HUBUNGAN MOBILISASI DINI POST SECTIO CAESAREA PADA IBU PRIMIPARA DENGAN PEMBERIAN ASI DI RUANG NIFAS RSUD EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM
|
|
- Verawati Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN MOBILISASI DINI POST SECTIO CAESAREA PADA IBU PRIMIPARA DENGAN PEMBERIAN ASI DI RUANG NIFAS RSUD EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM Derry Trisna Wahyuni S Dosen Program Studi Ilmu Kebidanan Universitas Batam ABSTRAK Mobilisasi dini post sectiocaesarea merupakan suatu cara yang harus dilakukan untuk mempertahankan kemandirian agar terhindar dari komplikasi, dimana dapat terjadi infeksi yang diakibatkan oleh lambatnya penyembuhan luka operasi. Mobilisasi dini adalah suatu upaya untuk mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing ibu post sectiocaesarea untuk mempertahankan fungsi fisiologisnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan mobilisasi dini post sectiocaesarea pada ibu primipara dengan pemberian ASI di ruang nifas RSUD Embung Fatimah Kota Batam. Desain yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu primipara post sectiocaesarea. Penelitian dilakukan bulan Julitahun 2014 terhadap 30 responden, dimana pengumpulan data menggunakan kuesioner kemudian dianalisa dan disajikan dalam bentuk tabel master. Dari hasilpenelitian yang dilakukan didapatkan bahwa dilakukan mobilisasi dini 6 jam post sectiocaesarea pada ibu primipara sebanyak 21 responden (70%) dan dilakukan pemberian ASI 6 jam post section caesarea banyak 19 responden (63,3%) sedangkan tidak dilakukan moblisasidini 6 jam post sectiocaesarea dan tidak dilakukan pemberian ASI 6 jam post section caesarea sebanyak 9 responden (30,0%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara mobilisasi dini post sectiocaesarea pada ibu primipara dengan pemberian ASI.. Kata Kunci : Mobilisasi dini post section caesarea, pemberian ASI PENDAHULUAN Latar Belakang Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup didalam uterus melalui vagina keluar dunia. Beberapa kasus seperti plasenta previa, preeklamsi, gawat janin, dan kelainan letak janin, dapat meningkatkan resiko kematian pada ibu dan bayi apabila persalinan dilakukan melalui vagina, maka diperlukan satu cara alternative lain dengan mengeluarkan hasil konsepsi melalui pembuatan sayatan pada dinding perut yang disebut sectio caesarea (Manuaba, 2007). Persalinan sectio caesarea merupakan masalah kesehatan masyarakat (public health). Persalinan sectio caesarea mengakibatkan angka kesakitan ibu dan biaya persalinan semakin tinggi, dibanding dengan persalinan normal. Peningkatan CSR (caesarean section rate) sangat pesat hampir di seluruh negara. Menurut WHO memperkirakan bahwa angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari semua proses persalinan di Negara - negara berkembang dibandingkan dengan 20% di Britania Raya dan 23% di Amerika Serikat, Kanada 2003 memiliki angka 21%. Di Indonesia sendiri, persentase sectio caesarea 5%. Dirumah sakit pemerintah rata-rata 11%, sementara di Rumah Sakit Swasta bisa lebih dari 30% (Anonymous, 2007). 8
2 Angka kejadian sectio caesarea di indonesia menurut data survey nasional tahun 2007 adalah dari persalinan atau sekitar 22,8 % (Anonymous, 2007). Persentasi Sectio Caesarea terbanyak menurut propinsi adalah Bali 42,6 dan Sumatera Utara 37%. Sectio caesarea di rumah sakit pendidikan <20% dan di rumah sakit non pendidikan <15% per tahun (Menurut Dirjen Pelayanan Medik Dep. Kes. RI (2000). Peningkatan Sectio Caesarea disebabkan Indikasi dimana adanya indikasi medis dan indikasi non medis seperti permintaan ibu paling mendominasi. Indikasi persalinan sectio caesarea dipengaruhi oleh umur ibu, paritas yang semakin sedikit, pendidikan ibu, penghasilan, sosial budaya dan tafsiran berat janin serta faktor yang lain. Menurut Rustam M (1998) dalam Pratiwi (2012), komplikasi post operasi Sectio Caesarea juga terjadi pada ibu. Komplikasi yang timbul setelah dilakukannya operasi Sectio Caesarea pada ibu, antara lain nyeri pada daerah insisi, potensi terjadinya trombosis, potensi terjadinya penurunan kemampuan fungsional, penurunan elastisitas otot perut dan otot dasar panggul, perdarahan, luka kandung kemih, infeksi, bengkak pada ekstremitas bawah, dan gangguan laktasi. Nyeri yang dikeluhkan pasien post operasi Sectio Caesarea yang berlokasi pada daerah insisi, disebabkan oleh robeknya jaringan pada dinding perut dan dinding uterus. Rasa nyeri yang dirasakan post Sectio Caesarea akan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya masalah laktasi. Rasa nyeri tersebut akan menyebabkan pasien menunda pemberian ASI sejak awal pada bayinya, karena rasa tidak nyaman dan peningkatan intensitas nyeri setelah operasi (Batubara dkk, 2008). Ibu post operasi Sectio Caesarea akan merasakan nyeri, dan dampak dari nyeri akan mengakibatkan mobilisasi ibu menjadi terbatas, Activity of Daily Living (ADL) terganggu, bonding attachment (ikatan kasih sayang) dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) tidak terpenuhi karena adanya peningkatan intensitas nyeri apabila ibu bergerak. Hal ini mengakibatkan respon ibu terhadap bayi kurang, sehingga ASI sebagai makanan terbaik bagi bayi dan mempunyai banyak manfaat bagi bayi maupun ibunya tidak dapat diberikan secara optimal (Purwandari, 2009). Mobilisasi dini post sectio caesarea merupakan suatu cara yang harus dilakukan untuk mempertahankan kemandirian agar terhindar dari komplikasi,dimana dapat terjadi infeksi yang diakibatkan oleh lambatnya penyembuhan luka operasi. Mobilisasi dini adalah suatu upaya untuk mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing ibu post sectio caesarea untuk mempertahankan fungsi fisiologisnya (Carpenito,2000). Mobilisasi dini post sectio caesarea dilakukan guna memenuhi kebutuhan ASI untuk bayi akan segera terpenuhi karena Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi pertama dan utama alamiah terbaik bagi bayi yang mengandung kebutuhan energi dan unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal terutama selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Sebanyak 10 juta kematian anak balita di dunia dalam setiap tahunnya dan kematian bayi di Indonaesia bisa dicegah melalui pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif selama 6 bulan sejak kelahirannya, tanpa harus memberikan makanan serta minuman tambahan kepada bayi (Depkes RI, 2009). Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi pertama dan utama alamiah terbaik Dampak dari pemberian ASI yang kurang adekuat akan berpengaruh juga pada angka kematian ibu dan angka kematian 9
3 pada bayi. Pada tahun 2008 dari data SURKESDA di Indonesia menunjukkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 27 kasus dari kelahiran hidup atau sekitar 07,31% dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebanyak 204 dari kelahiran hidup atau sekitar 8,1 per kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2009 AKI sebanyak 22 kasus dari kelahiran hidup atau sekitar 85,47% dan AKB sebanyak 479 dari kelahiran hidup atau sekitar 18,6 per kelahiran hidup (Survei Kesehatan Daerah, ). Survei yang dilaksanakan oleh UNICEF pada tahun 2008 oleh Nutrition & Health Surveillance System (NSS) kerjasama dengan Balit bangkes dan Helen Keller International tingkat pendidikan SD memberikan ASI Eksklusif hanya 1 bulan, tingkat pendidikan SMP memberikan ASI Eksklusif hanya 3 bulan, tingkat pendidikan SMA memberikan ASI Eksklusif hanya 5 bulan, tingkat pendidikan Perguruan Tinggi memberikan ASI Eksklusif hanya 6 bulan. Sehingga proporsi Pemberian ASI pada bayi kelompok usia 0 bulan sebesar 73,1%, usia 1 bulan 63%, usia 2 bulan 45%, usia 3 bulan 36%, usia 4 bulan 19%, usia 5 bulan 12%, usia 6 bulan 6%, dan bayi yang tidak disusui 2 sama sekali lebih dari 5% atau sekitar bayi. Dengan bertambahnya usia bayi terjadi penurunan pola pemberian ASI sebesar 1,3 kali atau sebesar 77,2%.Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Semarang pada tahun 2009 didapatkan ibu yang memberikan ASI Eksklusif sebesar 24,63% dari jumlah ibu dan sebesar 20,06% dari jumlah ibu yang memberikan ASI Eksklusif pada tahun Sedangkan data yang diperoleh dari Puskesmas Gayamsari pada tahun 2009 ibu yang memberikan ASI Eksklusif sebesar 19,30% dari jumlah 110 ibu dan pada tahun 2010 mengalami penurunan yaitu sebesar 12,91% dari jumlah 51 ibu. Selain mengalami penurunan angka, target tersebut masih jauh dari target Nasional. Target Nasional cakupan ASI Eksklusif pada usia 0 sampai 6 bulan pada tahun 2010 adalah 80% (MDGs, 2009). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dan RSUD Embung Fatimah Kota Batam bulan Januari sampai Desember tahun 2012 ditemukan jumlah persalinan sebanyak 1255 persalinan. Persalinan dengan Sectio caesarea sebanyak 683 persalinan. Dimana pada bulan Januari jumlah persalinan dengan sectio caesarea sebanyak 52 (50,44%),pada bulan Februari 55 (46,75%), bulan Maret 58 (60,9%),bulan April 45 (52,65%),bulan Mei 78 (70,66%), pada bulan Juni 57 (67,83%),pada bulan Juli 66 (79,2%) pada bulan Agustus 48 (45,6%) pada bulan September 64 (62,72%),pada bulan Oktober 50 (49,5%),pada bulan November 41 (31,98%) pada bulan Desember 69 (68,31%) persalinan. Sedangkan persalinan normal dan patologis pervaginam sebanyak 572 persalinan. Dan berdasarkan data pada tahun 2013 di mulai dari bulan Januari sampai Juni ditemukan jumlah persalinan sebanyak 717 persalinan. Persalinan dengan Sectio caesarea sebanyak 383 persalinan. Dimana pada bulan Januari jumlah persalinan dengan sectio caesarea sebanyak 82 (10,66%),pada bulan Februari 66 (99,36%), bulan Maret 42 (41,58%),bulan April 67 (86,43%),bulan Mei 82 (10,66%),dan pada bulan Juni 69 (96,6%) persalinan. Sedangkan persalinan normal dan patologis pervaginam sebanyak 334 persalinan. Dengan tinggi nya angka persalinan sectio caesarea di RSUD Embung Fatimah kota Batam, dengan ini penulis menjadi tertarik mengadakan penelitian tentang Hubungan Mobilisasi Dini Post Sectio Caesarea Pada Ibu Primipara Dengan Pemberian ASI Di Ruang Nifas RSUD Embung Fatimah Kota Batam Tahun Adapun tujuan dari penelitian ini 10
4 adalah diketahuinya adanya hubungan mobilisasi dini post sectio caesarea pada ibu primipara dengan pemberian ASI diruang nifas RSUD Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2014 dengan diketahuinya distribusi frekuensi ibu post sectio caesarea pada ibu primipara yang melakukan mobilisasi dini diruang nifas, diketahuinya distribusi frekuensi ibu post sectio caesarea pada ibu primipara yang memberikan ASI di ruang nifas dan diketahuinya hubungan mobilisasi dini post sectio caesarea pada ibu primipara dengan pemberian ASI di ruang nifas RSUD Embung Fatimah Kota Batam Tahun METODE Desain Penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana cross sectional ini variabel variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel variabel yang termasuk efek di observasi sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini dilakukan di RSUD Embung Fatimah Kota Batam.Waktu Penelitian direncanakan pada tanggal 4 17 Juli Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu sectio caesarea yang ada diruang nifas. Dari januari juni 2013 sebanyak 383 orang di RSUD Kota Batam. Sampel penelitian ini adalah ibu primipara 6 jam post sectio caesarea. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Accidental Sampling. Pengambilan sampel secara accidental ini dilakukandengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada tersedia disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian. HASIL Penelitian ini dilakukan pada ibu nifas post sectio caesarea primipara di RSUD Embung Fatimah Kota Batam dengan jumlah responden 30 orang yang telah dilakukan mulai tanggal 4 s/d 17 juli Analisa Univariat Tabel 1. Distribusi Frekuensi Mobilisasi Dini Post Sectio Caesarea Pada Ibu Primipara Di Ruang Nifas RSUD Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2014 No Mobilisasi dini 6 Jam Post Persentase F (n) Sectio Caesarea (%) 1 Dilakukan Tidak dilakukan Total Sumber : Data primer (20 Dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini 6 jam post sectio caesarea pada ibu primipara diruang nifas RSUD Embung Fatimah Kota Batam yang terdiri dari 30 responden yaitu sebanyak 21 responden (70%) adalah dilakukan. 11
5 No Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Post Sectio Caesarea Pada Ibu Primipara Di Ruang Nifas RSUD Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2014 Pemberian ASI 6 Jam Post Sectio Caesarea f (n) Persentase (%) 1 Dilakukan Tidak dilakukan Total Sumber : Data Primer (2014) Berdasarkan tabel 2 di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemberian ASI 6 jam post sectio caesarea pada ibu primipara di ruang nifas RSUD Embung Analisa Bivariat Analisa bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen dengan variabel Fatimah Kota Batam yang terdiri dari 30 responden adalah dilakukan sebanyak 19 responden (63%). dependen. Selanjutnya untuk melihat adanya hubungan kedua variabel tersebut digunakan uji Chi-Square dengan p<0,05. Tabel 3. Hubungan Mobilisasi Dini Post Sectio Caesarea Pada Ibu Primipara Dengan Pemberian ASI Di Ruang Nifas RSUD Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2014 Variabel independen Variabel dependen No Mobilisasi dini < 6 jam Pemberian ASI < 6 jam post sectio post caeserea Total sectio caeserea dilakukan Tidak Dilakukan f % f % n % 1 Dilakukan 19 63,3 2 6, Tidak dilakukan 0 0,0 9 30,0 9 30,0 Total Sumber : Data Primer (2014) p- value 0,00 Berdasarkan tabel 3. di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dari 30 responden, dilakukan mobilisasi dini 6 jam post sectio caesarea pada ibu primipara 21 responden (70,0%) dan dilakukan pemberian ASI 6 jam post sectio caesarea sebanyak 19 responden (63,3%), sedangkan tidak dilakukan smobilisasi dini 6 jam post sectio caesarea dan tidak dilakukan pemberian ASI 6 jam post sectio caesarea sebanyak 9 responden (30,0%). Hasil analisis chi-square dengan derajat kebebasan (df) 1 dan taraf signifikasi (α) sebesar 0,05,didapatkan hasil bahwa nilai p = 0,00 lebih rendah dari nilai alpha 0,05, dengan demikian Ho ditolak, artinya ada Hubungan signifikan mobilisasi dini post sectio caesarea dengan pemberian ASI. 12
6 PEMBAHASAN Pembahasan Univariat Mobilisasi Dini Post Sectio Caesarea Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan bahwa terdapat 30 responden yang menunjukkan bahwa dilakukan mobilisasi dini 6 jam post sectio caesarea yaitu sebanyak 21 responden (70%) dan tidak dilakukan mobilisasi dini 6 jam post sectio caesarea yaitu sebanyak 9 responden (30%). Hal ini membuktikan bahwa ibu post sectio caesarea primipara diruang nifas RSUD Embung Fatimah Kota Batam mayoritas melakukan mobilisasi dini. Menurut Wirnata (2010) Mobilisasi dini post sectio caesarea adalah suatu pergerakan,posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalinan sectio caesarea. Untuk mencegah komplikasi post sectio caesarea ibu harus segera melakukan mobilisasi sesuai dengan tahapannya. Oleh karena itu ssetelah mengalami sectio caesarea, seorang ibu disarankan tidak malas untuk bergerak. Semakin cepat bergerak itu semakin baik, namun mobilisasi dini harus tetap dilakukan secara hati hati. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lailani (2012) yang berjudul Hubungan Mobilisasi Dini Dengan Percepatan Penyembuhan Luka Operasi Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Santa Elizabeth Kota Batam Tahun 2012 didapatkan hasil bahwa dari 46 responden, 31 responden (67,4%) melakukan mobilisasi dini dengan baik sedangkan yang tidak melakukan mobilisasi dini dengan baik sebanyak 15 orang (32,6%). Berdasarkan hasil penelitian maka asumsi peneliti mengenai banyaknya ibu primipara post sectio caesarea melakukan mobilisasi dini bisa disebabkan karena pendidikan ibu yang mayoritas Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tingkat pengetahuannya cukup dalam menerima informasi kesehatan sehingga ibu mengetahui pentingnya mobilisasi dini dilakukan pasca operasi, serta dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan yang berpengaruh terhadap perilaku ibu dalam melakukan mobilisasi dini. Sehingga dengan adanya dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan maka ibu akan lebih yakin bahwa ia mampu melakukannya yang akan berdampak positif pada tubuh ibu. Dengan demikian ibu bisa sesegera mungkin memberikan ASI yang merupakan makanan utama terbaik bagi bayi. Pemberan ASI Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan terdapat 30 responden yang menunjukkan bahwa dilakukan pemberian ASI 6 jam post sectio caesarea sebanyak 19 responden (63,3%) dan tidak dilakukan pemberian ASI 6 jam post sectio caesarea sebanyak 11 responden (36,7%). Menurut Mangunkusumo (2003) Pemberian ASI adalah suatu tindakan yang dilakukan seorang ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama enam bulan pertama. Keunggulan ASI perlu ditunjang oleh cara pemberian yang benar, misalnya pemberian ASI segera setelah lahir. Banyak manfaat yang didapat bagi ibu dan bayi dalam pemberian ASI Eksklusif (Nur khasanah 2011). Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Jesika Sialagon yang berjudul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi (0-6 Bulan) Di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013 didapatkan hasil bahwa tingkat pendidikan mempunyai value 0,018 < α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan berhubungan dengan pemberian ASI Ekslusif. Berdasarkan hasil penelitian maka asumsi peneliti mengenai banyaknya ibu primipara melakukan pemberian ASI 6 13
7 jam post sectio caesarea disebabkan karena tingkat pendidikan ibu yang mayoritas Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mengetahui pentingnya memberikan ASI mulai dari bayi berumur 0 hari sampai 2 tahun. Dan adanya kemauan yang datang dari ibu hanya ingin memberikan ASI saja. Ibu tidak mau bayinya dibantu dengan susu formula karna pada masa kehamilan ibu sudah mulai melakukan perawatan pada payudara agar pasca melahirkan ibu dapat memberikan ASI. Hal ini disebabkan karena ibu memiliki pengetahuan yang baik dalam menerima informasi kesehatan sehingga ibu lebih mengerti betapa pentingnya pemberian ASI dari pada memberikan susu formula kepada bayinya. Semangat yang ada didalam diri ibu diperkuat lagi dengan adanya dukungan dari keluarga terutama suami yang merupakan faktor pendorong dan pemberi saran yang berdampak positif terhadap kesejahteraan ibu dan bayi, serta dukungan dari tenaga kesehatan yang selalu memotivasi pasien agar memberikan ASI pasca melahirkan. Hubungan Mobilisasi Dini Post Sectio Caesarea Pada Ibu Primipara Dengan Pemberian ASI. Dari hasil uji statistic Chi-Square diperoleh nilai p-value sebesar 0,00. Hal ini menunjukkan p-value < α (0,05) yang berarti bahwa ada hubungan antara mobilisasi dini post sectio caesarea pada ibu primipara dengan pemberian ASI. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari 30 ibu post sectio caesarea primipara di ruang Nifas RSUD Embung Fatimah Kota Batam diperoleh 21 ibu (70,0%) melakukan mobilisasi dini post sectio caesarea dan 19 ibu (63,3%) melakukan pemberian ASI, serta 9 ibu (30,0%) yang tidak melakukan mobilisasi dini dan tidak melakukan pemberian ASI. Pada ibu yang melakukan mobilisasi dini cenderung lebih cepat dapat memberikan ASI kepada bayinya serta lebih cepat dapat merawat bayinya bila dibandingkan dengan ibu yang tidak melakukan mobilisasi dini post sectio caesarea. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya ibu-ibu yang melakukan pemberian ASI 6 jam post sectio caesarea, sehingga ASI yang merupakan makanan terbaik bagi bayi dapat dikonsumsi oleh bayi. Maka dengan demikian ibu yang melakukan mobilisasi dini cenderung lebih cepat dapat memberikan ASI kepada bayinya serta dapat menjalin ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak. Menurut Nur Khasanah (2011) Keunggulan ASI perlu ditunjang oleh cara pemberian yang benar, misalnya pemberian ASI segera setelah lahir. Banyak manfaat yang didapat bagi ibu dan bayi dalam pemberian ASI Eksklusif. ASI sebagai nutrisi terbaik bagi bayi merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, makanan yang paling sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai bayi usia 6 bulan, setelah 6 bulan bayi harus diberi makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih. ASI dapat meningkatkan kekebalan bayi yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. Bayi dengan ASI Eksklusif ternyata akan lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif, sebab ASI mengandung faktor kekebalan yang di perlukan oleh tubuh. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhuda yang berjudul Pengaruh Karakteristik (Pendidikan,Pekerjaan),Pengetahuan Dan Sikap Ibu Menyusui Terhadap Pemberian ASI Ekslusif Di Kabupaten Tuban Tahun 2012 didapatkan hasil bahwa ibu menyusui yang memberikan ASI Ekslusif memiliki sikap baik dengan nilai OR Exp(B) = 10,00 yang artinya bahwa responden yang mempunyai sikap 14
8 baik kemungkinan memberikan ASI Ekslusif 10 kali lebih besar dibandingkan responden dengan sikap cukup. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap ibu menyusui berhubungan dengan pemberian ASI Ekslusif. Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti berasumsi bahwa mobilisasi dini post sectio caesarea berpengaruh terhadap sikap atau perilaku ibu dalam memberikan ASI dan menjaga bayinya. Faktanya banyak ibu-ibu yang melakukan mobilisasi dini dan memberikan ASI pasca operasi. Terciptanya hubungan kasih sayang antara ibu dan anak disebabkan karena ibu mampu dan bangga dapat memberikan makanan yang di butuhkan oleh bayi meskipun 6 jam post operasi. Adanya keterlibatan keluarga dalam memberi dukungan yang merupakan faktor pendorong dalam membentuk perilaku individu. Sehingga dengan adanya keluarga yang mendukung ibu melakukan mobilisasi dini maka akan dilakukan pemberian ASI yang akan berdampak positif pada kesehatan ibu dan bayi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan mengenai Hubungan Mobilisasi Dini Post Sectio Caesarea Pada Ibu Primipara Dengan Pemberian ASI Di Ruang Nifas RSUD Kota Batam Tahun 2014, maka disimpulkan sebagai berikut: 1. Distribusi frekuensi mobilisasi dini 6 jam post sectio caesarea pada ibu primipara sebanyak 21 responden (70%) adalah dilakukan 2. Distribusi frekuensi pemberian ASI 6 Jam post sectio caesarea pada ibu primipara sebanyak 19 responden (63%) adalah dilakukan 3. Ada hubungan yang signifikan antara Hubungan Mobilisasi Dini Post Sectio Caesarea Pada Ibu Primipara Dengan Pemberian ASI Di Ruang Nifas RSUD Kota Batam Tahun 2014 REKOMENDASI Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka peneliti akan memberikan saran yang dapat menjadi bahan masukan nantinya. Bagi Institusi Pendidikan Universitas Batam Diharapkan dapat menambah kepustakaan dan untuk meningkatkan pengetahuan pembaca tentang hubungan mobilisasi dini post sectio caesarea pada ibu primipara dengan pemberian ASI Bagi Tempat Penelitian Diharapkan kepada tenaga medis untuk lebih memotivasi lagi pasien agar melakukan mobilisasi dini pasca operasi sehingga pasien dapat segera memberikan ASI yang merupakan makanan terbaik bagi bayi. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini hendaknya dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya dengan variabel dukungan suami yang mempengaruhi mobilisasi dini pada ibu post sectio caesarea. DAFTAR PUSTAKA Arif, Nurhaini (2009) ASI Dan TumbuhKembangBayi.Yokyakart a ; Media Pressindo Huliana, Mellyana, PerawatanIbuPascaMelahirkan. PuspaSwara,Jakarta Kasdu,Dini,2003; Operasi Caesar MasalahdanSolusinya, PuspaSwara, Jakarta Musliana, Hubungan Mobilisasi Dini Dengan Percepatan Penyembuhan Luka Operasi Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam. Karya Tulis Ilmiah Program 15
9 Studi DIII Kebidanan FKIK UNIBA. Batam Narbuko, Cholid & Achmadi, Abu, Metodologi Penelitian. PT Bumi Aksara, Jakarta Notoatmodjo, S Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta, Jakarta Oxorn, Harry & Forte, R William, Ilmu Kebidanan Patologi Dan Fisiologi Persalinan (Human Labor And Birth). Yayasan Essentia Medica (YEM),Yokyakarta Riksani, Ria (2012) Keajaiban ASI, Jakarta ; DuniaSehat Rumengan,Jemmy Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Pertama. Cipta Pustaka Media Perintis Saleha, Siti (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.Jakarta ; Salemba Medika Winda, Lailani (2012) Hubungan Mobilisasi Dini Dengan Percepatan Penyembuhan Luka Operasi Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Santa Elizabeth Kota Batam. KaryaTulis Ilmiah Program Studi DIV Bidan Pendidik FKIK UNIBA. Batam lisasi-dini-pada-ibu-postsc.html http// plus-minus-melahirkan-secara Caesar.html)
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Desi Maritaning Astuti 1610104430 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis yang paling sering ditemukan pada bayi baru lahir. Sekitar 25 50% bayi baru lahir menderita ikterus pada minggu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sectio caesarea adalah persalinan atau lahirnya janin dan plasenta melalui sayatan dinding abdomen dan uterus, karena disebabkan antara ukuran kepala dan panggul
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin melalui insisi di
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012 Yeti Yuwansyah*, Suyanti**, Aris Wahyuni*** * Dosen Program Studi DIII
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan hadiah pertama untuk bayi baru lahir dikehidupannya. Untuk bayi baru lahir, ASI adalah makanan utama dan terbaik yang bersifat alamiah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui vagina ke dunia luar. Setiap wanita menginginkan persalinannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup di dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
Lebih terperinciPROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA
PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA Sri Hartatik*, Henny Juaria* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013 1, * Sri Mulyati 1* Akper Prima Jambi Korespondensi Penulis
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH Desi Liana Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Section Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea juga dapat didefinisikan
Lebih terperinciHUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA
HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Elfitri Rosita Febriyany INTISARI Tingginya angka kesakitan dan kematian ibu maternal salah satunya
Lebih terperinciDinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DALAM PROSES LAKTASI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA SEMARANG Siti Nadzifah Lingga Kurniati*) *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio Caesarea (SC) merupakan suatu teknik kelahiran perabdomen untuk menghentikan perjalanan persalinan normal, dengan cara melakukan insisi di dinding abdomen (laparatomi)
Lebih terperinciPEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA NEONATUS DENGAN IBU PASCA SECTIO CAESAREA DI RUANG MAWAR RSUD dr.doris SYLVANUS, PALANGKA RAYA
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA NEONATUS DENGAN IBU PASCA SECTIO CAESAREA DI RUANG MAWAR RSUD dr.doris SYLVANUS, PALANGKA RAYA Jeikawati*, Reysha Aprilia Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno
Lebih terperinciRAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN POST SECTIO CAESARIA PADA BIDAN YANG BERTUGAS DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DATU BERU TAKENGON RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda
Lebih terperinciHUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK
JURNAL KEBIDANAN Vol 1, No 3, Oktober 2015: 116-120 HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 Neneng Siti Lathifah(¹), Nurul
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV 05.07.02 KEDIRI Mulazimah Akademi Kebidanan PGRI Kediri mulazimah@gmail.com ABSTRAK Latar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan
19 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman lain. ASI Eksklusif diberikan sampai 6 bulan pertama kehidupan. Manfaat dari pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia. Salah satu program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan dan kehamilan merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga. Peranan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PLASENTA PREVIA TOTALIS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PLASENTA PREVIA TOTALIS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Oleh : RIA RISDIANINGRUM J 100 050 025 Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban
22 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dari uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir, dengan bantuan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN Wahyuningsih ABSTRAK Upaya untuk mencegah kematian bayi baru lahir yang baru
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ke dunia luar. Beberapa kasus seperti plasenta previa, preeklamsia, gawat janin,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup di dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dengan prioritas utama pada upaya peningkatan kualitas pelayanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian sebagai berikut : A. Latar Belakang Peningkatan kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar bealakang Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi dengan sempurna, tetapi terdapat beberapa wanita yang mempunyai masalah dalam kehamilan
Lebih terperinciHUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016
HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG ABSTRAK TAHUN 2016 Lismiati Akademi Kebidanan Wira Buana herry.sakha@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa dalam pelayanan kesehatan. Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan pada ibu pasca persalinan menimbulkan dampak yang dapat meluas ke berbagai aspek kehidupan dan menjadi salah satu parameter kemajuan bangsa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (Janin dari uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir, dengan bantuan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan keluarga dan masyarakat ditentukan oleh kesehatan ibu dan anak. Salah satu keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan berdasarkan angka kematian
Lebih terperinciKata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)
MOBILISASI DINI DAN PENYEMBUHAN LUKA OPERASI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG DAHLIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SALATIGA Anggorowati 1, Nanik Sudiharjani 2 1 Departemen Keperawatan Maternitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilahirkan harus aman dan sehat serta membawa kebahagiaan bagi ibu dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan dan kesejahteraan ibu merupakan unsur utama dalam menentukan generasi yang akan datang. Proses kehamilan, persalinan dan bayi yang dilahirkan harus aman dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang penting, jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komplikasi masa kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah kesehatan yang penting, jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan kematian ibu yang tinggi.tragedi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kesejahteraan suatu bangsa salah satu indikatornya adalah angka kematian maternal dan angka kematian neonatal. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Inisiasi Menyusu Dini atau yang dikenal sekarang dengan IMD merupakan langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan mortalitas bayi.
Lebih terperinciKONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina
KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN Lilik Hidayanti 1, Nur Lina ABSTRAK Pemberian ASI secara eksklusif memiliki banyak manfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH KHAIRUNNISAK Mahasiswi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin Stella Pasiowan 1, Anita Lontaan 2, Maria Rantung 3 1. RSJ.Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi Indonesia Sehat 2015 adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan
Lebih terperinciPERILAKU IBU POST SECTIO CAESAREA TERHADAP PERAWATAN LUKA SECTIO CAESAREA DI RSU MITRA SEJATI MEDAN
PERILAKU IBU POST SECTIO CAESAREA TERHADAP PERAWATAN LUKA SECTIO CAESAREA DI RSU MITRA SEJATI MEDAN OLEH : ADE WIDYA SARI 105102035 PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Menyusui bayi di Indonesia sudah menjadi budaya namun praktik pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2007 hanya
Lebih terperinciVolume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN
HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN KEJADIAN SEKSIO SESAREA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK Ummi Haniek 1 INTISARI Salah satu masalah dan tantangan dalam mencapai derajat kesehatan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).
39 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mempersiapkan generasi yang tangguh dan cerdas di masa depan adalah tanggung jawab bersama semua pihak. Selain sebagai pewaris keluarga, nilai khusus anak bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Persalinan seksio sesar ialah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus. Dewasa ini cara ini jauh lebih aman daripada dahulu
Lebih terperinciYeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL TAHUN 2009 1 Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI Pengenalan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI LATIHAN TERHADAP PENURUNAN NILAI NYERI PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA SKRIPSI. Disusun Oleh : PURWANDARI J
PENGARUH TERAPI LATIHAN TERHADAP PENURUNAN NILAI NYERI PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA SKRIPSI Disusun Oleh : PURWANDARI J110050026 PROGRAM STUDI DIV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diindonesia merupakan angka tertinggi di bandingkan dengan negara-negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) diindonesia merupakan angka tertinggi di bandingkan dengan negara-negara di ASEAN lain. Berabagai faktor yang
Lebih terperinciAnalisa Faktor Ibu Bersalin Dengan Kejadian Seksio Sesarea (Di RSUD Kota Salatiga Tahun 2011) Margareta Rinjani Dosen Tetap Akbid Adila Bandar Lampung
Margareta Rinjani Dosen Tetap Akbid Adila Bandar Lampung ABSTRAK Angka Kejadian seksio sesarea terjadi peningkatan di seluruh dunia. Depkes RI menargetkan untuk persalinan seksio sesarea di rumah sakit
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
17 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia masih belum mencapai target, salah satu di antara indikator keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut yang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan negara Indonesia yang ditandai penduduknya hidup dalam lingkungan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang agar terwujud derajat kesehatan
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN
Lampiran I Summary FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 Cindy Pratiwi NIM 841409080
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
Lebih terperinciAgus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA - TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN K4 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC). Prawirahardjo (2010) dalam Septi (2012).
BAB I PENDAHULUAN 1. LatarBelakangMasalah Proses persalinan merupakan proses kompleks untuk menyelamatkan ibu maupun bayinya dengan menggunakan berbagai macam metode seprti persalinan pervagina, persalinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa kondisi tertentu proses kehamilan harus dilakukan dengan operasi. caesar atau lebih dikenal dengan sectio caesarea.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah suatu proses yang banyak dinanti oleh pasangan suami istri. Kehamilan merupakan saat bahagia yang dinanti tidak saja oleh pasangan suami istri namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah yang sudah digariskan Tuhan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persalinan adalah proses alamiah yang sudah digariskan Tuhan untuk kaum ibu dan tentunya tiap ibu ingin dapat melahirkan secara normal. Saat menanti detik-detik
Lebih terperinciPengaruh Penyuluhan Tentang Mobilisasi Dini Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Post Sectio
Pengaruh Penyuluhan Tentang Mobilisasi Dini Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Post Sectio Caesarea Intan Meyty Megawati Tongkukut 1, Telly Mamuaya 2, Kusmiyati 3 1. RSUD Datoe Binangkang Kotamobagu
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang merupakan makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan sectio
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK
HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK Kasmuning*, Faizzatul Ummah**..............................ABSTRAK........................................................
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menyusui merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi ibu (Yuliarti, 2010). Laktasi mencakup dua periode penting yaitu periode memproduksi ASI dan mengeluarkan ASI (PERINASIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, melalui jalan lahir atau melalui jalan buatan atau tanpa bantuan atau kekuatan sendiri. Persalinan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lain, dengan bantuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan ibu maupun bayinya. kejadian SC di Cina, Mexico, Brazil lebih dari 35%. Angka kejadian terus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses persalinan merupakan suatu proses kompleks untuk menyelamatkan ibu maupun bayinya dengan menggunakan berbagai macam metode seperti persalinan pervaginam,
Lebih terperinciHUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN
HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Rini Purnamasari *, Sarkiah 1, Nordiansyah Firahmi 2 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 Universitas
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado
Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado Nurma Hi. Mabud 1, Jenny Mandang 2, Telly Mamuaya 3 1,2,3 Jurusan Kebidanan Poltekkes
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Suyanti ABSTRAK Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksio sesarea merupakan suatu teknik kelahiran perabdomen karena tidak dapat bersalin secara normal, sehingga dilakukan insisi di dinding abdomen (laparotomi) dan dinding
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA
PENELITIAN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA Sutarmi*, Mardiana Zakir** WHO memperkirakan resiko klematian akibat kehamilan dan persalinandi usia 15 sampai 19 tahun 2 kali
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari payudara. Menyusui adalah proses alamiah, berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GLOBAL TELAGA KABUPATEN GORONTALO Oleh SRI
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) penerus bangsa dan harapan masa depan keluarga, masyarakat dan negara, perlu diberikan pembinaan terarah sedini mungkin,
Lebih terperinciPENGETAHUAN, SIKAP DAN PELAKSANAAN MOBILISASI DINI IBU PASCASALIN DENGAN SEKSIO SESARIA
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PELAKSANAAN MOBILISASI DINI IBU PASCASALIN DENGAN SEKSIO SESARIA Clara Grace Y.A.S*, Siti Saidah Nasution** *Mahasiswa Keperawatan **Dosen Keperawatan Maternitas *Staf Pengajar Keperawatan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK IBU MEYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI. Danik Riawati Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK
KARAKTERISTIK IBU MEYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI Danik Riawati Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK Menyusui merupakan cara pemberian makanan secara langsung dengan cara memberian Air Susu Ibu
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ENNY ANGGRAENY 201210201017
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2016 Husnul Muthoharoh* *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan RINGKASAN
Lebih terperinciKata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS S.PARMAN BANJARMASIN Widya Arizki 1, Dwi Rahmawati 2, Dede Mahdiyah 1 1. Akademi Kebidanan Sari Mulia
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN
GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN 2014 1 Sondang, 2* Hardiana 1,2 STIKes Prima Jambi
Lebih terperinciSTIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU HAMIL MELAKUKAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA TRIMESTER II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR Rini Nari Pasandang 1, Ernawati 2, Sri Wahyuni
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010 SYAFNELI, SST SRI MASYUNI DAULAY ABSTRAK Perdarahan setelah anak lahir melebihi 500 ml yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang agar terwujud derajat kesehatan
Lebih terperinciPENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN
PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN Niken Grah Prihartanti Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita yang ada didunia. Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapatkan penetalaksanaan
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL TETY RINA ARITONANG PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu dipertimbangkan, terutama pada ibu pasca persalinan. Persalinan sering kali mengakibatkan robekan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih rendah. Pada tahun 2006, WHO mengeluarkan Standar Pertumbuhan Anak yang kemudian diterapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio caesaria merupakan proses persalinan atau pembedahan melalui insisi pada dinding perut dan rahim bagian depan untuk melahirkan janin. Indikasi medis dilakukannya
Lebih terperinciPROSESPENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESARIADI RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA TAHUN 2013
PROSESPENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESARIADI RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA TAHUN 2013 Nirwana Per-angin2 1, Hj. Isnaniah 2, Ahmad Rizani 3 ABSTRAK Penyembuhan luka SC secara fisiologis berkisar
Lebih terperinciHUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESARIA. Endang Rudjianti, Khomsiami Abdillah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen
HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESARIA Endang Rudjianti, Khomsiami Abdillah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: Sectio Caesaria adalah suatu pembedahan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)
HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) Denie Septina A, Dwi Anita A & Titik Anggraeni Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PRE EKLAMPSI BERAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PRE EKLAMPSI BERAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Oleh: YUNI DWI KURNIAWATI J 100 050 038 Diajukan Guna Melengkapi Tugas Akhir dan Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pembangunan kesehatan di dalam Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan gizi masyarakat dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melahirkan merupakan puncak peristiwa dari serangkaian proses kehamilan, sehingga banyak wanita hamil khawatir, cemas dan gelisah menanti saat kelahiran tiba. Setiap
Lebih terperinciPengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI RUANG NIFAS RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Rina Purnamawati*, Istiqomah 1, Siti Hateriah 2 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin
Lebih terperinci