Kata Kunci : Program SM3T, Persepsi Mahasiswa, Faktor Fungsional, Faktor Struktural, Faktor Kultural

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci : Program SM3T, Persepsi Mahasiswa, Faktor Fungsional, Faktor Struktural, Faktor Kultural"

Transkripsi

1 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TERHADAP PROGRAM SARJANA MENDIDIK DI DAERAH TERDEPAN, TERLUAR, DAN TERTINGGAL Sisca Fitriyani, Epon Ningrum, Ahmad Yani Departemen pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Penelitian ini berjudul Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal. Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T) ini merupakan salah satu program yang dirintis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T. Mahasiswa program studi kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan calon guru profesional yang harus siap di tempatkan mengajar dimana saja, termasuk di Daerah 3T. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini yaitu ingin mengetahui kependidikan UPI terhadap program SM3T, setuju atau tidaknya mereka untuk berpartisipasi dalam program tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi pada penelitian ini sebanyak mahasiswa program studi kependidikan UPI. Sampel penelitian adalah mahasiswa program studi kependidikan UPI angkatan 2009 yang diprioritaskan dari jurusan yang pernah mengirimkan lulusannya mengikuti program SM3T. Instrumen yang digunakan berupa angke tertutup. Data dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi Spearman dan analisis skala Likert. Hasil penelitian ini menunjukkan : (1) ada hubungan antara faktor fungsional dengan persepsi mahasiswa UPI yaitu sebesar 5,76%, hal ini dapat disimpulkan bahwa hubungan antara faktor fungsional dengan persepsi ini tergolong rendah (2) ada hubungan antara faktor struktural dengan persepsi mahasiswa UPI yaitu sebesar 5,15%, hal ini dapat disimpulkan bahwa hubungan antara faktor struktural dengan persepsi ini tergolong rendah (3) ada hubungan antara faktor kultural dengan persepsi mahasiswa UPI yaitu sebesar 4 %, hal ini dapat disimpulkan bahwa hubungan antara faktor kultural dengan persepsi ini tergolong rendah (4) persepsi mahasiswa program studi kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) tergolong kuat, sehingga mereka setuju untuk mengikuti program SM3T. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor fungsional, struktural, dan kultural terhadap kependidikan UPI ini tergolong lemah sehingga kuatnya persepsi yang terbentuk berhubungan pula faktor-faktor lain diluar dari ketiga faktor tersebut. Kata Kunci : Program SM3T, Persepsi Mahasiswa, Faktor Fungsional, Faktor Struktural, Faktor Kultural

2 2 Sisca Fitriyani, dkk. Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang luas dan terdiri dari banyak pulau, namun hingga saat ini pembangunan masih terpusat di kota-kota besar khususnya di Pulau Jawa. Hal ini tentunya bertolak belakang dengan hakikat pembangunan nasional yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang dilaksanakan secara merata di seluruh tanah air. Namun pada kenyataannya pembangunan di Indonesia belum terlaksana secara merata di seluruh tanah air, kesenjangan yang terjadi masih cukup tinggi, terutama terkait masalah pendidikan. Permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia ini cukup banyak, salah satunya yang menjadi sorotan adalah terkait kurangnya jumlah guru yang mengajar di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T). Hal ini terjadi bukan karena jumlah guru yang ada di Indonesia itu sedikit, tetapi karena keberadaannya yang tidak merata. Menurut Anies Baswedan dalam Roadshow Gerakan Indonesia Mengajar menyebutkan bahwa ada 21% sekolah di perkotaan yang kekurangan guru, 37% sekolah di pedesaan dan 64% sekolah di daerah terpencil. Permasalahan ini tentunya perlu mendapatkan penanganan yang lebih dari pemerintah guna memperbaiki pendidikan di Indonesia. Pemerintah dalam hal ini telah mengatur sedemikian rupa agar pendidikan di Indonesia ini bisa merata, salah satunya dengan Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T). Program SM3T adalah Program Pengabdian Sarjana Pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional. Program SM3T ini diselenggarakan oleh 17 Universitas yang ada di Indonesia, salah satunya yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan Ketua IKA SM3T, SM3T UPI pada gelombang I mengirimkan sebanyak 66 peserta dan pada gelombang II sebanyak 64 peserta, sedangkan kuota yang diberikan untuk UPI sebanyak 300 peserta. Hal ini tentunya menunjukan bahwa minat mahasiswa lulusan UPI tergolong rendah untuk mengikuti program SM3T.Maka dari itu, untuk mengetahui minat mahasiswa UPI terhadap program SM3T pada gelombang berikutnya, saya melakukan penelitian mengenai Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal. 2. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, fokus permasalahan dapat dirumuskan kedalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. Adakah hubungan faktor fungsional dengan

3 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember kependidikan UPI terhadap program SM3T? b. Adakah hubungan faktor struktural dengan kependidikanupi terhadap program SM3T? c. Adakahhubungan faktor kulturaldengan kependidikanupi terhadap program SM3T? d. Bagaimana persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T? 3. TUJUAN PENELITIAN Melihat permasalahan yang diajukan di atas maka ada beberapa hal yang menjadi tujuan dalam penelitian ini. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah: a. Mengidentifikasi hubungan faktor fungsional dengan persepsi mahasiswa program studi kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T) b. Mengidentifikasihubungan faktor strukturaldengan persepsi mahasiswa program studi kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T) c. Mengidentifikasi hubungan faktor kultural dengan kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T) d. Menganalisis persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T) 4. TINJAUAN PUSTAKA a. Persepsi Persepsi pada hakikatnya adalah proses penilaian seseorang terhadap obyek tertentu. Menurut Stuart dan Sundeen dalam Putra (2008:14) persepsi merupakan bagaimana seseorang memberikan penilaian atau kesimpulan terhadap objek atau benda, manusia dan lingkungan dari hasil penangkapan indera. Persepsi dalam penelitian ini yaitu proses penilaian mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T, setuju atau tidaknya mereka untuk berpartisipasi dalam program tersebut. Persepsi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya menurut Robindalam Putra (2008:15) faktor persepsi itu tergantung dari faktor yang mempersepsi, faktor target, dan faktor situasi. Sedangkan menurut Krencdalam Putra (2008:16) yaitu dari faktor frame of reference yaitu kerangka pengetahuan yang dimiliki dan field of eksperience atau pengalaman yang telah dialaminya. Faktor persepsi menurut Rakhmat (2012:54-60) terdiri dari faktor fungsional, faktor struktural, dan faktor kultural.pada

4 4 Sisca Fitriyani, dkk. Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia penelitian ini saya mencoba melihat hubungan antara faktor-faktor yang dikemukakan oleh Rakhmat dengan persepsi mahasiswa program studikependidikan UPI. Faktor fungsional dalam penelitian ini terdiri dari aspek perhatian, pengalaman, kebutuhan, dan motivasi. Faktor struktural terdiri dari intensitas mengenal program, dan izin orangtua. Serta faktor kultural yang terdiri dari tujuh unsur kebudayaan. b. PROGRAM SM3T Program SM3T merupakan salah satu Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia yang dirintis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T (sm-3t.dikti.go.id). Program ini ditujukan kepada para Sarjana Pendidikan yang belum bertugas sebagai guru (PNS/GTY), untuk ditugaskan selama satu tahun di daerah 3T. Program SM3T dimaksudkan untuk membantu mengatasi kekurangan guru, sekaligus mempersiapkan calon guru profesional yang tangguh, mandiri, dan memiliki sikap peduli terhadap sesama, serta memiliki jiwa untuk mencerdaskan anak bangsa, agar dapat maju bersama mencapai cita-cita luhur seperti yang diamanatkan oleh para pendiri bangsa Indonesia. 5. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang terletak di Jl. DR. Setiabudhi No 229. UPI termasuk kedalam daerah administratif Kelurahan Isola, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Kampus UPI berada pada LS LS dan BT BT dengan memiliki luas ± 75 Ha. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa program studi kependididikan UPI. Menurut BAAK UPI tahun 2012, jumlah mahasiswa program studi kependidikan UPI berjumlah mahasiswa, baik itu yang yang berada di Kampus Daerah maupun di Kampus Bumi Siliwangi. Sampel yang diperoleh berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Slovin yaitu sebanyak 100 mahasiswa, penarikan sampel ini dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu sample yang dipilih secara cermat dengan mengambil orang atau objek penelitian yang selektif dan mempunyai ciri-ciri yang spesifik. B. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tujuan menggunakan metode ini yaitu untuk mengumpulkan data, fakta-fakta di lokasi penelitian, informasi dan keterangan tentang kependidikan UPI terhadap program SM3T.

5 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember HASIL PENELITIAN Data hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi Spearman dan analisis skala Likert. Faktor Fungsional terdiri dari kebutuhan, pengalaman, perhatian dan motivasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,ternyata terdapat hubungan antara faktor fungsional terhadap persepsi mahasiswa UPI, yaitu sebesar 5,76 %. Hal ini menunjukan bahwa faktor fungsional tergolong rendah atau lemah tapi pasti dalam mempengaruhi persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI. Rendahnya nilai yang didapat ini karena kurangnya perhatian dan motivasi mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T. Pengalaman yang didapat mahasiswa dari para alumni SM3T pun masih rendah, padahal pengalaman tersebut sangat penting karena dapat memotivasi mereka untuk mengikuti program SM3T. Mahasiswa program studi kependidikan UPI pun masih belum menganggap bahwa program SM3T ini merupakan suatu kebutuhan bagi dirinya. Sebagai calon guru profesional, sudah seharusnya mereka menjadikan program ini sebagai suatu kebutuhan karena melalui program SM3T mereka dapat membantu menyelesaikan permasalahan pendidikan yang ada di daerah 3T. Nilai hubungan yang didapat antara faktor fungsional dengan persepsi yang rendah ini dapat ditingkatkan dengan cara menumbuhkan motivasi dan perhatian mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T serta menambah wawasan terkait pengalaman para alumni SM3T melalui catatan-catatan yang sering mereka tulis di media online, dan membentuk frame of referenceatau hal-hal yang dapat mempengaruhi pola pikir individu salah satunya pendidikan sehingga mahasiswa program studi kependidikan UPI dapat menjadi calon guru profesional yang siap untuk di tempatkan dimana saja, termasuk di daerah 3T. Faktor struktural terdiri dari intensitas dan izin orang tua. Intensitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seberapa sering mahasiswa program studi kependidikan UPI mendengar tentang program SM3T. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan antara faktor struktural terhadap kependidikan UPI yaitu sebesar 5,15%. Hal ini menunjukan bahwa faktor struktural pun tergolong rendah atau lemah tapi pasti dalam mempengaruhi persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI.Rendahnya nilai yang diperoleh ini karena kurangnya intensitas mahasiswa program studi kependidikan UPI dalam mendengar informasi terkait program SM3T serta kurangnya dukungan orang tua mereka sehingga mereka kesulitan untuk mendapatkan izin dalam mengikuti program SM3T. Izin orang tua ini menjadi suatu hal yang penting karena tidak sedikit orang yang berminat mengikuti program SM3T harus batal mengikuti hanya karena tidak adanya izin dari

6 6 Sisca Fitriyani, dkk. Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia orang tua mereka. Agar meningkatnya nilai faktor struktural yang diperoleh, maka intensitas harus lebih ditingkatkan dengan cara pihak penyelenggara harus lebih menyosialisasikan lagi program SM3T agar lebih dikenal oleh para mahasiswa, serta diharapkan agar para mahasiswa pun memberikan pengarahan kepada orang tua mereka sehingga orang tua mereka mengerti dan mendukung anaknya untuk mengikuti program SM3T. Faktor selanjutnya yaitu faktor kultural yang terdiri dari agama, bahasa, kesenian, sistem kemasyarakatan, mata pencaharian, adat istiadat dan kebiasaan, dan teknologi. Faktor kultural yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu jika mahasiswa program studi kependidikan UPI di tempatkan di daerah tujuan SM3T yang berbeda kebudayaan, akankah mereka bersedia mengikuti program SM3T dan menerima perbedaan tersebut atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan antara faktor kultural dengan kependidikan UPI yaitu sebesar 4 %. Hal ini menunjukan bahwa faktor kultural pun tergolong rendah atau lemah tapi pasti dalam mempengaruhi persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI. Rendahnya nilai yang diperoleh ini dikarenakan mahasiswa program studi kependidikan UPI belum siap untuk di tempatkan di daerah yang memiliki kebudayaan berbeda. Hal ini tentunya membutuhkan peningkatan wawasaan kebangsaan bagi para mahasiswa program studi kependidikan UPI sehingga mereka bersedia untuk di tempatkan mengajar dimana saja di seluruh wilayah NKRI. Persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI berdasarkan hasil penelitian tergolong kuat yaitu sebesar 80,6%, sehingga mereka setuju untuk mengikuti program SM3T. Berdasarkan hasil penelitian, hubungan antara faktor fungsional, faktor struktural, dan faktor kultural dengan persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI ternyata rendah atau lemah tapi pasti. Jadi persepsi mahasiswa dalam penelitian ini selain dari faktor fungsional, faktor struktural, dan faktor kultural jugaada hubungannya dengan faktor-faktor lain di luar ketiga faktor tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI, salah satunya faktor situasi seperti yang di kemukakan oleh Robbin. Situasi mahasiswa program studi kependidikan UPI pada saat itu memungkinkan mereka untuk memberikan persepsi positif terhadap program SM3T tanpa mempertimbangkan aspek-aspek lainnya. 7. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan yang tercantum dalam beberapa point di bawah ini, yaitu : 1. Dari hasil perhitungan analisis korelasi Spearman menggunakan SPSS 11.5

7 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang rendah atau lemah tapi pasti antara faktor fungsional dengan persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T, yaitu sebesar 0,240. Adapun variasi(naik/turunnya) persepsi mahasiswa UPI terhadap program SM3T yang disebabkan oleh faktor fungsional hanya sebesar 5,76 %, dan selebihnya 94,24% ditentukan oleh faktor lain. 2. Dari hasil perhitungan analisis korelasi Spearman menggunakan SPSS 11.5 didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang rendah atau lemah tapi pasti antara faktor struktural dengan persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T yaitu sebesar 0,227. Adapun variasi(naik/turunnya) persepsi mahasiswa UPI terhadap program SM3T yang disebabkan oleh faktor struktural hanya sebesar 5,15 %, dan selebihnya 94,85% ditentukan oleh faktor lain. 3. Dari hasil perhitungan analisis korelasi sspearman menggunakan SPSS 11.5 didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang rendah atau lemah tapi pasti antara faktor kultural dengan persepsi mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T yaitu sebesar 0,2. Adapun variasi(naik/turunnya) persepsi mahasiswa UPI terhadap program SM3T yang disebabkan oleh faktor kultural hanya sebesar 4 %, dan selebihnya 96 % ditentukan oleh faktor lain. 4. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan skala Likert didapat bahwa kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia terhadap program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) tergolong kuat, sehingga mereka setuju untuk mengikuti program SM3T. Namun hubungan antara faktor fungsional, struktural, dan kultural dengan kependidikan UPI ini tergolong rendah atau lemah tapi sehingga kuatnya persepsi yang terbentuk berhubungan dengan faktor-faktor lain diluar dari ketiga faktor tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyampaikan beberapa saran sebagai masukan yang diharapkan bermanfaat. Adapun saran-saran yang ingin penulis sampaikan antara lain : 1. Dalam rangka meningkatkan persepsi positif mahasiswa program studi kependidikan UPI terhadap program SM3T diharapkan pihak universitas lebih giat lagi memberikan sosialisasi tentang program SM3T baik dari media online, media cetak, maupun melalui prodi masing-masing agar mahasiswa program studi kependidikan UPI lebih tertarik dan berminat untuk berpartisipasi

8 8 Sisca Fitriyani, dkk. Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia melalui program SM3T. 2. Untuk mahasiswa program studi kependidikan UPI diharapkan untuk bisa mengikuti program SM3T agar dapat berpartisipasi menyelesaikan masalah pendidikan yang ada di Indonesia, terutama di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang terletak di Jl. DR. Setiabudhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sisca Fitriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sisca Fitriyani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan luas daratan sekitar 1.919.031,32 km 2 serta terdiri dari 13.466 buah pulau(kementerian Kelautan dan Perikanan, 2011).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan metode survey. Menurut Tika (1997:9) penelitian deskriptif lebih mengarah pada pengungkapan

Lebih terperinci

Desember Sehingga saat ini hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang masih menggunakan kurikulum Kurikulum 2013 merupakan kurikulum

Desember Sehingga saat ini hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang masih menggunakan kurikulum Kurikulum 2013 merupakan kurikulum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Pendidikan mempunyai peran penting dalam terciptanya sumber daya manusia yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada hakikatnya pendidikan merupakan suatu kesatuan proses terpadu dalam

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Studi Analisis Terhadap Mahasiswa Pada Mata Kuliah Matematika Dasar Program Studi Pendidikan Matematika FKIP

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI TEKNISI DENGAN SIKAPNYA TERHADAP PEKERJAAN TEKNISI OTOMOTIF PADA SISWA SMK

HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI TEKNISI DENGAN SIKAPNYA TERHADAP PEKERJAAN TEKNISI OTOMOTIF PADA SISWA SMK 45 HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI TEKNISI DENGAN SIKAPNYA TERHADAP PEKERJAAN TEKNISI OTOMOTIF PADA SISWA SMK Eka A. Saefudin 1, Iwa Kuntadi 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin, FPTK UPI

Lebih terperinci

Hasil Pelatihan pada Pelatihan Guru Pamong SLTP Terbuka di BPG Bandung dapat

Hasil Pelatihan pada Pelatihan Guru Pamong SLTP Terbuka di BPG Bandung dapat BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan lapangan dan pembahasan yang dikemukakan dalam Bab IV, maka dari studi hubungan antara Motif Berprestasi dan Kreativitas dengan Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi dan teknologi dewasa ini, kompetisi di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi dan teknologi dewasa ini, kompetisi di berbagai sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era informasi dan teknologi dewasa ini, kompetisi di berbagai sektor ekonomi dan industri terutama dalam bidang pemasaran suatu produk mengalami kemajuan

Lebih terperinci

PROSEDING KONTRIBUSI PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DI SMA NEGERI 4 PANDEGLANG

PROSEDING KONTRIBUSI PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DI SMA NEGERI 4 PANDEGLANG PROSEDING KONTRIBUSI PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DI SMA NEGERI 4 PANDEGLANG Moh. Dendy F B Prodi Pendidikan Geografi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung. Secara astronomis kampus Unversitas Pendidikan Indonesi (UPI)

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung. Secara astronomis kampus Unversitas Pendidikan Indonesi (UPI) 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang terletak di Jalan. DR.

Lebih terperinci

istiadat serta kebutuhan pembangunan terutama di sekolah-sekolah.

istiadat serta kebutuhan pembangunan terutama di sekolah-sekolah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, dunia telah memasuki era globalisasi, era dimana persaingan di dunia akan semakin ketat. Perlu banyak upaya untuk mempertahankan suatu bangsa,

Lebih terperinci

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan 1 KONSEP PENDIDIKAN Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan perubahan perilaku ke arah yang lebih

Lebih terperinci

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan 1 KONSEP PENDIDIKAN Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan perubahan perilaku ke arah yang lebih

Lebih terperinci

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 57 BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Persepsi Relawan terhadap PNPM-MP Persepsi responden dalam penelitian ini akan dilihat dari tiga aspek yaitu persepsi terhadap pelaksanaan

Lebih terperinci

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U No.132, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Kedokteran. Akademik. Profesi. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5434) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Arikunto (2010: 118), objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Objek dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya 1 1.1 Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Dengan pendidikan yang bermutu kita bisa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. harus meninggalkan unsur-unsur keagamaan dan hubungan sosial. bukan hanya berarti suatu cara untuk mendapatkan sejumlah pengetahuan dan

I PENDAHULUAN. harus meninggalkan unsur-unsur keagamaan dan hubungan sosial. bukan hanya berarti suatu cara untuk mendapatkan sejumlah pengetahuan dan I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan Nasional diselenggarakan demi peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa harus meninggalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa sebagai makhluk sosial tentunya tidak dapat hidup tanpa berinteraksi dengan mahasiswa yang lain, interaksi tersebut dapat dilakukan dengan aktif dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era-globalisasi sekarang ini sebagai warga Negara Indonesia perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup di tengah masyarakat, apalagi di perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang mencetak tenaga kerja mempunyai tanggung jawab dalam

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang mencetak tenaga kerja mempunyai tanggung jawab dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, oleh karena itu dibutuhkan tenaga - tenaga kerja yang terampil dan profesional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam membentuk dan mengembangkan kualitas pribadi bangsa. Pendidikan dapat mencakup seluruh

Lebih terperinci

PENELITIAN TENTANG PENGEMBANGAN MODEL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN

PENELITIAN TENTANG PENGEMBANGAN MODEL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN PENELITIAN TENTANG PENGEMBANGAN MODEL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN 2009 INSTRUMEN-9 Lulusan Pendidikan Guru Bidang Studi (PGBS) 197 DAFTAR ISIAN Petunjuk: Jawablah masing-masing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. UU Nomor 29 Tahun 2004 UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan pemerintah Tanggal 6 Oktober Tahun 2004. Undang-undang ini menyebutkan bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.897, 2015 KEMENDIKBUD. Karakter. Sekolah. Pembudayaan. Gerakan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG GERAKAN PEMBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia karena melalui pendidikan manusia dapat mencapai masa depan yang baik. Adapun pendidikan bukanlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Pada tanggal 7 Mei 999 kawasan Cagar Alam Pancoran Mas Depok diubah fungsinya menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas Depok dan dikelola oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk meningkatkan sumber daya manusia seutuhnya yang mampu membangun dirinya dan bertanggung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan di Indonesia bertujuan membentuk manusia yang berkualitas bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter individu, dan hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu faktor yang berperan penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu faktor yang berperan penting dalam pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu faktor yang berperan penting dalam pembangunan bangsa ini, hal ini dapat kita lihat pada sejarah bangsa dan pada undang-undang dasar

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada ruangan Cyber @ccess di kampus Syahdan Universitas Bina Nusantara Jl.K.H. Syahdan No. 9, Jakarta

Lebih terperinci

Persepsi Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Terhadap Keberadaan Bank Mini di Program Studi Pendidikan Ekonomi Undiksha

Persepsi Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Terhadap Keberadaan Bank Mini di Program Studi Pendidikan Ekonomi Undiksha Persepsi Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Terhadap Keberadaan Bank Mini di Program Studi Pendidikan Ekonomi Undiksha Ahmad Agung Restiyawan, NIM 1214011017 Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

KETERAMPILAN BIDANG BOGA PADA PELAKSANAAN KKN POSDAYA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA

KETERAMPILAN BIDANG BOGA PADA PELAKSANAAN KKN POSDAYA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) adalah salah satu Perguruan Tinggi yang mempunyai program studi kependidikan. Program studi kependidikan adalah program

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA Judul : PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA MELALUI TRACER STUDY

PROPOSAL PENELITIAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA Judul : PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA MELALUI TRACER STUDY PROPOSAL PENELITIAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA 2014 Judul : PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA MELALUI TRACER STUDY Oleh: Drs. Hajar Pamadhi, M.A (Hons) Drs. Bambang Prihadi, M.Pd.

Lebih terperinci

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor No.1072, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Budi Pekerti. Penumbuhan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PENUMBUHAN BUDI PEKERTI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang mencari ada tidaknya hubungan dua variabel penelitian. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia hingga tahun 2014 berjumlah 4267 perguruan tinggi, baik Perguruan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data yang ada dalam ini adalah upaya guru PAI dalam pengembangan. data untuk memberi gambaran penyajian laporan.

BAB III METODE PENELITIAN. data yang ada dalam ini adalah upaya guru PAI dalam pengembangan. data untuk memberi gambaran penyajian laporan. 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul yang peneliti angkat, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, fenomenologis dan berbentuk diskriptif.

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT Carsiwan, Mira Sandrawaty Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Departemen

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KOMPARASI HASIL BELAJAR MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA ANTARA LULUSAN SMA DENGAN SMK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian sebagai tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi yang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memenuhi derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memenuhi derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi MINAT BELAJAR MAHASISWA DITINJAU DARI INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA DAN KETERSEDIAAN SUMBER BELAJAR PADA MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan satuan penyelenggara pendidikan tinggi sebagai tingkat lanjut dari jenjang pendidikan menengah di jalur pendidikan formal. Hal ini

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: WAHYU DHATUN HIDAYATI A

Diajukan Oleh: WAHYU DHATUN HIDAYATI A MOTIVASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 2 DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI DOSEN DAN FASILITAS BELAJAR PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang cerdas. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan perkembangan era globalisasi sekarang ini diperlukan upaya yang signifikan khususnya bagi generasi penerus sebab akan membawa dampak kemajuan diberbagai

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM SARJANA MENDIDIK DI DAERAH 3T (SM-3T)

KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM SARJANA MENDIDIK DI DAERAH 3T (SM-3T) KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM SARJANA MENDIDIK DI DAERAH 3T (SM-3T) A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan wilayah yang luas dan secara geografis maupun sosiokultural sangat heterogen,

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan analisis data kuantitatif. Menurut Nawawi (2006:67) metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sangat berperan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, secara profesional guru harus meningkatkan kemampuan dan kompetensinya, kemudian mengimplementasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun 2004, implementasi kebijakan otonomi daerah menjadi fokus pemerintah pusat dan daerah. Di samping menempatkan

Lebih terperinci

Statuta Poltekkes Kemenkes Kupang Tahun 2014

Statuta Poltekkes Kemenkes Kupang Tahun 2014 Statuta Poltekkes Kemenkes Kupang Edisi Kelima 2010 2 Statuta Poltekkes Kemenkes Kupang Tahun 2014 i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan tuntunan-nya,

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi MOTIVASI BELAJAR STATISTIKA PERUSAHAAN 2 DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR DOSEN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis pada penelitian tentang persepsi mahasiswa pengaruhnya terhadap radikalisme atas nama agama yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB VI P E N U T U P

BAB VI P E N U T U P 244 BAB VI P E N U T U P A. Kesimpulan Menyimak hasil penelitian dan setelah melalui langkah analisis berkenaan dengan Problematika Penyelenggaraan Supervisi Pendidikan Islam pada Madrasah di Era Otonomi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Persepsi a. Pengertian Persepsi Menurut Slameto (2003:102), persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Untuk mengumpulkan data yang dijadikan bahan dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Penilaian Citra Perusahaan Oleh Konsumen Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom Perpustakaan IM Telkom merupakan fasilitas yang diperuntukkan bagi mahasiswa dan para dosen IM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia yang potensial dalam pembangunan nasional adalah melalui sektor pendidikan. Pendidikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi(cita cita)

BAB I PENDAHULUAN. kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi(cita cita) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN MASYARAKAT LAPORAN AKHIR PENGABDIAN MASYARAKAT PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK KURANG MAMPU BERDASARKAN SPIRITUAL, EMOSIONAL DAN INTELEKTUAL DENGAN MEDIA PUZZLE DI TPA MANUNGGAL BANTUL oleh: ERNI SURYANDARI F, SE,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT No. 17 1984 SERI D. -------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH TINGKAT I PROPINSI JAWA BARAT Nomor : 20 TAHUN 1983

Lebih terperinci

Penetapan jumlah sks yang harus ditempuh ditetapkan pada awal semester sebelum registrasi akademik dilakukan.

Penetapan jumlah sks yang harus ditempuh ditetapkan pada awal semester sebelum registrasi akademik dilakukan. PANDUAN PENERIMAAN MAHASISWA BARU JALUR SELEKSI MANDIRI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (SM-UPI) PROGRAM S-1 KEDUA BAGI GURU BK, PAUD DAN SD TAHUN AKADEMIK 2015/2016 A. PENDAHULUAN Undang-undang Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan dalam berbahasa biasanya mencantumkan empat keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik, yakni keterampilan menyimak, keterampilan membaca,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lulusan SMK akan menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lulusan SMK akan menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lulusan SMK akan menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam upaya mendapatkan pekerjaan. Lowongan pekerjaan yang tersedia saat ini tidak sebanding dengan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VII DALAM MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 12 KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VII DALAM MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 12 KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VII DALAM MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 12 KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI DisusunUntukMemenuhiSebagaiPersyaratanGunaMencapaiDerajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam upaya ini pemerintah berupaya mencerdaskan anak bangsa melalui proses pendidikan di jalur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dan kuantitatif. 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif yaitu penelitian yang memungkinkan dilakukannya observasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Lokasi penelitian ini tepatnya di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat, provinsi DKI Jakarta. Objek penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan Negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah salah satu jurusan di Fakultas Pendidikan Tehnik dan Kejuruan (FPTK), memiliki tiga program studi, salah satunya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah pengguna sepatu Converse, dan lokasi dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. 3.2 Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDA ACEH ABSTRAK

HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDA ACEH ABSTRAK HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDA ACEH Wirda Naufa 1, Abdul Wahab Abdi 2, Amsal Amri 3 1 Email: wirda.naufa@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK GURU DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN KUALITAS PEMBELAJARAN SISWA DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK GURU DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN KUALITAS PEMBELAJARAN SISWA DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK GURU DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN KUALITAS PEMBELAJARAN SISWA DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Guna Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi semakin maju dan perkembang pesat karena adanya Globalisasi. Begitu pula dengan dunia pendidikan yang harus mengikuti adanya perubahan-perubahan

Lebih terperinci

Menurut buku Panduan PLP UPI (2009 : 3), tujuan PLP adalah sebagai

Menurut buku Panduan PLP UPI (2009 : 3), tujuan PLP adalah sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan bersosialisasi merupakan salah satu aspek pengembangan diri yang penting. Sebagai mahluk sosial, manusia dituntut untuk mampu bekerjasama dengan orang lain

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A. PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESIONALITAS GURU DAN MOTIVASI UNTUK MENJADI GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN YANG PROFESIONAL TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FKIP

Lebih terperinci

MAGANG KEWIRAUSAHAAN PADA INDUSTRI MENDONG BAGI MAHASISWA PGSD UPI SEBAGAI TINDAK LANJUT PROGRAM KWU. HODIDJAH, dkk

MAGANG KEWIRAUSAHAAN PADA INDUSTRI MENDONG BAGI MAHASISWA PGSD UPI SEBAGAI TINDAK LANJUT PROGRAM KWU. HODIDJAH, dkk MAGANG KEWIRAUSAHAAN PADA INDUSTRI MENDONG BAGI MAHASISWA PGSD UPI SEBAGAI TINDAK LANJUT PROGRAM KWU HODIDJAH, dkk ABSTRAKSI Dalam upaya meningkatkan kemandirian mahasiswa, diperlukan program yang menumbuhkan

Lebih terperinci

E-tech,Vol.III, No.1 Page 0

E-tech,Vol.III, No.1 Page 0 E-tech,Vol.III, No.1 Page 0 PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KOMPETENSI TENAGA PROFESIONAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN Feni Fitri *Jurusan KTP FIP UNP Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Persepsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia. 2. Subjek Penelitian

Lebih terperinci

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1314, 2014 KEMENDIKBUD. Instruktur. Kursus Dan Pelatihan. Kompetensi. Kualifikasi. Standar. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di berbagai lembaga pendidikan formal maupun non formal, seperti sekolah negeri atau swasta yang

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI PENGARUH MINAT DAN MOTIVASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SENI MUSIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SENI BUDAYA DI SMPN 1 WATES

RINGKASAN SKRIPSI PENGARUH MINAT DAN MOTIVASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SENI MUSIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SENI BUDAYA DI SMPN 1 WATES RINGKASAN SKRIPSI PENGARUH MINAT DAN MOTIVASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SENI MUSIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SENI BUDAYA DI SMPN 1 WATES Oleh : Ardyansah Jani Putra 06208244053 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena. sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena. sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM). Peningkatan SDM melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti berasumsi bahwa mayoritas pendengar acara tersebut adalah muda-mudi

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti berasumsi bahwa mayoritas pendengar acara tersebut adalah muda-mudi 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Peneliti berasumsi bahwa mayoritas pendengar acara tersebut adalah muda-mudi dan pengendara mobil, objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal yang penting bagi setiap orang. Pendidikan dianggap sebagai suatu kebutuhan yang wajib

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. verifikatif. Sugiyono (2012:206) menyatakan bahwa Statistik deskriptif adalah

III. METODE PENELITIAN. verifikatif. Sugiyono (2012:206) menyatakan bahwa Statistik deskriptif adalah III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Sugiyono (2012:206) menyatakan bahwa Statistik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alat musik tiup Flute merupakan termasuk kedalam keluarga alat tiup kayu yang paling kuno dan mengalami banyak perubahan dalam perkembangannya hingga menjadi bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang professional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan sangat

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN I. UMUM Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa depan adalah mampu menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai tenaga pengisi pembangunan yang sesuai dengan Tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil yang mempunyai potensi sumber daya pesisir dan lautan yang berlimpah dan beragam sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eulis Karmila, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eulis Karmila, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, orientasi pendidikan mengalami pergeseran yang menempatkan pembangunan manusia seutuhnya melalui pendidikan dan latihan dengan

Lebih terperinci