PENDAHULUAN Latar Belakang
|
|
- Sudirman Hermawan
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Istilah segitiga siku siku telah kita kenal sejak kecil. Jenis segitiga ini memang pantas untuk dipelajari, sebab bangun datar ini memiliki banyak terapan. Segitiga siku siku adalah suatu bangun datar yang memiliki sisi sebanyak 3 buah dengan salah satu sudutnya 90º. Perbandingan sisi sisi pada segitiga siku siku oleh bangsa Mesir dan Babilonia dijadikan sebagai dasar ilmu selanjutnya, yaitu trigonometri. Trigonometri merupakan cabang ilmu Matematika yang melibatkan dua bidang teori penting, yaitu teori bilangan dan geometri. Secara geometris, trigonometri dikembangkan berdasarkan studi bintang bintang. Trigonometri memiliki banyak penerapan praktis, misalnya dalam teknik bangunan dan arsitektur, digunakan untuk mengukur rangka atap dan sudut elevasi pada sebuah kawat penyangga jembatan. Serta dapat digunakan sebagai aplikasi dalam menghitung panjang baja yang dibutuhkan dalam pembuatan jembatan dengan gelagar rangka (trapesium), yang mepunyai sisi berbetuk segitiga-segitiga. Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang akan tetapi tingkat kepentingannya tidak sama bagi tiap orang, sehingga akan menjadi suatu bahan studi yang menarik. Jembatan merupakan sarana penghubung antarwilayah yang dipisahkan oleh sungai dan jurang. Seiring bertambahnya waktu, bertambah pula teknologi pembangunan jembatan. Dalam merancang kerangka sebuah jembatan, perhitungan yang dilakukan tidaklah mudah. Beban, tegangan, serta gaya yang bekerja pada jembatan menjadi pertimbangan utama para perancang untuk mengkonstruksikan model rancangannya. Banyak jenis jembatan yang dibangun, salah satunya adalah jembatan bergelagar rangka yang berbahan baja yaitu jembatan dengan pemikul lintang dan pemikul memanjang, gelagar induknya adalah gelagar dinding penuh yang dikonstruir atau gelagar pekerjaan vak. Gelagar jembatan itu sendiri mempunyai fungsi sebagai pemikul beban bergerak (kendaraan mobil, kereta api dan manusia). Gelagar ini dapat dibuat dari beton, baja atau kayu.
2 2 Dalam pembuatan jembatan bergelagar rangka (trapesium) ini lebih efektif menggunakan bahan baja, karena baja mempunyai banyak kelebihan. Misalnya, memberikan kekuatan struktur yang lebih baik dibandingkan dengan bahan lain, beberapa jenis baja konstruksi sekarang ada yang tahan terhadap korosi (Oentoeng, 1999:1). Baja yang dimaksud adalah baja paduan rendah yang memiliki sifat tahan karat yang beberapa kali lebih besar dari baja yang lainnya. Walaupun harganya pasti lebih mahal dari baja yang lain, tetapi tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang terus menerus seperti pada baja jenis lain yang memerlukan pengecatan kembali untuk mencegah munculnya karat (Charles, 1990:61). Ketahanan baja terhadap korosi akan meningkat pada temperatur 540ºC (Agus, 2008:25). Apabila dalam pembuatan gelagar pada jembatan menggunakan bahan kayu, dinilai tidak efektif. Mengingat keawetan kayu tergantung pada penempatannya. Kayu yang dilindungi terhadap hujan dan sinar matahari tidak akan lekas rusak. Tetapi jika ditempatkan di luar, dibiarkan terkena panas dan hujan, maka kayu akan lekas rusak (Heinz, 1981:15). Sama halnya dengan menggunakan bahan kayu, gelagar dengan bahan beton juga dinilai tidak efektif. Karena proses pembuatan beton memerlukan waktu yang lama dan harus memperhatikan cuaca (Poernomosidi, 1974:43). Secara otomatis mengakibatkan biaya untuk tenaga kerja menjadi tinggi (Jack, 2000:228). Dari uraian di atas penulis mempunyai gagasan untuk membahas aplikasi trigonometri pada jembatan bergelagar rangka trapesium, khususnya yang terbuat dari bahan baja karena di dalam gelagar rangka yang berbentuk trapesium di dalamnya membentuk segitiga-segitiga yang dapat diaplikasikan ke dalam trigonometri. Sebelumya perhitungan dalam pembuatan gelagar jembatan ini menggunakan rumus-rumus yang rumit. Oleh karena itu dengan menggunakan aplikasi trigonometri memudahkan dalam pengukuran baja yang akan digunakan. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapat suatu rumusan masalah yaitu Bagaimanakah aplikasi trigonometri pada pembuatan jembatan rangka trapesium?
3 3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana aplikasi trigonometri pada pembuatan jembatan bergelagar rangka trapesium yang dilaksanakan sebagai pekerjaan vak, mengingat jembatan ini merupakan jembatan sederhana yang sudah banyak digunakan sebagai sarana penguhubung. Untuk memberikan alternatif lain terhadap masyarakat khususnya pemerintah dalam pembangunan jembatan bergelagar. Manfaat Penulisan Adapun manfaat penulisan ini adalah dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang trigonometri di kehidupan sehari-hari. Selain itu bagi masyarakat dapat dijadikan pengetahuan mengenai pembangunan jembatan. Serta dalam hal ini penulis mencoba memberikan alternatif bagi pemerintah untuk memaksimalkan pembangunan tanpa mengeluarkan biaya yang besar.
4 4 GAGASAN Pengertian Jembatan Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang akan tetapi tingkat kepentingannya tidak sama bagi tiap orang, sehingga akan menjadi suatu bahan studi yang menarik. Jembatan adalah suatu konstruksi yang berguna untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan itu merupakan jalan lain yaitu jalan air atau jalan lalu lintas biasa. Jembatan merupakan sarana penghubung antarwilayah yang dipisahkan oleh sungai dan jurang. Seiring bertambahnya waktu, bertambah pula teknologi pembangunan jembatan. Dalam merancang kerangka sebuah jembatan, perhitungan yang dilakukan tidaklah mudah. Beban, tegangan, serta gaya yang bekerja pada jembatan menjadi pertimbangan utama para perancang untuk mengkonstruksikan model rancangannya. Dari keterangan di atas, dapat dilihat bahwa jembatan merupakan suatu sistem transportasi untuk tiga hal, yaitu : 1. Merupakan pengontrol kapasitas dari sistem 2. Mempunyai biaya teringgi per-mil dari sistem 3. Jika jembatan runtuh, maka sistem akan lumpuh (Bambang Supriyadi, 2000:1). Dengan demikian, untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pembuatan jembatan, maka diperlukan proses perencanaan yang matang. Macam-macam Jembatan Jembatan jembatan dapat dibagi dalam beberapa golongan seperti berikut ini (Struyk, 1983:15) : 1. Jembatan-jembatan dapat digerakkan 2. Jembatan-jembatan tetap Jembatan jembatan dapat digerakkan, dapat dibagi dalam beberapa jenis diantaranya adalah : a. Jembatan jembatan yang dapat berputar di atas poros mendatar, yaitu: 1) Jembatan jembatan angkat
5 5 2) Jembatan jembatan baskul 3) Jembatan jembatan lipat strauss. b. Jembatan jembatan yang dapat berputar di atas poros mendatar juga termasuk poros poros yang berpindah sejajar dan mendatar, seperti yang dinamakan jembatan jembatan baskul berroda. c. Jembatan jembatan yang dapat berputar atas suatu poros tegak, atau jembatan jembatan putar. d. Jembatan yang dapat berkisar ke arah tegak lurus atau mendatar 1) Jembatan angkat 2) Jembatan berroda 3) Jembatan goyah ponts transbordeur. Jembatan-jembatan tetap dapat dibagi dalam beberapa kategori : a. Jembatan kayu digunakan untuk lalu lintas biasa pada bentangan kecil dan untuk jembatan pembantu. b. Jembatan baja terbagi atas : 1) Jembatan yang sederhana dimana lantai kendaraannya langsung berada diatas gelagar-gelagar. 2) Jembatan dengan gelagar kembar yang digunakan untuk lalulintas kereta api. 3) Jembatan dengan pemikul lintang dan pemikul memanjang dengan gelagar dinding penuh yang gelagar pekerjaan vak. 4) Jembatan pelengkungan. 5) Jembatan gantung. c. Jembatan dari beton. d. Jembatan batu. Dari beberapa macam jembatan di atas, penulis menggunakan jembatan tetap yang berstruktur baja. Karena baja mempunyai banyak kelebihan. Baja memberikan kekuatan struktur yang lebih baik dibandingkan dengan bahan lain. Misalnya baja jenis paduan rendah yang memiliki sifat tahan karat yang beberapa kali lebih besar dari baja yang lainnya.
6 6 Gelagar Gelagar jembatan itu sendiri mempunyai fungsi sebagai pemikul beban bergerak ( kendaraan mobil, kereta api dan manusia ). Gelagar ini dapat dibuat dari beton, baja atau kayu. Penggunaan dari bentuk gelagar yang dilaksanakan sebagai pekerjaan vak ini perlu diperhitungkan kemiringan sudutnya yang diberikan dalam persamaan trigonometri. Dalam perencanaan pembangunan jembatan ini diperlukan perencanaan awal yang matang. Salah satunya adalah perencanaan gelagar, dalam hal ini kita mengupayakan bagaimana mendapatkan suatu konstruksi yang ekonomis ditinjau dari variasi gelagar, baik gelagar memanjang maupun melintang, hingga kita dapat mengembangkan teknik perencanaan jembatan dengan menggunakan jumlah gelagar seideal mungkin (Sunarji Studi Perbandingan Jembatan dengan Variasi Jarak Gelagar Ditinjau Terhadap Kebutuhan Bahan. Macam macam gelagar a. Gelagar parallel berdinding penuh atau gelagar pelat b. Gelagar jajar c. Gelagar trapesium d. Gelagar parabola e. Gelagar setengah parabola f. Pekerjaan vak belah ketupat g. Gelagar berbentuk ikan h. Gelagar pembagi empat ( Struyk, 1983 :17 ). Dalam makalah ini, membahas aplikasi trigonometri pada jembatan bergelagar rangka yang berbentuk trapesium yang terbuat dari baja. Karena jembatan baja berbanding penuh memberikan keuntungan seperti yang diberikan oleh jembatan yang mempunyai konstruksi sederhana, oleh karenanya biaya pembuatan tetap terbatas dan pemeliharaan sangat mudah. Selain itu pada gelagar rangka yang berbentuk trapesium didalamnya membentuk segitiga-segitiga sama kaki, sehingga perhitungannya dapat menggunakan aplikasi trigonomeri.
7 7 Seperti yang ditampilkan pada gambar dibawah ini merupakan salah satu contoh jembatan baja dengan gelagar rangka trapesium : Gambar 1. Jembatan bergelagar rangka trapesium Gelagar jembatan akan mendukung semua beban yang bekerja pada jembatan. Bila menggunakan bahan baja, tentunya akan memberikan kekuatan struktur yang lebih baik dibandingkan dengan bahan lain. Akan tetapi, bila kondisi tidak memungkinkan dapat digunakan bahan kayu, yang berupa balok tunggal dan atau balok susun, tergantung perencanaannya.(bambang Supriyadi, 2000:58). Namun, apabila dalam pembuatan gelagar pada jembatan menggunakan bahan kayu, dinilai tidak efektif. Mengingat keawetan kayu tergantung pada penempatannya. Kayu yang dilindungi terhadap hujan dan sinar matahari tidak akan lekas rusak. Tetapi jika ditempatkan di luar, dibiarkan terkena panas dan hujan, maka kayu akan lekas rusak. Proses Perencanaan Pembuatan Jembatan Dalam buku yang berjudul JEMBATAN karya Bambang Supriyadi dan Agus Setyo Muntohar tahun 2000, dijelaskan bahwa perencanaan jembatan dimungkinkan adanya perbedaan antara ahli satu dengan ahli lainnya, tergantung latar belakang kemampuan dan pengalamannya. Akan tetapi, perbedaan tersebut harus tidak boleh menyebabkan gagalnya proses perencanaan.
8 8 Sebelum sampai tahap perencanaan konstruksi, paling tidak seorang ahli atau perancang telah mempunyai data baik sekunder maupun primer yang berkaitan dengan pembangunan jembatan. Data tersebut merupakan bahan pemikiran dan pertimbangan sebelum kita mengambil keputusan akhir. Pada gambar berikut ditunjukkan suatu proses tahapan perencananaan yang perlu dilaksanakan. PROSES ANALISIS OUTPUT HASIL INPUT- DATA EVALUASI Gambar 2. Alur proses perencanaan pembuatan jembatan Data yang diperlukan dapat berupa: 1. Lokasi a. Topografi b. Lingkungan c. Tanah dasar 2. Keperluan : melintas sungai atau melintas jalan 3. Bahan struktur: a. Karakteristik b. Ketersediannya 4. Peraturan Dari data yang sudah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa, sebelum merencanakan pembangunan jembatan, hal yang pertama kali harus dilakukan oleh seorang perancang adalah mengumpulkan data mengenai lokasi dimana akan dibangun jembatan, keperluan yang dibutuhkan misalnya melintasi sungai atau jalan, bahan struktur yang digunakan baik karakteristik maupun ketersediaannya serta peraturan. Supaya selama proses pembangunan jembatan tidak terjadi masalah dan berjalan dengan lancar.
9 9 Proses perencanaan secara detail dapat dijelaskan dengan diagram alir yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini : SURVEI DATA KOMPLIKASI EVALUASI DATA Tidak Ya Desain Awal : Penentuan : - Type struktur - Bahan struktur - Model struktur - Dimensi model struktur - Hitungan awal Modifikasi Ya Evaluasi Desain Awal Tidak Desain akhir : - Modifikasi akhir - Model struktur akhir - Hitungan akhir - Gambar - Pelaksnaan Gambar 3. Alur proses perencanaan secara detail
10 10 Aplikasi Trigonometri pada Pembuatan Jembatan Rangka Trapesium Adapun dalam pembuatan gelagar jembatan rangka yang berbentuk trapesium dapat menggunakan batas-batas fungsi trigonometri, yaitu sinus atau aturan cosinus. 25º 25º 65º 65º 25º 25º X t = 300cm 25º 25º 65º 65º 65º 65º Y Gambar 4. Rangka gelagar berbentuk trapesium Untuk mencari sisi-sisi segitiga pada gelagar di atas yang sudah diketahui tinggi dan sudut-sudutnya, maka dapat menggunakan batas fungsi fungsi trigonometri, yaitu sinus atau aturan cosinus. Sin 65º = 300 X X = 300 X X 0, = 331, cm 331cm Sin 25º = Y 331, Y = 331, x 0, Y = 139, cm Y 140cm Jadi, alas satu segitiga pada gelagar jembatan 280cm.
11 11 Berdasarkan pustaka yang telah dikumpulkan didapatkan gagasan bahwa jembatan merupakan sarana penghubung antarwilayah yang dipisahkan oleh sungai dan jurang. Jembatan merupakan suatu sistem transportasi untuk tiga hal, yaitu merupakan pengontrol kapasitas dari sistem, mempunyai biaya teringgi permil dari sistem, jika jembatan runtuh, maka sistem akan lumpuh. Supaya sistem transportasi jembatan dapat terwujud, harus melalui proses perencanaan yang matang. Pada saat yang penting untuk membangun jembatan, akan muncul pertanyaan, jembatan apa yang tepat untuk dibangun?. Dari catatan desain, ada banyak kemungkinan, sehingga kreativitas dan kemampuan perencana mempunyai peranan besar dalam menjawab pertanyaan di atas. Oleh karena itu, penulis memberikan solusi jenis dan bahan apa yang sesuai dalam pembuatan jembatan, yaitu jembatan dengan gelagar rangka trapesium yang terbuat dari bahan baja. Gelagar jembatan akan mendukung semua beban yang bekerja pada jembatan. Bila menggunakan bahan baja, tentunya akan memberikan kekuatan struktur yang lebih baik dibandingkan dengan bahan lain. Akan tetapi, bila kondisi tidak memungkinkan dapat digunakan bahan kayu, yang berupa balok tunggal dan atau balok susun, tergantung perencanaannya. Namun, apabila dalam pembuatan gelagar pada jembatan menggunakan bahan kayu, dinilai tidak efektif. Dengan adanya aplikasi trigonometri dalam pembuatan jembatan bergelagar rangka trapesium, kita dapat mengetahui berapa panjang baja yang akan diperlukan dalam pembuatan jembatan tersebut. Dengan demikian, kesalahan dalam pemotongan baja akan dapat diminimalkan. Kemudian, data yang berhubungan dengan pembahasan tema ini didapatkan dengan tahapan-tahapan pengumpulan data dengan cara pembacaan kritis terhadap ragam literatur yang berhubungan dengan tema pembahasan. Data yang digunakan adalah data dengan kriteria yang telah dipublikasikan kepada masyarakat melalui literatur yang diterbitkan, seperti buku dan internet. Dengan demikian penulis mengelompokan atau menyeleksi data dan informasi berdasarkan kategori dan relevansi untuk selanjutnya dianalisis dan disimpulkan.
12 12 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jembatan merupakan keseimbangan dari suatu sistem transportasi untuk tiga hal, yaitu merupakan pengontrol kapasitas dari sistem, mempunyai biaya teringgi per-mil dari sistem, jika jembatan runtuh, maka sistem akan lumpuh.supaya sistem transportasi jembatan dapat terwujud, harus melalui proses perencanaan yang matang. Dengan adanya gelagar jembatan akan mendukung semua beban yang bekerja pada jembatan. Bila menggunakan bahan baja, tentunya akan memberikan kekuatan struktur yang lebih baik dibandingkan dengan bahan lain. Akan tetapi, bila kondisi tidak memungkinkan dapat digunakan bahan kayu, yang berupa balok tunggal dan atau balok susun, tergantung perencanaannya. Dengan demikian, aplikasi trigonometri dapat digunakan dalam meminimalisir kesalahan dalam pemotongan baja. Saran Saran yang diberikan kepada semua pihak bahwasanya jembatan mempunyai fungsi keseimbangan dari sistem transportasi, sehingga dalam pembuatannya harus diperhatikan bahan yang digunakan dan perencanaan yang matang untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan biaya yang memadai. Diharapkan nantinya dapat diketahui hasil dari pengukuran pada gelagar rangka trapesium, sehingga didapat perhitungan jumlah dan jarak yang seefisien mungkin dan bahan yang ekonomis serta aman penggunaannya.
13 13 DAFTAR PUSTAKA Frick, Heinz Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu. Yogyakarta : Kanisius. Hadjisarosa, Poernomosidi Peraturan Pelaksanaan Pembangunan Jembatan. Jakarta : Badan Penerbit Pekerjaan Umum. McCrommac, C. Jack Desain Beton Bertulang. Jakarta : Erlangga. Oentoeng Konstruksi Baja. Surabaya : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Petra Surabaya. Rochman, Taufiq Proseding Seminar Nasional Jembatan Berpenahan Kabel. Malang : Politeknik Negeri Malang. Salmon, G.Charles Struktur Baja Jilid 1 Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga. Setiawan, Agus Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD. Jakarta : Erlangga. Soedadyatmodjo Buku Materi Pokok Trigonometri. Jakarta : Karunika. Struyk, dkk Jembatan. Jakarta : Pradnya paramita. Supriyadi, Bambang Jembatan. Catatan Kuliah Analisis Struktur Jembatan Teknik Sipil cipta. Yogyakarta. Sunarji Studi Perbandingan Jembatan dengan Variasi Jarak Gelagar Ditinjau Terhadap Kebutuhan Bahan. (Online) (Diakses tanggal 04 Januari 2010).
14 14 Lampiran BIODATA PENULIS 1. Nama Lengkap : Ning Masitah NIM : Tempat / Tgl. Lahir : Pasuruan, 05 Oktober 1991 Alamat : Jln. Notojoyo 67B, Tegalgondo, Karangploso Malang Telp / HP : Pendidikan : 1. SD : MI Ma arif NU Nampes Pandaan/ SMP : SMP Ma arif NU Pandaan/ SMA : SMK N 1 Purwosari Pasuruan/ S1 jurusan Pendidikan Matematika dan Komputasi FKIP UMM sampai sekarang. Pengalaman Menulis : Lomba Karya Tulis Ilmiah Remaja berjudul Pariwisata di Kabupaten Pasuruan. 2. Nama Lengkap : Naviul Hasanah NIM : Tempat / Tgl. Lahir : Pasuruan, 26 Maret 1990 Alamat : Jln. Notojoyo 67B, Tegalgondo, Karangploso Malang Telp / HP : Pendidikan : 1. SD : SDN Kalipucang 02 Tutur Pasuruan / SMP : SMP N 1 Tutur Pasuruan / SMA : SMK N 1 Purwosari Pasuruan / S1 jurusan Pendidikan Matematika dan Komputasi FKIP UMM sampai sekarang. Pengalaman Menulis : Pembuatan Laporan Tugas Akhir Pembuatan CD Company Profile Instansi. 3. Nama Lengkap : Durrotus Sa adah NIM : Tempat / Tgl. Lahir : Lamongan, 04 Juni 1988 Alamat : Jln. Notojoyo 67B, Tegalgondo, Karangploso Malang Telp / HP : Pendidikan : 1. SD : MI Muhammadiyah 02 Solokuro 2. SMP : SMP Muhammadiyah 12 Sendang Agung Paciran 3. SMA : MA Al-Ishlah Sendang Agung Paciran 4. S1 Jurusan Pendidikan Matematika dan Komputasi FKIP UMM sampai sekarang.
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA APLIKASI TRIGONOMETRI PADA JEMBATAN BERGELAGAR RANGKA TRAPESIUM BIDANG KEGIATAN : PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT)
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA APLIKASI TRIGONOMETRI PADA JEMBATAN BERGELAGAR RANGKA TRAPESIUM BIDANG KEGIATAN : PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT) Diusulkan Oleh : Ketua : Ning Masitah (09320039 / Angkatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawah, bangunan pelengkap dan pengaman jembatan serta trotoar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Jembatan menurut Supriyadi (1997) adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu jalan menyilang sungai atau saluran air, lembah, atau menyilang jalan lain yang tidak sama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Lalu Lintas Ukuran dasar yang sering digunakan untuk definisi arus lalu lintas adalah konsentrasi aliran dan kecepatan. Aliran dan volume sering dianggap sama, meskipun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jembatan Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Perencanaan Perencanaan bertujuan untuk menentukan fungsi struktur secara tepat, dan bentuk yang sesuai, efisiensi serta mempunyai fungsi estetika. Seorang perencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan air
Lebih terperinciMUHAMMAD SYAHID THONTHOWI NIM.
STUDI ANALISIS MODIFIKASI BATANG TEGAK LURUS DAN SAMBUNGAN BUHUL TERHADAP LENDUTAN, TEGANGAN PELAT BUHUL DAN KEBUTUHAN MATERIAL PADA JEMBATAN RANGKA BAJA AUSTRALIA KELAS A JURNAL Disusun Oleh: MUHAMMAD
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mulailah orang membuat jembatan dengan teknologi beton prategang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan sebuah konstruksi. Segala sesuatunya harus dipertimbangkan dari segi ekonomis, efisien, dan daya tahan dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjaun Umum Jembatan adalah suatu struktur yang melintasi suatu rintangan baik rintangan alam atau buatan manusia (sungai, jurang, persimpangan, teluk dan rintangan lain) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jembatan adalah infrastruktur yang menghubungkan suatu daerah yang terpisah karena adanya sungai, rawa, selat, jurang, dan rintangan lainnya. Adanya jembatan waktu tempuh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. meskipun istilah aliran lebih tepat untuk menyatakan arus lalu lintas dan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arus Lalu lintas Ukuran dasar yang sering digunakan untuk mendefenisikan arus lalu lintas adalah konsentrasi aliran dan kecepatan. Aliran dan volume sering dianggap sama,
Lebih terperinciBAB II PERILAKU DAN KARAKTERISTIK JEMBATAN
BAB II PERILAKU DAN KARAKTERISTIK JEMBATAN A. Pengertian Jembatan Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui rintangan yang permukaannya lebih rendah. Rintangan ini biasanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Jembatan adalah sebuah struktur konstruksi bangunan atau infrastruktur sebuah jalan yang difungsikan sebagai penghubung yang menghubungkan jalur lalu lintas pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan rute/lintasan
Lebih terperinciPERILAKU DAN SISTEM STRUKTUR RANGKA BAJA JEMBATAN
Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 1, Juni 2013 50 PERILAKU DAN SISTEM STRUKTUR RANGKA BAJA JEMBATAN M. Erizal Lubis, Novdin M Sianturi Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konstruksi jembatan adalah suatu konstruksi bangunan pelengkap sarana
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Konstruksi jembatan adalah suatu konstruksi bangunan pelengkap sarana trasportasi jalan yang menghubungkan suatu tempat ke tempat yang lainnya, yang dapat dilintasi
Lebih terperinciPERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM :
PERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Menurut Supriyadi (1997) jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu ajalan menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Pembangunan sarana transportasi mempunyai peranan penting dalam perkembangan sumber daya manusia saat ini sebab disadari makin meningkatnya jumlah pemakai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang merupakan bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai penghubung dua ujung jalan yang terputus oleh rintangan seperti sungai, lembah dan selat atau laut, saluran
Lebih terperinciTUGAS AKHIR DESAIN JEMBATAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN KAYU MERBAU DI KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT. Disusun Oleh : Eric Kristianto Upessy
TUGAS AKHIR DESAIN JEMBATAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN KAYU MERBAU DI KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT Disusun Oleh : Eric Kristianto Upessy Npm : 11 02 13763 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti dibawah ini. Gambar 2.1. Komponen Jembatan 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan
Lebih terperinciProses Perencanaan Jembatan
Maksud Perencanaan Jembatan : Menentukan fungsi struktur secara tepat, bentuk struktur yang sesuai, efisien serta mempunyai fungsi estetika. Data yang diperlukan untuk perencanaan: Lokasi (topografi, lingkungan,
Lebih terperinciBAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR
BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR 3.1. ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR PELAT Struktur bangunan gedung pada umumnya tersusun atas komponen pelat lantai, balok anak, balok induk, dan kolom yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perencanaan desain struktur konstruksi bangunan, ditemukan dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perencanaan desain struktur konstruksi bangunan, ditemukan dua bagian utama dari bangunan, yaitu bagian struktur dan nonstruktur. Bagian struktur ialah bagian
Lebih terperinciPERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT
PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : RONA CIPTA No. Mahasiswa : 11570 / TS NPM : 03 02 11570 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA
Lebih terperinciPERANCANGAN SLAB LANTAI DAN BALOK JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DALU-DALU, KABUPATEN BATU BARA, SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR
PERANCANGAN SLAB LANTAI DAN BALOK JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DALU-DALU, KABUPATEN BATU BARA, SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Lebih terperinciUnit 4 KONSEP DASAR TRIGONOMETRI. R. Edy Ambar Roostanto. Pendahuluan
Unit 4 KONSEP DASAR TRIGONOMETRI Pendahuluan P R. Edy Ambar Roostanto ada unit ini kita akan mempelajari beberapa konsep dasar dalam trigonometri. Namun sebelum membahas konsep tersebut, Anda diajak untuk
Lebih terperinciOPTIMASI TEKNIK STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS: JEMBATAN DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK)
OPTIMASI TEKNIK STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS: JEMBATAN DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK) Christhy Amalia Sapulete Servie O. Dapas, Oscar H. Kaseke Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas
Lebih terperinciPERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA
TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Tingkat Strata 1 (S-1) DISUSUN OLEH: NAMA
Lebih terperinciStruktur Lipatan. Struktur Lipatan 1
Struktur Lipatan Pengertian Struktur lipatan adalah bentuk yang terjadi pada lipatan bidang-bidang datar dimana kekakuan dan kekuatannya terletak pada keseluruhan bentuk itu sendiri. Bentuk lipatan ini
Lebih terperinciPENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR
Pendahuluan POKOK BAHASAN 1 PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan penanganan yang serius, terutama pada konstruksi yang terbuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum dan Latar Belakang Pembangunan terhadap gedung gedung bertingkat pada umumnya sangat membutuhkan penanganan yang serius, terutama pada konstruksi yang terbuat dari beton, baja
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sedang berkembang. Namun perkembangan tersebut tidak merata tiap daerahnya. Menurut BAPPENAS, dalam bahan terkait penyusunan Rencana Kerja
Lebih terperinciABSTRAK. Oleh : Wahyu Rifai Dosen Pembimbing : Sapto Budi Wasono, ST, MT
ABSTRAK PERENCANAAN ULANG JEMBATAN KALI MARMOYO STA 41 + 300 SAMPAI DENGAN STA 41 + 500 DENGAN METODE RANGKA BAJA DI KABUPATEN MOJOKERTO DAN PEHITUNGAN RAB Oleh : Wahyu Rifai Dosen Pembimbing : Sapto Budi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan merupakan prasarana umum yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jembatan merupakan salah satu prasarana transportasi yang sangat penting
Lebih terperinciStruktur dan Konstruksi II
Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Material Struktur Bangunan Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi pertemuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang memindahkan
Lebih terperinciTANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA
TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA Alfonsus Dwiputra W. 1, Yulius Candi 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Proses pembangunan perumahan sebagai
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Estika 1 dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Jembatan didesain memiliki panjang total 18 m dengan menggunakan kayu merbau. Dari analasis jembatan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil pengujian Kayu
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYEDTIPE FAN DAN TIPE RADIALAKIBAT BEBAN GEMPA
ANALISIS PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYEDTIPE FAN DAN TIPE RADIALAKIBAT BEBAN GEMPA Masrilayanti 1, Navisko Yosen 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Masrilayanti@ft.unand.ac.id
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Jembatan Pelengkung (arch bridges) Jembatan secara umum adalah suatu sarana penghubung yang digunakan untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah yang lainnya oleh karena
Lebih terperinciMeliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang
BAB II TINJAUAN PIISTAKA 2.1 Pendahuluan Pekerjaan struktur secara umum dapat dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap (Senol,Utkii,Charles,John Benson, 1977), yaitu : 2.1.1 Tahap perencanaan (Planningphase)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Umum Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral dan aksial. Suatu batang yang menerima gaya aksial desak dan lateral secara bersamaan disebut balok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau
17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia konstruksi di Indonesia semakin berkembang dengan pesat. Seiring dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau bahan yang dapat
Lebih terperinciKELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA Tri Hartanto Abstrak Pengetahuan tentang sistim struktur dan konstruksi, dan teknologi bahan sangat erat sekali
Lebih terperinciMODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4
MODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4 Citra Bahrin Syah 3106100725 Dosen Pembimbing : Bambang Piscesa, ST. MT. Ir. Djoko Irawan,
Lebih terperinciOLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS
SEMINAR TUGAS AKHIR OLEH : ANDREANUS DEVA C.B 3110 105 030 DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS JURUSAN TEKNIK SIPIL LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV STRUKTUR PLAT LIPAT AZRATIH HAIRUN FRILYA YOLANDA EFRIDA UMBU NDAKULARAK AGRIAN RIZKY RINTO HARI MOHAMMAD GIFARI A. PENGERTIAN STRUKTUR PLAT LIPAT Pelat adalah struktur
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM :
PERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM : 07 02 12789 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Lebih terperinciPerancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori
BAB II Dasar Teori 2.1 Umum Jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya beberapa rintangan seperti lembah yang dalam, alur
Lebih terperinciPEMILIHAN LOKASI JEMBATAN
PEMILIHAN LOKASI JEMBATAN 1. DIPILIH LINTASAN YANG SEMPIT DAN STABIL. ALIRAN AIR YANG LURUS 3. TEBING TEPIAN YANG CUKUP TINGGI DAN STABIL 4. KONDISI TANAH DASAR YANG BAIK 5. SUMBU SUNGAI DAN SUMBU JEMBATAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan dunia konstruksi sekarang ini banyak sekali hal-hal yang
I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan di era globalisasi seperti saat ini sangatlah menuntut untuk menuntut ketepatan, keefektifan efisiensi dan ekonomis. Didalam perkembangan dunia konstruksi
Lebih terperinciSTRUKTUR LIPATAN. Dengan bentuk lipatan ini,gaya-gaya akibat benda sendiri dan gaya-gaya luar dapat di tahan oleh bentuk itu sendiri
STRUKTUR LIPATAN Bentuk lipatan ini mempunyai kekakuan yang lebih dibandingkan dengan bentuk-bentuk yang datar dengan luas yang sama dan dari bahan yang sama pula. Karena momen energia yang didapat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jembatan merupakan struktur yang melintasi sungai, teluk, atau kondisikondisi lain berupa rintangan yang berada lebih rendah, sehingga memungkinkan kendaraan, kereta
Lebih terperinciI-1 BAB I PENDAHULUAN. I.1 Tinjauan Umum
I-1 I BAB I PENDAHULUAN I.1 Tinjauan Umum Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS Oleh: AGUS JUNAEDI 3108 040 022 Dosen Pembimbing Ir. SUNGKONO, CES Ir. IBNU PUDJI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.2 TAHAPAN PENULISAN TUGAS AKHIR Bagan Alir Penulisan Tugas Akhir START. Persiapan
METODOLOGI III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1 TAHAP PERSIAPAN Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Pada tahap ini disusun hal-hal penting yang harus
Lebih terperinciTOPIK PEMBAHASAN : MODEL MODEL JEMBATAN
PELATIHAN PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN KERJASAMA DENGAN POLITEKNIK TEDC BANDUNG BALAI PELATIHAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN JAKARTA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI BADAN PEMBINAAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Katungau Kalimantan Barat, jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Jembatan Menurut Struyck dan Van Der Veen (1984) dalam Perencanaan jembatan Katungau Kalimantan Barat, jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun melewati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pengetahuan tentang perencanaan suatu bangunan berkembang semakin luas, termasuk salah satunya pada perencanaan pembangunan sebuah jembatan
Lebih terperinciAndini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Agustus 16 STUDI KOMPARASI PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG BERDASARKAN SNI 3 847 DAN SNI 847 : 13 DENGAN SNI 3 176 1 (Studi Kasus : Apartemen 11 Lantai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat berupa jalan dan jembatan yang merupakan bagian dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sarana dan prasarana sub sistem transportasi di Indonesia dapat berupa jalan dan jembatan yang merupakan bagian dari pembangunan nasional, dimaksudkan
Lebih terperinciELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN
ELEMEN-ELEMEN BANGUNAN Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan di atas tanah. Fungsi struktur dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan sebagai salah satu prasarana perhubungan pada hakekatnya merupakan unsur penting dalam usaha pengembangan kehidupan bangsa. Keberadaan Jembatan akan memberikan
Lebih terperinciKONTROL ULANG PERENCANAAN PORTAL AS-7 GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL
KONTROL ULANG PERENCANAAN PORTAL AS-7 GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Naskah Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN BUSUR BENTANG PANJANG DENGAN DESAIN. SKALA PENUH (STUDI KASUS PADA MODEL JEMBATAN KJI : Dragon Arch) TUGAS AKHIR.
PERENCANAAN JEMBATAN BUSUR BENTANG PANJANG DENGAN DESAIN SKALA PENUH (STUDI KASUS PADA MODEL JEMBATAN KJI : Dragon Arch) TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang Untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN TUKAD WOS DENGAN BALOK PELENGKUNG BETON BERTULANG.
PERENCANAAN JEMBATAN TUKAD WOS DENGAN BALOK PELENGKUNG BETON BERTULANG. Sutarja, I Nyoman Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayanan, Mobile: 08123953036, E-mail: nsutarja_10@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan yang memiliki peran sebagai sarana transportasi yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana jembatan berfungsi untuk menghubungkan rute/lintasan
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN BALOK PELENGKUNG BETON BERTULANG TUKAD YEH PENET, DI SANGEH
Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 2007 PERENCANAAN JEMBATAN BALOK PELENGKUNG BETON BERTULANG TUKAD YEH PENET, DI SANGEH I Nyoman Sutarja
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA GEDUNG SUPERMARKET PRASADA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SK SNI T DI KABUPATEN BLITAR.
STUDI PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA GEDUNG SUPERMARKET PRASADA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SK SNI T 15 2002 03 DI KABUPATEN BLITAR. TUGAS AKHIR Oleh : AGUS SUSILO 06520077 JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciANALISA KOLOM STRUKTUR PADA PEKERJAAN PEMBANGUNAN LANTAI 1 KAMPUS II SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT KOTA METRO
ANALISA KOLOM STRUKTUR PADA PEKERJAAN PEMBANGUNAN LANTAI 1 KAMPUS II SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT KOTA METRO Agus Surandono 1),Desmawan 2) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro
Lebih terperinciGARIS GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN ( GBPP )
GARIS GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN ( GBPP ) MATA KULIAH : STRUKTUR JEMBATAN KODE MATA KULIAH : ST 6352 BEBAN STUDI : 2 SKS SEMESTER : VI ( ENAM ) DESKRIPSI MATA KULIAH : Mata kuliah ini disampaikan
Lebih terperinciberupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Perencanaan merupakan langkah awal dari suatu pembangunan fisik berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman oleh perencana agar
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LAYANG SUMPIUH - BANYUMAS
III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1. PENDAHULUAN Proses perencanaan yang terstruktur dan sisitematis diperlukan untuk menghasilkan suatu karya yang efektif dan efisien. Pada jembatan biasanya dirancang menurut
Lebih terperinciTINJAUAN PERHITUNGAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN AEK KANOPAN TUGAS AKHIR. Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
TINJAUAN PERHITUNGAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN AEK KANOPAN TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh AMANDA CLARA SITA NIM : 0905131003 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciKajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas Vol. 2 No. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2016 Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang YUNO YULIANTONO, ASWANDY
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Geometrik Lalu Lintas Perencanan geometrik lalu lintas merupakan salah satu hal penting dalam perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan geometrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan yaitu dapat menarik minat, antusiasme siswa, dan memotivasi siswa agar senantiasa belajar
Lebih terperinci3.2. TAHAP PERANCANGAN DESAIN
BAB III METODOLOGI 3.1. PERSIAPAN Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum pengumpulan dan pengolahan data, pada tahap ini disusun kegiatan yang harus dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan
Lebih terperinciUraian Materi. Keliling dan Luas Bangun Datar. A. Macam-Macam Bangun Datar Beraturan. Perlu Tahu
Keliling dan Luas angun atar Segala sesuatu di muka bumi ini memunyai bentuk dan ukuran. i dalam matematika, benda yang memunyai ukuran dapat dilakukan perhitungan terhadap benda tersebut. Ilmu yang mempelajari
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Jembatan merupakan salah satu bangunan struktur yang memiliki fungsi utama sebagai penghubung suatu lokasi dengan lokasi yang lainnya, dimana diantara kedua buah lokasi tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk menghubungkan antara suatu area dengan area lain yang terbentang oleh sungai,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sarana penting penunjang transportasi adalah jembatan, yang berfungsi untuk menghubungkan antara suatu area dengan area lain yang terbentang oleh sungai,
Lebih terperinciGambar detail dari jembatan rangka
Jembatan Rangka Batang (Truss Bridge) Jembatan rangka batang ( truss bridge ) adalah jembatan yang dibangun dengan menggunakan 2 rangka utama yang dihubungkan dengan elemen elemen sudut yang mendatar sehingga
Lebih terperinciPERSILANGAN ANTARA JALAN REL DENGAN JALAN RAYA
PERSILANGAN ANTARA JALAN REL DENGAN JALAN RAYA Oleh: ISMAIL (11110008) MARIANA SAFITRI (11110011) FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MALAHAYATI 2013 PENDAHULUAN Persilangan antara jalan rel
Lebih terperinciMODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR
MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR Telah disebutkan bahwa pada jalan rel perpindahan jalur dilakukan melalui peralatan khusus yang dikenal sebagai wesel. Apabila dua jalan rel yang terletak pada satu bidang saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I - Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan dalam bidang ekonomi global menuntut adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dalam bidang ekonomi global menuntut adanya pengembangan infrastruktur pendukungnya. Kegiatan yang serba cepat, serta masyarakat yang dituntut
Lebih terperinciSNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional
Standar Nasional Indonesia Papan nama sungai ICS 93.140 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen
Lebih terperinciStruktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa
Struktur Atas & Pasangan Batu Bata Ferdinand Fassa Tujuan dari akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur atas bangunan sederhana 2. Mahasiswa dapat menggambar bagian-bagian
Lebih terperinciModifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung Jefri Adi Gunawan, Data Iranata,
Lebih terperinciMAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam
MAKALAH GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata geometri berasal dari bahasa Yunani yang berarti ukuran bumi. Maksudnya mencakup segala sesuatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Struktur kayu merupakan suatu struktur yang susunan elemennya adalah kayu. Dalam merancang struktur kolom kayu, hal pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan besarnya
Lebih terperinciDEFLEKSI BALOK MELINTANG DAN TEGANGAN BATANG DIAGONAL TEPI JEMBATAN BOOMERANG BRIDGE AKIBAT VARIASI POSISI PEMBEBANAN
DEFLEKSI BALOK MELINTANG DAN TEGANGAN BATANG DIAGONAL TEPI JEMBATAN BOOMERANG BRIDGE AKIBAT VARIASI POSISI PEMBEBANAN Danny Zuan Afrizal, Sri Murni Dewi, Christin Remayanti N Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciANALISIS ALTERNATIF PERKUATAN JEMBATAN RANGKA BAJA (STUDI KASUS : JEMBARAN RANGKA BAJA SOEKARNO-HATTA MALANG)
ANALISIS ALTERNATIF PERKUATAN JEMBATAN RANGKA BAJA (STUDI KASUS : JEMBARAN RANGKA BAJA SOEKARNO-HATTA MALANG) Nawir Rasidi, Diana Ningrum, Lalu Gusman S.W Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB VI KONSTRUKSI KOLOM
BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
Lebih terperinci