Panduan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Panduan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD)"

Transkripsi

1 Panduan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) Januari 2015

2 DAFTAR ISI HALAMAN BAGIAN I I. I. PENDAHULUAN 1 I. I. A. Latar Belakang 2 I. I. B. Tujuan 2 I. I. C. Dasar Hukum 3 I. I. D. Prinsip Uji Kompetensi 3 I. I. E. Pengertian 4 I. I. F. Fungsi 6 I. I. G. Kode Etik 7 I. I. H. Pelaksanaan 8 I.II. ALUR PROSES UJI KOMPETENSI 9 I. II. A. Proses Pengembangan Soal Ujian CBT 11 I. II. B. Proses Pengembangan Soal Ujian OSCE 13 I. II. C. Kendali Mutu 1 (lihat I.VI. PENJAMINAN MUTU) 14 I. II. D. Proses Manajemen Pelaksanaan Ujian CBT 14 I. II. E. Proses Manajemen Pelaksanaan Ujian OSCE 15 I. II. F. Proses Penetapan Nilai Batas Lulus CBT 16 I. II. G. Proses Penetapan Nilai Batas Lulus OSCE 17 I. II. H. Kendali Mutu 2 (lihat I.VI. PENJAMINAN MUTU) 18 I. II. I. Pengumuman Hasil Ujian 18 I. II.J. Tindak Lanjut Perbaikan 19 I.III. STRUKTUR ORGANISASI 20 I.IV. DAFTAR PANDUAN 21 I.IV.A. Panduan Pengembangan Soal Uji Kompetensi CBT 21 I.IV.B Panduan Pengembangan Soal Uji Kompetensi OSCE 21 I.IV.C. Panduan Manajemen Pelaksanaan Ujian CBT 21 I.IV.D. Panduan Manajemen Pelaksanaan Ujian OSCE 21 I.IV.E. Panduanr Penetapan Nilai Batas Lulus CBT 21 I.IV.F. Panduan Penetapan Nilai Batas Lulus OSCE 22 I.IV.G. Panduan Pengumuman Hasil Ujian 22 I.IV.H. Panduan Penjaminan Mutu 22 I.IV.I. Panduan Tindak Lanjut Perbaikan 22 I.V. PEMBIAYAAN 23 I.VI. PENJAMINAN MUTU 28 I.VII. MASA TRANSISI 35 i

3 BAGIAN II Panduan Pengembangan Soal Uji Kompetensi CBT 37 A.1 Panduan Penyusunan cetak biru di tingkat nasional 38 A.2 Panduan Call for item 45 A.3 Panduan Bank Soal 1 47 A.4 Panduan Pengkajian soal tahap 1 48 A.5 Panduan Bank Soal 2 49 A.6 Panduan P engkajian Soal Tahap 2 50 A.7 Panduan Try Out 51 A.8 Panduan Item Analysis 52 A.9 Panduan Bank Soal 3 54 A.10 Panduan Pengkajian Panel Ahli 57 BAGIAN III Panduan Pengembangan Soal Uji Kompetensi OSCE 58 B.1 Penyusunan cetak biru soal OSCE tingkat nasional 59 B.2 Penulisan soal uji kompetensi OSCE 61 B.3 Telaah soal uji kompetensi OSCE 65 B.4 Penulisan kode soal uji kompetensi OSCE 67 B.5 Pengelolaan bank soal uji kompetensi OSCE 68 B.6 Pemilihan soal uji kompetensi OSCE 69 BAGIAN IV Panduan Kendali Mutu Tahap 1 70 C.1 Kendali mutu uji kompetensi CBT 71 C.2 Kendali mutu uji kompetensi OSCE 72 BAGIAN V Panduan Manajemen Pelaksanaan Uji Kompetensi CBT 73 D.1 Panduan Pembukaan Pendaftaran 74 D.2 Panduan Verifikasi Data Peserta 76 D.3 Panduan Penetapan Center Ujian 77 D.3.1 Panduan Pengalokasian peserta ke center ujian oleh PNUKMPPD D Panduan Penentuan Penyelia Pusat oleh PNUKMPPD 83 D Panduan Pengalokasian Penyelia Pusat ke center ujian 86 D 3.3 Panduan Penugasan Koordinator CBT, IT lokal, Pengawas 87 Lokal, Petugas Karantina, Admin D.4 Panduan Pelaksanaan Ujian 91 BAGIAN VI Panduan Manajemen Pelaksanaan Uji Kompetensi OSCE 110 E.1 Panduan Verifikasi Data Peserta oleh Institusi Pendidikan Terkait 111 E.2 Panduan Laporan Hasil Verifikasi Kepada PNUKMPPD 112 E.3 PanduanPenentuan Center Ujian Berdasarkan Asal Institusi 113 E 3.1 Panduan Penetapan Jadwal Ujian di Center Ujian sesuai Jumlah Peserta E Panduan Briefing KOC 114 E Panduan Penyiapan Sarana Prasarana OSCE oleh KOC 115 E Panduan Penetapan Penyelia Pusat 119 E Panduan Penyiapan Personalia OSCE oleh KOC 120 ii

4 E 4.Panduan Pelaksanaan ujian 134 BAGIAN VII Panduan Penetapan Nilai Batas Lulus CBT 141 F 1.Panduan Penetapan Panel Juri 142 F 2.Panduan Penerapan Metode Angoff 144 F 3.Panduan Penyusunan Berita Acara Penetapan NBL CBT 147 BAGIAN VIII Panduan Penetapan Nilai Batas Lulus OSCE 148 G 1.Panduan Penilaian oleh Juri sekaligus Penguji dalam OSCE 149 G 2.Panduan Penetapan NBL berdasarkan Metode Borderline Regression 150 G 3. Panduan Penyusunan Berita Acara Penetapan NBL OSCE 151 BAGIAN IX Panduan Kendali Mutu Tahap II 152 H 1. Kendali Mutu Tahap II Uji Kompetensi CBT 153 H 2. Kendali Mutu Tahap II Uji Kompetensi OSCE 154 BAGIAN X Panduan Pengumuman Hasil Ujian 155 I 1.Panduan Rekapitulasi hasil CBT dan OSCE oleh PNUKMPPD 156 I 2.Panduan Penyerahan Hasil CBT dan OSCE dari PNUKMPPD Kepada Panitia Pengarah 158 I 3.Panduan Pembahasan dan Penetapan Hasil CBT dan OSCE 159 I 4. Panduan Pengumuman Hasil kepada Publik 160 BAGIAN XI Panduan Tindak Lanjut Perbaikan J.1. Pemetaan Kebutuhan Tindak Lanjut berdasarkan Hasil Monitoring dan Evaluasi J.2. Pelaksanaan Tindak Lanjut Perbaikan oleh pihak terkait J.3. Laporan Pelaksanaan Tindak Lanjut Perbaikan oleh Pihak Terkait BAGIAN XII PENUTUP 161 BAGIAN XIII LAMPIRAN 162 Lampiran 1. Rincian komposisi soal ujian berdasarkan kasus (SKDI 2012) Lampiran 2. Sertifikasi baru sertifikat kompetensi Lampiran 3. Template penulisan soal uji kompetensi CBT Lampiran 4. Template review soal uji kompetensi CBT Lampiran 5. Contoh hasil uji kompetensi CBT/Umpan balik ke peserta Lampiran 6. Contoh hasil uji kompetensi CBT/Umpan balik ke institusi Lampiran 7. Panduan dan template soal uji kompetensi OSCE Lampiran 8. Contoh model tata letak ruangan station soal uji kompetensi OSCE Lampiran 9. Daftar manikin yang harus dimiliki pusat penyelenggara uji kompetensi OSCE Lampiran 10. Contoh daftar set alat dan bahan habis pakai uji kompetensi OSCE Lampiran 11. Contoh umpan balik uji kompetensi OSCE ke institusi Lampiran 12. Contoh umpan balik uji kompetensi OSCE ke peserta iii

5 BAGIAN I PENDAHULUAN 1

6 I. I. PENDAHULUAN I.1.A LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia. Dalam memenuhi kebutuhan dasar tersebut Pemerintah memiliki tugas dan kewajiban menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau. Dokter sebagai pelaku pelayanan kesehatan utama harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang handal serta memiliki integritas etika/ moral untuk mendukung terwujudnya pelayanan kedokteran bermutu. Dalam rangka memenuhi kebutuhan dokter yang profesional maka proses pendidikan menjadi faktor yang sangat menentukan. Untuk menjamin mutu lulusan program pendidikan dokter di Indonesia harus sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) sebagaimana amanat UU RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran dan UU RI Nomor 20 tentang Pendidikan Kedokteran. Institusi pendidikan kedokteran patut menerapkan standar sesuai dengan standar pendidikan profesi dokter Indonesia dalam menyelenggarakan pendidikan kedokteran secara komprehensif melalui berbagai proses. Proses tersebut antara lain proses seleksi mahasiswa, penyusunan kurikulum berbasis kompetensi, penentuan materi pembelajaran, disain proses dan metode pembelajaran, desain evaluasi pembelajaran, penyediaan dan pengelolaan sumber daya serta penjaminan mutu. Di akhir proses program pendidikan kedokteran dilakukan uji kompetensi mahasiswa yang bersifat nasional untuk memperoleh sertifikat profesi dari institusi pendidikan sesuai UU Pendidikan Kedokteran sekaligus direkognisi sebagai Uji Kompetensi Dokter Indonesia untuk memperoleh sertifikat kompetensi dari organisasi profesi dalam hal ini Kolegium sesuai UU Praktik Kedokteran dan Perkonsil No.1 Tahun Uji Kompetensi Dokter Indonesia telah dimulai sejak tahun 2007, diselenggarakan atas kerjasama dari Kolegium Dokter Indonesia dan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia. Berbagai praktek baik telah dihasilkan. Sebagai upaya perbaikan berkelanjutan, pelaksanaan uji kompetensi mengalami beberapa kali perubahan diantaranya dari metode yang digunakan, penentuan batas kelulusan dan pengorganisasian pelaksanaan. Berdasarkan hal tersebut maka disusunlah Panduan Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter di Indonesia. I.1.B TUJUAN Uji kompetensi merupakan penilaian kemampuan mahasiswa program pendidikan profesi dokter meliputi ranah kognitif, psikomotor dan afektif yang bersifat nasional bagi mahasiswa program profesi dokter dengan tujuan untuk: 1. Menjamin lulusan program profesi dokter yang kompeten dan terstandar secara nasional. 2. Menilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta etika profesi dan disiplin keilmuan sebagai dasar untuk melakukan praktik kedokteran. 3. Memetakan mutu pendidikan di setiap institusi pendidikan kedokteran. 2

7 4. Memberikan umpan balik proses pendidikan pada fakultas kedokteran. 5. Mempersiapkan lulusan program profesi dokter dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. I.1.C DASAR HUKUM 1. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28C 2. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28H ayat 1 3. Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301) 4. Undang-undang No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran ((Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431) 5. Undang-undang No.12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi ((Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336) 6. Undang-undang No.20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5434) 7. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 10 tahun 2012 tentang Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia. 8. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Standar Kompetensi Dokter Indonesia. 9. Permendikbud No.30 tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter atau Dokter Gigi. 10. Nota kesepahaman antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud dengan Pengurus Besar IDI tentang Pelaksanaan Uji Kompetensi Bagi Mahasiswa Program Profesi Dokter. 11. Perjanjian Kerjasama antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud dengan Pengurus Besar IDI tentang Pelaksanaan Uji Kompetensi Bagi Mahasiswa Program Profesi Dokter. 12. Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 27/DIKTI/Kep/2014 tentang Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter Tahun I.1.D PRINSIP UJI KOMPETENSI Uji kompetensi harus dilakukan dengan memenuhi beberapa prinsip agar kredibilitas uji kompetensi tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Berikut ini adalah prinsip yang harus dipenuhi: 1. Validitas Validitas adalah derajat kesesuaian pengukuran yang dapat dicapai oleh suatu instrumen penilaian terhadap hal yang harus diukur.validitas uji kompetensi meliputi sejauh mana soal uji kompetensi mencakup materi dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2012.Validitas uji kompetensi terdiri dari validitas konstruk, validitas konten, dan validitas muka. 3

8 2. Reliabilitas Uji kompetensi dikatakan reliabel jika uji tersebut dapat dipercaya, konsisten, dan stabil. Reliabilitas terdiri dari konsistensi internal suatu ujian, konsistensi hasil ujian bila diujikan pada kelompok peserta yang berbeda, dan konsistensi penilaian oleh beberapa penguji yang berbeda. 3. Transparansi Kriteria dan standar yang dipakai dalam uji kompetensi harus jelas dan dapat dimengerti oleh semua pemangku kepentingan. 4. Komparabilitas Ujian seharusnya dilakukan dengan cara yang sama dan konsisten untuk seluruh peserta; kondisi ujian diusahakan sama untuk semua peserta. 5. Fairness Sistem penilaian dilakukan dengan kriteria yang jelas dan berlaku sama untuk semua peserta tanpa membeda-bedakan latar belakang peserta. 6. Akseptabilitas Para pemangku kepentingan menyetujui desain dan implementasi ujian. 7. Mampu Laksana Uji kompetensi harus mampu laksana baik dari segi waktu, pendanaan maupun ketersediaan fasilitas pendukung.disertai prinsip akuntabilitas. 8.Dampak terhadap Pendidikan a. Efek/pengaruh pada pembelajaran dan pendidikan secara umum. Asesmen yang baik dapat memberikan efek positif terhadap proses belajar mengajar dan Institusi. b. Menstimulus evaluasi diri dan refleksi dari peserta didik. I.1.E PENGERTIAN 1. Kompetensi dokter adalah kemampuan dokter dalam melakukan praktik profesi kedokteran yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif (Perkonsil No.1 tahun 2010 tentang Registrasi Dokter Program Internship). 2. Uji Kompetensi adalah pengujian dan penilaian bersifat nasional bagi mahasiswa program profesi dokter, mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang mengacu pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI)sebagai dasar untuk melakukan praktik kedokteran. (Permendikbud No.30 tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter atau Dokter Gigi; Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Standar Kompetensi Dokter Indonesia). 3. Sertifikat Profesi adalah surat tanda pengakuan yang dikeluarkan oleh Institusi penyelenggara pendidikan Kedokteran, setelah menjalani pendidikan Dokter dan lulus uji kompetensi. 4. Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter atau dokter gigi untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi, dikeluarkan oleh kolegium Organisasi Profesi yang bersangkutan (Undang-undang RI No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran). 4

9 5. Fakultas Kedokteran adalah himpunan sumber daya pendukung perguruan tinggi yang menyelenggarakan dan mengelola pendidikan dokter. (Undang-undang No.20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran). 6. Organisasi profesi adalah Ikatan Dokter Indonesia. (Undang-undang Praktik Kedokteran). 7. Kolegium kedokteran adalah badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk masing-masing cabang disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin ilmu tersebut. 8. Kolegium Dokter Indonesia adalah kolegium yang mengampu dokter pelayanan primer yang dibentuk oleh organisasi profesi berdasarkan undang-undang. 9. Asosiasi institusi pendidikan kedokteran adalah Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) (Permendikbud No.30/2014). 10. MCQs dengan CBT singkatan dari Multiple Choice Questions dengan Computer-based testing; adalah metode ujian dengan soal jenis pilihan ganda tipe A (one best answer) yang dilakukan dengan berbasis komputer. 11. OSCE singkatan dari Objective Structure Clinical Examination; adalah metode ujian untuk menilai kemampuan klinik secara obyektif dan terstruktur, terdiri dari serangkaian station untuk menguji berbagai kemampuan klinik peserta sesuai standar kompetensi. 12. Peserta Uji adalah mahasiswa yang sudah menyelesaikan tahap akademik dan tahap profesi serta terdaftar dalam pangkalan data perguruan tinggi. 13. Pembiayaan adalah komponen pembiayaan yang terintegrasi pada biaya pendidikan dokter, yang dianggarkan pada tahun anggaran pendidikan tahun berjalan, sesuai dengan peraturan yang berlaku. 14. Sistem Penjaminan Mutu meliputi kendali mutu terhadap format ujian/cetak biru soal, penyusunan koding soal, review naskah materi ujian berdasarkan SKDI 2012, penetapan Nilai Batas Lulus, pengumuman hasil kelulusan serta pembiayaan,. 15. Monitoring/evaluasi adalah kegiatan yang ditujukan pada suatu program uji kompetensi program mahasiswa profesi dokter tahap akademik dan tahap profesiyang sedang atau sudah berlangsung untukmemantau implementasi programdan menilai ketercapaian tujuan serta faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program. 5

10 I.1.F FUNGSI Kelulusan uji kompetensi merupakan salah satu dasar untuk penerbitan sertifikat profesi oleh perguruan tinggi dan sertifikat kompetensi oleh Organisasi Profesi. Bagan 1.Integrasi Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Kedokteran Fakultas Kedokteran Organisasi Profesi Akademik Profesi Baku Mutu Profesional Pendidikan Dokter P2KB UU Dikdok 20/2013 UU Pradok 29/2004 Mahasiswa Dokter 1 Sifatnya PNBP Exit Exam UKDI 2 Masuk Rekening Dikti Sertifikat Profesi Sertifikat Kompetensi 3 Tidak boleh Double Funding Pelaksanaan Uji Kompetensi (DIKTI) I N T E G R A S I PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI PENGUMUMAN KELULUSAN SERTIFIKAT PROFESI DAN SERTIFIKAT KOMPETENSI Kendali Mutu (IDI) Sebelum Pelaksanaan (kendali mutu 1) Setelah Pelaksanaan (kendali mutu 2) PEMBIAYAAN SOAL MATERI UJI KOMPETENSI Proporsional SKDI 2012 KKI Transparan Akuntabel Terbuka Post Audit Setiap Soal ada kode kompetensi Bukan dari Bimbingan Belajar pre- audit kendali mutu post- audit kendali mutu Bagan 2. Alur memperoleh Sertifikat Kompetensi yang diterbitkan Kolegium FAKULTAS KEDOKTERAN YUDISIUM DOKTER SUMPAH PNUK IJAZAH WISUDA SERPROF SERKOM SELESAI PROSES PENDIDIKAN (AKADEMIK DAN PROFESI) Ujian Surat Tanda Lulus REKTOR DEKAN KDI/KDPI STATUS MAHASISWA KEDOKTERAN STATUS DOKTER 1. Penerbitan Ijazah/Sertifikat Profesi Penerbitan ijazah/sertifikat profesi sepenuhnya menjadi wewenang dan tanggung jawab institusi pendidikan. Penerbitan Ijazah/sertifikat profesi dilakukan setelah lulus uji kompetensi. 2. Penerbitan Sertifikat Kompetensi a. Penerbitan sertifikat kompetensi dilakukan setelah Kolegium menerima secara kolektif Surat Keterangan Lulus,ijazah/sertifikat profesi (Nomor Ijazah/Nomor Sertifikat Profesi), dan Tanda Bukti Lafal Sumpah Dokter yang disampaikan oleh Fakultas Kedokteran. 6

11 b. Uraian data mahasiswa yang lulus terdiri dari nama, tempat lahir, tanggal lahir, nama perguruan tinggi, no. ijazah/sertifikat profesi atau salinan ijazah/sertifikat profesi yang dilegalisir (ijazah/sertifikat profesi). c. Pembiayaan penerbitan sertifikat kompetensi dibebankan kepada masing-masing peserta, dan langsung ditransfer ke rekening Kolegium. d. Pendaftaran penerbitan sertifikat kompetensi dilakukan oleh peserta dengan menunjukkan/mengirim dengan pos tercatat : - SalinanSertifikat Profesi/Ijazah Dokteryang dilegalisir - SalinanTanda Bukti Lafal Sumpah Dokteryang dilegalisir - Salinan identitas diri - Bukti pembayaran asli biaya penerbitan Sertifikat Kompetensi e. Penerbitan Sertifikat Kompetensi paling lambat 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak data diterima lengkap oleh Kolegium. f. Sertifikat Kompetensi asli dikirim ke alamat setiap pesertaatau dapat diambil langsung, tanpa diwakili. g. Sertifikat Kompetensi dari Kolegium diterbitkan sebagai salah satu syarat pengurusan STR dan dipergunakan untuk pertama kalinya oleh dokter yang bersangkutan untuk mengikuti program internship. I.1.G KODE ETIK Seluruh panitia dan komponen yang terlibat dalam pelaksanaan uji kompetensi, wajib menjunjung tinggi nilai-nilai sebagai berikut: 1. Kejujuran 2. Integritas 3. Kebenaran 4. Keadilan 5. Kehormatan 6. Loyalitas 7. Kerjasama 8. Kebajikan 9. Saling menghormati 10. Independen; tidak terlibat kegiatan Bim Bel atau kegiatan sejenis 7

12 I.1.H PELAKSANAAN a. Uji kompetensi CBT dilaksanakan secara nasional oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. b. Uji kompetensi OSCE OSCE Nasional dilaksanakan pada FK yang terakreditasi A/B secara internal, sedangkan pada FK yang terakreditasi C bertempat di FK terakreditasi A/B bila fasilitas OSCE-nya belum lengkap. Bagi institusi pendidikan dokter terakreditasi C dengan fasilitas OSCE yang telah memenuhi standar, dapat menjadi tempat pelaksanaan ujian OSCE. Kaidah pelaksanaan OSCE Nasional: o Untuk FK terakreditasi A/B, penguji berasal dari FK yang bersangkutan (Penguji Internal) yang telah memenuhi syarat sebagai Penguji OSCE Nasional o Soal-soal berasal dari PNUKMPPD o Penyelia pusat yang terdiri dari PNUKMPPD, KKI dan Organisasi Profesi 8

13 I.II. ALUR PROSES UJI KOMPETENSI MULAI A Pengembangan Soal CBT B Pengembangan Soal OSCE C Kendali Mutu Tahap I D Manajemen Pelaksanaan CBT E Manajemen Pelaksanaan OSCE F Penetapan Nilai Batas Lulus CBT G Penetapan Nilai Batas Lulus OSCE H Kendali Mutu Tahap II Monitoring dan Evaluasi I Pengumuman Hasil Ujian J Tindak Lanjut Perbaikan SELESAI 9

14 Keterangan: 1. Kendali mutu tahap I dilakukan 2 minggu sebelum pelaksanaan ujian. 2. Pada saat kendali mutu tahap I dilakukan pemeriksaan proporsi soal berdasarkan proporsi pokok bahasan pada SKDI. 3. Naskah soal yang akan diujikan berdasarkan proporsi SKDI harus dibuatkan KODING. 4. Daftar KODING soal beserta naskah soal tertutup tersegel yang akan diujikan dimasukkan dalam satu amplop yang sama kemudian disegel bersama oleh Divisi Pelaksana (Dikti), Tim Penjamin Mutu dan KKI. 5. Kendali mutu tahap II dilakukan 1 minggu setelah pelaksanaan ujian. 6. Pada kendali mutu tahap II dilakukan verifikasi dan validasi soal yang diujikan berdasarkan proporsi soal dan KODING yang ditentukan pada kendali mutu tahap I. 7. Jika KODING tidak sesuai dengan soal yang diujikan, secara otomatis jawaban peserta dianggap benar. 8. Hasil uji kompetensi diserahkan PNUKMPPD kepada Panitia Pengarah. 9. Panitia Pengarah mengumumkan hasil ujian secara resmi kepada publik. 10. Pengumuman hasil ujian dilakukan 2 minggu setelah kendali mutu tahap II. 11. Proses Kendali mutu untuk ujian OSCE tahap I dijelaskan pada Bab IV dan tahap II pada bab IX. 12. Tempat pelaksanaan proses kendali mutu tahap I dan II dilakukan di Kantor KKI. 10

15 I. II. A. Proses Pengembangan Soal Uji Kompetensi CBT Mulai A1.Penyusunan cetak biru di tingkat nasional A2. Call for item A2.1 Dengan pengembangan wilayah A2.2 Tanpa pengembangan wilayah A3. Bank Soal 1 A4. Pengkajian soal tahap 1 Soal DITOLAK Soal DITERIMA A5. Bank Soal 2 A6. Pengkajian soal tahap 2 Soal DITOLAK 11

16 Soal DITERIMA A7. Try Out A8. Item Analysis Soal DITOLAK Soal DITERIMA A9. Bank Soal 3 SELESAI A10. Pengkajian panel ahli 12

17 I. II. B. Proses Pengembangan Soal Uji Kompetensi OSCE MULAI B.1Penyusunan cetak biru soal OSCE tingkat nasional B.2. Penulisan soal uji kompetensi OSCE B.3. Telaah soal uji kompetensi OSCE B.4. Penulisan kode soal uji kompetensi OSCE B.5. Pengelolaan bank soal uji kompetensi OSCE B.6. Pemilihan soal uji kompetensi OSCE SELESAI 13

18 I.II.C Kendali Mutu I (Lihat I.VI. Penjaminan Mutu) I.II.D. Proses Manajemen Pelaksanaan Ujian CBT MULAI D 1. Pembukaan pendaftaran D 2. Verifikasi data peserta D 3.Penentuan center ujian D 3.1 Pengalokasian peserta ke center ujian oleh PNUKMPPD D Penentuan Penyelia Pusat oleh PNUKMPPD D Pengalokasian Penyelia Pusat ke center ujian D 3.3 Penugasan Koordinator CBT, IT lokal, Pengawas Lokal, Petugas Karantina, Admin C.4 Pelaksanaan ujian SELESAI 14

19 I. II. E. Proses Manajemen Pelaksanaan Ujian OSCE MULAI E 1. Verifikasi data peserta oleh institusi pendidikan terkait E 2. Laporan hasil verifikasi kepada PNUKMPPD E 3. Penentuan center ujian berdasarkan asal institusi E 3.1 Penetapan jadwal ujian di center ujian sesuai jumlah peserta E Briefing KOC E Penetapan Penyelia Pusat E Penyiapan sarana prasarana OSCE oleh KOC E Penyiapan personalia OSCE oleh KOC E 4. Pelaksanaan ujian SELESAI 15

20 I. II. F. Proses Penetapan Nilai Batas Lulus CBT MULAI F 1. Penetapan panel juri F 2. Penerapan Metode Angoff F 3. Penyusunan berita acara penetapan NBL CBT SELESAI 16

21 I.II.G Proses Penetapan Nilai Batas Lulus OSCE MULAI E 1. Penilaian oleh penguji dalam OSCE E 2. Penetapan NBL berdasarkan Metode Borderline Regression E 3. Penyusunan berita acara penetapan NBL OSCE SELESAI 17

22 I.II. H Kendali Mutu Tahap II (Lihat Bab I.VI) I.II. I Pengumuman Hasil Ujian MULAI I 1. Rekapitulasi hasil CBT dan OSCE oleh PNUKMPPD I 2. Penyerahan hasil CBT dan OSCE dari PNUKMPPD I 3. Pembahasan dan penetapan hasil CBT dan OSCE I 4. PNUK melaporkan hasil ke Panitia Pengarah I 5. Panitia Pengarah mengumumkan hasil ujian kepada publik SELESAI 18

23 I.II.J Tindak Lanjut Perbaikan MULAI J 1. Pemetaan kebutuhan tindak lanjut berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi J 2. Pelaksanaan tindak lanjut perbaikan oleh pihak terkait J 3. Laporan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan oleh pihak terkait SELESAI 19

24 I. III. STRUKTUR ORGANISASI Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Tinggi dan Ristek Panitia Pengarah (unsur KKI, DIKTI dan IDI) Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (PNUKMPPD Divisi Pengembangan Soal Divisi Manajemen Pelaksanaan Divisi Penjaminan Mutu 20

25 I.IV. DAFTAR PANDUAN I.IV.A. Panduan Pengembangan Soal Uji Kompetensi CBT A.1 Panduan Penyusunan cetak biru di tingkat nasional A.2 Panduan Call for item A.3 Panduan Bank Soal 1 A.4 Panduan Pengkajian soal tahap 1 A.5 Panduan Bank Soal 2 A.6 Panduan Pengkajian Soal Tahap 2 A.7 Panduan Try Out A.8 Panduan Item Analysis A.9 Panduan Bank Soal 3 A.10 Panduan Pengkajian Panel Ahli I.IV.B Panduan Pengembangan Soal Uji Kompetensi OSCE B.1 Penyusunan cetak biru soal OSCE tingkat nasional B.2 Penulisan soal uji kompetensi OSCE B.3 Telaah soal uji kompetensi OSCE B.4 Penulisan kode soal uji kompetensi OSCE B.5 Pengelolaan bank soal uji kompetensi OSCE B.6 Pemilihan soal uji kompetensi OSCE I.IV.C. Panduan Kendali Mutu Tahap 1 (Lihat Bagian I.VI) I.IV. D Panduan Manajemen Pelaksanaan Uji Kompetensi CBT D.1 Panduan Pembukaan Pendaftaran D.2 Panduan Verifikasi Data Peserta D.3 Panduan Penetapan Center Ujian D.3.1 Panduan Pengalokasian peserta ke center ujian oleh PNUKMPPD D Panduan Penentuan Penyelia Pusat oleh PNUKMPPD D Panduan Pengalokasian Penyelia Pusat ke center ujian D 3.3 Panduan Penugasan Koordinator CBT, IT lokal, Pengawas Lokal, Petugas Karantina, Admin D.4 Panduan Pelaksanaan Ujian I.IV.E. Panduan Manajemen Pelaksanaan Uji Kompetensi OSCE E.1 Panduan Verifikasi Data Peserta oleh Institusi Pendidikan Terkait E.2 Panduan Laporan Hasil Verifikasi Kepada PNUKMPPD E.3 Panduan Penentuan Center Ujian Berdasarkan Asal Institusi E 3.1 Panduan Penetapan Jadwal Ujian di Center Ujian sesuai \ Jumlah Peserta E Panduan Briefing KOC E Panduan Penyiapan Sarana Prasarana OSCE oleh KOC 21

26 E Panduan Penetapan Penyelia Pusat E Panduan Penyiapan Personalia OSCE oleh KOC E 4. Panduan Pelaksanaan ujian I.IV.F. Panduan Penetapan Nilai Batas Lulus CBT F 1. Panduan Penetapan Panel Juri F 2. Panduan Penerapan Metode Angoff F 3. Panduan Penyusunan Berita Acara Penetapan NBL CBT I.IV.G. Panduan Penetapan Nilai Batas Lulus OSCE G 1. Panduan Penilaian oleh Juri sekaligus Penguji dalam OSCE G 2. Panduan Penetapan NBL berdasarkan Metode Borderline Regression G 3. Panduan Penyusunan Berita Acara Penetapan NBL OSCE I.IV.H. Panduan Kendali Mutu Tahap 2 (Lihat Bagian I.VI) I.IV.I. Panduan Pengumuman Hasil Ujian I 1. Panduan Rekapitulasi hasil CBT dan OSCE oleh PNUKMPPD I 2. Panduan Penyerahan Hasil CBT dan OSCE dari PNUKMPPD Kepada Panitia Pengarah I 3. Panduan Pembahasan dan Penetapan Hasil CBT dan OSCE I 4. Panduan Pengumuman Hasil kepada Publik I.IV.J. Tindak Lanjut Perbaikan J.1. Pemetaan Kebutuhan Tindak Lanjut Berdasarkan Hasil Monitoring dan Evaluasi J.II. Pelaksanaan Tindak Lanjut Perbaikan oleh Pihak Terkait J.III. Laporan Pelaksanaan Tindak Lanjut Perbaikan oleh Pihak Terkait I.V. PEMBIAYAAN 22

27 Sesuai dengan Permendikbud No.30/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, biaya penyelenggaraan uji kompetensi terintegrasi pada biaya pendidikan program profesi dokter atau dokter. Biaya pendaftaran dari mahasiswa peserta uji kompetensi melalui Perguruan Tinggi Negeri yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Pemerintah cq. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sebagai bendahara pelaksanaan uji kompetensi merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), yang penggunaannya dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan dana PNBP. I. V.1 Satuan Biaya UKMPPD Biaya penyelenggaraan uji kompetensi dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung, dengan peruntukan masing-masing untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : Satuan biaya penyelenggaraan UKMPPD terdiri atas: a. Biaya langsung Biaya pelaksanaan uji kompetensi dan try out CBT dibebankan pada Institusi Pendidikan sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan Kedokteran Nomor 20 tahun 2013 pasal 9 Biaya pelaksanaan Uji Kompetensi terintegrasi dalam biaya pendidikan program profesi dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Biaya pelaksanaan Uji Kompetensi dibayarkan secara kolektif oleh perguruan tinggi kepada PNUKMPPD melalui Perguruan Tinggi Negeri yang ditunjuk sebagai bendahara panitia uji kompetensi. Dana pelaksanaan Uji Kompetensi yang dikelola di Perguruan Tinggi Negeri yang ditunjuk sebagai bandahara panitia uji kompetensi merupakan dana PNBP yang dikelola dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Satuan biaya pelaksanaan Uji Kompetensi dirumuskan oleh PNUKMPPD untuk selanjutnya diusulkan untuk ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. Penerimaan dan penggunaan dana pelaksanaan uji kompetensi yang dikelola Perguruan Tinggi Negeri yang ditunjuk sebagai bendahara uji kompetensi harus dilaporkan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi; b. Biaya operasional kepanitiaan uji kompetensi yang dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada Tahun Anggaran berjalan dan dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku. I.V.2 Pengelolaan Dana PNBP Pengelolaan dana UKMPPD yang merupakan dana PNBP yang dihimpun di Perguruan Tinggi Negeri yang ditunjuk sebagai bendahara uji kompetensi mengacu kepada peraturan dan kebijakan pemerintah yang berlaku, baik dalam teknis pelaksanaan anggaran, tata cara pengajuan pembayaran, tata cara pelaporan, tata cara perhitungan pajak, tata cara pengadaan barang dan jasa serta tata cara pertanggungjawaban keuangan. A. Pengalokasian dana uji kompetensi dipergunakan untuk operasional pelaksanaan Uji kompetensi 23

28 meliputi : 1) Pengadaan Barang dan Jasa 2) Sewa 3) Perjalanan Dinas 4) Honorarium I.V.3 Prosedur Kerja Pengelolaan Keuangan A. Pembayaran Biaya UKMPPD Biaya Uji Kompetensi dikelola oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dengan mekanisme PNBP sesuai peraturan yang berlaku. Institusi peserta uji kompetensi melakukan pembayaran untuk peserta secara kolektif dengan cara menyetorkan biaya uji kompetensi ke rekening bendahara PNBP. Penerimaan dana uji kompetensi dikelola diperuntukkan untuk biaya penyelenggaraankegiatan uji kompetensi. B. Pengelolaan Belanja Kegiatan Uji Kompetensi Nasional 1) Pengadaan barang/jasa dilaksanakan sesuai dengan Perpres No. 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta perubahannya. 2) Sewa Pembayaran belanja sewa sesuai Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Masukan yang berlaku sesuai tahun berjalan. 3) Perjalanan Dinas Pembayaran belanja perjalanan dinas sesuai ketentuan Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Masukandan Perjalanan Dinas dalam Negeriyang berlaku sesuai tahun berjalan. 4) Honorarium Pembayaran belanja honorarium sesuai ketentuan Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Masukan yang berlaku sesuai tahun berjalan. I.V.4 Prosedur Pencairan Anggaran PNBP Kegiatan UKMPPD Prosedur pencairan anggaran PNBP kegiatan uji kompetensi dilaksanakan dengan mekanisme Tambahan Uang Persediaan (TUP) dan Pembayaran Langsung (LS). A. Prosedur pencairan dana menggunakan mekanisme TUP. TUP diberikan dengan mekanisme Uang Muka Kerja (UMK) sesuai dengan kebutuhan. 1) Prosedur Pengajuan UMK a. Panitia UKMPPD menugaskan wakil bendahara untuk mengajukan dan menerima uang muka kerja sesuai dengan kebutuhan dalam rencana anggaran. b. Pengajuan uang muka oleh Wakil bendahara PNUKMPPD harus diketahui oleh Ketua Panitia. c. Bendahara Pengeluaran melakukan verifikasi atas pengajuan UMK sesuai dengan rencana anggaran kegiatan UKMPPD. 24

29 d. UMK diterimakan kepada Wakil bendahara PNUKMPPD. e. Wakil bendahara UKMPPD membayar semua kebutuhan pelaksanaan uji kompetensi. f. Wakil bendahara UKMPPD harus mempertanggungjawabkan uang muka yang diterima selambatlambatnya 7 hari kerja setelah pelaksanaan kegiatan. g. Dokumen pertanggungjawaban keuangan harus lengkap sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2) Dokumen Pertanggungjawaban UMK a. UMK digunakan untuk pembayaran belanja kepada pihak ketiga dengan nilai sampai dengan Rp ,- (limapuluh juta rupiah). a) Belanja barang/jasa dengan nilai Rp ,- sampai dengan Rp ,- menggunakan kwitansi dengan materai Rp dan dilampiri SSP (Jika ada),-; dan b) Belanja di atas Rp ,- menggunakan kwitansi dengan materai Rp 6.000,- dan dilampiri faktur pajak dan SSP. b. UMK digunakan untuk pembayaran belanja perjalanan dinas dengan dokumen pertanggungjawaban : a) Surat Tugas dari Ketua PNUKMPPD; b) Tiket dan Bording pass pergi pulang; c) Airport tax; d) Penginapan bila ada; e) Surat Perjalanan Dinas (SPD) yang telah ditandatangani pejabat yang berwenang dengan PPK Satker yang bertugas; dan f) Laporan perjalanan dinas. c. UMK digunakan untuk pembayaran belanja sewa : a) Kwitansi pembayaran sewa bermaterai sesuai ketentuan yang berlaku; dan b) Pembayaran pajak sewa sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku. B. Prosedur Pembayaran Langsung (LS) Pembayaran Langsung digunakan untuk pembayaran belanja pengadaan barang dan jasa di atas Rp ,- dan pembayaran belanja honorarium. 1) Prosedur pencairan LS digunakan untuk belanja pengadaan barang/jasa yang nilainya di atas Rp ,- (limapuluh juta) dengan mekanisme sebagai berikut : a. PNUKMPPD mengajukan kebutuhan bahan habis pakai yang meliputi nama bahan, merk, tipe, spesifikasi, volume beserta Harga Perkiraan Sendiri (HPS), waktu pelaksanaan serta menunjuk penerima barang beserta tempat penyerahan barang; b. PPK Satker yang bertugasmelakukan verifikasi terhadap HPS; c. PPK Satker yang bertugasberkoordinasi dengan Unit Layanan Pengadaan (ULP) UNPAD untuk pelaksanaan pengadaan; d. Belanja dengan nilai di atas Rp ,- melalui mekanisme pelelangan atau swakelola jika memungkinkan; e. Belanja dengan nilai di atas Rp ,- s.d Rp ,- dengan mekanisme pengadaan langsung atau swakelola jika memungkinkan; f. Panitia Penerima Hasil pekerjaan (PPHP) memeriksa dan menerima barang hasil pengadaan dan 25

30 membuat berita acara serah terima barang; g. Pembayaran untuk pengadaan barang/jasa dilaksanakan setelah berita acara serah terima pekerjaan di tanda-tangani oleh PPK dan penyedia barang yang dituangkan dalam berita acara pembayaran; dan h. Kelengkapan SPJ pengadaan barang dan jasa di atas Rp ,- selain swakelola sebagai berikut: Surat Perintah Kerja (SPK); Surat penunjukan penyedia barang / jasa; Berita acara penyelesaian pekerjaan, berita acara serah terima pekerjaan, berita acara pemeriksaan penyelesaian hasil pekerjaan dan berita acara persetujuan pembayaran; Kwitansi yang telah ditanda tangani penyedia barang, ketua panitia uji kompetensi, bendahara dan PPK. Faktur pajak beserta Surat Setoran Pajak (SSP); Jaminan pelaksanaan dari bank/asuransi yang terdaftar di Kementerian Keuangan untuk pengadaan di atas Rp ,- (dua ratus juta rupiah) Surat Referensi Bank penyedia barang; Semua berita acara rapat yang dilakukan selama proses pengadaan; Berkas perusahaan yang ikut dalam proses pengadaan; dan Daftar hadir untuk pertanggung jawaban konsumsi. 2) Prosedur pencairan LS digunakan untuk belanja honorarium a. Wakil Bendahara UKMPPD/pelaksana keuangan Satker yang bertugas membuat daftar/kwitansi honorarium; b. Nama penerima honorarium dalam daftar/kwitansi sesuai Surat Keputusan Ketua PNUKMPPD dan Satker yang bertugas; c. Wakil Bendahara UKMPPD/ Pelaksana keuangan Satker yang bertugasmengajukan belanja honorarium kepada Bendahara Pengeluaran Satker yang bertugasyang diketahui oleh Ketua PNUKMPPD; d. Bendahara Pengeluaran Satker yang bertugasmelakukan verifikasi terhadap pengajuan belanja honorarium; e. Honorarium diterimakan langsung dengan memperhitungkan PPh pasal 21, untuk PNS golongan III, pegawai kontrak, honorer, dan pegawai swasta dikenakan pajak 5 % (Jika memiliki NPWP) atau 6 % (Jika tidak memiliki NPWP), dan golongan IV dikenakan pajak 15%, sedangkan PNS golongan I dan II dikenakan pajak dengan tarif 0 %; f. Wakil Bendahara/pelaksana keuangan Satker yang bertugasberkewajiban mempertanggungjawabkan pembayaran honorarium; dan g. Pertanggungjawaban belanja honorarium maksimal 7 hari kerja setelah pelaksanaan kegiatan. I.V.5 Pertanggungjawaban Keuangan UKMPPD 26

31 a. Wakil Bendahara UKMPPD dan pelaksana keuangan harus membuat pertanggungjawaban terhadap semua penerimaan dan pengeluaran dana UKMPPD. Laporan disampaikan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi secara berkala (setiap periode uji). Laporan keuangan PNBP UKMPPD diaudit oleh auditor eksternal, sesuai dengan mekanisme audit untuk pengelolaan keuangan PNBP. b. Hasil audit dan laporan keuangan pada point a disampaikan dalam rapat khusus yang dibuat untuk itu. c. Waktu pelaksanaan pemaparan hasil audit paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah pengumuman hasil Uji Kompetensi. 27

32 I.VI. PENJAMINAN MUTU I.VI.1. Latar Belakang Undang-undang Dasar 1945, Pasal 28 H, ayat 1, mengamanahkan Pelayanan kesehatan yang bermutu yang merupakan kewajiban pemerintah kepada masyarakat. Dalam menghadirkan pelayanan kesehatan yang bermutu, peran dokter menjadi salah satu faktor utama. Dokter yang profesional yang mengedepankan standar profesi serta keluhuran menjalankan profesi merupakan jaminan pelayanan kedokteran terbaik yang dapat dihadirkan untukrakyat Indonesia. Lulusan fakultas kedokteran adalah tenaga professional yang akan mengabdi di masyarakat dalam berbagai bentuk pengabdian dan pelayanan. Menghadirkan kualitas tenaga dokter yang professional tersebut menjadi tanggung jawab bersama baik institusi pendidikan maupun organisasi profesi. Oleh karena itu, sinergisitas serta kualitas sistem yang dibangun oleh dua lembaga tersebut sangatlah dibutuhkan.kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI selaku regulator yang diberi amanah untuk menjamin perbaikan kualitas pendidkan di Indonesia harus memfasilitasi seluruh pemangku kebijakan/stake holder yang terlibat dalam mewujudkan lulusan-lulusan program pendidikan yang bermutu. Diharapkan dengan panduan ini dapat mewujudkan pelaksanaan uji kompetensi dokter yang kredibel, akuntabel, dan transparan. Sehingga dokter-dokter yang kelak turun ke masyarakat dapat menghadirkan kualitas kesehatan yang juga lebih baik di masa depan. Pelaksanaan Uji Kompetensi sebagai bagian dari upaya standarisasi dan penjaminan mutu, merupakan komponen kecil dari proses penjaminan mutu secara komprehensif. Peningkatan dan penjaminan mutu merupakan proses yang komprehensif dan bagian yang utuh tidak terpisahkan, yang dimulai dari proses input pada institusi pendidikan terkait, proses yang terjadi pada kegiatan akademik meliputi standarisasi kualitas Dosen, standarisasi sarana dan prasarana penunjang pendidikan sesuai dengan standar pendidikan dokter Indonesia (SPDI) KKI 2012, standarisasi kurikulum pendidikan berdasarkan Sisdiknas. Oleh karena itu, pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter juga harus mengimplementasikan pokok-pokok standarisasi yang tersebut diatas, sehingga pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, harus dibarengi dengan pembenahan-pembenahan standarisasi yang tersebut diatas. Dalam pelaksanaan Uji Kompetensi Dokter tidak lepas dari proses penjaminan mutu, monitoring dan evaluasi. Lahirnya Undang-undang No.20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran menyatakan bahwa Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter dilaksanakan secara nasional sebelum mengangkat sumpah sebagai dokter. Mahasiswa yang lulus uji kompetensi yang dimaksud memperoleh ijazah/sertifikat profesi yang dikeluarkan oleh Perguruan Tinggi. Sementara itu, menurut UU No.29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran dalam pasal 29 ayat (3) menjelaskan bahwa untuk memperoleh surat tanda registrasi dokter harus memenuhi berbagai persyaratan diantaranya memiliki sertifikat kompetensi, yang dalam penjelasan disebutkan dikeluarkan oleh kolegium yang bersangkutan, dimana untuk profesi dokter dikeluarkan oleh Kolegium Dokter Indonesia (KDI)/Kolegium Dokter Primer Indonesia (KDPI). Untuk mengeluarkan sertifikat kompetensi, KDI/KDPI berhak mengadakan Uji Kompetensi Dokter. Kedua jenis uji kompetensitersebut berada pada dua wilayah yang berbeda. Sangat jelas sekali bahwa Uji Kompetensi yang dimaksud UU No.20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran dilaksanakan 28

33 sebelum mahasiswa meraih gelar dokter, sementara Uji Kompetensi yang dimaksud UU No.29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran dilaksanakan setelah mahasiswa meraih gelar dokter. Pelaksana Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter adalah kewenangan dan Institusi Pendidikan Kedokteran, dimana peran Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai Organisasi Profesi Dokter berada pada garis koordinasi. Sementara itu, Uji Kompetensi Dokter murni merupakan kewenangan IDI melalui kolegiumnya,yaitu KDI/KDPI. Dilatarbelakangi tujuan mengintegrasikan kedua uji kompetensi tersebut, IDI melalui Kolegiumnya menggariskan beberapa kebijakan, yakni: 1. Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter murni merupakan kewenangan Kementerian terkait dan Intitusi Pendidikan Kedokteran; 2. Berdasarkan poin 1, sangat jelaslah bahwa pelaksana Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter dilakukan oleh dan Intitusi Pendidikan Kedokteran yang berkoordinasi dengan IDI; 3. Kolegium Dokter Indonesia (KDI)/Kolegium Dokter Primer Indonesia (KDPI) tidak melakukan Uji Kompetensi Dokter yang sama bentuknya dengan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter; 4. KDI/KDPI bertugas sebagai Penjamin Mutu terhadap penyelenggaraan uji sebagai wujud fungsi koordinasi sebagaimana dimaksud UU No.20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran. 5. KDI/KDPI berkontribusi 10% soal penunjang praktek sebagai bagian utuh dari soal yang akan diujikan. 6. KDI/KDPI akan menerbitkan sertifikat kompetensi dokter setelah mahasiswa kedokteran meraih gelar dokter dengan bukti berupa Surat Tanda Lulus (STL) Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, Sertifikat Profesi/Ijazah Dokter. 7. Dasar penjaminan mutu yang dilakukan oleh KDI/KDPI adalah UU Praktik Kedokteran No.29 tahun 2004 dan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No.11 tahun 2012 tentang Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). 8. Jika pelaksanaan uji tidak melewati tahap kendali mutu, maka KDI/KDPI mempunyai hak tidak menerbitkan sertifikat kompetensi dokter. 9. Jika pada pelaksanaan kendali mutu didapati hal yang tidak sesuai dengan panduan, maka dibahas dan diputuskan bersama panel juri. I.VI.2 Prinsip Penerapan SKDI 2012 Lahirnya SKDI 2012 berdasarkan pertimbangan bahwa pendidikan kedokteran pada dasarnya bertujuan untuk menghasilkan dokter yang profesional melalui proses yang terstandarisasi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat yang tetap disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran. SKDI merupakan bagian dari Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia yang disahkan oleh KKI (Pasal 1 ayat 1). Selanjutnya disebutkan bahwa: Setiap perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesi dokter, dalam mengembangkan kurikulum harus menerapkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (Pasal 2). Sangat jelas bahwa proses pendidikan profesi dokter harus berdasarkan SKDI dan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter juga harus berdasarkan SKDI. 29

34 SKDI merupakan standar minimal kompetensi lulusan dan bukan merupakan standar kewenangan dokter pelayanan di tingkat primer. SKDI pertama kali disahkan oleh KKI pada tahun 2006 dan telah digunakan sebagai acuan untuk pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). SKDI juga menjadi acuan dalam pengembangan uji kompetensi dokter yang bersifat nasional (BAB I Pendahuluan). Kompetensi dibangun dengan fondasi yang terdiri atas (BAB III. Standar Kompetensi Dokter Indonesia): 1. Profesionalitas yang Luhur 2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri 3. Komunikasi Efektif 4. Pengelolaan Informasi 5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran 6. Keterampilan Klinis 7. Pengelolaan Masalah Kesehatan Selanjutnya dalam pokok bahasan daftar penyakit disebutkan bahwa level kompetensi tertinggi adalah 4A (Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas, dimana level 4A merupakan kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter, dan 4B merupakan profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internship dan/atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB). Dalam hal ini sangat jelas bahwa Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter tidak melebihi tingkat kemampuan 4A. Berkaitan dengan hal tersebut proses internship harus diawasi oleh KDI/KDPI, sehingga tingkat kemampuan 4B dapat dipantau melalui logbook yang diisi oleh dokter internship. I.VI.3 Hakekat dan Prinsip-prinsip Monitoring dan Evaluasi Hakekat Monitoring dan Evaluasi (Monev) Monitoring dan evaluasi adalah kegiatan monitoring dan evaluasi yang ditujukan pada suatu program yang sedang atau sudah berlangsung. Monitoring sendiri merupakan aktivitas yang dilakukan untuk melihat, memantau jalannya program selama kegiatan berlangsung, dan menilai ketercapaian tujuan, melihat faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program. Dalam monitoring (pemantauan) dikumpulkan data dan dianalisis, hasil analisis diinterpretasikan dan dimaknakan sebagai masukan untuk mengadakan perbaikan. Evaluasi adalah proses untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data dan menganalisis data, menyimpulkan hasil yang telah dicapai, menginterpretasikan hasil menjadi rumusan kebijakan, dan menyajikan informasi (rekomendasi) untuk pembuatan keputusan berdasarkan pada aspek kebenaran hasil evaluasi. Terkait dengan evaluasi, Scriven (1967) menyatakan Evaluation as the assessment of worth and merit. Sementara itu, Stuflebeam (1971) mengatakan "Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing usefull information for decision making". Sedangkan Cronbach mengatakan bahwa "Evaluation as methods for quality improvement in education". Program adalah sekumpulan kegiatan yang terencana dan tersistem. Program terdiri dari komponenkomponen meliputi: tujuan, sasaran, kriteria keberhasilan, jenis kegiatan, prosedur untuk melaksanakan kegiatan, waktu untuk melakukan kegiatan, komponen pendukung seperti fasilitas, alat dan bahan, serta pengorganisasian. 30

35 Dari beberapa definisi di atas, evaluasi program merupakan satu metode untuk mengetahui dan menilai efektivitas suatu program dengan membandingkan kriteria yang telah ditentukan atau tujuan yang ingin dicapai dengan hasil yang dicapai. Hasil yang dicapai dalam bentuk informasi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan keputusan dan penentuan kebijakan. Jenis evaluasi yang akan digunakan sangat tergantung dari tujuan yang ingin dicapai lembaga, tahapan program yang akan dievaluasi dan jenis keputusan yang akan diambil. Dengan demikian Evaluasi Program adalah proses untuk mengidentifikasi, mengumpulkan fakta, menganalisis data dan menginterpretasikan, serta menyajikan informasi untuk pembuatan keputusan bagi pimpinan. Evaluasi program dilaksanakan secara sistematik seiring dengan tahapan (waktu pelaksanaan) program untuk mengetahui ketercapaian tujuan, dan memberikan umpan balik untuk memperbaiki program. Dalam konteks pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, yang disebut pihak internal adalah Institusi Pendidikan, sementara pihak eksternal adalah IDI melalui Kolegium terkait (KDI/KDPI). Prinsip-prinsip Monitoring Evaluasi Pada pelaksanaannya, monev haruslah dilakukan dengan prinsip-prinsip seperti berikut ini: 1. Berorientasi pada tujuan. Monev hendaknya dilaksanakan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai. Hasil monev dipergunakan sebagai bahan untuk perbaikan atau peningkatan program pada evaluasi formatif dan membuat jastifikasi dan akuntabilitas pada evaluasi sumatif. 2. Mengacu pada kriteria keberhasilan Monev seharusnya dilaksanakan mengacu pada kriteria keberhasilan program yang telah ditetapkan lembaga terkait. 3. Mengacu pada asas manfaat Monev sudah seharusnya dilaksanakan dengan manfaat yang jelas. Manfaat tersebut adalah berupa saran, masukan atau rekomendasi untuk perbaikan program yang dimonev atau program sejenis di masa mendatang. 4. Dilakukan secara objektif Monev harus dilaksanakan secara objektif. Petugas monev dari pihak eksternal seharusnya bersifat independen, yaitu bebas dari pengaruh pihak pelaksana program. Petugas monev internal harus bertindak objektif, yaitu melaporkan temuannya apa adanya. 31

36 I.VI.4 Ruang Lingkup Pelaksanaan Monitoring Evaluasi sebagai suatu proses dilakukan untuk menghasilkan dan menyajikan informasi guna mendukung pengambilan keputusan, evaluasi program dilakukan sejalan dengan tahapan program yang akan dievaluasi. Model Monev yang diterapkan oleh Organisasi Profesi adalah Countenance Evaluation Model (Model Evaluasi), yang terdiri dari: a. Antecedent phase/kendali mutu 1 dilakukan paling lambat 2 minggu sebelum uji dilaksanakan bertempat di kantor KKI. b. Transaction phase, pada saat uji kompetensi diimplementasikan. Evaluasi difokuskan untuk melihat apakah program berjalan sesuai dengan rencana atau tidak dan bagaimana partisipasi Institusi Pendidikan dan Mahasiswa sebagai peserta ujian. Peran KDI/KDPI hanya sebagai pengamat eksternal yang terbuka menerima informasi tentang pelaksanaan uji kompetensi baik dari penyelenggara maupun peserta dan atau masyarakat pemerhati. c. Outcomes phase, pada akhir program untuk melihat perubahan yang terjadi sebagai akibat program yang telah dilakukan. Berikut ini daftar pertanyaan yang digunakan: 1. Apakah pelaksanaan uji kompetensi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan? 2. Apakah soal yang diujikan telah sesuai SKDI 2012? (cross check pada daftar koding soal sebelum uji kompetensi dilaksanakan) 3. Apakah naskah soal yang diujikan tidak bermakna ganda? Untuk itu, naskah soal yang tersegel dibuka bersama dan dilakukan review/item analisis. Hanya soal yang baik dan benar yang diperiksa jawabannya. Bagi soal yang keliru, maka apapun jawaban mahasiswa dibenarkan. 4. Apakah lebih dari 70% first taker peserta uji kompetensi lulus pada NBL yang telah ditetapkan sebelumnya? Tahapan ini dilakukan di Kantor KKI minimal 2 minggu sebelum hasil uji kompetensi diumumkan. Pada tahapan ini KDI/KDPI menggariskan keberhasilan uji kompetensi dibuktikan dengan lebih dari 70% peserta uji kompetensi yang first taker lulus. a. Jika ada peserta 3 kali mengalami kegagalan ujian, akan diberikan peringatan khusus pada mahasiswa dan institusi yang bersangkutan. b. Bagi kandidat yang tidak lulus uji kompetensi sampai dengan batas masa studi profesi berakhir akan dirapatkan di Panitia Pengarah. c. Remediasi perlu diberikan kepada Peserta/Kandidat yang belum/tidak lulus ujian, dan dilaksanakan oleh Institusi Pendidikan dengan baik dan benar, tanpa pungutan biaya tambahan. 32

Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) melalui Uji Kompetensi

Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) melalui Uji Kompetensi Kolegium Dokter Gigi Indonesia Pelaksanaan Uji Kompetensi Dokter Gigi April 2007 Januari 2010 Undang-Undang RI Nomor: 29 Tahun 2004 BAB I Pasal 1Ayat 13 Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) Badan yang dibentuk

Lebih terperinci

2013, No

2013, No 2013, No.834 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI

Lebih terperinci

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi 00 PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI MELALUI DANA DEKONSENTRASI DIREKTORAT PROFESI PENDIDIK DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 1 /KKI/PER/ I /2010 TENTANG REGISTRASI DOKTER PROGRAM INTERNSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 1 /KKI/PER/ I /2010 TENTANG REGISTRASI DOKTER PROGRAM INTERNSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 1 /KKI/PER/ I /2010 TENTANG REGISTRASI DOKTER PROGRAM INTERNSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, Menimbang : a. bahwa terhadap

Lebih terperinci

Ujian Nasional PPDS Ilmu Kedokteran Forensik

Ujian Nasional PPDS Ilmu Kedokteran Forensik Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Proceeding Annual Scientific Meeting 2017 Ujian Nasional PPDS Ilmu Kedokteran

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM ADAPTASI DOKTER DAN DOKTER GIGI WARGA NEGARA INDONESIA LULUSAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure. PELAKSANAAN Objective Structured Clinical Examination (OSCE) NASIONAL

Standard Operating Procedure. PELAKSANAAN Objective Structured Clinical Examination (OSCE) NASIONAL Standard Operating Procedure PELAKSANAAN Objective Structured Clinical Examination (OSCE) NASIONAL PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 0 LEMBAR

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN

Lebih terperinci

PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 2017 PANDUAN PETUNJUK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI MAHASISWA PROGRAM PROFESI DOKTER ATAU DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK SEKOLAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2013 I. KETENTUAN UMUM

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK PENINGKATAN

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undan

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2147, 2016 KEMENKEU. Belanja Bantuan Sosial. K/L. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.05/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.319, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Registrasi. Berbasis Elektronik. Sistem Informasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.319, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Registrasi. Berbasis Elektronik. Sistem Informasi. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.319, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Registrasi. Berbasis Elektronik. Sistem Informasi. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI REGISTRASI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER GIGI SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PAMERAN PRODUK KREATIF SISWA SMK BESERTA MITRA INDUSTRI

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PAMERAN PRODUK KREATIF SISWA SMK BESERTA MITRA INDUSTRI KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. MEKANISME PENYALURAN bantuan PENDIDIKAN DALAM BENTUK BANTUAN sosial DAN BELANJA BARANG

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. MEKANISME PENYALURAN bantuan PENDIDIKAN DALAM BENTUK BANTUAN sosial DAN BELANJA BARANG INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN MEKANISME PENYALURAN bantuan PENDIDIKAN DALAM BENTUK BANTUAN sosial DAN BELANJA BARANG

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LAPORAN KEUANGAN BOS TAHUN ANGGARAN 2012 BAB I PENDAHULUAN

PETUNJUK TEKNIS LAPORAN KEUANGAN BOS TAHUN ANGGARAN 2012 BAB I PENDAHULUAN SALINAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2011 PETUNJUK TEKNIS LAPORAN KEUANGAN BOS TAHUN ANGGARAN 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah

Lebih terperinci

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2017 KEMEN-LHK. Penyaluran Bantuan Lainnya. Karakteristik Bantuan Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U No.132, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Kedokteran. Akademik. Profesi. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5434) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN E-PEMBELAJARAN. 2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PERALATAN e-pembelajaran

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN E-PEMBELAJARAN. 2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PERALATAN e-pembelajaran KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/MenLHK/Setjen/Kum.1/6/2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN BANTUAN LAINNYA YANG MEMILIKI KARAKTERISTIK BANTUAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM (PTAI) TAHUN ANGGARAN 2014

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM (PTAI) TAHUN ANGGARAN 2014 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM (PTAI) TAHUN ANGGARAN 2014 DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN, KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : DJ.IV/KEP/HK.OO.5/463/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI GURU PENDIDIKAN AGAMA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-SUBSPESIALIS DAN DOKTER GIGI SPESIALIS-SUBSPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 1 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG 1 PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2013 BUPATI SITUBONDO, DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1290, 2014 KEMENDIKBUD. Program Studi. Perguruan Tinggi. Akreditasi. Pencabutan. MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 155/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN UMUM POS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PEDOMAN KEUANGAN HIBAH PENELITIAN (DAMAS) UNIVERSITAS INDONESIA

PEDOMAN KEUANGAN HIBAH PENELITIAN (DAMAS) UNIVERSITAS INDONESIA PEDOMAN KEUANGAN HIBAH PENELITIAN (DAMAS) UNIVERSITAS INDONESIA PENGAJUAN DANA Permohonan dana diajukan ke Direktorat Keuangan melalui DRPM dengan melampirkan: TERMIN I : TERMIN II dst : Asli Kontrak/Perjanjian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PENYEDIAAN PERALATAN, BAHAN, DAN KELENGKAPAN LAINNYA UNTUK LKS TAHUN 2016

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PENYEDIAAN PERALATAN, BAHAN, DAN KELENGKAPAN LAINNYA UNTUK LKS TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure (SOP) Lintas Unit SPM

Standard Operating Procedure (SOP) Lintas Unit SPM Lintas Unit SPM Kantor Wakil Rektor Bidang Sumberdaya dan Organisasi Institut Teknologi Bandung 2014 DAFTAR ISI 001/I1.B06/SOP/2014 Penyusunan RKA dan Rencana Implementasi 002/I1.B06/SOP/2014 Pengajuan

Lebih terperinci

PERPAJAKAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SUMBER DANA DRPM DIKTI TAHUN 2018

PERPAJAKAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SUMBER DANA DRPM DIKTI TAHUN 2018 PERPAJAKAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SUMBER DANA DRPM DIKTI TAHUN 2018 BASIS 1. Pendanaan penelitian ini merupakan dana kementerian yang diberikan kepada peneliti

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2017... TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN YANG BERSIFAT KHUSUS UNTUK PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.298, 2014 KKI. Registrasi. Sementara. Bersyarat. Dokter. Dokter Gigi. WNA. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI SEMENTARA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun 2006 dan telah digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun 2006 dan telah digunakan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dokter adalah seorang tenaga kesehatan yang menjadi tujuan pertama bagi pasien atau masyarakat dalam menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Subsidi Benih. Prosedur Penggunaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Subsidi Benih. Prosedur Penggunaan. No.348, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Subsidi Benih. Prosedur Penggunaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN,

Lebih terperinci

1 P : Menurut anda, apakah website Konsil Kedokteran Indonesia bermanfaat untuk kebutuhan informasi?

1 P : Menurut anda, apakah website Konsil Kedokteran Indonesia bermanfaat untuk kebutuhan informasi? Bagian Registrasi 1 P : Menurut anda, apakah website Konsil Kedokteran Indonesia bermanfaat untuk kebutuhan informasi? J: Sangat bermanfaat 2 P: Registrasi dr/drg Konsil Kedokteran Indonesia dilakukan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.05/2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.05/2008 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.05/2008 TENTANG PENGGUNAAN ANGGARAN YANG DANANYA BERSUMBER DARI SETORAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK ATAS BIAYA SELEKSI

Lebih terperinci

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bersama Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tin

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bersama Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tin No.833, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBER. Uji Kompetensi. Penyelenggaraan. PERATURAN BERSAMA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU No.103, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. Pelaksanaan. APBN. Tata Cara. (Penjelesan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.617, 2015 KKI. Pelanggaran Disiplin. Dokter dan Dokter Gigi. Dugaan. Penanganan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2016TENTANG PEDOMAN PELAKSANAANPROGRAM GERAKAN

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MATARAM NOMOR 1333/UN18/LK.00.04/2012 Tanggal 31 Januari 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA UNIVERSITAS MATARAM

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MATARAM NOMOR 1333/UN18/LK.00.04/2012 Tanggal 31 Januari 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA UNIVERSITAS MATARAM PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MATARAM NOMOR 1333/UN18/LK.00.04/2012 Tanggal 31 Januari 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA UNIVERSITAS MATARAM REKTOR UNIVERSITAS MATARAM, Menimbang: a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi 1 Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi i ii Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Setifikasi Kompetensi SAMBUTAN Direktur

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK PENINGKATAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN, PEMBINAAN, DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

Kebijakan Dalam Pelaksanaan Dan Persiapan Uji Kompetensi Tahun 2013

Kebijakan Dalam Pelaksanaan Dan Persiapan Uji Kompetensi Tahun 2013 Kebijakan Dalam Pelaksanaan Dan Persiapan Uji Kompetensi Tahun 2013 Drg. Oscar Primadi, MPH Kepala Pusat Standardisasi, Sertifikasi, dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan Disampaikan pada : Pertemuan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Belanja Pensiun. PT. Taspen. Prosedur.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Belanja Pensiun. PT. Taspen. Prosedur. No.593, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Belanja Pensiun. PT. Taspen. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 218/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PERHITUNGAN,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memajukan kesejahteraan umum sebagai

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.761, 2014 KEMENKEU. Konsultan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent No.794, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. ULP. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 43 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN ` RUU Tentang Pendidikan Kedokteran RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN KOMISI X DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 2012 1 RUU Tentang

Lebih terperinci

II. KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN

II. KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 167/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA CADANGAN BENIH NASIONAL DAN BANTUAN LANGSUNG BENIH UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 126/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SERTIFIKASI BENDAHARA PADA SATUAN KERJA PENGELOLA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI TAHUN 2009 DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2009 KATA PENGANTAR Undang-Undang Republik

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN, Menimbang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA STRATEGIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA STRATEGIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA STRATEGIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER 1274/K/JF/2010 TENTANG

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER 1274/K/JF/2010 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER 1274/K/JF/2010 TENTANG PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN SERTIFIKASI AUDITOR APARAT PENGAWASAN INTERN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN UNTUK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA (PTKIS) TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN UNTUK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA (PTKIS) TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN UNTUK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA (PTKIS) TAHUN 2015 KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK

Lebih terperinci