BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti
|
|
- Veronika Liana Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Early Childhood Caries (ECC) Early childhood caries merupakan suatu bentuk karies rampan pada gigi desidui yang disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti sari buah, susu, dan soda dalam jangka waktu yang panjang, yang disebut juga dengan karies botol susu. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas. Gigi depan di rahang bawah jarang ditemukan karies karena dilindungi oleh pergerakan lidah. Lesi karies ini terjadi pada bayi, balita dan anak-anak prasekolah. 1,7-10 Penelitian cross sectional yang dilakukan di Anguilla melaporkan prevalensi ECC dan S-ECC masing-masing 50% dan 17%. Prevalensi ini lebih rendah daripada di Quchan, yaitu 59% dan 28%. 1 Tetapi prevalensi ECC ini lebih tinggi daripada klinik daerah Harris, yaitu 5% sampai 8%. 11 Gambar 1. Early Childhood Caries pada gigi anterior rahang atas Penyebab dan Gejala ECC Menurut Hallett & Rourke (2002), ECC adalah penyakit multifaktorial akibat interaksi beberapa faktor termasuk mikroorganisme kariogenik, karbohidrat, kesalahan pemberian
2 makanan, dan faktor sosial ekonomi. 12 Secara umum proses terjadinya karies pada gigi dipengaruhi oleh 4 faktor penyebab utama, yaitu : gigi, bakteri, substrat dan waktu. 3,8,12,16-18 Faktor gigi berupa morfologi dan anatomi gigi berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur yang dalam pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Dengan bentuk lengkung gigi yang tidak teratur dengan adanya gigi yang berjejal maupun yang berlapis kadangkadang sulit dibersihkan secara sempurna dan dapat mempercepat proses terjadinya karies. 3,16,18 Aliran saliva berperan dalam penyeimbangan lingkungan asam pada mulut. Saliva mempertahankan ph rongga mulut. Saliva dapat memperlambat proses karies dengan menghasilkan kalsium dan fosfat untuk proses remineralisasi. Tetapi jika aliran saliva berkurang maka akan mempercepat proses karies. 3,16 Gambar 2. Celah/fisur pada gigi yang bisa menjadi lokasi karies 16 Faktor bakteri, rongga mulut merupakan tempat pertumbuhan banyak bakteri. Secara normal bakteri diperlukan di rongga mulut, tetapi apabila terdapat sisa makanan yang melekat terus di gigi maka akan bertumpuk menjadi plak. Pada plak akan hidup Streptococcus mutans dan Lactobacilli yang menjadi penyebab karies. 3,16,18
3 Gambar 3. Streptococcuss mutans 16 Faktor substrat, sisa makanan terutama golongan karbohidrat apabila melekat terus pada gigi dapat diubah oleh bakteri menjadi asam melalui proses glikolisis, bila suasana di sekitar gigi menjadi asam maka mineral kalsium dan fosfor akan lepas dari gigi sehingga gigi menjadi rapuh dan akhirnya terbentuk karies. 6,16,17 Kebiasaan minum susu dari botol, air susu ibu (ASI) atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan ECC. ECC dapat menimbulkan masalah gigi dan mulut anak. Masalah gigi dan mulut anak dapat mempengaruhi perkembangan anak, karena rasa sakit dari karies menyebabkan anak malas makan, hal ini mengganggu kesehatan anak sehingga anak rentan terserang penyakit. 13 Gardner, Norwood, dan Eisenson melaporkan 4 kasus dimana setiap anak mengalami karies akibat kebiasaan minum ASI sejak lahir, saat meminum ASI setiap anak akan tertidur. Oleh karena itu ibu harus membiasakan menyikat gigi anak sejak gigi sudah erupsi. 23 Gambar 4. Kebiasaan minum susu dengan botol 19
4 Faktor waktu merupakan faktor pokok yang mempengaruhi perkembangan karies dan akan memperparah karies apabila pemberian susu dilakukan pada waktu malam hari. Ketiga faktor di atas saling berinteraksi dalam beberapa waktu yang bersamaan menyebabkan terjadinya demineralisasi (biasanya terjadi setelah 2 jam) sehingga terbentuk karies. 14,17 Untuk terjadinya kavitas karies pada permukaan licin gigi yang dapat terlihat secara klinis dibutuhkan waktu 18 bulan ± 6 bulan. 25 Gejala yang dapat dilihat pada Early Childhood Caries adalah pada permukaan gigi anterior di rahang atas terlihat berkapur (white spot) yang kemudian berubah menjadi warna kecoklatan sampai hitam dan dapat meluas sampai ke gigi posterior. 1,14 Epidemiologi menunjukkan bahwa ECC mudah menyerang bayi. ECC pada bayi dan balita berisiko tinggi mempengaruhi perkembangan gigi anak berupa karies yang berkelanjutan. 15 K A R I E S Gambar 5. Diagram lingkaran faktor yang mempengaruhi karies gigi 18
5 Dalam literatur disebutkan ada 4 tahap perkembangan ECC : Tahap pertama dikarakteristikkan seperti lesi terlihat pucat, lesi demineralisasi opak pada permukaan yang halus pada insisivus satu rahang atas ketika anak berusia diantara bulan atau kadang-kadang lebih muda. Suatu garis putih yang khas dapat terlihat pada regio servikal dari vestibular dan permukaan palatal dari insisivus rahang atas. Pada tahap ini, lesi dapat bersifat reversibel namun orangtua atau dokter gigi pertama yang memeriksa mulut anak sering mengabaikannya. Lebih lanjut, gigi dapat didiagnosa setelah dikeringkan. 20 Tahap kedua terjadi ketika anak berusia antara bulan. Dentin dipengaruhi oleh yang rusak akibat dari lesi putih pada insisivus yang terbentuk secara cepat. Dentin yang terbuka dan kelihatan lunak juga berwarna kuning. Molar desidui rahang atas dengan lesi awal pada regio servikal, proksimal, dan oklusal. Pada tahap ini, anak mulai mengeluh terhadap rangsangan dingin. 20 Tahap ketiga, terjadi ketika anak berusia bulan, yang dikarakteristikkan dengan lesi yang besar dan dalam pada insisivus rahang atas, serta iritasi pulpa. Anak mengeluh sakit ketika mengunyah atau menggosok giginya dan sakit spontan pada malam hari. Pada keadaan ini, molar desidui rahang atas berada pada tahap 2, sementara tahap satu dapat didiagnosa pada molar desidui rahang bawah dan kaninus rahang atas. 20 Tahap keempat, terjadi antara usia bulan, ciri-cirinya fraktur mahkota pada rahang atas anterior akibat kerusakan dan dentin. Pada tahap ini, insisivus rahang atas biasanya nekrosis sedangkan molar desidui didiagnosa pada tahap 3. Molar dua, kaninus rahang atas dan molar satu rahang bawah pada tahap 2. Beberapa anak-anak kecil menderita tapi tidak dapat menunujukkan keluhan sakit gigi mereka. Mereka susah tidur dan susah makan. 20
6 2.3 Hubungan Kebersihan Rongga Mulut dengan Kejadian Karies Pengalaman karies anak menunjukkan sejarah singkat dari pemaparan faktor-faktor risiko, sedangkan pada karies orang dewasa menunjukkan hal yang sebaliknya. Kondisi gingiva ibu lebih memperlihatkan pemeliharaan kesehatan giginya pada saat sekarang, serta kemampuan membentuk kebiasaan kesehatan mulut (khususnya menyikat gigi) dibanding pengalaman karies. Beberapa penelitian telah memfokuskan pentingnya hubungan tingkah laku kesehatan mulut ibu dengan kondisi gigi anak mereka. Lebih lanjut ada beberapa penelitian mengenai hubungan kondisi gingiva ibu (sebagai ukuran dari tingkah laku kesehatan mulut) dan pengalaman karies anak. 5 Ibu harus membiasakan pada anak mereka untuk mengubah kepribadian yang dibutuhkan untuk kebersihan dan kesehatan rongga mulut. 24 Pendidikan dasar tentang prosedur kesehatan mulut penting dilakukan pada anak sejak tahun pertama kelahiran (0-12 bulan). Kegiatan membersihkan plak dari rongga mulut harus dimulai saat gigi pertama erupsi. 24 Beberapa dokter gigi merekomendasikan untuk membersihkan dan memijat gusi sebelum membersihkan plak untuk kesehatan rongga mulut dan gigi. Kegiatan ini sepenuhnya dilakukan oleh ibu. Bisa menggunakan kapas yang dililitkan pada jari kemudian memijat gusi dengan lembut dan membersihkan gigi, dilakukan satu kali sehari. Bisa juga dengan menggunakan sikat gigi anak-anak bila orang tua merasa nyaman dengan sikat gigi. Pada anak usia 1-3 tahun memiliki tingkah laku suka meniru ibunya dan anak mulai berlatih menyikat gigi tetapi anak tidak dapat melakukannya sendiri. Selain itu ibu dapat menggunakan dental floss pada gigi anak di daerah kontak interproksimal yang rapat. 24 Pada anak usia 3-6 tahun sudah dapat menyikat gigi sendiri namun masih perlu supervisi dari orang tua, pada periode usia ini anak sudah bisa diberikan pasta gigi yang mengandung fluor
7 sebesar kacang polong pada sikat gigi anak. Sebagai tambahan, dental floss sudah dapat digunakan oleh anak. Jika daerah kontak interproksimal terlalu rapat maka ibu yang harus melakukannya. Daerah yang paling memerlukan penggunaan dental floss adalah daerah kontak posterior. Pada usia 6-12 tahun, anak sudah dapat menyikat gigi dengan lebih baik namun masih dibutuhkan perhatian ibu. Pada periode usia ini, anak sudah dapat menggunakan obat kumur seperti chlorhexidine atau listerin. 24 Kebersihan mulut yang buruk dapat menimbulkan karies pada anak yaitu menyebabkan terjadinya penumpukan plak pada supragingival dan subgingival. Dimana pada tumpukan plak terdapat mikroorganisme yang dapat merusak ekologi rongga mulut yang menyebabkan iritasi dan pembengkakan jaringan gusi. 21,22 Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri dari kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. 18 Bakteri kariogenik juga dapat ditularkan dari ibu ke anak secara pasti contohnya mencicipi makanan bayi dengan sendok yang sama atau merasai suhu dari dot. Disamping itu, buruknya kebersihan rongga mulut ibu dapat dihubungkan dengan tingginya konsentrasi mikroorganisme dalam mulut anak mereka. 6 Berbicara tentang karies tentu hal ini tidak bisa dilepas dari peran plak gigi (dental plaque) dan mikroorganisme yang dominan terdapat di dalamnya yaitu Streptococcus mutans yang dianggap sebagai bakteri utama penyebab terjadinya karies. Karena pada prinsipnya karies terjadi akibat adanya interaksi dari pejamu (permukaan gigi, saliva, pelikel), diet, dan plak gigi. Dari hasil pertemuan para pakar mikrobiologi ekologi pada konferensi yang diadakan oleh The National Institute for Dental and Craniofacial Research disepakati bahwa plak merupakan biofilm yang terbentuk di dalam rongga mulut. Hasil kesepakatan ini juga disetujui oleh para pakar kedokteran gigi. 32
8 Menurut AAPD, rongga mulut ibu yang buruk mempunyai risiko tinggi dalam menjangkiti anak dengan bakteri penyebab lubang dan menambah risiko terjadinya karies dini. Maka AAPD menganjurkan kepada para ibu agar selalu menjaga kebersihan rongga mulutnya dan rongga mulut anak dengan cara diet, menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor, dan menggunakan obat kumur untuk mencegah penumpukan plak yang dapat mempercepat pembentukan karies. 26 Marinela Pasareanu, Dana Rotaru, dan Adriana Balan menyatakan bahwa frekuensi menyikat gigi pada anak bergantung pada frekuensi menyikat gigi pada ibu. Ibu dengan keadaan rongga mulut yang buruk mempunyai kemungkinan yang besar tidak memperhatikan kebersihan rongga mulut anaknya. 27 Kebersihan rongga mulut memegang peranan yang penting dalam menciptakan pola hidup sehat. Jika kebersihan rongga mulut tidak terpelihara maka akan menimbulkan berbagai penyakit di rongga mulut. Kebersihan rongga mulut dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, dan ras. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sogi GM dkk (2002) dan Peres MA dkk (2003), karies gigi dan status kesehatan rongga mulut anak-anak usia tahun sangat berhubungan dengan keadaan sosial ekonomi anak-anak tersebut. Namun menurut penelitian Mustahsen dkk (2008), status kesehatan rongga mulut tidak dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi. Pada penelitian Mustahsen dkk, keadaan sosial ekonomi menengah memiliki kesehatan rongga mulut yang lebih buruk daripada keadaan sosial ekonomi rendah atau tinggi. 28 Menurut Tirthankar (2002), tingkat pendidikan merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi kebersihan rongga mulut. Tingkat pengetahuan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup sehat. Seseorang dengan
9 tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang kesehatan yang akan mempengaruhi perilakunya untuk hidup sehat. 29 Sedangkan pada faktor usia dan jenis kelamin, anak-anak yang berusia tahun dan jenis kelamin perempuan memiliki kesehatan rongga mulut yang lebih buruk (WHO). Jika dihubungkan dengan ras, orang Asia dan Afrika memiliki kesehatan rongga mulut yang lebih buruk daripada orang Eropa dan Amerika. 30 AAPD menyarankan anak-anak mulai datang ke dokter gigi pada saat gigi pertama erupsi, selambatnya usia 12 bulan mengunjungi dokter gigi apabila anak membutuhkan perawatan gigi, seperti masalah kesehatan atau trauma, kunjungan dapat dilakukan lebih awal. Kunjungan pertama ke dokter gigi dapat membuat anak lebih mengenal perawat gigi dan dokter gigi sehingga di masa yang akan datang, anak tidak merasa gelisah ketika dilakukan perawatan gigi. 24 Gambar 6. Menggunakan kapas untuk membersihkan lidah, gusi, dan jaringan di sekitar mulut bayi 31
10 2.4 Kerangka Teori Early Childhood Caries Penyebab Gigi Plak bakteri Substrat Waktu Kebersihan rongga mulut anak yang buruk Risiko karies Faktor Risiko : - Praktek kebersihan rongga mulut ibu - Status sosial ekonomi - Usia - Jenis kelamin
Tahun 1999, National Institude of Dental and Craniofasial Research (NIDCR) mengeluarkan
ABSTRACT Early childhood caries (ECC), also known as milk bottle caries is a syndrome of severe tooth decay, occurs in infants and children, is an infectious disease that develops rapidly and lead to health
Lebih terperinciBab 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran Ibu dalam Kesehatan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi pembentukan kepribadian anak. Dalam hal ini, peranan ibu sangat menentukan dalam mendidik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Early Childhood Caries (ECC) menggambarkan kerusakan yang terjadi pada gigi desidui dengan suatu pola lesi karies yang unik pada bayi, balita dan anak prasekolah. Istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulut sejak dini. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kebersihan mulut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesadaran masyarakat Indonesia terhadap kesehatan gigi dan mulut masih kurang. Hal tersebut disebabkan oleh sedikitnya sosialisasi tentang kesehatan gigi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Gambaran Klinis Karies Botol. atau cairan manis di dalam botol atau ASI yang terlalu lama menempel pada
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Gambaran Klinis Karies Botol Karies gigi yang terjadi pada anak-anak atau balita dapat dijumpai berupa kerusakan gigi yang parah mengenai sebagian besar giginya,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh faktor etiologi yang kompleks. Karies gigi tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi dapat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Karies Gigi dan S-ECC Karies gigi merupakan penyakit infeksi pada jaringan keras gigi yang menyebabkan demineralisasi. Demineralisasi terjadi akibat kerusakan jaringan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi hingga menjalar ke dentin. 1 Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Early Childhood Caries (ECC) merupakan gabungan suatu penyakit dan kebiasaan yang umum terjadi pada anak dan sulit dikendalikan. 1 Istilah ini menggantikan istilah karies botol atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit sistemik. Faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang tersebar luas di masyarakat Indonesia dan dapat menjadi sumber infeksi yang dapat mempengaruhi beberapa penyakit sistemik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi merupakan bagian terpenting dalam rongga mulut, karena adanya fungsi gigi yang tidak tergantikan, antara lain untuk mengunyah makanan sehingga membantu pencernaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi. Kesehatan gigi sangat penting karena berpengaruh pada fungsi pengunyahan, fungsi bicara, kualitas hidup,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hanya terjadi pada orang dewasa tapi juga pada anak-anak. Proses perkembangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies adalah masalah yang paling umum terjadi pada masyarakat, bukan hanya terjadi pada orang dewasa tapi juga pada anak-anak. Proses perkembangan karies dapat terjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORETIS. renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya
BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Karies Gigi Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentil dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi ECC dan SECC Early childhood Caries (ECC) dan Severe Early Childhood Caries (SECC) telah digunakan selama hampir 10 tahun untuk menggambarkan status karies pada anak-anak
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. istilah karies botol atau nursing caries yang digunakan sebelumnya untuk
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Early Childhood Caries Early Childhood Caries adalah istilah yang digunakan untuk menggantikan istilah karies botol atau nursing caries yang digunakan sebelumnya untuk menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu masalah kesehatan yang memerlukan penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai dampak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Karies Gigi a. Definisi Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi (email, dentin, dan sementum), yang disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Oral Higiene Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi, terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matrik interseluler jika seseorang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Mulut terdiri dari bibir atas dan bawah, gusi, lidah, pipi bagian dalam, langit-langit dan gigi. Lapisan gusi, pipi dan langit - langit selalu basah berlendir 7 oleh karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor penting dalam perkembangan normal anak. 1 Penyakit gigi dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia, demikian juga dengan kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Gigi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang unik pada bayi, balita, dan anak prasekolah. Dahulu Early Childhood Caries (ECC) dikenal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Early Childhood Caries (ECC) merupakan istilah yang menjelaskan suatu pola lesi karies yang unik pada bayi, balita, dan anak prasekolah. Dahulu Early Childhood Caries
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi masih merupakan penyakit infeksi yang sering terjadi pada anak, tersebar luas terutama pada daerah yang tidak ada fluoridasi air minum sehingga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi merupakan penyakit mulut yang prevalensi dan morbiditasnya sangat tinggi, tidak ada satu wilayah di dunia yang bebas dari karies gigi. Karies gigi menyerang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu masalah di Indonesia yang perlu diperhatikan adalah masalah kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi mulut. Kebanyakan masyarakat Indonesia meremehkan masalah
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN KKEMAMPUAN PENCEGAHAN KARIES
SATUAN ACARA PENYULUHAN KKEMAMPUAN PENCEGAHAN KARIES OLEH : Feradatur Rizka Eninea 11.1101.1022 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2015 SATUAN ACARA PENYULUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diterima oleh dokter gigi adalah gigi berlubang atau karies. Hasil survey
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluhan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut yang sering diterima oleh dokter gigi adalah gigi berlubang atau karies. Hasil survey kesehatan rumah tangga
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Distribusi Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah anak TK yang bersekolah di TK Adisiwi sebanyak 30 anak, TK Wijaya Atmaja sebanyak 16
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi juga terjadi pada anak-anak. Karies dengan bentuk yang khas dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi masih menjadi salah satu masalah yang paling sering terjadi pada masyarakat Indonesia, tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga terjadi pada anak-anak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infeksi yang dihasilkan dari interaksi bakteri. Karies gigi dapat terjadi karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Karies gigi merupakan gangguan kesehatan gigi yang paling umum dan tersebar luas di sebagian penduduk dunia. Karies merupakan suatu penyakit infeksi yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Susu Formula a. Pengertian Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia dan manusia dan merupakan sumber gizi utama
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam organis yang berasal dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Anak Usia Prasekolah Anak prasekolah adalah anak yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Perkembangan fisik yang terjadi pada masa ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lainnya. 2 Karies yang terjadi pada anak-anak di antara usia 0-71 bulan lebih dikenal
lainnya. 2 Karies yang terjadi pada anak-anak di antara usia 0-71 bulan lebih dikenal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut yang baik merupakan komponen integral dari kesehatan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang dapat menyerang manusia
18 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang dapat menyerang manusia dari semua golongan umur, bersifat progresif dan bila tidak dirawat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam organis yang berasal dari makanan yang mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi merupakan bagian terpenting dalam rongga mulut, karena adanya fungsi gigi yang tidak tergantikan, antara lain untuk mengunyah makanan sehingga membantu pencernaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lengkung rahang dan kadang-kadang terdapat rotasi gigi. 1 Gigi berjejal merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigi berjejal atau crowding dapat diartikan sebagai ketidakharmonis antara ukuran gigi dengan ukuran rahang yang dapat menyebabkan gigi berada di luar lengkung rahang
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik observasi dengan rancangan penelitian cross-sectional. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1
Lebih terperinciBAB 2 PENGARUH PLAK TERHADAP GIGI DAN MULUT. Karies dinyatakan sebagai penyakit multifactorial yaitu adanya beberapa faktor yang
BAB 2 PENGARUH PLAK TERHADAP GIGI DAN MULUT Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Karies dinyatakan sebagai penyakit multifactorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelamin, usia, ras, ataupun status ekonomi (Bagramian R.A., 2009). Karies
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karies gigi merupakan penyakit kronik yang sering terjadi di dalam rongga mulut yang dapat menyerang siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, usia, ras, ataupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas mengenai beberapa konsep diantaranya adalah
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai beberapa konsep diantaranya adalah konsep kebiasaan menggosok gigi, konsep karies gigi, konsep anak pra sekolah, kerangka konseptual dan hipotesa.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi dan mulut di Indonesia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karies gigi merupakan penyakit kronik yang paling sering ditemukan di dunia (Roberson dkk., 2002). Karies menempati urutan tertinggi dalam penyakit gigi dan mulut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (SKRT, 2004), prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. 1 Riset Kesehatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi di Indonesia merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang masih perlu mendapat perhatian. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004), prevalensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2015). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dikeluhkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara komprehensif karena dampaknya yang sangat luas sehingga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawatan Ortodonti Piranti ortodonti cekat adalah salah satu alat yang digunakan di kedokteran gigi untuk perawatan gigi yang tidak beraturan. Biasanya melibatkan penggunaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi Karies gigi merupakan penyakit kronis yang sering terjadi pada anak-anak. Rasa sakit pada karies yang tidak dirawat akan mempengaruhi kehadiran di sekolah, makan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut di dunia. Di negara maju dan negara yang sedang berkembang, prevalensi karies gigi cenderung meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling sering dijumpai di Indonesia. 1 Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, menunjukkan prevalensi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rasa sakit fisik, ketidaknyamanan psikis, disabilitas fisik, psikis dan sosial.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karies gigi mempengaruhi kualitas hidup antara lain keterbatasan fungsi, rasa sakit fisik, ketidaknyamanan psikis, disabilitas fisik, psikis dan sosial. Keterlibatan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam organis yang berasal dari
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keparahan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun merupakan penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian mengenai hubungan pemberian ASI eksklusif dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun merupakan penelitian observational
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi mulut anak-anak. United States Surgeon General melaporkan bahwa karies merupakan penyakit infeksi yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indeks caries 1,0. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 melaporkan bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Karies menjadi salah satu bukti tidak terawatnya kondisi gigi dan mulut pada anak-anak. Target WHO tahun 2010 adalah untuk mencapai indeks caries 1,0. Hasil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan gigi dan makanan sehat cenderung dapat menjaga perilaku hidup sehat.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sekolah dasar yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi tentang kesehatan gigi dan makanan sehat cenderung dapat menjaga perilaku hidup sehat. Aktivitas anak sekolah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan kualitas
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan kualitas hidup. Mulut sehat berarti terbebas kanker tenggorokan, infeksi dan luka pada mulut, penyakit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengetahuan ibu tentang pencegahan karies gigi sulung
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan ibu tentang pencegahan karies gigi sulung Pengetahuan merupakan hasil atau wujud dari penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional (sekali waktu), yaitu untuk mengetahui prevalensi karies
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 23,5%. Menurut hasil RISKESDAS tahun 2013, terjadi peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi dan gangguan gigi berlubang merupakan gangguan kesehatan gigi yang paling umum dan banyak dijumpai pada penduduk dunia, terutama pada anak. Menurut hasil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit karies gigi merupakan masalah utama dalam rongga mulut saat ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies, disebabkan karena lapisan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahan baku utamanya yaitu susu. Kandungan nutrisi yang tinggi pada keju
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keju merupakan makanan yang banyak dikonsumsi dan ditambahkan dalam berbagai makanan untuk membantu meningkatkan nilai gizi maupun citarasa. Makanan tersebut mudah diperoleh
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu ,
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik/mikroba yang ada dalam suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada rongga mulut terdapat berbagai macam koloni bakteri yang masuk melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang masuk melalui makanan,
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Permasalahan. bersoda dan minuman ringan tanpa karbonasi. Minuman ringan berkarbonasi
I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Permasalahan Saat ini konsumsi minuman ringan pada anak maupun remaja mengalami peningkatan hingga mencapai tahap yang mengkhawatirkan. Minuman ringan yang telah beredar
Lebih terperinciPENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di seluruh dunia dan dialami oleh hampir seluruh individu pada sepanjang hidupnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rendah (Depkes RI, 2005). Anak yang memasuki usia sekolah yaitu pada usia 6-12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi karies gigi dan penyakit periodontal pada anak usia 12-15 tahun di Indonesia cenderung meningkat dari 76,25% pada tahun 1998 menjadi 78,65% pada tahun
Lebih terperinciPENTINGNYA OLAH RAGA TERHADAP KEBUGARAN TUBUH, KESEHATAN GIGI DAN MULUT.
PENTINGNYA OLAH RAGA TERHADAP KEBUGARAN TUBUH, KESEHATAN GIGI DAN MULUT. FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG OLAH RAGA ADALAH SERANGKAIAN GERAK TUBUH YANG TERATUR DAN TERENCANA SERTA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya kerusakan jaringan yang dimulai dari permukaan gigi (pit, fissures,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies 2.1.1 Definisi Karies Karies gigi merupakan penyakit pada jaringan gigi yang diawali dengan terjadinya kerusakan jaringan yang dimulai dari permukaan gigi (pit, fissures,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara selalu menjaga kebersihan gigi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. 1 Gigi dan mulut dikatakan sehat apabila memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karies Gigi 1. Definisi Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan cementum yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam suatu karbohidrat
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian Pengumpulan data klinis dilakukan mulai tanggal 10 November 2008 sampai dengan tanggal 27 November 2008 di klinik orthodonti FKG UI dan di lingkungan FK UI.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Karies gigi adalah penyakit multifaktorial dengan interaksi antara tiga faktor, yaitu gigi, mikroflora, dan diet. Bakteri akan menumpuk di lokasi gigi kemudian membentuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah observasional analitik. Setiap subjek hanya dikenai satu kali pengukuran tanpa dilakukan tindak lanjut atau pengulangan pengukuran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses tumbuh kembang sangat terkait dengan faktor kesehatan, dengan kata lain hanya pada anak yang sehat dapat diharapkan terjadi proses tumbuh kembang yang
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA TAHUN ( KUESIONER )
Lampiran 1 Nomor Kartu DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ata terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan (Depkes) Republik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ata terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan (Depkes) Republik Indonesia (RI) dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktifitas mikroorganisme yang menyebabkan bau mulut (Eley et al, 2010). Bahan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan obar kumur memiliki banyak manfaat bagi peningkatan kesehatan gigi dan mulut. Obat kumur digunakan untuk membersihkan mulut dari debris atau sisa makanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebersihan gigi dan mulut yang tidak diperhatikan, akan menimbulkan masalah, salah satunya kerusakan pada gigi seperti karies atau gigi berlubang (Oktrianda, 2011).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak (Ramadhan, 2010). Contoh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan sangat digemari anak-anak saat jajan disekolah keadaan ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak (Ramadhan, 2010). Contoh yang dapat mempengaruhi kesehatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang memiliki peran penting dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saliva merupakan cairan rongga mulut yang memiliki peran penting dalam kesehatan jaringan keras dan lunak didalam rongga mulut. Saliva mempunyai banyak fungsi, diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Community Dental Oral Epidemiologi menyatakan bahwa anakanak. disebabkan pada umumnya orang beranggapan gigi sulung tidak perlu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Community Dental Oral Epidemiologi menyatakan bahwa anakanak TK (Taman Kanak-kanak) di Indonesia mempunyai risiko besar terkena karies, karena anak di pedesaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karies gigi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karies gigi 1. Pengertian Karies Gigi Gigi berlubang atau karies gigi adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin, sementum, yang disebabkan oleh aktifitas
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dapat dialami oleh setiap orang, dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih dan
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi Karies gigi merupakan penyakit yang tersebar luas di seluruh dunia. Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang, dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia dikatakan sehat tidak hanya dari segi kesehatan umum saja tetapi juga meliputi kesehatan
Lebih terperinciTINGKAT KEPARAHAN KARIES PADA GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN BERDASARKAN KELOMPOK UMUR 6 DAN 12 TAHUN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERTIWI, MAKASSAR
TINGKAT KEPARAHAN KARIES PADA GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN BERDASARKAN KELOMPOK UMUR DAN TAHUN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERTIWI, MAKASSAR Ayub Irmadani Anwar Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. protein, berbagai vitamin dan mineral (Widodo, 2003). Susu adalah cairan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Susu Susu merupakan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi karena memiliki kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein, berbagai vitamin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orangtua sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada. (Notoatmodjo, 2003). Kesehatan gigi dan mulut pada anak apabila
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah generasi yang akan menjadi penerus bangsa. Anak harus dididik dan diarahkan sejak usia dini. Anak merupakan anugerah orangtua dari Allah SWT sehingga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prevalensi yang terus meningkat akibat fenomena perubahan diet (Roberson dkk.,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karies gigi merupakan penyakit kronis paling umum di dunia dengan prevalensi yang terus meningkat akibat fenomena perubahan diet (Roberson dkk., 2002). Di Indonesia,
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN
BAB 5 HASIL PENELITIAN Pengumpulan data klinis dilakukan mulai tanggal 10 November 2008 sampai dengan 27 November 2008 bertempat di klinik ortodonti FKG UI dan di lingkungan FK UI. Selama periode tersebut
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pemeliharaan kesehatan mempunyai manfaat yang sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan kesehatan gigi terutama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari enamel terus ke dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah faktor (multiple factors)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpenting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karies Gigi Karies gigi adalah penyakit karena bakteri pada gigi. Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling lazim. Gigi berlubang lebih banyak terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang paling sering ditemui dalam kesehatan gigi dan mulut yaitu karies gigi dan penyakit periodontal. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2000,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ilmu mikrobiologi, lidah menjadi tempat tinggal utama bagi berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lidah merupakan organ penting pada rongga mulut yang bersifat kompleks. Berdasarkan ilmu mikrobiologi, lidah menjadi tempat tinggal utama bagi berbagai macam bakteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau biofilm dan diet (terutama dari komponen karbohidrat) yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karies merupakan interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm dan diet (terutama dari komponen karbohidrat) yang dapat difermentasi oleh bakteri
Lebih terperinci