Perencanaan, pembuatan kebijakan, implementasi Konteks politik dari perencanaan akan berpengaruh secara langsung terhadap peran, metode dan organisasi dari perencanaan dan isi dari rencana
31 Perencanaan Pembangunan Ekonomi Krisis perencanaan akibat sejumlah masalah utama Terlalu banyak penekanan pada rencana dan tidak memadainya implementasi Penekanan yang berlebihan pada jangka menengah Kekakuan yang berlebihan Perbedaan perspektif dan komunikasi yang tidak memadai antara politisi, perencana, dan administrator Perubahan ruang lingkup Perubahan pendekatan yang digunakan
32 Proses Perencanaan Rasionalitas dalam perencanaan Ketidakpastian dalam perencanaan Perspektif terkait sifat proses perencanaan (tahapan perencanaan) Pandangan mengenai proses perencanaan
33 Proses Perencanaan Kebijakan untuk mengadopsi perencanaan Pembentukan kerangka organisasional untuk perencanaan Merumuskan tujuan spesifik perencanaan Formulasi sasaran Pengumpulan dan analisis data
34 Proses Perencanaan Identifikasi seperangkat alternatif tindakan Penilaian terhadap seperangkat alternatif tindakan Pemilihan alternatif yang paling diinginkan/sesuai Implementasi Pengawasan dan evaluasi
35 Implementasi Aktivitas yang harus dilibatkan: Kita harus mengetahui apa yang ingin kita lakukan Sumberdaya yang dibutuhkan harus tersedia Kita harus memiliki kemampuan untuk menggunakan, mengawasi dan mengelola sumberdaya untuk mencapai apa yang kita inginkan Ketika ada pihak lain terlibat untuk mengerjakan tugas spesifik tertentu, kita harus mampu mengkomunikasikan kepada mereka apa yang dibutuhkan, kapan dan dapat melakukan pengawasan umum terhadap pelaksanaan kewajiban mereka
36 Faktor yang mempengaruhi Implementasi Rencana Sifat dari proses perencanaan Organisasi perencanaan dan implementasi Isi dari rencana Manajemen dari proses implementasi
37 Pengawasan Pengawasan dapat menyediakan input kedalam sistem pelaporan internal dengan tujuan untuk menajamkan koordinasi, antisipasi dan diagnosa terhadap permasalahan pada tahapan awal dan kemudian mengambil tindakan koreksi, dan menempatkan saran untuk mengeliminasi masalah dan penyempitan selama implementasi Laporan reguler Laporan periodik
38 Evaluasi Review terhadap kinerja Analisis dampak Penilaian kelayakan Evaluasi institusi
39 Contoh Indikator dampak untuk pengawasan dan evaluasi Pertanyaan Kunci Cek untuk Indikator Dampak ekonomi Apakah ada perubahan kesempatan kerja yang dihasilkan dari program Dampak sosial Sejauhmana proyek menghasilkan keuntungan terhadap kelompokkelompok masyarakat dalam populasi yang berbeda Dampak kesehatan Apakah proyek memiliki dampak terhadap ketersediaan air domestik Pekerjaan permanen baru dari proyek Peningkatan lapangan kerja di industri pelayanan Kehilangan pekerjaan karena mekanisasi proyek Kehilangan pekerjaan karena kompetisi dari proyek baru Dominasi oleh kelompok yang kuat Penjualan kembali sumberdaya yang dialokasikan untuk orang miskin agar lebih sejahtera Polusi terhadap sungai dan sumber air Kekeringan sumber air pada musim tertentu Statistik pekerja,data pajak, data desa Keuntungan dari ukuran penerimaan, pendapatan, besaran rumah, keanggotaan partai Kepemilikan setelah beberapa bulan Inspeksi secara visual Inspeksi visual, informasi lokal, survei hidrologi Dampak lingkungan Apakah ada dampak terhadap tanah? Erosi permukaan tanah Perubahan kesuburan tanah Survey permukaan tanah, data photo udara, penghitungan debu Data tumbuhan, data pemasaran, survey kesuburan tanah, informasi spesies
40 Sifat Organisasi Struktur organisasi Prosedur organisasi
41 Asas dan Tujuan 1 (1) Pembangunan nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional. (2)Perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. UU 25/2004
42 Asas dan Tujuan 2 (3) SPPN diselenggarakan berdasarkan asas umum penyelenggaraan negara : Asas kepastian hukum Asas tertib penyelenggaraan negara Asas kepentingan umum Asas keterbukaan Asas proporsionalitas Asas profesionalitas Asas akuntabilitas Asas efisiensi Asas efektivitas
43 Asas dan Tujuan 2 (4) SPPN bertujuan untuk : a. mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan; b. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara pusat dan daerah; c. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; d. mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan e. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
44 Ruang Lingkup Perencanaan NASIONAL Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Rencana Strategis Kementerian / Lembaga Rencana Kerja Pemerintah DAERAH Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Rencana Kerja Pemerintah Daerah Rencana Kerja Kementerian / Lembaga Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah
45 Isi RPJP (20 tahun) NASIONAL DAERAH Penjabaran Tujuan Nasional dalam Pembukaan UUD kedalam: Visi; Misi; Arah Pembangunan Nasional; Mengacu pada RPJP Nasional dan memuat: Visi; Misi; Arah Pembangunan Daerah;
46 Isi RPJM (5 tahun) RPJM NASIONAL Penjabaran visi, misi, program Presiden; Berpedoman pada RPJP Nasional RPJM DAERAH Penjabaran visi, misi, program Kepala Daerah; Berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional Isi: 1. Strategi Pemb. Nasional 2. Kebijakan Umum 3. Kerangka Ekonomi Makro 4. Program kementerian, lintas kementerian, kewilayahan, dan lintas kewilayahan yang memuat kegiatan dalam: Kerangka Regulasi Kerangka Anggaran Isi: 1. Strategi Pemb. Daerah 2. Kebijakan Umum 3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah 4. Program SKPD, lintas SKPD, kewilayahan, lintas kewilayahan yang memuat kegiatan dalam: Kerangka Regulasi Kerangka Anggaran
47 Isi RKP/D Isi: RKP Penjabaran RPJM Nasional 1. Prioritas Pembangunan Nasional 2. Rancangan Kerangka Ekonomi Makro 3. Arah Kebijakan Fiskal 4. Program Kementerian, lintas kementerian, kewilayahan, dan lintas kewilayahan yang memuat kegiatan dalam: Kerangka Regulasi Kerangka Anggaran Isi: RKP Daerah Penjabaran RPJM Daerah; Mengacu pada RKP 1. Prioritas Pembangunan Daerah 2. Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah 3. Rencana Kerja 4. Rencana Pendanaan Dilaksanakan pemerintah Mendorong partisipasi masyarakat
48 Isi Renstra-KL & Renstra-SKPD Isi: Renstra-KL Berpedoman pada RPJM Nasional 1. Visi-Misi 2. Tujuan, Strategi, dan Kebijakan 3. Program-program 4. Kegiatan pembangunan Isi: Renstra-SKPD Berpedoman pada RPJM Daerah 1. Visi-Misi 2. Tujuan, Strategi, dan Kebijakan 3. Program-program 4. Kegiatan pembangunan
49 Isi Renja-KL & Renja-SKPD Isi: Renja-KL Berpedoman pada Renstra KL mengacu pada prioritas pemb. Nasional dan pagu indikatif 1. Kebijakan KL 2. Program dan Kegiatan Pembangunan Dilaksanakan Pemerintah Mendorong Partisipasi Masyarakat Isi: Renja-SKPD Berpedoman pada Renstra SKPD dan mengacu kepada RKP 1. Kebijakan SKPD 2. Program dan Kegiatan Pembangunan Dilaksanakan Pemerintah Mendorong Partisipasi Masyarakat
50 Alur Perencanaan RPJP Nasional Pedoman Pedoman Renstra KL RPJM Nasional Pedoman Dijabar kan Diacu Renja - KL RKP Pedoman RAPBN APBN Pemerintah Pusat Diacu Diperhatikan Diacu RPJP Daerah Pedoman Pedoman RPJM Daerah Renstra SKPD Dijabar kan Pedoman Diacu RKP Daerah Renja - SKPD Pedoman RAPBD APBD Pemerintah Daerah
51 Tahapan Perencanaan Penyusunan Rencana Rancangan Rencana Pembangunan Nasional / Daerah Rancangan Rencana Kerja Dep / Lembaga SKPD Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Penetapan Rencana RPJP Nas dgn UU dan RPJP Daerah dgn Perda RPJM dengan Peraturan Presiden / Kepala Daerah RKP / RKPD dengan Peraturan Presiden / Kepala Daerah Pengendalian Pelaksanaan Rencana Evaluasi Pelaksanaan Rencana
52 Penyusunan dan Penetapan RPJP 1. Rancangan Rencana Proses Teknokratik oleh Bappenas/Bappeda 2. Musrenbang dengan bahan Rancangan Rencana yang melibatkan Masyarakat 3. Penyusunan Rancangan Akhir 4. Penetapan Rencana (RPJP Nasional UU, RPJP Daerah Perda)
53 Penyusunan & Penetapan RPJM (1) Visi, Misi, Program Presiden/KD Terpilih Bappenas/da menyusun Rancangan Awal & Rancangan RPJM/D a) Visi,Misi Presiden/KD b) Strategi Bangnas/da c) Kebijakan Umum nas/da d) Program prioritas pres/kd e) Kerangka ekonomi makro/da (2) (3) (4) Kement/Lemb / SKPD Menyusun Renstra-KL / Renstra SKPD Bappenas/da menyelenggarakan MUSRENBANG RPJM/D 2 bulan setelah pelantikan Pres/KD Bappenas/da menyusun Rancangan Akhir RPJM/D a) Visi, Misi Presiden/KD b) Strategi Bangnas/da c) Kebijakan Umum Nas/Da d) Program Prioritas pres/kd e) Kerangka ekonomi makro/da f) Program Kement/Lembaga / SKPD (6) (5) Penetapan RPJM / RPJMD (7) Digunakan sebagai pedoman penyusunan Rancangan RKP/RKPD 3 bulan setelah pelantikan Pres/KD
54 Penyusunan & Penetapan RKP/D Rancangan Awal & Rancangan RKP/D Penjabaran RPJM/D Kement/Lemb / SKPD Menyusun Renja - KL / SKPD Berpedoman pada Renstra-KL/SKPD MUSRENBANGPUS/DA Rancangan Akhir RKP/D RKP April RKPD Maret Penetapan RKP/D Sebagai pedoman penyusunan Rancangan APBN
55 Pengendalian & Evaluasi 1 Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dilakukan oleh masing-masing pimpinan kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah. Menteri/Kepala Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masingmasing pimpinan kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
56 Pengendalian & Evaluasi 2 Pimpinan kementerian/lembaga/kepala SKPD melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan kementerian/lembaga/skpd periode sebelumnya. Menteri/Kepala Bappeda menyusun evaluasi rencana pembangunan berdasarkan hasil evaluasi pimpinan kementerian/lembaga/skpd. Hasil evaluasi menjadi bahan bagi penyusunan rencana pembangunan nasional/daerah untuk periode berikutnya.
57 Permasalahan yang timbul Perbedaan pengaturan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam UU 25/2004 dengan UU 32/2004 Perbedaan pengaturan APBD dalam UU 17/2003 dengan UU 32/2004
58 UU 25/2004 vs UU 32/2004 Menurut UU 32/2004, RPJPD dan RPJMD ditetapkan dengan Perda. Pada UU 25/2004 hanya RPJPD yang dengan Perda
59 UU 17/2003 vs UU 32/2004 Berdasarkan UU 32/2004 penyusunan kebijakan umum APBD yang menjadi dasar pembahasan prioritas & plafon anggaran sementara tidak ada. Kepala Daerah yang menetapkan prioritas dan plafon anggaran UU 32/2004 juga mengatur dalam hal rancangan perda perubahan RAPBD diajukan oleh KDh, tidak lagi dibahas dengan DPRd
60 Permasalahan Lainnya 1 RPJP nasional belum ada padahal jadi acuan RPJPD RPJPD dibuat untuk 20 tahun, masa jabatan KDh 5 tahun. Bagaimana jika KDh baru tidak satu visi dengan RPJPD?
61 Permasalahan Lainnya 2 RPJM Nasional harus diperhatikan dalam RPJMD. Bagaimana jika KDh tidak satu visi dengan Presiden? Bagaimana hubungan Perencanaan Propinsi dengan Kabupaten/Kota (tidak diatur dalam UU 25/2004, hanya Daerah). Padahal harus ada keserasian pembangunan Nasional-Propinsi- Kab/Kota.
TELAAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH: UPAYA MEMPERKUAT PERAN DPRD DALAM PEMBANGUNAN TEGUH KURNIAWAN, M.SC FISIP UI.
TELAAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH: UPAYA MEMPERKUAT PERAN DPRD DALAM PEMBANGUNAN TEGUH KURNIAWAN, M.SC FISIP UI Isi Presentasi Latar Belakang Tinjauan Literatur Perencanaan, Pembangunan & Perencanaan
Lebih terperinciAlur Perencanaan dan Penganggaran
Alur Perencanaan dan Penganggaran RPJP Nasional Renstra KL RPJM Nasional Dijabar kan Diacu Renja - KL RKP RKA-KL RAPBN Rincian APBN APBN Pemerintah Pusat Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NO 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
UNDANG-UNDANG NO 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Latar Belakang Amandemen Keempat UUD NRI 1945 Tidak ada GBHN Pemilihan Presiden secara langsung Pemilihan Kepala Daerah secara
Lebih terperinciDengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa atas berkat rahmat
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa atas berkat rahmat
Lebih terperinciDengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa atas berkat rahmat
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa atas berkat rahmat
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN MENGHARAP
Lebih terperinciSISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (SPPN) Ekonomika Terapan
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (SPPN) Ekonomika Terapan PENDAHULUAN Deskripsi singkat Pokok bahasan ini akan membahas system perencanaan pembangunan yang digunakan di Indonesia, peraturan perundangan
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN BANDI. 11/26/2013 Bandi, 2013 MKN
MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA BANDI 11/26/2013 Bandi, 2013 MKN 1 MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA (MKN) MKN meliputi antara lain: 1. Sistem Administrasi Keuangan Negara (SAKN) 2. Sistem Penganggaran 3. Sistem Pelaporan
Lebih terperinciPembangunan Nasional dan Daerah
Perencanaan Berdasarkan PP 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan
Lebih terperinciMusrenbang. Musrenbang Desa/Kelurahan, Kecamatan dilaksanakan sebelum Musrenbang Kabupaten dan Kota. Musrenbang Daerah Kabupaten/Kota
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Sesuai UU25/2004 Drs. H. Dadang Solihin, MA Badiklat dkl Depdagri Diklat Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Program Pembangunan Jakarta, 24
Lebih terperinciStrategi perencanaan pembangunan nasional by Firdawsyi nuzula
Strategi perencanaan pembangunan nasional by Firdawsyi nuzula Latar belakang Amandemen Keempat UUD NRI 1945 Tidak ada GBHN Pemilihan Presiden secara langsung Pemilihan Kepala Daerah secara demokratis UU
Lebih terperinci- 1 - UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
- 1 - UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa atas berkat
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa atas berkat rahmat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN
Lebih terperinciDengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa atas berkat rahmat
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB II ASAS DAN TUJUAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa atas berkat rahmat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 14 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang :
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa atas berkat rahmat
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG
LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 2 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015
Lebih terperinciSUMBER HUKUM UTAMA PERENCANAAN DI INDONESIA
SUMBER HUKUM UTAMA PERENCANAAN DI INDONESIA Kuliah Hukum dan Administrasi Perencanaan Kuliah 2 / 12 April 2013 Free Powerpoint Templates Sumber Hukum Utama Perencanaan di Indonesia UUD 1945 pasal 33 ayat
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa atas berkat rahmat
Lebih terperinciUndang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang
BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 9 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH, RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SERTA MUSYAWARAH RENCANA PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG)
Lebih terperinciDESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Kabupaten yang baru berusia 17 tahun, sudah banyak yang dilakukan pemerintah untuk mengisi pembangunan, dapat dilihat akses-akses masyarakat yang terpenuhi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 5 TAHUN 2006 SERI : E.4
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 5 TAHUN 2006 SERI : E.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 5 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU
Lebih terperinciPENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK ANGGARAN Rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu Fungsi
Lebih terperinciWALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG
WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATAM DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mengacu pada Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, tiga bulan setelah Bupati / Wakil Bupati terpilih dilantik wajib menetapkan
Lebih terperinciPeraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2005
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2005 P e m e r i n t a h K a b u p a t e n B i m a [ J. S o e k a r n o - H a t t a R a b a - B i m a ] Tentang [Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah] [ T
Lebih terperinci11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 1/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG
11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 1/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2021 disusun dengan maksud menyediakan dokumen perencanaan
Lebih terperinciPemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan nasional adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2010 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mengingat bahwa hakekat Pembangunan Nasional meliputi pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, maka fungsi pembangunan daerah adalah sebagai
Lebih terperinciAspek Kelembagaan dalam Pembangunan Regional. Kuliah 9 Pembangunan Regional 20 April 2007
Aspek Kelembagaan dalam Pembangunan Regional Kuliah 9 Pembangunan Regional 20 April 2007 Mekanisme Pembangunan Regional Organisasi dan perencanaan Sifat alami organisasi Struktur organisasi Prosedur organisasi
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
-1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA Tahun 2010 Nomor: 8
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA Tahun 2010 Nomor: 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR: 8 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana diatur dalam. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai pengganti Undang-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai pengganti Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Lebih terperinciBUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA
BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa atas berkat rahmat
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 260 menyebutkan bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Lebih terperinciSURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada
Lebih terperinciSISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI UU 25 TAHUN 2004 SISTEMPERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MENIMBANG a. atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Proklamasi Kemerdekaan telah mengantarkan bangsa Indonesia
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan pembangunan perlu disusun beberapa dokumen yang dijadikan pedoman pelaksanaan sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 9 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 8 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 9 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2005-2025 DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pelaksanaan pembangunan daerah yang selama ini dilaksanakan di Kabupaten Subang telah memberikan hasil yang positif di berbagai segi kehidupan masyarakat. Namum demikian,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2007 SERI E ========================================================== PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PROSEDUR PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang
BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan
Lebih terperinciArtikel Perencanaan Pembangunan Daerah Karya : Said Zainal Abidin BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
Artikel Perencanaan Pembangunan Daerah Karya : Said Zainal Abidin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan yang akurat serta diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan nasional terdiri atas perencanaan pembangunan
Lebih terperinciW A L I K O T A B A N J A R M A S I N
W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BANJARMASIN TAHUN 2011 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH, RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH, RENCANA STRATEGIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperincifpafpasa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN,
fpafpasa PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAPPEDA KAB. LAMONGAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan tahun 2005-2025 adalah dokumen perencanaan yang substansinya memuat visi, misi, dan arah pembangunan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Undang-Undang
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 BAB 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PEMBANGUNAN TERINTEGRASI DAERAH
BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PEMBANGUNAN TERINTEGRASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang : a. bahwa Sistem Perencanaan
Lebih terperinciBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN 2014
LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR : 18 TANGGAL : 20 MEI 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA PARIAMAN TAHUN 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN
Lebih terperinciPerencanaan Pembangunan nasional Pedoman Penyusunan RPJP/RPJM tidak termasuk Rencana Pembangunan Tahunan
Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB Perencanaan Pembangunan nasional Pedoman Penyusunan RPJP/RPJM tidak termasuk Rencana Pembangunan Tahunan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Lebih terperinciBUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun I 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Pusat memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk melakukan serangkaian
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN Menimbang
Lebih terperinciTENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung
Lebih terperinci- 1 - BAB I PENDAHULUAN
- 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana
Lebih terperinciBUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU
BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,
Lebih terperinciALUR PERENCANAAN PROGRAM & PENGANGGARAN
dijabarkan dijabarkan ALUR PERENCANAAN PROGRAM & PENGANGGARAN RPJP NASIONAL RENSTRA KL RPJM NASIONAL RENJA KL diacu RKA - KL RINCIAN APBN RKP RAPBN APBN Pemerintah Pusat diacu diperhatikan Diserasikan
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2009-2013
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan perdesaan sebagai basis utama dan bagian terbesar dalam wilayah Kabupaten Lebak, sangat membutuhkan percepatan pembangunan secara bertahap, proporsional dan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG : : : : PERATURAN DAERAH 4 TAHUN 2012 20 April 2012 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN 2011-2016 BAB I PENDAHULUAN Perencanaan adalah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2007 SERI E
Lampiran II LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2007 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PROSEDUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN
Lebih terperinci