PETUNJUK TEKNIS PENCAIRAN DANA PROGRAM DAN KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN DANA URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETUNJUK TEKNIS PENCAIRAN DANA PROGRAM DAN KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN DANA URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A."

Transkripsi

1 Lampiran II Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 414.2/753/PMD Tanggal : 19 Pebruari 2010 PETUNJUK TEKNIS PENCAIRAN DANA PROGRAM DAN KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN DANA URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A I. PENDAHULUAN 1. PNPM Madiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. 2. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/ meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai. 3. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri diluncurkan oleh Presiden RI tanggal 30 April 2007 di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah, merupakan salah satu upaya Pemerintah Indonesia untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja melalui konsolidasi program-program pemberdayaan masyarakat yang ada di berbagai kementerian/lembaga. 4. Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007 dimulai dengan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di perdesaan; Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan; dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan daerah tertinggal dan khusus konflik. PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai Kementerian/sektor dan pemerintah daerah. 5. Dengan pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masyarakat ke dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri, cakupan pembangunan diharapkan dapat diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil dan terisolir. Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yang selama ini sering

2 berduplikasi antar proyek diharapkan juga dapat diwujudkan. Mengingat proses pemberdayaan pada umumnya membutuhkan waktu 5-6 tahun, maka PNPM Mandiri akan dilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun Hal ini sejalan dengan target waktu pencapaian tujuan pembangunan milenium atau Millennium Development Goals (MDGs). Pelaksanaan PNPM Mandiri yang berdasar pada indikator-indikator keberhasilan yang terukur akan membantu Indonesia mewujudkan pencapaian target-target MDGs tersebut. 6. PNPM Mandiri Perdesaan berupaya mempertajam visi dan meningkatkan pencapaian misi PPK. Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian yaitu mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumberdaya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumberdaya yang ada dilingkungannya, mampu mengatasi masalah yang dihadapinya, khususnya masalah kemiskinan. Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah : a. Peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya; b. Pelembagaan sistem pembangunan partisipatif; c. Mengoptimalkan fungsi dan peran pemerintah lokal; d. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana dasar masyarakat; e. Pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan. 7. Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan melalui Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2010 meliputi 3 kabupaten di 2 Provinsi. PNPM Mandiri Perdesaan yang dilaksanakan melalui pendanaan Tugas Pembantuan T.A yaitu Program Pengembangan Wilayah Desa Tertinggal; Kegiatan Fasilitasi Pembantunan Wilayah Tertinggal (Kode: ); Sub Kegiatan Bantuan Langsung Masyarakat (Kode : 0517), yang meliputi : a. PNPM Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pulau Nias (R2PN) dan b. PNPM Rekonstruksi dan Rehabilitasi Pasca Bencana di Provinsi Sumatera Barat. 8. Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan melalui Pendanaan Urusan Bersama Tahun Anggaran 2010, meliputi 394 Kabupaten di 32 Provinsi. PNPM Mandiri Perdesaan yang dilaksanakan melalui pendanaan Urusan Bersama yaitu Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan; Kegiatan Peningkatan Keberdayaan masyarakat dan PNPM Perdesaaan dengan Kecamatan (Kode: ), yang terdiri dari Sub Kegiatan : a. Administrasi Kegiatan (Kode : 0002); b. Pembudayaan dan Pemasyarakatan (Kode : 0066); c. Bantuan Langsung Masyarakat (Kode : 0517). 2

3 9. Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) adalah dana stimulan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah kepada masyarakat dengan tujuan mendorong masyarakat untuk meningkatkan keswadayaan masyarakat dalam membangun modal sosial dalam menanggulangi persoalan kemiskinan di perdesaan. BLM terdiri dari : a. BLM Dana Operasional Kegiatan (DOK) Perencanaan, yaitu dana BLM yang diperuntukkan mendanai kegiatan operasional masyarakat dalam melakukan proses perencanaan di desa dan kecamatan. b. BLM DOK Pelatihan Masyarakat, dana BLM yang diperuntukkan mendanai kegiatan pelatihan pelaku-pelaku masyarakat dalam rangka mendukung pelaksanaan program di desa dan kecamatan. c. BLM DOK PNPM Generasi adalah dana operasional yang digunakan untuk kegiatan dalam tahapan PNPM Generasi. Prosedur dan Penggunaan BLM DOK Generasi akan diterbitkan tersendiri. d. BLM Dana Kegiatan, dana BLM yang diperuntukkan mendanai usulan/proposal kegiatan masyarakat. Kegiatan masyarakat ini direncanakan dan dikelola secara langsung oleh masyarakat desa/kecamtaan baik sebagai biaya pembangunan sarana/prasarana fisik di perdesaan, kegiatan pendidikan dan kesehatan, serta biaya simpan pinjam untuk kelompok perempuan, atau kegiatan lain yang tidak masuk dalam daftar larangan/negatif list. II. TUJUAN 1. Tujuan umum dari PNPM Mandiri Perdesaan adalah mempercepat penanggulangan kemiskinan berdasarkan pengembangan kemandirian masyarakat melalui peningkatan kapasitas masyarakat, pemerintah lokal, serta penyediaan prasarana sosial dasar dan ekonomi. 2. Tujuan khusus meliputi : a. Meningkatkan peran serta masyarakat terutama kelompok miskin dan perempuan dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan. b. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan mendayagunakan potensi dan sumberdaya lokal. c. Mengembangkan kapasitas pemerintahan lokal dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan perdesaan yang berkelanjutan. d. Menyediakan sarana/prasarana sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan masyarakat. e. Melembagakan keuangan mikro dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin. III. PENGELOLAAN KEGIATAN 1. Program/kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan dilaksanakan dikelola oleh Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa atau SKPD/ Instansi lain mempunyai kompetensi dalam menangani PNPM-MP, sebagaimana tercantum dalam DIPA Tugas pembantuan dan Urusan Bersama. 3

4 2. Dalam rangka pelaksanaan program/kegiatan Tugas Pembantuan dan Urusan Bersama, maka perlu ditetapkan Perangkat Pengelola Keuangan, sebagai berikut : a. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yaitu Kepala SKPD/Kantor/Dinas PMD/atau Instansi lain yang menangani PNPM Mandiri Perdesaan; b. Pejabat Penguji Tagihan/Penandatangan Surat Perintah Membayar (SPM) yaitu Pejabat struktural/fungsional pada pada Bagian Keuangan Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa atau Instansi lain yang menangani PNPM Mandiri Perdesaan; c. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yaitu : 1) Pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran/penerbit Surat Permintaan Pembayaran (SPP) untuk kegiatan-kegiatan yang dikelola di tingkat kabupaten seperti pengelolaan Administrasi Kegiatan, Semiloka DPRD, Semiloka SKPD, Pelatihan Setrawan, dan Kegiatan Program Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif (P2SPP) atau kegiatan lainnya yang tercantum dalam DIPA; yaitu Pejabat Struktural di bidang yang menangani PNPM Mandiri Perdesaan pada Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa sekaligus sebagai penanggungjawab operasional Kabupaten (PjO Kab). 2) Pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran/penerbit Surat Permintaan Pembayaran (SPP) untuk Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) di kecamatan yaitu Kasie Pemberdayaan Masyarakat Desa (Kasie PMD) atau pejabat lain di kecamatan yang setingkat, yang disebut juga Penanggungjawab Operasional Kegiatan (PjOK). d. Bendahara Penerima/Pengeluaran yaitu pejabat/staf pada Badan/ Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa atau Instansi lain yang menangani PNPM Mandiri Perdesaan. e. Staf Pengelola yang bertugas untuk mendukung Satuan Kerja PNPM- MP Kabupaten/kota. f. Staf pengelola kegiatan pelaksanaan Sistem Akutansi Instansi (SAI) dan Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN). 3. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Dalam Negeri dengan memperhatikan usulan dari Bupati/Walikota lokasi PNPM-MP. 4. Pejabat Penguji Tagihan/Penandatangan Surat Perintah Membayar (SPM), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK/PjOK), Bendahara Penerima/Pengeluaran, Staf pengelolan, dan Staf Pengelola SAI, ditetapkan oleh KPA. 4

5 IV. SUMBER PEMBIAYAAN Pelaksanaan Tugas Pembantuan didukung dengan anggaran yang bersumber dari : 1. APBN, yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Urusan Bersama dan Tugas Pembantuan Kementerian Dalam Negeri Tahun Anggaran Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) yang bersumberkan dari APBD Kabupaten dan Provinsi yang besarannya ditetapkan oleh Ketua Pelaksana Tim Pengendali PNPM Mandiri dengan mempertimbangkan kapasitas fiskal daerah. 3. Swadaya Masyarakat. 4. Partisipasi dunia usaha atau pihak lain yang tidak mengikat. V. KOMPONEN DANA PNPM MANDIRI PERDESAAN 1. Dana Operasional/Penunjang Satuan Kerja Kabupaten/Kota, meliputi kegiatan : a. Administrasi Kegiatan. b. Pembudayaan dan Pemasyarakatan. 2. Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Tugas Pembantuan (TP), meliputi kegiatan : a. BLM DOK PNPM Lingkungan Mandiri Perdesaan (PNPM LMP). b. BLM Dana Kegiatan PNPM-MP Paska Bencana. c. BLM Dana Kegiatan PNPM R2PN (KRRP). d. BLM Dana Kegiatan PNPM Lingkungan Mandiri Perdesaan (PNPM LMP). 3. Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Urusan Bersama (UB), meliputi kegiatan : a. BLM DOK Perencanaan PNPM-MP. b. BLM DOK Perencanaan PNPM RESPEK (Papua dan Papua Barat). c. BLM DOK Perencanaan PNPM RESPEK Pertanian Masyarakat (IFAD). d. BLM DOK PNPM PNPM-MP Generasi. e. BLM DOK Program Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif (P2SPP). f. BLM DOK Pelatihan Masyarakat PNPM-MP. g. BLM DOK Pelatihan Masyarakat PNPM RESPEK (Papua dan Papua Barat). h. BLM DOK Pelatihan Masyarakat PNPM RESPEK Pertanian Masyarakat (IFAD). i. BLM Dana Kegiatan PNPM-MP. j. BLM Dana Kegiatan PNPM-MP Perbatasan. 5

6 k. BLM Dana Kegiatan PNPM-MP Generasi. l. BLM Dana Kegiatan PNPM RESPEK (Papua dan Papua Barat). m. BLM Dana Kegiatan PNPM-MP Paska Krisis. n. BLM Dana Kegiatan P2SPP. o. BLM Dana Kegiatan Paska Bencana (tanpa DDUB). VI. PENCAIRAN DANA 1. Pengelolaan dana Operasional/Penunjang Satuan Kerja, dapat dilakukan secara swakelola dengan berpedoman pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 2. Pencairan dana BLM yang bersumber dari APBN Rupiah Murni berpedoman pada : a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.07/2009 tentang Pedoman Pendanaan Urusan Bersama Pusat dan Daerah Untuk Penanggulangan Kemiskinan. b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 3. Pencairan dana BLM yang bersumber dari APBN Pinjaman dan Hibah Luar Negeri berpedoman pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang petunjuk pencairan dana Pinjaman dan Hibah Luar Negeri bersangkutan, yaitu : a. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-43/PB/2008 tanggal 17 September 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Pinjaman IBRD Nomor IND/IDA Credit Nomor 4385-IND (National Program for Rural Community Empowerment in Rural Areas Project/Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan/PNPM Mandiri Perdesaan) dan perubahannya. b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-40/PB/2009 tanggal 31 Agustus 2009 tentang Perubahan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 43/PB/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Pinjaman IBRD Nomor 7505-IND/IDA Credit Nomor 4385-IND (National Program for Rural Community Empowerment in Rural Areas Project/Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan/PNPM Mandiri Perdesaan). c. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-51/PB/2009 tanggal 10 Nopember 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Pinjaman IFAD No. 755-ID dan Hibah IFAD No ID (National Program for Community Empowerment in Rural Areas Project). 6

7 d. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-44/PB/2007 tanggal 19 Juli 2007 tentang Petunjuk Penyaluran dan Pencairan Dana Hibah Multi Donor Trust Fund For Aceh And North Sumatra (MDTFANS) Nomor TT IND Program Pengembangan Kecamatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pulau Nias/PPK R2PN (Kecamatan-Based Reconstruction And Rehabilitation Planning Project/KRRP-Nias Project). 4. BLM yang bersumber dari APBN Pinjaman dan Hibah Luar Negeri dan dananya masih diblokir (diberi tanda bintang), dananya belum dapat dicairkan dan pencairan dananya akan diatur kemudian. 5. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.07/2009 tentang Pedoman Pendanaan Urusan Bersama Pusat dan Daerah Untuk Penanggulangan Kemiskinan pasal 13, maka : a. DUB disalurkan secara langsung kepada masyarakat, kelompok masyarakat dan/atau lembaga partisipatif masyarakat dalam bentuk uang. b. DUB yang telah ditransfer ke rekening masyarakat, kelompok masyarakat dan/atau lembaga partsipatif masyarakat harus telah dimanfaatkan sesuai dengan rencana selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran bersangkutan berakhir. c. Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran dana tersebut belum dimanfaatkan maka dana tersebut harus disetorkan ke rekening kas umum negara. VII. PENETAPAN ALOKASI BANTUAN DAN PENGELOLA DANA BLM 1. Alokasi bantuan dan pengelola dana BLM ditetapkan oleh Bupati/ Walikota dengan menerbitkan Surat Keputusan (SK) tentang : a. Penetapan Unit Pengelola Kegiatan pada Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) yang selanjutnya disebut dan singkat UPK/UPK Sementara (UPKS) sebagai Lembaga Masyarakat pengelola Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). b. Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang penetapan UPK sebagaimana Lampiran I.1. c. Penetapan alokasi dana BLM untuk masing-masing kecamatan. 2. Pembukaan Rekening Kolektif UPK berupa rekening giro atau tabungan pada Bank Pemerintah setempat atau bank lainnya sesuai keputusan masyarakat. Rekening dibuka dengan spesimen tanda tangan : (1) Ketua UPK/UPKS, (2) Salah satu wakil masyarakat yang dipilih oleh Musyawarah Antar Desa (MAD), dan (3) sejumlah 2 (dua) orang Fasilitator Kecamatan (FK) yang bertugas yaitu Fasilitator Kecamatan Pemberdayaan dan Fasilitator Kecamatan Teknik. 3. Apabila terjadi pergantian personil dari pengurus UPK/UPKS atau wakil masyarakat, maka perlu dilakukan penggantian spesimen tandatangan. 7

8 Apabila terjadi kekosongan FK, maka sambil menunggu penetapan FK dapat dilakukan penggantian spesimen sementara kepada Fasilitator Kabupaten. VIII. TAHAPAN PENCAIRAN BLM DOK PERENCANAAN 1. BLM DOK Perencanaan PNPM Mandiri Perdesaan a. Yang dimaksud pengaturan BLM DOK Perencanaan PNPM Mandiri Perdesaan di sini meliputi penggunaan yang sama pada lokasi PNPM Mandiri Perdesaan ditetapkan sebagai Lokasi Perbatasan, Paska Bencana, BKPG NAD, RESPEK Papua-Papua Barat. b. Masyarakat difasilitasi oleh Fasilitator Kecamatan (FK) dan Fasilitator Kabupaten (Faskab/Fas-Keu) menyusun Rencana Kegiatan DOK (RKD) Perencanaan dengan berpedoman pada alokasi DOK yang ditetapkan dalam SK Bupati/Walikota bersangkutan. c. RKD yang telah disepakati dan diputuskan masyarakat, selanjutnya ditetapkan dalam Surat Penetapan Camat (SPC) DOK Perencanaan. d. Atas dasar SK Bupati/Walikota dan SPC DOK Perencanaan, PjOK membuat Kontrak/Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) DOK Perencanaan dengan Ketua UPK/UPKS. e. Setelah SP2 telah ditandatangani, Ketua UPK/UPKS dapat mengajukan Surat Permintaan Pencairan DOK Perencanaan kepada PjOK. f. PjOK meneliti/menguji kelengkapan dan keabsahan Surat Permintaan Pencairan DOK beserta dokumen pendukungnya yang diajukan oleh ketua UPK/UPKS. Apabila semua persyaratan telah lengkap, maka PjOK menerbitkan Surat Permintaan Pencairan Langsung (SPP-LS) DOK Perencanaan dan menyampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). g. Penyaluran dana DOK Perencanaan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu Tahap I sebesar 40% dan Tahap II sebesar 60% dari SP2. 1) SPP-LS Tahap I sebesar 40% dari SP2 dapat diterbitkan, dengan dilampiri : 1. Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang Pendanaan DOK Perencanaan, Form Lampiran I.1.; 2. Surat Penetapan Camat (SPC) DOK Perencanaan, Form Lampiran I.2.a.; 3. Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) DOK Perencanaan, Form Lampiran I.3.a.; 4. Rencana Kegiatan DOK (RKD) yang telah diverifikasi oleh FK dan Fas-Kab, dan ditandatangani oleh Wakil Masyarakat/ Ketua BKAD, PjOK, Form Lampiran I.8. 8

9 2) SPP-LS Tahap II sebesar 60% dari SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan DOK tahap I telah mencapai 80% atau lebih, dengan dilampiri : 1. Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD), Form Lampiran I.5.a. dan I.5.b.; 2. Rincian Penggunaan DOK (RPD) yang telah diverifikasi oleh FK dan Fas-Kab, dan ditandatangani oleh Wakil Masyarakat/Ketua BKAD, PjOK, dan, Form Lampiran I BLM DOK Perencanaan PNPM Mandiri Perdesaan RESPEK Tahapan dan persyaratan pencairan dana BLM DOK Perencanaan PNPM- MP RESPEK sesuai dengan tahapan dan persyaratan BLM DOK Perencanaan PNPM Mandiri Perdesaan, sebagaimana butir 2 diatas. 3. BLM DOK Perencanaan PNPM Mandiri Perdesaan-RESPEK Pertanian Masyarakat (Bersumber dari International Fund for Agriculture Development/ IFAD) Tahapan dan persyaratan pencairan dana BLM DOK Perencanaan PNPM- MP RESPEK Pertanian Masyarakat sesuai dengan tahapan dan persyaratan BLM DOK Perencanaan PNPM Mandiri Perdesaan, sebagaimana butir 2 diatas. 4. BLM DOK PNPM-MP Generasi Sehat dan Cerdas Tahapan dan persyaratan pencairan dana BLM DOK PNPM Mandiri Perdesaan Generasi sesuai dengan tahapan dan persyaratan BLM DOK Perencanaan PNPM Mandiri Perdesaan, sebagaimana butir 2 diatas. 5. BLM DOK P2SPP Tahapan dan persyaratan pencairan dana BLM DOK P2SPP akan diatur tersendiri. 6. BLM DOK Lingkungan Mandiri Perdesaan (PNPM LMP) Tahapan dan persyaratan pencairan dana BLM DOK PNPM Lingkungan Mandiri Perdesaan akan diatur tersendiri. IX. TAHAPAN PENCAIRAN BLM DOK PELATIHAN MASYARAKAT 1. BLM DOK Pelatihan Masyarakat PNPM Mandiri Perdesaan a. Masyarakat difasilitasi oleh Fasilitator Kecamatan (FK) dan Fasilitator Kabupaten (Faskab/Fas-Keu) menyusun Rencana Kegiatan DOK (RKD) Pelatihan Masyarakat dengan berpedoman pada alokasi DOK yang ditetapkan oleh SK Bupati/Walikota bersangkutan. b. RKD Pelatihan Masyarakat yang telah disepakati dan diputuskan masyarakat, selanjutnya ditetapkan dalam SPC DOK Pelatihan Masyarakat. 9

10 c. Atas dasar SK Bupati/Walikota dan SPC DOK Pelatihan Masyarakat, PjOK membuat Kontrak/Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) DOK Pelatihan Masyarakat dengan Ketua UPK/UPKS. d. Setelah SP2 telah ditandatangani, Ketua UPK/UPKS dapat segera mengajukan Surat Permintaan Pencairan DOK Pelatihan Masyarakat kepada PjOK. Sebelum diajukan ke PjOK, Surat Permintaan Pencairan Dana dan dokumen pendukungnya harus terlebih dahulu diverifikasi oleh FK dan Faskab. e. Pengurus UPK berkewajiban mengadministrasikan secara terpisah antara DOK Perencanaan PNPM Mandiri Perdesaan dengan DOK Pelatihan Masyarakat. FK/FT dan Faskab/FT-Kab/Fas-Keu dapat dikenai sanksi pemutusan hubungan kerja apabila terbukti terlibat dalam penyalahgunaan DOK, dan atau tidak melaporkan terjadinya penyalahgunaan DOK. f. PjOK meneliti/menguji kelengkapan dan keabsahan Surat Permintaan Pencairan DOK beserta dokumen pendukungnya yang diajukan oleh ketua UPK/UPKS. Apabila telah semua persyaratan telah lengkap, maka PjOK menerbitkan Surat Permintaan Pencairan Langsung (SPP- LS) DOK Pelatihan Masyarakat dan menyampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). g. Penyaluran DOK Pelatihan Masyarakat dapat dilakukan sekaligus (100%) sebesar nilai SP2, sesuai dengan kebutuhan biaya pelatihan Masyarakat yang akan dilaksanakan, dengan dilampiri : 1) Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang Pendanaan DOK Pelatihan Masyarakat, Form Lampiran I.1.; 2) Surat Penetapan Camat (SPC) DOK Pelatihan Masyarakat, Form Lampiran I.2.a.; 3) Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) DOK Pelatihan Masyarakat, Form Lampiran I.3.a.; 4) Rencana Kegiatan DOK Pelatihan Masyarakat (RKD) yang telah diverifikasi oleh FK dan Fas-Kab, dan ditandatangani oleh Wakil Masyarakat/Ketua BKAD, PjOK, Form Lampiran I.8. h. Apabila masih terdapat sisa dana DOK yang belum dicairkan, dan masih terdapat kegiatan pelatihan masyarakat yang akan dilaksanakan, PjOK dapat menerbitkan SPP-LS sebesar nilai SP2 kegiatan yang diajukan oleh UPK/UPKS, dengan persyaratan sebagaimana poin IX.g., dan dilengkapi dokumen: 1) Berita Acara Penyelesaikan (BAP) kegiatan pelatihan sebelumnya, Form Lampiran I.10. ; 2) Rencana Kegiatan DOK Pelatihan Masyarakat (RKD) yang telah diverifikasi oleh FK dan Fas-Kab, dan ditandatangani oleh Wakil Masyarakat/Ketua BKAD, PjOK, Form Lampiran I.8. i. Penggunaan dana DOK Pelatihan sesuai dengan kebutuhan dana untuk kegiatan yang dilaksanakan. 10

11 2. BLM DOK Pelatihan PNPM-MP RESPEK Tahapan dan persyaratan pencairan dana BLM DOK Pelatihan Masyarakat PNPM RESPEK sesuai dengan tahapan dan persyaratan BLM DOK Pelatihan PNPM-MP, sebagaimana butir 1 diatas. 3. BLM DOK Pelatihan PNPM-MP RESPEK Pertanian Masyarakat (Bersumber dari International Fund for Agriculture Development/ IFAD) Tahapan dan persyaratan pencairan dana BLM DOK Pelatihan Masyarakat PNPM-MP RESPEK Pertanian Masyarakat (IFAD) sesuai PNPM-MP sebagaimana butir 1 diatas. X. TAHAPAN PENCAIRAN BLM DANA KEGIATAN 1. BLM Dana Kegiatan PNPM-MP Luncuran T.A (DIPA Luncuran T.A. 2010) Pencairan BLM Dana Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang merupakan luncuran alokasi dana T.A. 2009, tahapan pencairannya mengacu pada surat Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa nomor 414.2/645/PMD tanggal 13 Pebruari 2009 perihal Petunjuk Teknis Pencairan Dana Program/Kegiatan Tugas Pembantuan Lingkup Ditjen. PMD Depdagri T.A.2009 dan Surat Dirjen PMD nomor 414.2/3385/PMD tentang Tambahan Petunjuk Pencairan BLM PNPM-MP T.A BLM Dana Kegiatan PNPM-MP T.A Tahapan pencairan BLM Dana Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan adalah sebagai berikut : a. Masyarakat difasilitasi oleh Fasilitator Kecamatan (FK/FT) dan Fasilitator Kabupaten (Faskab/Fastekab/Fas-Keu) melakukan tahapan kegiatan PNPM-MP mulai dari MAD Sosialisasi s.d. MAD Penetapan Usulan dengan berdasarkan pada alokasi BLM yang ditetapkan dalam SK Bupati/Walikota bersangkutan. b. Kegiatan yang diputuskan dalam MAD Penetapan Usulan/Pendanaan selanjutnya ditetapkan dalam SPC BLM Dana Kegiatan. c. Atas dasar SK Bupati/Walikota dan SPC BLM Dana Kegiatan, PjOK membuat Kontrak/Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) dengan Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK)/UPK Sementara (UPKS). d. Setelah SP2 ditandatangani, Ketua UPK/UPKS dapat mengajukan Surat Permintaan Pencairan BLM Dana Kegiatan kepada PjOK. e. Pada prinsipnya, pencairan BLM Dana Kegiatan PNPM-MP dibagi dalam dalam 3 (tiga) tahapan yaitu Tahap I sebesar 40% : Tahap II sebesar 40% : Tahap III sebesar 20% dari nilai SP2, dengan urutan tahapan pencairan dana berdasarkan sumber dana sebagai berikut : 11

12 1) Kecamatan dengan komposisi dana BLM : Partisipasi Pusat 80%, Partisipasi Daerah (DDUB) 20%, tahapan pencairannya sebagai berikut : TAHAPAN PENCAIRAN DANA ALOKASI DANA TAHAP I TAHAP II TAHAP III APBN APBD APBN APBN APBD APBN 80% 20% 40% 20% 20% 20% 2) Kecamatan dengan komposisi dana BLM : Partisipasi Pusat 60%, Partisipasi Daerah (DDUB) 40%, tahapan pencairannya sebagai berikut : TAHAPAN PENCAIRAN DANA ALOKASI DANA TAHAP I TAHAP II TAHAP III APBN APBD APBN APBD APBN 60% 40% 40% 40% 20% 3) Kecamatan dengan komposisi dana BLM 100% dari APBN, tahapan pencairannya sebagai berikut : ALOKASI DANA TAHAPAN PENCAIRAN DANA TAHAP I TAHAP II TAHAP III APBN 100% 40% 40% 20% 4) Pencairan dana Partisipasi Daerah (DDUB) dapat dilakukan mendahului dana APBN. Namun demikian, pencairan tahap III (20% APBN) baru dapat dilakukan apabila dana Partisipasi Daerah (DDUB) dana 100% telah dicairkan dan ditransfer ke Rekening Kolektif UPK. f. PjOK meneliti/menguji kelengkapan dan keabsahan Surat Permintaan Pencairan BLM Dana Kegiatan beserta dokumen pendukungnya yang diajukan oleh Ketua UPK/UPKS. Apabila semua persyaratan telah lengkap, maka PjOK akan menerbitkan Surat Permintaan Pencairan Langsung (SPP-LS) BLM Dana Kegiatan dan menyampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Kecamatan dengan komposisi dana BLM Partisipasi Pusat 80% dan Partisipasi Daerah (DDUB) 20% sebagai berikut: i. SPP-LS Tahap I sebesar 40% dari SP2 dapat diterbitkan dengan dilampiri: 1. Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang Penetapan UPK/UPKS, Form Lampiran I.1.; 2. Surat Penetapan Camat (SPC) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.2.b.; 12

13 3. Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.3.a. ; 4. Surat Pernyataan Kesiapan Penggunaan Dana (SPKPD), Form Lampiran I.4.a.; 5. Copy Dokumen Anggaran BLM yang bersumber dari dana APBD (DDUB). ii. SPP-LS Tahap II sebesar 40% dari SP2 terdiri dari 20% bersumber dari dana APBN dan 20% bersumber dari dana APBD, dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 90% telah dicairkan 100%, dengan dilampiri : Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD), Form Lampiran I.5.a. dan I.5.b. iii. SPP-LS Tahap III sebesar 20% dari SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih dan dana partisipasi daerah (DDUB) telah dicairkan 100%, dengan dilampiri : 1. Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD), Form Lampiran I.5.a. dan I.5.b.; 2. Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP) yang ditandatangani oleh FK, Ketua UPK/UPKS, wakil masyarakat dan PjOK, Form Lampiran I.6.a.; 3. Copy Rekening Kolektif UPK/UPKS yang disertai surat pernyataan dari Fasilitator Kecamatan dan Fasilitator Kabupaten, Form Lampiran I.7. 2) Kecamatan dengan komposisi dana BLM Partisipasi Pusat 60% dan Partisipasi Daerah (DDUB) 40% sebagai berikut: i. SPP-LS Tahap I sebesar 40% dari SP2 dapat diterbitkan dengan dilampiri: 1. Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang Penetapan UPK/UPKS, Form Lampiran I.1.; 2. Surat Penetapan Camat (SPC) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.2.b.; 3. Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.3.a.; 4. Surat Pernyataan Kesiapan Penggunaan Dana (SPKPD), Form Lampiran I.4.a.; 5. Copy Dokumen Anggaran BLM yang bersumber dari dana APBD (DDUB). ii. SPP-LS Tahap II sebesar 40% dari SP2 bersumber dari dana APBD (DDUB) dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih, dengan dilampiri : Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD), Form Lampiran I.5.a., dan I.5.b. 13

14 iii. SPP-LS Tahap II sebesar 20% dari SP2 dapat diterbitkan apabila dana partisipasi daerah (DDUB) telah dicairkan 100%, dan penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih, dengan dilampiri : 1. Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD), Form Lampiran I.5.a., dan I.5.b.; 2. Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP) yang ditandatangani oleh FK, Ketua UPK/UPKS, wakil masyarakat dan PjOK, Form Lampiran I.6.a.; 3. Copy Rekening Kolektif UPK/UPKS yang disertai surat pernyataan dari Fasilitator Kecamatan dan Fasiltator Kabupaten, Form Lampiran I.7. 3) Kecamatan dengan dana BLM Partisipasi Pusat 100%, sebagai berikut : i. SPP-LS Tahap I sebesar 40% dari SP2 dapat diterbitkan dengan dilampiri : 1. Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang Penetapan UPK/UPKS, Form Lampiran I.1.; 2. Surat Penetapan Camat (SPC) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.2.b.; 3. Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.3.a.; 4. Surat Pernyataan Kesiapan Penggunaan Dana (SPKPD), Form Lampiran I.4.a. ii. SPP-LS Tahap II sebesar 40% dari SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih, dengan dilampiri Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD), Form Lampiran I.5.a. dan I.5.b. iii. SPP-LS Tahap III sebesar 20% dari SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih, dengan dilampiri: 1. Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD), Form Lampiran I.5.a., dan I.5.b.; 2. Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP) yang ditandatangani oleh FK, Ketua UPK/UPKS, wakil masyarakat, dan PjOK, Form Lampiran I.6.a. g. Terkait dengan Kebijakan Optimalisasi sebagaimana ditetapkan dalam Surat Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Nomor 414.2/4916/PMD tanggal 7 Desember 2009 perihal Petunjuk Teknis Optimalisasi Tahapan Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan, maka untuk pelaksanaan TA 2010 penetapan kegiatan maksimal dalam 2 (dua) SPC untuk setiap lokasi. Namun demikian, apabila 14

15 situasi dilapangan menuntut lebih dari 2 (dua) SPC, maka penetapan kegiatan dapat dilakukan dalam 3 (tiga) kali SPC setelah diverifikasi oleh Fasilitator Kabupaten. Mengingat SPC ditetapkan lebih dari satu kali, diminta kepada seluruh Fasilitator PNPM Mandiri perdesaan secara aktif melakukan pengawasan pelaksanaan pencairan dana dimaksud. h. Tahapan pencairan dana BLM yang menjalankan Optimalisasi diatur sebagai berikut: 1) Apabila kegiatan Optimalisasi ditetapkan dalam satu SPC, maka tahapan pencairan dananya mengacu pada point e.1, e.2, dan e.3. di atas. 2) Apabila kegiatan optimalisasi ditetapkan lebih dari satu SPC/SP2, maka pencairan dananya diatur sebagai berikut : i. SPC/SP2 dengan dinilai kurang atau sama dengan 40% dari total BLM (SPC/SP2 40% total BLM), pencairan dananya dilakukan satu Tahap. SPP-LS 100% dari SP2 dapat diterbitkan dengan dilampiri : 1. Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang Penetapan UPK/UPKS, Form Lampiran I.1.; 2. Surat Penetapan Camat (SPC) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.2.b.; 3. Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.3.a.; 4. Surat Pernyataan Kesiapan Penggunaan Dana (SPKPD), Form Lampiran I.4.a; 5. Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP) yang ditandatangani oleh FK, Ketua UPK/UPKS, wakil masyarakat, dan PjOK, Form Lampiran I.6.a; 6. Copy Dokumen Anggaran BLM yang bersumber dari dana APBD (DDUB). ii. SPC/SP2 dengan dinilai lebih dari 40% dari total BLM (SPC/SP2 40% total BLM), pencairan dananya dilakukan dua tahap. 1. SPP-LS tahap I sebesar 60% dari SP2 dapat diterbitkan dengan dilampiri : 1) Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang Penetapan UPK/UPKS, Form Lampiran I.1.; 2) Surat Penetapan Camat (SPC) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.2.b.; 3) Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.3.a.; 15

16 4) Surat Pernyataan Kesiapan Penggunaan Dana (SPKPD), Form Lampiran I.4.a.; 5) Copy Dokumen Anggaran BLM yang bersumber dari dana APBD (DDUB). 2. SPP-LS tahap II sebesar 40% nilai SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih, dengan dilampiri : 1) Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD), Form Lampiran I.5.a., dan I.5.b.; 2) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP) yang ditandatangani oleh FK, Ketua UPK/UPKS, wakil masyarakat, dan PjOK, Form Lampiran I.6.a. iii. Pencairan dana dari SPC terakhir (SPC ke-2 atau SPC ke-3) dapat dilakukan apabila penggunaan dana yang ditetapkan dalam SPC ke-1 telah mencapai 90%. Apabila Laporan Penggunaan Dana Kolektif (LPDK) kurang dari 90% harus mendapat persetujuan Satuan Kerja Kabupaten dan Fasilitator Kabupaten Teknik. iv. SPP-LS sebesar 20% dari dana total BLM yang bersumber dari dana APBN baru dapat diterbitkan apabila dana DDUB telah dicairkan dan ditransfer ke rekening UPK sebesar 100%, dibuktukan dengan Copy Rekening Kolektif UPK/UPKS yang disertai surat pernyataan dari Fasilitator Kecamatan dan Fasilitator Kabupaten, Form Lampiran I.7.a. v. Contoh perhitungan dan tahapan pencarian pada penerapan optimalisasi, sebagaimana berikut : Contoh : Kecamatan dengan alokasi BLM sebesar Rp ,- dengan komposisi pembiayaan dana APBN sebesar Rp ,- (80%) dan dana APBD (DDUB) sebesar Rp ,- (20%). 1) Bila kegiatan ditetapkan dalam 1 (satu) SPC/SP2, yaitu sebesar Rp ,- maka tahap pencairannya sebagai berikut : (jutaan Rp.) Nilai SPC Tahap I (40%) Tahap II (40%) Tahap III (20%) APBN APBN APBD APBN* SPC * APBN 20% dari Total BLM 2) Bila Kegiatan ditetapkan dalam 2 (dua) SPC/SP2, yaitu SPC ke-1 sebesar Rp ,- dan SPC ke-2 sebesar Rp ,- maka tahap pencairannya sebagai berikut : 16

17 Nilai SPC SPC Nilai SPC (jutaan Rp.) Tahap I (100%) APBN APBD (jutaan Rp.) Tahap I (60%) Tahap II (40%) APBN APBD APBD APBN* SPC * APBN 20% dari Total BLM 3) Bila Kegiatan ditetapkan dalam 3 (dua) SPC/SP2, yaitu SPC ke-1 sebesar Rp ,- SPC ke-2 sebesar Rp ,- dan SPC ke-3 sebesar Rp ,00 maka tahap pencairannya sebagai berikut : (jutaan Rp.) Tahap I Nilai SPC (100%) APBN APBD SPC SPC (jutaan Rp.) Nilai SPC Tahap I (60%) Tahap II (40%) APBN APBD APBD APBN* SPC * APBN 20% dari Total BLM i. Pencairan dana Partisipasi Daerah (DDUB) dapat dilakukan mendahului dana APBN. Namun demikian, dana APBN sebesar 20% dari total BLM baru dapat dicairkan apabila dana Partisipasi Daerah (DDUB) telah dicairkan dan ditransfer ke Rekening Kolektif UPK sebesar 100%. Perhitungan besaran dana dalam setiap tahapannya tetap mengacu pada ketentuan pada point 2.d,2.e. dan 2.f. j. Pencairan BLM Dana Kegiatan T.A baru efektif setelah tanggal negosiasi pinjaman dengan Bank Dunia. Adapun tanggal dimaksud, kami informasikan lebih lanjut. 3. BLM Dana Kegiatan Lokasi PNPM-MP Perbatasan, PNPM-MP Generasi, PNPM RESPEK, dan PNPM-MP Paska Bencana 3.a. Tahapan dan persyaratan pencairan BLM dana kegiatan Lokasi PNPM-MP Perbatasan, sebagaimana point 2 diatas, mengingat BLM Kegiatan yang reguler dan tambahan menjadi satu kesatuan dengan PNPM-MP, 17

18 3.b. Tahapan pencairan pada prinsipnya sesuai dengan PTO Paska Bencana yang telah diterbitkan, adapun tahapan dan persyaratannya sebagaimana point 2 di atas. 3.c. Tahapan dan persyaratan pencairan PNPM-MP Generasi dan PNPM RESPEK sesuai dengan tahapan dan persyaratan PNPM Mandiri Perdesaan sebagaimana point 2 di atas. 4. BLM Dana Kegiatan PNPM-MP Paska Krisis Tahapan pencairan BLM dana kegiatan PNPM-MP Pasca Krisis akan diatur tersendiri. 5. BLM Dana Kegiatan P2SPP Tahapan dan persyaratan pencairan BLM dana kegiatan P2SPP diatur sebagai berikut : a. SPP LS Tahap I sebesar 75% dari SP2 sumber dana APBN dapat diterbitkan dengan dilampiri: 1) Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang Penetapan UPK/UPKS, Form Lampiran I.1.; 2) Surat Penetapan Kegiatan Program Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif (SPK-P2SPP), Form Lampiran I.2.c.; 3) Surat Perjanjian Pendanaan BLM Dana Kegiatan (SP2-P2SPP), Form Lampiran I.3.b.; 4) Surat Pernyataan Kesiapan Penggunaan Dana (SPKPD-P2SPP), Form Lampiran I.4.b.; 5) Copy Dokumen Anggaran BLM yang bersumber dari dana APBD (DDUB). b. SPP LS Tahap II sebesar 100% dari SP2 sumber dana APBD dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih, dengan dilampiri : Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD-P2SPP), Form Lampiran I.5.c., dan I.5.d.; c. SPP LS Tahap III sebesar 25% dari SP2 sumber dana APBN dapat diterbitkan apabila penggunaan tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih, dengan dilampiri : 1) Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD-P2SPP), Form Lampiran I.5.c. dan I.5.d; 2) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP-P2SPP) yang ditandatangani oleh FK, Fasilitator Kabupaten, Ketua UPK/UPKS dan PjOKab, Form Lampiran I.6.b.; 3) Copy Rekening Kolektif UPK/UPKS yang disertai surat pernyataan dari Fasilitator Kecamatan dan Fasilitator Kabupaten, Form Lampiran I.7. 18

19 6. BLM DANA Kegiatan PNPM R2PN Tahapan pencairan dana BLM Dana Kegiatan PNPM R2PN, mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-44/PB/2007 tanggal 19 Juli 2007 tentang Petunjuk Penyaluran dan Pencairan Dana Hibah Multi Donor Trust Fund For Aceh And North Sumatra (MDTFANS) Nomor TT IND Program Pengembangan Kecamatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pulau Nias/PPK R2PN (Kecamatan-Based Reconstruction And Rehabilitation Planning Project/KRRP-Nias Project), yaitu : a. Pencairan Dana BLM Perumahan (Kategori 1.a.) : 1) Surat Penetapan Camat (SPC) dan Surat Perjanjian Pendanaan (SP2), dapat ditetapkan lebih dari satu sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Masyarakat setempat. 2) Surat Permintaan Pencairan Langsung (SPP-LS) Tahap I sebesar 40% dari SP2 dapat diterbitkan dengan dilampiri: (1) SPC (Form sebagamana dalam Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- (2) Resume Kontrak/SP2. (3) Surat Pernyataan Kesiapan Penggunaan Dana/SPKPD (Form sebagaimana dalam Lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- (4) Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja (SPTB). 3) SPP-LS Tahap II sebesar 40% dari nilai SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya telah rnencapai 90% atau lebih, dengan dilampiri: (1) Berita Acara Penggunaan Dana Kolektif/BAPDK (Form sebagaimana dalam Lampiran IV.a. dan IV.b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- (2) SPTB. 4) SPP-LS Tahap III sebesar 20% dari nilai SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih, dengan dilampiri : (1) BAPDK (Form sebagamana dalam Lampiran IV.a. dan IV.b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- (2) SPTB. (3) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan/ SPKMP yang ditandatangani oleh Ketua Kelompok, Ketua UPK dan PjOK (Form sebagaimana dalam Lampiran VII Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- b. Pencairan Dana BLM Pembangunan Gedung Sekolah dan Peningkatan Kapasitas Sekolah (Kategori 1.b.) 19

20 1) SPP-LS Tahap I sebesar 20% dari SP2 dapat diterbitkan dengan dilampiri : (1) SPC (Form sebagamana dalam Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- (2) Resume Kontrak/SP2. (3) SPKPD (Form sebagaimana dalam Lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- (4) SPTB. 2) SPP-LS Tahap II sebesar 20% dari nilai SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih dengan dilampiri : (1) BAPDK (Form sebagaimana dalam Lampiran IV.a. dan IV.b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- (2) SPTB. 3) SPP-LS Tahap III sebesar 20% dari nilai SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih dengan dilampiri : (1) BAPDK (Form sebagaimana dalam Lampiran IV.a. dan IV.b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- (2) SPTB. 4) SPP-LS Tahap IV sebesar 20% nilai SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih dengan dilampiri : (1) BAPDK (Form sebagaimana dalam Lampiran IV.a. dan IV.b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- (2) SPTB. 5) SPP-LS Tahap V sebesar 20% dari nilai SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih dengan dilampiri : (1) BAPDK (Form sebagaimana dalam Lampiran IV.a. dan IV.b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- (2) SPTB. (3) SPKMP (Form sebagaimana dalam Lampiran VII Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- c. Pencairan dana BLM Pembangunan Balai/Kantor Desa (Kategori 1.c.) 1) SPP-LS Tahap I sebesar 40% dari nilai SP2 dapat diterbitkan, dengan dilampiri : 20

21 (1) SPC (Form sebagamana dalam Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- (2) Resume Kontrak/SP2. (3) SPKPD (Form sebagaimana dalam Lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- (4) SPTB. 2) SPP-LS Tahap II sebesar 40% dari SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih, dengan dilampiri : (1) BAPDK (Form sebagaimana dalam Lampiran IV.a. dan IV.b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- (2) SPTB. 3) SPP-LS Tahap III sebesar 20% dari nilai SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih, dengan dilampiri: (1) BAPDK (Form sebagaimana dalam Lampiran IV.a. dan IV.b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- (2) SPTB. (3) SPKMP (Form sebagaimana dalam Lampiran VII Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- d. Pencairan Dana BLM Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (Kategori 1.d.) 1) SPP-LS Tahap I sebesar 40% dari SP2 dapat diterbitkan, dengan dilampiri : (1) SPC (Form sebagamana dalam Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- (2) Resume Kontrak/SP2. (3) SPKPD (Form sebagaimana dalam Lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- (4) SPTB. 2) SPP-LS Tahap II sebesar 40% dari nilai Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih, dengan dilampiri : (1) BAPDK (Form sebagaimana dalam Lampiran IV.a. dan IV.b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- (2) SPTB. 21

22 3) SPP-LS Tahap III sebesar 20% dari nilai Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih, dengan dilampiri : (1) BAPDK (Form sebagaimana dalam Lampiran IV.a. dan IV.b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- (2) SPTB; (3) SPKMP (Form sebagaimana dalam Lampiran VII Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- e. Tahapan Pencairan dana BLM Kegiatan PNPM R2PN yang bersumber dari APBN Rupiah Murni mengikuti Tahapan Pencarian dana yang bersumber dari APBN Hibah Luar Negeri. 7. BLM Dana Kegiatan PNPM Lingkungan Mandiri Perdesaan (PNPM LMP) Tahapan pencairan BLM dana kegiatan PNPM-LMP akan diatur tersendiri. 8. Pengajuan SPM-LS Kepada KPPN a. Pejabat Penerbit SPM/Penguji SPP meneliti dan menguji kebenaran SPP-LS yang disampaikan PjOK, dan selanjutnya menerbitkan dan menyampaikan SPM-LS kepada KPPN. b. Tatacara pengajuan SPM-LS kepada KPPN berpedoman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang petunjuk pencairan dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri bersangkutan. c. Dalam penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang bersumber dari dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri, pembebanan dananya harus sesuai dengan nomor pijaman/hibah luar negeri, kode register dan kategori Pinjaman/Hibah bersangkutan. No. Pinjaman/Hibah Register No. Reksus Kategori IBRD 7666-ID IFAD 755-ID TF (R2PN) Kategori 1 (Block Grants) Kategori 1 (Block Grants) Kategori 1 (Kecamatan Grants)* 22

23 Keteragan : *) Kategori 1.a. BLM Perumahan Kategori 1.b. BLM Pembangunan Gedung Sekolah Kategori 1.c. BLM Pembangunan Balai/Kantor Desa Kategori 1.d. BLM Pembangunan Infrastruktur Perdesaan XI. PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN Guna memenuhi ketentuan : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. 2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Tugas Pembantuan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah kabupaten/kota dan Pemerintah Desa dan dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Desa. 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2009 tentang Pelimpahan dan Penugasan Urusan Pemerintahan Lingkup Kementerian Dalam Negeri Tahun Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan. 6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.07/2009 tentang Pedoman Pendanaan Urusan Bersama Pusat dan Daerah untuk Penanggulangan Kemiskinan. SKPD yang menjadi pelaksana kegiatan Dana Tugas Pembantuan, dan Dana Urusan Bersama wajib menyusun laporan pertanggungjawaban yang meliputi laporan aspek manajerial, aspek akuntabilitas, dan laporan pengendalian dan evaluasi, yaitu : 1. Laporan Aspek Manajerial mencakup : a. perkembangan realisasi penyerapan dana; b. pencapaian target keluaran; c. kendala yang dihadapi; dan d. saran tindaklanjut. 2. Laporan Aspek Akuntabilitas meliputi Laporan Keuangan (SAI) dan Laporan Barang (SABMN). a. Laporan Keuangan, terdiri dari : 1) Neraca; 2) Laporan Realisasi Anggaran (LRA); 3) Cacatan Atas Laporan Keuangan (CALK). 23

24 Laporan keuangan disusun mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER-51/PB/2008 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Periode penyusunan Laporan Keuangan terdiri dari laporan Bulanan (rekonsiliasi), Triwulan, Semester dan Tahunan dan dilengkapi dengan Aplikasi Data Komputer (ADK dan Backup data), Surat Perintah Membayar (SPM) dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). b. Laporan Barang Milik Negara Semua barang (Akun : Belanja Modal) yang dibeli atau diperoleh dari pelaksanaan Dana Tugas Pembantuan dan Urusan Bersama merupakan barang milik negara, dan harus dilaporkan sesuai dengan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN). Periode pelaporan asset terdiri dari Laporan Semeter I dan Laporan Tahunan. 3. Laporan Pengendalian dan Evaluasi Dalam rangka pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program pembangunan maka Gubernur/Bupati/Walikota melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Tugas Pembantuan kepada Menteri Dalam Negeri sebagai berikut : 1) Kepada SKPD Kabupaten/Kota menyampaikan laporan kepada (1) Bupati/walikota melalui Bapeda ; (2) Mentteri/Pimpinan LPND terkait; (3) tembusan kepada Kepala SKPD Provinsi yang mempunyai tugas dan kewenangan yang sama; (4) Pimpinan Eselon I pemberi tugas Dekonsentrasi. Laporan disampaikan paling lambat 5 hari kerja setelah triwulan berakhir. 2) Kepala Bappeda Kabupaten/Kota a.n. Bupati/Walikota menyampaikan laporan kepada Gubernur melalui Kepada Bappeda Provinsi. Laporan disampaikan paling lambat 10 hari kerja setelah triwulan berakhir. 3) Kepala Bappeda Provinsi a.n. Gubernur menyampiakan laporan kepada Menteri Dalam Negeri, Menteri PPN/Ketua Bappenas, Menteri Keuangan, dan Menteri PAN. Laporan disampaikan paling lambat 14 hari kerja setelah triwulan berakhir. Format laporan mengacu pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. 24

25 XII. MONITORING DAN EVALUASI Monitoring dimaksudkan untuk mengetahui kemajuan dan permasalahan pelaksanaan kegiatan Tugas Pembantuan dan Urusan Bersama setiap saat oleh pemerintah kepada kabupaten/kota guna menjamin kualitas kinerja program. Pemantauan meliputi keseluruhan aspek implementasi program, mekanisme penyaluran dan pencairan dana Tugas Pembantuan dan Uruasn Bersama serta perkembangannya. Evaluasi kinerja dilakukan secara berkala dengan memperhatikan standar sistem pelaporan. Evaluasi kinerja juga dilakukan oleh Tim Ditjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Tim Pengendali PNPM Mandiri. XIII. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 1. Dalam rangka efektivitas pelaksanaan kegiatan Tugas Pembantuan dan Urusan Bersama PNPM Mandiri Perdesaan T.A. 2010, Bupati/Walikota melakukan pembinaan, pengendalian dan evaluasi perkembangan pelaksanaan Tugas Pembantuan untuk dilaporkan kepada Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri, sebagai penanggungjawab pelaksanaan kegiatan Tugas Pembantuan dan Urusan Bersama ke alamat : a. Sekretaris Ditjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Jln. Raya Pasar Minggu KM 19, Jakarta Selatan, Nomor Telepon/Faximile (021) ; b. Sekretariat Pembinaan PNPM Mandiri Perdesaan Nasional, Jln. Raya Pasar Minggu KM 19, Jakarta Selatan, Nomor Telepon (021) , , Faximile (021) ppkpmd@yahoo.com, saipnpmpmd@yahoo.com. 2. Pengawasan pelaksanaan program dan administrasi keuangan dilakukan oleh instansi yang berwenang secara fungsional sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, maupun secara khusus mengingat sifat sumber pembiayaan program sebagian berasal dari PHLN. XIV. PENUTUP Petunjuk Teknis ini digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan yang dilaksanakan melalui Tugas Pembantuan dan Urusan Bersama Tahun Anggaran A.n. MENTERI DALAM NEGERI DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA AYIP MUFLICH 25

TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2010

TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2010 Lampiran II Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 414.2/753/PMD Tanggal : 19 Pebruari 2010 TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.95, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Penyusunan. Daftar Isian. Pelaksanaan. Anggaran. Pemberdayaan Masyarakat. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.05/2012

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.05/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.05/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.05/2012 TENTANG PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN LANJUTAN PROGRAM/KEGIATAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1324, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Daftar Isian. Anggaran. Lanjutan. Masyarakat Mandiri. TA 2012. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 229/PMK.02/2012 TENTANG

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2075, 2014 KEMENSOS. Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Anggaran. Kegiatan. Program. Rencana. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN

Lebih terperinci

KEGIATAN YANG DIDANAI SUMBER PENDANAAN UNIT. PEMANFAAT L/P/KM (...Orang) P2DTK (Rp) SWADAYA (Rp) KEGIATAN (Kode) KEGIATAN (UPKD...

KEGIATAN YANG DIDANAI SUMBER PENDANAAN UNIT. PEMANFAAT L/P/KM (...Orang) P2DTK (Rp) SWADAYA (Rp) KEGIATAN (Kode) KEGIATAN (UPKD... SURAT PENETAPAN BUPATI (SPB) TENTANG DANA ALOKASI KABUPATEN (DA-Kab) KABUPATEN... Nomor:..., tanggal... LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- /PB/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 44 /PB/2007 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 44 /PB/2007 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 44 /PB/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA HIBAH

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 83 / HUK / 2010 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 83 / HUK / 2010 TENTANG MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 83 / HUK / 2010 TENTANG RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, ANGGARAN, DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN LINGKUP KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL NOMOR 148 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, ANGGARAN, DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN LINGKUP KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 01/Per/Dep.3/II/2014

Lebih terperinci

MATERI DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA. RAPAT DENGAR PENDAPAT DPR - RI Rabu, 16 Nopember 2011

MATERI DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA. RAPAT DENGAR PENDAPAT DPR - RI Rabu, 16 Nopember 2011 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MATERI DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA RAPAT DENGAR PENDAPAT DPR - RI Rabu, 16 Nopember 2011 I. PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2011

Lebih terperinci

2015, No Peraturan Menteri Sosial tentang Rencana Program, Kegiatan, Anggaran, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan Lingkup Kementerian Sosial

2015, No Peraturan Menteri Sosial tentang Rencana Program, Kegiatan, Anggaran, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan Lingkup Kementerian Sosial BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1913, 2015 KEMENSOS. Anggaran. Dekonsentrasi. Tugas Pembantuan. Rencana Program. Tahun 2016. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 3A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2008

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1263, 2015 KEMENKEU. Pendanaan. Rehabilitasi. Rekontruksi. Pasca Bencana. Pemerintah Pusat. Pemerintah Daerah. Hibah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 84 / HUK / 2009 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 84 / HUK / 2009 TENTANG MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 84 / HUK / 2009 TENTANG RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, ANGGARAN, DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN LINGKUP DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.91, 2014 KEMENSOS. Dekonsentrasi. Tugas Pembantuan. Instansi Sosial. Provinsi. Kabupaten/Kota. Pelimpahan Kewenangan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 81a /PB/2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELUNCURAN PROGRAM/KEGIATAN REHABILITASI

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/ PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/201000000000000000 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG PERDAGANGAN KEPADA GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERDESAAN

PNPM MANDIRI PERDESAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN Oleh : DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI PNPM MANDIRI PERDESAAN Merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan kemiskinan dan pengangguran

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN DEKONSENTRASI DAN PENUGASAN TUGAS PEMBANTUAN KEPADA DINAS SOSIAL DAERAH PROVINSI DAN DINAS SOSIAL DAERAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem No.933, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPP-PA. Dekonsentrasi. Penatausahaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 54 /PB/2007 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA PENGUATAN MODAL

Lebih terperinci

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.764, 2017 BNPP. Pelimpahan sebagian Urusan dan Penugasan. TA 2017. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN

Lebih terperinci

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 34 /PB/2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PROGRAM

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 28 TAHUN 2015jgylyrylyutur / SK / 2010 TENTANG MEKANISME PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1821, 2016 KEMSOS. Dekonsentrasi. Tugas Pembantuan. Pelimpahan Kewenangan. TA 2017. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG PENUGASAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB DANA TUGAS PEMBANTUAN PROVINSI TAHUN ANGGARAN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2 2015, No.1443 Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Bantuan Pendanaan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pascabencana; Mengingat : 1. Un

2 2015, No.1443 Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Bantuan Pendanaan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pascabencana; Mengingat : 1. Un No.1443, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Pendanaan. Rehabilitasi. Rekontruksi. Pasca bencana. Pemerintah Daerah. Pemerintah Pusat. Hibah. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-20/PB/2006 TENTANG PETUNJUK PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA JAMINAN SOSIAL PENYANDANG

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 29 /PB/2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1469, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Pelaksanaan. Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183/PMK.07/2013 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN DANA (SP2)

SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN DANA (SP2) SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN DANA (SP2) LAMPIRAN III Nomor : Tanggal : Yang bertanda tangan dibawah ini: Jabatan : Penanggungjawab Operasional Kegiatan (PjOK) PPK Rekonstruksi Dan Rehabilitasi Di Pulau Nias,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/MenLHK/Setjen/Kum.1/6/2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN BANTUAN LAINNYA YANG MEMILIKI KARAKTERISTIK BANTUAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1989, 2014 KEMENDAG. Pemerintahan. Dekonsentrasi. Gubernur. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/M-DAG/PER/12/2014 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

2011, No.8 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambaha

2011, No.8 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambaha No.8, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pelaksanaan Kegiatan. Anggaran. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk memberikan pedoman

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2055, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana Perimbangan. Pemotongan. Penundaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.07/2015 TENTANG TATA CARA PENUNDAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimban g : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi pelaksanaan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA DI PROVINSI TAHUN ANGGARAN

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA DI PROVINSI TAHUN ANGGARAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA DI PROVINSI TAHUN ANGGARAN 2016 SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA KEMENTERIAN DALAM

Lebih terperinci

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PERMEN/M/2010 TENTANG KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PERMEN/M/2010 TENTANG KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010 MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PERMEN/M/2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Ind

2015, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Ind BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1995, 2015 KEMENDAG. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. Tahun Anggaran 2016. Pelimpahan. Gubernur. PERATURAN MENTERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109/M-DAG/PER/12/2015 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT, PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN DAN PENUGASAN PENGELOLAAN PERBATASAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.239, 2014 KEMENDAG. Dekonsentrasi. Perdagangan. Gubernur. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74/M-DAG/PER/12/2013 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 1 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 TENTANG

Lebih terperinci

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per No.478, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana. Desa. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PMK.07/2016 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN, PENYALURAN,

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t No.33, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Urusan Pemerintahan. Tahun 2015. Penugasan. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberikan pedoman

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 04/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 04/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 04/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG PENUGASAN KEPADA BUPATI/WALIKOTA DALAM PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB DANA TUGAS PEMBANTUAN KABUPATEN/KOTA TAHUN ANGGARAN 2008 DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1339, 2015 KEMEN-PUPR. Perumahan Swadaya. Bantuan Stimulan. Pedoman. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39/PRT/M/2015

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 6 Peraturan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberikan pedoman

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1725, 2015 KEMENPAR. Dekonsentrasi. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2017 KEMEN-LHK. Penyaluran Bantuan Lainnya. Karakteristik Bantuan Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN MENTERI KEUANGAN, SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberikan pedoman

Lebih terperinci

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.407, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Pelimpahan Wewenang. Program Kesetaraan Gender. Pemberdayaan Perempuan. Perlindungan Anak.

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 43 /PB/2007 TENTANG PETUNJUK PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PROGRAM KELUARGA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015

Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015 Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015 PANDUAN PENGAKHIRAN SERTA PENATAAN DAN PENGALIHAN KEPEMILIKAN ASET HASIL KEGIATAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

Lebih terperinci

BAB IV TUGAS PEMBANTUAN

BAB IV TUGAS PEMBANTUAN BAB IV TUGAS PEMBANTUAN Tugas pembantuan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantuan merupakan sistem dan prosedur penugasan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 6 Peraturan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 15/PB/2006 TENTANG MEKANISME PEMBAYARAN/PENYALURAN DAN PELAPORAN DANA PENYESUAIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Perubahan paradigma dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan dari sentralistik ke desentralistik telah memberikan nuansa baru yang sama sekali berbeda

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1172, 2013 KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Dekonsentrasi. Pemerintah. PPPA. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. DIPA Luncuran. PNPM Mandiri. Penyusunan. Pelaksanaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. DIPA Luncuran. PNPM Mandiri. Penyusunan. Pelaksanaan. No.55, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. DIPA Luncuran. PNPM Mandiri. Penyusunan. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 /PMK.05/2010 TENTANG PENYUSUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo

2017, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo No.605, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Penyelenggaraan Dekonsenstrasi. TA 2017. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/M-DAG/PER/4/2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 36 /PB/2006 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DANA LOAN/CREDIT IBRD/IDA NO. 4790-IND/4078-IND

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.210, 2013 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL. Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Pelimpahan. Gubernur. TA 2013.

BERITA NEGARA. No.210, 2013 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL. Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Pelimpahan. Gubernur. TA 2013. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.210, 2013 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL. Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Pelimpahan. Gubernur. TA 2013. PERATURAN MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 315, 2016 BAPPENAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. Pelimpahan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI RANCANGAN SALINAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JalanAmpera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN DRAF MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.658, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Kegiatan. Dekonsentarasi. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 02/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 02/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 02/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG KEPADA GUBERNUR DALAM PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB DANA DEKONSENTRASI DEPARTEMEN PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2008

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN DARI PEMERINTAH PROVINSI KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DAN PEMERINTAH DESA DAN DARI PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci