BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
|
|
- Hamdani Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN Bab pertama atau bab pendahuluan ini memberikan penjelasan tentang latar belakang penelitian yang dilakukan, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup masalah, dan metodologi penelitian. Bab ini diakhiri dengan subbab yang berisi sistematika penulisan buku laporan Tugas Akhir ini Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu nikmat yang dikaruniakan Allah SWT kepada makhluk- Nya. Namun, seringkali manusia lupa untuk mensyukurinya dengan menjaganya dan memanfaatkannya untuk kebaikan. Memiliki pola hidup yang teratur, memakan makanan yang halal dan bergizi, berolahraga teratur, tidak merokok, menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta melakukan pemeriksaan kesehatan rutin setiap tahun adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang saat ini dihadapi oleh penduduk dunia adalah ancaman osteoporosis atau keropos tulang. Ancaman ini terutama dihadapi oleh kaum perempuan yang telah memasuki usia lanjut. Di Amerika saja, setiap tahun terdapat sekitar 26 juta perempuan yang terdeteksi berpotensi menderita osteoporosis. Sedangkan untuk keadaan di Indonesia, menurut hasil analisa data yang dilakukan oleh Puslitbang Gizi Depkes tahun 2002 pada 14 provinsi menunjukkan bahwa masalah osteoporosis di Indonesia telah mencapai pada tingkat yang perlu diwaspadai yaitu 19,7%. Penelitian lain di kota Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan tahun 2002 menemukan bahwa dari responden, ternyata 29% diantaranya telah menderita osteoporosis.
2 Diagnosa osteoporosis umumnya dilakukan dengan melihat tingkat kerapatan massa/mineral tulang (BMD Bone Mass/Mineral Density). Alat baku yang digunakan untuk mengetahui tingkat kerapatan massa tulang adalah DEXA (Dual- Energy X-ray Absorptiometry). DEXA digunakan untuk mengetahui kerapatan massa tulang pada tulang belakang (spine), tulang panggul (hip), dan tulang lengan (arm). DEXA mampu melakukan pengukuran BMD langsung di daerah pusat (axial) seperti pada tulang belakang dan tulang panggul. Daerah-daerah tersebut adalah daerah yang umumnya mengalami kekeroposan. Karena kemampuannya tersebut, World Health Organization atau WHO menetapkan DEXA sebagai acuan utama atau gold standard dalam pengukuran kerapatan massa tulang. Namun, karena teknologi yang digunakan DEXA tergolong kompleks, biaya operasional dan harga pemeriksaan dengan DEXA menjadi relatif mahal untuk ukuran sosial ekonomi masyarakat Indonesia pada umumnya. DEXA memberikan hasil pengukuran berupa BMD dalam satuan gr/cm 2, T-score, dan Z-score. T-score dan Z-score menunjukkan simpangan terhadap acuan muda normal (Young Adult) dan acuan seumur. DEXA memiliki dimensi yang besar dan bobot yang berat karena memang tidak dirancang untuk penggunaan yang berpindah-pindah. Hal ini kurang menguntungkan untuk kondisi Indonesia yang memiliki geografis yang luas, jumlah penduduk yang banyak, dan ditambah lagi tingkat sosial ekonomi masyarakat yang beragam. Maka, dibutuhkan suatu perangkat yang dapat melakukan diagnosa yang serupa namun lebih mudah dipindahkan dan lebih rendah biaya operasionalnya sehingga terjangkau oleh lebih banyak lapisan masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir telah banyak dilakukan penelitian tentang pemanfaatan sifat-sifat ultrasonik untuk melakukan diagnosa osteoporosis. Pada umumnya alat atau perangkat yang mengaplikasikan ultrasonik untuk mengetahui
3 tingkat kerapatan tulang disebut sebagai QUS (Quantitative Ultrasound) atau bone ultrasonometry. Pengukuran QUS umumnya dilakukan pada bagian-bagian tubuh periferal, seperti tulang lengan dan tulang tumit atau calcanea. Hasil pengukuran QUS berupa T-score dan Z-score, tetapi tidak menunjukkan tingkat absorpsi dalam gr/cm 2. Salah satu keunggulan QUS dibandingkan DEXA adalah harga dan biaya operasional yang jauh lebih murah. Di samping itu, dimensi QUS yang relatif kecil membuatnya lebih mudah dipindah-pindahkan. Kedua keunggulan ini sangat sesuai dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan geografis Indonesia. Di samping itu, dari sisi keamanan, QUS jauh lebih aman dibandingkan DEXA karena tidak menimbulkan efek ionisasi sel yang memiliki kemungkinan merusak sel tubuh. Namun, salah satu kendala dari QUS adalah hasil pengukurannya yang mudah berubah-ubah sehingga sulit untuk menegakkan diagnosa. Oleh karena itu, beberapa dokter meragukan hasil dari pengukuran QUS dan mengambil sikap hati-hati, bahkan ada dokter yang tidak mempercayainya sama sekali. Tapi di lain pihak, ada dokter yang langsung mempercayainya sehingga pasien mengalami apa yang disebut sebagai over/under diagnose. Salah satu sebab berubah-ubahnya hasil pengukuran QUS adalah pemilihan parameter ultrasonik yang kurang tepat. Dibutuhkan pemilihan parameter ultrasonik yang tepat untuk melakukan karakterisasi material. Ada parameter-parameter yang lebih atau kurang sensitif dibandingkan dengan parameter lainnya. Oleh karena itu, pemilihan parameter yang tepat dan berkorelasi cukup kuat dengan kualitas tulang diperlukan untuk melakukan prediksi kualitas tulang yang lebih baik.
4 Di samping itu, menggunakan populasi yang tepat sebagai referensi juga akan meningkatkan akurasi diagnosa. Misalnya, apabila QUS akan digunakan untuk mendiagnosa perempuan etnis Melayu, maka referensi yang digunakan adalah populasi perempuan etnis Melayu juga bukan etnis lainnya atau referensi laki-laki. Dengan demikian, QUS diharapkan dapat membantu mengatasi kelangkaan dan mahalnya pemeriksaan DEXA terutama di Indonesia. Atau setidaknya, QUS dapat digunakan sebagai seleksi awal (screening) bagi pasien sebelum pasien dinyatakan perlu atau tidak untuk melakukan pemeriksaan DEXA Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas masalah yang dihadapi dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Parameter apa saja dari sinyal ultrasonik yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan prediksi keropos tulang? 2. Bagaimana spesifikasi sistem yang dibutuhkan untuk melakukan akuisisi sinyal ultrasonik yang memadai bagi analisis parameter-parameter ultrasonik? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Melakukan identifikasi parameter-parameter sinyal ultrasonik yang dapat digunakan untuk melakukan prediksi keropos tulang dan mengembangkan metode analisis parameter-parameter tersebut. 2. Melakukan identifikasi spesifikasi sistem yang dibutuhkan untuk melakukan akuisisi sinyal ultrasonik yang memiliki kualitas memadai bagi analisis parameter-parameter ultrasonik.
5 Di samping tujuan utama tersebut di atas, maksud lain dari penelitian ini antara lain: 1. Mengembangkan sistem diagnosa keropos tulang yang lebih murah dan lebih mudah terjangkau oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia. 2. Mengembangkan sistem diagnosa yang relatif aman bagi jaringan tubuh. 3. Mengembangkan aplikasi ultrasonik dalam bidang teknologi kedokteran Ruang Lingkup Pembahasan Pembahasan dalam penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Data acuan atau referensi berupa data T-score, Z-score, dan Stiffness Index yang diukur dengan perangkat QUS GE Achilles Express milik PT. Aventis Pharma. Dari data-data tersebut dapat diperoleh estimasi data bone mass density (BMD) berdasarkan persamaan yang dihasilkan dari Tesis Magister oleh PC. Nugraha pada tahun 2003 berjudul Analisis Hasil Diagnosis Keropos Tulang Menggunakan Metoda Statistik. 2. Pengambilan data ultrasonik dilakukan di Laboratorium Ultrasonik Program Studi Teknik Fisika ITB dengan fasilitas pendukung untuk percobaan ultrasonik. Perangkat-perangkat tersebut meliputi: Pulse Generator 4001 dari Global Specialities Corporation, ENI Model 2100L RF Power Amplifier, flaw detector Krautkramer-Branson USIP 12, sepasang transduser ultrasonik Krautkramer- Branson Z1N dengan frekuensi tengah 1 MHz, osiloskop digital ETC M621, dan seperangkat PC terinstalasi perangkat lunak osiloskop digital yang terhubung dengan modul antar muka ETC M Objek penelitian adalah tumit kaki kanan dari sukarelawan berjenis kelamin perempuan dengan rentang usia antara 20 sampai 27 tahun. 4. Analisis data menggunakan perangkat lunak MATLAB 7.0 dan Microsoft Excel 2003.
6 5. Tugas akhir ini menekankan pada keberhasilan mendapatkan parameter-parameter sinyal ultrasonik yang dapat dmanfaatkan untuk melakukan prediksi keropos tulang dengan melakukan pengukuran pada bagian peripheral tubuh manusia yang dalam penelitian ini adalah tulang kalkanea atau tulang tumit Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang dilakukan pada penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan permasalahan dan tujuan dari latar belakang yang ada. 2. Melakukan studi literatur tentang teori dan aplikasi ultrasonik. 3. Merencanakan metode analisis. 4. Menentukan spesifikasi alat yang dibutuhkan. 5. Melakukan pengambilan data. 6. Melakukan pengolahan data dan membandingkannya dengan data acuan. 7. Evaluasi metode analisis dan spesifikasi alat yang dibutuhkan. 8. Merumuskan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil analisis Sistematika Penulisan Laporan Laporan Tugas Akhir ditulis dengan sistematika sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Bab ini berisi hal-hal yang menjadi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan laporan penelitian.
7 BAB II Keropos Tulang (Osteoporosis) Bab ini memberikan paparan tentang hal-hal yang terkait dengan keropos tulang atau osteoporosis seperti tentang fungsi tulang, struktur tulang, metabolisme tulang, pertumbuhan tulang, klasifikasi keropos tulang, hubungan massa tulang dengan kekuatan tulang, dan diagnosa keropos tulang. BAB III Teori Dasar Bab ini berisi tentang teori dasar ultrasonik, pembangkitan gelombang ultrasonik, penerapan gelombang ultrasonik pada bidang kedokteran, dan pengolahan sinyal ultrasonik. BAB IV Perancangan dan Implementasi Bab ini berisi deskripsi umum sistem Quantitative Ultrasound, susunan dan komponen sistem pengukuran, dan metode analisis parameter ultrasonik. BAB V Hasil dan Analisis Bab ini berisi hasil akuisisi data dan analisis terhadap parameter-parameter sinyal ultrasonik dengan metode yang telah dirancang. BAB VI Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian ini dan saran-saran pengembangan untuk penelitian selanjutnya.
PENGEMBANGAN METODE ANALISIS PARAMETER SINYAL ULTRASONIK UNTUK PREDIKSI OSTEOPOROSIS
PENGEMBANGAN METODE ANALISIS PARAMETER SINYAL ULTRASONIK UNTUK PREDIKSI OSTEOPOROSIS LAPORAN TUGAS AKHIR oleh: IKA NUGRAHANTI BUDHYSULISTYANI 13202162 / TEKNIK BIOMEDIKA PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Bab keempat ini menjelaskan perancangan dan impelementasi metode analisis parameter-parameter ultrasonik yang diperkirakan dapat dimanfaatkan untuk melakukan karakterisasi
Lebih terperinciBAB II KEROPOS TULANG (OSTEOPOROSIS)
BAB II KEROPOS TULANG (OSTEOPOROSIS) Bab kedua ini memberikan penjelasan umum tentang tulang dan keropos tulang, meliputi definisi keropos tulang, struktur tulang, metabolisme tulang, fungsi tulang, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang. menjadi permasalah global di bidang kesehatan termasuk di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi permasalah global di bidang kesehatan termasuk di Indonesia. Osteoporosis merupakan penyakit ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di Indonesia. Jumlah usia lanjut di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang pada tahap awal belum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang pada tahap awal belum memberikan gejala-gejala yang diketahui (asymtomatic disease). Osteoporosis baru diketahui ada apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit silent epidemic, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit silent epidemic, yang berarti pengeroposan tulang yang berlangsung secara diam-diam dan terus menerus. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mineral tulang disertai dengan perubahan mikroarsitektural tulang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis didefinisikan sebagai kondisi rendahnya kepadatan mineral tulang disertai dengan perubahan mikroarsitektural tulang, peningkatan kerapuhan tulang dan peningkatan
Lebih terperinciGambaran Kepadatan Tulang Wanita Menopause Pada Kelompok X di Bandung
Gambaran Kepadatan Tulang Wanita Menopause Pada Kelompok X di Bandung Adam BH Darmawan, Slamet Santosa Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Abstrak Osteoporosis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas latar belakang permasalahan yang dialami, khususnya permasalahan yang harus diatasi dalam pengambilan citra sampai proses analisis selanjutnya. Tujuan dan ruang
Lebih terperinciMETODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
8 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai hubungan konsumsi susu dan kebiasaan olahraga dengan status gizi dan densitas tulang remaja di TPB IPB dilakukan dengan menggunakan desain
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencitraan memegang peranan yang sangat penting di bidang kedokteran terutama dalam mendiagnosa penyakit. Peralatan kedokteran seperti CT Scan, MRI, SPECT,Ultrasonografi
Lebih terperinciKetetapan resmi terkini ISCD tahun 2013 (pasien anak-anak) Dibawah ini adalah ketetapan resmi ISCD yang telah diperbaruhi tahun 2013
Ketetapan resmi terkini ISCD tahun 2013 (pasien anak-anak) Dibawah ini adalah ketetapan resmi ISCD yang telah diperbaruhi tahun 2013 Gugus tugas tenatng kemungkinan resiko patah tulang serta definisi osteoporosis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari masa remaja memberikan dampak pada masalah kesehatan. Salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup pada masa dewasa awal sebagai masa transisi dari masa remaja memberikan dampak pada masalah kesehatan. Salah satu perhatian khusus adalah masalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Karakteristik kasus menopause..., Herdiana Christanty Sihombing, FKM UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoporosis merupakan masalah kesehatan dunia (global issue). Hal ini dikarenakan, meskipun prevalensi osteoporosis tertinggi diderita oleh wanita usia lanjut, namun
Lebih terperinciPengukuran Waktu Tunda (Time Delay) pada Dua Sinyal dengan Cross Correlation Function (CCF)
Jurnal Penelitian Sains Volume 12 Nomer 1(B) 12102 Pengukuran Waktu Tunda (Time Delay) pada Dua Sinyal dengan Cross Correlation Function (CCF) Erry Koriyanti Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Sriwijaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama mortalitas di dunia (sekitar 13% dari seluruh penyebab mortalitas), diperkirakan angka mortalitas sekitar 7,9 juta kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai kemajuan dalam segala aspek kehidupan manusia saat ini telah meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi maupun dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meluasnya pemakaian personal computer (PC) sekarang ini, maka semakin mudah manusia untuk memperoleh PC dan makin terjangkau pula harganya. Ada banyak komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Osiloskop merupakan alat ukur elektronika yang berfungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Osiloskop merupakan alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal baik sinyal analog maupun sinyal digital sehingga sinyal-sinyal tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia saat ini menghadapi masalah kesehatan yang kompleks dan beragam. Mulai dari demam berdarah sampai penyakit pernapasan akut akibat virus flu burung yang terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. vermiformis. Apendiks vermiformis memiliki panjang yang bervariasi dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Apendisitis merupakan peradangan akut pada apendiks vermiformis. Apendiks vermiformis memiliki panjang yang bervariasi dari 7 sampai 15 cm (Dorland, 2000)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis adalah penyakit pengeroposan tulang yang banyak diderita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Osteoporosis adalah penyakit pengeroposan tulang yang banyak diderita oleh kalangan lanjut usia, terutama wanita. Hal ini dikarenakan pada umur 50 tahun keatas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 3,4
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiografi dental merupakan salah satu bagian terpenting dari diagnosis oral moderen. Dalam menentukan diagnosis yang tepat, setiap dokter harus mengetahui nilai dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik yang prevalensinya sangat tinggi di dunia selama lebih dari dua dekade (Singh, et al., 2012). Angka kejadian
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, KEBIASAAN MEROKOK, PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN KEJADIAN OSTEOPOROSIS (Studi Di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya) Oleh : UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lebih terperinciultrasonik. Selain itu, diberikan juga saran-saran untuk pengembangan dan penyempurnaan lebih lanjut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada pemeriksaan kesehatan janin bayi, dokter atau ahli medis melakukan beberapa hal pemeriksaan pada ibu hamil atau pasien seperti: tekanan darah, berat badan, tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengidap penyakit jantung di Indonesia terus meningkat, menurut dr M.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengidap penyakit jantung di Indonesia terus meningkat, menurut dr M. Arif Nugroho, Sp.JP, FIHA penyakit jantung koroner (PJK) merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masalah obesitas dan kekurangan gizi menjadi salah satu masalah kesehatan yang penting. Menurut WHO (2000) diperkirakan lebih dari 700 juta orang dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Memasuki milenium ke-3,infeksi malaria masih merupakan problema klinik bagi negara tropik/sub topik dan negara berkembang maupun negara yang sudah maju.malaria merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaringan yang paling kering, memiliki kandungan H 2 O hanya 10%. Karena itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lemak merupakan salah satu kandungan utama dalam makanan, dan penting dalam diet karena beberapa alasan. Lemak merupakan salah satu sumber utama energi dan mengandung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang belum dapat diselesaikan oleh negara-negara maju. dan berkembang di dunia. Studi pada tahun 2013 dari Institute for
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak tubuh yang berlebihan atau abnormal sehingga menimbulkan risiko bagi kesehatan, antara lain adalah penyakit kardiovaskular,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dental radiology memiliki peranan yang penting dalam menentukan perawatan dan diagnosa gigi. Penggunaan sinar rontgen telah lama di kenal sebagai suatu alat dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kejadian Osteoporosis terutama pada lansia akan mempunyai dampak yang sangat buruk bagi penderitanya. Osteoporosis pada lansia akan mengakibatkan terjadinya fraktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi makhluk hidup, khususnya manusia. Dengan kondisi tubuh yang sehat, maka kita dapat melakukan aktifitas kita dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia dini adalah anak yang sedang berada dalam rentang usia 0-8 tahun yang merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif dan progresif yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang melindungi ujung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tulang ditentukan oleh tingkat kepadatannya. Penurunan massa tulang akan terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tulang yang sehat adalah tulang yang kuat dan tidak mudah patah. Kekuatan tulang ditentukan oleh tingkat kepadatannya. Penurunan massa tulang akan terus terjadi seiring
Lebih terperinciLaporan Skripsi BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Perkembangan teknologi saat ini sudah sangat pesat, teknologi merupakan metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis ataupun keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis kelainan pada tulang punggung manusia bermacam-macam, bergantung pada faktor umur, kebiasaan, dan kecelakaan/virusbakteri. Skoliosis adalah kelainan tulang belakang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan komputer sekarang ini tidak hanya terbatas pada bidang komputer secara langsung. Komputer telah menjadi keperluan penting dalam keseharian dan digunakan
Lebih terperinciPcndahuluan. Bab I Latar Belakang Masalah
Bab I Pcndahuluan Bagian pendahuluan ini akan memuat beberapa pokok bahasan yaitu mengenai latar belakang masalah, tujuan dari kegiatan penelitian serta manfaat yang ingin dicapai dengan merealisasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beroperasi seperti otak manusia, sistem ini dapat mengambil keputusan layaknya
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sistem pakar (Expert system) adalah suatu sistem yang dapat bekerja atau beroperasi seperti otak manusia, sistem ini dapat mengambil keputusan layaknya seorang pakar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa peluahan sebagian (PD) merupakan sebuah fenomena yang menjadi penyebab kerusakan atau penuaan sistem isolasi listrik. PD menyebabkan degradasi atau penurunan
Lebih terperinciSIMPULAN DAN SARAN Simpulan LAKI-LAKI PEREMPUAN
135 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Tinggi badan lansia dapat diprediksi dari tinggi lutut, panjang depa, dan tinggi duduk. Panjang depa memberikan nilai korelasi tertinggi pada lansia lakilaki dan perempuan
Lebih terperinciAPLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA OSTEOPOROSIS MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES
APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA OSTEOPOROSIS MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES Indri Oktaviani Rahman, Agus Lahinta, Manda Rohandi Prodi Sistem Informasi / Jurusan Teknik Informatika Intisari INDRI
Lebih terperinciBAB. IV SIMULASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENCITRAAN ULTRASONIK
BAB. IV SIMULASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENCITRAAN ULTRASONIK 4.1 Simulasi Simulasi merupakan penggambaran suatu sistem atau proses dengan memperagakan atau menirukan (menyerupai) sesuatu yg besar dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Osteoporosis merupakan masalah kesehatan nomor dua di dunia seperti yang dinyatakan oleh WHO (World Health
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Osteoporosis merupakan masalah kesehatan nomor dua di dunia seperti yang dinyatakan oleh WHO (World Health Organization) (Salma, 2013: 9). Osteoporosis berasal dari
Lebih terperinciEFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI
EFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI PERSYARATAN UNTUK MENDAPATKAN GELAR SARJANA SAINS ILMU TERAPAN FISIOTERAPI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah gangguan kejiwaan/gangguan mental adalah seluruh gejala atau pola perilaku seseorang yang dapat ditemukan secara klinis yang berkaitan dengan tekanan/distress
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan. Kebanyakan tidak menimbulkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman sekarang, menuntut manusia untuk terus menciptakan inovasi baru di bidang teknologi. Hal ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Elekto Medis, Politeknik Kesehatan Surabaya, dan Sekolah Luar Biasa (SLB) Tuna Rungu mulai bulan Januari 2012-Juli 2012.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biofisika dan Laboratorium Instrumentasi Medis, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciBAB. I Pendahuluan A. Latar Belakang
BAB. I Pendahuluan A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) diketahui sebagai penyakit arboviral (ditularkan melalui nyamuk) paling banyak ditemukan di negara-negara tropis dan subtropis. World Health
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung (cardiac) adalah organ di dalam tubuh manusia yang mempunyai fungsi untuk memompa dan mengedarkan darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eplanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih dengan rancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia menurut World Health Organization (WHO) mencapai 289.000 jiwa terbagi atas beberapa negara antara lain Amerika Serikat sebanyak 9300
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu biomedikal telah mendorong banyak penelitian dilakukan untuk menghasilkan alat bantu diagnosa berbasis komputer. Salah satunya yaitu pendeteksian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para olahragawan pembentukan badan (body building) saat pertama kali mengikuti olahraga tersebut memiliki berbagai macam faktor atau latar belakang fisik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehingga hal tersebut akan mempengaruhi pola konsumsi gizi dan aktivitas fisik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja mengalami peningkatan kebutuhan gizi karena pertumbuhan yang sangat cepat. Tetapi masukan zat gizi mereka sering tidak sesuai dengan kebiasaan makan karena kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat saat ini yang sangat kompleks membuat banyak bermunculan berbagai masalah-masalah kesehatan yang cukup dominan khususnya di negara negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memompa darah ke seluruh tubuh. Banyak masyarakat awam yang belum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung adalah organ penting dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Banyak masyarakat awam yang belum mengetahui fungsi jantung, mereka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dua variabel atau lebih. Misalnya untuk memperkirakan hasil nilai anak berdasarkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, sering ditemukan adanya persoalan yang melibatkan dua variabel atau lebih. Misalnya untuk memperkirakan hasil nilai anak berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan informasi yang tepat, akurat dan cepat semakin dibutuhkan oleh semua orang dengan intensitas yang semakin meningkat seiring dengan berjalannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan semakin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua
Lebih terperinciJURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
NILAI DIAGNOSTIK OSTEOPOROSIS SELF-ASSESMENT TOOL FOR ASIANS TERHADAP DUAL ENERGY X-RAY ABSORBTIOMETRY DALAM PENAPISAN OSTEOPOROSIS STUDI PADA WANITA POST MENOPAUSE Daniel Yoga Kurniawan 1, Tanti Ajoe
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah, efek terhadap paru, kekebalan tubuh hingga sistem reproduksi. 1 Meski
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok telah diketahui menjadi salah satu faktor risiko dari beberapa macam penyakit. Efek yang paling banyak ditimbulkan seperti pada sistem kardiovaskuler yang
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. Dibutuhkan mata yang berfungsi dengan baik agar aktivitas tidak terganggu.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ungkapan mata adalah jendela dunia sangatlah tepat, mengingat perannya yang sangat penting dalam hidup kita. Selain digunakan untuk melihat, indra penglihatan ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 menyatakan bahwa terdapat 3,2 juta penduduk dunia meninggal karena penyakit diabetes mellitus (DM) setiap tahunnya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi yang berkembang pesat saat ini merupakan efek dari kebutuhan manusia yang semakin meningkat, salah satunya yakni teknologi inspeksi. Teknologi inspeksi ini
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat, terutama bidang elektronika dan komputer yang diterapkan pada bidang medis. Kemajuan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT kemudian dapat digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tinggi badan merupakan salah satu parameter antropometri yang sangat penting. Secara umum, pengukuran dapat digunakan untuk menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT
Lebih terperinciSinkronisasi Sinyal RADAR Sekunder Untuk Multi Stasiun Penerima Pada Sistem Tracking 3 Dimensi Roket
Sinkronisasi Sinyal RADAR Sekunder Untuk Multi Stasiun Penerima Pada Sistem Tracking 3 Dimensi Roket Wahyu Widada dan Sri Kliwati Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Jln. Raya LAPAN Rumpin Bogor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lupus Eritematosus Sistemik atau yang dikenal juga dengan Systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit reumatik autoimun yang ditandai adanya inflamasi yang tersebar
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri.
31 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian 1) Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri. 4.2 Tempat
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan (perinatal) dan sesudah lahir (postnatal) (Suhardiyana, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Telinga adalah organ pengindraan dengan fungsi ganda dan kompleks yaitu fungsi pendengaran dan fungsi keseimbangan (Hermanto, 2010). Rentang frekuensi
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa
2 Metode yang sering digunakan untuk menentukan koefisien serap bunyi pada bahan akustik adalah metode ruang gaung dan metode tabung impedansi. Metode tabung impedansi ini masih dibedakan menjadi beberapa
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi Ilmu Gizi khususnya bidang antropometri dan Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang respirologi. 4.2 Tempat dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah (hiperglikemia), disebabkan karena ketidakseimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perimenopause adalah suatu fase dalam proses menua (aging) yaitu ketika seorang wanita mengalami peralihan dari masa reproduktif ke masa nonreproduktif. Pada fase ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit pernapasan kronis yang merupakan bagian dari noncommunicable disease (NCD). Kematian akibat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. probabilitas klasik ( classical probability), probabilitas Bayes (Bayesian
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem pakar harus mampu bekerja dalam ketidakpastian. Sejumlah teori telah ditemukan untuk menyelesaikan ketidakpastian, termasuk diantaranya probabilitas klasik
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth Gambar 4. 1 Rangkaian keseluruhan EMG dilengkapi bluetooth Perancangan EMG dilengkapi bluetooth dengan tampilan personal computer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara yang sedang berkembang, khususnya di puskesmas sangat sulit dijumpai tenaga ahli kesehatan (spesialis), padahal orang tua sangat membutuhkan dokter spesialis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lambung merupakan organ yang vital bagi tubuh yang cukup rentan cidera atau terluka. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja lambung adalah asupan makanan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sulit untuk menyelesaikan diagnosa dalam waktu yang singkat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin kompleknya prosedur-prosedur medis, dan meningkatnya tekanan-tekanan finansial agar rawat tinggal di rumah sakit dapat dipersingkat dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Saluran pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, faring, laring, trakea, percabangan bronkus dan paru-paru (bronkiolus, alveolus). Paru-paru merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya seluruh fungsi dan aktivitas tubuh melibatkan listrik. Tubuh manusia menghasilkan sinyal listrik dari hasil aksi elektrokimia sel-sel tertentu dan listrik
Lebih terperinciBAB I Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti atau aedes albopictus (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan FKUI, 2002:Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proyek konstruksi berkembang semakin besar dan rumit dewasa ini baik dari segi fisik maupun biaya. Dalam Tabel 1 disajikan pertumbuhan konstruksi di beberapa negara
Lebih terperinci