PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 EVALUASI PENENTUAN TARIF JASA KAMAR RAWAT INAP BERDASARKAN METODE TIME AND MATERIAL PRICING Studi Kasus di Rumah Sakit Santo Yusup Boro S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: G. Dewinta Purbhacita NIM: PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015

2 EVALUASI PENENTUAN TARIF JASA KAMAR RAWAT INAP BERDASARKAN METODE TIME AND MATERIAL PRICING Studi Kasus di Rumah Sakit Santo Yusup Boro S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: G. Dewinta Purbhacita NIM: PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i

3 S k r i p s i EVALUASI PENENTUAN TARIF JASA KAMAR RAWAT INAP BERDASARKAN METODE TIME AND MATERIAL PRICING Studi Kasus di Rumah Sakit Santo Yusup Boro Oleh : G. Dewinta Purbhacita NIM : Telah Disetujui oleh : Pembimbing Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA, C.A ii Tanggal : 7 Januari 2015

4 S k r i p s i EVALUASI PENENTUAN TARIF JASA KAMAR RAWAT INAP BERDASARKAN TIME AND MATERIAL PRICING Studi Kasus Di Rumah Sakit Santo Yusup Boro Dipersiapkan dan ditulis oleh: G. Dewinta Purbhacita NIM : Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 22 Juni 2015 dan dinyatakan memenuhi syarat Susunan Dewan Penguji Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota Dr. Fr. Reni Retno A., S.E., M.Si., Ak., Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., C.A., Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., C.A., Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., Dr. Fr. Reni Retno A., S.E., M.Si., Ak., Yogyakarta, 31 Juli 2015 Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Dekan iii (Dr. H. Herry Maridjo, M.Si.)

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Tidak ada rahasia untuk sukses, ini adalah hasil sebuah persiapan, kerja keras dan belajar dari kesalahan. (Colin Powel) Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa. (Roma 12:12) Life is hard. But not impossible. (Positive Life) Hidup penuh keindahan. Perhatikan itu. Perhatikan lebah besar, anak kecil, dan wajah yang tersenyum. Rasakan hujan dan hiruplah udara. Hidupkan kehidupan dengan segala potensimu, dan berjuanglah untuk mimpi mimpimu. (Ashley Smith) Kupersembahkan untuk : Bapakku Martinus Sunarto dan Ibuku Christina Puji Rahayu Kakakku Chandra dan Adikku Jalu Serta sahabat sahabatku iv

6 UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: Evaluasi Penentuan Tarif Jasa Kamar Rawat Inap Berdasarkan Metode Time And Material Pricing Studi Kasus di Rumah Sakit Santo Yusup Boro Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran v

7 vi

8 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas karunia dan berkahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul Evaluasi Penentuan Tarif Jasa Kamar Rawat Inap Berdasarkan Metode Time And Material Pricing. Penelitian dan penulisan skripi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, saran dan nasehat dari berbagai pihak yang sangat bermanfaat bagi penulis di dalam menyelesaikan penyusunan skripsi. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan rahmatnya di dalam hidupku. 2. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma 3. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. 4. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma. 5. Lisia Apriani, S.E., M.Si., Akt., QIA., C.A., selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan pengertian membimbing serta memberikan sumbangan pemikiran, waktu dan tenaga kepada penulis. vii

9 6. Bapak dan Ibu dosen serta Keluarga Besar Program Studi Akuntansi, yang telah banyak memberikan bekal pengetahuan dan bimbingan selama proses perkuliahan berlangsung. 7. dr. Alfonsus Arya Kusuma, selaku Direktur Rumah Sakit Santo Yusup Boro dan Ibu Veronika Kusumawardani, selaku Karyawan Rumah Sakit Santo Yusup Boro yang telah memberikan ijin dan bersedia meluangkan waktunya demi kelancaran penelitian. 8. Bapak, Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang, perhatian, bimbingan, nasehat, dorongan, serta bantuan baik moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan rangkaian panjang pendidikan dengan hasil yang baik. 9. Kakak dan adikku tersayang yang telah memberikan semangat dan dorongan. 10. Sahabat-sahabatku yang kukasihi Ananta, Sundari, dan teman-teman angkatan 2010 Akuntansi yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan selama proses penelitian, penulisan skripsi, maupun selama kuliah. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik serta saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut. Yogyakarta, 22 Juni 2015 Penulis G. Dewinta Purbhacita viii

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..... ii HALAMAN PENGESAHAN.. iii HALAMAN PERSEMBAHAN.. iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS. v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi HALAMAN KATA PENGANTAR... vii HALAMAN DAFTAR ISI.. ix HALAMAN DAFTAR GAMBAR. xi HALAMAN DAFTAR TABEL.. xii ABSTRAK xiii ABSTRACT.. xiv BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Latar Belakang Masalah. 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Batasan Masalah.. 4 D. Tujuan Penelitian. 4 E. Manfaat Penelitian.. 4 F. Sistematika Penulisan.. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 7 A. Harga Jual 7 1. Pengertian Harga Jual 7 2. Faktor Penetapan Harga Manfaat Informasi Biaya Penuh Dalam Keputusan Penentuan Harga Jual Perbandingan Metode Full Costing dengan Metode Variable Costing Metode Penentuan Harga Jual Metode Penentuan Harga Jual Berdasarkan Time And Material Pricing Rumus Perhitungan Harga Jual Per Unit Berdasarkan Metode Time And Material Pricing 18 B. Biaya Pengertian Biaya Klasifikasi Biaya Biaya di Rumah Sakit 22 C. Analisis Biaya Rumah Sakit Pengertian Analisis Biaya Tujuan dan Manfaat Analisis Biaya.. 23 D. Metode Analisis Biaya Rumah Sakit.. 25 E. Definisi Jasa Karakteristik Jasa Pengertian Rumah Sakit 26 ix

11 3. Jenis Rumah Sakit. 27 F. Tarif Pengertian Tarif Tujuan Penentuan Tarif Tarif Di Rumah Sakit Stratergi Penetapan Tarif Di Rumah Sakit G. Organisasi Sektor Publik.. 33 BAB III METODE PENELITIAN. 36 A. Jenis Penelitian 36 B. Lokasi dan Waktu Penelitian.. 36 C. Subjek dan Objek Penelitian 36 D. Data yang Diperlukan.. 37 E. Jenis dan Sumber Data. 37 F. Teknik Pengumpulan Data G. Teknik Analisa Data. 39 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.. 41 A. Sejarah Singkat Perusahaan.. 41 B. Visi, Misi dan Motto Perusahaan. 43 C. Penyajian Data Ruang Rawat Inap.. 43 D. Struktur Organisasi BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 51 A. Penentuan Tarif Kamar Rawat Inap Rumah Sakit Santo Yusup Boro 51 B. Perbandingan Komponen Penentuan Tarif Kamar Rawat Inap. 58 C. Pembahasan 76 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan. 78 B. Keterbatasan Penelitian.. 78 C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN.. 81 x

12 Gambar DAFTAR GAMBAR Halaman iv.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Santo Yusup Boro 50 xi

13 Tabel DAFTAR TABEL Halaman V.1 Biaya-biaya yang dikeluarkan Rumah Sakit Santo Yusup Boro 55 V.2 Tarif Jasa Kamar Rawat Inap. 55 V.3 Jumlah Hari Hunian Rumah Sakit Santo Yusup Boro. 56 V.4 Dasar Alokasi Masing-Masing Biaya V.5 Jumlah Biaya Listrik dan Air serta Jumlah Hari Hunian Rumah Sakit Santo Yusup Boro V.6 Alokasi Biaya Listrik dan Air Tiap Tipe Kamar Rumah Sakit SantoYusup Boro V.7 Alokasi Biaya Kebersihan Rumah Sakit Santo Yusup Boro.. 63 V.8 Alokasi Biaya Depresiasi Bangunan Rumah Sakit Santo Yusup Boro. 64 V.9 Alokasi Biaya Depresiasi Rumah Sakit Santo Yusup Boro V.10 Alokasi Biaya Laundry Rumah Sakit Santo Yusup Boro V.11 Alokasi biaya Konsumsi Rumah Sakit Santo Yusup Boro. 66 V.12 Alokasi Biaya Administrasi Rumah Sakit Santo Yusup Boro 67 V.13 Data Biaya Berdasarkan Metode Time and Material Pricing 67 V.14 Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung 68 V.15 Data Biaya Penuh Masing-masing Kamar Tahun V.16 Daftar Biaya Penuh Setelah Mark up. 70 V.17 Tarif Kamar Rumah Sakit Santo Yusup Boro Menurut Metode Time and Material Pricing V.18 Perbandingan Tarif. 71 V.19 Pengklasifikasian Biaya Rumah Sakit Santo Yusup Boro V.20 Pengklasifikasian Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung V.21 Penentuan Tarif Jasa Kamar Rawat Inap V.22 Hasil Perbandingan Tarif Rumah Sakit dengan Metode Time And Material Pricing xii

14 ABSTRAK Evaluasi Penentuan Tarif Jasa Kamar Rawat Inap Berdasarkan Metode Time And Material Pricing Studi Kasus di Rumah Sakit Santo Yusup Boro G. Dewinta Purbhacita NIM : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015 Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah penentuan tarif jasa kamar rawat inap Rumah Sakit Santo Yusup Boro sudah mengacu pada metode time and material pricing. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Santo Yusup Boro pada bulan Januari sampai bulan Agustus Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penentuan tarif rumah sakit dibandingan dengan metode time and material pricing. Berdasarkan analisis yang dilakukan diambil kesimpulan bahwa penentuan tarif jasa kamar rawat inap yang dilakukan Rumah Sakit Santo Yusup Boro tidak mengacu pada metode time and material pricing. xiii

15 ABSTRACT AN EVALUATION FOR DETERMINING THE RATES OF HOSPITALIZATION ROOM SERVICES BASED ON TIME AND MATERIAL PRICING METHOD A Case Study at Rumah Sakit Santo Yusup Boro G. Dewinta Purbhacita NIM : Sanata Dharma University Yogyakarta 2015 The purpose of this study is to determine whether the determination of tariff for hospitalization room of Santo Yusup Boro Hospital has already refered to the method of time and material pricing. This research is a case study. The study was conducted at the Hospital of Santo Yusup Boro in January to August, The data was taken by interview, observation, and documentation. The tariff of Santo Yusup Boro Hospital were compared with those calulated using time and material pricing method. Based on the analysis conducted it can be concluded that the determination of tariff for hospitalization room conducted in Santo Yusup Boro Hospital did not refer to the time and material pricing method. xiv

16 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perusahaan adalah suatu organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber ekonomi untuk memenuhi kebutuhan yang dapat memberikan suatu keuntungan. Menurut tujuannya organisasi dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu organisasi yang bertujuan mencari laba (profit oriented) dan organisasi yang tidak bertujuan mencari laba (non profit oriented). Perusahaan menurut masukan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu perusahaan yang menghasilkan produk berupa barang dan perusahaan yang menghasilkan produk berupa jasa, pada penulisan ini akan lebih mengkhususkan pada perusahaan yang menghasilkan produk berupa jasa. Betapa pentingnya organisasi nirlaba juga tercermin dari kehidupan manusia yang cenderung berorganisasi, baik formal maupun informal. Mulai dari kebutuhan akan rumah sakit, sekolah, lembaga keuangan, pemerintah dan sebagainya. Pada organisasi yang berorientasi profit, atau yang bertujuan mencari laba, maka penjualan adalah sumber utama yang menghasilkan laba. Organisasi yang berorientasi mencari keuntungan akan berusaha menekan jumlah biaya yang dikeluarkan. Begitupun dengan organisasi yang berorientasi nonprofit juga tetap berusaha untuk meningkatkan penjualan dengan tujuan kelangsungan operasional organisasi, kepuasaan konsumen, dan memberikan layanan sebesar sumber daya yang dimiliki organisasi. 1

17 2 Rumah sakit adalah salah satu contoh organisasi berorientasi nonprofit. Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat sosial. Rumah sakit mempunyai tugas utama memberikan pengobatan, perawatan kepada pasien, dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tugas-tugas rumah sakit itu menjadikan rumah sakit sebagai pihak yang sangat dibutuhkan dalam menyediakan kebutuhan masyarakat dan mewujudkan cita-cita masyarakat yang menjadikan warganya memiliki kehidupan yang lebih baik. Berdasarkan kondisi tersebut maka rumah sakit dituntut untuk dapat memanfaatkan teknologi dan tenaga-tenaga ahli di bidang kesehatan, bidang komunikasi dan informasi, dan bidang transportasi yang mendukung jasa pelayanan kesehatan sehingga mampu memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik. Pemanfaatan berbagai teknologi dan tenaga-tenaga ahli membuat biaya operasional yang dikeluarkan rumah sakit menjadi besar yang akan berdampak pada tarif jasa kamar rawat inap yang tinggi. Kebijakan penentuan tarif jasa kamar rawat inap merupakan keputusan yang tidak dapat diabaikan oleh rumah sakit. Untuk itu pihak rumah sakit memerlukan suatu metode yang tepat dalam penentuan tarif jasa kamar rawat inap untuk menghasilkan informasi biaya yang akurat. Besarnya tarif yang ditetapkan harus dapat menutup seluruh biaya yang diperlukan dan dikeluarkan rumah sakit untuk melakukan perawatan terhadap pasien dan disesuaikan dengan kemampuan masyarakat setempat. Penentuan tarif jasa kamar rawat inap merupakan suatu keputusan yang sangat penting karena dapat mempengaruhi profitabilitas rumah sakit. Tarif

18 3 jasa kamar rawat inap harus mampu menutup semua biaya dan mencapai tingkat laba yang diharapkan. Rumah sakit memberikan berbagai macam fasilitas pada pelayanan rawat inap yang berbeda-beda sebagai konsekuensinya biaya overhead yang tinggi, sehingga rumah sakit dituntut untuk menentukan pembebanan biaya secara tepat. Struktur biaya merupakan faktor yang sangat penting dalam penentuan tarif. Penentuan tarif yang kurang tepat akan mengakibatkan rumah sakit sulit untuk mengembangkan usahanya. Dalam menentukan tarif jasa kamar rawat inap yang tepat dan teliti dari suatu barang atau jasa haruslah diketahui besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang atau jasa tertentu. Apabila harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan tidak dapat menutup seluruh biaya yang dikeluarkan akan sulit bagi perusahaan untuk dapat terus berkembang. Kehidupan perusahaan akan dapat terus berkembang, bila suatu perusahaan tidak hanya menetapkan biaya sebesar yang dikeluarkan, tetapi juga menetapkan unsur biaya yang dikeluarkan serta laba yang diharapkan. Rumah Sakit Santo Yusup Boro merupakan salah satu rumah sakit milik swasta yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Dalam menetapkan tarif jasa kamar rawat inap Rumah Sakit Santo Yusup Boro hanya didasarkan pada lama pasien dirawat di rumah sakit. Padahal perhitungan tarif jasa kamar rawat inap yang tepat sangat penting karena berkaitan dengan penentuan tarif jasa kamar rawat inap di rumah sakit.

19 4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti membuat suatu rumusan masalah yaitu : Apakah penentuan tarif jasa kamar rawat inap Rumah Sakit Santo Yusup Boro sudah mengacu pada metode time and material pricing? C. Batasan Masalah Penelitian dibatasi pada kelas VIP dan Kelas I, karena perhitungan presentase mark-up hanya bisa diterapkan untuk kelas VIP dan Kelas I. D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, untuk mengetahui apakah penentuan tarif jasa kamar rawat inap Rumah Sakit Santo Yusup Boro sudah mengacu pada metode time and material pricing. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna dan menjadikan sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen rumah sakit dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan penentuan besarnya tarif jasa kamar rawat inap dan untuk peningkatan mutu rumah sakit. 2. Bagi Universitas Memberikan tambahan bacaan ilmiah yang berhubungan dengan penetapan tarif jasa kamar rawat inap di rumah sakit bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma

20 5 3. Bagi Penulis Menambah pengalaman dan merupakan kesempatan untuk menerapkan teori-teori yang telah diperoleh ke dalam keadaan yang sesungguhnya. F. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi hasil tinjauan teori yang ada relevansinya dengan penentuan tarif kamar rumah sakit. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan jenis penelitian, tempat, subjek dan objek, data yang dicari, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini meliputi sejarah singkat berdirinya rumah sakit, struktur organisasi dan personalia, visi, misi dan tujuan rumah sakit. BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menyajikan hasil penelitian lapangan, kemudian dianalisis untuk menentukan apakah penentuan besarnya tarif jasa kamar rawat inap pada rumah sakit yang diteliti sudah tepat.

21 6 BAB VI : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan yang diambil dari analisis data, kemudian dari kesimpulan tersebut akan diberikan saran-saran untuk rumah sakit. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

22 A. Harga Jual 1. Pengertian Harga Jual BAB II LANDASAN TEORI Harga jual adalah sejumlah kompensasi (uang ataupun barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa. Hansen dan Mowen (2001:633) mendefinisikan harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan. Menurut Mulyadi (2001:78) pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah mark-up. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan. 2. Faktor Penetapan Harga Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga adalah; a. Faktor Internal, yang terpenting adalah sasaran pemasaran, strategi bauran pemasaran, dan biaya. Walaupun penetapan harga dipengaruhi juga oleh manajer produksi, manajer keuangan dan akuntansi. Namun karena begitu pentingnya, persetujuan akhir penetapan harga ada pada manajemen puncak sesuai harga yang diusulkan. 7

23 8 b. Faktor External, yang mempengaruhi keputusan penetapan harga adalah sifat pasar dan permintaan; harga dan tawaran pesaing; serta faktor lain seperti kondisi ekonomi, kebutuhan pembeli untuk dijual kembali, serta bagaimana tindakan atau kebijakan pemerintah. 3. Manfaat Informasi Biaya Penuh Dalam Keputusan Penentuan Harga Jual Pada dasarnya, harga jual produk atau jasa harus dapat menutup biaya penuh yang bersangkutan dengan produk atau jasa dan menghasilkan laba yang dikehendaki. Biaya penuh merupakan total pengorbanan sumber daya untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut. Disamping itu, harga jual harus pula dapat menghasilkan laba yang memadai sepadan dengan investasi yang ditanamkan untuk menghasilkan produk atau jasa. Adapun manfaat dari informasi biaya penuh bagi manajer penentu harga jual adalah sebagai berikut (Mulyadi, 1993 : 348): a. Biaya penuh merupakan titik awal untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Penentuan harga jual umumnya merupakan pengambilan keputusan yang menyangkut masa yang akan datang dan dalam pengambilan keputusan penentuan harga jual, manajer penentu harga jual menghadapi berbagai faktor yang mengandung banyak ketidakpastian. Satu-satunya informasi yang memberikan kepastian yang relatif tinggi, yang ada di tangan manajer penentu harga jual adalah biaya. Biasanya bagi manajer penentu harga jual, meskipun harga jual produk sudah

24 9 terbentuk di pasar, informasi biaya penuh dibutuhkan oleh manajer sebagai titik awal untuk mengurangi ketidakpastian dalam menentukan harga jual produk atau jasa yang akan dibebankan kepada konsumen. Dengan informasi biaya penuh produk atau jasa yang cermat (accurate) di tangannya, manajer penentu harga jual memiliki dasar untuk menetapkan kebijakan penentuan harga jual dengan aman. b. Biaya penuh merupakan dasar yang memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian Kerugian merupakan keadaan suatu usaha yang total pendapatan yang diperoleh tidak cukup untuk menutup total biayanya. Kerugian akan mengakibatkan suatu usaha tidak dapat tumbuh dan bahkan akan dapat mengakibatkan perusahaan harus menghentikan kegiatan bisnisnya. Salah satu cara menghindari kerugian adalah dengan berusaha memperoleh pendapatan yang paling tidak dapat menutup biaya penuh. Dengan demikian, merupakan tanggungjawab manajer penentu harga jual untuk menetapkan harga jual produk atau jasa yang dapat memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian. Oleh karena itu, manajer memerlukan informasi biaya penuh masa yang akan datang yang berangkutan dengan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dalam penentuan harga jual tersebut.

25 10 c. Biaya penuh memberikan informasi yang memungkinkan manajer penentu harga jual melongok struktur biaya perusahaan pesaing. Jika perusahaan ingin memenangkan persaingan di pasar, salah satu nasihat yang harus dipertimbangkan adalah: fahami pesaingmu. Jika pesaing menurunkan harga jual produknya, tanpa memiliki informasi biaya penuh produknya, manajer penentu harga jual akan dibuat terperanjat dan bingung dengan tindakan perusahaan pesaing tersebut. Dengan informasi biaya penuh yang berada di tangannya manajer penentu harga jual akan mampu memahami atau menduga tindakan yang dilakukan perusahaan pesaing, manakala perusahaan pesaing melakukan perubahan pada harga jual produk atau jasanya. Manajer penentu harga jual perlu memahami struktur biaya yang membentuk harga pokok produk atau jasa yang dipasarkan, karena berdasarkan informasi ini akan memiliki data pembanding struktur biaya tersebut, sehingga manajer akan mampu memperkirakan tindakan yang dilakukan oleh perusahaan pesaing. d. Biaya penuh merupakan dasar-dasar pengambilan keputusan perusahaan memasuki pasar. Umumnya harga jual sudah terbentuk di pasar karena pertimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar tersebut. Oleh karena itu, untuk memasuki pasar tertentu, faktor yang harus dipertimbangkan adalah apakah biaya penuh produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan memungkinkan perusahaan memasuki pasar tersebut

26 11 dengan harga jual yang telah terbentuk. Berdasarkan pembandingan harga jual yang terbentuk di pasar dengan biaya penuh produk atau jasa, manajer penentu harga jual akan menghadapi tiga kemungkinan berikut ini: 1) Jika biaya penuh produk atau jasa melebihi harga jual yang terbentuk di pasar tertentu, perusahaan tidak mungkin memasuki pasar tersebut, karena kerugian akan terjadi. 2) Jika biaya penuh produk atau jasa dapat ditutup dengan harga jual yang terbentuk di pasar, namun harga jual tersebut belum mampu menghasilkan laba yang memadai jika dibandingkan dengan investasi, maka perusahaan tidak mungkin memasuki pasar tersebut. 3) Jika kemungkinan butir a dan/atau butir b tersebut akan terjadi, perusahaan dapat merancang program untuk mengubah proses produksi dan kegiatan pemasaran agar biaya penuh untuk memproduksi dan memasarkan produk atau jasa, yang dengan harga jual tertentu yang terbentuk di pasar, perusahaan akan mampu menutup seluruh biaya penuh dan mampu menghasilkan laba yang sepadan dengan investasi. 4. Perbandingan Metode Full Costing dengan Metode Variable Costing Metode full costing maupun variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi. Perbedaan pokok yang ada di antara

27 12 keduanya terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang berperilaku tetap. Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi. Harga pokok produksi yang dihitung melalui pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non-produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum). Pengertian Full costing atau sering pula disebut absorption atau convetional costing menurut Mulyadi (2005:17) Adalah metode penentuan harga pokok produksi, yang membedakan seluruh biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. Dalam metode full costing, biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku tetap maupun variabel, dibebankan kepada produk yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk dalam proses persediaan produk jadi yang belum laku dijual, dan baru dianggap sebagai biaya apabila produk jadi telah dijual.

28 13 Sedangkan variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produksi. Harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan Variable Costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) ditambah dengan biaya non-produksi variabel (biaya pemasaran dan biaya administrasi & umum). Pengertian Variable Costing menurut Mulyadi (2005:18) Adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya membebankan biayabiaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produk. Dalam metode variable costing, biaya ovehead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya. Dengan demikian biaya overhead pabrik tetap didalam metode variable costing tidak melekat pada persediaan produk yang belum laku dijual, tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya. 5. Metode Penentuan Harga Jual Berikut ini akan diuraikan empat metode penentuan harga jual: penentuan harga jual dalam keadaan normal, penentuan harga jual dalam cost type contract, dan penentuan haraga jual pesanan khusus, penentuan harga jual produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang diatur dengan peraturan pemerintah (Mulyadi, 1993: 351).

29 14 a) Penentuan Harga Jual Normal (Normal Pricing) Dalam keadaan normal, manajer penentu harga jual memerlukan informasi biaya penuh masa yang akan datang sebagai dasar penentuan harga jual produk atau jasa. Metode penentuan harga jual normal seringkali disebut dengan istilah cost-plus pricing, karena harga jual ditentukan dengan menambah biaya masa yang akan datang dengan suatu presentase markup (tambahan di atas jumlah biaya) yang dihitung dengan formula tertentu. Harga jual produk atau jasa dalam keadaan normal ditentukan dengan formula sebagai berikut : Harga jual = Taksiran biaya penuh + Laba yang diharapkan Berikut ini dibahas dua contoh penentuan harga jual dalam keadaan normal : 1) Penentuan harga jual dalam perusahaan manufaktur dan 2) Penentuan harga jual dalam perusahaan yang menjual waktu, bahan dan suku cadang dalam pelayanan pelanggannya. 1) Cost Plus Pricing Cost Plus Pricing adalah penentuan harga jual dengan cara menambahkan laba yang diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan produk. Harga jual berdasarkan cost-plus pricing dihitung dengan rumus seperti yang digunakan untuk menghitung harga jual dalam keadaan normal, yaitu harga jual = taksiran biaya penuh + laba yang diharapkan.

30 15 2) Penentuan harga jual waktu dan bahan (Time and Material Pricing) Penentuan harga jual waktu dan bahan ini pada dasarnya merupakan cost-plus pricing. Harga jual ditentukan sebesar biaya penuh ditambah dengan laba yang diharapkan. Metode penentuan harga jual ini digunakan oleh perusahaan bengkel, dok kapal, dan perusahaan lain yang menjual jasa reparasi dan bahan dan suku cadang sebagai pelengkap penjualan jasa. Volume jasa dihitung berdasarkan waktu yang diperlukan untuk melayani konsumen, sehingga perlu dihitung harga jual persatuan waktu yang dinikmati oleh konsumen. Sedangkan volume bahan dan suku cadang yang diperlukan sebagai pelengkap penyerahan jasa dihitung berdasarkan kuantitas bahan dan suku cadang yang diserahkan kepada konsumen, sehingga perlu dihitung harga jual per satuan bahan dan suku cadang yang dijual kepada konsumen. Penentuan Harga Jual Waktu Perusahaan bengkel, dok kapal, dan perusahaan lain yang menjual jasa reparasi pada dasarnya menjual jam kerja tenaga kerja langsung yang digunakan untuk menghasilkan jasa reparasi. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang pekerjaannya dapat dengan mudah diidentifikasikan kepada pesanan reparasi yang diterima dari pelanggan. Dalam penyerahan jasa reparasi, disamping perusahaan tersebut mengeluarkan biaya bagi tenaga

31 16 kerja langsung, perusahaan juga mengeluarkan biaya-biaya untuk membantu tenaga kerja langsung dalam melaksanakan pekerjaan penyerahan jasa reparasi. Biaya-biaya tersebut meliputi: biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya depresiasi, biaya asuransi, biaya listrik, biaya air, biaya kantor, biaya reparasi, dan biaya umum. b) Penentuan Harga Jual dalam Cost-type Contract (Cost-type Contract Pricing) Cost-type Contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar presentase tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut. Jika dalam keadaan normal, harga jual produk atau jasa yang akan dijual di masa yang akan datang ditentukan dengan metode cost-plus pricing, berdasarkan taksiran biaya penuh sebagai dasar, dalam cost-type contract harga jual yang dibebankan kepada konsumen dihitung berdasarkan biaya penuh sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi dan memasarkan produk. c) Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus (Special Order Pricing) Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaan di luar pesanan reguler perusahaan. Biasanya konsumen yang melakukan pesanan khusus ini meminta harga di bawah harga jual normal, bahkan seringkali harga yang diminta oleh konsumen

32 17 berada di bawah biaya penuh, karena biasanya pesanan khusus mencakup jumlah yang cukup besar. d) Penentuan Harga Jual Produk atau Jasa yang Dihasilkan oleh Perusahaan yang Diatur dengan Peraturan Pemerintah Produk atau jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat luas seperti listrik, air, telepon dan telegraf, transportasi, dan jasa pos diatur dengan peraturan pemerintah. Harga jual produk dan jasa tersebut ditentukan berdasarkan biaya penuh masa yang akan datang ditambah dengan laba yang diharapkan. 6. Metode Penentuan Harga Jual Berdasarkan Time and Material Pricing Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa metode ini digunakan untuk penentuan harga jual oleh perusahaan bengkel, dok kapal, dan perusahaan lain yang menjual jasa Penentuan harga jual waktu dilakukan dengan formula sebagai berikut (Mulyadi, 1993: 359): Biaya tenaga kerja langsung xx Presentase markup dari biaya tenaga kerja langsung xx + Harga jual waktu xx Markup dihitung sebagai berikut : Biaya tidak langsung xx Laba yang diharapkan xx + Jumlah xx Taksiran biaya tenaga kerja langsung xx : Presentase markup dari biaya tenaga kerja langsung xx

33 18 7. Rumus Perhitungan Harga Jual Per Unit Berdasarkan Metode Time and Material Pricing Jika biaya dipakai sebagai dasar penentuan harga jual dalam pendekatan full costing, biaya penuh masa yang akan datang dibagi menjadi dua, yaitu (Mulyadi, 1993 : ): a. Biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh volume produksi adalah berupa biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. b. Biaya yang tidak dipengaruhi secara langsung oleh volume produksi adalah berupa biaya non produksi yang terdiri dari biaya administrasi dan umum dan biaya pemasaran. Dalam penentuan harga jual, taksiran biaya penuh yang secara langsung dipengaruhi oleh volume produksi dipakai sebagai dasar penentuan harga jual, sedangkan taksiran biaya penuh yang tidak dipengaruhi secara langsung oleh volume produksi ditampahkan pada laba yang diharapkan untuk kepentingan perhitungan persentase markup. Rumus perhitungan harga jual atas dasar biaya penuh secara umum dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini: Harga Jual Per Unit = Biaya langsung per unit + Persentase mark-up Persentase mark-up dihitung dengan rumus: % mark up = Biaya tidak langsung + Laba yang diharapkan Biaya tenaga kerja langsung

34 19 B. Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Hansen dan Mowen (2006: 40) mendefinisikan biaya sebagai kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi. Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan. Jadi, kita dapat menganggap biaya sebagai ukuran dollar dari sumber daya yang digunakan untuk mencapai keuntungan tertentu. Biaya menurut Atkinson dan Kaplan (2009: 33), definisi umum biaya adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat sekarang atau masa depan. Oleh karena itu, sementara biaya merefleksikan arus keluar sumber-sumber seperti kas, atau komitmen keuangan untuk membayar di masa depan, arus keluar tersebut mendatangkan manfaat-manfaat yang dapat digunakan untuk membuat produk yang dapat dijual untuk menghasilkan suatu manfaat kas.

35 20 Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa unsur pokok dalam biaya, yaitu: a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi. b. Diukur dalam satuan uang. c. Memberikan manfaat sekarang atau masa depan. d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. 2. Klasifikasi Biaya Biaya dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara. Umumnya penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut. Menurut Mulyadi (2005: 13-14), biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan: a. Fungsi pokok dalam perusahaan. Ada tiga fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur biaya dapat dikelompokkan menjadi: 1) Biaya produksi, merupakan biaya biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Contohnya adalah biaya gaji karyawan, biaya depresiasi mesin. 2) Biaya pemasaran, merupakan biaya biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya promosi, biaya iklan.

36 21 3) Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya biaya untuk mengkoordinasinkegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan Bagian Keuangan, Akuntansi, Personalia, Biaya fotocopy. b. Menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai. Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan: 1) Biaya langsung. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang menjadi penyebab satu satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Contoh: biaya kaleng atau botol merupakan biaya langsung bagi perusahaan minuman kemasan kering. 2) Biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu. dari objek berkaitan dengan objek biaya tertentu namun tidak dapat ditelusur ke objek biaya tersebut dengan cara yang layak secara ekonomis (efektif-biaya). Contoh: gaji supervisor/mandor.

37 22 c. Menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas. Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat digolongkan menjadi: 1) Biaya variabel: biaya yang totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung. 2) Biaya semivariabel: biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel. 3) Biaya semifixed: biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. 4) Biaya tetap: biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contoh: gaji direktur produksi 3. Biaya di Rumah Sakit Menurut Horngren (2010), biaya yang ada di rumah sakit diklasifikasikan menjadi dua, sebagai berikut : a. Departemen pusat laba (revenue centre) Biaya ini juga mempunyai biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung dari jasa yang dihasilkan. Contoh dari departemen pusat laba adalah rawat jalan, rawat inap, laboratorium, kamar operasi, gawat darurat, dan radiologi.

38 23 b. Departemen pusat biaya (cost centre) Departemen ini dianggap sebagai departemen pembantu. Biaya yang ditimbulkan dikategorikan sebagai biaya tidak langsung bagian cost centre, karena tidak dapat diidentifikasi secara langsung terhadap jasa yang dihasilkan di rumah sakit. Contoh biaya ini adalah biaya manajemen, laundry, makanan, rekam medis dan lain-lain. C. Analisis Biaya Rumah Sakit 1. Pengertian Analisis Biaya Analisis biaya menurut Hasibuan (2005:9) adalah suatu kegiatan menghitung biaya rumah sakit untuk berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan, baik secara total maupun per unit, dengan cara menghitung seluruh biaya pada seluruh unit/pusat biaya serta mendistribusikan ke unitunit produksi yang kemudian dibayarkan oleh pasien. 2. Tujuan dan Manfaat Analisis Biaya Tujuan analisis biaya adalah (Hasibuan, 2005:10) sebagai berikut: a. Mendapatkan gambaran mengenai unit/bagian yang merupakan pusat biaya (cost centre) serta pusat pendapatan (revenue centre). b. Mendapatkan gambaran berupa biaya satuan program atau unit pelayanan kesehatan sehingga dapat dihitung total anggaran yang diperlukan untuk program atau pelayanan kesehatan.

39 24 Manfaat analisis biaya menurut Hasibuan, 2005:10, sebagai berikut : a. Pricing Informasi biaya satuan sangat penting dalam penentuan kebijakan tarif rumah sakit. Dengan diketahuinya biaya satuan (unit cost), dapat diketahui apakah tariff sekarang merugi, break even, atau menguntungkan. Seberapa besar subsidi yang dapat diberikan kepada unit pelayanan juga dapat diketahui misalnya subsidi pada pelayanan kelas III rumah sakit. b. Budgeting/Planning Informasi jumlah biaya (total cost) dari suatu unit produksi dan biaya satuan (unit cost) dari tiap-tiap output rumah sakit, sangat penting untuk alokasi anggaran dan untuk perencanaan anggaran. c. Budgetary control Hasil analisis biaya dapat dimanfaatkan untuk memonitor dan mengendalikan kegiatan operasional rumah sakit. Misalnya mengidentifikasi pusat-pusat biaya (cost center) yang strategis dalam upaya efisiensi rumah sakit. d. Evaluasi dan Pertanggungjawaban Analisis biaya bermanfaat untuk menilai kinerja keuangan rumah sakit secara keseluruhan, sekaligus sebagai pertanggungjawaban kepada pihak-pihak berkepentingan.

40 25 D. Metode Analisis Biaya Rumah Sakit Menurut Mulyadi (2005: 16) analiasis biaya pada prinsipnya ada 2 metode yaitu: 1. Metode Konvensional, yaitu suatu metode penentuan harga pokok yang dirancang berdasarkan teknologi masa lalu. Biaya yang digunakan dibagi dalam variabel-variabel produksi. Metode ini biasanya disebut full costing dan variabel costing. Titik berat penentuan harga metode ini hanya pada fase produksi saja. 2. Metode Activity Based Costing, yaitu suatu metode penentuan harga pokok (product costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok produk secara cermat. Perhitungan ini mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk. E. Definisi Jasa Jasa adalah tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud) dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun (Fandy, 2008 : 134). 1. Karakteristik Jasa Jasa memiliki karakteristik utama yang membedakan dari produk lain, yaitu (Fandy, ): a. Intangibility Jasa adalah sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa.

41 26 b. Inseparability Umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan. Jasa biasanya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara simultan. c. Variability Jasa bersifat sangat variable, artinya terdapat banyak variasi bentuk, kualitas dan jenisnya tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan. d. Perishability Karakteristik ini mempunyai maksud bahwa jasa tidak dapat disimpan seperti halnya produk. 2. Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu perusahaan jasa yang menyelenggarakan upaya terutama penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan pasien (Lumenta, 1985 : 11). Berikut ini adalah fungsi dari rumah sakit : a. Fungsi Pelayanan Intramural Fungsi pelayanan ini merupakan segala kegiatan layanan kesehatan dan penunjangnya yang semuanya dilakukan didalam rumah sakit itu sendiri, seperti pelayanan pengobatan dan penyembuhan pada pasien secara rawat jalan atau rawat inap, penyelenggaraan pendidikan bagi tenaga medik, pelayanan kerumahtanggaan, dan pelayanan administrasi.

42 27 b. Fungsi Pelayanan Ekstramural Fungsi pelayanan ini merupakan segala kegiatan di bidang kesehatan yang dilakukan di masyarakat, seperti program keluarga berencana, program pelayanan gizi, program kesehatan lingkungan, program penyuluhan kesehatan masyarakat. 3. Jenis Rumah Sakit Menyangkut jenis rumah sakit di Indonesia dapat dikemukakan sebagai berikit (Dalmy Iskandar, 1998 : 6-11): a. Rumah Sakit Swasta, adalah rumah sakit yang didirikan oleh pihak swasta atau non-pemerintah yaitu beberapa orang sepakat untuk mendirikan suatu badan hokum atau perusahaan hukum. b. Rumah Sakit Pemerintah. Disamping rumah sakit yang dikelola oleh pihak swasta ada juga rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah. Perbedaan pokok dengan rumah sakit swasta terutama menyangkut pada sumber pandanaan rumah sakit yang bersangkutan, yakni kalau rumah sakit pemerintah biaya untuk mengelola rumah sakit sepenuhnya didanai oleh pemerintahn yaitu dengan cara menganggarkan dalam APBN, APBD, dan lain lain. Rumah sakit memiliki beberapa karakteristik khusus, antara lain: a. Menyediakan jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat, diantaranya berupa jasa pemeriksaan dan perawatan dokter, jasa pelayanan laboratorium, dan farmasi.

43 28 b. Perusahaan penyelenggara jasa kesehatan (rumah sakit) selain berusaha mendapatkan aliran kas masuk untuk mencukupi kebutuhan membayar jasa para dokter dan tenaga medis lainnya, pemakaian dan perawatan peralatan laboratorium dan medis, dan kebutuhan lainnya, sekaligus memiliki peran sosial yang dapat diwujudkan melalui berbagai program yang ditetapkan oleh manajemen dan sesuai dengan peraturan pemerintah. Sumber-sumber utama pendapatan perusahaan diantaranya berasal dari jasa pelayanan medis, jasa penunjang lainnya, dan jasa dokter. F. Tarif 1. Pengertian Tarif Menurut Hansen dan Mowen (2001:633), tarif adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan. Untuk menentukan tarif, biasanya manajemen mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi baik faktor biaya maupun bukan biaya, yaitu: a. Biaya, khususnya biaya masa depan b. Pendapatan yang diharapkan c. Jenis produk jasa yang dijual. d. Jenis industri e. Citra dan kesan masyarakat. f. Pengaruh pemerintah, khususnya undang-undang, keputusan, peraturan dan kebijakan pemerintah.

44 29 g. Tindakan atau reaksi para pesaing. h. Tipe pasar yang dihadapi. Trend Ekonomi. i. Biaya manajemen. j. Tujuan non laba. k. Tanggung jawab sosial perusahaan. l. Tujuan perusahaan,khususnya laba dan return on investment (ROI). 2. Tujuan Penentuan Tarif Dalam penentuan tarif atau harga jual produk, manajemen perlu tujuan dari penentuan tarif tersebut. Tujuan itu akan dipergunakan sebagai salah satu pedoman kerja perusahaan. Pada umumnya tujuan tersebut adalah sebagai berikut: a. Bertahan hidup (survival) Perusahaan menetapkan bertahan hidup sebagai tujuan utama, apabila menghadapi kesulitan dalam hal kelebihan kapasitas produksi, persaingan keras, atau perubahan keinginan konsumen. Untuk mempertahankan tetap berjalannya kegiatan produksi, perusahaan harus menetapkan harga yang rendah, dengan harapan akan meningkatkan permintaan. Dalam situasi demikian, laba menjadi kurang penting dibandingkan survival. b. Memaksimalkan laba jangka pendek Perusahaan memperkirakan permintaan akan biaya, dihubungkan dengan harga alternatif dan harga yang akan menghasilkan laba, arus kas, atau tingkat laba investasi maksimal. Dalam semua hal,

45 30 perusahaan lebih menitikberatkan pada kemampuan keuangan yang ada dan kurang mempertimbangkan prestasi keuangan jangka pendek. c. Kepemimpinan pangsa pasar (leader of market share) Sebagian perusahaan ingin mencapai pangsa pasar yang dominan. Mereka yakin bahwa perusahaan dengan market share terbesar akan menikmati biaya terendah dan laba tertinggi dalam jangka panjang. Untuk itu, mereka menetapkan harga serendah mungkin. d. Kepemimpinan mutu produk Perusahaan dapat memutuskan bahwa mereka ingin memiliki produk dengan mutu terbaik di pasar. Keputusan ini biasanya mengharuskan penetapan harga yang tinggi untuk menutup biaya pengendalian mutu produk serta biaya riset dan pengembangan. e. Tujuan-tujuan lain, misalnya mempertahankan loyalitas pelanggan Perusahaan mungkin menetapkan harga yang rendah untuk mencegah masuknya perusahaan pesaing atau dapat menetapkan harga yang sama dengan pesaing dengan tujuan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan. Menghindari campur tangan pemerintah, menciptakan daya tarik sebuah produk, dan untuk menarik lebih banyak pelanggan. 3. Tarif di Rumah Sakit Semua kegiatan pelayanan dan kegiatan non pelayanan di rumah sakit dikenakan tarif layanan. Tarif layanan merupakan seluruh biaya yang dibebankan kepada masyarakat atas penyelenggaraan kegiatan di rumah

46 31 sakit. Tarif layanan ditetapkan berdasarkan asas gotong royong, adil dengan mengutamakan kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah, dan tidak mengutamakan untuk mencari keuntungan. Pelayanan rawat inap merupakan pelayanan kepada pasien untuk observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis, dan/atau pelayanan kesehatan lainnya dengan menempati tempat tidur. Pelayanan rawat inap terdiri atas: a. rawat siang hari (day care) b. rawat sehari (one day care) c. rawat intensive d. perawatan di kamar operasi e. perawatan di kamar bersalin f. perawatan di kamar tindakan lainnya Tarif pelayanan rawat inap meliputi: a. jasa sarana akomodasi ruang perawatan b. jasa sarana akomodasi rawat siang hari (day care) c. jasa sarana akomodasi rawat sehari (one day care) d. jasa sarana akomodasi rawat intensive e. jasa sarana akomodasi kamar operasi f. jasa sarana akomodasi kamar bersalin g. jasa sarana akomodasi kamar tindakan lainnya h. jasa sarana tindakan medis i. jasa sarana penunjang medis

47 32 j. jasa pelayanan medis dan penunjang medis 4. Strategi Penetapan Tarif di Rumah Sakit a. Basis biaya Perhitungan biaya satuan merupakan strategi awal dari setiap perhitungan tari pelayanan bagi suatu rumah sakit. Perhitungan biaya satuan pada hakikatnya adalah perhitungan biaya rata rata untuk suatu satuan tertentu. Satuan yang digunakan dapat bervariasi tergantung dari ilosoi dan kebijakan direksi. Misalnya, biaya satuan dapat berupa biaya per kunjungan, biaya per hari rawat, biaya per operasi, ataupun biaya per diagnosis. b. Negosiasi Tidak jarang, tarif yang digunakan adalah tarif negosiasi dengan pihak ketiga, misalnya perusahaan asuransi atau perusahaan besar yang melakukan kontrak langsung dengan rumah sakit. Pertimbangan yang mendasari tarif negosiasi adalah volume penjualan, ketepatan atau frekuensi penjualan, tingkat hutang bermasalah atau hutang tak lancar, dan tingkat okupansi rumah sakit itu sendiri. c. Harga pasar Pendekatan pasar dalam menetapkan tarif pelayanan kini semakin berkembang dan semakin menarik perhatian pimpinan rumah sakit. Pada hakikatnya penetapan tarif berdasarkan mekanisme pasar ini didorong dengan adanya persaingan antar rumah sakit dan pertumbuhan selera konsumen. Asumsi utama penetapan tarif

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN 2.1 Jasa 2.1.1 Definisi Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi.

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi. BAB II PENENTUAN HARGA JUAL 2.1 Jasa 2.1.1 Pengertian Jasa M enurut Kotler (2000:428), jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Manajemen 2.1.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Menurut Supriyono (1992; 8) memberikan pengertian akuntansi manajemen sebagai berikut : Akuntansi manajemen adalah proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Produksi Menurut Supriyono (2000:290), Biaya produksi adalah meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING (Studi kasus pada Hotel Puri Artha Yogyakarta) Nama : Hesti Triyanto Dosen Pembimbing : H. Y.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses 19 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Manajemen 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses identifikasi, pengukuran,

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup 14 BAB II PENENTUAN HARGA JUAL Keputusan penentuan harga jual sangat penting, karena selain mempengaruhi laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya, Biaya, dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Siklus perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci

BAB II TARGET COSTING

BAB II TARGET COSTING 9 BAB II TARGET COSTING 2.1 Konsep Biaya Hansen dan Mowen (2006) mendefinisikan biaya sebagai berikut: Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Menurut Mahmudi (2011, 196) menyatakan bahwa badan usaha milik negara adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Kegiatan manajemen suatu perusahaan pada dasarnya terpusat pada dua hal yaitu perencanaan dan pengawasan. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut manajemen dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2007:8), Pengertian biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan bisnis diakibatkan oleh era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Untuk mendukung kesehatan bagi masyarakat maka banyak didirikan lembaga atau organisasi yang memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Sistem Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya marupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha dewasa ini dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha dewasa ini dimana perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia usaha dewasa ini dimana perkembangan teknologi dan ekonomi berkembang dengan cepat, persaingan yang terjadi antar perusahaan pun menjadi semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga Pokok Produk 1. Pengertian Harga Pokok Produk Tujuan akuntansi biaya adalah untuk menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen guna membantu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Akuntansi Biaya Akuntansi dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan (financial accounting) dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

Sistem Informasi Akuntansi Penuh dalam Penentuan Harga Jual pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan ZULIA HANUM

Sistem Informasi Akuntansi Penuh dalam Penentuan Harga Jual pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan ZULIA HANUM Sistem Informasi Akuntansi Penuh dalam Penentuan Harga Jual pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: 1693-7600 Edisi 12 Juli 2013 ABSTRAK Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H. Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-01-07 Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

Pengantar 04/06/2015 PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENENTUAN HARGA JUAL

Pengantar 04/06/2015 PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENENTUAN HARGA JUAL Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc Pengantar Setiap perusahaan menghadapi permasalahan yang berbeda-beda. Dalam penentuan harga jual, ada perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan komponen terpenting dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi. Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) ataupun tidak mencari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Ada beberapa penafsiran mengenai pengertian Akuntansi Biaya seperti yang dikemukakan oleh : Menurut Mulyadi (2005:7) dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Akuntansi Diferensial 2.1.1 Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian yang selalu menyangkut masa yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam penerapan activity based costing, pemahaman konsep dan klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Konsep Biaya Dalam melaksanakan tanggung jawab perencanaan dan pengendalian manajemen membutuhkan pemahaman yang berkaitan dengan biaya.

Lebih terperinci

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten) Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Telah ada beberapa penelitian-penelitian terdahulu mengenai penetapan harga pokok produk dengan metode biaya yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin meningkat. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan penyesuaian terhadap

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

PENENTUAN TARIF SEWA KAMAR RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING. (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Kasih Ibu Tahun 2015) Skripsi

PENENTUAN TARIF SEWA KAMAR RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING. (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Kasih Ibu Tahun 2015) Skripsi PENENTUAN TARIF SEWA KAMAR RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Kasih Ibu Tahun 2015) Skripsi Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci.

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Biaya dan Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan cabang akuntansi, yang berasal dari pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan beradu strategi dalam usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta masih menjadi daerah wisata yang menarik. yang disediakan bagi wisatawan untuk memperoleh pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta masih menjadi daerah wisata yang menarik. yang disediakan bagi wisatawan untuk memperoleh pelayanan. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata favorit di Indonesia. Keragaman budaya, kekayaan potensi alam, dan keramah-tamahan masyarakatnya dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya dalam arti sempit dapat diartikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya dalam arti sempit dapat diartikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertian Biaya Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

Handout Akuntansi Manajemen

Handout Akuntansi Manajemen Handout Akuntansi Manajemen FULL ACCOUNTING INFORMATION (INFORMASI AKUNTASI PENUH) 1 DEFINISI FULL ACCOUNTING SYSTEM (Mulyadi) : Seluruh Aktiva dan Pendapatan Yang diperoleh dan/atau Seluruh Sumber yang

Lebih terperinci

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya) ANALISIS PERHITUNGAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN UNIT COST SYSTEM DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya) Oleh: ALVIRA DEWI MUTIARAWATI (123403267)

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA JUAL JASA PENGECATAN PADA BENGKEL AUTO MOBILINDO YOGYAKARTA MENGUNAKAN METODE TIME AND MATERIAL PRICING Desti Martha Christina

PENENTUAN HARGA JUAL JASA PENGECATAN PADA BENGKEL AUTO MOBILINDO YOGYAKARTA MENGUNAKAN METODE TIME AND MATERIAL PRICING Desti Martha Christina PENENTUAN HARGA JUAL JASA PENGECATAN PADA BENGKEL AUTO MOBILINDO YOGYAKARTA MENGUNAKAN METODE TIME AND MATERIAL PRICING Desti Martha Christina Pembimbing Anastasia Susty A Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Financial Accounting 2015-12-21 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan

Lebih terperinci

INFORMASI AKUNTANSI PENUH

INFORMASI AKUNTANSI PENUH INFORMASI AKUNTANSI PENUH Oleh : Ani Hidayati DEFINISI INFORMASI AKUNTANSI PENUH Seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh, dan/atau seluruh sumber yang dikorbankan/biaya suatu objek informasi

Lebih terperinci

Pekerjaan. diukur dari biayanya. Modal

Pekerjaan. diukur dari biayanya. Modal 1 PUSAT PENDAPATAN dan BEBAN A. Pusat Tanggung Jawab Pusat tanggung jawab merupakan struktur sistem pengendalian dan pemberian tanggung jawab pada sub-unit organisasi yang mencerminkan strategi organisasi.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2005:8) menyatakan bahwa pengertian biaya dalam arti luas adalah : Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI PENENTUAN TARIF PELAYANAN RAWAT INAP

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI PENENTUAN TARIF PELAYANAN RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI PENENTUAN TARIF PELAYANAN RAWAT INAP (Studi Kasus pada RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto) Oleh: HENDRA KURNIAWAN NPM: 09.1.01.06152 Program Studi:

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Studi sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. Yang dimana

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mendukung dan mempermudah dalam memahami maksud dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada BAB I, diperlukan literatur tentang teori-teori yang berhubungan dengan dengan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.266, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Badan Layanan Umum. Rumah Sakit. Pola Tarif. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG POLA TARIF BADAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Manajemen 2.1.1 Pengertian Akuntansi Manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Blocher & Cokins ( 2011 : 5) mendefinisikan bahwa : akuntansi manajemen adalah suatu profesi yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos Mulyadi (2003: 4) menjelaskan bahwa kos (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan

Lebih terperinci

Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat Menyelesaikan pendidikan Diploma III Pada Jurusan Akuntansi Program Studi Akuntansi OLEH

Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat Menyelesaikan pendidikan Diploma III Pada Jurusan Akuntansi Program Studi Akuntansi OLEH ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DANBREAK EVEN POINT SEBAGAI PERENCANAAN LABA PADA PDAM TIRTA BETUAH KABUPATEN BANYUASIN Laporan Akhir ini disusun sebagai

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING TERHADAP TARIF RAWAT INAP DI RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING TERHADAP TARIF RAWAT INAP DI RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING TERHADAP TARIF RAWAT INAP DI RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD SKRIPSI Laras Diah Wulandari 201110315022 FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan mengubah strategi pemasarannya dengan meletakkan kepuasan konsumen sebagai prioritas pertama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Variabel dan Biaya Tetap Konsep biaya merupakan salah satu hal yang terpenting dalam akuntansi manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut L. Gaylee Rayburn (1999:3), pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai berikut : Akuntansi Biaya adalah proses mengidentifikasi,

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA JUAL RUMAH DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA PT. CAKRA INDONESIA FERRY LAKSMANA / 3EB01

PENENTUAN HARGA JUAL RUMAH DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA PT. CAKRA INDONESIA FERRY LAKSMANA / 3EB01 PENENTUAN HARGA JUAL RUMAH DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA PT. CAKRA INDONESIA FERRY LAKSMANA 21209048 / 3EB01 LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak perusahaan di Indonesia yang menggunakan berbagai macam

Lebih terperinci