Ditulis oleh: ANNISA ARYATI SYA ALITSYAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ditulis oleh: ANNISA ARYATI SYA ALITSYAH"

Transkripsi

1 ANNISA ARYATI SYA ALITSYAH MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI SENDRATARI RAMAYANA DI TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN SEBAGAI SALAH SATU DAYA TARIK WISATA BUDAYA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Ditulis oleh: ANNISA ARYATI SYA ALITSYAH

2 PRAKATA Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala rahmat dan karunia-nya yang telah memberikan kesehatan sampai saat ini. Sehingga lembar demi lembar penulisan Laporan Karya dengan judul: MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI SENDRATARI RAMAYANA DI TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN SEBAGAI SALAH SATU DAYA TARIK WISATA BUDAYA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ini dapat diselesaikan dengan baik, Selama proses penyusunan Laporan Karya ini tidak sedikit penulis menemui kesulitan, namun berkat semangat serta bantuan dari berbagai pihak, maka penulisan ini berhasil diselesaikan. Penulis sangat menyadari bahwa penyajian Laporan Karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran serta pandangan yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan agar kelak tidak terjadi kekeliruan. Laporan ini penulis publikasikan sebagai suatu bentuk penghargaan dan rasa terima kasih kepada: 1. Keluarga besar Hadisewojo yang banyak memberikan dorongan sehingga Laporan Karya ini dapat selesai dengan baik. 2. Bapak Ir. Kusmayadi, Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, Jakarta. 3. Bapak Murhadi S. Kom, MM., selaku Pembantu Ketua I.

3 4. Ibu Yuliana S.St. Par, selaku Ketua Jurusan Perhotelan dan Usaha Wisata. 5. Ibu Dra. Endang Setyawati, selaku pembimbing materi dan teknis. Kiranya tak akan terjawablah semua tanya yang terlintas tanpa bantuan beliau. Terima kasih bu. 6. Ibu Derinta Entas, SE, MM., selaku Pembimbing Akademik. 7. Bapak Sumantri, Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia SUB Prambanan beserta seluruh staf sanggar tari Rara Jonggrang yang telah memberikan izin riset. 8. Seluruh Dosen dan Staf Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, dan semua rekan-rekan yang tak mungkin disebutkan satu persatu namun telah membantu dan memberikan dukungan moril. Tuhan Yang Maha Kuasa memberkahi, dan semoga semua amal baik yang tak ternilai ini akan berbuah manis kelak. Akhir kata suatu kegembiraan bagi penulis bila apa yang dikemukakan dalam penelitian Laporan Karya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan juga sebagai sumbangan kecil sumber inspirasi bagi yang membutuhkan. Jakarta, 18 Februari 2015 Penulis

4 If you really want something, all the entire universe will conspire in helping you to achive it... ( Paolo Coelho)

5 PENDAHULUAN Latar Belakang Letak geografis Indonesia dengan adanya gugusan lima pulau besar yang membentang di perairannya menjadikan Indonesia memiliki beranekaragam suku bangsa, budaya, adat istiadat serta keindahan alam di masing-masing wilayah. Sehingga Indonesia menjadi salah satu negara tujuan wisata favorit di dunia. Selain Bali, Yogyakarta merupakan salah satu kota yang menyimpan daya tarik luar biasa untuk sektor pariwisata Indonesia. Daerah Istimewa Yogyakarta dipimpin oleh seorang Gubernur yang merupakan keturunan Raja dari Keraton Hadiningrat Ngayogyakarta, keraton yang masih eksis keberadaannya hingga kini yakni, Sri Sultan Hamengkubuwono X. Terletak di pulau dengan populasi terpadat di Indonesia, Yogyakarta dikelilingi oleh gunung Merapi disebelah utara, samudera Hindia (pantai selatan pulau Jawa) disebelah selatan, lalu beberapa gunung seperti salah satunya gunung Merbabu di Provinsi Jawa Tengah. Maka tak berlebihan jika Yogyakarta disebut sebagai sebuah ikon wisata lengkap dengan berbagai macam objek dan daya tarik yang menyediakan wisata budaya, wisata alam, wisata peninggalan sejarah, wisata museum, hingga wisata karya manusia. Pengembangan pariwisata di Indonesia pada dasarnya menggunakan konsep pariwisata budaya seperti telah ditetapkan dalam Bab III pasal 6 Undang-Undang No. 9 Tahun Yang menyatakan

6 bahwa: Pembangunan obyek dan daya tarik wisata dilakukan dengan memperhatikan: Kemampuan untuk mendorong peningkatan perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial budaya. nilai-nilai agama, adat istiadat, serta pandangan dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. Kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup. kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri. Hal ini dilakukan tentunya dengan pertimbangan bahwa Indonesia memiliki potensi seni dan budaya yang beraneka ragam yang tersebar pada tiap Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Indonesia. Jadi pariwisata yang dikembangkan adalah pariwisata budaya. Dalam hal ini, seni budaya yang beraneka ragam di beberapa DTW itu dijadikan sebagai daya tarik utama untuk menarik wisatawan datang ke Indonesia. Atas dasar itu, wajar jika setiap langkah dalam pengembangan pariwisata diharapkan selalu memperhatikan terpeliharanya seni dan budaya bangsa yang dijadikan sebagai aset pariwisata Indonesia termasuk Yogyakarta. Dengan demikian, perlu ada tanggung jawab moral bagi mereka yang mengambil kebijakan di lapangan untuk selalu menggunakan potensi seni dan budaya yang Indonesia miliki untuk bermacam-macam kegiatan, mulai dari cendera mata dan bahan-bahan promosi, terutama dalam penyajiannya. Tujuan utama dari semua itu adalah untuk menciptakan citra pariwisata Indonesia. Dan yang lebih penting lagi dengan cara itu pariwisata Indonesia memiliki ciri khas yang

7 menjadi identitas (jati diri) budaya Indonesia yang membedakan dengan bangsa lain. Nantinya diharapkan bahwa pariwisata dapat menjadi salah satu sektor andalan dalam pembangunan ekonomi di Indonesia sehingga pariwisata Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, karena kegiatan pariwisata itu merupakan mata rantai yang cukup panjang sebagai akibat dampak positif dari multiplier effect yang ditimbulkan dalam pembangunan perekonomian. Mulai dari pelayanan akomodasi perhotelan, makanan dan minuman, cendera mata, paket wisata, transportasi, usaha kecil yang menjual bermacam-macam keperluan wisatawan dalam perjalanan atau di pusat-pusat rekreasi. Sedangkan dari sisi perolehan devisa memang terbukti bahwa selama lima tahun berturut-turut pariwisata dapat mempertahankan posisinya sebagai salah satu dari lima penghasil devisa terbesar. Penempatan seni dan budaya sebagai aset pariwisata untuk dijadikan sebagai daya tarik wisata budaya perlu dipertahankan pelestarian dan keberadaannya. Maka dari itu penulis merasa bahwa upaya mempertahankan pelestarian budaya ini sangatlah penting, sehingga penulis menguraikan beberapa hal mengenai daya tarik wisata di Yogyakarta, yakni Sendratari Ramayana. Sebagai salah satu warisan budaya disamping juga menjadi sebuah Daya Tarik Wisata Budaya yang dimiliki Indonesia, dengan judul laporan karya MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI SENDRATARI RAMAYANA DI TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN SEBAGAI SALAH SATU DAYA TARIK WISATA BUDAYA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

8 Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan hasil observasi dan juga kenyataan yang terjadi di lapangan, timbul beberapa masalah yang telah penulis kelompokan dan terbagi menjadi lima poin penting, yaitu: 1. Bagaimana dampak akulturasi budaya yang terjadi dalam Sendratari Ramayana. 2. Mengapa Sendratari Ramayana di Candi Prambanan ini harus dipertahankan. 3. Sejauh mana peranan masyarakat Yogyakarta terhadap pementasan Sendratari Ramayana. 4. Sejauh mana perhatian dari Pemerintah Daerah khususnya Pengelola terhadap pelaku seni/penari dalam lakon Sendratari Ramayana. 5. Apakah sudah maksimal upaya pihak Pengelola dalam mengemas atraksi yang merupakan salah satu ikon wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan Penulisan Menguraikan upaya pelestarian adalah tujuan dari penulisan Laporan Karya ini, Selain itu penulis berharap akan adanya upaya pelestarian Sendratari Ramayana secara berkelanjutan, di masa yang akan datang wisatawan yang menikmati pertunjukan Sendratari

9 Ramayana ini tidak hanya menjadi penikmat tapi juga diberi kesempatan untuk belajar serta mencintai tarian tradisional Indonesia, khususnya bagi mereka yang bukan berasal dari etnis Jawa. Manfaat / Signifikasi Penelitian Adapula penulisan ini sebagai bahan pertimbangan dan pembelajaran kedepan untuk perbaikan pengelolaan Objek Daya Tarik Wisata Budaya, selain itu juga untuk bahan pengetahuan bagi perorangan atau instansi yang membutuhkan informasi dalam membantu melestarikan tari tradisional Indonesia khususnya Sendratari Ramayana. Metode penelitian Beberapa metode pengumpulan data telah penulis gunakan dalam penulisan Laporan Karya ini adalah: 1. Studi pustaka Beberapa buku yang memuat data mengenai sejarah Indonesia, Sendratari serta kisah Ramayana penulis jadikan sumber referensi dalam penulisan laporan karya ini. 2. Studi Lapangan Sebelumnya penulis telah menjalani masa On The Job Training periode Agustus-Oktober tahun 2011 di HPI Yogyakarta Sub Prambanan sebagai pemandu wisata. Dengan

10 pertimbangan agar mendapatkan data yang lebih akurat, studi lapangan dilakukan pada Mei 2013 di Taman Wisata Candi Prambanan Yogyakarta. 3. Wawancara Penulis juga melakukan sesi wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya kepada beberapa responden terpilih, antara lain; ketua HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) Sub Prambanan, penari, pihak sanggar tari Rara Jonggrang, staff PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko. Sistematika Penulisan Pembahasan penulisan ini dibagi dalam lima bab, selanjutnya tiap bab dibagi lagi atas beberapa sub bab yang dianggap penting. BAB I : PENDAHULUAN Pada bab pertama ini penulis mengemukakan mengenai masalah pokok, yang berisikan alasan dari pada pemilihan judul, metode penelitian yang dipilih sebagai cara untuk mencari sumber data untuk dijadikan dasar penyusunan dan pembahasan materi Laporan Karya, sistematika penulisan yang merupakan ikhtisar dari hal-hal

11 yang diuraikan didalam Laporan Karya ini secara berurutan. Bab II : TINJAUAN TEORI Pada bab ini penulis menguraikan tentang beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul Laporan Karya dan mengacu pada teori yang terdapat di dalam buku-buku referensi. BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Pada bab ini penulis menjelaskan secara garis besar mengenai Candi Prambanan, Panggung Terbuka Ramayana juga Sendratari Ramayana itu sendiri sebagai objek penelitian. BAB IV : PEMBAHASAN Pada bab ini penguraian masalah mengenai dampak akulturasi budaya yang terjadi, perlunya atraksi ini untuk dipertahankan, perananan masyarakat Yogyakarta terhadap pementasan, serta perhatian dari pemerintah terhadap pelaku seni (penari) dalam Sendratari Ramayana, upaya pihak pengelola dalam mengemas atraksi yang merupakan salah satu ikon wisata di Yogyakarta. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai bab terakhir yaitu mengenai kesimpulan atau uraian yang telah penulis kemukakan di dalam

12 bab-bab sebelumnya serta sedikit saran yang penulis anggap perlu.

13 TINJAUAN PUSTAKA Beberapa pengertian atau penjelasan yang berhubungan dengan pembahasan yang mengacu pada buku-buku referensi antara lain; Pengertian Kebudayaan Menurut Prof. Dr. Koentjoroningrat: Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar. (Pengantar Ilmu Antropologi, 1991: 36) Pengertian Akulturasi Prof. Dr. Koentjaraningrat mengemukakan bahwa; akulturasi adalah proses yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri. (Pengantar Ilmu Antropologi, 1991: 39) Wujud dan Unsur Kebudayaan Ditinjau dari segi wujud, kebudayaan memiliki tiga aspek utama menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat, yaitu: Ide (gagasan)

14 Wujud (bentuk) Perilaku. Ditinjau dari segi isi, kebudayaan memiliki tujuh unsur pokok, yakni: 1. Sistem religi, yang meliputi: sistem kepercayaan, sistem nilai dan pandangan hidup, komunikasi keagamaan, upacara keagamaan. 2. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial, yang meliputi: kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, perkumpulan. 3. Sistem pengetahuan, meliputi pengetahuan tentang: flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia. 5. Bahasa, yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk: lisan dan tulisan. 5. Kesenian, yang meliputi: seni patung/pahat, relief, lukis dan gambar, rias, vokal, musik, bangunan, kesusastraan, drama. 6. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi, yang meliputi: berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, perikanan, perdagangan.

15 7. Sistem peralatan hidup atau teknologi, yang meliputi: produksi, distribusi, transportasi, peralatan komunikasi, peralatan konsumsi dalam bentuk wadah, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan, senjata. (Pengantar Ilmu Antropologi, hal: 40) Manfaat Penting Unsur-Unsur Budaya Menurut Prof. Dr. I Made Bandem unsur budaya memiliki manfaat penting, yaitu; A. Untuk mempromosikan kepariwisataan secara umum baik dalam maupun luar negeri. B. Produk seni budaya akan menyiapkan lapangan kerja dan peningkatan penghasilan masyarakat. C. Penampilan seni dan budaya disamping menarik perhatian wisatawan juga meningkatkan pemberdayaan seni dan budaya. D. Penampilan seni dan budaya dapat meningkatkan pemeliharaan dan manajemen museum, galeri, monumenmonumen seni budaya lainnya. E. Dana yang dihasilkan dengan penjualan produk seni dan budaya bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat. F. Sentuhan dengan seni budaya lain meningkatkan harkat, kehormatan dan pemahaman tentang arti kemanusiaan. (Peranan Seni Dan Budaya Dalam Pengembangan Parwisata, 2006: 70)

16 Mempertahankan Eksistensi Kebudayaan Mempertahankan Eksistensi Kebudayaan menurut Prof. Dr. Edi Sedyawati: Agar suatu budaya dapat lestari yaitu selalu ada eksistensinya, maka upaya-upaya yang perlu dijamin kelangsunganya meliputi: perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan. 1. Perlindungan, meliputi upaya-upaya untuk menjaga agar hasilhasil budaya tidak hilang atau rusak. 2. Pengembangan, meliputi pengolahan yang menghasilkan peningkatan mutu dan atau perluasan khazanah. 3. Pemanfaatan, meliputi upaya-upaya untuk menggunakan hasil budaya untuk berbagi keperluan, seperti untuk menekan citra identias suatu bangsa, untuk pendidikan kesadaran budaya, untuk dijadikan muatan industri budaya, dan untuk dijadikan daya tarik wisata. (Pariwisata dan Pengembangan Budaya, 2006: 21) Prinsip Dasar Pengembangan Pariwisata Menurut Poerwanto, jika pemikirannya dan Inskeep (1991); McIntyre (1993); Ding & Pilgram (1995) tentang pariwisata berkelanjutan dipadukan, menyatakan bahwa idealnya pengembangan pariwisata harus berlandaskan pada empat prinsip dasar, yaitu:

17 1. Keberlangsungan ekologi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus menjamin adanya pemeliharaan dan proteksi sumber-sumber. 2. Keberlangsungan kehidupan sosial dan budaya, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus mampu meningkatkan peran masyarakat dalam pengawasan tata kehidupan melalui nilai-nilai yang diciptakan dan dianut bersama sebagai identitas dan kemandirian. 3. Keberlangsungan perekonomian, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus menjamin adanya kesempatan bagi semua pihak untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi melalui suatu kompetisi yang sehat. 4. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat melalui pemberian kesempatan kepada mereka untuk terlibat dala pengembangan kepariwisataan. (Potensi Seni Pertunjukan Dalam Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan, 2006: 241) Daya Tarik Wisata Budaya Yang termasuk objek dan daya tarik wisata budaya menurut Prof. Dr. Edi Sedyawati; kesenian (seni rupa dan segala bentuk seni pertunjukan), tata busana, tata boga, upacara adat, demonstrasi kekebalan, dan kommunikasi dengan alam ghaib, lingkungan binaan,

18 serta keterampilan-keterampilan khusus fungsional seperti membuat alatalat. (Pariwisata dan Pengembangan Budaya, 2006: 26) Pengertian Seni-budaya Seni budaya menurut Prof. Dr. I Made Bandem: ekspresi jiwa seseorang yang terjadi oleh proses karya dan karsa. Sebagai bagian dari kebudayaan, kesenian dapat digolongkan menjadi; Seni Pertunjukan (seni tari, seni teater, seni musik, seni pencak silat); Seni Rupa (seni murni, seni lukis, seni patung,seni kriya, seni desain); Seni Sastra (prosa atau puisi); Seni Multi Media (film, video, dan rekaman lainnya) (Peranan Seni Dan Budaya Dalam Pengembangan Pariwisata, 2006: 66). Kesenian setidaknya memiliki fungsi antara lain; 1. Sebagai pemberi keindahan dan kesenangan. 2. Sebagai pemberi hiburan. 3. Sebagai persembahan simbolis. 4. Sebagai pemberi respon fisik. 5. Sebagai penyerasi norma-norma kehidupan masyarakat. 6. Sebagai pengukuhan institusi sosial dan upacara keagamaan. 7. Sebagai kontribusi terhadap kelangsungan dan stabilitas kebudayaan.

19 8. Sebagai kontribusi dari intregasi kemasyarakatan. 9. Sebagai alat komunikasi (Marriam, 1964: ; Soedarsono, 172: 23; Sedyawati dan Djoko Damono, passim) Ciri-Ciri Pertunjukan Wisata Menurut Prof. Dr. R. M. Soedarsono, pertunjukan kemasan bagi wisatawan asing maupun domestik telah diusahakan memenuhi syarat serta ciri-ciri pertunjukan wisata, yaitu; 1. Tiruan dari aslinya. 2. Merupakan versi singkat atau padat atau bentuk mini dari aslinya. 3. Penuh variasi. 4. Ditanggalkan nilai-nilai sakral, magis dan simbolisnya. 5. Murah harganya menurut kocek wisatawan mancanegara, hanyalah untuk memberi kenangan indah dan menarik saja bagi para wisatawan. (Seni Pertunjukan Indonesia & Pariwisata, 1999; 92) Pengertian Sendratari

20 Menurut Prof. Dr. R.M. Soedarsono; Sendratari adalah sebuah nama baru untuk menyebut drama tari Jawa tanpa dialog verbal, yang di Barat bentuk semacam ini di sebut ballet. (Seni Pertunjukan Indonesia & Pariwisata, 1999: 141) Karakterisasi dari Sendratari Ramayana di Jawa, sebagian mengacu pada gerak tari wayang wong yang merupakan drama tari berdialog prosa liris. (Seni Pertunjukan Indonesia & Pariwisata, 1999: 162) Kisah Ramayana menurut Prof. Dr. R.M. Soedarsono: Ada beberapa versi cerita Ramayana di Indonesia yang disajikan dalam berbagai media. Ada yang disajikan lewat seni sastra, seni rupa, dan banyak pula yang ditampilkan dalam bentuk seni pertunjukan. Sampai kini kita masih kesulitan untuk melacak, dari versi India yang mana cerita Ramayana di Indonesia berasal. Versi cerita Ramayana di Indonesia cukup banyak, namun inti ceritanya adalah sama, yaitu upaya raja raksasa Rahwana untuk mendapatkan Sinta. Namun usaha Rawana selalu gagal. Cerita Ramayana juga diartikan sebagai perlambang pertikaian antara kebaikan dan keserakahan. Kebaikan dilambangkan pada diri Pangeran Rama, sedangkan keserakahan pada Raja Rahwana. Cerita berakhir pada kemenangan di pihak Rama. (Seni Pertunjukan Indonesia & Pariwisata, 1999: 149) Kesan Wisatawan Terhadap Objek dan Daya Tarik Wisata Budaya Kesan wisatawan terhadap objek dan daya tarik wisata, berdasarkan Riset Citra Pariwisata Indonesia (Survey On Indonesia s

21 Tourism Image As Percieved By International Tourist 2003) yang dilakukan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia disimpulkan sebagai berikut: Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) merupakan daya tarik yang tidak pernah dilewatkan. Untuk aspek ini timbul empat kategori; ODTW keindahan alam ODTW berupa peninggalan sejarah ODTW yang masuk kategori budaya ODTW yang diciptakan manusia. Dari keempat jenis ODTW tersebut diatas, ternyata ODTW budaya dan keindahan alam dipersepsikan paling tinggi dengan angka penilaian dari penelitian yang dilakukan masing-masing 4,11 dan 4,02. Dengan skala 1 sampai 5 dan angka 4 dinilai positif, maka aspek ini berada pada posisi di atas nilai positif. Hal ini menunjukan bahwa daya tarik yang menyebabkan wisatawan mancanegara datang ke Indonesia adalah masih dan tetap karena keragaman seni dan budaya serta keindahan alam. (lihat tabel 1.) Tabel. Penilaian Wisman terhadap Objek dan Daya Tarik Wisata Indonesia Tahun 2003 (skala 1 = negatif, 2 = agak negatif, 3 = cukup, 4 = positif, 5 = sangat positif)

22 Persepsi No Elemen Pariwisata Keindahan Alam Peninggala n Sejarah Sangat tdk menarik Menarik/ tdk menarik Tidak menarik 0,79 2,01 9,38 48,41 39,42 4,02 0,72 1,73 15,54 51,15 30,86 3,89 Menarik Sangat menarik Skala 3. Budaya 0,59 1,26 8,32 47,50 42,33 4,11 4. Karya Manusia 0,64 3,21 18,37 46,08 31,70 3,81 (Sumber: Data Lapangan, Penelitian Citra Pariwisata Indonesia, 2003) (Pariwisata Budaya Masalah dan Solusinya, 2006: 5)

23 Pariwisata Sebagai Sumber Devisa Negara Tabel. Ranking Devisa Terbesar N o Jenis komodi tas Minyak & gas bumi Minyak kelapa sawit 2008 Nil ai (jut a US D) 22, 088 7,8 68 Jenis komo ditas Minyak & gas bumi Minyak kelapa sawit Nilai (juta USD ) Jenis komo ditas Nila i (jut a US D) 29,1 26 Minyak & gas bumi 19, 018 Minyak & gas bumi 28,0 39 Minyak & gas bumi 41, ,3 75 Batuba ra 13, 817 Batuba ra 18,4 99 Batubar a 27,2 21 Karet olahan 6,1 79 Batuba ra 10,4 85 Pakaia n jadi Pariwis ata 5,7 12 5,3 45 Karet olahan Pariwi sata 7,34 7 7,34 7 Minyak kelapa sawit Pariwi sata Pakaia n jadi 10, 367 6,2 97 5,7 35 Jenis komod itas Nilai (juta USD ) Jenis komodi tas Nilai (juta USD ) Minyak kelapa sawit Karet olahan Pariwi sata 13,4 68 9,31 4 7,60 3 Minyak kelapa sawit Karet olahan Pariwis ata (Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, 2013) 17, ,1 58 8,55 4

24 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian Sendratari Ramayana erat kaitannya dengan candi Prambanan, karena pertunjukan spektakuler yang sangat terkenal ini dipentaskan disana. Berikut penjelasan mengenai Candi Prambanan dan Panggung Terbuka Ramayana; 1. Candi Prambanan Mataram adalah sebuah kerajaan terbesar pada masa Jawa kuno yang muncul pertama kali di panggung sejarah pada abad ke 7. Dimana pada masa itu kerajaan mataram yang di perintah oleh Wangsa Sanjaya, bangsawan Hindu mendirikan kompleks candi. Berdasarkan prasasti Siwagrha berangka tahun 856 M, bangunan suci ini dibangun untuk memuliakan dewa Siwa, dan nama asli bangunan ini dalam bahasa Sanskerta adalah Siwagrha (Sanskerta:Shiva-grha yang berarti: 'Rumah Siwa'). Nama Prambanan, berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri, diduga merupakan perubahan nama dialek bahasa Jawa dari "Para Brahman", yang merujuk kepada masa jaya candi ini yang dahulu dipenuhi oleh para brahmana. Akibat letusan gunung Merapi pada tahun 1600, Candi Prambanan runtuh dan terkubur oleh debu dan material vulkanik dari letusan tersebut. Pada tahun 1733, reruntuhan candi pertama

25 kali ditemukan oleh Cornelius Antonius Lons, seorang berkebangsaan Belanda. (Sumber: PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko). Pemugaran dimulai sejak tahun 1918, akan tetapi upaya serius yang sesungguhnya dimulai pada tahun 1930-an. Upaya renovasi terus menerus dilakukan bahkan hingga kini. Pemugaran candi Siwa yaitu candi utama kompleks ini dirampungkan pada tahun Kini, candi Prambanan termasuk dalam situs warisan dunia yang dilindungi oleh Unesco, status ini diberikan oleh UNESCO pada tahun Beberapa bagian candi, khususnya candi Siwa dengan kondisi kerusakan terparah untuk direnovasi akibat gempa Yogyakarta 2006 silam. Gambar 1. Denah kompleks utama Candi Prambanan (Sumber: PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko)

26 Di halaman dalam kompleks candi ini terdapat 16 candi, candi utama disebut Trimurti (tiga wujud) yang dipersembahkan untuk tiga dewa Hindu tertinggi, yakni; Dewa Brahma Sang Pencipta, Wishnu Sang Pemelihara, dan Siwa Sang Pemusnah. Dalam serambi masing-masing candi tersebut terdapat reliefrelief naratif yang dipahat di dindingnya, yaitu kisah epos Ramayana yang terpahat di candi Siwa dan Brahma serta cerita epos dari kitab Mahabharata tentang Krishna di candi Wishnu. Untuk mengikuti kisah epos ini sesuai urutannya, pengunjung harus masuk ke lorong candi dan melakukan pradakshina yakni berputar mengelilingi candi sesuai arah jarum jam. Tiga candi yang berukuran lebih kecil di depan masing-masing candi Trimurti adalah candi Wahana persembahan untuk kendaraan para dewa, yakni: Sang lembu Nandi sebagai wahana Siwa yang juga simbolisasi transportasi darat; sang Angsa wahana Brahma simbolisasi transportasi air; dan sang Garuda wahana Wisnu simbolisasi transportasi udara. Di dalam kompleks candi Prambanan juga terdapat beberapa bangunan lain seperti Candi Sewu, Candi Lumbung, Candi Bubrah, Museum Arkeologi & Audio Visual dan Panggung Terbuka Ramayana, tempat dimana pertunjukan Sendratari Ramayana digelar setiap malam harinya selama bulan Mei-Oktober dengan latar belakang pemandangan megah nan indah tiga candi utama yang disinari cahaya lampu.

27 2. Sendratari Ramayana di Panggung Terbuka Daerah Istimewa Yogyakarta telah mengawali menyajikan pertunjukan wisata sejak tahun 1961, ketika Departemen Perhubungan Darat, Pos, Telekomunikasi, dan Pariwisata melaksanakan proyek besar, yaitu membangun sebuah panggung terbuka di depan Candi Prambanan dengan kapasitas kursi yang dapat menampung sekitar 2000 penonton. Panggung terbuka inilah yang sejak 1961 sampai pertengahan tahun 1980-an dipergunakan sebagai tempat pergelaran Sendratari Ramayana. Animo masyarakat dan wisatawan domestik hingga mancanegara sangat baik, kursi penonton pada seiap malam pertujukan selalu penuh namun pada akhirnya terjadi kemerosotan jumlah penonton setelah tahun Dari hari ke hari merosotnya jumlah penonton terus terjadi, maka dengan pertimbangan itu dibuatlah panggung terbuka lebih kecil yang memiliki kapasitas tempat duduk buah. Yang terletak di sebelah barat candi Prambanan.

28 Gambar 2. Denah Kompleks Candi Prambanan. (Sumber: Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko) Gambar 3. Pertunjukan Sendratari Ramayana di panggung terbuka Ramayana (Sumber dokumentasi

29 B. Hal-hal Lain Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Sendratari Ramayana, yaitu; 1. Sendratari Ramayana Sebagai Ikon Wisata Harapan besar akan keberhasilan karya Sendratari Ramayana sudah sejak awal ikut lahir dalam karya kreasi baru ini. Seperti bunyi dari sebuah prasasti yang ditulis tangan oleh Presiden pertama Indonesia, yakni Ir. Soekarno; Ballet Ramayana adalah satu pertjobaan (good effort) untuk membawa seni-pentas Indonesia ke taraf jang lebih tinggi. Soekarno 25/8/1961. Pada tahun 2012, Sendratari Ramayana Prambanan berhasil mendapat penghargaan rekor dunia Guinness World Records sebagai pentas tari kolosal yang paling banyak melibatkan penari sekaligus paling lama dan rutin digelar yakni sejak tahun 1961 hingga (National Geographic Indonesia, 2012) Kini, apa yang dituliskan Presiden Soekarno terbukti benar. Bahwa seni pentas Ramayana telah diakui dunia Internasional keberadaannya, bahkan selama ini telah menjadi salah satu ikon wisata Indonesia khususnya Yogyakarta.

30 Gambar 4. Prasasti yang ditulis Presiden Soekarno kini terletak di dinding menuju pintu masuk utama Panggung Terbuka Ramayana. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 2. Relief Cerita Ramayana Dalam agama Hindu, Wisnu adalah dewa yang memelihara dan melangsungkan alam semesta. Sebagai penyelenggara dan pelindung dunia, dia digambarkan setiap saat siap untuk memberantas semua bahaya yang mengancam keselamatan dunia. Untuk keperluan ini, Wisnu turun ke dunia dalam bentuk penjelmaan (inkarnasi) yang sesuai dengan macamnya bahaya. Penjelmaan Wisnu itu disebut awatara. Mula-mula jumlah awatara banyak sekali, namun kemudian menjadi sepuluh. Awatara Wisnu

31 yang berhubungan dengan Ramayana adalah awatara ketujuh, yakni Rama-awatara (Soekmono, 1973). Kisah Ramayana ini berasal dari India, masuk dan menyebarnya agama Hindu ke Nusantara ini menjadi cikal bakal sejarah pewayangan Indonesia. Di Jawa dan Bali, Waracarita Ramayana diangkat sebagai pertunjukan kesenian. Beberapa babak atau adegan dari Waracarita Ramayana juga dituangkan dalam bentuk lukisan ataupun pahatan dalam arsitektur bernuansa Hindu. Seperti relief yang terdapat di candi Prambanan. Pada candi Prambanan, relief Ramayana dipahatkan pada pagar serambi bagian dalam candi Siwa dan candi Brahma. Relief tersebut terbagi dalam panel-panel, masing-masing duapuluh empat panel pada candi Siwa dan tigapuluh panel pada candi Brahma. Setiap panel dipisahkan oleh pahatan pilaster. Kadang-kadang sebuah panel memuat lebih dari satu adegan. Relief Ramayana menggambarkan bagaimana Sinta, istri Rama diculik oleh Rahwana serta sebagai simbol perjuangan antara kebaikan melawan kejahatan. Berdasarkan relief tersebut inilah alur cerita Sendratari Ramayana dibuat dan dipertunjukan hingga kini. Ramayana dari bahasa sansekerta, berasal dari kata Rama dan Ayana yang berarti Perjalanan Rama. Cerita ini ditulis oleh seorang bijak, yakni Walmiki. Berdasarkan relief naratif Ramayana yang dipahat di Candi Prambanan, maka dibuatlah alur cerita Sendratari Ramayana. Dengan demikian cerita yang dipentaskan oleh penari adalah murni

32 alur cerita yang juga dipahat di bangunan candi. Berikut adalah beberapa gambar relief yang memuat adegan waracarita Ramayana di dinding candi Siwa dan Brahma; Gambar 5. Salah satu relief di candi Siwa yang menceritakan Rama, Sinta beserta Leksamana pergi menggunakan keretanya meninggalkan kerajaan Ayodya untuk diasingkan. Dalam pengasingan ini Rahwana mengambil kesempatan untuk menjatuhkan Rama sehingga drama cerita penculikan Sinta bermula. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

33 Gambar 6. Menceritakan kisah Rama, Sinta, dan Lakshmana di tengah hutan selama masa pengasingan. Di tengah hutan, Rama sering membantu para pertapa yang diganggu oleh para raksasa. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Gambar 7. Relief yang menggambarkan Rahwana Raja Alengka di sebelah kanan yang sedang memerintahkan bala tentaranya dari Kerajaan Alengka untuk menyerang Kerajaan Ayodya. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

34 Gambar 8. Relief menggambarkan Jatayu di sebelah kiri, seekor burung yang sedang berusaha melepaskan Sinta dari lilitan ular saat disandera oleh Rahwana. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Gambar 9. Relief menggambarkan Indrajid, putra Rahwana menunggang kuda disisi kiri datang menyampaikan pesan Ayahnya untuk meminta Kumbakarna pergi berperang. Sementara dayang-dayang berusaha membangunkan Kumbakarna dengan menaruh banyak makanan di depannya agar ia bangun dari tidurnya. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

35 Gambar 10. Kemenangan Ayodya ditandai dengan tewasnya Rahwana dan kembalinya Sinta kedalam pelukan Rama. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 3. Pertunjukan Sendratari Ramayana di Panggung Terbuka Cerita Sendratari Ramayana yang lumayan panjang ini dibagi menjadi empat episode, yaitu: (1) Hilangnya Dewi Sinta; (2) Anoman sebagai Utusan; (3) Gugurnya Kumbakarna; (4) Sinta Obong atau Api Suci Dewi Sinta. Pertunjukan setiap malamnya berlangsung selama dua jam, dari jam sampai Selain itu juga dipertunjukan cerita penuh Sendratari Ramayana yang berlangsung selama dua jam. Pada bulan Mei hingga Oktober Pertunjukan Sendratari Ramayana dipentaskan di Panggung Terbuka, pada bulan Januari hingga Desember pertunjukan Sendratari Ramayana ini dipentaskan dalam Panggung Trimurti yang terletak tidak jauh dari lokasi Panggung Terbuka.

36 Tabel 3 Jadwal Pertunjukan Sendratari Ramayana di Taman Wisata Candi Prambanan Tahun 2013 Bulan Mei 2 Jun 1 Jul 2 Agt 1 Sep 3 Okt Tanggal Pertunjukan (Sumber: PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko) Meskipun masih berada satu kompleks dengan candi Prambanan namun untuk menyaksikan pertunjukan Sendratari Ramayana pengunjung harus membeli tiket terpisah di loket pembelian tiket Panggung Terbuka Ramayana. Harga tiket untuk menyaksikan Sendratari Ramayana di Panggung Terbuka beragam, sesuai dengan jenis kursinya. Untuk VIP kursi terletak lurus sejajar dengan panggung, harga tiketnya adalah Rp ; untuk kursi khusus, yang terletak di belakang kursi VIP harga tiketnya Rp ; untuk kursi kelas I, yang berada di sisi kanan dan kiri kursi VIP harga tiketnya Rp ; dan untuk kursi kelas II yang berada di sisi kanan dan kiri panggung harga tiketnya Rp

37 Gambar 11. Denah Panggung Terbuka Ramayana. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

38 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian studi lapangan yang telah penulis lakukan, timbul beberapa point masalah yang pada bab ini sudah dikelompokan menjadi lima sub bab. Penguraian masalahnya antara lain; 4. Dampak Akulturasi Budaya Yang Terjadi Dalam Sendratari Ramayana Dalam Sendratari Ramayana terdapat budaya India yang menjadi cikal bakal lahirnya Sendratari Ramayana di Pulau Jawa. Masuknya agama Hindu membuat budaya dari India terbawa masuk juga ke Nusantara. Lalu mulai mempengaruhi corak budaya, bentuk arsitektur bangunan, serta kesenian di Nusantara pada saat itu. Dari sini akulturasi mulai terjadi, pada Sendratari Ramayana akulturasi yang terjadi berdampak dalam kesenian. Di India, Ballet Ramayana juga dipertunjukan sebagai atraksi wisata. Gerak tari dari ballet di India dan di Indonesia sedikit berbeda, khususnya Sendratari Ramayana yang terdapat di Pulau Jawa. Seperti yang kita ketahui gerak tari-tarian Jawa Tengah memiliki karakter yang sangat lambat dan lembut. Seperti Tari Bedoya dan Serimpi yang biasanya dipertunjukan di Keraton, sebagai simbol penyambutan tamu-tamu Keraton. Gerak Sendratari Ramayana pada dasarnya sama dengan gerak ballet di India, namun gerak tari di India didominasi dengan gerak cepat. Di Bali Sendratari Ramayana lebih mirip dengan pertunjukan yang terdapat di India, namun dengan ciri khas tarian Bali yakni gerak

39 perputaran mata. Sedangkan di Jawa gerak tari juga hampir sama, namun geraknya jauh lebih lembut dan lambat sesuai dengan adaptasi dari ciri khas tarian di Jawa Tengah. Waracarita Ramayana di Indonesia terdapat antara lain di Bali, Jawa, bahkan Sumatera (R.M. Soedarsono: 1999). Disamping mengacu pada ballet di India dan juga Bali, Sendaratari Ramayana yang muncul di Pulau Jawa adalah juga merupakan campuran dari gerak tari Yogyakarta dan Surakarta. Karakterisasi Sendratari Ramayana Jawa bukan hanya terletak pada gerakan tarinya saja, tetapi juga tata busana, tata rias, bahkan juga pada iringan tarinya. Gambar 12. Pemeran utama Ramayana Ballet oleh Shriram Bhartiya Kala Kendra dari Delhi pada 23 Sepember 2013 di Balairung Sapta Pesona KemenParKreaf, Jakarta. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

40 Untuk pemilihan penari Sendratari Ramayana faktor tubuh serta wajah juga perlu diperhatikan. Demikian dengan peranan penting seperti Rama, Leksmana, Sinta, Rahwana. Sinta harus memiliki wajah yang cantik. Rama dan Leksmana harus berperawakan tegap, berpenampilan halus dan berparas cakap. Sementara Rahwana harus berperawakan tinggi, agak kekar, serta kokoh. Mengapa perlu sedemikian rupa diperhatikan? Karena dengan postur tubuh yang cocok, penampilan karakter yang dibawakan sangat mudah dikenal oleh para penonton. Pada Sendratari Ramayana versi Prambanan yang mulai muncul pada tahun 1961, karakterisasi gerak masih mengacu pada wayang wong gaya Surakarta, tetapi telah ada upaya penyederhanaan. Setelah Sendratari Ramayana versi Prambanan berkembang, para seniman dari Surakarta dan Yogyakarta masing-masing menginginkan adanya versi yang lebih murni gaya Yogyakarta dan yang lebih murni gaya Surakarta. Maka pada masa sekarang ini tedapat tiga versi Sendratari Ramayana yaitu versi Surakarta, versi Yogyakarta dan versi Prambanan. Ketiganya dapat diketahui perbedaannya berdasarkan atas garapan gerak, tata busana dan tata rias, serta iringan musiknya. Demikianlah budaya India yang masuk ke Indonesia tidak serta merta menghilangkan apa yang sudah menjadi karakter budaya Indonesia. Keberadaan dua budaya yang sudah terlanjur melekat dalam corak budaya Nusantara melebur lalu dapat dijadikan sebuah mahakarya. Hal ini menunjukan bahwa tidak selamanya proses akulturasi budaya atau percampuran budaya asing yang terjadi ke dalam negara itu

41 merupakan sebuah kesalahan. Apabila nilai-nilai kearifan local masih dapat dengan teguh kita pertahankan, maka akulturasi budaya juga dapat berdampak positif. Gambar 13. Busana yang digunakan dalam Ramayana Ballet di India berupa gaun dan gerak tarinya ritmis dan cepat.( Sumber: Dokumentasi Pribadi ) Untuk pemilihan penari Sendratari Ramayana faktor tubuh serta wajah juga perlu diperhatikan. Demikian dengan peranan penting seperti Rama, Leksmana, Sinta, Rahwana. Sinta harus memiliki wajah yang cantik. Rama dan Leksmana harus berperawakan tegap, berpenampilan halus dan berparas cakap. Sementara Rahwana harus berperawakan tinggi, agak kekar, serta kokoh. Mengapa perlu sedemikian rupa diperhatikan? Karena dengan postur tubuh yang cocok, penampilan karakter yang dibawakan sangat mudah dikenal oleh para penonton.

42 Pada Sendratari Ramayana versi Prambanan yang mulai muncul pada tahun 1961, karakterisasi gerak masih mengacu pada wayang wong gaya Surakarta, tetapi telah ada upaya penyederhanaan. Setelah Sendratari Ramayana versi Prambanan berkembang, para seniman dari Surakarta dan Yogyakarta masing-masing menginginkan adanya versi yang lebih murni gaya Yogyakarta dan yang lebih murni gaya Surakarta. Maka pada masa sekarang ini tedapat tiga versi Sendratari Ramayana yaitu versi Surakarta, versi Yogyakarta dan versi Prambanan. Ketiganya dapat diketahui perbedaannya berdasarkan atas garapan gerak, tata busana dan tata rias, serta iringan musiknya. Demikianlah budaya India yang masuk ke Indonesia tidak serta merta menghilangkan apa yang sudah menjadi karakter budaya Indonesia. Keberadaan dua budaya yang sudah terlanjur melekat dalam corak budaya Nusantara melebur lalu dapat dijadikan sebuah mahakarya. Hal ini menunjukan bahwa tidak selamanya proses akulturasi budaya atau percampuran budaya asing yang terjadi ke dalam negara itu merupakan sebuah kesalahan. Apabila nilai-nilai kearifan local masih dapat dengan teguh kita pertahankan, maka akulturasi budaya juga dapat berdampak positif.

43 5. Sendratari Ramayana Di Taman Wisata Candi Prambanan Ini Harus Dipertahankan Keberadaan Sendratari Ramayana ini sudah menjadi ikon pariwisata Yogyakarta sejak tahun Meskipun animo masyarakat sempat menurun drastis di tahun 1965 namun akhirnya pertunjukan Sendratari Ramayana kembali bangkit. Salah satu usaha dalam membangkitkan kembali Sendratari adalah dengan melakukan promosi yang tidak hanya dilakukan di media cetak seperti pamflet dan spanduk, namun juga di website yang diceritakan dalam berbagai bahasa. Lalu dibuatlah calender of event. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya kunjungan wisatawan yang ingin menyaksikan Sendratari Ramayana. Keberadaannya hingga kini masih menyedot perhatian wisatawan, hal ini dibuktikan oleh semakin meningkatnya jumlah penonton Sendratari Ramayana dari tahun ke tahun. Selama tahun 2012 misalnya, jumlah penonton melonjak dan menjadi rekor dengan jumlah kunjungan tertinggi yaitu mencapai angka (lihat Tabel 4). Hal ini menunjukan bahwa keberadaan Objek Daya Tarik Wisata Budaya adalah salah satu potensi yang dapat diandalkan di suatu Daerah Tujuan Wisata untuk menarik minat wisatawan domestik maupun wisatawan asing.

44 Di dalam wawancara singkat yang penulis lakukan setelah pertunjukan selesai, dengan Georgiana Yasumura dan kakak laki-lakinya Ken Yasumura (Mei 2013) yang mengatakan; The ballet show was really interesting! I love the elaborate colors and designs. My favorite character was the white monkey, the expressions were really well done. I sure would recommend the ballet show to anyone. I m glad I got to see it when I m in Indonesia. Wisatawan yang berasal dari Los Angeles, Amerika ini sengaja datang ke Prambanan untuk menyaksikan Sendratari Ramayana yang telah mereka ketahui sebelumnya dari beberapa website, seperti salah satunya TripAdvisor mereka jadikan referensi. Dimana dalam website tersebut terdapat banyak rekomendasi dari berbagai wisatawan dari seluruh dunia yang memberikan kesan terhadap Sendratari Ramayana. Maka sekali lagi, Sendratari Ramayana di Prambanan memang telah ramai diperbincangkan orang dari berbagai belahan dunia.

45 Disamping ini adalah kebudayaan yang dimiliki Indonesia, Sendratari Ramayana juga suatu harta yang tak ternilai harganya. Sebagai generasi penerus bangsa, sudah sepatutnya kebanggaan itu melekat di lubuk hati setiap anak Indonesia. Sehingga mereka dapat ikut andil untuk mempertahankan kelestarian budaya Indonesia dan memperkenalkan identitas bangsa Indonesia di mata dunia. Yang menghawatirkan adalah apabila nilai-nilai cinta tanah air sudah mulai tergerus di jaman sekarang atau adanya kemungkinan generasi ini sudah tidak lagi ambil bagian untuk melestarikan budaya sebagai identitas bangsa. Seperti fenomena yang terjadi belakangan ini, ketika antusiasme remaja kini terlihat sangat berbeda. Antara melihat pertunjukan tradisional khas Indonesia atau dengan apabila menonton konser artis-artis K-POP dari Korea. Atau pada beberapa tahun lalu ketika almarhum Gesang meninggal dunia, ada sebuah media massa yang mewawancarai seorang gadis sehabis menonton acara musik pagi yang terkenal di salah satu stasiun televisi swasta. Reporter tersebut meminta gadis itu untuk memberikan kesan-kesannya terhadap karya almarhum, namun ia bahkan tidak mengetahui siapa itu Gesang, dan lagu apa itu Bengawan Solo. Inilah fakta yang terjadi di sekeliling kita, yang menjadikan hal ini sebagai salah satu alasan mengapa budaya bangsa harus dilestarikan. Seperti yang disampaikan oleh sejarawan Asep Kambali dalam seminar sejarah dalam rangka bulan ulang tahun Jakarta (2011)

46 untuk menghancurkan identitas suatu bangsa, hanya butuh menghancurkan ingatan sejarah generasi mudanya. Upaya pelestarian menjadi sebuah alasan yang sangat logis untuk mencegah hilangnya identitas bangsa. Ketika masuknya budaya asing tidak disertai dengan pengetahuan tentang budaya bangsa sendiri, atau mereka yang seharusnya melestarikan malah berubah melupakan. Upaya pelestarian bukan semata tugas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif namun juga seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan Sendratari Ramayana di Yogyakarta, dapat menjadi salah satu aset pariwisata yang dapat memperkenalkan kesenian serta budaya Indonesia kepada wisatawan domestik maupun mancanegara. Sebagai ikon pariwisata, tentunya keberadaan pertunjukan Sendratari Ramayana ini disamping dapat menimbulkan dampak yang besar terhadap tingkat kunjungan wisatawan, juga sebagai salah satu ciri khas wisata budaya yang terdapat di Yogyakarta khususnya Prambanan. 6. Peran Masyarakat Yogyakarta Terhadap Pementasan Sendratari Ramayana Masyarakat Indonesia khususnya Yogyakarta terkenal dengan keramahannya dalam membantu wisatawan untuk menemukan suatu objek wisata. Disamping itu peta wisata Yogyakarta sebagai alat informasi dengan mudah dapat di temukan dimana-mana. Peta wisata Yogyakarta ini dapat ditemukan di pertokoan souvenir di seluruh Yogyakarta, halte bis TransJogja, stasiun, tourist information centre, di beberapa Objek Daya Tarik Wisata, dll. Dengan kata lain selain mereka

47 yang bergerak dibidang pariwisata, hampir seluruh masyarakat Yogyakarta ikut andil. Dengan mengetahui dimana pertunjukan Ramayana berlangsung, hal ini dapat sangat membantu memudahkan wisatawan untuk menemukan ikon-ikon wisata di Yogyakarta. Ada pula masyarakat Yogyakarta yang terjun langsung dalam pelestarian, seperti pada masa dahulu para penari Sendratari Ramayana hanya boleh diperankan oleh para kerabat keraton Yogyakarta dan Surakarta. Namun karena terletak di Prambanan dan seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat di sekitar Prambanan mulai diperbolehkan untuk ikut bermain dalam pentas Sendratari Ramayana. Kini, tidak hanya masyarakat Prambanan namun masyarakat dari berbagai macam daerahdi Yogyakarta dapat ikut bergabung dalam sanggar tari yang mengisi pentas Sendratari Ramayana. Inilah bukti bahwa sesungguhnya animo masyarakat setempat masih sangat baik, terbukti hingga kini ratusan penari masih ikut bergabung dalam pementasan Sendratari Ramayana. Regenerasi juga terus terjadi, sehingga beberapa pemuda bahkan anak-anak juga ikut menari dalam pentas untuk melestarikan dan memperkenalkan salah satu warisan budaya Jawa ini kepada dunia. 7. Perhatian Dari Pemerintah Daerah Khususnya Pengelola Terhadap Pelaku Seni/Penari Dalam Lakon Sendratari Ramayana Dalam pementasan Ramayana terdapat empat sanggar tari yang ikut meramaikan pentas Sendratari Ramayana, salah satunya adalah Yayasan Rara Jonggrang. Dan sejak 1961 hingga kini masih

48 menjadi salah satu sanggar tari yang mementaskan Sendratari Ramayana. Keberadaan para lakon dalam pementasan ini dari penari hingga sinden dan pemain karawitan sangat penting. Namun apresiasi terhadap mereka terlihat kurang dari Pemerintah setempat atau Pengelola. Raka (10 tahun) dan Indra (13 tahun) penari cilik dalam pementasan Sendratari Ramayana ini selalu menyempatkan waktu di sore hari untuk berlatih menari di Kecamatan Prambanan dua kali seminggu. Untuk menjadi penari di dalam pemantasan Sendratari Ramayana ini juga harus melewati seleksi yang diadakan oleh masingmasing sanggar. Raka dan Indra yang sejak awal memasuki sekolah dasar hingga kini berlatih menari di Yayasan Rara Jonggrang mengemukakan bahwa, selama ini ia menerima sejumlah uang bayaran per satu kali pementasan sebesar limabelas hingga tujuhbelas ribu rupiah. Menurut mereka belum ada pihak dari Pemerintah yang memberikan beasiswa kepada para penari. Sementara Pak Tukiman seorang penari maestro yang menari sejak awal Sendratari Ramayana muncul pada tahun 1961, mengamukakan bahwa regenerasi penari Ramayana masih terus berlangsung hingga kini. Berbagai macam usia dari anak-anak hingga remaja ikut bergabung dalam sanggar untuk tetap melestarikan Sendratari Ramayana. Baginya menari dan menjadi pelaku seni dalam pementasan Sendratari Ramayana adalah hobi sekaligus upayanya untuk melestarikan budaya. Menjadi pelaku seni bukanlah mata pencaharian utama para penari Sendratari Ramayana, Banyak penari yang masih duduk di

49 bangku sekolah hingga kuliah. Juga seperti penari senior misalnya yang memiliki pekerjaan diluar menari ada yang menjadi pemandu di Candi Prambanan, pengusaha, pegawai swasta, dll. Kebanyakan para pelaku seni mengaku apa yang mereka persembahkan kepada penonton adalah sebuah hobi dan kemauan yang timbul dari dalam diri sendiri untuk melestarikan budaya. Pada 15 Oktober 2012, penghargaan dari Guinness World Records sebagai pentas tari kolosal yang paling banyak melibatkan penari sekaligus paling lama dan rutin digelar sejak tahun 1961 hingga 2012 diberikan kepada PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko. Pembina Sendratari Ramayana Prambanan Prof. Timbul Haryono mengatakan, hal ini menjadi pendorong bagi dirinya dan seniman untuk terus menjaga kualitas dan eksistensi dalam melestarikan sendratari Ramayana. Ini menjadi cambuk untuk meningkatkan kualitas ke depan agar Sendratari Ramayana tetap eksis. Semoga hal ini bisa memicu dan memacu para generasi muda untuk lebih mencintai budaya bangsa. Semestinya Pemerintah juga memberikan apresiasi lebih terhadap mereka para pelaku seni yang ikut memberikan kontribusinya. Sebab keberadaan mereka sangatlah penting demi keberlangsungan serta pelestarian Sendratari Ramayana sebagai salah satu kebudayaan yang menggambarkan kekayaan Indonesia.

50 8. Upaya Pihak Pengelola Dalam Mengemas Atraksi Yang Merupakan Salah Satu Ikon Wisata Di Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam hal ini upaya pemerintah untuk mempromosikan Sendratari Ramayana sudah baik, namun ada beberapa yang kiranya masih kurang diperhatikan. Sehingga upaya Pengelola dalam mempertahankan eksistensi Sendratari Ramayana terkesan belum maksimal. Seperti antara lain; 1. Meningkatkan Animo Wisatawan. Setelah melewati loket terdapat saung dimana pemain gamelan dan sinden memainkan musik untuk menyambut wisatawan. Disediakan juga sesi foto bersama dengan ikon pemeran utama Sendratari Ramayana. Disini yang dilakukan para ikon hanyalah berdiri dan melayani sesi foto. Pada saat penulis mewawancarai para ikon, mereka mengemukakan bahwa mereka juga adalah penari-penari yang mementaskan Sendratari Ramayana. Mereka berasal dari sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa di beberapa Universitas terkenal di Yogyakarta. Perwakilan dari Universitas tersebut menjadi penari dalam pementasan Sendratari Ramayana. Dalam hal ini, akan lebih menarik jika Pengelola mengadakan sesi kursus singkat bagi wisatawan. Sangat disayangkan karena para ikon Sendratari Ramayana ini hanya berdiri diam atau berpose pada saat diminta berfoto dengan wisatawan sambil diiringi alunan musik gamelan.

51 Gambar 14. Pemain Gamelan dan sinden sebagai penyambut para wisatawan yang datang. (Sumber: Dokumentasi pribadi G ambar 15. Para ikon dalam sesi foto bersama dengan wisatawan di depan pintu masuk. (Sumber: Dokumentasi pribadi) Akan lebih menarik jika para ikon menari dan pihak Pengelola menyiapkan beberapa selendang untuk dipinjamkan kepada wisatawan sehingga wisatawan dapat ikut menari sehingga terjadi kelas singkat menari disana. Karena sesungguhnya di akhir pementasan Sendratari Ramayana pun juga terdapat sesi foto

52 bersama dengan para penari diatas panggung. Sehingga yang terjadi sekarang ini, terdapat dua kali sesi foto yang sengaja disediakan oleh pengelola. Demikian tujuannya adalah agar wisatawan dapat lebih mengenal tari-tarian Jawa khususnya Sendratari Ramayana. Sehingga dengan terlibat langsung dalam pengenalan awal tari ini akan memberikan kesan tersendiri di hati wisatawan dan kecintaan terhadap budaya Indonesia. 2. Sendratari Ramayana tidak dipertunjukan setiap hari. Untuk pertunjukan Sendratari Ramayana di Panggung Trimurti pada bulan November-April biasanya dipertunjukan setiap hari. Namun untuk pertunjukan Sendratari Ramayana di panggung terbuka Pengelola telah menentukan jadwal berlangsungnya pertunjukan selama periode berlangsung. Seperti yang telah penulis kemukakan di bab sebelumnya bahwa pertunjukan di Panggung terbuka tidak dilaksanakan setiap hari. Sependapat dengan Pak Sumantri selaku Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia Yogyakarta Sub Prambanan yang mengemukakan bahwa, upaya Pengelola terhadap pementasan Sendratari Ramayana terlihat belum maksimal. Salah satu faktor yang paling mencolok adalah pementasannya yang tidak dilakukan setiap hari. Mengapa demikian, pertunjukan Sendratari Ramayana di panggung terbuka tidak hanya ditonton oleh masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya, tetapi juga wisatawan dari berbagai belahan dunia.

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pagelaran Tata Rias dan Kecantikan ini menyelenggarakan ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan usaha kepariwisataan seperti hotel, restoran, toko

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan usaha kepariwisataan seperti hotel, restoran, toko BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pergerakannya kini pariwisata dijadikan sebagai industri yang besar. Industri pariwisata adalah segala kegiatan multi aspek yang berkaitan dengan usaha kepariwisataan

Lebih terperinci

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian selatan pulau Sumatera, dengan ibukotanya adalah Palembang. Provinsi Sumatera Selatan

Lebih terperinci

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bangsa memiliki ciri dan kebiasaan yang disebut kebudayaan, menurut Koentjaraningrat (1974), Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Wayang wong gaya Yogyakarta adalah segala bentuk drama tari tanpa

BAB V KESIMPULAN. Wayang wong gaya Yogyakarta adalah segala bentuk drama tari tanpa BAB V KESIMPULAN Wayang wong gaya Yogyakarta adalah segala bentuk drama tari tanpa topeng (meski sebagian tokoh mengenakan topeng, terminologi ini digunakan untuk membedakannya dengan wayang topeng) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun di bumi Indonesia. Berbagai bentuk kesenian, upacara keagamaan, ritual, dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun di bumi Indonesia. Berbagai bentuk kesenian, upacara keagamaan, ritual, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa Indonesia tak terlepas dari seni dan budaya yang lahir dari 300 lebih suku bangsa maupun dari pengaruh asing yang telah berakar selama ribuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sejarah beserta peninggalannya. Candi merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang tidak dapat lepas nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain. Selain itu tinggal secara tidak menetap. Semenjak itu pula

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat dikenal sebagai Kota Parahyangan/Tatar Sunda, yang berarti tempat para Rahyang/Hyang bersemayam. Menurut cerita cerita masyarakat kuno, Tatar Parahyangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini menjadi fokus utama yang sangat ramai dibicarakan masyarakat karena dengan mengembangkan sektor pariwisata maka pengaruh pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki makna sesuatu yang beragam, sesuatu yang memilik banyak perbedaan begitupun dengan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. dijadikan jawaban atas pertanyaan peneliti yang diajukan diawal tentang

BAB IV PENUTUP. dijadikan jawaban atas pertanyaan peneliti yang diajukan diawal tentang BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti akan memaparkan kesimpulan dari hasil pembahasan. Terdapat beberapa temuan yang bisa dijadikan jawaban atas pertanyaan peneliti

Lebih terperinci

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Propinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) Propinsi di Indonesia, memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia. Setiap daerah mempunyai kesenian yang disesuaikan dengan adat istiadat dan budaya setempat. Jawa Barat terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang sangat kaya akan peninggalan kebudayaan pada jaman Hindu Budha. Kebudayaan sendiri berasal dari bahasa sansekerta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pelestarian budaya bukan hanya yang berhubungan dengan masa lalu, namun justru membangun masa depan yang menyinambungkan berbagai potensi masa lalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tempat wisata, meliputi wisata alam, budaya hingga sejarah ada di Indonesia. Lokasi Indonesia yang berada di daerah

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN SENDRATARI RAMAYANA DI TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN

STRATEGI PEMASARAN SENDRATARI RAMAYANA DI TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN STRATEGI PEMASARAN SENDRATARI RAMAYANA DI TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Tari Seni tari merupakan seni menggerakkan tubuh secara berirama, biasanya sejalan dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu gagasan

Lebih terperinci

RAMAYANA FULL STORY DALAM RANGKA FESTIVAL RAMAYANA INTERNATIONAL DI INDIA

RAMAYANA FULL STORY DALAM RANGKA FESTIVAL RAMAYANA INTERNATIONAL DI INDIA RAMAYANA FULL STORY DALAM RANGKA FESTIVAL RAMAYANA INTERNATIONAL DI INDIA A. PENDAHULUAN Cerita Ramayana begitu terkenal di seluruh penjuru dunia, terutama negaranegara yang mempunyai tradisi budaya yang

Lebih terperinci

Antropologi Psikologi

Antropologi Psikologi Modul ke: Antropologi Psikologi Wujud dan Unsur Kebudayaan Fakultas PSIKOLOGI Wenny Hikmah Syahputri, M.Psi., Psi. Program Studi Psikologi Wujud Kebudayaan Koentjaraningrat menyebutkan kebudayaan ada tiga

Lebih terperinci

PERAN WANITA DALAM AKTIVITAS WISATA BUDAYA (Studi Kasus Obyek Wisata Keraton Yogyakarta) TUGAS AKHIR

PERAN WANITA DALAM AKTIVITAS WISATA BUDAYA (Studi Kasus Obyek Wisata Keraton Yogyakarta) TUGAS AKHIR PERAN WANITA DALAM AKTIVITAS WISATA BUDAYA (Studi Kasus Obyek Wisata Keraton Yogyakarta) TUGAS AKHIR Oleh: FITRI YULIANA L2D 002 409 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

Paket Wisata. Hoshizora Tour

Paket Wisata. Hoshizora Tour Paket Wisata Hoshizora Tour DIES NATALIS & LUSTRUM X FAKULTAS PSIKOLOGI UGM 2015 Paket Wisata Jogja Jogja Favorite Tour Paket Jogja Favorite Tour akan membawa Anda mengunjungi lokasi favorit di Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya.

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya. BAB 2 DATA DAN ANALISIS 2.1. Legenda Hanoman 2.1.1 Perang Wanara dan Raksasa Setelah lakon Hanoman Obong. Hanoman kembali bersama Sri Rama dan Laskmana beserta ribuan pasukan wanara untuk menyerang Alengka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kabupaten Semarang merupakan salah satu daerah yang kaya akan obyek wisata baik wisata alamnya yang sangat menarik, wisata budaya, peninggalan sejarah maupun sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang mempunyai keistimewaan tersendiri. DIY dipimpin oleh seorang sultan dan tanpa melalui pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Parwisata berasal dari Bahasa Sanskerta, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap. Wisata berarti perjalanan, bepergian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pertunjukan yang ada di Indonesia sangat beragam bentuk dan jenisnya. Seni pertunjukan yang berada dalam suatu lingkungan masyarakat Indonesia tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sebuah aktivitas atau kegiatan yang kini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di dunia. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam suku, yang dapat di jumpai bermacam-macam adat istiadat, tradisi, dan kesenian yang ada dan

Lebih terperinci

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia Makin berkembangnya pola pikir manusia dari tahun ke tahun, makin berkembang pula kreativitas manusia tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,

Lebih terperinci

Wisata, feature, Pengarah Acara, Yogyakarta, Indonesia. xii + 63 halaman; + 9 tabel; + 8 gambar; Daftar acuan : 18 ( )

Wisata, feature, Pengarah Acara, Yogyakarta, Indonesia. xii + 63 halaman; + 9 tabel; + 8 gambar; Daftar acuan : 18 ( ) ABSTRAKSI Wisata menjelajahi alam sedang menjadi trend saat ini. Banyak wisatawan mancanegara maupun domestik sengaja berkunjung ke sebuah daerah untuk menikmati keindahan alam sekaligus menemukan keunikan

Lebih terperinci

INTERAKSI KEBUDAYAAN

INTERAKSI KEBUDAYAAN Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara kepulauan yang berada di garis khatulistiwa dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta penggerak ekonomi masyarakat. Pada tahun 2010, pariwisata internasional tumbuh sebesar 7% dari 119

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, bahwa segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan aneka ragam kebudayaan dan tradisi. Potensi merupakan model sebagai sebuah bangsa yang besar. Kesenian wayang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia memiliki berbagai jenis atraksi. Setiap daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia memiliki berbagai jenis atraksi. Setiap daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata Indonesia memiliki berbagai jenis atraksi. Setiap daerah memiliki atraksi tersendiri guna mendatangkan wisatawan. Keunikan dan keindahan alam serta beragamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan untuk memperkenalkan dan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Tinjauan Tema Berikut ini merupakan tinjauan dari tema yang akan diterapkan dalam desain perencanaan dan perancangan hotel dan konvensi. 3.1.1 Arsitektur Heritage Perencanaan

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Hipotesis 1 yang menyatakan Kualitas Obyek Wisata berupa Atraksi (Attraction), Fasilitas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kesenian tradisional daerah dengan kekhasannya masing-masing senantiasa mengungkapkan alam pikiran dan kehidupan kultural daerah yang bersangkutan. Adanya berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek nilai budaya dan tingkat peradabannya. Warisan budaya Indonesia yang berupa adat istiadat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin berkembang pesat dengan adanya sarana media pendidikan dan hiburan yang lebih banyak menggunakan media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara perairan yang luas dan terdiri dari beribu pulau di dalamnya. Wilayah Indonesia yang luas dan tersebar, membuat indonesia kaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai nasionalisme dan kecintaan terhadap bangsa sendiri merupakan hal yang penting untuk dimiliki oleh warga negara. Hal ini tidak terlepas dari kepedulian kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kental kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kental kehidupannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kental kehidupannya dengan seni. Salah satu seni yang cukup berkembang saat ini adalah seni teater. Perkembangan ini terlihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ±

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ± BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ± 18.110 pulau yang dimilikinya dengan garis pantai sepanjang 108.000 km. Negara Indonesia memiliki potensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia

Lebih terperinci

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat memiliki jenis yang beragam. Keanekaragaman jenis kesenian tradisional itu dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang turut mengembangkan perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. menempatkan karya seni sebagai peluang emas, manusia masuk pada era

BAB III PENUTUP. menempatkan karya seni sebagai peluang emas, manusia masuk pada era BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dewasa ini dinamika kehidupan industri pariwisata, tampaknya menempatkan karya seni sebagai peluang emas, manusia masuk pada era peradaban baru, yaitu gelombang ke-4 yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah suatu peristiwa sosial yang mempunyai tenaga kuat sebagai sarana kontribusi antara seniman dan penghayatnya, ia dapat mengingatnya, menyarankan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kesenian pada dasarnya muncul dari suatu ide (gagasan) dihasilkan oleh manusia yang mengarah kepada nilai-nilai estetis, sehingga dengan inilah manusia didorong

Lebih terperinci

PUSAT RESTORAN MASAKAN TRADISIONAL YOGYAKARTA DENGAN KONSEP TROPIS MODERN BAB I PENDAHULUAN

PUSAT RESTORAN MASAKAN TRADISIONAL YOGYAKARTA DENGAN KONSEP TROPIS MODERN BAB I PENDAHULUAN PUSAT RESTORAN MASAKAN TRADISIONAL YOGYAKARTA DENGAN KONSEP TROPIS MODERN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Yogyakarta beberapa orang menyebutnya Jogja, Jogjakarta, atau Yogya adalah kota yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,

Lebih terperinci

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG 1.1. Latar Belakang Bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai dan bangga akan kebudayaannya sendiri. Dari kebudayaan suatu bangsa bisa dilihat kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sumedang memang dikenal memiliki beraneka ragam kesenian tradisional berupa seni pertunjukan yang biasa dilaksanakan dalam upacara adat daerah, upacara selamatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku Bugis yang tersebar di seluruh kabupaten yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku Bugis yang tersebar di seluruh kabupaten yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni pertunjukan merupakan salah satu dari kesenian tradisional suku Bugis, di antaranya adalah seni musik dan seni tari. Pertunjukan ini dipentaskan baik pada momen-momen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan hasil dari kebudayaan manusia yang dapat didokumentasikan atau dilestarikan, dipublikasikan dan dikembangkan sebagai salah salah satu upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pariwisata terjadi karena adanya gerakan manusia di dalam mencari sesuatu yang belum di ketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru, mencari perubahan suasana,

Lebih terperinci

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : ANANG MARWANTO NIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, adat istiadat maupun kebudayaan dari masing-masing daerah.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, adat istiadat maupun kebudayaan dari masing-masing daerah. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan suku bangsa, adat istiadat maupun kebudayaan dari masing-masing daerah. Keanekaragaman budaya tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kuliner adalah suatu kata yang sering kita dengar di masyarakat yang berarti masakan yang berupa makanan atau minuman. Informasi mengenai kuliner sendiri saat

Lebih terperinci

BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuatu yang hidup dialam ini merupakan makluk hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman dan kekayaan akan budaya yang telah dikenal luas baik oleh masyarakat baik dalam maupun luar negeri, sehingga menjadikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian kebutuhan manusia tersebut, tercapainya tujuan yakni sesuatu pesan

BAB I PENDAHULUAN. demikian kebutuhan manusia tersebut, tercapainya tujuan yakni sesuatu pesan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan, dan tujuan itu sendiri merupakan realisasi dari kebutuhan. Secara tidak langsung, manajemen adalah alat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan industri yang memiliki peran penting terhadap perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa. Industri pariwisata merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia yang dijadikan milik diri manusia dan diperoleh melalui proses belajar (Koentjaraningrat,

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Indonesia sebagai Negara Kepulauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian dan Pariwisata merupakan dua kegiatan yang saling memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Dalam konteks pariwisata telah menjadi atraksi atau daya tarik wisata

Lebih terperinci

2015 KREASI TARI RONGGENG LENCO DI DESA CURUG RENDENG KECAMATAN JALAN CAGAK KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT

2015 KREASI TARI RONGGENG LENCO DI DESA CURUG RENDENG KECAMATAN JALAN CAGAK KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Subang merupakan salah satu daerah yang kaya akan ragam kesenian tradisional. Subang dikenal dengan kesenian Sisingaan yang menjadi ikon kota Subang. Kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan terhadap dunia kepariwisataan di Indonesia menjadi salah satu komoditas dan sumber pendapatan devisa negara yang cukup besar dan usaha untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 3: TINJAUAN LOKASI

BAB 3: TINJAUAN LOKASI BAB 3: TINJAUAN LOKASI 3.1. Tinjauan Kantor PT. Taman Wisata Candi Prambanan Borobudur dan Ratu Boko Yogyakarta 2.1.1 Profil Kantor PT. Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko PT. Taman Wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Baik dari segi ekonomi, teknologi dan juga hukum. Untuk sektor ekonomi, pariwisata menjadi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari / BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Proyek yang diusulkan dalam penulisan Tugas Akhir ini berjudul Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta. Era globalisasi yang begitu cepat berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia membutuhkan hiburan untuk melepaskan diri dari padatnya aktivitas sehari-hari. Pekerjaan dan rutinitas yang dilakukan setiap hari membutuhkan konsentrasi

Lebih terperinci

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia, telah menjadi daya tarik tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari zaman dahulu hingga sekarang seseorang atau sebagian besar orang yang tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seni Wayang Jawa sudah ada jauh sebelum masuknya kebudayaan Hindu ke indonesia. Wayang merupakan kreasi budaya masyarakat /kesenian Jawa yang memuat berbagai aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kasus Proyek Perkembangan globalisasi telah memberikan dampak kesegala bidang, tidak terkecuali pengembangan potensi pariwisata suatu kawasan maupun kota. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara kita adalah Negara yang memiliki beragam kebudayaan daerah dengan ciri khas masing-masing. Bangsa Indonesia telah memiliki semboyan Bhineka Tunggal

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan untuk membantu dan mendukung Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Wawancara Wawancara dilakukan dengan beberapa sumber dari dua

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan 116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Kata Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia

Lebih terperinci