KEPUTUSAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR : KEP / 422 /XII/ KA /OT.01/ 2015 /BNN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEPUTUSAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR : KEP / 422 /XII/ KA /OT.01/ 2015 /BNN"

Transkripsi

1 KEPUTUSAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR : KEP / 422 /XII/ KA /OT.01/ 2015 /BNN TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL TAHUN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi , perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Narkotika Nasional tentang Road Map Reformasi Birokrasi Badan Narkotika Nasional Tahun ; b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 1 huruf b Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Narkotika Nasional tentang Road Map Reformasi Birokrasi Badan Narkotika Nasional Tahun ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Narkotika Nasional tentang Road Map Reformasi Birokrasi Badan Narkotika Nasional Tahun ; Mengingat...

2 -2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (Lembaran Negara Republik Tahun 2007 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013; 5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi ; 6. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah; 7. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2011 tentang pedoman Pelaksanaan Manajemen Perubahan; 8. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2011 tentang Penjamin Kualitas (Quality Assurance) dan Pedoman Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi; 9. Peraturan...

3 -3-9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi ; 10. Peraturan Kepala BNN Nomor 16 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional; dan 11. Peraturan Kepala BNN Nomor 6 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 3 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota; MEMUTUSKAN: Menetapkan KESATU KEDUA : KEPUTUSAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL TAHUN : Menetapkan dan mengesahkan Road Map Reformasi Birokrasi Badan Narkotika Nasional Tahun sebagaimana tercantum dalam Lampiran. : Road Map Reformasi Birokrasi Badan Narkotika Nasional Tahun merupakan acuan dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Badan Narkotika Nasional Tahun yang meliputi beberapa program, yaitu : 1. Program Manajemen Perubahan; 2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan; 3. Program Penataan dan Penguatan Organisasi; 4. Program Penataan Tata Laksana; 5. Program Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia; 6. Program Penguatan Akuntabilitas; 7. Program Penguatan Pengawasan; 8. Program Pelayanan Publik; dan 9. Program Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan. KETIGA...

4 -4- KETIGA KEEMPAT : Road Map Reformasi Birokrasi Badan Narkotika Nasional Tahun dapat diubah sesuai dengan perkembangan organisasi. : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 Desember 2015 KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, ttd Drs. BUDI WASESO Paraf : 1. Kasubbag Tatalaksana : Kabag Ortala : Karo Kepeg & Org : Vide Draft 4. Dir Hukum : Vide Draft 5. Kabag TU : Vide Draft 6. Karo Umum : Vide Draft 7. Sestama : Vide Draft

5 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN Jakarta, 22 Desember 2015 BADAN NARKOTIKA NASIONAL TA. 2015

6 BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN BNN

7 i RINGKASAN EKSEKUTIF Pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Badan Narkotika Nasional telah berlangsung selama 5 (lima) tahun. Dalam kurun waktu tersebut, Badan Narkotika Nasional telah melaksanakan beberapa tahap pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang terus berjalan diikuti dengan perbaikan pelaksanaan berkelanjutan, sehingga dapat menciptakan langkah-langkah strategis untuk membangun seluruh sumber daya di Badan Narkotika Nasional agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN). Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Badan Narkotika Nasional masih memerlukan banyak perbaikan untuk sampai kepada tujuan utama Reformasi Birokrasi yaitu menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik, berintegrasi, berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik Aparatur Negara. Reformasi Birokrasi dapat dicapai dengan keterlibatan dari seluruh Sumber Daya Manusia di Badan Narkotika Nasional. Keterlibatan yang dimaksud adalah keterlibatan secara penuh dari mulai tahap awal penetapan Konsep Reformasi Birokrasi hingga pada proses pelaksanaannya. Sejalan dengan perkembangan organisasi Badan Narkotika Nasional, telah terbentuk 33 (tiga puluh tiga) Badan Narkotika Nasional Provinsi dan 129 (seratus dua puluh sembilan) Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota, maka diperlukan pemahaman dari seluruh lapisan Sumber Daya Manusia untuk memiliki kesadaran secara penuh dalam mendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Badan Narkotika Nasional. Berdasarkan hasil evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Badan Narkotika Nasional menunjukkan perlunya banyak perbaikan dalam pelaksanaan 8 ( delapan) area perubahan, yang meliputi Organisasi, Tata Laksana, Peraturan Perundang-Undangan, SDM Aparatur, Pengawasan, Akuntabilitas, Pelayanan Publik, serta Pola Pikir (mind set) dan Budaya Kerja (culture set). Badan...

8 ii Badan Narkotika Nasional menetapkan 9 (Sembilan) program untuk diagendakan dalam tahap pelaksanaan Reformasi Birokrasi yaitu Program Manajemen Perubahan, Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja, Program Penguatan Pengawasan, Program Penataan dan Penguatan Organisasi, Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, Program Penataan Tata Laksana, Program Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan. Program-program tersebut akan tertuang dalam Road Map Badan Narkotika Nasional pada periode dengan menerapkan sasaran, strategi dan kebijakan baru yang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga strategi dan program-program tersebut dapat berjalan secara terarah, sistematis, terintegrasi, termonitor, dan terukur dengan baik agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Sebagai upaya mempercepat pelaksanaan Program Reformasi Birokrasi, pada langkah awal Road Map , BNN menetapkan Program Percepatan (Quick Wins) tahun 2015, yaitu: 1. Rehabilitasi penyalah guna dan pecandu narkoba; 2. Peningkatan hasil pengungkapan jaringan tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika serta aset hasil tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika sebesar 20% dari TPA (Tindak Pidana Asal); 3. Terselenggaranya sistem pelaporan keuangan berbasis Akrual; 4. Legalitas Standar Operasional Prosedur di Lingkungan BNN; 5. Peningkatan jumlah tempat layanan rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan narkotika; 6. Penambahan ruang lingkup MDMA pada ISO di Balai Laboratorium Narkoba BNN; 7. Pengembangan organisasi BNN di tingkat Kabupaten/Kota sebanyak 29 Kabupaten/Kota; 8. Pengembangan Aplikasi Sistem Manajemen Kepegawaian; dan 9. Peningkatan persentase kerja sama nasional (masyarakat, instansi terkait dan swasta) dan internasional di bidang P4GN sebesar 50 %. Pada...

9 iii Pada Bidang Manajemen Perubahan, BNN telah melaksanakan pembentukan Tim Reformasi Birokrasi beserta rencana kerjanya. Selain itu BNN telah menerapkan nilai-nilai organisasi yang akan menjadi dasar dalam mengembangkan budaya kerja dengan menerapkan nilai-nilai organisasi : 1. Servis ; 2. Integritas; 3. Profesional. Penerapan nilai-nilai organisasi dengan baik dalam pelaksanaan budaya kerja, diharapkan dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia, proses dan hasil kerja yang berkualitas. Program penataan peraturan perundang-undangan, BNN telah melakukan penataan dan revisi terhadap beberapa Peraturan Kepala yang tidak harmonis dan tidak sinkron. Disamping itu BNN juga telah menerapkan persyaratan terhadap sebagian penerbitan Peraturan Kepala sebagai upaya pengendalian dalam penyusunan Peraturan Kepala. Program penataan dan penguatan organisasi, BNN telah melakukan evaluasi serta penataan terhadap sebagian tugas dan fungsi unit-unit kerjanya dan penambahan pembentukan instansi vertikal di lingkungan BNN. Hal ini diupayakan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi masingmasing unit kerja dan menghindari duplikasinya tugas dan fungsi masing-masing unit kerja. Pada program tata laksana, dilaksanakan perbaikan dalam hal penyusunan Standar Operasional Prosedur dari masing-masing satuan kerja atas sebagian besar sistem kerjanya. Selain itu, BNN telah mulai melakukan pengembangan e-government yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas pelayananan internal maupun eksternal sebagai contoh diberlakukannya Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian, Finger Print dan E-Letter. Penataan sistem manajemen SDM difokuskan pada perencanaan kebutuhan pegawai agar sesuai dengan kebutuhan organisasi dengan proses pengadaan yang transparan, objektif dan akuntabel dengan pendaftaran secara online dan tes menggunakan sistem CAT (Computer Assisted Test), serta BNN telah memiliki dokumen mengenai pelaksanaan evaluasi jabatan yang akan memberikan gambaran mengenai faktor jabatan, peta jabatan dan kelas jabatan. Pada...

10 iv Pada program penguatan akuntabilitas, pimpinan telah memberikan perhatian terhadap penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, rencana strategis, penetapan kinerja serta pencapaiannya. Disamping itu BNN juga telah menyusun dokumen pedoman akuntabilitas kinerja yaitu Rencana Strategis dan Rencana Kerja Tahunan BNN. Program pengawasan di lingkungan BNN terus menerus ditingkatkan guna tercapainya kinerja dan akuntabilitas yang transparan dengan nilai baik. Penyusunan RKAKL BNN telah menggunakan sistem pengawasan APIP (Aparat Pengawas Internal Pemerintah), pencanangan wilayah bebas korupsi, evaluasi terhadap penggunaan anggaran dan kinerja oleh auditor, pelaporan LHKASN (Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara). Pada program pelayanan publik, BNN telah memiliki kebijakan tentang standar pelayanan yang diterapkan dan melakukan reviu atas standar pelayanan tersebut agar dapat dilakukan perbaikan yang berkelanjutan sesuai perkembangan zaman. Sejalan dengan hal tersebut untuk meningkatkan kualitas pelayanan, maka BNN menciptakan inovasi pelayanan yang bermanfaat bagi penerima layanan, seperti sistem pengaduan masyarakat ke Call Center, IPWL, sistem pelayanan pemeriksaan Laboratorium Uji Narkoba 24 jam, website Indonesia Bergegas dan lain-lain. Monitoring, evaluasi dan pelaporan merupakan program yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi sebagai tolak ukur atas keberhasilan Reformasi Birokrasi pada 8 area perubahan di Badan Narkotika Nasional. Memperhatikan beberapa poin di atas maka Road Map BNN difokuskan untuk meningkatkan dan memperbaiki hasil yang telah dicapai pada periode Road Map sebelumnya.

11 v Ringkasan Eksekutif Daftar Isi DAFTAR ISI i v BAB I PENDAHULUAN 1 A Latar Belakang 1 B Tugas dan Fungsi Badan Narkotika Nasional 3 C Visi, Misi Dan Tujuan Badan Narkotika Nasional 7 D Nilai-Nilai Organisasi Badan Narkotika Nasional 7 BAB II KONDISI, PERMASALAHAN, PENCAPAIAN 9 A Program Manajemen Perubahan 9 B Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan 12 C Program Penataan dan Penguatan Organisasi 13 D Program Penataan Tatalaksana 16 E Program Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) 18 F Program Akuntabilitas 20 G Program Pengawasan 20 H Program Pelayanan Publik 21 I Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 28

12 vi BAB III ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 43 A Arah Kebijakan Pemerintah Kabinet Kerja B Sasaran Reformasi Birokrasi 44 BAB IV PROGRAM, INDIKATOR KINERJA, WAKTU PELAKSANAAN DAN PENANGGUNG JAWAB 49 A Program Penataan Manajemen Perubahan 49 B Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan 55 C Program Penataan dan Penguatan Organisasi 58 D Program Penataan Tatalaksana 59 E Program Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) 65 F Program Akuntabilitas 76 G Program Pengawasan 79 H Program Pelayanan Publik 90 I Program Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 96 BAB V QUICK WINS 98 BAB VI PENUTUP 102

13 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan Reformasi Birokrasi diseluruh Kementerian / Lembaga / Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah diwajibkan untuk membuat Grand Design Reformasi Birokrasi Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010, Grand Design Reformasi Birokrasi bertujuan untuk memberikan arah kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi nasional selama kurun waktu agar reformasi birokrasi di Kementerian / Lembaga / Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapat berjalan secara efektif, efisien, terukur, konsisten, terintegrasi, melembaga, dan berkelanjutan. Kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi meliputi visi pembangunan nasional, arah kebijakan reformasi birokrasi, visi, misi, tujuan, dan sasaran reformasi birokrasi. Bentuk perwujudan dari Grand Design Reformasi Birokrasi adalah Road Map yang dibuat setiap lima tahun sekali. Road Map dapat diartikan sebagai rencana kerja secara rinci dan berkelanjutan yang menggambarkan pelaksanaan reformasi birokrasi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang. Road Map tahap I yaitu tahun telah selesai. Oleh karena itu, untuk melaksanakan ke tahap berikutnya yaitu tahap II tahun diperlukan penyusunan Road Map tahap kedua yang merupakan penguatan terhadap Road Map tahap sebelumnya, yaitu implementasi hasil yang telah dicapai sebelumnya dan perbaikan apa saja yang belum tercapai dan peningkatan untuk ke tahap selanjutnya. Penyusunan Road Map harus sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Secara garis besar berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun menetapkan tahapan pembangunan yang meliputi periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) I ( ), periode RPJMN II ( ), periode RPJMN III ( ), dan periode RPJMN IV ( )...

14 2 ( ). Sasaran lima tahunan dalam Grand Design Reformasi Birokrasi ini mengacu pada periodisasi tahapan pembangunan sebagaimana tercantum dalam RPJPN Sasaran lima tahun pertama ( ) Sasaran reformasi birokrasi pada lima tahun pertama difokuskan pada penguatan birokrasi pemerintah dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme, meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat, serta meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. 2. Sasaran lima tahun kedua ( ) Selain implementasi hasil-hasil yang sudah dicapai pada lima tahun pertama, pada lima tahun kedua juga dilanjutkan upaya yang belum dicapai pada berbagai komponen strategis birokrasi pemerintah pada lima tahun pertama. 3. Sasaran lima tahun ketiga ( ) Pada periode lima tahun ketiga, reformasi birokrasi dilakukan melalui peningkatan kapasitas birokrasi secara terus-menerus untuk menjadi pemerintahan kelas dunia sebagai kelanjutan dari reformasi birokrasi pada lima tahun kedua. RPJMN II ( ) menyusun strategi pembangunan melalui melalui tiga dimensi pembangunan, yaitu: 1. Dimensi Pembangunan Manusia, yang meliputi: pendidikan, kesehatan, perumahan, dan mental/karakter; 2. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan, yang meliputi: kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan ketenagalistrikan, kemaritiman dan kelautan, serta pariwisata dan industri; 3. Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan, yang meliputi: antar kelompok pendapatan, antar wilayah desa, pinggiran, luar Jawa, dan Kawasan Timur. Dimensi- dimensi tersebut dapat diwujudkan melalui pelaksanaan 4 hal penting yang mendukungnya, yaitu : 1. Kepastian...

15 3 1. Kepastian dan penegakan hukum; 2. Keamanan dan ketertiban; 3. Politik dan demokrasi; serta 4. Tata kelola dan reformasi birokrasi yang berjalan baik. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat bahwa reformasi birokrasi memegang peranan penting untuk mewujudkan pembangunan nasional. Penjabaran pelaksanaan Road Map periode merupakan penguatan dari tahap sebelumnya dapat dilaksanakan melalui hal-hal sebagai berikut : 1. Memelihara dan atau meningkatkan/memperkuat area perubahan yang sudah mencapai kemajuan, sehingga terjadi perbaikan berkelanjutan; 2. Melanjutkan upaya-upaya perubahan yang positif terhadap seluruh aspek dalam area perubahan; 3. Mengidentifikasi masalah lain dan mencari solusi pemecahannya; 4. Memperluas cakupan pelaksanaan reformasi birokrasi. Pada tahap penguatan ini bertujuan sebagai langkah-langkah untuk mencapai tujuan yaitu pemerintahan yang berbasis kinerja yang pada akhirnya pada tahap akhir 2025 mencapai tujuan terselenggaranya pemerintahan yang dinamis. Untuk mewujudkan hal tersebut, dirumuskan sasaran reformasi birokrasi sebagai berikut : 1. Birokrasi yang bersih dan akuntabel 2. Birokrasi yang efektif dan efisien 3. Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas B. Tugas dan Fungsi Badan Narkotika Nasional Badan Narkotika Nasional adalah lembaga pemerintah non kementerian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden melalui koordinasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. BNN memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut : 1. Tugas...

16 4 1. Tugas : a) Menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; b) Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; c) Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; d) Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat; e) Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; f) Memantau, mengarahkan dan meningkatkan kegiatan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Psikotropika Narkotika; g) Melalui kerja sama bilateral dan multiteral, baik regional maupun internasional, guna mencegah dan memberantas peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; h) Mengembangkan laboratorium Narkotika dan Prekursor Narkotika; i) Melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap perkara penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; dan j) Membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang. Selain tugas sebagaimana diatas, BNN juga bertugas menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap psikotropika, prekursor dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol. 2. Fungsi...

17 5 2. Fungsi : a) Penyusunan dan perumusan kebijakan nasional di bidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol yang selanjutnya disingkat dengan P4GN. b) Penyusunan, perumusan dan penetapan norma, standar, kriteria dan prosedur P4GN. c) Penyusunan perencanaan, program dan anggaran BNN. d) Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama di bidang P4GN. e) Pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakan teknis P4GN di bidang pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama. f) Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang P4GN kepada instansi vertikal di lingkungan BNN. g) Pengoordinasian instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam rangka penyusunan dan perumusan serta pelaksanaan kebijakan nasional di bidang P4GN. h) Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi di lingkungan BNN. i) Pelaksanaan fasilitasi dan pengkoordinasian wadah peran serta masyarakat. j) Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika. k) Pelaksanaan pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi di bidang narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol. l) Pengoordinasian instansi pemerintah terkait maupun komponen masyarakat dalam pelaksanaan rehabilitasi dan penyatuan kembali ke dalam...

18 6 dalam masyarakat serta perawatan lanjutan bagi penyalah guna dan/atau pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol di tingkat pusat dan daerah. m) Pengoordinasian peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat. n) Peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi penyalah guna dan/atau pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif tembakau dan alkohol berbasis komunitas terapeutik atau metode lain yang telah teruji keberhasilannya. o) Pelaksanaan penyusunan, pengkajian dan perumusan peraturan perundang-undangan serta pemberian bantuan hukum di bidang P4GN. p) Pelaksanaan kerjasama nasional, regional dan internasional di bidang P4GN. q) Pelaksanaan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan P4GN di lingkungan BNN. r) Pelaksanaan koordinasi pengawasan fungsional instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat di bidang P4GN. s) Pelaksanaan penegakan disiplin, kode etik pegawai BNN dan kode etik profesi penyidik BNN. t) Pelaksanaan pendataan dan informasi nasional penelitian dan pengembangan, serta pendidikan dan pelatihan di bidang P4GN. u) Pelaksanaan pengujian narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol. v). Pengembangan...

19 7 v) Pengembangan laboratorium uji narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif tembakau dan alkohol. w) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan nasional di bidang P4GN. C. Visi, Misi dan Tujuan Badan Narkotika Nasional 1. Visi Mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, bebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. 2. Misi Menyatukan dan menggerakkan segenap potensi masyarakat dalam upaya pencegahan, rehabilitasi, dan pemberantasan penyalahgunaan Narkoba. 3. Tujuan Sebagai penjabaran visi dan misi tersebut di atas, Badan Narkotika Nasional menetapkan tujuan dalam periode waktu sebagai berikut : Peningkatan penanganan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. D. Nilai-Nilai Organisasi Badan Narkotika Nasional Dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi Badan Narkotika Nasional menerapkan nilai-nilai organisasi yang akan menjadi dasar dalam mengembangkan budaya kerja. Nilai-nilai tersebut ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Pedoman Nilai-Nilai Organisasi dalam Pengembangan Budaya Kerja di Lingkungan Badan Narkotika Nasional, nilai-nilai organisasi yang disingkat SIP tersebut adalah : 1. Servis...

20 8 1. Servis; 2. Integritas; 3. Profesional Nilai-nilai organisasi tersebut digunakan sebagai dasar untuk menetapkan program-program jangka panjang pengembangan budaya kerja Badan Narkotika Nasional. BAB II...

21 9 BAB II KONDISI, PERMASALAHAN DAN PENCAPAIAN A. Program Manajemen Perubahan Pada program manajemen perubahan, pelaksanaan reformasi birokrasi BNN dapat dinilai dari 4 poin yaitu : 1. Tim Reformasi Birokrasi Telah membentuk Tim Reformasi Birokrasi dan ditetapkan dalam bentuk Surat Perintah serta Keputusan Kepala. Masing-masing tim tersebut dibagi untuk melaksanakan tugasnya di masing-masing area perubahan. Surat Perintah serta Keputusan Kepala tersebut terdiri dari : a) Keputusan Kepala BNN Nomor : Kep/148/IV/2013/BNN tanggal 26 April 2013 tentang Revisi Keanggotaan Tim Analisis dan Evaluasi Jabatan BNN; b) Keputusan Kepala BNN Nomor : Kep/146/IV/2013/BNN tanggal 26 April 2013 tentang Revisi Keanggotaan Tim Pengarah Reformasi Birokrasi; c) Keputusan Kepala BNN Nomor : Kep/147/IV/2013/BNN tanggal 26 April 2013 tentang Revisi Keanggotaan Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi ; d) Surat Perintah No : Sprin/1022/V/2013/BNN tanggal 29 Mei 2013 tentang Tim Pokja Penataan dan Penguatan Organisasi di lingkungan BNN; e) Surat Perintah No : Sprin/1023/V/2013/BNN tanggal 29 Mei 2013 tentang Tim Pokja Penataan Tata Laksana di lingkungan BNN; f) Surat Perintah No : Sprin/1024/V/2014/BNN tanggal 29 Mei 2013 tentang Tim Pokja Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur di lingkungan BNN; g. Surat...

22 10 g) Surat Perintah No : Sprin/1025/V/2014/BNN tanggal 29 Mei 2013 tentang Tim Pokja Penataan Peraturan Perundang-Undangan di lingkungan BNN; h) Surat Perintah No : Sprin/1026/V/2014/BNN tanggal 29 Mei 2013 tentang Tim Pokja Penguatan Akuntabilitas Kinerja di lingkungan BNN; i) Surat Perintah No : Sprin/1027/V/2014/BNN tanggal 29 Mei 2013 tentang Tim Pokja Penguatan Pengawasan di lingkungan BNN; j) Surat Perintah No : Sprin/1028/V/2014/BNN tanggal 29 Mei 2013 tentang Tim Pokja Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di lingkungan BNN; k) Surat Perintah No : Sprin/1029/V/2014/BNN tanggal 29 Mei 2013 tentang Tim Pokja Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Reformasi Birokrasi di lingkungan BNN; Administratif pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BNN telah diawali dengan baik. Pencanangan Reformasi Birokrasi di 8 area perubahan, dimulai dengan pembentukan kepanitian tim kelompok kerja (pokja) sebagaimana tersebut di atas untuk memberikan pembagian kerja yang jelas. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan BNN dirasa belum menyentuh ke seluruh pegawai sehingga perlu dilakukan upaya yang berkesinambungan untuk mensosialisasikan dan melaksanakan Reformasi Birokrasi tersebut. Upaya memberikan pemahaman dan kesadaran bagi pegawai agar memiliki kemauan dan kemampuan untuk mendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi harus terus dilaksanakan mulai dari pimpinan tertinggi hingga seluruh pegawai. Selain itu Tim Reformasi Birokrasi harus memiliki kesadaran penuh akan tanggung jawab yang diberikan kepadanya untuk memberikan pemahaman pelaksanaan Reformasi Birokrasi kepada pegawai. 2. Road Map Reformasi Birokrasi BNN telah membuat Road Map dalam mendukung Reformasi Birokrasi yang mencakup 8 (delapan) area perubahan serta Quick Win yang...

23 11 yang melibatkan seluruh unit organisasi tetapi hanya sebagian kecil saja anggota organisasi yang telah mendapatkan sosialisasi dan internalisasi Road Map. Sehingga masih terdapat pegawai yang belum memahami arti dan agenda dari Reformasi Birokrasi. 3. Pemantauan dan Evaluasi Reformasi Birokrasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) telah dibentuk dan disosialisasikan ke satuan kerja di lingkungan BNN tetapi belum secara keseluruhan disosialisasikan ke seluruh subsatker, sehingga hanya sebagian subsatker yang mendapat info tentang PMPRB. BNN membentuk tim asesor lapis pertama dan lapis kedua yang berasal dari pejabat struktural. Masing-masing tim dipimpin oleh koordinator asesor yang mempunyai tugas sebagai asesor dalam pelaksanaan PMPRB di Lingkungan BNN, namun pada kenyataannya tugas yang seharusnya dilaksanakan tim asesor tersebut dilakukan oleh pegawai lain yang tidak ditunjuk sebagai asesor PMPRB. Mengingat pentingnya tugas tersebut, maka diperlukan langkah perbaikan dalam pelaksanaan tugas sebagai tim asesor. Koordinator asesor telah melakukan reviu terhadap sebagian kertas kerja sebelum menyusun kertas kerja instansi, tidak semua koordinator asesor mencapai konsensus (tidak seluruh kriteria dibahas), sehingga rencana aksi belum dapat dilaksanakan. 4. Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja Salah satu program pelaksanaan Reformasi Birokrasi adalah perubahan pola pikir dan budaya kerja, yang pelaksanaanya harus didukung dari jajaran pimpinan tertinggi yang berperan secara aktif dan berkelanjutan. Untuk mendukung hal tersebut BNN telah membuktikan keterlibatan secara penuh dari pimpinan tertinggi dengan adanya Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Nilai-Nilai Organisasi dalam Pengembangan Budaya Kerja di Lingkungan Badan Narkotika Nasional, yang disingkat SIP, yaitu: a) Servis...

24 12 a) Servis; b) Integritas; c) Profesional. Keterlibatan jajaran pimpinan tertinggi tersebut harus didukung pula dengan pemahaman dari pegawai akan pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Media yang dijadikan sarana komunikasi atau penyampaian informasi kepada pegawai yang mensosialisasikan tentang reformasi birokrasi yang sedang dan akan dilakukan melalui media rolling text dan standing banner. Namun cakupannya belum menjangkau pemangku kepentingan terkait serta belum dilaksanakan secara berkala. BNN telah melakukan kegiatan Perubahan Mind Set dan Culture Set yang diikuti oleh pegawai BNN. Hal ini diharapkan setidaknya memberikan gambaran dan ajakan untuk memahami dan memulai perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan pola pikir dan budaya kerja memerlukan role model yang dijadikan panutan pelaksanaan perubahan pola pikir dan budaya kerja. Role model yang disebut juga sebagai agent of change telah dipilih sebanyak 150 orang yang tergabung dalam tim agent of change di lingkungan Badan Narkotika Nasional berdasarkan surat perintah nomor Sprin/2433/IX/KA/KP.03.01/2014/BNN. B. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan 1. Harmonisasi BNN secara berkala melakukan identifikasi, analisis, dan pemetaan terhadap Peraturan Kepala yang tidak harmonis/sinkron, berupa revisi atas Peraturan Kepala yang tidak harmonis / tidak sinkron tersebut. Hal ini dilaksanakan agar dapat meningkatkan efektifitas dalam pengelolaan Peraturan Kepala yang dikeluarkan oleh BNN untuk meningkatkan kualitas Peraturan Kepala tersebut. Rancangan...

25 13 Rancangan Peraturan yang berhasil diundangkan mencapai 260% (dua ratus enam puluh persen) atau berhasil melampaui target kinerja 5 (lima) rancangan menjadi 13 (tiga belas) rancangan. Pertumbuhan capaian yang melampaui target tersebut karena adanya beberapa kebijakan antar kementerian dan lembaga sesuai perkembangan paradigma P4GN. Sosialisasi pembinaan Hukum dibidang P4GN adalah kegiatan yang bertujuan memberikan pemahaman bagi penegak hukum dan petugas yang terkait P4GN, antara lain Mahkamah Agung, Kementerian Hukum dan HAM, Kejaksaan, Kepolisian, Kementerian Kesehatan, dan Badan Narkotika Nasional. Pada tahun 2014 telah dilaksanakan sosialisasi pembinaan Hukum terhadap petugas penegak hukum sebanyak 600 (enam ratus) orang. Bidang Penataan Produk Hukum dan Pelayanan Bantuan Hukum telah berhasil menyusun buku yang berisi himpunan peraturan perundang-undangan. Saat ini, BNN telah merevisi beberapa Peraturan Kepala dalam rangka harmonisasi Peraturan Kepala yang berlaku. 2. Sistem pengendalian dalam penyusunan peraturan perundang-undangan Untuk melakukan pengendalian dalam penyusunan Peraturan Kepala, BNN mengimplemetasikan rapat koordinasi, naskah akademis/kajian/policy paper, dan paraf koordinasi agar proses penyusunan Peraturan Kepala dapat berjalan lebih teratur dan terkendali. Sistem pengendalian dalam penyusunan Peraturan Kepala tersebut dilakukan evaluasi walaupun tidak secara berkala. Namun dalam pelaksanaanya masih ada beberapa penyusunan peraturan yang tidak melalui proses tersebut sehingga masih diperlukan suatu bentuk sistem pengendalian yang lebih ketat. C. Program Penataan dan Penguatan Organisasi Tujuan utama dari program ini adalah meningkatkan efesiensi organisasi secara proporsional dan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas masing masing...

26 14 masing sehingga organisasi menjadi tepat fungsi dan tepat ukuran. Hal tersebut dimulai dari tahap evaluasi kemudian ditindak lanjuti dengan tahap penataan organisasi. Kegiatan evaluasi yang sudah dilakukan oleh BNN adalah melakukan evaluasi untuk menilai ketepatan fungsi, ukuran organisasi kepada seluruh unit organisasi. Disamping evaluasi tersebut, BNN pun melakukan evaluasi pada sebagian unit kerjanya dalam hal mengukur jenjang organisasi, menganalisis kemungkinan duplikasi fungsi, analisis terhadap satuan organisasi yang berbeda tujuan namun ditempatkan dalam satu kelompok dan kesesuaian struktur organisasi dengan kinerja yang akan dihasilkan. Hasil evaluasi tersebut diwujudkan dalam bentuk Peraturan Kepala yang terdiri dari Peraturan Kepala BNN No 5 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Rehabilitasi BNN, Peraturan Kepala BNN No 2 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Rehabilitasi BNN, Peraturan Kepala BNN No 1 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Laboratorium Narkoba BNN, Peraturan Kepala BNN No 2 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan BNN, Peraturan Kepala BNN No 3 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Rehabilitasi BNN. Dalam rangka penataan organisasi diperlukan penataan struktur organisasi agar terdapat kesesuaian dengan peraturan perundang undangan. Penataan yang dilakukan oleh BNN untuk menata organisasi agar lebih efektif dan efisien. Peraturan Kepala No 16 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja BNN mengubah Direktorat Alami dan Sintetis menjadi Direktorat Narkotika, kemudian dimunculkan Direktorat Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Selain itu untuk penajaman tugas dan fungsi dari masing-masing satuan kerja/unit kerja maka terdapat perubahan nomenklatur di Deputi Pencegahan, Deputi Dayamas, Biro Keuangan, Biro Umum dan Biro Perencanaan. Untuk BNN Propinsi, BNN Kabupaten/Kota direncanakan BNN untuk menerbitkan Peraturan Kepala yang baru di 2015 yaitu yang mengatur mengenai keberadaan bidang Rehabilitasi d BNNP, penggabungan bidang pencegahan...

27 15 pencegahan dan dayamas menjadi satu bidang, serta tugas penyidikan dan penyelidikan dimiliki bidang pemberantasan hingga BNN Kabupaten/Kota. Selain melakukan penataan dan penguatan organisasi internal, BNN melakukan penataan dan penguatan organisasi eksternal yaitu mengadakan kerjasama dengan instansi lain seperti menerbitkan Peraturan Bersama Ketua Mahkamah Agung RI, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Menteri Kesehatan RI, Menteri Sosial RI, Jaksa Agung RI, Kepala Kepolisian Negara RI, Kepala BNN RI Nomor : 01/PB/MA/III/20S14, 03 Tahun 2014, 11 Tahun 2014, 03 Tahun 2014, Per-005/A/JA/03/2014, 1 Tahun 2014, Perber/01/III/2014/BNN tanggal 11 Maret 2014 tentang Penanganan Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika ke dalam Lembaga Rehabilitasi, Surat Telegram KAPOLRI Nomor : STR/701/VIII/2014 tentang Tindak Lanjut Peraturan Bersama. Peraturan Kepala Nomor 11 Tahun 2014 tentang Tata cara Penanganan Tersangka dan/atau Terdakwa Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika Ke Dalam Lembaga Rehabilitasi. Hingga saat ini dalam upaya penguatan organisasi di bidang rehabilitasi, BNN telah mendirikan satu Balai Besar Rehabilitasi BNN yang berpusat di Lido Sukabumi, 1 Loka Rehabilitasi di Batam, 1 Balai Rehabilitasi Baddoka Makassar dan 1 Balai Rehabilitasi Tanah Merah di Samarinda. Evaluasi terhadap organisasi ini diupayakan agar BNN dapat adaptif terhadap perubahan lingkungan strategis yang sejalan waktu akan mengalami perkembangan. Dari beberapa kegiatan evaluasi yang dilakukan BNN, permasalahan yang ada adalah belum meratanya evaluasi tersebut dilakukan kepada seluruh unit organisasi, hingga saat ini masih sebagian besar saja unit organisasi yang telah dievaluasi. Program penguatan organisasi BNN dilakukan juga melalui proses vertikalisasi. Saat ini BNN telah memiliki 33 ( tiga puluh tiga) BNN Provinsi dan 129 (seratus dua puluh sembilan) BNN Kabupaten/Kota. BNN Provinsi dan BNN Kabupaten/Kota yang telah vertikal terus diusahakan untuk dibenahi agar dapat menyesuaikan..

28 16 menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan yang ada. Pada proses vertikalisasi selanjutnya, BNN mengusulkan pembentukan 70 (tujuh puluh) BNN Kabupaten/Kota. D. Program Penataan Tatalaksana Program penataan tata laksana bertujuan agar sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai prinsip-prinsip good governance. Sebagian besar unit organisasi di BNN telah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pelaksanaan prosedur kerjanya. Dari hasil inventarisasi BNN telah memiliki sekitar 291 (dua ratus sembilan puluh satu) Judul SOP. SOP yang ada di lingkungan BNN harus disesuaikan dengan standar penyusunan SOP sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintah. Dokumen SOP BNN saat ini belum didokumentasikan menjadi sebuah dokumen SOP BNN yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala, hal ini dikarenakan belum tersusunnya dengan baik pendokumentasian SOP di masing-masing unit kerja. Pelaksanaan SOP di BNN dinilai masih kurang implementasinya karena tidak semua pegawai memahami mengenai penerapan SOP tersebut dalam pelaksanaan tugasnya. Apalagi dengan keberadaan BNNP dan BNN Kabupaten/Kota maka diharapkan BNN memiliki SOP sebagai pedoman pelaksanaan tugas BNNP dan BNN Kabupaten/Kota di lapangan terutama SOP yang berhubungan dengan kegiatan P4GN. Untuk mendukung prosedur kerja yang berjalan efektif dan efisien maka diperlukan pembenahan dalam inventarisasi kebutuhan SOP yang dinilai sangat penting oleh masing-masing unit kerja untuk segera dibuatkan SOP nya. SOP bersifat dinamis dan fleksibel oleh karena itu kegiatan evaluasi terhadap SOP harus dilaksanakan oleh masing-masing unit organisasi pengguna...

29 17 pengguna SOP tersebut. Hingga saat ini BNN belum melakukan evaluasi terhadap SOP untuk menilai tuntutan efisiensi dan efektivitas birokrasi. Perubahan dalam progam tata laksana juga mencakup pelaksanaan e- government. Pelaksanaan e-government bertujuan untuk memberikan peningkatan pelayanan kepada internal organisasi maupun eksternal organisasi. Untuk pelayanan internal organisasi, BNN telah memiliki Sistem Manajemen Informasi Pegawai, aplikasi Instruksi Presiden Nomor 12 tahun 2011 tentang rencana aksi, monitoring dan evaluasi anggaran (monevgar) BNN dari Biro Perencanaan BNN. Untuk pelayanan e-government kepada eksternal organisasi melalui website yang memberikan pelayanan pemberian informasi, sistem pengaduan serta lelang. Hal ini dibuktikan dengan adanya laporan website, laporan / pengaduan masyarakat dan konsep Peraturan Kepala BNN tentang Unit Lelang Pengadaan. Selain aplikasi di atas, BNN telah mampu melaksanakan kewajiban pelaporan secara online kepada beberapa Badan/Kementerian yang mengeluarkan aplikasi sistem pelaporan, seperti aplikasi SPP, (Sistem Laporan Bendahara Instansi (Silabi), Monitoring dan Evaluasi Kementerian Keuangan dan Rencana Kerja Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKAKL) yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan, aplikasi Monitoring dan Evaluasi Bappenas, Aplikasi Renja dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Aplikasi e-formasi ASN dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Dengan adanya e-government, akan memberikan jalan semakin terbukanya informasi ke publik. Hal ini didukung dengan adanya beberapa Peraturan Kepala dan Keputusan Kepala mengenai Pelayanan Informasi Publik BNN, yaitu : 1. Peraturan Kepala BNN No 11 Tahun 2012 tentang Pelayanan Informasi Publik di lingkungan BNN; 2. Keputusan Kepala BNN No KEP/347/VII/2012/BNN tanggal 20 Juli 2012 tentang Organisasi Pengelola Informasi dan Dokumentasi BNN; 3. Keputusan...

30 18 3. Keputusan Kepala BNN No KEP/221/III/2014/BNN tanggal 27 Maret 2014 tentang Penunjukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) dan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Pembantu BNN. Website BNN adalah salah satu upaya BNN untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Melalui website BNN dapat melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan keterbukaan informasi melalui pengaduan dari masyarakat disamping melalui Call Center. E. Program Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Manajemen SDM menjadi salah satu fokus dalam area perubahan hal ini karena SDM sebagai penggerak berjalannya Pemerintahan. Oleh karena itu dibutuhkan SDM yang berintegritas, netral, kompeten, berkinerja tinggi dan profesional. Penataan Sistem Manajemen SDM dimulai terdiri dari : 1. Perencanaan kebutuhan pegawai di BNN telah melalui analisis jabatan dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan. Saat ini BNN telah melaksanakan program dari Kementerian PAN & RB mengenai penggunaan sistem e-formasi yang berisi tentang sistem perencanaan dan pengadaan. Hal ini untuk memperhitungkan kebutuhan pegawai dan rencana pendistribusian pegawai tersebut di seluruh unit organisasi. Perhitungan kebutuhan tersebut juga membuat dokumen mengenai proyeksi kebutuhan pegawai hingga 5 (lima) tahun kedepan dan perhitungan mengenai formasi jabatan yang menunjang kinerja utama instansi yang dapat dilihat dalam Daftar Susunan Pegawai BNN. 2. Proses penerimaan pegawai yang telah dilakukan BNN melalui proses Computer Assisted Test (CAT), pengumuman secara terbuka melalui website, spanduk dan pendaftaran dilakukan secara online untuk memberi kemudahan kepada calon pelamar. Persyaratan disampaikan secara jelas tidak diskriminatif sehingga memberikan kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mendaftar dan dapat menghindari KKN. 3. Pengembangan...

31 19 3. Pengembangan pegawai merupakan tanggung jawab dari instansi, BNN telah berupaya melakukan pengembangan pegawai berdasarkan kompetensi walaupun belum mencakup pegawai BNN secara keseluruhan. BNN memiliki dokumen mengenai Standar Kompetensi Jabatan yang telah diformalkan. Namun pelaksanaan pengembangan pegawai seperti melalui assessment pegawai dan rencana kebutuhan pengembangan pegawai beserta kebutuhan anggaran untuk pelaksanaan pengembangan pegawai baru dilakukan untuk sebagian kecil pegawai, belum mencakup seluruh pegawai. Salah satunya penyebabnya adalah keterbatasan anggaran yang dimiliki BNN. Untuk saat ini diklat berbasis kompetensi yang telah dilaksanakan BNN adalah diklat teknis dan diklat prajabatan. Untuk monitoring dan evaluasi, BNN telah memiliki rekapitulasi pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan walaupun tidak dilakukan montoring dan evaluasi secara berkala. 4. Promosi jabatan dilakukan secara terbuka, hingga saat ini telah beberapa posisi eselon I dan eselon II diisi melalui proses promosi secara terbuka, kompetitif, objektif dengan bantuan lembaga yang independen dengan memberikan informasi secara terbuka setiap tahap pelaksanaan seleksinya. Untuk rencana kedepannya BNN berencana memiliki Assessment Center sendiri. Saat ini yang menjadi permasalahan belum terbentuknya Assessment Center adalah keterbatasan SDM dan Sarana Prasarana yang dibutuhkan. 5. Penetapan kinerja individu telah dilaksanakan oleh hampir seluruh pegawai BNN. Penentapan Kinerja penting untuk melihat kinerja masingmasing individu dalam menunjang kinerja organisasi. 6. Penegakan aturan disiplin / kode etik / kode perilaku pegawai telah diterapkan BNN dengan mengeluarkan Peraturan Kepala BNN No 6 Tahun 2012 tentang Kode Etik Pegawai BNN. Aturan tersebut telah diimplementasikan kepada sebagian besar unit organisasi dan telah dilakukan...

32 20 dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaannya. Permasalahan lain yang ada hingga saat ini adalah belum meratanya penerapan aturan finger print ke seluruh BNN Kabupaten/Kota, karena belum meratanya kepemilikan alat finger print untuk BNN Kabupaten/Kota. 7. Sistem Informasi Manajemen Pegawai (Simpeg) telah dimiliki BNN, dan dapat diakses oleh seluruh pegawai melalui operator Simpeg yang berada di seluruh satker. Tetapi layanan Simpeg ini belum terintegrasi mencakup seluruh kebutuhan pegawai, sehingga memerlukan banyak pembenahan. Hal ini dikarenakan keterbatasan kapasitas server dan anggaran yang ada. F. Program Akuntabilitas BNN menyadari untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja organisasi, harus ada keterlibatan secara langsung dari pimpinan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan program akuntabilitas, seluruh pimpinan terlibat secara langsung dalam penyusunan Lakip, Renstra, Penetapan Kinerja dan pemantauan pencapaian kinerja secara berkala. Permasalahan pelaksanaan akuntabilitas kinerja di BNN belum memiliki Sistem Pengukuran Kinerja yang dirancang berbasis elektronik sehingga belum bisa di akses oleh seluruh pegawai BNN. Selain itu pemutakhiran data kinerja BNN seharusnya dilakukan secara berkala, namun belum dapat dilakukan oleh BNN. Hal ini menjadi salah satu tugas BNN untuk segera melakukan perbaikan. G. Program Pengawasan Pada program pengawasan ada beberapa hal yang telah dilakukan BNN. Salah satunya adalah Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Kepala BNN No 15 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Narkotika Nasional. Disamping mengenai pengaduan dari masyarakat sebagai sarana yang digunakan BNN untuk mengawasi kinerja organisasi...

33 21 organisasi, pengaduan masyarakat dapat dimonitor dan dievaluasi secara berkala dan ditindaklanjuti penanganannya atas pengaduan tersebut. Pengawasan juga dilakukan dengan menerapkan peraturan Whistle Blowing System dengan dikeluarkannya Surat Perintah Kepala BNN No Sprin/1119/V/IR/IR.00.00/2014/BNN tentang Penunjukkan Tim Petugas Whistle Blowing System Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan BNN. Tetapi dalam pelaksanaannya masih memerlukan banyak perhatian agar dapat dimonitor dan dievaluasi serta ditindak lanjuti. Pengawasan intern BNN dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), hingga saat ini BNN berupaya meningkatkan SDM yang berkompeten baik secara kuantitas maupun kualitas salah satunya adalah dengan mengirimkan pegawainya untuk mengikuti diklat auditor. Fungsi pengawasan internal di BNN sebagian besar telah berfokus pada client dan audit berbasis risiko. Pembangunan zona integritas menjadi perhatian BNN serta dicanangkannya Zona Integritas Bebas dari Korupsi. Namun dalam pelaksanaannya, monitoring, evaluasinya belum ada langkah-langkah strategis. Bentuk kebijakan pengawasan yang masih memerlukan banyak perhatian adalah mengenai kebijakan yang mengatur mengenai gratifikasi dan penanganan benturan kepentingan, karena belum adanya kebijakan yang mengatur hal-hal tersebut. Dari beberapa kebijakan pengawasan yang telah dilakukan BNN, dalam pelaksanaannya hampir seluruhnya masih memerlukan perhatian penuh dalam pembenahannya dan pengawasan pelaksanaannya agar diimplementasikan dengan baik di seluruh unit organisasi. H. Program Pelayanan Publik Peningkatan kualitas pelayanan publik menjadi perhatian BNN dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Beberapa hal yang telah dilakukan BNN adalah adanya kebijakan standar pelayanan walaupun belum dimaklumatkan, dan...

34 22 dan beberapa diantaranya telah dibuatkan SOP. Standar pelayanan tersebut ditinjau secara berkala untuk dilakukan perbaikan. Melalui pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan mindset dan culture set terhadap pegawai BNN, maka diharapkan penerapan budaya pelayanan prima dapat dilaksanakan oleh seluruh pegawai sesuai standar yang ada. Sehingga memudahkan penerima layanan BNN untuk mengakses informasi yang dibutuhkan. Pada pelaksanaan budaya pelayanan prima belum terintegrasi dan belum ada aturan yang mengatur sanksi dan reward bagi pelaksana layanan dan pemberian kompensasi bagi penerima layanan, bila layanan tidak sesuai standar, sehingga masih memerlukan banyak perbaikan lagi. Pelayanan prima dilakukan untuk memberikan kepuasan kepada pengguna layanan BNN, oleh karena itu dibutuhkan media yang akan menampung pengaduan masyarakat. Mengingat hal tersebut maka BNN memberikan sarana website dan call center sebagai sarana menampung pengaduan masyarakat. Terdapat Peraturan Kepala BNN dan Keputusan Kepala BNN mengenai Pelayanan Informasi Publik BNN, yaitu : 1. Peraturan Kepala BNN No 11 Tahun 2012 tentang Pelayanan Informasi Publik di lingkungan BNN; 2. Keputusan Kepala BNN No KEP/347/VII/2012/BNN tanggal 20 Juli 2012 tentang Organisasi Pengelola Informasi dan Dokumentasi BNN; 3. Keputusan Kepala BNN No KEP/221/III/2014/BNN tanggal 27 Maret 2014 tentang Penunjukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) dan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Pembantu BNN. Hasil dari pelayanan pengaduan masyarakat tersebut sebagian besar telah ditindaklanjuti untuk perbaikan kualitas pelayanan. Pelayanan publik yang dilakukan Balai Laboratorium Uji Narkoba BNN adalah dalam hal pengujian sampel. Dari periode realisasi telah melampaui target. Dengan data sebagai berikut : Tahun...

35 23 Waktu Penyelesaian Pengujian Jumlah Tahun Sampel Target Capaian Sampel 24 Jam 24 Jam % 95,3 % % 99,3 % % 100 % % 99,2 % % 89,3 % Balai Laboratorium Uji Narkoba tahun ini mengikuti lomba inovasi pelayanan publik yang dilaksanakan oleh Kementerian PAN & RB. Kegiatan ini memotivasi BNN pada umumnya, dan Balai Laboratorium Uji Narkoba pada khususnya, untuk selalu meningkatkan kegiatan pelayanannya kepada masyarakat. Pelayanan publik yang dilaksanakan oleh Balai Besar Rehabilitasi BNN adalah layanan yang berada di Balai Besar Rehabilitasi BNN yang telah berjalan secara terpadu (terintegrasi) meliputi rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial dalam satu atap. Terdapat inovasi dalam pelayanan Balai Besar Rehabilitasi BNN, misalnya terkait lama rawatan residen mulai dari 12 (dua belas) bulan, diinovasi menjadi 6 (enam) bulan. Selain itu terdapat modifikasi ruangan rehabilitasi sosial yang sebelumnya hanya bernama primary dipecah menjadi beberapa ruangan sesuai dengan kebutuhan residen, seperti faith, care, hope, maupun chance. Pelayanan yang dilakukan Puslitdatin salah satunya adalah penerimaan data yang masuk melalui call center dan sms center BNN, berikut ini data tahun : No Informasi Yang Tahun Masuk Rehabilitasi Pencegahan Humas Informasi Umum Puslitdatin...

36 24 No Informasi Yang Masuk Tahun Puslitdatin Pemberantasan Dumas Ittama 2 1 Jumlah Di bidang Pemberdayaan Masyarakat telah banyak pencapaian yang telah diperoleh, yaitu : 1. Terjadi penurunan produksi ganja di Aceh yg ditandai dengan penyitaan lahan ganja : a) Penyitaan seluas 354,5 hektar (2011) b) Penyitaan seluas 279,85 hektar (2012) c) Penyitaan seluas 155 hektar (2013) d) Penyitaan seluas 38 Hektar (2014) 2. Terjadi perubahan modus penanaman di daerah binaan BNN dengan lokasi & modus baru a) Daerah baru, lamtamot, lampanah & Aceh Utara b) Modus baru, dengan pengepulan dari petani di gampong-gampong 3. Capaian prestasi menonjol pemberantasan ganja, sebagai hasil informasi dari masyarakat yg terbaru, yaitu : a) Penyergapan ganja 8 ton dari Lamtamot, Aceh besar c) Penyitaan lahan ganja 11 hektar di Aceh Utara d) Penyitaan lahan ganja 8 hektar di Lampanah 4. Program alternative development (pemberdayaan alternatif) BNN menyasar 2 program : a) Masyarakat pedesaan (pada lokasi penanaman ganja) di 2 kawasan (Samahani & Lamteuba) di provinsi Aceh; b) Masyarakat Perkotaan (pada kawasan rawan bisnis ilegal narkotika) di 5 kawasan di DKI Jakarta 5. Capaian...

37 25 5. Capaian alih fungsi bekas lahan ganja menyasar areal seluas 30 hektar di 3 kawasan dan 54 mantan penanam ganja dengan alternatif profesi, yaitu : a) Petani kakao 44 orang b) Petani bawang 10 orang 6. Capaian alih usaha di masyarakat rawan narkoba, menyasar 5 kawasan di Jakarta dan 159 orang dengan alternatif alih usaha, yaitu : a) Kuliner (38 org) b) Florist (10 org) c) Sablon (76 org) d) Bengkel (5 org) e) Desain grafis (12 orang), 7. Capaian alih usaha di masyarakat rawan narkoba, menyasar 5 kawasan di Jakarta dan 159 orang dengan alternatif alih usaha, yaitu : a) Kuliner (38 orang) b) Florist (10 orang) c) Sablon (76 orang) d) Bengkel (5 orang) e) Desain grafis (12 orang) f) Service AC (3 orang) dan g) Kesenian (15 orang) 8. Indikator keberhasilan adalah penurunan produksi narkoba yang dihitung secara estimasi : a) Alih fungsi lahan 30 Ha dan 54 orang petani diestimasikan menurunkan 76,8 ton per tahun b) Alih usaha 159 orang yang terbiasa mendapat Rp ,- per hari menurunkan profit bandar sebesar Rp 79,5 juta per hari Di bidang pencegahan pencapaian yang telah diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Advokasi Pelatihan Kader Anti Narkoba di 38 instansi pemerintah dan swasta 2. Simposium...

38 26 2. Simposium Kader Anti Narkoba di 25 sekolah swasta 3. Rapat Implementasi Inpres 12/2011, dihadiri oleh 25 Kementerian/Lembaga 4. Pengembangan Jejaring Anti Narkoba di lingkungan kerja 30 lingkungan kerja baik pemerintah maupun swasta 5. Diseminfo melalui televisi a) Talkshow live interaktif P4GN (37 eps) b) Diskusi Publik P4GN (7 eps) 6. Diseminfo melalui media radio dialog interaktif di RRI Pro 4 selama 60 menit (52 kali) 7. Diseminfo melalui media online, diseminasi Informasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Media Online diselenggarakan melalui pengelolaan website Indonesia Bergegas ( dan pemuatan konten pencegahan penyalahgunaan di media online ( ) (52 kali penanyangan konten di media online dan 1 website berbasis media sosial (indonesia-bergegas.com)) 8. Diseminfo melalui media cetak a) Surat kabar (Jawa Pos 52 kali) b) Majalah (Kawanku dan Gatra masing-masing 12 kali) 9. Diseminfo melalui media tatap muka, kegiatan ini berbentuk FGD (Focus Group Discussion) dengan target sasaran yaitu pelajar, mahasiswa, pekerja, dan keluarga (dilakukan sebanyak 360 kali) 10. Pergelaran Seni Budaya dan Forum Komunikasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, Pergelaran Seni Budaya dan Forum Komunikasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Kerjasama BNN dengan Solidaritas Isteri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA), Kementerian Kesehatan, BNP2TKI, KJRI Hongkong. (telah dilakukan sebanyak 5 kali) 11. Pilot...

39 Pilot Project Adaptasi Standar Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di 3 Provinsi dengan 3 target kelompok sasaran, pada tahap I (Januari Maret 2014) untuk melakukan need assessment dan survey awal 12. Pada tahap II (Mei Juli 2014) dilaksanakan penyiapan bahan / modul yang akan digunakan dalam kegiatan implementasi pilot project ini, selain itu dilaksanakan pula pertemuan dengan Kementerian dan Lembaga terkait di masing-masing provinsi 13. Pada tahap III (Oktober Desember 2014) dilaksanakan Training of Trainer untuk para leader di 3 provinsi dan dilanjutkan dengan pelaksanaan intervensi pada masing-masing target kelompok. (3 pilot project tersebut menjadi bahan acuan Standar Pencegahan di Provinsi lain.) 14. Bimbingan Teknis, Forum Komunikasi, Sarasehan, Rakor Bidang Cegah a) Bimbingan Teknis bagi BNN Pusat dan BNN Provinsi b) Pengembangan model pencegahan narkoba berdasar standar internasional. Telah terselenggara 1 kali Bimbingan Teknis di Hotel Best Western dan 5 kali Pengembangan Model Pencegahan. 15. Sosialisasi Akbar Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Penyuluhan Akbar P4GN dilakukan pada tanggal 23 November 2014 bertempat di Convention Hall, Gedung Smesco, Jl. Gatot Subroto Kav. 94 Pancoran, Jakarta Selatan. Kegiatan ini dihadiri oleh antara lain Kepala BNN Bapak DR. Anang Iskandar, Menko Polhukam Bapak Tedjo Edhy Purdijanto, Menteri Koperasi dan UMKM Bapak AAG. Ngurah Puspayoga, dan Sekretaris Menpan & RB, dengan jumlah peserta sebanyak ± orang. 16. Bahan Kontak Diseminfo a) Pembuatan CD Animasi (5000 buah CD Animasi) b) Pemasangan Billboard (1 billboard di jalan tol cikampek) c) Pencetakan Buku Juknis (3 jenis buku juknis) I. Monitoring...

40 28 I. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan BNN telah melaksanakan beberapa tahap dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi di 8 (delapan) Area Perubahan. Masih perlu dilakukan langkah pembenahan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dari Reformasi Birokrasi secara maksimal. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan bertujuan untuk menjamin agar pelaksanaan reformasi birokrasi dijalankan sesuai dengan ketentuan dan target yang ditetapkan. BNN sudah melaksanakan secara rutin pelaksanaan monitoring,evaluasi dan pelaporan dalam bentuk rapat staff setiap hari Jum at. Melalui rapat staff tersebut, masing-masing pimpinan satuan kerja melaporkan apa saja yang telah dilaksanakan dan dicapai selama satu minggu sebelumnya untuk dievaluasi hasil pelaksanaanya, apakah perlu perbaikan ataupun peningkatan. Selain itu masing-masing pimpinan satuan kerja akan menjelaskan rencana kerja satu minggu ke depan, apa saja rencana kegiatan yang akan dilakukan, hal ini berguna agar pelaksanaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan mempersiapkan apa saja yang diperlukan dan memperoleh masukan saran mengenai pelaksanaan rencana kegiatan tersebut. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi sebagaimana yang dimaksud di atas didahului dengan pembuatan perencanaan kerja masing-masing satuan kerja. Perencanaan kerja tersebut dituangkan dalam RKAKL yang kemudian dituangkan dalam kalender kegiatan tahunan yang dilaksanakan setiap minggu berjalan. Bentuk monitoring dan evaluasi yang lain yang dilakukan BNN adalah publikasi. Publikasi merupakan salah satu media kontrol dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan BNN. BNN menyediakan media publikasi melalui website; media cetak dan media elektronik yang dapat memberikan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat mengenai pencapaian dan aktivitas yang telah dilakukan. Untuk monitoring, evaluasi dan pelaporan yang dilaksanakan oleh Inspektorat Utama dilakukan setiap semester. Setiap semester Inspektorat Utama...

41 29 Utama membagi tim-tim pelaksana pemeriksa untuk memonitor dan mengevaluasi hasil kerja masing-masing satuan kerja baik dilihat dari anggaran yang digunakan maupun hasil kinerja yang dihasilkan. Hasil dari monitoring dan evaluasi tersebut digunakan untuk perbaikan kedepannya. PMPRB (Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi) merupakan proses monitoring dan evaluasi yang dilakukan sebagai pelaporan ke Kementerian PAN & RB. Hingga saat ini PMPRB di BNN masih harus direncanakan dan diorganisasikan lebih baik lagi, agar seluruh pegawai dapat mengetahui mengenai PMPRB dan aktivitas yang dilakukannya. Pembentukan Tim asesor sebagai pelaksana PMPRB ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala dan Surat Perintah Kepala yaitu : 1. Skep Kepala BNN No : Kep/182/V//KA/OT.01/2015/BNN tanggal 15 Mei 2015 tentang Pembentukan Tim Asesor PMPRB di lingkungan BNN Periode ; 2. Surat Perintah Kepala BNN No : Sprin/1577/V/KA/OT.01/2015/BNN tanggal 15 Mei 2015 tentang Tim Asesor PMPRB di lingkungan BNN Periode Tim asesor tersebut baru sebagian kecil saja yang telah mendapat pelatihan dari Kementerian PAN dan RB dikarenakan pada saat pelatihan tersebut diadakan Tim Assesor BNN belum terbentuk. Pada pelaksanaan tugasnya koordinator asesor telah melakukan reviu terhadap sebagian kertas kerja sebelum menyusun kertas kerja instansi, tetapi tidak semua koordinator asesor mencapai konsensus dan atau tidak seluruh kriteria dibahas, sehingga rencana aksi tindak lanjut belum dapat dilaksanakan. Monitoring dan Evaluasi berfungsi juga untuk menilai pencapaian dari Program Quick Wins yang ditetapkan untuk Road Map periode yang lalu. Pencapaian Quick Wins yang dicanangkan telah terbukti menjadi pengungkit bagi perkembangan proses pembaharuan dan memberi manfaat berkelanjutan, berikut adalah gambaran pencapaian Program Quick Wins pada periode lalu : 1. Peningkatan...

42 30 1. Peningkatan pelayanan program rehabilitasi penyalah guna dan/atau pecandu narkotika dan kapasitas lembaga rehabilitasi medis dan sosial a) Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintah (prioritas bidang) terdiri atas: (1) Jumlah Penyalah guna dan/atau pecandu narkoba yang lapor diri : orang; (2) Jumlah dan/atau pecandu narkoba yang mengikuti program Terapi dan Rehabilitasi : 500 orang (3) Rasio jumlah tenaga Terapi dan Rehabilitasi dan jumlah residen 1 : 20; (4) Jumlah fasilitas Terapi dan Rehabilitasi milik pemerintah yang beroperasi : 2 No. Jenis Kegiatan Target Pencapai Belum Ket Capaian an Tercapai 1 Penyalah guna dan/atau pecandu yang melapor diri orang Target capaian disesuaik an dengan anggaran 2 Penyalah guna dan/atau pecandu narkoba (teratur pakai dan pecandu) yang mengikuti program Terapi dan Rehabilitasi 500 orang 802 orang - Penyelen ggaraan di UPT T&R BNN Lido Bogor. Penyalah guna...

43 31 No. Jenis Kegiatan Target Capaian Pencapai an Belum Tercapai Ket 3 Penyalah guna 1 : 20 1 : dan/atau pecandu narkoba (teratur pakai dan pecandu) yang lulus program (Complete Program) Terapi dan Rehabilitasi di UPT T&R BNN 4 Lembaga BNN Rehabilitasi BNN Lembaga Lembaga telah milik Instansi mengem Pemerintah yang bangaka mendapatkan peningkatan n sasaran kapasitas (capacity melalui building) optimalis asi anggaran yang tersedia. Rata-rata Pencapaian 923 % Badan Narkotika Nasional telah memberikan perawatan/rehabilitasi terhadap terpidana yang divonis menjalani perawatan/rehabilitasi di UPT Terapi dan Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional. Pada tahun 2011 terdapat 45 terpidana dari berbagai provinsi yang telah mengikuti perawatan/rehabilitasi di UPT Terapi dan Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional. Pada Bulan Maret 2011 telah mulai dibuka pusat penilaian (Assesment centre) dalam rangka menguji layak tidaknya penyalah guna dan/atau pecandu narkoba mengikuti program rehabilitasi, dan sampai akhir tahun 2011 BNN telah melakukan assesment terhadap 148 orang. Assesment...

44 32 Assesment dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional untuk menghindari adanya pelaku peredaran gelap narkoba yang meminta diperlakukan sebagai penyalah guna dan/atau pecandu narkoba. b) Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat (Prioritas bidang), jumlah fasilitas terapi dan rehabilitasi penyalahgunaan dan/atau pecandu narkoba milik masyarakat yang beroperasional : 240 lembaga. No Jenis Kegiatan Target Capaian Pencapaian Belum Tercapai Ket 1 Jumlah lembaga rehabilitasi milik komponen masyarakat yang mendapat peningkatan kapasitas (capacity building) 240 Lembaga 96 Lembaga - Target pencapaian disesuaika n dengan anggaran yang tersedia Rata-rata Pencapaian 40 % c) Pascarehabilitasi No Jenis Kegiatan Target Capaian Pencapaian Belum Tercapai Ket 1 Jumlah fasilitas pasca rehabilitasi berbasis Lembaga Lembaga masyarakat yang terbentuk 2 Jumlah mantan residen yang mengikuti orang orang program pasca rehabilitasi Rata-rata Pencapaian 100 % Di bidang..

45 33 Di bidang Rehabilitasi, Badan Narkotika Nasional telah melakukan pengembangan khusus di bidang pascarehabilitasi dengan menggunakan metode rehabilitasi pendekatan konservasi alam (nature conservation rehabilitation) yang telah dilaksanakan pada tanggal 10 November 2011 di Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Badan Narkotika Nasional pada tahun 2012 sedang mengembangkan rehabilitasi melalui pendekatan kelautan (marine rehabilitation) yang dilaksanakan di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu, Jakarta. 2. Penurunan produksi ganja dan kawasan rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika melalui program pengembangan alternative/pengembangan alternative khususnya di Provinsi Aceh. a) Area lahan ganja yang beralih fungsi 100 hektar. b) Jumlah penanam ganja yang beralih ke usaha legal produktif 60 orang. No Jenis Kegiatan Target Capaian Pencapaian Belum Tercapai Ket 1 Pemberdayaan masyarakat pedesaan di 3 kawasan (Lamteuba, Maheung dan Jantho) di Provinsi Aceh 2 Kegiatan alih fungsi lahan melalui sistem pertanian terpadu tanpa limbah, sosialisasi tanaman nilam dan jabon 100 Ha 80 Ha 20 Ha - 3 Kws 3 Kws Kegiatan...

46 34 No Jenis Kegiatan 3 Kegiatan alih provesi petani melalui sistem pertanian terpadu tanpa limbah, sosialisasi tanaman nilam dan jabon 4 Kegiatan penjangkauannapi Narkoba dan eks napi penanam ganja di 4 Lapas/Rutan (Jantho, Kuala Simpang, Takengon, Tapak Tuan) Target Belum Pencapaian Capaian Tercapai 60 orang 100 orang orang 62 orang - - Ket Rata-rata pencapaian 112 % Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa area lahan ganja yang beralih fungsi pada tahun 2011 s/d 2012 yang ditargetkan 100 Ha, terealisasi 80 Ha (80%). Hal ini dikarenakan dari 100 orang petani yang berpartisipasi tidak semua petani memiliki lahan minimal seluas 1 Ha, hanya beberapa orang yang memiliki lahan lebih dari 1 Ha, sedangkan petani lainnya ratarata memiliki kurang dari 1 Ha. Bahkan kebayakan partisipan/petani dari luar Lamteuba yang menanam nilam dengan pertimbangan membuka lahan untuk nilam memberikan keuntungan sebagai alternatif tanaman pengganti ganja. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan area lahan ganja yang beralih fungsi yaitu melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat dalam rangka meningkatkan peran serta petani untuk mengalihfungsikan lahan ganja menjadi produktif, meningkatkan kemitraan dengan pengusaha untuk mengolah, mengelola, dan memasarkan hasil usaha tani. Perubahan...

47 35 Perubahan yang terjadi di Lamteuba terlihat dari kesadaran petani, khususnya pemilik lahan, yang antusias menanam nilam dengan biaya dan usaha sendiri, sedangkan di lokasi Pilot Project System pertanian terpadu tanpa limbah dimana peternakan kambing, ayam, bebek, dan ikan dibudidayakan, dan dijadikan pembelajaran anak-anak sekolah SLTP dan SLTA yang ada di Lamteuba serta tempat diskusi warga yang tertarik dengan model pemberdayaan tersebut. Sedangkan perubahan yang terjadi di Maheung dan Jantho dengan sistem pertanian terpadu tanpa limbah, terlihat dari mulai beberapa keluarga tani yang tertarik dengan perikanan air tawar, yang selama ini hanya mengandalkan membeli ikan laut, berwirausaha dengan menjual bibit-bibit ikan dan sebagian yang lain terlihat mengandangkan ternakternak mereka yang selama ini dibiarkan berkeliaran. Upaya yang dilakukan dalam capaian kinerja ini melibatkan komponen masyarakat. Instansi terkait dengan Jakstranas P4GN upaya terwujudnya kawasan rawan penyalah guna dan peredaran gelap narkoba yang dibina mulai mengembangakan alternatif dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, LSM, swasta, dan kalangan perbankan dalam wadah Ikatan Pegawai Bank Indonesia), melalui pemanfaatan CSR untuk membuka lahan baru melakukan alih fungsi lahan dan laih profesi petani, melalui penanaman, budidaya, pembangunan sarana dan prasarana, pembinaan, pelatihan, pengolahan, dan kewirausahaan. Dalam mengalihusahakan pelaku tindak kejahatan narkoba, sejak tahun 2010 Badan Narkotika Nasional telah melakukan kerjasama dengan Kanwil Hukum dan HAM Aceh yaitu perlunya partisipasi dan pelibatan Rutan dan Lapas dalam mewujudkan lingkungan Bebas Narkoba. Salah satu item kerjasama tersebut adalah implementasi pemberdayaan masyarakat Napi dan Tahanan Narkoba khususnya penanam ganja. Bentuk pemberdayaan dimaksud mulai dari penyuluhan bagi...

48 36 bagi petugas dan praktek pemberdayaan bagi Napi dan Rutan dengan keterampilan yang diperoleh dari pelatihan kelak setelah selesai manjalani masa hukuman mantan Napi dapat beralih usaha. Badan Narkotika Nasional telah melakukan pendekatan gender bekerjasama dengan Forum Pemberdayaan Perempuan untuk menjadikan perempuan penanam ganja baralih fungsi ke penanaman tanaman hias. Badan Narkotika Nasional telah mendapat dukungan dari Ikatan Pegawai Bank Indonesia (IPBI) berupa penyediaan lahan seluas 80 Ha lahan tanaman pengganti nilam dan jabon. BNN juga telah mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar melalui Dinas Pekerjaan Umum, untuk memperbaiki akses jalan dari dan menuju Lamteuba untuk memudahkan akses pasar produk pertanian di Lamteuba. Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi memberikan dukungan dalam melatih keterampilan dan kewirausahaan bagi Napi di Lapas Jantho Kabupaten Aceh Besar. Dukungan dan implementasi langsung perusahan swasta PT.General Aromatic, sebuah perusahaan pengepul minyak asiri (nilam) untuk produk parfum dalam bentuk konsultasi, motivasi bagi petani nilam di Aceh, sekaligus memberi hasil tanaman nilam. Dukungan Kementerian Kehutanan melalui Dinas Kehutanan Provinsi Aceh dalam penyediaan bibit tanaman jabon bagi petani binaan Badan Narkotika Nasional yang berminat menanam jabon. Dukungan Dinas Pertanian Provinsi Aceh dalam penyediaan bibit tanaman pekarangan, tanaman hias, dan bibit ikan nila bagi petani binaan Badan Narkotika Nasional. 3. Peningkatan pemutusan jaringan atau pengungkapan tindak kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor melalui Intelijen. a). Jumlah...

49 37 a) Jumlah tersangka pengedar narkotika dan prekursor narkotika yang tertangkap : orang; b) Jumlah tersangka produksi narkotika dan prekursor narkotika ilegal yang tertangkap : 100 orang; c) Jumlah tersangka pemilik narkotika dan prekursor narkotika yang tertangkap : orang; d) Jumlah kasus penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika di wilayah interdiksi : 10 kasus. No Jenis Kegiatan Target Capaian Pencapaian Belum Tercapai Ket 1 Penangkapan tersangka pengedar narkotika dan prekursor narkotika orang 159 orang Pencapaian target sesuai dengan anggaran yang tersedia sedangkan target orang (jumlah gabungan antara BNN dan aparat penegak hukum lainnya) 3. Penangkapan...

50 38 Jenis No Kegiatan 3 Penangkapan tersangka pemilik narkotika dan prekursor narkotika yang tertangkap 4. Pengungkapa n kasus penyalahguna an dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika di wilayah interdiksi 5 Sel jaringan internasional penyalahguna an dan peredaran gelap narkotika yang terungkap Target Belum Pencapaian Capaian Tercapai Ket orang - Pencapaian orang target sesuai dengan anggaran yang tersedia sedangkan target orang (jumlah gabungan antara BNN dan aparat penegak hukum lainnya) 10 kasus 42 kasus jaringan - - jaringan sindikat sindikat narkoba narkoba 6. Sel..

51 39 No Jenis Kegiatan Target Capaian Pencapaian Belum Tercapai Ket 6 Sel jaringan 4 jaringan 8 jaringan - - nasional sindikat sindikat penyalahguna narkoba narkoba an dan peredaran gelap narkotika yang terungkap 7 Penyitaan aset Total Aset Total Aset - - pelaku tindak Rp. Rp. kejahatan penyalahguna an dan peredaran gelap narkotika dan prekursor (yang disita) 8 Penyitaan Total nilai Total nilai barang bukti penyitaan penyitaan pelaku tindak barang barang bukti kejahatan bukti Rp. penyalahguna Rp an dan peredaran gelap narkotika dan prekursor (yang disita) Rata-rata Pencapaian 9,147,09 % Di bidang pemberantasan/penegakan hukum telah melakukan pengungkapan jaringan sindikat narkoba internasional dimulai dari negara sumber/asal usul narkoba tersebut berada dengan menggunakan teknik Control Delivery. Badan...

52 40 Badan Narkotika Nasional selama tahun 2011 khususnya di bidang penegakan hukum berhasil mengungkap lahan ganja di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara seluas 162 Ha (± 225 ton) bekerjasama dengan Polri dan TNI. Nilai tersebut setara dengan upaya penyelamatan orang terhindar dari penyalahgunaan narkoba. 4. Peningkatan kecepatan dan ketepatan pelayanan pengujian sampel narkoba. No Jenis Kegiatan Target Capaian Pencapaian Belum Tercapai Ket 1 Meningkatkan Sertifikasi Proses - Menunggu kompetensi ISO hasil dan 17025:200 sertifikasi kepercayaan 8 dari KAN publik (Komite terhadap Akreditasi laboratorium Nasional) uji narkoba 2 Profiling 2 Laporan 2 Laporan - - Metamfetamin profiling profiling a 3 ICE 1 Kegiatan 1 Kegiatan - - Programme Sertifikasi ISO 17025:2008 diperlukan Badan Narkotika Nasional sebagai bukti keabsahan hasil pemeriksaan laboratorium uji narkoba yang berlaku, baik tingkat nasional maupun internasional. Badan Narkotika Nasional telah berupaya untuk mendapatkan sertifikat ISO untuk memperoleh kepercayaan publik serta memberikan layanan prima, baik dalam kepentingan projustitia maupun nonprojustitia. Kegiatan profiling diperlukan untuk mengetahui karakteristik narkoba yang telah disita Badan Narkotika Nasional sehingga dapat diketahui asalusul narkoba tersebut baik jenis komposisi, maupun peracik narkoba. 5. Perluasan...

53 (ORANG) Perluasan layanan wajib lapor bagi penyalah guna dan/atau pecandu Narkotika. Jumlah Klien Wajib Lapor BNN berdasarkan Status Hukum (Tahun Juni 2015) Jan - Jun 2015 Sukarela Terkait Hukum Berdasarkan grafik di atas terlihat peningkatan jumlah klien wajib lapor BNN berdasarkan status hukum dari tahun 2013 hingga 2014 dan penurunan jumlah klien dari tahun 2014 hingga 2015 baik pelaporan yang bersifat sukarela maupun terkait hukum. Jumlah Klien Wajib Lapor berdasarkan Status Hukum dan Jenis Kelamin pada Tahun 2014 Sukarela 8 Terkait Hukum Perempuan Laki-laki 105 Perempuan Laki-laki Berdasarkan grafik tersebut terlihat jumlah klien wajib lapor berdasarkan status hukum dan jenis kelamin pada tahun 2014 baik pelaporan yang dilaksanakan secara sukarela maupun terkait hukum terdapat persentase laki-laki yang lebih besar daripada perempuan. Persentase.....

54 42 Persentase Penyalahgunaan Zat Narkotika pada Klien Wajib Lapor Sukarela (Tahun 2014) 1% 2% Alkohol 14% 8% 12% Opioid Kanabis 36% 21% Sedatif Hipnotik Stimulansia 6% Halusinogen Tembakau Multipel Zat Grafik di atas memperlihatkan persentase tertinggi penyalah guna zat narkotika pada klien wajib lapor secara sukarela adalah klien wajib lapor pengguna stimulansia sedangkan klien wajib lapor pengguna alkohol menduduki persentase terendah. Persentase Penyalahgunaan Zat Narkotika pada Klien Wajib Lapor Terkait Hukum (Tahun 2014) 1% 12% 57% 30% Opioid Kanabis Stimulansia Multipel Zat Grafik di atas memperlihatkan persentase tertinggi penyalah guna zat narkotika pada klien wajib lapor terkait hukum adalah pengguna stimulansia dan terendah adalah pengguna multiple zat.. 9 BAB III...

Hasil Laporan Evaluasi

Hasil Laporan Evaluasi Hasil Laporan Evaluasi Instansi : Badan Narkotika Nasional Nama Inspektur : IRTAMA BNN Waktu Pengisian : 2015-04-21 14:10 Waktu Pengevaluasian : Tahap : Tahap 3 *) Penilaian Penjelasan Jawaban Nilai Presentase

Lebih terperinci

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH Sasaran Reformasi Birokrasi Maraknya KKN Buruknya Pelayanan Publik Rendahnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja 8 Area Perubahan Bersih dari KKN Pelayanan

Lebih terperinci

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH SASARAN REFORMASI BIROKRASI pemerintahan belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah pemerintahan belum efektif dan efisien pemerintahan yang bersih,

Lebih terperinci

ROAD MAP BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA BNN BNN BNN BNN

ROAD MAP BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA BNN BNN BNN BNN ROAD MAP BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA 2015-2019 JAKARTA, APRIL 2015 i BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi... Ringkasan Eksekutif... i iv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017 LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017 A. PROSES (60) I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 3,46 1 Tim Reformasi Birokrasi (1) 0,78 a. Tim Reformasi Birokrasi

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014 LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014 BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN PENILAIAN A. PROSES (60) I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 5.0

Lebih terperinci

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BNN Jakarta, 1 Desember 2015

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BNN Jakarta, 1 Desember 2015 ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BNN 2015-2019 Jakarta, 1 Desember 2015 LANDASAN PENYUSUNAN ROAD MAP BNN 2015-2019 1. Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 (Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010); 2.

Lebih terperinci

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BNN Jakarta, 11 Februari 2016

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BNN Jakarta, 11 Februari 2016 ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BNN 2015-2019 Jakarta, 11 Februari 2016 GRAND DESIGN & ROAD MAP RB 2010-2025 PERPRES NO. 81 TAHUN 2010 GRAND DESIGN RB 2010-2025 ROAD MAP RB 2010-2014 RMRB 2015-2019 RMRB 2020-2024

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : POLDA NTB TAHUN : 2016

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : POLDA NTB TAHUN : 2016 LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : POLDA NTB TAHUN : 2016 PENILAIAN A. PROSES (60) I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 5.00 100.00% 1 Tim Reformasi Birokrasi (1) 1.00 100.00% a. Tim

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL r PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 67 ayat (3) Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BNN TAHUN Jakarta, Juli 2015

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BNN TAHUN Jakarta, Juli 2015 EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BNN TAHUN Jakarta, Juli 1 SURAT KEPUTUSAN KEPALA BNN KEANGGOTAAN REFORMASI BIROKRASI 1. Keputusan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor : KEP/146/IV/2013/BNN tanggal

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : SETJEN WANTANNAS TAHUN : 2017

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : SETJEN WANTANNAS TAHUN : 2017 LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : SETJEN WANTANNAS TAHUN : PENILAIAN A. PROSES (60) I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 5.00 100.00% 1 Tim Reformasi Birokrasi (1) 1.00 100.00% a.

Lebih terperinci

- 2 - Pasal 3. Pasal 5 Area sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala Badan ini.

- 2 - Pasal 3. Pasal 5 Area sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala Badan ini. - 2 - Pasal 1 Menetapkan Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika tentang Road Map Reformasi Birokrasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika 2015 2019. Pasal 2 Road Map Reformasi

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA - 2-2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.493, 2015 BNN. Provinsi. Kabupaten/Kota. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13); 4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 201

2016, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13); 4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 201 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1430, 2016 KEMEN-DPDTT. Road Map RB 2015-2019. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.753, 2015 KEMEN-ESDM. Reformasi Birokrasi. Unit Pengelola. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG UNIT PENGELOLA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.706, 2013 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Standar Operasional Prosedur. Penyusunan. Pedoman PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT Kamis, 11 September 2014 10:28:28 Medan (SIB)- Badan Narkotika Nasional Provinsi melakukan tes urine terhadap pegawai Badan Pemeriksa Keuangan Sumatera Utara di kantor perwakilan

Lebih terperinci

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS - 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS A. KEMAJUAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Sebagai langkah strategis,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.221, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG REFORMASI BIROKRASI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Nganjuk. 03 Maret 2017 Ketua Pengadilan Agama Nganjuk. Drs. H. SYAIFUL HEJA, M. H. NIP

KATA PENGANTAR. Nganjuk. 03 Maret 2017 Ketua Pengadilan Agama Nganjuk. Drs. H. SYAIFUL HEJA, M. H. NIP KATA PENGANTAR Sebagai bagian dari implementasi kebijakan nasional sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2015-2019, dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN Reformasi Birokrasi NASIONAL ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI Pengorganisasian Pelaksanaan Tim Pengarah Kementerian/Lembaga Ketua: Pimpinan K/L Sekretaris: Sekjen Anggota: Pejabat Eselon I Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Nomor : PER / 01 / VIII / 2007 / BNN TENTANG

PERATURAN KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Nomor : PER / 01 / VIII / 2007 / BNN TENTANG PERATURAN KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL Nomor : PER / 01 / VIII / 2007 / BNN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

: PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

: PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR PER / 4 / V / 2010 / BNN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

2017, No Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2

2017, No Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1140, 2017 KEMEN-DPDTT. Road Map. 2017-2019. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ROAD

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 1 ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 2015-2019 DASAR HUKUM ARAH KEBIJAKAN 1. UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN PENILAIAN MANDIRI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PELAKSANAAN PENILAIAN MANDIRI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI BAB I PENDAHULUAN TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR LAPORAN PELAKSANAAN PENILAIAN MANDIRI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan

Lebih terperinci

ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA TERWUJUDNYA 3 (TIGA) SASARAN REFORMASI BIROKRASI NASIONAL

ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA TERWUJUDNYA 3 (TIGA) SASARAN REFORMASI BIROKRASI NASIONAL ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA TERWUJUDNYA 3 (TIGA) SASARAN REFORMASI BIROKRASI NASIONAL AZWAR ABUBAKAR Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI INSPEKTORAT UTAMA 7 AGUSTUS 2017 OUTLINE 1 2 3 Tujuan, Sasaran, Arah dan Kerangka Kebijakan RB Ukuran Keberhasilan RB Peran Inspektorat dalam

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015 EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015 Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) adalah Model

Lebih terperinci

PROSES PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI

PROSES PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI Lampiran II Peraturan Menpan dan RB No. 31 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Secara Online PROSES PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LABORATORIUM NARKOBA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LABORATORIUM NARKOBA BADAN NARKOTIKA NASIONAL 1 PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LABORATORIUM NARKOBA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 30 Tahun 2018

KEPUTUSAN KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 30 Tahun 2018 PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI KECAMATAN CICURUG Jalan Siliwangi Nomor 111 Telepon (0266) 731002 Faksimil (0266) 731002 Website: sidikcicurug@yahoo.com email: cicurug.marema@gmail.com CICURUG 43359 KEPUTUSAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

2017, No Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran N

2017, No Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran N No.604, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Penanganan Benturan Kepentingan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN BADAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 36 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN

Lebih terperinci

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2016

LAPORAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2016 LAPORAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2016 DAFTAR ISI Kata Pengantar..... i Daftar Isi..... ii Daftar Gambar... v Daftar Tabel... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam RINGKASAN EKSEKUTIF Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, ditetapkan bahwa Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu unsur kementerian/ lembaga yang memiliki tugas

Lebih terperinci

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1 ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017

REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017 1 REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017 2 REFORMASI BIROKRASI PENGERTIAN Upaya melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG 1 PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.710, 2015 LEMSANEG. Zona Integritas. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH

Lebih terperinci

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI A. Pendahuluan Salah satu area perubahan dalam reformasi birokrasi yang wajib dilaksanakan oleh kementerian/lembaga/pemerintah daerah adalah penataan tata

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang No.1494, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengawasan Internal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN INTERNAL PADA KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN OKTOBER 2012 1. Krisis ekonomi Tahun 1997 berkembang menjadi krisis multidimensi.

Lebih terperinci

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT S A L I N A N BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI

Lebih terperinci

Optimalisasi Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional

Optimalisasi Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional Optimalisasi Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional BEBAN KINERJA POK AHLI memberikan saran dan masukan kepada Ka BNN. ITTAMA melaksanakan pengawasan BNN. intern KEPALA a. memimpin BNN dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1105, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Good Public Governance. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI Herry Yana Sutisna Deputi Bidang Pengawasan dan

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B 1 PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR 26 TAHUN 2017 T E N T A N G RENCANA KERJA PEMBANGUNAN REFORMASI BIROKRASI PADA PENGADILAN NEGERI BANTUL KETUA PENGADILAN

Lebih terperinci

Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi KONDISI UMUM SEBELUM REFORMASI BIROKRASI 2 MASIH DIWARNAI DENGAN

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Menteri PAN dan RB, pelaksanaan proses pembangunan zona integritas harus dilaksanakan dengan perencanaan yang baik, karena di sini akan menentukan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 27 TAHUN 2014

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 27 TAHUN 2014 SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN)

BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN) BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN) Sejarah penanggulangan bahaya narkotika dan kelembagaannya di Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkannya

Lebih terperinci

AREA PERUBAHAN 1. Program Manajemen Perubahan 2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

AREA PERUBAHAN 1. Program Manajemen Perubahan 2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan AREA PERUBAHAN Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) didasarkan pada kondisi dan kebutuhan Kemenko PMK dalam mewujudkan agenda

Lebih terperinci

PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM MAHKAMAH AGUNG RI TAHUN 2015

PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM MAHKAMAH AGUNG RI TAHUN 2015 PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM MAHKAMAH AGUNG RI TAHUN 2015 1 Dirangkum dan disajikan oleh: Jeanny HV Hutauruk, S.E., M.M., Ak., C.A. Ketua Tim Sekretariat

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEPEGAWAIAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEPEGAWAIAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEPEGAWAIAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Narkotika Na

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Narkotika Na BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.814, 2017 BNN. Hasil Pemeriksaan/Pengawasan. BPK. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.04.1.24.11.12.7154 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN TIM REFORMASI BIROKRASI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PETA JALAN REFORMASI BIROKRASI BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOORDINATOR

MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOORDINATOR SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP

Lebih terperinci

2014, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Nega

2014, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Nega No.303, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Pelayanan. Lembaga Rehabilitasi Narkoba. Komponen Masyarakat. Pelaksanaan. Penelitian. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG JABATAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL YANG DAPAT DIDUDUKI OLEH PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. (Presentasi Materi Subtansi Instansi) Jakarta, 18 Juli 2017

REFORMASI BIROKRASI. (Presentasi Materi Subtansi Instansi) Jakarta, 18 Juli 2017 REFORMASI BIROKRASI (Presentasi Materi Subtansi Instansi) Jakarta, 18 Juli 2017 Kegiatan Belajar 1 Reformasi Birokrasi Pengertian Reformasi Birokrasi Salah satu cara untuk membangun kepercayaan masyarakat.

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PELAYANAN LEMBAGA REHABILITASI NARKOTIKA KOMPONEN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BOGOR

PENGADILAN NEGERI BOGOR PENGADILAN NEGERI BOGOR KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN REFORMASI BIROKRASI PADA PENGADILAN NEGERI BOGOR KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR, Menimbang

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR 23 TAHUN 2017 PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88. 2016 KEMENLH-KEHUTANAN. Pengawasan Intern. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK-SETJEN/2015

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.436, 2017 BNN. Whistleblowing System. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PELAPORAN PELANGGARAN

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) 2. Peraturan P

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) 2. Peraturan P No.999, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-PPPA. Agen Perubahan. Role Model. Pemilihan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4a TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA REHABILITASI MEDIS DAN REHABILITASI SOSIAL YANG DISELENGGARAKAN OLEH PEMERINTAH/ PEMERINTAH

Lebih terperinci

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing, BAB I PENDAHULUAN Pemahaman kegiatan pengawasan harus berangkat dari suatu pemahaman manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing, actuating dan controlling. Controlling adalah salah satu

Lebih terperinci