BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Krakatau Steel merupakan perusahaan yang berbentuk persero, dan bergerak
|
|
- Harjanti Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Sejarah Perusahaan PT Krakatau Steel merupakan perusahaan yang berbentuk persero, dan bergerak dalam bidang manufaktur besi baja. PT Krakatau Steel (Persero) resmi berdiri berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 35 tanggal 31 Agustus 1970 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) PT Krakatau Steel, dengan maksud dan tujuan untuk menyelenggarakan penyelesaian pembangunan Proyek Baja Trikora serta mengembangkan industri baja dalam arti luas. Pendirian PT Krakatau Steel disahkan dengan Akte Notaris Tan Thong Kie no. 34 tanggal 23 Oktober 1971 di Jakarta, dan diperbaiki dengan naskah no. 25 tanggal 29 Desember Anggaran dasar perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir sesuai akta notaris Lenny Janis Ishak, SH. No. 7 tanggal 4 November 2002, mengenai perubahan anggaran dasar perusahaan tentang perubahan kepemilikan. Akta perubahan tersebut telah disahkan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C HT TH2003 tanggal 25 Februari Pembangunan industri baja ini dimulai dengan memanfaatkan sisa peralatan Proyek Baja Trikora, yakni untuk Pabrik Kawat Baja, Pabrik Baja Tulangan, dan Pabrik Baja Profil. Pabrik-pabrik ini diresmikan penggunaannya oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto. Pada tanggal 9 Oktober 1979, diresmikan penggunaan fasilitasfasilitas Pabrik Besi Spons model Hylsa (kapasitas 1,5 juta ton per tahun), Pabrik Billet Baja (kapasitas ton per tahun), Pabrik Batang Kawat (kapasitas ton per 30
2 tahun), serta fasilitas infrastuktur berupa Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Uap 400 MW, Pusat Penjernihan Air (kapasitas 2000 liter/detik), Pelabuhan Cigading serta Sistem Telekomunikasi. Tanggal 24 Februari 1983 diresmikan beroperasinya Pabrik Slab Baja (EAF), Pabrik Baja Lembaran Panas dan Pabrik Besi Spons unit 2 PT Krakatau Steel oleh Presiden Soeharto. Ekspor perdana produk baja PT Krakatau Steel ke beberapa negara, seperti Jepang, Amerika, Inggris, India, Cina, Timur Tengah, Korea, dan Asean dilakukan pada tahun PT Krakatau Steel dan 9 BUMN strategis lain (PT Boma Bisma Indra, PT Dahana, PT INKA, PT INTI, PT IPTN, PT LEN, PT Barata Indonesia, PT Pindad, dan PT PAL) dikelompokkan dalam BPIS (Badan Pengelola Industri Strategis) berdasarkan Keppres RI nomor 44 tanggal 28 Agustus Penggabungan usaha (merger) PT Cold Rolling Mill Indonesia Utama (PT CRMIU) dan PT Krakatau Baja Permata (PT KBP) menjadi unit operasi PT Krakatau Steel, tanggal 1 Oktober 1991 (CRMIU didirikan 19 Februari 1983, dan diresmikan 1987). Tanggal 17 November 1994, PT Krakatau Steel mendapat Sertifikat ISO Tahun 1996, PT Krakatau Steel memisahkan unit-unit otonom (unit penunjang) menjadi anak-anak perusahaan: PLTU 400 MW menjadi PT Krakatau Daya Listrik. Penjernihan Air Krenceng menjadi PT Krakatau Tirta Industri. Pelabuhan Khusus Cigading menjadi PT Krakatau Bandar Samudera. Rumah Sakit Krakatau Steel menjadi PT Krakatau Medika. 31
3 Bulan April 1997, PT Krakatau Steel mendapatkan Sertifikat ISO Lalu, berdasarkan PP No. 35/1998 tanggal 10 Agustus 1998, PT Krakatau Steel menjadi anak perusahaan PT Pakarya Industri (Persero). Tahun 1999, PT Pakarya Industri (Persero) berubah nama menjadi PT Bahana Pakarya Industri Strategis (BPIS) dengan total asset Rp 16 triliun. Beberapa tahun kemudian, Pemerintah melalui Forum RUPS Luar Biasa pada tanggal 28 Maret 2002 telah membubarkan PT BPIS. Pengalihan asset BUMNIS ke Pemerintah (Kantor Menneg BUMN sebagai pemegang kuasa Menteri Keuangan). III.2 Landasan Hukum dan Referensi Dalam menjalankan usahanya serta dalam proses pembuatan pedoman good Krakatau Steel governance, perusahaan menggunakan berbagai peraturan perundangan yang digunakan sebagai landasan hukum, antara lain: 1. Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. 2. Undang-Undang RI No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. 3. Peraturan Pemerintah RI No. 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara. 4. Kepmen BUMN RI No. 117 Tahun 2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 5. Anggaran Dasar PT Krakatau Steel. 6. Pedoman Umun Good Corporate Governance Indonesia (KNKG-2006). III.3 Visi, Misi, Tujuan dan Strategi Perusahaan III.3.1 Visi dan Misi 32
4 Visi 2008 Penyedia Baja Dunia dengan Biaya Kompetitif 2013 Pemain Baja Terpadu Dunia yang Dominan 2020 Pemain Baja Dunia Terkemuka Misi Kami adalah keluarga masyarakat dunia yang berbudaya, mempunyai komitmen untuk menyediakan baja dan produk terkait dengan pendekatan menyeluruh yang menghasilkan solusi industri dan infrastruktur untuk kesejahteraan masyarakat. III.3.2 Tujuan dan Strategi Perusahaan Tujuan Perusahaan PT Krakatau Steel (Persero) memiliki tujuan dalam menjalankan usahanya yaitu, melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah dalam bidang ekonomi khususnya dalam bidang industri baja. Strategi Perusahaan Strategi perusahaan dalam 5 (lima) tahun mendatang dibagi dalam dua tahapan, yaitu: Tahap I: TURNAROUND, yaitu peningkatan daya saing perusahaan, berfokus pada perbaikan kondisi internal. Rekondisi pabrik untuk mencapai volume produksi sesuai kapasitas desain Melakukan transformasi bisnis dan organisasi Meningkatkan cost-effectiveness 33
5 Tahap II: SELECTED GROWTH, yaitu perusahaan melakukan investasi secara selektif pada sektor/segmen yang memberikan peningkatan nilai perusahaan (company value). Recoiling & Tension Leveler Ekspansi III.4 Kondisi Bisnis Perusahaan III.4.1 Keadaan Keuangan Keadaan permodalan dan keuangan PT Krakatau Steel (Persero) tahun dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel III.1 Ekuitas Modal Dasar Modal Disetor Nominal 8 triliyun Rupiah Nominal 2 triliyun Rupiah Jumlah saham lembar Jumlah saham lembar Sumber: website PT Krakatau Steel (Persero) 34
6 Tabel III.2 Ikhtisar Keuangan (Million of Rupiah) Ikhtisar Keuangan Hasil operasi: Penjualan bersih 9,984,032 7, Laba Operasi 485, ,883 Laba bersih 236, ,502 Financial position (at year-end): Total asset 10,010,057 8,376,096 Total Ekuitas 5,211,656 5,117,712 Sumber: annual report tahun 2005 PT Krakatau Steel Tabel III.3 Kinerja Keuangan KINERJA KEUANGAN (Rp million) Operating Profit Margin 4.87% 9.85% EBIT 397, ,644 Laba bersih 236, ,502 Cash Ratio 7.00% 15.15% Asset Turnover 99.74% 95.48% Return On Investment 6.37% 9.56% Sumber: annual report tahun 2005 PT Krakatau Steel 35
7 III.4.2 Kegiatan Usaha dan Produk Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan yang dijalankan sekarang meliputi, antara lain: Industri baja terpadu yang memproduksi besi spons, slab baja, baja lembaran panas, baja lembaran dingin, bilet baja dan batang kawat. Perdagangan, meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran, disribusi dan keagenan baik dalam maupun luar negeri. Gambar III.1 Mitra kerja perusahaan PT KRAKATAU STEEL (Persero) ANAK PERUSAHAAN PERUSAHAAN PATUNGAN PT KHI PIPE INDUSTRIES PT KRAKATAU ENGINEERING PT KRAKATAU BANDAR SAMUDERA PT KRAKATAU MEDIKA PT KRAKATAU WAJATAMA PT BUKIT BAJA BUANA PT KRAKATAU INFORMATION TECHNOLOGY PT PELAT TIMAH NUSANTARA PT KRAKATAU TIRTA INDUSTRI PT KRAKATAU DAYA LISTRIK PT KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON PT LAKSANA MAJU JAYA PT KPDS PT MARGA MANDALA SAKTI PT METBELOSA PT INDAREF PT SEAMLESS PIPE INDONESIA JAYA PT MALEO PT KERISMAS WITIKCO MAKMUR PT CIP sumber: website PT Krakatau Steel 36
8 1. PT KHI Pipe Industries (PT KHI) Produksi komersial PT KHI dimulai bulan Januari 1973, dan bertujuan untuk memproduksi pipa kualitas tinggi yang akan memenuhi tuntutan industri minyak dan gas yang terus meningkat dan proyek konstruksi besar lainnya. 2. PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering didirikan pada tanggal 12 Oktober 1988 sebagai anak perusahaan dari PT Krakatau Steel (Persero). PT Krakatau Engineering melayani dan mengerjakan pekerjaan dari pemerintah maupun swasta berupa EPC contractor (Engineering, Procurement, Construction) dan konsultan (Studi Manajemen Proyek dan Perawatan Industri). 3. PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS) Pelabuhan Cigading dikelola oleh PT Krakatau Bandar Samudera merupakan entitas bisnis yang berkonsentrasi kepada penanganan curah (bulk) baik berupa bahan baku bijih besi, curah kering (gypsum, gula, soyabean meal, dan lain-lain) serta barang-barang seperti batu bara dan besi tua. 4. PT Krakatau Medika PT Krakatau Medika didirikan pada tanggal 28 Februari 1996 sebagai anak perusahaan dari PT Krakatau Steel (Persero) yang memisahkan unit-unit penunjangnya menjadi badan usaha mandiri.kegiatan usaha PT Krakatau Medika saat ini mengelola Rumah Sakit yang berlokasi di Kawasan Industri Cilegon dan berdekatan dengan kawasan wisata serta berada di jalur utama transportasi darat yang menghubungkan pulau Jawa dan Sumatera. 37
9 5. PT Krakatau Wajatama (PT KW) PT Krakatau Wajatama didirikan pada tahun Perusahaan ini memproduksi berbagai produk baja batangan berkualitas tinggi, seperti : INP, IWF, H-beam, U-Channel, dan L-Angles, Baja Tulangan (Deformed dan Plain Bars) serta kawat baja. Perusahaan ini memiliki 3 fasilitas produksi terbaik yang menerapkan pedoman kualitas untuk menjamin bahwa PT Krakatu Wajatama hanya memproduksi yang terbaik untuk kepuasan pelanggan. 6. PT Krakatau Information Technology (PT Krakatau IT) Krakatau IT merupakan anak perusahaan PT Krakatau Steel (Persero) yang mengkhususkan pada bisnis Teknologi Informasi secara luas. Sejak berdiri tahun 1993, Krakatau IT mendeklarasikan prinsip hidup perusahaan yang mengutamakan pada kualitas penyelesaian masalah pelanggan. Krakatau IT lebih mengedepankan solusi bisnis untuk mencapai peningkatan kinerja perusahaan pelanggan, dibandingkan pilihan beragam perangkat keras dan perangkat lunak yang beredar di pasaran. Pilihan arah ini menjamin penyelesaian Krakatau IT tidak terkooptasi pada produk dan merek tertentu (independent with brand and product name). 7. PT Pelat Timah Nusantara (PT Latinusa) PT Latinusa didirikan pada tanggal 19 Agustus 1982 dengan tujuan: Membangun dan mengoperasikan pabrik pelat baja tipis berlapis timah untuk bahan baku pembuatan kaleng di Kawasan Industri Cilegon, Banten. 38
10 Memasarkan hasil produksinya ke dalam dan luar negeri. Melaksanakan kegiatan lain yang berhubungan dengan hal tersebut di atas. 8. PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI) PT Krakatau Tirta Industri yang didirikan pada tanggal 28 Februari 1996, merupakan anak perusahaan yang sahamnya 100% dimiliki PT Krakatau Steel (Persero). Perusahaan ini sebelumnya merupakan unit penunjang kegiatan operasional PT Krakatau Steel (Persero) dalam bidang penyediaan air bersih yang mulai beroperasi sejak tahun Sebagian besar dari air bersih yang dihasilkan digunakan untuk kebutuhan industri dan sebagian lagi untuk kebutuhan Kota Cilegon. Air baku yang diambil dari sungai Cidanau berasal dari danau alam Rawa Dano dan diolah menjadi air bersih melalui water treatment plant, yang terdiri dari beberapa pentahapan proses antara lain flokulasi, sedimentasi, filtrasi yang diikuti dengan disinfeksi. III.5 Tata Kelola Perusahaan Perjalanan penerapan Good Corporate Governance pada PT Krakatau Steel (Persero), digambarkan sebagai berikut: 39
11 Gambar III.2 Perjalanan penerapan GCG GCG dimulai Audit GCG (PWC) Komite GCG (12Juni 01) - Code of Conduct - Komite Audit - Self Assessment Audit BPKP (77,8) - Executive Coaching (Cohesion Building) - GCG menjadi Divisi - Audit Kinerja (AAJ) - Company Direction (KS Q ) - Board Manual - Coorp. Direction (KS Group Q ) - Code of Cond. GCG - Sustainable Report - Guidelines lainnya - Early Warning - Audit IICG (Cukup Terpercaya) - Monitoring & Report - IC berbasis GCG - Risk Manag. Imple. - Audit IICG - Mgt. BTP - Review Dok. GCG Proses Inisiasi K o n s o l i d a s i I m p l e m e n t a s i dan Pengembangan Sumber: Pedoman Good Krakatau Steel Governance Good Corporate Governance di mulai di PT Krakatau Steel (Persero) pada tahun 2000 dengan dibentuknya Tim GCG, dan diawali dengan audit GCG oleh Price Water House. Kemudian di tahun 2001 Tim GCG berubah menjadi sebuah komite, dimana kemudian dibuat sebuah code of conduct yang dinamakan Etika Perusahaan. Pada tahun 2002 dibentuk Komite Audit di Dewan Komisaris, dan juga dilakukannya self assessment GCG. Pada tahun 2003 dilakukan audit GCG oleh BPKP dengan hasil penilaian Pada Agustus 2003 terjadi pergantian Board of Director PT Krakatau Steel (Persero) yang kemudian mengubah status komite GCG menjadi sebuah organisasi struktural setingkat divisi yang langsung dibawah Direktur Utama. Pada saat itu dirasakan perlunya menata berbagai hal di tatanan organ perusahaan, sehingga 40
12 pada tahun 2004 dilakukan penataan di level organ perusahaan, melalui executive coaching untuk membangun kohesi di level BoD, BoC dan General Manager (jabatan satu level dibawah direksi). Inilah yang menjadi motor penggerak penerapan GCG perusahaan. Pada tahun ini juga, Departemen Keuangan melakukan audit kinerja melalui Konsultan AAJ yang merekomendasikan beberapa perbaikan dalam penerapan GCG. Kohesi dari executive coaching menghasilkan arah perusahaan, yaitu Business Policy Framework: Krakatau Steel Quantum Quality 2020, hingga tahun Pada saat yang sama juga telah berhasil dibuat Board Manual yang berbasis COSO Framework sebagai panduan Direksi dan Komisaris dalam mengelola dan mengawasi bisnis perusahaan. Selanjutnya pada tahun 2005, Code of Conduct Top Management dan konsep Code of Conduct GCG juga berhasil dirumuskan, begitu juga beberapa panduan seperti Sistem Manajemen Krakatau Steel (SMKS) dan Sustainable Report berhasil dibuat. Tahun 2005 telah dicanangkan untuk dimulainya penerapan Corporate Risk Management yang dimulai dengan penyusunan Manajemen Risiko oleh Tim Penyusun Pedoman Manajemen Risiko. Tahun 2007, perusahaan akan secara terus menerus menerapkan GCG dengan beberapa fokus kegiatan antara lain adalah penerapan manajemen risiko, evaluasi internal control, penyempurnaan sistem manajemen PT Krakatau Steel (Persero) berbasis GCG, audit penerapan GCG oleh IICG, penerapan manajemen anti fraud (Bersih, Transparan dan Profesional), transformasi budaya tahap II, sosialisasi berkelanjutan dan pengembangan dokumen GCG lainnya. Pelaksanaan dan kepatuhan pada pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan merupakan modal bagi manajemen perusahaan dalam menghadapi berbagai 41
13 tantangan yang akan datang. Untuk itu, PT Krakatau Steel (Persero) telah menyusun pedoman berupa Prinsip Good Krakatau Steel Governance yang mengacu pada prinsip-prinsip best practise tata kelola perusahaan, Anggaran Dasar Perusahaan serta ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku. Prinsip Good Krakatau Steel Governance merupakan kaedah, norma ataupun pedoman korporasi yang diperlukan dalam sistem pengelolaan perusahaan yang sehat. Prinsip-prinsip Good Krakatau Steel Governance yang dimaksud meliputi: 1. Transparansi (Transparency) Dalam rangka mewujudkan transparansi, perusahaan berkewajiban untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat dan tepat waktu kepada stakeholders. Salah satu dampak positif dari transparansi adalah bahwa pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat mengetahui risiko yang mungkin terjadi dalam melakukan transaksi dengan perusahaan. 2. Kemandirian (Independency) Kemandirian merupakan suatu keharusan agar perusahaan dapat bertugas dengan baik serta mampu membuat keputusan yang terbaik bagi perusahaan serta dalam pelaksanaannya selalu menghormati hak dan kewajiban, tugas dan tanggung jawab serta kewenangan masing-masing organ perusahaan. 3. Akuntabilitas (Accountability) Akuntabilitas merupakan salah satu solusi pokok untuk mengatasi agency problem yang timbul di antara Pemegang Saham dan Direksi. Untuk itu, masingmasing organ perusahaan harus menyadari sepenuhnya hak, kewajiban, wewenang dan tanggung jawabnya. Pada dasarnya, pelaksanaan prinsip akuntabilitas berlandaskan pada sistem internal checks and balance yang 42
14 mencakup praktek-praktek audit yang sehat. Akuntabilitas dapat dicapai melalui pengawasan efektif yang mendasarkan pada keseimbangan kekuasaan antara Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi dan Auditor. 4. Pertanggungjawaban (Responsibility) Perusahaan harus memperhatikan dan peka terhadap situasi dan kondisi yang berkembang di masyarakat sekitar perusahaan dan juga masyarakat luas. Perusahaan juga harus mematuhi hukum dan perundang-undangan yang berlaku, termasuk ketentuan yang berhubungan dengan lingkungan hidup, perlindungan konsumen, ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta ketentuan lainnya. 5. Kewajaran (Fairness) Kewajaran mencakup adanya penegakan hukum yang terkait dengan masalah pemberantasan dan pencegahan praktek korupsi dan penyuapan serta memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender dan kondisi fisik. Prinsip di atas sangat penting mengingat kunci terciptanya good governance di perusahaan adalah berfungsinya organ perusahaan, yaitu RUPS, Komisaris dan Direksi secara efektif. Oleh karena itu, melalui pedoman ini diharapkan mampu meyeimbangkan pola hubungan ketiga organ tersebut sekaligus mampu menjamin terpenuhinya kewajiban perusahaan kepada stakeholder. 43
15 III.5.1 Hubungan Organ Perusahaan Efektifitas keberhasilan penerapan Good Krakatau Steel Governance tergantung pada pelaksanaan fungsi dan pola hubungan antar Organ Perusahaan. Pola hubungan antar organ perusahaan dalam Good Krakatau Steel Governance digambarkan sebagai berikut: Gambar III.3 Hubungan organ perusahaan Tranparansi RUPS Komite- Komite Komisaris Pertanggung - jawaban Akuntabilitas Kemandirian Direksi Sistem Manajemen Sumber: Pedoman Good Krakatau Steel Governance Akuntabilitas dan Kemandirian di level Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan dan nasihat serta di level Direksi dalam menjalankan fungsi pengelolaan perusahaan menjadi sangat mutlak dan harus sesuai dengan prinsip pertanggungjawaban yang dituntut oleh Pemegang Saham melalui RUPS. Sementara Pemegang Saham dan 44
16 stakeholders harus diperlakukan sesuai dengan prinsip kewajaran dan keduanya menuntut transparansi. III.5.2 Hubungan Perusahaan dengan Stakeholders Perusahaan harus menghormati hak stakeholders yang timbul berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau perjanjian yang dibuat oleh perusahaan dengan stakeholders (karyawan, pelanggan, pemasok serta masyarakat sekitar tempat usaha perusahaan dan stakeholders lainnya). Hubungan perusahaan dengan stakeholders digambarkan sebagai berikut: Gambar III.4 Hubungan perusahaan dengan stakeholders Employees Equity Capital Wages Labor Material & Services Suppliers GSM (RUPS) Dividends Corporation (Management and Resources) Manager Manager Manager Manager Market Price Report Business Climate Voting Power Voting Power Report Board of Directors Direction Report Power Tax Corporate Social Responsibility Board of Commissioner Corporate Image Report Goods & Services Supervisory Power Market Price Debt Capital Interest rate Customers Lenders Government Society Sumber: Pedoman Good Krakatau Steel Governance 45
17 1. Pemegang Saham Pemegang Saham harus menyadari tanggung jawabnya sebagai pemilik modal dengan tetap memperhatikan kepentingan seluruh pihak-pihak terkait dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Komisaris Merupakan organ perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus serta memberikan nasehat kepada Direksi dalam menjalankan perusahaan. 3. Karyawan Perusahaan Merupakan pekerja perusahaan yang pengangkatan, pemberhentian, hak dan kewajibannya ditetapkan berdasarkan perjanjian kerja bersama sesuai dengan ketentuan perusahaan dan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan. 4. Pelanggan (Customers) Merupakan pembeli atau pemakai produk atau jasa yang diproduksi dan atau dipasarkan perusahaan. Perusahaan menghormati hak-hak konsumen sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan memenuhi komitmen dari segi kualitas, harga, waktu pengiriman, layanan purna jual, safety maupun jaminan produk sesuai dengan standar yang berlaku serta memberikan layanan yang sama kepada konsumen. 5. Pemasok (Suppliers) Merupakan mitra usaha yang bergerak di bidang usaha penyediaan barang dan atau jasa. Perusahaan menuangkan semua kesepakatan dalam suatu dokumen tertulis yang disusun berdasarkan itikad baik dan saling menguntungkan serta memenuhi komitmen sesuai dengan kesepakatan yang dibuat. 46
18 6. Distributor Distributor adalah mitra usaha yang ditunjuk untuk memasarkan dan menjual produk barang dan atau jasa yang diproduksi atau dipasarkan oleh perusahaan, serta diikat oleh hak-hak dan kewajiban khusus. Perusahaan memberi kesempatan yang sama bagi semua pihak yang memenuhi syarat dan mampu untuk menjadi distributor, dengan tetap memperhatikan keadaan, kebutuhan pengembangan dan potensi pasar serta menetapkan alokasi dan distribusi produk perusahaan kepada distributor secara adil dan transparan sesuai dengan kebutuhan, potensi dan pengembangan pasar. 7. Prinsipals Prinsipal adalah mitra usaha selaku pemilik teknnologi dan lisensi atas barang atau jasa, dimana produksi atau pemasarannya dilakukan oleh dan atau bersama perusahaan. Produk dan layanan yang dipasarkan perusahaan diperoleh dan dilaksanakan dengan cara yang sah, jujur, terbuka, bertanggung jawab dan sesuai dengan moral serta tidak merugikan masyarakat umum. 8. Pesaing Dalam melaksanakan kegiatan usaha, perusahaan tidak akan melakukan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang dapat merugikan pihak lain dan melanggar peraturan perundang-undangan. Perusahaan dapat mencari informasi mengenai pesaing sejauh tidak melanggar peraturan perundangan yang berlaku. 9. Penyandang Dana (Lenders) Penyandang dana merupakan suatu instansi atau badan yang menjalin kerja sama dengan perusahaan dalam rangka pemberian dana untuk pembangunan atau proyek 47
19 tertentu. Perusahaan menghormati kesepakatan yang telah disetujui bersama secara profesional dan saling menguntungkan. 10. Anak Perusahaan Perusahaan bersama-sama dengan dan antar anak perusahaan membangun kerja sama untuk mencapai sinergi dalam berbagai kegiatan bisnis dan sosial serta menerapkan kebijakan yang sama di Induk dan anak perusahaan. Perusahaan membangun citra yang baik dan berupaya saling membantu dalam menghadapi persaingan. Anak perusahaan wajib melaksanakan good corporate governance sebagaimana yang ditentukan oleh peraturan perundangan yang berlaku. 11. Penyelenggaraan Negara (Goverment) Merupakan suatu institusi pelaksana kenegaraan beserta aparaturnya, baik ditingkat pusat maupun daerah. Perusahaan menjalin suatu hubungan yang harmonis dan konstruktif atas dasar kejujuran dan saling menghormati dan berupaya mendukung program nasional, regional maupun daerah, khususnya di bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan budaya. 12. Masyarakat (Society) Dalam rangka mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi kerakyatan dan terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja, kesempatan berusaha dan pemberdayaan masyarakat, Perusahaan memberikan partisipasi untuk memberdayakan dan mengembangkan kondisi ekonomi, kondisi sosial masyarakat dan lingkungan sekitarnya, melalui program kemitraan dengan usaha kecil dan program bina lingkungan. 48
20 13. Media Massa Perusahaan berpegang pada kebenaran dan keterbukaan informasi sesuai dengan kode etik jurnalistik dan peraturan perundangan yang berlaku, serta dapat dipertanggung jawabkan. Perusahaan menempatkan media massa sebagai mitra usaha yang sejajar, karena itu perlu dibangun kerjasama positif, saling menghargai dan menguntungkan. III.6 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan III.6.1 Struktur Organisasi Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan atau hubungan antar bagian dan posisi dalam suatu perusahaan. Adanya pemisahan fungsi yang tegas dan diintegrasikan satu sama lain, membuat efisiensi usaha dapat tercapai. PT Krakatau Steel (Persero) menggunakan struktur organisasi garis yang memiliki 1 (satu) Direktur Utama dan 5 (lima ) Direktur dimana setiap Direktur masingmasing membawahi beberapa Divisi/Departemen, dan setiap Divisi/Departemen dipimpin oleh seorang manajer. Struktur organisasi PT Krakatau Steel (Persero) dapat dilihat pada Gambar III. 5. III.6.2 Uraian Pekerjaan Dewan Komisaris Berdasarkan UU RI No.1 Pasal 98 Tahun 1995, Komisaris wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan. 49
21 Sebagaimana tertuang dalam Good Krakatau Steel Governance, tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris yaitu: 1. Dalam melaksanakan tugasnya, Komisaris harus mematuhi Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, 50
22 RUPS DEWAN KOMISARIS KOMITE AUDIT DIREKTUR UTAMA SEKRETARIS PERUSAHAAN KEPALA SPI EXPANSION PROJECT LEADER DEPUTI DIREKTUR MANAGER HUMAS MANAGER PROTOKOLER & PERKANTORAN JAKARTA MANAGER HUKUM MANAGER GOOD CORPORATE GOVERNANCE COO MANAGER PEMERIKSAAN OPERASIONAL MANAGER PEMERIKSAAN KOMERSIAL DIREKTUR PERENCANAAN DAN TEKNOLOGI DIREKTUR PRODUKSI DIREKTUR SDM DAN UMUM DIREKTUR KEUANGAN DIREKTUR PEMASARAN Gambar III.5 Struktur Organisasi 51
23 2. Komisaris bertanggung jawab dan berwenang mengawasi tindakan Direksi dan memberikan nasehat kepada Direksi jika di pandang perlu oleh Komisaris, 3. Komisaris harus memantau efektifitas praktek Good Krakatau Steel Governance yang diterapkan perusahaan. PT Krakatau Steel (Persero) memiliki beberapa komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan aktifitas Good Corporate Governance, yaitu: Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, dan Komite Asuransi dan Resiko Usaha. 1. Komite Audit Komite Audit bertugas membantu Komisaris dalam memastikan efektifitas sistem pengendalian intern dan efektifitas pelaksanaan tugas External Auditor dan Internal Audit. 2. Komite Remunerasi dan Nominasi Komite Remunerasi bertugas menyusun sistem penggajian dan pemberian tunjangan serta rekomendasi tentang penilaian terhadap sistem tersebut, opsi yang diberikan antara lain opsi atas saham, sistem pensiun dan sistem kompensasi serta manfaat lainnya dalam hal pengurangan karyawan. Komite Nominasi bertugas menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi bagi anggota Komisaris, Direksi dan para eksekutif lainnya di dalam perusahaan, membuat sistem penilaian dan memberikan rekomendasi tentang jumlah anggota Komisaris dan Direksi Perusahaan. 52
24 3. Komite Asuransi dan Resiko Usaha Komite Asuransi dan Resiko Usaha bertugas melakukan penilaian secara berkala dan memberikan rekomendasi tentang risiko usaha dan jenis serta jumlah asuransi yang ditutup oleh perusahaan dalam hubungannya dengan risiko usaha. Direksi Berdasarkan UU RI No. 1 Pasal 85 Tahun 1995, setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan. Sebagaimana tertuang dalam Good Krakatau Steel Governance, tugas dan tanggung jawab Direksi antara lain: 1. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi harus mematuhi Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, 2. Direksi bertugas mengelola Perusahaan dan wajib mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada stakeholders, 3. Setiap anggota Direksi harus orang yang berwatak baik dan mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan jabatan yang didudukinya, 4. Direksi harus melaksanakan tugasnya dengan baik demi kepentingan Perusahaan dan Direksi harus memastikan agar Perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosialnya serta memperhatikan kepentingan dari stakeholders sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 53
25 Sekretaris Perusahaan 1. Direksi dapat mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan yang bertindak sebagai pejabat penghubung (Liason Officer) dan dapat ditugaskan oleh Direksi untuk menatausahakan serta menyimpan dokumen Perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus dan Risalah Rapat Direksi maupun RUPS, 2. Sekretaris Perusahaan harus memilii kualifikasi akademis yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, 3. Fungsi Sekretaris Perusahaan dapat dijalankan oleh salah seorang anggota Direksi Perusahaan, 4. Sekretaris perusahaan bertanggung jawab kepada Direktur Utama Perusahaan, 5. Sekretaris Perusahaan harus memastikan bahwa Perusahaan mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan yang berlaku dan wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan tugasnya kepada Direksi secara berkala dan kepada Komisaris apabila diminta oleh Komisaris. Satuan Pengawassan Intern Sesuai yang tertuang pada UU No. 19 Tahun 2003 Pasal 67 Ayat 2, pada perusahaan dibentuk Satuan Pengawasan Intern yang merupakan aparat pengawasan intern perusahaan. Satuan Pengawasan Intern dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Berdasarkan PP No.45 Pasal 67 Tahun 2005, Satuan Pengawasan Intern bertugas untuk: 54
26 1. Membantu Direktur Utama dalam melaksanakan pemeriksaan operasional dan keuangan perusahaan, menilai pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya pada perusahaan serta memberikan saran-saran perbaikannya, 2. Memberikan keterangan tentang hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Intern kepada Direktur Utama, dan 3. Memonitor tindak lanjut atas hasil pemeriksaan yang telah dilaporkan. 55
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT KRAKATAU STEEL MERUPAKAN PERUSAHAAN YANG BERBENTUK PERSERO, DAN BERGERAK
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT KRAKATAU STEEL MERUPAKAN PERUSAHAAN YANG BERBENTUK PERSERO, DAN BERGERAK BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Sejarah Perusahaan PT Krakatau Steel merupakan perusahaan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)
DAFTAR ISI DAFTAR ISI SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) i ii I. PENDAHULUAN 1 II. PEMEGANG SAHAM 3 II.1 HAK PEMEGANG SAHAM 3 II.2 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) 3 II.3
Lebih terperinciPEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)
PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Landasan Hukum Landasan Hukum Penyusunan Pedoman ini: 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 2. Undang-Undang
Lebih terperinciBAB III PROFIL PERUSAHAAN
BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat PT Krakatau Steel adalah perusahaan baja terbesar di indonesia. BUMN yang didirikan pada tahun 1971, PT Krakatau Steel adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB
Lebih terperinciPEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN
P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.
Lebih terperinciKebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9
Tim GCG Hal : 1 of 9 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Definisi Good Corporate Governance 3 1.2 Prinsip Good Corporate Governance 3 1.3 Pengertian dan Definisi 4 1.4 Sasaran dan Tujuan Penerapan GCG 5
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Satuan Pengawasan Intern Satuan pengawasan intern pada hakekatnya sebagai perpanjangan rentang kendali dari tugas manajemen
Lebih terperinciPEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan
Lebih terperinciLAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA
LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA 2 PRINSIP DAN REKOMENDASI TATA KELOLA A. Hubungan Perusahaan Terbuka Dengan Pemegang
Lebih terperinciPEDOMAN TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Tahun 2015
PEDOMAN TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Tahun 2015 DEFINISI TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Sistem Proses Struktur ORGAN BPJS Ketenagakerjaan Mewujudkan
Lebih terperinciKEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS
KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magisster Akuntasi www.mercubuana.ac.id The System and Structure of GCG Dosen Pengampu : Mochammad
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai sekitar 5% pertumbuhan tiap tahunnya (www.indexmundi.com) menunjukkan bahwa industri
Lebih terperinciNOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA
Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Terbuka di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Sehubungan dengan Peraturan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya
Lebih terperinci09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis
Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Komite Audit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
Lebih terperinciSEttEN IN00NESiA GRO IPIEDOMAN KERJA(CHARTER) KOMITE AUDI丁. PToSEMEN丁 ONASA
I _ SEttEN IN00NESiA GRO P IPIEDOMAN KERJA(CHARTER) KOMITE AUDI丁 PToSEMEN丁 ONASA 2015 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Lebih terperinciPEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi (Board Manual) adalah panduan bagi Dewan Komisaris dan Direksi yang menjelaskan tahapan aktivitas secara terstruktur,
Lebih terperinciStrategic Governance Policy. Pendahuluan. Bab 1 PENDAHULUAN. Kebijakan Strategik Tata Kelola Perusahaan Perum LKBN ANTARA Hal. 1
Bab 1 PENDAHULUAN Kebijakan Strategik Tata Kelola Perusahaan Perum LKBN ANTARA Hal. 1 Bagian Kesatu PENDAHULUAN I.1. I.1.a. Latar Belakang dan Tujuan Penyusunan Strategic Governance Policy Latar Belakang
Lebih terperinciPedoman Good Corporate Governance PT Taspen (Persero)
t r a n s p a r a n s i ii PERATURAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI (PERSERO) NOMOR PD 11/DIR/2013 KEP.02/DK TASPEN/2013 TENTANG PEDOMAN GOOD CORPORATE
Lebih terperinciPedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI 0 PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Dewan Komisaris dan Direksi sebagai organ utama Perseroan dalam melaksanakan tugasnya memiliki peran yang sangat penting,
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI
Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Good Corporate Governance Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee Inggris pada tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam
Lebih terperinciDireksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN
Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 2 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT JASA SARANA JAWA BARAT
Lebih terperinciDAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk
DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi Informasi (TI) yang berkembang sangat cepat telah memasuki hampir semua bidang kehidupan, salah satunya dalam dunia bisnis. Penerapan TI dalam dunia bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang State-owned Enterprises (SOE) di Indonesia disebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh negara melalui penyertaan
Lebih terperinciDireksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN
- Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017
Lebih terperinciPENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI
Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG di BCA Hasil penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan Good Corporate Governance pada Semester I dan Semester II tahun 2016 dikategorikan
Lebih terperinciPEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI
PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI Desember 2012 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. LANDASAN HUKUM... 3 II. PENGERTIAN UMUM... 3 III. MAKSUD DAN TUJUAN... 4 IV. KLASIFIKASI INFORMASI...
Lebih terperinci1. Pelanggan Pelanggan adalah pembeli atau pemakai produk atau jasa Perseroan.
Pedoman Perilaku NPH A. Etika Bisnis Dalam upaya mencapai visinya, NPH menetapkan etika bisnis yang menjadi pedoman perilaku bagi komisaris, direksi, karyawan dan mitra kerja NPH. Etika bisnis disusun
Lebih terperinciPT Asuransi Chubb Syariah Indonesia. Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Tahun 2016
PT Asuransi Chubb Syariah Indonesia Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Tahun 2016 1 KATA PENGANTAR Laporan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik PT Asuransi Chubb Syariah Indonesia
Lebih terperinci12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis
Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata
Lebih terperinciKEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.
KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No. COM/001/01/1215 Tanggal Efektif 1 Desember 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciTentang Panduan Good Corporate Governance.
Tentang Panduan Good Corporate Governance. Panduan Good Corporate Governance PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang selanjutnya disebut Perseroan, ini merupakan kristalisasi dari kaidah-kaidah Good Corporate
Lebih terperinciSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT
Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan Peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, tuntutan terhadap paradigma Good Governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakan lagi. Istilah Good Governance sendiri
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN
SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
Lebih terperinci2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang
No.349, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Tata Kelola. Terintegrasi. Konglomerasi. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5627) PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA Nomor : KEP-117/M-MBU/2002 TENTANG PENERAPAN PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA, Menimbang
Lebih terperinciKEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT
KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM
Lebih terperinciNOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciTata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah
iaccountax Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Prinsipprinsip Keterbukaan (transparency) Akuntabilitas (accountability) Pertanggungjawaban
Lebih terperincib. bahwa prinsip good corporate governance belum diterapkan sepenuhnya dalam lingkungan BUMN;
KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP-117/M-MBU/2002 TENTANG PENERAPAN PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA, Menimbang
Lebih terperinciKEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG
KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTEE CHARTER ) PT. BANK NTT Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Adapun Teori yang dapat mendukung berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti: 1. Teori Keagenan(Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan teori
Lebih terperinciDAFTAR ISI. C. Rangkap Jabatan... 16
DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan... 2 A. Maksud dan Tujuan penyusunan Piagam Direksi dan Dewan Komisaris... 3 B. Ruang lingkup Piagam Direksi dan Dewan Komisaris... 3 C. Landasan Hukum... 3 D. Definisi...
Lebih terperinci2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.980, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Tata Kelola. Perusahaan Perasuransian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116
KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I No. COM/002/00/0116 Tanggal Efektif 4 Januari 2016 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri keuangan merupakan
Lebih terperinciPT Chubb General Insurance Indonesia. Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
PT Chubb General Insurance Indonesia Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Tahun 2016 Page 1 of 6 KATA PENGANTAR Laporan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik PT Chubb General Insurance
Lebih terperinciPT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi
PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum 3.1.1 Objek Penelitian Untuk penulisan skripsi ini, penulis mengambil lokasi penelitian pada sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang penghasil baja
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemilikinya atau
Lebih terperinci- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.
PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)
SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk NOMOR : /DEKOM-BTN/ /2016 DAN DIREKSI PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk NOMOR : SKB- /DIR-BTN/ /2016 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4
D A F T A R I S I Halaman BAB I PENDAHULUAN 1 1. Latar Belakang 1 2. Tujuan 2 3. Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4 1. Informasi Umum 4 2.Informasi Penerapan
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LINGGA
1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LINGGA, Menimbang : a. bahwa Badan Usaha
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT
SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014
SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014 TENTANG PENGESAHAN DOKUMEN UNTUK IMPLEMENTASI TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE
Lebih terperinciPT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris
PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi
Lebih terperinciFAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan
Lebih terperinciLAPORAN HASIL STUDI INDEKS TRANSPARANSI BUMN 2014 (Berbasis Website)
1. Latar Belakang LAPORAN HASIL STUDI INDEKS TRANSPARANSI BUMN 2014 (Berbasis Website) Transparansi (transparency) merupakan suatu prinsip yang sangat penting dalam suatu badan usaha yang menjamin adanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak
1 A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Penerapan corporate governance pada industri perbankan memerlukan perhatian tersendiri, karena karakter dan kompleksitas industri perbankan berbeda dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja
Lebih terperinciPedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan. Good Governance is Commitment and Integrity
Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan Good Governance is Commitment and Integrity Definisi Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan Sistem Proses Struktur
Lebih terperinciDAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN
DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN Halaman I. Pembukaan 1 II. Visi dan Misi SPI 2 III. Kebijakan Umum Pengendalian Internal Dan Audit Internal 3 IV. Kedudukan SPI 3 V. Peran SPI 3 VI. Ruang Lingkup
Lebih terperinciLaporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
PT ACE JAYA PROTEKSI Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Tahun 2015 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik 2015 Halaman 1 dari 7 KATA PENGANTAR Laporan Tata Kelola
Lebih terperinciPEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT
PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan Kerja dengan Dewan Komisaris,
Lebih terperinciDAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3
DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT Halaman I Pendahuluan 1 II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1 III Kedudukan 2 IV Keanggotaan 2 V Hak dan Kewenangan 3 VI Tugas dan Tanggung Jawab 4 VII Hubungan Dengan Pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang terjadi di berbagai pelosok dunia termasuk di Amerika Serikat dan khususnya di Indonesia, dipercaya merupakan akibat dari tidak diterapkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Pedoman Etika dan Perilaku
BAB I PENDAHULUAN PT. Pelayaran Tempuran Emas, Tbk (Temas Line) merupakan salah satu perusahaan terbuka di bidang industri pelayaran yang berkembang cukup signifikan. Seiring dengan perkembangan ini Perseroan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciTentang Panduan Good Corporate Governance.
Tentang Panduan Good Corporate Governance. Panduan Good Corporate Governance PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang selanjutnya disebut Perseroan, ini merupakan kristalisasi dari kaidah-kaidah Good Corporate
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI
PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI I. LATAR BELAKANG Dalam pelaksanaan Good Corporate Governance, berpedoman kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/Pojk.03/2015 Tentang Penerapan Tata Kelola
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I
PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan
Lebih terperinciDaftar Isi... i Tentang Panduan Good Corporate Governance... 1 Visi... 3 Misi... 3 Nilai-Nilai Dasar Perseroan... 4 Komitmen Perseroan...
(GCG) DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Tentang Panduan Good Corporate Governance... 1 Visi... 3 Misi... 3 Nilai-Nilai Dasar Perseroan... 4 Komitmen Perseroan... 4 BAB I Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance
Lebih terperinciPEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN
PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Dalam rangka menerapkan asas asas Tata Kelola Perseroan yang Baik ( Good Corporate Governance ), yakni: transparansi ( transparency ), akuntabilitas ( accountability
Lebih terperinciTata Kelola Perusahaan
01 Ikhtisar Data 02 Laporan 05 03 Profil 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola 06 Tanggung Jawab Sosial 07 Laporan Konsolidasian Tata Kelola PENDAHULUAN 1. 292 Tujuan Penerapan Tata Kelola BCA menyadari
Lebih terperinciLAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK
LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG
Lebih terperinciManajemen Risiko Bagi Perusahaan Perasuransian. disampaikan dalam acara WORKSHOP Manajemen Risiko Perusahaan Perasuransian
Manajemen Risiko Bagi Perusahaan Perasuransian disampaikan dalam acara WORKSHOP Manajemen Risiko Perusahaan Perasuransian Proses Bisnis Asuransi Konsultan Aktuaria Tertanggung Polis PREMI KLAIM Perusahaan
Lebih terperinciPT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi
PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun
Lebih terperinciLaporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
PT ACE JAYA PROTEKSI Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Tahun 2014 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Halaman 1 dari 7 KATA PENGANTAR Laporan Tata Kelola Perusahaan
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciYth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat.
Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA
Lebih terperinciPT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris
PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk
PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris memuat hal-hal yang terkait dengan organisasi, tugas dan tanggungjawab, wewenang, etika
Lebih terperinciPEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS
PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS JAKARTA 2017 PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS
Lebih terperinciPedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Page 1 of 12 Daftar Isi 1. Organisasi 2. Independensi 3. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 4. Fungsi Direktur Utama 5. Direktur Kepatuhan 6. Rapat 7. Benturan Kepentingan
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT JAPFA COMFEED INDONESIA TBK UNIT TANGERANG
BAB 4 EVALUASI PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT JAPFA COMFEED INDONESIA TBK UNIT TANGERANG 4.1 Analisis Penelitian Dalam bab ini, akan dilakukan evaluasi atas penerapan prinsip Good Corporate
Lebih terperinciFAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: Kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi
Lebih terperinci