TIM PENYUSUN BUKU PANDUAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN STKIP PGRI SUMATERA BARAT. : Ketua STKIP PGRI Sumatera Barat ( Dr. Zusmelia, M.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TIM PENYUSUN BUKU PANDUAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN STKIP PGRI SUMATERA BARAT. : Ketua STKIP PGRI Sumatera Barat ( Dr. Zusmelia, M."

Transkripsi

1

2 TIM PENYUSUN BUKU PANDUAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN STKIP PGRI SUMATERA BARAT Pelindung Pengarah : Ketua STKIP PGRI Sumatera Barat ( Dr. Zusmelia, M.Si ) : Wakil Ketua Bidang Akademik ( Drs. Nurhadi, M.Si ) Wakil Ketua Bidang Administrasi Umum dan Keuangan ( Drs. Dasrizal, M.P ) Ketua Anggota : Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan ( Dra. Hj. Mulyati, M.Si ) : Kasubag Kemahasiswaan ( Zul Amri, SE )

3 KATA PENGANTAR Bersyukur kita kepada Allah SWT, yang tealh memberikan hidayahnya sehingga Buku Panduan Kegiatan Kemahasiswaan selesai di susun. PKM ini diharapkan sebagai sarana untuk meningkatkan kecendikiawanan, wawasan dan integritas kepribadian mahasiswa dalam berorganisasi. Tujuan penyusunan PKM ini adalah sebagai pedoman bagi mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan yang tertib dan terarah yang sesuai dengan kerangka acuan yang diberlakukan oleh STKIP PGRI Sumatera Barat tanpa menghilangkan karakteristik dan kreatifitasnya. Kami menyadari panduan ini masih belum sempurna, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan, guna untuk kesempurnaan panduan ini. Padang, 20 September 2012 Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dto Dra. Hj. Mulyati, M.Si

4 SAMBUTAN KETUA STKIP PGRI SUMATERA BARAT Perguruan tinggi adalah lembaga pendidikan terakhir yang dimasuki mahasiswa sebelum terjun ke masyarakat sebagai warga negara yang mandiri. Di dalam komunitas ini, mahasiswa mendapat pengalaman berinteraksi dengan sesama anggota komunitas mahasiswa yang datang dari berbagai latar belakang sosial. Dosen yang memiliki gaya dan cara berkomunikasi yang berbeda. Dalam interaksi itu, mahasiswa diharapkan belajar untuk saling menghormati, saling menghargai dan tenggang rasa yang tinggi. STKIP PGRI Sumatera Barat, memiliki peraturan tersendiri daripada sekolah yang dimasuki sebelumnya, agar dapat mencapai tujuan secara tepat waktu, mahasiswa harus mematuhi seperangkat peraturan akademik yang mencakupi sistem SKS, kurikulum dengan berbagai kelompok mata kuliah, dll. Di samping itu, mahasiswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan bakat dan minat serta kemampuan berorganisasi dalam orgnisasi kemahasiswaan yang dibina oleh Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan. Dalam melaksanakan kegiatan kemahasiswaan itu, tentulah ada ketentuan-ketentuan yang harus diikuti. Dalam kesempatan tersebut, mahasiswa akan berkoordinasi dengan Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan, Ketua Program Studi, Kepala Bagian Umum dan Kepala Sub bagian Kemahasiswaan. Kegiatan berinteraksi dengan berbagai orang dan unit di STKIP PGRI Sumatera Barat merupakan pengalaman berharga yang akan membina para mahasiswa sebagai calon warga masyarakat Indonesia yang produktif. Saya sangat bersyukur akhirnya buku Panduan Kegiatan Mahasiswa, dapat diterbitkan. Buku ini merupakan petunjuk bagi mahasiswa selaku perorangan dan sebagai anggota organisasi kemahasiswaan, serta bagi organisasiorganisasi kemahasiswaan yaitu DLM, BEM,UKM dan Hima dan diharapkan akan lebih memudahkan dan melancarkan kegiatan yang mereka laksanakan.

5 Berhubung baru diterbitkan, tentu saja buku ini masih belum sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran baik secara tertulis maupun lisan, agar buku ini dapat lebih disempurnakan. Selamat belajar berorganisasi..! Semoa Saudara-saudara sukses menjalankannya dan mendapatkan banyak pengalaman. Padang, 20 September 2012 Ketua STKIP PGRI Sumatera Barat dto ( Dr. Zusmelia, M.Si )

6 SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155 /U/1998 TENTANG PEDOMAN UMUM ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI PERGURUAN TINGGI MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, Menimbang a. bahwa pendidikan nasional telah mengalami perkembangan yang memerlukan penyesuaian dan pemantapan baik dalam hal kebijaksanaan maupun tatanannya; b. bahwa pengembangan kehidupan kemahasiswaan adalah bagian integral dalam sistem pendidikan nasional sebagai kelengkapan kegiatan kurikuler; c. bahwa organisasi kemahasiswaan perlu ditingkatkan peranannya sebagai perangkat perguruan tinggi dan sebagai warga sivitas akademika; d. bahwa pengembangan organisasi kemahasiswaan perlu disesuaikan dengan pelaksanaan reformasi di bidang pendidikan tinggi dan tuntutan globalisasi pada masa mendatang; e. bahwa sesuai dengan butir a, b, c, dan d dipandang perlu menetapkan pedoman umum organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi; Mengingat 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi beserta perubahannya; MEMUTUSKAN: Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG PEDOMAN UMUM ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI PERGURUAN TINGGI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan 1. Organisasi kemahasiswaan intra. perguruan tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi. 2. Tujuan pendidikan tinggi adalah : a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian. b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetatman, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

7 3. Organisasi kemahasiswaan antar perguruan tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa untuk menanamkan sikap ilmiah, pemahaman tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerjasama, serta menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan. 4. Kegiatan kurikuler adalah kegiatan akademik yang meliputi : kuliah, pertemuan kelompok kecil (seminar, diskusi, responsi), bimbingan penelitian, praktikum, tugas mandiri, belajar mandiri, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (kuliah kerja nyata, kuliah kerja lapangan dan sebagainya). 5. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kemahasiswaan yang meliputi: penalaran dan keilmuan, minat dan kegemaran, upaya perbaikan kesejahteraan mahasiswa dan bakti sosial bagi masyarakat. Pasal 2 Organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa dengan memberikan peranan dan keleluasaan lebih besar kepada mahasiswa. BAB II BENTUK ORGANISASI KEMAHASISWAAN Pasal 3 1) Di setiap perguruan tinggi terdapat satu organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi yang menaungi semua aktivitas kemahasiswaan. 2) Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi dibentuk pada tingkat perguruan tinggi, fakultas dan jurusan. 3) Bentuk dan badan kelengkapan organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi ditetapkan berdasarkan kesepakatan antar mahasiswa, tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, dan statuta perguruan tinggi yang bersangkutan. 4) Organisasi kemahasiswaan pada sekolah tinggi, politeknik, dan akademi menyesuaikan dengan bentuk kelembagaannya. 5) Organisasi kemahasiswaan antar perguruan tinggi yang sejenis menyesuaikan dengan bentuk kelembagaannya. BAB III KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TANGGUNGJAWAB Pasal 4 Kedudukan organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi merupakan kelengkapan non struktural pada organisasi perguruan tinggi yang bersangkutan. Pasal 5 Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi mempunyai fungsi sebagai sarana dan wadah: 1. perwakilan mahasiswa tingkat perguruan tinggi untuk menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa, menetapkan garis-garis besar program dan kegiatan kemahasiswaan; 2. pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan; 3. komunikasi antar mahasiswa;

8 4. pengembangan potensi jatidiri mahasiswa sebagai insan akademis, calon ilmuwan dan intelektual yang berguna di masa depan; 5. pengembangan pelatihan keterampilan organisasi, manajemen dan kepemimpinan mahasiswa; 6. pembinaan dan pengembangan kader-kader bangsa yang berpotensi dalam melanjutkan kesinambungan pembangunan nasional; 7. untuk memelihara dan mengembangkan ilmu dan teknologi yang dilandasi oleh norma-norma agama, akademis, etika, moral, dan wawasan kebangsaan. Pasal 6 Derajat kebebasan dan mekanisme tanggungjawab organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi terhadap perguruan tinggi ditetapkan melalui kesepakatan antara mahasiswa dengan pimpinan perguruan tinggi dengan tetap berpedoman bahwa pimpinan perguruan tinggi merupakan penanggungjawab segala kegiatan di perguruan tinggi dan/atau yang mengatasnamakan perguruan tinggi. BAB IV KEPENGURUSAN, KEANGGOTAAN DAN MASA BAKTI Pasal 7 1) Pengurus organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi pada masing-masing tingkat sekurangkurangnya terdiri atas ketua umum, sekretaris dan anggota pengurus. 2) Pengurus ditetapkan melalui pemilihan yang tatacara dan mekanismenya ditetapkan oleh mahasiswa perguruan tinggi yang bersangkutan. Pasal 8 Keanggotaan organisasi kemahasiswaan pada masing-masing tingkat adalah seluruh mahasiswa yang terdaftar dan masih aktif dalam kegiatan akademik. Pasal 9 Masa bakti pengurus organisasi kemahasiswaan maksimal 1 (satu) tahun dan khusus untuk ketua umum tidak dapat dipilih kembali. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 10 (1) Pembiayaan untuk kegiatan organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi dibebankan pada anggaran perguruan tinggi yang bersangkutan dan/atau usaha lain seijin pimpinan perguruan tinggi dan dipertanggungiawabkan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. (2) Penggunaan dana dalam kegiatan kemahasiswaan harus dapat dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya.

9 BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 11 Semua organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi yang telah ada pada saat ditetapkannya Keputusan ini agar menyesuaikan dengan Keputusan ini. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Dengan berlakunya Keputusan ini, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0457/0/1990 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi dinyatakan tidak berlaku. Pasal 13 Petunjuk teknis pelaksanaan Keputusan ini ditetapkan oleh pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan. Pasal 14 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1998 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, ttd. Prof. Dr. Juwono Sudarsono, M.A. SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada 1. Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan dan. Kebudayaan, 2. Inspektur Jenderal Departemen Pendidikan dan. Kebudayaan, 3. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan. Kebudayaan, 4. Kepala Badan Penelitian dan. Pengembangan Pendidikan. dan Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 5. Sekretaris Inspektorat Jenderal, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, dan Badan Penelitian. Dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan di lingkungan Departemen Pendidikan dan. Kebudayaan, 6. Semua Rektor universitas/institut, Ketua sekolah tinggi, Direktur politeknik/akademi di lingkungan Departemen Pendidikan dan. Kebudayaan, 7. Semua Koordinator Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta, 8. Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara, 9. Badan Pemeriksa Keuangan, 10. Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan, 11. Komisi VII DPR-RI.

10 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDRAL PENDIDKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 26/DIKTI/KEP/2002 Tentang PELARANGAN ORGANISASI EKSTRA KAMPUS ATAU PARTAI POLITIK DALAM KEHIDUPAN KAMPUS DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Menimbang : a. bahwa dalam era reformasi ini banyak terjadi perubahan dan perkembangan yang terjadi didunia pendidikan kita, khususnya kemahasiswaan yang memerlukan penyesuaian dan pembinaan, baik dalam kebijakan maupun organisasi ekstra; b. bahwa untuk perkayaan pengetahuannya, mahasiswa perlu untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan, baik oleh organisasi intra maupun organisasi ekstra; c. bahwa untuk menjaga suasana kampus agar kondusif dan jauh daribenturan kepentingan-kepentingan politik, maka dipandang perlu untuk melarang Organisasi Ekstra Kampus atau Partai Politik membuka Sekertriat dan Perwakilannya didalam kampus. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun Peraturan Pemerintah Republik Indonesia a. Nomor 60 Tahun 1999; b. Nomor 61 Tahun 1999; 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia a. Nomor 85/M Tahun 1999; b. Nomor 102 Tahun 2001; 4. Keputusan Manteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 155/u/1998; 5. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional 0176/0/2001 Memperhatikan : Hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Bidang Kemahasiswaan pada tanggal 8-10 April 2002 di Jakarta MEMUTUSKAN: Menetapkan : Pertama : Melarang segala bentuk organisasi ekstra kampus dan Partai Politik membuka Sekretariat (Perwakilan) dan atau melakukan aktivitas politik praktis di kampus; Kedua : Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini akan diaturdalam ketentuan tersendiri; Ketiga : Keputusan inimulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 5 Juni 2002 DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI TTD

11 SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada : 1. Sekretariat Negara; 2. Sekretariat Kabinet; 3. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat; 4. Menteri Pendidikan Nasional; 5. Kepala Kepolisian Republik Indonesia; 6. Inspektur Jendral departemem Pendidikan Nasional; 7. Sekretaris Jendral departemem Pendidikan Nasional; 8. Kepada Balitbang Departemen Pendidikan Nasional; 9. Semua Sekretaris Dritjen, Itjen, dan Balitbang di Lingkuangan departemen Pndididkan Nasional; 10. Semua Direktur di Lingkunag Drijen Dikti; 11. Semua Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis I Kopertis XII); 12. Semua Universitas/Institusi/Sekolah Tinggi/ Akademi di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional; Disalin sesuai dengan aslinya Direktorat Jendaral Pendidikan Tinggi Departemen Bagian Kepegawaian dan Tata Laksana dto Drs. S. Muhammad NIP

12 SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP PGRI SUMATERA BARAT =================================================================== Nomor: 10071/STKIP-AK/PGRI/SB/2012 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT KETUA STKIP PGRI SUMATERA BARAT Menimbang (1) Bahwa untuk menciptakan kehidupan kampus yang sehat, harmonis, dan bertanggungjawab diperlukan Pedoman Manajemen Organisasi Kemahasiswaan STKIP PGRI Sumatera Barat (2) Bahwa Pedoman Manajemen Organisasi Kemahasiswaan STKIP PGRI Sumatera Barat perlu diatur dan ditetapkan dalam suatu Surat Keputusan Ketua. Mengingat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi. (3) Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 155 /U/1998 Tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (4) Statuta STKIP PGRI Sumatera Barat Nomor : 001/YYS/PGRI-PDG/SB/2012 Memutuskan Menetapkan : PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN STKIP PGRI SUMATERA BARAT 1

13 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan Ketua ini yang dimaksud dengan: (1) Sekolah Tinggi adalah STKIP PGRI Sumatera Barat. (2) Pimpinan Institusi adalah Ketua dan Wakil Ketua STKIP PGRI Sumatera Barat. (3) Pimpinan Program Studi adalah Ketua Program Studi dan Sekretaris Program studi yang berada di STKIP PGRI Sumatera Barat. (4) Wakil Ketua Bidang Administrasi Umum dan Keuangan adalah Pimpinan Institusi yang menangani dan bertanggung jawab di Administrasi, Sarana dan keuangan. (5) Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan adalah Pimpinan Institusi yang menangani dan bertanggung jawab di bidang kemahasiswaan. (6) Kasubag Kemahasiswaan adalah Pejabat yang mengelola manajemen pembinaan dan pelayanan kemahasiswaan, antara lain bidang Kegiatan Penalaran, Pengembangan Soft-Skill, Kesejahteraan, Pengembangan Minat dan Bakat mahasiswa. (7) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat adalah mahasiswa yang terdaftar secara administrasi akademik di STKIP PGRI Sumatera Barat. (8) Dewan Legislatif MahasiswaSTKIP PGRI Sumatera Barat (DLM-STKIP PGRI) adalah lembaga legislatif kemahasiswaan di tingkat Sekolah Tinggi. (9) Badan Eksekutif Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat (BEM-STKIP) adalah Lembaga Eksekutif kemahasiswaan di tingkat Institusi. (10) Unit Kegiatan Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat (UKM-STKIP PGRI) merupakan wahana kegiatan mahasiswa di tingkat Sekolah Tinggi untuk menyalurkan, mengembangkan minat dan bakat mahasiswa dalam satu bidang kegiatan tertentu serta pelayanan keagamaan. (11) Himpunan Mahasiswa Program Studi (HIMA) adalah lembaga eksekutif kemahasiswaan di tingkat Program Studi. (12) Pedoman Manajemen Organisasi Kemahasiswaan STKIP PGRI Sumatera Barat adalah pedoman pelaksanaan kegiatan mahasiswa di bidang pembinaan, pendampingan dan pelayanan kegiatan organisasi kemahasiswaan di STKIP PGRI Sumatera Barat. BAB II TUJUAN Pasal 2 Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan STKIP PGRI Sumatera Barat, bertujuan: (1) Mewujudkan hubungan yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan antara Pimpinan STKIP PGRI Sumatera Barat, Pimpinan Program Studi di STKIP PGRI Sumatera Barat dan pihak manajemen yang mengelola pembinaan, pendampingan dan pelayanan kemahasiswaan dengan organisasi- 2

14 organisasi kemahasiswaan yang sah baik di tingkat Institusi maupun di tingkat Program Studi. (2) Terciptanya kesamaan wawasan, persepsi, dan tindakan dalam pembinaan, pendampingan dan pelayanan di bidang kemahasiswaan, baik di tingkat Institusi maupun di tingkat Program Studi. (3) Sebagai pedoman penyelenggaraan manajemen kemahasiswaan di bidang Kegiatan Penalaran, Pengembangan Soft-Skill, Kesejahteraan, Pengembangan Minat dan Bakat Mahasiswa. (4) Sebagai dasar strategi pembinaan, pendampingan dan pelayanan dalam upaya mewujudkan Tata Kelola Yang Baik di bidang kemahasiswaan. BAB III ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI KEMAHASISWAAN Pasal 3 1) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi Kemahasiswaan beserta penjelasannya yang disusun oleh Organisasi Mahasiswa melalui musyawarah harus memuat norma/kaidah, ketentuan dan aturan organisasi yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh semua mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dimaksud ayat (1), harus mendapat pengesahan dari Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan. BAB IV KEGIATAN EKSTRAKURIKULER Pasal 4 (1) Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan non akademik dalam bidang penalaran, kepekaan sosial, pengembangan soft skill, kesejahteraan, pengembangan minat dan bakat mahasiswa. (2) Pelayanan Kegiatan Ekstra Kurikuler dilakukan oleh satuan pelayanan kegiatan kemahasiswaan. BAB V ORGANISASI KEMAHASISWAAN Bagian Pertama Organisasi Pasal 5 (1) Organisasi Kemahasiswaan merupakan kelengkapan nonstruktural STKIP PGRI Sumatera Barat yang berwadah pada Lembaga Kemahasiswaan STKIP PGRI Sumatera Barat dengan lembaga eksekutif adalah Badan Eksekutif Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat (BEM STKIP PGRI) untuk tingkat Sekolah Tinggi dan Himpunan Mahasiswa (HIMA) untuk 3

15 tingkat Program Studi. Sedangkan lembaga legislatif adalah Dewan Legislatif Mahasiswa(DLM). (2) Setiap organisasi kemahasiswaan baik di tingkat Sekolah Tinggi maupun di tingkat Program Studi dinyatakan sah apabila pembentukannya telah mendapat persetujuan dari Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan. Pasal 6 (1) Setiap organisasi kemahasiswaan di STKIP PGRI Sumatera Barat, harus membuat Program Kerja atau Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) pada awal kepengurusan. (2) Kegiatan yang tidak tercantum dalam Program Kerja atau RKAT tidak akan mendapat izin kegiatan dan pendanaan kecuali ada hal-hal yang mendesak dan dianggap penting oleh Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan melalui Kasubag Kemahasiswaan Pasal 7 Jika ada dosen, Pegawai atau Keluarga inti yang sakit dirawat di rumah sakit/meniggal dunia, maka Pengurus Organisasi Kemahasiswaan harus membesuknya. Bagian Kedua Kaderisasi dan Pembinaan Pasal 8 (1) Usaha suksesi atau pembinaan kaderisasi tiap-tiap organisasi kemahasiswaan yang berada di STKIP PGRI Sumatera Barat merupakan tanggungjawab setiap organisasi kemahasiswaan. (2) Bagian Kemahasiswaan dalam melakukan pembinaan kaderisasi organisasi kemahasiswaan bersifat mendorong, membimbing dan memfasilitasi kegiatan kaderisasi seperti Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa. Bagian Ketiga Masa Kepengurusan Pasal 9 (1) Lama masa kepengurusan setiap organisasi kemahasiswaan adalah 1 (satu) tahun, 4

16 BAB VI RUANG LINGKUP KEGIATAN KEMAHASISWAAN Pasal 10 Kegiatan Kemahasiswaan meliputi kegiatan ekstrakurikuler dan pengabdian pada masyarakat dalam rangka membentuk jiwa kepemimpinan, kritis, analitis, memiliki kepekaan sosial kemasyarakatan dan keagamaan serta mampu mengapresiasi seni dan budaya yang dilaksanakan di tingkat Sekolah Tinggi dan Program Studi. BAB VII PERIZINAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN Bagian Pertama Perizinan Pasal 11 (1) Seluruh kegiatan kemahasiswaan baik di tingkat Sekolah Tinggi maupun di tingkat Program Studi yang dilaksanakan di luar dan di dalam kampus STKIP PGRI Sumatera Barat harus mendapat izin/rekomendasi dari Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan melalui Bagian Kemahasiswaan. (2) Setiap permohonan izin kegiatan, surat permohonan dan proposal kegiatan harus ditandatangani oleh sekretaris panitia, ketua panitia, ketua organisasi, Pembina Organisasi dan di paraf Kasubag Kemahasiswaan. (3) Izin kegiatan penggalangan dana hanya dapat diberikan untuk tujuan sosial, kemanusian, bencana alam, dan keagamaan. (4) Kegiatan yang melibatkan organisasi mahasiswa tingkat Sekolah Tinggi dan pelaksanaannya di Program Studi, harus mendapat persetujuan dan izin dari Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan melalui Kasubag Kemahasiswaan (5) Penggunaan fasilitas harus mendapat izin Wakil Ketua Bidang Administrasi Umum dengan melampirkan surat izin kegiatan dari Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan. (6) Izin kegiatan atas undangan pihak luar akan diberikan dengan ketentuan jika mahasiswa mewakili Program Studi telah diketahui oleh Pimpinan Program Studi atau jika mahasiswa mewakili Institusi telah diketahui oleh Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan melalui. (7) Setiap penyampaian pendapat baik di dalam maupun di luar kampus STKIP PGRI Sumatera Barat dalam bentuk unjuk rasa/demonstrasi wajib mendapat izin dari Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan. (8) Waktu pelaksanaan kegiatan tidak bersamaan dengan waktu berlangsungnya Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). (9) Permohonan izin untuk semua jenis kegiatan diajukan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum hari H kegiatan berlangsung atau dapat kurang dari 1 (satu) bulan dalam situasi/kondisi tertentu Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dapat menentukan lain. 5

17 Pasal 12 Dalam menyelenggarakan kegiatan, panitia dan peserta harus memperhatikan ketertiban, keamanan, norma-norma sosial yang berlaku umum, dan memperhatikan tata tertib kehidupan kampus. Bagian Kedua Penggunaan Fasilitas Pasal 13 (1) Perizinan penggunaan fasilitas STKIP PGRI Sumatera Barat diajukan terpisah dengan permohonan izin kegiatan. (2) Permohonan penggunaan fasilitas di ditujukan kepada Wakil Ketua Bidang Administrasi Umum dan Keuanan STKIP PGRI Sumatera Barat dengan melampirkan surat izin kegiatan dari Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan. (3) Besarnya biaya dan ganti rugi akibat penggunaan fasilitas STKIP PGRI Sumatera Barat menjadi beban dan/atau tanggungjawab Panitia. Bagian Ketiga Pembatalan atau Penundaan Pasal 14 Pembatalan atau penundaan kegiatan harus diajukan secara tertulis: (1) Untuk kegiatan skala Program Studi diajukan paling lambat 2 (dua) minggu sebelum kegiatan berlangsung. (2) Untuk kegiatan skala Institusi/nasional/internasional diajukan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum kegiatan berlangsung. (3) Kecuali Wakil Ketua Kemahasiswaan memberikan pertimbangan khusus. BAB VIII TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI KEMAHASISWAAN Bagian Pertama Tugas Pokok Organisasi Mahasiswa Pasal 1 Dewan Legislatif Mahasiswa Mahasiswa (DLM) Menentukan Visi dan Misi DLM Membuat Ketetapan Garis-garis Besar Haluan Kerja Organisasi Kemahasiswaan sesuai dengan Visi dan Misi STKIP PGRI Sumatera Barat Membuat Program Kerja DLM Melaksanakan Pemilihan Umum Melalui Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua BEM. Melaksanakan pengawasan pada organisasi kemahasiswaan Memfalitasi Usulan pembentukan, pembekuan, dan pembubaran UKM. Membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan Melaksanakan Musyawar Besar (Mubes) Mahasiswa 6

18 Pasal 2 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Menentukan Visi dan Misi BEM Menjalankan Ketetapan Garis-garis Besar Haluan Kerja BEM yang ditetapkan DLM Membuat Program Kerja BEM Melakukan Koordinasi terhadap Program Kerja masing-masing UKM dan HIMA. Melalui prosedural mekanisme organisasi memberi persetujuan pada pelaksanaan kegiatan UKM Membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan Meminta dan memeriksa Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) UKM dan menerima LPJ dari Hima Pasal 3 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Menentukan Visi dan Misi UKM Mematuhi tata tertib yang ditetapkan oleh DLM Membuat Program Kerja Unit Kegiatan Mahasiswa Melaksanakan kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa sesuai Program Kerja Melakukan koordinasi dan meminta persetujuan kegiatan kepada BEM dan rekomendasi dari Pembina Organisasi Membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan Pasal 4 Himpunan Mahasiswa Program Studi (HIMA) Menentukan Visi dan Misi HIMA Menjalankan Ketetapan Garis-garis Besar Haluan Kerja HIMA yang ditetapkan DLM Membuat Program Kerja Himpunan Mahasiswa Jurusan Melaksanakan kegiatan Himpunan Mahasiswa Program Studi Melaksanakan koordinasi dengan BEM atas program kerjanya Meminta persetujuan kegiatan kepada Ketua Program studi masingmasing Membuat laporan pertanggungjawaban dan diserahkan ke Pimpinan Program Studi, BEM dan Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan melalui Kasubag Kemahasiswaan. 7

19 Pasal 5 Masa Jabatan, Kelengkapan dan Kedudukan Organisasi Kemahasiswaan a. Masa jabatan pengurus organisasi kemahasiswaan di STKIP PGRI Sumatera Barat selama 1 (satu) tahun dan khusus untuk ketua umum tidak dapat dipilih kembali b. Bentuk dan badan kelengkapan organisasi kemahasiswaan di STKIP PGRI Sumatera Barat ditetapkan berdasarkan kesepakatan antar mahasiswa dan tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku c. Pengurus organisasi kemahasiswaan di STKIP PGRI Sumbar bertanggungjawab kepada pimpinan satuan penyelenggaraan pendidikan yang membawahinya d. Kedudukan organisasi kemahasiswaan di STKIP PGRI Sumatera Barat seperti DLM, BEM, UKM dan HIMA semuanya merupakan kelengkapan non-struktural. Bagian Kedua Persyaratan Keanggotaan Pengurus Lembaga Kemahasiswaan Pasal 1 Persyaratan Umum Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; Berjiwa dan berwawasan Pancasila Berkelakuan baik dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi Mahasiswa yang terdaftar dan aktif mengikuti kegiatan pendidikan di STKIP PGRI Sumatera Barat Secara sukarela menjadi anggota dan memiliki kemampuan untuk menduduki jabatan dalam lembaga kemahasiswaan; dan Memahami dan menghayati aspirasi mahasiswa. Pasal 2 Persyaratan Khusus Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat yang duduk pada semester III s.d. VII IPK yang dicapai minimal 3.00; dan Memiliki sifat terpuji, dedikasi dan loyalitas yang tinggi dan bertanggungjawab baik pada tugas dan Almamater. Untuk Ketua BEM dan Ketua DLM : Berpengalaman dan aktif sebelumnya di salah satu Keanggotaan atau Kepengurusan organisasi Kemahasiswaan (BEM, DLM, UKM dan HIMA ) 8

20 BAB IV TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMBINA ORGANISASI MAUPUN UNSUR PENDUKUNG KEMAHASISWAAN Bagian Pertama Pembina Organisasi Kemahasiswaan Pasal 1 a) Membimbing dan mengarahkan kegiatan dan aktifitas ektra kurikuler, agar kegiatan organisasi berjalan dengan baik dan terarah b) Membimbing kegiatan / aktifitas organisasi yang sifatnya administratif maupun organisasi c) Bertanggungjawab terhadap oganisasi yang dibina / dibimbingnya untuk mencapai prestasi yang terbaik dalam penalaran dan keilmuan, minat dan kegemaran, kesejahteraan dan bakti sosial d) Ikut serta merencanakan melaksanakan kegiatan /aktifitas organisasi para anggotanya bersama Kasubag Kemahasiswaan dan orang yang ditunjuk Pimpinan e) Bertanggung jawab kepada Pimpinan STKIP PGRI Sumbar serta melaporkan kegiatan organisasi yang dibinanya apabila diperlukan oleh institusi ataupun Wakil KetuaSTKIP PGRI Sumbar Bagian Kedua Unsur Pendukung Kemahasiswaan Pasal 1 Unsur pendukung Kemahasiswaan adalah Sub bagian Kemahasiswaan yang berfungsi: a) Pelayanan administrasi kegiatan kemahasiswaan b) Menangani proses pengajuan proposal kegiatan kemahasiswaan c) Pelayanan pengajuan klaim asuransi kecelakaan d) Pengurusan beasiswa e) Pelayanan kebutuhan perlengkapan kegiatan kemahasiswaan f) Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh Pembantu Ketua III 9

21 BAB VIII KEGIATAN PENYAMBUTAN MAHASISWA BARU Pasal 14 (1) Kegiatan penyambutan mahasiswa baru mengacu pada aturan dan jadual STKIP PGRI Sumatera Barat. (2) Kegiatan penyambutan mahasiswa baru diluar jadual yang ditetapkan oleh Institusi harus mendapat izin dari Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan diselenggarakan di lingkungan kampus STKIP PGRI Sumatera Barat. (3) Apabila terjadi pelanggaran terhadap norma-norma kepatutan yang berlaku secara umum akan diselesaikan melalui Rapat Pimpinan dan apabila terjadi tindak pidana Pimpinan Sekolah Tinggidan atau Program Studi menyerahkan sepenuhnya melalui jalur hukum. BAB IX PENDANAAN DAN LAPORAN KEUANGAN KEGIATAN Bagian Pertama Penyandang Dana Pasal 15 (1) Pada prinsipnya pencarian penyandang dana dan/atau sponsor kegiatan mahasiswa tidak dibatasi, tetapi harus memperhatikan aspek ketidakterikatan, etika, dan tranparansi. (2) Penyandang dana dan/atau sponsor sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak boleh berasal dari partai politik, perusahaan minuman keras dan lain sebagainya yang dianggap tidak layak bagi dunia pendidikan. Pasal 16 Sekolah Tinggi dan/atau Program Studi dapat memberikan dana untuk kegiatan mahasiswa yang telah tercantum dalam RKAT sesuai sifat dan sasaran kegiatan, dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan Institusi dan/atau Program Studi. Bagian Kedua Laporan Keuangan dan Kegiatan Pasal 17 (1) Laporan keuangan dan kegiatan harus disampaikan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah kegiatan berlangsung. (2) Laporan keuangan dan laporan kegiatan disampaikan kepada Kasubag Kemahasiswaan dan akan di serahkan kepada Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan. 10

22 (3) Laporan keuangan didasarkan pada prinsip, transparansi, dan dapat dipertanggungjawabkan. (4) Keterlambatan pemberian laporan keuangan dan kegiatan dapat mempengaruhi pemberian izin kegiatan dan dana pada kegiatan berikutnya. BAB X PENGHARGAAN Pasal 18 (1) Setiap mahasiswa dan Lembaga Kembaga Kemahasiswaan STKIP PGRI Sumatera Barat yang berprestasi mendapat penghargaan dari STKIP PGRI Sumatera Barat. (2) Bentuk dan jenis penghargaan sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua STKIP PGRI Sumatera Barat. BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 19 Setiap organisasi kemahasiswaan yang belum mengacu pada pedoman ini agar menyesuaikannya sejak SK ini ditandatangani. Pedoman yang belum tercantum di dalam Surat Keputusan ini akan di jelaskan didalam Buku Panduan Kegiatan Kemahasiswaan STKIP PGRI Sumatera Barat Pasal 20 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan akan dilakukan perubahan sebagaimana mestinya, apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan. Ditetapkan di : Padang Pada tanggal : 15 September 2012 Ketua, dto ( Dr. Zusmelia, M.Si ) NIP :

23 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR SAMBUTAN KETUA STKIP PGRI SUMATERA BARAT KEPMEN NOMOR 155 /U/1998 TENTANG PEDOMAN UMUM ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI PERGURUAN KEPUTUSAN DIJEN DIKTI NOMOR : 26/DIKTI/KEP/2002 TENTANG PELARANGAN ORGANISASI EKSTRA KAMPUS ATAU PARTAI POLITIK DALAM KEHIDUPAN KAMPUS SURAT KEPUTUSAN KETUA STKIP PGRI SUMATERA BARAT Nomor: 10071/STKIP-AK/PGRI/SB/2012 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Pemberdayaan Mahasiswa Sasaran Sasaran Umum Sasaran Khusus... 4 BAB II : ORGANISASI KEMAHASISWAAN 2.1. Kode Etik Persyaratan Organisasi dan Kegiatan Kemahasiswaan Tata Tertib Organisasi Kemahasiswaan Fungsi Organisasi Kemahasiswaan Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan Masa Jabatan, Kelengkapan dan Kedudukan Organisasi Kemahasiswaan Persyaratan Keanggotaan Pengurus Lembaga Kemahasiswaan BAB III: ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI STKIP PGRI

24 SUMATERA BARAT 3.1. Dewan Legislatif Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) HIMA Program Studi Organisasi Kemahasiswaan di STKIP PGRI Sumatera Barat Bagan Struktur Organisasi Kemahasiswaan BAB IV: TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMBINA ORGANISASI DAN UNSUR PENDUKUNG KEMAHASISWAAN 4.1. Pembina Organisasi Fungsi Pokok Unsur Pendukung Kemahasiswaan BAB V: STANDAR PROSEDUR KEGIATAN MAHASISWA 5.1. Ketentuan Pokok Kegiatan Kemahasiswaan Ketentuan Umum mengenai Administrasi Ketentuan mengenai Pelaksanaan Kegiatan Alur Kegiatan Kemahasiswaan LAMPIRAN

25 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Organisasi kemahasiswaan di Perguruan Tinggi merupakan wahana pengembangan diri mahasiswa yang diharapkan dapat menampung kebutuhan, menyalurkan minat dan kegemaran, meningkatkan kesejahteraan, dan sekaligus menjadi wadah peningkatan kegiatan penalaran dan keilmuan serta arah profesi mahasiswa. Organisasi kemahasiswaan juga merupakan wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan dan peningkatan kecendikiawanan serta integrasi kepribadian manusia Indonesia yang cerdas sebagai perwujudan pencapaian tujuan pendidikan yaitu, a. menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian, b. mengembangkan dan penyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidup-an masyarakat dan memperkaya kebudayaan Nasional. Organisasi kema-hasiswaan diarahkan dan dikembangkan agar mahasiswa mempunyai jiwa penuh pengabdian dan kemandirian serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan Kampus, bangsa dan negara berdasarkan atas tata kehidupan yang ilmiah. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat sebagai salah satu Perguruan Tinggi di Indonesia juga melakukan pengembangan pribadi dan pengembangan wawasan mahasiswanya melalui kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler yang antara lain meliputi pengembangan penalaran/keilmuan, minat dan kegemaran, 1

26 kesejahteraan, organisasi dan bakti sosial yang serasi dan seimbang sebagai bagian dari proses pendidikan di STKIP PGRI Sumatera Barat. Mengingat para mahasiswa merupakan bagian dari civitas akademika dan dalam usia dewasa muda, maka organisasi kemahasiswaan tersebut dikembangkan dengan berpedoman kepada prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa di bawah bimbingan dan koordinasi serta tanggung jawab pimpinan Perguruan Tinggi. Agar pengembangan keorganisasian kemahasiswaan dapat berjalan lancar, terarah dan berkelanjutan maka dipandang perlu adanya seperangkat panduan pengembangan kegiatan kemahasiswaan STKIP PGRI khususnya di bidang keorganisasian. Dalam PP no. 60 tahun 1999 dijelaskan tentang mahasiswa sebagai berikut: Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu. Dalam pelaksanaan tugas pengembangan kemahasiswaan sehari-hari diperguruan tinggi, ruang lingkup tugas pembimbing kemahasiswaan dibatasi pada jenjang D3 (S0) dan S1 Kegiatan Kemahasiswaan terbagi atas 2 macam, yakni Kegiatan Kurikuler Kegiatan yang dilakukan di dalam proses belajar-mengajar, baik di dalam maupun di luar kampus Kegiatan Ekstra Kurukuler Kegiatan kemahasiswaan di luar kegiatan akademik yang meliputi pengembangan penalaran dan keilmuan, minat dan kegemaran, upaya perbaikan kesejahteraan mahasiswa, pengabdian pada masyarakat, pengembangan organisasi kemahasiswaan, yang dapat dilakukan di dalam maupun di luar kampus perguruan tinggi. Dalam batasan ini termasuk pula kegiatan ekstra kurikuler yang secara 2

27 langsung menunjang kegiatan kurikuler (yang masa lalu sering disebut sebagai kegiatan ko-kurikuler) namun tidak dimaksudkan untuk memperoleh SKS (Satuan Kredit Semester) 1.2. Pemberdayaan Mahasiswa Pemberdayaan Mahasiswa adalah upaya pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas diri dilaksanakan dengan penuh kesadaran, berencana, teratur, terarah, dan bertanggungjawab, yang mampu memberikan pembekalan untuk persiapan masa depan, tanpa mengganggu atau mengurangi kegiatan kurikuler. Terdapat berbagai rujukan yang hendak dijadikan titik tolak dalam menetapkan sasaran pengembangan kemahasiswaan, yaitu: 1. Tujuan Pendidikan Nasional (dirumuskan pada pasal 4 UU no.2 Tahun 1989) 2. Kaidah moral dan etika ilmu pengetahuan 3. Kepentingan masyarakat Aspirasi, harapan, minat, bakat dan kegemaran serta prilaku pribadi sivitas akademika berdasarkan budaya bangsa dan nilai-nilai religi agama yang dianut 1.3. Sasaran Berdasarkan titik tolak tersebut, maka sasaran umum pemberdayaan mahasiswa di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi: Sasaran Umum 1. Jiwa Pancasila : Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berbudi pekerti luhur, berwawasan kebangsaan yang luas, terbuka dan mampu bermusyawarah serta memiliki tanggung jawab yang tinggi. 2. Kepemimpinan : Pengembangan diri melalui organisasi, kegiatan komunikasi, latihan manajemen yang terarah. 3

28 3. Dedikasi dan kepeloporan dalam pembangunan : Pengembangan diri melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif serta inovatif, juga produktif untuk pengamalan dan pengembangan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi bagi pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. 4. Ketahanan fisik dan mental : Diperlukan kesehatan, ketahanan fisik dan mental untuk menghadapi tantangan hidup, berkepribadian mantap, memiliki tanggungjawab serta disiplin yang tinggi untuk mendukung ketahanan perguruan tinggi dan ketahanan nasional Sasaran Khusus A. Sikap Ilmiah 1. Hasrat ingin tahu, belajar tak kenal batas usia dan waktu 2. Daya analisis yang tajam 3. Kejujuran 4. Rasa tanggung jawab yang tinggi 5. Keterbukaan terhadap hal baru, pendapat yang berbeda namun tetap kritis 6. Sikap bebas dari prasangka 7. Orientasi masa depan 8. Sikap menghargai nilai, norma atau kaidah budaya dan agama serta tradisi keilmuan. B. Sikap keahlian atau profesional 1. Keinginan untuk mencapai pengetahuan yang lebih tinggi 2. Kemandirian dan kemahiran sesuai minat ilmu, bakat, kemampuan serta arah profesinya. 3. Etika profesi yang tinggi 4. Kesejawatan yang tinggi 4

29 BAB II ORGANISASI KEMAHASISWAAN Organisasi kemahasiswaan dalam tatacara manajemen organisasi tidak berbeda jauh dengan organisiasi umum lainnya. Hal-hal yang menyebabkan keberadaannya adalah: 1) dikarenakan kesamaan keyakinan, minat dan bakat anggota, biasanya bertujuan untuk menyalurkan minat dan bakat tersebut dalam suatu wujud kegiatan yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai suatu prestasi, sebagai kebutuhan fisik, rohani ataupun sekedar penyalur hobi, 2) dikarenakan tuntutan kebutuhan, keadaan lingkungan yang terjadi saat itu, seperti organisasi layanan sosial untuk bantuan bencana alam, pendidikan bagi masyarakat miskin dan anak terlantar, layanan kesehatan dan keselamatan, 3) dikarenakan peluang yang ada untuk pengembangan kepribadian atau untuk tujuan provit/keuntungan, misal untuk menumbuhkan jiwa enterpreneurship/kewirausahaan, kemandirian dan profesionalisme, dengan membentuk unit kooperasi mahasiswa, kelompok marketing dan public relation, event organization, pembimbing atau assisten pelatihan atau pendidikan profesional. 4) dikarenakan tuntunan agama / aktifitas religi seperti unit kerohanian dan lain-lain. 5) dikarenakan amanat dan tuntutan sivitas akademika untuk mengemban suatu amanat khusus dengan suatu visi dan misi yang jelas sesuai AD/ART, memiliki pedoman GBHK (Garis-garis Besar Haluan Kerja). Misalnya Dewan Legislatif Mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa,, Himpunan Mahasiswa dan lain-lain. Organisasi ini biasanya merupakan suatu struktur organisasi yang kompleks dengan maksud dan tujuan organisasi seperti diatur pada AD/ART organisasi tersebut. 5

30 2.1. Kode Etik Kode Etik organisasi kemahasiswaan adalah : Tidak bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, Agama, Visi dan Misi STKIP PGRI Sumatera Barat, serta menunjang kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler; tidak membuat Visi dan Misi, serta Garis-garis Besar Haluan Kerja yang dapat mengganggu ketertiban kampus dan lingkungan sekitar kampus; menjunjung tinggi dan menghormati norma, nilai-nilai, dan aturan yang diberlakukan di STKIP PGRI Sumatera Barat; menjalankan Kegiatan Organisasi dengan berpedoman pada kode etik STKIP PGRI Sumatera Barat. Kode Etik kegiatan kemahasiswaan adalah: Tidak bertentangan dengan kode etik organisasi; berupa aktivitas yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan formal; tidak mengganggu ketertiban umum dan perkuliahan Persyaratan Organisasi dan Kegiatan Kemahasiswaan Persyaratan Organisasi Kemahasiswaan 1. Mempunyai Visi dan Misi yang jelas, benar, dan rasional; 2. mempunyai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Program Kerja; 3. mempunyai kepengurusan organisasi (struktur organisasi) dan uraian tugas yang jelas; 4. memenuhi persyaratan pembentukan UKM 5. mempertanggungjawabkan kepengurusan organisasi sesuai dengan struktur kemahasiswaan yang berlaku di STKIP PGRI Sumatera Barat. 6

31 Persyaratan Kegiatan Kemahasiswaan 1. Mendapat izin resmi dari pimpinan STKIP PGRI Sumatera Barat atau petugas yang ditunjuk Pimpinan STKIP PGRI Sumatera Barat; 2. Melakukan kegiatan dengan memperhatikan kedisiplinan dan ketertiban administrasi, organisasi, dan transparansi; 3. Meningkatkan dan atau mendukung pengetahuan serta keterampilan bahasa asing yang dipelajarinya; 4. Tidak bersifat destruktif, anarkis, dan provokatif; 5. Diadakan di tempat yang jelas dengan susunan acara yang terencana dan terkoordinasi serta dilakukan oleh panitia kompeten yang ditunjuk secara resmi, dan disetujui oleh pimpinan yang terkait Tata Tertib Organisasi Kemahasiswaan Tata tertib organisasi kemahasiswaan di lingkungan STKIP PGRI Sumatera Barat diatur seperti tersebut di bawah. Memenuhi kode etik organisasi yang ditetapkan STKIP PGRI Sumatera Barat; mematuhi peraturan dan tata tertib organisasi yang ada di lingkungan STKIP PGRI Sumatera Barat seperti BEM, UKM, dan HIMA; merencanakan dan melaksanakan program kegiatan yang tidak bertentangan dengan AD/ART organisasi; merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang dapat dipertanggung-jawabkan dan akuntabel Fungsi Organisasi Kemahasiswaan Dalam mencapai maksud dan tujuan organisasi, ada 4 fungsi organisasi yang sangat perlu diperhatikan berkaitan dengan manajemen organisasi, yakni: 7

32 a) Planning (perencanaan) Hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam organisasi diantaranya adalah rencana disusun oleh pengelola organisasi, seperti rencana kerja atau kegiatan serta anggaran yang diperlukan, teknis pelaksanaannya bisa melalui rapat seperti: Rapat Kerja (pengurus organisasi) yang membicarakan rencana kerja pengurus serta kegiatan anggota yang akan dilakukan dengan satu atau lebih target yang akan dicapai. Rapat Anggaran, untuk menentukan berapa jumlah anggaran yang diperlukan untuk mendukung kerja organisasi atau untuk suatu event / kegiatan (wujudnya daftar RKA) atau proposal kegiatan. b) Organizing (pengaturan) Dalam hal pengaturan, unsur yang perlu diperhatikan & diwujudkan adalah : Struktur Organisasi yang mampu menunjukkan bagaimana hubungan (relationship) antara organisasi/bagian/seksi yang satu dengan yang lain. Job Description yang jelas yang mampu menjelaskan tugas masing-masing bagian/seksi. Bentuk Koordinasi antar bagian dalam organisasi (mis. Rapat Koordinasi antar bagian, Rapat Pimpinan antar Organisasi, dll) Penataan dan Pendataan Arsip & Inventaris Organisasi Harus diatur dan ditata dengan baik administrasi organisasi, seperti surat masuk, surat keluar, laporan, proposal keluar, data anggota, AD/ART, hasil rapat, inventarisasi yang dimiliki, perangkat yang dipinjam dll. Siapapun orang yang memerlukan data atau perlengkapan, maka ia akan mudah menemukan, apakah yang tersimpan dalam bentuk file-file di komputer atau yang berada ditempat/ lemari penyimpanan berkas-berkas. 8

33 Segala bentuk surat menyurat tercatat dan terdokumentasi, segala perangkat yang dimiliki dan dipergunakan terdata, kapan dibeli, siapa yang mempergunakan saat ini, bila ada kerusakan siapa yang bertanggungjawab untuk memperbaiki atau bila dipinjam kapan harus dikembalikan dll. c) Accounting (pelaporan) Pelaporan merupakan unsur wajib yang harus dilakukan untuk menunjukkan sikap & rasa tanggung jawab dari pengurus kepada anggotanya ataupun kepada struktur yang berada diatasnya. Wujud kongkritnya adalah : Progress Report (Laporan Pengembangan Kegiatan) atau Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Kegiatan Progress Report biasanya berbentuk laporan praktis organisasi kepada anggota atau struktur diatasnya bila diminta, terkadang bisa berbentuk lisan (pembicaraan antar pimpinan dengan pimpinan atau dengan anggota). Sebaiknya Progress Report ini dapat ditampilkan dalam bentuk laporan berbentuk tabel / matrix yang bisa dilihat orang setiap saat (contoh terlampir), biasanya kegiatan masih berlangsung ketika progress report disampaikan. Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) adalah laporan lengkap dari sebuah atau beberapa kegiatan yang telah selesai dilaksanakan organisasi, biasanya merupakan laporan hasil evaluasi dan anggaran yang dipergunakan d) Controling (pengawasan) Tugas organisasi ataupun pimpinan organisasi yang tidak boleh terlewatkan adalah melakukan pengawasan terhadap aktifitas organisasi ataupun realisasi kegiatan dan penggunaan anggaran.agar tugas / tanggung jawab pengawasan dapat dilaksanakan dengan pertimbangan efektifitas dan efesiensi waktu maupun dana, maka dapat dipertimbangkan faktor-faktor sbb : 9

34 Pembagian Tugas Pengawasan Pendelegasian Wewenang Pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran serta Realisasi Kegiatan dan Anggaran (RKA) Pembukuan / dokumentasi atau kearsipan 2.5. Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan Keberadaan sebuah organisasi kemahasiswaan biasanya sesuai dengan visi dan misi Perguruan Tinggi yang bersangkutan atau berdasarkan keterbukaan manajemen lembaga untuk menampung dan menyalurkan aspirasi, minat dan bakat mahasiswanya. Beberapa hal yang perlu dilakukan atau dimiliki suatu organisasi adalah: a. Struktur Organisasi Sebuah bagan yang dapat menjelaskan tentang kedudukan masing-masing pengurus serta hubungan antar bagian dalam organisasi. Sangat diperlukan untuk menunjukkan susunan kepengurusan dan hubungan antar seksi/bagian yang dipahami oleh anggota organisasi ataupun pihak luar. b. Job Description Selaku pengurus organisasi apalagi ketua organisasi, sudah selayaknya mengetahui fungsi dan tugas masingmasing seksi/bagian yang berada dibawah koordinasinya, serta diharapkan mampu memberi penjelasan tugas kepada masing-masing personil yang menerima tanggung jawab tersebut. Tiap-tiap anggota atau pengurus organisasi perlu memahami akan tugas dan bagaimana pertanggung jawabannya kepada ketua serta bagaimana koordinasinya dengan bagian/seksi yang lain c. Rapat Kerja Masing-masing organisasi perlu mengadakan raker sekurangkurangnya 1 x dalam setahun, namun yang efektif adalah 2 x 10

35 setahun (per semester). Dalam raker masing masing bagian/seksi mengajukan rencana kegiatan dan anggaran yang dibutuhkan. Kemudian kumpulan rencana kerja tersebut digabungkan untuk dijadikan rencana kegiatan organisasi dan perencanaan penggunaan anggaran yang kemudian dijadikan rujukan untuk pengajuan permohonan anggaran dalam bentuk proposal kepada Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan. d. Rapat Evaluasi Setelah organisasi mengadakan suatu kegiatan, maka sebaiknya dilakukan evaluasi (penilaian oleh diri sendiri/pengurus organisasi) terhadap kegiatan tersebut, selambat-lambatnya 1 bulan setelah kegiatan (waktu yang paling baik adalah 1 minggu setelah kegiatan). Pada rapat evaluasi ini diharapkan bisa memunculkan hal-hal kekurangan/kecurangan yang dilakukan sehingga bisa mengkoreksi diri untuk tidak melakukan hal tsb kembali.hasilnya tertuang dalam progress report, maupun rujukan untuk LPJ e. Rapat Koordinasi Sebelum melakukan suatu event/kegiatan suatu organisasi sangat perlu mengajak semua fihak yang terkait untuk membicarakan bagaimana teknik koordinasi antar bagian agar kegiatan tsb dapat terlaksana sesuai harapan. Terkadang organisasi/fihak lain diluar organisasi pelaksana perlu diajak/diberitahu tentang kegiatan tersebut untuk meningkatkan hubungan baik antar sesama organisasi. Mahasiswa dalam hal ini sebagai organisasi tertinggi dalam struktur Organisasi Kemahasiswaan, perlu mengkoordinasikan rencana kegiatan masing-masing HIMA, UKM dan BEM, agar : tidak menyimpang dari tujuan masing-masing organisasi tidak saling berbenturan antar sesama organisasi dan bisa mengkoordinir bila ada kesamaan bentuk kegiatan serta waktu kegiatan 11

36 f. Pertemuan Pimpinan Organisasi Para pimpinan organisasi sesekali perlu melakukan pertemuan gathering (pembicaraan resmi dengan gaya santai) untuk menjalin hubungan baik antar pimpinan/organisasi dan bisa menjembatani penyelesaian masalah-masalah yang timbul antar organisasi. Terkadang untuk sebuah event yang dilaksanakan suatu organisasi, perlu diundang pimpinan organisasi lain agar terjadi hubungan baik antar organisasi. g. Laporan Pertanggung Jawaban Suatu hal yang harus dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab pengurus kepada anggota ataupun fihak lain yang memberikan dukungan terhadap kegiatan adalah Laporan Pertanggung Jawaban. h. Pendelegasian Wewenang Untuk memberikan kekuatan hukum bagi yang menerima wewenang maka sangat diperlukan surat pelimpahan wewenang sementara. i. Pembagian Tugas Pengawasan Bila tugas Ketua dirasa cukup banyak maka tugas pengawasan dapat dibagi kepada sekretaris umum atau kepada seksi khusus atau komisi khusus untuk melakukan tugas pengawasan tersebut. j. Pembuatan Daftar Rencana Kegiatan dan Anggaran Rencana Kegiatan dan Anggaran(RKA) Sebuah daftar rencana dan anggaran yang diperlukan untuk kegiatan sebaiknya tersusun sebelum kegiatan dilaksanakan, dapat dilihat oleh seluruh pengurus maupun anggota. Ini akan menjadi pembelajaran buat seluruh anggota dan pengurus saat itu dan pengurus sesudahnya. Daftar tadi sebaiknya juga dilengkapi dengan hasil evaluasi dan realisasi anggaran yang digunakan.. 12

Nomor: 10071/STKIP-AK/PGRI/SB/2012 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT KETUA STKIP PGRI SUMATERA BARAT

Nomor: 10071/STKIP-AK/PGRI/SB/2012 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT KETUA STKIP PGRI SUMATERA BARAT SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP PGRI SUMATERA BARAT =================================================================== Nomor: 10071/STKIP-AK/PGRI/SB/2012 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155 /U/1998 TENTANG PEDOMAN UMUM ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI PERGURUAN TINGGI Menimbang MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, a. bahwa

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG Jl. Terusan Jenderal Sudirman, Kota Cimahi 40526 Telp. (022) 6658680, (022) 6629735, Fax (022) 6629913 Email: stkip_siliwangi4341@yahoo.com;

Lebih terperinci

Pedoman Organisasi Mahasiswa FOR/SPMI-UIB/PED

Pedoman Organisasi Mahasiswa FOR/SPMI-UIB/PED Pedoman Organisasi Mahasiswa FOR/SPMI-UIB/PED.03-001 SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM NOMOR: 021/REK/KEP-UIB/VII/I2016 TENTANG PENETAPAN PEDOMAN ORGANISASI MAHASISWA UNIVERSITAS INTERNASIONAL

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Dj.I/253/2007

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Dj.I/253/2007 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Dj.I/253/2007 TENTANG PEDOMAN UMUM ORGANISASI KEMAHASISWAAN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Nomor : 5840/IT6.1/KM/2015 TENTANG

PERATURAN REKTOR INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Nomor : 5840/IT6.1/KM/2015 TENTANG PERATURAN REKTOR INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Nomor : 5840/IT6.1/KM/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA LAKSANA KEMAHASISWAAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR

Lebih terperinci

PANDUAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (ORMAWA) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

PANDUAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (ORMAWA) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO PANDUAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (ORMAWA) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Nomor 2 Tahun 2014 tentang PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS WIDYA DHARMA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Nomor 2 Tahun 2014 tentang PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS WIDYA DHARMA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Nomor 2 Tahun 2014 tentang PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Rektor Universitas Widya Dharma Klaten Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG TATA LAKSANA ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG TATA LAKSANA ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG TATA LAKSANA ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA Menimbang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS AIRLANGGA

UNIVERSITAS AIRLANGGA UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115 Telp. (031) 5914042, 5914043, 5912546, 5912564 Fax (031) 5981841 Website : http://www.unair.ac.id ; e-mail : rektor@unair.ac.id SALINAN PERATURAN

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TAHUN 2017 BAB I VISI DAN MISI PASAL 1 VISI BERSATU, BERSINERGI, MEMBANGUN PASAL 2 MISI 1. MENINGKATKAN PERAN AKTIF SERTA KESOLIDAN

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MATARAM NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MATARAM

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MATARAM NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MATARAM PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MATARAM NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS MATARAM, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 1 PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA Penyelenggaraan pendidikan pada perguruan tinggi tidaklah semata-mata ditujukan pada upaya menyiapkan mahasiswa menjadi lulusan yang berilmu

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 38/DIKTI/Kep/2002 TENTANG

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 38/DIKTI/Kep/2002 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 38/DIKTI/Kep/2002 TENTANG RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN DI

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KEGIATAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Latar Belakang

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KEGIATAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Latar Belakang GARIS-GARIS BESAR HALUAN KEGIATAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2014 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Latar Belakang 1. Organisasi Kemahasiswaan di lingkungan Universitas Sanata Dharma adalah

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU NOMOR : 001/DIR/PER/III/2013 TENTANG ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN POLITEKNIK INDRAMAYU

PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU NOMOR : 001/DIR/PER/III/2013 TENTANG ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN POLITEKNIK INDRAMAYU PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU NOMOR : 001/DIR/PER/III/2013 TENTANG ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN POLITEKNIK INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU,

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM UNDANG-UNDANG FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ANDALAS NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG BADAN-BADAN KHUSUS FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ANDALAS DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG DASAR KELUARGA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA MUQADDIMAH

UNDANG UNDANG DASAR KELUARGA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA MUQADDIMAH UNDANG UNDANG DASAR KELUARGA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA MUQADDIMAH Sesungguhnya pergerakan kearah perbaikan ialah bagian dari hak dan kewajiban mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya, oleh karena

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBINAAN & PENDANAAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN SPMI - UBD

PROSEDUR PEMBINAAN & PENDANAAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN SPMI - UBD PROSEDUR PEMBINAAN & PENDANAAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN SPMI - UBD SPMI UBD Universitas Buddhi Dharma Jl. Imam Bonjol No. 41 Karawaci, Tangerang Telp. (021) 5517853, Fax. (021) 5586820 Home page : http://buddhidharma.ac.id

Lebih terperinci

PERATURAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR: 2273/PL1.R/KM/2012 TENTANG KEDISIPLINAN MAHASISWA DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

PERATURAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR: 2273/PL1.R/KM/2012 TENTANG KEDISIPLINAN MAHASISWA DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG PERATURAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR: 2273/PL1.R/KM/2012 TENTANG KEDISIPLINAN MAHASISWA DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Menimbang : a. bahwa Politeknik Negeri Bandung (POLBAN) sebagai perguruan

Lebih terperinci

RANCANGAN ANGGARAN DASAR ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PEMBUKAAN

RANCANGAN ANGGARAN DASAR ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PEMBUKAAN RANCANGAN ANGGARAN DASAR ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI (AD HMJ-TI) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNISSULA SEMARANG

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI (AD HMJ-TI) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNISSULA SEMARANG ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI (AD HMJ-TI) UNISSULA SEMARANG MUKADIMAH Bismillahirrohmanirrohim Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan jalan bagi umatnya sesuai dengan fitrohnya

Lebih terperinci

RANCANGAN PEDOMAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

RANCANGAN PEDOMAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PEDOMAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA Bahwa sesungguhnya mahasiswa adalah pelajar perguruan tinggi yang memiliki keyakinan kepada kebenaran sebagai

Lebih terperinci

KEPUTUSAN SENAT UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 329/F/ UNBRAH/VI/2013. Tentang

KEPUTUSAN SENAT UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 329/F/ UNBRAH/VI/2013. Tentang KEPUTUSAN SENAT UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 329/F/ UNBRAH/VI/2013 Tentang PERATURAN SENAT UNIVERSITAS BAITURRAHMAH KETUA SENAT UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Menimbang : a. Bahwa Universitas Baiturrahmah merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 4/14/2014 UNIVERSITAS NAROTAMA KEMAHASISWAAN SK KEMAHASISWAAN (Nomor 78/KMH/03/V/2010) TENTANG PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN MENIMBANG

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN

BUKU PANDUAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN BUKU PANDUAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA Panduan Kegiatan Kemahasiswaan PPNS i KATA PENGANTAR Buku Panduan kegiatan kemahasiswaan merupakan pedoman pelaksanaan bagi setiap

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223 /U/1998 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223 /U/1998 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223 /U/1998 TENTANG KERJASAMA ANTAR PERGURUAN TINGGI MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, Menimbang : a. bahwa dengan meningkatnya

Lebih terperinci

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR : 010 /BPM-Kema FPIK/Kep/IX/2011 TENTANG UNDANG-UNDANG KELOMPOK KEGIATAN MAHASISWA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya mahasiswa adalah pelajar perguruan tinggi yang memiliki keyakinan kepada kebenaran

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI Presiden Republik Indonesia, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang

Lebih terperinci

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal, AD/ART IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA KEPUTUSAN MUNAS I IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA Nomor : 2/MUNAS I/ IGPKhI /I/ 2017 Tentang : ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IGPKhI DENGAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2016 PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2016 PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2016 PEMBUKAAN Dengan rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Universitas Sebelas Maret (UNS) menyadari bahwa sesungguhnya mahasiswa merupakan bagian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR LSO TAZMANIA FM (AD LSO TAZMANIA FM) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNISSULA SEMARANG

ANGGARAN DASAR LSO TAZMANIA FM (AD LSO TAZMANIA FM) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNISSULA SEMARANG ANGGARAN DASAR LSO TAZMANIA FM (AD LSO TAZMANIA FM) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNISSULA SEMARANG MUKADIMAH Bismillahirrohmanirrohim Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan jalan bagi umatnya sesuai dengan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN. Pasal 1

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN. Pasal 1 ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN Pasal 1 Organisasi ini bernama Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga yang selanjutnya disebut BEM

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KUNINGAN 2005 RANCANGAN KETETAPAN RAPAT KOORDINASI HIMPUNAN MAHASISWA SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG ORIENTASI STUDI DAN PENGENALAN KAMPUS KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI

UNDANG-UNDANG UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG ORIENTASI STUDI DAN PENGENALAN KAMPUS KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNDANG-UNDANG KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG ORIENTASI STUDI DAN PENGENALAN KAMPUS KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2015/2016

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2015/2016 ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2015/2016 Bab I Nama Pasal 1 Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jember disingkat BEM FK UNEJ. Bab

Lebih terperinci

PANITIA MUSYAWARAH BESAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2011

PANITIA MUSYAWARAH BESAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2011 ANGGARAN DASAR SENAT MAHASISWA FAKULTAS DAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG MUKADIMAH Bismillahirrohmanirrohim Sesungguhnya Allah SWT telah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undang-undang

Lebih terperinci

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS HAMZANWADI 2016 - 1 - UNIVERSITAS HAMZANWADI Jln. TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid No. 132 Pancor, Selong Lombok Timur 83612 Telp. (0376)22954,

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE

PROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE PROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE 2015-2019 Tema : REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DAN KARAKTER AKA DI LINGKUNGAN KAMPUS Dr. H. Suherna,.M.Si Pendahuluan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dipandang perlu

Lebih terperinci

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 001 TAHUN 2015

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 001 TAHUN 2015 Mengingat Menimbang PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 001 TAHUN 2015 Tentang PERATURAN DASAR ORGANISASI KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan Rahmat

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1 AD/ART LK FEM IPB Mukadimah Dengan menyebut nama Allah yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang. Mahasiswa sebagai generasi muda dan penerus cita-cita bangsa memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan dharma

Lebih terperinci

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM) AKADEMI KEBIDANAN BINA SEHAT NUSANTARA KABUPATEN BONE ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMBUKAAN

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM) AKADEMI KEBIDANAN BINA SEHAT NUSANTARA KABUPATEN BONE ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMBUKAAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM) AKADEMI KEBIDANAN BINA SEHAT NUSANTARA KABUPATEN BONE ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMBUKAAN BEM adalah satu organisasi kemahasiswaan yang berada ditingkat Sekolah

Lebih terperinci

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 76 TAHUN 1993 (76/1993) Tanggal: 18 AGUSTUS 1993 (JAKARTA)

Lebih terperinci

BUKU KODE ETIK DOSEN

BUKU KODE ETIK DOSEN Kode Dokumen Nama Dokumen Edisi Disahkan Tanggal Disimpan di- KED-AAYKPN Buku Kode Etik 01-Tanpa Revisi 31 Agustus 2010 UPM-AAYKPN Dosen BUKU KODE ETIK DOSEN AKADEMI AKUNTANSI YKPN YOGYAKARTA Disusun Oleh

Lebih terperinci

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016.

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016. KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016 tentang PENETAPAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Lebih terperinci

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN TINGGI.

: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. penjelasan pasal demi pasal PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER MAHASISWA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PEDOMAN PENILAIAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER MAHASISWA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP PGRI SUMATERA BARAT NOMOR : 0267/STKIP-AK/PGRI-SB/2013 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER MAHASISWA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

RANCANGAN ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

RANCANGAN ATURAN DASAR IKM FMIPA UI RANCANGAN ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Yang dimaksud dengan: 1) UI adalah Universitas Indonesia 2) FMIPA UI adalah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI 3) IKM FMIPA

Lebih terperinci

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG AMANDEMEN AD/ART PPI UTM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

HIMPUNAN MAHASISWA (... sebutkan...) UNIVERSITAS DHYANA PURA ANGGARAN DASAR

HIMPUNAN MAHASISWA (... sebutkan...) UNIVERSITAS DHYANA PURA ANGGARAN DASAR TEMPLATE LOGO HIMA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA (... sebutkan...) UNIVERSITAS DHYANA PURA ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA (... sebutkan...) UNIVERSITAS DHYANA PURA PEMBUKAAN

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA Nomor : 104/SK/2013 Tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA SAMARINDA

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 16890/UN4/KP.49/2012 TENTANG KODE ETIK MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 16890/UN4/KP.49/2012 TENTANG KODE ETIK MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN Keputusan Rektor Unhas Nomor : 16890/UN4/KP.49/2012 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 16890/UN4/KP.49/2012 TENTANG KODE ETIK MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN MENIMBANG : 1. bahwa untuk menciptakan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PADJADJARAN MUKADIMAH Berkat Rahmat Allah SWT. Bahwasanya manusia dituntut

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PADJADJARAN MUKADIMAH Berkat Rahmat Allah SWT. Bahwasanya manusia dituntut ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PADJADJARAN MUKADIMAH Berkat Rahmat Allah SWT. Bahwasanya manusia dituntut untuk menyempurnakan diri sebagai satu ujian yang kelak

Lebih terperinci

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridho dari Allah SWT, Sidang Istimewa KM- POLSRI setelah :

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridho dari Allah SWT, Sidang Istimewa KM- POLSRI setelah : KETETAPAN SIDANG ISTIMEWA MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA NOMOR : 09/B/KET-MPM/SK/XII/2015 Tentang PENGESAHAN UNDANG-UNDANG DASAR KELUARGA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT DAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA PERSI - MAKERSI

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT DAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA PERSI - MAKERSI PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT DAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA PERSI - MAKERSI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang baik, bermutu, profesional,

Lebih terperinci

REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 518/P/SK/HT/2008 TENTANG SEKOLAH VOKASI REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan dan memajukan program pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka membangun Kompolnas

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2015 PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2015 PENDAHULUAN ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2015 PENDAHULUAN Bahwa sesungguhnya kemerdekaan bangsa Indonesia yang saat ini dirasakan seluruh rakyat harus diisi dengan

Lebih terperinci

BAB I TUJUAN, VISI DAN MISI. Membentuk sumber daya mahasiswa jurusan yang kreatif dan produktif di bidang keteknikan dan bersifat religius.

BAB I TUJUAN, VISI DAN MISI. Membentuk sumber daya mahasiswa jurusan yang kreatif dan produktif di bidang keteknikan dan bersifat religius. BAB I TUJUAN, VISI DAN MISI Tujuan Membentuk sumber daya mahasiswa jurusan yang kreatif dan produktif di bidang keteknikan dan bersifat religius. Visi Mengembangkan sumber daya manusia yang beriman dan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Ketetapan SK Rektor. 2. Konstitusi Penjalas... 13

Daftar Isi. Ketetapan SK Rektor. 2. Konstitusi Penjalas... 13 Daftar Isi Ketetapan... 1 SK Rektor. 2 Konstitusi... 3 Penjalas... 13 Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, KONSTITUSI KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG Sesungguhnya mahasiswa Universitas Lampung

Lebih terperinci

PROGRAM PENGENALAN AKADEMIK

PROGRAM PENGENALAN AKADEMIK DI disampaikan pada: PROGRAM PENGENALAN AKADEMIK dan KEMAHASISWAAN (PPAK) 2016 1 ORGANISASI KEMAHASISWAAN ORMAWA merupakan organisasi intra perguruan tinggi Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi

Lebih terperinci

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) HAMZANWADI SELONG BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Tata tertib kehidupan kampus bagi mahasiswa adalah ketentuan

Lebih terperinci

PEDOMAN KEMAHASISWAAN

PEDOMAN KEMAHASISWAAN PEDOMAN KEMAHASISWAAN SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP SILIWANGI BANDUNG 2016 Pedoman Kemahasiswaan STKIP Siliwangi Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa STKIP Siliwangi

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN

BUKU PANDUAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN BUKU PANDUAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN Kata Pengantar Buku pedoman kegiatan kemahasiswaan merupakan panduan pelaksanaan setiap kegiatan mahasiswa yang tergabung dalan berbagai organisasi kemahasiswaan yang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY

ANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY ANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya mahasiswa adalah pemuda-pemudi yang memiliki keyakinan kepada kebenaran dan telah

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BUNG HATTA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER MAHASISWA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BUNG HATTA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER MAHASISWA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BUNG HATTA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER MAHASISWA REKTOR UNIVERSITAS BUNG HATTA, Menimbang : a. bahwa kegiatan kemahasiswaan sebagai

Lebih terperinci

TATA TERTIB KEHIDUPAN KEMAHASISWAAN DI KAMPUS

TATA TERTIB KEHIDUPAN KEMAHASISWAAN DI KAMPUS Informasi Salingka Unand 2006 87 Lampiran : 2 SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ANDALAS Nomor : 1090/XIV/A/Unand-2006 Tentang TATA TERTIB KEHIDUPAN KEMAHASISWAAN DI KAMPUS REKTOR UNIVERSITAS ANDALAS Menimbang

Lebih terperinci

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN AD/ART KM UGM PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya kemerdekaan Republik Indonesia harus diisi dengan kegiatan pembangunan yang bervisi kerakyatan sebagai perwujudan rasa syukur bangsa Indonesia atas rahmat Tuhan

Lebih terperinci

PERATURAN PENGADERAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA TENTANG

PERATURAN PENGADERAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA TENTANG PERATURAN PENGADERAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA TENTANG MASA ORIENTASI DAN PENGADERAN MAHASISWA BARU DI LINGKUNGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 800-376 Tahun 2011 TENTANG KODE ETIK KHUSUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DITJEN KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Per 17 Desember 2008 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA pkumham.go PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka membangun

Lebih terperinci

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Yang dimaksud dengan: 1) UI adalah Universitas Indonesia 2) FMIPA UI adalah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI 3) IKM FMIPA UI adalah

Lebih terperinci

BUKU DESKRIPSI JABATAN DAN TUPOKSI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

BUKU DESKRIPSI JABATAN DAN TUPOKSI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH BUKU DESKRIPSI JABATAN DAN TUPOKSI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH 1 P e t i k a n B u k u T u p o k s i U n i v e r s i t a s M a l i k u s s a l e h, 2 0 1 5 KATA PENGANTAR Sesungguhnya setiap insan berhak

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH

KODE ETIK DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH KODE ETIK DOSEN KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 Akademi Keperawatan (AKPER) HKBP Balige adalah perguruan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 152 TAHUN 2000 (152/2000) TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 152 TAHUN 2000 (152/2000) TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 152 TAHUN 2000 (152/2000) TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA 2011-2016 PENDAHULUAN Sejarah terbentuknya Asosiasi Dosen pendidikan guru sekolah dasar di Indonesia didasari dengan adanya keinginan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK DEWAN MAHASISWA FAKULTAS

FAKULTAS TEKNIK DEWAN MAHASISWA FAKULTAS KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) FAKULTAS TEKNIK DEWAN MAHASISWA FAKULTAS Jalan Semarang 5 Malang 65145 Telp. (0341) 565-307 Laman www.um.ac.id ANGGARAN

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG DASAR KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2011 MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Pasal 2

UNDANG UNDANG DASAR KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2011 MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Pasal 2 UNDANG UNDANG DASAR KELUARGA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2011 MUKADIMAH Kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia mengantarkan rakyat Indonesia ke era perjuangan, menegakkan kebenaran

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi 1. Organisasi ini bernama Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI DENGAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO MUKADIMAH Kemajuan Indonesia harus diusahakan melalui perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya yang cerdas, jujur, dan bermartabat dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 118

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Repub

2 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Repub BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.842, 2014 KEMENTAN. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian. Medan. Statuta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77/Permentan/OT.140/6/2014

Lebih terperinci